analisis hubungan tingkat likuiditas dan …

91
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (PERSERO) MAKASSAR SKRIPSI NURWAHIDAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 15-Feb-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN

PROFITABILITAS PADA PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA

(PERSERO) MAKASSAR

SKRIPSI

NURWAHIDAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN

PROFITABILITAS PADA PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA

(PERSERO) MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi

NURWAHIDAH

1057 2030 9611

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

20

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …
Page 4: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …
Page 5: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

M O T T O

Berdoalah Kepada-Ku Niscaya Akan Ku-Perkenankan

Bagimu

(Qs. Al-Mukmin {40} : 60)

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita

ketahui, kapankah kita akan mendapat

pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum

kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

(Mario Teguh)

“Jangan pernah menoleh ke belakang,

Jangan mencemaskan apa yang terjadi pada masa

depan,

Nikmati dan syukuri apa yg kamu dapatkan hari ini

dan

Maju terus karena itulah yang menjadi tugas kita…”

(Widhy)

Kesuksesan adalah Melewati Kegagalan Demi Kegagalan

Tanpa Kehilangan Semangat

(Widhy)

Karya sederhana ini kupersembahkan

untuk kedua Orang tuaku yang tercinta,

serta orang-orang yang menyayangiku

”tiada pengorbanan seikhlas pengorbananmu, tiada

perhatian sebesar perhatianmu, tiada kasih sayang

setulus kasih sayangmu...”

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

ii

ABSTRAK

NURWAHIDAH. 2015. Analisis Hubungan Tingkat Likuiditas dan

Profitabilitas Pada PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar.

Dibimbing oleh DR. H. Mahmud Nuhung, MA dan Abdul Muthalib, SE,

MM.

Pada hakekatnya hampir semua perusahaan mengalami

permasalahan yang sama dalam melakukan kegiatannya, yaitu bagaimana

mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien guna

mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh profit semaksimal mungkin

untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Setiap perusahaan

tentu membutuhkan dana guna menjalankan operasinya sehari-hari Dana

yang digunakan untuk menjalankan operasi sehari-hari tidak lain berasal

dari hasil penjualan perusahaan itu sendiri maupun dari pinjaman yang

dilakukan perusahaan yang bersifat jangka pendek.

Dengan demikian pihak manajemen perusahaan serta investor jangka

panjang juga sangat berkepentingan dalam perhitungan tingkat profitabilitas

perusahaan, misalnya bagi pemegang saham hal ini berguna untuk melihat

keuntungan yang benar-benar akan diterimanya dalam bentuk dividen pada

masa akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya

hubungan tingkat likuiditas degan tingkat profitabilitas pada PT. IKI.

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

tahunan selama 5 tahun terhitung dari tahun 2010 sampai dengan 2014

dengan menggunakan metode analisis koefisien korelasi Pearson. Hasil

perhitungan koefisen korelasi antara tingkat likuiditas (Current Ratio)

dengan tingkat profitabilitas (ROI) yang dicapai PT. IKI pada tahun 2010

sampai tahun 2014, menghasilkan koefisien korelasi atau r_xy sebesar 0,67.

Hal ini membuktikan bahwa tingkat likuiditas dan profitabilitas memiliki

hubungan yang positif yang dicapai PT. IKI. Artinya jika tingkat likuiditas

mengalami peningkatan maka tingkat profitabilitas juga akan mengalami

peningkatan.

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

iii

KATA PENGANTAR

Syukur tak terhingga penulis haturkan kepada penguasa alam semesta

beserta isinya Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

sebagian persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana.

Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu, Bab I

Pendahuluan, yang terdiri dari Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan

penulisan dan Manfaat penulisan. Bab II Landasan Teori, yang terdiri dari

Kerangka Pikir dan Hipotesis. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari Objek

penelitian, Waktu penelitian, Jenis dan Sumber data, Populasi dan Penentuan

Sampel, Metode Pengumpulan Data,Metode Analisis dan Definisi Operasional.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan, yang terdiri dari, Sejarah singkat

perusahaan, Struktur Organisasi, Uraian tugas dan Bidang produksi. Bab V Hasil

Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari Perhitungan Tingkat Likuiditas,

Perhitungan Profitabilitas, Hubungan antara tingkat profitabilitas dan Analisis

Koefisien Determinasi. Bab VI Kesimpulan dan Saran, yang berisi tentang

kesimpulan dan saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan kebijakan dalam hal pembelanjaan perusahaan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaiakan

dengan baik tidak terlepas dari arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak. Olehnya itu sepantasnyalah penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

iii

1. Teristimewa terima kasihku dan keharusan sujudku kuperuntukkan yang

sebesar-besarnya kepada Ayahanda Maknun Ganyu, dengan kemampunanya

tak kenal waktu dalam mendidik penulis sehingga penulis menjadi manusia

yang berguna dan Ibunda Rosmiati tercinta dengan keimanan, kasih sayang,

keihlasannya yang tak kenal lelah beliau senantiasa membaluri penulis dengan

doa-doa yang begitu indah, kepada Keluarga Besar Ba’ba dan Mama tanpa

kalian penulis tidak ada artinya.

2. Bapak DR. H. Mahmud Nuhung, MA. Pembimbing I sekaligus Dekan

Fakultas Ekonomi & Bisinis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

bersedia meluangkan waktu, pemikiran guna mengarahkan penulis dalam

penulisan skripsi ini serta segala kebijakan mengarahkan penulis selama

berada di bangku perkuliahan. Semoga Prodi Pendidikan Administrasi

Perkantoran menjadi yang terbaik.

3. Bapak Abdul Muthalib, SE, MM. Pembimbing II atas kesediaan dan

kesabaran membimbing penulis dalam upaya penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Sultan Sarda, MM. Penasehat Akademik terima kasih telah

memberikan banyak saran dan kritik serta bantuannya selama penulis

menimba ilmu sampai saat ini.

5. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM. Tim penguji atas kesediaannya memberikan

dorongan dan sumbangan pemikiran dalam penelitian ini.

6. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM. Ketua Prodi Manajemen Universitas

Muhammadiyah Makassar atas segala pelayanannya serta telah memberikan

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

iii

banyak saran dan kritik yang berguna selama penulis menimba ilmu sampai

saat ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar yang selama ini sangat berjasa

mendidik penulis dalam upaya menambah khasanah ilmu pengetahuan dan

merubah pola pikir penulis selama berada di bangku perkuliahan.

8. Bapak SA. Bandung Sismono. Direktur Utama PT. IKI Makassar beserta staf

atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian pada

instansinya.

9. Bapak Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Makassar

beserta staf atas segala pelayanannya.

10. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan kelas Manajemen 3 kalian sahabat yang

hebat, sahabat senasib sepenanggungan deritaku Nirwana, Dahlia, Mardiani,

Fitrina dan Hasnawati, tak terlupakan Andi Sakinah Gani sahabat yang dengan

setia telah menemani dari bangku SD sampai ke perguruan tinggi. Nur

Rahmah Yunita Abar dan Resky Wahyuni sahabat semasa kecilku “Thank’s

for all you Support” (They Are My Second Family ).

11. Terima kasih kepada adikku tercinta Nur Rahmah Alawiyah yang sudah

memberikan sedikit kontribusinya membuatkan penulis power point yang di

presentasikan di depan penguji, dan tak lupa Kakak satu-satunya Nurul Hayati

Muhrisani, SPd. Yang telah memberikan dukungan berupa materil dan moril.

12. Special thank’s for Reza Echa yang selalu setia memberi dukungan dan

semangatnya meskipun terpisah jarak dan waktu, tidak pernah bosan

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

iii

mendengar keluhan-keluhan penulis, meskipun tidak jarang kita juga sering

berselisih paham tapi itu tidak mengurangi rasa cinta dan sayang dari kita

berdua, terima kasih sudah hadir mewarnai hidup penulis mengisi kekosongan

hati penulis selama 10 bulan terakhir, kita selalu percaya bahwa semua akan

indah pada waktunya. Keep Calm and “Jodoh Pasti Bertemu”.

13. Dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi

ini yang belum sempat penulis sebut satu persatu.

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat berbagai

kekurangan didalamnya sehingga diharapkan kritik dan saran yang membangun,

semoga bantuan dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis dinilai ibadah

disisi Allah SWT, Amin.

Makassar, November 2015

Penulis

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................................... iii

MOTTO ............................................................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 4

C.1. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

C.2. Manfaat Penlitian ............................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 5

A. Pengertian & Fungsi Manajemen Keuangan ............................................ 5

B. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ........................................................ 7

C. Pengertian Rasio Likuiditas ...................................................................... 12

D. Pengertian Rasio Profitabilitas ................................................................. 18

E. Metode Koefisien Korelasi ....................................................................... 26

F. Kerangka Pikir ......................................................................................... 29

G. Hipotesis .................................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31

A. Objek dan Waktu Penelitian ..................................................................... 31

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

iv

B. Jenis dan Sumber Data. ............................................................................ 31

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 32

D. Metode Analisis ....................................................................................... 32

a. Metode Analisis Rasio Keu. Perusahaan ..................................... 32

b. Metode Analisis Koefisien Korelasi ............................................ 33

E. Definisi Operasional ................................................................................. 35

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 36

A. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................... 36

B. Struktur Organisasi ................................................................................ 44

C. Uraian Tugas ......................................................................................... 47

D. Skema Proses Produksi ......................................................................... 56

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 57

1. Perhitungan Tingkat Likuiditas ..................................................... 57

2. Perhitungan Tingkat Profitabilitas ................................................ 64

3. Hub. Tingkat Likuid & Profit........................................................ 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 75

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 75

B. SARAN ................................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77

LAMPIRAN ......................................................................................................... 78

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 87

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

v

DAFTAR TABEL

TABEL I ............................................................................................................... 3

Pertumbuhan Tingkat Likuiditas dan Profitabilita PT. Industri

Kapal Indonesia Thn 2010-2014 ................................................................. 3

TABEL II .............................................................................................................. 60

Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Industri Kapal Indonesia Thn

2010-2014 .................................................................................................... 60

TABEL III ............................................................................................................. 67

Perhitungan Rasio Profitabilitas Pada PT. Industri Kapal

Indonesia Thn 2010-2014 ............................................................................ 67

TABEL IV ............................................................................................................. 73

Perhitungan Koefisien Korelasi PT. Industri Kapal Indonesia

Thn 2010-2014 ............................................................................................ 73

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Skema Kerangka Pikir............................................................ 29

2. Skema Proses Produksi PT. IKI............................................. 56

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Iklim dunia usaha dewasa ini terus menerus mengalami perubahan baik

yang bergerak dalam bidang jasa, dagang, maupun industri. Banyaknya

perusahaan yang bergerak di bidang yang sama mengakibatkan kuatnya

persaingan perusahaan-perusahaan tersebut. Namun pada hakekatnya hampir

semua perusahaan mengalami permasalahan yang sama dalam melakukan

kegiatannya, yaitu bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara

efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh profit

semaksimal mungkin untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

tersebut. Disamping itu perusahaan juga dihadapkan atas berbagai pilihan

pendanaan, diantaranya adalah utang jangka pendek.

Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut maka salah satu unsur yang

harus dipenuhi perusahaan adalah memiliki manajer yang mampu serta cakap

dalam mengoperasikan perusahaan dengan baik dan juga memiliki perencanaan

yang baik, dimana dalam perencanaan tersebut harus memiliki unsur kelemahan

dan kekuatan perusahaan.

Dalam melaksanakan kegiatannya, setiap perusahaan tentu membutuhkan

dana guna menjalankan operasinya sehari-hari, misalnya pembayaran persekot

bahan baku, membayar upah buruh dan gaji pegawai, serta biaya-biaya lainnya.

Dana yang digunakan untuk menjalankan operasi sehari-hari tidak lain berasal

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

dari hasil penjualan itu sendiri maupun dari pinjaman yang dilakukan perusahaan

yang bersifat pendek.

Masalah mengenai pengadaan dana dalam jangka waktu yang relatif

pendek, sangat berkaitan dengan likuiditas yaitu menyangkut tentang kemampuan

perusahaan membayar kewajiban-kewajibannya yang kegera jatuh tempo.

Suatu perusahaan yang mengalami kekurangan likuiditas akan berdampak

pada penurunan kemampuan dalam membiayai operasi perusahaannya sehingga

mengakibatkan volume penjualan juga menurun.

Bagi investor, masalah likuiditas adalah tolak ukur untuk menanamkan

modalnya pada sebuah perusahaan dan dapat memperkuat kepercayaan

masyarakat dan pihak kreditur kepada perusahaan tersebut. Hal ini bisa saja

dikatakan sebagai kekuatan dari suatu perusahaan.

Karena modal yang tertanam dalam perusahaan, sebagian besar bersumber

dari luar perusahaan, maka wajib bagi setiap perusahaan untuk menghitung

tingkat profitabilitas. Hal ini untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam

menghasilkan laba/ keuntungan bagi perusahaan.

