hubungan investasi dan tingkat likuiditas pada...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN INVESTASI DAN TINGKAT LIKUIDITAS
PADA BPRS RISALAH UMMAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SEI)
Oleh :
YANUAR RISWAN
205046100655
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H / 2009 M
HUBUNGAN INVESTASI DAN TINGKAT LIKUIDITAS
PADA BPRS RISALAH UMMAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
YANUAR RISWAN
205046100655
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing 1 Pembimbing II
Drs.Djawahir Hejazziey, SH. MA Ismail Hasani, MH
NIP : 195510151979031002 NIP : 150411276
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H / 2009 M
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur serta rangkaian puji senantiasa penulis panjatkan kepada
Tuhan pemelihara dan pengatur semesta alam. Allah yang maha kuasa, berkat
kehendak dan kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam sepatutnya tiada henti kita panjatkan kepada uswah kita.
Nabi Muhammad saw, suri tauladan kita dalam setiap aktivitas kehidupan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan
dan cobaan yang harus penulis hadapai dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah
atas berkat do’a orang tua, kakak dan adik, sahabat dan teman-teman yang selalu
silih berganti memberi motivasi dasn inspirasi.
Karena itupula, dari lubuk hati yang dalam penulis mengucapkan rasa
terima kasih yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Diantaranya adalah:
1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin
Suma. MA. SH., dan seluruh dosen yang telah membimbing penulis selama
menempuh perkuliahan di uin syarif hidayatullah jakarta.
2. Ketua Jurusan Mu’ammalat. Dan Sekretaris Jurusan.
3. Pembimbing skripsi. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey. SH. MA., dan bapak
Ismail Hasani, MH., yang talah menyediakan waktu luang untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
ii
4. Pihak PT. BPRS Risalah Ummat, khususnya bapak Drs. Moh. Hasanudin,
bapak Drs. Abdul Basir, bapak Purwo Nuzul T. Dan bapak h.m. Basril yang
telah banyak membantu dalam perolehan data dan informasi yang penulis
butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Pimpinan perpustakaan utama dan perpustakaan Fakustas Syari’ah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan fasilitas kepada
penulis dalam memenuhi studi pustaka.
6. Kedua orang tua saya tercinta Papa Hermansyah dan Mama Rismayawita Zora
yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil serta doa kakak
ku Siti Efika Sari, Ferdian Yakub dan adikku Tercinta Billy Muchtar yang
telah memberikan semangat dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
7. Teman-teman perbankan angkatan 2005 yang telah memberikan dukungan
dan motivasi selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih sekali lagi yang tak terhingga
kepada seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu atas semua bantuan
dan masukan-masukannya kepada penulis, dan semoga kiranya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan, khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta Desember 2009
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
Daftar Tabel .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5
D. Obyek Penelitian ...................................................................... 6
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ................................. 6
F. Review Studi Terdahulu ........................................................... 9
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI BERINVESTASI DALAM ISLAM DAN
KONSEP UMUM TENTANG LIKUIDITAS
A. Investasi Dalam Islam ............................................................. 12
1. Pengertian Investasi ........................................................... 12
2. Fungsi/Peran Investasi ....................................................... 13
3. Tujuan Investasi ................................................................. 14
4. Bentuk-Bentuk Investasi .................................................... 17
5. Kriteria Investasi ............................................................... 23
6. Macam-macam Kriteria Investasi ...................................... 25
B. Konsep Umum Tentang Likuiditas .......................................... 29
1. Pengertian Likuiditas ........................................................ 29
iv
2. Standarisasi Likuiditas ....................................................... 31
3. Penentu Kebutuhan Likuiditas ........................................... 32
BAB III GAMBARAN UMUM PT. BPRS RISALAH UMMAT
A. Sejarah berdirinya PT. BPRS Risalah Ummat ......................... 35
B. Visi dan Misi PT. BPRS Risalah Ummat ................................. 36
C. Tujuan Berdirinya PT. BPRS Risalah Ummat ......................... 36
D. Struktur Organisasi PT. BPRS Risalah Ummat ....................... 37
E. Produk-Produk PT. BPRS Risalah Ummat .............................. 45
BAB IV HUBUNGAN INVESTASI DAN TINGKAT LIKUIDITAS
BPR SYARIAH
A. Mekanisme investasi BPR Syariah Risalah Ummat................. 47
B. Analisa Investasi BPR Syariah Risalah Ummat ....................... 48
C. Analisa Likuiditas BPR Syariah Risalah Ummat ..................... 50
D. Korelasi Antara Investasi (Usaha Kecil Menengah) Dan
Tingkat Likuiditas BPRS Risalah Ummat .............................. 53
1. Uji Normalitas secara Data ................................................. 53
2. Uji Korelasi ......................................................................... 55
E. Korelasi Antara Investasi (Investor) Dan Tingkat Likuiditas
BPRS Risalah Ummat ............................................................. 57
1. Uji Normalitas secara Grafik .............................................. 57
2. Uji Korelasi ......................................................................... 60
v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 62
B. Saran ......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64
LAMPIRAN .................................................................................................. 66
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Investasi (Usaha Kecil Menengah)
BPRS Risalah Ummat ................................................................ 49
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Investasi (Investor) BPRS Risalah
Ummat ....................................................................................... 50
Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Likuiditas ............................... 52
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas Data (Usaha Kecil Menengah) ....... 53
Tabel 4.5 Penentuan Tingkat Hubungan Antar Variabel (Usaha Kecil
Menengah ................................................................................... 56
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Korelasi (Usaha Kecil Menengah) ................... 56
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Normalitas Data (Investor) .............................. 58
Taabel 4.8 Penentuan Tingkat Hubungan Antar Variabel (Investor) .......... 60
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Korelasi (Investor) ........................................... 61
vii
SURAT KETERANGAN ------------------------------------------
No. 009/MG/RV/V/II/2009 Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Drs. Abdul Basir Alamat : Jl. Raya Ceger No. 97, Pondok Aren Tangerang Jabatan : Direktur Dengan ini menerangkan: Nama : Yanuar Riswan NIM : 205046100655 Alamat : Jl. Pahlawan No. 131 Blok K No.5 Rempoa Ciputat – Tangerang Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Bahwa yang bersangkutan benar telah melaksanakan penelitian dan wawancara di PT. BPR Syariah Risalah Ummat untuk kelengkapan data-data guna penulisan skripsi dengan judul “ Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas Di BPR Syariah (Studi Kasus PT. BPRS Risalah Ummat, Pondok Aren – Tangerang)”. Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya. Tangerang, 12 Oktober 2009 PT. BPR SYARIAH RISALAH UMMAT Drs. Abdul Basir Direktur
BANK SYARI’AH RISALAH UMMAT Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah
Jl. Raya Ceger No. 97 Pondok Aren – Tangerang 15225 7372834, 7376481 Fax. 7376482
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, menyerukan kepada semua orang
yang memiliki kemampuan dan kesehatan untuk bekerja dalam usaha mencari
penghidupan, baik itu untuk dirinya sendiri maupun untuk orang-orang yang
menjadi tanggungannya. Tidak seorangpun dalam situasi normal diperkenankan
untuk meminta-minta menjadi beban bagi kerabat atau negara sekalipun.1
Bahkan Rasulullah SAW menyatakan bahwasannya orang yang mencari
nafkah hidup untuk dirinya sendiri dan dia untuk saudaranya yang tidak bekerja
tersebut. Demikian pentingnya bekerja untuk memenuhi suatu kebutuhan hidup.
Islam yang memiliki Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai undang-undangnya,
menjadikan sebagai “Way Of Life” dan juga “Way For Save” bagi ummat yang
tidak hilang oleh zaman karena petunjuknya yang mulia yang memang
diperuntukkan bagi kita semua sampai kapanpun juga. Al-Qur’an memang tidak
membantah akan adanya kecintaan terhadap kehidupan duniawi, karena hal itu
merupakan suatu proses yang alami.
Tetapi di balik itu Al-Qur’an mengungkapkan bahwa selain kehidupan di
dunia ini masih ada kelanjutan yaitu kehidupan akhirat (Al-Hayah Al-Akhirah).
1 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Al-Quran, (Jakarta: Pustaka al-kautsar,2003), cet.ke 2,
h.13
2
Pandangan hidup Islam itu tidak terbatas hanya para hidup materialistis yang
berakhir pada kematian seseorang di dunia.2 Sehingga dalam bekerja, para
pelakunya haruslah memiliki orientasi tersendiri, terlebih yang berorientasi
kepada syariah. Keterkaitan hukum syariah yang menyangkut hukum asal suatu
perbuatan merupakan nilai utama dalam berbisnis.3
Muchdarsyah Sinungan menjelaskan dari kutipan yang di ambil dari Robert
T. Kiyosaki dalam bukunya yang berjudul “The Cashflow Quadrant”
Bahwasanya telah dibagi empat kriteria manusia dalam usahanya memperoleh
harta. Dalam buku tersebut, dijelaskan tentang empat jenis orang berbeda yang
ada dalam dunia bisnis, tentang siapa diri mereka dan apa yang membuat
individu-individunya tersebut unik. Keempat jenis tersebut adalah seorang
pegawai (Employee), seorang pekerja lepas (Self-Employee), seorang pemilik
usaha (Bussiness Owner), dan seorang penanam modal (Investor).4
Investasi sangat penting artinya, baik bagi negara yang sedang membangun
maupun di negara yang sudah maju. Karena investasi menjadi alat untuk
memperbanyak keluaran barang dan jasa yang akan datang dan pada saat yang
bersamaan akan memperluas kesempatan kerja. Hal ini pula yang menjadikan tipe
investor lebih baik di lihat dari kaca mata Islam. Sebab dengan menjadi investor
hal itu akan lebih mendatangkan manfaat daripada hanya sebagai seorang
2 Ali Yafie, dkk., Fiqih Perdagangan Bebas, (Jakarta: Teraju, 2003). Cet.ke-1, h.3
3 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2002), Cet.ke-1, h. 18-19 4 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000) h. 17
3
karyawan saja. Dengan menjadi investor, ia dapat memberikan manfaat bagi
dirinya juga bagi masyarakat di sekitarnya seperti memperluas kesempatan kerja.
Berkaitan dengan itu maka bekerja dengan menjadi seorang investor adalah
suatu langkah yang sangat berbeda dan baik sekali guna leluasa menggapai rizki
yang telah ditebarkan oleh Allah SWT, sekaligus turut serta dalam proses
mensejahterakan masyarakat. Namun kenyataannya adalah tidak semua orang
dapat menjadi seorang investor. Hal ini dikarenakan setiap orang tidak memiliki
kemampuan dan modal yang sama serta memadai untuk berinvestasi, bahkan
untuk mencapai tipe investor ini menurut Kiyosaki harus menjalani tahapan
seorang karyawan dan pemilik usaha terlebih dahulu agar memiliki kemampuan
dan kepribadian yang cukup nantinya menjadi modal awal dan dapat
membimbingnya menjadi seorang investor yang sukses dan mampu membaca
peluang, situasi dan kondisi dengan baik. Secara umum berinvestasi diartikan
sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva
riil atau aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang
besar di masa yang akan datang.
Investasi berbeda dengan tabungan, Murdifin Haming dalam bukunya
“Studi Kelayakan Investasi” memberikan alasan : Hal ini karena tabungan
memiliki motif konsumtif. Yaitu penyisihan sebagai pendapatan pada saat
sekarang ke dalam tabungan yang bertujuan untuk memungkinkan penabung,
agar dapat memanfaatkannya guna memenuhi kebutuhan konsumsinya yang lebih
besar dimasa yang akan datang.
4
Namun demikian, baik investasi maupun tabungan. Keduanya terkait
dengan manfaat yang diharapkan di masa mendatang. Oleh karena investasi
berkaitan dengan pengeluaran dana pada saat sekarang dan manfaatnya baru akan
di terima di masa mendatang, maka investasi dihadapkan dengan berbagai macam
resiko. Paling tidak ada dua resiko yang akan dihadapi oleh seorang investor,
yakni nilai riil dan uang yang akan diterima di massa yang akan datang dan resiko
mengenai ketidakpastian menerima uang dalam jumlah yang sesuai dengan yang
deperkirakan akan diterima di masa yang akan datang.5
Likuiditas adalah tingkat di mana suatu aktiva (asset) dapat diubah ke dalam
mata uang. Baik uang kertas ataupun uang logam yang digunakan untuk
melakukan pembayaran.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mencoba membuat sebuah
karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judul “ HUBUNGAN INVESTASI
DAN TINGKAT LIKUIDITAS PADA BANK BPRS RISALAH UMMAT
(Studi Kasus : PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Risalah Ummat, Jalan
Raya Ceger – Pondok Aren)”
B. Pembahasan dan Perumusan Masalah
Luasnya pembahasan mengenai investasi dan tingkat likuiditas di BPRS serta
banyaknya BPRS yang bermunculan di Indonesia mengharuskan penulis untuk
melakukan suatu pembatasan, agar dalam penulisan skripsi ini tidak mengarah
5 Murdifing Haming, Studi kelayakan Investasi, (Jakarta: Elex Meia Komputindo, 1999), h.
27
5
kepada pembahasan yang terlalu luas. Dalam hal ini penulis melakukan
pembahasan masalah hanya berkisar pada investasi dari tingkat likuiditas yang
terjadi di PT. BPRS Risalah Ummat. Oleh karena itu. dengan banyaknya BPRS
yang bermunculan di Indonesia dan agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini
lebih terarah. maka penulis juga merumuskan ke dalam beberapa pertanyaan
sebagai berikuti :
1. Apakah terdapat hubungan antara investasi dengan tingkat likuiditas pada
BPRS Syariah Risalah Ummat?
