analisis hubungan komunikasi pemasaran dengan kualitas daya saing usaha mikro kecil dan menengah...

Upload: deni-deri-setiana

Post on 13-Apr-2018

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    1/115

    ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KUALITAS

    DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

    (Studi pada UMKM Mitra Binaan IPB)

    Oleh:

    BIO HAFSARI LARASATI

    DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

    FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2011

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    2/115

    ABSTRACT

    Micro Small and Medium Enterprises (MSME) are the most relevant topic

    to be discussed in Indonesia because of their significant contribution to the

    economic development in this country. Too many benefits can be contributed by

    MSME, but in the fact, MSME have uncapability to facing market among others

    due to the weakness of MSME in financial, accessing information, and related to

    poor promotional action. To winning the competition with the other enterprises,

    MSME needs a good competitiveness quality. One of the way to reach it, can be

    done by give an attention to MSMEs marketing communication. This research

    tells about the characteristic of IPB MSME partnership, marketing communication

    act, and quality of competitiveness as this result. The method used in this study

    are quantitative and qualitative data. Quantitative data collected by interviewing

    peopled with questionnaires. Whereas, qualitative data collected by interviewing

    the tutor about partnership tutorial act. Marketing communication can be held by

    match this act with the characteristic of MSME. It can give some benefit to

    increase the competitiveness quality of MSME.

    Keywords: Micro Small and Medium Enterprises, Marketing Communication,

    Quality of Competitiveness

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    3/115

    RINGKASAN

    BIO HAFSARI LARASATI. Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran denganKualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM): Studi pada

    UMKM Mitra Binaan IPB. (Di bawah bimbingan YATRI INDAH

    KUSUMASTUTI)

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan jenis usaha yang

    tumbuh menjamur, bahkan mendominasi sektor perindustrian Indonesia.

    Pengembangan UMKM di negara berkembang, seperti Indonesia sangat potensial

    dan sesuai dengan kondisi negara. UMKM mampu menyediakan lapangan

    pekerjaan, khususnya bagi tenaga kerja berpendidikan rendah yang banyakterdapat di Indonesia. UMKM juga menyediakan berbagai kebutuhan yang dapat

    diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dan mendukung kedaulatan konsumen.

    Banyak kontribusi yang dapat diberikan UMKM, terutama bagi sektor

    sosial dan ekonomi, namun kontribusi ini belum terealisasi secara optimal. Dalam

    menjalankan usahanya, UMKM mengalami berbagai kendala, terutama dalam hal

    pendanaan, pemasaran, dan akses informasi. Sementara itu, pada era globalisasi,

    UMKM juga harus menghadapi persaingan dengan usaha sejenis lainnya, juga

    dengan usaha besar, baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu, UMKM

    dituntut untuk memiliki daya saing usaha yang baik, agar mampu bertahan danberkontribusi secara optimal bagi masyarakat. Salah satu upaya yang dapat

    ditempuh untuk memperoleh posisi tawar yang baik dalam usaha adalah dengan

    memberikan perhatian pada bidang komunikasi pemasaran.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan komunikasi

    pemasaran UMKM, karakteristik usaha yang mempengaruhi pelaksanaan

    komunikasi pemasaran, serta kontribusinya pada kualitas daya saing usaha.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM mitra binaan IPB yang

    tergabung dalam lembaga UPP-UKM dan CDA melalui Program Mahasiswa

    Wirausaha. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM mitra binaan IPB yangmemiliki tingkat heterogenitas berdasarkan jenis bidang usaha. Penetapan sampel

    dilakukan dengan metode penarikan sampel purposive yang dilakukan

    berdasarkan berbagai pertimbangan.

    Penelitian ini menggunakan metode survai dengan pendekatan kuantitatif

    yang didukung dengan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan metode

    wawancara mendalam kepada pihak pengelola lembaga pembina UMKM.

    Sementara, pendekatan kuantitatif dilakukan dengan instrumen penelitian berupa

    kuisioner yang diisi dengan melakukan wawancara kepada responden. Kuisioner

    yang digunakan terdiri dari kumpulan pertanyaan mengenai variabel penelitian

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    4/115

    yang akan diukur dengan menggunakan skala berdasarkan rataan skor.

    Keseluruhan variabel yang diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini

    merupakan variabel berskala ordinal. Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah

    secara statistik deskriptif melalui Uji Korelasi Spearman dengan mengunakan

    software SPSS for WindowsVersi 13.0danMicrosoft Exel 2007.

    Hasil uji penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi

    pemasaran UMKM belum dilaksanakan secara optimal. Beberapa karakteristik

    UMKM yang memiliki hubungan positif dengan pelaksanaan komunikasi

    pemasaran, diantaranya adalah jenis bidang usaha, tingkat pendidikan pelaku

    usaha, dan skala usaha. Jenis bidang usaha berhubungan dengan pemilihan jenis

    bauran promosi yang digunakan. Secara umum, bauran promosi yang banyak

    digunakan UMKM mitra binaan IPB adalah jenis periklanan dan penjualan

    personal. Di samping itu, jenis komunikasi pemasaran yang menjadi andalan bagi

    UMKM mitra binaan IPB adalah jenis word of mouth.

    Tingkat pendidikan pelaku usaha memiliki korelasi positif dengan

    pelaksanaan komunikasi pemasaran. Semakin tinggi pendidikan formal pelaku

    usaha, pelaksanaan komunikasi pemasaran semakin baik. Hubungan positif ini

    juga berlaku antara skala usaha dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran,

    meskipun korelasinya tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan

    karakteristik pendidikan sebelumnya. Pelaksanaan komunikasi pemasaran

    berhubungan positif dengan kualitas daya saing usaha. Beberapa ukuran yang

    digunakan adalah tingkat produktivitas, tingkat profit, serta luas cakupan pasar

    UMKM. Keseluruhan variabel ini memiliki korelasi positif dengan pelaksanaankomunikasi pemasaran. Artinya, semakin baik pelaksanaan komunikasi

    pemasaran, maka kualitas daya saing UMKM pun semakin baik.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    5/115

    ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KUALITAS

    DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

    (Studi pada UMKM Mitra Binaan IPB)

    Oleh:

    BIO HAFSARI LARASATI

    I34070007

    SKRIPSI

    Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

    pada

    Fakultas Ekologi Manusia

    Institut Pertanian Bogor

    DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

    FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2011

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    6/115

    DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

    FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    Dengan ini kami menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:

    Nama : Bio Hafsari Larasati

    NRP : I34070007

    Judul : Analisis hubungan Komunikasi Pemasaran dengan Kualitas Daya Saing

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM): Studi pada UMKM Mitra

    Binaan IPB

    Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi

    dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si.

    NIP. 19660714 199103 2 002

    Mengetahui,

    Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

    Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

    Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS

    NIP. 19550630 198103 1 003

    Tanggal Pengesahan :

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    7/115

    PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

    ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN

    KUALITAS DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

    (UMKM): STUDI PADA UMKM MITRA BINAAN IPB BELUM PERNAH

    DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU

    LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR

    AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI

    INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAKMENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU

    DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN

    RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH TULISAN INI.

    Bogor, Februari 2011

    Bio Hafsari Larasati

    I34070007

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    8/115

    RIWAYAT HIDUP

    Bio Hafsari Larasati atau yang biasa dipanggil Biola (penulis) lahir di

    Bogor pada tanggal 22 Maret 1989. Penulis merupakan anak pertama dari empat

    bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Ir. H. Zulian Hanafi, MM dan Ibu

    (Alm) Ir. Lestari Sempurna Putri. Pendidikan formal ditempuh penulis di TK

    Pertiwi Teladan Metro pada tahun 1993-1995, SD Adhyaksa I Jambi pada tahun

    1995-2001, SLTP Negeri I Metro pada tahun 2001-2004, dan SMA Negeri I

    Metro Lampung pada tahun 2004-2007. Setelah lulus SMA, penulis menempuh

    pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB

    (USMI) angkatan 44 dan diterima di Departemen Sains Komunikasi dan

    Pengembangan Mayarakat, Fakutas Ekologi Manusia. Penulis menyelesaikan

    masa studi dalam waktu tujuh semester dan menjadi lulusan pertama Departemen

    Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 44 melalui program

    akselerasi, sekaligus menjadi lulusan pertama Institut Pertanian Bogor angkatan

    44.

    Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti kursus Bahasa Inggris dan

    Bahasa Mandarin, berbagai pelatihan, seminar, dan magang yang mendukung

    kegiatan akademik dan pengembangan softskill. Selain itu, penulis juga aktif

    mengikuti kegiatan non-akademik, seperti BEM FEMA, UKM Kewirausahaan

    Century, dan Organisasi Mahasiswa Kemala. Dalam organisasi, penulis pernah

    memegang jabatan sebagai Sekretaris Dept. PBOS BEM FEMA tahun 2008-2009

    dan Bendahara Divisi IT UKM Century 2008-2009. Penulis juga dipercaya untuk

    terlibat dalam berbagai kepanitiaan, diantaranya sebagai ketua 2nd

    Creso,

    Sekretaris Duta FEMA, Bendahara MPF FEMA 2009, koordinator acara Try Out

    IPB Kemala, dan berbagai kepanitiaan lainnya. Pengalaman bekerja pernah

    penulis tempuh sebagai Staff Humas PT Aneka Tambang Tbk UBPE Pongkor

    melalui program magang dan Staff Comdev PT Aneka Tambang Tbk UBPE

    Pongkor selama mengikuti kegiatan KKP. Sebagai bentuk pengabdian terhadap

    bidang pendidikan, penulis menjalankan amanah menjadi Asisten Dosen Mata

    Kuliah Sosiologi Umum (2009-2010) dan Asisten Dosen Mata Kuliah PengantarIlmu Kependudukan (2010).

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    9/115

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah

    memberikan rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya dalam mengerjakan skripsi ini,

    sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Analisis

    Hubungan Komunikasi Pemasaran dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro

    Kecil dan Menengah (UMKM): Studi pada UMKM Mitra Binaan IPB ini

    diharapkan mampu memberikan pengetahuan mengenai komunikasi pemasaran

    UMKM dan peranannya dalam upaya mendukung pengembangan UMKM.

    Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

    Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat, khususnya bagi pengembangan UMKM dan dalam upaya

    peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Bogor, Februari 2011

    Bio Hafsari Larasati

    I34070007

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    10/115

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai

    pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

    pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu:

    1. Ibu Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si., selaku dosen pembimbing studi pustaka danskripsi yang selalu sabar memberikan bimbingan, waktu, tenaga, dan pikiran demi

    kesempurnaan skripsi ini.

    2. Ibu Prof. Dr. Ir. Aida V.S. Hubeis selaku penguji utama dan Bapak Sofyan Sjaf, MSiselaku penguji perwakilan Departemen SKPM yang telah memberi masukan dan

    saran yang baik demi kesempurnaan skripsi ini.

    3. Bapak Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS., selaku pembimbing akademik selama penulismenjadi mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

    4. Bapak Martua Sihaloho, M.Si., selaku dosen penguji petik yang telah membimbingdan menjadi korektor yang baik dan teliti.

    5. Mba Icha dan Mba Maria yang selalu memberikan pelayanan yang luar biasa danmenjadikan sekret SKPM sebagai secretariat departemen terbaik se-IPB raya.

    6. Ibunda tercinta, (Alm) Lestari Sempurna Putri di surga, atas perjuangan bunda dankasih sayang tulus yang tak lekang oleh waktu.

    7. Ayahanda terkasih, Ir. H. Zulian Hanafi, MM., atas lantunan doa yang tak pernahputus, tetesan keringat dan perjuangan ayahanda demi mencukupkan kebutuhan

    penulis.

    8. Mama Ermy Susida, dan adik-adik kebanggaanku Nia Kurniati, Abi Rachmanda, danIgo Muhammad Alvanzo, serta Keluarga Besar Swara Sempurna atas doa, semangat,

    motivasi, dan kasih sayang yang tercurah.

    9. Keluarga Besar Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 43, 44,dan 45 atas kebersamaan, persahabatan dan cinta yang mewarnai hari-hari penulis.

    10.Rizqi Humaira, Frisca Johar, Fauziah Rosy, Ahmad Aulia Arsyad, Turasih,Rahmawati, Asri Sulistyawati, Laras Sirly, Dimitra Liani, Novia Putri S., Hardianti

    D.P, Isma Rosyida, Geidy Tiara, Haidar, Hendra Purwana, Wira Adiguna, Bang Iqbal,

    dan seluruh sahabat penulis yang setia dan selalu ada dalam suka dan duka.

    11.Ayu my roomate, Dinda, Lingga, Milky, Mba Nina, Ka Etha dan all of salsa girlsatasperhatian dan semua keceriaan.

    12.Seluruh teman-teman seperjuangan akselerasi, Maya Samiya, Navalinesia, AstriLestari, Syifa Maharani, Dina Nurdinawati, Dewi Agustina, dan kawan-kawan atas

    semangat dan kebersamaan dalam menjalankan aktivitas akselerasi.

    13.Keluarga Kuliah Kerja Profesi A1, Dewi Silvialestari, Laila Sakina, Atis, Dida, dan

    Gilang atas perhatian, kerjasama, dan kebersamaan.14.Teman sepermainan, Ihsan, Iyut, Lili, Riri, Andri, Roby, Nisa, Ory, dan Hapsa atas

    keceriaan dan kebersamaan yang tercipta.

    15.Teman-teman BEM FEMA Kabinet Heroik dan UKM Century atas kerjasama,pengalaman, dan ilmu yang bermanfaat.

    16.Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan dankerjasama selama pengerjaan skripsi ini.

    Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

    Bogor, Februari 2011

    Penulis

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    11/115

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Masalah Penelitian

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.4 Kegunaan Penelitian

    BAB II PENDEKATAN TEORITIS ............................................................................. 5

    2.1 Tinjauan Pustaka

    2.1.1 Definisi UMKM 2.1.2 Karakteristik UMKM

    2.1.3 Peran dan Kontribusi UMKM

    2.1.3.1 Peranan UMKM dalam Bidang Sosial ............................................. 8

    2.1.3.2 Peranan UMKM dalam Bidang Ekonomi ........................................ 9

    2.1.3.3 Peranan UMKM dalam Bidang Politik .......................................... 10

    2.1.4 Kondisi UMKM dan Perkembangannya

    2.1.4.1 Modal Kerja UMKM ..................................................................... 11

    2.1.4.2 Akses Pasar dan Informasi ............................................................. 12

    2.1.4.3 Kondisi Pemasaran UMKM ........................................................... 13

    2.1.5 Definisi Komunikasi Pemasaran

    2.1.6 Proses Komunikasi Pemasaran

    2.1.7 Bauran Promosi

    2.1.7.1 Periklanan (Advertising) ............................................................... 17

    2.1.7.2 Promosi Penjualan (Sales Promotion) .......................................... 18

    2.1.7.3 Hubungan Masyarakat (Public Relations) .................................... 18

    2.1.7.4 Penjualan Personal (Personal Selling).......................................... 19

    2.1.7.5 Pemasaran Langsung (Direct Marketing) ..................................... 20

    2.1.7.6 Word of mouth.............................................................................. 21

    2.1.8 Manfaat Komunikasi Pemasaran

    2.1.9 Efek Komunikasi Pemasaran

    2.1.10Daya Saing UMKM

    2.2 Kerangka Pemikiran

    2.3 Hipotesis Penelitian

    2.4 Definisi Operasional

    2.4.1 Karakteristik UMKM

    2.4.2 Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran

    2.4.3 Kualitas Daya Saing UMKM

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    12/115

    xii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 33

    3.1 Metode Penelitian

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    3.3 Teknik Pengambilan Sampel

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    3.5 Teknik Analisis Data

    BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM ................................ 39

    4.1 Latar Belakang

    4.1.1 Unit Pelayanan Pendampingan Usaha Kecil Menengah (UPP-UKM)

    4.1.2 Career Development and Alumni Affairs(CDA)

    4.2 Keanggotaan

    4.2.1 UPP-UKM

    4.2.2 Program Mahasiswa Wirausaha CDA

    4.3 Kegiatan Pembinaan UMKM

    4.3.1 UPP-UKM

    4.3.2 Program Mahasiswa Wirausaha CDA

    BAB V GAMBARAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

    (UMKM) MITRA BINAAN IPB ................................................................... 48

    5.1 Latar Belakang Pendirian Usaha

    5.2 Karakteristik Pelaku Usaha

    5.3 Hambatan Pengembangan Usaha

    BAB VI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA MIKRO KECIL

    DAN MENENGAH ........................................................................................ 536.1 Bauran Komunikasi Pemasaran UMKM

    6.1.1 Periklanan

    6.1.2 Promosi Penjualan

    6.1.3 Hubungan Masyarakat

    6.1.4 Penjualan Personal

    6.1.5 Pemasaran Langsung

    6.1.6 Word of mouth

    6.2 Biaya Pelaksanaan

    6.3 Frekuensi Pelaksanaan

    BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKMDENGAN

    PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN ....................................... 71

    7.1 Ragam Bidang Usaha

    7.1.1 Pangan

    7.1.2 Jasa

    7.1.3 Pertanian

    7.1.4 Kerajinan

    7.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Pelaku Usaha dengan Pelaksanaan Komunikasi

    Pemasaran

    7.3 Hubungan Skala Usaha dengan Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    13/115

    xiii

    BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARANDENGAN

    KUALITAS DAYA SAING UMKM ............................................................. 83

    8.1 Tingkat Produktifitas UMKM

    8.2 Tingkat Profit

    8.3 Luas Cakupan Pasar UMKM

    BAB IX PENUTUP ...................................................................................................... 88

    9.1 Kesimpulan

    9.2 Saran

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90

    LAMPIRAN ...................................................................................................................... 92

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    14/115

    DAFTAR TABEL

    Nomor Naskah Halaman

    Tabel 1. Tabel Perbedaan Skala UMKM berdasarkan Aset dan Nilai Penjualan... 29

    Tabel 2. Ukuran Sampel Penelitian... 36

    Tabel 3. Penggunaan Bauran Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Jenis Bidang

    Usaha . 72

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    15/115

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Naskah Halaman

    Gambar 1. Proses Komunikasi Pemasaran 16

    Gambar 2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian.... 23

    Gambar 3. Kerangka Pemikiran 26

    Gambar 4. Latar Belakang Pendirian UMKM... 49

    Gambar 5. Hubungan Tenaga Kerja dengan Pemilik UMKM.. 50

    Gambar 6. Hambatan dalam Pengembangan Usaha.. 51

    Gambar 7. Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran UMKM... 53

    Gambar 8. Penggunaan Bauran Komunikasi Pemasaran UMKM. 54

    Gambar 9 . Persentase Penggunaan Bauran Periklanan. 55

    Gambar 10. Persentase Penggunaan Bauran Promosi Penjualan 58

    Gambar 11. Persentase Penggunaan Bauran Hubungan Masyarakat.. 59

    Gambar 12. Persentase Penggunaan Bauran Penjualan Personal 62

    Gambar 13. Persentase Penggunaan Bauran Pemasaran Langsung 63

    Gambar 14. Anggaran Biaya Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran 66

    Gambar 15. Frekuensi Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran.. 68

    Gambar 16. Penggunaan Bauran Promosi pada Bidang Usaha Pangan.. 72

    Gambar 17. Penggunaan Bauran Promosi pada Bidang Usaha Jasa... 74

    Gambar 18. Penggunaan Bauran Promosi pada Bidang Usaha Pertanian....... 76

    Gambar 19. Penggunaan Bauran Promosi pada Bidang Usaha Kerajinan.......... 78

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    16/115

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sejak masa Orde Baru, Indonesia menempatkan pembangunan ekonomi

    sebagai indikator keberhasilan pembangunan. Berkenaan dengan hal tersebut,

    dunia usaha selama setengah abad terakhir telah menjelma menjadi institusi paling

    berkuasa di atas planet ini. Berbagai jenis usaha tumbuh dan berkembang di

    Indonesia. Salah satu unit usaha yang menjamur, sekaligus mendominasi sektor

    industri Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hampir

    90 persen dari total usaha yang ada di dunia merupakan kontribusi dari UKM

    (Lin, 1998 seperti dikutip oleh Rahmana 2009).

