analisis hubungan antara produksi kakao dengan …

62
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN HARGA PENJUALAN DI TINGKAT PETANI (STUDI KASUS DI DESA BALIREJO KECAMATAN ANGKONA KABUPATEN LUWU TIMUR) I WAYAN ARI SUYATNA 1402405038 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

1

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO

DENGAN HARGA PENJUALAN DI TINGKAT PETANI

(STUDI KASUS DI DESA BALIREJO KECAMATAN

ANGKONA KABUPATEN LUWU TIMUR)

I WAYAN ARI SUYATNA

1402405038

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

2

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN

HARGAPENJUALAN DI TINGKAT PETANI (STUDI KASUS

DI DESA BALIREJO KECAMATAN ANGKONA

KABUPATEN LUWUTIMUR)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian Pada

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Cokroaminoto palopo

I WAYAN ARI SUYATNA

1402405038

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

3

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

4

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

5

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

6

ABSTRAK

I Wayan Ari Suyatna,2019. Analisis Hubungan Produksi Kakao dengan Harga

Penjualan di Tingkat Petani di Desa Balirejo Kecamatan Angkona Kabupaten

Luwu Timur (dibimbing oleh Suaedi dan Dharma Fidyansari).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan produksi kakao

dengan harga terhadap pendapatan petani di Desa Balirejo. Pendapatan adalah

penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Data

yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Metode yang digunakan

adalah deskriptifkualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar kecilnya

pendapatan petani kakao di Desa Balirejo dipengaruhi oleh tingkat produksi,

harga rata-rata penjualan dan pemasaran kakao. Sehingga, perlu adanya kerjasama

antara petani dan pemerintah untuk lebih meningkatkan produksi dan pendapatan

kakao, serta penetapan harga kakao pada tingkat pedagang pengumpul desa.

Kata kunci:Peningkatan Hasil Produksi Kakao.

iii

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

7

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang

Maha Esa, karenaberkat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian, Program Studi Agribisnis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari uluran tangan dan keterkaitan antara produksi kakao terhadap harga kakao

adalah ketika hasil produksi kakao meningkat maka harga kakao cenderung

mengalami penurunan. Sebaliknya, ketika produksi menurun maka harga kakao

cenderung mengalami kenaikan. Jumlah produksi kakao berpengaruh terhadap

harga kakao di lokasi penelitian, dalam hal ini dapat dilihat dalam data yang telah

di olah dari hasil penelitian bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

semua pihak, terutama kepada kedua orang tua I Ketut Subakti dan Ni Komang

Nofianti atas dukungan kasih sayang dan pengorbanan serta doa tulus yang telah

diberikan kepada penulis, selanjutnya penulis tak lupa menyampaikan terima

kasih dan penghargaan stinggi-tingginnya kepada yang terhormat :

1. Drs. H. Hnafie Mahtika, M.S selaku Rektor Universitas Cokroaminoto

Palopo.

2. Rahman Hairuddin,S.P., M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Cokroaminoto Palopo.

3. Abdul Rais, S.Si.,M.Ling selaku Ketua Program Studi Agribisnis Universitas

Cokroaminoto Palopo.

4. Dr. Suaedi, S.Pd.,M.Si. sebagai pembimbing I dan Dharma Fidyansari, S.Pi.,

M.M. sebagai pembimbing II yang mengarahkan penulis dalam menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para dosen yang telah

mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti

studi di Program Studi Agribisnis atas segala bantuannya sehingga

iv

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

8

memperlancar proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada petani kakao Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur yang telah memberikan bantuan dan kerjasama

selama mengadakan penelitian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.Atas segala bimbingan dan bantuan,

penulis mengucapkan banyak terima kasih. Harapan dan doa penulis semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan pengembangan kakao

khususnya pada Program Studi Agribisnis Universitas Cokroaminoto Palopo.

Palopo,Maret 2020

Penulis,

I Wayan Ari Suyatna

v

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

9

RIWAYAT HIDUP

I Wayan Ari Suyatna, lahir pada tanggal 15 Februari 1997.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Buah

hati dari pasangan I Ketut Subakti (Ayah) dan Ni Komang

Nofianti (Ibu). Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN

214 Kalaena Kiri III pada tahun 2002 sampai 2008.Pada tahun

2008, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2

Angkona dan tamat pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Kalaena pada tahun 2011, hingga akhirnya tamat pada tahun 2014.Pada

tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni

tingkat perguruan tinggi. Penulis memilih Universitas Cokroaminoto Palopo

sebagai tempat menuntut ilmu dengan memilih Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian. Di akhir studi, penulis menyusun skripsi dengan judul“Analisis

Hubungan Produksi Kakao Dengan Harga Penjualan di Tingkat Petani Desa

Balirejo Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur.

vi

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4

2.1 KajianTeori ................................................................................ 4

2.2 Pendapatan Usahatani ................................................................ 7

2.3 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 8

2.4 Karangka Pikir ........................................................................... 9

2.5 Hipotesis .................................................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 12

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................... 12

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian ...................................................... 12

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 13

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 13

3.5 Jenisdan Sumber Data ............................................................... 14

3.6 Definisi Operasional .................................................................. 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 16

4.1 Keadaan Umum di Lokasi Penelitian ........................................ 16

4.2 Pembahasan ............................................................................... 18

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 31

vii

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

11

5.1 Simpulan .................................................................................... 31

5.2 Saran .......................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

LAMPIRAN ..................................................................................................... 33

viii

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

12

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah golongan umur dan persentase di Desa Balirejo Kecamatan

Angkona Kabupaten Luwu Timur ............................................................. 17

2. Jumlah penduduk tingkat pendidikan di Desa Balirejo Kecamatan

Angkona Kabupaten Luwu Timur ................................................................ 18

3. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Balirejo

Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur .......................................... 19

4. Jumlah agama penduduk di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur ............................................................................. 20

5. Jumlah sarana dan prasarana di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten LuwuTimur .............................................................................. 20

6. Jumlah penggunaan lahan dan persentase di Desa Balirejo

Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur .......................................... 21

7. Umur responden petani kakao di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten LuwuTimur .............................................................................. 22

8. Pengalaman berusaha tani kakao di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur ............................................................................. 23

9. Jumlah tanggungan keluarga pada petani kakao di Desa Balirejo

Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur .......................................... 24

10. Produksi perkebunan kakao di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur ............................................................................. 24

11. Menunjukkan luas lahan responden petani kakao di Desa Balirejo

Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur .......................................... 25

12. Produksi kakao dengan harga di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur ............................................................................. 26

13. Analisis pendapatan usahatani kakao di Desa Balirejo Kecamatan

Angkona Kabupaten Luwu Timur ............................................................. 27

ix

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner ...................................................................................................... 33

2. Dokumentasi Penelitian ................................................................................ 34

3. Data Hasil Penelitian ..................................................................................... 35

4. Surat Pendukung penelitian .......................................................................... 36

x

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kakao (Theobrema Cacao) merupakan komoditas unggulan Provinsi

Sulawesi Selatan. Saat ini, kakao merupakan produk perkebunan terbesar ketiga

setelah kelapa sawit. Kakao berperan penting dalam mendorong perekonomian

sebagai penyumbang devisa negara serta meningkatkan perekonomian petani

Arsyad et al. (2011). Peningkatan produktivitas kakao sebelumnya tidak didukung

oleh upaya peningkatan teknologi yang sesuai untuk lokasi tertentu, termasuk

penanaman, pengolahan biji kakao kering dan pemasaran. Komoditas kakao juga

merupakan penyedia lapangan kerja karena mampu menampung tenaga kerja yang

relatif besar. Selain iitu, ikakao ijuga iberperan idalam imendorong ipembangunan

idaerah idan ipengembangan iagroindustri i(Rifin idan iNurdiyani, i2007).

Indonesia imerupakan inegara iyang itelah ilama idikenal isebagai ipenghasil iberbagai

ihasil iperkebunan iyang iandali (Setiawati, i2007). Sektor iperkebunan imemegang

iperanan iyang icukup ibesar idalam ipembangunan isektor ipertanian.iPembangunan idi

ibidang iperkebunan ijuga isemakin imeningkat, idan isalah isatu itujuan iutama

ipembangunan idi ibidang iini iadalah imeningkatkan ikualitas idan iproduksi i(Lutfiadi,

i2010).

