analisis faktor, proportional shift dan differential …

50
ANALISIS FAKTOR, PROPORTIONAL SHIFT, DAN DIFFERENTIAL SHIFT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KELOMPOK LAPANGAN USAHA YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2010-2019 TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma III Progam Studi Statistika Terapan dan Komputasi Oleh Putri Indah Sofiyati 4112317003 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Upload: others

Post on 15-Jan-2022

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS FAKTOR, PROPORTIONAL SHIFT,

DAN DIFFERENTIAL SHIFT

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KELOMPOK

LAPANGAN USAHA YANG MEMPENGARUHI

LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI

DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2010-2019

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Diploma III

Progam Studi Statistika Terapan dan Komputasi

Oleh

Putri Indah Sofiyati

4112317003

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

i

PERNYATAAN

Semarang, 22 September 2020

Putri Indah Sofiyati

NIM. 4112317003

ii

PENGESAHAN

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Ketika sudah memilih suatu hal maka kerjakan semaksimal mungkin apapun

rintangannya bagaimana pun caranya harus mampu diselesaikan dengan baik

dan benar.

Persembahan

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas segala rahmat dan

petunjuk-Nya Tugas Akhir ini ku persembahkan kepada:

1. Untuk Papa, Mama, dan Adik tercinta yang yang selalu memberikan

semangat, dukungan dan doa.

2. Untuk teman-temanku yang selalu memberiku motivasi dan dukungan.

3. Untuk Teman-teman Staterkom angkatan 2017 yang telah memberi

semangat, kebahagiaan dan warna dalam hidup penulis.

4. untuk teman-teman kos Panji Sukma 2 yang selalu menemani dan

memberi semangat kepada penulis.

iv

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Faktor, Proportional Shift, dan Differential

Shift Produk Domestik Regional Bruto Kelompok Lapangan Usaha yang

Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Brebes Tahun

2010-2019” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma

(D3) pada Program Studi Statistika Terapan dan Komputasi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada pengerjaan dan penyusun Tugas Akhir ini, penulis telah banyak

mendapat bantuan, bimbingan, dorongan, dan petunjuk yang sangat bermanfaat dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih dengan tulus kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Sugianto, M.Si., Dekan FMIPA UNNES.

3. Dr. Mulyono, M.Si., Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNNES.

4. Dr. Iqbal Kharisudin, M.Sc., Koordinator Prodi Statistika Terapan dan

Komputasi FMIPA UNNES.

5. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan

Tugas Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal ilmu

kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

v

7. Perpustakaan Jurusan Matematika yang telah menyediakan fasilitas dan

literatur untuk penyusunan Tugas Akhir ini.

8. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Tengah dan Badan Pusat Statistika

Kabupaten Brebes yang telah menyediakan data untuk penyusunan Tugas

Akhir ini.

9. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan dorongan semangat

dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

10. Teman-teman Statistika Terapan dan Komputasi Angkatan 2017, sahabat-

sahabat, dan semua pihak yang telah memberikan banyak semangat dan

dukungan.

Semoga bantuan, motivasi, dukungan serta doa yang telah diberikan kepada

penulis dapat bermanfaat dan mendapat pahala dari Allah SWT. Akhir kata, penulis

mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis

dan pembaca.

Semarang, 22 September 2020

Penulis

vi

ABSTRAK

Sofiyati, Putri Indah. 2020. Analisis Faktor, Proportional Shift, dan Differential

Shift Produk Domestik Regional Bruto Kelompok Lapangan Usaha yang

Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Brebes Tahun 2010-

2019. Tugas Akhir. Prodi Statistika Terapan dan Komputasi, Jurusan Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang,

Pembimbing: Drs. Arief Agoestanto, M.Si.

Kata Kunci: Analisis faktor, Proportional shift, Differential shift, PDRB,

Pertumbuhan ekonomi

Analisis faktor diartikan sebagai sebuah analisis yang mensyaratkan adanya

keterkaitan antar variabel. Analisis faktor yang merupakan suatu kelas prosedur,

utamanya digunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang

banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 12 variabel diubah menjadi

7 variabel baru. Metode analisis faktor pada penelitian ini digunakan untuk

mengetahui sektor-sektor yang paling mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di

kabupaten Brebes.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto

seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu

negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu.

PDRB. Suatu wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi

peningkatan PDRB.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor

yang tumbuh cepat kabupaten Brebes berdasarkan pendekatan proportional shift

dan differential shift, mengetahui faktor yang terbentuk setelah dilakukan analisis

faktor, dan mengetahui sektor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

di kabupaten Brebes tahun 2010-2019. Data pada penelitian ini menggunakan data

sekunder dari publikasi BPS provinsi Jawa Tengah dan kabupaten brebes. Obyek

penelitian yang dipakai adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut

kelompok lapangan usaha atas dasar harga konstan dengan 17 sektor selama 10

tahun terakhir yaitu dari tahun 2010-2019. Data akan dianalisis menggunakan

metode analisis faktor, proportional shift, dan differential shift.

Dari hasil proportional shift dan differential shift ada 11 sektor

(X2, X4, X6, X8, X9, X10, X12, X13, X15, X16, X17) lapangan usaha yang membuat

perekonomian kabupaten Brebes tubuh cepat dalam perekonomian provinsi Jawa

Tengah, dan ada 13 sektor (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X13, X15, X17)

lapangan usaha yang tumbuh cepat di kabupaten Brebes dibandingkan dengan

provinsi Jawa Tengah, Sedangkan setelah dilakukan pengujian pada semua asumsi

analisis faktor dan pengujian inti analisis faktor yang menggunakan data dari

penggabungan proportional shift dan differential shift, didapat hanya ada satu

faktor yang terbentuk dalam penelitian ini. Dan terdapat tiga sektor yang

mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di kabupaten Brebes tahun 2010-2019

sektor tersebut adalah Jasa Perusahaan, Pertambangan dan Penggalian, Transportasi

dan Pergudangan.

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ...................................................................................................... i

PENGESAHAN ...................................................................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii

PRAKATA ............................................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

LAMPIRAN ........................................................................................................... xi

BAB

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ............................................................... 6

II. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 8

2.1 Statistika Multivariat ..................................................................................... 8

2.1.1 Jenis analisis multivariat ....................................................................... 9

2.2 Analisis Faktor ............................................................................................. 10

2.2.1 Tujuan analisis faktor ............................................................................ 12

2.2.2 Kegunaan analisis faktor ...................................................................... 13

2.2.3 Model matematik dalam analisis faktor ............................................... 14

2.2.4 Statistik yang relevan dengan analisis faktor ....................................... 16

2.2.5 Asumsi pada analisis faktor .................................................................. 18

2.2.6 Tahapan-tahapan analisis faktor ......................................................... 19

2.3 Analisis Shift Share komponen Proportional Shift dan Differential Shift ... 21

2.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................................. 25

2.4.1 Kegunaan Produk Domestik Regional Bruto ........................................ 28

2.5 Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................ 29

2.6 Software SPSS ............................................................................................. 30

2.7 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 31

III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 34

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 34

3.2 Variabel Penelitian....................................................................................... 34

3.3 Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 35

viii

3.4 Alur Penelitian ............................................................................................. 36

3.5 Analisis Data ................................................................................................ 37

3.5.1 Perhitungan analisis shift share komponen proportional shift dan

differential shift .................................................................................... 37

