analisis elastisitas ekspor kakao di indonesia
TRANSCRIPT
i
ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA
SUKRYANTO
105961111417
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA
SUKRYANTO
105961111417
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
iii
iv
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS
ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA adalah benar merupakan
hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 05 Mei 2021
Sukryanto
105961111417
vi
ABSTRAK
SUKRYANTO. 105961111417. Analisis Elastisistas Ekspor Kakao di Indonesia.
Dibimbing oleh MOHAMMAD NATSIR dan SUMARNI B.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia dan tingkat elastisitas faktor-faktor
yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia menggunakan teori Model Cobb-
Dauglass terhadap variabel harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao Indonesia,
dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Mei sampai dengan
bulan Juli 2021. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif
dengan menggunakan data sekunder berupa runtut waktu (time series) dengan
periode waktu 29 tahun (1990-2018), analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu Analisis Regresi Linear Berganda. Penelitian ini mengambil
data dari Faostat dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia dapat dilihat
dari nilai koefisien regresi hasil estimasi. Dari tiga variabel independen terdapat
dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor
kakao di Indonesia yaitu harga ekspor kakao (X1) dengan nilai koefisien sebesar -
1,6196, jumlah produksi kakao (X2) dengan nilai koefisien sebesar 2,7271, dan
variabel independen yang tidak berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor
kakao di Indonesia yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (X3) dengan nilai
koefisien sebesar 0,3585 dan elastisitas ekspor kakao di Indonesia dapat dilihat
dari koefisien regresi hasil estimasi (Elastisitas) yaitu elastisitas harga ekspor
kakao (X1) sebesar -1,6196 artinya setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau
menurunkan ekspor kakao di Indonesia sebesar 1,6196% menunjukkan nilai yang
in-elastis (E>1). Elastisitas jumlah produksi kakao (X2) sebesar 2,7271 artinya
setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau meningkatkan elastisitas ekspor
kakao di Indonesia sebesar 2,7271% menunjukkan nilai yang elastis (E>1).
Elastisitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (X3) sebesar 0,3585 artinya setiap
kenaikan 1% akan mempengaruhi atau menurunkan ekspor kakao di Indonesia
sebesar 0,3585% menunjukkan nilai yang in-elastis (E<1).
Kata Kunci : Elastisitas, Harga, Nilai Tukar, Produksi
vii
ABSTRACT
SUKRYANTO. 105961111417. Elasticity Analysis of Cocoa Exports in
Indonesia. Supervised by MOHAMMAD NATSIR and SUMARNI B.
This study aims to analyze the factors that affect cocoa exports in
Indonesia and the level of elasticity of the factors that affect cocoa exports in
Indonesia using the Cobb-Dauglass model theory on the variables of cocoa export
prices, the amount of Indonesian cocoa production, and the exchange rate of the
rupiah against the US dollar.
This research was conducted for two months, from May to July 2021. This
research is a quantitative research using secondary data in the form of a time
series with a time period of 29 years (1990-2018), data analysis used in this study
This is Multiple Linear Regression Analysis. This study took data from Faostat
and the Central Statistics Agency (BPS).
The factors that affect cocoa exports in Indonesia can be seen from the
estimated regression coefficient value. Of the three independent variables, there
are two independent variables that have a significant effect on the elasticity of
cocoa exports in Indonesia, namely the export price of cocoa (X1) with a
coefficient value of -1.6196, the amount of cocoa production (X2) with a
coefficient value of 2.7271, and the independent variable which has no significant
effect on the elasticity of cocoa exports in Indonesia, namely the exchange rate of
the rupiah against the US dollar (X3) with a coefficient value of 0.3585 and the
elasticity of cocoa exports in Indonesia can be seen from the regression coefficient
of the estimation results (Elasticity), namely the price elasticity of cocoa exports
(X1 ) of -1.6196, meaning that every 1% increase will affect or decrease cocoa
exports in Indonesia by 1.6196%, indicating an inelastic value (E>1). The
elasticity of the amount of cocoa production (X2) is 2.7271, meaning that every
1% increase will affect or increase the elasticity of cocoa exports in Indonesia by
2.7271%, indicating an elastic value (E>1). The elasticity of the rupiah exchange
rate against the US dollar (X3) is 0.3585, meaning that every 1% increase will
affect or decrease cocoa exports in Indonesia by 0.3585%, indicating an inelastic
value (E<1).
Keywords : Elasticity, Price, Exchange Rate, Production
viii
KATA PENGANTAR
Assalamuβalaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul βAnalisis Elastisitas Ekspor Kakao di Indonesiaβ
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak sekali
hambatan dan kekurangan yang memerlukan bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., Selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P, Selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga
skripsi dapat diselesaikan.
4. Sumarni B, S.P., M.Si, Selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi dapat
diselesaikan.
5. Ayahanda dan Ibunda selaku kedua orang tua yang telah banyak memberikan
dorongan moril maupun materil serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
ix
6. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah segudang ilmu kepada penulis.
7. Kepada Irna Irviana Nurjannah yang telah membantu penyusunan skripsi serta
memberikan motivasi kepada penulis dari awal sampai akhir penyelesaian
skripsi.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Seperti halnya manusia yang tidak sempurna dimata manusia lain ataupun
dimata ALLAH SWT, penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan
penulisan dan penyajiannya mengingat akan keterbatasan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat memberi manfaat untuk kita semua. Aamiin
Wassalamuβalaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh
Makassar, 27 Juni 2021
Sukryanto
105961111417
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .............................................................. iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI .... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian................................................................................. 5
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kakao ....................................................................................... 7
2.2 Elastisitas Penawaran ............................................................................... 8
2.3 Teori Penawaran Ekspor ..........................................................................10
2.4 Teori Model Cobb-Douglass....................................................................13
xi
2.5 Konsep Ekspor .........................................................................................16
2.6 Teori Penawaran.......................................................................................17
2.7 Teori Produksi ..........................................................................................18
2.8 Perdagangan Antar Negara ......................................................................20
2.9 Penelitian Terdahulu ................................................................................23
2.10 Kerangka Pemikiran ...............................................................................27
III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................28
3.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................................28
3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................29
3.4 Teknik Analisis Data ................................................................................29
3.5 Definisi Operasional.................................................................................33
IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis ........................................................................................35
4.2 Kondisi Demografis .................................................................................37
4.3 Kondisi Pertanian .....................................................................................38
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Estimasi Multiple Reggresion .........................................................39
5.2 Uji F-Statistik (Uji Model) .......................................................................40
5.3 Koefisien Determinan (R2) .......................................................................41
5.4 Uji t-Statistik (Uji Variabel) ....................................................................42
5.5 Uji Standard Eror .....................................................................................44
5.6 Elastisitas Ekspor Kakao Indonesia .........................................................44
xii
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ..............................................................................................46
6.2 Saran .........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................48
LAMPIRAN .......................................................................................................51
RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................60
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 23
2. Hasil Estimasi Multiple Reggresion Ekspor Kakao di Indonesia
Tahun 1990 - 2018 ......................................................................................... 39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Grafik Volume Ekspor Kakao Indonesia Tahun 2008 - 2018......................... 3
2. Kurva Penawaran ............................................................................................ 18
3. Kerangka Pemikiran Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di Indonesia ............ 27
4. Grafik Hasil Estimasi Multiple Reggresion Elastisitas Ekspor Kakao
di Indonesia Tahun 1990 β 2018 ..................................................................... 45
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Peta Lokasi Penelitian .................................................................................... 52
2. Tabel Variabel Ekspor Kakao Indonesia (Ton), Harga Ekspor
Kakao ($1000/Ton), Jumlah Produksi Kakao Indonesia (Ton/Tahun),
dan Nilai Tukar (Rp/$) ................................................................................... 52
3. Tabel Variabel Ekspor Kakao Indonesia (Ton), Harga Rill Ekspor
Kakao Indonesia ($1000/Ton), Jumlah Produksi Kakao
Indonesia (Ton/Tahun), dan Nilai Tukar (Rp/$) ............................................ 53
4. Hasil Logaritma Natural (Ln) Elastisitas Ekspor Kakao................................ 54
5. Hasil Estimasi Multiple Reggresion Elastisitas Ekspor Kakao
di Indonesia Menggunakan Software Microsoft Excel 2013 ......................... 55
6. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi .................................................................. 56
7. Hasil Turnitin ................................................................................................. 58
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu
negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Perdagangan internasional
memiliki peran penting, sebab tidak semua kebutuhan barang dan jasa dapat
dipenuhi secara mandiri atau self sufficiently. Selain itu, adanya perdagangan
internasional menciptakan hubungan saling mempengaruhi antar negara, salah
satunya adalah pertukaran barang dan jasa. Hal ini memberi peluang kepada
negara untuk melakukan spesialisasi barang dan jasa secara murah, baik dari segi
bahari maupun produksi. Adanya spesialisasi tentu juga dapat meningkatkan
transfer modal, terbukanya kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan negara,
dan meningkatkan cadangan devisa (Sobri, 2000). Sehingga perdagangan
internasional harus selalu diupayakan untuk dapat meraih berbagai peluang dan
kesempatan yang ada.
Komponen pendorong pertumbuhan ekonomi salah satunya adalah
kegiatan ekspor dan impor. Indonesia dikenal sebagai negara agraris artinya
pertanian memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Sektor
pertanian merupakan sektor potensial dalam kinerja perdagangan Indonesia. Hal
ini dibuktikan dengan terus meningkatnya kinerja ekspor pada komoditas-
komoditas sektor pertanian yang berorientasi ekspor.
Sektor perkebunan Indonesia merupakan salah satu yang berperan penting
bagi perekonomian nasional karena mengandalkan beberapa hasil komoditas
2
unggulan yang dipasarkan di perdagangan internasional. Salah satu komoditas
utama yang menjadi unggulan dari sektor perkebunan adalah kakao. Kakao juga
turut berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan
agroindustri (Puspita Hidayat et al. 2015).
Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) telah dikenal di Indonesia sejak
tahun 1560. Pada tahun 1970-1977 produksi kakao Indonesia hanya berkisar 200-
3000 ton. Pengembangan kakao di Indonesia sebagian besar dikelola dalam
bentuk perkebunan rakyat. Pada tahun 2009 luas lahan kakao yang tercatat 92,6
persen dikelola oleh rakyat dan selebihnya 3,3 persen perkebunan besar negara
serta 4,1 persen perkebunan besar swasta (Alkamalia et al, 2017).
Kakao merupakan salah satu devisa non migas Indonesia yang saat ini
menjadi bagian dari 5 terbesar setelah karet, kopi, sawit, dan teh. Peranan kakao
dalam perekonomian Indonesia memiliki arti penting dalam aspek sosial ekonomi
dikarenakan selain sumber devisa negara juga merupakan penyedia lapangan kerja
yang cukup banyak bagi masyarakat serta sebagai bagian dari sumber penghasilan
bagi petani terutama mereka yang sedang tinggal di daerah yang berupa sentra
produksi kakao tersebut, selain berfungsi bagi penyangga kelestarian
produktivitas sumber daya alam (SDA) (Kindangen dkk, 2015).
Ekspor kakao dalam bentuk biji berkembang dari segi volume ataupun
penerimaan devisa. Hal ini dapat dilihat dari nilai devisa yang dihasilkan dari
peningkatan tahun ke tahun volume ekspor. Tingkat produksi kakao yang tinggi
dibeberapa wilayah di Indonesia tentunya turut mendorong agar Indonesia
menggunakan sebagian hasil produksi untuk ekspor komoditi kakao.
3
Gambar 1. Grafik Volume Ekspor Kakao Indonesia Tahun 2008-2018
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Statistik Kakao Indonesia 2018.
Gambar 1, data di atas menunjukan Grafik perkembangan volume ekspor
kakao Indonesia tahun 2008-2018 pada sepuluh tahun terakhir yaitu pada 2008-
2018 yang mengalami fluktuatif naik turun peningkatan antara 6,78% sampai
7,53% pertahun sedangkan penurunan sebesar 19,4%. Tahun 2010 ekspor kakao
menduduki posisi tertinggi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir yaitu senilai
552.880 ton. Sedangkan pada tahun 2014 total volume ekspor mencapai sebanyak
333.679 ton lalu pada tahun 2018 total ekspor meningkat yaitu 7,31% yaitu
380.827. Peningkatan dan penurunan pada tingkat ekspor kakao dapat disebabkan
oleh berbagai hal yang mempengaruhi faktor ekspor kakao Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan peningkatan harga kakao dunia, Indonesia dapat
mengekspor kakao dengan jumlah yang lebih banyak.
4
Perkembangan ekspor biji kakao di Indonesia dipengaruhi oleh produksi
sebagai faktor yang berpengaruh terhadap ekspor dimana kegiatan produksi
diartikan sebagai suatu kegiatan mengubah input menjadi output, yaitu dapat
berupa input kapital, tanah, tenaga kerja, dan sumber daya alam. Sedangkan
output yaitu produk yang telah memiliki nilai tambah setelah produksi. Kualitas
dan kuantitas produk yang diproduksi mempengaruhi permintaan dan penawaran
ekspor. Pada kegiatan ekspor komoditas perkebunan faktor produksi merupakan
faktor utama yang harus dipenuhi karena tinggi rendahnya faktor produksi
menentukan tingkatan pada ekspor komoditas (Suresmiathi, 2015). Selain
produksi dan harga yang berpengaruh terhadap ekspor, nilai tukar juga merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap ekspor. Nilai tukar dapat berpengaruh
terhadap nilai suatu komoditas atau aset karena akan berpengaruh arus masuk kas
yang diterima dari kegiatan ekspor (Misgiyanti and Zuhroh 2009).
Fluktuasi pada nilai tukar dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar ekspor
kakao Indonesia. Jika nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap nilai
dollar AS maka berdampak pada volume ekspor biji kakao di Indonesia yang
cenderung meningkat. Hal yang berlaku juga sebaliknya jika nilai tukar rupiah
melemah terhadap dollar AS maka volume ekspor biji kakao di Indonesia akan
menurun. Itulah dasar hubungan antara kurs dengan volume ekspor kakao di
Indonesia (Zakariya dkk, 2016).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis bertujuan untuk
melakukan penelitian berjudul βAnalisis Elastisitas Ekspor Kakao di
Indonesiaβ.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran dari latar belakang di atas maka rumusan masalah
sebagai rujukan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia ?
2. Bagaimana tingkat elastisitas faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao
di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan di laksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui tingkat elastisitas faktor-faktor yang mempengaruhi
ekspor kakao di Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan kegunaan adalah sebagai
berikut :
1. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman baik secara teorik maupun
secara praktiks dalam proses penelitian.
2. Bagi pembaca, sebagai acuan penelitian lain yang akan melakukan penelitian
yang sama dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dimasa yang
akan datang.
6
3. Bagi pemerintahan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang lebih baik dimasa yang akan
datang terutama dalam pengembangan ekspor kakao di Indonesia.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kakao (Theobrema cacao L.)
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman
perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia yang terus
mendapat perhatian untuk dikembangkan. Upaya pengembangan tanaman kakao
diarahkan pada peningkatan luas lahan, peningkatan produksi dan mutu hasil.
Salah satu komoditas unggulan subsektor perkebunan. Komoditas ini
secara konsisten memiliki peran sebagai salah satu sumber devisa negara yang
turut memberikan kontribusi yang dalam bagi struktur perekonomian di Indonesia
(Spillane, 1995).
Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan dengan tempat tumbuhnya
di hutan hujan tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan
masyarakat selama 2000 tahun. Nama latin tanaman kakao adalah Theobroma
Cacao yang berarti makanan untuk Tuhan. Masyarakat Aztec dan Mayan di
Amerika Tengah telah membudidayakan tanaman kakao sejak lama, yaitu
sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Mesoamerikalah
yang pertama kali menciptakan minuman dari serbuk coklat yang dicampur
dengan air dan kemudian diberi perasa seperti merica, vanili, dan rempah-rempah
lainnya. Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya
dipersembahkan untuk pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara special
(Hariyadi dkk, 2017).
8
Pertumbuhan bibit yang baik akan menunjang pertumbuhan vegetatif dan
generatif pada tanaman kakao. Bibit kakao yang baik adalah dapat menghasilkan
tanaman yang sehat, tidak mudah diserang penyakit dan lebih tanggap terhadap
pemupukan sehingga menghasilkan bibit kakao yang berkualitas, salah satunya
dengan cara pemberian pupuk yang tepat. Pemupukan merupakan salah satu
upaya pemeliharaan tanaman kakao di pembibitan dengan tujuan memperbaiki
kesuburan tanah (Balutan et al, 2016).
Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat penting
dalam menyumbang perolehan devisa negara. Sebagian besar biji kakao dari
Indonesia diekspor ke luar negeri, meskipun kalau dilihat di Indonesia sudah ada
beberapa industri pengolahan biji kakao menjadi produk setengah jadi. Kendala
utama yang dihadapi komoditas kakao yang diekspor adalah kualitasnya. Mutu
biji kakao dari Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan yang berasal
dari negeri lain. Rendahnya kualitas tersebut dapat dilihat dari harga jual kakao
Indonesia dipasaran luar negeri (Balutan et al, 2016).
2.2 Elastisitas Penawaran
Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi
terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan
perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan
permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Elastisitas penawaran ialah
perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan
sebagai akibat dari perubahan harga (Coursehero, 2021).
9
Elastisitas mengukur kepekaan satu variabel dengan variabel lainnya.
Elastisitas penawaran adalah persentase perubahan jumlah penawaran akibat
kenaikan setiap satu persen dari harga. Elastisitas ini biasanya positif karena yang
lebih tinggi memberi insentif kepada produsen untuk meningkatkan output
(Natsir, 2015).
Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan
elastisitas permintaan, yaitu terdapat lima tingkatan elastisitas sebagai berikut :
a. Elastis sempurna
b. Elastis
c. Elastisitas uniter
d. Tidak elastisdan
e. Tidak elastis sempurna.
Kurva penawaran yang tidak elastis, elastisitas uniter dan elastis. Pada
elastisitas uniter apabila kurva tersebut bermula dari titik 0. Kurva penawaran
yang tidak elastis apabila perubahan harga menimbulkan perubahan yang relatif
kecil terhadap penawaran. Kurva penawaran elastis apabila perubahan harga
menyebabkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran (Coursehero,
2021).
Elastis sempurna terwujud apabila para penjual bersedia menjual semua
barangnya pada satu harga tertentu. Bentuk kurva penawarannya sejajar dengan
sumbu datar. Tidak elastis sempurna bentuk kurva penawarannya sejajar sumbu
tegak, terwujud apabila penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya
walaupun harga bertambah tinggi (Coursehero, 2021).
10
Adapun jenis-jenis elastisitas penawaran yaitu sebagai berikut :
a. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat
ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan
terlihat vertikal.
b. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil
dari perubahan harga.
c. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan
perubahan harga.
d. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari
perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang
relatif besar terhadap penawaran.
2.3 Teori Penawaran Ekspor
Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam
negeri ke luar wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku
(Hutabarat, 1989). Berdasarkan dari pengertian ekspor tersebut, maka kita dapat
memahami bahwa kegiatan ekspor yang dilakukan oleh setiap negara bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan sesuatu negara, hal ini disebabkan karena
kegiatan ekspor merupakan salah satu komponen pengeluaran agregat karena
ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai.
Apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya
akan menaikkan pendapatan nasional pula.