Dengan demikian, investor jangka panjang juga sangat berkepentingan

dalam perhitungan tingkat profitabilitas perusahaan, misalnya bagi pemegang

saham hal ini berguna untuk melihat keuntungan yang benar-benar akan

diterimanya dalam bentuk dividen pada masa yang akan datang.

Kebanyakan perusahaan mengeluarkan kebijakan dan keputusan yang

ditujukan untuk mempertinggi profitabilitas termasuk pada penentuan besarnya

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

dana yang tertanam dalam aktiva lancar dan harta-harta lainnya dan khususnya

menyangkut likuiditas.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk mengetahui

dan menganalisis hubungan tingkat likuiditas dengan tingkat profitabilitas dengan

memilih perusahaan perseroan PT Industri Kapal Indonesia Cabang Makassar

sebagai tempat penelitian penulis.

Tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan dengan menggunakan indikator

Current Ratio dan indikator tingkat profitabilitas yang digunakan adalah Rate of

Return on Investment (ROI), maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Pertumbuhan Tingkat Likuiditas dan Tingkat Profitabilitas

PT Industri Kapal Indonesia (Persero)

Tahun 2010-2014

TAHUN CURRENT

RATIO

QUICK

RATIO

ROI

2010 160,22% 118,56% -0,21%

2011 114,22% 52,60% -0,14%

2012 118,26% 109,47% 0,14%

2013 63,69% 57,93% -0,39%

2014 108,84% 102,51% 0,16%

Sumber: PT IKI (Persero), data telah diolah

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Menurut hasil sementara Tabel 1, ternyata tingkat likuiditas dan tingkat

profitabilitas mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif selama 5 (lima) tahun

terakhir.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian yaitu:

”apakah tingkat likuiditas memiliki hubungan yang positif terhadap tingkat

profitabilitas”.

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan adalah untuk mengetahui besarnya hubungan

tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas pada perusahaan tersebut.

4. Manfaat Hasil Penelitian

a. Sebagai sumbangan pikiran dan bahan masukan bagi pihak perusahaan

dalam mengambil keputusan.

b. Untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis

dalam penelitian lapangan, selain itu diharapkan tulisan ini dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memperdalam atau

mengembangkan masalah yang relevan dengan tulisan ini.

c. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan

studi pada Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Strata satu (S1) Jurusan

Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan merupakan salah satu dari beberapa fungsi

manajemen yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi-fungsi lainnya, seperti fungsi

produsi, fungsi pemasaran dan fungsi personalia. Fungsi keuangan menyangkut

kelangsungan hidup perusahaan, dimana berhubungan erat dengan masalah

bagaimana mendapatkan serta mengalokasikan dana perusahaan secara efisien

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Keberhasilan ataupun kegagalan usaha

hampir sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan keuangan. Dengan kata

lain masalah yang biasa timbul dalam setiap organisasi berimplikasi terhadap

bidang keuangan.

Untuk mengetahui fungsi dan pengertian manajemen keuangan, maka

terlebih dahulu harus mengetahui fungsi dan tugas manajemen keuangan tersebut.

Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan beberapa penulis.

J.Fred Weston dan Copeland dalam bukunya manajemen keuangan,

yang diterjemahkan oleh Joko Wasana (1997:3) memberikan pengertian fungsi

manajemen keuangan sebagai berikut :

“Menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan

kegiatan usaha dan pembagian deviden pada suatu perusahaan.”

Sementara tugas pokok manajemen keuangan menurut J.Fred Weston

dan Copeland dalam bukunya Manajemen Keuangan, (1997:3) yang sama adalah:

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

“Merencanakan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana

tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan.”

Selanjutnya menurut J.Fred Weston C. Van Home yang diterjemahkan

oleh Junior Tirok dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Keuangan (1986:14).

Tugas Manajemen Keuangan yaitu:

a. Mengalokasikan dana secara efisien di dalam perusahaan

b. Mendapatkan dana dengan cara yang menguntungkan.

Menurut Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan

Perusahaan (2000:8) menulis tiga tugas pokok manajemen keuangan yaitu:

− Menganalisis dan merencanakan pembelanjaan perusahaan

− Mengelola penanaman modal dalam aktiva, dan

− Mengatur struktur finansial dan struktur modal perusahaan.”

Selanjutnya menurut R. Agus Sartono dalam bukunya Manajemen

Keuangan Perusahaan (2000:8) menuliskan bahwa:

“Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik

berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara

efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau

pembelanjaan secara efisien.”

Dan fungsi manajemen keuangan menurut Lukas Setia Atmajaya dalam

bukunya Manajemen Keuangan, edisi revisi (2003:2) adalah:

“Pengambilan keputusan investasi pengambilan keputusan pembelanjaan

dan kebijakan deviden.”

Pada buku Manajemen Keuangan (2003:2) Lukas Setia Atmajaya juga

menguraikan bahwa:

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

“Efektif dalam keputusan investasi akan tercermin dalam pencapaian

tingkat keuntungan yang optimal. Efisien dalam pembiayaan investasi akan

tercermin dalam perolehan dana dengan biaya minimum. Sedangkan

kebijaksanaan deviden yang optimal akan tercermin dalam peningkatan

kemakmuran pemilik perusahaan.”

Berdasarkan beberapa definisi dan uraian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa Manajemen Keuangan adalah keseluruhan aktivitas dari seorang manajer

keuangan suatu perusahaan dalam memperoleh dan mengalokasikan dana secara

efektif dan efisien sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.

2. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu

perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut.

Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang

terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, serta laporan-laporan keuangan lainnya.

Penganalisaan terhadap pos-pos ceraca akan menghasilkan gambaran tentang

posisi keuangan suatu perusahaan, sedangkan analisis terhadap laporan rugi-laba

akan memberikan gambaran tentang perkembangan usaha yang bersangkutan.

Analisis Rasio Keuangan merupakan alat yang sangat umum digunakan

untuk mengetahui keadaan keuangan dan perkembangan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu, saat ini dan kemungkinan dimasa depan. Analisis rasio-rasio

keuangan dilakukan berdasarkan tujuan pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

(Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan

Keputusan) (2000:37) menguraikan bahwa:

“Pada umumnya ada tiga kelompok yang paling berkepentingan dalam

rasio-rasio finansial, yaitu: para pemegang saham dan calon pemegang saham,

kreditur dan calon kreditur serta manajemen perusahaan (the firm‟s own

management).”

Para pemegang saham dan calon pemegang saham memberikan perhatian

pada tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan sekarang, juga pada

masa yang akan datang. Hal ini penting bagi mereka karena akan berpengaruh

terhadap harga saham-saham yang mereka miliki.

Pada kreditur sangat memperhatikan aspek kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban-kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Hal ini untuk memberikan jaminan kepada pihak kreditur bahwa

perusahaan yang diberikan pinjaman dana oleh mereka akan mampu membayar

bunga dan pokok pinjaman tetap pada waktunya.

Bagi pihak manajemen perusahaan sendiri (the firm’s own management)

analisis rasio keuangan ini bermanfaat untuk mengetahui seluruh keadaan

keuangan perusahaan karena mereka sadar bahwa keadaan keuangan perusahaan

akan dinilai oleh pemilik perusahaan dan pihak kreditur. Selain itu pihak

manajemen perusahaan rasio-rasio finansial perusahaan merupakan alat

memonitor keadaan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

Perlu juga diketahui analisis rasio keuangan hanya mampu memberikan

gambaran satu sisi saja, oleh karena itu diperlukan lagi tambahan data-data lain

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

selain data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan (neraca dan

laporan rugi-laba), agar hasil analisis dapat lebih baik dan akurat.

Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan beberapa penulis mengenai

analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

Sofyan Syafri Harapa dalam bukunya Analisis Krisis atau Laporan

Keuangan (1998;297) menulis bahwa:

“Ratio keuntungan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

dari satu pos keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang

relevan dan signifikan (berarti).”

Menurut S. Munawir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (1993:64)

menyatakan bahwa:

“Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah „Future

Oriented‟ oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-

faktor yang ada periode waktu itu dengan faktor-faktor lain dimasa yang akan

datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil perusahaan

yang bersangkutan.”

Mengenai sumber daya yang digunakan dalam analisis laporan keuangan

menurut Lukman Syamsuddin menguraikan dalam bukunya Manajemen

Keuangan Perusahaan (2000:37) bahwa:

“Data pokok sebagian input dalam analisis rasio ini adalah rugi-laba dan

neraca perusahaan.”

Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan

(1998:330), menggolongkan rasio keuangan berdasarkan sumber rasio itu dibuat,

yaitu:

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

1) Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios). ialah rasio-rasio yang

disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio,

acitest ratio, current assets to total asset ratio, current liabilities to total

assets ratio dan lain sebagainya.

2) Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income statement ratio). Ialah rasio-

rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement,

misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio

dan lain sebagainya.

3) Rasio-rasio antar laporan (intern-statement ratios), ialah rasio-rasio

yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya

berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory

turnover, receivables turnover dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Lukas Setia Atmajaya dalam bukunya Manajemen

Keuangan (2003:415) mengelompokkan rasio keuangan atas 4 kelompok, yaitu:

1. Rasio Likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada

waktunya.

2. Rasio Aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam

menggunakan assets untuk memperoleh penjualan.

3. Rasio Leverage, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi

kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Rasio Profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan

perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan

penjualan assets.

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Berdasarkan uraian dan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis

Rasio Keuangan adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk

menganalisis kelemahan dan kekuatan aspek keuangan perusahaan dan

pengolahan perusahaan pada periode tertentu berdasarkan data-data yang

bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan periode yang

dianalisis, sehingga membantudalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan

prospeknya dimasa yang akan datang.

Berdasarkan pendapat diatas mengenai pengelompokkan rasio keuangan,

dapat diambil keputusan bahwa ada 4 (empat) rasio keuangan yang sering

digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam

menganalisis keadaan keuangan suatu perusahaan, yaitu:

1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Profitabilitas

3. Rasio Aktivitas

4. Rasio Solvabilitas

Dalam hal ini penulis hanya membatasi penggunaan Analisis Rasio

Likuiditas (Current Ratio) dan Rasio Profitabilitas (Rate of Return on Investment)

sesuai dengan judul penulisan skripsi ini.

3. Pengertian Rasio Likuiditas

Pada umumnya yang pertama kali menjadi perhatian seoran analisis

keuangan adalah tingkat likuiditas perusahaan, apakah perusahaan tersebut

mampu membayar hutangnya yang akan jatuh tempo. Dengan kata lain masalah

likuiditas berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban finansialnya yang berjangka pendek.

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar yang terdapat pada

neraca perusahaan pada periode tertentu akan menggambarkan tingkat likuiditas

suatu perusahaan pada periode tertentu. Sehingga dapat membantu manajer

perusahaan dalam mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutang jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Dan juga

membantu para kreditur untuk mrngukur margin of savery dari data yang mereka

akan pinjamkan kepada pihak perusahaan yang membutuhkan modal.

Dilain pihak tingkat likuiditas dapat pula digunakan oleh pihak manajemen

perusahaan untuk mengetahui kesanggupan dan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajibannya yang bersifat intern, yakni berupa pembelian

bahan baku, bahan pembantu, upah tenaga kerja, dan pengeluaran-pengeluaran

lainnya (Likuiditas Perusahaan).

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang rasio likuiditas, maka dapat

dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa penulis berikut ini:

Alex S. Nitisemito dalam bukunya Pembelanjaan Perusahaan (1983:40)

mengemukakan pengertian tentang likuiditas sebagai berikut:

“Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajiban yang segera harus dibayar.”

Sedangkan menurut Kashmirdan Jakfar dalam bukunya Studi Kelayakan

Bisnis, edisi 2 (2009:122).

“Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur

seberapa likuid suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan

seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di pasiva lancar

(utang jangka pendek).”

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Pendapat yang dikemukakan oleh Lukas Setia Atmajaya dalam bukunya

Manajemen Keuangan (2003:416) tentang pengertian likuiditas tidak jauh beda

dengan dua pengertian diatas. Pengertian tersebut telah dikemukakan pada

pembahasan pengertian analisis rasio keuangan diatas pada uraian

pengelompokkan rasio keuangan yaitu:

“Rasio Likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.”

Kemudian menurut Lukas Setia Atmajaya dalam bukunya Manajemen

Keuangan (2003:416) membedakan likuiditas ada dua macam adalah sebagai

berikut:

“Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa pengertian likuiditas

dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain

yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah uang

lancar dilain pihak (likuiditas badan usaha), juga dengan pengeluaran-

pengeluaran untuk menyelenggarakan perusahaan di lain pihak (likuiditas

perusahaan).”

Dari uraian dan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

dari rasio likuiditas adalah alat yang digunakan untuk menghitung kemampuan

perusahaan untuk kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dengan cara

membandingkan aktiva lancar perusahaan yang tercantum pada neraca perusahaan

pada periode tertentu. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan akan dapat

menilai atau mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang

jangka pendeknya, misalnya calon kreditur jangka pendek, yang akan terus

memberikan kepercayaan kepada perusahaan atas dana yang akan mereka

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

pinjamkan. Dan merupakan indikator untuk melihat terjadinya alat-alat likuid

yang meliputi: kas, piutang, persediaan dan surat-surat berharga di dalam

perusahaan dalam menjamin tersedianya dana dalam membiayai operasional

perusahaan sehari-hari.