3.5.2 Analisis faktor ....................................................................................... 38

IV. HASIL PEMBAHASAN .............................................................................. 46

4.1 Hasil ............................................................................................................. 46

4.1.1 Analisis shift share komponen proportional shift, dan differential shift ..

.............................................................................................................. 46

4.1.2 Analisis faktor ....................................................................................... 49

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 63

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 63

5.2 Saran ............................................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 65

LAMPIRAN ........................................................................................................... 68

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Perhitungan proportional shift .............................................................. 47

Tabel 4.2 Perhitungan differential shift ................................................................. 48

Tabel 4.3 Perhitungan proportional shift dan differential shift ............................ 49

Tabel 4.4 Output uji normalitas ............................................................................ 50

Tabel 4.5 Output KMO and bartlett’s test of sphericity ....................................... 51

Tabel 4.6 Output Anti-image Matrices.................................................................. 52

Tabel 4.7 Output Communalities ......................................................................... 53

Tabel 4.8 Output Total Variance Explained ......................................................... 55

Tabel 4.9 Output Component Matrix .................................................................... 57

Tabel 4.10 Output Rotated Component Matrix ..................................................... 57

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 33

Gambar 3.1 Alur Penelitian................................................................................... 36

Gambar 3.2 Data view........................................................................................... 40

Gambar 3.3 Variabel view .................................................................................... 40

Gambar 3.4 Tampilan uji normalitas .................................................................... 41

Gambar 3. 5 Tampilan one-sample kolmogorov-smirnov .................................... 42

Gambar 3.6 Langkah analisis faktor ..................................................................... 42

Gambar 3.7 Tampilan factor analysis ................................................................... 43

Gambar 3.8 Tampilan KMO and Bartlet’s of Sphericity dan Anti-Image ............ 43

Gambar 3.9 Tampilan factoring ............................................................................ 44

Gambar 3.10 Tampilan rotasi ................................................................................ 45

Gambar 4.1 Scree plot .......................................................................................... 56

xi

LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Data PDRB kabupaten Brebes atas dasar harga konstan menurut

lapangan usaha (juta rupiah), 2010 - 2019 ............................................................ 68

Lampiran 2 Data PDRB provinsi Jawa Tengah atas dasar harga konstan menurut

lapangan usaha (juta rupiah), 2010 - 2019 ............................................................ 69

Lampiran 3 Perhitungan proportional shift .......................................................... 70

Lampiran 4 Perhitungan differential shift ............................................................. 71

Lampiran 5 Perhitungan proportional shift dan differential shift ......................... 72

Lampiran 6 Asumsi analisis faktor ....................................................................... 73

Lampiran 7 Hasil analisis faktor (Communalities) ............................................... 75

Lampiran 8 Hasil analisis faktor (Total Variance Explained) .............................. 76

Lampiran 9 Hasil analisis faktor (Scree plot) ....................................................... 77

Lampiran 10 Hasil analisis faktor (Component Matrix) ....................................... 78

Lampiran 11 Hasil analisis faktor (Rotated Component Matrix) .......................... 79

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbagai data statistik yang bersifat kuantitatif diperlukan sebagai sarana

untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini,

serta sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang (BPS Provinsi Jawa

Tengah, 2019). Untuk itu data statistik akan sangat berguna bagi berbagai aspek

apalagi jika di aplikasikan dengan tepat, seperti menggunakan metode statistik.

Salah satu metode statistik yang sering digunakan adalah statistik multivariat.

Statistika multivariat merupakan merupakan materi lanjutan dari statistika dasar

yang pada umumnya tidak semua jurusan menyediakan mata kuliah ini, kecuali

pada jurusan yang mempunyai konsentrasi ilmu statistika (Wustqa et al., 2018).

Analisis multivariat adalah analisis multi variabel dalam satu atau lebih hubungan.

Secara umum analisis multivariat berhubungan dengan metode-metode statistik

yang simultan melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap

obyek atau orang (Santoso, 2018). Jadi bisa dikatakan analisis multivariat

merupakan perluasan dari analisis univariat (seperti uji t) atau bivariat (seperti

metode korelasi dan regresi sederhana).

Analisis faktor termasuk dalam kategori multivariat, analisis faktor sendiri

diartikan sebagai sebuah analisis yang mensyaratkan adanya keterkaitan antar

variabel (Sartika et al, 2013). Tujuan utama dari analisis faktor adalah

mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling

hubungan (korelasi) antar sejumlah besar variabel dengan cara mendefinisikan satu

set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor.

2

Dengan analisis faktor, peneliti mengidentifikasi dimensi suatu struktur dan

kemudian menentukan sampai seberapa jauh setiap variabel dapat dijelaskan oleh

setiap dimensi. Begitu dimensi dan penjelasan setiap variabel diketahui, maka dua

tujuan utama analisis faktor dapat dilakukan yaitu data summarization dan data

reduction (Ghozali, 2011).

Analisis faktor utamanya digunakan untuk mereduksi data atau meringkas,

dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel misalnya dari 12 variabel

diubah menjadi 7 variabel baru (Supranto, 2004). Variabel baru dapat disebut

dengan faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam

variabel asli. Sehingga teknik multivariat yang dapat digunakan untuk mencari

sektor yang paling mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di kabupaten Brebes

berpengaruh adalah metode analisis faktor.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu

daerah atau provinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB ini akan menjelaskan sejauh mana

kemampuan daerah dalam mengelola atau memanfaatkan sumber daya yang ada

(BPS Provinsi Jawa Tengah, 2019). Jika Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

suatu daerah semakin besar, itu artinya kontribusi yang diberikan oleh masing-

masing sektor ekonomi juga besar sehingga daerah tersebut dapat mengalami

pertumbuhan ekonomi kearah yang lebih baik (Prishardoyo, 2008).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto

seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu

negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu

tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-

3

residen (BPS Kabupaten Brebes, 2020). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan

untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai

referensi statistik, yang digunakan sebagai dasar penghitungan tahun-tahun yang

lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data dengan indikator

rinci mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi (BPS Kabupaten Brebes, 2020).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi Jawa Tengah merupakan

yang terbesar ke-4 di Indonesia dan selalu mengalami kenaikan jumlah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan

daerah cukup berhasil dalam mengembangkan potensi ekonomi (Putri & Poerwono,

2013). Tetapi jika dilihat per kabupaten/kota akan terlihat jelas bahwa Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi Jawa Tengah didominasi oleh kota-kota

besar seperti kota Semarang.

Hal ini membuktikan bahwa tidak semua daerah berhasil menaikkan

pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Berdasaarkan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 menurut lapangan usaha di

provinsi Jawa Tengah, kabupaten Brebes memiliki Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) yang cukup kecil jika dibandingkan dengan kabupaten/kota besar di

provinsi Jawa Tengah.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi melalui Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) akan berakibat pada meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat (Sobetra & Sanusi, 2014). Jika pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan

maka diperlukan suatu pengetahuan mengenai sumber daya yang ada agar bisa

diambil kebijakan yang sesuai dan dapat digunakan secara maksimal. Untuk

4

mendapatkan pengetahuan tersebut dan upaya meningkatkan pertumbuhan

ekonomi di kabupaten Brebes, pada penelitian ini digunakan analisis faktor,

proportional shift dan differential shift dengan menggunakan data PDRB lapangan

usaha atas dasar harga konstan kabupaten Brebes.