11
Teori penawaran adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai jumlah
barang yang mampu diproduksi dan ditawarkan oleh produsen kepada konsumen
di pasar. Harga tidak hanya mempengaruhi jumlah barang yang diminta tetapi
juga jumlah yang dijual. Pada saat harga rendah tidak menutup kemungkinan
menurunkan jumlah barang tertentu yang akan dijual. Semakin tinggi harga maka
semakin banyak barang yang dijual. Dalam teori penawaran terdapat hubungan
antara berbagai jumlah yang akan dijual pada berbagai tingkat harga (Nopirin,
1994).
Penawaran adalah berbagai jumlah (kuantitas) barang dimana produsen
bersedia menjualnya pada berbagai tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar
tertentu dan dalam waktu tertentu pula dengan asusmsi cateris paribus. Hukum
penawaran berbunyi jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang
ditawarkan akan turun oleh penjual dengan asumsi cateris paribus (Suhartiti,
2003). Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penawaran
ekspor dapat terjadi bilamana suatu negara sebagai eksportir akan melakukan
kegiatan perdagangan ekspor ketika terdapat hubungan yang positif antara harga
barang yang diekspor dengan valume barang yang ditawarkan untuk diekspor ke
negara lain, sehigga terbentuklah kurva keseimbangan penawaran oleh negara
eksportir di pasar barang. Berdasarkan pernyataan di atas terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi valume ekspor komoditas barang tertentu di suatu
negara, antara lain :
12
a. Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar mata uang (kurs) adalah pertukaran antara dua mata uang yang
berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga diantara atau kedua mata
uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs
(exchange rate). Nilai tukar biasanya berubah-ubah, perubahan kurs dapat berupa
depresiasi dan apresiasi. Depresiasi mata uang rupiah terhadap Dollar Amerika
Serikat artinya suatu penurunan harga Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah.
Depresiasi mata uang negara membuat harga barang-barang domestik menjadi
lebih murah bagi pihak luar negeri. Sedangkan apresiasi terhadap Dollar Amerika
Serikat adalah kenaikan Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Apresiasi mata
uang suatu negara membuat harga barang-barang domestik menjadi mahal bagi
pihak luar negeri (Sukirno, 2000) dalam (Ahmad Fahrudin Saeroji, 2011).
b. Harga
Tingkat harga merupakan rata-rata penimbangan harga dari barang dan
jasa yang berbeda di dalam suatu perekonomian. Pemerintah menghitung tingkat
harga dengan menyusun indeks harga yang merupakan rata-rata harga barang dan
jasa (Samuelson, 2004) dalam (Ahmad Fahrudin Saeroji). Kenaikan harga akan
menurunkan ekspor neto (ekspor dikurangi impor). Pengaruh ekspor neto akan
menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil (Sukirno, 2010).
Berdasarkan penjelasan diatas kita pahami bahwa harga adalah suatu
tingkat nilai tertentu yang terbentuk sebagai akibat dari kesempatan bersama
antara produsen suatu harga barang sangat ditentukan oleh keseimbangan antara
permintaan dengan penawaran di pasar barang dan jasa, artinya harga barang tidak
13
dapat seketika terbentuk oleh kehendak produsen yang menginginkan harga
barang yang mahal sesuai dengan hukum penawaran ataupun kehendak konsumen
yang menginginkan harga barang yang murah sesuai dengan hukum permintaan
(Sukirno, 2010).
2.4 Teori Model Cobb-Douglass
Barang yang telah jadi dan diperoleh merupakan hasil produksi. Dalam
sistem indstri modern produksi didefinisikan sebagai suatu proses transformasi
nilai tambah dari input jadi output. Hubungan antara input dan output dapat
dicirikan melalui suatu proses produksi (Gaspers, 1996).
Fungsi produksi Cobb-Douglass ini sering disebut sebagai funsi produksi
eksponensial. Fungsi produksi ini berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada
ciri data yang ada digunakan. Fungsi produksi eksponensial atau Cobb-Douglas
ini sudah banyak digunakan dalam studi-studi tentang fungsi secara empiris,
terutama sejak Charles W. Cobb dan Paul H. Douglas memulai mengunakannya
pada tahun 1920. Fungsi ini melibatkan dua variabel atau lebih, yang mana
variabel yang satu disebut variabel dependen atau yang di jelaskan (dependent
variabel). Pengunaan bentuk fungsi ini adalah hasil pendugaan garis melalui
fungsi ini akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukan
tingkat RTS (real time strategi). Namun demikian, pengunaan fungsi produksi
cobb-douglas masih harus memerlukan berbagai asumsi, antara lain sebagai
berikut :
14
a. Sampel yang digunakan secara acak.
b. Terjadi persaingan sempurna diantara masing-masing sampel, sehingga
masing-masing dari mereka bertindak sebagai price taker, yang mana baik Y
maupun X diperoleh secara bersaing pada harga yang bervariasi.
c. Teknologi di asumsikan netral, artinya bahwa intercept boleh berbeda tetapi
slope garis pentingnya Cobb-Douglass dianggap sama karena menyebabkan
kenaikan output yang diperoleh dengan tidak merubah faktor-faktor produksi
yang digunakan.
d. Fungsi Cobb-Douglass lebih mudah dijelaskan dengan fungsi logaritma.
maka tidak boleh terjadi adanya pengamatan atau perolehan data yang
bernilai nol.
e. Fungsi linear dalam logaritma, maka pendugaan parameter yang dilakukan
harus menggunakan penaksiran Ordinary Least Square (OLS) yang
memenuhi persyaratan BLUE (Beast Linear Unbiassed Estimators).
Secara matematis, fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai
berikut :
Y = aTΞ²1 TKΞ²2 KΞ²3
Keterangan :
Y = Output
T, TK, K = Faktor-faktor produksi
Ξ²1 Ξ²2 Ξ²3 = Parameter yang ditaksir nilainya.
Kemudian dalam estimasi atau pendugaan terhadap persamaan di atas
dapat dilakukan dengan mengubah bentuk linier berganda dengan cara
15
menjadikan bentuk linear berganda dengan cara menjadikan logaritma, sehingga
diperoleh persamaan sebagai berikut :
Log Y = log Ξ± + Ξ²1 log T + Ξ²2 log TK + Ξ²3 log Kβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
Interpretasi terhadap parameter-parameter persamaan di atas dapat
diartikan sebagai berikut :
a. Ξ± menunjukkan tingkat efisiensi proses produksi secara keseluruhan semakin
besar Ξ±, maka semakin efisien organisasi produksi.
b. Parameter Ξ² mengukur elastisitas produksi untuk masing-masing faktor
produksi.
c. Jumlah Ξ² menunjukkan tingkat skala hasil.
d. Parameter Ξ² dapat digunakan untuk intensitas pengunaan faktor produksi.
Cobb-Douglas menjelaskan hubungan antara (Y) dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya (Y). Model fungsi persamaan yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara (Y) dan (X) menggunakan fungsi persamaan Cobb-
Douglass yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk linear logaritmatik
dimana variabel yang dijelaskan atau dependen (Y) dan variabel yang
menjelaskan adalah atau independen (X) adalah jumlah produksi kakao di
Indonesia, harga kakao Indonesia, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Secara matematik fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai berikut :
Y = b0 X1b1 X2
b2 X3b3 DB e
Model fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model linier logaritma
natural, maka model fungsi pendapatannya dapat ditulis sebagai berikut :
Ln Y = Ξ±0 + Ξ±1LnX1Jumlah produksi + Ξ±2LnX2 Harga kakao Indonesia + Ξ±3LnX3 Nilai tukar + e
16
Keterangan :
Ln Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
LnX1Harga ekspor kakao = Harga ekspor kakao ($/Ton)
LnX2 Jumlah produksi kakao = Jumlah produksi kakao Indonesia (Ton/Tahun)
LnX3 Nilai tukar = Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Rp/$)
Ξ±0 = Konstanta
Ξ±1= Ξ±3 = Koefisien regresi (nilai elastisitas)
e = Kesalahan (disturbance term)
2.5 Konsep Ekspor
Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
Daerah pabean ini merupakan suatu bagian wilayah dari Republik Indonesia yang
meliputi wilayah darat, wilayah perairan dan juga ruang udara di atasnya, juga
meliputi tempat-tempat tertentu yang ada dalam Zona Ekonomi Eksklusif serta
landas kontinen (Salamadian, 2019).
Secara sederhana, ekspor diartikan sebagai kegiatan mengeluarkan barang
dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan dan peraturan yang
berlaku. Kegiatan ekspor biasanya dilakukan suatu negara apabila negara
menghasilkan produksi barang dalam jumlah besar dan kebutuhan akan barang
tersebut sudah terpenuhi di dalam negerinya sehingga dikirimkanlah produksi
barang tersebut ke negara yang tidak bisa memproduksi barang tersebut ataupun
dikarenakan jumlah produksi barang di negara tujuan tidak terpenuhi
(Salamadian, 2019).
17
Ekspor merupakan suatu bentuk kegiatan perdagangan lingkup
internasional yang bertujuan untuk memberikan rangsangan terhadap permintaan
dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar,
mengendalikan harga produk, dan menambah devisa negara. Permintaan yang
meningkat akan ekspor suatu produk dapat berdampak pada perkembangan
industri suatu negara. Hal ini tentunya dapat menciptakan iklim usaha yang
kondusif. Selain itu, dengan melakukan perdagangan internasional suatu negara
bisa membiasakan diri untuk bersaing dalam pasar internasional serta terlatih
dalam persaingan yang ketat (Salamadian, 2019).
Indonesia mempunyai banyak komoditas ekspor, namun setidaknya
terdapat 5 komoditas ekspor terbesar Indonesia yang dikirim secara personal atau
melalui pelbagai jasa export, diantaranya adalah komoditas karet, kakao, produk
tekstil, produk hasil hutan, dan kelapa sawit (Salamadian, 2019).