    Menurut Urata (2000, seperti dikutip oleh Sulistyastuti, 2004) yang telah

    mengamati perkembangan UMKM di Indonesia, UMKM memainkan beberapa

    peran penting di Indonesia, diantaranya adalah: (1) Pemain utama dalam kegiatan

    ekonomi di Indonesia, (2) Penyedia kesempatan kerja, (3) Pemain penting dalam

    pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan masyarakat, (4) Pencipta pasar

    dan inovasi melalui fleksibilitas dan sensitivitasnya serta keterkaitan dinamis antar

    kegiatan perusahaan, (5) Memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non

    migas. Sementara itu, Tambunan (2001, seperti dikutip oleh Sulistyastuti, 2004)

    menyebutkan bahwa UKM juga mampu mereduksi ketimpangan pendapatan

    (reducing income inequality) terutama di negara-negara berkembang. Peranan

    yang sangat signifikan dalam pencapaian kesempatan kerja dan berbagai nilai

    tambah yang telah diungkapkan di atas membuktikan bahwa UMKM mampu

    memberikan manfaat yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    17/115

    2

    UMKM memiliki peranan yang cukup berarti dalam perkembangan

    perekomomian nasional, namun sektor ini masih memiliki kendala, seperti

    keterbatasan modal dan pendanaan, keterbatasan akses pasar dan informasi, dan

    masalah pemasaran. Hal ini tentu mengakibatkan UMKM tidak dapat tumbuh dan

    berkembang secara optimal. Menanggapi hal tersebut, Institut Pertanian Bogor

    (IPB) sebagai salah satu perguruan tinggi menjalankan program kemitraan

    pembinaan UMKM yang merupakan wujud tugas dan fungsi Tridharma

    Perguruan Tinggi.

    Program kemitraan UMKM dilaksanakan oleh beberapa lembaga,

    diantaranya adalah Unit Pelayanan dan Pendampingan UKM (UPP-UKM) dan

    Career Development And Alumni Affairs(CDA) IPB melalui Program Mahasiswa

    Wirausaha. UMKM mitra binaan IPB bergerak dalam beberapa jenis bidang

    usaha, diantaranya adalah UMKM pangan, jasa, pertanian, dan kerajinan. Saat ini

    tercatat 166 unit UMKM yang tergabung dalam program mitra binaan UPP-UKM

    LPPM IPB dan 83 UMKM yang tergabung dalam program CDA. Program

    pembinaan terhadap UMKM binaan IPB ini dirasa penting sebagai upaya

    pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berjiwa wirausaha.

    Berbagai upaya pembinaan dan pemberdayaan UMKM diarahkan pada

    peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pelaku usaha dan pemanfaatan

    potensi yang dimiliki. Upaya ini dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan,

    diantaranya adalah pelatihan pembuatan pembukuan dan arus kas, pembinaan

    kegiatan pemasaran, dan penyelenggaraan pertemuan untuk memperluas jaringan.

    Kegiatan pengembangan dan pemberdayaan yang dimaksud dapat

    dilakukan dengan meningkatkan daya saing UMKM. Salah satu upaya yang dapat

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    18/115

    3

    dilakukan adalah dengan meningkatan kualitas komunikasi pemasaran. Mengingat

    ketatnya persaingan usaha di era global, komunikasi pemasaran memainkan

    peranan penting dalam pengembangan UMKM. Dalam upaya menjalankan

    usahanya, UMKM tidak hanya mengalami persaingan dengan berbagai UMKM

    lain yang tumbuh dan berkembang, melainkan juga bersaing dengan usaha-usaha

    besar, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

    UMKM dituntut untuk memiliki daya saing yang tinggi agar dapat

    bertahan dan bersaing dengan jenis usaha lainnya. Untuk mencapai keinginan

    tersebut, maka komunikasi pemasaran menjadi kegiatan operasional yang wajib

    dilaksanakan. Namun pelaksanaan kegiatan ini akan menghabiskan biaya yang

    tidak sedikit. Oleh karena itu, pelaksanaan komunikasi pemasaran yang efektif

    dan efisien merupakan suatu keputusan yang harus dipertimbangkan dan

    direncanakan dengan matang. Realita ini menarik minat penulis untuk melakukan

    penelitian mengenai berbagai upaya komunikasi pemasaran yang dilakukan

    UMKM, serta hubungannya dengan kualitas daya saing usaha.

    1.2 Masalah Penelitian

    Berdasarkan latar belakang uraian latar belakang di atas, disusunlah

    beberapa masalah penelitian, sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah pelaksanaan komunikasi pemasaran UMKM mitra

    binaan IPB?

    2. Bagaimanakah hubungan karakteristik UMKM mitra binaan IPB

    dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran?

    3. Bagaimanakah hubungan pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan

    kualitas daya saing UMKM mitra binaan IPB?

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    19/115

    4

    1.3 Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka ditetapkan beberapa

    tujuan penelitian, sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi pelaksanaan komunikasi pemasaran UMKM mitra

    binaan IPB

    2. Menganalisis hubungan karakteristik UMKM dengan pelaksanaan

    komunikasi pemasaran

    3. Menganalisis hubungan komunikasi pemasaran dengan kualitas daya

    saing UMKM

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai

    karakteristik UMKM, pelaksanaan komunikasi pemasaran, dan pengaruhnya

    dengan kualitas daya saing UMKM. Oleh karena itu, hasil penelitian ini

    diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

    1. Bagi pelaku UMKM, penelitian ini diharapkan mampu menambah

    pengetahuan mengenai pelaksanaan komunikasi pemasaran yang

    dilakukan sebagai upaya peningkatan daya saing UMKM.

    2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan

    khasanah pengetahuan, khususnya dalam bidang komunikasi bisnis

    mengenai komunikasi pemasaran.

    3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan

    mengenai kesesuaian kondisi lapangan dengan teori yang ada mengenai

    karakteristik UMKM, pelaksanaan komunikasi pemasaran, serta

    hubungannya terhadap daya saing UMKM.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    20/115

    BAB II

    PENDEKATAN TEORITIS

    2.1 Tinjauan Pustaka

    2.1.1 Definisi UMKM

    Terdapat beberapa lembaga atau instansi yang memberikan definisi

    mengenai usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sesuai dengan Undang-Undang

    No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM

    didefinisikan sebagai berikut:

    Pasal 6

    (1)Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:a.memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima

    puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

    atau

    b.memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00(tiga ratus juta rupiah).

    (2)Usaha Kecil adalah sebagai berikut:a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh

    juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima

    ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau

    b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tigaratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00

    (dua milyar rupiah).

    (3)Usaha Menengah adalah sebagai berikut:a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

    juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00

    (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

    usaha; atau

    b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00

    (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyakRp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

    1

    Sementara itu, Rahmana (2009) mengungkapkan batasan pengertian

    UMKM yang ditetapkan oleh BPS berdasarkan jumlah tenaga kerja, untuk usaha

    Undang-Undang No.20 Tahun 2008

    (http://www.smecda.com/Files/infosmecda/uu_permen/UU_2008_20_TENTANG_USAHA_MIK

    RO_KECIL_DAN_MENENGAH.pdf)diunduh tanggal 30 April 2010 jam 22.00 WIB.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    21/115

    6

    kecil berjumlah lima sampai dengan sembilan belas orang, sementara usaha

    menengah berkisar antara dua puluh sampai dengan sembilan puluh sembilan

    tenaga kerja. Batasan pengertian UMKM diatas sesuai dengan defiinisi UMKM

    yang diberlakukan bagi Asian Development Bank (ADB) yang dikutip oleh Eva

    (2007).

    2.1.2 Karakteristik UMKM

    UMKM memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan jenis

    usaha besar, termasuk karakteristik yang membedakan usaha mikro, usaha kecil,

    dan usaha menengah sendiri. Berdasarkan data BPS (2006) yang dikutip oleh

    Tambunan (2009) dalam buku UMKM di Indonesia, diketahui bahwa dari segi

    tenaga kerja, lebih dari sepertiga (sekitar 34,5 persen) UMKM dikelola oleh

    tenaga kerja berusia di atas 45 tahun, dan hanya sekitar 5,2 persen pengusaha

    UMKM yang berumur di bawah 25 tahun.

    Tambunan (2000) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004)

    mengungkapkan bahwa tenaga kerja yang diperlukan oleh industri kecil tidak

    menuntut pendidikan formal yang tinggi. Sebagian besar tenaga kerja yang

    diperlukan oleh industri ini didasarkan atas pengalaman (learning by doing) yang

    terkait dengan faktor historis (path dependence). Tulisan lanjutan Tambunan

    (2009) mengenai UMKM mengungkapkan bahwa struktur pengusaha menurut

    tingkat pendidikan formal memberi kesan adanya hubungan positif antara tingkat

    pendidikan rata-rata pengusaha dengan skala usaha. Artinya, semakin besar skala

    usaha, yang umumnya berasosiasi positif dengan tingkat kompleksitas usaha yang

    memerlukan keterampilan tinggi dan wawasan bisnis yang lebih luas, semakin

    banyak pengusaha dengan pendidikan formal tersier.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    22/115

    7

    Mengacu pada data BPS (2006) yang dikutip Tambunan (2009) diketahui

    bahwa sebagian besar pengusaha UMKM mengungkapkan alasan kegiatan usaha

    yang mereka lakukan adalah latar belakang ekonomi. Artinya usaha ini dilakukan

    sebagai upaya untuk memperoleh perbaikan penghasilan dan atau merupakan

    startegi untuk bertahan hidup. Hal ini didukung dengan kondisi tingkat pendidikan

    pengusaha yang mayoritas tergolong rendah. Usaha ini dilakukan dengan alasan

    tidak ada lagi jenis pekerjaan lain yang dapat dilakukan dengan tingkat pendidikan

    formal yang tergolong rendah. Beberapa pengusaha juga menjalankan usaha

    dengan mempertimbangkan prospek usaha ke depan, seperti adanya peluang dan

    pangsa pasar yang aman dan besar. Namun, sebagian lainnya mengungkapkan

    latar belakang keturunan, artinya meneruskan usaha warisan keluarga.