Kakao merupakan tanaman perkebunan penting bagi negara penghasil

kakao termasuk Indonesia, karena kakao merupakan salah satu komoditas

pertanian yang paling banyak diperdagangkan di dunia (Mochtar, 2011). Kakao di

Indonesia memainkan peran utama dalam kakao dunia dan memberikan kontribusi

terbesar ketiga bagi ekspor nasional. Kakao merupakan salah satu komoditas yang

banyak digunakan dalam dunia industri dan kakao merupakan salah satu

komoditas utama perkebunan iyang iperannya isangat ipenting ibagi iperekonomian

inasional, iterutama ibagi ipenyedia ilapangan ikerja, isumber ipendapatan idan idevisa

inegara.iKakao ijuga iberperan idalam imendorong ipembangunan idaerah idan

ipengembangan iagroindustri i(Maswadi, i2011).iOleh ikarena iitu, ipetani ikakao iperlu

imemahami ipengetahuan itentang ipengelolaan ipengolahan itanaman ikakao imulai

idari iteknik ipenanaman ihingga ipemasaran ihasil ipanen.iPasalnya, iproses iproduksi

iberlangsung idalam itahapan iyang ipanjang ibahkan iberisiko.iSelanjutnya

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

2

itujuanipetani idalam imenjalankan iusaha ipertaniannya iadalah iuntuk imendapatkan

iproduksi iyang itinggi idengan ibiaya irendah i(Adilaga, i1993).

Budidaya kakao masih memiliki kekurangan dalam berbagai aspek, mulai

dari budidaya, panen / pasca panen, pengolahan hingga pemasaran (Iqbal dan

Dalimi, 2006).Menurut Sahardi et al. (2005) dan Anonim (2007) Secara umum,

permasalahan dalam agribisnis kakao adalah produksi, dimana jumlah dan

produktivitas kakao mengalami penurunan akibat serangan buah kakao.

Hubungan antara produksi ikakao isangat iberpengaruh iterhadap iharga ijual idi itingkat

ipetani, ikarena isetiap ikali ihasil iproduksi imeningkat imaka iharga iproduksi

iturun.iOleh ikarena iitu, ipetani ikakao iperlu imemahami ipengetahuan itentang

ipengelolaan ipengolahan ikakao, ibaik itentang iteknik ibudidaya imaupun icara

imemasarkan ihasil ipanennya.iHarga ikakao idi itingkat ipetani ibiasa ilebih imurah

idibandingkan iharga iperusahaan.iSelain iitu, itujuan ipetani idalam imelakukan

ipertaniannya iadalah imenghasilkan iproduksi itinggi idengan biaya rendah (Adilaga,

1993).

Desa Balirejo merupakan salah satu desa dengan struktur perekonomian

daerah yang kuat untuk komoditas pertanian, dengan sektor pertanian memegang

peranan penting dalam perekonomian daerah dan memberikan kontribusi terbesar

terhadap salah satu bahan baku terpenting provinsi ini yaitu kakao. Areal produksi

dan sentra produksi kakao terbesar di Desa Balirejo Kabupaten Luwu Timur. Hal

ini terlihat dari hasil kakao yang rata-rata menghasilkan sekitar 1,1 ton pada satu

hektar lahan, sedangkan total luas tanaman kakao di Kabupaten Luwu Timur

adalah 69.948 hektar.

Desa Balirejo merupakan salah satu penghasil kakao terbesar di Kabupaten

Luwu Timur. Pada tahun 2005 dan 2006 produksi kakao di Desa Balirejo

diperkirakan mencapai 2.200 ton atau 72% dari produksi, dengan luas lahan

kurang dari 1.500 hektar dan produksi 2.300 ton. Saat memasarkan biji kakao,

dibutuhkan pemasaran yang efektif.Salah isatu ifaktor ipenentu iadalah itingkat idan

istabilitas iharga.iSemakin itinggi iharga ijual ibiji ikakao imaka isemakin itermotivasi

ipetani iuntuk imeningkatkan iproduksinya.iArtinya, itidak icukup ihanya idengan

imeningkatkan iproduktivitas ikakao, itetapi iharus iada iupaya iuntuk imeningkatkan

isektor ipemasaran.iPerbaikan ipemasaran iuntuk imeningkatkan iefisiensi ipemasaran

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

3

iakan idiupayakan idengan imeningkatkan inilai ipetani, imengurangi ibiaya

ipemasaranidan imenciptakan iharga ijual iyang isesuai idengan idaya ibeli

ikonsumen.iMasalah yang dihadapi petani saat ini adalah harga kurang stabilnya

harga produksi kakao di setiap perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu:

1. Apakah ada hubungan produksi kakao dengan harga kakao di Desa Balirejo?

2. Apakah ada hubungan harga penjualan dengan pendapatanpetani kakao di

Desa Balirejo?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hubungan produksi kakao dengan harga kakao di Desa Balirejo.

2. Mengetahui hubungan harga penjualan dengan pendapatan petani kakao di

Desa Balirejo.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak masyarakat sebagai

bahan pertimbangan bagi pemerintah guna membantu, mengembangkan dan

meningkatkan produksi kakao serta meningkatkan kesejahteraan petani

kakaoterutama Desa Balirejo Kecamatan Angkona dan bagi peneliti untuk

menambah pengetahuan dan pengalaman.

3

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Produksi adalah suatu kegiatan memproses input (faktor produksi)

menjadioutput. Produksi dapat juga didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses

atauaktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input) dengan

demikiankegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai masukan

untuk menghasilkan pengeluaran sedangkan produktivitas dalam bidang pertanian

adalah produksi yang dihasilkan dibagi dengan luas lahan yang digunakan

(Agung, dkk., 2008). Faktor produksi adalah segala input produksi yang

digunakan untuk menghasilkan output atau pengeluaran. Faktor-faktor produksi

dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu tenaga kerja, modal, tanah, dan

keahlian usaha. Faktor-faktor produksi usahatani meliputi bibit/benih, tenaga

kerja, luas lahan, pupuk, pengendali hama penyakit dan gulma serta faktorlainnya

(Sukirno, 1996). Di dalam ilmu ekonomi dikenal dengan yang namanya fungsi

produksi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik dengan faktor-

faktor produksi, fungsi produksi digambarkan dalam persamaan yang

menunjukkan hubungan ketergantungan fungsional antara tingkat input yang

digunakan.

1. Produksi

(Sukirno,2006) menyatakan bahwa produksi adalah benda-benda yang

disediakan dari alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa.

Tingkat produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca yang diluar

kemampuan para petani sehingga petani tidak dapat untuk mengendalikannya.

Pada umumnya produksi hasil pertanian selalu berubah-ubah dari satu musim ke

musim yang lainnya, produksi pertanian yang optimal adalah produksi yang

mendatangkan produk yang menguntungkan dari sudut ekonomi berarti biaya

input yang berpengaruh pada produksi jauh lebih kecil dibandingkan dengan hasil

yang diperoleh sehingga petani dapat memperoleh keuntungan dari usaha taninya.

Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan dikatakan berada dalam jangka

pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

5

input) sedangkan dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami

perubahanyang artinya bahwa setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya

kalau memang diperlukan.

2. Harga

Sukirno (2000) mengemukakan bahwa harga merupakan suatu barang yang

diperjualbelikan dan ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan dalam

suatu pasar, keseimbangan pasar tersebut terjadi apabila jumlah barang yang

ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta.

Kotler (2001) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk

atau jumlah dari nilaiyang ditukar konsumen atas manfaat karena memiliki harga

yang baik dalam menggunakan produk tersebut.

Harga merupakan atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen

sehingga manajer perusahaan perlu benar-benar menyadari peran dalam

menentukan sikap konsumen. Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga

merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi konsumen

tergantung karakteristik konsumen, situasi dan produk (Mowen dan Bekti

Setiawati, 2006).

Setelah mempertimbangkan harga konsumen juga mempertimbangkan

kualitas produk yang akan mereka beli. Konsumen mengharapkan adanya

kesesuaian antara harga dengan kualitas produk yang mereka terima dengan

kualitas produk yang baik konsumen akan terpenuhi keinginan dan kebutuhannya

akan suatu produk (Windoyo, 2009).

Banyak yang menganggap harga sebagai kunci kegiatan dari sistem

perdagangan bebas, harga pasar suatu produk mempengaruhi upah, sewa, bunga,

dan laba, artinya harga sebuah produk mempengaruhi biaya produksi tenaga kerja,

tanah, modal dan wiraswasta. Jadi harga adalah alat pengukur dasar sebuah sistem

ekonomi karna harga mempengaruhi alokasi produksi. Upah kerja yang tinggi

memikat tenaga kerja, tingkat bunga yang tinggi menarik modal dan seterusnya.

Dalam peranannya diproduksi (penawaran) dan siapa yang akan memperoleh

berapa banyak barang atau jasa yang diproduksi (permintaan).

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

6

3. Pemasaran

Pemasaran adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Pemasaran

merupakan salah satu kegiatan pokok pengusaha dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya baik dalam pengembangan usaha maupun dalam

peningkatan laba. Soekartawi (1993) komoditas pertanian yang lebih cepat ke

tangan konsumen dan yang tidak mempunyai nilai ekonomi yang tinggi biasanya

mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana.