2.6 Teori Penawaran
Terdapatnya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk
mewujudkan transaksi pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat di penuhi
apabila para penjual dapat menyediakan barang-barang yang di perlukan tersebut.
Dengan kata lain transaksi juga memerlukan penawaran dari produsen. Keinginan
para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga di
tentukan oleh beberapa faktor adalah sebagai berikut :
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain
18
3. Biaya produksi
4. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut
5. Tingkat teknologi yang digunakan.
Menganalisis mengenai penawaran dengan memisalkan faktor-faktor lain
tidak berubah atau cateris paribus maka terlebih dahulu akan diperhatikan
perubahan harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan penjual. Hukum
penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan
antara harga suatu barang dan jumlah barang-barang tersebut yang di tawarkan
para produsen. Dapat dijelaskan dengan kurva penawaran, sebagai berikut :
Gambar 2. Kurva Penawaran (Sukirno, 2013)
Kurva penawaran tersebut berarti pergerakannya berlawanan dengan arah
pergerakan kurva permintaan. Jika harga P1 maka menunjukan jumlah penawaran
sebesar Q1 kemudian jika harga naik ke P2 maka menunjukkan jumlah barang
yang ditawarkan naik juga sebesar Q2. Bentuk kurva penawaran bersifat seperti
itu karena terdapat hubungan yang positif diantara harga dan jumlah barang yang
19
ditawarkan, yaitu semakin tinggi harga, makan semakin banyak jumlah barang
yang ditawarkan (Sukirno, 2013).
2.7 Teori Produksi
Produksi adalah salah satu aktivitas ekonomi yang menghasilkan hasil
akhir atau output dari suatu proses yang membutuhkan beberapa masukan atau
input. Sehingga kegiatan produksi merupakan kombinasi antara beberapa
masukan atau input yang bisa disebut faktor-faktor produksi yang akan
menghasilkan keluaran atau output agar nilai guna barang atau jasa tersebut
bertambah (Damayanti, 2019).
Suatu proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-faktor
produksi yaitu alat atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar. Sehingga,
jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga tidak akan berlangsung.
Faktor-faktor produksi antara lain adalah Capital atau modal, Labour atau tenaga
kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau tanah. Capital atau
modal yang sering terlintas dipikiran biasanya dalam bentuk uang. Namun, modal
juga bisa berupa alat-alat seperti mesin untuk membuat barang atau jasa, ataupun
juga dapat berupa bangunan atau gedung yang akan digunakan untuk kegiatan
operasional usaha tersebut. Labour atau tenaga kerja dibutuhkan untuk
menjalankan operasional alat-alat yang tersedia agar proses produksi berlangsung
dengan semestinya, para tenaga kerja bekerja dengan menggunakan skill atau
keahlian atau kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan Land atau tanah
20
merupakan lahan yang mengandung sumber daya alam atau bahan baku yang
nantinya akan diolah dalam proses produksi (Damayanti, 2019).
Fungsi produksi merupakan suatu hubungan teknis yang menghubungkan
faktor produksi atau input dengan hasil produksinya atau output. Hubungan antara
input dan output pada proses produksi dapat dituliskan secara sistematis sebagai
berikut :
π = (π1,2,π3,β¦,ππ) (Damayanti, 2019)
Persamaan tersebut, Q mewakili output atau jumlah hasil produksi pada
periode tertentu, dan X mewakili faktor-faktor produksi atau input dalam proses
produksi tersebut.
Suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu yang terbagi menjadi dua yaitu :
a. Produksi dalam jangka pendek
Jangka pendek merupakan kurun waktu yang terjadi ketika salah satu atau
lebih faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap. Faktor-faktor yang tidak
dapat diubah disebut juga fixed input atau masukan tetap. Fixed input dalam
jangka waktu ini umumnya adalah capital atau modal. Modal bersifat tetap karena
jumlahnya tetap dan tidak akan berpengaruh terhadap banyaknya hasil produksi.
Sedangkan tenaga kerja bersifat variabel karena penggunaannya berubah sesuai
dengan banyaknya hasil produksi.
b. Produksi dalam jangka panjang
Jangka Panjang suatu proses produksi tidak dapat diperkirakan akan
berjalan 10 tahun, 25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun. Sehingga dalam kurun
21
waktu ini semua faktor produksi yang digunakan bersifat variabel atau tidak ada
faktor produksi tetap.
2.8 Perdagangan Antar Negara
Pada dasarnya, perdagangan dilatarbelakangi oleh perbedaan kepemilikan
faktor produksi antar negara. Pasalnya, hampir tidak ada negara yang mempu
memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Upaya pemenuhan kebutuhan dilakukan
dengan pemanfaatan sumber daya yang ada. Namun, tidak semua kebutuhan dapat
terpenuhi oleh sumber daya yang dimiliki. Maka dari itu perdagangan antar
negara menjadi penting. Menurut Krugman, dkk (2012), terdapat dua alasan
mengapa negara melakukan perdagangan yaitu sebagai berikut :
a. Mereka berbeda satu sama lain. Perbedaan ini yang menciptakan peluang
untuk memperoleh keuntungan bagi setiap negara.
b. Skala ekonomis dalam produksi. Jika suatu negara membatasi kegiatan
produksinya untuk menghasilkan jumlah barang tertentu saja, maka negara
berpeluang memusatkan perhatian dan segala macam sumber dayanya
sehingga dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih
besar. Hal ini dapat lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba
untuk memproduksi berbagai jenis barang secara sekaligus.
Perekonomian yang berdagang biasa mengkonsumsi lebih banyak untuk
kedua barang dibandingkan yang dapat dilakukannya tanpa perdagangan.
Perdagangan meningkatkan kemungkinan konsumsi pada setiap individu. Apabila
suatu perekonomian secara keseluruhan dapat mengkonsumsi kedua barang lebih
22
banyak daripada yang biasa diproduksi sendiri, maka hubungan dagang
memberikan setiap individu lebih banyak persediaan dan peluang konsumsi untuk
kedua barang. Tentunya hal ini memberikan keuntungan pada setiap negara yang
berdagang. Hal ini juga mengindikasikan bahwa kesejahteraan dari setiap negara
akan meningkat dengan adanya hubungan perdagangan. Suatu negara dapat
sejahtera apabila mengkorbankan sedikit komoditas untuk mendapat lebih banyak
komoditas lain. Maka pada dasarnya perdagangan internasional secara potensial
selalu menguntungkan suatu negara karena perdagangan sering kali memperluas
pilihan-pilihan pada perekonomian (Krugman, dkk 2012).
Beberapa penelitian mengenai model gravitasi menggunakan variable
tambahan seperti nilai tukar, harga internasional, dan variable nonekonomi. Nilai
tukar atau kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau
dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peran penting dalam
keputusan-keputusan pembelanjaan karena kurs memungkinkan untuk
menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang
sama. Jika kurs mengalami depresiasi, harga komoditas menjadi kompetitif di luar
negeri. Maka nilai ekspor akan meningkat dengan syarat, jika komoditas bersifat
elastis. Adapun harga internasional merupakan nilai yang diberikan terhadap
barang yang dihasilkan dan diperdagangkan dalam kegiatan perdagangan atau
harga yang digunakan dalam transaksi perdagangan internasional. Jika terjadi
peningkatan harga kakao internasional, maka dapat berpengaruh terhadap
penurunan nilai ekspor. Selanjutnya yaitu nonekonomi seperti kebijakan
pemerintah, perjanjian bilateral, iklim, dan infrastruktur (Krugman, dkk 2012).
23
2.9 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang diambil berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti/Tahun
Topik
Penelitian
Variabel yang di
gunakan
Hasil Penelitian
1. Yuniarti (2007) Analisis
Determinan
Perdagangan
Bilateral
Indonesia.
Alat analisis
menggunakan
pendekatan
gravity model.
Dengan variabel
pendapatan
Indonesia,
pendapatan mitra
dagang, populasi
Indonesia,
populasi mitra
dagang,
kesamaan ukuran
ekonomi dan
keanggotaan
perdagangan
bebas.
Hasil dari
penelitian ini
signifikan secara
bersamaan.
Sedangkan
variabel jarak
tidak signifikan
negatif.
2. Sarwoko
(2009).
Perdagangan
Bilateral Antara
Indonesia
dengan Negara-
Negara Partner
Dagang Utama.
Menggunakan
model gravity.
Penelitian ini
menggunakana
variabel nilai
ekspor non migas
ke negara tujuan,
GDP negara
Indonesia, GDP
negara partner
dagang, GDP
perkapita negara
Indonesia, GDP
perkapita negara
partner dagang,
jarak antara
Indonesia dan
Hasil
menunjukkan
seluruhnya
ber.pengaruh
signifikan.
24
negara mitra
dagang, dan
variabel error.
3. Juliana (2012) Variabel yang
Mempengaruhi
Volume Ekspor
Karet Indonesia,
Jumlah Produksi
Karet Indonesia,
Harga Karet
Internasional,
Nilai Tukar
Rupiah
Terhadap Dollar
Amerika, GDP
Amerika.
Alat analisis yang
digunakan adalah
Regresi Berganda
Ordinarry Least
Square (OLS).
Hasil
penelitiannya
adalah bahwa
variabel
perubahan
produksi karet,
nilai kurs dan
GDP Amerika
signifikan
mempengaruhi
volume ekspor
karet, sedangkan
perubahan
variabel harga
karet
internasional
tidak signifikan
mempengaruhi
volume ekspor
karet Indonesia.
4. Ari (2013) Pengaruh Nilai
Tukar Terhadap
Ekspor
Indonesia
Error Correction
Model (ECM).