Untuk mengetahui, meringkas, dan mereduksi data PDRB lapangan usaha

atas dasar harga konstan dapat menggunakan analisis faktor, sebelumnya data

PDRB di analisis shift share terlebih dahulu dengan mencari komponen

proportional shift dan differential shift, dua komponen shift ini berguna untuk

mengetahui pertumbuhan ekonomi setiap sektor jika dibandingkan dengan wilayah

administratif.

Pada masa sekarang ini, aplikasi statistik sangat diperlukan untuk

mempermudah dan mempercepat pengolahan data. sehingga didalam penelitian ini

software yang digunakan untuk mengolah data yaitu aplikasi SPSS. SPSS adalah

kepanjangan dari Statistical Package for Social Sciences yaitu software yang

berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk

statistik parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows (Ghozali,

2011). Saat ini program SPSS telah berkembang dengan berbagai macam versi.

Program SPSS ini berkompatibel dengan windows versi berapapun (Santosa &

Ashari, 2005).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul

“ANALISIS FAKTOR, PROPORTIONAL SHIFT, Dan DIFFERENTIAL SHIFT

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KELOMPOK LAPANGAN

USAHA Yang Mempengaruhi LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI Di

KABUPATEN BREBES TAHUN 2010-2019”.

5

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Sektor PDRB lapangan usaha atas dasar harga konstan apa sajakah yang

memiliki pertumbuhan ekonomi bagus atau tumbuh cepat berdasarkan

pendekatan proportional shift dan differential shift?

2. Berapakah faktor yang terbentuk dari variabel penggabungan proportional

shift dan differential shift setelah dilakukan analisis faktor?

3. Dari variabel-variabel yang di analisis faktor variabel apa saja yang

berkontribusi besar mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten

Brebes tahun 2010-2019?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu melebar, maka perlu dilakukan

pembatasan permasalahan, antara lain :

1. Dibatasi pada analisis faktor, analisis shift share komponen proportional shift

dan differential shift beserta teori-teori yang mendukung.

2. Studi kasus penelitian ini dibatasi pada data Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) menurut kelompok lapangan usaha atas dasar harga konstan dengan

17 sektor selama 10 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010-2019.

3. Analisis faktor dilakuan dengan data penggabungan proportional shift dan

differential shift menggunakan software SPSS.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sektor PDRB lapangan usaha atas dasar harga konstan

yang memiliki pertumbuhan ekonomi bagus atau tumbuh cepat berdasarkan

pendekatan proportional shift dan differential shift.

6

2. Untuk mengetahui berapa faktor yang terbentuk dari variabel penggabungan

proportional shift dan differential shift setelah dilakukan analisis faktor.

3. Untuk mengetahui sektor yang berkontribusi besar mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi di kabupaten Brebes tahun 2010-2019 dari variabel-

variabel yang di analisis faktor.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa, menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh,

menambah wawasan, dan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari dan

menganalisis data neraca nasional, terutama pada data PDRB.

2. Bagi Jurusan Matematika, dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus bagi

pembaca, sebagai referensi bagi pihak perpustakaan, dan sebagai bahan

bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.

3. Bagi Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Brebes, dapat dijadikan sebagai

bahan referensi untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di kabupaten

Brebes sehingga dapat mengembangkan potensi sumber daya yang ada.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika digunakan untuk mempermudah dalam memahami jalan

pemikiran secara keseluruhan tugas akhir. Secara garis besar tugas akhir ini dibagi

menjadi tiga bagian yaitu :

1. Bagian Awal

Bagian awal tugas akhir ini berisi halaman judul, halaman pernyataan

keaslian tulisan, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan,

prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

7

2. Bagian Isi

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dikemukakan konsep-konsep yang berisi tentang

teori-teori yang menjadi kerangka berfikir untuk penyelesaian

masalah dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam

penelitian meliputi ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan

data, variabel penelitian, alur penelitian dan analisis data.

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan

dari hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan dari pembahasan dan saran-saran yang

berkaitan dengan hasil penelitian.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir pada tugas akhir ini berisi tentang daftar pustaka dan

lampiran-lampiran yang mendukung.

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Statistika Multivariat

Statistika multivariat digunakan untuk melakukan analisis pengaruh sejumlah

variabel bebas terhadap sejumlah variabel tak bebas secara bersamaan (Santoso,

2017). Banyak bidang menggunakan statistika multivariat dalam penelitian yang

mereka lakukan. Ada dua klasifikasi dalam analisis data multivariat, yaitu metode

dependensi dan interdependensi. Hal ini berkaitan dengan data yang sedang

dihadapi dan tujuan dari analisis yang dilakukan. Statistika multivariat merupakan

merupakan materi lanjutan dari statistika dasar yang pada umumnya tidak semua

jurusan menyediakan mata kuliah ini, kecuali pada jurusan yang mempunyai

konsentrasi ilmu statistika (Wustqa et al., 2018).

Analisis univariat adalah analisis yang melibatkan satu variabel. Analisis

bivariat adalah analisis yang melibatkan dua variabel. Analisis multivariat adalah

analisis yang meelibatkan banyak variabel atau ganda (Priatna M, 2012). Analisis

multivariat adalah analisis multi variabel dalam satu atau lebih hubungan (Santoso,

2018). Analisis ini berhubungan dengan semua teknik statistik yang secara simultan

menganalisis sejumlah pengukuran pada individu atau obyek. Secara umum analisis

multivariat berhubungan dengan metode-metode statistik yang simultan melakukan

analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap obyek atau orang. Jadi bisa

dikatakan analisis multivariat merupakan perluasan dari analisis univariat (seperti

uji t) atau bivariat (seperti metode korelasi dan regresi sederhana).

9

Beberapa metode dalam analisis statistika multivariat adalah analisis

komponen utama, analisis faktor, analisis korelasi kanonik, analisis regresi

multivariat, analisis varians multivariat, analisis diskriminan, dan analisis klaster

(Johnson & Wichern, 2007).

Analisis multivariate dikelompokkan menjadi dua: 1) kelompok dependensi,

dimana variable dikelompokkan menjadi bebas yang mempengaruhi dan tak bebas

yang dipengaruhi; dan 2) kelompok interdependensi, dimana variabel tidak

dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel tak bebas, akan tetapi setiap variabel

mempunyai tingkat yang sama (Priatna M, 2012).

2.1.1 Jenis analisis multivariat

Berdasarkan jenis, analisis multivariat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Metode Dependensi

Dikatakan sebagai metode dependensi jika antar variabel ada

saling ketergantungan. Ciri penting dari metode ini adalah adanya dua

jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel independent

(Santoso, 2017).

Ketentuan lain dari metode ini yaitu jika variabel dependen adalah

matrik (data interval atau rasio), digunakan analisis regresi berganda

sedangkan untuk tipe data variabel dependen numerik (data nominal

atau ordinal), digunakan analisis diskriminan. Untuk jumlah variabel

lebih dari satu, dapat digunakan analisis manova, korelasi kanonikal,

tipe data variabel metrik dan tipe data variabel independent non metrik

digunakan analisis manova.