4. Luas Lahan

Purwowidodo (1983) lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang

mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas

tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan. Lahan juga diartikan

sebagai permukaan daratan dengan benda-benda padat, cair bahkan gas (Rafi’I,

1985). Definisi lain juga dikemukakan oleh Arsyad yaitu lahan diartikan sebagai

lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief tanah, air dan vegetasi serta benda

yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, termasuk

didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang seperti hasil

reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil yang merugikan seperti yang

tersalinasi (FAO dalam Arsyad, 1989). Besarnya luas lahan usaha tani

mempengaruhi petani dalam menerapkan cara-cara berproduksi. Luas lahan yang

dikelolah memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat produksi kakao yang

pada akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani.

Sifat-sifat lahan terdiri dari beberapa bagian yaitu karakteristik lahan,

kualitas lahan, pembatas lahan, persyaratan penggunaan lahan, perbaikan lahan

(Jamulya, 1991:2). (a) Karakteristik lahanadalah suatu parameter lahan yang dapat

diukur atau diestimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan

struktur tanah. Satuan parameter lahan dalam survey sumberdaya lahan pada

umumnya disertai deskripsi karakteristik lahan.

(b) Kualitas lahan mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan

tertentu. Kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yang berpengaruh,

suatu karakteristik lahan yang dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan

tertentu tetapi tidak dapat berpengaruh pada kualitas lahan lainnya.

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

7

(c) Pembatas lahan merupakan faktor pembatas jika tidak atau hampir tidak dapat

memenuhi persyaratan untuk memperoleh produksi yang optimal dan pengelolaan

dari suatu penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi

dua yaitu : (1) Pembatas lahan permanen, pembatas lahan yang tidak dapat

diperbaiki dengan usaha-usaha 27 perbaikan lahan (land improvement). (2)

pembatas lahan semetara, pembatas lahan yang dapat diperbaiki dengan cara

pengelolaaan lahan. Persyaratan penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi

beberapa bagian yaitu: (1) Persyaratan ekologikal contohnya ketersediaan air,

ketersediaan unsur hara, ketersediaan oksigen, resiko banjir, lingkup temperatur,

kelembapan udara, dan periode kering. (2) Persyaratan pengelolaan contonya

persiapan pembibitan dan mekanisasi selama panen. (3) Persyaratan konservasi

contohnya control erosi, resiko komplen tanah, resiko pembentukan kulit tanah.

(4) Persyaratan perbaikan, contohnya pengeringan lahan, tanggap terhadap

pemupukan. (5) Perbaikan lahan adalah aktivitas yang dilakukan untuk

memperbaiki kualitas lahan pada sebidang lahan untuk mendapatkan keuntungan

dalam meningkatkan produksi pertanian. Perbaikan lahan mutlak dilakukan agar

kualitas lahan dapat terus terjaga dan bermanfaat bagi generasi yang akan datang.

2.2. Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan seluruh biaya

yang dikeluarkan dalam sekali periode. Pendapatan usahatani secara

ekonomismempunyai dua pengertian yaitu pendapatankotor (gross farm income)

dan pendapatan bersih (net farm income). Pendapatan kotor usahataniadalah baik

yangdijual maupun yang tidak dijual, sedangkan pendapatan bersihusahatani

adalah selisih antara pendapatan kotorusahatani dan pengeluaraan usahatani.

Pendapatan petani merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan

petani dalam suatu periode tertentu. Penghasilan petani dapat diperoleh dari

pendapatan bersihhasil pertanian ditambah dengan pendapatan dari sumber

lainyang terdiri dari penghasilan buruh tani, penghasilan pekerjaan/usaha lain,

serta penghasilan anggota keluarga lain (di luar Kepala Keluarga).

Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual (Soekartawi, 1995) yang dapat dituliskan sebagai berikut :

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

8

a. Pendapatan Kotor

Pendapatan kotor (Gross Farm Income) merupakan pendapatan yang

diterima petani dari hasil penjualan produk tanpa adanya pengurangan dengan

biaya produksi tabungan dan pengeluaraan lainnya. Penerimaan usahatani

didefinisikan sebagai hasil produksi yang diterima petani dari penjualan produk

usahatani. Pendapatan kotor usahatani atau penerimaan usahatani adalah nilai

produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun

yang tidak dijual. Untuk menaksir komoditas atau produk yang tidak dijual, maka

digunakan nilai berdasarkan harga pasar yaitu dengan cara mengalikan produksi

usaha tani dengan harga pasar. Rumus : LabaKotor =Penjualan Bersih –

HPP(Harga Pokok Penjualan)

b. Pendapatan Bersih

Pendapatan bersih (Net Farm Income) adalah pendapatan yang diterima

petani setelah adanya pengurangan biaya produksi. Pendapatan usahatani dapat

mendorong petani untuk mengalokasikan dalam berbagai kegunaan, seperti biaya

produksi, tabungan dan pengeluaraan lainnya. Rumus :Laba Bersih = Laba Kotor-

Beban Usaha.

2.3 Penelitian yang Relevan

1. Ada beberapa peneliti yang relevan dengan penelitian ini, seperti dengan

penelitian yang di lakukan oleh Indra Jaya I.G.B(2013) dengan judul

Penelitian Analisis Skala Ekonomi dan Efisiensi Pada Usaha Perkebunan

Kakaodi Kecamatan Abiansemal Kecamatan Badung.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa luas lahan, modal, tenaga kerja secara serentak dan

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi pada

usaha perkebunan kakao di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Tahun

2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara serempak dan parsial

pengaruh faktor produksi seperti luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap

jumlah produksi kakao di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Tahun

2013 disamping itu juga untuk mengetahui skala ekonomis dan efisiensi pada

usaha perkebunan kakao di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Tahun

2013. Manfaat penelitian ini yaitu agar petani perkebunan kakao di Kecamatan

Abiansemal Kabupaten Badung untuk tetap mempertahankan produktivitasnya

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

9

dengan memanfaatkan segala faktor-faktor produksi yang dimilikinya lebih

intensif serta lebih memberikan perhatian untuk mencapai target yang

didinginkan.

2. penelitian yang sama juga dilakukan oleh Putri I.C.K(2013). Judul Penelitian

Analisis Pendapatan Petani Kakao Di Kabupaten Parigi – Moutong. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa besar kecilnya pendapatan petani Kakao di

Kabupaten Parigi-Moutong dipengaruhi oleh tingkat produksi, harga rata-rata

penjualan dan pemasaran kakao. Tujuan menganalisis pengaruh tingkat

produksi, harga rata-rata penjualan dan pemasaran kakao terhadap pendapatan

petani kakao di Kabupaten Parigi – Moutong. Manfaat penelitian ini yaitu

diharapkan tetap meningkatkan produksi kakaonya, dengan meningkatnya

produksi kakao dapat menekan tingkat harga.

3. Fatmawati, 2013. Judul Penelitian Analisis Pendapatan Petani Padi di Desa

Teep Kecamatan Langowan Timur. Hasil menunjukan bahwa produksi dan

harga jual mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan petani di

Desa Teep Kecamatan Langowan Timur. Tujuan penelitian ini untuk

menganalisa potensi produksi petani serta menganalisa tingkat pendapatan

petani padi yang ada di desa Teep. Manfaat penelitian ini diharapkan

disediakan wadah yang dapat menampung hasil produksi untuk menjaga

kestabilan harga.

4. Jenny Baroleh , 2016. Judul PenelitianAnalisis Pendapatan Usahatani Kakao

Di Desa Tikong, Kecamatan Taliabu Utara, Kabupaten Kepulauan Sula. Hasil

penelitian menunjukan bahwa pendapatan petani kakao di Desa Tikong yang

memiliki luas lahan 0,5 - 1,5 Ha adalah sebesar Rp 2.392.749 dan pendapatan

petani kakao yang memiliki luas lahan >1,5 - 2 Ha adalah sebesar Rp

2.766.698. Dalam usaha meningkatkan pendapatan dari kegiatan usahatani

maka petani kakao di Desa Tikong berusaha untuk meningkatkan produksi.

Tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya pendapatan petani dari

usahatani kakao di Desa Tikong, Kecamatan Taliabu Utara, Kabupaten

Kepulauan Sula. Manfaat penelitian ini diperlukan pengusaha atau instansi

yang terkait untuk memantau perkembangan dan budidaya kakao serta

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

10

memberikan informasi secara kontinu tentang inovasi baru yang akan berguna

bagi petani kakao.

5. Raihana Kaplale, 2017. Analisis Tingkat Usahatani Kakao (Theobroma

Cacao L) Studi Kasus Di Desa Latu Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram

Bagian BaratKelayakan usahatani kakao di Desa Latu Kecamatan Ama Latu

Kabupaten Seram Bagian Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-

rata tingkat pendapatan usahatani kakao adalah Rp 6,2 juta/ha/tahun.