Hasil penelitian
ini menunjukan
bahwa nilai tukar
dalam jangka
waktu panjang
dan pendek
memiliki
pengaruh negatif
dan signifikan
terhadap ekspor
Indonesia.
5. Daniel, et al.
(2014)
Pengaruh Kurs
dan GDP
Amerika Serikat
Terhadap
Volume Ekspor
Biji Kakao
Pulau Sulawesi
ke Amerika
Serikat
Regresi linier
berganda
Hasil penelitian
ini menunjukan
kurs berpengaruh
signifikan positif
sedangkan GDP
Amerika
signifikan
negatif.
6. Ratna Puspita,
dkk (2014)
Pengaruh
Produksi Kakao
Pengujian
hipotesis secara
Di tunjukkan
oleh nilai taraf
25
Domestik,
Harga Kakao
Internasional,
dan Nilai Tukar
Terhadap
Ekspor Kakao
Indonesia ke
Amerika Serika
simultan (Uji F). signifikan yang
dihasilkan
sebesar 0,000
lebih kecil dari
taraf signifikan
yang disyaratkan
yaitu sebesar
0,05. Variabel
produksi kakao
domestik, harga
kakao
internasional,
dan nilai tukar
Rupiah terhadap
US Dollar
memiliki
pengaruh sebesar
38,1% terhadap
perubahan
ekspor kakao
Indonesia ke
Amerika Serikat.
Hal ini
ditunjukkan oleh
hasil dari
pengujian
koefisien
determinasi (R2)
yang memiliki
hasil sebesar
0,381.
7. Widuri
Prameswita,
dkk (2014)
Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Volume Ekspor
Kakao Provinsi
Lampung.
Regresi linier
berganda
faktor-faktor
yang
berpengaruh
nyata terhadap
volume ekspor
kakao provinsi
Lampung adalah
volume produksi
kakao, harga
ekspor kakao
(ICCO), tingkat
suku bunga, nilai
tukar rupiah
terhadap dollar
26
AS, dan tarif bea
keluar (pajak
ekspor). Volume
produksi kakao,
harga ekspor
kakao, dan nilai
tukar rupiah
terhadap dollar
AS memiliki nilai
koefisien
bertanda positif,
hal ini
menunjukkan
dengan
meningkatnya
volume produksi,
harga ekspor
kakao, dan nilai
tukar rupiah
terhadap dollar
AS, maka akan
diikuti dengan
meningkatnya
volume ekspor
kakao provinsi
Lampung. Selain
itu, disimpulkan
pula bahwa
tingkat suku
bunga dan pajak
ekspor kakao
memiliki nilai
negatif. Hal ini
berarti bahwa
semakin
meningkat
tingkat suku
bunga dan pajak
ekspor, maka
akan menurunkan
volume ekspor
kakao provinsi
Lampung.
27
2.10 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan
teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.
Pengaruh antara harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS terhadap ekspor kakao di Indonesia dapat digambarkan
dalam satu model kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di Indonesia
Ekspor Kakao
Indonesia
(Y)
Harga Ekspor Kakao
(X1)
Jumlah Produksi Kakao
(X2)
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
AS
(X3)
28
III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Indonesia menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari Faostat dan Badan Pusat Statistik (BPS). Waktu pelaksanaan
penelitian ini mulai bulan Mei sampai Juli 2021.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data pada penelitian ini bersifat kuantitatif yang diperoleh dari pihak lain
yang merupakan informasi stastistik tahunan yang didapatkan dari Faostat dan
Badan Pusat Statistik (BPS). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data time series adalah himpunan observasi data terurut dalam waktu yang
mana pada penelitian ini data time series menggunakan data 29 tahun dari tahun
1990 sampai 2018 (dalam data pertahun). Variabel yang digunakan meliputi
variabel volume ekspor kakao Indonesia sebagai variabel dependen dan yang
menjadi variabel independen meliputi variabel harga ekspor kakao, jumlah
produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dibagi dua yaitu data primer dan
data sekunder. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang
diperoleh dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, dan buku.
29
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mencatat dan mengutip secara
langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait dengan
praktek penelitian ini. Data yang digunakan dalam bentuk time series dimulai
tahun 1990 sampai tahun 2018 (dalam data pertahun), melalui pengambilan data
ke Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dan instansi terkait lainnya yang
diperlukan serta terbitan atau publikasi lainnya, yaitu jurnal-jurnal dan hasil
penelitian.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk memperkirakan faktor-faktor yang
berpengaruh pada tingkat ekspor kakao di Indonesia pada penelitian ini digunakan
model regresi, dimana kita harus menggunakan dari dua variabel independent
dengan model persamaan linear. Untuk menjawab dari penelitian ini, pertama
digunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apa saja yang
mempengaruhi faktor-faktor ekspor kakao di Indonesia yaitu harga ekspor kakao,
jumlah produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Persamaan
umum analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
Y = Ξ±o + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e (Ajija, 2011)
Atau :
πππ‘ = π½0 +π½1(π1)+π½2(π2)+π½3(π3) + e
30
Keterangan :
ππ = Ekspor kakao Indonesia pada tahun t
t = Periode Waktu
π½0 = Konstanta
π½1 β π½3 = Konstanta koefisien regresi
π1π‘ = Harga ekspor kakao ($/Ton)
π2π‘ = Jumlah produksi kakao (Ton/Tahun)
π3π‘ = Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (Rp/$)
e = Kesalahan (error term)
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari
variabel independent dengan variabel dependent dalam penelitian yang dilakukan
dengan cara yaitu sebagai berikut :
a. Uji t (Parsial)
Pengujian secara parsial menggunakan uji t yang merupakan uji t pengaruh
signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji
signifikan adalah prosedur dimana hasil sampel yang digunakan untuk
menentukan keputusan dalam menerima atau menolak Ho berdasarkan nilai Uji
statistik yang diperoleh dari data.
Prosedur dari Uji t adalah sebagai berikut :
1. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
2. Menghitung t dengan rumus :
(Agus Widarjono, 2007)
31
Keterangan :
bi = Koefisien bebas ke - i
b* = Nilai Hipotesis dari nol
SBi = Simpangan baku dari variabel bebas ke i
3. Mencari nilai kritis t dari tabel t dengan df + n β k dan Ξ± yang tertentu.
4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan t
hitung dan t tabel (nilai kritis)
Jika : t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima
t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak.
b. Uji F (Uji serentak)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005). Pengujian F ini dilakukan
dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F tabel, maka kita dapat
menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen
secara serentak dan signifikasi mempunyai variabel dependen. Prosedur
penguraian Uji F adalah sebagai berikut :
1. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
2. Menghitung nilai F, hitung dengan rumus :
(Tri Bowo, 2010)
Keterangan :
R2 = Koefisien determinan
32
k = Jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
3. Mencari nilai kritis (F tabel) : df (k -1, n β k)
Dimana K = jumlah parameter termasuk intersep.
4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan
F hitung dan F tabel
Jika : F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima
F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak.
c. Koefisien Determinan (R2)
Uji koefisien determinan atau R2 ini menunjukkan kemampuan garis
regresi menerangkan variasi variabel terikat (proporsi (persen) variasi variabel
terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas). Nilai koefisien determinan atau
R2 berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R2 semakin mendekati 1, maka semakin baik.
Fungsi Cobb-Douglass menjelaskan hubungan (Y) dan faktor-faktor yang
mempengaruhi (X). Model fungsi persamaan yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara Y dan X menggunakan fungsi persamaan Cobb-Douglass yang
telah ditransformasikan kedalam bentuk linear logaritma dimana variabel yang
dijelaskan atau dependen (Y) dan variabel yang menjelaskan atau independen (X)
yaitu harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS. Secara matematik fungsi produksi Cobb-Douglass adalah sebagai
berikut :
Y = b0 X1b1X2
b2X3B3 DB e (Soekartawi, 2003)
33
Model fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model linier logaritma
natural (Ln) untuk menganalisis elastisitas penawaran dengan menggunakan teori
Cobb-Dauglass, maka dapat ditulis sebagai berikut :
πΏπ(πππ‘) = π½0 +π½1πΏπ(π1)+π½2πΏπ(π2)+π½3πΏπ(π3) + e (Ajija, 2011)
Keterangan :
πΏπ = Log Natural
t = Periode Waktu
π½0 = Konstanta
π½1 β π½3 = Konstanta koefisien regresi
πππ‘ = Ekspor kakao Indonesia pada tahun t
Lnπ1 = Harga ekspor kakao ($/Ton)
Lnπ2 = Jumlah produksi kakao (Ton/Tahun)
Lnπ3 = Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Rp/$)
e = Kesalahan (error term)
3.5 Definisi Operasional
Masing-masing variabel dan cara pengukurannya perlu diperjelas untuk
memperoleh kesamaan pemahaman persepsi terhadap konsep-konsep penelitian
ini, antara lain :
a. Periode analisis adalah periode data tahunan mulai tahun dasar awal sampai
periode akhir analisis.
b. Harga rill adalah harga yang disesuaikan dengan indeks harga konsumen
(IHK) pada tahun dasar awal periode analisis.
34
c. Tahun dasar adalah tahun diawal periode analisis.
d. Ekspor (Y) adalah suatu barang yang diproduksi di dalam negeri untuk dijual
ke luar negeri. Dalam perdagangan ini barang yang diekspor adalah komoditi
kakao. Adapun komoditi kakao yang diekspor Indonesia antara lain kakao biji
dan kakao olahan lainnya. Ekspor kakao dalam penelitian ini menggunakan
satuan US$.
e. Jumlah produksi kakao (X1) adalah sejumlah komoditi kakao yang diolah
dengan mutu yang baik dan siap untuk diperdagangkan oleh negara produsen
kakao untuk negara konsumen di pasar internasional. Produksi kakao
Indonesia merupakan jumlah hasil dari perkebunan milik rakyat, perkebunan
milik swasta, serta perkebunan milik negara.
f. Harga (X2) adalah suatu nilai tukar dari suatu barang atau jasa berupa
sejumlah uang atas suatu barang atau jasa yang harus dibayarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang atau jasa. Harga
yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga kakao dunia.
g. Nilai tukar (X3) merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lain. Nilai tukar atau kurs yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai patokan dalam melakukan transaksi yang melibatkan mata uang
indonesia adalah nilai tukar atau kurs tengah.
