analisis hukum islam terhadap pelaksanaan sasi …
TRANSCRIPT
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SASI
(STUDI KHASUS DESA NIELA KECAMATAN KUR SELATAN KOTA TUAL)
SKRIPSI
DISUSUN OLEH
NAMA : Zainudin Tatroman
NIM :150103012
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Syarat Gelar Serjana (S.H)
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDY PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
AMBON 2020
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Aku Tak Punya Waktu Untuk Membenci Orang Yang Membenciku,
Karena Aku Terlalu Sibuk Mencintai Orang Yang Mencintaiku.
PERSEMBAHAN:
Aku persembahka karya kecil ini kepada:
1. Ayahanda Tercinta almarhum Domra Tatroman , yang tak pernah mengenal
lelah dalam mendidikku, memberi semangat, motivasi, bimbingan serta do’a
untuk terus berjuang adalah suatu keharusan. Sehingga kesuksesan dan cita-
cita yang dulu menjadi impian kini telah tercapai dan hadir sebagai
kenyataan. Terimakasi ayahanda tercinta almarhum DomraTatroman semoga
allah swt selalu memberi haruman syurga dalam kuburmu, Jannah
tempatmu.
2. Ibunda tersayang Norma Tatroman, yang selalu memancarkan do’a dalam
setiap langkah dan perjuanganku sehingga aku dapat mencium bauh dari
kesuksesan itu sendiri.
3. Almamaterku IAIN Ambon Tempat Aku Memetik dan Menuntut Ilmu.
ii
ABSTRAK
Nama : Zainudin Tatroman Nim :150103012 dengan judul Analisis Hukum
islam Terhadap pelaksanaan Sasi (studi kasus Desa Nielah Kecamatan Kur
Selatan Kota Tual )
Berdasarkan hasil penelitian Analisis Hukum islam Terhadap pelaksanaan
Sasi,Sasi merupakan suatu bentuk tradisi budaya Kei yang digunakan untuk
melindungi dan melestarikan lingkungan alam laut. Dalam pelaksanaannya juga
memerlukan biaya yang banyak. Oleh karena itu, perlu dijelaskan bagaimana
kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tradisi Sasi, serta mengetahui
apa-apa saja nilai-nilai hukum Islam yang terkandung didalamnya serta kegiatan
ekonomi yang terjadi dalam pelaksanaan budaya sasi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pelaksanaan sasi di
desa niela serta peningkatan ekonomi masyarakat pada budaya Sasi serta
implementasi nilai-nilai hukum Islam yang terkandung didalamnya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara bebas dan mendalam (
interview) dan Studi kepustakaan merupakan teknik yang dilakukan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan di atas. Untuk mendapatkan
informan penelitian yang memberikan data secara akurat maka peneliti menentukan
informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan budaya Sasi
terdapat nilai-nilai hukum Islam, diantaranya dalam acara sebelum pelaksanaan
budaya sasi terdapat nilai musyawarah, dan nilai gotong royong, dalam proses
pelaksanaan budaya sasi terdapat nilai silaturahim, serta dalam acara pasca
pelaksanaan budaya sasi yaitu nilai sedekah dan nilai silaturahim.
Kata kunci Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Sasi.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, dan karunia-Nya serta memberikan kekuatan kepada penulis untuk
merangkai seluruh materi pada judul skripsi“Analisis Hukum Islam Terhadap
Pelaksanaan Sasi (studi kasus Desa Niela Kecamatan Kur Selatan Kota Tual) dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada uswatulhasanah Nabi
Muhammad S.A.W, kepada keluarga, sahabat dan orang-orang yang istiqomah.
Keterbatasan dan kekurangan di sadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini
bukanlah hasil karya seseorang penulis profesional, sehingga tentu saja masi banyak
memiliki kekurangan didalamnya baik dari segi metode penulisan maupun
subtansinya. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang sifatnya
konstuktif dari pembaca demi kesempurnaan untuk dijadikan sebagai skripsi dan
selanjutnya. Penulis sangat menyadari betapa besar peran-peranan dari para
pembimbing diantaranya ibu Dr.Eka Dahlan Uar M.Si selaku pembimbing I dan
bapak Dr. M Ridwan.SH.MH selaku pembimbing II, yang penuh kesabaran, kerelaan
dan ketulusan hati yang telah mengorbankan waktu, tenaga serta sumbangan
pemikirannya kepada penulis, penulis ucapkan terimakasih yang takterhingga.
Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimaksih
kepada mereka semua terutama kepada:
1. Sembah sujud dan bakti ananda kepada Alm. ayahanda tercinta Domra
Tatroman, dan Ibundaku tercinta Nurma Tatroman, yang telah merawat,
mendidik, memberikan dukungan serta do’a kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. H. Hasbollah Toisuta, M.Ag selaku Rektor IAIN Ambon beserta Wakil
Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr. Mohdar Yanlua,
M.H, Wakil Rektor II, Bidang Administrasi Umum, dan perencanaan
Keuangan Dr. Ismail DP, M.Pd dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan
dan Kerja Sama Lembaga Dr. Abdullah Latuapo, M. Pd.
3. Dr. jumadi Djunaidi M.Si selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Ambon, Wakil Dekan I, Dr. Husen Watimen, S. Ag. M. Si Wakil
Dekan II, Dr. Abubakar Kabakoran,M.Si Wakil Dekan III, Drs. Husen
Maswara, M.Th.i Dr. Roswati Nurdin M,Hi dan Rosita Tehuao MH selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan PMH.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….I
PENGESAHAN PEMBIMBING…………………………………………………….II
PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………………………
MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………………IV
ABSTRAK………………………………………………………………………..….V
KATA PENGANTAR………………………………………………………………VI
DAFTAR ISI…………...………………………………………………………...VIIII
BAB I PENDAHULUAN……………….…………………………………………...1
A. Latar Belakang………...………………………………………………..…1
B. Rumusan Masalah………………..……………………………………..….9
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………..….9
D. Kegunaan Dan Manfaat Penelitian…………….………………………....10
E. Pengertian judul……………………...………………………………..…..10
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………...……..……………………....12
A. Gambaran Umum Tentang Sasi di Maluku……………………………...12
B. Lembaga-Lembaga Adat Dalam Pelaksanaan Sasi……………………...17
C. Proses Pelaksanaan Sasi…………………………………………………20
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu………………..…………………..………..21
E. Ruang Lingkup Hukum Islam………..………………………...………….22
F. Pengertian Adat, Hukum Adat dan Dasar Hukum Adat………….………..24
G. Budaya Sasi Local Wisdom Masyarakat Maluku…………………………28
BAB III METODE PNELITIAN………………………………………………….41
A. Jenis Penilitian……………………………….…………………………..41
B. Waktu dan Lokasi Penilitian…………………...…………………………41
C. Metode Pengumpulan
Data…………………………..………………………………………..….41
BAB IVHASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN…………………………..43
A. Deskripsi Lokasi Penilitian…………………………………………………..43
B. Sistim Sasi dan sanksi Atas Pelanggaran Kelapa……………………………43
C. Pandangan Hukum Islam Terhadap Sasi……………………………………..
D. Analisis Hukum Islam Terhadap Sasis…………………………………………
BAB V PENUTUP………………………………………………………………….63
A. Kesimpulan………………………………………………………………….63
B. Saran…………………………………………………………………………63
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………67
LAMPIRAN
1
BABA I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang
tidak dimiliki makhluk lain. Kelebihan manusia dibanding makhluk lain terletak pada
akal budi. Anugerah Tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari
makhluk lain. Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang
dimiliki. Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk
aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Jadi, fungsi dari akal
adalah berpikir.
Karena manusia dianugerahi akal maka manusia dapat berpikir. Kemampuan
berpikir manusia juga digunakan untuk memecahkan masalah-masalah hidup yang
dihadapinya. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah
memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada
tuntutan hidup makhluk lain. Dari sifat tuntutan itu ada yang berupa tuntutan jasmani
dan ada pula tuntutan rohani. Bila diteliti jenis maupun ragamnya sangat banyak,
namun yang pasti semua itu hanya untuk mencapai kebahagiaan. Binatang barangkali
memiliki juga perasaan tersebut, tapi jelas tidak mungkin hal itu akan dirasakan
dengan kesadaran; karena perilaku itu bukan saja berkaitan erat, tetapi bahkan
ditentukan oleh akal dan budi. Padahal jelas hewan tidak mempunyainya.