Berdasarkan hasil analisis regeresi linier berganda, faktor-faktor utama tingkat

penentu tingkat pendapatan usahatani kakao yaitu luas lahan, biaya produksi,

produksi dan harga jual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pendapatan petani kakao, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

usahatani kakao, dan kelayakan usahatani kakao. Manfaat penelitian yaitu

sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah khususnya dalam

rangka pembinaan terhadap petani kakao dalam upaya peningkatan hasil

produksi dan tingkat pendapatan petani.

2.4 Kerangka Pikir

Secara umum di Indonesia masih digolongkan pendapatan rendah, hal ini

menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan hidup masyarakat petani.

Usahatani dari suatu daerah lain berbeda-beda tergantung kondisi alam, ekonomi

dan sosial budaya yang ada di daerah tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya pendapatan petani yaitu: (1) tingkat pendidikan petani umumnya

rendah, (2) pemakaian sarana produksi yang tidak efisien, (3). kurangnya modal

untuk mengembangkan usahataninya.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan berbagai aspek yang masih

menjadi kendala bagi petani padi dalam menjalankan usaha taninya antara lain

sebagai berikut : (1) tidak adanya pasar yang pasti, (2) ada tidaknya saprodi dan

gudang penyimpanan, (3) kurangnya modal, (4) tidak adanya

pembimbing/penyuluh. Dengan adanya kemitraan petani dengan pengusaha dalam

menjalankan usaha taninya, pengusaha memiliki berbagai kemampuan terutama

dalam hal-hal sebagai berikut : (1) persaingan dalam membeli produk pertanian

dalam pembelian produk petani dan penjualan input kepada petani, (2)

kemampuan menyediakan input (bibit, pupuk, pestisida), (3) menyediakan modal

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

11

usahatani dengan syarat yang telah ditentukan, (4) memberikan penyuluhan

kepada petani dengan cara bertahap. Usahatani kakao jika menggunakan input

produksi dalam jumlah tertentu dapat menghasilkan produksi kakao yang lebih

baik. Setelah produksi dikalikan dengan harga output maka diperoleh penerimaan.

Penerimaan setelah dikurangi biaya produksi diperoleh pendapatan bersih (Rahim

dan Hastuti, 2008). Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran peneliti

dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

2.5 Hipotesis

Penulis mengemukakan dugaan sementara (Hipotesis) dalam penelitian ini

bahwa tingkat produksi, harga dan pemasaran kakao memiliki pengaruh positif

terhadap pendapatan petani.Berdasarkan teori yang ada, maka dirumuskan

hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

1. Bahwa luas lahan, modal, dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh

terhadap jumlah produksi pada usaha perkebunan kakao di Kecamatan

Angkona Kabupaten Luwu Timur Tahun 2019.

2. Bahwa luas lahan, modal dan tenaga kerja secara parsial berpengaruh terhadap

jumlah produksi pada usaha perkebunan kakao di Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur Tahun 2019.

Usahatani

Kakao

KkKakao

Harga Kakao

Pendapatan

Kakao

Tingkat

Produksi Kakao

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif merupakan suatu

penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena,

peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis, serta akurat.

Instrumen metode penelitian deskriptif kuantitatif yang sering dipakai adalah

kuesioner (angket), wawancara dan observasi membuat analisis datanya berupa

analisis tekstual dari hasil transkrip atau catatan lapangan yang tidak terstruktur.

2. Tempat dan waktu

Penelitian dilakukan di Desa Balirejo Kecamatan Angkona Kabupaten

Luwu Timur. Penelitian ini di lakukan selama satu bulanpada awal bulan

Marethingga April 2019.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

adalah keseluruahan objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan,

benda-benda, tumbuhan, peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber data

yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini, populasi penelitian mengacu pada tingkat produksi dan

pemasaran kakao yang tidak stabil, maka dari itu dilakukan pengambilan sampel

untuk penelitian ini. Sesuai dengan survei yang saya lakukan yaitu 20 orang

petani.

2. Sampel

Sampel adalah subjek dari populasi yang terdiri dari sebagian anggota

populasi. Subjek ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita

meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah

perwakilan populasi yang disebut sampel (Ferdinand, 2006).

Dengan menggunakan metode simple random sampling, yaitu pengambilan

sampel dilakukan dengan sensus, memperhatikan responden yang dikehendaki

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

13

untuk memudahkan penelitian sehingga diambilah sampel sebanyak 20 orang

yang ingin harga kakao tetap stabil.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara pengambilan data atau

informasi dalam suatu penelitian. Adapun teknik dalam pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara :

1. Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

secara tertulis guna memperolehtanggapan konsumen terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan konsumen dalam meningkatkan harga kakao.Kuesioner

juga dapat dilakukan dengan cara pengumpulan data menggunakan daftar isian

atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga

calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah.

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang

dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian . Metode

wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik

responden dengan menggunakan kuesioner.

3. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang

ada pada obyek penelitian . Metode ini digunakan dalam rangka mencari data

awal tentang daerah penelitian, untuk mendapatkan gambaran umum daerah

penelitian dengan memperhatikan keadaan riil atau fenomena yang ada di

lapangan.

3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Pengertian jenis data adalah informasi yang di kelompokkan serta memiliki

arti bagi penggunanya. Jenis data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian kuisioner, wawancara langsung

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

14

dan observasi langsung di lapangan yang diajukan kepada responden. Wawancara

dilakukan dengan petani kakao.

2. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diambil

serta dicatat untuk pertama kalinya. Data primer yang dibutuhkan dalam

penelitian ini seperti data identitas responden.

3. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain) data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti buku-buku dan

literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah

hasil penelitian guna memperoleh kesimpulan. Analisis yang digunakan untuk

mengetahui pendapatan usahatani kakao petani dilakukan analisis biaya

pendapatan sebagai berikut:

π= TR - TC

π= P.Q – ( Biaya Tetap + Biaya Variabel )

Dimana :

π = Besarnya keuntungan/pendapatan (Rp)

TC = Total Biaya yang dikeluarkan oleh petani (Rp)

TR = Total Penerimaan atau hasil penjualan kakao yang diterima petani (Rp)

Q = Jumlah Produksi (Kg)

P = Harga Produksi ( Rp/Kg )

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

deskriptif kuantitatif menggunakan SPSS 20.0 for windows untuk melihat

hubungan antara produksi kakao dengan harga penjualan di tingkat petani.

3.6 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dapat digunakan untuk lebih mengarahkan

pelaksanaan penelitian terutama dalam pengambilan data. Adapun konsep

operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

15

1. Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai,

membedakan, memilah, sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan

kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan

maknanya.

2. Produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh

manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Produksi

pertanian yang optimal adalah produksi yang mendatangkan produk yang

menguntungkan ditinjau dari sudut ekonomi ini berarti biaya faktor-faktor

input yang berpengaruh pada produksi jauh lebih kecil bila dibandingkan

dengan hasil yang diperoleh sehingga petani dapat memperoleh keuntungan

dari usaha taninya.

3. Harga adalah nilai uang yang harus dibayarkan oleh konsumen kepada penjual

atas produk yang dibelinya. Dengan kata lain harga adalah nilai suatu barang

yang ditentukan oleh penjual.

4. Pemasaran adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Pemasaran

merupakan salah satu kegiatan pokok pengusaha dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya baik dalam pengembangan usaha maupun dalam

peningkatan laba.

5. Pendapatan adalah keuntungan yang diperoleh petani dari hasil produksinya.

Pendapatan usahatani secara ekonomis mempunyai dua pengertian yaitu

pendapatan kotor (gross farm income)dan pendapatan bersih (net farm

income).

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Keadaan geografis adalah keadaan tentang permukaan bumi, iklim, flora,

dan fauna serta hasil-hasil yang dapat diperoleh dari bumi. Meskipun demikian

dalam bagian ini penulis hanya akan menguraikan tentang letak dan luas wilayah

serta keadaan iklim dari lokasi penelitian.

Kecamatan Angkona merupakan salah satu kecamatan yang terletak di

sebelah barat ibu kota Kabupaten Luwu Timur, dengan luas wilayah 147,24 .

Kecamatan Angkona berbatasan dengan Kecamatan Kalaena di sebelah utara,

Kecamatan Malili sebelah timur, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone,

dan di sebelah barat berbatasan dengan Tomoni Timur dan Wotu.