35
IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Secara astronomis, Indonesia terletak antara 6Β° 08β Lintang Utara dan 11Β°
15β Lintang Selatan dan antara 94Β° 45β β 141Β° 05β Bujur Timur dan dilalui oleh
garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 0Β°.
Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara Benua Asia
dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Berdasarkan posisi geografisnya, Negara Indonesia memiliki batas-batas
wilayah sebagai berikut :
a. Utara : Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut Cina Selatan
b. Selatan : Negara Australia dan Samudra Hindia
c. Barat : Samudra Hindia
d. Timur : Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik
Indonesia memiliki luas daerah sebesar 1.910.931,32 km2 dengan total
jumlah pulau sebanyak 17.504. Batas ujung barat Nusantara adalah Sabang, batas
ujung timur adalah Merauke, batas ujung utara adalah Miangas, dan batas ujung
selatan adalah Pulau Rote. Indonesia terletak di kawasan yang beriklim tropis dan
berada di belahan timur bumi merupakan sebuah negara yang memiliki 3 daerah
waktu, yaitu WIB, WITA dan WIT.
Indonesia terdiri dari 81.626 desa, 7.024 kecamatan, 98 kota, serta 34
provinsi yang terletak di 5 pulau besar dan 4 kepulauan. Adapun 34 provinsi yang
ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
36
a. Pulau Sumatera terdiri dari Aceh, Sumetera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung.
b. Kepulauan Riau terdiri dari Kepualuan Riau.
c. Kepulauan Bangka Belitung terdiri Kepulauan Bangka Belitung.
d. Pulau Jawa terdiri dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, dan Jawa Timur.
e. Kepulauan Nusa Tenggara (Sunda Kecil) terdiri dari Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
f. Pulau Kalimantan terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
g. Pulau Sulawesi terdiri Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.
h. Kepulauan Maluku terdiri dari Maluku dan Maluku Utara.
i. Pulau Papua terdiri dari Papua dan Papua Barat.
Iklim negara Indonesia ditentukan oleh batas rantai hujan garis
khathulistiwa. Hal ini memiliki karakter sebuah iklim tropis. Posisi georafis juga
menjadikan Indonesia menjadi sebuah kepulauan yang sebagian pulau kecilnya
dikelilingi oleh lautan. Hal tersebut juga memungkinkan sebuah sirkulasi udara
yang aktif. Hasilnya, iklim yang ada tidak terlalu berbeda dengan daerah
khathulistiwa di samudera-samudera lainnya di seluruh dunia. Hujan melimpah,
temperatur dan kelembaban yang tinggi menjadi iklim rata-rata daerah Indonesia.
Rata-rata temperatur terendah adalah 180C.
37
Indonesia mempunyai dua musim cuaca yaitu musim kering dan basah,
atau disebut juga musim hujan. Sebagian daerah di Indonesia, musim hujan turun
dari bulan Desember hingga Maret sedangkan musim kering dari bulan Mei
hingga Oktober, dengan periode transisi yang dikarakteristikkan oleh pergantian
angin dan cuaca yang berubah-ubah pada bulan Maret hingga Mei dan September
hingga November.
4.2 Kondisi Demografis
Penduduk Indonesia pada tahun 2020 mencapai 270,20 juta jiwa. Jumlah
penduduk hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan dengan hasil
SP2010. Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta km2, maka kepadatan
penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk
pertahun selama 2010-2020 rata-rata sebesar 1,25%, melambat dibandingkan
periode 2000-2010 yang sebesar 1,49%. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun
2020 sebanyak 136,66 juta jiwa atau sekitar 50,58% dari total penduduk
sedangkan jumlah penduduk perempuan pada tahun 2020 sebesar 133,54 atau
sekitar 49,42% dari total penduduk. Rasio Jenis Kelamin atau sex ratio penduduk
menurut provinsi di tahun 2020 adalah sebesar 102 penduduk laki-laki dari 100
penduduk perempuan.
Menurut proyeksi BPS tahun 2010-2025 diperkirakan jumlah penduduk
sesuai kelompok umur 0-14 tahun adalah 2,7 persen, umur 15-59 tahun adalah
18,9 persen, sedangkan umur 60 tahun keatas adalah 86,8 persen. Terdapat
perbedaan dalam pertumbuhan penduduk menurut kelompok umur, dengan
38
pertumbuhan tertinggi pada kelompok lansia yaitu 60 tahun keatas. Pertumbuhan
penduduk menurut kelompok umur 0-14 tahun tumbuh negatif 3,6 persen, umur
15-59 tahun tumbuh 25,9 persen, dan umur 60 tahun keatas tumbuh 167,2 persen.
Angka harapan hidup masyarakat Indonesia pada tahun 2015 adalah 70,1 tahun
atau meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 69,1 tahun.
4.3 Kondisi Pertanian
Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi salah satu aspek penting
sebagai roda penggerak ekonomi negara. Hal ini dikarenakan pertanian dari segi
produksi menjadi sektor kedua paling berpengaruh setelah industri pengolahan.
Sedangkan bila dibandingkan sektor lainnya pertanian masih berada di posisi
teratas selain sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Sektor pertanian mampu
mengangkat citra Indonesia di mata dunia, terutama sebagai negara agraris yang
cukup produktif.
Pertanian di Indonesia juga didukung oleh sumber daya manusianya,
selain diuntungkan oleh kondisi iklim dan sumber daya alam yang mendukung.
Banyak petani masih memegang dan menggunakan cara-cara konvensional dalam
hal menentukan tanaman, cuaca, masa panen dan pasca panen. Cara tersebut
sudah ada sejak dulu dan dilakukan turun temurun hingga sekarang.
Tahun 2017 lalu, berdasarkan data BPS pertumbuhan pertanian Indonesia
bisa dibilang cukup bagus pada angka 6,9 persen ditengah ketidakpastian ekonomi
global. Pertanian Indonesia juga mampu mengekspor beberapa komoditas utama
antara lain rempah-rempah, kopi, cokelat, dan tembakau.
39
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Estimasi Multiple Reggresion
Berdasarkan hasil olahan data dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan bantuan software Microsoft Excel 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Estimasi Multiple Reggresion Ekspor Kakao di Indonesia Tahun
1990 β 2018
Variabel Rata-
rata
Koefisien
Estimasi
(Elastisitas)
Standar
Eror
Uji t
(t Statistik)
Probabilitas
Simbol Nama
(Satuan)
Intersep π½0
Volume
Ekspor
Kakao di
Indonesia
(Ton/Tahun)
5,21
-9,5948***
2,6584
-3,6093
0,0013
X1
Harga Ekspor
Kakao
($/Ton)
1,73
-1,6196***
0,3244
-4,9919
0,0000
X2
Jumlah
Produksi
Kakao
(Ton/Tahun)
6,20
2,7271***
0,5085
5,3628
0,0000
X3
Nilai Tukar
Rupiah
Terhadap
Dollar AS
(Rp/$)
1,91
0,3585ns
0,5047
0,7104
0,4840
R2 = 0,6272 (62,72%) ***) : Signifikan (Ξ± = 1 %)
Uji F = 14,0223 **) : Signifikan (Ξ± = 5 %)
Probabilitas (Uji F) = 0,0000 *) : Signifikan (Ξ± = 10 %)
ns : Non Signifikan
Hasil Persamaan Regresinya :
πΏπ(πππ‘) = - 9,5948 β 1,6196πΏππ1 + 2,7271πΏππ2 + 0,3585πΏππ3
Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021.
40
Keterangan :
πππ‘ = Ekspor kakao Indonesia (Ton/Tahun)
Lnπ1 = Harga ekspor kakao ($/Ton)
Lnπ2 = Jumlah produksi kakao (Ton/Tahun)
Lnπ3 = Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Rp/$)
Berdasarkan hasil estimasi Multiple Reggresion dengan bantuan Software
Microsoft Excel 2013 pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa terdapat dua variabel
independen yang berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor kakao di
Indonesia yaitu harga ekspor kakao (X1) dengan nilai koefisien sebesar -1,6196
dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000, jumlah produksi kakao (X2) dengan nilai
koefisien sebesar 2,7271 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000 dan variabel
independen yang tidak berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor kakao di
Indonesia yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (X3) dengan nilai koefisien
sebesar 0,3585 dengan nilai probabilitas sebesar 0,4840.
5.2 Uji F-Statistik (Uji Model)
Mengetahui pengaruh variabel bebas (Independen) terhadap variabel
terikat (Dependen) secara bersama-sama (Simultan) maka dilakukan uji F. Uji F
adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Penelitian ini menggunakan Uji F
untuk menguji model elastisitas pada ekspor kakao di Indonesia yang dilakukan
dengan menggunakan Software Microsoft Excel 2013.
41
Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 2, dapat diliat bahwa nilai F
Statistik sebesar 14,0223 dan nilai Probabilitas (F-Statistik) yang lebih kecil
sebesar 0,0000 dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa variabel independen (harga
ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
5.3 Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) mencerminkan besarnya perubahan-perubahan
variabel independent dalam menjelaskan perubahan-perubahan pada variabel
dependen secara bersama-sama dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan
kebaikan hubungan antara variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai
koefisien determinan adalah antara 0 hingga 1 (0<R2<1) dimana nilai koefisien
mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
Berdasarkan hasil estimasi Multiple Reggresion dengan menggunakan
Software Microsoft Excel 2013 pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa koefisien
determinan (R2) sebesar 0,6272 yang bermakna bahwa variabel bebas
(independen) yaitu harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS sebesar 62,72% sedangkan sisanya sebesar 37,28%
(100% - 62,72%) disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar variabel penelitian
yang digunakan dalam analisis elastisitas ekspor kakao di Indonesia. Signifikan
pada taraf kepercayaan 99% (Ξ± = 1%).