Tingkat likuiditas sangat mempengaruhi keberhasilan dan kelancaran

perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya atau dengan kata lain tingkat

likuiditas sangat menentukan dalam rangka menjaga dan menjamin eksistensi

perusahaan. Oleh karena itu, tingkat likuiditas tertentu suatu perusahaan harus

dapat dipertahankan untuk menjamin perusahaan pengolahan perusahaan.

Dari apa yang telah diuraikan diatas, maka dapatlah dikatakan bahwa

pengukuran/penilaian pada suatu perusahaan, merupakan hal yang penting dan

harus selalu mendapat perhatian bagi manajer perusahaan, khususnya manajemen

keuangan.

Apabila hasil analisis yang dilakukan memperhatikan tingkat likuiditas yang

tinggi berarti keuangan perusahaan dalam keadaan yang baik (sehat), sehingga

dapat memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Sebaliknya

apabila hasil perhitungan memperlihatkan tingkat likuiditas yang rendah maka

perusahaan perlu berhati-hati, karena posisi keuangan perusahaan dalam keadaan

terancam.

Namun disisi lain tingkat likuiditas yang tinggi (besar), dapat diartikan

bahwa saldo kas yang menganggur, tingkat persediaan yang berlebihan

dibandingkan dengan kebutuhan yang ada, serta kebijakan kredit yang keliru

mengakibatkan piutang usaha menjadi berlebihan. Dimana hal-hal itu

menunjukkan raktek-praktek manajemen yang kurang baik.

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Suatu pedoman yang lazim bahwa rasio likuiditas sebear 2 : 1 atau 200%

dianggap layak untuk perusahaan pada umumnya, kecuali perusahaan kredit.

Dengan dasar pemikiran, meskipun ada pengangguran 50% dalam nilai aktiva

lancar, perusahaan masih dapat memenuhi semua kewajiban lancarnya. Dan

kelemahan dari pemikiran rasio ini adalah rasio ini tidak mencerminkan usaha

yang berkesinambungan, yang akan menjadi prioritas manajemen.

Namun pedoman rasio likuiditas 2 :1 bukanlah hal yang mutlak secara

umum likuiditasnya. Hal ini untuk menghindari adanya aktiva yang menganggur,

sehingga kesempatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih

besar hilang begitu saja.

Sebagaimana Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan

perusahaan (2000:44) menuliskan bahwa:

“Tidak ada suatu ketentuan mutlak berapa current ratio yang dianggap

baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biaya tingkat

current ratio ini juga sangat bergantung pada jenis usaha dari masing-masing

perusahaan.”

Selanjutnya menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan (1998:26) menuliskan bahwa:

“Pedoman current ratio 2 : 1. Sebenarnya didasarkan pada prinsip hati-

hati.”

Apabila standar rasio likuiditas 1 : 1 sudah ditetapkan sebagai rasio

minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan, maka perusahaan

dalam menarik kredit jangka pendeknya juga harus selalu didasarkan pada

pedoman tersebut agar tingkat likuiditasnya tetap terjaga.

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Lebih lanjut menurut Lukman Syamsuddin, menguraikan dalam bukunya

Manajemen Keuangan Perusahaan (2000:44), bahwa:

“Untuk mengetahui seberapa besar current assets bisa dikurangi tanpa

mengganggu kemampuan membayar utang jangka pendek (jumlah aktiva lancar

= jumlah utang lancar) dapat dihitung sebagai berikut : (1 – (1 : Current Ratio) x

100%).”

Tingkat likuiditas dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio. Secara

umum banyak penulis membagi tiga cara untuk mengukur tingkat likuiditas

perusahaan, yaitu:

Current Ratio

Cash Ratio

Pada penulisan proposal ini penulis hanya menggunakan peralatan Current

Ratio dan dalam bab pembahasan rasio likuiditas, karena Current Ratio banyak

digunakan oleh perusahaan dalam mengukur tingkat likuiditasnya serta

merupakan peralatan yang mengukur tingkat likuiditas secara kasar dibandingkan

dengan peralatan lainnya.

Juga berdasarkan pendapat Lukman Syamsuddin dalam bukunya

Manajemen Keuangan Perusahaan (2000:45), bahwa:

“Current ratio merupakan indikator yang sesungguhnya dari likuiditas

perusahaan, karena perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relatif

antara aktiva lancar dengan utang lancar masing-masing perusahaan.”

Adapun formula dari current ratio adalah sebagai berikut:

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Selanjutnya tambahan untuk sekedar diketahui formula dari cara

lain untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan adalah sebagai berikut:

4. Pengertian Rasio Profitabilitas

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai tujuan pokok memperoleh

laba, laba tersebut dimaksudkan dapat digunakan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan.

Bagi setiap perusahaan sangatlah lebih penting untuk meningkatkan

profitabilitas, karena laba besar merupakan ukuran bahwa suatu perusahaan telah

beroperasi secara efisien. Dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan

kekayaan atau modal yang terdapat dalam neraca perusahaan, profitabilitas suatu

perusahaan dapat diketahui dan dengan sendirinya efisien pengelolaan perusahaan

dapat dicapai.

Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa penulis, yaitu

sebagai berikut:

J.Fred Weston dalam bukunya Manajemen Keuangan (1997:225)

diterjemahkan oleh Joko Wasana mengemukakan sebagai berikut:

“Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen

yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi

perusahaan.”

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Napa J Awat menuliskan pengertian profitabilitas dalam bukunya

Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis (1999:391) sebagai berikut:

“Rasio profitabilitas berusaha mengukur kemampuan menghasilkan laba,

baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan

menggunakan modal sendiri.”

Dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis (2009:138) Kashmir dan Jakfar

mengemukakan bahwa:

“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.”

Sedangkan menrut Alex S Nitisemito dalam bukunya Pembelanjaan

Perusahaan (1983:51) pengertian profitabilitas sebagai berikut:

“Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan

dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dalam presentase.”

Dari uraian dan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian rasio profitabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, sebagai hasil dari

penggunaan sejumlah modal, aktiva dan penjualan, yang dinyatakan dalam

presentase (%)

Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam. Hal

ini tergantung bagaimana pihak yang berkepentungan terhadap perusahaan.

Mengingat rasio ini sangat dibutuhkan oleh investor jangka panjang, misalnya

pemegang saham dan calon pemegang saham, untuk melihat keuntungan yang

benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Terlebih lagi bagi pihak

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

perusahaan, rasio ini merupakan tolak ukur efektifitas manajemen dalam

menggunakan total aktiva seperti yang tercatat dalam neraca, sehubungan dengan

tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu.

Untuk menghitung rasio profitabilitas ada beberapa rumus yang dapat

digunakan antara lain:

Gross provit margin

Operating Income Ratio

Operating Ratio

Net profit Margin

Rate of Return On Investment (ROI)

Rate of Return On The Worth

Beberapa penulis secara tersirat mengelompokkan rasio profitabilitas, yaitu:

Pertama adalah profitabilitas ekonomis (Earning Power = Return On

Investment), yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan

modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba, yang dinyatakan dalam

bentuk presentase.

modal yang dimaksud disini adalah modal yang digunakan perusahaan

dalam membiayai bisnis utamanya, yaitu modal operasi. Bukan termasuk modal

yang ditanamkan dalam efek kecuali perusahaan kredit.

Dan laba yang dimaksud disini adalah laba ynag dihasilkan oleh bisnis

utama perusahaan, yaitu laba operasi (Net Operating Income). Bukan laba yang

dihasilkan dari bisnis sampingan perusahaan, misalnya efek yang menghasilkan

dividen.

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Adapun formulasi yang digunakan dalam menghitung profitabilitas

ekonomis sebagai berikut:

.Formulasi diatas diperoleh dari hasil perkalian sebagai berikut:

(Earning Power = ROI) = Profit Margin x Operating Asset Turnover

Dari formulasi diatas memperlihatkan bahwa profitabilitas ekonomis adalah

hasil perkalian antara profit margin dengan operating asset turnover (tingkat

perputaran aktiva). Dengan formulasi seperti itu, maka dapat diketahui bahwa

faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas ekonomis adalah profit

margin dan operating asset turnover.

Dari formulasi diatas dapat dikatakan bahwa profit margin adalah

perbandingan antara Net Operating Income (laba bersih) dengan Net Sales

(penjualan bersih). Atau dengan kata lain profit margin adalah selisih antara Net

Sales dengan operating expenser (harga pokok penjualan + biaya penjualan +

biaya administrasi + biaya umum). Profit margin merupakan indikator

keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tingkat laba yang maksimum dan

sampai sejauh mana pihak manajemen perusahaan dapat mengelola keuangannya

secara efisien.

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Karena profit margin sangat mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas

ekonomis suatu perusahaan, maka sangat penting bagi pihak manajemen

perusahaan untuk mengetahui cara-cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan

profit margin perusahaan yang dikelolanya adalah sebagai berikut:

a. Mengupayakan untuk meningkatkan jumlah penjualan yang relatif lebih

besar daripada peningkatan biaya operasi.

b. Dengan jumlah penjualan yang tetap, pihak manajemen perusahaan harus

mampu menekan biaya-biaya.

c. Tentu jika terjadi penurunan jumlah penjualan, maka pihak manajemen

perusahaan harus menurunkan biaya-biaya yang relatif lebih besar lagi.

Seperti profit margin jika dilihat dari formulasi diatas, maka Operating

Asset Turnover (tingkat perputaran aktiva), yaitu perbandingan antara net sales

dengan net operating assets. Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas

penggunaan aktiva perusahaan dalam hubungannya dengan jumlah penjualan pada

periode tertentu. Yang dapat dilihat dari kecepatan perputaran aktiva usaha dalam

periode tertentu.

Hal ini sama juga berlaku untuk manajemen perusahaan, dimana mereka

mengetahui cara-cara untuk meningkatkan operating assets turnover, agar

profitabilitas ekonomi perusahaannya meningkat. Adapun cara yang dapat

ditempuh pihak manajemen perusahaan adalah:

a. Mengupayakan adanya peningkatan jumlah penjualan yang relatif lebih

besar daripada bertambahnya assets.

b. Mengupayakan dengan jumlah assets tertentu, pihak manajemen dapat

meningkatkan jumlah penjualan.

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

c. Jika terjadi penurunan jumlah penjualan, pihak manajemen perusahaan

harus berupaya untuk menurunkan penggunaan assets lebih besar lagi.

Dengan memperhatikan profit margin dan operating assets

turnovermerupakan salah satu indikasi bagi manajer dalam mengelola perusahaan

secara efektif dan efisien.

Dari uraian diatas mengenai profitabilitas ekonomis dapat disimpulkan

bahwa rasio ini merupakan alat yang digunakan pihak manajemen perusahaan

dalam mengukur dan menilai efektifitas pengelolaan perusahaan dalam periode

tertentu. Sehingga dengan rasio ini pihak manajemen dapat mempunyai pijakan

yang kuat dalam membuat kebijakan-kebijakan yang baru agar pengelolaan

perusahaan dimasa yang akan datang lebih efisien lagi dan lebih baik dari masa-

masa sebelumnya.

Kedua adalah profitabilitas modal sendiri (Return On Net Work) atau

profitabilitas usaha, yang digunakan untuk mengetahui berapa tingkat keuntungan

yang diperoleh dari penggunaan modal sendiri yang terdapat pada perusahaan.

Dalam perhitungan profitabilitas modal sendiri, laba yang dimaksud adalah

laba usaha yang telah dikurangi dengan bunga modal asing/utang dan pajak.

Sedangkan modal sendiri yang dimaksud adalah modal sendiri yang dipergunakan

perusahaan dalam membiayai bisnis utamanya.

Adapun formulasi yang digunakan untuk menghitung profitabilitas modal

sendiri adalah sebagai berikut:

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Berdasarkan formulasi di atas terlihat bahwa penambahan modal sendiri

yang lebih besar proporsinya dari laba sesudah pajak yang diperoleh perusahaan

akan memperkecil rentabilitas modal sendiri. Dari keadaan ini maka

diperbolehkan untuk menambah modal asing dalam perusahaan untukmemperkuat

permodalan perusahaan. Adapun syaratnya adalah rate of return dari penambahan

modal asing tersebut lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya.

Jadi dapat dikatakan bahwa rasio profitabilitas inilah yang sangat

diperhatikan oleh para pihak investor dan calon investor untuk melihat

keuntungan yang akan mereka peroleh dalam bentuk dividen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan pokok antara

profitabilitas ekonomis dengan profitabilitas modal sendiri hanyalah terletak pada

jenis modal yang digunakan. Dimana pada profitabilitas ekonomis yang

diperhitungkan adalah keseluruhan modal ( modal sendiri dan modal asing ) yang

dipergunakan dalam menghasilkan keuntungan, sedangkan pada profitabilitas

modal sendiri yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang digunakan dalam

memperoleh keuntungan.

