analisis framing pada pemberitaan aliran al...

131
ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL QIYADAH AL ISLAMIYAH DI HARIAN MEDIA INDONESIA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: ERI SUHASNI WULANDARI NIM 104051101939 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: dophuc

Post on 08-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN

ALIRAN AL QIYADAH AL ISLAMIYAH

DI HARIAN MEDIA INDONESIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi

Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

ERI SUHASNI WULANDARI

NIM 104051101939

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (1) di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya

asli saya atau merupakan hasil karya jiplakan dari karya orang lain, maka

saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ciputat, 29 Juli 2008

Eri Suhasni Wulandari

Page 3: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN

ALIRAN AL QIYADAH AL ISLAMIYAH

DI HARIAN MEDIA INDONESIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

ERI SUHASNI WULANDARI

NIM 104051101939

Di bawah bimbingan :

GUN GUN HERYANTO, M.Si

NIP 150371094

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 4: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN

ALIRAN AL QIYADAH AL ISLAMIYAH DI HARIAN MEDIA

INDONESIA telah diujikan dalam sidang munaqasyah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Juli

2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta, 15 Juli 2007

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Arief Subhan MA. Rubiyanah, MA NIP: 150262442 NIP: 150286373

Penguji I, Penguji II,

Drs. Suhaimi, M.Si. Dra. Asriati Jamil, M. Hum

NIP: 150270810 NIP: 150244766

Pembimbing,

Gun Gun Heryanto, M.Si NIP 150371094

Page 5: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

ABSTRAK

Eri Suhasni Wulandari

Analisis Framing Pada Pemberitaan Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah Di

Harian Media Indonesia

Pada dasarnya, dalam setiap pemberitaan sebuah media mempunyai frame

tertentu. Surat kabar dapat langsung menyampaikan suatu isu yang berkembang

dalam masyarakat dengan sangat cepat. Karena surat kabar dapat langsung

dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini publik yang

bersifat ‘cash’, cepat dan dapat berubah atau bergeser pada saat yang singkat.

Berita sebagai produk konstruksi realitas tentunya dibangun atas penyusunan

bahasa yang terbentuk dari kumpulan kata-kata. Media Indonesia mempunyai cara

tersendiri dalam mengemas/ mengkonstruksi berita yang disajikan kepada

khlayak, bisa pro atau pun kontra terhadap suatu isu. Biasanya, apa yang ditulis

oleh seorang jurnalis dengan tulisannya ia dapat memasukan gagasan serta ide-ide

yang ada dipikirannya juga tidak terlepas dari visi misi media tempat ia bekerja.

Setiap media mempunyai penekanan sendiri dalam menyajikan berita.

Maka, bagaimana pengemasan pemberitaan aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah

yang terdapat di Media Indonesia selama periode Oktober-November 2007? dan

bagaimana kecenderungan keberpihakan Media Indonesia terhadap isu aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah dilihat dari pembingkaian yang mereka tampilkan? yang

bertujuan untuk mengetahui pengemasan dan kecenderungan keberpihakan Media Indonesia dalam pemberitaan isu aliran sesat.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis framing. Teori framing menunjukkan bagaimana seorang jurnalis membuat simplifikasi,

prioritas, dan struktur tertentu dari peristiwa. Karenanya, framing menyediakan kunci bagaimana peristiwa dipahami oleh media dan ditafsirkan ke dalam bentuk

berita. Dengan mengacu kepada sumber-sumber tulisan/ studi pustaka. Data yang

diperoleh akan diolah dengan cara penjelasan tabel-tabel yang merujuk pada

model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

Dengan menggunakan analisis framing, maka dapat diketahui seperti apa

pembingkaian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pers kepada khalayak

dalam bentuk teks berita. Dalam penulisan isu aliran al Qiyadah al Islamiyah,

Media Indonesia selalu menggunakan lead model pernyataan, dan bila dilihat dari

5W+1H yang dipakai antara lead when dan where. Dari bentuk penyajian kalimat,

Media Indonesia lebih sering menggunakan jenis kalimat deduktif, dimana pokok

permasalahan di tulis lebih awal. Dan juga bersifat aktif dalam penulisannya.

Kecenderungan keberpihakan Media Indonesia terjadi jika pernyataan atau

informasi yang didapat wartawan dari satu narasumber melimpah.

Seperti halnya penerbitan pers pada umumnya, Media Indonesia mengunggulkan kualitas dalam semua pemberitaan yang dipublikasikan kepada

publik. Dari kelima berita yang dianalisis dengan menggunakan analisis framing, Media Indonesia berusaha bersikap netral, karena berita seputar al Qiyadah al

Islamiyah sangat sensitif di masyarakat Indonesia.

Page 6: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohiim

Puji syukur penulis haturkan kepada Zat Allah SWT, atas limpahan

karunia dan atas Ridho-Nya Penulis dapat menempuh jenjang pendidikan sampai

saat ini hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai gelar Sarjana

Sosial Islam (S.Sos. I).

Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada baginda alam Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari jalan kesesatan menuju alam

berperadaban, dari kegelapan menuju cahaya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari betul bahwa tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya ini

dengan baik. Semua berkat arahan, bimbingan, bantuan, petunjuk serta motivasi

dari semua pihak yang diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Program Studi

Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan

banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Kepada kedua orang tuaku yang kucintai, Drs. Sunarko dan

Azhariyah. Kasih sayang ibu dan Bapak tiada terbalas, seperti

mentari menyinari alam ini, hanya doaku kepada Allah SWT Semoga

Ridho-Nya beserta Ibunda dan Ayahandaku tercinta.

2. Dr. Murodi M.A. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

3. Dr. Arief Subhan M.A. Selaku Pudek Akademik

4. Drs. Studi Rizal LK. MA. Selaku Pudek Kemahasiswaan.

5. Drs. Suhaimi, M.Si. Selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik, sekaligus

penguji I dan Rubiyanah, M.A. Selaku Sekretaris Konsentrasi

Jurnalistik yang telah memberikan banyak pengarahan kepada

penulis tentang jurusan.

6. Gun Gun Heryanto, M.Si. selaku Pembimbing yang telah banyak

mencurahkan bimbingan, arahan, petunjuk dan pemikirannya kepada

Penulis di sela-sela kesibukan beliau.

Page 7: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

7. Dra. Asriati Jamil, M. Hum, selaku penguji II.

8. Para dosen, karyawan dan Staf Tata Usaha Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

9. Mas Hapsoro Poetro, yang telah menyisihkan sebagian waktunya di

sela-sela padatnya jadwal kerja redaksi harian Media Indonesia.

Jazakallahu khoiron katsiron.

10. Kakakku Yuli, dan Adik-adikku tercinta, Firza, Anis, dan Ilham.

Semoga kita menjadi anak-anak yang berbakti kepada Allah SWT

dan kepada kedua orangtua kita.

11. Kakek dan Nenek yang selalu mendoakanku agar cepat lulus dengan

nilai yang membanggakan.

12. Om (Iyank, Siswanto, Villa, Igas, Agus) dan Tanteku (Juju, Ella,

Amel), yang senantiasa ada saat suka maupun dukaku.

13. Sandi Permanasidi yang selalu memberikan support yang sangat

berarti bagi penulis. Terima kasih atas segala waktu dan

perhatiannya.

14. Sahabat-sahabatku, Neneng H, Putri M, Diah y, Desta dan Pipit,

semoga persahabatan kita tidak sampai di sini. Sofwan, Ratna, dan

Rahma teman seperjuangan menanti sang pembimbing hadir untuk

bimbingan. Maju terus, keep u’r spirit friends!

15. Kelas Konsentrasi Jurnalistik (2004) beserta adik-adikku di

konsentrasi jurnalistik dan kawan-kawan KKS Nanggung, Bogor

2007. Teman-teman dari Kessos, KPI, BPI, MD, dan PMI.

Akhirnya, penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi

pelajaran hidup kepada penulis. Semoga Allah SWT semakin menambah karunia-

Nya kepada kita semua. Terima kasih atas segalanya dan mohon maaf atas segala

kekhilafan. Tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak berduri, tak

ada manusia yang sempurna.

Jakarta, Juli 2008

Penulis

Page 8: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR ………..……………………………………………… vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ………………..…………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………… 8

C. Tujuan dan Manfaat……………………………………….. 8

D. Tinjauan Pustaka ………...………………………………… 10

E. Metodologi Penelitian ……………......……...……..…….. 11

F. Sistematika Penulisan …………………………..…………. 17

BAB II. TINJAUAN TEORITIS............................................................ 19

A. Sejarah Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah ......................... 19

B. Framing .............................................................................. 23

1. Definisi Framing ………………………………………… 23

2. Konseptualisasi Framing ………….. ……….……………. 26

3. Konseptualisasi Framing Zhongdang Pan dan Gerald M.

Kosicki …………………………………………………… 27

4. Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M.

Kosicki.. …………………………………………………. 29

C. Konseptualisasi Berita ....................................................... 38

1. Pengertian Berita ………………………….……..……….. 38

2. Jenis Berita ……………………….... ………………….… 43

3. Struktur Berita ……………………………………………. 46

BAB III GAMBARAN UMUM MEDIA CETAK HARIAN MEDIA

INDONESIA ............................................................................. 49

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Media

Indonesia ……………………………………………....….. 49

B. Visi dan Misi Perusahaan Media Indonesia ….………… 53

1. Visi Perusahaan Media Indonesia ………………………. 54

Page 9: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

2. Misi Perusahaan Media Indonesia ……………………….. 54

3. Nilai-nilai Perusahaan Media Indonesia ………………… 55

C. Struktur Redaksional ………………… …….………….. 56

D. Mekanisme Kerja Redaksi …………………… ………. 58

E. Profil Pembaca …………………………………………… 59

BAB IV. TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ................................ 60

A. Analisis Berita Seputar Aliran Al Qiyadah

Al Islamiyah Pada Harian Media Indonesia ................... 60

A.1. Frame 1: “Sweeping” Terhadap Kelompok Al

Qiyadah ....................................................................... 61

A.2. Frame 2: Respon Tegas dan Bijak Terhadap Aliran

Sesat ........................................................................... 71

A.3. Frame 3: Al Qiyadah Dilarang di Jakarta ................... 80

A.4. Frame 4: Pemeriksaan Anggota Al Qiyadah Al

Islamiyah .................................................................... 90

A.5. Frame 5: Pengikut Al Qiyadah Bertobat ................... 99

B. Kecenderungan Keberpihakan Harian Media

Indonesia .......................................................................... 109

BAB V. PENUTUP ............................................................................... 112

A. Kesimpulan ........................................................................ 112

B. Saran .................................................................................. 116

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 117

Lampiran-lampiran

Page 10: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel:

1. Tabel 1 Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ……… 17

2. Tabel 2 Kerangka Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. kosicki .….……. 31

3. Tabel 3 Nilai-nilai Berita ………………………………………………....... 42

4. Tabel 4 Jenis-jenis Berita …………………………….……………………. 44

5. Tabel 5 Rangkaian Berita Al Qiyadah Al Islamiyah Harian

Media Indonesia ………………………………………………….. 61

6. Tabel 6 Framing Edisi 28 Oktober 2007

“Warga 'Sweeping' Vila Pengajian Al Qiyadah” ………………. 69

7. Tabel 7 Framing Edisi 31 Oktober 2007

“Aliran Sesat Penanganannya Harus Tegas dan Bijak”………. 78

8. Tabel 8 Framing Edisi 1 November 2007

“Keagamaan Ajaran Al-Qiyadah Dilarang di Jakarta”………… 88

9. Tabel 9 Framing Edisi 7 November 2007

“Aliran Sesat 168 Anggota Al Qiyadah Diperiksa”…………….. 97

10. Tabel 10 Framing Edisi 10 November 2007

“Aliran Sesat 21 Pengikut Al Qiyadah Bertobat”………….…... 107

Daftar Gambar:

12. Gambar 1 Struktur Piramida Terbalik…………………………………… 47

13. Gambar 2 Proses Kerja Bagian Redaksi Harian Media Indonesia ……… 58

Page 11: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu realitas atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan

suatu kebutuhan bagi manusia. Alhasil, kemajuan teknologi tersebut

mempermudah kepentingan manusia. Terlebih semakin semaraknya surat kabar

menghiasi dunia pers di Indonesia yang beraneka ragam bentuk dan pembingkaian

yang dilakukan oleh para pembuat berita.

Dewasa ini surat kabar seperti sudah menjadi santapan biasa bagi kita,

manusia zaman sekarang, yang sudah memasuki masyarakat informasi. Koran

sudah masuk desa. Koran sudah bukan barang konsumsi mahal. John Tebbel

berpendapat bahwa Koran sudah merupakan bagian dari kebutuhan manusia akan

informasi baik untuk dirinya sendiri, keluarganya dan untuk usaha bisnisnya.1

Kehadiran surat kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang

sudah lama berlangsung dalam dunia diplomasi dan di lingkungan dunia usaha.

Surat kabar pada masa awal ditandai oleh wujud yang tetap, bersifat komersial

(dijual secara bebas), memiliki beragam tujuan (memberi informasi, mencatat,

menyajikan hiburan, dan desas-desus), bersifat umum dan terbuka.

Surat kabar lahir di abad tujuh belas di mana sudah terdapat pemisahan

yang jelas antara surat kabar pemerintah dan surat kabar komersial. Namun, surat

kabar pemerintah lebih sering dijadikan corong penguasa saat itu. Hal ini berbeda

dengan surat kabar komersial. Pengaruh surat kabar komersial merupakan tonggak

1 John Tebbel, Karier Jurnalistik, Penyadur: Dean Praty Rahayuningsih, (Semarang:

Dahara Prize, 2003), h.1.

Page 12: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

penting dalam sejarah komunikasi karena lebih menegaskan perannya dalam

pelayanan masyarakat dan buka sebagai terompet penguasa.

Sejak awal perkembangannya surat kabar telah menjadi lawan yang nyata

atau musuh penguasa mapan. Secara khusus, surat kabar pun memiliki persepsi

diri demikian. Citra pers yang dominan dalam sejarah selalu dikaitkan dengan

pemberian hukuman bagi para pengusaha percetakan, penyunting dan wartawan,

perjuangan untuk memperoleh kebebasan pemberitaan, pelbagai kegiatan surat

kabar untuk memperjuangkan kemerdekaan, demokrasi, dan hak kelas pekerja,

serta peran yang dimainkan pers bawah tanah di bawah penindasan kekuatan asing

atau pemerintahan diktator. Penguasa mapan biasanya membalas persepsi diri

surat kabar yang cenderung tidak mengenakan dan menegangkan bagi kalangan

pers.

Membaca tulisan dalam sebuah surat kabar berarti kita menangkap pesan

yang dikomunikasikan oleh media tersebut. Pesan yang disampaikan terlepas dari

baik atau buruk di mata khalayak. Hal ini dapat mengubah mental, sikap, perilaku

dan gaya hidup mereka. Onong Uchjana Effendi mengemukakan Komunikasi

adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung

ataupun tidak langsung melalui media.2

Berita muncul dalam benak manusia. Berita yang muncul dalam benak

manusia itu bukan suatu peristiwa. Ia tidak identik dengan peristiwa. Namun, pada

dasarnya berita merupakan laporan dari peristiwa. Peristiwa di sini adalah realitas/

fakta yang diliput oleh wartawan, dan pada gilirannya akan dilaporkan secara

2 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1986), h. 15.

Page 13: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

terbuka oleh media massa. Dengan demikian dapat pula dikatakan secara

sederhana, bahwa dalam suatu proses jurnalisme, upaya menceritakan kembali

suasana/ keadaan, orang, dan benda, bahkan pendapat yang terdapat dalam sebuah

peristiwa merupakan upaya untuk mengkonstruksikan realitas.3

Era informasi sekarang ini masih dirasakan dengan langkanya para

penulis- juga wartawan- muslim yang mampu melakukan Da’wah bil Qolam

melalui media massa. Kemampuan menulis menjadikan seorang Imam Al-Ghazali

dapat mewariskan dan mendakwahkan ilmunya lewat kitab Ihya ‘Ulumuddin dan

lain-lain. Demikian pula para ulama, sarjana, filsuf dan cendekiawan muslim lain

dari berbagai disiplin ilmu, “pikiran mereka”, kata Plato, “terekam di ujung pena

mereka”.4

Berita sebagai produk konstruksi realitas tentunya dibangun atas

penyusunan bahasa yang terbentuk dari kumpulan kata-kata. Dalam konstruksi

realitas, bahasa merupakan unsur utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk

menceritakan realitas.5

Sebagai alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum

tentang banyak hal, berita mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai

institusi yang dapat membentuk opini publik, antara lain, karena media juga dapat

berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide ataupun gagasan.

Lebih dari itu, penyampaian sebuah berita ternyata menyimpan

subjektivitas penulis. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah berita akan dinilai

3 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h.

168. 4 Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 131. 5 Ibnu hamad, Agus Sudibyo, M, Qodari. Kabar-kabar Kebencian Prasangka di Media

Massa, (Jakarta: ISAI, 2001), h. 69.

Page 14: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

apa adanya. Berita akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan

objektivitas. Namun, berbeda dengan kalangan tertentu yang memahami betul

gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam

setiap penulisan berita menyimpan ideologis/ latar belakang seorang penulis.

Seorang penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis terhadap

data-data yang diperoleh di lapangan.

Di sisi lain, dunia tulis menulis merupakan “lapangan kerja” terbuka yang

selalu siap menerima karyawan baru. Tulisan yang ada di media massa di samping

sebagai sarana Da’wah bil Qolam, juga dapat menjadi sarana komunikasi yang

efektif dengan khalayak untuk mempublikasikan ide-ide, opini, atau pemikiran

tentang berbagai masalah. Melalui tulisan di media massa, seseorang dapat

menciptakan opini publik, mempengaruhi massa, bahkan melakukan

“propaganda”.

Dalam suatu berita tersirat pesan yang ingin disampaikan oleh wartawan

kepada pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Dalam berita

ada karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (news value). Nilai

berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang biasa diterapkan, untuk

menentukan layak berita (newsworthy). Peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai

berita ini misalnya mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak,

kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan aneka

nilai lainnya.6

6 Luwi Ishwara, Seri Jurnalistik Kompas: Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2006), h. 53.

Page 15: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Dari ketentuan yang ditetapkan oleh Kode etik Jurnalistik Wartawan

Indonesia pasal 5 yang berbunyi :7 “Wartawan Indonesia menyajikan berita secara

berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak

mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini

wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya”.

Karya ilmiah ini akan mengambil objek pemberitaan aliran sesat yang

marak diberitakan di setiap surat kabar, khususnya selama tahun 2007. banyaknya

pemberitaan tentang aliran sesat membuat penulis tertarik untuk mengetahui apa

sebenarnya pandangan dari wartawan yang menulis berita tentang beberapa aliran

sesat yang semakin marak di Indonesia. Dengan hadirnya aliran Ahmadiyah,

Quran Suci, AlQiyadah Al Islamiyah, Lia Eden, dan masih banyak lagi yang

lainnya.

Karena itulah dengan pemberitaan yang menyangkut perpecahan umat

muslim ini semakin menarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pendapat

seorang wartawan yang ada di sebuah surat kabar. Karena, setidaknya ada lima

peranan jurnalis Muslim, yaitu: Sebagai Pendidik (Muaddib), Sebagai Pelurus

Informasi (Musaddid),Sebagai Pembaharu (Mujaddid), Sebagai Pemersatu

(Muwahid), dan Sebagai Pejuang (Mujahid), yaitu pejuang pembela Islam.8

Pada dasarnya, dalam setiap pemberitaan sebuah media mempunyai frame

tertentu. Surat kabar dapat langsung menyampaikan suatu isu yang berkembang

7 Kode Etik Jurnalistik (KEJ) pertama kali dibuat pada tahun 1947 di Yogyakarta,

kemudian disusun kembali dan ditetapkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tahun

1955 di Prapat, Sumatera Utara, dan mengalami penyempurnaan pada Kongres Kerja Nasional PWI tahun 1994 di Batam, Riau. Kemudian dalam Kongres XXI PWI di Palangkaraya<

Kalimantan Tengah, 2-5 Oktober 2003, Kode Etik Jurnalistik Ini lebih disempurnakan lagi.

(Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 47. 8 Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. (Bandung: PT Remaja

RosdaKarya, 2005), Cetakan ke-6, h. 122-123.

Page 16: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

dalam masyarakat dengan sangat cepat. Karena surat kabar dapat langsung

dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini publik yang

bersifat ‘cash’, cepat dan dapat berubah atau bergeser pada saat yang singkat dari

satu kesimpulan yang satu kepada kesimpulan yang lainnya. Karena itu, selain

surat kabar menyampaikan pemberitaan, ia juga berfungsi sebagai media dakwah.

Media seringkali menampilkan lingkungan sosial yang tidak sebenarnya.

Dengan cara itu media massa membentuk citra khalayaknya ke arah yang

dikehendaki media tersebut. Tetapi pengaruh media massa tidak berhenti sampai

di situ, media juga mempertahankan citra yang sudah dimiliki khalayaknya.9

Media massa sebagai salah satu institusi sosial, menurut Dennis McQuail

(1989), media massa memiliki kekuatan besar, antara lain: 1. Media massa dapat

menarik perhatian dalam memecahkan masalah, 2. Media massa dapat

memberikan legitimasi dan status pada seseorang, 3. Media massa itu merupakan

saluran bagi proses persuasi dan mobilisasi, 4. Media massa itu merupakan

wahana yang dapat memberikan penghargaan dan kepuasan kepada publik.10

Pers, sesuai dengan sifat yang dimilikinya, selalu menyajikan informasi

yang terbaru bagi para pembacanya. Disamping sebagai unsur ke-baru-an

(aktualitas), informasi itu pun mengandung dan sekaligus menyebarkan ide-ide

atau opini yang juga dianggap baru dan relevan dengan kondisi masyarakat di

mana pers itu menyebar.

Dalam dunia pers di Indonesia, terdapat Harian Media Indonesia. Yang

sudah lama berkiprah selama masa pembangunan. Dengan jangka waktu yang

9 Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

Edisi Revisi, h. 226. 10

Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Terjemahan Agus

Dharma, dkk, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 3.

Page 17: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

lama, Harian Media Indonesia telah menjadi surat kabar yang banyak peminatnya

dan telah menjadi Koran Harian Nasional. Sehingga bukan tidak mungkin Harian

ini mampu mempengaruhi daya pikir para pembacanya Karya ilmiah ini berupaya

menyoroti bagaimana harian tersebut mengemas berita tentang aliran sesat.

Dengan menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M.

Kosicki11

yang membaginya dalam empat struktur, yaitu Sintaksis (cara wartawan

menyusun fakta), Skrip (cara wartawan mengisahkan fakta), Tematik (cara

wartawan menulis fakta), dan Retoris (cara wartawan menekankan fakta). Maka,

akan diketahui seperti apa surat kabar tersebut mengemasnya.

Efek media massa dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam

kehidupan masyarakat. Masyarakat menjadi konsumtif serba instan dan

sebagainya. Soejono Soekamto dalam bukunya “Sosiologi Pengantar”,

menyatakan Perubahan-perubahan dalam masyarakat di dunia ini merupakan

gejala normal, yang pengaruhnya menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia

lainnya berkat adanya komunikasi yang modern.12

Akhirnya surat kabar sebagai salah satu media yang menyampaikan

informasi kepada khalayak, tidak disangsikan lagi eksistensinya sebagai media

dakwah. Pemberitaan melalui media cetak akan lebih signifikan di masyarakat.

Analisis ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana konstruksi

berita seputar aliran sesat yang dikemas oleh Harian Media Indonesia.

Karena begitu menariknya isu-isu tentang Islam apalagi bila isu itu telah

dijadikan sebagai suatu pemberitaan yang dikemas semenarik mungkin oleh

wartawan yang menulisnya. Islam telah menjadi pembicaraan yang negatif di

11

Eriyanto, Analisis Framing: konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Pengantar Dr.

Deddy Mulyana, M.A, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 256. 12 Soejono Soekamto, Sosiologi Pengantar, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 1987), h. 30.

Page 18: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Dunia internasional, karena hadirnya berbagai aliran sesat tersebut. Karena itulah

pemberitaan tentang aliran sesat ini menjadi hal yang sangat serius untuk citra

positif Islam di Indonesia bahkan mungkin juga untuk dunia internasional.

Selama tahun 2007 sudah banyak pemberitaan seputar aliran sesat di

beberapa surat kabar, khususnya Harian Media Indonesia. Namun, penulis

mengangkat tema tentang aliran Al Qiyadah Al-Islamiyah, karena Harian ini lebih

banyak memuat pemberitaan seputar berita tersebut. Khususnya pada bulan

Oktober dan November 2007.

Berdasar pada permasalahan di atas, untuk mengetahui lebih jauh tentang

bagaimana cara suatu surat kabar mengemas berita serta apa pandangan yang

disuguhkan kepada khalayak, penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah

yang akan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul “Analisis Framing Pada

Pemberitaan Aliran Al Qiyadah Al-Islamiyah Di Harian Media Indonesia”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam skripsi ini, penulis mencoba untuk membatasi permasalahan agar

tidak terjadi kesalahpahaman dalam pembahasan. Maka penulis membatasi hanya

pada tim redaksi surat kabar harian Media Indonesia. Pesan yang dimaksud pada

penulisan skripsi ini dibatasi pada pemberitaan tentang aliran sesat al Qiyadah al

Islamiyah yang telah dipublikasikan di harian Media Indonesia pada periode

Oktober - November 2007. Sementara khalayak yang ditelusuri dibatasi hanya

pada profil lembaga surat kabar yang dimaksud.