10

Sedangkan tipe data dependent dan independent metrik untuk

korelasi kanonikal sendiri adalah analisis yang bersifat komplek karena

elibatkan variabel dependent dan independent yang saling berhubungan

membentuk sebuah model.

2. Metode Interdependensi

Disebut sebagai metode interdepensi jika variabel-variabel

tersebut tidak saling bergantung satu dengan yang lain. Ciri penting dari

metode ini adalah semua variabel bersifat independent (Santoso, 2017).

Hubungan pada metode ini bersifat interdependensi, maka akan

dilihat pengolahan data berbasis pada variabel ataukah berbasis pada

kasus (objek atau individu). digunakan analisis faktor jika yang akan

diolah adalah variabel-variabel data, misalkan pengolompokan variabel

usia, tinggi badan, persepsi responden dan variabel lainnya. Namun, jika

pengolahan data berdasarkan objek atau individu (seperti

pengelompokan responden, pengelompokan produk-produk tertentu,

atau pengelompokan properti lain yang tidak berdasar variabel), maka

dapat dipilih cluster analysis, Multi Dimention Scaling (MDS) atau

Categorical Analysisi (CA).

2.2 Analisis Faktor

Analisis faktor dipelopori oleh Charles Spearman dalam bidang psikologi dan

beliau dipercaya sebagai penemu dari metode analisis faktor (Daely et al, 2013).

Charles Spearman menemukan fakta bahwa nilai ujian anak-anak sekolah pada

mata pelajaran yang berbeda (tidak berkaitan) berhubungan secara positif.

11

Hal itu yang membuat beliau menerima dalil bahwa kemampuan mental

mendasari dan mempengaruhi kinerja kognitif manusia. Dalil tersebut kini diadopsi

dalam penelitian kecerdasan (intelligence research) yang dikenal sebagai Teori g

(g theory).

Analisis faktor merupakan salah satu prosedur reduksi data serta salah satu

alat untuk menguji alat ukur dalam metode statistic multivariate. Analisis faktor

diartikan sebagai sebuah analisis yang mensyaratkan adanya keterkaitan antar

variabel (Sartika et al, 2013). Pada dasarnya analisis faktor atau analisis komponen

utama mendekatkan data pada suatu pengelompokan atau pembentukan suatu

variabel baru yang berdasarkan adanya keeratan hubungan antar-dimensi

pembentuk faktor (Daely et al., 2013).

Analisis faktor merupakan suatu kelas prosedur yang dipergunakan untuk

mereduksi data atau meringkas variabel yang banyak diringkas menjadi sedikit

variabel (Supranto, 2004). Variabel baru tersebut harus memuat sebanyak mungkin

informasi yang terkandung dalam variable asli. Dalam proses mereduksi banyaknya

variable, informasi yang hilang harus seminimal mungkin (Priatna M, 2012).

Pada prinsipnya analisis faktor menyederhanakan hubungan yang komplek

pada variabel yang diamati dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling

berhubungan atau mempunyai korelasi pada suatu struktur data baru yang

mempunyai faktor lebih kecil (Sartika et al., 2013). Analisis faktor ini menilai

variabel mana saja yang dianggap layak (appropriateness) untuk dimasukkan

dalam analisis selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua

variabel yang ada, kemudian pada variabel–variabel tersebut dikenakan sejumlah

pengujian (Hendikawati, 2011).

12

Hubungan antar-set dari banyak variabel yang terkait (berhubungan) diteliti

dan dinyatakan dalam sedikit faktor yang mendasari. Di dalam analisis varian,

regresi berganda dan diskriminasi, satu variabel disebut variabel tak bebas

(dependent variable) dan variabel lainya variabel bebas (Independent variable) atau

prediktor (Supranto, 2004).

Analisis faktor berfungsi untuk mendapatkan sejumlah kecil faktor yang

memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman data;

2. Faktor-faktor tersebut saling bebas;

3. Tiap-tiap faktor dapat diinterpretasikan dengan sejelas-jelasnya (Nugroho,

2008).

Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data

matrik dan menganalisis struktur saling hubungan (korelasi) antar sejumlah besar

variabel (test score, test items, jawaban kuesioner) dengan cara mendefinisikan satu

set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor. Dengan

analisis faktor, peneliti mengidentifikasi dimensi suatu struktur dan kemudian

menentukan sampai seberapa jauh setiap variabel dapat dijelaskan oleh setiap

dimensi. Begitu dimensi dan penjelasan setiap variabel diketahui, maka dua tujuan

utama analisis faktor dapat dilakukan yaitu data summarization dan data reduction

(Ghozali, 2011).

2.2.1 Tujuan analisis faktor

Menurut Santoso (2017) pada dasarnya tujuan analisis faktor adalah :

1. Data summarization, yakni mengidentifikasikan adanya hubungan

antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan

13

antar variabel (dalam pengertian SPSS adalah kolom), analisis

tersebut dinamakan R Factor Analysis. Namun jika korelasi dilakukan

antar responden atau sampel (dalam pengertian SPSS adalah baris)

analisis disebut Q Factor Analysis, yang juga populer disebut cluster

analysis.

2. Data reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses

membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk

menggantikan sejumlah variabel tertentu.

2.2.2 Kegunaan analisis faktor

Analisis faktor digunakan dalam situasi seperti dibawah ini :

1. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying

dimension) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set

variabel. Menganalisis faktor berarti mereduksi data atau variabel.

2. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak

berkorelasi (independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk

menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam

analisis multivariat selanjutnya, misalnya analisis regresi berganda

dan analisis diskriminan.

3. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari

suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan

di dalam analisis multivariat selanjutnya.

Analisis faktor banyak aplikasinya di dalam riset pemasaran,

manajemen dan ilmu sosial atau kedokteran, untuk klasifikasi atau

pengelompokan seperti :

14

1. Analisis faktor bisa dipergunakan di dalam segmentasi pasar untuk

mengidentifikasi variabel yang mendasari untuk dipergunakan dalam

mengelompokan pelanggan.

2. Di dalam riset produk analisis faktor dapat dipergunakan untuk

menentukan atribut atau karakteristik merek yang mempengaruhi

pilihan pelanggan atau pembeli. Misalnya merek pasta gigi bisa

dievaluasi berdasarkan perlindungan terhadap gigi (agar tidak

berlubang), memutihkan gigi, rasanya (pedas seperti permen keras),

nafas segar dan harga murah.

3. Di dalam studi advertensi, analisis faktor dapat dipergunakan untuk

memahami kebisaaan mengkonsumsi media dari pasar sasaran.

Pengguna makanan beku mungkin pemirsa berat TV kabel, melihat

banyak film layar lebar atau sinetron, mendengarkan country music.

4. Di dalam penelitian harga, bisa dipergunakan untuk mengenali atau

mengidentifikasi karakteristik atau sifat-sifat pelanggan atau pembeli

yang sensitif terhadap harga (Supranto, 2004).

2.2.3 Model matematik dalam analisis faktor

Dalam model analisis faktor, komponen hipotesis diturunkan dari

hubungan antara variabel terobservasi. Model analisis faktor mensyaratkan

bahwa hubungan antar variabel terobsesi harus linier dan nilai koefisien

korelasi tidak boleh nol, artinya benar- benar ada hubungan. Komponen

hipotesis yang diturunkan harus memiliki sifat-sifat berikut :

15

1. Komponen hipotesis tersebut diberi nama faktor. Faktor-faktor ini

membentuk variabel bebas (linear independent set variable). Tak ada

faktor yang menjadi kombinasi linier dari faktor yang lain, sebab

faktor-faktor tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga bebas

(independent) satu sama lain.