Pasal 18B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Repoblik Indonesia Tahun
1945 (UUD NKRI Tahun 1945) menyatakan bahwa: Negara mengakui dan
2
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara kesatuan republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang .
dengan demikian kesatuan masyarakat hukum adat di wilayah-wilayah pesisir diakui
hak-haknya dalam pengelolaan potensi kelautan secarah umum dilakukan secara
tradisional yang dikenal dengan hak adat kelautan maupun daratan Dibandingkan
dengan hak ulayat atas tanah, maka tampak bahwa. hak ulayat atas laut sebagai tradisi
adat yang sudah berlangsung secara turun temurun dan dihormati oleh masyarakat
hukum adat 1 . Hal ini ternyata belum sepenuhnya diakui secara luas baik oleh
pemerintah maupun pengusaha yang sebenarnya merupakan mitra penting dalam
proses pembangunan. Dalam konteks undang-undang yang mengatur tentang
pengelolaan wilayah laut dan pesisir adalah undang-undang No 27 Tahun 2007
tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Didalam undang-undang
tersebut diatur hak pengusahaan perairan pesisir (HP-3), yang menurut pasal 18 dapat
diberikan kepada:
a. Orang perorangan warga Negara Indonesia;
b. Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia; atau
c. Masyarakat hukum adat
11Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2016),
h. 18-19.
3
Berkaitan dengan jangka waktu pengelolaan, pasal 19 menyebutkan bahwa HP
diberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan dapat diperpanjang selama 20
(dua puluh) tahun untuk tahap pertama serta dapat diperpanjang lagi untuk tahap
kedua sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terkait kedudukan
masyarakat hukum adat maka.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 pada pasal 21 ayat (4) huruf b secara
tegas menyebutkan : “mengakui, menghormati, dan melindungi hak-hak masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat lokal” Jika dikaji dan dicermati ternyata sebagian
besar peraturan perundang-undangan tersebut, bersifat sektoral yang mengatur sektor-
sektor pembangunan tertentu, yang secara langsung maupun tidak langsung terkait
dengan aspek laut dan pesisir . Dalam realitas yang terjadi, selain aturan hukum
positif yang mengatur pengelolaan sumberdaya alam laut dan pesisir, ditemukan juga
aturan hukum adat. Hukum adat yang masih hidup dan berkembang
dalam masyarakat hukum adat juga mengatur sistem pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya alam di wilayah-wilayah laut dan pesisir. Kemudian Maluku juga
merupakan salah satu daera yang memiliki hak-hak adat atau masyarakat hukum adat
dalam system pengelolaan hutan, maka dalam pengelolaan hutan di Maluku di kenal
dengan system sasi,2 Sebuah budaya daerah setempat yang unik dan hanya terdapat
dalam wilaya tersebut.Tidak ada yang tahu siapa yang memulainya dan tidak ada pula
catatan sejarahnya. Maluku merupakan salah satu daerah yang memiliki hak-hak adat
2 https://www.google.com/search?q=peraturan+daerah+tentang+sasi&ie=utf-8&oe=utf-8
Tanggal: 22 jam: 09:19
4
atau masyarakat hukum adat dalam sistem 3 pengelolaan hutan, maka dalam
pengelolaan hutan di Maluku di kenal dengan sistem pengelolaan hutan sasi.
Pengelolaan hutan dengan sistem sasi memiliki ke unikan dan berbeda-beda
berdasarkan hukum adat yang terdapat di daerah daerah yang ada di Maluku. Upaya
pelestarian lingkungan hidup bagi masyarakat Maluku sudah di laksanakan sejak
dulu. Hal ini akan di buktikan dengan salah satu budaya masyarakat Maluku yang
melarang pengambilan hasil-hasil potensi tertentu dengan atau tanpa merusak
lingkungan.