2. Bagaimana hubungan antara investasi dengan tingkat likuiditas pada BPRS
Syariah Risalah Ummat
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara investasi dengan tingkat
likuiditas pada BPRS Syariah Risalah Ummat.
2. Untuk menganalisis bagaimana hubungan antara investasi dengan tingkat
likuiditas pada BPRS Syariah Risalah Ummat
Sehubungan dengan tujuan di atas, maka penelitian ini memiliki manfaat bagi :
1. Penulis, penelitian ini akan memberikan wawasan intelektualitas di bidang
perbankan syariah terutama investasi dan tingkat likuiditas bank syariah.
2. Fakultas, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan literature pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6
3. Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengambil
keputusan-keputusan investasi dan kebijakan investasi.
D. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam pembuatan skripsi ini adalah Bank Syariah Risalah
Ummat yang berlokasi di Jalan Raya Ceger No. 97 Pondok Aren.
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Sekunder
Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk
laporan keuangan, dalam penelitian ini laporan keuangan di peroleh dari
BPRS Syariah Risalah Ummat yang diberikan oleh pihak BPRS sebagai
bahan penelitian bagi pihak BPRS Syariah Risalah Ummat. Data dalam
penelitian menggunakan data triwulanan yang berdasarkan laporan
keuangan pada BPRS Risalah Ummat selama 8 tahun yang dimulai dari
tahun 2002 sampai dengan 2009.
b. Kepustakaan
Pengumpulan data dilengkapi pula dengan membaca dan
mempelajari serta menganalisis literature yang sumber-sumbernya dari
buku-buku, jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
7
c. Internet Research
Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data dengan
mengakses ke website-website seperti www.google.com, www.PDFsearch
engine.com dan lainnya.
2. Metode penelitian ini adalah kuantitatif, yakni penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang pengambilan data dan sumber datanya berasal dari data
laporan keuangan dari BPRS Syariah Risalah dan library research. namun di
lanjutkan dengan melakukan field research untuk memperoleh data
berdasarkan pada fakta yang ada dilapangan. Kemudian data-data tersebut
diolah dan menghasilkan deskripsi berupa kata-kata Tertulis atau lisan dari
fenomena yang diteliti. Pada metode kuantitatif dalam menganalisa hubungan
digunakan metode korelasi dengan menggunakan alat analisis SPSS 16.0,
yaitu suatu software yang telah dikenal sebagai alat analisis dalam penelitian
kuantitatif. 6
3. Pada tahap kepustakaan penelitian ini merupakan kegiatan tahap pustaka
(literature review) dengan teknik dokumentasi terhadap sumber-sumber buku
yang dapat dijadikan acuan dalam meneliti suatu penelitian dan tahap
selanjutnya penelitian langsung ke lapangan unluk mencermati secara intensif
mengenai investasi dan tingkat likuiditas bank syari'ah di BPRS Risalah
Ummat.
6 Ibid
8
2. Teknik Pengolahan Data
Setelah mendapatkan data yang diperoleh dari bank Syariah Risalah
Ummat, dilakukan kegiatan penganalisaan untuk mengetahui hubungan antara
tingkat investasi dengan tingkat likuiditas. Maka dilakukan suatu analisis
koefisien korelasi untuk melihat hubungan antara keduanya, nilai (r) koefisien
korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kemudian setelah penulis mendapatkan nilai koefisien penentu, maka
dapat diketahui apakah korelasi tersebut memiliki hubungan yang kuat
diantara variabel-variabel yang dihitung atau tidak. Dengan mengacu pada
label derajat kebebasan (df) yang taraf signifikasinya 5% maka penulis dapat
mengetahui hubungan antara kedua variabel-variabel tersebut. 7
Hipotesis Penelitian
Untuk memperoleh koefisien korelasi ( r ) kemudian akan digunakan
dalam pengujian hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho : P ≠ 0
Ha : P = 0
Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat investasi
dengan tingkat likuiditas.
7 Suharsimi Ari Kunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), Cet. Ke-2,
]2
)2
[]2
)(2
[
.
yynxxn
yxxynr
9
Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat investasi
dengan tingkat likuiditas.
3. Teknik Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan
skripsi, Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidavatullah Jakarta, yang
diterbitkan oleh Fakultas dan Hukum tahun 2007.
F. Review Studi Terdahulu
Dari beberapa literature skripsi yang ada di perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum penulis hanya mendapatkan Tiga buah judul skripsi yang relefan dengan
pembahasan yang akan peneliti lakukan, tentunya ada hal hal yang berbeda di
bawah ini adalah hasil studi terdahulu pada skripsi yang telah ada:
No Nama/Tahun/Judul Skripsi Pembahasan Skripsi
1
Muhammad Rizky Pratama/ 2003
Peranan Manajemen Investasi
dalam Pengembangan Syariah
di indonesia PT Danareksa
Investment Management.
Fokus Pembahasan dalam skripsi ini
Terfokus agar mendapat gambaran
yang jelas mengenai reksadana yang
di jalankan secara islami, dan agar
investasi keuangan syariah secara
umum dan reksadana syariah secara
khusus. Tumbuh dan berkembang
lebih banyak lagi di Indonesia.
2 Andi Wibawa/ 2004
Penilaian investasi terhadap
tingkat likuiditas dalam metode
Konvensional dan metode
syariah (Pendekatan
komperatif).
Fokus Pembahasan dalam skripsi ini
Terfokus sebagai untuk mengetahui
bagaimana cara atau metode
penilitian kelayakan atas suatu
investasi terhadap tingkat likuiditas
guna terwujudnya sebuah keputusan
investasi yang tepat,
menguntungkan dana, dan juga
selaras dengan syariah dengan
acuan metode praktis penentuan
kepatutan atau kelayakan financial
investasi dengan perangkat analisis
10
investasi yang sesuai syariah.
3 Fitria Maya Sari/ 2005
Peluang investasi asuransi
syariah dalam tingkat
likuiditas Terhadap
pengembangan sektor Riil PT
Asuransi takaful Indonesia.
Fokus Pembahasan dalam skripsi ini
Terfokus untuk mengupas peluang
investasi syariah dalam menambah
kepercayaan masyarakat untuk
menjadi nasabah perusahaan
tersebut dan bagaimana peluang
ilmu ekonomi islam dalam usaha
pengembangan asuransi syariah
dalam merebut peluang pasar
(konsumen atau nasabah).
Adapun fokus kajian dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk
Mengetahui pengaruh investasi yang dilakukan oleh para investor dalam aspek
Ekonomi islam dan tingkat likuiditas yang akan di dapatkan dari hasil investasi
tersebut dalam waktu jangka panjang serta ingin mengetahui secara khusus
bagaimana Mekanisme investasi dan tata cara berinvestasi baik dan benar
sehingga investasi yang akan di hasilkan dapat bermanfaat disegala Aspek
kehidupan. melalui BPRS Risalah Ummat
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah.
Pembahasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Obyek
Penelitian, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori. Bab ini terdiri dari Investasi dalam Islam yang
meliputi pengertian Investasi, Fungsi/Peran Investasi, Tujuan Investasi dalam
islam. Bentuk-bentuk Investasi Dalam Islam. Konsep Umum tentang Likuiditas
yang meliputi Pengertian Likuiditas. Standarrisasi Likuiditas, dan Penentu
Kebutuhan Likuiditas.
11
Bab III Gambaran Umum Bank syariah Risalah Ummat. Bab ini terdiri
dari sejarah Berdirinya PT. BPRS Risalah Ummat, Visi dan Misi PT. BPRS
Risalah Ummat, Tujuan Didirikannya PT. BPRS Risalah Ummat Struktur
organisasi PT. BPRS Risalah Ummat, dan Produk-Produk PT. BPRS Risalah
Ummat.
Bab IV Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas Bank Syariah
Risalah Ummat. Bab ini terdiri dari Mekanisme Investasi BPR Syariah Risalah
Ummat, Analisa Tingkat Investasi BPR Syariah Risalah Ummat, Analisis Tingkat
Likuiditas BPR Syariah Risalah Ummat, Korelasi Investasi dan Tingkat
Likuiditas BPR Syariah Risalah Ummat.
Bab V Penutup. Bab ini terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Investasi Dalam Islam
1. Pengertian Investasi
Dalam kamus Managemen, investasi adalah penanaman modal yang
biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan harta (aktiva) tetap atau
pembelian saham-saham, surat-surat lainnya dengan maksud memperoleh
keuntungan.1
Kamaruddin Ahmad dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen
Investasi yang mengutip dari Donald E Fiseher dan Ronald J. Jordan yang
berjudul Security Analysis and Portofolio Management. Mendefinisikan,
“An investment is a commitment of funds made in the expectation of some
positive rate of return”. Hampir sama dengan definisi Jack Clark Francis
dalam bukunya Investment : Analysis and management, “An investment is
a commitment of money that is to generate of additional money”.2
Syekh Sayyid Sabiq seorang ulama terkemuka mengartikan investasi
sebagai akad antara kedua belah pihak atas sesuatu untuk diperdagangkan
dan laba dibagi dua sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman uang atau modal
1 BN. Marbun, SH., Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 107
2 Kamaruddin Ahmad, S.E., Dasar-Dasar Manajemen Investasi, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), Cet.Ke-1, h.1
13
dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
keuntungan.3
Sementara menurut Hasan Zein Mahmud seminarnya yang bertema
Investasi dalam Perspektif Islam di Balai Room UI 4 November 2000 lalu,
mengemukakan bahwa investasi merupakan upaya untuk meningkatkan
tabungan untuk dijadikan satu atau lebih aset untuk beberapa periode
dengan tujuan meningkatkan kesejahateraan (optimizing welfare).4 Secara
garis besar pengertian investasi menurut pengertian di atas adalah
menempatkan sejumlah uang atau dana untuk memperoleh tambahan atau
keuntungan tertentu atau uang atas dana tersebut.
2. Fungsi/Peran Investasi
Investasi merupakan salah satu cara dalam menghasilkan kauntungan
bagi perusahaan, karena itulah investasi memerlukan penanganan dan
perhatian yang khusus. Dalam menginvestasi dana yang ada, perusahaan
akan dihadapkan pada banyak pilihan atau model investasi. Untuk itulah
pemahaman akan pengertian dasar dari investasi itu sendiri sangat penting
dalam menentukan pilihan investasi yang tepat guna mencapai tujuan yang
diinginkan.
Investasi adalah wahana di mana dana ditempatkan dengan harapan
dapat memelihara atau menaikkan nilai dan atau memberikan hasil
(return) yang positif.
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1991), Cet.ke-2, h. 368 4 Hasan Zein Mahmud, Investasi Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Balai Room UI, 4
Novemver 2000), Catatan yang diterbitkan oleh Pnitia Informasi Ekonomi Islam (FEUI)
14
Investasi juga dapat diartikan sebagai komitmen dana dengan tujuan
memperoleh pengambilan ekonomi selama suatu periode tertentu, yang
biasanya dalam bentuk arus kas periodik dan nilai akhir.
3. Tujuan investasi dalam Islam
Dalam investasi konvensional memperoleh keuntungan sebesar-
besarnya dengan meminimalkan pengorbanan merupakan sebuah tujuan
yang diimpikan atau tujuan utama dalam melakukan investasi. Karena
investasi konvensional dilakukan demi mendapatkan keuntungan
maksimal untuk kepentingan pribadi atau kelompok tanpa memperdulikan
nasib orang lain, sampai-sampai banyak cara yang ditempuh untuk meraih
tujuan tersebut, bahkan terkadang sampai menghalalkan berbagai cara.