2. Variabel komponen hipotesis yang disebut faktor tersebut bisa

dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor umum (common factors)

dan faktor unik (unique factors). Dua komponen ini bisa dibedakan

jika dinyatakan dalam bobot (weights) di dalam persamaan linier,

yang menurunkan variabel terobservasi dari variabel komponen

hipotesis. Suatu faktor umum (common factors) mempunyai lebih dari

satu variabel dengan timbangan yang bukan nol nilainya terkait

dengan faktor. Suatu faktor unik hanya mempunyai satu variabel

dengan timbangan yang tidak nol terkait dengan faktor. Jadi hanya

satu faktor variabel yang tergantung pada satu faktor unik.

3. Common factor (faktor umum) selalu dianggap tidak berkorelasi

dengan faktor unik. Faktor unik biasanya juga dianggap saling

berkorelasi (mutually uncorrelated), akan tetapi faktor umum

(common factor) mungkin atau tidak mungkin berkorelasi satu sama

lain.

4. Umumnya dianggap bahwa jumlah faktor umum (common factor)

lebih sedikit dari jumlah variabel asli. Akan tetapi, banyaknya faktor

unik biasanya dianggap sama dengan banyaknya variabel asli.

16

Adapun persamaan fundamental dari analisis faktor adalah sebagai

berikut :

𝑋 = 𝐴𝐹 + 𝑉𝜇 (2.1)

Keterangan :

X = suatu vektor yang berukuran n × 1 dari variabel acak (random)

sebanyak n dengan X1, 𝑋2, … , 𝑋𝑛

A = matriks koefisien n x m

F = suatu vektor yang berukuran m × 1 dari common factors yaitu

F1, F2, … , Fn

V = matriks koefisien yang diagonal n × n untuk vektor unik yang

merupakan kombinasi common factors dan faktor unik yang

tertimbang.

μ = suatu faktor acak dari n variabel faktor unik 𝜇1, 𝜇2, … , 𝜇𝑛

(Supranto, 2004).

2.2.4 Statistik yang relevan dengan analisis faktor

Statistik kunci yang relevan dengan analisis faktor adalah sebagai

berikut:

1. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO)

Kaiser Meyer Olkin merupakan suatu indeks yang dipergunakan

untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Nilai tinggi antara 0,5-1,0

berarti analisis faktor tepat, kalau kurang dari 0,5 maka analisis faktor

dikatakan tidak tepat.

17

2. Bartlett’s test of sphericity

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bahwa

variabel tidak saling berkorelasi dalam populasi. Dengan kata lain,

matriks korelasi populasi merupakan matriks identitas, yang ditandai

dengan signifikansi (p value < 0.05). dimana setiap variabel

berkorelasi dengan sendiri secara sempurna r = 1 akan tetapi tidak

berkorelasi dengan yang lainya r = 0.

3. Measure of sampling adequacy (MSA)

Suatu indeks perbandingan antara koefisien korelasi parsial

untuk setiap variabel. MSA digunakan untuk mengukur kecukupan

sampel.

4. Matriks korelasi segitiga

Matriks segitiga bagian bawah menunjukan korelasi sederhana

r, antara semua pasangan variabel yang tercakup dalam analisis. Nilai

atau angka pada diagonal utama yang semuanya sama yaitu 1,

dihapus/ditiadakan.

5. Communality

Jumlah varian yang disumbangkan oleh satu variabel dengan

seluruh variabel lainya dalam analisis. Bisa juga disebut proporsi atau

bagian varian yang dijelaskan oleh common factor atau besarnya

sumbangan suatu faktor terhadap seluruh varian.

6. Factor loading

Yaitu korelasi sederhana antara variabel dengan faktor.

18

7. Factor loading plot

Suatu plot dari variabel asli dengan menggunakan factor

loadings sebagai koordinat.

8. Factor matrix

Faktor yang memuat semua faktor loadings dari semua variabel

pada semua factor extracted.

9. Factor scores

Skor komposit yang diestimasi untuk setiap responden pada

faktor turunan (derived factors).

10. Pracentage of variance

Persentase varian total yang disumbangkan oleh setiap faktor.

11. Residual

Perbedaan antara korelasi yang terobservasi berdasarkan input

correlation matrix dan korelasi hasil reproduksi yang diperkirakan

dari matrik faktor.

12. Scree plot

Plot dari eigen sumbu tegak (vertikal) dan banyaknya faktor

sebagai sumbu datar, untuk menentukan banyaknya faktor yang bisa

ditarik (factor extraction) (Supranto, 2004).

2.2.5 Asumsi pada analisis faktor

Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi maka, asumsi-asumsi

yang harus dipenuhi pada analisis faktor terkait dalam korelasi, adalah :

1. Besar korelasi atau korelasi antar variabel independen harus cukup

kuat, misal di atas 0,5.

19

2. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap

tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi

terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image

Correlation.

3. Pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar variabel), yang

diukur dengan besaran Bartlest Test of Spherieity atau measure

Sampling Adequacy (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya

korelasi yang signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.

4. Pada beberapa kasus, asumsi normalitas dari variabel-variabel atau

faktor yang terjadi sebaiknya dipenuhi (Santoso, 2017).

2.2.6 Tahapan-tahapan analisis faktor

Menurut (Santoso, 2010) tahap-tahap dalam analisis faktor adalah

sebagai berikut :

1. Menilai Variabel yang Layak, tahap pertama pada analisis analisis

faktor adalah menilai variabel mana saja yang dianggap layak

(appropriateness) untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya.

Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang

ada, kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan sejumlah

pengujian. Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang

mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah

faktor, maka variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup

tinggi dengan variabel lain, variabel dengan korelasi yang lemah

dengan variabel yang lain dan cenderung tidak akan mengelompok

dalam faktor tertentu.

20

2. Factoring dan Rotasi, setelah melakukan penyaringan terhadap

sejumlah variabel, hingga didapat variabel-variabel yang memenuhi

syarat untuk dianalisis, selanjutnya, dilakukan ekstraksi terhadap

sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih

faktor. Setelah satu atau lebih dari faktor terbentuk, dengan sebuah

faktor berisi sejumlah variabel, mungkin saja sebuah variabel sulit

untuk ditentukan akan masuk ke dalam faktor yang mana. Jadi jika

yang terbentuk dari proses factoring hanya satu faktor, bisa saja

sebuah variabel diragukan apakah layak dimasukkan dalam faktor

yang terbentuk atau tidak, untuk itu dilakukan proses rotasi (rotation)

untuk memperjelas variabel tersebut akan dimasukkan pada faktor

yang satu atau faktor yang lain.