Dari kedua macam cara penilaian tingkat profitabilitas di atas, profitabilitas

ekonomis ( Earning Power atau ROI ) sering digunakan sebagai tolak ukur

efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan. Untuk itu pada bab

pembahasan penulis menggunakan Rate of Return On Investment ( ROI ) untuk

mengukur tingkat profitabilitas PT. IKI Makassar.

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

5. Metode Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan hubungan antara dua variabel

dalam hal ini keterkaitan antara likuiditas dan profitabilitas, maka diperlukan

suatu metode yang dapat menjelaskannya. Metode tersebut adalah metode

koefisien korelasi.

Dengan korelasi berarti ,mempelajari secara timbal balik bagaimana dua

variabel itu berhubungan. Dengan kata lain, yaitu bagaimana kuatnya dua

hubungan antara variabel-variabel apabila bentuk hubungan adalah linier. Angka

koefisien korelasi ini merupakan angka nyata yaitu antara +1 dan – 1 atau 1 ≥ e ≥

-1.

Dengan demikian sehingga korelasi dapat bersifat langsung / positif, dan

dapat juga terbalik atau negatif tergantung pada arah perubahannya. Besarnya

angka korelasi menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan :

a. Koefisien korelasi bersifat positif bila suatu variabel naik / turun dan

yang lain berubah dengan jumlah yang tetap didalam arah yang sama.

b. Koefisien korelasi bersifat negatif, jika kedua jika kedua variabel tersebut

dalam perubahan yang berlawanan arah.

c. Koefisien korelasi merupakan rata-rata hubungan yang dua arah sifatnya.

Untuk menghitung koefisien korelasi sederhana kita dapat memilih tipe

koefisien korelasi person adalah tipe dasar korelasi. Simbol koefisien korelasi

adalah r, dan untuk menghitung koefisien korelasi dari data yang kasar ( belum

disusun dalam bentuk distribusi frekuensi ). Metode ini digunakan untuk

menganalisa tentang sejauh mana atau seberapa besar hubungan antara tingkat

likuiditas dengan tingkat profitabilitas perusahaan yang dinyatakan dalam persentase.

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Rumusan yang digunakan oleh Anto Dajan dalam bukunya Pengantar

Metode Statistik ( 1985 : 315 ) adalah sebagai berikut :

√ √

Dimana:

r = menyatakan kuat atau lemahnya hubungan tingkat likuiditas dan tingkat

profitabilitas

n = jumlah periode

x = merupakan variabel bebas

y = merupakan variabel dependen yaitu variabel lain dalam hal ini adalah

laba usaha.

Berdasrkan rumus diatas, maka hasil perhitungan antara variabel x dan y

bervariasi, yaitu dari -1 melalui 0 hingga 1. Nilai ini memiliki arti tersendiri.

Oleh Anto Dajan dalam bukunya Pengantar Metode Statistik (1985 : 316-

318) menguraikan lebih lanjut mengenai pengertian rumus tersebut diatas bahwa:

“Apabila r = 0 atau mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel

sangat lemah atau tidak ada sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka

korelasinya dikatakan kuat dan positif, sedangkan bila r = -1 atau mendekati -1

maka korelasinya dikatakan sangat kuat dan negatif.”

Dan selanjutnya Anto Dajan dalam bukunya Pengantar Metode Statistik

(1985 : 317) mengemukakan bahwa tanda positif dan negatif pada korelasi

mempunyai arti sendiri yaitu:

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

“Bila r positif, maka korelasi antara dua variabel bersifat searah artinya

kenaikan atau penurunan nilai-nilai x terjadi bersama-sama dengan kenaikan

atau penurunan nilai-nilai y. Sebaliknya bila r negatif, kenaikan nilai x terjadi

bersama-sama dengan penurunan nilai-nilai yatau sebaliknya.”

Dengan menggunakan peralatan teori yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis akan menganalisa lebih lanjut berdasarkan pada pokok-pokok penelitian

dan landasan teori sebagai indikator dalam pembahasan selanjutnya.

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

6. Kerangka Pikir

Feed back

PT Industri Kapal

Indonesia

Laporan Keuangan PT IKI

2010,2011,2012,2013,2014

Neraca

(Balance Sheet)

Laporan Laba Rugi

(Income Statement)

Likuiditas

Current Ratio

Quick Ratio

Profitabilitas

Return on

Investment

Kinerja Keuangan

(Efisiensi)

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

7. Hipotesis

Berdasarkan analisis sementara laporan keuangan yang digunakan untuk

melihat masalah tersebut di atas maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah :

“Diduga terdapat hubungan yang positif antara likuiditas perusahaan dengan

tingkat profitabilitas dalam mencapai efisiensi perusahaan”.

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian dan Waktu Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian skripsi, penulis mengadakan penelitian

pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkapalan yang berlokasi di

Kota Makassar, Perusahaan ini adalah PT Industri Kapal Indonesia (Persero).

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan. dimulai tanggal 14 Januari

sampai dengan 14 Februati 2015.

1. Jenis dan Sumber Data

Dalam menghadapi data, ditunjang berbagai jenis data dan sumber data

sebagai berikut:

(a) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung oleh penulis dari hasil pengamatan

dan wawancara dengan pimpinan perusahaan dan staf mengenai obyek dan

masalah yang erat kaitannya dengan penelitian.

(b) Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi, laporan keuangan

perusahaan selama lima tahun terakhir dan pencatatan-pencatatan lain yang

erat hubungannya dengan masalah yang dibahas seperti gambaran umum

perusahaan dan struktur organisasi perusahaan yang erat kaitannya dengan

penelitian.

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

2. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi laporan keuangan PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) dari tahun

1981-2014 adalah 33 laporan keuangan. Dari total populasi ini, peneliti

mengambil sampel laporan keuangan sebanyak 5 laporan keuangan dari tahun

2010-2014.

3. Metode Analisis

Sebagai dasar untuk menganalisis masalah dan untuk dapat menguji

hipotesis, maka penulis menggunakan beberapa peralatan analisis sebagai berikut:

a. Metode Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Rasio Likuiditas, diukur antara lain dengan Current Ratio, rasio ini

menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat membayar

hutangnya yang segera jatuh tempo, dengan jaminan aktiva lancar.

Adapun formulasi dari Current Ratio adalah sebagai berikut:

Rasio Profitabilitas, yang digunakan antara lain adalah Return on

Investment (ROI). Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

dalam menghasilkan keuntungan bersih. Adapun formulasi dari

ROI ini adalah sebagai berikut:

ROI = Profit margin x Operating assets turnover

dimana:

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Net Opreating Assets : Seluruh aset yang digunakan perusahaan

untuk menjalankan usahanya.

Net Sales : Penjualan bersih perusahaan yang

diperoleh dari hasil usaha pokoknya.

Rate Of Return On Investment (ROI) yaitu rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan dari modal yang dinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

untuk menghasilkan keuntungan bersih. Sedangkan Profit margin merupakan

peralatan yang digunakan untuk mengetahui efisiensi perushaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Sementara

Operating assets turnover dipergunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan

dengan melihat pada kesempatan perputaran operating assets dalam suatu periode

tertentu.

b. Metode Koefisien Korelasi

Metode ini digunakan untuk menganalisis tentang seberapa jauh atau berapa

besarnya hubungan antara tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas perusahaan

dalam persentase. Rumus yang digunakan dalam metode ini adalah :

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

√ √

Dimana :

r = Koefisien korelasi yang menyatakan kuat atau lemahnya hubungan

keterkaitan antara likuiditas dan profitabilitas perusahaan.

n = Jumlah periode tahun

x = Likuiditas perusahaan, yang dalam hal ini merupakan variabel

bebas (independen)

y = Profitabilitas perusahaan, yang merupakan vaiabel dependen, yaitu

variabel yang tergantung pada variabel lain.

Untuk menunjukkan hubungan tergantung dari nilai rxy dimana nilai rxy

dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga +1. Bila rxy = 0 atau mendekati 0, maka

hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama

sekali. Bila rxy = +1 atau mendekati 1, maka hubungannya antara dua variabel

sangat kuat sekali dan positif (searah). Dan bila rxy = -1 atau mendekati -1, maka

hubungan dikatakan sangat kuat dan negatif (berlawan arah).

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

5. Definisi Operasional

a. Tingkat Likuiditas

Tingkat likuiditas adalah tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi suatu kewajiban yang harus segera dibayar. Likuiditas

merupakan suatu indikator kemampuan perusahaan untuk membayar

semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan

menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

b. Tingkat Profitabilitas

Tingkat profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba, baik

menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan

modal sendiri.

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1962 di Makassar dimulai pembangunan proyek galangan kapal

yaitu galangan kapal Paotere dan pryek galangan kapal Tallo. Proyek galangan

kapal Paotere dibangun oleh departemen perindustrian dasar/pertambangan,

dengan maksud untuk membuat kapal-kapal baja yang berkapasitas 2500 ton,

sedangkan galangan kapal Tallo dinagun oleh departemen urusan veteran dan

demobilitas, yang dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal kayu sampai dengan

bobot mati 300 ton. Proyek ini memiliki slip way atau fasilitas untuk menaikkan

kapal dari laut ke darat, dan sebaliknya menurunkan kapal dari darat ke laut, yang

panjangnya 45 meter dan mempunyai daya angkut500 lt (lifting ton).

Pada pertengahan tahun 1963, kegiatan dua proyek ini masing-masing baru

pada taraf pengerjaan dasar. Pada waktu itu proyek galangan kapal Paotere belum

memiliki peralatan sama sekali, sedangkan proyek galangan kapal Tallo telah

memiliki peralatan mesin dan alat-alat lain yang didatangan dari Polandia.

Berhubung karena terbatasnya pembiayaan pada waktu itu maka pemerintah

memutuskan untuk menggabungkan kedua proyek tersebut yang lokasinya ±2 km

antara satu dengan yang lainnya dibawah pengawasan departemen perindustrian

dasar/pertambangan, kemudian merubah namanya menjadi proyek galangan kapal

Makassar yang lokasinya terletak dipantai Paotere kecamatan Tallo bagian utara

kota Makassar atau sekitar 3,5 km dari pusat kota, diatas areal tanah seluas

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

250.000 m2. Dengan diresmikannya proyek tersebut sesuai surat keputusan

presiden No.225/1963. Proyek ini dinyatakan proyek sebagai proyek vital.

Dengan terjadinya penggabungan tersebut maka :

1) Lokasi bekas proyek galangan kapal Tallo dipindahkan berdampingan dengan

bekas proyek galangan kapal Paotere.

2) Mengadakan redesigning yang disesuaikan dengan biaya yang ada dan

menitikberatkan pada penyelesaian tahap pertama (bekas proyek galangan

kapal) dengan sasaran utama mereparasi dan memelihara kapal-kapal sampai

dengan 500 ton.

3) Menunda pembangunan bekas diteruskan penyelesaiannya pada tahap kedua

(rencana perusahaan).

Galangan Kapal Makasaar tahap pertama diresmikan oleh Sekretaris

Jenderal Departemen Perindustrian yang pada wakti itu diwakili Departemen

Pertambangan tepat pada tanggal 7 Maret 1970. Galangan Kapal Makassar ini

mempunyai slipway horizontal yang terletak di pantai Paotere kecamatan Tallo

bagian utara kota Makassar dengan areal 250.000 m2.

Sistem docking dari Galangan Kapal Makassar mempunyai slipway

horizontal dan miring. Shifter besar untuk menaikkan dan menurunkan kapal dari

laut atau sebaliknya dan setelah kapal didaratkan, maka kapal dapat ditarik ke

samping salah satu side track (normal). Panjang shifter tersebut minimal 45 meter

dan mempunyai daya angkut 500 ton. Tinggi air diatas shifter maksimal 3,40

meter. Sebelah barat shifter terdapat area yang agak luas untuk tempat penelitian

kapal tersebut sebelah barat dari slipway horizontal terdapat 4 sidetrack yang

panjangnya masing-masing 140 meter dan 70 meter, dua buah dengan kapasitas.

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Dengan peralatan yang dimiliki saat ini, Galangan Kapal Makassar baru

dapat melayani kapal yang berukuran 1500 DWT serta mereparasi kapal yang 500

ton ke bawah kurang lebih dari itu serta mempunyai fasilitas dan daya tampung

sampai 16 buah kapal sekaligus untuk ukuran seperti itu tersebut diatas. Galangan

kapal makassar juga membuat kapal-kapal kayu yang dikerjakan dengan pesanan

yang ada berdasarkan kondisi dan tingkat kegiatan yang dihadapi, galangan baru

menyerap tenaga sebesar kurang lebih 400 orang pegawai yang setiap hari

mempekerjakan 30 sampai dengan 50 orang.

PT Industri Kapal Indonesia (Persero) atau disingkat PT IKI (Persero)

didirikan berdasarkan Akte Pendirian No.122 tanggal 29 Oktober 1977, yang

dibuat dihadapan Sitske Limowa, S,H. Notaris di Makassar, kemudian dirubah

dengan akte tertanggal 28 Februari 1979 No.151 dan akte tertanggal 7 Juli 1979

No.40, yang dibuat dihadapan notaris yang sama, dan telah mendapat pengesahan

Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.