Desa Balirejo merupakan salah satu dari sepuluh desa yang ada di wilayah

kecamatan Angkona. Desa Balirejo memiliki jarak dari pusat pemerintahan yakni

jarak dari Kecamatan 15 km. Secara administratif batasDesa Balirejo adalah

sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sumber Makmur

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tawakua

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Solo

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wanasari

Desa Balirejo memiliki luas wilayah 8,6 km2

yang terdiridari 5 dusun yaitu:

Dusun Kenanga, Dusun Cempaka, Dusun Jempiring, Dusun Melati, dan Dusun

Nusa Indah.

a. Keadaan Iklim

Secara hidrologis Desa Balirejo beriklim tropis dengan dua musim, yaitu

musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan Mei

hingga bulan November. Banyaknya curah hujan yang ada pada Desa Balirejo

yakni 36,54 mm/tahun dengan suhu rata-rata pertahunnya yakni 32,5 derajat

celcius.

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

17

b. Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan modal dasar (asset) bagi suksesnya pembangunan,

karena itu peranannya akan menentukan bagi perkembangan satu wilayah baik

dalam skala regional maupun nasional. Untuk mengetahui keadaan penduduk di

Desa Balirejo, dapat dilihat dari segi umur, jenis kelamin, pendidikan dan jenis

mata pencaharian.

1) Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan

untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas dalam berusaha. Pada umumnya

petani yang memiliki umur yang muda dan masih sehat jasmaninya mempunyai

fisik yang lebih kuat dan lebih cepat menerima inovasi dan teknologi yang sedang

berkembang dibanding dengan petani yang telah berumur tua.

Jumlah penduduk Desa Balirejo, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu

Timur berjumlah 1.860 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk

berdasarkan umur sebagai berikut:

Tabel 1.Jumlah golongan umur dan persentase di Desa Balirejo Kecamatan

Angkona kabupaten Luwu Timur

No. Golongan Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase(%)

1. 0-24 Tahun 793 42,63

2. 25-49 Tahun 737 39,62

3. 50 -69 Tahun 254 13,65

4. >70 Tahun 76 4,08

Jumlah 1860 100,00

Sumber: Kantor Desa Balirejo(2019)

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah tertinggi penduduk di Desa Balirejo

berada pada usia 0-24 tahun sekitar 793 atau 42,63% jiwa, pada usia 24 tahun

sekitar 737 atau 39,62% jiwa, pada usia 50-69 tahun sekitar 254 atau 13,65%

jiwa dari jumlah penduduk yang ada di Desa Balirejo. Sedangkan jumlah terendah

berada pada usia >70 tahun keatas yaitu 76 jiwa atau 4,08%.

2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan dan pengalaman pada umumnya mempengaruhi cara berpikir

dan perilaku individu dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Semakin

tinggi tingkat pendidikan dan banyaknya pengalaman, individu maupun

masyarakat akan dinamis dan inovatif. Pendidikan dapat diperoleh melalui

pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Melalui pendidikan, kualitas

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

18

hidup seseorang dapat ditingkatkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan. Untuk

meningkatkan tingkat intelektual, maka pendidikan sangat dibutuhkan. Jumlah

penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di desa Balirejo dapat dilihat pada tabel

2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Tingkat Pendidikan di Desa Balirejo Kecamatan

Angkona Kabupaten Luwu Timur

No Uraian Jumlah Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Tamat SD 285 354 639

2. Tidak Tamat SD 424 524 949

3. Tamat SLTP 65 48 113

Tamat SMA/SMK 59 39 98

Tamat Perguruan Tinggi 33 19 52

Kejar Paket - - -

Paket A - - -

Paket B - - -

Paket C 7 2 9

Jumlah 873 986 1860

Sumber: Kantor desa Balirejo(2019)

Tabel 2 menunjukan bahwa umumnya penduduk di Desa Balirejo

Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur pada tingkat pendidikan SD, SLTP,

dan SMA yaitu sekitar 850 orang, sedangkan tingkat pendidikan diploma, S1, S2,

dan kejar paket adalah sekitar 61 orang dan penduduk yang tidak mampu

menyelesaikan pendidikan SD, SMP, dan SMA adalah sekitar 949 orang. Hal ini

terlihat bahwa tingkat pendidikan yang ada di Desa Balirejo harus di tingkatkan

karena sangat berpengaruh pada kualitas hidup seseorang yang bertujuan untuk

meningkatkan intelektual atau cara berpikir seseorang.

3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tingkat pendidikan biasanya erat hubungannya dengan jenis pekerjaan

seseorang. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah, terkadang

melakukan pekerjaan yang banyak mengandalkan tenaga fisik. Dan sebaliknya

seseorang yang berpendidikan tinggi, maka akan memilih jenis pekerjaan yang

sesuai dengan kemampuan dan pendidikan yang dimiliki. Jumlah penduduk

menurut mata pencaharian di Desa Balirejo tersebar ke dalam beberapa kelompok

pekerjaan/lapangan usaha utama. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah penduduk

berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

19

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di DesaBalirejo

Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur

No Pekerjaan Jumlah Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Petani/Pekebun 323 323

2. Ibu Rumah Tangga 450 450

3. Tukang

Bangunan/Meubel 15 15

4. Pedagang 10 74 84

5. Peternak 50 50

6. PNS

Guru 4 7 11

Tenaga Teknis 4 4

7. Tenaga

Honor/Sukarela 5 8 13

8. TNI 2 2

Sumber: Kantor Desa Balirejo(2019)

Tabel 3 menunjukkan bahwa penduduk Desa Balirejo pada umumnya

memiliki mata pencaharian sebagai ibu Rumah Tangga yaitu 450 orang sedangkan

jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai PNS/TNI/Polri merupakan

yang paling sedikit yaitu sebesar 2 orang, selain itu jumlah penduduk yang

bermata pencaharian sebagai petani yaitu 323 orang, jumlah penduduk yang

bermata pencaharian sebagai pedagang yaitu 84 orang, jumlah penduduk yang

bermata pencaharian sebagai peternak yaitu 50 orang, jumlah penduduk yang

bermata pencaharian sebagai guru yaitu 11 orang, jumlah penduduk yang bermata

pencaharian sebagai Tenaga Honor yaitu 13 orang, dan kemudian jumlah

penduduk bermata pencaharian sebagai tenaga teknis yaitu 8 orang, Hal ini

terlihat bahwa kondisi dari mata pencaharian Desa Balirejo rata-rata sebagai

Petani.

4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Agama yang dianut penduduk Desa Balirejo yaitu Hindu dan Islam. Jumlah

penduduk berdasarkan Agama di Desa Balirejo dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

20

Tabel 4. Jumlah Agama Pendudukdi Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur

No. Agama Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Hindu 1.660 89,25

2. Islam 200 10,75

Jumlah 1860 100,00

Sumber: Kantor Desa Balirejo (2019)

Tabel 4 menunjukkan bahwa penduduk di Desa Balirejo pada umumnya

beragama Hindu yaitu 1.660 orang atau 89,25% sedangkan jumlah penganut

agama Islam yakni 200 orang atau 10,75%. Dengan adanya mayoritas agama

Hindu dan agama Islam sebagai agama minoritas akan tetapi mereka mampu

hidup berdampingan antara satu sama lain.

c. Sarana dan Prasarana

Adanya sarana dan prasarana yang memadai mendukung kegiatan

masyarakat suatu daerah dalam melaksanakan kegiatan sosial ekonomi. Lebih

lanjut mengenai sarana dan prasarana yang ada di Desa Balirejo dapat dilihat

pada:

Tabel 5. Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur

No. Uraian Jumlah (Unit)

1.

Sarana Pendidikan

TK

SD

SMP

SMA

1

2

-

-

2.

Sarana Kesehatan

Puskesmas

Pustu

Posyandu

-

1

3

3.

Sarana Ibadah

Pura

Mesjid

7

1

4.

Gedung Sosial

Balai Banjar

Langgar

1

1

5 Kantor Desa 1

Sumber: Kantor Desa Balirejo(2019)

Tabel 5 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa

Balirejo cukup memadai sehingga masyarakat dapat melaksanakan kegiatannya

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

21

sehari-hari baik kegiatan sosial dan budaya. Hal ini dapat dilihat dengan

tersedianya fasilitas seperti sarana pendidikan, sarana Ibadah,sarana kesehatan,

Gedung sosial dan kantor Desa. Masyarakat Desa Balirejo menunjukkan bahwa

dengan adanya sarana dan prasarana tersebut cukup menunjang kegiatan yang

akan dilakukan serta mempermudah menjalankan aktifitas masing-masing setiap

penduduk.

d. Struktur Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di Desa Balirejo meliputi Pekarangan, Perladangan

dan Persawahan. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur penggunaan lahan dapat

dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Jumlah Penggunaan Lahan dan Persentase di Desa Balirejo Kecamatan

Angkona Kabupaten Luwu Timur

No. LahanJumlah (Ha) Persentase (%)

1. Pekarangan 165 12,74

2. Ladang/kebun 345 26,64

3. Persawahan 785 60,62

Jumlah 1.295 100,00

Sumber: Kantor Desa Balirejo (2019)

Tabel 6 menunjukkan bahwa adanya pola penggunaan lahan yang ada di

Desa Balirejo, dimana lahan digunakan sebagai Pekarangan, Ladang/kebun, dan

Persawahan. Luas lahan yang dijadikan sebagai pekarangan yakni 165 Ha atau

12,74, dijadikan sebagai Ladang/kebun seluas 345 Ha atau 26,64, dan persawahan

mencapai 785 Ha atau 60,62.