3. Validasi Faktor, validasi analisis faktor dimaksudkan untuk

mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut bisa

digeneralisasikan ke populasi. Proses validasi ada berbagai macam

cara, namun yang paling praktis adalah menguji kestabilan faktor

yang telah terbentuk. Menguji kestabilan tersebut dengan cara sampel

yang akan dipecahkan dibagi menjadi dua bagian, kemudian setiap

bagian diuji dengan analisis faktor, sama seperti yang dilakukan

sebelumnya. Hasilnya kemudian dibandingkan. sebuah faktor stabil

dikatakan stabil jika hasil-hasil yang ada relatif tidak jauh berbeda,

baik jumlah faktor atau angka-angkanya.

21

4. Membuat Factor Scores, setelah faktor terbentuk dan dilakukan

validasi, yang menyatakan bahwa satu atau lebih faktor yang

terbentuk memang stabil dan bisa untuk menggeneralisasi

populasinya, maka bisa dilakukan pembuatan factor scores. Factor

scores dilakukan untuk membuat satu atau beberapa variabel yang

lebih sedikit dan untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada.

2.3 Analisis Shift Share komponen Proportional Shift dan Differential Shift

Menurut Widodo (2006) analisis shift share adalah salah satu teknik

kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi daerah

relatif terhadap struktur wilayah administratif. Gagasan utama dari analisis ini yaitu

untuk menganalisis antara pertumbuhan ekonomi di daerah dengan nasional untuk

memeriksa kinerja sektor yang menunjukan pertumbuhan (Rahman et al, 2015).

Analisis shift share dipakai untuk mengamati struktur perekonomian dan

pergeserannya, serta pengembangan perencanaan strategi dengan cara menekankan

pertumbuhan sektor di daerah yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada

tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional (Rice et al, 2010).

Suatu daerah yang memiliki banyak sektor yang tingkat pertumbuhannya

lamban maka sektor tersebut pertumbuhannya secara nasional juga akan lamban.

Hal ini terjadi karena daerah-daerah lain tumbuh lebih cepat (Putra, 2011). Analisis

shift share terbagi menjadi beberapa bagian yang dikenal sebagai national growth,

industrial mix dan competitive share, penjumlahan dari ketiga komponen ini dapat

diartikan sebagai perubahan tatanan ekonomi (Dinc, 2005).

Analisis ini menggunakan tiga informasi dasar yang berhubungan satu sama

lain yaitu :

22

1. National share (Ns) adalah banyaknya pertambahan PDRB/lapangan kerja

regional seandainya proporsi perubahannya sama dengan laju pertambahan

nasional selama periode studi. Hal ini dapat dipakai sebagai kriteria bagi

daerah yang bersangkutan untuk mengukur apakah daerah itu tumbuh lebih

cepat atau lebih lambat dari pertumbuhan nasional rata-rata.

2. Proportional shift (Ps) dikenal juga sebagai komponen struktural atau

industrial mix, adalah untuk mengukur besarnya shift regional netto yang

diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor industri di daerah yang

bersangkutan. Komponen ini positif di daerah-daerah yang berspesialisasi

dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh cepat dan negatif di daerah-

daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh

dengan lambat atau bahkan sedang merosot.

3. Differential shift (Ds) terkadang juga dinamakan komponen lokasional atau

regional. Komponen ini mengukur besarnya shift regional netto yang

diakibatkan oleh sektor-sektor industri tertentu yang tumbuh lebih cepat atau

lebih lambat di daerah yang bersangkutan daripada tingkat nasional yang

disebabkan oleh faktor-faktor lokasional intern. Jadi suatu daerah yang

mempunyai keuntungan lokasional seperti sumber daya yang

melimpah/efisien, akan mempunyai differential shift component yang positif,

sedangkan daerah yang secara lokasional tidak menguntungkan akan

mempunyai komponen yang negatif.

Menurut Tarigan (2005) analisis shift share memiliki tiga komponen yaitu:

1. National Share untuk mengetahui struktur perekonomian suatu daerah yang

dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional.

23

2. Proportional shift adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor i

dibandingkan total sektor di tingkat nasional.

3. Differential shift atau competitive position adalah perbedaan pertumbuhan

perekonomian sautu daerah dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di

tingkat nasional.

Dengan menggunakan notasi aljabar, berbagai hubungan antara komponen-

komponen diatas dapat dinyatakan pada uraian berikut ini. Akan tetapi, sebelum

mengemukakan rumus hubungan, terlebih dahulu akan dikemukakan notasi yang

dipergunakan berikut ini:

N = National atau wilayah yang lebih tinggi jenjangnya (provinsi Jawa

Tengah)

r = Region atau wilayah analisis (kabupaten Brebes)

i = Sektor ekonomi ke-i

t = Tahun akhir

t − n = Tahun awal

Ns = National share

Ps = Proportional shift

Ds = Differential shift

(Tarigan, 2007)

Peranan national share (Ns) yaitu seandainya pertambahan PDRB/ lapangan

kerja regional sektor i tersebut sama dengan proporsi pertambahan PDRB/lapangan

kerja nasional rata-rata. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑁𝑆𝑖,𝑡= 𝐸𝑖𝑟,𝑡−𝑛 (

𝐸𝑁,𝑡

𝐸𝑁,𝑡−𝑛) − 𝐸𝑖𝑟,𝑡−𝑛 (2.2)

24

Proportional shift (Ps) adalah untuk melihat pengaruh sektor i secara nasional

terhadap pertumbuhan PDRB/lapangan kerja sektor i pada region yang dianalisis.

Hal ini dapat di tuliskan sebagai berikut :

𝑃𝑆𝑟,𝑖,𝑡= (

𝐸𝑁,𝑖,𝑡

𝐸𝑁,𝑖,𝑡−𝑛−

𝐸𝑁,𝑡

𝐸𝑁,𝑡−𝑛) 𝐸𝑟,𝑖,𝑡−𝑛 (2.3)

Differential shift (Ds) menggambarkan penyimpangan antara pertumbuhan

sektor i di wilayah analisis terhadap pertumbuhan sektor i secara nasional. Hal ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑆𝑟,𝑖,𝑡= (

𝐸𝑟,𝑖,𝑡

𝐸𝑟,𝑖,𝑡−𝑛−

𝐸𝑁,𝑖,𝑡

𝐸𝑁,𝑖,𝑡−𝑛) 𝐸𝑟,𝑖,𝑡−𝑛 (2.4)

Keterangan :

Er,i,t : PDRB ke i regional tahun akhir

Er,i,t−n : PDRB ke i regional tahun awal

EN,t : Jumlah PDRB provinsi tahun akhir

EN,t−n : Jumlah PDRB provinsi tahun awal

EN,i,t : PDRB ke i provinsi tahun akhir

EN,i,t−n : PDRB ke i provinsi tahun awal

Pada penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi menggunakan

proportional shift dan differential shift karena national share akan lebih cocok

menggunakan data PDRB atas dasar harga berlaku. Analisis ini jika digabungkan

juga bisa dikelompokkan menjadi 4 kuadran/bagian seperti (Setiono, 2011).

1. Kriteria winners : jika proportional shift dan differential shift positif.

2. Kriteria losers : jika proportional shift dan differential shift negatif.

25

3. Kriteria mixed winners : jika proportional shift negatif dan differential shift

positif.

4. Kriteria mixed losers : jika proportional shift positif dan differential shift

negatif.

2.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto

seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu

negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu

tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-

residen (BPS Kabupaten Brebes, 2020).

Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu

pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga

berlaku dan harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan

PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode

penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan

PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan

bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang digunakan

sebagai dasar penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut

dapat digambarkan seri data dengan indikator rinci mengenai

perubahan/pergerakan yang terjadi.

Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan

global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis

finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara

26

China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional

dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu

diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk

adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar

PDRB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan

seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang

tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan

kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar PDB dilakukan

secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

provinsi untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan.

SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara

mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional

berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi (BPS Indonesia, 2015). Rekomendasi yang

dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan

neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur item tertentu seperti

PDRB. SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang aktivitas pelaku

ekonomi dalam hal produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan analisis, pengambilan keputusan, dan pembuatan

kebijakan. Dengan menggunakan Kerangka SNA, fenomena ekonomi dapat dengan

lebih baik dijelaskan dan dipahami. Manfaat perubahan tahun dasar PDRB antara

lain :

1. Menginformasikan perekonomian regional yang terkini seperti pergeseran

struktur dan pertumbuhan ekonomi.

2. Meningkatkan kualitas data PDRB.

27

3. Menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara internasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara

berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000.

Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 karena

beberapa alasan berikut :

1. Perekonomian Indonesia tahun 2010 relatif stabil.

2. Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir

terutama dibidang informasi dan teknologi serta transportasi yang

berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru.

3. Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima)

atau 10 (sepuluh) tahun.

4. Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan, sumber data dan

metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008.

5. Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB seperti data Sensus

Penduduk 2010 (SP 2010) dan Indeks harga produsen (Producers Price Index

/PPI).

6. Tersedianya kerangka kerja SUT yang menggambarkan keseimbangan aliran

produksi dan konsumsi (barang dan jasa) dan penciptaan pendapatan dari

aktivitas produksi tersebut.

Sedangkan untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat

regional (kabupaten) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk

menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun

PDRB digunakan 2 pendekatan, yaitu produksi dan penggunaan. Keduanya

menyajikan komposisi data nilai tambah yang dirinci menurut sumber kegiatan

28

ekonomi (lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya.

PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen

nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai

aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan tentang

penggunaan dari nilai tambah tersebut.

PDRB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh

lapangan usaha yang mencakup kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;

Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas;

Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real

Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya.

2.4.1 Kegunaan Produk Domestik Regional Bruto

Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator makro yang

dapat menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat

yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah :

a. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber

daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang

besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar,

begitu juga sebaliknya.

b. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari

tahun ke tahun.

29

c. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan

struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam

suatu wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peran

besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.

d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan

PNB per satu orang penduduk.

e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui

pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.

2.5 Pertumbuhan Ekonomi

Profesor Kuznets mengungkapkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah

adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari daerah yang bersangkutan

untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya (Todaro, 2000).

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian secara

berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu

(Muta’ali, 2015). Dalam bukunya Sukirno menyatakan Pertumbuhan ekonomi

dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu

perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

ekonomi (Sukirno, 2006).

Suatu wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi

peningkatan PDRB riil di wilayah tersebut (Arsyad, 2010). Apabila tingkat

pertumbuhan ekonomi bernilai negatif berarti kegiatan perekonomian

menunjukkan penurunan, sebaliknya jika tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut

bernilai positif berarti kegiatan perekonomian mengalami peningkatan.

30

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan kondisi utama bagi

kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Untuk mengukur kemajuan

perekonomian daerah dengan mengamati seberapa besar laju pertumbuhan

ekonomi yang dicapai daerah tersebut yang tercermin dari kenaikan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) (Rahman & Chamelia, 2015).

Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai kenaikan PDRB, tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan

penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi berlaku atau tidak. Pada tingkat

daerah, pertumbuhan ekonomi pada dasarnya membahas tentang hal mengapa suatu

daerah dapat tumbuh cepat dibandingkan dengan perekonomian pada wilayah yang

lebih luas, sedangkan yang lainnya kurang berkembang. Faktor-faktor ekonomi apa

yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

2.6 Software SPSS

IBM SPSS merupakan software atau aplikasi yang dapat digunakan untuk

membantu pengolahan, perhitungan, dan analisis data untuk keperluan statistik.

Walaupun secara umum pengolahan data-data hasil penelitian dapat diolah

menggunakan software seperti Microsoft excel, namun SPSS lebih dikenal oleh

kalangan akademis dan profesional (Enterprise, 2014).

SPSS adalah kepanjangan dari Statistical Package for Social Sciences yaitu

software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik

baik untuk statistik parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows

(Ghozali, 2011). Saat ini program SPSS telah berkembang dengan berbagai macam

versi. Program SPSS ini berkompatibel dengan windows versi berapapun (Santosa

& Ashari, 2005).

31

Aplikasi SPSS yang pertama kali diperkenalkan oleh SPSS Incorporation

adalah versi SPSS/P+. Aplikasi berbasis teks ini membutuhkan software bantu lain

yang berfungsi sebagai editor. Jadi, masih menggunakan program atau kode

eksternal. Seiring dengan perkembangan system operasi, terutama windows,

aplikasi SPSS juga berkembang menjadi sebuah aplikasi yang berbasis windows,

dimulai aplikasi SPSS 6.0 for windows, diikuti SPSS 7, SPSS 10, SPSS 11.5, SPSS

12, SPSS 13, SPSS 14, sampai kemudian muncul SPSS 18 (Sugianto, 2010).

SPSS memang berkomitmen mengembangkan prosedur statistik yang dapat

digunakan pada bidang bisnis, ekonomi, mulai dari yang sederhana sampai cukup

kompleks seperti multivariat. Keunggulan lain adalah tampilan SPSS yang sudah

‘setara’ dengan Excel, bahkan dalam pengolahan grafisnya. Selain itu, penggunaan

menu-menu di SPSS sangat user friendly (Santoso, 2017).

2.7 Kerangka Berfikir

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (kabupaten)

menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai

tambah) pada suatu waktu tertentu. PDRB dirinci menurut sumber kegiatan

ekonomi (lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi

lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto

yang mampu diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai aktivitas produksinya.

Sedangkan dari penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah.

Data yang akan digunakan untuk penelitian difokuskan pada lapangan usaha

atas dasar harga konstan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi setiap sektor

dari tahun ke tahun. Berdasarkan data tersebut, tipe data pada variabel yang

digunakan adalah bertipe sekunder, yakni data diambil dari publikasi Badan Pusat

32

Statistik (BPS) kabupaten Brebes dan provinsi Jawa Tengah, dengan tujuan analisis

adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Brebes sehingga

untuk kedepannya diharapkan kabupaten Brebes dapat mengembangkan ekonomi

daerah yang ada dengan semaksimal mungkin. Beberapa pendekatan yang dapat

digunakan untuk menentukan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pendekatan

tersebut diantaranya adalah analisis faktor, proportional shift, dan differential

shift.