42
5.4 Uji t-Statistik (Uji Variabel)
Mengetahui pengaruh secara signifikan variabel bebas (independen) yaitu
harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS, maka dapat dilakukan uji t-Statistik (uji secara parsial) terhadap variabel
terikat (dependen).
Berdasarkan hasil estimasi Multiple Reggresion dengan menggunakan
Software Microsoft Excel 2013 pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa terdapat dua
variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor
kakao di Indonesia yaitu harga ekspor kakao (X1) berpengaruh negatif terhadap
volume ekspor kakao di Indonesia sebesar -1,6196 artinya setiap kenaikan 1%
harga ekspor kakao akan mempengaruhi atau menurunkan volume ekspor kakao
di Indonesia sebesar 1,6196%. Signifikan pada taraf kepercayaan 99% (Ξ± = 1 %).
Semakin tinggi harga ekspor kakao di Indonesia, maka akan menurunkan volume
ekspor kakao di Indonesia.
Jumlah produksi kakao (X2) berpengaruh positif terhadap volume ekspor
kakao di Indonesia sebesar 2,7271 artinya setiap kenaikan 1% jumlah produksi
kakao akan mempengaruhi atau meningkatkan volume ekspor kakao di Indonesia
sebesar 2,7271%. Berpengaruh signifikan pada taraf kepercayaan 99% (Ξ± = 1%).
Semakin banyak produksi kakao di Indonesia, maka akan meningkatkan volume
ekspor kakao di Indonesia.
Dari kedua variabel tersebut, jumlah produksi kakao (X2) yang paling
signifikan karena koefisien estimasi (elastisitasnya) berpengaruh positif sebesar
43
2,7271 sedangkan nilai probabilitasnya sebesar 0,0000 signifikan pada taraf 99%
(Ξ± = 1%).
1. Harga Ekspor Kakao (X1)
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat hasil estimasi terlihat bahwa t-Statistik
untuk variabel harga ekspor kakao sebesar -4,9919 dan nilai probabilitas t-
Statistik sebesar 0,0000 lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 (Ξ± = 1%) yang
berarti bahwa harga ekspor kakao berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao
di Indonesia pada taraf kepercayaan 99% (Ξ± = 1%).
2. Jumlah Produksi Kakao (X2)
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat hasil estimasi terlihat bahwa t-Statistik
untuk variabel jumlah produksi kakao sebesar 5,3628 dan nilai probabilitas t-
Statistik sebesar 0,0000 lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 (Ξ± = 1%) yang
berarti bahwa jumlah produksi kakao berpengaruh signifikan terhadap ekspor
kakao di Indonesia pada taraf kepercayaan 99% (Ξ± = 1%).
5.5 Standard Eror
Standard error adalah standar deviasi dari distribusi sampling suatu
statistik. Standard error adalah istilah statistik yang mengukur keakuratan sampel
dalam merepresentasikan populasi. Jika statistiknya rata-rata sampel maka
dinamakan standard error mean. Semakin kecil nilai standard error, maka semakin
representatif terhadap populasinya. Standard error berkebalikan dengan ukuran
sampel. Semakin besar ukuran sampel, maka akan semakin kecil standard error
karena statistik mendekati nilai yang sebenarnya.
44
Berdasarkan hasil estimasi Multiple Reggresion dengan menggunakan
Software Microsoft Excel 2013 pada Tabel 2, diketahui bahwa yang memiliki
tingkat estimasi yang paling kuat dengan standard eror yang paling rendah yaitu
harga ekspor kakao sebesar 0,3244 dengan tingkat kepercayaan 99% (Ξ± = 1%).
5.6 Elastisitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kakao di Indonesia
Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi
terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan
perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan
permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Elastisitas penawaran ialah
perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan
sebagai akibat dari perubahan harga (Coursehero, 2021).
Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa elastisitas
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia yaitu elastisitas
harga ekspor kakao (X1) sebesar -1,6196 artinya setiap kenaikan 1% akan
mempengaruhi atau menurunkan ekspor kakao di Indonesia sebesar 1,6196%
menunjukkan nilai yang in-elastis (E>1). Elastisitas jumlah produksi kakao (X2)
sebesar 2,7271 artinya setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau
meningkatkan elastisitas ekspor kakao di Indonesia sebesar 2,7271%
menunjukkan nilai yang elastis (E>1). Elastisitas nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS (X3) sebesar 0,3585 artinya setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau
menurunkan ekspor kakao di Indonesia sebesar 0,3585% menunjukkan nilai yang
in-elastis (E<1).
45
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di
Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia dapat dilihat
dari nilai koefisien regresi hasil estimasi. Dari tiga variabel independen
terdapat dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap
elastisitas ekspor kakao di Indonesia yaitu harga ekspor kakao (X1) dengan
nilai koefisien sebesar -1,6196, jumlah produksi kakao (X2) dengan nilai
koefisien sebesar 2,7271, dan variabel independen yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap elastisitas ekspor kakao di Indonesia yaitu nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS (X3) dengan nilai koefisien sebesar 0,3585.
2. Elastisitas ekspor kakao di Indonesia dapat dilihat dari koefisien regresi hasil
estimasi (Elastisitas) yaitu elastisitas harga ekspor kakao (X1) sebesar -
1,6196 artinya setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau menurunkan
ekspor kakao di Indonesia sebesar 1,6196% menunjukkan nilai yang in-elastis
(E>1). Elastisitas jumlah produksi kakao (X2) sebesar 2,7271 artinya setiap
kenaikan 1% akan mempengaruhi atau meningkatkan elastisitas ekspor kakao
di Indonesia sebesar 2,7271% menunjukkan nilai yang elastis (E>1).
Elastisitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (X3) sebesar 0,3585 artinya
setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau menurunkan ekspor kakao di
Indonesia sebesar 0,3585% menunjukkan nilai yang in-elastis (E<1).
46
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran yaitu
sebagai berikut :
1. Diharapkan pada produsen lebih memperhatikan komoditas ekspor kakao.
Peningkatan ekspor komoditas kakao memerlukan langkah-langkah perbaikan
kinerja dengan meningkatkan kualitas (mutu) produk, meningkatkan industri
hilir dan meningkatkan produktivitas.
2. Kepada pemerintah sebaiknya dilakukan suatu kebijakan dengan
mengefesienkan biaya ekspor, menyediakan kredit ekspor dengan bunga
rendah dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam
ekspor karena pengetahuan dan keterampilan para eksportir sangat penting
untuk meningkatkan ekspor komoditas.
3. Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti variabel-variabel lain yang belum
termasuk dalam penelitian ini yaitu harga ekspor kakao, jumlah produksi
kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terkait pada ekspor
kakao di Indonesia.
47
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis. Edisi kedua. EKONISIA. Yogyakarta
Ajija, Shochrul R., Dyah W. Sari, Rahmat H. Setianto, & Martha R. Primanti.
(2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.
Alkamalia, Intan. 2017. Analisis Pengaruh Luas Lahan dan Tenaga Kerja
Terhadap Produksi Kakao Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh. Jurnal
AGRIFO Vol.2.No.2, 2017 : 56-61.
Angipora, M. P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Yogyakarta: Rajawali.
Balutan, Joni Apriadi Hutabarat, Idwar, Sri Yoseva. 2016. Pemberian Jenis
Limbah Kuli Buah Kakao dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit
Tanaman Kakao.
Coursehero. 2021. Elastisitas Permintaan dan Penawaran.
https://www.coursehero.com/sitemap/schools/66692-State-University-of-
Medan/, Di akses pada tanggal 4 Mei 2021.
Dr. James Joseph Spillane, S. 1995. Komoditi Kakao Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011,
Kakao. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementerian
Pertanian. Jakarta.
Gaspersz, Vincent. 1996. Ekonomi Manajerial : Penerapan Konsep β Konsep
Ekonomi Dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of Agricultural Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo Regency East Java. ADRI International Journal Of Agriculture, 1(1).
Kindangen, H., Hartoyo, S. and Baga, L.M. 2015. Perkembangan Produktivitas,
Luas Lahan, Harga Domestik, Permintaan dan Ekspor Biji Kakao
Indonesia Periode 1990-2013. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 14(2).
Krugman, Paul R., Obstfeld, Maurice., & Melitz, Marc J. 2012. International
Economics Theory & Policy, ninth edition. Boston: Pearson Education.
48
Maharani Lutfiah Damayanti. 2019. Teori Produksi. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Muhammadiyah Siduarjo.
Misgiyanti and I. Zuhroh (2009). Pengaruh Suku Bunga Luar Negeri Federal
Reserve (The FED), Nilai Tukar Rupiah /US $ dan Inflasi Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode
20062008. Jurnal Ekonomi Pembangunan 7.
Natsir, M. (2015). Analisis Supply Response Jagung di Daerah Sentra Produksi
Utama Indonesia. Yogyakarta.
Nopirin. 1994. Ekonomi Moneter. Buku II. BPFE. UGM. Yogyakarta
Puspita, R., et al. (2015). Pengaruh Produksi Kakao Domestik, Harga Kakao
Internasional, dan Nilai Tukar Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Ke
Amerika Serikat (Studi pada Ekspor Kakao Periode Tahun 2010-2013).
Jurnal Administrasi Bisnis 27.
Rinaldi, J., A. Fariyanti dan S. Jahroh. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Kakao pada Perkebunan Rakyat di Bali: pendekatan stochastic
frontier. Jurnal SEPA. 10: 47-5.