Adapun tujuan investasi dalam Islam.5 Adalah :
a. Ridho Allah
Ridho Allah SWT merupakan tujuan dari setiap kegiatan yang
dilakukan oleh setiap muslim, begitu juga dalam kegiatan ekonomi.
Investasi yang tertujuan pada ridho Allah SWT tentu akan berindikasi
pada pendanaan usaha (investasi) yang dibolehkan oleh Islam.
Disamping itu juga dapat menginvestasikan dananya pada usaha yang
mengamalkan prinsip-prinsip syari’at Islam pun dalam aplikasinya.
Misalnya seorang muslim tidak akan berinvestasi pada usaha-usaha
dalam bidang riba, perjudian, maksiat dan lainnya yang merusak.
5 M. Daman Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen, (Yogyakarta: Tiara Wacana), h.
117
15
Bagi seorang muslim harta merupakan amanah, karenanya ia
harus menggunakan untuk hal-hal yang bermanfaat baik bagi dirinya
maupun bagi orang lain, salah satunya dengan investasi. Selain
memperoleh keuntungan, ia juga akan membantu orang lain secara
tidak langsung yaitu mengurangi pengangguran. Alasannya karena
investasi dapat meningkatkan produksi yang mempengaruhi tingkat
pendapatan dalam kesempatan kerja.
b. Mendapat keuntungan yang halal
Memperoleh keuntungan merupakan tujuan dari semua kegiatan
ekonomi. Lain halnya dengan seorang muslim, ia tidak hanya
menginginkan sekedar keuntungan saja tapi juga keuntungan itu harus
halal, karena kehalalan menjadi unsur penting dalam cara mendapatkan
atau pemilikan harta dalam Islam. Harta yang halal akan membuat
pemiliknya merasa tenang lahir dan batin dalam beribadah kepada
Allah SWT.
Bagi seorang muslim harta yang dimilikinya merupakan bakal
ibadah, maksudnya ibadah dalam arti luas, baik ibadah secara vertikal
(kepada Allah SWT) maupun ibadah secara horizontal (muamalah).
c. Tolong Menolong.
Seorang muslim yang menginvestasikan dananya selain
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang halal, juga secara tidak
langsung telah membantu orang lain. Disamping itu berinvestasi lebih
baik daripada uang yang ada tidak dimanfaatkan sama sekali atau idle
16
(dana menganggur). Hal demikian dapat merusak perekonomian dan
menyebabkan harta yang berpusat pada orang-orang tertentu saja
padahal jelas-jelas Allah SWT melarang hal demikian.
Investasi dapat dikatakan sebagai pendistribusian kekayaan secara
tidak langsung untuk investasi dapat memperbaharui alat-alat produksi,
juga kesempatan kerja bagi orang banyak yang berakibat pada peningkatan
pendapatan, artinya terjadi pemerataan atau keadilan ekonomi.6
Selain tujuan di atas ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah:7
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan
datang, seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana
meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya
bagaimana untuk mempertahankan tingkat pendapatan yang ada
sekrang dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukan investasi dalam
pemilihan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan
diri dari kekayaan atau harta miliknya dari kemerosotan nilai yang
disebabkan karena digerogoti oleh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara di dunia banyak
melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada
masyarkaat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha
tertentu. Contohnya adalah :
6 Kadariah, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta, Bina Aksara, 1998), h. 16
7 Kamuruddin Ahmad, SE., Dasar-Dasar Manjemen ………, h. 2
17
Sebuah perusahaan XYZ memiliki penghasilan tahun 2008 Sebesar
Rp. 120.000.000,- maka pajak berdasarkan PPh pasal 17 yang
seharusnya di bayar adalah :
PKP Tarif
< Rp. 50 juta x 10 % = Rp. 5.000.000
Rp. 50 juta – Rp. 100 juta x 15 % = Rp. 7.500.000
> Rp. 100 juta x 30 % = Rp.
30.000.000 +
Rp.
42.500.000,-
Perusahaan XYZ berdasarkan PPh pasal 17 harus membayar pajak
sebesar Rp. 42.500.000,- setiap tahunnya. Namun dengan melakukan
investasi sebesar Rp. 150.000.000,- dari penghasilannya, maka
perusahaan XYZ hanya membayar pajak yang 10 % saja. Dan inilah
yang di maksud dengan menghemat investasi dapat menghemat pajak.
4. Bentuk-bentuk Investasi Dalam Islam
Maksud dari investasi sebenarnya sangat luas, tidak terbatas pada
investasi uang atau dana saja, tapi juga investasi dapat dilakukan pada
harta kekayaan lain. Karena yang dimaksud dengan asset itu bisa juga
berarti tabungan (uang), tanah (sawah, kabun dan sejenisnya), bangunan
(gedung perkantoran, apartemen dan sejenisnya) juga lainnya yang dapat
dikategorikan sebagai harta kekayaan. Bentuk-bentuk investasi Islam,
yaitu :
18
a. Mudharabah
Mudharabah adalah akad antara kedua belah pihak untuk salah
seorangnya (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada
pihak lainnya untuk melakukan perdagangan. Dan laba dibagi menjadi
dua sesuai dengan kesepakatan.
Secara umum ketentuan dasar mudharabah adalah sebagai
berikut:8
1) Mudharib yang menyediakan jasa/keahlian dan fasilitas usaha
2) Shahibul maal (pemilik dana) hanya mengeluarkan modal.
3) Shahibul maal (pemilik dana) berhak menentukan spesifikasi
kegiatan usaha, mengawasi catatan kegiatan dan keuangan serta
berhak atas laba dari bagi hasil.
4) Shahibul maal (pemilik dana) hanya menanggung risiko yang
dialami oleh faktor modal, sedangkan mudharib (pihak yang
menjalankan usaha) menanggung risiko yang dialami oleh faktor
tenaga kerja.
5) Pembagian laba dilakukan sesuai dengan kesepakatan.
Mudharabah saati ini dipraktekkan oleh berbankan syari’ah.
Mudharabah (Trust Financing) merupakan kerja sama antara pihak
bank dengan pihak nasabah. Dimana pihak bank yang mendanai
seluruh biaya usaha tersebut, pihak nasabah yang menjalankan dan
bertanggung jawab atas manajemen usaha tersebut. Keuntungan yang
8 Iwan Pontjowinoto, Investasi Syariah, Makalah Tahun 2000
19
didapat dibagi sesuai dengan kesepakatan, jika terjadi kerugian maka
pihak bank yang akan menanggun seluruh kerugian dan pihak
pengusaha akan kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil atas usaha
tersebut.9
Untuk meminimalkan risiko kerugian, maka pihak bank walau
tidak ikut terlibat dalam pengambilan keputusan tapi berhak untuk
melakukan pengawasan dan mengajukan usul.
b. Musyarakah
Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu. Dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung besarnya sesuai dengan kesepakatan.
Ketentuan dasar musyarakah adalah sebagai berikut :
1) Semua pihak wajib menyertakan modal dan tenaga/keahlian pada
kegiatan usaha walau tidak perlu sama.
2) Semua pihak mendapatkan laba sesuai dengan kesepakatan.
Namun menanggung risiko kerugian secara proposional menurut
porsi modal yang disertakan masing-masing pihak.
Musyarakah yang diterapkan saat ini disebut juga dengan
partnership financing. Musyarakah merupakan kerjasama atau
kemitraan yang dilakukan oleh dua pihak atau ikut serta dalam suatu
usaha, dimana dalam menjalankan usaha tersebut kedua belah pihak
dapat secara bersama-sama terlibat dalam manajemen atau boleh juga
9 Bambang Tri Cahyo, Analisa Bank Syariah, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1995), h. 17
20
disepakati bersama. Tapi pihak yang membiayai dapat melakukan
intervensi dalam manajemen jika perlu, dan pembagian keuntungan
dilakukan sesuai dengan kesepakatan.
c. Kafalah
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh satu pihak kepada
pihak lain, pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran
kembali suatu hutang atau pelaksanaan prestasi tertentu yang menjadi
pihak penerima jaminan.10
Jenis-jenis kafalah adalah sebagai berikut:
1) Kafalah bin nafs adalah jaminan dari diri si peminjam (operasional
guarante).
2) Kafalah bil maal adalah jaminan pembayaran barang atau
pelunasan hutang. Dalam aplikasinya di perbankan dapat berbentuk
jaminan uang muka (advance payment bond) atau jaminan
pembayaran (payment bond).
3) Kafalah mu’alaqah adalah jaminan mutlak yang dibatasi oleh
kurun waktu tertentu. Dalam perbankan modern hal ini diterapkan
untuk jaminan pelaksanaan suatu proyek atau jaminan penawaran.
d. Hiwalah
Hiwalah adalah pengalihan kewajiban dari satu pihak yang
mempunyai kewajiban pada pihak lain,11
atau hiwalah adalah
pindahnya hutang dari tanggung jawab seseorang kepada orang lain.
10
Bambang Tri Cahyono, Analisa Bank …….., h. 14 11
M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Wacana Ulama Dan Cendikiawan, (Jakarta: Tazkia
Intitute, 1991), h. 121
21
e. Ijarah
Ijarah adalah pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan pemilikan barang itu
sendiri.
Ijarah juga termasuk dalam investasi islam, karena ijarah
merupakan sewa menyewa jasa atau barang (gedung/bangunan).
Sedangkan gedung, bangunan, apartemen dan sejenisnya merupakan
aset kekayaan seseorang. Dengan menyewakannya berarti orang
tersebut mendapat hasil (return) investasi dengan cara ijarah
f. Rahn
Rahn adalah akad menggadaikan barang dari satu pihak ke pihak
yang lain, dengan uang sebagai gantinya. Dalam aplikasinya akad ini
dapat digunakan sebagai tambahan pada pembiayaan berisiko dan
memerlukan jaminan tambahan produk tertentu yaitu melayani
kebutuhan yang bersifat konsumtif seperti pendidikan, kesehatan dan
sebagainya.
Rukun rahn :
1) Rahin atau menggadaikan
2) Murtahin atau yang menerima gadai
3) Murhun/rahn atau barang yang digadaikan
4) Murhun bih atau hutang
22
5) Sighat atau ijab qabul, menurut mazhab hanafi, ijab qabul tidak
mengikat dan tidak sempurna kecuali dengan penyerahan atau
pemindahan barang.
Syarat-syarat rahn :
1) Pihak-pihak : akil baligh, gadai tidak terikat oleh syarat tertentu.
2) Marhum bih : merupakan yak yang wajib diserahkan kepada
pemiliknya, dapat dimanfaatkan dan harus dikuantitaskan.
3) Marhun (barang) : bisa diperjual belikan, dapat berupa harta, bisa
dimanfaatkan secara syari’ah dan diketahui serta dimiliki oleh
rahin atau dengan ijin rahin.
g. Qardh
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengaharp
imbalan. Dalam literatur fiqh, al-Qardh dikategorikan sebagai akad
tathawwu’I atau akad saling bantu membantu dan bukan transaksi
sosial.
Rukun dan syarat al-Qardh :
Rukun :
1) Peminjam (muqtaridh)
2) Pemilik dana/pemberi pinjaman (muqarid)
3) Jumlah dana (qardh)
4) Ijab qabul (sighat)
23
Syarat :
1) Adanya kerelaan kepada kedua belah pihak yang berakad.
2) Adanya dana yang dipinjamkan halal dan bermanfaat.
Aplikasi al-Qardh dalam perbankan yaitu sebagai produk
pelengkap nasabah yang membutuhkan dana talangan segera untuk
masa yang sangat pendek atau juga sebagai produk untuk
menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial.
Hal ini dikenal dengan produk al-Qardh al-Hasan.
5. Kriteria Investasi
Pada hakikatnya melelui penilaian proyek, kita dapat menarik dua
kesimpulan. Pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan
apakah Benefit netto suatu proyek lebih besar atau lebih kecil daripada
Benefit netto suatu peluang investasi marginal. Jika suatu proyek
menghasilkan Benefit netto yang lebih besar daripada Benefit netto proyek
marginal, pelaksanaannya dapat disetujui, jika lebih kecil, pelaksanaannya
harusnya ditolak. Kesimpulan ini mendasari keputusan go/no go.
Kedua, melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan urutan
berbagai proyek dalam serangkaian peluang investasi yang lebih baik
daripada proyek marginal, dan proyek yang berada pada urutan teratas
dalam susunan proyek berarti, proyek tersebut merupakan proyek yang
mempunyai Benefit lebih besar.
Kelompok proyek yang termasuk dalam kedua jenis ini, dibagi
menjadi dua golongan, yaitu :
24
a. Proyek yang mutually exclusive alternatives, dua atau lebih proyek
merupakan mutually exclusive alternatives, apabila pelaksanaan salah
satu diantaranya meniadakan kemungkinan proyek yang lainnya.