2. Identitas Responden

Identitas seseorang menggambarkan kondisi dan status orang tersebut.

Identitas petani responden meliputi umur, tingkat pedidikan, pengalaman

berusahatani serta luas lahan dan status lahan garapan.

a. Umur Responden Petani

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan

bekerja dan cara berpikir seseorang. Pada umumnya petani yang berumur muda

mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat serta relatif lebih mudah menerima

inovasi baru dibanding petani yang berumur lebih tua. Oleh karena itu, perbedaan

umur yang dimiliki oleh seseorang dapat dijadikan salah satu indikator untuk

menilai tingkat kemampuannya kerjanya, sedangkan petani yang berumur tua

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

22

kemampuan fisiknya telah menurun, akan tetapi mempunyai pengalaman kerja

yang lebih banyak sehingga lebih berhati-hati dalam menerima inovasi baru.

Tabel 7. Umur Responden Petani Kakao Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur No Tingkat Umur (Tahun) Orang Persentase (%)

1 30-35 5 25

2 36-41 4 20

3 42-47 6 30

4 48-53 3 15

5 >54 2 10

Jumlah 20 100

Sumber: Kantor Desa Balirejo (2019)

Tabel 7 menunjukan bahwa petani kakao umumnya merupakan tenaga kerja

yang produktif, dimana pada petani mitra kisaran umur responden antara 30-35

tahun sebanyak 5 orang atau 25 %, petani yang berumur 36-41 tahun sebanyak 4

orang atau 20 %, petani yang berumur 42-47 tahun sebanyak 6 orang atau 30%

dan petani yang berumur 48-53 tahun sebanyak 3 orang atau 15 % dengan. Untuk

umur petani berkisar 54 tahun keatas sebanyak 2 orang atau 10 % .

b. Tingkat Pendidikan Petani

Tingkat pendidikan mempengaruhi pola fikir petani dalam mengadopsi

teknologi dan keterampilan manajemen untuk mengelola usahanya. Semakin

tinggi tingkat pendidikan diharapkan pola fikir semakin rasional dan lebih

responsif menerima inovasi atau teknologi baru untuk peningkatan usahanya.

c. Pengalaman Berusahatani Petani

Pengalaman berusahatani mempengaruhi cara-cara dan perilaku petani

untuk mengelola usahataninya. Petani biasanya memiliki pengalaman

berusahatani lebih lama mempengaruhi keterampilan dan kemampuan menerima

inovasi. Petani yang berpengalaman harus lebih berhati-hati dalam menerima

suatu teknologi karena mengandalkan kemampuan yang dimilikinya. Lama

berusaha tani dapat dianggap sebagai ukuran tingkat pengalaman dan pengelolaan

usahatani kakao. Pengalaman petani responden dapat dilihat pada tabel 8.

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

23

Tabel 8. Pengalaman Berusahatani kakao Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur

No Pengalaman Berusahatani (Tahum) Orang Persentase (%)

1 5-9 2 10

2 10-15 7 35

3 16-20 4 20

4 21-25 2 10

5 >26 5 25

Jumlah 20 100

Sumber : Kantor Desa Balirejo (2019)

Tabel 8 menunjukkan bahwa berdasarkan pengalaman berusaha tani petani

responden mitra di wilayah penelitian. Persentase tingkat pengalaman berusaha

tani petani responden memiliki jumlah persentase terbesar yaitu pada kisaran

antara 10-15 tahun sebanyak 7 orang atau 35 % dan persentase terkecil yaitu pada

kisaran 5-9 tahun dengan jumlah 2 orang atau 10 %. Dengan adanya pengalaman

berusaha tani dapat mempengaruhi keuntungan usahatani karena petani yang

sudah berpengalaman lebih pandai dari petani yang pengalamannya relatif baru,

karena lebih mengetahui seluk beluk berusahatani padi termasuk dalam hal

mengatasi kesulitan jika mendapat hambatan dalam berusaha tani.

d. Jumlah Tanggungan Petani

Jumlah tanggungan keluarga adalah semua anggota keluarga yang menjadi

beban petani termasuk petani responden itu sendiri. Jumlah tanggungan keluarga

petani merupakan tanggung jawab terhadap pemenuhan dan kesejahteraan bagi

seluruh anggota keluarganya, juga sebagai tenaga kerja keluarga yang dapat

membantu dalam usahatani padi. Tanggungan keluarga yang produktif bagi petani

merupakan sumber tenaga kerja yang utama menunjang kegiatan usahanya,

karena selama pekerjaan masih dapat dilakukan oleh keluarga akan mengurangi

pengeluaran untuk mengupah tenaga kerja. Responden di Desa Balirejo

seluruhnya sudah berkeluarga dan mempunyai tanggungan keluarga, jumlah

tanggungan keluarga yang dimiliki responden berkisar antara 2 sampai 6 orang.

Selengkapnya datamengenai tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada

Tabel 9.

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

24

Tabel 9. Jumlah tanggungan keluarga pada petani kakao Desa Balirejo Kecamatan

Angkona Kabupaten Luwu Timur

No Tanggungan Keluarga (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 <2 4 20

2 3-6 16 80

Jumlah 20 100

Sumber: kantor desa Balirejo (2019)

Tabel 9 tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya responden memiliki

tanggungan keluarga sebanyak 3–6 orang atau 80 persen.

3.Produksi

Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, dimana guna berarti

kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi

adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara

mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi

managerial skill. Produksi merupakan usaha meningkatkan manfaat dengan cara

mengubah dan memindahkan tempat dan menyimpan (Soeharno, 2006)

Berdasarkan hasil penelitian, produksi kakao bervariasi antara 70 - 400 kg per

panen.

Hasil penelitian dari aspek produksi menunjukan bahwa : Musim panen

kakao Desa Balirejo di lakukan dalam dua musim yaitu musim panen raya yang

dilakukan antara bulan April-Juni dan panen semester (antara) dilalukan pada

bulan Agustus-November dengan rata-rata dua kali panen dalam sebulan. Dengan

luas lahan 2 Ha, sebagian besar petani kakao Desa Balirejo menggunakan pupuk

urea sebagai pupuk utama dengan rata-rata penggunaan 208 kg/Ha per tahun.

Rata-rata petani Desa Balirejo memiliki luas perkebunan kakao 2 Ha dengan lama

bertani 10-20 tahun. Rata-rata produksi kakao petani responden pada waktu

penelitian (panen raya dan panen semester) adalah 2 ton per tahun. Untuk lebih

jelasnya perhatikan tabel berikut:

Tabel 10. Produksi perkebunan kakao di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur

Tahun Produksi (ton)

2015

2016

2017

43.433

42.504

52.046

Sumber:Dinas Perkebunan Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur (2019)

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

25

Tabel 10 dapat dilihat bahwa produksi kakao yang tertinggi pada tahun 2019

yaitu sebanyak 52.046 ton sedangkan produksi kakao paling rendah pada tahun

2016 yaitu sebanyak 42.504 ton.

a. Luas Lahan, Produksi dan Pendapatan Petani

Karakteristik lahan dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu,

tetapi tidak dapat berpengaruh pada kualitas lahan lainnya. Karakteristik lahan

adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau diestimasi, misalnya

kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan struktur tanah. Luas lahan

merupakan keseluruhan lahan yang diolah petani, sedangkan modal digunakan

oleh petani untuk memaksimalkan usaha taninya. Luas lahan keseluruhan yang

diolah petani adalah milik sendiri dan digarap oleh petani itu sendiri. Luas lahan

yang dimiliki petani sangat mempengaruhi besarkecilnya pendapatan, karena akan

berhubungan langsung dengan hasil produksi petani kakao di Desa Balirejo

Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur . Berikut data luas lahan responden

petani kakao sebagai berikut:

Tabel 11. Luas lahan responden kakao di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur

Luas Lahan (Ha) Jumlah Petani (Orang) Persentase (%)

0,5 - 1,5 70 86,67

1,5 - 2 30 13,33

Jumlah 100 100

Sumber: Diolah dari data primer (2019)

Tabel 11 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden menanam

kakao dengan luas lahan 0,5 - 1,5 Ha sebanyak 70 petani atau 86,67% dari

keseluruhan petani yang ada dan sisanya 30 petani atau 13,33% memiliki luas

lahan sebesar >1,5 – 2 Ha. Pembagian jumlah responden berdasarkan luas lahan

dan jumlah penduduk yang ada di Desa Balirejo.