Kegitan pengambilan hasil-hasil potensi ini oleh masyrakaat Maluku di kenal
dengan sebutan “ SASI”. Sasi merupakan suatu tradisi masyarakat negeri di Maluku,
unntuk menjaga hasil-hasil potensi tertentu. Bila sasi di laksanakan, maka masyarakat
dilarang unutk memetik buah-buah tertentu di darat dan mengambil hasil tertentu dari
laut selama jangka waktu yang di tetapkan oleh pemerintah desa 4 Peran sasi
memungkinkan sumberdaya alam untuk terus tumbuh dan berkembang. Dengan kata
lain, sumber daya alam hayati dan nabati perlu di lestarikan dalam suatu priode
tertentu utuk memulihkan pertumbuhan dan perkembangan demi tercapainya hasil
yang memuaskan5 Menurut sejarahnya sasi di Maluku telah ada sejak dahulu kala dan
merupakan komitmen bersama oleh masyarakat maupun tokoh adat, tokoh
masyarakat dan tokoh agama. Hal ini di dasarkan atas kesadaran bahwa tanpa
4 (Frank L. Cooley, 1987)
]5 W. Pattanama & M. Patipelony, 2003
5
lingkungan mereka tidak dapat hidup dengan layak, sehinga sasi harus dapat di
pertahankan oleh generasi ke generasi. Dalam pemeliharaan sumber daya alam ini
ada aturan-aturan yang telah berlaku baik secara tertulis maupun tidak tertulis, yang
di kenal dengan sebutan” Hukum sasi”. Hukum sasi yaitu suatu sistim hukum lokal
yang berisikan dan keharusan untuk memetik atau mengambil potensi sumber daya
alam dari jenis tertentu untuk suatu jamgka waktu pendek 6 . Untuk itu demi
memenuhi salah satu proses perkuliahan maka maka di buatlah makalah dengan
judul konservasi tradisional di Maluku khusunya di desa seith kecamatan leihitu
kabupaten Maluku tengah. Desa seith memiliki 5 soa yaitu : soa nuku itu, soa
hautuna, soa lebelehu dan wasila serta soa lain, yang masing memiliki hak sendiri-
sendiri dalam mengelola hasil hutannya. Dari ke 5 soa yang ada penulis mengambil
salah satu soa yang di jadikan untuk sampel pengambilan data yaitu soa hautuna.
Masyarakat setempat mengetahuinya sebagai adat budaya yang turun temurun
dan selalu ditaati hingga saat ini. Kearifan lokal menjadi penting karena sifatnya yang
ekslusif dan membumi. seluruh masyarakat setempat mempercayainya, jika ada yang
melanggar mereka percaya akan terjadi sesuatu yang menimpahnya. Begitu juga
dipulau kei besar dan kei kecil. Kepulauan tempat bercocoknya kabupaten Maluku
tenggara ini memiliki adat budaya local dengan nama “Sasi” dan maren (gotong
royong warga atau Tawer)7
6 M. Patipelony, 2003
7 Melissa Justine dkk. Studi Kearifan Lokal Sasi Kelapa Pada Masyarakat Adat Di Desa
Ngilngof Kabupaten Maluku Tenggara.. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 11. No 1. Tahun 2013.
6
Sasi juga merupakan salah satu budaya masyarakat setempat yang digunakan
untuk menjaga dan melindungi hutan, tanaman dan dusun. Sehingga tanaman yang
suda di sasi tidak muda di ambil dan di petik oleh orang yang bukan pemiliknya,
tersebut8. Ada juga sasi lading, untuk menjaga tanaman pertanian supaya tetap terjaga
sampai masa panen, waktu tertentu baru boleh di panen. Dengan pemasangan daun
kelapa muda (janur) di tempat yang di kenakan sasi. Artinya terlarang bagi siapapun
yang akan beraktifitas di tempat tersebut. Setiap larangan yang termuat pada sasi,
memiliki jangka waktu tertentu, sehingga bermanfaat bagi lingkungan.
muncul di masyarakat seperti terterah pada kepentingan oknum tertentu untuk
memperoleh keuntungan sepihak. Sebagai contoh pembebasan tanah adat oleh
pemerintah, maka seluruh anggota marga [keluarga besar] harus menyetujuinya, jika
belum ada kesepakatan atau masih ada anggota marga yang belum setuju, maka tanah
belum dapat digunakan sampai seluruh anggota marga setuju. Jika tetap dilakukan
pembangunan di tanah tersebut, maka anggota marga dapat mengenakan sasi.
Hukum Islam mengacu pada pandangan hukum yang bersifat teologis. Artinya
hukum Islam itu diciptakan karena ia mempunyai tujuan. Tujuan dari adanya hukum
Islam adalah terciptanya kedamaian di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Jadi, hukum
Islam bukan bertujuan meraih kebahagiaan yang fana dan pendek di dunia semata,
tetapi juga mengarahkan kebahagiaan yang kekal di akhirat kelak. Inilah yang
membedakannya dengan hukum manusia yang menghendaki kedamaian dunia saja.