Adapun perumusan masalah adalah sebagai berikut:

Page 19: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

1. Bagaimana pengemasan pemberitaan seputar aliran sesat al Qiyadah al

Islamiyah yang terdapat di harian Media Indonesia selama periode

Oktober- November 2007?

2. Bagaimana kecenderungan keberpihakan harian Media Indonesia terhadap

isu aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah tersebut dilihat dari pembingkaian

berita yang ditampilkannya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Mengacu kepada masalah penelitian, tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah memperoleh data dan informasi tentang bagaimana cara

harian Media Indonesia mengemas pemberitaan seputar aliran sesat al Qiyadah al

Islamiyah yang berkembang di Indonesia selama kurun waktu Oktober -

November 2007.

Adapun tujuan penelitian adalah untuk:

1. Mendeskripsikan pengemasan pemberitaan seputar aliran sesat al Qiyadah

al Islamiyah yang terdapat di harian Media Indonesia selama periode

Oktober – November 2007;

2. Mendeskripsikan kecenderungan keberpihakan harian Media Indonesia

terhadap isu aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah tersebut dilihat dari

pembingkaian berita yang mereka tampilkan.

Adapun manfaat penelitian adalah:

a. Manfaat Akademis

Page 20: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Manfaat yang ingin dicapai ialah berpusat pada pengembangan ilmu

pengetahuan. Karena saat ini masih banyak penelitian mau pun kajian analisis teks

berita yang menggunakan analisis isi (content analysis) dari pada analisis framing

(framing analysis) yang memusatkan pada pemaknaan atas suatu peristiwa dalam

teks berita. Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat menambah khazanah

pengetahuan akademik.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan data yang dapat

digunakan oleh Mahasiswa di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syahid

Jakarta khususnya Mahasiswa Komunikasi dan Jurnalistik dalam upaya

meningkatkan pengetahuan dan mutu pendidikan Komunikasi dan Jurnalistik.

b. Manfaat Praktis

Kajian tentang frame surat kabar dalam mengemas berita ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan beranalisis dewasa ini,

khususnya bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan dan melakukan

penelitian selanjutnya sehingga akan memberikan sumbangan yang cukup berarti

bagi perkembangan beranalisis.

Selain itu, juga untuk mendorong agar para peneliti teks berita berikutnya untuk

mulai menekuni analisis framing (framing analysis) dalam mengkaji suatu teks

berita dan berupaya untuk meningkatkan kemampuan beranalisis, khususnya

analisis framing.

D. Tinjauan Pustaka

Page 21: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Setelah penulis melihat judul-judul skripsi di perpustakaan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi juga perpustakaan utama UIN Syahid Jakarta, penulis

menemukan skripsi (karya ilmiah) yang juga menggunakan analisis framing,

hanya saja objek yang dianalisis tidak sama dengan yang ingin penulis kaji yaitu

pemberitaan aliran sesat AlQiyadah Al-Islamiyah.

Adapun judul-judul skripsi yang penulis temukan sebagai berikut: Citra

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Media Massa (Analisis Framing Berita

Perubahan Status IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Media

Indonesia, Republika, dan Kompas): Desy Puspitasari (2004); Kontribusi Berita

Musibah Tsunami di Aceh (Analisis Framing Berita Pada Majalah Hidayatullah

dan Gatra): Husniah (2006); Analisis Framing Berita Sebelas Fatwa MUI Dalam

Majalah Sabili dan Syir’ah: Ade Saripullah (2006); Analisis Framing Berita

Rancangan UU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik (RUU KMIP) di

www.bipnewsroom. Info Badan Informasi Publik Departemen Komunikasi dan

Informatika: Untung Sutomo (2007); Pesan Dakwah di Media Cetak (Analisis

Framing Terhadap Rubrik Dirosat edisi 145 dan 148 di Majalah Tarbawi): Iis

Diana Ucik (2007); Analisis Framing Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata:

Junaidi (2007); dan Sinetron Sebagai Media Dakwah: Pemikiran Dakwah H.

Deddy Mizwar dan Bingkai Sinetronnya (analisis framing model Robert N.

Entman), Deden Sandi Permanasidi (2007).

Beberapa skripsi di atas juga merupakan rujukan bagi penulis dalam

meneliti, yang sekaligus sebagai referensi tambahan selain buku, koran, artikel,

dan lainnya.

Page 22: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

E. Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif. Berdasarkan data-data yang dihasilkan

dari sumber-sumber tertulis/ studi pustaka mengenai pokok-pokok permasalahan

yang akan dikaji. Data-data dikumpulkan dengan cara observasi dari teks berita

surat kabar tersebut.

Menurut Bogdan dan Taylor, seperti dikutip oleh Prof. Dr. H. Syamsir

Salam, MS dalam bukunya Metodologi Penelitian Sosial, menyatakan bahwa

penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.13

Dimana objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari

gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari

masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi

tertentu.14

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif eksplanatif yang

bertujuan untuk mencari sebab dan alasan mengapa sesuatu dapat terjadi,

diantaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu bahasan topik,

menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan

13

Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS dan Jaenal Arifin, M.Ag, Metodologi Penelitian

Sosial, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 30. 14

Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi: Teori, Paradigma, dan diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke-2, h. 302.

Page 23: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru atau menghasilkan

bukti untuk mendukung sebuah penjelasan atau teori.15

Eksplanatif tidak hanya sekedar memberikan gambaran (deskriptif) dari

sebuah permasalahan yang diteliti saja, melainkan juga berusaha menjelaskan

pembahasan yang tengah diteliti secara lebih mendalam lagi.16

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan selama dua bulan, yakni sejak Oktober-November

2007. Tempat penelitian akan penulis lakukan pada alamat tim Redaksi Harian

Media Indonesia, yaitu: Kompleks Delta Kedoya, JL. Pilar Raya Kav.A-D,

Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat – 11520.

Tahapan Penelitian

1. Pengumpulan Data

a. Observasi

Penelitian ini menggunakan instrumen observasi terhadap berita yang

disajikan oleh Harian Media Indonesia. Unit analisis adalah analisis framing

model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Kategori dalam penelitian ini

meliputi empat struktur, yaitu Sintaksis (cara wartawan menyusun fakta), Skrip

(cara wartawan mengisahkan fakta), Tematik (cara wartawan menulis fakta), dan

Retoris (cara wartawan menekankan fakta).

15

Ipah Farihah, Panduan Penelitian UIN Syahid JKT, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 35-36. 16

Junaidi, Analisis Framing Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata, (Jakarta: Penelitian.

Univ. Islam, 2007), h. 10.

Page 24: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Karena, pada dasarnya Setiap wartawan mempunyai pandangan dan

konsepsi yang berbeda atas suatu peristiwa. Hal ini dapat di lihat dari bagaimana

seorang wartawan mengkonstruksi peristiwa dalam suatu pemberitaan yang ia

beritakan.17

Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu cara penulisan untuk

memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena yang diselidiki.18

b. Wawancara (Interview) Mendalam

Wawancara atau interview merupakan alat pengumpulan informasi

langsung tentang beberapa jenis data.19

Wawancara mendalam atau dialog secara

langsung dengan pihak yang terkait yang berhubungan langsung dengan tema

yang penulis kaji. Adapun instrumen yang digunakan dalam wawancara yang

digunakan adalah alat perekam (tape recorder) atau kamera, untuk memperoleh

beberapa kriteria yang disebutkan di atas.

Wawancara ini juga merupakan cara yang penulis gunakan dalam rangka

mengumpulkan data dengan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara

sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.20

Penulis melakukan wawancara bebas terpimpin, yaitu pertanyaan yang

diajukan tidak hanya berpedoman pada sistematika pertanyaan yang telah

disediakan, data-data yang diperoleh dalam teknis ini adalah dengan cara Tanya

17

Eriyanto, Analisis Framing, h. 15. 18

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h. 92. 19

Ibid, h. 49. 20 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE- UII, 1995), h. 62.

Page 25: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

jawab secara lisan dan bertatap muka langsung, dan narasumber dapat menjawab

dengan bebas dan terbuka.

C. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data-data melalui telaah dan

mengkaji buku-buku, majalah-majalah, website, dan literatur-literatur lain yang

ada relevansinya dengan materi penelitian untuk selanjutnya dijadikan bahan

argumentasi, untuk kemudian menjadi bahan penelitian skripsi ini.

Dalam penelitian ini dibutuhkan pencarian sumber-sumber, yaitu berupa

arsip tentang aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah yang ada di surat kabar yang

dimaksud. Selain itu, berbagai bahan yang berhubungan dengan pemberitaan

aliran tersebut yang terdapat di harian Media Indonesia.

2. Pengolahan Data

Data yang diperoleh melalui instrumen tersebut akan diolah dengan cara

penjelasan tabel-tabel yang merujuk pada model Zhongdang Pan dan Gerald M.

Kosicki. Dari penyajian tabel tersebut akan tampak bagaimana harian Media

Indonesia mengemas pemberitaan aliran sesat berdasarkan rumusan masalah.

3. Teknik Analisis Data

Dengan analisis data maka penelitian ini menampilkan temuan tentang

letak perbedaan teks berita yang disajikan dan menafsirkan hasil temuan

berdasarkan model analisis framing yang diterapkan.

Model Zhongdang Pan dan Gerald M. kosicki

Page 26: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Model ini membagi struktur analisis menjadi empat bagian:

a. Sintaksis adalah cara wartawan menyususn berita.

Struktur sintaksis memiliki perangkat:

1. Headline merupakan berita yang dijadikan topik utama oleh media

2. Lead (teras berita) merupakan paragraf pembuka dari sebuah berita yang

biasanya mengandung kepentingan lebih tinggi. Struktur ini sangat

tergantung pada ideologi penulis terhadap peristiwa.

3. Latar informasi

4. Kutipan

5. Sumber

6. Pernyataan

7. Penutup

b. Skrip adalah cara wartawan mengisahkan fakta.

Struktur skrip memfokuskan perangkat framing pada kelengkapan

berita:

1. What (apa)

2. When (kapan)

3. Who (siapa)

4. Where (di mana)

5. Why (mengapa)

6. How (bagaimana)

c. Tematik adalah cara wartawan menulis fakta.

Struktur tematik mempunyai perangkat framing:

Page 27: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

1. Detail

2. Maksud dan hubungan kalimat

3. Nominalisasi antar kalimat

4. Koherensi

5. Bentuk kalimat

6. Kata ganti

Unit yang diamati adalah paragraf atau proposisi

d. Retoris adalah cara wartawan menekankan fakta.

Struktur retoris mempunyai perangkat framing:

1. Leksikon/pilihan kata

Perangkat ini merupakan penekanan terhadap sesuatu yang penting.

2. Grafis

3. Metafora

Unit yang diamati adalah kata, idiom, gambar/foto, dan grafis

Pendekatan itu dapat digambar ke dalam bentuk skema sebagai berikut:

Tabel 1

Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG

DIAMATI

Page 28: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Sintaksis

(Cara wartawan

menyusun fakta)

1. Skema berita Headline, lead, latar

informasi, kutipan

sumber, pernyataan,

penutup.

Skrip

(cara wartawan

mengisahkan

fakta)

2. Kelengkapan Berita 5W + 1H

Tematik

(cara wartawan

menulis fakta)

3. Detail

4. Koherensi

5. Bentuk Kalimat

6. Kata Ganti

Paragraf, proposisi,

kalimat, hubungan

antar kalimat

Retoris

(cara Wartawan

menekankan

fakta)

7. Leksikon

8. Grafis

9. Metafora

Kata, idiom, gambar/

foto, grafik

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membaginya dalam lima Bab, dimana

setiap babnya memiliki spesifikasi dan penekanan mengenai topik tertentu, yaitu:

Bab I, Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Batasan dan

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II, Merupakan pembahasan mengenai Landasan Teori yang meliputi:

A. Sejarah Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah; B. Framing, yang meliputi: 1.

Definisi Framing; 2. Konseptualisasi Framing; 3. Konseptualisasi Framing

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki; 4. Perangkat Framing Zhongdang Pan

dan Gerald M. Kosicki. C. Konseptualisasi Berita, yang meliputi: 1. Pengertian, 2.

Jenis, dan 3. Struktur.

Page 29: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Bab III, Merupakan pembahasan mengenai Gambaran Umum media

cetak Harian Media Indonesia, meliputi: A. Sejarah singkat dan perkembangan

harian Media Indonesia, B. Visi dan misi Perusahaan, C. Struktur Redaksional, D.

Mekanisme Kerja Redaksi; E. Profil Pembaca.

Bab IV, Merupakan Temuan dan Hasil Penelitian yang membahas

mengenai A. Analisis framing berita seputar aliran al Qiyadah al Islamiyah pada

harian Media Indonesia selama periode Oktober-November 2007, yang meliputi:

A.1 Frame 1: “Sweeping” Terhadap Kelompok Al Qiyadah; A.2. Frame 2:

Respon Tegas dan Bijak Terhadap Aliran Sesat; A.3. Aliran Al Qiyadah Dilarang

di Jakarta; A.4. Pemeriksaan 168 Anggota Al Qiyadah Al Islamiyah; dan A.5.

Pengikut Al Qiyadah Bertobat; B. kecenderungan keberpihakan harian Media

Indonesia terhadap isu aliran sesat dilihat dari pembingkaian berita yang mereka

tampilkan.

Bab V, Merupakan penutup yang meliputi: Kesimpulan dan saran.

Page 30: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Sejarah Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah

Kemunculan aliran al Qiyadah al Islamiyah di Indonesia pada setahun lalu,

mendapat aksi penolakan yang keras dari masyarakat. MUI sendiri telah

menyatakan bahwa aliran ini sesat serta sudah meminta pihak kepolisian untuk

menindak tegas aliran ini.21

Respon umat Islam terhadap sekte-sekte baru kurang lebih sama dengan

masyarakat Arab saat nabi membawa Islam. Mulanya Islam sebagai agama baru

di jazirah Arab yang sudah beurat akar harus menghadapi ajaran-ajaran baru.

Bukan hanya pada aspek teologis, Islam juga menawarkan solusi atas problem-

problem sosial saat itu.22

Kemapanan struktur sosial yang berdasarkan kabilah, suku, dan status

sosial secara tiba-tiba dianggap sama oleh Muhammad. Karena kontrodiksi

konsep teologis dan sosiologis itulah yang menjadi faktor utama permusuhan

masyarakat Arab terhadap Arab.23

Pengkafiran (takfir), permusuhan bahkan pembubaran terhadap sekte atau

aliran baru ini seakan sudah menjadi trend umat Islam masa kini. Cara respon

yang lebih dewasa dan manusiawi hampir tidak pernah ditemukan dalam

lembaran sejarah umat Islam Indonesia.24

21

Fachrul Rasyid HF, Gatra, Rubrik Hukum, Edisi Khusus Beredar Kamis, 11 Oktober

2007, Padang. 22

Hatim Gazali, Artikel: Aliran Sesat dan Tradisi Takfir, 18 November 2007 23

. Ibid. 24 Ibid.

Page 31: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Terhadap hal inilah, penting menanggapi respon umat Islam terhadap

lahirnya al Qiyadah al Islamiyah. Aliran yang dipimpin oleh Ahmad Moshaddeq

ini mendapatkan pengalaman yang sama dengan Lia Aminuddin (Lia Eden) yang

mengaku pernah bertemu jibril as, bahkan lebih.25

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi terbesar dan moderat di

Indonesia juga mengambil bagian dalam menghadapi kasus al Qiyadah al

Islamiyah. Ketua PBNU, KH. Hasyim Muzadi, menyatakan sesat terhadap aliran

yang belum mewajibkan shalat dan puasa ini.26

Secara teologis agama semakin lari dari persoalan-persoalan kemanusiaan.

Problem sosial yang demikian akut semakin sulit ditemukan penyelesaiannya.

Kriminalitas, korupsi, nepotisme, dan tindakan lainnya terus meningkat. Di tengah

situasi yang demikian itulah, sebuah keyakinan baru muncul.

Ketika kejahatan dan ketidakadilan merajalela di Arab, Islam hadir untuk

merombak tatanan sosial tersebut. Begitu juga semangat dari bermunculannya

sejumlah aliran baru. Mereka menganggap bahwa keberadaan agama saat ini

sudah tidak pas. Karenanya, perlu meremajakan agama. Ahmad Moshaddeq

menyatakan bahwa sekte yang dipimpinnya bukan sebagai agama baru tetapi

untuk melengkapi nubuah yang dibawa oleh Musa, Isa (Yesus) dan Muhammad.27

Fatwa MUI telah menetapkan bahwa aliran al Qiyadah al Islamiyah

pimpinan Ahmad Moshaddeq sesat dan menyesatkan. Fatwa tersebut dikeluarkan

MUI setelah mempelajari ajaran tersebut yang telah menyimpang dari ajaran

syariat Islam.28

25

Ibid. 26

Ibid. 27

Ibid. 28 Ibid.

Page 32: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Aliran (Islam) sesat ini dinilai melenceng dari Islam karena beberapa hal:

1. Adanya pengakuan si ‘pendiri’ aliran, bahwa dirinya adalah Nabi dan Rasul.

2. Tidak mengakui Rasulullah SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir (dalam

syahadat mereka, tidak mengikutsertakan nama Rasulullah SAW).

3. Tidak perlu menjalankan rukun Islam.

4. Tidak perlu sholat lima waktu.29

Aliran ini mempunyai buku pegangan. Buku pegangan al Qiyadah adalah

tafsir al Quran bernama Tafsir Wa Takwil, yang diterjemahkan sesuai dengan

selera penganjurnya. Kemudian buku putih al Qiyadah terbitan 20 Februari 2007,

bertajuk Ruh Kudus yang Turun Kepada Almasih Mau’ud, Ruh Kudus yang Turun

Kepada Almasih Mau’ud, yang dipercaya sebagai nabi mereka. Buku itu diberi

pengantar oleh Micheil Muchaddas, yang diduga sebagai Almasih Mau’ud.30

Di tengah ketidakpuasan terhadap agama dan fakta sosial yang ada, al

Qiyadah al Islamiyah sebagaimana juga aliran-aliran lainnya yang muncul.

Mereka beranggapan bahwa dengan keyakinan yang dimilikinya bisa memberikan

secercah harapan tentang masa depan. Merombak tatanan teologis yang dilakukan

al Qiyadah seperti tidak mewajibkan shalat, puasa, dan haji.31

Penganut aliran al Qiyadah menolak kenabian Muhammad SAW karena

kenabiannya sudah berakhir sejak ia meninggal. Hadisnya pun tidak dipercaya

karena dirawikan setelah 320 tahun kemudian. Lalu mereka mengangkat nabi

29

Fachrul Rasyid HF, Gatra, Rubrik Hukum, Edisi Khusus Beredar Kamis, 11 Oktober

2007, Padang. 30

Ibid. 31 Hatim Gazali, Artikel: Aliran Sesat dan Tradisi Takfir, 18 November 2007.

Page 33: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

sendiri bernama Almasih Mau’ud, yang dideklarasikan pada 23 Juli 2006 di

Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat.32

Syahadat mereka pun diganti menjadi “asyhadu alla ilaaha illallah wa

asyhadu anna Masihal Mau’udar Rasulullah”. Pengikutnya dilarang menunaikan

salat lima waktu. Mereka hanya melakukan salat satu kali di malam hari yang

disebut dengan qiyamul lail. Umat Islam selain pengikut al Qiyadah al Islamiyah

dianggap musyrik dan najis yang wajib diperangi.33

Menurut Buya H. Gusrizal Gahazar, seperti yang dikutip oleh Fachrul

Rasyid dalam tulisannya pada Gatra, Edisi khusus kamis yang terbit pada 11

Oktober 2007 di Padang, Sumatera Barat, mengungkapkan bahwa dari beberapa

penyimpangan penafsiran Al Quran dan buku Ruh Kudus itu terbukti al Qiyadah

mencampuradukkan ajaran Islam dengan ajaran Yesus Kristus sebagaimana

dipercaya pengikut Injil.34 Gusrizal juga mengingatkan bahwa ajaran al Qiyadah

menyebarkan gerakan yang berpotensi memecah belah umat dan bangsa.

Setiap fatwa yang dikeluarkan oleh MUI selalu dibarengi dengan imbauan

untuk tidak melakukan tindakan anarkis. MUI pusat juga telah melakukan

koordinasi dengan MUI di setiap daerah untuk menjaga umatnya agar tidak main

hakim sendiri.

Ketua MUI mengatakan bahwa masalah aliran ini harus dibedakan antara

kebebasan beragama dengan penyimpangan dalam beragama. Islam sangat

memberikan toleransi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih dan

menganut agama apa pun tanpa paksaan. Namun, manakala seseorang sudah

32

Fachrul Rasyid HF, Gatra, Rubrik Hukum, Edisi Khusus Beredar Kamis, 11 Oktober

2007, Padang. 33

Ibid. 34 Ibid.

Page 34: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

memilih suatu agama dan melakukan penyimpangan, maka mereka harus segera

diluruskan.35

B. Framing

1. Definisi Framing

Analisis bingkai (frame analysis) berusaha untuk menentukan kunci-kunci

tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya

membentuk pemahaman kita terhadap sebuah peristiwa. Dalam mempelajari

media, analisis bingkai menunjukan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa

berita mempengaruhi aspek-aspek yang lain. Analisis bingkai merupakan dasar

struktur kognitif yang memandu persepsi dan representasi realitas. Jadi, frame

analysis adalah analisis untuk membongkar ideologi di balik penulisan

informasi.36

Dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu

tertentu dan mengabaikan isu yang lain, dan menonjolkan aspek dari isu tersebut

dengan menggunakan berbagai strategi wacana, penempatan yang mencolok

(headline depan atau bagian belakang), pengulangan, pemakaian label tertentu

ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap

simbol budaya, generalisasi dan simplifikasi. Semua aspek itu dipakai untuk

membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat

oleh khalayak.37

35

Hatim Gazali, Artikel: Aliran Sesat dan Tradisi Takfir, 18 November 2007. 36

Darmanto, Membongkar Ideologi di Balik Penulisan Berita dengan Analisa Framing,

(Makalah, Universitas Brawijaya, 2004). 37 Ibid.

Page 35: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Dengan framing kita juga bisa mengetahui bagaimana perspektif atau cara

pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita.

Cara pandang atau persfektif ini pada akhirnya menentukan fakta apa yang

diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan hendak dihilangkan, dan hendak

dibawa kemana berita tersebut.

Proses pemberitaan dalam organisasi media akan sangat mempengaruhi

frame berita yang akan diproduksinya. Frame yang diproses dalam organisasi

media tidak lepas dari latar belakang pendidikan wartawan sampai ideologi

institusi media tersebut. Ada tiga proses framing dalam organisasi media. Proses

tersebut adalah:38

1. Proses framing sebagai metode penyajian realitas dimana kebenaran

tentang suatu kajian tidak diingkari secara total, melainkan dibalikkan

secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu

saja, dengan menggunakan istilah-istilah yang mempunyai konotasi

tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya.

2. Proses framing merupakan bagian tak terpisahkan dari proses

penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media

cetak. Redaktur, dengan atau tanpa konsultasi dengan redaktur pelaksana,

menentukan apakah laporan si reporter akan dimuat ataukah tidak, serta

menentukan judul yang akan diberikan.

3. Proses framing tidak hanya melibatkan para pekerja pers, tetapi juga

pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu yang masing-

masing berusaha menampilkan sisi informasi yang ingin ditonjolkannya

38

Http://ekawenats.blogspot.com/2006/12/priming-framing-agenda-setting.html. Diakses

tanggal 17 Maret 2008 Pukul 14.38 WIB.

Page 36: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

(sambil menyembunyikan sisi lain). Proses framing menjadikan media

massa sebagai arena di mana informasi tentang masalah tertentu

diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang

sama-sama menginginkan pandangannya didukung pembaca.

Dalam proses framing pada akhirnya akan membawa efek. Karena sebuah

realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai berbeda oleh media, bahkan pemaknaan

itu bisa jadi akan sangat berbeda. Realitas sosial yang kompleks penuh dimensi

dan tidak beraturan, disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana,

beraturan dan memenuhi logika tertentu.

Berdasarkan penyederhanaan atas kompleksnya realitas yang disajikan

media, menimbulkan efek framing, yaitu:39

1. Framing yang dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan

mengaburkan aspek yang lain. Framing umumnya ditandai dengan

menonjolkan aspek tertentu dari realitas, akibatnya ada aspek lain yang

tidak mendapat perhatian yang memadai.

2. Framing yang dilakukan oleh media akan menampilkan sisi tertentu dan

melupakan sisi yang lain. Dengan menampilkan sisi tertentu dalam berita

ada sisi lain yang terlupakan, menyebabkan aspek lain yang penting dalam

memahami realitas tidak mendapat liputan dalam berita.

3. Framing yang dilakukan media akan menampilkan aktor tertentu dan

menyembunyikan aktor yang lain. Efek yang segera terlihat dalam

pemberitaan yang memfokuskan pada satu pihak, menyebabkan pihak lain

yang mungkin relevan dalam pemberitaan menjadi tersembunyi.