YA5/374/16 tanggal 5 Agustus 1980 serta termuat dalam Berita Negara Republik

Indonesia No.64 tanggal 11 Agustus 1981, tambahan No.637. Sesuai dengan Akte

Perubahan No.23 tanggal 3 Oktober 1984, yang dibuat dihadapan Notaris Sitske

Limowa, S.H, yang berkedudukan di Makassar, yang selanjutnya telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman RI tertanggal 18 Maret1985 sesuai Surat

Keputusan Nomor C2-1440-HT.01.04 tahun 1985 dan termuat dalam berita

negara RI No.73 tanggal 10 September 1985, perusahaan ini mengalami

perubahan nama menjadi “PT Industri Kapal Indonesia (Persero)”.

PT. Industri Kapal Indonesia yang berpusat di Makassar dan mencakup 4

galangan kapal, antara lain sebagai berikut :

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

1) Galangan Kapal Gresik (Jawa Timur)

2) Galangan Kapal Padang (Sumatera Barat)

3) Galangan Kapal Makassar (Sulawesi Selatan)

4) Galangan Kapal Bitung (Sulawesi Utara).

Jadi, jelas disini bahwa Galangan Kapal Makassar sekarang telah menjadi

unit produksi dari PT. Industri Kapal Indonesia (Persero).

Pada tahun 1986, unit produksi Galangan Kapal Padang telah dialihkan

pengelolaannya kepada PT Kodja Jakarta dan tahun 1988 unit Galangan Kapal

Gresik juga dialihkan pengelolaanya dan sebaliknya PT Dok dan Galangan Kapal

Wayime Ambon akan menjadi satu unit produksi PT Industri Kapal

Indonesia (Persero) sesuai dengan kebijakan Menteri Perindustrisan dan Menteri

Keuangan.

Rencana perluasan direncanakan oleh pemerintah dengan mendirikan 4

pusat industri kapal di seluruh Indonesia, yaitu Palembang, Jakarta, Surabaya dan

Makassar. Makassar dimaksudkan sebagai pusat industri perkapalan untuk seluruh

wilayah Indonesia Timur. Dengan mendirikan pusat tersebut, maka diharapkan

dan disahakan mendirikan industri-industri pembuatan komponen-komponen

kapal (peralatan-peralatan kapal, perlengkapan kapal serta lain sebagainya yang

ada hubungannya dengan perlengkapan) seperti sub kontroler dan lain sebagainya.

Kondisi umum dok dan galangan kapal mengalami pukulan berat tahun

1985-1989 dan hampir semua galangan kapal mengalami kerugian yang cukup

besar. Demikian juga dok PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) pada tahun itu

produksi dan penjualannya mengalami penurunan yang cukup tajam, sehingga

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

mengakibatkan kondisi keuangan tidak sehat dan tidak dapat memperbaiki sarana

produksi sampai pada tahun 1990.

Peningkatan keuangan dan keuntungan mulai didapatkan sehingga

akumulasi kerugian sudah mulai diatasi dan sudah dapat memperbaiki modal

untuk investasi serta membayar kewajiban yang tertunda. Investasi yang

dilaksanakan antara lain mengadakan perbaikan sarana produksi yang telah ada

dan meningkatkan kapasitas dari 7 kapal menjadi 15 kapal dan 500 TSL dan 1000

TLC dan jumlah unit kapal secara bersamaan dapat direparasi dengan lebih cepat.

Membangun secara bertahap Graving Dock dengan kapasitas 6000 DWT

dan Building Berth dengan kapasitas 8000 DWT serta penambahan kapasitas

pendukungnya agar dapat mereparasi kapal dan membuat lebih besar. Kemajuan

yang telah tercapai oleh perusahaan saat ini belumlah sebanding dengan

perusahaan sejenisnya yang ada, namun atas usaha kerja keras karyawan dan

pimpinan, serta bantuan segenap unsur masyarakat dan pemerintah,maka yakin

apa yang menjadi impian dan harapan serta cita-cita perusahaan akan dapat

diwujudkan.

Adapun tujuan didirikannya perusahaan ini sesuai akte perusahaan tersebut

adalah untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program

pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya dan

khususnya di bidang industri perkapalan serta mesin-mesin dan industri logam

dasar lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan menjalankan kegiatan

usaha di bidang :

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

1) Produksi.

a. Mengolah, merakit dan membuat bahan baku tertentu menjadi kapal,

peralatan lepas pantai, alat apung, peralatan dan perlengkapan kapal

lainnya.

b. Merawat, mereparasi, merehabilitasi dan konversi (merubah bentuk dan

fungsi) segala jenis kapal, peralatan lepas pantai serta alat apung

lainnya.

c. Pabrikasi dan perawatan struktur berat permesinan pabrik dan kegiatan

industri lainnya atau sarana produksi dalam sektor industri perkapalan

dan/atau industri sejenisnya.

2) Pemberian jasa dengan melaksanakan studi/penelitian, pengembangan,

desaign, engineering, angkutan atau perancangan pembuatan kapal, peralatan

lepas pantai, alat apung, pekerjaan galangan kapal, pengoperasian pabrik,

konstruksi, manajemen, reparasi, pemeliharaan, latihan, pendidikan, konsultasi

dan jasa teknis lainnya dalam sektor industri perkapalan atau industri

sejenisnya.

3) Perdagangan dengan menyelenggarakan kegiatan pemasaran baik dalam

maupun liar negeri yang berhubungan dengan hasil produksi

4) Melakukan kegiatan usaha atau jasa lainnya yang berkaitan dengan produksi,

pemberian jasa, perdagangan yang merupakan sarana pelengkap atau

penunjang dalam mencapai tujuan perusahaan.

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Dalam pelaksanaan operasinya sesuai dengan SK direksi No. 33/DIR-

IKI/KPTS/VII/2006 tanggal 16 Juli 2006, mempunyai unit dok dan unit-unit

usaha sebagai berikut :

1) Unit do dan galangan Makassar

2) Unit dok dan galangan Bitung

3) Unit usaha dan perdagangan Makassar.

2. Struktur Organisasi

Suatu organisasi adalah kelompok orang yang bekerjasama untuk tujuan

yang telah disepakati. Agar aktifitas organisasi yang dijalankan oleh orang-orang

yang ada didalamnya dapat berjalan baik, maka dibentuklah struktur organisasi

yang menggambarkan suatu sistem kerja yang baik, dimana terdapat batasan-

batasan, pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab serta funsi masing-

masing personil dalam organisasi peruahaan.

Struktur organisasi itu sendiri adalah suatu susunan yang merinci pembagian

aktifitas kerja dan menunjukkan tingkatan aktifitas berkaitan satu sama lain,

sampai tingkat tertentu ia juga menunjukkan tingkat spesialisasi dan aktifitas

kerja. Struktur ini juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur wewenang,

serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. Bagi perusahaan, struktur

organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi

tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta mengkoordinasikan

hubungannya dengan lingkungannya.

Adapun Struktur Orgsnisasi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)

Makassar adalah sebagai berikut :

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Pada gambar 1 disajikan struktur organisasi PT. Industri Kapal Indonesia

(Persero) yang menunjukkan hubungan atau hierarki dalam perusahaan tersebut

tentang komunikasi kerja yang ada dan menentukan pembagian tugas dan

wewenang pada perusahaan. Dilihat dari struktur organisasinya PT. Industri Kapal

Indonesia (Persero) menggunakan bentuk organisasi garis dan staf. Dimana

bantuan yang diberikan staf hanya berupa nasihat, sedangkan keputusan dan

pelaksanaan dari keputusan tersebut tetap berada ditangan pimpinan.

Adapun dewan Komisaris PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Sesuai

Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 339/KMK 016/1995 tanggal 20 Juli

1995 terdiri atas 5 (lima) orang yaitu :

1) Ir Marwoto (Komisaris Utama)

2) Drs. Moh Anas (Komisaris)

3) Ir. P. Purwadi Sugito (Komisaris)

4) Sanyoto Gondodiyoto (Komisaris)

5) Ir. M Yamin Rahman (Komisaris)

Direksi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara RI. No.KEP-222/M/-

PBUMN/1999 tanggal 5 Oktober 1999 Tentang Pengangkatan anggota Direksi

PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) diangkat ir. Petrus Massolo Paranoan MSc.

Sebagai Direktur Program dan Pengembangan Usaha. Sehingga susunan direksi

per 31 Desember 1999 menjadi 4 (empat) orang yaitu sebagai berikut :

1) La Adrian I fie NA, MBA (Direktur Utama)

2) Ir. Amirullah Pase (Direktur Produksi)

3) Ir. Baharuddin Sellang (Direktur Komersial/Keuangan)

Page 56: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

4) Ir.Petrus Massolo Paranoan, MSc (Direktur Program dan

Pengembangan)

Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI

No.239/KMK 05/2001 tanggal 15 Mei 2001 tentang pemberhentian dan

pengangkatan anggota direksi perusahaan sebagai berikut :

1) Ir. Amirullah Pase (Direktur Utama)

2) Ir. Petrus Massolo Paranoan, MSc (Direktur Operasi)

3) Drs. Natsir Sarawa, MM (Direktur Keuangan)

4) Ir. Abdul Rakhman Caing (Direktur Pemasaran)

Adapun yang menjabat saat ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri

tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota direksi perusahaan sebagai

berikut :

1) SA. Bandung Sismono (Direktur Utama)

2) Ahril Abdullah (Direktur Produksi)

3) Aurelius Larope, SE, MM (Direktur Keuangan)

4) Ir. Hasanuddin B. Nur (Direktur Pemas

Page 57: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

3. Uraian Tugas

Dari bagan struktur organisasi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)

nampak bahwa ada Dewan Komisaris yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) dan unsur lain.

Setiap bagian dipimpin oleh seorang kepala bagian dan bertanggungjawab

pada manajer divisi diatasnya.

Adapun uraian tugas masing-masing adalah sebagai berikut :

1) Direktorat

Dipimpin oleh seorang Direktur Utama yaitu Direktur Produksi

dan Direktur Keuangan.

2) Biro

Setiap biro dipimpin oleh seorang general manager dan

bertanggung jawab pada direktorat diatasnya, dan setiap biro

membawahi divisi.

3) Divisi

Setiap devisi dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung

jawab pada general manager.

4) Bagian

Setiap bagian dipimpin oleh seorang kepala bagian dan

bertanggung jawab pada manajer divisi diatasnya.

Page 58: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Adapun uraian tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Dewan

Komisaris atau RUPS dengan tugas pokok bersama-sama para

Direktur menetapkan manajemen dan kebijaksanaan pokok

perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Direktur Produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur

Utama dengan tugas pokok bersama-sama. Direktur Utama dan

Direktur Keuangan menetapkan kebijaksanaan pokok perusahaan

dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Direktur Keuangan bertanggung jawab langsung kepada Direktur

Utama dengan tugas mengkoordinir, membimbing dan

mengawasi kegiatan bidang keuangan, akuntansi, pergudangan,

dan perpajakan sesuai dengan penggarisan Direksi dan

manual/sistem akuntansi yang berlaku.

Sekretaris perusahaan bertanggung jawab pada Direksi dengan

tugas melayani kepentingan Direksi dalam melaksanakan tugas

sehari-hari yang meliputi persiapan rapat, pelayanan tamu direksi,

sebagai notulis rapat, dan pengelola arsip direksi.

Kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI) bertanggung jawab

kepada direktur utama dengan tugas melakukan fungsi

pemeriksaan intern (internal auditing) yaitu mengawasi agar

kebijaksanaan perusahaan dan prosedur kerja yang telah

ditetapkan oleh direksi dilaksanakan sebagaimana mestinya,

Page 59: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

meneliti sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan mengusulkan

langkah-langkah perbaikan.

Staf ahli/Asisten bertanggung jawab kepada direksi dengan tugas

memasuki dan meminta data serta keterangan yang berkaitan

dengan perencanaan pelaksanaan pengendalian kegiatan yang

dilaksanakannya.

Asisten Produksi bertanggung jawab kepada direktur produksi

dengan tugas melakukan pengawasan atau kegiatan di bidang

produksi maupun logistik untuk tercapainya efisiensi perusahaan

dan mengadakan evaluasi terhadap kegiatan proyek yang telah

selesai dilaksanakan baik untuk order pekerjaan/nilai penjualan

masing-masing order pekerjaan dan investasi yang diadakan

perusahaan.

Kepala Biro Quality Assurance dan Kepala Biro Quality Control

bertanggung jawab kepada direktur utama dengan tugas

mengkoordinasikan dan mengawasi mutu pelaksanaan pekerjaan

teknis agar sesuai yang direncanakan untuk pekerjaan order

bangunan baru, reparasi kapal, pekerjaan sipil, dan pekerjaan non

kapal, dan meneliti/memeriksa kontrak/desaign yang akan

dikerjakan berdasarkan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan) yang telah disahkan Rapat Pemegang Saham.