Luas lahan usahatani kakao berkisar 0,35 – 2 ha dengan status lahan milik

sendiri, besarnya luas lahan yang dimiliki petani didapat dari pembagian warisan

(tanah). Berusahatani suatu kegiatan untuk memperoleh produksi di lapangan

pertanian pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan

yang diperoleh, selisih keduanya merupakan pendapatan usahatani. Pendapatan

dalam pengertian teknisnya dikatakan sebagai selisih antara penerimaan dengan

pengeluaran dalam produksi usahatani yang dihitung dalam jangka waktu tertentu.

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

26

Salah satu indikator utama untuk mengukur kemampuan masyarakat adalah

dengan mengetahui tingkat pendapatan masyarakat.

Tabel 12. Produksi harga kakao di desa Balirejo Kecamatan Angkona Kabupaten

Luwu Timur

No Responden Produksi (Kg) Harga (Rp)

1 Ketut Karang 60 25,000

2 Wayan Suke 900 25,000

3 Wayan Sunardi 60 25,000

4 Ketut Suarna 60 25,000

5 Ketut Karsana 200 25,000

6 Gede Nganti 25 25,000

7 Wayan Mukadana 200 25,000

8 Made Sute 100 25,000

9 Wayan Budi 100 25,000

10 Komang Darmini 30 25,000

11 Wayan Sukadana 25 25,000

12 Komang Sarnawa 20 25,000

13 Putu Widnyana 100 25,000

14 Putu Sujana 20 17,000

15 Nengah Murne 15 25,000

16 Nyoman Suwirna 36 25,000

17 Wayan Suada 150 25,000

18 Wayan Sampurna 45 25,000

19 Nengah Polah 35 25,000

20 Wayan Buda 100 25,000

Sumber: Data primer setelah diolah (2019)

Tabel 12 Menunjukan bahwa hasil produksi kakao dari 20 responden

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata produksi kakao adalah sebesar 155 kg

dengan harga Rp25.000 dan harga rata-rata Rp24.600. Dimana terlihat juga dari

tabel di atas ada produksi yang rendah adalah sebesar 15 kg harganya dapat

mencapai Rp 25.000 dilihat dari segi kualitasnya baik, sebaliknya produksi kakao

20 kg tetapi harganya sangat rendah yaitu hanya Rp17.000 karena kualitasnya

kurang baik. Jadi dapat dikatakan bahwa harga kakao di Desa Balirejo Kecamatan

Angkona dilihat dari segi kualitasnya sehingga jumlah produksi yang berbeda

akan memperoleh harga yang berbeda.

30

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

27

Tabel 13. Pendapatan Usahatani kakao di Desa Balirejo Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur No Uraian Nilai

(Rp)/ 0,25

Ha

Nilai

(Rp)/ 0,35

Ha

Nilai

(Rp)/ 0,50

Ha

Nilai

(Rp)/ 0,75

Ha

Nilai (Rp)/

1 Ha

Nilai (Rp)/

2 Ha

1 Produksi

Kakao/Ha

60 102.5 132.5 309 1.307 900

2 Harga (Rp)/kg 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

3 Rata-rata

Penerimaan

1.500.000 2.562.500 3.312.500 7.625.000 36.627.000 22.500.000

4

Biaya Usahatani

a. Biaya tetap

Pajak lahan

Penyusutan alat

Total biaya tetap

10.000

14.000

24.000

20.000

14.000

34.000

23.000

14.000

37.000

66.000

19.000

75.000

35.000

21.000

56.000

70.000

42.000

112.000

5

b. Biaya

variabel

Pupuk

Pestisida

Upah tenaga

kerja

Total biaya

variable

209.000

550.000

300.000

1.059.000

464.250

1.050.000

250.000

1.714.250

631.000

1.065.000

400.000

2.096.000

2.187.800

1.400.000

380.000

3.967.800

6.898.500

5.926.000

398.000

13.222.500

1.046.000

1.075.000

1.000.000

3.121.000

6 Total biaya tetap

+ biaya variable

1.083.000 1.748.250 2.133.000 4.042.800 13.278.500 3.233.000

7 Rata-rata

Pendapatan

1.083.000 874.000 1.066.500 808.500 1.475.300 3.233.000

Sumber: Data primer setelah diolah (2019)

Tabel 13 menunjukan bahwa setiap luas lahan pengeluaran tidak sama,

dimana lahan yang paling sedikit pendapatannya yaitu luas lahan 0,75 Ha dengan

jumlah orang 5 orang.

b. Harga Jual

adalah besaran harga yang dikenakan/dibebankan kepada konsumen yang

didapat dari perhitungan biaya produksi ditambah dengan biaya nonproduksi serta

laba yang diharapkan. Secara keseluruhan harga kakao di kabupaten Luwu Timur

cukup bervariasi seperti pada sepanjang bulan oktober yaituRp20.000/kg –

Rp22.000/kg. Harga kakao di tingkat petani Desa Balirejo juga menurut hasil

penelitian cukup bervariasi dengan rata-rata Rp15.000/kg karena fluktuasi harga

dan rendahnya harga kakao di tingkat petani, saya mengusulkan adanya kebijakan

yang tepat dari pemerintah mengenai penetapan harga kakao sehingga petani

memiliki pendapatan yang layak melalui penetapan harga yang wajar.

c. Biaya

Biaya adalah pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah

produk tertentu dalam satu kali proses produksi. Biaya produksi dapat

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

28

digolongkan atas dasar hubungan perubahan volume produksi, yaitu biaya tetap

dan biaya variabel.

Komponen biaya usahatani kakao meliputi biaya tetap dan biaya variabel.

Penerimaan adalah hasil kali jumlah produksi dengan harga komoditas, sedangkan

pendapatan bersih berasal dari selisih antara penerimaan dan biaya produksi.

Biaya produksi kakao adalah biaya yang dikeluarkan petani sampel kakao selama

proses produksi sehingga menjadi produk kakao.Biaya ini meliputi biaya tetap

(fixed cost) dan biaya variabel atau biaya-biaya berubah (variabel cost).

Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa

produksi. Biaya tetap dalam usaha tani kakao ini meliputi pajak lahan, penyusutan

alat dan upah tenaga kerja dalam keluarga. Biaya variabel adalah biaya yang

penggunaannya sangat tergantung pada skala produksi dan habis dalam satu masa

produksi. Biaya variabel dari usaha tani kakao meliputi biaya untuk bibit, Pupuk

Urea, phonska, Obat- obatan,sewa tenaga kerja serta upah panen.

4.2 Pembahasan

Produksi adalah suatu kegiatan yang menggunakan berbagai sumber alam

untuk menghasilkan barang dan jasa. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata

produksi kakao adalah sebesar 155 kg dengan harga Rp25.000 dan harga rata-rata

Rp24.600.

Keterkaitan antara produksi kakao terhadap harga kakao adalah ketika hasil

produksi kakao meningkat maka harga kakao cenderung mengalami penurunan.

Sebaliknya, ketika produksi menurun maka harga kakao cenderung mengalami

kenaikan. Jumlah produksi kakao berpengaruh terhadap harga kakao di lokasi

penelitian, dalam hal ini dapat dilihat dalam data yang telah di olah dari hasil

penelitian.

Hubungan harga penjualan dengan pendapatan bahwa harga penjualan

berpengaruh positif terhadap pendapatan/penghasilan petani dengan melihat

kebutuhan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan, harga kakao berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa luas lahan mempunyai

pengaruh positif terhadap pendapatan petani. Harga kakao dapat berubah-ubah

biasanya dipengaruhi oleh banyaknya hasil panen. Kakao yang dipanen dalam

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

29

waktu bersamaan harganya akan lebih murah dibandingkan kakao yang dipanen

tidak bersamaan harganya akan lebih mahal. Terkait dengan hukum pasar apabila

terjadi persediaan kakao lebih tinggi maka harga kakao akan mengalami

penurunan.

Pendapatan adalah keuntungan atau hasil bersih yang diperoleh petani dari

hasil produksinya, pendapatan petani responden kakao tertinggi sebesar

Rp22.500.000 dan terendah sebesar Rp1.500.000.

Harga sudah ditetapkan oleh suatu pemerintah setempat untuk pengepul kecil

atau wirausaha lainnya. Harga dapat berubah jika jumlah produksi kakao semakin

menurun.

Harga kakao merupakan aspek yang kompleks karena banyak faktor yang

saling memengaruhi terbentuknya harga. Selama ini faktor pasokan (supply)

kakao relatif paling berpengaruh terhadap terbentuknya tingkat harga di samping

faktor permintaan (demand). Penyebabnya beberapa kontrak pembelian kakao,

pengiriman dan tingkat harga sudah disetujui selama 1 tahun yang akan datang

sehingga jika pada tahun yang bersangkutan mengalami penurunan akibat faktor

iklim, hama, penyakit, atau pergolakan politik, eksportir akan panik jika tidak

mampu memenuhi volume kontraknya.