8 https://www.google.com/search?q=peraturan+daerah+tentang+sasi&ie=utf-8&oe=utf-8
Tanggal: 22 jam: 09:21
7
Dalam upaya menegakkan itu semua, Hukum Islam harus siap menghadapi kejadian-
kejadian baru yang timbul karena perkembangan masyarakat dan perubahan suasana.
Disisi lain, akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang
sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa
dan rasa pada manusia sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya
berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi hajat hidupnya; baik yang9
bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut
kebudayaan. Kebudayaan menjadi identitas dari bangsa dan suku bangsa. Maka
disamping punya agama, seseorang biasa pula bagian dari suku tertentu. Suku
tersebut memelihara dan melestarikan budayanya. Agama dan kesukuan (etnisitas)
juga biasa dinilai sebagai identitas primordial. Agama dan suku nyaris tidak berubah
sepanjang hidup seseorang. Keduanya dimiliki dengan rasa fanatik karena keduanya
diajarkan dalam mengarungi lautan kehidupan. Karena itu ada yang
mengkhawatirkan, kalau keduanya menyatu akan berbahaya bagi kesatuan bangsa
karena sama-sama dianut dengan fanatisme.
Kalau hanya sifat fanatiknya yang disorot, kekhawatiran itu ada benarnya.
Tapi agama, budaya dan adat suku bangsa tersebut mengandung ajaran tentang
pandangan dan jalan hidup. Ajaran agama dan adat mengandung ajaran yang luhur,
walaupun banyak yang tidak sejalan dengan pandangan hidup yang dianggap modern.
9 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia ( Cet 6; Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 63-64. Muhammad Syukri Albani Nasution, Filsafat Hukum Islam (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 57
8
Kalangan dalam (sarjana dan cendekiawan Muslim) berpandangan bahwa penyebaran
Islam ke penjuru dunia dengan jalan damai. Sikap terhadap budaya lokal yang
ditemuai juga demikian, tidak perang dan pemusnahan, tapi melestarikan yang positif
(dengan penyesuaian di sana sini) dan berangsur-angsur mengganti yang negatif
(yang tidak sesuai dengan prinsip iman dan moral Islam) dengan yang dikehendaki
oleh ajaran Islam. Islam datang tidak hanya sebagai stempel terhadap10 budaya yang
ada, tetapi juga tidak menyulap budaya yang ada ke arah yang dimauinya secara
paksa. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Hingga kini, sebagian
masyarakat tetap menjalankan budaya itu sebagai bentuk penghormatan terhadap
nenek moyang yang telah melaksanakannya secara turun-temurun. Salah satu budaya
yang masih dilaksanakan oleh masyarakat yaitu budaya Sasi di desa Niela
Kecamatan Kur Selatan. Sasi adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat sebagai
bentuk rasa syukur terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tradisi ini
dilakukan setiap setahun sekali.
Sistim seperti ini memungkin masyarakat untuk memanen hasil mereka sesuai
dengan kebutuhan. Hal ini berbeda dengan kegiatan sasi di Desa Niela Kecamatan
Kur Selatan Kota Tual dan beberapa Desa-Desa lain yang melarang keras setiap
masyarakat yang hendak panen sebelum waktu buka sasi tiba.barang siapa ketahuan
panen sebelum waktunya maka akan di kenakan sanksi adat. Cara ini di rasakan oleh
sebagian masyarakat sangat memberatkan karena kebutuhan mereka yang semakin
10
Djoko Widaydho, Imu Budaya Dasar (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2015), h. 20. Bustanuddin
Agus, Islam dan Pembangunan (Jakarta : PT RajaGarfindo Persada, 2007), h. 15.
9
meningkat. Sebagian contoh kebutuhan pendidikan anak yang tidak mengenal waktu.
Namun bila menggunakan sistim sasi sebagaimana sisitim sasi yang dipergunakan
masyarakat Desa Niela Kecamatan Kur Selatan Kota Tual pasti akan terasa mudah.
masyarakat.
Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengupayakan suatu kajian
ilmiah dalam judul penelitian sebagai berikut : Analisis Hukum Islam Terhadap
Pelaksanaan Sasi Di Desa Niela Kecamatan Kur Selatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penilitian ini
adalah:
1.Bagaimana sistim pelaksanaan sasi di Desa Nielah Kecamatan Kur Selatan
2.Bagaimana pandangan hukum islam dalam pelaksanaan sasi di Desa Niela
Kecamatan Kur Selatan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1.Bagaimana sistim Pelaksanaan sasi di Desa Niela Kecamatan Kur Selatan
2.Bagaimana pandangan Hukum Islam dalam Pelaksanaan Sasi Di Desa Niela
Kecamatan Kur Selatan
10
D. Kegunaan Dan Manfaat Penelitian
Disamping tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, penelitian ini juga
dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis adalah
1. Kegunaan Teoritis
a) Sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
b) Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
a) Memberikan informasi serta masukan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi lembaga atau instansi pemerintahan.
b) Membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh lembaga
pemerintahan (Desa Niela Kecamatan Kur Selatan) dalam usaha
meningkatakan Efektivitas pelaksanaan Sasi di Desa Nela
E. Pengertian judul
Agar tidak terjadi penafsiran yang keliru terhadap judul penelitian ini.maka
penulis menjelaskan istilah istilah yang terdapat dalam judul ini:
.Dalam kamus besar bahasa Indonesia analisis adalah penyelidikan terhadap suatu
peristiwa atau karangan,perbuatan,dan sebagainya untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya dalam menyelesaikan perkara.
hukum islam adalah sistim kaida-kaida yang di dasarkan pada wahyu allah swt
dan sunnah rasul, diketahui berdasarkan dua kata yaitu
1. hukum dapat di artikan dengan peraturan dan undang-undang
11
2. islam mengandung arti sebagai agama allah yang di amanahkan kepada nabi
Muhammad saw untuk mengajarkan dasar-dasar syariat.
Dalam KBBI pelaksanaan dapat di artikan sebagai proses cara perbuatan
melaksanakan (rancangan, keputusan, dan sebagainya)11.
.Pengertian sasi adalah kearifan local masyarakat dalam budaya sasi biasa disebut
sebagai perintah atau larangan sebuah hukum adat bagi warga dalam mengambil
hasil laut.
11
Kamus besar bahasa indonesia. PT indahjaya adpratama jakarta. 2006. Hal 3.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penilitian
Jenis penilitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah penilitian studi
lapangan yaitu teknik pengumpulan data sesuai studi kasus yang ada di lapangan
yang berhubungan dengan masalah yang di selesaikan.
B. Waktu dan Lokasi Penilitian
a. Waktu penilitian
Penilitian ini dilaksanakan sesuai dengan waktu yang suda di tentukan
dalam surat izin penilitian atau dari pihak program studi dan fakultas
b.Lokasi penilitian
Lokasi penilitian di lakukan di Desa Niela Kecamatan Kur Selatan Kota
Tual dengan pernyataan bahwa peneliti dapat memperoleh data yang di
perlukan dalam penyusunan dan menyelesaikan skripsi, selain itu
penilitian ini bersifat kualitatif.
C. Metode Pengumpulan Data
etode pengumpulan data adalah cara atau teknik peneliti dalam melakukan
penilitian tersebut.
40
1. Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah cara yang di gunakan untuk memperoleh
sumber informasi atau data yang valid sehingga di gunakan peneliti dalam
proses pengkajian masalah di Desa Niela
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui gambar, surat, dan
lainnya yang berkaitan dengan masalah dan tujuan peneliti.
3. Teknik analisis data
Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat kritis dalam
melakukan penelitian yang bersifat ilmiah, karena dari analisis data itulah
akan didapatkan arti dan makna dalam memecahkan masalah-masalah yang
akan diteliti. dalam penelitian ini akan dilakukan secara mendalam sebagai
upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara dan informasi lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang kasus yang diteliti
65
BAB V
PENUTUP
A. Ksimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Analisis Hukum islam Terhadap pelaksanaan Sasi ,
Sasi merupakan suatu bentuk tradisi budaya Kei yang digunakan untuk melindungi
dan melestarikan lingkungan alam laut. Dalam pelaksanaannya juga memerlukan
biaya yang banyak. Oleh karena itu, perlu dijelaskan bagaimana kegiatan-kegiatan
yang dilakukan sebelum pelaksanaan tradisi Sasi, serta mengetahui apa-apa saja nilai-
nilai hukum Islam yang terkandung didalamnya serta kegiatan ekonomi yang terjadi
dalam pelaksanaan budaya sasi tersebut.