Kepala Biro Perwakilan bertanggung jawab kepada Direksi

dengan tugas memimpin dan melaksanakan kegiatan pemasaran

Page 60: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

untuk kepentingan perusahaan serta tugas yang telah digariskan

dalam RKAP yang telah disahkan Rapat Pemegang Saham.

Kepala Biro Produksi Bangunan Baru bertanggung jawab kepada

Direktur Produksi dengan tugas mengerahkan tenaga untuk

kegiatan operasional semaksimal mungkin agar dapat mencapai

pendapatan yang telah digariskan dalam RKAP yang telah

disahkan oleh Rapat Pemegang Saham.

Kepala Biro Produksi Reparasi bertanggung jawab kepada

Direksi produksi dengan tugas mengendalikan dan mengerahkan

sarana dan daya untuk pelaksanaan pekerjaan reparasi kapal

secara efektif dan efisien.

Kepala Biro Logistik bertanggung jawab kepada direksi produksi

dengan mengkoordinasikan, memimpin dan mengawasi

pelaksanaa pembelian peralatan impor maupun lokal untuk

kebutuhan unit dan galangan unit lainnya sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan perusahaan dan kebijaksanaan direksi

berdasarkan RKAP yang telah disahkan oleh Rapat Pemegang

Saham.

Kepala Biro Komersial dan Teknologi bertanggung jawab kepada

direktur komersial/keuangan dengan tugas menyusun rencana

anggaran penjualan tahunan untuk dasar pembuatan RKAP tahun

berikutnya, mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan

pemasaran dan engineering secara efisien dan efektif.

Page 61: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Kepala Biro Keuangan dan Akuntansi bertanggung jawab kepada

direktur komersial dan keuangan dengan tugas

mengkoordinir/membawahi dan mengawasi kegiatan bidang

keuangan akuntansi dan perpajakan.

Kepala Biro Umum/Personalia bertanggung jawab kepada

direktur komersial/keuangan dengan tugas mengkoordinir,

memimpin, dan mengawasi pelaksanaan tugas yang berhubungan

dengan masalah kepegawaian, ketatausahaan, umum/rumah

tangga, kehumasan, hukum dan tugas-tugas umum lainnya.

Kepala Divisi Marketing bertanggung jawab langsung kepada

biro komersil dan teknologi dengan tugas mengkoordinasikan,

membimbing dan mengawasi kegiatan semua kegiatan yang

berkaitan dengan pemasaran.

Kepala Divisi Keuangan bertanggung jawab langsung kepada

kepala biro keuangan/akuntansi dengan tugas mengkoordinasikan,

memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas yang

menyangkut kegiatan masalah akuntansi dan administrasi

keuangan agar laporan keuangan dapat disusun tepat waktu sesuai

dengan manual akuntansi yang berlaku.

Kepala Divisi Akuntansi bertanggung jawab langsung kepada

kepala biro keuangan/akuntansi dengan tugas mengkoordinasikan,

memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas yang menyangkut

kegiatan dibidang keuangan dan perpajakan.

Page 62: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Kepala Divisi Quality Control bertanggung jawab kepada manajer

unit dengan tugas pokok mengkoordinasikan, membimbing dan

mengawasi kegiatan pengawasn dan penelitian teknis atas

pekerjaan pembuatan kapal baru berdasarkan Network Planning,

Production, Schedule, pengawasan mutu serta waktu penyelesaian

pekerjaan.

4. Bidang Produksi

PT. Industri Kapal Indonesia (Perseo) perusahaan yang bergerak di bidang

saha seperti berikut :

I. Produksi

Adapun hasil produksi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) adalah :

Mendesain kapal yaitu membuat kapal untuk dijual kepada

pemesan atau pemilik kapal (maih dalam bentuk gambar)

Pembuatan kapal baru, yaitu perusahaan membuat desain kapal.

Dimana kapal dibuat digalangan kapal PT. Industri Kapal

Indonesia (Persero). Adapun sumber bahan baku yang digunakan

untuk membuat kapal baru tersebut berasal dari tiga sumber,

tergantung dari kesepakatan bersama yaitu perusahaan mendesain

kapal serta menyediakan sendiri bahan dan alat-alat yang

diperlukan dalam pembuatan kapal baru.

Pembuatan peralatan lepas pantai, yaitu membuat alat yang

digunakan oleh perusahaan minyak lepas pantai seperti pipa dan

bor.

Page 63: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Pabrikasi struktur baja, yaitu membuat peralatan yang akan

digunakan untuk tulang beton atau bangunan.

II. Perbaikan dan Reparasi

Adapun perbaikan/reparasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Running Repair, yaitu memperbaiki kapal yang mengalami

kerusakan tetapi kapal tersebut masih bisa beroperasi pada saat

perbaikan, kapal yang rusak tidak perlu dibawa ke galangan kapal

tetapi cukup diperbaiki ditempat dimana kapal itu rusak.

Floating Repair, yaitu memperbaiki kapal-kapal yang rusak tadi

dibawa ke galangan kapal untuk diperbaiki, tetapi kapal tersebut

tidak sempat dinaikkan kedarat (Docking), kapal cukup diperbaiki

di galangan saja.

Docking Repair, yaitu memperbaiki kapal yang rusak, atau kapal

yang telah tiba saatnya untuk mengalami decking (setiap satu

tahun sekali) agar tetap berjalan sebagaimana mestinya, cara

kerjanya ialah kapal yang rusak dibawa ke galangan kapal, lalu

kapal tersebut dinaikkan ke darat kemudian diperbaiki.

III. Modifikasi Kapal

Modifikasi kapal yaitu kapal yang ingin dimodifikasikan dibuat

bentuk dan fungsinya kemudian kapal dinaikkan kedarat. Adapun

modifikasi yang dilakukan PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) adalah

sebagai berikut :

Page 64: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Mengubah kapal barang menjadi kapal penumpang atau

sebaliknya.

Mengubah kapal tongkong menjadi kapal ikan atau sebaliknya.

Mengubah kapal barang menjadi kapal tongkong atau sebaliknya.

Mengubah kapal barang menjadi kapal ikan atau sebaliknya.

1. Kantor pusat menerima order dari pihak eksternal (pemesanan).

2. Order ini kemudian ditindaklanjuti melalui negosiasi antara pihak

manajemen PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)dengan pihak

eksternal (pemesan) tersebut agar tercapai suatu kesepakatan.

3. Setelah kesepakatan tercapai maka langkah selanjutnya adalah

membuat kontrak kerja di atas materai.

4. Atas dasar kontrak kerja ini, kantor pusat memerintahkan unit

usaha untuk melaksanakan pekerjaan.

5. Unit usaha menyusun rencana konstruksi dan rencana produksi.

6. Berdasarkan rencana konstruksi dan rencana produksi ini, disusun

time schedule.

7. Pelaksanaan produksi segera dilakukan dengan berpedoman pada

time schedule.

8. Output yang telah dihasilkan kemudian diteliti ulang (Quality

Control) sebelum diserahkan kepada pemesan.

Page 65: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

SKEMA 2

Proses Produksi

PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)

DIPERIKSA

DISETUJUI

YA

TIDAK

KANTOR PUSAT KANTOR KERJA

DOK DAN GALANGAN

PERENCANAAN

KONSTRUKSI PERENCANAAN

PRODUKSI

ETIME SCHEDULE

PELAKSANAAN PRODUKSI

QUALITY CONTROL

OUTPUT

Page 66: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

BAB V

ANALISIS LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS

PADA PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero)

MAKASSAR

1. Perhitungan Tingkat Likuiditas

Pada dasarnya tujuan utama mengelola suatu perusahaan adalah

mengoptimalkan profit serta menjaga kontinuitas perusahaan. Untuk mencapai hal

tersebut maka perusahaan harus dikelola secara secara efektif dan efisien.

Tingkat likuiditas merupakan suatu indikator untuk mengetahui efisiensi

dan efektivitas suatu perusahaan. Sebab perusahaan yang memiliki tingkat

likuiditas yang baik apabila perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang cukup

untuk melunasi kewajiban finansialnya yang jatuh tempo.

Untuk mencapai tingkat likuiditas tersebut, tergantung bagaimana suatu

perusahaan mengelola aktivanya. Aktiva yang terallu banyak digunakan untuk

kegiatan investasi jangka panjang akan membawa pengaruh terhadap tingkat

likuiditas. Kegiatan yang demikian ini dapat diperkirakan akan menyebabkan

tingkat likuiditas yang dimiliki perusahaan akan rendah.

Demikian pula sebaliknya jika aktiva hanya di prioritaskan untuk investasi

yang bersifat jangka pendek, maka dapat menyebabkan perusahaan memiliki

tingkat likuiditas yang tinggi dikarenakan banyak dana yang menganggur, yang

memberikan dampak merugikan perusahaan.Jadi tinggi rendahnya tingkat

likuiditas perusahaan tergantung bagaimana perusahaan tersebut mengelola

aktiva-aktivanya.

Page 67: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Untuk menganalisa tingkat likuiditas PT Industri Kapal Indonesia, penulis

menggunakan laporan keuangan yaitu neraca dalam lima periode yaitu tahun 2010

sampai dengan tahun 2014, sebagai sumber data. Dimana laporan keuangan yang

bersumber dari PT. IKI Makassar terlampir. Berdasarkan data-data tersebut,

penulis menggunakan metode analisis time series, dan alat analisis yang

digunakan adalah current ratio dan quick ratio.

Rumus current ratio dan quick ratio sebagai berikut :

Current ratio merupakan ratio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan

dalam melunasi kewajiban finansialnya yang jatuh tempo, dengan cara

membandingkan aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current

liability).

Perhitungan tingkat likuiditas PT. Industri Kapal Indonesia Makassar

selama 5 (lima) periode (2010-1014) adalah sebagai berikut :

Tahun 2010

= 160,22 %

Tahun 2011

= 144,22 %

Tahun 2012

Page 68: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

= 118,26 %

Tahun 2013

= 63,69 %

Tahun 2014

= 108,84 %

Untuk lebih memudahkan dalam menganalisa tingkat likuiditas PT. industri

Kapal Indonesia, berikut ini penulis menyajikan (Current Ratio) dalam bentuk

tabel beserta tingkat perubahannya.

Page 69: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Tabel II

Perhitungan Rasio Likuiditas

PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASSAR

Tahun 2010-2014

Thn Current Assets Current Liabilities (CL) Inventory

CA (Rp) Δ CL (Rp) Δ Inventory (Rp) Δ

2010 50,632 - 31,602 - 13,163 -

2011 67,565 16,933 59,152 27.550 36,451 23,288

2012 69,01 1,445 58,385 -767 5,124 -31,327

2013 41,793 -27,217 65,623 7.238 3,775 -1,349

2014 46,88 5,087 44,072 -21,551 2,725 -1,05

Thn Current Ratio (CR)

CR (%) Δ %

2010 160,22 -

2011 114,22 -46

2012 118,26 4,04

2013 63,69 -54,57

2014 108,84 45,15

Keterangan :

Δ = perubahan nilai

( ) = menurun

Sumber ; PT. IKI Makassar, data diolah

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa tingkat likuiditas PT.

IKI 5 (lima) tahu terakhir cenderung membaik, hal ini ditandai dengan terus

meningkatnya current ratio perusahaan dari tahun 2010 sampai tahun 2014.

Walaupun current ratio untuk 2013 dan tahun 2011 berada dibawah ukuran

Page 70: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

normal, namun pada tahun berikutnya perusahaan sudah mampu menaikkan

current ratio ini mengindikasikan upaya pihak manajemen untuk menjaga tingkat

likuiditasnya.

Jadi jika dirata-ratakan dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas PT. IKI

lima tahun terakhir masih berada dibawah ukuran normal 200% yang dijadikan

pedoman sebagai prinsip hati-hati (rules of thumb), namun demikian rasio

likuiditas yang dimiliki PT. IKI meningkat setiap tahun mengindikasikan upaya

perusahaan untuk menjaga likuiditasnya agar tetap mampu untuk menutupi

hutang-hutangnya yang segera jatuh tempo.

CURRENT RATIO

Pada tahun 2010, Current Ratio yang dimiliki PT. IKI sebesar 160,22%

artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar PT. IKI dijamin oleh harta lancar yang

dimiliki perusahaan sebesar Rp. 1,60.

Pada tahun 2011, current ratio PT. IKI mengalami penurunan sebesar

46,00% yaitu dari 160,22% tahun 2010 menjadi 114,22% atau 1,14 pada tahun

2011, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar PT . IKI dijamin oleh harta lancar

yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 1,14. Penurunan current ratio yang kecil ini

disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar perusahaan sebesar 16,933% yaitu

dari Rp. 50.632 tahun 2006 menjadi Rp. 67.565 pada tahun 2011. Kenaikan aktiva

lancar perusahaan pada tahun ini disebabkan oleh peningkatan persediaan dalam

proses (Mina Jaya) yang dimana pada tahun 2010 berupa piutang dalam proses

(Mina Jaya) sebesar Rp. 7.500 dan pada tahun 2011 menjadi persediaan dalam

proses (Mina Jaya) sebesar Rp.31.173. Peningkatan hutang lancar perusahaan

Page 71: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

pada tahun ini juga disebabkan oleh kenaikan hutang usaha, pinjaman bank jangka

pendek yang sangat besar, hutang pajak, hutang RDI dan hutang lain-lain.