Cara yang paling mudah untuk memperkirakan tingkat harga yang akan terjadi

pada tahun mendatang adalah berdasarkan data stok kakao pada akhir tahun

kakao. Umumnya jumlah stok yang melimpah akan menekan harga (eksportir

merasa aman karena cadangan cukup). Demikian juga jika jumlah stok terbatas,

harga cenderung terdorong naik.

Kelebihannya yaitu ada hubungan positif antara harga penjualan dengan

jumlah produksi kakao, maka dari itu banyak keuntungan yang di dapat oleh

petani sedangkan kekurangannya yaitu tidak ada hubungan positif antara harga

penjualan dengan jumlah produksi kakao dan terkadang petani tidak mendapatkan

keuntungan.

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil Penelitian yang dilakukan, maka penulis menarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat produksi dan harga penjualan kakao tidak memiliki hubungan dengan

tingkat pendapatan petani kakao.

2. Tempat untuk memasarkan hasil produksi kakao juga cukup berpengaruh pada

pendapatan petani, dimana jika petani tidak tepat dalam memilih tujuan

pemasarannya maka pendapatannyaa sjauh lebih rendah. Karena jika petani

menjual hasil produksinya kepedagang pengumpul desa atau kecamatan, harga

yang akan diberikan oleh pedagang pengumpul tersebut lebih murah daripada

harga kakao pada tingkat pedagang pengumpul kabupaten.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini, maka penulis

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi petani diharapkan membentuk kelompok usaha tani kakao sehingga

petani bisa langsung menjual hasil produksinya ke pengumpul besar.

2. Bagi pemerintah, dalam hal ini BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) tingkat

kecamatan, diharapkan mampu melakukan sosialisasi penggunaan pupuk

sesuai anjuran, seingga penggunaan pupuk menjadi optimal.

3. Bagi peneliti selanjutnya, di harapkan agar dapat membahas lebih lanjut

mengenai hubungan antara produksi kakao dengan harga penjualan.

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

31

DAFTAR PUSTAKA

Adilaga, A. 1993. Ilmu Usahatani. Alumni Bandung.

Adyatma. 2013. Analisis efisiensi Penggunaan faktor Produksi Pada Usaha Tani

Cengkehdi Desa Manggisari.Vol. 2 No 9: 2303-0178. E-Jurnal EP Unud.

Ahyari. 2013. Pengertian Produksi Dalam Sektor Pertanian Kakao. Vol.1 No.4:

2195-2205. Jurnal EMBA.

Arsyad. 2011. Pengertian Kakao Secara Terperinci, Jakarta.

Bekti Setiawati. 2006.Pengertian Harga Kakao. Dalam,

http//wikimedya.blogspot.com/2009/11/pengertianhargaprice.html,

(Diakses pada 10 Januari 2019).

Dewa Nyoman Budiana.2013.Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

pada Usahatani Cengkeh di Desa Manggisari.

I Gusti Bagus Indrajaya.2013.Analisis Skala Ekonomidan Efisiensi pada Usaha

Perkebunan Kakadi Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

Iqbal dan Dalimi, 2006.Pasca Panen dan Panen, Penjualan Sampai pemasaran

kakao.

Irving Clark Kaiya.2013. Analisis Pendapatan Petani Kakao Di Kabupaten Parigi

– Moutong

Jenny Baroleh.2016. Judul Penelitian. Analisis Pendapatan Usahatani Kakao di

Desa Tikong, Kecamatan Taliabu Utara, Kabupaten Kepulauan Sula.

Kotler. 2001. Pengertian Harga, Bandung.

Lumintang, Fatmawati Mentari. 2013. Analisis Pendapatan Petani Padi di Desa

Teep Kecamatan Langowan Timur.

Mochtar, A. Hasizah dan Rahim Darma. 2011. Prospek Industri Pengolahan

Kakao di Makasar: Analisis Potensi Kelayakan Usaha.

Putu Diarawati. 2011. Hubungan Luas Lahan dengan Jumlah Produksi.

Sahardi dan Anonim 2007. Permasalahan Dalam Agribisnis Kakao.

Sukirno. 2006. Pengertian Faktor Produksi.

Sukirno. 2000. Pengertian Harga Kakao.

TumokaNova. 2013. Analisis Pendapatan Usaha Tani Tomat di Kecamatan

Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

32

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

33

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

34

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

35

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

36

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

37

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

38

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

39

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

40

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

41

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

42

DOKUMENTASI

LAMPIRAN 2. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Mendata Petani Sesuai Pertanyaan

.

Gambar 2. Berkunjung keLahan Kakao

Gambar 3. Perawatan

Page 56: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

43

Gambar 4. Proses Pemupukan

Gambar 5. Berkujung keSebuah Pabrik

Gambar 6. Proses Penjemuran

Page 57: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

44

Tabel 14 : Identitas Petani Mitra, di Desa Balirejo, 2019

No. Nama Responden

Umur (thn) Tingkat

Pendidikan

Jumlah

Tanggungan

(Orang)

Lama

Berusahatani

(Thn)

Lama

Bermitra

(Thn)

Luas Lahan

(Ha)

Status Petani

(milik sendiri/garap/gadai)

1 Ketut Karamg 41 SMA 4 15 3 0.25 Milik Sendiri

2 Wayan Suke 47 - 1 30 3 2 Milik Sendiri

3 Wayan Sunardi 34 SMU 2 5 2 0.75 Milik Sendiri

4 Ketut Suarna 39 SMP 3 5 1 1 Milik Sendiri

5 Ketut Karsana 54 SMA 5 35 3 1 Milik Sendiri

6 Gede Nganti 46 SD 5 25 3 0.35 Milik Sendiri

7 Wayan Mukadana 48 SMP 3 30 5 1 Milik Sendiri

8 Made Sute 53 - 3 10 7 1 Milik Sendiri

9 Komang Sarnawa 39 - 5 15 3 1 Milik Sendiri

10 Wayan Budi 48 STM/SMK 3 35 6 0.75 Milik Sendiri

11 Wayan Sukadana 44 SD 3 20 3 0.50 Milik Sendiri

12 Komang Darmini 38 SD 6 20 3 0.50 Milik Sendiri

13 Putu Widnyana 35 S1 PGSD 3 20 5 1 Milik Sendiri

14 Putu Sujana 55 SD 3 30 3 1 Milik Sendiri

15 Nengah Murne 40 SD 3 15 3 0.35 Milik Sendiri

16 Nyoman Suwirna 45 SMA 4 10 2 0.75 Milik Sendiri

17 Wayan Suada 35 SD 2 10 4 1 Milik Sendiri

18 Ketut Sampurna 40 SD 3 20 3 0.75 Milik Sendiri

19 Nengah Polah 41 SD 5 25 3 0.75 Milik Sendiri

20 Wayan Buda 36 SD 2 10 2 1 Milik Sendiri

jumlah 858 68 385 67 16,35

Rata-Rata 42.9 3.4 19.25 3.35 0.86052632

Sumber Data Telah Diolah, 2019

Page 58: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

45

Tabel 15. Luas Lahan, Produksi, dan Penerimaan Usahatani Padi petani Mitra di Desa Balirejo, 2019

No Nama Responden Luas lahan (Ha) Produksi Kakao

(Kg) Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)

1 Ketut Karang 0.25 60 25.000 1,500,000

2 Wayan Suke 2 900 25.000 22.500.000

3 Wayan Sunardi 0.75 60 25.000 1.500.000

4 Ketut Suarna 1 200 25.000 5.000.000

5 Ketut Karsana 1 200 25.000 5.000.000

6 Gede Nganti 0.35 70 25.000 1.750.000

7 Wayan Mukadana 1 200 25.000 5.000.000

8 Made Sute 1 150 25.000 3.750.000

9 Wayan Budi 1 175 25.000 4.375.000

10 Komang Darmini 0.75 95 25.000 2.375.000

11 Wayan Sukadana 0.50 90 25.000 2.250.000

12 Komang Sarnawa 0.50 85 25.000 2.125.000

13 Putu Widnyana 1 150 25.000 3.750.000

14 Putu Sujana 1 200 17.000 3.400.000

15 Nengah Murne 0.35 65 25.000 1.625.000

16 Nyoman Suwirna 0.75 65 25.000 1.625.000

17 Wayan Suada 1 150 25.000 3.750.000

18 Wayan Sampurna 0.75 75 25.000 1.875.000

19 Nengah Polah 1 70 25.000 1.750.000

20 Wayan Buda 1 145 25.000 3.625.000

Jumlah 16,35

3.095 492.000 74.275.000

Rata-Rata 0.860

155 24.600 3.909.211

Sumber Data Telah Diolah, 2019

Page 59: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

46

Page 60: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

47

Page 61: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

48

Page 62: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI KAKAO DENGAN …

49