39 Ibid.

Page 37: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

2. Konseptualisasi Framing

Peneliti yang paling konsisten mendiskusikan konsep framing adalah

W.A.Gamson. Gamson terkenal dengan pendekatan konstruksionis yang melihat

proses framing sebagai proses konstruksi sosial untuk memaknai realitas. Proses

ini bukan hanya terjadi dalam wacana media, tetapi juga dalam struktur kognisi

individu. Dalam konteks inilah Gamson melihat adanya hubungan antara wacana

media dan publik yang terbentuk di masyarakat.40

Pada dasarnya, analisis framing merupakan versi terbaru dari pendekatan

analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Mulanya, frame

dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang

mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan

kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian

dikembangkan oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai

kepingan-kepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu

dalam membaca realitas.41

Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah

cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati

strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih

bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring

interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain framing adalah

40

Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h.

220. 41

Alex Sobur, M. Si, Drs, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing), (Bandung: PT. Renaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-4, h.

162.

Page 38: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang

digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.42

3. Konseptualisasi Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (1993) melalui tulisan mereka

“Framing Analysis: An Approach to News Discourse” mengoperasionalisasikan

empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing: Sintaksis, skrip,

tematik, dan retoris. Keempat dimensi struktural ini membentuk semacam tema

yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi

global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi

sebagai pusat organisasi ide.

Model framing yang diperkenalkan oleh Pan dan Kosicki ini adalah salah

satu model yang paling populer dan banyak dipakai. Model itu sendiri

diperkenalkan lewat suatu tulisan di Jurnal Political Communication.43 Bagi Pan

dan Kosicki, analisis framing ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam

menganalisis teks media di samping analisis isi kuantitatif. Analisis framing

dilihat sebagaimana wacana publik tentang suatu isu atau kebijakan dikonstruksi

dan dinegosiasikan. Dalam tulisannya tersebut, Pan dan Kosicki tidak hanya

membatasi analisisnya semata-mata pada isi media. Di sini, media dipandang

sebagai bagian dari diskusi publik secara luas. Bagaimana media dapat

membentuk bingkai dan kemasan tertentu kepada khalayak, dan bagaimana

partisipan politik melakukan pemaknaan dan konstruksi atas peristiwa untuk

42

Ibid. h. 162. 43

Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki, “Framing Analysis: An Approach to News

Discourse”, Political Communication, Vol. 10, No.1, 1993, hal 55-75.

Page 39: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

disediakan kepada publik. Khalayak sendiri juga akan melakukan proses dan

pemaknaan yang berbeda atas suatu isu atau peristiwa.44

Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang

berbeda dalam teks berita – kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau

kalimat tertentu – ke dalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan

makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari

perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks.

Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih

menonjol, menempatkan informasi lebih dari pada yang lain sehingga khalayak

lebih tertuju pada pesan tersebut. Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari

framing yang saling berkaitan.45

1. Dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsep ini lebih menekankan

pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing

berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang

mengolah sejumlah informasi dan ditunjukkan dalam skema tertentu.

Framing di sini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks

yang unik atau khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu

dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-

elemen yang diseleksi dari suatu isu mau pun peristiwa tersebut menjadi

lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat

keputusan tentang realitas.

2. Konsepsi sosiologis. Kalau pandangan psikologis lebih melihat pada

proses internal seseorang, maka pandangan sosiologis lebih melihat pada

44

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Pengantar Dr.

Deddy Mulyana, M.A, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 252. 45 Ibid. h. 252-253.

Page 40: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Dalam konstruksi realitas,

bahasa merupakan unsur utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk

menceritakan realitas.46 Frame di sini dipahami sebagai proses bagaimana

seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan

pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya.

Frame di sini berfungsi membuat suatu realita menjadi teridentifikasi,

dipahami, dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label

tertentu.

4. Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang

berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang

dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita (seperti kutipan

sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu) ke dalam teks

secara keseluruhan.

Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat

struktur besar.47

Pertama, struktur sintaksis. Sintaksis berhubungan dengan

bagaimana wartawan menyusun peristiwa – pernyataan, opini, kutipan,

pengamatan atas peristiwa – ke dalam bentuk susunan umum berita. Struktur

semantik ini dengan demikian dapat diamati dari bagan berita (lead yang dipakai,

latar headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya). Intinya, ia mengamati

46

Ibnu hamad, Agus Sudibyo, M. Qodari, Kabar-kabar Kebencian Prasangka di Media

Massa, (Jakarta: ISAI, 2001), h. 69. 47

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Pengantar Dr.

Deddy Mulyana, M.A, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 255.

Page 41: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

bagaimana wartawan memahami peristiwa yang dapat dilihat dari cara ia

menyusun fakta ke dalam bentuk umum berita.

Kedua, struktur skrip. Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan

mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini

melihat bagaimana strategi cara bercerita atau bertutur yang dipakai oleh

wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita.

Ketiga, struktur tematik. Tematik berhubungan dengan bagaimana

wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi,

kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.

Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan dalam bentuk

yang lebih kecil.

Keempat, struktur retoris. Retoris berhubungan dengan bagaimana

wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita. Struktur ini akan melihat

bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom, grafik, dan gambar yang

dipakai bukan hanya mendukung tulisan, melainkan juga menekankan arti tertentu

kepada pembaca.

Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat

menunjukkan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan

wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat diamati dari keempat struktur

tersebut. Dengan kata lain, ia dapat diamati dari bagaimana wartawan menyusun

peristiwa ke dalam bentuk umum berita, cara wartawan mengisahkan peristiwa,

kalimat yang dipakai, dan pilihan kata atau idom yang dipilih. Ketika menulis

berita dan menekankan makna atas peristiwa, wartawan akan memakai semua

Page 42: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

strategi wacana itu untuk meyakinkan khalayak pembaca bahwa berita yang dia

tulis adalah benar. Pendekatan itu dapat dilihat ke dalam tabel berikut ini:

Tabel 2

Kerangka Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. kosicki48

Struktur Perangkat Framing Unit yang Diamati

Sintaksis

(Cara wartawan

menyusun fakta)

1. Skema berita Headline, lead, latar

informasi, kutipan,

sumber, pernyataan,

penutup.

Skrip

(cara wartawan

mengisahkan

fakta)

2. Kelengkapan Berita 5W + 1H

Tematik

(cara wartawan

menulis fakta)

3. Detail

4. Maksud kalimat, hubungan

5. Nominalisasi antarkalimat

6. Koherensi

7. Bentuk Kalimat

8. Kata Ganti

Paragraf, proposisi

Retoris

(cara Wartawan

menekankan fakta)

9. Leksikon

10. Grafis

11. Metafora

12. Pengandaian

Kata, idiom, gambar/

foto, grafik

Sintaksis. Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau

frase dalam kalimat, bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih. Dalam

48

Alex Sobur, M. Si, Drs, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing), (Bandung: PT. Renaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-4, h.

176.

Page 43: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari bagian berita -

headline, lead, latar informasi, sumber, penutup – dalam satu kesatuan teks berita

secara keseluruhan.

Headline merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat

kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita.49 Pembaca

cenderung lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian berita.

Headline mempunyai fungsi framing yang kuat. Headline mempengaruhi

bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam membuat

pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka beberkan.

Selain headline/judul, lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering

digunakan. Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita,

menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang

ingin ditulis wartawan. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan

khalayak hendak dibawa. Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang

diajukan dalam suatu teks.50

Latar merupakan bagian berita yang dapat

mempengaruhi semantik (arti) yang akan ditampilkan.

Bagian berita lain yang penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian

ini dalam pengutipan berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas – prinsip

keseimbangan dan tidak memihak. Ia juga merupakan bagian berita yang

menekankan bahwa berita yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan

semata, melainkan pendapat dari orang yang mempunyai otoritas tertentu.

49

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT

LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 257. 50 Ibid. h. 258.

Page 44: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Skrip. Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini karena

dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan,

peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa yang sebelumnya.

Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis

dengan lingkungan komunal pembaca.51

Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W + 1H – who, what,

when, where, why, dan how. Meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai dalam

berita yang ditampilkan, kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh

wartawan untuk dilaporkan.

Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita:

bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun

bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang

didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk

menyembunyikan informasi penting.

Tematik. Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis:

peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan –

semua perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi

hipotesis yang dibuat. Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu

diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Bagaimana fakta ditulis, kalimat yang

dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara

keseluruhan.

51 Ibid. h. 260.

Page 45: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Secara keseluruhan unit yang dianalisis pada struktur tematik adalah tema

sebuah cerita. Tema (theme), menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang

dikandung oleh sebuah cerita.52

Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini.

Diantaranya adalah koherensi: pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau

kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang

berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang

tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang

menghubungkannya.

Detail merupakan strategi bagaimana wartawan (komunikator)

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap yang dikembangkan

oleh wartawan kadang kala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi detail

bagaimana yang dikembangkan dan mana yang diberitakan.53 Detail merupakan

elemen yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang.

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks.

Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan

sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun

dapat menjadi berhubungan.

Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat.

Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain.

Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas

52

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2005), h. 67. 53

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Pengantar Dr.

Deddy Mulyana, M.A, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 238.

Page 46: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat

satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain.54

Dalam elemen ini juga terdapat bentuk kalimat. Bentuk kalimat

merupakan sesuatu yang berhubungan dengan cara berpikir logis. Kata Ganti

adalah elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas

imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk

menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana.

Proposisi menurut Poespoprodjo (1999) adalah suatu penuturan yang utuh.

Atau ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari

sebuah keputusan.55

Proposisi juga merupakan rancangan usulan, ungkapan yang

dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya.56

Dalam struktur ini, gaya bahasa juga mendapat perhatian dalam

pengkajiannya. Gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa,

pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri

bahasa sekelompok penulis sastra dan ciri khas dalam menyatakan pikiran dan

perasaan baik secara lisan maupun tertulis.57

Retoris. struktur retoris dari wacana berita mengambarkan pilihan gaya

atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin

ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk

membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan

gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris dari wacana berita

54

Ibid. h. 263. 55

Poespoprodjo, Logika Scientifika: Pengantar Dialektika dan Ilmu, (Bandung: Pustaka

Grafika, 1999), h. 170. 56

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Depdikbud. 57

Gunawan Sudarsana, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan,

(Yogyakarta: Indonesia Tera, 2007), h. 61. (lihat kamus besar bahasa Indonesia (2002)).

Page 47: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah

suatu kebenaran.58

Ada beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh wartawan. Yang

paling penting adalah leksikon, pemilihan, dan pemakaian kata-kata tertentu untuk

menandai atau menggambarkan peristiwa. Suatu fakta umumnya terdiri atas

beberapa kata yang merujuk pada fakta. Leksikon merupakan kosa kata; kamus

yang sederhana; daftar istilah dalam suatu bidang disusun menurut abjad dan

dilengkapi dengan keterangannya; komponen bahasa yang memuat semua

informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; kekayaan kata yang

dimiliki suatu bahasa.59

Dalam arti lain, leksikon dapat diartikan sebagai tersusunnya uraian atau

pandangan sehingga bagian-bagiannya berkaitan satu sama lain; keselarasan yang

mendalam antara bentuk dan isi; hubungan logis antara bagian-bagian karangan

atau antara kalimat-kalimat dalam satu paragraf, daya tarik antara molekul-

molekul untuk menghindarkan terpisahnya bagian-bagian bila ada kekuatan dari

luar.60

Kalimat adalah satuan bahasa terikat dalam wujud lisan ataupun tulisan

yang mengungkapkan pikiran yang utuh.61

Selain leksikon, dalam struktur retoris juga ada idiom yang berarti bentuk

bahasa berupa gabungan kata yang makna katanya tidak dapat dijabarkan dari

mana unsur gabungan (misal: “kambing hitam” yang berarti ‘orang yang

dipersalahkan’; kebiasaan khusus dalam suatu bahasa. Dalam ensiklopedia jilid 3

dikatakan, “idiom adalah kekhususan bentuk bahasa; segala ungkapan, susun –

58

Ibid. h. 264. 59

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Depdikbud. 60

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Depdikbud, h. 449. 61

E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan

Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1995), Edisi Baru, Cetakan Ke-1, h. 78.

Page 48: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

kata yang tidak menyimpang dari kaidah tata bahasa pada umumnya. Idiom juga

meliputi segala ungkapan, rangkaian kata, serta susun – kata yang menunjukkan

kekhususan dalam suatu bahasa sehingga membedakannya dengan bahasa-bahasa

lain; idiom biasanya tidak diterjemahkan.62

Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita itu juga dapat dilakukan

dengan menggunakan unsur grafis. Grafis merupakan bagian untuk memeriksa

apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh

seseorang yang dapat diamati dari teks. Eleman grafis ini muncul dalam bentuk

foto, gambar atau tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang

tidak ingin ditonjolkan.

Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang

dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring,

pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk

di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar, tabel untuk

mendukung arti penting suatu pesan.

Elemen grafis itu juga muncul dalam bentuk foto,gambar, dan tabel untuk

mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan. Elemen

grafik memberikan efek kognitif, ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara

intensif dan menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan

menarik sehingga harus dipusatkan atau difokuskan.

Dalam elemen yang keempat ini juga terdapat unsur metafora. Yakni

pesan tidak hanya disampaikan lewat teks atau bahasa formal, tetapi juga kiasan,

62

JS Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar II, (Jakarta: PT Gramedia, 1986), h.

29.

Page 49: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

ungkapan dan metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu yang

dapat dipakai untuk memperkuat pesan utama.

C. Konseptualisasi Berita

1. Pengertian Berita

Setiap hari, setiap jam bahkan tiap menit kita dapat mendengar ataupun

melihat cuplikan berita lewat media massa. Tidak hanya lewat TV, Radio, Surat

Kabar, Majalah, atau bahkan Internet. Berita bahkan menjadi primadona di

pelosok bumi.

Berita bersifat relatif. Dalam pengertian rinci, berita memiliki rentang

hidup yang singkat. Tak ada yang lebih tua selain berita hari kemarin, sebuah

ungkapan mengatakan begitu. Guna menjaga supaya produk tersebut tetap segar,

kantor berita berusaha menyampaikan informasi kepada khalayak sesegera

mungkin, dan media siaran sangat cocok dengan pemberitaan segera dari

peristiwa berita atau isu berita.63

Herbert juga berpendapat bahwa berita (news) merupakan sajian utama

sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita lalu

menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah

penerbitan pers (media massa).64

Begitu banyak definisi berita yang dapat diketahui dari berbagai literature,

yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangannya dari sudut pandang yang

berbeda.

63

Herbert Strentz, Reporter dan Sumber Berita Persekongkolan Dalam Mengemas dan

Menyesatkan Berita, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 46. 64 Ibid. h. 47.

Page 50: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Beberapa tahun yang lalu, para ahli mendefinisikan berita dengan

pandangan dari sudut surat kabar saja. Kini media elektronik yang juga

menyiarkan berita harus diperhitungkan. Dan kenyataan menunjukkan bahwa

penyiaran berita oleh stasiun radio dan televisi sangat berpengaruh terhadap

jurnalistik surat kabar. Dengan kecepatan sampainya berita kepada khalayak.

Akan tetapi, karena ketiga media massa itu (surat kabar, radio, dan televisi)

masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka pada akhirnya

terjadi upaya saling mengisi.

Tidak ada rumusan tunggal mengenai pengertian berita. Bahkan, “News is

difficult to define, because it involves many variable factors,” kata Earl English

dan Clrarence Hach. Berita sulit didefinisikan, sebab ia mencakup banyak faktor

variabel. “Berita lebih mudah dikenali daripada diberi batasannya,” timpal Irving

Resenthall dan Marton Yarmen.65

Namun demikian, banyak pakar komunikasi mencoba merumuskan

definisi (batasan pengertian) berita, dengan penekanan yang berbeda terhadap

unsur yang dikandung sebuah berita. Nothclife misalnya, menekankan pengertian

berita pada unsur “keanehan” atau ketidaklaziman, sehingga mampu menarik

perhatian dan rasa ingin tahu (curiosity).66

Pakar lain seperti Dean M. Lyle Spencer, Willard C. Bleyer, William S.

Maulsby, dan Eric C. Hepwood, seperti dikutip oleh Dja’far Assegaff, sama-sama

menekankan unsur “menarik perhatian” dalam definisi berita yang mereka buat.

65

Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005), Edisi Revisi, Cet ke-6, h. 3. 66 Ibid, h. 4.

Page 51: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

“Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian

pembaca,” kata mereka.67

Micthel V. Charnley mengemukakan pengertian berita yang lebih lengkap

dan – untuk keperluan praktis – layak kita jadikan acuan. Ia mengatakan: “Berita

adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting,

dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan

mereka”. 68

Dari pengertian tersebut, kita melihat ada empat unsur yang harus dipenuhi

sebuah berita, sekaligus menjadi “karakteristik utama” sebuah berita dapat

dipublikasikan di media massa (layak muat). Keempat unsur ini

yang dikenal dengan nilai-nilai berita (news values) atau nilai-nilai jurnalistik.

1. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung

makna harfiah berita (news), yakni sesuatu yang baru (new).

2. Nyata (factuality), yakni informasi tentang sebuah fakta (fact), bukan fiksi

atau karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata

(real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement) sumber berita.

Dalam unsur ini terkandung pula pengertian, sebuah berita harus

merupakan informasi tentang sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya

atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya.

3. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya

peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas,

67

Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005), Edisi Revisi, Cet ke-6, h. 4. 68 Ibid. h. 5.

Page 52: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

atau dinilai perlu untuk diketahui dan diinformasikan kepada banyak

orang, seperti kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan sebagainya.

4. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita

tulis. Berita yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping yang

aktual dan faktual serta menyangkut kepentingan orang banyak, juga berita

yang bersifat menghibur (lucu), mengandung keganjilan atau keanehan,

atau berita human interest (menyentuh emosi, menggugah perasaan).69

Secara ringkas dan praktis dapat disimpulkan, berita adalah peristiwa yang

memenuhi keempat unsur tersebut – karena tidak semua peristiwa layak untuk

dilaporkan.

Dalam bukunya, Herbert Strentz mengutip pemikiran Ben Bagdikian

tentang sifat rasional dari sebuah berita. “Sebagian dari kita yang mengamati

pemerintahan dari luar menganggap bahwa kebijakan adalah produk dari

pembuatan keputusan rasional oleh sekelompok kecil orang, seperti halnya

mereka yang mengamati surat kabar dari luar menganggap bahwa berita adalah

produk pembuatan keputusan rasional oleh sekelompok kecil orang”70.

Berita mengimplikasikan bahwa sesuatu itu baru dan berbeda. Berita bisa

berupa:71

• Suatu produk baru

• Sebuah kontrak baru yang penting

69

Ibid. h. 5-6. 70

Herbert Strentz, Reporter dan Sumber Berita Persekongkolan Dalam Mengemas dan

Menyesatkan Berita, h. 48. 71

Michael Bland, Alison Theaker, David Wragg, Seri Praktik PR Hubungan Media Yang

Efektif, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2001), Edisi Kedua, h. 64.

Page 53: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

• Penunjukkan senior

• Hasil yang lebih baik

• Investasi-investasi penting

• Kampanye atau proyek penting

• Kesimpulan penelitian

• Akuisisi atau merger

• Keberhasilan staf penting, mungkin pengumpulan dana untuk amal.

Tidak semua memiliki bobot yang sama. Yang terpenting adalah daya tarik

untuk pembaca. Kategori berita: Hard News (berita keras), Soft News (berita

ringan) khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa akan menikmatinya seringan

menyentuh balon gas72

, Spot News, Developing News,dan Continuing News dan

Pembagian nilai berita:

Tabel 3

Nilai-nilai Berita73

No Nilai Berita Keterangan

1. Prominance Nilai berita diukur dari kebesaran

peristiwanya. Peristiwa yang diberitakan

adalah peristiwa yang dipandang penting.

Kecelakaan yang menewaskan satu orang

buat berita, tetapi kecelakaan yang

menewaskan penumpang satu bus baru berita.

2. Human Interest Peristiwa lebih memungkinkan disebut berita

kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung

unsur haru, sedih, dan menguras emosi

khalayak.

72

Drs. AS Haris Sumadiria M.Si, Jurnalistik Indonesia; menulis Berita dan Feature

Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 150. 73 Ibid, h. 80.

Page 54: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

3. Conflict/ Controversy Peristiwa yang mengandung konflik lebih

potensial disebut berita dibandingkan dengan

peristiwa yang biasa-biasa saja.

4. Unusual Berita mengandung peristiwa yang tidak

biasa, peristiwa yang jarang terjadi.

5. Proximity Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan

dibandingkan dengan peristiwa yang jauh.

Baik dari fisik maupun emosional dengan

khalayak.

2. Jenis Berita

Dalam dunia kursus bahasa asing, terutama kursus bahasa Inggris, kita

mengenal jenjang kemampuan penguasaan materi. Orang yang termasuk pemula,

harus masuk kelas dasar (elementary), setelah itu naik ke kelas lanjutan

(intermediate). Setelah beberapa lama dan ia lulus tes, barulah dia diizinkan

masuk kelas mahir (advance). Peserta yang masuk kelas mahir, diasumsikan

sudah mampu menulis dan berbicara dalam bahasa Inggris yang masuk kategori

sangat baik dan sangat memuaskan.

Dalam dunia jurnalistik tidak jauh berbeda. Seorang wartawan pemula

misalnya, tidak akan mampu menuliskan pelaporan investigasi. Jenis pelaporan

seperti itu hanya bisa dikuasai dan dilakukan oleh wartawan senior tingkat

advance. Kebanyakan jurnalis hanya menguasai tingkat elementary dan tingkat

intermediate .Sedikit sekali yang menguasai tingkat advance. Dalam dunia

jurnalistik, berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi ke dalam tiga kelompok itu:

elementary, intermediate, advance.

Berita elementary mencakup pelaporan berita langsung (straight news),

berita mendalam (depth news report), dan berita menyeluruh (comprehensive

Page 55: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

news report). Berita intermediate meliputi pelaporan berita interpretative

(interpretative news report) dan pelaporan karangan-khas (feature story report).

Sedangkan untuk kelompok advance menunjuk pada pelaporan mendalam (depth

reporting), pelaporan penyelidikan (investigative reporting), dan penulisan tajuk

rencana (editorial writing). Berikut ini penjelasan tentang straight news report,

depth news report, interpretative report, investigative report, dan feature seperti di

tulis Rivers.74

Sedangkan penjelasan tentang comprehensive news, depth reporting

berasal dari Sumadiria.75

Yang terangkum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4

Jenis-jenis Berita

No. JENIS BERITA PENGERTIAN

1 Straight News Laporan langsung mengenai peristiwa.

Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan

berita-berita langsung yang hanya menyajikan

apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita

memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta-

fakta yang dapat dibuktikan. Di dalamnya

terkandung unsur 5W+1H.

2 Depth News Report Berita mendalam. Reporter (wartawan)

menghimpun informasi dengan fakta-fakta

mengenai peristiwa itu sendiri sebagai

informasi tambahan untuk peristiwa tersebut.

Jenis laporan ini memerlukan pengalihan

informasi, bukan opini reporter. Fakta-fakta

yang nyata masih tetap besar.

74

William L Rivers, Bryce Mcintyre, Alison Work, Editorial, Penyunting: Dedy

Djamaluddin Malik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), Cetakan Pertama, h. 6-7. 75

Drs. AS Haris Sumadiria, M.Si, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature

Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2, h.

69-70.

Page 56: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

3 Comprehensive News Laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh

ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh,

mencoba menggabungkan berbagai serpihan

fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa

sehingga benang merahnya terlihat jelas.

4 Interpretative Report Biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah,

atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun

demikian, fokus laporan beritanya masih

berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan

opini. Pendeknya, berita interpretative bersifat

bertanya, apa makna sebenarnya dari peristiwa

tersebut.

5 Feature Story Penulis mencari fakta untuk menarik perhatian

pembacanya. Penulis feature menyajikan suatu

pengalaman pembaca (reading experience) yang

lebih bergantung pada gaya (style) penulisan

dan humor daripada pentingnya informasi yang

disajikan.

6 Depth Reporting Pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam,

tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa

fenomenal atau aktual. Pelaporan mendalam

ditulis oleh tim, disiapkan dengan matang,

memerlukan waktu beberapa hari atau minggu,

dan membutuhkan biaya peliputan cukup besar.

7 Investigative Reporting Berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda

dengan laporan interpretative. Berita jenis ini

biasanya memusatkan pada sejumlah masalah

dan kontroversi. Namun, pada laporan ini, para

wartawan melakukan penyelidikan dari

berbagai sumber untuk memperoleh fakta yang

tersembunyi demi tujuan, pelaksanaannya

sering ilegal dan tidak etis.

Page 57: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

8 Editorial Writing Pikiran sebuah institusi yang diuji di depan

sidang pendapat umum. Editorial adalah

penyajian fakta dan opini yang menafsirkan

berita-berita yang penting dan mempengaruhi

pendapat umum.

3. Struktur Berita

Struktur berita, khususnya berita langsung (straight news), pada umumnya

mengacu pada struktur piramida terbalik (inverted pyramid), yaitu memulai

penulisan berita dengan mengemukakan fakta atau data yang dianggap paling

penting, kemudian diikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang

penting, dan seterusnya.

Bagian paling penting ini dituangkan ke dalam lead – bagian kepala atau

alinea pertama berita. “sudah menjadi hukum jurnalistik,” kata Al Hester, “bagi

sebagian besar berita yang akan ditulis dengan menampilkan lebih dulu fakta-

fakta yang paling penting.”76

Susunan berita bentuk piramida terbalik ini menguntungkan pembaca

dalam hal efisiensi waktu karena langsung mengetahui berita paling penting.