Sasi adalah larangan untuk memanen sumber daya tertentu (hayati laut maupun darat)
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Sasi ini bertujuan untuk mengatur semua
hasil bumi (baik darat maupun laut) yang ada di wilayah negeri, baik pekarangan
sendiri maupun areal perkebunan.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi kegiatan negatif yang merusak sumber
daya. Selain itu dengan adanya pengalokasian dana dari pemerintah membantu
masyarakat di sekitar kawasan konservasi perairan daerah bertujuan agar kegiatan
pengawasan konservasi sendiri/ patroli pengawasan oleh kelompok masyarakat
pengawasn berjalan baik.
66
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dengan mewawancarai masyarakat di Desa Niela,
peneliti mempunyai beberapa saran terkait dengan tradisi sasi di Desa Niela , yaitu :
1. Sebaiknya tradisi ini tetap dilestarikan oleh masyarakat di Desa Niela
2. Masyarakat sebaiknya melakukan akulturasi budaya lokal dan Islam pada budaya
sasi di Desa Niela agar keduanya berjalan seimbang masyarakat agar dapat
melestarikan tradisi sasi tersebut.
3. Pemerintah setempat sebaiknya lebih memberikan perhatian terhadap tradisi ini,
misalnya, menjadikan pelaksanaan tradisi ini sebagai salah satu kegiatan desa yang
dilakukan setahun sekali, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
kegiatan ini belum merupakan kegiatan desa, tapi hanya kegiatan hasil musyawarah
dari masyarakat setempat.
67
DAFTAR PUSTAKA
Warawarin, C. Y., Canggara, H., & Muhadar. (2017). Makna Komunikasi Simbolik
Hukum Adat Sasi Dalam Pelestarian Alam Laut DI Kabupaten Maluku
Tenggara. Jurnal Komunikasi KAREBA, 1-19.
Harisudin, M. N. (2016). Urf' Sebagai Sumber Hukum Islam (Fiqih) Nusantara. Al-
Fikr, 66- 83.
Iriana , N., & Puji , L. (2017). Statistik Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta: BPS-
statistik Indonesia.
Elva Lestari dan Arif Satria. Peranan Sistem Sasi Dalam Menunjang Pengelolaan
Berkelanjutan Pada Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat.
Jurnal Buletin Ilmiah “MARINA” Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 2
Tahun 2015: 67-76
Judge, Z., & Nurizka, M. (2008). Peranan Hukum Adat Sasi Laut Dalam Melindungi
Kelestarian di Desa Eti Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian
Barat. Lex Jurnalica, 6(1), 30-46.
hihab, M. Q. (2011). Tafsir Al-Misbah. jakarta: Lantera Hati.
Shihab, M. Q. (2011). Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur'an.
Jakarta: Lantera Hati.
Watimena, C., Silaya, T., & Latupapua, L. (2017). Kearifan Lokal Masyarakat
Negeri Haruku Dalam pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Hutan
Pada Pulau- Pulau Kecil di Provinsi Maluku. PROSIDING, 70-77.
68
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung.
Remaja Rosda Karya 1 nana sauda sukmadianta metode penelitian
pendidkan (cet,v bandung pt remaja rosda karya 20019) hlm 72
Adatrecht Bendels XXIV , Hecrechht, “van sasi in de molukken” , Segi R Jansen, M.
G, 1970.
Amrullah Saleh, “sasi di Maluku” ,, http:// Amrullah Saleh.blog.com, diakses tang-
gal 29 November 2008.
Aninomous , “sasi Negeri”, [email protected]. Ano Upulesy, “ edisi 1 majalah.
Frank L Cooley, “mimbar dan tahta” , pustaka sinar harapan, Jakarta, 1987.
H. Amos. Hawley, “A Theory of Comuniy” Structure the Ronald Press Company
seperti dikutip oleh Brury, Jandry, Pesulima.
H.Hilman Hadikusuma, “Atropologi Hukum Indonesia” ,penerbit Alumni, Bandung,
1986.
DOKUMENTASI LOKASI PENELITIAN
Wawancara Bapak Imam Desa Niela Wawancara Kaur Umum Desa Niela
Wawancara Bapak Sekretaris Desa Niela Wawancara Wakil Ketua BPD Desa Niela