Adanya mutually exclusive ini disebabkan karena dana yang tersedia
tidak cukup untuk membiayai lebih dari satu peluang investasi, proyek-
proyek tersebut pada hakikatnya merupakan proyek yang menghasilkan
jenis barang atau sasaran tertentu yang sama. Misalnya tempat-tempat
alternative untuk mendirikan pabrik, bendungan, jalan dsb.
b. Proyek yang bukan mutually exclusive alternatives, apabila suatu
proyek tidak merupakan alternative terhadap proyek yang lain, baik
dalam hal penggunaan sumber-sumber maupun pencapaian sasaran
yang diharapkan. Proyek seperti ini dapat mempunyai sasaran yang
berbeda jenisnya, seperti proyek pabrik semen, pabrik pupuk, proyek
transmigrasi, dan proyek perluasan Sekolah Dasar. Proyek ini juga
dapat berupa proyek yang saling melengkapi, misalnya proyek pabrik
pupuk, proyek ekstensifikasi penanaman padi, dan proyek pergudangan
beras.
Idealnya tidak mungkin ada proyek yang secara strategis lebih
bermanfaat bagi masyarakat daripada proyek marjinal, tetapitidak
dapat dilaksanakan karena kekurangan dana. Proyek marjinal
merupakan proyek yang menguntungkan tetapi dikecualikan ( atau
ditunda ) pelaksanaanya karena terbentur pada masalah pembiayaan.
Tetapi dalam kenyataannya, sebagian Negara berkembang mempunyai
25
daftar proyek yang menunggu pembiayaan, yang akan diramalkan akan
memberikan rate of return yang lebih tinggi daripada discount rate
social yang akan ditentukan oleh rentabilitas proyek marjinal. Jadi,
pihak yang berwenang di bidang penyusunan anggaran selalu
dihadapkan pada perlunya mengurutkan berbagai proyek demi memilih
proyek yang menguntungkan dari sudut pandang masyarakat yang
tentunya memenuhi syarat criteria investasi. .12
6. Macam-macam Kriteria Investasi
Lima macam criteria investasi, yaitu :
a. Net Present Value dari Arus Benefit dan Biaya ( NPV )
Keuntungan netto suatu usaha adalah pendapatan bruto
dikurangi jumlah biaya. Maka NPV suatu proyek adalah selisisih PV
arus benefit dengan PV arus biaya.
n
tt
ttn
tt
tn
tt
t
i
CB
i
C
i
BNVP
000 111
Bt = benefit sosial bruto pada th t ( terdiri dari segala jenis penerimaan
atau keuntungan non financial pada th t )
Ct = biaya sosial bruto pada th t ( terdiri dari segala jenis pengeluaran,
baik yang bersifat modal maupun rutin ) yang dibebani kepada
penyelenggara proyek pada t ( termasuk investasi semula dalam
tahun ke nol dan seterusnya.
n = umur ekonomis proyek
12
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen …………., h. 178
26
i = social opportunity costof capital yang digunakan sebagai social
discount rate.
Suatu proyek dapat bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV
proyek tersebut sama atau lebih besar dari nol, apabila NPV = 0, berarti
proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity
costfaktor produksi modal. Jika NPV lebih kecil dari no, proyek tidak
dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan oleh karena itu
pelaksanaannya harus ditolak. Sumber-sumber yang seharusnya
dialokasikan untuk proyek tersebut sebaiknya digunakan pada
penggunaan lain yang lebih menguntungkan.
b. Internal Rate of Return ( IRR )
Internal Rate of return adalah rate of return atau tingkat
rendemen atas investasi netto.
Bt dan Ct : Benefit/biaya social bruto dalam th t
Bt-Ct : benefit netto dalam th t, dimana sisi negative merupakan
investasi
n : umur ekonomis proyek
Ft : nilai investasi yang belum dikembalikan sampai akhir tahun t,
setelah realisasi benefit atau biaya yang terjadi dalam th itu.
Rt : rendemen implicit dalam th t, entah dibayarkan ( supaya betul
diterima/dirasakan oleh penyelenggara proyek ) atau tidak.
Jadi IRR adalah tingkat t yang memenuhi tiga syarat sebagai
berikut :
27
1) rendemen implicit dalam tiap tahun sama dengan hasil i kali nilai
investasi pada akhir tahun sebelumnya, yakni : Rt = iFt-1
2) nilai investasi pada akhir tahun t = nilai pada tahun sebeumnya
ditambah dengan sisa pengurangan benefit netto dan rendemen
implisit, yakni :
Ft = Ft-1+Rt- ( Bt-Ct )
= Ft-1+iFt-1 – ( Bt-Ct )
= ( 1+i )Ft-1 – ( Bt-Ct )
Ft akan lebih kecil dari Ft-1 apabila benefit netto melebihi
rendemen implicit, yaitu Bt-Ct >Rt yang berarti sebagian dari investasi
dikembalikan pada th t.
Benefit netto pada akhir umur proyek (tahun n) adalah jumlah
(a) nilai investasi yang masih berlaku pada akhir tahun sebelumnya,
ditambah (b) rendemen implicit. Akibatnya, nilai investasi pada akhir
tahun n menjadi nol.
Bn – Cn = Fn-1 + iFn-1 =(1 + i ) Fn-1
c. Net Benefit-Cost Ratio ( Net B/C )
Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present
value yang positif ( sebagai pembilang ) dengan jumlah present value
yang negative ( sebagai penyebut ). Secara umum rumusnya adalah :
n
tt
tt
n
tt
tt
i
BC
i
CB
CNetB
0
0
1
1/
28
d. Gross Benefit-Cost Ratio ( Gross B/C )
Dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present
value arus benefit ( bruto ) dan penyebut adalah jumlah present value
arus biaya ( bruto ). Jadi rumusnya adalah :
n
tt
t
n
tt
t
i
C
i
B
CGrossB
0
0
1
1/
e. Provitability Ratio ( PV’ K )
Criteria ini dipergunakan untuk mengukur rentabilitas suatu
proyek di atas titik netral sebesar 1,0 dimana NPV = 0. tetapi criteria
ini dipahami sebagai indeks rentabilitas sehubungan dengan biaya
modal saja, yakni membandingkan present value arus sisa benefit
dikurangi dengan biaya rutin dan biaya modal.13
n
tt
n
tt
tt
i
K
i
EPB
KPV
0
0
1
1/'
13
Ibid
29
B. Konsep Umum Tentang Likuiditas
1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah tingkat dimana suatu aktiva (asset) dapat diubah
kedalam mata uang, baik uang kertas ataupun uang logam yang digunakan
untuk melakukan pembayaran.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, likuiditas adalah perihal
menyatakan posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya.14
Bank Islam
yang selanjutnya disebut dengan Bank Syariah adalah lembaga keuangan
yang operasional produknya dikembangkan berlandaskan pada al-Qur'an
dan as-Sunnah. Dalam UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 13 tentang
perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 dijelaskan bahwa prinsip syari'ah
adalah aturan perjanjian berdasarkan hokum syari'ah (islam) antara bank
dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syari'ah.15
Likuiditas perbankan adalah kemampuan bank untuk memenuhi
kewajibannya, terutama kewajiban jangka pendek. Dan likuiditas suatu
bank mampunyai peranan penting dalam keberhasilan pengelolaan bank,
karena likuiditas diperlukan antara lain untuk :
a. Pemenuhan aturan reserve requirement atau cadangan wajib minimum
yang ditetapkan bank sentral.
b. Penarikan dana oleh deposan.
14
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet. Ke-2, h. 523 15
Peraturan-Peraturan Bank Indonesia, (Surabaya, Kirana), h. 87
30
c. Penarikan dana oleh debitur.
d. Pembayaran kewajiban yang jatuh tempo.
Dalam rangka memenuhi likuiditasnya, maka bank dapat
menggunakan beberapa pendekatan, yaitu :
a. Commercial Loan Theory atau Productive Theory of Credit atau Real
Bills Doctrine
Pendekatan ini menyatakan bahwa likuiditas bank akan dapat terjamin
apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit jangka
pendek dan bersifat self liquidating. Kredit jangka pendek ini terutama
dalam bentuk kredit modal kerja, sehingga diharapkan dalam jangka
pendek debitur mampu mengembalikan pinjamannya.
b. Asset Shiftability Theory
Pendekatan ini menyatakan bahwa likuiditas bank akan dapat
dipelihara apabila asset bank dengan cepat diubah dalam bentuk asset
lain yang lebih likuid sesuai dengan kebutuhan. Focus pendekatan ini
adalah surat berharga, karena surat berharga dipandang cukup mudah
untuk dikonversikan menjadi alat likuid. Pinjaman yang diberikan oleh
bank juga dijamin menggunakan surat berharga.16
Surat berharga (financial and security) adalah suatu instrument
keuangan yang diterbitkan perusahaan, lembaga keuangan dan pemerintah
sebagai tujuan meminjam uang dan penghimpun modal baru. Surat-surat
berharga yang biasa dipergunakan adalah saham (debenture), wesel, surat
berharga pemerintah dan obligasi (bond). Sekali diterbitkan, surat berharga
16
Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru dan A. Totok Budi Santoro, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, (Jakarta: Salemba Empat, 2000) Cat. 1, h. 105
31
ini dapat diperjual belikan di pasar uang (money market) atau di pasar
modal (stock exchange).
Salah satu kendala operasional yang dihadapi oleh perbankan Islam
adalah kesulitan dalam mengendalikan likuiditasnya secara efisien. Hal itu
terlihat pada beberapa gejala, yaitu :
a. Tidak tersedianya kesempatan investasi segera atas dana, dana-dana
tersebut terakumulasi dan menganggur untuk beberapa hari sehingga
mengurangi rata-rata pendapatan mereka.
b. Kesulitan mencairkan dana investasi yang sedang berjalan, pada saat
ada penarikan dana dalam masa krisis.
Pada umumnya, salah satu kendala yang dialami oleh Bank Islam
bila dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu kurangnya akses ke
pasar uang (money market) sehingga Bank Islam hanya dapat memelihara
likuiditasnya dalam bentuk kas.
2. Standarisasi Likuiditas
Persoalan likuiditas bagi setiap bank adalah persoalan yang amat
penting dan berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat, nasabah dan
pemerintah. Bahkan begitu pentingnya persoalan likuiditas ini bank harus
mengamati, mengikuti dan terjun dalam usaha-usaha langsung agar posisi
likuiditas bank terjaga setiap hari.
Mengenai persoalan likuiditas ini maka harus ada standarisasi
likuiditas perbankan yang harus dipelihara dan memalui paket
kebijaksanaan moneter dan perbankan, maka pemerintah pada tanggal 27
32
Oktober 1988 dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia,17
(No.21/56/Kep./Dir.tgl.27/101988) menentukan standarisasi yang harus
dipelihara oleh bank yaitu 2% dari perbadingan antara alat-alat likuid yang
dikuasai dengan kewajiban-kewajiban yang segera dibayar.
3. Penentuan Kebutuhan Likuiditas
Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi
kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva,
likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh asset menjadi uang
tunai (cash). Sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan
bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas.
Kemampuan likuiditas asset tergantung pada dua factor utama, yaitu
kandungan daya cair asset itu sendiri (self contained liquidity) dan daya
jual asset tersebut. Daya cari asset (self liquiditing) ditentukan oleh
pelaksana pemenuhan syarat-syarat penjualan asset tersebut, baik jangka
waktu maupun pembayarannya. Sedangkan marketability asset ditentukan
oleh kemampuan pengalihan asset tersebut kepada pihak lain secara final
atau keberhasilan penawaran kepada pihak lain untuk berpartisipasi
mendanai asset tersebut. Faktor yang disebut pertama berkaitan dengan
teori likuiditas yang disebut commercial loan theory dan yang disebut
terakhir dijumpai dalam teori yang disebut shiftability theory.18
Pengelolaan likuiditas bank juga merupakan bagian dari
pengelolaan liabilitas (liability management). Melalui pengelolaan
17
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000),
Edisi ke-2, h. 98-100 18
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2002), h. 175
33
likuiditas yang baik, bank dapat memberikan keyakinan kepada para
penyimpan dana bahwa mereka dapat menarik dananya sewaktu-waktu
atau pada saat jatu tempo. Oleh karena itu, bank harus mempertahankan
sejumlah alat likuid guna memastikan bahwa bank sewaktu-waktu dapat
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pada umumnya kebutuhan likuiditas bank ditentukan oleh adanya
beberapa factor, yaitu :
a. Kewajiban Reserve
Kewajiban reserve adalah ratio antara komponen-komponen
alat likuid dengan komponen-komponen kewajiban bank yang harus
dipelihara bank dalam setiap periode tertentu. Sebagaimana terjadi
pada beberapa bidang perbankan lainnya. Peraturan dibidang
kewajiban reserve (statutory reserve requirement) juga terus menerus
berubah. Bank sentral sebagai otoritas moneter menetapkan kewajiban
reserve itu dalam rangka pengendalian jumlah uang beredar. Di
samping guna mendukung pelaksanaan prinsip kehati-hatian.19
Besarnya kewajiban reserve yang ditetapkan oleb Bank
Indonesia bagi setiap bank telah beberapa kali mengalami perubahan.