Karenanya, bentuk ini bisa lebih menarik perhatian pembaca. Selain itu, bentuk

ini pun memudahkan kerja redaktur atau editor atau penyunting untuk melakukan

pemotongan naskah (cutting) jika kolom atau ruang yang tersedia terbatas atau

tidak cukup untuk memuat seluruh bagian berita.

Struktur berita selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Judul (head)

76

Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005), Edisi Revisi, Cet ke-6, h. 12.

Page 58: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

2. Dateline, yakni tempat atau waktu berita itu diperoleh dan disusun. Contoh:

Jakarta, Kompas; Jakarta Republika, Senin, “PR”,

3. Teras berita (Lead)

4. Isi berita (Body).

Perhatikan gambar piramida terbalik berikut ini.77

Paragraf Pertama Rangkuman berita: biasanya meliputi pertanyaan-

Pertanyaan Siapa, apa, kapan, dimana

Paragraf Kedua

Deskripsi agak lengkap tentang

Pertanyaan-pertanyaan di atas

Paragraf Ketiga

Uraian yang kurang Penting

Paragraf Keempat

Masih uraian yang

Kurang penting

Dst…

Gambar 1. Struktur Piramida Terbalik.

Keterangan gambar:

Gaya piramida terbalik ini merupakan desain dasar yang banyak

digunakan oleh wartawan, terutama dalam penulisan berita langsung (straight

news stories). Penempatan fakta-fakta yang dimulai dari fakta yang paling penting

sampai fakta yang kurang dan bahkan tidak penting seperti pada gambar di atas,

dapat memberikan peluang kepada pembaca untuk mengetahui pesan utama

sesuatu berita dalam waktu yang lebih cepat.

77

Asep Saeful Muhtadi, M. A, Drs, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, (Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 1999),Cetakan Ke-2, h. 182.

Page 59: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Fakta-fakta yang dianggap penting ditempatkan pada paragraf pertama

yang biasa disebut lead. Sedangkan fakta-fakta lainnya ditempatkan pada

paragraf-paragraf berikutnya sesuai dengan urutan tingkat kepentingannya mulai

dari yang penting, kurang penting, sampai yang tidak penting.

Pembaca yang tidak memiliki waktu lebih banyak tetapi merasa perlu

mendapatkan informasi aktual tentang berbagai peristiwa yang terjadi, masih bisa

memenuhi hasratnya dengan cara membaca setiap lead dari berita-berita yang

tersedia.

Sedangkan paragraf-paragraf berikutnya hanya akan terus dibaca oleh

pembaca yang punya waktu panjang dan merasa perlu. Dan, tidak ada seorang pun

yang dapat menduga-duga siapa yang akan membaca keseluruhan kolom,

sebagiannya, atau bahkan tidak membacanya sama sekali.

Dengan cara penulisan seperti itu, para pembaca tidak akan kehilangan

informasi utamanya meskipun tidak sempat membaca isi keseluruhan berita; dan

bagi penulisnya sendiri, juga tidak akan kehilangan informasi yang menurutnya

paling penting ketika berita yang ditulisnya dipotong oleh redaktur karena

dianggap terlalu panjang.

Jadi, penulisan berita dengan gaya piramida terbalik ini merupakan teknik

penulisan yang disesuaikan baik dengan sifat khalayak pembaca maupun dengan

cara kerja reporter. Sedangkan anatomi berita secara keseluruhan meliputi judul

berita atau biasa juga disebut headline, baris tanggal (dateline) atau hanya dengan

menyebutkan tempat kejadian, teras berita (lead), dan tubuh berita.

Page 60: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

BAB III

GAMBARAN UMUM MEDIA CETAK

HARIAN MEDIA INDONESIA

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Media Indonesia

Media Indonesia, pertama kali didirikan pada tanggal 19 Januari 1970.

Sebagai Surat kabar umum yang terbit waktu itu, edisi perdana Media Indonesia

terbit sebanyak empat halaman dengan modal yang amat terbatas. Berkantor di Jl.

M.T. Haryono, Jakarta, di situlah sebuah sejarah panjang Media Indonesia

berawal. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia kala itu adalah yayasan

Warta Indonesia.78

Tahun 1976, surat kabar ini berkembang menjadi delapan halaman.

Sementara itu, perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi.

Diantaranya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin

Usaha Penerbitan Pers). Dengan perubahan ini penerbitan dihadapkan pada

realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya, tetapi juga harus

tumbuh sebagai sebuah badan usaha.79

Dengan kesadaran itu, pada tahun 1988 Drs. H. Teuku Yousli Syah, M.Si

selaku pendiri Media Indonesia bergandengan dengan seorang pengusaha muda

Surya Dharma Paloh. Surya sebelumnya juga dikenal sebagai mantan pimpinan

78

Wawancara pribadi dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia pada 2 Juni

2008, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. 79 Ibid.

Page 61: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

surat kabar harian PRIORITAS, yang dibredel oleh pemerintah pada tanggal 29

Juni 1987 karena dinilai terlalu vocal.80

Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat

sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah kompas di Indonesia. Oleh

karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah

televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media

elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke

seluruh pelosok Indonesia.

Adanya bentuk kerjasama ini melahirkan dua kekuatan bersatu. Kekuatan

pengalaman bergabung dengan kekuatan modal dan semangat. Maka pada tahun

itu lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru, di bawah bendera PT Citra

Media Nusa Purnama. Duduk sebagai Direktur Utama, Surya Dharma Paloh,

sedangkan Drs. H. Teuku Yousli Syah, M.Si sebagai pimpinan umum atau

pimpinan redaksi, sementara pimpinan perusahaan dijabat oleh Lestary Luhur.

Dengan perubahan ini, kantor pusat Media Indonesia mengalami perubahan

lokasi, yaitu pindah ke Jl. Gondangdia Lama No. 46, Jakarta.81

Perubahan manajemen baru ini menjadikan Media Indonesia mengalami

pertumbuhan pesat. Modal yang meningkat diikuti dengan wilayah peredarannya

yang meluas ke seluruh penjuru nusantara Indonesia. Karyawan pun bertambah

dengan spesifikasi keahlian yang berbeda-beda.

Awal tahun 1995, bertepatan dengan usianya yang ke-25, Media Indonesia

menempati kantor barunya di kawasan Kedoya, Jakarta Barat. Di gedung baru ini,

80

Dokumen company profile Media Indonesia. 81

Wawancara pribadi dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia pada 2 Juni

2008, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Page 62: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

semua kegiatan dilakukan dibawah satu atap, mulai dari redaksi, usaha,

percetakan, sampai dengan fasilitas penunjang karyawan.

Kendati pendiri harian Media Indonesia, Drs. H. Teuku Yousli Syah, M.Si

telah tiada, harian ini tidak pernah surut dalam dunia informasi. Siapapun pasti

mengenal harian ini. Editorialnya kerap mengkritisi kondisi bangsa ini dengan

sikap berani dan jujur.

Media Indonesia, demikian orang mengenal harian ini. Tercatat bukan

sekali dua kali harian yang sekarang dipimpin Lestari Moerdijat ini terancam

pembredelan. Idealisme jurnalistik bergaya Surya yang sarat kritikan ini memang

kerap mewarnai gaya tulisan di media ini.82

Dengan beralamatkan di Kompleks Delta Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta

Barat. Harian ini hadir bagi pembacanya dibawah naungan PT. Citra Media

Harian Nusa Purnama. Grupnya Media Indonesia antara lain, Media Indonesia,

Lampung Post, Borneo News, Metro TV, Yayasan Sukma dan Kick Andy yang

bertahan sampai saat ini.83 Sebelumnya, Media Indonesia juga mempunyai grup

yang bernama Sumatra Exspress (tahun 1990). Namun Tidak bertahan lama

karena secara bisnis hadirnya harian ini sangat tidak menguntungkan bahkan

selalu merugi.84

Dengan sejarah tersebut, motto Pembawa Suara Rakyat yang dimiliki

Media Indonesia bukan sekedar omong kosong dan sia-sia. Ia menjadi lebih

bermakna dengan spirit yang terus terbawa hingga saat ini. Oleh karena itu untuk

mewujudkan semua itu lahirlah Media Indonesia Online. MIOL sendiri lahir pada

82

Profil Perusahaan Media Indonesia pada www.mediaIndonesia.com. Diakses tanggal 5

Juni 2008. Pukul 17.38 WIB. 83

Dokumen company profile Media Indonesia. 84

Wawancara pribadi dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia pada 2 Juni

2008, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Page 63: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

awal 1990-an dilatarbelakangi dengan adanya perkembangan teknologi

komunikasi yang semakin berkembang pesat di Indonesia saat itu. MIOL menjadi

bagian yang tak terpisahkan dari perusahaan Media Indonesia.85 Kelahiran MIOL

sendiri bertujuan sebagai upaya meningkatkan pelayanan mutu dan kualitas

informasi bagi khalayak pembaca.86

Surat kabar yang masih satu grup dengan metro TV ini memang terus

menerus melakukan inovasi dan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya.

Dengan cukup mengklik www.media-Indonesia.com, siapa saja bisa mengakses

berita yang tersedia pada website ini.

Dengan lahirnya Media Indonesia Online tersebut, bertujuan agar

meningkatkan mutu pelayanan yang maksimal terhadap pembaca, dengan

hadirnya MIOL itu, maka informasi yang teraktual bisa diakses dengan media

internet.

Manajemen MIOL sendiri masih satu atap dengan Harian Media

Indonesia, alasannya terletak pada penyajian berita-berita teraktual yang belum

diterbitkan pada Harian Media Indonesia bisa diakses melalui Media Indonesia

Online, dengan cara seperti itu kepuasan bagi pembaca akan terpenuhi.

Bahkan dengan adanya MIOL, para pelanggan setia harian ini dimanjakan

dengan dimudahkannya untuk menyalurkan pendapat secara bebas dan terbuka.

Cara mengaksesnya pun mudah. Apalagi bagi pelanggan setia ini diberikan ruang

yang sangat luas untuk dapat berpartisipasi memberikan komentarnya dengan

mendaftar sebagai anggota Media Indonesia Community. Dengan cara melengkapi

85

Dokumen company profile Media Indonesia. 86

Wawancara pribadi dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia pada 2 Juni

2008, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Page 64: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

biodata, dan biodata yang telah terisi lengkap akan terjaga kerahasiaanya dari

publik.

Dalam MIOL tersedia kolom Edisi Aktual, Edisi Cetak, Rubrik Aktual,

Forum Editorial, Media Konsultasi, Media Kami, Media Anda, serta Media

Galeri. Sebanyak 51% pengakses media online berasal dari kalangan S1 dan

proporsi terbesar 30% pengakses berpenghasilan di atas Rp. 3,5 Juta.87

B. Visi dan Misi Perusahaan Media Indonesia

“Pembawa Suara Rakyat”, demikian motto surat kabar ini. Tidak

tanggung-tanggung, demi memuaskan pelanggannya, kolom opini disediakan satu

halaman penuh bagi siapa saja yang ingin berkomentar.

Visi dan Misi perusahaan Media Indonesia disusun berdasarkan pemikiran

berikut: Media Indonesia pada saat ini adalah Penerbitan Surat Kabar, Percetakan,

dan media Online. Bidang usaha terkait lain yang belum dimasuki adalah bidang

Percetakan Komersil, Penerbitan Buku, Majalah, Radio, dan konsultan teknologi

Informasi.

Pada saat ini pangsa pasar Media Indonesia termasuk jajaran papan atas di

Indonesia baik dari segi pemasaran maupun redaksional. Walaupun demikian,

sasaran Media Indonesia adalah untuk menjadi surat kabar paling berpengaruh.88

87

www.mediaindonesia.com. Diakses tanggal 8 Juni 2008. Pukul 16.30 Wib. 88

Wawancara pribadi dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia pada 2 Juni

2008, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Page 65: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

1. Visi Perusahaan Media Indonesia

Independen, yaitu menjaga sikap non partisan; di mana karyawan tidak

menjadi pengurus partai politik; menolak segala bentuk pemberian yang dapat

mempengaruhi objektivitas; dan mempunyai keberanian bersikap beda.

Inovatif, yaitu terus menerus menyempurnakan dan mengembangkan

kemampuan teknologi dan sumber daya manusia; serta secara terus menerus

mengembangkan rubrik, halaman, dan penyempurnaan perwajahan.

Lugas, yaitu menggunakan bahasa yang terang dan langsung.

Terpercaya, yaitu selalu melakukan cek dan ricek, meliputi berita dari

kedua pihak yang seimbang, serta selalu melakukan investigasi dan

pendalaman.

Paling berpengaruh, yaitu dibaca oleh para pengambil keputusan;

memiliki kualitas editorial yang dapat mempengaruhi pengambil keputusan;

mampu membangun kemampuan antisipatif; mampu membangun jaringan

nara sumber, dan memiliki pemasaran atau distribusi yang handal.89

2. Misi Perusahaan Media Indonesia

a. Menyajikan informasi terpercaya secara nasional dan regional dan

berpengaruh bagi pengambil keputusan.

b. Mempertajam isi yang relevan untuk pengembangan pasar.

c. Membangun sumber daya manusia dan manajemen yang profesional dan

unggul; mampu mengembangkan perusahaan penerbitan yang sehat dan

menguntungkan.90

89

Dokumen company profile Media Indonesia. 90 Ibid.

Page 66: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

3. Nilai-Nilai Perusahaan Media Indonesia

a. Menghargai Individu dan Membina Kerjasama

Perusahaan Media Indonesia menghargai martabat individu, dan

karena itu bersikap adil dan profesional kepada setiap individu yang

bekerjasama dengan Perusahaan Media Indonesia.

b. Excellence

Perusahaan Media Indonesia menyadari hanya kualitas produk dan

layanan jasa yang handal yang mampu membuat perusahaan meraih

keunggulan jangka panjang.

C. Dipercaya

Dalam industri penerbitan dan percetakan, perusahaan Media Indonesia

tampil di depan sebagai perusahaan yang dipercaya dan menjadi acuan. Hal

ini dapat dilakukan dengan pemberitaan yang selalu menjaga akurasi,

independensi, berani, dan tepat waktu.

D. Integritas

Integritas adalah ciri utama insan Media Indonesia. Perusahaan Media

Indonesia selalu beroperasi dengan standar etika tinggi, cerdas, dan

konsisten, baik secara pribadi maupun sebagai perusahaan.

E. Aset Bangsa

Semangat perusahaan Media Indonesia adalah semangat kebangsaan

yang tercermin dalam pemberitaan dan perilaku sehari-hari.

Page 67: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

F. Pertanggungjawaban Kepada pemegang Saham

Karyawan perusahaan Media Indonesia bertanggung jawab kepada

pemegang saham yang telah memberikan kesejahteraan dengan komitmen

mencapai pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata.

G. Setia

Perusahaan Media Indonesia menjaga hubungan jangka panjang

dengan pembaca, pemasang iklan, agen pemasok, pengguna jasa dan

komunitas tempat bekerja.

H. Responsive

Perusahaan Media Indonesia berkomitmen memberikan tanggapan

yang cepat dan tepat terhadap kebutuhan pembaca. 91

Tentunya karena visi dan misi harian ini sebagai pembela amanat rakyat,

maka harian ini sangat memanjakan para pelanggannya untuk dapat berpartisipasi

dalam setiap permasalahan publik yang hadir pada saat itu. Dan akan selalu

menyediakan berita terhangat dan lain dari berita yang ada di media lainnya.

Media Indonesia selalu mendahulukan hal yang menyangkut kepentingan umum

dari pada memberitakan tentang suatu golongan ataupun lembaga tertentu.92

C. Struktur Redaksional

Pendiri : Drs. H. Teuku Yousli Syah, M.Si (Alm)

Direktur Utama : Lestari Moerdijat

Direktur Pemberitaan : Saur Hutabarat

91

Dokumen company profile Media Indonesia. 92

Wawancara pribadi dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia pada 2 Juni

2008, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Page 68: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Deputi Dir. Pemberitaan : Luki Sutrisno

Dewan Redaksi Media Grup : Toety Adhitama (ketua)

Djafar Husin Assegaff

Saur Hutabarat

Andy F. Noya

Laurens Tato

Djadjat Sudradjat

Elman Saragih

Lestari Moerdijat

Jeanette Sudjunadi

Bambang Eka Wijaya

Saiful Mujani

Sugeng Suparwoto

Usman Hasan

Redaktur Senior : Laurens Tato

Muchlis Hasyim

T. taufiqulhadi

Kepala Divisi Pemberitaan : Elman Saragih

Deputi KaDiv. Pemberitaan : Dadi R. Suriaatmadja

Ass. KaDiv. Pemberitaan : Abdul Khohar

Ade Alawi

Kleden Suban

Ono Sarwono

Tatang Ramadhan Bouqie

Teguh Nirwahjudi

Sekretariat Redaksi : - -

Redaktur : Agus Wahyu Kristianto

Asnawi Khaddaf

Fitriana Siregar

Gantyo Koespradono

Gaudensius Suhardi

Gino F. Hadi

Page 69: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Hapsoro Poetro

Hariyanto

Haryo Prasetyo

Ida Farida

Jaka Budisantosa

Lintang Rowe

Mathias S. Brahmana

Rosmery C. Sihombing

Sadyo Kristriarto

Soelistijono

Victor JP. Nababan

Redaktur MI.Com : Agus Tri Wibowo

Patna Budi Utami

Tjahyo Utomo

Ass. Redaktur MI.Com : Widhoroso93

D. Mekanisme Kerja Redaksi

Bagian redaksi harus bekerja keras agar menghasilkan kajian utama atau

liputan utama yang baik, dan tentunya dapat memberikan inspirasi bagi pembaca.

Berikut mekanisme kerja redaksi harian Media Indonesia:

Gambar 2. Proses Kerja Bagian Redaksi Harian Media Indonesia.

93 Dokumen company profile Media Indonesia. Profil Struktur Redaksional.

Semua naskah File edit File OK

Naskah sudah

siap dilayout

Di koreksi oleh

Hapsoro P

Page 70: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

E. Profil Pembaca

Sebagai harian berskala Nasional, Media Indonesia tersebar di seluruh

Indonesia. Wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, tercatat sebagai wilayah

penyebaran harian terbesar.

Sebanyak 52% pembaca berprofesi sebagai pegawai swasta, diikuti

sebanyak 13% berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan sebanyak 11%

pembaca berasal dari kalangan mahasiswa.

Data dari para pembaca Media Indonesia, sebanyak 30% pembaca

memiliki pengeluaran Rp. 3,5 juta. Diikuti sebanyak 19% pembaca terdiri dari

kalangan yang berpenghasilan Rp. 1 juta. Ini cukup menjadi bukti bahwa Media

Indonesia dibaca dari kalangan Menengah ke atas.94

Profil pembaca berita Media Indonesia, secara jenis kelaminnya sebanyak

87% laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Dilihat dari segi pendidikan, rata-

rata pembaca yang berpendidikan S1 lebih mendominasi, yakni sekitar 51%. Serta

para pembacanya mayoritas adalah khalayak yang berada pada usia produktif

sebanyak 45%.95

94

www.mediaindonesia.com. Diakses tanggal 8 Juni 2008. Pukul 16.30 Wib. 95 www.mediaindonesia.com. Diakses tanggal 9 Juni 2008. Pukul 19.00 Wib.

Page 71: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

Dengan hadirnya beberapa pemberitaan aliran sesat di harian Media

Indonesia, maka peneliti akan mencoba menganalisis pemberitaan yang

dipublikasikan oleh harian Media Indonesia dalam kurun waktu dua bulan, yakni

edisi Oktober dan November 2007. Berita yang peneliti analisis adalah berita

tentang aliran al Qiyadah al Islamiyah.

Berdasarkan data yang telah didapat berupa teks berita seputar al Qiyadah

al Islamiyah, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data berdasarkan

analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Yakni memuat

empat kerangka analisis yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Berdasarkan

kerangka tersebut, maka penelitian ini pun dianalisis berdasarkan kerangka

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yaitu :

A. Analisis Berita Seputar Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah pada Harian

Media Indonesia.

Analisis berita al Qiyadah al Islamiyah pada harian Media Indonesia ini

dilakukan dengan mengacu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan riset peneliti.

Yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi

yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks.96

96

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2005), h. 164.

Page 72: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka tentu peneliti

harus terlebih dahulu menjelaskan susunan berita yang akan dianalisis. Untuk itu

rangkaian berita yang akan menjadi bahan analisis tersebut adalah seperti

dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Rangkaian Berita Al Qiyadah Al Islamiyah Harian Media Indonesia

No. Edisi Judul Berita Hlm Rubrik Penulis

1. Minggu,

28 Okt 2007

Warga ‘Sweeping’ Vila

Pengajian Al Qiyadah

03-04 Metropolitan (DD/J-

2)

2. Rabu,

31Okt 2007

ALIRAN SESAT

Penanganannya Harus

Tegas dan Bijak

02-04 Politik dan

HAM

(Tim

Media/

P-2)

3. Kamis,

1 Nov 2007

KEAGAMAAN

Ajaran Al-Qiyadah

Dilarang di Jakarta

04-07 Jabodetabek (BT/Ss

r/DD/J-

2)

4. Rabu,

7 Nov 2007

Aliran Sesat

168 Anggota Al Qiyadah

Diperiksa

06-03 Nusantara [(JI/E

M/SG/

N-3)]

5. Sabtu,

10 Nov

2007

ALIRAN SESAT

21 Pengikut Al Qiyadah

Bertaubat

07-02 Nusantara [(FL/

EM/SG

/N-2)]

Rangkaian berita di atas dipublikasikan kepada khalayak oleh harian

Media Indonesia dengan rubrik yang berbeda-beda. Tidak ada satu pun

pemberitaan tentang aliran al Qiyadah al Islamiyah ditempatkan pada rubrik

headline. Namun, dalam analisis pemberitaannya, peneliti tetap mengambil semua

pemberitaan seputar aliran al Qiyadah al Islamiyah yang terdapat pada harian

Media Indonesia meskipun terdapat dalam rubrik yang berbeda.

A.1. Frame 1: “Sweeping” Terhadap Kelompok Al Qiyadah.

Pada Tanggal 28 Oktober 2007 harian Media Indonesia mengangkat berita

tentang Pemimpin al Qiyadah yang mengaku sebagai rasul terakhir juga

Page 73: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

mengubah kalimat syahadat. Berita yang berisi tentang warga Kecamatan

Pamijahan, Kabupaten Bogor yang men-‘sweeping’ dua Vila milik pemimpin

aliran al Qiyadah al Islamiyah di kawasan wisata Gunung Salak Endah tersebut,

menjadi berita pertama tentang aliran ini di harian Media Indonesia.

Dalam berita itu, warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor merasa

gerah dengan adanya kegiatan aliran sesat di wilayah tempat tinggal mereka.

Lebih lanjut pada berita tersebut warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor

melakukan ‘sweeping’ pada dua Vila milik Abdul Salam, pemimpin aliran

tersebut. Namun, masalah ini telah dilaporkan kepada Komisi Pengkajian dan

Pengembangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI sendiri berpendapat bahwa

ajaran kelompok tersebut menyimpang dari syariat Islam97

.

A.1.1. Sintaksis.

Struktur sintaksis adalah bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang

dipilih. Adapun elemennya sebagai berikut:

a. Headline

Pada bagian headline, pemberitaan isu aliran sesat yang dipublikasikan

oleh harian Media Indonesia cukup mewakili isi dari berita. Petikan headline

tersebut adalah:

Warga 'Sweeping' Vila Pengajian Al Qiyadah

Secara sintaksis headline dari berita itu diterangkan kembali pada bagian

tengah tulisan,98 yang berbunyi:

97

“Warga ‘Sweeping’ Vila Pengajian Al Qiyadah”, Media Indonesia, 28 Oktober 2007,

h. 3. 98 Ibid, Paragraf 4.

Page 74: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Aditya yang sudah bekerja selama satu tahun menyebutkan gubuk itu kerap digunakan Abdul Salam untuk mencari wangsit. Konon di gubuk itulah Abdul Salam mendapatkan wahyu dan kemudian mengklaim dirinya sebagai rasul Tuhan setelah Nabi Muhammad SAW.

b. Lead.

Dilihat dari analisis sintaksis, harian Media Indonesia memandang

perbuatan warga men-‘sweeping’ kedua Vila milik Abdul Salam ini adalah

sebagai bentuk keresahan masyarakat kepada kegiatan ajaran ini yang kerap

menggunakan vila ini sebagai tempat pengajian. Sebagaimana Kutipan lead

beritanya tertulis:

BOGOR (Media): Warga men-sweeping dua vila di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, karena menduga menjadi pusat kegiatan Al Qiyadah Al Islamiyah.

Jenis lead diatas termasuk ke dalam jenis statement lead (teras berita

pernyataan). Karena berisi tentang alasan warga melakukan ‘sweeping’ terhadap

dua vila milik pemimpin al Qiyadah al Islamiyah. Selain itu, bila diamati

berdasarkan 5W+1H. Lead ini termasuk ke dalam lead jenis where (teras berita di

mana) yang menjelaskan letak kejadian ‘sweeping’ tersebut.

Lead tersebut sengaja disusun oleh harian Media Indonesia sehingga

mempunyai makna bahwa kelakuan warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten

Bogor ditanggapi dengan memberikan kesan mendukung tetapi hanya sebatas

informasi biasa saja. Bila dilihat dengan teliti makna yang akan ditekankan dalam

penyusunan lead itu diarahkan sebagai simbol bahwa warga telah melakukan

‘sweeping’ terhadap aliran sesat tersebut.99

99 Ibid. Paragraf 1 dan 2.

Page 75: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

c. Latar

Latar yang ingin disampaikan oleh harian Media Indonesia adalah pada

bagian teks yang tertulis bahwa aksi warga sekitar men-‘sweeping’ dua vila milik

pemimpin al Qiyadah tersebut karena Moshaddeq telah mengaku bahwa dirinya

sebagai Rasul yang terakhir dan mengganti kalimat syahadat. Yang tertulis

sebagai berikut:

Selain pimpinannya mengaku sebagai rasul yang terakhir, kelompok ini juga mengubah syahadat. 100

d. Kutipan.