Pada tahun 2012, current ratio PT. IKI mengalami peningkatan sebesar

4,04% yaitu dari 114,22% pada tahun 2011 menjadi 114,26% atau 1,14 pada

tahun 2012, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar PT. IKI dijamin oleh harta yang

dimiliki perusahaan sebesar Rp. 1,14. Kenaikan current ratio yang masih kecil ini

disebabkan oleh kenaikan aktiva lancar sebesar 1,445% yaitu dari Rp. 67.565

pada tahun 2011 menjadi Rp. 69.010 pada tahun 2012, sedangkan hutang lancar

mengalami penurunan sebesar Rp. 767 dimana pada tahun 2011 sebesar Rp.

59.152 menjadi Rp. 58.385 pada tahun 2012. Kenaikan aktiva lancar pada tahun

ini disebabkan oleh piutang usaha dimana pada tahun 2011 sebesar Rp. 23.181

menjadi Rp. 24.735 pada tahun 2012 dan aktiva lancar lainnya yang dimana pada

tahun 2011 sebesar Rp. 6.577 menjadi Rp. 37.858 sedangkan hutang lancar

mengalami penurunan disebabkan oleh hutang usaha yang dimana pada tahun

2011 sebesar Rp.6.720 menjadi 5.433 pada tahun 2012 dan hutang sub konduktor

dimana pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.200 menjadi Rp. 1.691 pada tahun 2012.

Pada tahun 2013, current ratio mengalami penurunan yang sangat yang

cukup besar dari sebanyak 54,57% yaitu dari 118,26% pada tahun 2012 menjadi

63,69% atau 6,36 pada tahun 2013, artinya tiap Rp. 1,00 hutang lancar PT. IKI

dijamin oleh harta lancar yang dimiliki perusahaan sebesar Rp.6,36. Penurunan

current ratio ini disebabkan oleh menurunnya aktiva lancar sebesar Rp. 27.217

yaitu dari Rp. 69.010 pada tahun 2012 menjadi Rp.41.793 pada tahun 2013.

Penurunan aktiva lancar pada tahun ini disebabkan oleh persediaan bahan baku /

pembantu dari Rp. 5.125 pada tahun 2012 menjadi Rp. 3.755 dan aktiva lancar

Page 72: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

lainnya dari Rp. 37.858 menjadi Rp. 9.225. Dan peningkatan hutang lancar

sebesar Rp. 7.238 dimana pada tahun 2012 sebesar Rp. 58.385 menjadi Rp.65.623

pada tahun 2013. Peningkatan hutang lancar ini disebabkan oleh hutang lain-lain

dimana pada tahun 2012 sebesar Rp. 13.704 menjadi Rp. 16.455, hutang sub

kontraktor dimana pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.691 menjadi Rp. 1.760 dan

terdapat pos baru yang dimana pada tahun 2012 terdapat pinjaman jangka pendek

sebesar Rp. 30.181 dan pada tahun 2013 berubah menjadi kredit bank jangka

pendek sebesar Rp. 33.655, serta hutang usaha dimana pada tahun 2012 sebesar

Rp. 5.433 menjadi Rp. 6.457.

Kemudian pada tahun 2014, current ratio PT. IKI mengalami peningkatan

yang cukup besar sebanyak 45,15% yaitu dari 63,69% pada tahun 2013 menjadi

108,84% atau 1,08 tahun 2014, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar PT. IKI

dijamin oleh harta lancar sebesar Rp. 1,08. Kenaikan current ratio ini disebabkan

oleh kenaikan aktiva lancar sebesar Rp. 5.087 yaitu dari Rp. 41.793 pada tahun

2013 menjadi Rp. 46.880 pada tahun 2014 dan penurunan hutang lancar sebesar

Rp. 21.551 yaitu dari Rp. 65.623 pada tahun 2013 menjadi Rp. 44.072 pada tahun

2014. Kenaikan aktiva lancar pada tahun ini disebabkan oleh piutang usahadimana

pada tahun 2013 sebesar Rp. 27.427 menjadi Rp. 29.816 dan aktiva lancar lainnya

dimana pada taun 2013 sebesar Rp. 9.225 menjadi Rp. 11.610, sedangkan

penurunan hutang lancar disebabkan oleh hutang usaha dimana pada tahu 2013

sebesar Rp. 6.457 menjadi Rp. 12.882 dan pada tahun ini sudah tidak dilakukan

pinjaman jangka pendek maupun kredit bank jangka pendek.

Page 73: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

2. Perhitungan Tingkat Profitabilitas

Tingkat profitabilitas (rentabilitas) suatu prusahaan menunjukkan berapa

besar kemampuan perusahaan menggunakan modalnya untuk mengelolah

perusahaan guna menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.

Dalam menghitung tingkat Profitabilitas PT. IKI Makassar, seperti analisis

likuiditas diatas, penulis menggunakan laporan keuangan yaitu neraca dan laporan

laba rugi 5(lima) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2010,

sebagai sumber data. Dimana laporan yang bersumber dari PT. IKI Makassar

terlampir.

Berdasarkan data-data tersebut penulis menggunakan metode analisis time

series, dan alat analisa yang digunakan adalah ratio profitabilitas, yaitu Rate Of

Return On Investment (ROI).

Rate Of Return On Investment (ROI) merupakan peralatan ratio

profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan

modalnya untuk memperoleh keuntungan bersih. Adapun formulasi dari Rate Of

Return On Investment (ROI) adalah:

Rate Of Return On Invesment (ROI) =Profit Margin x Total Assets turnover

Dimana :

Profit margin adalah ratio untuk mengukur laba bersih sebelum pajak

dibandingkan dengan volume penjualan. Dan total assets turnover adalah ratio

Page 74: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

untuk mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan volume

penjualan. Jika kedua ratio ini diperkalikan, maka akan menghasilkan rate of

return on invesment atau ratio profitabilitas.

Perhitungan tingkat profitabilitasperusahaan PT. IKI Makassar sebagai

berikut :

Tahun 2010

ROI = -3,86 X 0,07 kali = - 0,27 %

Tahun 2010

ROI = -3,86 % X 0,07 kali = - 0,27 kali

Tahun 2011

ROI = - 0,95% X 0,14 kali = - 0,13%

Tahun 2012

Page 75: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

ROI = - 0,81% X 0,17 kali = 0,14 kali

Tahun 2013

ROI = - 2,77% X 0,14 kali = 0,39 kali

Tahun 2014

ROI = 0,59% X 0,27 kali = 0,16 kali

Untuk lebih memudahkan penulis dalam menganalisis tingkat profitabilitas

PT. IKI Makassar, berikut ini perhitungan ratio profitabilitas dalam bentuk tabel :

Tabel III

Perhitungan Ratio Profitabilitas

PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASAR

Tahun 2010 - 2014

Tahun Net Operating Income (NOI) Net Sales Total Assets

NOI (Rp) Δ

Net Sales

(Rp) Δ Total Assets (Rp) Δ

2010 -1.646 - 42.696 - 550.694 -

2011 -347 1,299 36.502 -6.194 245.756

-

304.938

Page 76: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

2012 346 693 42.675 6.173 244.536 -1.220

2013 -1.123 -1.469 40.580 -2.095 285.976 41.440

2014 470 1593 78.774 38.194 287.444 1.468

Tahun Profit Margin Total Assets Turnover Roi

(%) Δ (%) Kali Δ (kali) (%) Δ (%)

2010 -3,86 - 0,07 - -0,27 -

2011 -0,95 2,91 0,14 0,07 -0,13 0,14 2012 0,81 1,76 0,17 0,03 0,14 0,27 2013 -2,77 -3,58 0,14 -0,03 -0,39 -0,53

2014 0,59 3,36 0,27 0,13 0,16 0,55 Keterangan :

Δ = perubahan nilai

() = menurun

Sumber : PT. IKI Makassar, data diolah

Berdasarkan analisis Rate Of Return On Investment (ROI) diatas maka

dapat diperoleh suatu gambaran tentang seberapa jauh prestasi yang telah dicapai

oleh manajer dalam mengelola perusahaan dalam mencapai tingkat keuntungan.

Rate of return on investment (ROI) atau tingkat ROI PT. IKI untuk 5(lima)

tahun terakhir berfluktuasi. Dimana tingkat ROI pada tahun 2011 mengalami

peningkatan dari tingkat ROI pada tahun 2010. Pada tahun 2012 tingkat ROI

kembali mengalami peningkatan dan lebih baik dari dua periode yang lalu yaitu

tahun 2010 dan 2011. Namun pada tahun 2013 tingkat ROI yang dicapai PT. IKI

kembali mengalami penurunan yang cukup besar. Dan pada tahun 2014 tingkat

ROI kembali mengalami peningkatan.

Pada tahun 2010, perusahaan memiliki ROI sebesar -0,27% ini berarti

bahwa setiap Rp. 1.000 yang diinvestasikan PT. IKI menghasilkan kerugian

Rp.2,70. Nilai ROI ini diperoleh karena adanya pengaruh dari profit margin

Page 77: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

sebesar -3,86% dan operating assets turnover /perputaran total aktiva sebanyak

0,07 kali.

Pada tahun 2011 PT. IKI peningkatan tingkat ROI sebesar 0,14% yaitu dari

-0,27% pada tahun 2010 menjadi -0,13 pada tahun 2011. Tingkat ROI sebesar -

0.13% memberikan arti bahwa dari keseluruhan aktiva PT. IKI mengalami

kerugian sebesar 0,13%.peningkatan tingkat ROI ini disebabkan oleh

meningkatnya profit margin sebesar 2,91% yaitu pada tahun 2010 sebesar -3,86%

menjadi -0,95% pada tahun 2007 dan peningkatan perputaran total aktiva sebesar

0,07 kali.

Pada tahun 2012 tingkat ROI yang dicapai PT. IKI mengalami pengingkatan

sebesar 0,27% yaitu dari -0,13% pada tahun 2011 menjadi 0,14%. ROI sebesar

0,14% menmpunyai arti bahwa penghasilan yang diperoleh pihak perusahaan dari

total aktiva yang digunakan adalah sebesar 0,14% atau dengan kata lain setiap Rp.

1.000 yang dinvestasikan PT. IKI menghasilkan keuntungan Rp. 1,40. Kenaikan

ROI pada tahun ini disebabkan oleh meningkatnya profit margin sebesar 1,76%

yaitu -0,95% pada tahun 2011 menjadi 0,81% pada tahun 2012 dan diikuti dengan

peningkatan perputaran total aktiva sebesar 0,03 kali.

Pada tahun 2013 ROI yang dicapai PT. IKI menurun sangat besar sebesar

0,53% yaitu dari 0,14% pada tahun 2012 menjadi -0,39%. Tingkat ROI sebesar -

0,39% mengindikasikan bahwa setiap penggunaan aktiva Rp. 1.000 akan

mengakibatkan kerugian sebesar Rp. 3,90. Penurunan tingkat ROI ini disebabkan

oleh menurunnya profit margin perusahaan sebesar 3,58% yaitu pada tahun 2012

sebesar 0,81% menjadi -2,77% dan penurunan perputaran total aktiva sebesar 0,03

kali. Penurunan profit margin disebabkan oleh menurunnya tingkat pendapatan

Page 78: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

perusahaan sebesar Rp. 1.469 yaitu Rp. 346 pada tahun 2012 menjadi – Rp. 1.123

tahun 2013 dan penurunan penjualan sebesar Rp.2.095 dimana pada tahun 2012

sebesar Rp. 42.675 pada tahun 2012 menjadi Rp.40.580 pada tahun 2009.

Penurunan tingkat perputaran total aktiva tidak diikuti dengan penurunan total

aktiva perusahaan dimana total aktiva perusahaan pada tahun 2012 sebesar Rp.

244.536 menjadi Rp. 285.976 pada tahun 2013.

Pada tahun 2014 PT. IKI mengalami peningkatan ROI sebesar 0,55%

dimana pada tahun 2013 sebesar -0,39% menjadi 0,16%. Tinrkat ROI sebesar

0,16% menunjukkan kemampuan menghasilkan laba sebesar Rp. 1,60 dari setiap

penggunaan aktiva sebesar Rp. 1.000. peningkatan ROI ini disebabkan oleh

meningkatnya profit margin sebesar 3,36% dimana pada tahun 2013 sebesar

2,77% menjadi 0,59%. Dan peningkatan perputaran total aktiva sebanyak 0,13

kali dimana pada tahun 2013 sebanyak 0,14 kali menjadi 0,27 kali. Peningkatan

profit margin dipengaruhi oleh meningkatnya pendapatan perusahaan sebesar

Rp.1.593 yaitu pada tahun 2013 sebesar –Rp 1.123 menjadi Rp. 470, dan

penjualan perusahaan sebesar Rp. 38.194 dimana pada tahun 2013 sebesar Rp.