Metode analisis faktor bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor yang

memberikan kontribusi besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi di kabupaten

Brebes dengan cara meringkas dan mereduksi (variabel yang diteliti). Variabel-

variabel tersebut harus melalui uji asumsi analisis faktor terlebih dahulu,

selanjutnya untuk mengetahui, meringkas dan mereduksi sektor yang memberikan

kontribusi besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi, digunakanlah metode analisis

faktor. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini untuk menganalisis

data yang diperoleh seperti gambaran dibawah ini :

33

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada 11 sektor lapangan usaha yang membuat perekonomian kabupaten

Brebes tubuh cepat dalam perekonomian provinsi Jawa Tengah, 11 sektor

tersebut adalah Pertambangan dan Penggalian; Pengadaan Listrik dan Gas;

Konstruksi; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Real Estate; Jasa Perusahaan;

Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan Kegiatan Sosial; Jasa lainnya. Dan ada 13

sektor lapangan usaha yang tumbuh cepat di kabupaten Brebes dibandingkan

dengan provinsi Jawa Tengah, ke 13 sektor tersebut adalah Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri

Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan

Jasa Perusahaan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan

Komunikasi Jasa Kesehatan Kegiatan Sosial; Jasa Perusahaan; Jasa

Pendidikan; Jasa lainnya.

2. Setelah dilakukan pengujian pada semua asumsi analisis Faktor dan

pengujian inti analisis Faktor, maka didapat hanya ada satu faktor yang

terbentuk dalam penelitian ini.

64

3. Setelah dilakukan pengujian pada semua asumsi analisis faktor dan pengujian

inti analisis faktor pada 9 variabel, dapat diketahui bahwa ada beberapa sektor

yang memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten

Brebes tahun 2010-2019 sektor tersebut adalah Jasa Perusahaan,

Pertambangan dan Penggalian, Transportasi dan Pergudangan.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pertumbuhan

ekonomi di kabupaten Brebes maka saran yang dapat diberikan adalah

1. Untuk pemerintah kabupaten Brebes diharapkan lebih memerhatikan

sumberdaya yang ada sehingga sektor yang belum maju/tumbuh lampat dapat

ditingkatkan dengan memberi kebijakan baru yang lebih sesuai agar potensi

yang ada dapat dimaksimalkan dan sektor sudah maju atau yang memiliki

kontrusi besar dapat terus diperhatikan agar tidak mengalami penurunan tetap

meningkat hasilnya.

2. Pemerintah diharapkan lebih memperhatikan lagi untuk sektor Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan; Industri Pengolahan; Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; karena ketiga sektor ini

merupakan sektor yang maju di kabupaten Brebes tetapi tumbuh lambat di

provinsi Jawa Tengah mungkin bisa dibuat kebijakan baru, promosi mengenai

hasil perdagangan atau industri ataupun bisa dengan lebih memanfaatkan lagi

SDA dan SDM yang ada di kabupaten Brebes.

3. Untuk analisis faktor disarankan dalam analisis data, sebaiknya data yang

akan dianalisis lebih dari 10 sampel, sehingga output yang ada tidak eror dan

penyajian datanya lebih lengkap sehingga informasi yang diperoleh bisa

maksimal.

65

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan (Edisi Keli). Yogyakarta: UPP STIE

YKPN.

Bappenas. (2003). Modul isian daerah untuk simrenas. Jakarta: Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional.

BPS Indonesia. (2015). Pembinaan SNA 2008 Kab/Kota se-Indonesia (Analisis

PDB/PDRB). Surakarta.

BPS Kabupaten Brebes. (2020). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Brebes menurut Lapangan Usaha. Kabupaten Brebes.

BPS Provinsi Jawa Tengah. (2019). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi

Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha. Provinsi Jawa Tengah.

Daely, K., Ujian, S., & Asima, M. (2013). Analisis Statistik Faktor-faktor yang

mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa. Saintia Matematika, 1(5), 483–

494.

Dinc, M. (2005). Regional and local economic analysis tools. Washington DC: The

World Bank.

Enterprise, J. (2014). SPSS untuk Pemula. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19

(Edisi 5). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hendikawati, P. (2011). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi

Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Unnes, 1–35.

Johnson, R., & Wichern, D. (2007). Applied multivariate statistical analysis (6th

editio). New Jersey: Pearson Education.

Muta’ali, L. (2015). Teknik Analisis Regional: untuk Perencanaan Wilayah, Tata

Ruang dan Lingkungan. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi

(BPFG) UGM.

Nugroho, S. (2008). Statistika Multivariat Terapan. Bengkulu: UNIB Press.

Priatna M, B. A. (2012). Teknik-Teknik Analisis Multivariat Terkini yang sering

digunakan dalam Penelitian. Jurnal Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

UPI, 1–5.

Prishardoyo, B. (2008). Analisis Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Potensi

Ekonomi Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Pati

Tahun 2000-2005. Journal of Economics and Policy, 1(1), 1–9.

Putra, M. F. (2011). Studi Kebijakan Publik dan Pemerintahan dalam Perspektif

Kuantitatif. Malang: Universitas Brawijaya (UB) Press.

66

Putri, H. P., & Poerwono, D. (2013). Faktor Internal dan Faktor Eksternal Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi Jawa Tengah Tahun 1994-2010.

Journal of Economy, 2(4), 1–10.

Rahman, M. K., Taufiq, M., & Muzzammir, M. (2015). A Shift-Share Analysis of

Electrical and Electronic Products: An Overview and Assessment of Export

Growth of Malaysia. Journal Asian Social Science, 11(10), 330–338.

Rahman, Y. A., & Chamelia, A. L. (2015). Faktor - faktor yang mempengaruhi pdrb

kabupaten / kota jawa tengah tahun 2008-2012. Journal of Economics and

Policy, 8(1), 88–99.

Rice, Philip, & Marshall, J. H. (2010). Analysis Of Recent Changes In Arkansas

Personil Income : 2007-2009. International A Shift Share Approach Journal.

Santosa, P. B., & Ashari. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan

SPSS. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Santoso, S. (2010). Statistik Multivariat Konsep dan Analisis dengan SPSS. Jakarta:

PT Elek Media Komputindo.

Santoso, S. (2017). Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta PT Elek Media

Komputindo: PT Elek Media Komputindo.

Santoso, S. (2018). Mahir Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: PT Elek

Media Komputindo.

Sartika, Sitepu, H. R., & Bangun, P. (2013). Analisis Faktor-faktor yang

mempengaruhi Hasil Produksi Kentang. Saintia Matematika, 1(5), 445–457.

Setiono, D. N. (2011). Ekonomi Pengembangan Wilayah : Teori dan analisis.

Jakarta: FEUI.

Sobetra, I., & Sanusi, A. (2014). Analisis struktur ekonomi dan penentuan sektor

unggulan kabupaten mesuji provinsi lampung. Prosiding SEMBISTEK, 292–

312.

Sugianto, M. (2010). Seri Belajar Cepat SPSS 18. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukirno, S. (2006). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan. Jakarta: LPFE UI.

Supranto, J. (2004). Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Tarigan, R. (2005). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.Bumi

Aksara.

Tarigan, R. (2007). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (Edisi Revisi). Jakarta:

PT.Bumi Aksara.

67

Todaro. (2000). Economic Development (Sevent Edition). Michigan University:

Addison Wesley.

Widodo, T. (2006). Perencanaan Pembangunan : Aplikasi Komputer (Era Otonomi

Daerah). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wustqa, D. U., Listyani, E., Subekti, R., Kusumawati, R., Susanti, M., &

Kismiantini. (2018). Multivariate Data Analysis Using R Program. Jurnal

Pengabdian Masyarakat MIPA Dan Pendidikan MIPA, 2(2), 83–86.