Dalam penulisan berita tidak dicantumkan kutipan langsung, tetapi tetap

mengutip dari pengurus Rukun Warga (RW) setempat yang tertulis:

Vila milik Abdul Salam disewakan untuk umum. Ahmad selaku pengurus RW setempat mengungkapkan dua vila milik Abdul Salam itu sering dipakai untuk pengajian. Masalah itu telah dilaporkan ke Komisi Pengkajian dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia (MUI).....Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor Tatang Haitami berpendapat ajaran kelompok tersebut menyimpang dari syariat Islam.101

Dalam pandangan peneliti, kutipan pernyataan Ahmad, selaku pengurus

RW setempat itu disusun berdampingan dengan pendapat anggota Komisi

Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, Tatang Haitami. Kutipan tersebut, tidak lain

adalah mencoba untuk membuat skema berita menjadi lebih teridentifikasi bahwa

aliran al Qiyadah al Islamiyah adalah sesat.

e. Pernyataan.

Kutipan pernyataan yang mendukung gagasan pokok harian Media

Indonesia berada dalam penggalan teks berita berikut ini:

100

“Warga ‘Sweeping’ Vila Pengajian Al Qiyadah”, Media Indonesia, 28 Oktober 2007,

Paragraf 7. 101 Ibid. Paragraf 5 dan 6.

Page 76: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor Tatang Haitami berpendapat ajaran kelompok tersebut menyimpang dari syariat Islam...Selain pimpinannya mengaku sebagai rasul yang terakhir, kelompok ini juga mengubah syahadat...Kelompok tersebut menganggap saat ini zaman jahiliah atau fase makiyah. Alquran tinggal tulisan karena rohnya telah dicabut. Karena itu harus ada rasul baru yang mengawal Alquran. Kesimpulan dari kajian tersebut, Al Qiyadah Al Islamiyah adalah murtad.102 Petikan berita tersebut disusun harian Media Indonesia sebagai pencitraan

terhadap aliran al Qiyadah al Islamiyah sebagai aliran yang sesat dan murtad.

Dalam petikan berita tersebut juga dapat terlihat bagaimana harian Media

Indonesia memorsikan pernyataan dalam pemberitaannya.

Dari kutipan pernyataan dalam teks berita tersebut peneliti mengambil

sebuah kesimpulan bahwa kutipan pernyataan itu memiliki kecenderungan sikap

tertutup bagi perkembangan aliran tersebut, dan lebih jauh menanggapi kesesatan

aliran yang dipimpin oleh Abdul Salam tersebut.

A.1.2. Skrip

Dari analisis skrip, yang dilihat dari kelengkapan berita belum sepenuhnya

dituntaskan harian Media Indonesia, sejak awal berita hingga akhir berita peneliti

tidak menemukan salah satu entitas yang kurang diperjelas yaitu unsur when atau

kapan, tidak dihadirkan dengan tuntas, sehingga peneliti sendiri mempunyai

pertanyaan terhadap isi berita itu kapan peristiwa ‘sweeping’ warga Kecamatan

Pamijahan, Kabupaten Bogor terhadap vila milik Abdul Salam itu terjadi.

Yang menjadi bahan analisis peneliti adalah kapan peristiwa yang

menghebohkan warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor itu terjadi.

Sedangkan yang perlu digaris bawahi adalah peristiwa itu terjadi setelah berapa

102 Ibid. Paragraf 6-8.

Page 77: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

lama informasi aliran sesat ini mencuat ke permukaan. Hal itu tidak mendapat

penjelasan yang rinci.

A.1.3. Tematik

a. Detail.

Detail merupakan elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol

informasi yang ditampilkan seseorang. Dari analisis tematik, peneliti mengamati

beberapa poin tentang bagaimana wartawan harian Media Indonesia menuliskan

fakta dari berita tersebut. Pertama, dalam berita itu peneliti menemukan detail

pernyataan Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, Tatang Haitami.

Yang dijelaskan secara singkat namun langsung kepada intinya. Kedua, sudah

cukup jelas masyarakat mana yang menjadi objeknya karena memang dijelaskan

pada bagian leadnya. Ketiga, berita tersebut lebih mengarah pada pencitraan al

Qiyadah al Islamiyah. Sehingga relevansi judul dengan isi berita lebih kepada

penonjolan alasan sikap warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor kepada

aliran tersebut.

b. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks.

Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan

sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun

dapat menjadi berhubungan.

Dalam berita ini peneliti menemukan ada pertalian antara kalimat pada

bagian terakhir dan sebelumnya dari berita. Itu merupakan koherensi sebab-akibat.

Selain pimpinannya mengaku sebagai rasul yang terakhir, kelompok ini juga mengubah syahadat....Kelompok tersebut menganggap saat ini zaman jahiliah

Page 78: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

atau fase makiyah. Alquran tinggal tulisan karena rohnya telah dicabut. Karena itu harus ada rasul baru yang mengawal Alquran. Kesimpulan dari kajian tersebut, Al Qiyadah Al Islamiyah adalah murtad.

c. Bentuk Kalimat.

Bentuk kalimat adalah yang berhubungan dengan cara berpikir logis. Dari

bentuk kalimat yang digunakan dalam penulisan berita itu menurut peneliti, harian

Media Indonesia menggunakan bentuk kalimat induksi yang menguraikan inti

berita pada akhir kalimat, setelah sebelumnya diuraikan pada awal kalimat. Selain

itu dalam uraiannya harian Media Indonesia menekankan dan memaknai aliran

sesat al Qiyadah al Islamiyah sebagai aliran yang murtad karena telah

menyimpang dari ajaran syariat Islam. Dengan petikan teks yang berbunyi:

Kelompok tersebut menganggap saat ini zaman jahiliah atau fase Makiyah. Alquran tinggal tulisan karena rohnya telah dicabut. Karena itu harus ada rasul baru yang mengawal Alquran. Kesimpulan dari kajian tersebut, Al Qiyadah Al Islamiyah adalah murtad.103

Dari kalimat yang digunakan oleh harian Media Indonesia termasuk ke

dalam kalimat aktif, karena pada setiap kalimat mau pun paragrafnya, harian ini

lebih cenderung menggunakan awalan (me-), yang terdiri dari: men-sweeping,

menduga, menjadi, mendatangi, mendapati, melanjutkan, menyusuri, menemukan,

menyendiri, menyebutkan, mencari, mendapatkan, mengklaim, mengungkapkan,

menyimpang, mengaku, mengubah, menganggap, dan mengawal. Hal ini

membuktikan bahwa harian Media Indonesia ikut berperan aktif dalam

menanggapi isu aliran al Qiyadah ini.

103 Ibid. Paragraf 8.

Page 79: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

A.1.4. Retoris.

Dari aspek retorisnya berita itu yang dipakai adalah retorika aliran ini

adalah sesat seperti yang ditulis wartawan pada 3 paragraf terakhir.

Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor Tatang Haitami berpendapat ajaran kelompok tersebut menyimpang dari syariat Islam...Selain pimpinannya mengaku sebagai rasul yang terakhir, kelompok ini juga mengubah syahadat...Kelompok tersebut menganggap saat ini zaman jahiliah atau fase makiyah. Alquran tinggal tulisan karena rohnya telah dicabut. Karena itu harus ada rasul baru yang mengawal Alquran. Kesimpulan dari kajian tersebut, Al Qiyadah Al Islamiyah adalah murtad Dengan menuliskan pendapat dari Anggota Komisi Pendidikan MUI

Kabupaten Bogor. Hal itulah yang ingin ditekankan terhadap teks berita itu

sehingga pembaca merasa yakin dengan keberadaan Abdul Salam di tengah-

tengah masyarakat awam bisa membawa kesesatan.

a. Leksikon (pemilihan kata)

Leksikon menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Dalam pemberitaan ini ada

beberapa kata yang digunakan oleh wartawan untuk menguatkan idenya, seperti

men-sweeping, bukti-bukti, gubuk, wangsit, Konon, dan mengklaim.

Pada dasarnya, kata-kata tersebut biasa digunakan dalam istilah sehari-

hari. men-sweeping yang berarti melakukan penyergapan, bukti-bukti adalah kata

yang juga dipakai dalam sebuah penyelidikan hukum, juga kata-kata gubuk,

wangsit, konon, dan mengklaim yang biasa digunakan oleh orang-orang tertentu

yang sesuai dengan ilmunya.

Page 80: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Tabel 6

Framing Edisi 28 Oktober 2007

“Warga 'Sweeping' Vila Pengajian Al Qiyadah”

Frame 1: ‘Sweeping’ Terhadap Kelompok Al Qiyadah.

Struktur Variabel

Headline: Warga ‘Sweeping’ Vila Pengajian Al Qiyadah.

→ Pernyataan yang menguraikan hal yang berkaitan dengan judul terdapat pada bagian tengah tulisan.

Lead: Bogor (Media): Warga men-sweeping dua vila di kawasan

wisata Gunung Salak Endah, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten

Bogor, karena menduga menjadi pusat kegiatan Al Qiyadah Al

Islamiyah.

→ Jenis lead diatas termasuk ke dalam jenis statement lead

(teras berita pernyataan). Selain itu, bila diamati berdasarkan

5W+1H. Lead ini termasuk ke dalam lead jenis where (teras

berita di mana) yang menjelaskan letak kejadian ‘sweeping’

tersebut.

Latar Informasi: Pemimpin Al Qiyadah mengaku sebagai rasul yang terakhir juga

mengubah syahadat.

→ Latar informasi yang dipakai oleh Harian Media Indonesia

selaras dengan judul yang dipakai.

Kutipan:

Ahmad selaku pengurus RW setempat mengungkapkan dua vila

milik Abdul Salam itu sering dipakai untuk pengajian.

→ Ditulis kutipan tidak langsung.

Sumber:

Pengurus RW setempat

Pernyataan: Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor Tatang

Haitami berpendapat ajaran kelompok tersebut menyimpang dari

syariat Islam.

→ Merupakan pernyataan yang memperkuat berita.

Sintaksis

Penutup:

Kelompok tersebut menganggap saat ini zaman jahiliyah atau

fase makiyah....Al Qiyadah Al Islamiyah adalah murtad.

Harian Media Indonesia menempatkan alasan warga melakukan sweeping di vila

pengajian al Qiyadah al Islamiyah menjelang akhir tulisan, yang kemudian

disusul pendapat Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, Tatang

Haitami yang menyatakan ajaran kelompok tersebut menyimpang dari syariat

Islam (murtad).

Page 81: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Who:

Warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

What:

Vila pink milik Abdul Salam di sweeping warga sekitar.

When: -

Where:

Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Why:

Kelompok tersebut menyimpang dari ajaran syariat Islam.

Skrip

How:

Warga mendatangi vila Abdul Salam dan melaporkan ke Komisi Pengkajian dan Pengembangan MUI.

Pendapat satu tidak ditempatkan lebih utama dari pendapat lainnya. Di sini harian Media Indonesia terkesan netral kepada kedua belah pihak karena porsi

pemberitaan seimbang.

Detail:

Pertama, ditemukan detail pernyataan Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, tatang Haitami. Yang

dijelaskan secara singkat namun langsung kepada intinya. Kedua, sudah cukup jelas masyarakat mana yang menjadi

objeknya karena memang dijelaskan pada bagian leadnya.

Ketiga, berita tersebut lebih mengarah pada pencitraan al

Qiyadah al Islamiyah.

Koherensi:

Ada pertalian antara kalimat pada bagian terakhir dan

sebelumnya dari berita. Itu merupakan koherensi sebab-akibat.

Tematik

Bentuk Kalimat:

Harian Media Indonesia menggunakan bentuk kalimat induksi

yang menguraikan inti berita pada akhir kalimat, setelah

sebelumnya diuraikan pada awal kalimat. Dari kalimat yang

digunakan oleh harian Media Indonesia termasuk ke dalam

kalimat aktif, karena pada setiap kalimat mau pun paragrafnya,

harian ini lebih cenderung menggunakan awalan (me-).

(1). Citra kelompok al Qiyadah al Islamiyah yang menyimpang dari syariat Islam. (2). Alasan warga sekitar men-sweeping vila pimpinan al Qiyadah al

Islamiyah karena mengaku sebagai rasul yang terakhir juga mengubah kalimat Syahadat. (3). Dengan menganggap Alquran tinggal tulisan karena rohnya telah

dicabut. Membuktikan bahwa pengikut al Qiyadah al Islamiyah adalah murtad.

Kata:

Ditemukan beberapa kata seperti: men-sweeping, bukti-bukti,

gubuk, wangsit, Konon, dan mengklaim.

Idiom: -

Foto: -

Retoris

Grafis: -

Harian Media Indonesia menggunakan Pemakaian klaim yuridis (yang

berhubungan dengan hukum) dan otoritas keilmuan untuk mendukung pendapat atau gagasannya dalam pemberitaannya.

Page 82: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

A.2. Frame 2: Respon Tegas dan Bijak Terhadap Aliran Sesat.

Pada tanggal 31 Oktober 2007 harian Media Indonesia menulis berita

tentang kian merebaknya aliran yang dinilai menyimpang dari syariat (Islam) dan

masyarakat diminta untuk menahan diri terkait dengan terbongkarnya berbagai

aliran sesat tersebut.104

A.2.1. Sintaksis.

a. Headline

ALIRAN SESAT Penanganannya Harus Tegas dan Bijak

Secara sintaksis berita yang dipublikasikan oleh harian Media Indonesia

pada tanggal 31 Oktober 2007 ini, berisikan tentang sebuah penanganan yang

tegas dan bijak terhadap aliran sesat yang berkembang di Indonesia.

Harian Media Indonesia memakai judul pada pemberitaan kali ini dengan

memakai pernyataan dari Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia

(ICMI), Marwah Daud Effendy, yang terangkum dalam kutipan leadnya.

b. Lead.

Dari sisi sintaksis peneliti menilai bahwa berita tersebut mengangkat

nuansa organisasi massa. Dari judul berita sudah terlihat bahwa sebuah organisasi

massa yang dipimpin oleh Marwah Daud Ibrahim yakni, Ikatan Cendekiawan

Muslim Indonesia (ICMI) mendominasi awal pemberitaan (lead).

MAJENE (Media): Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim meminta masyarakat menahan diri terkait dengan terbongkarnya berbagai aliran yang dinilai sesat dan mengatasnamakan agama. Dalam menangani masalah tersebut pemerintah dinilai telah melakukannya dengan tegas namun bijak.

104

“Aliran Sesat Penanganannya Harus Tegas dan Bijak”, Media Indonesia. 31 Oktober

2007. h. 2

Page 83: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Dari lead berita di atas peneliti melihat bahwa wartawan harian Media

Indonesia menyoroti sebuah organisasi massa, dalam hal ini adalah ICMI. Di sisi

lain harian Media Indonesia menekankan berita tersebut dengan menyoroti

langkah ICMI ke depan yang akan tetap berkonsentrasi membangun kualitas iman

dan takwa yang dibarengi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lead yang dipakai pada pemberitaan kali ini adalah lead jenis statement

lead (teras berita pernyataan). Seperti yang tertulis, yaitu pernyataan dari Ketua

Presidium ICMI, Marwah Daud Ibrahim. Sedangkan berdasarkan 5W+1H, ini

termasuk jenis lead who (teras berita siapa). Siapa yang ada dalam petikan lead

pada pemberitaan tersebut.

c. Latar.

Harian Media Indonesia menyusun berita ke arah sikap otoritas ICMI yang

merupakan kumpulan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas

iman dan takwa masyarakat dengan mengungkapkan bahwa ICMI tidak hanya

berkonsentrasi membangun kualitas iman dan takwa saja tetapi juga diikuti ilmu

pengetahuan dan teknologi.105

Hal itu tidak terlepas dari pengaruh wartawan dalam menyusun sebuah

berita dan melakukan proses pemaknaan terhadap isinya sehingga segala bentuk

penekanan mengarah pada upaya pembentukan karakter tertentu bagi siapa yang

menjadi sorotannya.

Menurut pengakuan Moshaddeq yang menyerahkan diri bersama enam pengikutnya, kemarin, jumlah pengikut ajarannya sudah mencapai 41.000 orang tersebar di sembilan daerah di Indonesia. Pengikut terbesar di Jakarta, Lampung, dan Makassar. Sekitar 60% pengikutnya merupakan pelajar dan mahasiswa.106

105

Ibid, Paragraf 4 106 Ibid. Paragraf Tetakhir.

Page 84: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Di akhir berita, harian Media Indonesia menyusun berita tersebut secara

implisit menekankan bahwa sudah banyak masyarakat, khususnya pelajar dan

mahasiswa yang menjadi pengikut aliran ini. Sehingga dengan adanya hal ini

maka benar pernyataan dari ICMI bahwa untuk menangani kasus ini pemerintah

harus bersikap tegas dan bijak. Hal ini menurut peneliti, harian Media Indonesia

menyusun berita dengan penekanan makna terhadap aliran al Qiyadah al

Islamiyah, maka itulah fungsi berita ini disajikan di akhir paragraf, dengan tujuan

supaya pembaca mengetahui bahwa kenyataannya al Qiyadah sudah menjamur di

masyarakat luas.

d. Kutipan

Dalam berita seputar penanganan al Qiyadah harus tegas dan bijak,

terdapat kutipan langsung yang bersumber pada pendapat Marwah Daud Ibrahim,

Ketua presidium ICMI, yang tertulis:

"Ini sebenarnya persoalan lama dan bukan hanya di Indonesia, di negara lain juga banyak seperti ini," jelas Marwah.107

e. Pernyataan

Untuk memperkuat pemberitaannya kali ini, harian Media Indonesia juga

mengutip pernyataan dari Kapolri Jawa Barat, Jendral Sutanto. Di dalam

pernyataannya, peneliti seperti melihat adanya kekuatan bagi harian Media

Indonesia memberitakannya untuk memperkuat gagasan dan ide yang dituangkan

dalam berita tersebut.

Di Sukabumi, Jawa Barat, Kapolri Jenderal Sutanto, menegaskan dasar hukum larangan keberadaan aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang dinilai sesat, karena telah meresahkan masyarakat, adalah penistaan agama.

107 Ibid, Paragraf 3.

Page 85: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

A.2.2. Skrip.

Dari analisis skrip atau cara wartawan mengisahkan fakta, unsur yang

diamati adalah kelengkapan 5W+1H. Peneliti menemukan uraian yang kurang

tuntas terutama dari sisi why atau mengapa dalam pemberitaan tersebut.

Menurut pandangan peneliti, dalam berita tersebut peneliti melihat ada

upaya harian Media Indonesia untuk mencoba bersikap netral. Namun, tetap saja

terlihat porsi penulisan untuk organisasi ICMI lebih besar terhadap sumber

lainnya. Pada berita itu dari awal sampai setengah tulisan peneliti menemukan

kecenderungan harian Media Indonesia menulis ICMI lebih banyak. Hal ini

memperlihatkan ada pemihakan terhadap organisasi massa ICMI yang dilakukan

oleh harian Media Indonesia dalam isi berita itu, dan inilah yang menurut peneliti

salah satu kekurangan dalam kelengkapan berita dilihat dari sisi why.

Jadi, pada prinsipnya berita yang dimuat pada tanggal 31 Oktober itu

dianalisis melalui skrip beritanya mempunyai dua kekurangan, pertama, salah satu

unsur kelengkapan dalam penulisan berita yaitu unsur why atau mengapa berita itu

tidak diuraikan dengan jelas. Kedua, faktor lainnya yaitu unsur kapan atau when

juga tidak diuraikan dengan tuntas dan jelas.

A.2.3. Tematik.

a. Detail

Dari pandangan tematik berita tersebut, peneliti menganalisisnya dari

detail dan bentuk kalimat. Pada detail berita tersebut peneliti hanya menemukan

pernyataan dari Marwah Daud Ibrahim yang diuraikan dengan detail dan panjang,

Page 86: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

sedangkan pendapat yang lainnya hanya mendapatkan porsi lebih sedikit dari

Marwah Daud Ibrahim.

Melihat pada kenyataan bahwa kutipan dari sumber lain hanya sedikit

porsinya, menandakan hal itu sebagai upaya harian Media Indonesia untuk

mengangkat ICMI, hal tersebut kemudian ditafsirkan oleh pembaca bahwa ICMI

mempunyai misi untuk mengoptimalkan peran Da’i atau tokoh agama, sedangkan

MUI mempunyai otoritas mengeluarkan fatwa suatu agama itu sesat atau tidak.

Dari detail cerita tersebut peneliti melihat bahwa wartawan harian Media

Indonesia ingin menyampaikan pendapat ICMI hal ini terlihat dari teks yang

tertulis:

MAJENE (Media): Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim meminta masyarakat menahan diri terkait dengan terbongkarnya berbagai aliran yang dinilai sesat dan mengatasnamakan agama. Dalam menangani masalah tersebut pemerintah dinilai telah melakukannya dengan tegas namun bijak...Menurut Marwah, tumbuhnya berbagai aliran yang dinilai menyimpang dari syariat (Islam) karena berbagai faktor, antara lain kian suburnya gairah untuk kembali ke spiritual namun tidak dibarengi dengan cara-cara yang benar..."Ini sebenarnya persoalan lama dan bukan hanya di Indonesia, di negara lain juga banyak seperti ini," jelas Marwah...ICMI ke depan, akan tetap berkonsentrasi membangun kualitas iman dan takwa yang dibarengi ilmu pengetahuan dan teknologi.108

b. Koherensi.

Adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah

kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga

tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi

berhubungan.

108

“Aliran Sesat Penanganannya Harus Tegas dan Bijak”, Media Indonesia. 31 Oktober

2007. h. 2, Paragraf 1-4.

Page 87: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Bila dianalisis melalui koherensi antar paragraf, peneliti melihat bahwa

pernyataan Marwah Daud Ibrahim tersebut ditujukan sebagai penegasan terhadap

tekanan teks berita. Mulai dari awal paragraf sampai dengan berikutnya terdapat

koherensi penjelas yang menguatkan legalitas ICMI dalam menangani kasus

aliran sesat.

c. Bentuk Kalimat

Dari sisi bentuk kalimatnya. Kalimat tersebut memakai bentuk kalimat

deduksi yang menyimpan gagasan atau inti berita di awal paragraf dan disusul

dengan uraian kembali dibawahnya. Dalam pemberitaan tersebut harian Media

Indonesia menyediakan porsi pernyataan yang lumayan dominan bagi ICMI,

Marwah Daud. Ibrahim Sedangkan pernyataan sumber lainnya hanya ditulis satu

paragraf.

Jenis kalimat yang digunakan dalam pemberitaan aliran al Qiyadah pada

tanggal 31 Oktober 2007 ini adalah kalimat aktif dan pasif. Dengan pemakaian

awalan (me-) dan (di-) yang cukup berimbang.

A.2.4. Retoris.

Sedangkan dilihat dari analisis retoris atau penekanan maknanya harian

Media Indonesia berkali-kali di setiap kalimat menekankan legalitas keilmuan.

Label otoritas keilmuan yang ditekankan dalam penulisan berita tersebut

mengarah pada legalitas suatu organisasi massa. Dalam petikan berita berikut ini

sesungguhnya harian Media Indonesia menekankan bahwa ICMI juga mempunyai

kekuatan untuk menentukan aliran ini sesat atau tidak, namun masih tetap yang

berhak mengeluarkan fatwa adalah MUI. Otoritas keilmuan itulah yang dijadikan

Page 88: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

harian Media Indonesia menuliskan pendapat Marwah Daud Ibrahim lebih

banyak.

a. Leksikon (kata)

Terdapat beberapa pemilihan kata yang ditulis oleh harian Media

Indonesia, seperti gairah pada paragraf 2, yang sebenarnya bisa dengan kata lain,

yakni keinginan atau pun kemauan. Lalu wilayah yang biasanya diartikan daerah

atau kawasan. Namun dalam pemberitaannya yang dimaksud dengan wilayah

adalah urusan atau pun tanggungjawab. Kata yang lainnya adalah bertapa yang

juga bisa disebut dengan berdiam diri.

b. Grafis

Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau

ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati

dari teks. Dalam petikan teks berikut ini terdapat grafis yang ditekankan dalam

pemberitaannya.

Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah didirikan Ahmad Moshaddeq. Ia mengaku pada 3 Juli 2006, setelah bertapa selama 40 hari 40 malam mendapat 'wahyu dari Allah' sebagai rasul menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Dalam ajarannya, pengikut aliran ini tidak diwajibkan melaksanakan salat, ibadah puasa, dan menunaikan ibadah haji.109

Dari tulisan tersebut, terlihat bahwa grafis yang digunakan untuk

menekankan fakta yang diungkap oleh harian Media Indonesia adalah dengan

menggunakan tanda petik.

Tanda petik ini digunakan agar khalayak dapat mengamati dengan jelas

penekanan yang ditonjolkan dalam pemberitaannya kali ini.

109

“Aliran Sesat Penanganannya Harus Tegas dan Bijak”, Media Indonesia. 31 Oktober

2007. h. 2, Paragraf 9.

Page 89: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Tabel 7

Framing Edisi 31 Oktober 2007

“Aliran Sesat Penanganannya Harus Tegas dan Bijak”

Frame 2: Respon Tegas dan Bijak Terhadap Aliran Sesat.