40.580 menjadi Rp. 78.774. Peningkatan perputaran total aktiva dipengaruhi oleh

meningkatnya jumlah total aktiva perusahaan.

Jadi selama 5 (lima) periode yaitu tahun 2010 - 2014 tingkat profitabilitas

perusahaan PT. IKI berkisar -0,39% sampai 0,16%.tingkat profitabilitas tertinggi

pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,16% dan yang paling rendah pada tahun 2013

yaitu sebesar -0,39%.

Rendahnya tingkat ROI yagn dicapai perusahaan disebabkan oleh tingginya

biaya operasi yang berpengaruh terhadap tingkat laba yagn diperoleh perusahaan,

Page 79: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

hal tersebut terlihat pada profit margin yang diperoleh perusahaan masih kecil.

Rendahnya tingkat profit margin yang diperoleh perusahaan menunjukkan

rendahnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan.

Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya ROI yang dicapai perusahaan

adalah sangat rendahnya total assets turnover perusahaan yang hanya berkisar

antara 0,07 kali sampai 0,27 kali, sebagai akibat dari meningkatnya jumlah aktiva

yang digunakan dalam beroperasi setiap tahun.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rendahnya tingkat ROI yang

dicapai perusahaan disebabkan oleh rendahnya profit margin dan total assets

turnover yang dihasilkan, ini terjadi karena disatu sisi tingginya biaya operasi

perusahaan sementara disatu sisi lain terjadi penambahan asset yang menyebabkan

terjadinya perimbangan antara laba yang dihasilkan dengan besarnya asset yang

digunakan menghsilkan ratio yang kecil.

3. Hubungan Antara Tingkat LIkuiditas Dengan Tingkat Profitabilitas

Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara ringkat likuiditas

dengan tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan dalam hal ini PT. IKI, maka

penulis mengalisis dengan menggunakan formullasi koefisien korelasi. Adapun

formulasi koefisien korelasi adalh sebagai berikut:

Dimana :

= koefisien korelasi

= jumlah periode

= tingkat likuiditas yang digunakan dalam presentase

Page 80: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

= tingkat profitabilitas yang digunakan dalam presentase

perhitungan antara tingkat likuiditas dengan tingakat profitabilitas yang

penulis analisis dengan menggunakan current ratio sebagai tingkat likuiditas dan

rate of return on investment (ROI) sebagai tinggkat profitabilitas.

Besarnya hubungan antara variable X (tingkat likuiditas) dan variable Y

(tingkat profitabilitas ) diukur dengan koefisien korelasi yang diwakili dengan

symbol . Nilai dari koefisien korelasi antara -1 dan 1, artinya yang paling

kecil adalah -1 dan yang paling besar adalah +1. Koefisien korelasi mempunyai

tiga kemungkinan yaitu :

− = +1, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah kuat

dan positif, atinya jika variabel yang satu (X) meningkat, maka variabel

yang lain (Y) juga ikut meningkat.

− = 0, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y tersebut sangat

kecil atau tidak ada hubungan sama sekali.

− = -1, maka hubungan variabel X dan variabel Y mempunyai

hubungan kuat namun berlawanan arah. Artinya kenaikan variabel yang

satu (X) akan menyebabkan perununan variabel yang lain (Y) dan

demikian pula sebaliknya.

Adapun analisis koefisien untuk mencari besarnya hubungan antara tingkat

likuiditas dengan tingkat profitabilitas pada PT. IKI Makassar adalah sebagai

berikut:

Page 81: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Tabel IV

Perhitungan Koefisien Korelasi

PT. IKI Makassar

Tahun 2010-2014

Tahun X Y XY X² Y²

2010 160,22 -0,29 -46,46 25670,49 0,084

2011 114,22 -0,14 -15,99 13046,21 0,019

2012 118,26 0,14 16,56 13985,43 0.019

2013 63,69 -0,39 -24,84 4056,42 0,152

2014 108,84 0,16 17,41 11846,15 0,026

Jumlah 565,23 -0,52 53.32 68604,68 0,3

Sumber : PT.IKI Makassar, data telah diolah

Kemudian diperhitungkan koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

√ ( √ (

( ( (

√ ( ( √ ( (

√ √

= 0,67

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh besarnya koefisien korelasi antara

tingkat likuiditas dengan profitabilitas sebesar 0,67, artinya mendekati 1 yang

Page 82: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

menunjukkan bahwa hubungan tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas yang

dimiliki PT.IKI Makassar adalah kuat bersifat positif. Dengan kata lain jika

tingkat likuiditas naik maka tingkat profitabilitas akan meningkat, demikian pula

sebaliknya jika tingkat likuiditas menurun, maka tingkat profitabilitas akan

menurun.

Hal ini disebabkan oleh tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas yang

berfluktuasi dimana pada tahun 2011 tingkat likuiditas mengalami penurunan

sebesar 46% dan tingkat profitabilitas meningkat sebesar 0,15%, kemudian pada

tahun 2012 tingkat likuiditas dan profitabilitas mengalami peningkatan sebesar

4,04% dan 0,28%, pada tahun 2013 mengalami penurunan tingkat likuiditas dan

tingkat profitabilitas sebesar 54,57% dan 0,53%, dan pada tahun 2014 tingkat

likuiditas dan profitabilitas mengalami peningkatan sebesar 45,15% dan 0,23%.

Page 83: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis

dapat menarik kesimpulan bahwa hasil perhitungan koefisen korelasi antara

tingkat likuiditas dengan tingkat profitabilitas yang dicapai PT. IKI pada tahun

2010 sampai tahun 2014, menghasilkan koefisien korelasi atau sebesar 0,67.

Hal ini membuktikan bahwa tingkat likuiditas dan profitabilitas memiliki

hubungan yang positif yang dicapai PT. IKI. Artinya jika tingkat likuiditas

mengalami peningkatan maka tingkat profitabilitas juga akan mengalami

peningkatan, sehingga hipotesa yang penulis ajukan pada bab terdahulu dapat

diterima.

B. SARAN

Sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi, maka beberapa saran

dari penulis adalah :

1. pihak manajemen PT IKI Makassar harus berhati-hati dalam mengelola

dan mendistribusikan aktiva lancar perusahaan agar tingkat likuiditas

perusahaan tetap berada diatas batas normal tingkat likuiditas yaitu

200% atau sebaliknya PT IKI Makassar menetapkan tingkat likuiditas

munimum yang digunakan sebagai acuan dalam mengelola aktiva

lancar perusahaan, sehingga tingkat likuiditas perusahaan selamanya

Page 84: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

sehat dan kepercayaan pihak kreditur dapat tercipta dan dapat

dipertahankan.

2. Pihak Manajemen PT IKI disarankan menetapkan tingkat minimum

persediaan agar tidak terjadi investasi yang berlebihan pada pos

persediaan. Hal ini berdasarkan pertimbangan lamanya waktu yang

dibutuhkan persediaan jika dikonversikan dalam uang tunai, sehingga

dapat berdampak pada tingkat likuiditas perusahaan.

3. Untuk memperkecil aktiva lancar yang tertanam dalam piutang,

disarankan pihak manajemen PT IKI Makassar untuk lebih

mengaktifkan bagian piutang agar melakukan penagihan. Dan lebih

baik lagi jika manajemen PT IKI Makassar kembali kekebijaksanaan

kredit, syarat-syarat kredit dan kebijaksanaan pengumpul piutang.

4. Meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan cara meningkatkan

profit margin.

Page 85: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

DAFTAR PUSTAKA

Atmajaya, Lukas Setia. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Yogyakarta:

Andi

Aquarista, koko pradwi. 2013. Analisis Hubungan Tingkat Likuiditas Dengan

Tingkat Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Farmasi Yang

Terdaftar di BEJ). Jakarta

Awat, Napa J. 2013. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka.

Dajan, Anto. 2011. Pengantar Metode Statistik. Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga

Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.

Harapa, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Horne, James C.Van. 2012. Dasar –Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Lima.

Jakarta: Erlangga. Ahli Bahasa: Junius Tirok.

Jakfar, dan kasmir. 2013. Study Kelayakan Bisnis. Edisi 2. Cetakan Keenam.

Jakarta: Kencana.

Munawir, S.. 2009. Analisis Laporan Keuangan edisi ke Empat. Yogyakarta:

Liberty.

Mursalim. 2001. Analisis Hubungan Tingkat Likuiditas dan Tingkat Profitabilitas

Sebagai Salah Satu Alat Untuk Mengukur Efisiensi Pada PT IKI

Makassar. Makassar.

Nitisemito, Alex S.. 2011. Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat Jakarta:

Balai Aksara Saadya.

Pangaribuan, Efendi J. 2013. Analisis Hubungan Likuiditas Terhadap

Profitabilitas pada PT. (persero) Pelabuhan Indonesia. Medan

Riyanto, Bambang. 1012. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat. Cetakan Kelima. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, R. Agus. 2012. Manajemen Keuangan. Yogyakarta:BPFE.

Syamsuddin, Lukman. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi

dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Edisi

Baru. Cetakan Keempat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 86: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …
Page 87: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Pertumbuhan Tingkat Likuiditas dan Tingkat Profitabilitas

PT Industri Kapal Indonesia (Persero)

Tahun 2010-2014

TAHUN CURRENT

RATIO

QUICK

RATIO

ROI

2010 160,22% 118,56% -0,21%

2011 114,22% 52,60% -0,14%

2012 118,26% 109,47% 0,14%

2013 63,69% 57,93% -0,39%

2014 108,84% 102,51% 0,16%

Page 88: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Perhitungan Rasio Likuiditas

PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASSAR

Tahun 2010-2014

Thn Current Assets Current Liabilities (CL) Inventory

CA (Rp) Δ CL (Rp) Δ Inventory (Rp) Δ

2010 50,632 - 31,602 - 13,163 -

2011 67,565 16,933 59,152 27.550 36,451 23,288

2012 69,01 1,445 58,385 -767 5,124 -31,327

2013 41,793 -27,217 65,623 7.238 3,775 -1,349

2014 46,88 5,087 44,072 -21,551 2,725 -1,05

Thn Current Ratio (CR)

CR (%) Δ %

2010 160,22 -

2011 114,22 -46

2012 118,26 4,04

2013 63,69 -54,57

2014 108,84 45,15

Page 89: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

Perhitungan Ratio Profitabilitas

PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASAR

Tahun 2010 - 2014

Tahun Net Operating Income (NOI) Net Sales Total Assets

NOI (Rp) Δ

Net Sales

(Rp) Δ Total Assets (Rp) Δ

2010 -1.646 - 42.696 - 550.694 -

2011 -347 1,299 36.502 -6.194 245.756

-

304.938

2012 346 693 42.675 6.173 244.536 -1.220

2013 -1.123 -1.469 40.580 -2.095 285.976 41.440

2014 470 1593 78.774 38.194 287.444 1.468

Tahun Profit Margin Total Assets Turnover Roi

(%) Δ (%) Kali Δ (kali) (%) Δ (%)

2010 -3,86 - 0,07 - -0,27 - 2011 -0,95 2,91 0,14 0,07 -0,13 0,14 2012 0,81 1,76 0,17 0,03 0,14 0,27 2013 -2,77 -3,58 0,14 -0,03 -0,39 -0,53

2014 0,59 3,36 0,27 0,13 0,16 0,55

Page 90: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

STRUKTUR ORGANISASI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) Makassar Tahun 2014

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR OPERASI DIREKTUR ADM &

KEUANGAN

SEKRETARIAT

PERUSAHAAN

KEUANGAN &

AKUNTANSI

PRODUKSI

PEMASARAN

PENGEMB. &

LOGISTIK

UNIT GAL.

BITUNG

UNIT USAHA

&

PERDAGANGN

S D M

Umum

Humas &

Hukum

Perwakilan

Jakarta

Keuangan &

Pajak

Akuntansi

Produksi

Remdal &

QC

Fasilitas &

Pemeliharaan

Pimpro-2

Perencanaan

Proyek

Pelayanan

Pelanggan

Logistik

QA &

Pengemb.

K J L H Adm & Keu

Pemasaran

Produksi

Pimpro-2

Operasional

Perencanaan

Produksi

Pengadaan

Adm & Keu

S P I

Auditor

Operasional

Auditor

Keuangan

Page 91: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …

RIWAYAT HIDUP

Nurwahidah. Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 3 November 1993. Anak

kedua dari tiga bersaudara buah kasih Maknun Ganyu dan Rosmiati. Mulai

memasuki jenjang pendidikan formal di SD Inpres Jongaya 1 Kotamadya Ujung

Pandang pada tahun 1999 dan tamat pada tahun 2005. Selanjutnya memasuki

jenjang Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2006 di SLTP Negeri 1 Makassar

dan tamat pada tahun 2008. Kemudian memasuki jenjang Sekolah Menengah

Kejuruan pada tahun 2009 di SMK Negeri 1 Makassar dan tamat pada tahun

2011. Pada tahun yang sama yaitu tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.