Reserve ratio itu pernah ditetapkan sebesar 30%, lalu 15%, kemudian
2%. Demikian pula komponen-komponen reserve yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia juga telah beberapa kali mengalami perubahan. Suatu
ketika (sebelum Pakto 88) Bank Indonesia menetapkan besarnya
19
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen …………., h. 178
34
komponen alat likuid itu meliputi saldo kas, saldo giro pada Bank
Indonesia dan saldo giro pada bank lain, dan pada saat yang lain
(setelah Pakto 88) komponen alat likuid yang diatur hanya meliputi
saldo kas dan giro pada Bank Indonesia saja. Demikian pula
komponen-komponen kewajiban yang diperhitungkan sebagai factor
pembanding dalam perhitungan reserve ratio.
b. Tipe Dana yang Ditarik Bank
Tipe dana yang ditarik oleh bank merupakan factor yang harus
diperhatikan dalam melakukan estimasi kebutuhan likuiditas bank.
Untuk dana investasi mudharabah, kebutuhan likuiditas bank timbul
pada tanggal jatuh tempo atas investasi tersebut. tetapi untuk wadi'ah
(giro dan tabungan) kebutuhan likuiditas dapat timbul sewaktu-waktu
apabila pemegang wadi'ah ingin menarik kembali sebagian atau
seluruh simpanannya.
c. Komitmen Bank dalam Pembiayaan atau Investasi
Komitmen bank kepada nasabah atau pihak lain dalam
memberikan fasilitas atau melakukan investasi menimbulkan
konsekuensi kewajiban bagi bank untuk merealisasikannya. Kewajiban
komitmen ini oleh bank dicatat dalam rekening administrative dan
ketidakmampuan bank untuk merealisasikan komitmen tersebut akan
berdampak pada reputasi dan bonafiditas bank, tetapi juga berpotensi
untuk menghadapi tuntutan permintaan ganti rugi.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH RISALAH UMMAT
A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Risalah Ummat
PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Risalah Ummat, didirikan oleh para
alumus Syari’ah Syari’ah Banking Institute (SBI) Jakarta, angkatan pertama yang
awalnya sebagai pilot project bagi penerapan sistem syari’ah islam dalam praktek
perbankan skala kecil. PT. BPRS didirikan pada hari Jum’at, tanggal 3 November
1995 dengan akte Notaris Ny. Lenny Ratna Ekowati Soebroto, SH nomor. 48.1
Akte Anggaran Dasar memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman
dengan keputusan tanggal 5 Desember 1995 Nomor C.2-5.845 HT01.01 tahun
1995 dan lebih diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat pada tanggal 3
Mei tahun 2001 Nomor 3 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Sri Artati, SH.
Pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 9 Agutsus 2001
Nomor C.0549 HT01.01 TH. 2001.2
Izin Usaha diberikan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.:
107/KM.17/1996 tanggal 24 Maret 1996, dan mulai beroperasi 8 Mei 1996. Kini
Bank Syariah Risalah Ummat telah tumbuh dan berkembang menjadi Bank
Perkreditan Rakyat Syariah yang sehat dan profesional. Bank Ummat merupakan
nama panggilan dari PT. BPRS Risalah Ummat, sebagai kantor pusat, Bank
1 Drs. Moh. Hasanudin, (Tangerang, Wawancara, 11 September 2009)
2 Ibid.
36
Ummat menempati gedung ruko berlantai 3 (tiga) milik sendiri yang berlokasi di
Jalan Raya Ceger No. 97, Desa Pondok karya, Kecamatan Pondok Aren,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
Gedung kantor dilengkapi dengan peralatan yang memenuhi standar
operasional sebuah bank perkreditan rakyat syariah pada umumnya dan faktor
keamanan adalah faktor sebuah gedung.3
B. Visi dan Misi PT. BPRS Risalah Ummat
PT. BPRS Risalah Ummat sebagai satu Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang
beroperasi berdasarkan nilai-nilai dan prinsip syari’ah mempunyai visi dan misi
sebagai berikut:
Visi : Menjalankan usaha sebagai BPRS yang sehat dengan berperan aktif
dalam meningkatkan kesejahteraan ummat melalui kemitraan dengan
pengusaha kecil dan menengah (UKM)
Misi : Meningkatkan pertumbuhan aset dengan mempertahankan predikat tetap
sehat
C. Tujuan Didirikan PT. BPRS Risalah Ummat
Secara umum didirikannya PT. BPRS Risalah Ummat adalah sebagai
berikut:4
1. Meningkatkan kualitas sosial ekonomi masyarakat, mempersempit
kesenjangan sosial ekonomi antara pengusaha besar dan mempertemukan
3 Ibid.
4 Ibid.
37
keduanya dalam dinamika bisnis yang luas, sehingga dengan demikian akan
terus memompa denyut nadi perekonomian melalui pelestarian pembangunan
nasional antara lain melalui upaya:
a. Peningkatan perluasan kesempatan kerja
b. Peningkatan pendapatan masyarakat.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan
terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini diketahui masih
cukup banyak masyarakat yang enggan berhbungan dengan baik karena masih
menganggap bahwa bunga bank itu riba.
3. Mengembangkan lembaga keuangan syari’ah yang sehat berdasarkan efisiensi
dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat banyak sehingga
meningkatkan usaha-usaha ekonomi rakyat dengan memperluas jaringan
lembaga keuangan syari’ah ke dalam daerah yang terpencil.
4. Berusaha sekaligus mendidik dan meningkatkan masyarakat untuk berfikir
secara ekonomis, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Sedangkan secara khusus, tujuan adalah meningkatkan usaha sebagai Bank
Perkreditan Rakyat Syariah yang sehat dengan berperan aktif dalam
meningkatkan kesejahteraan ummat melalui kemitraan dengan pengusaha kecil
dan menengah (UKM).5
D. Struktur Organisasi PT. BPRS Risalah Ummat
Sebuah organisasi yang baik adalah sebuah organisasi yang masing-masing
personil yang menggerakannya mengetahui akan hak dan tugasnya didalam
5 Ibid.
38
menjalankan roda aktivitas organisasi tersebut. Sedangkan keberhasilan suatu
oragnisasi didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan sangat realitis
kalau didukung oleh sebuah manajemen yang solid. Garis yang membedakan
tugas dan hak masing-masing dalam sebuah mekanisme kerja para pelaku
organisasi itulah yang disebut dengan struktur organisasi.6
Struktur organisasi PT. BPRS Risalah Ummat terdiri dari:
1. Dewan Komisaris
Dewan komisaris di PT. BPRS Risalah Ummat terdrii dari dua orang, dimana
salah satu diantaranya bertindak sebagai komisaris utama. Dewan komisaris
bertugas mengawasi tugas-tugas direksi agar tetap mengikuti kebijakan-
kebijakan umum yang digariskan sebagaimana tercantum dalam anggaran
dasar persero. Dewan komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris:
a. Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para pemegang
saham dalam memutuskan perumusan kebijakan umum perseroan yang
baru, yang diusulkan dan dilaksanakan direksi untuk masa yang akan
datang.
b. Menyelenggarakan rapat umum luar biasa pemegang saham dalam hal
pembebasan tugas dan kewajiban dewan direksi.
6 Drs. Abdul Basir, (Tangerang:, Wawancara Pribadi, 14 Sepetember 2009)
39
c. Mempertimbangkan dan menyetujui rancangan anggaran perusahaan dan
rencana kerja untuk tahun buku baru yang diusulkan direksi.
d. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang
diajukan kepada bank yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum yang
dapat diputuskan direksi.
e. Menyetujui atau menolak jenis pelayanan baru yang dapat diberikan bank
kepada masyrakat atau usul direksi.
f. Menyetujui atau menolak permohonan pembiayaan yang diajukan oleh
direksi
g. Menyetujui semua hal yang menyangkut perubahan-perubahan modal dan
pembagian laba.
h. Menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor urut sesuai
dengan wewenang yang telah diberikan dalam anggaran dasar perseroan.7
2. Dewan Syariah Bertugas
Mengawasi dan mengevaluasi sistem operasi dan produk-produk bank agar
tidak menyalahi konsep syari’ah islam serta memberi keputusan berlaku atau
tidaknya produk-produk yang dikeluarkan bank.
Tugas dan tanggung jawab dewan syari’ah:
a. Memberikan masukan kepada departemen marketing dalam merancang
produk-produk yang sesuai dengan syariah islam.
b. Menyetujui/menolak produk-produk baru yang diusulkan oleh direksi.
7 Dokumen BPRS Risalah Ummat, dikutip 14 September 2009
40
c. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan bank agar tetap sesuai dengan syari’ah
islam.8
3. Direksi
Direksi tediri dari seorang direkstur utama yang dijabat oleh Drs. Moh.,
Hasanudin dan direktur operasional yang dijabat oleh Drs. Abdul Basir.
a. Merumuskan dan mengusulkan kebijakan umum bank untuk masa yang
akan datang kepada dewan komisaris agar mencapai tujuan kontinutas
b. Menyusun dan mengusulkan rancangan anggran perusahaan dan rencana
kerja untuk tahun buku yang baru kepada dewan komisaris.
c. Mengajukan neraca dan perhitungan laba rugi tahunan serta laporan-
laporan berkala lainnya kepada dewan komisaris untuk mendapat
penilaian.
d. Turut menandatangani surat-surat saham yang telah diberikan nomor urut
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar.
e. Mengajukan kepada dewan komisasri jenis pelayanan (produk) baru yang
dapat diberikan bank kepada masyarakat untuk disetujui.
f. Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas
wewenangnya.
g. Menyetujui besarnya gaji dan tunjangan-tunjangan yang harus dibayarkan
kepada pegawai.
8 Ibid.
41
h. Mengamankan harta kekayaan bank agar terlindungi dari bahaya
kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan.9
4. Unit Audit dan Litbank
Menjaga kekayaan bank melalui program audit control, proff dan verfikasi
dari sistem monitoring yang telah dirancang serta melakukan pengembangan-
pengembangan dari sistem yang telah disepakati.
Tugas dan tanggung jawab:
a. Bertanggung jawab untuk memeriksa dan melaporkan keadaan dan posisi
kas serta hasil kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
b. Bertanggungjawab untuk memeriksa dan melaporkan hasil pengawasan
intern yang telah dipergunakan.
c. Mengadakan pemeriksaan secara berkala atau tiba-tiba ke setiap bagian
serta memastikan kebenaran data-data yang dikumpulkan oleh bagian
accounting dan menganalisanya untuk dapat mengambil kesimpulan yang
benar serta memberikan saran-saran kepada pejabat bagian masing-masing
guna mengahsilkan suatu sistem pengawasan intern yang kuat.
d. Setiap laporan dari audit harus ada tembusan untuk komisaris.10
9 Ibid.
10 Sodikin, SH, (Dokumen BPRS Risalah Ummat, dikutip 29 September 2009)
42
5. Unit Marketing
Bertanggungjawab untuk menjual produk-produk bank yang sesuai dengan
syariah islam kepada nasabah dengan pelayanan yang baik sehingga
dimungkinkan laba yang tinggi sesuai dengan target.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Bertanggungjawab untuk mengatur dan mengawasi semua aktifitas yang
berhubungan dengan marketing.
b. Mengadakan pembagian tugas yang baik diantara para acoount officer,
service assistant dan retail kolektor.
c. Mentapkan prosentasi bagi hasil untuk kreditur dan debitur
d. Memberikan masukan-masukan pada manajemen dalam rangka
memperluas pemasaran bank.
e. Ikut serta dalam komisi pembiayaan dalam menganalisa dan memutuskan
usulan pembiayaan.11
6. Account Officer
Membantu kepada unit marketing dalam memasarkan produk-produk bank
yang sesuai dengan syariah Islam kepada masyarakat dengan pelayanan yang
baik.