Struktur Variabel

Headline: ALIRAN SESAT Penanganannya Harus Tegas dan Bijak → Pernyataan yang menguraikan hal yang berkaitan dengan

judul terdapat pada bagian awal tulisan.

Lead: MAJENE (Media): Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan

Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim meminta

masyarakat menahan diri terkait dengan terbongkarnya berbagai

aliran yang dinilai sesat dan mengatasnamakan agama. Dalam

menangani masalah tersebut pemerintah dinilai telah

melakukannya dengan tegas namun bijak.

→ Jenis lead diatas termasuk ke dalam jenis statement lead

(teras berita pernyataan). Selain itu, bila diamati berdasarkan

5W+1H. Lead ini termasuk jenis lead who (teras berita siapa).

Siapa yang ada dalam petikan lead dalam pemberitaan tersebut.

Latar Informasi:

Di akhir berita, harian Media Indonesia menyusun berita tersebut secara implisit menekankan bahwa sudah banyak masyarakat,

khususnya pelajar dan mahasiswa yang menjadi pengikut aliran ini. Sehingga dengan adanya hal ini maka benar pernyataan dari

ICMI bahwa untuk menangani kasus ini pemerintah harus bersikap tegas dan bijak.

→ Latar informasi yang dipakai oleh Harian Media Indonesia disampaikan mengarah kepada narasumber.

Kutipan: "Ini sebenarnya persoalan lama dan bukan hanya di Indonesia, di

negara lain juga banyak seperti ini," jelas Marwah.

→ Ditulis kutipan langsung dari salah satu narasumber.

Sumber:

Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

Marwah Daud Ibrahim.

Pernyataan:

Kapolri Jenderal Sutanto, menegaskan dasar hukum larangan

keberadaan aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang dinilai sesat,

karena telah meresahkan masyarakat, adalah penistaan agama

→ Merupakan pernyataan yang memperkuat berita.

Sintaksis

Penutup: -

Wawancara dilakukan kepada berbagai narasumber, khususnya mengenai al

Qiyadah Al Islamiyah. Harian Media Indonesia menempatkan pernyataan Ketua

Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Marwah Daud Ibrahim pada

Page 90: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

awal tulisan, baru disusul pernyataan kepala kepolisian Sukabumi, Jendral

Sutanto. Perihal penanganan aliran sesat harus tegas dan bijak.

Who:

Aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah

What: Penanganan kasus aliran sesat di Indonesia.

When: -

Where:

Jawa Barat, Sukabumi.

Why: -

Skrip

How: Setiap mencuat kasus aliran sesat maka harus bijak dan tegas

dalam menanganinya dan sebuah aliran dinilai sesat adalah wewenang dari MUI.

Harian Media Indonesia menuliskan pendapat dari ketua Presidium ICMI ditempatkan pada porsi yang lebih besar. Wartawan memberikan tekanan yang

didahulukan pada narasumber ICMI, di sini harian Media Indonesia terlihat memihak pada salah satu narasumber.

Detail: Detail yang disampaikan oleh harian Media Indonesia adalah

pendapat dari ketua presidium ICMI, Marwah Daud Ibrahim.

Koherensi:

Pernyataan Marwah Daud Ibrahim yang ditujukan sebagai

penegasan terhadap tekanan teks berita. Mulai dari awal paragraf

sampai dengan paragraf berikutnya.

→ Terdapat koherensi penjelas yang menguatkan legalitas ICMI

dalam menangani kasus aliran sesat.

Tematik

Bentuk Kalimat:

Dari sisi bentuk kalimatnya, harian Media Indonesia memakai

bentuk kalimat deduksi yang menyimpan gagasan atau inti berita di awal paragraf dan disusul dengan uraian kembali dibawahnya.

Dan Jenis kalimat yang digunakan dalam pemberitaan aliran al Qiyadah pada tanggal 31 Oktober ini adalah kalimat aktif dan

pasif. Dengan pemakaian awalan (me-) dan (di-) yang cukup berimbang.

(1). Tumbuhnya berbagai aliran yang dinilai menyimpang dari syariat (Islam). (2). Setiap hadir sesuatu aliran yang dianggap sesat, maka penanganannya harus

tegas dan bijak. (3). Fatwa mengenai sebuah aliran tetap menjadi wilayah dari MUI.

Kata: Ada beberapa kata yang digunakan dalam penulisannya, yaitu

gairah, wilayah, dan bertapa.

Idiom: -

Foto: -

Retoris

Grafis: ‘Wahyu dari Allah’

→ Dengan menggunakan tanda petik, tulisan ini menjadi terlihat beda dan jelas. Dengan begitu, harian Media Indonesia telah

memberikan penekanan dalam pemberitaannya.

Page 91: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Harian Media Indonesia memakai otoritas keilmuan untuk mendukung gagasan

atau pendapat wartawan. Pemberian label otoritas keilmuan dari pakar yang

diwawancarai.

A.3. Frame 3: Al Qiyadah Dilarang di Jakarta

Berita yang diturunkan harian Media Indonesia pada tanggal 1 November

2007 menyoroti tentang pelarangan berkembangnya ajaran aliran al Qiyadah al

Islamiyah di wilayah Provinsi DKI Jakarta mulai tanggal 31 Oktober 2007 yang

dituangkan dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta.110

Dengan judul Keagamaan,

Ajaran al Qiyadah dilarang di Jakarta.

Dalam berita tersebut terdapat larangan ajaran al Qiyadah yang merupakan

putusan dari beberapa instansi pemerintahan. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo

yang menghadiri pertemuan tersebut di Balai Kota untuk menandatangani

keputusan itu.111 Harian Media Indonesia mencoba konsisten dengan visi dan

misinya yang menyajikan berita sesuai fakta yang ada.112

A.3.1. Sintaksis.

a. Headline

Pada bagian headline, pemberitaan isu aliran sesat yang dipublikasikan

oleh harian Media Indonesia cukup mewakili isi dari berita. Petikan headline

tersebut adalah:

KEAGAMAAN Ajaran Al-Qiyadah Dilarang di Jakarta

110

“Keagamaan Ajaran Al Qiyadah dilarang di Jakarta”, Media Indonesia, 1 November

2007, h. 4 111

Ibid, Paragraf 2 112

Wawancara Pribadi dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia, 2 Juni 2007,

di Kedoya, Kebun Jeruk.

Page 92: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Secara sintaksis berita yang dipublikasikan oleh harian Media Indonesia

pada tanggal 1 November 2007 ini, berisikan tentang sebuah pernyataan yang

menegaskan bahwa aliran al Qiyadah dilarang penyebarannya di DKI Jakarta.

Harian Media Indonesia memakai judul pada pemberitaan kali ini dengan

memakai pernyataan dari Peraturan Gubernur (Pergub) DKI yang ditetapkan pada

31 Oktober 2007 di Jakarta.

b. Lead

Dilihat dari analisis sintaksis terutama dari sisi lead dan judul berita

tersebut yang berbunyi sebagai berikut:

KEAGAMAAN Ajaran Al-Qiyadah Dilarang di Jakarta.

Dan leadnya,

JAKARTA (Media): Kegiatan ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah dilarang di wilayah Provinsi DKI Jakarta terhitung 31 Oktober. Larangan itu dituangkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI.

Judul dan lead berita tersebut menceritakan bahwa pemerintah Provinsi

DKI Jakarta bersungguh-sungguh untuk melakukan pelarangan terhadap ajaran

aliran yang disebut sebagai aliran sesat tersebut. Selain itu teks berita tersebut

mempunyai pesan bahwa sejak tanggal diberlakukannya pelarangan ajaran sesat

itu membuktikan bahwa sudah tidak ada tempat buat para pengikut aliran tersebut.

Berita ini menggunakan lead jenis pernyataan, yang berisi dengan

pelarangan kegiatan ajaran al Qiyadah di wilayah DKI Jakarta. Jenis lead

berdasarkan 5W+1H nya adalah lead when (teras berita kapan). Karena tertulis

mulai tanggal 31 Oktober 2007 aliran ini dilarang kegiatannya di Provinsi DKI

Jakarta.

Page 93: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

c. Latar.

Dari wacana latar informasinya peneliti menemukan teks berita yang

berbunyi:

Pergub sudah disiapkan dan ditandatangani Fauzi Bowo dan tinggal memberi nomor. "Polda Metro Jaya bersama Pemprov DKI akan melakukan penertiban dan langkah hukumnya ditangani Kejaksaan Tinggi DKI," jelas Fauzi Bowo dalam jumpa pers yang dihadiri peserta rapat......Moshaddeq dijerat dengan Pasal 3 UU No1/PNPS Tahun 1965 dan UU No 5 Tahun 1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Ajaran Agama. "Kejaksaan Tinggi DKI memastikan aliran Al-Qiyadah sesat dan kami juga bisa mengenakan Pasal 156 A KUHP tentang Penodaan Agama, ancaman hukumannya lima tahun penjara," papar Kapolda.113

Dari kutipan berita tersebut penekanan yang dijadikan latar informasi oleh

harian Media Indonesia adalah alasan kenapa ajaran al Qiyadah dilarang di DKI

Jakarta, yaitu telah melanggar beberapa Undang-undang Negara Indonesia juga

Garis Besar Haluan Negara. Hal itu dipandang sebagai kekuatan untuk membuat

peraturan Gubernur tentang hal pelarangan tersebut.

Harian Media Indonesia memaknai peraturan tersebut sebagai sebab dari

pelanggaran aliran al Qiyadah terhadap UU yang berlaku di Indonesia. Peneliti

menafsirkan bahwa harian Media Indonesia menjadikan alasan terjerat beberapa

UU dan pasal itu untuk memberatkan aliran al Qiyadah untuk segera

menghentikan perkembangan ajarannya di pelosok negeri dan juga sebagai

cerminan sikap yang menjunjung tinggi nilai supremasi hukum di Indonesia.

Di dalam tubuh berita tersebut peneliti menemukan kalimat berita yang

bertuliskan:

Moshaddeq telah menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya, Senin (29/10) malam dan kemarin sudah ditetapkan sebagai tersangka bersama dua

113

“Keagamaan Ajaran Al Qiyadah dilarang di Jakarta”, Media Indonesia, 1 November

2007, h. 4, Paragraf 3 dan 7.

Page 94: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

pengikutnya Muhammad bin Suid alias Mamat, 35, dan Mujiono, 30. Mamat dan Mujiono dipidana karena memasang pamflet aliran tersebut.

Penggalan berita tersebut dimaknai harian Media Indonesia sebagai upaya

penegasan pernyataan sebelumnya yang ditujukan bagi proses hukum yang

dijalani aliran al Qiyadah al Islamiyah. Namun ada hal yang membedakan dari

pernyataan ini terletak pada penekanan yang dilakukan, bila dalam penggalan

berita sebelumnya penekanan lebih menjurus kepada upaya penyerahan diri

Moshaddeq bersama dua orang pengikutnya. Sedangkan pada penggalan teks

berita ini mengacu pada kecaman terhadap perbuatan penyebaran pamflet aliran

tersebut.114

Bila ditelusuri lebih jauh pada penggalan berita ini, ada upaya untuk

menggulingkan aliran al Qiyadah yang tidak mencerminkan syariat (Islam) ini,115

namun di sisi lain ada kebaikan juga di dalam diri Moshaddeq yang sudah

beberapa kali menerbitkan buku bernuansa Islam. Hal itulah yang di sorot dan

ingin ditonjolkan oleh harian Media Indonesia bahwa sebelumnya Moshaddeq

sudah menyumbangkan bahkan sampai dengan diterbitkannya buku-buku Islam

yang dia buat.116

d. Kutipan

Pada teks berita selanjutnya harian Media Indonesia kembali menyusun

beritanya dengan mengutip pernyataan Kapolda yang tertulis:

114

Ibid, Paragraf 6 115

“Warga Sweeping Vila Pengajian Al Qiyadah”, Media Indonesia, 28 November 2007, h. 3, Paragraf 6.

116 “Keagamaan Ajaran Al Qiyadah dilarang di Jakarta”, Media Indonesia, 1 November

2007, Paragraf 8. (Moshaddeq menerbitkan sejumlah buku Islam mau pun berbau Kristen yang

telah dijadikan barang bukti. Beberapa bukunya berjudul Al Masih Al Mawud dan Ruhul Qudus,

Menyngkap Tabir: Pemisahan Yesus Kristus dari Sejarah, serta Keutamaan Enam Program

Pengabdian: Sistem Kehidupan Abraham).

Page 95: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Moshaddeq dijerat dengan Pasal 3 UU No1/PNPS Tahun 1965 dan UU No 5 Tahun 1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Ajaran Agama. "Kejaksaan Tinggi DKI memastikan aliran Al-Qiyadah sesat dan kami juga bisa mengenakan Pasal 156 A KUHP tentang Penodaan Agama, ancaman hukumannya lima tahun penjara," papar Kapolda.117

Penggalan berita itu kembali menegaskan bahwa aliran ini memang sudah

benar-benar salah atau sesat dan juga telah melalaikan UU Negara juga pasal

tentang penodaan dan penistaan agama. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

proses hukum yang dijalani Moshaddeq dan dua pengikutnya merusak citra umat

Islam secara keseluruhan dan dipandang sebagai keyakinan yang tidak benar.

Di samping itu, pelarangan berkembangnya ajaran aliran ini oleh

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan juga beberapa instansi pemerintahan

lainnya, yang mengumumkan bahwa sejak tanggal 31 Oktober 2007 tidak

diizinkannya aliran al Qiyadah untuk beroperasi di wilayah Provinsi DKI

Jakarta.118

A.3.2. Skrip.

Dari wacana analisis skripnya sudah cukup jelas pemaparan dari wartawan

perihal kelengkapan 5W+1H. Sehingga akan membuat pembaca merasa

menemukan kelengkapan informasi dalam memahami berita tersebut.

A.3.3. Tematik.

a. Detail

Sementara itu, dilihat dari frame tematiknya peneliti mengamati dari

elemen wacana detail dan maksud kalimat serta koherensi antar paragraf dari

detail berita tersebut seperti yang terlihat pada teks berikut ini:

117

Ibdi, Paragraf 7 118 Ibid, Paragraf 1

Page 96: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Kekhawatiran Kapolda sudah terjadi di Bogor. Warga merusak bangunan tempat Ahmad Moshaddeq menerima wahyu di Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Warga bersama aparat juga berencana membongkar beberapa vila yang diduga milik Moshaddeq.119

Dari petikan teks tersebut, sepertinya ada informasi penting lainnya yang

ingin disampaikan oleh wartawan seputar pengrusakan vila tempat Moshaddeq

menerima wahyu di Gunung Sari, Bogor.

b. Maksud Kalimat (koherensi)

Elemen wacana lainnya adalah maksud kalimat, dalam petikan berita ini

ada teks berita yang tertulis:

Pergub sudah disiapkan dan ditandatangani Fauzi Bowo dan tinggal memberi nomor. "Polda Metro Jaya bersama Pemprov DKI akan melakukan penertiban dan langkah hukumnya ditangani Kejaksaan Tinggi DKI," jelas Fauzi Bowo dalam jumpa pers yang dihadiri peserta rapat.120

Dalam petikan berita tersebut harian Media Indonesia melakukan

penekanan dan pemaknaan secara implisit terhadap pelarangan ajaran al Qiyadah

di DKI Jakarta. Kutipan pernyataan Fauzi Bowo itu sesungguhnya mengatakan

bahwa sudah tidak ada lagi ruang bagi aliran al Qiyadah untuk dapat bergerak

bebas di Provinsi DKI Jakarta.

Harian Media Indonesia menuliskan fakta-fakta ini yang kemudian

dirangkum dalam berita ini sehingga melahirkan penonjolan makna pencitraan

sosok Moshaddeq yang dipandang tidak sesuai dengan syariat Islam. Pesan yang

akan dimaknai dan ditonjolkan itu menggunakan pernyataan Kapolda DKI Jakarta

perihal pelanggaran hukum oleh aliran ini. Dengan begitu, harian Media Indonesia

119

Ibid, Paragraf 5. 120 Ibid, Paragraf 3

Page 97: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

mencoba memperkuat gagasannya dengan menggunakan narasumber yang

kompeten dan terjun langsung dalam hal ini.

c. Bentuk Kalimat

Penulisan kalimat dalam berita ini bersifat deduktif, di mana hal yang

utama diuraikan pada awal paragraf yang disusul uraian pelengkap seterusnya.

Dalam berita ini kalimat yang digunakan bersifat pasif. Seperti beberapa awalan

(di-), yang diantaranya: dilarang, dituangkan, dihadiri, disiapkan, ditandatangani,

ditangani, diperiksa, diduga, ditetapkan, dijerat, dan dijadikan.

d. Kata Ganti.

Adalah elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu

komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator

untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana.

Dalam pemberitaan ini, peneliti menemukan kata ganti ‘kami’ yang

dipakai oleh wartawan untuk menggantikan kata Kapolda Metro Jaya. yang

tertulis:

Moshaddeq dijerat dengan Pasal 3 UU No1/PNPS Tahun 1965 dan UU No 5 Tahun 1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Ajaran Agama. "Kejaksaan Tinggi DKI memastikan aliran Al-Qiyadah sesat dan kami juga bisa mengenakan Pasal 156 A KUHP tentang Penodaan Agama, ancaman hukumannya lima tahun penjara," papar Kapolda121

Selain itu peneliti juga menemukan kata ganti yang dipakai untuk

menggantikan Mosshadeq yang tertulis pada paragraf berikutnya:

Moshaddeq merupakan putra asli Betawi dan pernah menjadi pelatih bulu tangkis di PBSI pada 1971-1992. "Setelah tidak lagi melatih, dia mempelajari Alquran secara autodidak sehingga mempunyai pemahaman dan keyakinan sendiri," jelas Adang.

121

“Keagamaan Ajaran Al Qiyadah dilarang di Jakarta”, Media Indonesia, 1 November

2007, Paragraf 7

Page 98: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Dan "Buku-buku itu buatan Pak Haji?" tanya wartawan kepada Moshaddeq. Pria berkepala setengah botak itu hanya tersenyum dan mengangguk.

A.3.4. Retoris.

a. Leksikon (kata)

Leksikon, menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas

berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Dari analisis retorisnya peneliti melihat

yang banyak digunakan sebagai retorikanya adalah pada leksikon yang terdapat

pada teks berita. Diantaranya ada kata ‘terjerat’ yang dengan kata lain dapat juga

diartikan terkena atau dikenakan, juga terdapat kata ‘autodidak’ yang juga berarti

belajar sendiri, tanpa ilmu yang didapati sebelumnya. Selain itu pemakain kata

‘berbau’ juga mendapat pengertian sebagai suatu yang bernuansa.

b. Foto

Dalam pemberitaannya kali ini, harian Media Indonesia menyisipkan foto

dari Kapolda Metro Jaya DKI Jakarta, Adang Firman. Dalam fotonya, yang

terlihat hanya bagian muka dari Adang Firman yang di masukan dalam

pemberitaannya.

Dengan adanya gambar wajah atau foto dari Adang Firman ini, harian

Media Indonesia menekankan pada penonjolan eksistensi Kapolda Metro Jaya

dalam menangani kasus penyebaran aliran al Qiyadah al Islamiyah yang terjadi di

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Harian Media Indonesia terlihat mengutamakan

pendapat dari Kapolda Metro Jaya, karena di bawah foto terdapat tulisan caption

yang cukup besar, yaitu “Saya minta masyarakat tidak main hakim sendiri. Adang

Firman, Kapolda Metro Jaya”.

Page 99: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Foto tersebut adalah hasil pengambilan dari harian Media Indonesia

sendiri, dengan inisial MEDIA/ADAM DP. Dengan kata lain tidak mengambil dari

lembaga pers lain yang ada di Indonesia atau pun luar Indonesia.

Tabel 8

Framing Edisi 1 November 2007

“Keagamaan Ajaran Al-Qiyadah Dilarang di Jakarta”

Frame 3: Al Qiyadah Dilarang di Jakarta

Struktur Variabel

Headline:

KEAGAMAAN Ajaran Al-Qiyadah Dilarang di Jakarta

→ Pernyataan yang menguraikan hal yang berkaitan dengan

judul terdapat pada bagian awal tulisan, tepatnya pada bagian

teras berita (lead).

Lead: JAKARTA (Media): Kegiatan ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah

dilarang di wilayah Provinsi DKI Jakarta terhitung 31 Oktober. Larangan itu dituangkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub)

DKI. → Jenis lead diatas termasuk ke dalam jenis statement lead

(teras berita pernyataan). Jenis lead berdasarkan 5W+1H nya

adalah lead when (teras berita kapan). Karena tertulis mulai

tanggal 31 Oktober 2007 aliran ini dilarang kegiatannya di

Provinsi DKI Jakarta.

Latar Informasi: Beberapa alasan penyebab pelarangan ajaran al Qiyadah dilarang

di Provinsi DKI Jakarta.

→ Latar informasi yang dipakai oleh Harian Media Indonesia

selaras dengan judul yang dipakai.

Kutipan: "Kejaksaan Tinggi DKI memastikan aliran Al-Qiyadah sesat dan kami juga bisa mengenakan Pasal 156 A KUHP tentang Penodaan Agama, ancaman hukumannya lima tahun penjara," papar Kapolda. → Ditulis kutipan langsung yang menyatakan bahwa aliran al

Qiyadah telah terjerat hukum.

Sumber:

Kapolda Pemprov DKI Jakarta. Namun tidak disebutkan siapa

namanya.

Pernyataan: -

Sintaksis

Penutup: -

Pernyataan Gubernur DKI Jakarta cukup ditulis pada awal tulisan, setelah itu

disusul dengan pernyataan dari Kapolda Pemprov DKI Jakarta perihal alasan

Page 100: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

penyerahan diri Moshaddeq dan kedua orang pengikutnya.

Who:

Ajaran al Qiyadah al Islamiyah dan Pemprov DKI Jakarta.

What:

Pelarangan penyebaran ajaran al Qiyadah di Jakarta.

When:

31 Oktober 2007

Where:

DKI Jakarta

Why:

Aliran al Qiyadah al Islamiyah terbukti sesat.

Skrip

How:

Pemimpin al Qiyadah dijerat pasal 3 UU No.1/PNPS Thn 1965 dan UU No.5 Thn 1969 juga pasal 156A KUHP.

Harian Media Indonesia menempatkan pendapat satu tidak ditempatkan lebih utama dari pendapat lainnya. Di sini Harian Media Indonesia terkesan netral

kepada kedua belah pihak karena porsi pemberitaan seimbang.

Detail:

Detail yang terlihat pada pemberitaan ini, terdapat informasi penting lainnya tentang kejadian peristiwa pengrusakan tempat

kelompok al Qiyadah yang terdapat di bogor.

Koherensi:

harian Media Indonesia melakukan penekanan dan pemaknaan

secara implisit terhadap pelarangan ajaran al Qiyadah di DKI

Jakarta dan penonjolan makna pencitraan sosok Moshaddeq

yang dipandang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Tematik

Bentuk Kalimat:

Penulisan kalimat dalam berita ini bersifat deduktif, di mana hal

yang utama diuraikan pada awal paragraf yang disusul uraian

pelengkap seterusnya. Dalam berita ini kalimat yang digunakan bersifat pasif.

Kata Ganti:

kata ganti ‘kami’ yang dipakai oleh wartawan untuk menggantikan kata orang-orang yang berada di Polda Metro

Jaya. Juga terdapat kata ganti untuk menggantikan panggilan Moshaddeq, yaitu ‘dia’ dan ‘Pak Haji’.

(1). Kegiatan ajaran Al Qiyadah Al Islamiyah dilarang di wilayah DKI Jakarta. (2). Perusakan tempat Moshaddeq di daerah Gunung Sari, Bogor. (3).

Moshaddeq dijerat Pasal 3 UU No1/PNPS Tahun 1965 dan UU No 5 Tahun

1969, juga terjerat Pasal 156 A KUHP tentang Penodaan Agama.

Kata:

Ditemukan beberapa kata yang dipilih oleh harian Media

Indonesia, diantaranya adalah terjerat, autodidak, dan berbau.

Idiom: -

Retoris

Foto: Sebuah foto bagian muka atau wajah dari Adang Firman,

Kapolda Metro Jaya DKI Jakarta.

Page 101: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Grafis: -

Pemakaian klaim yuridis juga otoritas keilmuan dari ahlinya tentang penanganan

kasus aliran sesat. Dengan begitu apa yang dituliskan oleh wartawan bisa

diperkuat dengan pemakaian legalitas keilmuan dari pakarnya.

A.4. Frame 4: Pemeriksaan Anggota Al Qiyadah Al Islamiyah.

Pada tanggal 7 November 2007 harian Media Indonesia mengangkat berita

yang berjudul ‘Aliran Sesat 168 Anggota al Qiyadah Diperiksa’.