    Data BPS (2006) yang dikutip oleh Tambunan (2009) juga menunjukkan

    bahwa Indonesia memiliki banyak UMKM, namun tidak seluruh UMKM ini

    berbadan hukum. Justru sebagian besar UMKM yang ada, yakni sekitar 95,1

    persen dari jumlah unit usaha tidak berbadan hukum. Hal ini dapat diterima

    dengan alasan kebanyakan UMKM memiliki modal yang sangat minim dan

    terbentur berbagai birokrasi dan persyaratan yang rumit dan kompleks untuk

    mendapatkan pelayanan dalam pengembangan usahanya.

    Menurut Sulistyastuti (2004), yang juga menjadi karakteristik UMKM

    adalah pemakaian bahan baku lokal. Keberadaan UMKM seringkali terkait

    dengan tingginya intensitas pemakaian bahan baku lokal, misalnya UMKM

    kerajinan meubel ukiran khas Jepara, batik asal Pekalongan dan berbagai

    komoditas lokal unggulan lain yang dijadikan bahan baku dalam usaha.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    23/115

    8

    2.1.3 Peran dan Kontribusi UMKM

    Dewasa ini, UMKM diberi perhatian yang cukup besar dalam

    perkembangannya di berbagai belahan dunia. Ini merupakan hal yang wajar,

    mengingat pentingnya peranan UMKM baik dalam bidang sosial, ekonomi,

    hingga bidang politik.

    2.1.3.1 Peranan UMKM dalam Bidang Sosial

    Menurut Clapham (1991), tujuan sosial dari UMKM sekurang-kurangnya

    untuk mencapai tingkat kesejahteraan minimum, yaitu menjamin kebutuhan dasar

    rakyat. Sadoko (1995) juga menegaskan bahwa peranan usaha kecil tidak hanya

    menyediakan barang-barang dan jasa bagi konsumen yang berdaya beli rendah,

    tetapi juga bagi konsumen perkotaan lain yang berdaya beli lebih tinggi. Selain

    itu, usaha kecil juga menyediakan bahan baku atau jasa bagi usaha menengah dan

    besar, termasuk pemerintah lokal.

    Peranan UMKM untuk kepentingan konsumen berpendapatan rendah

    penting untuk menjamin persediaan barang bermutu sederhana pada harga yang

    terjangkau. Dapat dikatakan bahwa perusahaan kecil memberikan sumbangan

    yang sangat penting dalam bentuk turut menurunkan biaya hidup bagi kelompok-

    kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Oleh karena itu, Clapham (1991)

    menyebutkan bahwa UMKM mampu memberikan sumbangan yang besar dari

    segi kedaulatan konsumen.

    Selain berperan dalam kedaulatan konsumen, UMKM memiliki peranan

    yang sangat berarti dalam hal penciptaan lapangan kerja. Clapham (1991)

    menyebutkan bahwa lebih dari 75 persen lapangan kerja di luar sektor pertanian di

    negara sedang berkembang diciptakan oleh perusahaan kecil dan menengah di

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    24/115

    9

    sektor industri pengolahan, perdagangan, dan selebihnya di sektor jasa.

    Mendukung pernyataan tersebut, Lin dikutip oleh Rahmana (2009) juga

    menyatakan bahwa hampir 90 persen dari total usaha yang ada di dunia

    merupakan kontribusi dari UKM. Kontribusi UKM terhadap penyerapan tenaga

    kerja, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia,

    mempunyai peranan yang signifikan dalam penanggulangan masalah

    pengangguran.

    Melihat peranan UKM yang sangat signifikan dalam penciptaan

    kesempatan kerja dan nilai tambah, Sulistyastuti (2004) berpendapat bahwa UKM

    mampu memberikan manfaat sosial yaitu mereduksi ketimpangan pendapatan,

    terutama di negara-negara berkembang. Oleh karena itu, tak heran jika Clapham

    (1991) juga berpendapat bahwa sektor perusahaan kecil dan menengah dipandang

    lembaga yang cocok untuk menghilangkan dualisme ekonomi dan sosial.

    2.1.3.2 Peranan UMKM dalam Bidang Ekonomi

    UMKM dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya nasional

    menurut prinsip-prinsip ekonomi, termasuk pemanfaatan tenaga kerja untuk

    mencapai pertumbuhan ekonomi yang maksimum dan sesuai dengan kepentingan

    rakyat (Clapham, 1991). Indoconsult dikutip Sadoko (1995) juga mengungkapkan

    bahwa usaha kecil memberikan kontribusi yang tinggi (sekitar 55 persen) terhadap

    pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor-sektor perdagangan, transportasi, dan

    industri. Sektor ini juga mempunyai peranan cukup penting dalam penghasilan

    devisa negara melalui usaha pakaian jadi (garments), barang-barang kerajinan

    termasuk meubeldan pelayanan bagi turis.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    25/115

    10

    Rahmana (2009) menegaskan kembali bahwa UKM di Indonesia telah

    menunjukkan perannya dalam penciptaan atau pertumbuhan kesempatan kerja dan

    sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto

    (PDB). Kementrian Negara Koperasi dan UKM (2007) menyatakan bahwa pada

    tahun 2006 kontribusi UKM dalam penciptaan nilai tambah nasional sebesar Rp

    1.778,75 triliun atau sebesar 53,3 persen dari PDB nasional dengan laju

    pertumbuhan PDB tahun 2005-2006 adalah sebesar 5,40 persen.

    Menurut Utari (2002) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004), UMKM

    turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas. Selama

    periode 1990-1995, UKM menyumbangkan rata-rata 40 persen dari total ekspor.

    Sadoko (1995) juga mengungkapkan bahwa dalam hal perolehan devisa, industri

    kecil menyumbang sekitar 15 persen dari seluruh nilai ekspor industri yang ada.

    2.1.3.3 Peranan UMKM dalam Bidang Politik

    Tujuan pembangunan masyarakat di berbagai Negara Asia Selatan dan

    Asia Tenggara - seperti juga halnya di Indonesia dan di Malaysia - ditentukan

    oleh keputusan politik yang mendasar untuk mewujudkan sistem demokrasi

    permusyawaratan rakyat dengan ekonomi campuran berdasar persaingan bebas.

    Pengusaha kecil dan menengah dapat membantu pembangunan dalam arti ini,

    karena tindakan dan kegiatan mereka yang bebas dan otonom (Clapham, 1991).

    Sulistyastuti (2004) menyebutkan, sejalan dengan era desentraslisasi dan

    pengembangan ekonomi regional, peranan dan posisi UMKM menjadi sangat

    relevan bagi keberhasilan implementasi kebijakan desentralisasi. Dengan

    diberlakukannya otonomi daerah, UMKM berpotensi menciptakan iklim

    persaingan di daerah. Era Otonomi Daerah memberikan implikasi untuk

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    26/115

    11

    merencanakan sendiri pembangunan daerahnya dengan dukungan sumberdaya

    lokal.

    Keberhasilan dalam menetapkan keputusan dalam usaha relevan dengan

    sifat fleksibilitas UMKM yang tinggi. Berdasarkan pengalaman, diketahui bahwa

    UMKM mampu mempertahankan usahanya ketika krisis ekonomi melanda.

    Sementara, lebih dari 80 persen usaha besar mengalami kebangkrutan (Halwani

    dikutip oleh Amidi, 2008). Sepakat dengan pernyataan ini, Sadoko (1995)

    mengungkapkan bahwa sektor ini mempunyai peran strategis yang mengantarai

    kebijakan pemerintah untuk mengembangkan sektor industri berdasarkan

    teknologi canggih dan kebijakan pengentasan kemiskinan.

    2.1.4 Kondisi UMKM dan Perkembangannya

    Banyak kontribusi yang mampu diberikan UMKM dalam berbagai bidang,

    mulai dari bidang sosial, ekonomi, hingga politik dalam skala yang kecil dan

    spesifik, dalam artian politik pengambilan keputusan bagi tiap-tiap UMKM.

    Namun, dalam prakteknya, UMKM juga mengalami berbagai hambatan dalam

    berbagai kegiatan operasionalnya.

    2.1.4.1 Modal Kerja UMKM

    Clapham (1991) menyebutkan bahwa hampir tanpa kecuali, pengusaha

    kecil dan menengah mengatakan bahwa masalah yang paling besar yang mereka

    hadapi adalah masalah keuangan. Mereka mengeluh tentang kekurangan modal

    tetap dan modal kerja. Bidang lain yang juga banyak menimbulkan kesulitan

    adalah kredit bagi konsumen. Dalam berbagai hal, demi kemajuan dan

    pengembangan UMKM, pemerintah maupun berbagai lembaga keuangan, baik

    bank maupun lembaga keuangan non bank telah berupaya dalam memberikan

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    27/115

    12

    pelayanan, terutama dalam hal pinjaman modal usaha. Namun kenyataannya,

    untuk mengakses pelayanan ini, UMKM dibebani berbagai persyaratan dan jalur

    birokrasi yang panjang dan rumit. Akibatnya, pemberian layanan pinjaman modal

    dan kredit pun menjadi tidak dapat diakses UMKM secara optimal. Pada intinya

    perbaikan sistem perkreditan perlu ditempuh melalui pengadaan pelayanan

    pendampingan yang profesional serta pemberian kredit yang terintegrasi dengan

    intervensi lain untuk mengatasi faktor-faktor penghambat pengembangan usaha

    kecil itu sendiri.

    2.1.4.2 Akses Pasar dan Informasi

    Ketidakpercayaan terhadap kemampuan UMKM dalam menghadapi era

    globalisasi berorientasi pada mekanisme pasar bebas memang cukup beralasan,

    karena keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam kelompok tersebut. Namun

    demikian perlu diingat bahwa sejak era penjajahan, UMKM sudah dihadapkan

    dan ditempa dengan berbagai masalah termasuk dari aspek pemasaran, tetapi

    UMKM tetap eksis dalam mendukung pertekonomian nasional. Ketidakmampuan

    UMKM untuk menghadapi pasar global mungkin timbul karena lemahnya akses

    terhadap informasi (Syarif, 2008).