Tugas dan tanggngjawab:
a. Mencari calon kreditur dan debitur yang potensial
11
H. M. Basril, (Dokumen BPRS Risalah Ummat, dikutip 29 September 2009)
43
b. Melakukan analisa terhadap kelayakan usaha debitur yang akan dibiayai
dengan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatiam dan menjaga kreditur
sehat.
c. Memonitor pembiayaan yang telah diberikan kepada debitur dan
melakukan penagihan secara intensif terutama kepada debitur yang kurang
disiplin dalam pembayaran angsuran pembiayaan.
d. Menjaga hubungan baik serta memberikan masukan-masukan yang baik
terhadap usaha yang sedang dijalankan debitur.12
7. Retail Kolektor
Membantu dan bertanggungjawab kepada bagian marketing dalam
memasarkan produk-produk bank serta melakukan kegiatan penagihan secara
rutin terhadap pembiayaan yang telah diberikan.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Melakukan monitoring terhadap debitur yang dibiayai menyangkut usaha
dan pembayaran kembali yang telah dinikmati.
b. Senantiasa menjaga komunikasi yang baik dengan debitur tentang segala
informasi dan kebijakan baru yang dikeluarkan bank.
c. Membuat catatan/jadwal penagihan secara tertib dan rapi dan membaginya
sedemikian rupa agar tidak terjadi overlaping.13
12
Ibid. 13
Nyamanto, BPRS Risalah Ummat, (Dokumen BPRS Risalah Ummat, dikutip 29 September
2009)
44
8. Service Assintant
Memberikan pelayanan kepada setiap tamu dan nasabah bank dan
memberikan informasih yang dibutuhkan secara jelas, baik saat berhadapan
maupn melalui telepon.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Memperlakukan dan melayani setiap tamu dan nasabah bank dengan
ramah dan baik.
b. Memberikan informasi kepada tamu/nasabah mengenai produk-produk
bank beserta prosedur-prosedur yang harus dilakukan oleh nasabah secara
baik dan jelas.
c. Membantu calon kreditur maupun debitur dalam mengisi bukti-bukti
transaksi dengan baik.14
9. Administrasi Pembiayaan dan legal
Mengatur, mengawasi dan melaksanakan kegiatan administrasi dan
dokumentasi pemberian pembiayaan serta melakukan kegiatan untuk
mengamankan posisi bank dala meberikan pembiayaan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi semua aktifitas yang
berhubungan dengan pembiayaan.
14
Ibid.
45
b. Mengikuti perkembangan proses permohonan pembiyaan setiap nasabah
terutama dalam hal pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan
kredit.
c. Mengurus kelengkapan dokumen yang berhubungan dengan pembiayaan
yang akan diberikan kepada debitur, seperti akad perjanjian pembiayaan.
d. Mengatur peminjaman arseip dokumen debitur dan menjaga tidak terjadi
kerusakan dan kehilangan atas dokumen-dokumen tersebut.
e. Menilai secara hukum jaminan pembiayaan yang diajukan debitur.
f. Menyaipkan dan membuat surat-surat pengikatan untuk pembiayaan yang
telah disetujui.15
10. Unit Pembiayaan Macet
Mengamati pengembalian pembiayaan yang mengalami keterlambatan dan
mengatur penagihannya serta melaporkan hasil penagihan tersebut kepada
bagian administrasi pembiayaan dan legal.
Tugas dan tanggungjawab.
a. Melakukan penjadwalan penagihan sesuai dengan perjanjian
b. Mengamati posisi pembiayaan yang mengalami keterlambatan/ kemacetan
dan mengusahakan agar perlunasannya dilakukan sesuai dengan perjanjian
pembiayaan yang telah disahkan.
15
Lukman Hakim, BPRS Risalah Ummat, (Dokumen BPRS Risalah Ummat, dikutip 29
September 2009)
46
c. Mengatur semua pekerjaan yang bersifat administratif sehubung dengan
aktifitas penagihan terhadap perlunasan pembiayaan yang telah dilakukan
debitur yang bersangkutan.
d. Membuat laporan hasil kegiatan penagihan yang telah dilakukan, baik
yang berhasil maupun belum berhasil.16
11. Accounting
Mengawasi dan bertanggung jawab atas kelengkapan data dan bukti-bukti
mutasi untuk kebenaran pencatatan transaksi dengan prinsip akuntansi
Indonesia tepat pada waktunya.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Mengatur dan mengkkordinasikan serta mengawasi semua hasil aktifitas
dan kegiatan pada bagian operasi.
b. Mengawasi kelengkapan bukti-bukti mutasi pembukuan dan kebenaran
pencatatan transaksi.
c. Mengurus dan menghitung beban pajak serta penyusutan harta tetap.
d. Mengurus dan mengawasi penyusunan laporan keuangan berkala dan
laporan-laporan lainnya yang diperlukan.
e. Menyiapkan dan membuat laporan untuk Bank Indonesia.17
16
Ibid. 17
Ibid
47
12. Sundries
Mengawasi dan bertangungjawab terhadap pekerjaan-pekerjaan yang
berkaitan dengan bank koresponden dan hubungan antar bank lainnya, serta
pelaksanaan perhitungan pajak.
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengkliring cheque/bilyet giro telah jatuh tempo.
b. Melakukan berbagai macam pentransferan dana baik berasal dari bank
kepada bank koresponden maupun sebaliknya.
c. Melakukan penarikan dan penyetoran tunai pada bank koresponden.
13. Deposito
Bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan
deposito serta kebenaran pencatatan administrasinya sesuai dengan kentuan
bank
Tugas dan tanggung jawab:
a. Memeriksa keabsahan data calon nasabah
b. Menyiapkan bilyet deposito setelah mendapat persetujuan dari direksi
c. Memeriksa deposito yang akan jatuh tempo dan mempersiapkan
pembayaran keuntungannya.18
14. Tabungan
Bertanggung jawab atas semua pengadministrasian tabungan, baik tabungan
baru (pembukuan) maupun tabungan yang telah lama.
18
Ratih Puspawati, BPRS Risalah Ummat, (Dokumen BPRS Risalah Ummat, dikutip 29
September 2009)
48
Tugas dan tanggungjawab:
a. Membukukan semua transaksi tabungan yang terjadi setiap hari.
b. Memantau rekening tabungan, posisi tabungan dan jumlah penabung
secara berkala.19
c. Menghitung bagi hasil untuk para penabung pada periode waktu yang
telah ditentukan.
15. Kas dan Teller
Melaksanakan seluruh aktifitas yang berhubungan dengan transaksi kas,
mengatur dan bertanggung jawab atas se4mua pelaksanaan administrasi dan
laporan perincian kas setiap hari.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat, cermat, lancar dan
ramah
b. Mengatur dan bertanggungjawab atas dana yang tersedia, surat-surat
berharga lainnya baik milik bank maupun yang dipercayakan untuk
disimpan di bank.
c. Bertanggungjawab atas kecocokan saldo akhir dengan saldo uang tunai
pada box teller di akhir hari.
d. Membubuhi cap tunai verifikasi dan cap-cap lainnya pada setiap dokumen
pembayaran yang diuangkan atau penerimaan kas.20
19
Ibid 20
Ibid.
49
16. Unit personalia dan Umum
Bertanggungjawab penuh atas pengatran dan pelaksanaan pekerjaan yang
berhubungan dengan kepegawaian, pengadaan barang yang berguna untuk
kelancaran operasi bank serta pemeliharaan dan keamanan terhadap barang-
barang tersebut.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Mengatur dan mengawasi semua aktifitas yang berhubfan dengan
kepegawian serta memberi arah kepada bagian personalia dalam
melaksanaakan tugas-tugasnya.
b. Mengadministrasikan pelaksanaan penyusutan dan amortisasi sesuai
dengan prosedur akuntansi yang dianut perbankan.
c. Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya harian
(kas kredit)
d. Memeriksa dan mempertanggungjawabkan perhitungan gaji, tunjangan
serta pembayaran lain yang berhubungan dengan biaya pegawai.
e. Menjaga agar semua kebijakan dibidang kepegawian yang telah
ditetapkan bank dapat dilaksanakan dengan baik.
f. Mengusulkan penerimaan pegawai baru kepada direksi sesuai dengan
permohonan masing-masing kepala unit dan mengatur pelaksanaan
penerimaannya.21
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PT. BPRS Risalah
Ummat, dapat dilihat pada gambar struktur
21
Ibid.
35
RUPS
Direktur Utama
Drs. Moh. Hasanudin
Direktur Opersional
Drs. Abdul Basir
Kepala Operasional
Purwo Nuzul T
Personalia Umum
Drs. Abdul Basir
Kepala Marketing
Drs. Moh. Hasanudin
Legal Officer
Sodikin, SH
Kas dan Teller
Hurairoh Maladewi
CS dan Tabungan
Ratih Puspawati
Sundries
Purwo Nuzul T
Pembukuan
Rahmat Sidiq
Dewan Syari’ah
Prof. KH. Ali Yafie
KH. A. Cholil Ridwan, Lc
Dewan Komisaris
Drs. H. Rasjid Ali, MM
Drs. H. Koeswadi
Kas dan Teller
Hurairoh Maladewi
Pembiayaan
Lukman Hakim
Account Officer
Agus Widodo
Kamal Anshori
Hidyat, SE
Saifulloh
Funding Officer
Nyamanto
Wantoro
Unit Pemb. Macet
H.M Basril
Sodikin
Agus Widodo Satpam
Struktur Organisai PT. BPRS Risalah Ummat
Sumber : PT. BPRS Risalah Ummat
44
35
E. Produk-produk PT. BPRS Risalah Ummat
Adapun produk-produk yang ditawarkan PT. Bank Perkreditan Syariah (BPRS)
Risalah Ummat adalah sebagai berikut:22
1. Tabungan
2. Deposito Mudharabah
3. Pinjaman/pembiayaan
Pinjamnan/pembiayaan ini terdiri atas:
a. Murabahah
Yaitu jual beli antar bank dengan nasabah, bank membeli barang yang
diperlukan nasabah dan menjual kepada nasabah sebesar harga pokok dan
ditambah keuntungan yang dipakai.
b. Istishna
Yaitu jual beli barang antara pemesan denga penerima pesanan, spesifikasi
dan harga barang pesanan disepakati diawal akad engan pembayaran
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan.
c. Ijarah wa iqtina
Sewa menyewa barang antar bank dengan penyewa setelah masa sewa
barang sewaan menjadi hak milik mu’ajir.
22
Drs. Abul Basir, (Tangerang, Wawancara Pribadi, dikutip 29 September 2009)
45
30
d. Musyarakah
Yaitu kerja usaha antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk
membiayai suatu jenis usaha dengan keuntungan dibagi sesuai dengan
nisbah yang disepakati bersama.23
23
Ibid
46
47
BAB IV
HUBUNGAN INVESTASI DAN TINGKAT LIKUIDITAS DI BPR SYARI’AH
A. Hubungan investasi dan Tingkat likuiditas PT. BPRS Risalah Ummat
Dalam kegiatan penyaluran dana Bank Syariah melakukan investasi dan
pembiayaan. Disebut investasi karena prinsip yang digunakan adalah prinsip
penanaman dana atau penyertaan dan keuntungan yang akan diperoleh bergantung
pada kinerja usaha yang menjadi objek penyertaan tersebut sesuai dengan nisbah
bagi hasil yang telah diperjanjikan sebelumnya. Disebut pembiayaan karena bank
syariah menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang
memerlukannya dan layak memperolehnya.1
PT. BPRS Risalah Ummat didierikan dengan tujuan meningkatkan
kualitas sosial ekonomi dan kesejahteraan ummat melalui kemitraan dengan
pengusaha kecil dan menengah. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan
kegiatan perbankan dan meningkatkan return perusahaan, maka PT BPRS Risalah
Ummat melakukan beberapa investasi. Dan investasi yang dilakukan PT BPRS
Risalah Ummat baru berupa deposito dan pembiayaan, hal ini dikarenakan
kurangnya sosialisasi perbankan syariah kepada masyarakat sekitar.2
Adapun mekanisme investasi PT BPRS Risalah Ummat adalah dengan
menawarkan kepada nasabah/pihak lain untuk menginvestasikan dananya ke
1 Drs. Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2002), h. 217
2 Drs. Muh. Hasanudin, BPRS Risalah Ummat, (Tangerang, Wawancara Pribadi, 2 Oktober
2009)
48
dalam produk-produk investasi yang terdapat di BPRS Risalah Ummat, kemudian
dana tersebut dikumpulkan dan dihimpun BPRS Risalah Ummat setelah itu dana
di manfaatkan ke dalam proyek-proyek investasi dan dialokasikan melalui skim-
skim investasi yang terdapat pada BPRS Risalah Ummat, ayitu deposito dan
pembiayaan. Hasil dari proyek investasi tersebut kemudian di kembalikan ke
BPRS dan dibagi hasilkan kepada nasabah/pihak lain sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya.3
B. Analisa Tingkat Investasi PT BPRS Risalah Ummat
Investasi merupakan salah satu cara dalam menghasilkan/return bagi
perusahaan, karena itulah investasi memerlukan penanganan dan perhatian yang
khusus. Dalam menginvestasikan dana-dana masyarakat yang telah terkumpul PT
BPRS Risalah Ummat dihadapkan pada banyak pilihan atau model investasi.
Selain di hadapkan pada pilihan dan model investasi PT BPRS Risalah Ummat
juga dui hadapkan oleh sulitnya menginvestasikan dana pada perusahaan/proyek-
proyej yang tepat, untuk itulah pemahaman akan pengertian dasar dari investasi
itu sendiri sangat penting dalam menentukan pilihan investasi yang tepat guna.
Telah di kemukakan sebelumnya bahwa investasi yang dilakukan PT
BPRS Risalah Ummat berupa deposito dan pembiayaan. Oleh karena itu, untuk
mengetahui tingkat investasi PT BPRS Risalah Ummat maka perlu dilakukan
3 Brd. Abdul Basir, BPRS Risalah Ummat, Tangerang, Wawancara Pribadi, tanggal 11
September 2009)
49
pengukuran terhadap tingkat efektivitasnya, yaitu dengan membandingkan jumlah
laba bersih/laba ditahan dengan jumlah investasi.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat investasi pada PT BPRS Risalah
Ummat dalam menghasilkan dan memperoleh keuntungan, maka dapat diguanakn
rumus mengukur efektifitas investasi, yaitu:4
%100investasi Nilai
periodeakhir ditahan lababersih / LabaX
Adapun tabel hasil perhitungan tingkat investasi pada PT. BPRS Risalah
Ummat. Yang dilakukan penelitian selama delapan tahun dengan menggunakan
data triwulan, adapun data tersebut akan disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Hasil Prerhitungan Tingkat Investasi (Usaha Kecil Menengah) PT. BPRS
Risalah Ummat
NO Laba Bersih Nilai Investasi
(Nasabah) Investasi NO Laba Bersih
Nilai Investasi
(Nasabah) Investasi
1 6.504.126.000 476.221.000 7,30% 17 6.435.648.000 476.943.000 7,40%
2 6.206.709.000 489.435.000 7,90% 18 6.463.635.000 473.268.000 7,30%
3 6.527.125.000 525.973.000 8,10% 19 6.227.121.000 525.655.000 8,40%
4 7.055.185.000 555.432.000 7,90% 20 6.296.679.000 457.862.000 7,30%
5 7.514.126.000 586.671.000 7,80% 21 6.180.135.000 485.975.000 7,90%
6 6.676.709.000 489.123.000 7,30% 22 6.475.185.000 505.663.000 7,80%
7 6.400.456.000 508.346.000 7,90% 23 6.354.125.000 465.457.000 7,30%
8 6.368.955.000 495.657.000 7,80% 24 7.166.729.000 564.775.000 7,90%
9 8.476.515.000 627.861.000 7,40% 25 6.340.453.000 493.679.000 7,80%
10 9.765.678.000 755.985.000 7,70% 26 6.748.975.000 496.788.000 7,40%
11 6.656.701.000 485.683.000 7,30% 27 6.173.517.000 476.278.000 7,70%
12 6.778.185.000 565.452.000 8,30% 28 6.362.678.000 529.467.000 8,30%
13 8.519.882.000 664.778.000 7,80% 29 6.251.741.000 458.345.000 7,30%
14 7.564.378.000 553.689.000 7,30% 30 6.172.156.000 543.545.000 8,80%
15 6.133.787.000 485.748.000 7,90% 31 7.119.852.000 517.878.000 7,30%
16 6.235.773.000 483.667.000 7,80% 32 6.354.375.000 464.645.000 7,30%
4 Drs. Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen ………, h. 178
50
Tabel 4.2
Hasil Prerhitungan Tingkat Investasi (Investor) PT. BPRS Risalah Ummat
NO Laba Bersih Nilai Investasi
(Investor) Investasi NO Laba Bersih
Nilai Investasi
(Investor) Investasi
1 6.504.126.000 426.221.000 6,6% 17 6.435.648.000 431.943.000 6,7%
2 6.206.709.000 459.435.000 7,4% 18 6.463.635.000 406.268.000 6,3%
3 6.527.125.000 475.973.000 7,3% 19 6.227.121.000 460.655.000 7,4%
4 7.055.185.000 485.432.000 6,9% 20 6.296.679.000 379.862.000 6,0%
5 7.514.126.000 531.671.000 7,1% 21 6.180.135.000 431.975.000 7,0%
6 6.676.709.000 431.123.000 6,5% 22 6.475.185.000 592.663.000 9,2%
7 6.400.456.000 448.346.000 7,0% 23 6.354.125.000 402.457.000 6,3%
8 6.368.955.000 448.657.000 7,0% 24 7.166.729.000 651.775.000 9,1%
9 8.476.515.000 569.861.000 6,7% 25 6.340.453.000 538.679.000 8,5%
10 9.765.678.000 805.985.000 8,3% 26 6.748.975.000 561.788.000 8,3%
11 6.656.701.000 535.683.000 8,0% 27 6.173.517.000 432.278.000 7,0%
12 6.778.185.000 475.452.000 7,0% 28 6.362.678.000 453.467.000 7,1%
13 8.519.882.000 629.778.000 7,4% 29 6.251.741.000 412.345.000 6,6%
14 7.564.378.000 483.689.000 6,4% 30 6.172.156.000 498.545.000 8,1%
15 6.133.787.000 405.748.000 6,6% 31 7.119.852.000 560.878.000 7,9%
16 6.235.773.000 423.667.000 6,8% 32 6.354.375.000 375.645.000 5,9%
C. Analisa Tingkat Likuiditas PT BPRS Risalah Ummat
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memnuhi/melunasi
kewajiban kepada para deposan/nasabah dalam jangka pendek. Adapun
permasalahan yang dihadapi PT BPRS Risalah Ummat terhadap likuiditasnya
adalah sulitnya akses di pasar uang, sehingga untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut PT BPRS Risalah Ummat hanya memlihara likuiditasnya dalam bentuk
kas, namun pada mas-mas yang akan datang BPRS berkeinginan menambah alat-
alat likuid yang harus dikuasai seperti surat-surat berharga dan lainnya, tetapi
51
untuk menambah alat-alat likuid tersbeut diperlukan kesepakatan dari para
pemegang saham BPRS Risalah Ummat.5
Dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat likuiditas PT BPRS Risalah
Ummat maka dapat digunakan rumus cash ratio yaitu alat pengukur likuiditas
bank.
Rumus minimum cash ratio adalah:
dibayar segera yangKewajiban
dikuasai yang likuidAlat x 100%
Namun sebelum melakukan analisis terhadap tingkat likuiditas pt, maka
ada hal-hal yang perlu terlebih dahulu yaitu mengenai alat likuid yang dikuasi
BPRS Risalah Ummat dan kewajiban-kewajiban yang harus egera dibayar oleh
BPRS Risalah Ummat.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang telah dilakukan di PT.
BPRS Risalah Ummat, diketahui bahwa alat likuid yang dikuasi oleh PT. BPRS
Risalah Ummat adalah berupa kas dan giro, sedangkan kewajiban yang segera
dibayar berupa kewajiban segera lainnya, tabungan dan deposito.
Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat hasil perhitungan tingkat
likuiditas PT BPRS Risalah Ummat dibawah ini:
5 Drs. Abdul Basir, BPRS Risalah Ummat, (Tangerang, Wawancara Pribadi, tanggal 11
September 2009)
52
Tabel 4.3
Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Likuiditas PT. BPRS Risalah Ummat
NO Cash Ratio NO Cash Ratio
1 27,26% 17 22,40%
2 29,84% 18 27,26%
3 27,26% 19 29,84%
4 29,84% 20 27,26%
5 29,55% 21 29,84%
6 23,39% 22 29,55%
7 28,36% 23 23,39%
8 27,64% 24 27,26%
9 29,55% 25 27,26%
10 23,39% 26 29,84%
11 22,62% 27 27,26%
12 27,26% 28 29,84%
13 29,55% 29 27,26%
14 25,39% 30 29,55%
15 27,26% 31 23,39%
16 29,84% 32 26,62%
Dari sini dapat diketahui bahwa PT BPRS Risalah Ummat adalah salah
satu Bank Perkreditan rakyat Syariah yang termasuk dalam bank yang
dikategorikan likuid. Karena tingkat likuiditasnya terus meningkat dari tahun
2006 sampai tahun 2008.
53
D. Korelasi Antara Investasi (Usaha Kecil Menengah) dan Tingkat Likuiditas
PT. BPRS Risalah Ummat
1. UJi Normalitas Data
a. Uji Normalitas Secara Statistik
Sebelum dilakukan pengujian korelasi terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data dengan menggunakan pengujian one – sample Kolmogorov –
smirnov test, setelah diuji normalitas maka akan dilanjutkan uji korelasi untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan atau tidak antar variabel tingkat
investasi dengan tingkat likuiditas.
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Normalitas Data Investasi (Usaha Kecil Menengah)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tingkat Investasi Tingkat Likuiditas
N 32 32
Normal Parametersa Mean 7.7123 27.3694
Std. Deviation .39511 2.42800
Most Extreme Differences Absolute .216 .232
Positive .216 .154
Negative -.162 -.232
Kolmogorov-Smirnov Z 1.224 1.313
Asymp. Sig. (2-tailed) .100 .064
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan uji kolmogorof-Smirnov di atas, terlihat nilai Asymp.Sig
memiliki nilai > 0,05, Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini
54
terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk
memprediksi data Tingkat Investasi (Usaha Kecil Menengah) dan
Likuiditas. Maka data penelitian layak digunakan sebagai penelitian.
b. Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun
demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. 6
Gambar 4.1
Grafik Uji Normalitas Tingkat Investasi (Usaha Kecil Menengah)
6 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas
Diponogoro, Semarang 2005.
55
Gambar 4.2
Grafik Uji Normalitas Tingkat Likuiditas (Usaha Kecil Menengah)
Dari gambar grafik pada gambar 4.1 dan 4.2 di atas dapat dilihat
bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal (mengikuti pada wilayah garis linear). Hal ini menunjukkan
bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan dapat
dilanjutkan penelitian dengan metode korelasi.
2. Uji Korelasi
Pengujian korelasi adalah suatu metode penelitian yang memiliki
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel dan
seberapa besar hubungan antar variabel. Untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini dengan melihat
kategori hubungan antar variabel berdasarkan teori yang diungkapkan oleh
56
Imam ghozali (2005), 7
adapun tabel pengujian korelasi dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.5
Penentuan Tingkat Hubungan Antar Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Korelasi
Correlations
Tingkat Investasi Tingkat Likuiditas
Tingkat Investasi Pearson Correlation 1 .525**
Sig. (2-tailed) .002
N 32 32
Tingkat Likuiditas Pearson Correlation .525** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil pengujian di atas maka dapat diketahui bahwa nilai
hipotesa antara nilai investasi (Usaha Kecil Menengah) dan tingkat
7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas
Diponogoro, Semarang 2005.
57
likuiditas adalah 0.002. Dan hasil pengujian tersebut menyatakan Ha
diterima, dengan kata lain bahwa hubungan investasi (Usaha Kecil
Menengah) dan tingkat likuiditas di PT BPRS Risalah Ummat adalah
memiliki korelasi dan terdapat hubungan antara keduanya.
Berdasarkan hasil pengujian di atas juga dihasilkan bahwa antar
variabel tingkat investasi (Usaha Kecil Menengah) dan tingkat likuiditas
ditemukan hasil korelasi sebesar 0,525 atau tingkat hubungan antara
variabel tingkat investasi memiliki hubungan sebesar 52,5 %, berdasarkan
tabel penentuan hubungan antar variabel maka dapat diartikan bahwa hal ini
menunjukan terdapat hubungan yang sedang antar variabel tingkat investasi
(Usaha Kecil Menengah) dengan tingkat likuiditas.
E. Korelasi Antara Investasi (Investor) dan Tingkat Likuiditas PT. BPRS
Risalah Ummat
1. UJi Normalitas Data
a. Uji Normalitas Secara Statistik
Sebelum dilakukan pengujian korelasi terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data dengan menggunakan pengujian one – sample Kolmogorov
– smirnov test, setelah diuji normalitas maka akan dilanjutkan uji korelasi
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau tidak antar variabel
tingkat investasi (Investor) dengan tingkat likuiditas.
58
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Normalitas Data (Investor)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tingkat Investasi Tingkat Likuiditas
N 32 32
Normal Parametersa Mean 7.1985 27.3694
Std. Deviation .83079 2.42800
Most Extreme Differences Absolute .159 .232
Positive .159 .154
Negative -.073 -.232
Kolmogorov-Smirnov Z .901 1.313
Asymp. Sig. (2-tailed) .391 .064
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan uji kolmogorof-Smirnov di atas, terlihat nilai Asymp.Sig
memiliki nilai > 0,05, Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini
terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk
memprediksi data Tingkat Investasi (Investor) dan Likuiditas. Maka data
penelitian layak digunakan sebagai penelitian.
b. Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun
demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal
59
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. 8
Gambar 4.3
Grafik Uji Normalitas Tingkat Investasi (Investor)
Gambar 4.4
Grafik Uji Normalitas Tingkat Likuiditas (Investor)
8 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas
Diponogoro, Semarang 2005.
60
Dari gambar grafik pada gambar 4.1 dan 4.2 di atas dapat dilihat
bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal (mengikuti pada wilayah garis linear). Hal ini menunjukkan
bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan dapat
dilanjutkan penelitian dengan metode korelasi.
2. Uji Korelasi
Pengujian korelasi adalah suatu metode penelitian yang memiliki
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel dan
seberapa besar hubungan antar variabel. Untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini dengan melihat
kategori hubungan antar variabel berdasarkan teori yang diungkapkan oleh
Imam ghozali (2005), adapun tabel pengujian korelasi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.8
Penentuan Tingkat Hubungan Antar Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
61
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Korelasi Correlations
Tingkat Investasi Likuiditas
Tingkat Investasi Pearson Correlation 1 .641**
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
Likuiditas Pearson Correlation .641** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil pengujian di atas maka dapat diketahui bahwa nilai
hipotesa antara nilai investasi dan tingkat likuiditas adalah 0.000. Dan hasil
pengujian tersbeut menyatakan Ha diterima, dengan kata lain bahwa
hubungan investasi (Investor) dan tingkat likuiditas di PT BPRS Risalah
Ummat adalah memiliki korelasi dan terdapat hubungan antara keduanya.
Berdasarkan hasil pengujian di atas juga dihasilkan bahwa antar
variabel tingkat investasi (Investor) dan tingkat likuiditas ditemukan hasil
korelasi sebesar 0,641 atau tingkat hubungan antara variabel tingkat investasi
(Investor) dengan tingkat likuiditas memiliki hubungan sebesar 64,1 %, hal ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antar variabel tersebut.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis berdasarkan uji statistik dan hipotesa yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1. Hasil pengujian data normalitas menyatakan bahwa data pada variabel tingkat
investasi (Usaha Kecil Menengah dan Investor) terhadap tingkat likuiditas pada
PT BPRS Risalah Ummat memiliki uji normalitas baik secara statistik maupun
secara grafik, maka layak digunakan sebagai penelitian ditunjukan dengan nilai
sig > dari 0,05 dengan menggunakan pengujian one – sample Kolmogorov –
smirnov test dan mengamati gambar grafik P-P Plot. Hasil pengujian korelasi
menyatakan bahwa antara variabel tingkat investasi (Usaha Kecil Menengah
dan Investor) terhadap tingkat likuiditas pada PT BPRS Risalah Ummat
memiliki hubungan atau korelasi, berdasarkan nilai signifikasi < 0,05 yang
diperoleh.
2. Hasil korelasi menunjukan nilai korelasi sebesar 0,525 (Usaha Kecil
Menengah), ini menunjukan bahwa hubungan antara tingkat investasi (Usaha
Kecil Menengah) dengan tingkat likuiditas sebesar 52,5 % dengan hasil tersebut
dinyatakan bahwa hubungan antara tingkat investasi (Usaha Kecil Menengah)
terhadap likuiditas memiliki hubungan yang sedang. Sedangkan pada tingkat
63
investasi (Investor) terhadap likuiditas sebesar 0,641 menunjukan bahwa
hubungan antara tingkat investasi (Investor) dengan tingkat likuiditas sebesar
64,1 % dengan hasil tersebut dinyatakan bahwa hubungan antara tingkat
investasi (Investor) terhadap likuiditas memiliki hubungan yang kuat.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan pengamatan serta wawancara di PT.
BPRS Risalah Ummat, penulis memberikan suatu masukan/saran sebagai berikut:
1. BPRS Risalah Ummat lebih meningkatkan kehati-hatian dan selektifitas
dalam menyalurkan dana untuk kegiatan investasi, khususnya investasi yang
dilakukan pada produk pembiayaan.
2. Hendaknya BPRS Risalah Ummat melakukan jaminan secara sempurna dalam
melakukan investasi dan memperhatikan nasabah yang mendapatkan
pembiayaan investasi, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan antara
keduanya.
3. BPRS Risalah Ummat agar menambahkan jenis produknya sehingga tidak
terbatas hanya pada produk murabahah dan musyarakah serta meningkatkan
kualitas produk yang ada.
4. BPRS Risalah Ummat supaya mengadakan pelatihan-pelatihan khusus pada
pegawainya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di PT.
BPRS Risalah Ummat.
64
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin, SE., Dasar-Dasar Manajemen Investasi, Jakarta, Rineka Cipta,
1996
Ahmad, Mustaq, Etika Bisnis Dalam al-Quran, Jakarta. Pustaka al-Kautsar, 2003
Antonio, M. Syafi’i, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan. Jakarta, Tazkia
Institute, 1999
Ari Kunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1993
Arifin, Johar dam Fakhrudin, M., Kamus Istilah Pasar Modal, Jakarta. Elex Media
Komputindo, 1999
Arifin, Zainul, Drs., Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta. Alvabet. 2002
Cahyono, Bambang Tri, Analisa Bank Syari’ah, Jakarta, Badan Penerbit IPWI, 1995
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
Balai Pustaka, 1991
Ghozali, Imam,”Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang 2005.
J. Maleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosda
Karya, 2001
Kadariah, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Jakarta, Bina Aksara, 1998
Kertonegoro, Sentanoe, Analisa dan Manajemen Investasi, Jakarta. Widya Press.
1995
Mahmud, Hasan Zein, Investasi Dalam Perpektif Islam, Jakarta. Balai Room UI.
2000
Marbun. BN., SH., Kamus Manajemen, Jakarta. Pustaka Sinar harapan, 2003
Peraturan-Peraturan Bank Indonesia 2003, Surabaya, Kirana, 2003
Peraturan-Peraturan Bank Indonesia, Surabaya, Kirana 2003
65
Rahardjo, M. Daman, Etika Ekonomi dan Manajemen, Yogyakarta. Tiara Wacana,
1990
Sinungan, Muchdarsyah, Manajemen Dana Bank, Jakarta. PT. Bumi Aksara, 2000
Susilo, Y. Sri dan Triandaru, Sigit dan Santoso, A. Totok Budi, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Jakarta. Salemba Empat. 2000
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta. Balai Pustaka, 1989
Yusanto, M. Ismail dan Widjajakusuma, M. Karebet, Menggagas Bisnis Islam,
Jakarta, Gema Insani Press, 2002
Lampiran 2 : Perhitungan Data Mentah
Hasil Perhitungan Tingkat Investasi (Usaha Kecil Menengah)
NO Laba Bersih Nilai Investasi Investasi NO Laba Bersih Nilai Investasi Investasi
1 6.504.126.000 476.221.000 7,30% 17 6.435.648.000 476.943.000 7,40%
2 6.206.709.000 489.435.000 7,90% 18 6.463.635.000 473.268.000 7,30%
3 6.527.125.000 525.973.000 8,10% 19 6.227.121.000 525.655.000 8,40%
4 7.055.185.000 555.432.000 7,90% 20 6.296.679.000 457.862.000 7,30%
5 7.514.126.000 586.671.000 7,80% 21 6.180.135.000 485.975.000 7,90%
6 6.676.709.000 489.123.000 7,30% 22 6.475.185.000 505.663.000 7,80%
7 6.400.456.000 508.346.000 7,90% 23 6.354.125.000 465.457.000 7,30%
8 6.368.955.000 495.657.000 7,80% 24 7.166.729.000 564.775.000 7,90%
9 8.476.515.000 627.861.000 7,40% 25 6.340.453.000 493.679.000 7,80%
10 9.765.678.000 755.985.000 7,70% 26 6.748.975.000 496.788.000 7,40%
11 6.656.701.000 485.683.000 7,30% 27 6.173.517.000 476.278.000 7,70%
12 6.778.185.000 565.452.000 8,30% 28 6.362.678.000 529.467.000 8,30%
13 8.519.882.000 664.778.000 7,80% 29 6.251.741.000 458.345.000 7,30%
14 7.564.378.000 553.689.000 7,30% 30 6.172.156.000 543.545.000 8,80%
15 6.133.787.000 485.748.000 7,90% 31 7.119.852.000 517.878.000 7,30%
16 6.235.773.000 483.667.000 7,80% 32 6.354.375.000 464.645.000 7,30%
Tabel 4.2
Hasil Prerhitungan Tingkat Investasi (Investor) PT. BPRS Risalah Ummat
NO Laba Bersih Nilai Investasi
(Investor) Investasi NO Laba Bersih
Nilai Investasi
(Investor) Investasi
1 6.504.126.000 426.221.000 6,6% 17 6.435.648.000 431.943.000 6,7%
2 6.206.709.000 459.435.000 7,4% 18 6.463.635.000 406.268.000 6,3%
3 6.527.125.000 475.973.000 7,3% 19 6.227.121.000 460.655.000 7,4%
4 7.055.185.000 485.432.000 6,9% 20 6.296.679.000 379.862.000 6,0%
5 7.514.126.000 531.671.000 7,1% 21 6.180.135.000 431.975.000 7,0%
6 6.676.709.000 431.123.000 6,5% 22 6.475.185.000 592.663.000 9,2%
7 6.400.456.000 448.346.000 7,0% 23 6.354.125.000 402.457.000 6,3%
8 6.368.955.000 448.657.000 7,0% 24 7.166.729.000 651.775.000 9,1%
9 8.476.515.000 569.861.000 6,7% 25 6.340.453.000 538.679.000 8,5%
10 9.765.678.000 805.985.000 8,3% 26 6.748.975.000 561.788.000 8,3%
11 6.656.701.000 535.683.000 8,0% 27 6.173.517.000 432.278.000 7,0%
12 6.778.185.000 475.452.000 7,0% 28 6.362.678.000 453.467.000 7,1%
13 8.519.882.000 629.778.000 7,4% 29 6.251.741.000 412.345.000 6,6%
14 7.564.378.000 483.689.000 6,4% 30 6.172.156.000 498.545.000 8,1%
15 6.133.787.000 405.748.000 6,6% 31 7.119.852.000 560.878.000 7,9%
16 6.235.773.000 423.667.000 6,8% 32 6.354.375.000 375.645.000 5,9%
Hasil Perhitungan Tingkat Likuiditas
NO Cash Ratio NO Cash Ratio
1 27,26% 17 22,40%
2 29,84% 18 27,26%
3 27,26% 19 29,84%
4 29,84% 20 27,26%
5 29,55% 21 29,84%
6 23,39% 22 29,55%
7 28,36% 23 23,39%
8 27,64% 24 27,26%
9 29,55% 25 27,26%
10 23,39% 26 29,84%
11 22,62% 27 27,26%
12 27,26% 28 29,84%
13 29,55% 29 27,26%
14 25,39% 30 29,55%
15 27,26% 31 23,39%
16 29,84% 32 26,62%
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan SPSS 16.0
Hasil Uji Normalitas Data Usaha Kecil Menengah
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tingkat Investasi Tingkat Likuiditas
N 32 32
Normal Parametersa Mean 7.7123 27.3694
Std. Deviation .39511 2.42800
Most Extreme Differences Absolute .216 .232
Positive .216 .154
Negative -.162 -.232
Kolmogorov-Smirnov Z 1.224 1.313
Asymp. Sig. (2-tailed) .100 .064
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Korelasi Dengan SPSS Usaha Kecil Menengah
Correlations
Correlations
Tingkat Investasi Tingkat Likuiditas
Tingkat Investasi Pearson Correlation 1 .525**
Sig. (2-tailed) .002
N 32 32
Tingkat Likuiditas Pearson Correlation .525** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Normalitas Data Investor
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tingkat Investasi Tingkat Likuiditas
N 32 32
Normal Parametersa Mean 7.1985 27.3694
Std. Deviation .83079 2.42800
Most Extreme Differences Absolute .159 .232
Positive .159 .154
Negative -.073 -.232
Kolmogorov-Smirnov Z .901 1.313
Asymp. Sig. (2-tailed) .391 .064
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Korelasi Dengan SPSS Investor
Correlations
Correlations
Tingkat Investasi Likuiditas
Tingkat Investasi Pearson Correlation 1 .641**
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
Likuiditas Pearson Correlation .641** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).