Dalam pemberitaan itu, kapolda Jawa Tengah melakukan pemeriksaan

kepada anggota al Qiyadah al Islamiyah yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Dalam proses pemeriksaan itu juga terdapat puluhan orang mantan pengikut aliran

ini yang dengan sengaja mendatangi Polda untuk meminta perlindungan dari

perbuatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang tidak menyukai

kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat.122

A.4.1. Sintaksis

a. Headline

Secara sintaksis berita yang dipublikasikan oleh harian Media Indonesia

pada tanggal 7 November 2007 ini, berisikan tentang 168 anggota al Qiyadah al

Islamiyah yang telah diperiksa oleh Polda wilayah Jawa Tengah. Yang tertulis

sebagai berikut:

Aliran Sesat 168 Anggota Al Qiyadah Diperiksa

122

“Aliran Sesat 168 Anggota Al Qiyadah di Periksa”, Media Indonesia, 7 November

2007, h. 6, Paragraf 1 dan 4

Page 102: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Harian Media Indonesia memakai judul pada pemberitaan kali ini sesuai

dengan lead yang dipakai dan uraian dari judul dapat kembali di simak pada

bagian leadnya.

b. Lead

Dilihat dari analisis sintaksis, harian Media Indonesia memandang

pemeriksaan terhadap 168 anggota aliran ini sebagai bentuk penanganan sigap

dari Polda setempat. Kutipan lead beritanya tertulis:

PEMALANG (Media): Sebanyak 168 anggota Al Qiyadah Al Islamiyah di Jawa Tengah (Jateng) hingga kini telah diperiksa polisi. Beberapa di antara mereka telah ditetapkan sebagai tersangka dan sebagian lainnya sengaja mendatangi polda minta perlindungan.

Kutipan lead tersebut disusun oleh harian Media Indonesia sehingga

mempunyai makna bahwa sudah cukup banyak masyarakat yang terseret masuk

ke dalam aliran tersebut dan harus segera ditangani dengan menetapkan beberapa

anggotanya sebagai tersangka.123

Bila dilihat dengan teliti makna yang akan

ditekankan dalam penyusunan lead itu diarahkan sebagai simbol bahwa aliran ini

memang harus segera ditangani sebelum masyarakat yang mengambil tindakan

terlebih dahulu, juga untuk menghindari tindakan yang tidak inginkan.

Lead yang digunakan oleh harian ini masih tetap konsisten pada lead jenis

pernyataan dan juga jenis lead when (teras berita kapan). Masuk ke dalam teras

berita pernyataan karena memang terdapat pernyataan tentang 168 anggota al

Qiyadah yang diperiksa, juga terdapat kata hingga kini, yang menerangkan waktu.

123

“Aliran Sesat 168 Anggota Al Qiyadah di Periksa”, Media Indonesia, 7 November

2007, h. 6, Paragraf 1

Page 103: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

c. Latar.

Dalam pemberitaan ini harian Media Indonesia juga terlihat ingin

menonjolkan berita seputar orang hilang. Dugaan ini terkait dengan adanya aliran

sesat tersebut karena mayoritas orang hilang adalah berstatus mahasiswa. Hal ini

berkaitan dengan pengakuan Moshaddeq bahwa anggotanya mayoritas adalah

pelajar dan mahasiswa.124

Sementara itu, Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Bandung, Jawa Barat (Jabar), masih meneliti modus operandi di balik maraknya orang hilang yang sebagian korbannya berstatus mahasiswa.125

Dalam pandangan peneliti, kutipan teks berita itu disusun berdampingan

dengan berita sebelumnya yang telah dipublikasikan oleh harian Media Indonesia.

d. Kutipan.

Kutipan pernyataan yang mendukug gagasan pokok harian Media

Indonesia berada dalam penggalan teks berikut ini:

Kapolda Jateng Inspektur Jenderal Dody Semantiawan mengatakan jumlah itu diperkirakan terus bertambah. ''Yang jelas jumlah mereka yang kita amankan setiap harinya terus meningkat, terutama dalam tiga hari terakhir,'' ujar Dody......di lapangan Kecamatan Warung pring, Kabupaten Pemalang, Jateng, kemarin.126

Petikan berita tersebut disusun harian Media Indonesia sebagai pencitraan

terhadap banyaknya pengikut aliran tersebut, khususnya di kota Surakarta dan

Semarang.

Juga terdapat kutipan lainnya ditempat yang berbeda, seperti teks berikut

ini:

124

“Aliran Sesat, Penanganannya Harus Tegas dan Bijak”, Media Indonesia, 31 Oktober

2007, h. 2, Paragraf Terakhir. 125

“Aliran Sesat 168 Anggota Al Qiyadah Diperiksa”, Media Indonesia, 7 November

2007, Paragraf 6. 126 Ibid, Paragraf 2.

Page 104: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Ketua tim Pakem Bandung Chuk Suryosumpeno mengatakan hingga kini belum menemukan latar belakang di balik maraknya orang hilang tersebut....''Bisa saja mereka (korban hilang) dibujuk dan dicuci otaknya untuk kegiatan tertentu. Kami masih melakukan penelitian,'' papar Chuk, yang juga Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bandung, kemarin.

e. Pernyataan.

Sementara itu untuk melihat bagaimana harian Media Indonesia

memorsikan pernyataan dari narasumber bisa dilihat pada bentuk berita yang

ditulis sebagai berikut:

Dody menyebutkan, dari ratusan anggota Al Qiyadah itu paling banyak berasal dari daerah Surakarta dan Semarang.127

Dari kutipan pernyataan dalam teks berita tersebut peneliti mengambil

sebuah kesimpulan bahwa kutipan pernyataan itu memiliki kecenderungan sikap

tegas dan cepat dari Polda Jawa Tengah yang diceritakan oleh wartawan dalam

beberapa paragraf.

A.4.2. Skrip.

Dari analisis skrip, yang dilihat dari kelengkapan berita belum sepenuhnya

dituntaskan oleh harian Media Indonesia, sejak awal berita hingga akhir berita

peneliti tidak menemukan salah satu entitas yang kurang diperjelas yaitu unsur

How atau bagaimana tidak dihadirkan dengan tuntas. Sehingga peneliti sendiri

mempuyai pertanyaan terhadap isi berita tersebut. Bagaimana pemeriksaan itu

terjadi, seperti apa pemeriksaan yang dilakukan oleh Polda Jawa Tengah terhadap

anggota al Qiyadah yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Di dalam berita tidak

terlihat upaya penjelasan yang tuntas.

127 Ibid, Paragraf 3.

Page 105: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Yang menjadi bahan analisis peneliti adalah mengapa hanya ditekankan

pada pemeriksaan anggota yang dianggap sebagai tersangka di Polda Jawa

Tengah. Sedangkan yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana cara atau teknis

pemeriksaan anggota-anggota tersebut. Hal itu tidak mendapat penjelasan yang

rinci. Sehingga untuk kerangka itulah perlunya penjelasan yang mendetail agar

pembaca tidak bertanya-tanya seperti apa pemeriksaan yang dilakukan terhadap

berita yang dimuat oleh harian Media Indonesia tersebut.

Selain itu, unsur lainnya adalah when. Dalam teks tidak tertera tanggal

berapa anggota al Qiyadah diperiksa sehingga menjadi sebanyak 168 orang. When

hanya diterangkan dengan kata hingga kini, sehingga peneliti berpendapat berita

ini menjadi tidak tuntas dan tidak jelas.

A.4.3. Tematik.

Dari analisis tematik, peneliti mengamati beberapa poin tentang

bagaimana wartawan harian Media Indonesia menuliskan fakta dari berita

tersebut.

a. Detail.

Dalam berita itu peneliti menemukan detail seputar pemeriksaan anggota

al Qiyadah yang berstatus sebagai tersangka. Juga terdapat detail tentang orang

hilang, namun tidak dijelaskan secara panjang. Berita tersebut terlihat lebih

mengarah kepada pemeriksaan anggota al Qiyadah sehingga relevansi judul

dengan isi berita lebih kepada penonjolan pemeriksaan tersebut. Harian ini sangat

berhati-hati bila mempublikasikan berita seputar isu Islam.

Page 106: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

b. Koherensi.

Dalam teks berita terdapat koherensi yang menghubungkan dua kalimat

tersebut. Dengan pengamanan anggota al Qiyadah dari ancaman pihak tertentu

dan mengawasi serta membina masyarakat dari aliran sesat yang dapat

mengganggu ketentraman bersama. Yang tertulis sebagai berikut:

“Sedangkan keberadaan anggota Al Qiyadah yang menginap di polda, tambahnya, itu berkaitan dengan pengamanan dari ancaman anarkistis yang dilakukan pihak tertentu...Dia juga meminta Majelis Ulama Indonesia dan Kantor Departemen Agama serta tokoh agama untuk mengawasi sekaligus ikut membina jika di daerahnya terdapat warga yang dianggap menjalankan aliran agama tidak sesuai dengan ajaran yang ada.”128

c. Bentuk Kalimat.

Dari bentuk kalimat yang digunakan dalam berita itu menurut peneliti

harian Media Indonesia menggunakan bentuk kalimat deduktif yang menguraikan

inti berita di awal kalimat, lalu disusul dengan uraian di kalimat berikutnya, selain

itu dalam uraiannya harian Media Indonesia menekankan dan memaknai korban

yang hilang karena hal tertentu yang tertulis dalam petikan teks berita berikut ini:

''Bisa saja mereka (korban hilang) dibujuk dan dicuci otaknya untuk kegiatan tertentu. Kami masih melakukan penelitian,'' papar Chuk, yang juga Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bandung, kemarin.”129

Selain itu, dalam penulisan kali ini, harian Media Indonesia menggunakan

jenis kalimat aktif dan pasif. Dengan pemakaian awalan (me-) dan (di-) yang

cukup berimbang dalam tiap kalimat dan paragrafnya.

128

“Aliran Sesat 168 Anggota Al Qiyadah Diperiksa”, Media Indonesia, 7 November

2007, Paragraf 4 dan 5. 129 Ibid, Paragraf 8.

Page 107: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

A.4.4. Retoris.

a. Leksikon (kata)

Dalam aspek retorisnya berita itu yang dipakai adalah unsur hukum atau

memakai klaim hukum. Yang terlihat dari teks seperti tulisan ‘anarkistis’130 yang

dimaksud dengan perbuatan yang tidak bertanggungjawab tanpa mementingkan

orang lain. Juga terdapat kata yang berarti alasan terjadinya atau bisa juga disebut

motif dari perbuatan seseorang maupun lembaga yang dalam istilah hukum berarti

‘modus operandi’.131

Sedangkan keberadaan anggota Al Qiyadah yang menginap di polda, tambahnya, itu berkaitan dengan pengamanan dari ancaman anarkistis yang dilakukan pihak tertentu. Sementara itu, Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Bandung, Jawa Barat (Jabar), masih meneliti modus operandi di balik maraknya orang hilang yang sebagian korbannya berstatus mahasiswa.

b. Idiom

Yakni bentuk bahasa berupa gabungan kata yang makna katanya tidak dapat

dijabarkan dari mana unsur gabungan dalam wacana pesan tidak hanya

disampaikan lewat teks atau bahasa formal, tetapi juga kiasan, dan ungkapan yang

dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu yang dapat dipakai untuk memperkuat

pesan utama. Adapun unsur idiom yang ditemukan dalam berita adalah :

Seperti kata ‘cuci otak’132 yang biasa dipakai dalam dunia politik yang bisa

juga berarti memasuki pikiran orang lain dengan ideologi baru tanpa disadari oleh

orang tersebut.

130

“Aliran Sesat 168 Anggota Al Qiyadah Diperiksa”, Media Indonesia, 7 November

2007, h. 6, paragraf 4 131

Ibid. paragraf 6 132 Ibid. Paragraf 8

Page 108: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

''Bisa saja mereka (korban hilang) dibujuk dan dicuci otaknya untuk kegiatan tertentu. Kami masih melakukan penelitian,'' papar Chuk, yang juga Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bandung, kemarin.133

Tabel 9

Framing Edisi 7 November 2007

“Aliran Sesat 168 Anggota Al Qiyadah Diperiksa”

Frame 4: Pemeriksaan Anggota Al Qiyadah Al Islamiyah.

Struktur Variabel

Headline: Aliran Sesat

168 Anggota Al Qiyadah Diperiksa. → Pernyataan yang menguraikan hal yang berkaitan dengan

judul terdapat pada bagian teras berita (lead).

Lead:

PEMALANG (Media): Sebanyak 168 anggota Al Qiyadah Al Islamiyah di Jawa Tengah (Jateng) hingga kini telah diperiksa

polisi. Beberapa di antara mereka telah ditetapkan sebagai tersangka dan sebagian lainnya sengaja mendatangi polda minta

perlindungan. → Lead yang digunakan oleh harian ini masih tetap konsisten

pada lead jenis pernyataan dan juga jenis lead when (teras berita

kapan). Masuk ke dalam teras berita pernyataan karena memang

terdapat pernyataan tentang 168 anggota al Qiyadah yang

diperiksa, juga terdapat kata hingga kini, yang menerangkan

waktu.

Latar Informasi: Dugaan orang hilang karena adanya aliran sesat al Qiyadah al

Islamiyah yang mayoritas orang hilang berstatus mahasiswa.

→ Latar informasi yang dipakai oleh harian Media Indonesia

tidak selaras dengan judul yang dipakai, namun tetap mewakili.

Kutipan:

Kapolda Jateng Inspektur Jenderal Dody Semantiawan

mengatakan jumlah itu diperkirakan terus bertambah. ''Yang

jelas jumlah mereka yang kita amankan setiap harinya terus

meningkat, terutama dalam tiga hari terakhir,'' ujar Dody dan

''Bisa saja mereka (korban hilang) dibujuk dan dicuci otaknya

untuk kegiatan tertentu. Kami masih melakukan penelitian,''

papar Chuk,Ketua tim Pakem bandung.

→ Ditulis kutipan langsung dari dua narasumber.

Sintaksis

Sumber:

Kapolda Jateng Inspektur Jenderal Dody Semantiawan dan Ketua tim Pakem Bandung Chuk Suryosumpeno.s

133 Ibid, Paragraf 8.

Page 109: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Pernyataan:

Sikap tegas dan cepat dari Polda Jawa Tengah yang diceritakan

oleh wartawan dalam beberapa paragraf.

→ Merupakan pernyataan yang memperkuat berita.

Penutup:

Terkait adanya laporan dari Forum Ulama Umat Islam (FUUI) yang menyebutkan, terdapat 50 organisasi yang dinilai sebagai

aliran sesat...''Hingga hari ini (kemarin), Tim Pakem belum menerima laporan dari FUUI Jabar terkait dengan temuannya

itu,'' tandas Chuk. → Penutup tidak sesuai dengan judul berita.

Berita seputar anggota al Qiyadah al Islamiyah yang diperiksa oleh Polisi Daerah Jawa Tengah di tempatkan harian Media Indonesia dari awal tulisan, kemudian

disusul dengan berita maraknya orang hilang sebagai korban dari aliran tersebut.

Who:

168 anggota al Qiyadah al Islamiyah.

What:

Pemeriksaan pada orang yang dianggap sebagai tersangka.

When: -

Where:

Jawa Tengah.

Why:

Pemeriksaan terhadap 168 anggota al Qiyadah yang sudah

terproses.

Skrip

How: -

Tidak ada pendapat yang diutamakan dalam pemberitaan ini. Harian Media

Indonesia berusaha menunjukkan sikap netralnya dalam pemberitaannya kali ini.

Dengan hanya menyajikan informasi dari fakta yang ada tanpa memihak kepada

salah satu narasumber.

Detail: Dalam berita itu peneliti menemukan detail seputar pemeriksaan

anggota al Qiyadah yang berstatus sebagai tersangka. Juga terdapat detail tentang orang hilang, namun tidak dijelaskan

secara panjang. Berita tersebut terlihat lebih mengarah kepada pemeriksaan anggota al Qiyadah sehingga relevansi judul

dengan isi berita lebih kepada penonjolan pemeriksaan tersebut.

Koherensi:

Dalam teks berita terdapat koherensi yang menghubungkan dua kalimat tersebut. Dengan pengamanan anggota al Qiyadah dari

ancaman pihak tertentu dan mengawasi serta membina

masyarakat dari aliran sesat yang dapat mengganggu

ketentraman bersama.

→ Koherensi pelengkap.

Tematik

Bentuk Kalimat:

Harian Media Indonesia menggunakan bentuk kalimat deduktif

yang menguraikan inti berita di awal kalimat, lalu disusul

dengan uraian di kalimat berikutnya. jenis kalimat aktif dan

pasif. Dengan pemakaian awalan (me-) dan (di-) yang cukup

Page 110: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

berimbang dalam tiap kalimat dan paragrafnya.

(1). Kepolisian Daerah Jawa Tengah periksa 168 anggota al Qiyadah al

Islamiyah. (2). Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem)

Bandung, Jawa Barat masih meneliti modus di balik maraknya orang hilang

semenjak merebaknya aliran al Qiyadah al Islamiyah di masyarakat.

Kata:

Ada dua kata khusus yang dipilih oleh harian Media Indonesia, yaitu kata anarkistis dan modus operandi, yang biasanya

digunakan dalam bidang hukum atau bisa disebut klaim yuridis.

Idiom:

Cuci Otak.

→ Memasuki ideologi baru kepada orang lain tanpa disadari

oleh orang tersebut.

Foto: -

Retoris

Grafis: -

Dalam tulisannya wartawan memakai klaim yuridis dari pakarnya juga otoritas

keilmuan dari ahlinya tentang penanganan kasus aliran sesat untuk memperkuat

gagasannya.

A.5. Frame 5: Pengikut AL Qiyadah Bertaubat.

Dalam berita kelima yang dimuat tanggal 10 November 2007 harian

Media Indonesia mengangkat berita tentang bertaubatnya 21 orang pengikut aliran

al Qiyadah al Islamiyah yang mengucapkan ikrarnya di Masjid Nurul Huda,

Kompleks Kepolisian Daerah Jawa Timur pada hari sebelumnya, yakni tanggal 9

November 2007.134

Pada pemberitaannya kali ini harian Media Indonesia menyampaikan

kepada khalayak dengan menempatkan pemberitaan pada rubrik Nusantara. Sama

dengan rubrik berita sebelumnya, yaitu tanggal 7 November 2007.

A.5.1. Sintaksis.

a. Headline

ALIRAN SESAT 21 Pengikut Al Qiyadah Bertobat

134

“Aliran Sesat 21 Pengikut Al Qiyadah Bertaubat”, Media Indonesia, 10 November

2007, h. 7, Paragraf 1

Page 111: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Secara sintaksis berita itu ditujukan bagi para pengikut aliran al Qiyadah

lainnya yang masih berstatus sebagai anggota untuk mengikuti jejak 21 orang

pengikut aliran tersebut.135 Judul berita tersebut disusun harian Media Indonesia

menurut peneliti sebagai ungkapan kegembiraan atas bertaubatnya 21 pengikut

aliran ini ke jalan yang benar dengan meninggalkan kesesatannya. Selain itu juga

terdapat berita yang terjadi di Bandung, yaitu Tim Pengawasan Aliran

Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Bandung, Jawa Barat (Jabar), menyediakan

sejumlah posko pengaduan terkait dengan maraknya aliran sesat.

Harian Media Indonesia menyusun fakta tersebut sebagai sikap kesigapan

Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Bandung, Jawa Barat

(Jabar) yang sudah mengantisipasi maraknya perkembangan aliran sesat di

Indonesia dengan membuat posko-posko pengaduan.136

b. Lead

Lead yang digunakan dalam pemberitaan ini adalah jenis teras berita

pernyataan (Statement lead). Yang berisi tentang pernyataan Polda Jatim perihal

sebanyak 21 orang pengikut aliran al Qiyadah bertaubat. Lead tersebut juga

termasuk ke dalam jenis lead where (teras berita di mana). Karena dalam petikan

lead ditulis tempat dimana 21 pengikut aliran ini bertaubat.

SURABAYA (Media): Sebanyak 21 anggota Al Qiyadah Al Islamiyah akhirnya menyatakan bertobat dan masuk Islam. Ikrar tobat diucapkan di Masjid Nurul Huda, Kompleks Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim), kemarin.

Penggalan lead berita itu disusun dengan skema kebahagiaan terhadap

bertaubatnya mantan anggota aliran al Qiyadah meski pun hanya berjumlah 21

135

Ibid, Paragraf 7 136 Ibid. Paragraf 8

Page 112: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

orang. Dalam berita itu harian Media Indonesia memandang dengan bertaubatnya

21 orang tersebut, merupakan pencerahan terhadap kasus aliran sesat yang banyak

berkembang sampai saat ini. Bertaubatnya para pengikut aliran ini mendapat

penekanan dari harian Media Indonesia sebagai sikap yang wajar karena aliran ini

memang merupakan aliran yang sesat dan telah merusak syariat Islam seperti

pemberitaan yang dipublikasikan oleh harian Media Indonesia beberapa hari

sebelumnya.137

Harian Media Indonesia mengartikulasikan sikap 21 pengikut aliran ini

sebagai tindakan yang murni tanpa paksaan dari pihak mana pun. Perilaku itu

dimaknai oleh harian Media Indonesia sebagai keputusan yang bijak yang

berdasar pada kepentingan bersama, dengan tidak meresahkan masyarakat.

Pemaknaan dari hasil penyusunan berita tersebut menurut peneliti

menimbulkan sebuah persepsi bagi pembaca yang akan menafsirkan bahwa aliran

al Qiyadah al Islamiyah adalah aliran sesat yang tidak perlu dikhawatirkan lagi

akan merusak moral para pelajar dan mahasiswa karena dengan fakta yang

dipublikasikan dengan harian Media Indonesia ini menunjukan aliran ini sudah

tidak beroperasi lagi di Indonesia.

c. Latar

Secara sintaksis berita tersebut disusun untuk mendukung tindakan yang

mementingkan kepentingan bersama. Dari wacana latar informasinya peneliti

menemukan teks berita yang berbunyi:

137

“Warga ‘Sweeping’ Vila Pengajian Al Qiyadah”, Media Indonesia, 28 Oktober 2007,

h. 3.

Page 113: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Sebelumnya, mereka menjalani pemeriksaan lebih dulu di Reserse Kriminalitas (Reskrim) Polda. Mereka menjalani empat kali pemeriksaan sampai akhirnya bertobat.138

Dari kutipan berita tersebut penekanan yang dijadikan latar informasi oleh

harian Media Indonesia adalah bertaubatnya ke 21 pengikut aliran ini terjadi

setelah mereka mengikuti proses pemeriksaan oleh tim penyidik Polda Jawa

Timur.

Harian Media Indonesia memaknai peristiwa tersebut sebagai sebab dari

bertaubatnya mereka (21 pengikut). Peneliti menafsirkan bahwa harian Media

Indonesia menjadikan alasan penyidikan itu untuk menguatkan pendapat atau

gagasan yang tercipta yang dinilai harian Media Indonesia sebagai alasan mereka

bertaubat.

Di dalam tubuh berita tersebut peneliti menemukan kalimat berita yang

berbunyi:

Selain mengucapkan kalimat syahadat, mereka juga tidak mengakui Musadeq yang disebut-sebut rasul. Setelah satu per satu menyatakan bertobat, mereka kemudian mengikuti salat Jumat berjemaah.....Seusai bertobat, seluruh dokumen menyangkut ajaran Al Qiyadah Al Islamiyah dibakar mereka disaksikan sejumlah pejabat. Imam Mustofa, salah satu dari 21 mantan pengikut Al Qiyadah meminta seluruh pengikut aliran itu untuk kembali ke ajaran yang benar.139

Penggalan berita tersebut dimaknai harian Media Indonesia sebagai upaya

penegasan pernyataan sebelumnya yang ditujukan bagi para pengikut aliran al

Qiyadah lainnya yang masih berstatus sebagai anggota. Bila ditelusuri lebih jauh

pada penggalan berita ini, ada upaya untuk menyadarkan publik yang masih

138

“Aliran Sesat 21 Pengikut Al Qiyadah Bertaubat”, Media Indonesia, 10 November

2007, h. 7, Paragraf 3. 139 Ibid, Paragraf 4 dan 7.

Page 114: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

berstatus anggota al Qiyadah al Islamiyah untuk kembali ke Islam yang sesuai

dengan syariat Islam.

d. Kutipan

Pada teks berita selanjutnya harian Media Indonesia kembali menyusun

beritanya dengan kejadian lain di Bandung, yaitu pembentukan posko pengaduan

terkait dengan menjamurnya perkembangan aliran sesat di berbagai daerah. Proses

sintaksis yang dilakukan harian Media Indonesia hampir di setiap paragraf berita

berisi pernyataan-pernyataan yang mengarah pada keinginan untuk menyadarkan

anggota atau para pengikut aliran ini untuk segera bertaubat.

Pada teks berita selanjutnya harian Media Indonesia mengutip pernyataan

Kapolda Jatim Irjen Herman Sumadiredja yang tertulis:

''Mereka masuk Islam kembali bukan karena tekanan dari penyidik, melainkan murni keinginan hati nurani,'' ujar Kapolda Jatim Irjen Herman Sumadiredja kepada wartawan di Surabaya, kemarin.140

Penggalan berita itu kembali menegaskan secara implisit yang disorot

dengan pernyataan Kapolda Jatim itu dengan menyebutkan bahwa mereka masuk

Islam kembali tanpa paksaan dari pihak mana pun. Teks berita tersebut mendapat

penekanan yang dalam oleh harian Media Indonesia.

e. Pernyataan

Secara sintakis penulisan tentang bertaubatnya 21 pengikut aliran al

Qiyadah al Islamiyah ke jalan yang sesuai dengan syariat Islam di hampir setiap

paragrafnya bertujuan untuk menguatkan gagasan pokok harian Media Indonesia.

140 Ibid, Paragraf 5.

Page 115: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

A.5.2. Skrip

Dari wacana analisis skripnya sudah cukup jelas bila dilihat dari

kelengkapan 5W+1H. Sehingga menurut peneliti, hal ini akan membuat pembaca

merasa menemukan kelengkapan informasi dalam memahami berita tersebut.