Saeroji Ahmad Fahrudin. 2011. Ekonomi Internasional. Edisi Pertama. BPPFE.
Yogyakarta.
Saeroji Ahmad Fahrudin. 2011. Teransaksi Ekspor Impor. Edisi Kedua. Erlangga.
Jakarta.
Salamadian. 2019. Pengertian Ekspor dan Impor.
https://salamadian.com/pengertian-ekspor-dan-impor/. Di akses pada hari
senin 26 April 2021.
Sobri. 2000. Ekonomi Internasional : Teori Masalah dan Kebijaksanaannya.
Yogyakarta : BPFE-UI.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.
Soekartawi. 1993. Manajemen Pemasaran dalam Bisnis Modern. Pustaka
harapan. Jakarta.
Suhartiti, 2003. Teori Ekonomi Mikro. PT. Salemba Emban Patria. Jakarta.
Suresmiathi, A.A. and Dewi, A.P.K., 2015. Pengaruh Jumlah Produksi, Kurs
Dollar Amerika Serikat dan Luas Areal Lahan Terhadap Ekspor Karet
Indonesia Tahun 1993-2013. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Udayana, 4(2).
49
Tri Bowo. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Belimbing. Fakultas Ekonomi. Univertsitas Semarang.
Zakariya, M.L., Al Musadieq, M. and Sulasmiyati, S., 2016. Pengaruh Produksi, Harga, dan Nilai Tukar Terhadap Volume Ekspor (Studi Pada Volume
Ekspor Biji Kakao Indonesia Periode Januari 2010-Desember 2015.
Jurnal Administrasi Bisnis, 40(2).
50
L
A
M
P
I
R
A
N
51
Lampiran 1. Peta lokasi Penelitian
52
Lampiran 2. Tabel Variabel Ekspor Kakao Indonesia (Ton), Harga Ekspor
Kakao ($1000/Ton), Jumlah Produksi Kakao Indonesia
(Ton/Tahun), dan Nilai Tukar (Rp/$)
NO Tahun
Ekspor
Kakao
Indonesia
(ton)
Harga
Ekspor
Kakao
Indonesia
($1000/Ton)
Jumlah
Produksi
Kakao
Indonesia
(Ton/Tahun)
Nilai
Tukar
(Rp/$)
Y X1 X2 X3
1 1990 104.472 0,95 142.347 1.836
2 1991 127.064 0,94 174.899 1.941
3 1992 154.749 0,83 207.147 2.036
4 1993 200.112 0,83 258.059 2.108
5 1994 200.299 1,06 241.701 2.180
6 1995 196.443 1,14 278.400 2.244
7 1996 274.119 0,96 350.800 2.383
8 1997 219.782 1,34 329.700 4.650
9 1998 278.146 1,38 456.499 8.025
10 1999 333.695 0,89 367.475 7.100
11 2000 333.619 0,70 421.142 9.595
12 2001 302.670 0,90 536.804 10.400
13 2002 365.650 1,42 619.192 8.940
14 2003 265.838 1,54 695.361 8.465
15 2004 275.485 1,34 691.704 9.290
16 2005 367.426 1,27 748.827 9.830
17 2006 490.778 1,26 769.386 9.020
18 2007 379.829 1,64 740.006 9.419
19 2008 380.513 2,25 803.593 10.950
20 2009 439.305 2,48 809.583 9.400
21 2010 432.427 2,75 844.626 8.991
22 2011 210.067 2,93 712.200 9.068
23 2012 163.501 2,35 740.500 9.670
24 2013 188.420 2,37 720.900 12.189
25 2014 63.334 3,10 728.400 12.440
26 2015 39.622 2,90 593.331 13.795
27 2016 28.329 2,96 656.817 13.436
28 2017 23.594 2,27 590.684 13.548
29 2018 27.827 2,60 767.280 14.481
Rata - Rata 236,797 2 551,633 8,187
53
Lampiran 3. Tabel Variabel Ekspor Kakao Indonesia (Ton), Harga Rill
Ekspor Kakao Indonesia ($1000/Ton), Jumlah Produksi Kakao
Indonesia (Ton/Tahun), dan Nilai Tukar (Rp/$)
NO Tahun
Ekspor
Kakao
Indonesia
(ton)
Harga Rill
ekspor
Kakao
Indonesia
($1000/Ton)
Jumlah
Produksi
Kakao
Indonesia
(Ton/Tahun)
Nilai
Tukar
(Rp/$)
Y X1 X2 X3
1 1990 104,47 0,95 142,35 1,84
2 1991 127,06 0,99 174,90 1,94
3 1992 154,75 0,92 207,15 2,04
4 1993 200,11 0,95 258,06 2,11
5 1994 200,30 1,26 241,70 2,18
6 1995 196,44 1,40 278,40 2,24
7 1996 274,12 1,24 350,80 2,38
8 1997 219,78 3,40 329,70 4,65
9 1998 278,15 6,01 456,50 8,03
10 1999 333,70 3,44 367,48 7,10
11 2000 333,62 3,65 421,14 9,60
12 2001 302,67 5,10 536,80 10,40
13 2002 365,65 6,93 619,19 8,94
14 2003 265,84 7,12 695,36 8,47
15 2004 275,49 6,79 691,70 9,29
16 2005 367,43 6,82 748,83 9,83
17 2006 490,78 6,20 769,39 9,02
18 2007 379,83 8,41 740,01 9,42
19 2008 380,51 13,39 803,59 10,95
20 2009 439,31 12,67 809,58 9,40
21 2010 432,43 13,48 844,63 8,99
22 2011 210,07 14,45 712,20 9,07
23 2012 163,50 12,40 740,50 9,67
24 2013 188,42 15,72 720,90 12,19
25 2014 63,33 21,02 728,40 12,44
26 2015 39,62 21,80 593,33 13,80
27 2016 28,33 21,69 656,82 13,44
28 2017 23,59 16,74 590,68 13,55
29 2018 27,83 20,53 767,28 14,48
Rata-Rata 236,80 8,81 551,63 8,19
54
Lampiran 4. Hasil Logaritma Natural (Ln) Elastisitas Ekspor Kakao
NO Tahun
Ekspor
Kakao
Indonesia
Harga
ekspor
Kakao
Indonesia
Jumlah
Produksi
Kakao
Indonesia
Nilai
Tukar
LNY LNX1 LNX2 LNX3
1 1990 4,65 - 0,05 4,96 0,61
2 1991 4,84 - 0,01 5,16 0,66
3 1992 5,04 - 0,09 5,33 0,71
4 1993 5,30 - 0,05 5,55 0,75
5 1994 5,30 0,23 5,49 0,78
6 1995 5,28 0,33 5,63 0,81
7 1996 5,61 0,22 5,86 0,87
8 1997 5,39 1,22 5,80 1,54
9 1998 5,63 1,79 6,12 2,08
10 1999 5,81 1,23 5,91 1,96
11 2000 5,81 1,29 6,04 2,26
12 2001 5,71 1,63 6,29 2,34
13 2002 5,90 1,94 6,43 2,19
14 2003 5,58 1,96 6,54 2,14
15 2004 5,62 1,92 6,54 2,23
16 2005 5,91 1,92 6,62 2,29
17 2006 6,20 1,82 6,65 2,20
18 2007 5,94 2,13 6,61 2,24
19 2008 5,94 2,59 6,69 2,39
20 2009 6,09 2,54 6,70 2,24
21 2010 6,07 2,60 6,74 2,20
22 2011 5,35 2,67 6,57 2,20
23 2012 5,10 2,52 6,61 2,27
24 2013 5,24 2,75 6,58 2,50
25 2014 4,15 3,05 6,59 2,52
26 2015 3,68 3,08 6,39 2,62
27 2016 3,34 3,08 6,49 2,60
28 2017 3,16 2,82 6,38 2,61
29 2018 3,33 3,02 6,64 2,67
Rata-Rata 5,21 1,73 6,20 1,91
55
Lampiran 5. Hasil Estimasi Multiple Reggresion Elastisitas Ekspor Kakao di
Indonesia Menggunakan Software Microsoft Excel 2013
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,7920
R Square 0,6272
Adjusted R Square
0,5825
Standard Error 0,5647
Observations 29
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 3 13,41488448 4,471628159 14,0223
0,0000
Residual 25 7,972379103 0,318895164
Total 28 21,38726358
Coefficients Standard
Error t Stat P-value
Intercept - 9,5948
2,6584
- 3,6093
0,0013
LNX1 - 1,6196
0,3244
- 4,9919
0,0000
LNX2 2,7271
0,5085
5,3628
0,0000
LNX3 0,3585
0,5047
0,7104
0,4840
56
Lampiran 6. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi
57
58
Lampiran 7. Hasil Turnitin
59
60
RIWAYAT HIDUP
Sukryanto lahir di Pasaran pada tanggal 30 Januari 1998
dari pasangan Karia Kiramang dan Rayana Sendeng. Penulis
merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pendidikan
formal yang dilalui penulis yakni selesai di SDN 272 Lura
lulus pada tahun 2010, selanjutnya menyelesaikan studi di
SMPN 2 Bua Ponrang lulus pada tahun 2013, kemudian melanjutkan studi di
SMAN 2 Bua Ponrang lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2017, penulis lulus
seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan magang
di BBPP Batangkaluku dan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa
Balleanging, Kelurahan Palangngisang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten
Bulukumba.
Penulis juga pernah berproses di salah satu ortom Muhammadiyah yaitu
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan di amanahi sebagai Sekretaris Bidang
Sosial Pemberdayaan Masyarakat (SPM) periode 2019 β 2020, Himpunan
Mahasiswa Agribisnis periode 2019 β 2020, dan Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Pertanian periode 2020 β 2021. Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis, penulis
menyusun skripsi dengan judul : Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di Indonesia.