    Clapham (1991) menyatakan bahwa terdapat kekurangan penyalur

    informasi yang mampu bagi perusahaan kecil dan menengah. Perusahaan-

    perusahaan menemui kesulitan untuk memperoleh peluang masuk ke pasar

    pemerintah karena mereka kurang mengetahui seluk-beluk peraturan pemerintah

    yang berkaitan atau persyaratan pemerintah.

    Lemahnya kemampuan UMKM dalam mengakses informasi diduga terkait

    langsung dengan kondisi faktor internal UMKM yang dibayangi oleh berbagai

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    28/115

    13

    keterbatasan untuk mampu memberikan informasi kepada konsumen. Akibatnya

    produk UMKM yang sebenarnya memiliki pangsa pasar yang cukup besar di

    dunia internasional, belum banyak diketahui konsumen. Salah satu masalah besar

    yang dihadapi dalam pemberdayaan UMKM adalah rendahnya akses UMKM

    terhadap pasar (Syarif, 2008).

    2.1.4.3 Kondisi Pemasaran UMKM

    Tingkat keterbukaan di pasar konsumen rendah karena perusahaan tidak

    memiliki peluang yang cukup pada masyarakat umum dan sejauh ini hanya

    beberapa pameran dagang khusus, pameran tetap atau kampanye penjualan saja

    yang pernah diadakan. Konsumen dalam negeri, terutama di daerah kota, sering

    kurang mengetahui produk-produk yang dihasilkan perusahaan kecil dan

    menengah dalam negeri atau sangat tidak percaya dan penuh prasangka terhadap

    produk-produk ini bila diukur menurut standar mutu internasional (Clapham,

    1991).

    Menurut Sadoko (1995), akses pemasaran merupakan akses terpenting.

    Dalam membantu usaha kecil, akses ini dibuka melalui pengembangan pola

    subkontrak, mekanisme pusat pasar informasi, promosi pasaran atau konsumsi

    melalui anggaran pemerintah. Promosi dan pusat informasi akan sangat berguna

    bila didukung oleh kemampuan profesional membaca peluang pasar bagi usaha

    kecil tersebut dan pelayanan tersebut disediakan bagi siapa saja.

    Pola subkontrak seringkali dilakukan UMKM, namun pola ini cenderung

    menjadikan industri bapak memiliki posisi yang lebih baik dibandingkan

    dengan usaha anak. Dalam prakteknya, ketika industri bapak melakukan

    order, maka usaha anak, dalam hal ini UMKM akan berkompetisi untuk

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    29/115

    14

    mendapatkan pesanan tersebut. Kondisi ini membuat industri bapak mampu

    menekan harga produksi UMKM. Strategi penekanan ongkos produksi seperti ini

    dilakukan untuk mempertahankan jalur pemasaran yang ada. Sepakat dengan hal

    ini, Amidi (2008) juga menyebutkan bahwa masalah pemasaran yang dihadapi

    UMKM adalah lemahnya barganing power pengusaha kecil dalam menghadapi

    perusahaan besar.

    Menurut Clapham (1991), selama perusahaan menjual barangnya melalui

    pengecer, mereka tidak perlu mengembangkan kegiatan pemasaran sendiri.

    Namun, perusahaan yang menjual sendiri barang-barang yang dihasilkannya

    (seperti mebel, sepatu, tekstil) perlu memberikan perhatian pada bidang

    pemasaran. Umumnya pelaku usaha tidak memiliki kepandaian khusus dalam

    soal-soal ini dan tidak tahu kemana ia dapat mencari informasi yang dapat

    dipercaya mengenai perkembangan pasar, iklan, atau saluran pemasaran yang

    lebih baik.

    Masalah pemasaran merupakan salah satu penyebab penting mengapa

    pengusaha tidak mampu membuat rencana jangka menengah dan jangka panjang.

    Dapat diperkirakan bahwa masalah-masalah pemasaran bagi pengusaha kecil dan

    menengah akan makin meningkat. Secara keseluruhan, masalah-masalah

    pemasaran mengakibatkan bahwa perusahaan kecil dan mengengah sulit

    memainkan peranannya dalam pembangunan sebagai pelengkap sektor industri

    dan pemasok barang bagi konsumen. Karena itu, program-program promosi dalam

    masa yang akan datang harus lebih banyak memberikan perhatian pada soal

    pemasaran daripada dalam masa yang sudah-sudah (Clapham, 1991).

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    30/115

    15

    2.1.5 Definisi Komunikasi Pemasaran

    Prisgunanto (2006) mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai

    hubungan sistematik antara pelaku bisnis dan pasar yang menjadi target, dimana si

    pelaku pasar (marketer) akan mengumpulkan beranekargaam ide-ide, desain,

    pesan-pesan, media, format, dan warna unruk mengkomunikasikan maksud dan

    menstimulasi persepsi khusus dari produk dan layanan, yang kemudian dihimpun

    dalam target pasar. Sependapat dengan hal tersebut, Machfoedz (2010)

    mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam

    pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen

    dan stakeholder sebuah perusahaan.

    Konsep pemasaran sering kali disamaartikan dengan konsep penjualan.

    Padahal, kedua konsep ini merupakan konsep yang berbeda. Dalam bukunya,

    Amir (2005) menyebutkan bahwa dalam konsep penjualan, hal yang menjadi

    tujuan utamanya adalah transaksi. Setelah transaksi terjadi, perusahaan sering kali

    tidak memperhatikan konsumen lagi. Sementara itu, konsep pemasaran lebih

    mengutamakan kepuasan pelanggan. Laba justru diharapkan diperoleh dari

    kepuasan konsumen yang nantinya membeli dalam jumlah banyak, terus-terusan

    dan mungkin dengan harga yang menguntungkan.

    2.1.6 Proses Komunikasi Pemasaran

    Komunikasi pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan

    arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen. Proses

    komunikasi pemasaran dapat divisualisasikan dalam model diagram alur yang

    disajikan pada Gambar 1.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    31/115

    16

    Amir (2005) menyebutkan bahwa setiap proses komunikasi pasti

    memiliki pengirim pesan. Pengirim pesan melakukan encoding, yaitu proses

    penyandian atas apa yang ingin kita sampaikan. Dengan kata lain, encoding

    adalah proses penyampaian apa yang ada di pikiran kita kepada simbol-simbol.

    Setelah itu, pesan akan melalui berbagai saluran. Pemilihan saluran ini juga

    menentukan karena ada juga saluran yang tidak sinkron dengan pesan yang ingin

    disampaikan. Ketika konsumen dianggap menerima pesan yang disampaikan, ia

    akan memberikan responnya.

    Menurut Amir (2005), respon yang paling sering kita kenal adalah

    konsumen segera membeli produk kita. Namun, sesungguhnya, tujuan

    komunikasi tidak hanya itu. Tidak juga hanya sekedar menyampaikan pesan yang

    kita inginkan. Bukan sekedar how can we reach the costumer. Akan tetapi,

    konsumen juga harus memiliki saluran untuk memberikan pesan-pesan yang

    dimilikinya. Jadi harus juga memberikan kesempatan how can our costumer reach

    us.

    Faktor kunci dalam aliran komunikasi ini adalah syarat pesan yang baik,

    yaitu: pemasar harus tau apa yang diharapkan audiens, pemasar harus membangun

    saluran umpan balik, pemasar harus memahami pesan seperti yang bisa dipahami

    Sumber: Amir ( 2005: 210)

    Gambar 1. Proses Komunikasi Pemasaran

    Gangguan

    EncodingPengirim

    pesan

    Pesan

    MediaDecoding Penerima

    pesan

    Umpan balik Respon

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    32/115

    17

    audiens, dan pemasar harus mengirim pesan lewat media yang menjangkau

    audiens (Amir, 2005).

    2.1.7 Bauran Promosi

    Bauran promosi (promotion mix) menggambarkan cara-cara kreatif yang

    mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk atau jasa.

    Lupiyoadi dan Hamdani (2006, sebagaimana dikutip oleh Andrijansyah, 2009)

    mengungkapkan bahwa perangkat promosi mencakup aktivitas periklanan

    (advertising), penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales

    promotion), hubungan masyarakat (public relation), informasi dari mulut ke mulut

    (word of mouth), dan pemasaran langsung (direct marketing).

    2.1.7.1 Periklanan (advertising)

    Periklanan merupakan segala bentuk kehadiran dan promosi dari ide,

    barang, atau jasa yang bersifat non personal oleh suatu pihak tertentu. Menurut

    Machfoedz (2010), periklanan dapat menjangkau khalayak yang berada dalam

    rentang geografis sangat luas dengan biaya murah untuk semua publisitas.

    Meskipun dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dengan cepat,

    periklanan merupakan sarana promosi tanpa awak (non personal) sehingga kurang

    persuatif dibandingkan dengan wiraniaga perusahaan.

    Periklanan merupakan sarana komunikasi satu arah dengan khalayak, dan

    tidak memerlukan perhatian atau respons secara langsung. Sepakat dengan hal

    tersebut, Prisgunanto (2006) menyebutkan bahwa perubahan sikap lewat sarana

    ini memerlukan waktu yang relatif lama. Pada dasarnya, tujuan periklanan adalah

    komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen.

    Terdapat beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    33/115

    18

    periklanan, antara lain melalui: surat kabar, majalah, radio, televisi, papan

    reklame, dan surat langsung (Alma 2005, seperti dikutip oleh Andrijansyah 2009).

    2.1.7.2Promosi Penjualan (Sales Promotion)

    Promosi penjualan merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk

    mendorong konsumen segera mencoba atau membeli sebuah produk atau jasa.

    Promosi penjualan meliputi berbagai sarana - kupon, kontes, premi, dan

    sebagainya - yang semuanya mempunyai ciri yang berbeda. Berbagai sarana

    promosi tersebut juga memberikan kontribusi motivasi pembelian yang

    memberikan nilai tambah kepada konsumen. Perusahaan menggunakan alat

    promosi penjualan untuk menciptakan respons yang lebih kuat dan lebih cepat

    (Machfoedz, 2010). Menurut Andrijansyah (2009), promosi penjualan dapat

    diberikan kepada beberapa sasaran yang dianggap potensial, diantaranya:

    1. Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sampel, demo produk,

    kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan garansi.

    2. Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowances,

    iklan kerja sama, distribution contests, penghargaan.

    3. Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contests, dan hadiah

    untuk tenaga penjualan terbaik.

    2.1.7.3Hubungan Masyarakat (Public Relations)

    Machfoedz (2010) mendefinisikanpublic relations(hubungan masyarakat)

    merupakan sarana promosi massal yang dilakukan dengan menjalin hubungan

    dengan berbagai konsumen perusahaan dan masyarakat umum, dengan tujuan

    untuk membangun citra perusahaan yang positif agar mendapat publisitas yang

    luas, dan mengatasi kabar angin, laporan, serta kejadian-kejadian yang tidak

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    34/115

    19

    sesuai dengan kenyataan. Pesan disampaikan kepada konsumen lebih sebagai

    berita daripada sebagai komunikasi yang mengarah pada penjualan. Beberapa

    program hubungan masyarakat, antara lain publikasi di berbagai media, acara-

    acara penting, hubungan dengan investor, pameran, dan mensponsori beberapa

    acara.

    2.1.7.4Penjualan Personal (Personal Selling)

    Personal Selling(kewiraniagaan) merupakan interaksi tatap muka dengan

    satu atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan membuat presentasi, menjawab

    pertanyaan, dan mendapatkan pesanan. Menurut Machfoedz (2010), personal

    selling merupakan elemen termahal dalam bauran komunikasi. Meskipun

    demikian, personal sellingmerupakan wahana komunikasi paling efektif dalam

    proses pembelian. Prisgunanto (2006) mengungkapkan bahwa sarana personal

    selling memilki efek langsung pada proses penjualan berdasarkan sales forces.

    Keandalan personal selling yang paling utama adalah mampu mendekatkan

    pelanggan dengan penjualan lewat penggunaan jalur-jalur distribusi barang dan

    produk yang ada.

    Machfoedz (2010) menyebutkan kewiraniagaan merupakan metode yang

    efektif bila besarnya pembelian relatif besar, bila ciri-ciri produk itu

    membutuhkan penjelasan dan demonstrasi, bila barang itu dibeli pada jarak waktu

    yang jarang, dan bila calon pembeli telah memiliki model lama dari produk yang

    hendak ia [beli]. Personal selling memiliki kekuatan dalam hal komunikasi

    berpasangan yang memungkinkan interaksi dua arah, yang meniscayakan umpan

    balik secara langsung. Namun, kekurangan bauran promosi ini terletak pada

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    35/115

    20

    biayanya yang besar. Meskipun menyedot biaya yang besar, jangkauan dan

    frekuensi melaluipersonal sellingmemang rendah.

    Alma (2005, seperti dikutip oleh Andrijansyah, 2009) menyebutkan

    bentuk-bentuk personal selling yang dikenal secara garis besar, diantaranya

    penjualan di toko atau pusat perbelanjaan, house to house selling, penjual yang

    ditugaskan oleh pedagang besar untuk menghubungi pedagang eceran, penjual

    yang ditugaskan oleh produsen untuk menghubungi pedagang besar atau

    pedagang eceran, pemimpin perusahan berkunjung kepada pelanggan yang

    penting, dan penjual yang terlatih secara teknis mengunjungi para konsumen

    industri untuk memberikan nasehat dan bantuan.

    2.1.7.5 Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

    Pemasaran langsung, yaitu penggunaan email, faksimile,internet langsung

    dengan atau fasilitas untuk merespons dari pelanggan atau prospek tertentu. Ciri-

    ciri dari cara komunikasi ini adalah non-publik, karena ia diarahkan kepada pihak

    tertentu (dengan nama dan alamat yang jelas). Pemasaran langsung bersifat segera

    dan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pelanggan.

    Jenis bauran ini juga bersifat interaktif. Pihak konsumen dapat segera

    merespon pesan yang disampaikan pemasaran (misalnya dengan mengisi

    formulir). Pemasaran langsung umumnya digunakan oleh perusahaan yang

    memiliki basis data mengenai pelanggan. Semakin baik basis data ini, semakin

    mudah dan efektif pemasar menyampaikan pesannya (Amir, 2005). Menurut

    Andrijansyah (2009), terdapat enam area pemasaran langsung, yaitu: direct mail,

    mail order, direct response, direct selling, telemarketing, dan digital marketing.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    36/115

    21

    2.1.7.6Word of mouth

    Menurut Lovelock dan Wright (2005, seperti dikutip oleh Andijansyah,

    2009), informasi atau cerita dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan salah

    satu bentuk komunikasi pemasaran, walaupun sulit bagi pemasar untuk

    mengontrol saluran ini. Cerita dari mulut ke mulut berbentuk komentar positif

    atau negatif tentang suatu jasa yang disebarkan seseorang kepada orang lain. Cara

    paling tepat untuk memikirkan cerita dari mulut ke mulut yang gratis ini adalah

    sebagai suatu bentuk pemberitaan yang ingin dikembangkan dan dibentuk

    pemasar, sehingga hal itu menjadi pelengkap yang efektif.

    2.1.8 Manfaat Komunikasi Pemasaran

    Tjiptono (2008) mengungkapkan bahwa tujuan utama dari komunikasi

    pemasaran adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta

    meningkatkan pelanggan sasaran perusahaan dan bauran pemasarannya.

    Sementara itu, Prisgunanto (2006) mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran

    memiliki dua kegunaan, yaitu langsung dan tidak langsung, namun inti dari

    kegunaan tersebut sama, yaitu untuk mendekatkan pelanggan sehingga akan ada

    keputusan beli atau minimal sampai taraf ada hasrat dan keinginan untuk

    memberikan keputusan untuk membeli, meskipun masih dalam rencana jangka

    panjang.

    Kegunaan langsung dari komunikasi pemasaran adalah upaya untuk

    mengarahkan langsung kepada keputusan orang untuk membeli. Komunikasi

    pemasaran memiliki kegunaan agar hasil dari transfer pesan dan persuasi tersebut

    tercipta gambaran yang mengarah kepada hasrat atau keinginan untuk membina

    hubungan antara pelanggan dengan perusahaan atau dengan kata lain, perusahaan

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    37/115

    22

    berupaya menggali nilai-nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk

    mereka dari sisi hubungan masyarakat (kehumasan). Hal penting lainnya adalah

    bahwa strategi komunikasi harus membangun cara yang paling sesuai untuk

    mengkomunikasikan tujuan pemasaran sebuah perusahaan dengan berbagai pasar

    sasaran dan khalayak stakeholder(Machfoedz, 2010).

    2.1.9 Efek Komunikasi Pemasran

    Robert Lavidge dan Gary Steiner (seperti dikutip Machfoedz, 2010)

    mengembangkan model hirarki efek untuk menerangkan tahapan yang dilakukan

    oleh konsumen sebelum mereka membeli suatu produk. Untuk mencapai tujuan

    tersebut, Lavidge dan Steiner membagi pembelian menurut setiap tahapan

    komponennya menjadi tujuh tahapan dalam proses pembelian: (1) belum atau

    tidak menyadari, (2) menyadari, (3) mengetahui atau mengenal, (4) menyukai, (5)

    preferensi, (6) merasa pasti, (7) melakukan pembelian. Tahapan-tahapan ini dapat

    dikelompokkan menjadi tiga proses umum yang meliputi (1) menyadari dan

    mengetahui tentang produk, (2) mengembangkan sikap terhadap produk, dan (3)

    mengambil keputusan untuk membeli.

    Ketiga tahapan terakhir dijelaskan oleh Tjiptono (2008) sebagai tahapan

    respon khalayak berikut:

    1. Tahap kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu.

    2. Tahap afeksi, yaitu memberikan pengaruh untuk melaksanakan sesuatu.

    3. Tahap konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi

    perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.

    Tujuan komunikasi dan respon khalayak berkaitan dengan tahap-tahap

    dalam proses pembelian yang terdiri atas:

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    38/115

    23

    1. Menyadari (awareness) produk yang ditawarkan.

    2. Menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut.

    3. Mencoba (trial) untuk membandingkannya dengan harapannya.

    4. Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli.

    5. Tindak lanjut (follow up) membeli kembali atau pindah merek.

    Berdasarkan tujuan komunikasi, respon khalayak, dan tahap-tahap

    pembelian, maka keterkaitan antara ketiganya dapat divisualisasikan pada

    Gambar2.

    2.1.10 Daya Saing UMKM

    Daya saing dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk

    mempertahankan pangsa pasar. Daya saing mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap peningkatan produktivitas perusahaan dan memperluas akses pasar. Hal

    ini akan bermuara kepada peningkatan omset penjualan dan profitabillitas

    perusahaan (Rahmana, 2009).

    Strategi yang harus dijalankan perusahaan untuk mengingkatkan daya

    saingnya terdiri dari dua komponen. Komponen pertama adalah strategi untuk

    Sumber: Tjiptono (2008)

    Informing Efek Kognitif Attention

    Persuading Efek Afektif

    Reminding Efek Konatif

    Interest, Trial, Act

    Follow Up

    Tujuan

    Komunikasi

    Respon

    Khalayak

    Proses

    Pembelian

    Gambar 2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    39/115

    24

    memenuhi atau pengadaan lima prasyarat utama, yaitu pendidikan, modal,

    teknologi, informasi, dan input krusial lainnya. Sementara komponen kedua

    adalah strategi untuk menggunakan secara optimal kelima prasyarat tersebut

    menjadi suatu produk yang kompetitif. Khusus untuk komponen kedua ini,

    perhatian harus ditujukan pada peningkatan kemampuan produksi dan

    kemampuan pemasaran.

    Upaya peningkatan kemampuan produksi termasuk peningkatan

    kemampuan teknologi dan kemampuan desain. Sedangkan upaya peningkatan

    pemasaran, termasuk promosi, distribusi, dan pelayanan pascajual. Kedua

    pendekatan ini sangat penting, dan pada umumnya UMKM di Indonesia kalah

    bersaing dengan usaha besar atau UMKM dari negara maju karena kurang

    memperhatikan atau kurang mampu di dalam bidang ini. UMKM di Indonesia,

    paling tidak sebagian besar, bukan saja lemah dalam teknologi, tetapi juga lemah

    atau kurang memberikan perhatian dalam strategi pemasaran. Padahal, banyak

    kasus menunjukkan bahwa sebuah produk yang dilihat dari aspek teknologinya

    biasa-biasa saja, tetapi sangat laku hanya karena pemasarannya yang agresif.

    (Tambunan, 2009).

    Pengukuran daya saing UMKM, harus membedakan antara daya saing dari

    produk dan daya saing dari perusahaan. Tentu, daya saing dari produk terkait erat

    (atau dapat dikatakan mencerminkan) tingkat daya saing dari perusahaan yang

    menghasilkan produk tersebut. Sedangkan untuk mengukur daya saing suatu

    perusahaan, cukup banyak alat ukur yang dapat digunakan, yang pada umumnya

    data sekunder.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    40/115

    25

    Inidkator-indikator yang dapat digunakan dalam pengukuran daya saing,

    diantaranya pertumbuhan nilai atau volume output, pangsa PDB, pangsa pasar,

    nilai omset, profit, tingkat pendidikan rata-rata pekerja dan pengusaha,

    pengeluaranR&D, jumlah sertifikat standardisasi yang dimiliki dan jumlah paten

    yang dibeli, standardisasi, jenis teknologi yang digunakan, produktivitas atau

    efisiensi, nilai mesin dan peralatan produksi atau nilai asset, jumlah pengeluaran

    promosi, dan jaringan kerja atau kerja sama dengan pihak lain.

    Laju pertumbuhan nilai atau volume output tidak hanya menunjukkan

    tingkat kemampuan produksi dari sebuah perusahaan, tetapi juga mencerminkan

    adanya permintaan pasar terhadap produk tersebut, yang berarti produk tersebut

    mempunyai daya saing. Pangsa PDB atau pasar juga menunjukkan hubungan

    positif dengan tingkat daya saing UMKM. Semakin tinggi pangsa pasar PDB dari

    UMKM mencerminkan semakin tinggi daya saing dari UMKM.

    Pangsa pasar mencerminkan salah satu indikator dari daya saing produk.

    Untuk pasar dalam negeri, karena tidak ada data mengenai berapa banyak produk

    yang dibuat UKM dijual di pasar dalam negeri, maka distribusi output menurut

    skala usaha dan sektor dapat digunakan. Sebuah perusahaan yang nilai omsetnya

    terus meningkat setiap tahun, yang artinya ada permintaan pasar terhadap

    produknya, adalah perusahaan yang berdaya saing tinggi. Serupa halnya dengan

    keuntungan, perusahaan yang setiap tahun bisa mendapatkan keuntungan atau

    yang keuntungannya setiap tahun meningkat juga menunjukkan ciri perusahaan

    yang berdaya saing.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    41/115

    26

    2.2 Kerangka Pemikiran

    Kerangka pemikiran tersebut menjelaskan korelasi antar variabel

    penelitian. Beberapa karakterisitik UMKM yang diduga memiliki hubungan

    positif dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran, diantaranya adalah jenis

    bidang usaha, tingkat pendidikan pelaku usaha, dan skala usaha. Karakteristik

    UMKM ini dapat memberikan gambaran kondisi usaha. Potensi yang dimiliki

    UMKM mampu meningkatkan daya saing uaha jika didukung oleh dua faktor

    utama, yaitu pemasaran dan proses produksi.

    Produksi

    Tekonologi

    Desain Produk

    Karakteristik UMKM

    Jenis bidang usaha

    Tingkat pendidikan pelaku usaha

    Skala usaha

    Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran

    Keragaman bauran komunikasi

    pemasaran

    Biaya pelaksanaan

    Frekuensi pelaksanaan

    Kualitas Daya Saing UMKM

    Tingkat Produktivitas

    Tingkat Profit

    Luas Cakupan Pasar

    Gambar 3. Kerangka Pemikiran

    Keterangan:

    berhubungan

    fokus penelitian

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    42/115

    27

    Upaya peningkatan produksi termasuk peningkatan kemampuan teknologi

    dan kemampuan desain. Sementara keefektivan komunikasi pemasaran dapat

    dilihat dari jenis bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan, biaya, dan

    frekuensi pelaksanaan. Keefektivan kedua kegiatan operasional ini mempengaruhi

    kualitas daya saing UMKM. Kualitas daya saing UMKM dapat diukur dengan

    tingkat produktivitas, tingkat profit, dan luas cakupan pasar UMKM. Dalam

    penelitian ini, fokus penelitian lebih diarahan pada pelaksanaan komunikasi

    pemasaran yang diduga memiliki hubungan positif dengan kualitas daya saing

    UMKM.

    2.3 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka disusunlah hipotesis

    penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian mengenai hubungan

    karakteristik UMKM dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran dan hubungan

    pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan kualitas daya saing UMKM sebagai

    berikut:

    1. Ada hubungan postif antara tingkat pendidikan pelaku usaha dengan

    pelaksanaan komunikasi pemasaran

    2. Ada hubungan postif antara skala usaha dengan pelaksanaan

    komunikasi pemasaran

    3. Ada hubungan positif antara pelaksanaan komunikasi pemasarandengan tingkat produktivitas UMKM

    4. Ada hubungan postif antara pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan

    tingkat profit UMKM

    5. Ada hubungan positif antara pelaksanaan komunikasi pemasaran

    dengan luas cakupan pasar

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    43/115

    28

    2.4 Definisi Operasional

    2.4.1 Karakteristik UMKM

    Karakteristik UMKM adalah beberapa ciri yang menggambarkan kondisi

    UMKM mitra binaan IPB yang diduga mempengaruhi pelaksanaan komunikasi

    pemasaran. Beberapa variabel yang dapat diukur sebagai karakteristik UMKM,

    diantaranya adalah jenis bidang usaha, tingkat pendidikan pelaku usaha, dan skala

    usaha.

    a. Jenis bidang usaha merupakan pengkategorian UMKM yang didasarkan

    atas jenis bidang usaha. Variabel ini merupakan jenis data nominal yang

    dibedakan menjadi UMKM pangan, jasa, kerajinan, dan pertanian.

    b. Tingkat pendidikan pelaku usaha adalah jenjang pendidikan formal

    yang pernah dijalani oleh pelaku usaha. Variabel ini akan diukur

    dengan skala ordinal yang dikategorikan sebagai berikut:

    1. Tidak bersekolah, skor 1

    2. Rendah (lulus SD atau SMP), skor 2

    3. Tinggi (lulus SMA atau Perguruan Tinggi), skor 3

    c. Skala usaha merupakan pengkategorian UMKM yang didasarkan atas

    aset (diluar tanah dan banguan) serta nilai penjualan tahunan yang

    dihitung dalam rupiah. Ketetapan skala usaha dapat dikategorikan

    berdasarkan ketentuan UU No.20 Tahun 2008 yang dapat dilihat pada

    Tabel 1.

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    44/115

    29

    Skala usaha merupakan variabel ordinal yang akan dikategorikan

    dengan skor berikut:

    1. Mikro, skor 1

    2. Kecil, skor 2

    3. Menengah, skor 3

    2.4.2 Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran

    Pelaksanaan komunikasi pemasaran adalah komunikasi pemasaran yang

    dilakukan oleh UMKM mitra binaan IPB yang merupakan elemen-elemen dalam

    pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen

    dan stakeholder sebuah perusahaan meliputi keragaman jenis bauran komunikasi

    pemasaran, frekuensi pelaksanaan, dan biaya pelaksanaan komunikasi pemasaran.

    a. Keragaman bauran komunikasi pemasaran adalah variasi jenis bauran

    komunikasi pemasaran yang dilakukan UMKM mitra binaan IPB.

    Keragaman bauran komunikasi pemasaran diukur dengan skala ordinal

    berdasarkan rataan skor penggunaan jenis bauran komunikasi

    pemasaran pada masing-masing jenis usaha yang kemudian

    dikategorikan sebagai berikut:

    Sumber: UU No.20 Tahun 2008

    Jenis Usaha Aset

    (x)

    Nilai Penjualan

    Tahunan (y)

    Mikro 50 Juta 300 juta

    Kecil 50 Juta

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    45/115

    30

    1. Tidak Melaksanakan, skor 0

    2. Tidak beragam, skor 1

    3. Cukup beragam, skor 2

    4. Beragam, skor 3

    b. Biaya pelaksanaan adalah biaya yang dikeluarkan UMKM untuk

    melaksanakan komunikasi pemasaran. Variabel ini akan diukur dengan

    menggunakan skala ordinal yang akan dikategorikan berdasarkan rataan

    biaya pelaksanaan masing-masing bidang usaha, sebagai berikut:

    1. Rendah, skor 1

    2. Sedang, skor 2

    3. Tinggi, skor 3

    c. Frekuensi pelaksanaan komunikasi pemasaran adalah tingkatan atau

    ukuran yang menyatakan derajat keseringan pelaksanaan komunikasi

    pemasaran yang dilaksanakan UMKM pangan mitra binaan IPB dalam

    periode waktu satu tahun. Variabel ini akan diukur dengan

    menggunakan skala ordinal yang akan dikategorikan berdasarkan rataan

    frekuensi pada masing-masing bidang usaha sebagai berikut:

    1. Tidak Melaksanakan, skor 0

    2. Jarang, skor 2

    3. Sering, skor 3

    Pelaksanaan komunikasi pemasaran UMKM diukur dengan skala ordinal

    yang dikategorikan berdasarkan rataan skor, sebagai berikut:

    1. Buruk, skor 0-3

    2. Cukup baik, skor 4-6

    3. Baik, skor 7-9

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    46/115

    31

    2.4.3 Kualitas Daya Saing UMKM

    Kualitas daya saing UMKM adalah tingkat atau derajat kemampuan

    UMKM untuk mempertahankan pangsa pasar. Kualitas daya saing dapat diukur

    dari tingkat produktivitas, tingkat profit, dan luas cakupan pasar.

    a. Tingkat produktivitas adalah ukuran produksi yang dilakukan UMKM

    dalam menjalankan usahanya. Variabel ini akan diukur dengan

    membandingkan nilai omset yang dihasilkan UMKM dengan jenis

    bidang usaha yang sama dalam periode waktu satu tahun. Dalam

    pengukurannya, digunakan skala ordinal yang dikategorikan sebagai

    berikut:

    1. Rendah, skor 1

    2. Sedang, skor 2

    3. Tinggi, skor 3

    b. Tingkat profit adalah ukuran keuntungan suatu UMKM. Variabel ini

    akan diukur dengan membandingkan perolehan keuntungan yang

    dihasilkan UMKM dengan jenis bidang usaha yang sama dalam periode

    waktu satu tahun. Dalam pengukurannya, digunakan skala ordinal yang

    dikategorikan sebagai berikut:

    1. Rendah, skor 1

    2. Sedang, skor 2

    3. Tinggi, skor 3

    c. Luas cakupan pasar adalah keragaman konsumen yang mengkonsumsi

    produk UMKM. Ragam konsumen dinilai dari segi usia, status sosial,

    dan wilayah asal yang disesuaikan dengan segmentasi konsumen

    sasaran. Dalam pengukurannya, digunakan skala ordinal yang

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    47/115

    32

    diklasifikasikan berdasarkan rataan skor keragaman konsumen pada

    unit UMKM dengan jenis bidang usaha yang sama. Kategori luas

    cakupan pasar UMKM diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Sempit, skor 1

    2. Luas, skor 2

    3. Sangat luas, skor 3

    Ketiga variabel di atas akan diukur dengan menggunakan skala ordinal

    yang dikategorikan berdasarkan rataan skor, sebagai berikut:

    1. Buruk, skor 3-5

    2. Cukup baik, skor 6-7

    3. Baik, skor 8-9

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    48/115

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Penelitian mengenai hubungan komunikasi pemasaran dengan kualitas

    daya saing UMKM merupakan penelitian survai dengan tujuan explanatory.

    Metode survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi

    dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Tipe penelitian

    explanatorymerupakan penelitian yang sifat analisisnya menjelaskan hubungan

    antar variabel melalui uji hipotesis (Singarimbun & Effendi, 1989).

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

    didukung dengan data-data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud

    angka-angka, yang diperoleh dari pengukuran. Data kuantitatif bersifat objektif

    dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang; biasanya diperoleh dari survai yang

    menggunakan kuisioner dan mencakup banyak responden; dan dimungkinkan

    dilakukan analisis statistik inferensial yang bertujuan untuk membuat generalisasi

    dari suatu fakta. Sementara itu, data kualitatif merupakan data yang bersifat

    deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.

    Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai

    dengan fakta di lapangan.

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di 34 unit UMKM mitra binaan IPB yang

    berada di bawah naungan lembaga UPP-UKM dan CDA IPB. Penetapan lokasi

    penelitian di unit UMKM mitra binaan IPB ini dilakukan dengan beberapa

    pertimbangan, diantaranya:

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    49/115

    34

    1. UPP-UKM dan CDA merupakan lembaga dalam lingkup IPB yang

    melaksanakan aksi-aksi pengembangan dan pemberdayaan UMKM

    melalui program kemitraan sebagai bentuk pengabdian kepada

    masyarakat dan pengembangan jiwa wirausaha.

    2. UMKM binaan IPB memiliki peluang dan potensi usaha yang baik

    dengan jiwa wirauasaha yang harus terus dikembangkan untuk

    mencapai perkembangan usaha yang optimal.

    3. Belum ada penelitian mengenai pengaruh komunikasi pemasaran

    UMKM yang diduga berperan penting dalam peningkatan kualitas daya

    saing usaha.

    Pemilihan tempat penelitian ini diharapkan relevan dengan data yang

    ingin diperoleh dan tujuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli-

    Oktober 2010 dan dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data pada Bulan

    November-Desember 2010.

    3.3 Teknik Pengambilan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM mitra binaan IPB

    yang berada dibawah naungan UPP-UKM LPPM dan CDA IPB yang secara

    keseluruhan berjumlah 249 unit UMKM. Keseluruhan UMKM tersebut terdiri

    dari beberapa jenis bidang usaha, diantaranya adalah UMKM pangan, jasa,

    pertanian, dan kerajinan.

    Sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan metode pengambilan

    sampel secara sengaja (purposive sampling). Metodepurposive dilakukan dengan

    beberapa pertimbangan, diantaranya adalah:

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    50/115

    35

    1. Populasi dalam penelitian ini memiliki tingkat heterogenitas yang

    tinggi didasarkan pada jenis bidang usaha, yaitu bidang usaha pangan,

    jasa, kerajinan, dan pertanian dengan jumlah unit usaha yang

    bervariasi pada masing-masing kelompok bidang usaha, sehingga

    jumlah sampel yang diambil dari masing-masing kelompok bidang

    usaha harus dilakukan secara proporsional agar mewakili

    heterogenitas populasi.

    2. Lokasi UMKM yang menjadi populasi dalam penelitian ini tersebar

    luas di beberapa wilayah, mulai dari wilayah Kabuaten Bogor, hingga

    wilayah Jakarta, Bandung dan sekitarnya, sehingga tidak

    memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian di luar wilayah

    Kabupaten Bogor, mengingat keterbatasan waktu dan tenaga.

    3. Beberapa unit UMKM dari populasi sudah tidak aktif menjalankan

    usaha, sehingga tidak memungkinkan terpilih sebagai sampel dalam

    penelitian.

    4. Beberapa unit UMKM tidak memiliki hubungan yang baik dengan

    lembaga pembina akibat beberapa hal, seperti tunggakan hutang. Hal

    ini menyebabkan lembaga pembina tidak mengijinkan peneliti

    mengunjungi UMKM tersebut.

    Metode pengambilan sampel secara sengaja dilakukan berdasarkan arahan

    lembaga pembina. Populasi yang terpilih sebagai sampel harus memenuhi

    persyaratan sebagai berikut:

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    51/115

    36

    1. UMKM yang terpilih sebagai sampel merupakan UMKM mitra binaan

    IPB yang masih aktif menjalankan usaha dan memiliki hubungan yang

    baik dengan lembaga pembina.

    2. UMKM yang terpilih sebagai sampel berlokasi di wilayah Kabupaten

    Bogor yang terjangkau oleh peneliti.

    3. UMKM yang terpilih sebagai sampel mencukupi jumlah yang

    proporsional berdasarkan jumlah anggota UMKM dalam tiap

    kelompok bidang usaha.

    Berdasarkan beberapa pertimbangan yang telah dipaparkan, maka UMKM

    yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 unit yang

    terdiri dari 10 unit usaha bidang pangan, 10 unit usaha bidang jasa, tujuh unit

    usaha bidang pertanian, dan tujuh unit usaha bidang kerajinan. Ukuran sampel ini

    merupakan jumlah yang proporsional dari beragam jenis usaha pada populasi.

    Keseimbangan ukuran sampel ini dijabarkan pada Tabel 2.

    Tabel 2. Ukuran Sampel Penelitian

    No Jenis UsahaJumlah Populasi

    (unit)

    PersentaseJumlah Sampel

    (unit)

    1 Pangan 75 30,1% 10

    2 Jasa 74 29,8% 10

    3 Kerajinan 49 19,7% 7

    4 Pertanian 51 20,4% 7

    Total 249 100% 34

    Jumlah unit analisis sebanyak 34 UMKM dengan ukuran yang

    proporsional dari jumlah populasi telah memenuhi persyaratan beberapa ahli yang

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    52/115

    37

    menyebutkan bahwa besarnya sampel minimal 10 persen dari total populasi.

    Selain itu, jumlah sampel di atas telah melebihi jumlah minimal responden yang

    ditetapkan dalam ilmu sosial sebanyak 30 responden, sehingga dianggap cukup

    representatif untuk mewakili populasi.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif sebagai fokus utama

    dan data kualitatif sebagai data pendukung. Pendekatan kuantitatif dilakukan

    dengan menggunakan instrumen kuisioner yang diisi dengan mewawancarai

    responden secara tatap muka. Sementara data-data kualitatif diperoleh dengan

    melakukan wawancara kepada responden dan pihak lembaga pembina UMKM.

    Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui

    pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner,

    serta pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti. Sementara data sekunder

    diperoleh melalui dokumentasi atau arsip lembaga pembina dan studi literatur

    yang relevan dengan tujuan penelitian seperti buku, jurnal, artikel, skripsi, dan

    berbagai karya ilmiah lainya.

    3.5 Teknik Analisis Data

    Data yang telah dikumpulkan dengan kuisioner diolah secara kuantitatif.

    Langkah yang dilakukan setelah seluruh data terkumpul adalah melakukan

    pengkodean data. Kegiatan ini bertujuan untuk menyeragamkan data. Setelah

    pengkodean, tahap selanjutnya adalah perhitungan persentase jawaban responden

    yang dibuat dalam bentuk tabulasi silang. Data yang dikumpulkan selanjutnya

  • 7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB

    53/115

    38

    diolah secara statistik deskriptif dengan mengunakan software SPSS for Windows

    versi 13.0danMicrosoft Exel 2007.

    Terdapat beberapa variabel yang diukur dalam penelitian ini, diantaranya

    pelaksanaan komunikasi pemasaran, yang meliputi keragaman bauran promosi,

    biaya, dan frekuensi pelaksanaan. Variabel ini diukur dengan distribusi frekuensi

    yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Sementara itu, dilakukan juga uji

    korelasi antara variabel karakteristik UMKM (meliputi jenis bidang usaha, tingkat

    pendidikan, dan skala usaha) dengan variabel pelaksanaan komunikasi pemasaran.

    Korelasi jenis bidang usaha dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran diukur

    dengan distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran.

    Sementara itu, korelasi tingkat pendidikan dan skala usaha dengan pelaksanaan

    komunikasi pemasaran diukur dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman, yang

    digunakan untuk mengukur korelasi variabel berskala ordinal-ordinal.

    Pengukuran korelasi pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan kualitas