A.5.3. Tematik.

a. Detail

Bila dilihat dari frame tematiknya peneliti mengamati dari elemen wacana

detail, maksud kalimat dan bentuk kalimat serta koherensi antar paragraf. Dari

detail berita tersebut wartawan jelas menerangkan dan menceritakan informasi

tentang bertaubatnya pengikut aliran sesat dari paragraf awal sampai dengan

paragraf mendekati penutup dari berita. Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa

dalam pemberitaan ini harian Media Indonesia mengupas tuntas perihal aliran al

Qiyadah.

b. Maksud Kalimat

Elemen wacana lainnya adalah maksud kalimat, dalam petikkan berita ini

ada teks berita yang tertulis:

Kapolda mengaku gembira karena proses penyidikan tidak hanya sekadar menyusun berkas, tetapi penyidik secara pelan-pelan mengajak mereka untuk kembali ke Islam.141

Dalam petikkan berita tersebut harian Media Indonesia melakukan

penekanan dan pemaknaan terhadap sikap kapolda Jatim yang gembira karena

mereka bertaubat juga karena proses penyidikan yang berlangsung berkali-kali.

141 Ibid, Paragraf 6.

Page 116: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Harian Media Indonesia menuliskan fakta-fakta yang kemudian

dirangkum dalam berita ini sehingga melahirkan penonjolan makna pencitraan

Kapolda yang karena melakukan proses penyidikan akhirnya bisa menyadarkan

para pengikut al Qiyadah sehingga tanpa merasa dipaksa mereka kembali ke

ajaran Islam.

c. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat yang disusun oleh harian Media Indonesia dalam berita itu

menurut peneliti, menggunakan kalimat Deduktif. Dengan menguraikan inti berita

dari awal tulisan kemudian menguraikannya pada paragraf berikutnya. Berita ini

juga menggunakan kalimat aktif dalam pemberitaannya kali ini, seperti beberapa

kata berikut yang berawalan (me-): menyatakan, mengucapkan, menjalani,

mengakui, mengikuti, melainkan, menyusun, mengajak, menyangkut, meminta,

menyediakan, mengatakan, dan meminimalisasi.

d. Koherensi

Pada berita itu terdapat kalimat koherensi penjelas antar kalimat yang

peneliti temukan pada teks berikut ini:

Mereka pula mengucapkan kalimat syahadat di depan Kapolda Jatim Irjen Herman Sumadiredja, Pengurus Majelis Ulama Indonesia, dan pejabat Departemen Agama Jatim....Sebelumnya, mereka menjalani pemeriksaan lebih dulu di Reserse Kriminalitas (Reskrim) Polda. Mereka menjalani empat kali pemeriksaan sampai akhirnya bertaubat....Selain mengucapkan kalimat syahadat, mereka juga tidak mengakui Musadeq yang disebut-sebut rasul. Setelah satu per satu menyatakan bertaubat, mereka kemudian mengikuti salat Jumat berjemaah.142

Dalam beberapa paragraf dalam berita tersebut, terlihat bahwa alasan

mereka (pengikut al Qiyadah yang bertaubat) tidak dipaksa tetapi mereka sadar

142

“Aliran Sesat 21 Pengikut Al Qiyadah Bertaubat”, Media Indonesia, 10 November

2007, h. 7, Paragraf 2-4.

Page 117: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

sendiri. Dan kesadaran mereka mucul setelah beberapa kali mengikuti proses

penyidikan oleh Polda Jawa Timur.

e. Kata Ganti.

Kata ganti yang peneliti temukan adalah ‘mereka’ yang merupakan kata

ganti dari 21 pengikut al Qiyadah yang bertaubat setelah mengikuti proses

penyidikan, yang tertulis sebagai berikut:

Sebelumnya, mereka menjalani pemeriksaan lebih dulu di Reserse Kriminalitas (Reskrim) Polda. Mereka menjalani empat kali pemeriksaan sampai akhirnya bertaubat.143

A.5.4. Retoris

Dalam analisis retorisnya peneliti melihat yang banyak digunakan sebagai

retorikanya adalah proses hukum yang dijalani oleh 21 pengikut aliran al Qiyadah

di daerah Jawa Timur. Harian Media Indonesia menjadikan alasan setelah

mengikuti proses penyidikan beberapa kali mereka bertaubat dan kembali ke

ajaran Islam sebagai penguat atas gagasan yang ditimbulkan oleh wartawan harian

Media Indonesia.

a. Leksikon (kata)

Dalam pemberitaan itu terdapat beberapa kata yang disebut juga dengan

leksikon. Seperti kata ‘satu per satu’144 dengan maksud lainnya adalah masing-

masing atau juga bisa disebut tiap individu. Selain itu juga terdapat pemisalan

‘meminimalisasi’ yang juga berarti mengurangi terjadinya atau juga dapat

diartikan memperlambat penyebaran.

143

Ibid, Paragraf 3. 144

“Aliran Sesat, 21 Pengikut Al Qiyadah Bertobat”, Harian Media Indonesia, Edisi 10

November 2007, h. 7, Paragraf 4.

Page 118: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Tabel 10

Framing Edisi 10 November 2007

“Aliran Sesat 21 Pengikut Al Qiyadah Bertobat”

Frame 5: Pengikut Al Qiyadah Bertaubat

Struktur Variabel

Headline: ALIRAN SESAT 21 Pengikut Al Qiyadah Bertobat

→ Pernyataan yang menguraikan hal yang berkaitan dengan judul terdapat pada bagian awal tulisan, yakni teras berita

(lead)..

Lead: SURABAYA (Media): Sebanyak 21 anggota Al Qiyadah Al

Islamiyah akhirnya menyatakan bertobat dan masuk Islam. Ikrar

tobat diucapkan di Masjid Nurul Huda, Kompleks Kepolisian

Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim), kemarin.

→ Lead yang digunakan dalam pemberitaan ini adalah jenis

teras berita pernyataan (Statement lead). Lead tersebut juga

termasuk ke dalam jenis lead where (teras berita di mana).

Karena dalam petikan lead ditulis tempat dimana 21 pengikut aliran ini bertaubat.

Latar Informasi: bertaubatnya ke 21 pengikut aliran ini terjadi setelah mereka

mengikuti proses pemeriksaan oleh tim penyidik Polda Jawa Timur.

→ Latar informasi yang dipakai oleh Harian Media Indonesia selaras dengan judul yang dipakai.

Kutipan: ''Mereka masuk Islam kembali bukan karena tekanan dari

penyidik, melainkan murni keinginan hati nurani,'' ujar Kapolda Jatim Irjen Herman Sumadiredja kepada wartawan di Surabaya,

kemarin.

→ Terdapat kutipan langsung.yang ditulis oleh Media Indonesia.

Sumber:

Kapolda Jatim Irjen Herman Sumadiredja.

Pernyataan: Hampir pada setiap paragrafnya memperkuat gagasan atau ide

pokok wartawan dalam pemberitaannya.

Sintaksis

Penutup: -

Harian Media Indonesia menempatkan informasi penting perihal bertaubatnya 21 pengikut al Qiyadah al Islamiyah sejak awal tulisan, diiringi dengan pernyataan

dari Kapolda Jawa Timur, kemudian mendekati akhir tulisan terdapat informasi

tentang Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Jawa Barat,

Bandung.

Page 119: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Who:

Anggota al Qiyadah al Islamiyah

What:

21 pengikut al Qiyadah bertaubat.

When: 9 November 2007.

→ Dalam teks berita tidak dijelaskan tanggalnya secara eksplisit, namun dari kata kemarin, maka jelas yang dimaksud adalah

sehari sebelum berita dipublikasikan.

Where:

Surabaya, Jawa Timur.

Why:

21 pengikutnya bertaubat setelah menjalani 4 kali penyidikan

oleh Reserse Kriminalitas (Reskrim) Polda Jatim.

Skrip

How:

Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan tidak mau

mengakui Moshaddeq sebagai Rasul, mereka telah kembali ke

agama Islam.

Wawancara dilakukan oleh dua narasumber. Namun, harian Media Indonesia

menempatkan porsi yang lebih banyak kepada Polda Metro Jatim. Harian Media

Indonesia terlihat seperti ingin tetap bersikap netral, namun dalam

pemberitaannya terlihat porsi Polda Jatim lebih besar.

Detail:

Dari detail berita tersebut wartawan jelas menerangkan dan

menceritakan informasi tentang bertaubatnya pengikut aliran

sesat dari paragraf awal sampai dengan paragraf mendekati

penutup dari berita.

Koherensi:

Pada berita itu terdapat kalimat koherensi penjelas antar kalimat.

Tematik

Bentuk Kalimat:

Berita kali ini harian Media Indonesia masih menggunakan

bentuk kalimat Deduktif dan juga kalimat aktif.

Kata Ganti:

Kata ganti yang ditemukan adalah ‘mereka’ yang merupakan kata ganti dari 21 pengikut al Qiyadah yang bertaubat setelah

mengikuti proses penyidikan

(1). Sebanyak 21 pengikut al Qiyadah al Islamiyah di Polda Jatim bertaubat. (2).

21 pengikut yang bertaubat tidak lagi mengakui Moshaddeq sebagi Rasul dan

juga kembali mengucapkan kalimat syahadat. (3). Seluruh dokumen yang

berhubungan dengan aliran al Qiyadah al Islamiyah dibakar.

Kata:

Terdapat satu kata yang khusus yaitu kata ‘satu per satu’.

Idiom: -

Retoris

Foto: -

Page 120: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Grafis: -

Wartawan menggunakan otoritas keilmuan dari pakarnya untuk mendukung

setiap gagasan maupun ide yang dituliskan wartawan dalam pemberitaannya.

B. Kecenderungan Keberpihakan Harian Media Indonesia.

Dari analisis framing mengenai isu seputar aliran sesat al Qiyadah al

Islamiyah pada harian Media Indonesia, pada lima edisi di atas, harian Media

Indonesia terlihat mencoba untuk tidak memihak kepada pihak atau kelompok

mana pun.

Seperti halnya penerbitan pers pada umumnya, harian Media Indonesia

mengunggulkan kualitas dalam semua pemberitaan yang dipublikasikan kepada

publik. Dengan memilih cara penyajian yang etis, moralis, dan intelektual. Harian

ini benar-benar mengelola beritanya secara konseptual dan profesional walaupun

orientasinya pada bisnis komersial.

Pada dasarnya dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan

kepada khalayak bukan saja harus benar, jelas, dan akurat, melainkan juga harus

menarik, membangkitkan minat dan selera pembaca.145

Segala pemberitaan yang disajikan kepada khalayak sebisa mungkin

harian Media Indonesia menghindari pola dan penyajian berita yang bersifat

emosional frontal dalam pemberitaan aliran al Qiyadah al Islamiyah tersebut.

Segala sesuatu dilihat menurut pandangan, aturan, norma, etika, dan kebijakan

redaksi.

Harian ini memilih sebagai harian yang penyebaran persnya lebih banyak

berkedudukan di Ibukota Negara. Wilayah sirkulasinya meliputi seluruh Provinsi

145

Drs. AS Haris Sumadiria M.Si, Jurnalistik Indonesia Menulis berita dan Feature,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), Cetakan ke-2, h. 5.

Page 121: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

atau setidaknya sebagian besar Provinsi yang berada dalam jangkauan sirkulasi

melalui transportasi udara, darat, sungai, dan laut. Seperti kutipan wawancara

sebagai berikut:

“Kalo untuk masalah produksi….kita punya cabang atau bisa disebut biro, karena kita

masih satu perusahaan dengan lampung post, borneo news, dan juga ada yang di Makasar. Jadi dengan adanya biro-biro kita di seluruh wilayah itu memudahkan arus produksi kita untuk sampai ke para pembaca setia Media Indonesia”.146

Dalam setiap pemberitaannya, harian Media Indonesia mencoba bersikap

netral tanpa memihak kepada seseorang ataupun lembaga. Hal ini ditekankan

dalam pemberitaannya seputar aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah selama bulan

Oktober dan November satu tahun silam. Dalam setiap beritanya, harian ini

berusaha untuk menyajikan berita secara objektif.147

Dimana objektifitas

merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar

dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.

Pada tiap pemberitaannya, harian ini tidak ingin menunjukkan bahwa

sempat ada keberpihakan kepada salah satu narasumber. Namun, hal ini terjadi

karena memang data-data banyak didapat dari narasumber yang bersangkutan.

Harian Media Indonesia tetap berpegang pada prinsipnya yang tidak ingin

memihak kepada pihak atau kelompok mana pun. Dengan selalu

mempublikasikan berita yang menarik khalayak pembaca dengan memperhatikan

fakta apa yang telah dilihat dan didengar.

Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik

perhatian pembaca, tidak menggangu perasaan dan pendapat mereka..Surat kabar

146

Wawancara pribadi dengan redaktur Harian Media Indonesia, Hapsoro Poetro, Senin 2

Juni 2007. 147 Ibid.

Page 122: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang sesuai fakta apa adanya, sehingga

kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya.148

Dari kelima berita yang peneliti analisis, peneliti mendapatkan hasil bahwa

harian Media Indonesia berusaha bersikap netral dalam setiap pemberitaan seputar

aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah. Meskipun terdapat dua berita yang dituliskan

oleh harian Media Indonesia cenderung salah satu narasumber mendapat porsi

yang yang lebih banyak bila dibandingkan dengan narasumber yang lainnya,

namun kutipan yang diambil tidak terlihat secara eksplisit diberitakan oleh harian

Media Indonesia.

Harian Media Indonesia sepertinya menyadari bahwa pers yang dibangun

di atas pilar profesionalisme selalu mendapat tempat di masyarakat, melahirkan

kebanggan, kecintaan, dan kehormatan bagi siapa pun para pelaku yang terlibat di

dalamnya.

Sehingga, sebisa mungkin harian Media Indonesia menjauhi keberpihakan

kepada siapa pun dalam setiap pemberitaannya dan berusaha meningkatkan ke-

profesional-annya sebagai koran harian Nasional.

“Kita tidak ingin menjadi pendukung ataupun kontra atas nama salah satu agama, tetapi lebih kepada peningkatan ke-profesional-an kita sebagai Koran nasional”.149

148

Drs.AS Haris Sumadiria M.Si, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), Cetakan ke-2, h. 38. 149

Wawancara pribadi dengan redaktur Harian Media Indonesia, Hapsoro Poetro, Senin 2

Juni 2007.

Page 123: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kehadiran surat kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang

sudah lama berlangsung dalam dunia diplomasi dan di lingkungan dunia usaha.

Surat kabar pada masa awal ditandai oleh wujud yang tetap, bersifat komersial

(dijual secara bebas), memiliki beragam tujuan (memberi informasi, mencatat,

menyajikan hiburan, dan desas-desus), bersifat umum dan terbuka.

Dengan menggunakan analisis framing, maka dapat diketahui seperti apa

pembingkaian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pers kepada khalayak

dalam bentuk teks berita.

Berdasarkan analisis framing yang dilakukan terhadap harian Media

Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari kelima berita terdapat beberapa kesimpulan antara lain sebagai

berikut:

• Berita Pertama, Jenis lead yang dipakai termasuk ke dalam jenis

statement lead (teras berita pernyataan). Selain itu, bila diamati

berdasarkan 5W+1H. Lead ini termasuk ke dalam lead jenis where (teras

berita di mana) yang menjelaskan letak kejadian ‘sweeping’ tersebut.

Dalam pemberitaan tanggal 28 Oktober 2007 ini, Media Indonesia (MI)

menggunakan bentuk kalimat induksi dan kalimat aktif.

• Berita Kedua, Jenis lead yang digunakan dalam pemberitaan tanggal 31

Oktober 2007 ini termasuk ke dalam jenis statement lead (teras berita

Page 124: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

pernyataan). Selain itu, bila diamati berdasarkan 5W+1H. Lead ini

termasuk jenis lead who (teras berita siapa). Siapa yang ada dalam petikan

lead dalam pemberitaan tersebut. Dari sisi bentuk kalimatnya, harian

Media Indonesia memakai bentuk kalimat deduksi Dan Jenis kalimat yang

digunakan adalah kalimat aktif dan pasif. Dengan pemakaian awalan (me-)

dan (di-) yang cukup berimbang.

• Berita Ketiga, Jenis lead diatas termasuk ke dalam jenis statement lead

(teras berita pernyataan). Jenis lead berdasarkan 5W+1H nya adalah lead

when (teras berita kapan). Penulisan kalimat dalam berita ini bersifat

deduktif, Dalam berita ini 1 November 2007, kalimat yang digunakan

bersifat pasif. Dalam berita yang ketiga ini, harian Media Indonesia

memasukan sebuah foto tampak muka dari Kapolda Metro Jaya, Adang

Firman. Dan ini adalah satu-satunya foto yang dipublikasikan oleh harian

Media Indonesia selama pemberitaannya seputar aliran al Qiyadah al

Islamiyah.

• Berita Keempat, Lead yang digunakan oleh harian ini masih tetap

konsisten pada lead jenis pernyataan dan juga jenis lead when (teras berita

kapan). Tanggal 7 November 2007 harian Media Indonesia menggunakan

bentuk kalimat deduktif dan jenis kalimat aktif dan pasif. Dengan

pemakaian awalan (me-) dan (di-) yang cukup berimbang dalam tiap

kalimat dan paragrafnya.

• Berita Kelima, Lead yang digunakan dalam pemberitaan tanggal 10

November 2007 ini adalah masih jenis teras berita pernyataan (Statement

lead). Lead tersebut juga termasuk ke dalam jenis lead where (teras berita

Page 125: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

di mana). Harian ini juga menggunakan kalimat Deduktif dan kalimat aktif

dalam penulisannya kali ini.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penulisan isu aliran al

Qiyadah al Islamiyah, harian Media Indonesia selalu menggunakan lead model

pernyataan, dan bila dilihat dari 5W+1H yang dipakai antara lead when dan

where. Juga bila dilihat dari bentuk penyajian kalimat, MI lebih sering

menggunakan jenis kalimat deduktif, dimana pokok permasalahan di tulis lebih

awal. Dan juga bersifat aktif dalam penulisannya.

2. Dalam setiap pemberitaannya, harian Media Indonesia mencoba bersikap

netral tanpa memihak kepada seseorang ataupun lembaga. Hal ini

ditekankan dalam tiap pemberitaannya seputar aliran al Qiyadah al

Islamiyah selama bulan Oktober dan November satu tahun silam. Dalam

setiap beritanya, Harian ini berusaha untuk menyajikan berita secara

objektif. Dimana objektifitas merupakan nilai etika dan moral yang harus

dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.

Diantaranya adalah:

• Berita Pertama, Pendapat satu tidak ditempatkan lebih utama dari

pendapat lainnya. Di sini harian Media Indonesia bersikap netral pada

pemberitaannya tanggal 28 Oktober 2007.

• Berita Kedua, Pada pemberitaannya tanggal 31 Oktober 2007 ini, harian

Media Indonesia masih terlihat mencoba netral, namun terdapat penulisan

pendapat dari ketua Presidium ICMI ditempatkan pada porsi yang lebih

Page 126: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

besar. Wartawan memberikan tekanan yang didahulukan pada narasumber

ICMI.

• Berita Ketiga, Harian Media Indonesia menempatkan pendapat satu tidak

ditempatkan lebih utama dari pendapat lainnya. Pada tanggal 1 November

2007 ini, harian Media Indonesia bersikap netral kepada kedua narasumber

karena porsi pemberitaan seimbang.

• Berita Keempat, Tidak ada pendapat yang diutamakan dalam pemberitaan

tanggal 7 November 2007 ini. Harian Media Indonesia berusaha

menunjukkan sikap netralnya dalam pemberitaannya kali ini. Dengan

hanya menyajikan informasi dari fakta yang ada tanpa memihak kepada

salah satu narasumber.

• Berita Kelima, Harian Media Indonesia menempatkan porsi yang lebih

banyak kepada Polda Metro Jatim. Harian Media Indonesia terlihat seperti

ingin tetap bersikap netral, namun dalam pemberitaannya tanggal 10

November 2007, dalam pemberitaannya terlihat porsi Polda Jatim lebih

besar dalam pengambilan kutipannya.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kecenderungan keberpihakan

harian Media Indonesia terjadi jika pernyataan atau informasi yang didapat

wartawan dari satu narasumber melimpah.

B. Saran

Melihat dari hasil analisis framing pada pemberitaan aliran al Qiyadah al

Islamiyah di harian Media Indonesia di atas, maka penulis menyarankan:

Page 127: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

1. Media massa memiliki ciri khas, yakni berkemampuan memikat perhatian

khalayak secara serempak dan serentak. Karena itu, dalam menyusun

strategi komunikasi sifat media yang akan digunakan harus benar-benar

mendapat perhatian, karena erat sekali kaitannya dengan kalayak yang

akan dituju. Sebab media massa dapat didokumentasikan, diulang kaji,

dihimpun untuk kepentingan pengetahuan, dan dijadikan bukti otentik

yang bernilai tinggi.

2. Kepada harian Media Indonesia agar senantiasa menyajikan berita yang

bersifat objektif dalam setiap pemberitaannya. Tingkatkan terus semangat

kejurnalistikan dan ke-profesionalitas-annya dalam mencari berita yang

menarik untuk khalayak pembaca setianya.

3. Kepada para dosen Komunikasi, khususnya dosen-dosen yang ada di

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, agar semakin meningkatkan dan memperdalam

kajian komunikasi untuk para mahasiswanya.

4. Bagi mahasiswa yang menyukai dunia jurnalistik, khususnya media cetak,

diharapkan mengangkat karya-karya jurnalistik yang baik untuk menjadi

sebuah acuan dan motivasi, begitu juga untuk para pekerja pers yang telah

menekuni profesi ini.

Page 128: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk

Perguruan Tinggi. 1995. Jakarta: Akademika Pressindo. Edisi Baru. Cetakan Ke-1.

Badudu, JS. Inilah Bahasa IndonesiaYang Benar II. 1986. Jakarta: PT Gramedia.

Birowo, M. Antonius Metode Penelitian Komunikasi. 2004. Yogyakarta:

Gitanyali

Bland, Michael, Alison Theaker, David Wragg. Seri Praktik PR Hubungan Media

Yang Efektif. 2001. Jakarta: Penerbit Erlangga. Edisi Kedua.

Bungin, Burhan. Sosiologi komunikasi: Teori, Paradigma, dan diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. 2007. Jakarta: Kencana. Cet. Ke2.

Darmanto. Membongkar Ideologi Di Balik Penulisan Berita Dengan Analisa

Framing. 2004. makalah. Universitas Brawijaya

Effendi, Onong Uchjana, M.A. Prof Dinamika Komunikasi. 1986. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

______, Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi. 2003. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti. Cet, ke-3.

Eriyanto. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Pengantar

Dr. Deddy Mulyana, M.A. 2005. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Farihah, Ipah. Panduan Penelitian UIN Syahid JKT. 2006. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press.

Hamad, Ibnu dan Agus Sudibyo, M. Qodari. Kabar-kabar Kebencian Prasangka

di Media Massa. 2001. Jakarta: ISAI.

Ishwara, Luwi. Seri Jurnalistik Kompas: Catatan-catatan Jurnalisme Dasar.

2006. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Junaidi. Analisis Framing Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata. 2007.

Penelitian. Univ. Islam Jakarta.

Page 129: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik Teori dan

Praktik. Pengantar: Prof. Dr. M. Budyatna, M.A. 2006. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marzuki. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE- UII. 1995.

Mc Quail, Dennis. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Terjemahan Agus

Dharma, dkk. 1996. Jakarta: Erlangga.

Muhtadi, Asep Saeful M. A, Drs. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. 1999.

Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Cetkan Ke-2.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. 2005. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Poespoprodjo. Logika Scientifika: Pengantar Dialektika Dan Ilmu. 1999.

Bandung: Pustaka Grafika.

Rachmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. 2004. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Edisi Revisi.

Rivers, William L, Bryce Mcintyre, Alison Work. Editorial. Penyunting: Dedy

Djamaluddin Malik. 1994. Bandung Remaja Rosdakarya. Cetakan Pertama.

Romli, Asep Syamsul M. S.IP. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. 2005. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Salam, Prof. Dr. H. Syamsir MS dan Jaenal Arifin, M.Ag. Metodologi Penelitian

Sosial. 2006. Jakarta: UIN Press.

Sobur, Alex M. Si, Drs. Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing). 2006. Bandung: PT.

Renaja Rosdakarya. Cet, Ke-4.

Soejono Soekamto. Sosiologi Pengantar. 1987. Jakarta: PT Rajawali Pers.

Sudarsana, Gunawan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan. 2007. Yogyakarta: Indonesia Tera. (lihat kamus besar bahasa Indonesia (2002).

Sudibyo, Agus. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta. LKiS. 2001.

Page 130: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini

Sumadiria, AS Haris M.Si, Drs. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan

Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. 2006. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-2.

______, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media 2006.

Sutrisno Hadi. Metodologi Research. (Yogyakarta; Andi Offset. 1983).

Strentz, Herbert. Reporter dan Sumber Berita Persekongkolan Dalam Mengemas

dan Menyesatkan Berita. 1993. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Tebbel, John. Karier Jurnalistik. Penyadur: Dean Praty Rahayuningsih. 2003.

Semarang: Dahara Prize.

Referensi lain:

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988. Depdikbud

http://Ekawenats.blogspot.com/2006/12/priming-framing-agenda-setting.html.

Http://oliviadwiayu.wordpress.com/2007/01/11/teori-agenda-setting.

www.mediaindonesia.com.

Dokumen company profile Media Indonesia. Profil Struktur Redaksional

Wawancara dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia pada 2 Juni 2008,

Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Profil Perusahaan Media Indonesia pada www.mediaIndonesia.com.

Page 131: ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/809/1/ERI... · dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini