analisis efisiensi teknis industri bank …/analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) TAHUN 2007-2009 Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : BAMBANG WIJATMOKO F1109008 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: trinhphuc

Post on 02-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK

PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI INDONESIA

MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS (DEA) TAHUN 2007-2009

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

BAMBANG WIJATMOKO

F1109008

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(QS. al-Insyirah 6-8)

Why do we fall, sir? So that we can learn to pick ourselves up.

(Batman Begins)

Kalau Anda keras terhadap diri Anda, maka kehidupan akan lunak kepada Anda. Sebaliknya apabila Anda lunak kepada diri Anda, maka

kehidupan akan keras kepada Anda. (Andrie Wongso)

Karya ini penulis persembahkan kepada :

Ø Bapak Ibu serta Kakak-kakakku yang telah menyayangiku

Ø Almamaterku, tempat menimba ilmu dan inspirasiku

Page 5: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang atas karunia nikmat dan hidayah Nya sehingga penulis menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI

BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI INDONESIA DENGAN

MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) TAHUN

2007-2009” .

Penyusunan skripsi ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar

kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Dalam proses penyusunan ini, penulis memperoleh

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Bapak Drs. Supriyono, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

Bapak Drs. Sutanto, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Non Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

3. Bapak Hery Sulistio Jati N.S., S.E.,MSE. selaku pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing, terima kasih.

4. Bapak dan Ibu serta Saudara-saudaraku dan seluruh keluarga besarku di

Gesikan, Kebumen

Page 6: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

5. Mbak Santi pegawai perpustakaan Kantor Bank Indonesia Solo yang telah

memberikan data penelitian

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya selama semester 1-

4 (Bapak J.J.Sarungu, Guntur, BRM.Bambang, Agustinus, Kresno, Joko,

Sutomo, Mugi, Supriyono, Sumardi, Lukman, dan Ibu Nurul, Evi, Dwi,

Yunastiti) serta seluruh dosen Ekonomi Pembangunan dan karyawan FE

UNS

7. Teman-teman mahasiswa Swadana Transfer Ekonomi Pembangunan UNS

angkatan 2009 (Afik, Jeki, Anggar, Nisya, Dewi, Tuti, Dhevi, Dodi,

Hendra, Hendro, Ineke, Irham, Ayok, Adhi, Prayitno, Reka, Retno, Rina,

Risma, Siddiq, Terra, Tika, Tomi, Echa, Yan, Yossa dan Uchon).

8. Teman-teman kos Anso angkatan 2009-2011 (Uchon, Adhi, David, Denis,

Arif, Panji, Akbar”sumpil”, Pulung, Asad, Namex, Didik, Danang, Bony,

Fajar, Bang Matius, Andre, Faiz, Ari, Dicky) serta semua penghuni kos

Anso yang tidak disebutkan

9. Teman-teman alumni mahasiswa Diploma Tiga Ekonomika Terapan

(Perencanaan dan Monitoring Pembangunan) UGM angkatan 2006 serta

teman-temanku di Jogja yang tidak disebutkan

10. Teman-teman Gaspala SMA N 2 Kebumen, salam lestari

11. Teman-teman alumni kelas E SMP N 7 Kebumen angkatan 2003

12. Teman-teman sejawat di Gesikan, dan Kebumen

13. Bapak dan Ibu Guruku mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi,

terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan

Page 7: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini

Surakarta, Oktober 2011

Penulis

BAMBANG WIJATMOKO

Page 8: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii

ABSTRAK ................................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1

B. PERUMUSAN MASALAH....................................................................... 10

C. PEMBATASAN MASALAH .................................................................... 10

D. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................. 10

E. MANFAAT PENELITIAN ........................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 12

A. TINJAUAN BANK ..................................................................................... 12

B. BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) ......................................... 15

C. LANDASAN TEORI .................................................................................. 19

D. EFISIENSI PERBANKAN ........................................................................ 28

E. PENELITIAN TERDAHULU ................................................................... 29

F. KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 34

G. HIPOTESIS .................................................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 36

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN .......................................................... 36

B. JENIS DAN SUMBER DATA .................................................................. 36

C. METODE PENGUMPULAN DATA ....................................................... 36

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL ............................................... 37

Page 9: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

E. METODE ANALISIS DATA .................................................................... 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................................... 43

A. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN .................................................... 43

B. VARIABEL-VARIABEL YANG DIGUNAKAN DALAM

PENELITIAN .............................................................................................. 47

C. ANALISIS DATA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS (DEA) ........................................................................................ 54

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 72

A. KESIMPULAN ............................................................................................ 72

B. SARAN ......................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 75

LAMPIRAN .............................................................................................................. 78

Page 10: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel II.1. Daftar BPD di Indonesia ...................................................................... 16

Tabel III.1. Variabel yang Digunakan Dalam Penelitian .................................... 37

Tabel IV.1. Daftar BPD di Indonesia ..................................................................... 43

Tabel IV.2. Perkembangan Jumlah Aset BPD Tahun 2005-2010...................... 44

Tabel IV.3. Perkembangan Jumlah Variabel Input Biaya Administrasi

& Umum Tahun 2007-2009 .................................................................................... 48

Tabel IV.4. Perkembangan Jumlah Variabel Input Biaya Personalia

Tahun 2007-2009 ...................................................................................................... 49

Tabel IV.5. Perkembangan Jumlah Variabel Input Biaya Promosi Tahun

2007-2009 ................................................................................................................ 50

Tabel IV.6. Perkembangan Jumlah Variabel Output Kredit Tahun

2007-2009 ................................................................................................................ 51

Tabel IV.7. Perkembangan Jumlah Variabel Output Total Pendapatan

Tahun 2007-2009 ...................................................................................................... 52

Tabel IV.8. Perkembangan Jumlah Variabel Output Dana Pihak

Ketiga (DPK) Tahun 2007-2009 ............................................................................ 53

Tabel IV.9. Analisis Deskriptif Input-Output BPD Tahun 2007 ....................... 54

Tabel IV.10.Tingkat Efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Tahun 2007 ................................................................................................................ 55

Tabel IV.11.Target input dan output PT. Bank BPD Aceh Tahun 2007 .......... 58

Tabel IV.12. Bobot Benchmark CRS Tahun 2007 ............................................... 59

Tabel IV.13. Analisis Deskriptif Input-Output BPD Tahun 2008 ..................... 60

Tabel IV.14. Tingkat Efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Tahun 2008 ................................................................................................................ 61

Tabel IV.15. Target input dan output PT. Bank BPD Aceh Tahun 2008 ......... 64

Tabel IV.16. Bobot Benchmark CRS Tahun 2008 ............................................... 64

Tabel IV.17. Analisis Deskriptif Input-Output BPD Tahun 2007 ..................... 66

Tabel IV.18. Tingkat Efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Page 11: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Tahun 2009 ................................................................................................................ 67

Tabel IV.19. Target input dan output PT. Bank BPD Aceh Tahun 2009 ......... 70

Tabel IV.20. Bobot Benchmark CRS Tahun 2009 ............................................... 70

Page 12: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar I.1. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan LDR ..................................... 4

Gambar I.2. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan Share Kredit Produktif ...... 5

Gambar I.3. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan NPL ..................................... 6

Gambar I.4. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan ROA .................................... 7

Gambar I.5. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan Besaran CAR...................... 8

Gambar I.6. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan Jumlah Modal Inti ............. 9

Gambar II.1 Proses Produksi .................................................................................. 19

Gambar II.2 Kurva Produksi Sama (Isoquant) ..................................................... 22

Gambar II.3 Kurva Biaya Sama (Isocost) ............................................................. 23

Gambar II.4.Kerangka Pemikiran ........................................................................... 34

Gambar IV.1. Grafik Perkembangan Jumlah kantor BPD .................................. 44

Gambar IV.2. Grafik Inefisiensi BPD Tahun 2007 .............................................. 57

Gambar IV.3. Grafik Inefisiensi BPD Tahun 2008 .............................................. 62

Gambar IV.4. Grafik Inefisiensi BPD Tahun 2009 .............................................. 68

Page 13: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Surat Pernyataan Skripsi .......................................................................................... 79

Lampiran 1 Daftar BPD di Indonesia Tahun 2007-2009 ................................... 80

Lampiran 2 Data Variabel Input dan Output Tahun 2007 .................................. 81

Lampiran 3 Data Variabel Input dan Output Tahun 2008 .................................. 82

Lampiran 4 Data Variabel Input dan Output Tahun 2009 .................................. 83

Lampiran 5 Tingkat Efisiensi BPD Tahun 2007 .................................................. 84

Lampiran 6 Tingkat Efisiensi BPD Tahun 2008 ................................................... 85

Lampiran 7 Tingkat Efisiensi BPD Tahun 2009 ................................................... 86

Lampiran 8 Tabel Target Input dan Output BPD Tahun 2007 ................................... 87

Lampiran 9 Tabel Target Input dan Output BPD Tahun 2008 .................................. 93

Lampiran 10 Tabel Target Input dan Output BPD Tahun 2009 ................................ 99

Lampiran 11 Bobot Benchmark CRS Output Oriented Model Tahun 2007 ..... 105

Lampiran 12 Bobot Benchmark CRS Output Oriented Model Tahun 2008 ..... 109

Lampiran 13 Bobot Benchmark CRS Output Oriented Model Tahun 2009 ..... 113

Page 14: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRACT

TECHNICAL EFFICIENCY ANALYSIS OF REGIONAL INDUSTRIAL

DEVELOPMENT BANK (BPD) IN INDONESIA BY USING DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) YEAR 2007-2009

By:

Bambang Wijatmoko F1109008

Purpose of this study to determine the technical efficiency of industrial Regional Development Banks (BPD) in Indonesia. The data used amounted to 26 banks in the period 2007-2009. Analysis using secondary data by taking the bank's financial statement data in 2007-2009. While the method chosen to determine the performance of the technical efficiency of banks are using Data Envelopment Analysis (DEA). Banks are said to have efficient performance if it has efficiency close to 1 (100%) and more inefficient if close to 0.

This study analyzes the input and output of each bank to determine the

level of efficiency. Inputs used in this study are Administrative and General Costs, Personnel Costs and Fees Promotion. As for the output is a Credit, Total Revenues and Third Party Funds (DPK). The data used are the financial reports of each bank in the form of Balance Sheet and Profit and Loss Statements starting in 2007-2009.

The results of technical efficiency of BPD in Indonesia by using the DEA-

CRS showed as many as eight BPD (30.77%) are efficient, the remaining 18 BPD (69.23%) is not efficient for the year 2007. While the year 2008 increased to 9 BPD (34.62%) are efficient, the remaining 17 BPD (65.38%) have not been efficient. The decline occurred in 2009 as many as 5 BPD (19.23%) are efficient, the remaining 21 BPD (80.77%) have not been efficient. During the years 2006-2007 there were three BPD who experienced 100 percent efficiency, ie PT. BPD Bank Bali, East Kalimantan and PT BPD. BPD South Sulawesi.

Regional Development Banks (BPD) who have achieved the optimum

efficiency in order to maintain the level of efficiency. As for the Regional Development Banks (BPD) who have not reached 100% efficiency in order to optimize the allocation of inputs in their operations to produce the maximum output with reference to the benchmark. Keywords: Bank Efficiency, Regional Development Banks (BPD), Data Envelopment Analysis (DEA)

Page 15: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN

DAERAH (BPD) DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) TAHUN 2007-2009

Oleh :

Bambang Wijatmoko F0205047

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi teknis industri Bank

Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia. Data yang digunakan berjumlah 26 bank pada periode 2007-2009. Analisis menggunakan data sekunder dengan mengambil data laporan keuangan bank pada tahun 2007-2009. Sedangkan metode yang dipilih untuk mengetahui kinerja efisiensi teknis perbankan adalah menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Bank dikatakan memiliki kinerja yang efisien jika memiliki efisiensi mendekati angka 1 (100%) dan semakin tidak efisien jika mendekati 0.

Penelitian ini menganalisis input dan output dari masing-masing bank

untuk mengetahui tingkat efisiensi. Input yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beban Administrasi dan Umum, Beban Personalia dan Beban Promosi. Sedangkan untuk outputnya adalah Kredit, Total Pendapatan dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Data yang digunakan adalah laporan keuangan masing-masing bank yang berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi mulai tahun 2007-2009.

Hasil penelitian efisiensi teknis BPD di Indonesia dengan menggunakan

DEA-CRS menunjukkan sebanyak 8 BPD (30,77%) yang efisien, sisanya 18 BPD (69,23%) belum efisien untuk tahun 2007. Sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi 9 BPD (34,62%) yang efisien, sisanya 17 BPD (65,38%) belum efisien. Penurunan terjadi pada tahun 2009 sebanyak 5 BPD (19,23%) yang efisien, sisanya 21 BPD (80,77%) belum efisien. Selama tahun 2006-2007 terdapat tiga BPD yang mengalami efisiensi 100 persen yaitu PT. Bank BPD Bali, BPD Kalimantan Timur dan PT. BPD Sulawesi Selatan.

Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah mencapai efisiensi optimal

supaya bisa mempertahankan tingkat efisiensinya. Sedangkan bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang belum mencapai efisiensi 100% supaya mengoptimalkan alokasi input dalam kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan output yang maksimal dengan mengacu pada benchmarknya.

Kata Kunci : Efisiensi Bank, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Data Envelopment Analysis (DEA)

Page 16: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

TECHNICAL EFFICIENCY ANALYSIS OF REGIONAL INDUSTRIAL

DEVELOPMENT BANK (BPD) IN INDONESIA BY USING DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) YEAR 2007-2009

By:

Bambang Wijatmoko F1109008

Purpose of this study to determine the technical efficiency of industrial Regional Development Banks (BPD) in Indonesia. The data used amounted to 26 banks in the period 2007-2009. Analysis using secondary data by taking the bank's financial statement data in 2007-2009. While the method chosen to determine the performance of the technical efficiency of banks are using Data Envelopment Analysis (DEA). Banks are said to have efficient performance if it has efficiency close to 1 (100%) and more inefficient if close to 0.

This study analyzes the input and output of each bank to determine the

level of efficiency. Inputs used in this study are Administrative and General Costs, Personnel Costs and Fees Promotion. As for the output is a Credit, Total Revenues and Third Party Funds (DPK). The data used are the financial reports of each bank in the form of Balance Sheet and Profit and Loss Statements starting in 2007-2009.

The results of technical efficiency of BPD in Indonesia by using the DEA-

CRS showed as many as eight BPD (30.77%) are efficient, the remaining 18 BPD (69.23%) is not efficient for the year 2007. While the year 2008 increased to 9 BPD (34.62%) are efficient, the remaining 17 BPD (65.38%) have not been efficient. The decline occurred in 2009 as many as 5 BPD (19.23%) are efficient, the remaining 21 BPD (80.77%) have not been efficient. During the years 2006-2007 there were three BPD who experienced 100 percent efficiency, ie PT. BPD Bank Bali, East Kalimantan and PT BPD. BPD South Sulawesi.

Regional Development Banks (BPD) who have achieved the optimum

efficiency in order to maintain the level of efficiency. As for the Regional Development Banks (BPD) who have not reached 100% efficiency in order to optimize the allocation of inputs in their operations to produce the maximum output with reference to the benchmark. Keywords: Bank Efficiency, Regional Development Banks (BPD), Data Envelopment Analysis (DEA)

Page 17: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN

DAERAH (BPD) DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) TAHUN 2007-2009

Oleh :

Bambang Wijatmoko F0205047

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi teknis industri Bank

Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia. Data yang digunakan berjumlah 26 bank pada periode 2007-2009. Analisis menggunakan data sekunder dengan mengambil data laporan keuangan bank pada tahun 2007-2009. Sedangkan metode yang dipilih untuk mengetahui kinerja efisiensi teknis perbankan adalah menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Bank dikatakan memiliki kinerja yang efisien jika memiliki efisiensi mendekati angka 1 (100%) dan semakin tidak efisien jika mendekati 0.

Penelitian ini menganalisis input dan output dari masing-masing bank

untuk mengetahui tingkat efisiensi. Input yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beban Administrasi dan Umum, Beban Personalia dan Beban Promosi. Sedangkan untuk outputnya adalah Kredit, Total Pendapatan dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Data yang digunakan adalah laporan keuangan masing-masing bank yang berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi mulai tahun 2007-2009.

Hasil penelitian efisiensi teknis BPD di Indonesia dengan menggunakan

DEA-CRS menunjukkan sebanyak 8 BPD (30,77%) yang efisien, sisanya 18 BPD (69,23%) belum efisien untuk tahun 2007. Sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi 9 BPD (34,62%) yang efisien, sisanya 17 BPD (65,38%) belum efisien. Penurunan terjadi pada tahun 2009 sebanyak 5 BPD (19,23%) yang efisien, sisanya 21 BPD (80,77%) belum efisien. Selama tahun 2006-2007 terdapat tiga BPD yang mengalami efisiensi 100 persen yaitu PT. Bank BPD Bali, BPD Kalimantan Timur dan PT. BPD Sulawesi Selatan.

Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah mencapai efisiensi optimal

supaya bisa mempertahankan tingkat efisiensinya. Sedangkan bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang belum mencapai efisiensi 100% supaya mengoptimalkan alokasi input dalam kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan output yang maksimal dengan mengacu pada benchmarknya.

Kata Kunci : Efisiensi Bank, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Data Envelopment Analysis (DEA)

Page 18: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-

unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu “mencapai keuntungan

yang maksimum”. Untuk tujuan itu , ia menjalankan usaha yang bersamaan, yaitu

mengatur penggunaan faktor-faktor produksi dengan cara yang seefisien mungkin

sehingga “usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang

dari sudut ekonomi dipandang sebagai cara yang paling efisien” (Sadono Sukirno,

2005:192).

Efisiensi patut diperhatikan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan.

Efisiensi sering diartikan bagaimana suatu perusahaan dapat berproduksi dengan

biaya serendah mungkin, tetapi tidak sekedar itu efisiensi juga menyangkut

pengelolaan hubungan input dan output yaitu bagaimana mengalokasikan faktor-

faktor produksi yang tersedia secara optimal untuk dapat menghasilkan output

yang maksimal. Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang lebih

tinggi jika dengan jumlah input tertentu dapat menghasilkan jumlah output lebih

banyak atau pada jumlah output tertentu bisa menggunakan input lebih sedikit.

Page 19: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Perbankan di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam

perekonomian. Ini mengingat, kontribusi sektor perbankan dalam pembiayaan

perekonomian masih sangat dominan. Pada tahun 2009, pangsa kredit perbankan

dalam pembiayaan perekonomian mencapai sekitar 48 persen. Mengingat

pentingnya peranan sektor perbankan ini, maka perbankan yang kuat dan sehat

sangat dibutuhkan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia

(Booklet BPD Regional Champion 2010).

Efisiensi bagi sebuah bank atau industri perbankan secara keseluruhan

merupakan aspek yang paling penting diperhatikan untuk mewujudkan suatu

kinerja keuangan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable). Efisiensi industri

perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro (Berger and

Mester, 1997 dalam Zaenal Abidin dan Endri, 2009). Menurut perspektif mikro,

dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa bertahan dan

berkembang harus efisien dalam kegiatan operasinya. Bank-bank yang tidak

efisien, besar kemungkinan akan exit dari pasar karena tidak mampu bersaing

dengan kompetitornya, baik dari segi harga (pricing) maupun dalam hal kualitas

produk dan pelayanan. Bank yang tidak efisien akan kesulitan dalam

mempertahankan kesetian nasabahnya dan juga tidak diminati oleh calon nasabah

dalam rangka untuk memperbesar customer-basenya.

Sementara dari perspektif makro, industri perbankan yang efisien dapat

mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan secara keseluruhan stabilitas

Page 20: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sistem keuangan. Hal ini disebabkan peran yang sangat strategis dari industri

perbankan sebagai intermediator dan produsen jasa-jasa keuangan. Dengan tingkat

efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam

mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan

kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi (Weill 2003 dalam Zaenal Abidin

dan Endri, 2009).

Bank Pembangunan Daerah merupakan salah satu perusahaan Daerah

(BUMD) milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten atau Kota se-

Indonesia, yang menyediakan layanan jasa perbankan sebagaimana bank Bank

Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional lainnya dan sebagai

pendapatan bagi daerah, sehingga berpengaruh pada kondisi perekonomian di

daerah.

Industri perbankan di Indonesia tergolong boros, ini bisa dilihat dari

perbandingan biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) yang masih

tinggi. BOPO disusun oleh beberapa indikator antara lain biaya operasional dan

pendapatan operasional. Biaya dan pendapatan operasional banyak dipengaruhi

oleh bunga. Biaya bunga dipengaruhi oleh cost of loanable funds, sedang

pendapatan bunga dipengaruhi oleh bunga yang diperoleh dari kredit yang

diberikan, provisi, commitment fee, appraisal fee dan lain-lain (Sri Mulyono,

2007). Namun, khusus BPD (Bank Pembangunan Daerah) tingkat efisiensinya

tergolong lebih baik jika dibandingkan dengan jenis bank lain di Indonesia.

Page 21: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Sehingga seiring dengan meningkatnya tingkat efisiensi BPD maka diharapkan

akan meningkatkan kredit di sektor riil sehingga akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di masing-masing daerah.

Saat ini, jumlah BPD seluruh Indonesia mencapai 26 bank. Dalam tiga tahun

terakhir, pelaksanaan fungsi intermediasi terus mengalami peningkatan. Hal ini

terefleksi pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang per September 2010,

mencapai rata-rata sebesar 72,1 persen dengan sebaran seperti terlihat pada

Gambar I.1.

Gambar I.1. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan LDR

Sumber: Bank Indonesia, Per September 2010

Pencapain LDR dimaksud ditunjang oleh peningkatan penyaluran kredit dan

penerimaan dana masyarakat. Per September 2010, kredit yang disalurkan BPD

Page 22: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

telah mencapai Rp 139,5 triliun atau jauh lebih tinggi dibandingkan posisi akhir

tahun 2009 yang mencapai sebesar Rp 120,8 triliun maupun akhir tahun 2008 yang

berada di level Rp 96,4 triliun. Dalam 5 tahun terakhir kredit tumbuh rata-rata

28,04 persen atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan kredit

perbankan nasional. Pencapaian ini tentu menjadi salah satu indikasi bahwa BPD

telah memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan

pemberdayaan potensi ekonomi khususnya ekonomi daerah di seluruh Indonesia.

Namun demikian, penyaluran kredit BPD tidak terfokus pada kredit produktif

yaitu rata-rata 26,2 persen dari total kredit yang disalurkan yang jauh dari rata-rata

industri perbankan tercatat sebesar 69 persen. Sebagian besar BPD dengan share

kredit produktif dibawah 25 persen dari total kredit yang disalurkan. (Gambar

I.2.)

Gambar I.2. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan Share Kredit Produktif

Sumber: Bank Indonesia, Per September 2010

Page 23: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Relatif tingginya pertumbuhan kredit dimaksud terutama juga ditopang

tingginya penerimaan dana masyarakat yang berhasil dihimpun BPD yang dalam

kurun tahun 2008 – 2010. Pada tahun 2008 dan 2009, DPK BPD masing-masing

berada pada posisi Rp 143,3 triliun dan Rp 152,3 triliun. Sedangkan per September

2010, DPK BPD telah mencapai sebesar Rp 204,2 triliun. Dari sisi pertumbuhan,

DPK BPD tumbuh dengan rata-rata di atas 15 persen dalam 5 tahun terakhir.

Disamping itu, cukup tingginya pelaksanaan fungsi intermediasi tersebut juga

disertai dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan penerapan

manajemen risiko yang baik. Sehingga, rasio kredit bermasalah (Non Performing

Loan/NPL) BPD pun tetap terjaga pada level yang rendah yaitu 3,0 persen atau

sedikit lebih rendah dengan NPL perbankan nasional (3,3 persen). Namun tedapat

12 BPD dengan NPL diatas rata-rata industri (Gambar I.3.).

Gambar I.3. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan NPL

Sumber: Bank Indonesia, Per September 2010

Page 24: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kondisi ini berarti bahwa masih terdapat ruang bagi BPD untuk terus

meningkatkan penyaluran kreditnya kepada masyarakat khususnya pada sektor-

sektor usaha yang lebih produktif dan prospektif tentunya dengan didukung

kemampuan yang memadai.

Penyaluran kredit yang tinggi dan rendahnya kredit bermasalah berdampak

positif pada profitabilitas BPD. Pada tahun 2008, BPD berhasil membukukan laba

bersih sebesar Rp 5,8 triliun dan pada tahun 2009, laba bersih BPD meningkat

sebesar 12,1 persen dibanding perolehannya pada tahun 2008 dan menjadi Rp 6,5

triliun. Sedangkan, hingga September 2010, BPD telah membukukan laba bersih

sebesar Rp 6,4 triliun. Peningkatan laba dimaksud juga tercermin pada ROA BPD

rata-rata mencapai 3,65 persen pada 2009 dan pada September 2010 ini telah

mencapai 4,30 persen dengan sebaran pada Gambar I.4.

Gambar I.4. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan ROA

Sumber: Bank Indonesia, Per September 2010

Page 25: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Ketahanan BPD relatif cukup memadai terhadap risiko normal, hal ini

tercermin rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR). Sejak tahun

2008, umumnya CAR BPD masih cukup tinggi dan di atas ketentuan modal

minimum sebesar 8 persen. Adapun, rata-rata CAR BPD hingga September 2010

adalah sebesar 13,6 persen. Tentunya, ini mengindikasikan bahwa secara

fundamental kondisi BPD saat ini berada dalam kondisi yang sehat dan cukup

kuat. Namun ke depan, posisi CAR BPD ini perlu ditingkatkan untuk

mengantisipasi meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap peran BPD untuk

meningkatkan kemampuan pembiayaan sektor-sektor produktif tetapi juga untuk

meningkatkan ketahanan menghadapi berbagai goncangan. Gambaran lebih

lengkap bisa dilihat pada Gambar I.5.

Gambar I.5. Grafik Pembagian BPD Berdasarkan Besaran CAR

Sumber: Bank Indonesia, Per September 2010

Page 26: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Lebih jauh, dilihat dari modal inti (tier 1), rata-rata modal inti yang dimiliki

BPD per September 2010 sebesar Rp 827,1 miliar yang sebarannya dapat dilihat

pada Gambar I.6.

Gambar I.6. Grafik Pembagian BPD

Berdasarkan Jumlah Modal Inti

Rata-rata modal inti BPD ini masih jauh di bawah rata-rata modal inti

perbankan nasional yang kini rata-rata sudah berada di atas Rp 2 triliun.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang efisiensi di Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan judul : “Analisis

Efisiensi Teknis Industri Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia

Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2007-2009”.

Sumber: Bank Indonesia, Per September 2010

Page 27: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia

Periode 2007-2009 ?

2. Apa yang menyebabkan inefisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan

bagaimana mencapai tingkat efisiensi ?

C. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di

Indonesia.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada periode 2007-2009.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia

periode 2007-2009.

2. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan inefisiensi Bank Pembangunan

Daerah (BPD), dan solusi mencapai tingkat efisiensi.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, hasil penelitian ini memberikan pengetahuan baru yang sangat

berharga, menerapkan teori-teori selama kuliah, dan mengenal analisis kinerja

dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).

Page 28: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD), hasil penelitian ini memberikan

informasi tingkat efisiensi bank untuk pengambilan kebijakan di masa yang

akan datang.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan

semoga bermanfaat untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

Page 29: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN BANK

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup orang banyak (Menurut Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992).

Menurut Sri Susilo (2000 : 6), secara lebih spesifik fungsi bank dapat disebut

sebagai; (a) agent of trust, (b) agent of development, dan (c) agent of services. Dari

ketiga fungsi tersebut dijelaskan seperti berikut ini :

a. Agent of Trust

Agent of trust adalah dasar utama kegiatan bank, yaitu kepercayaan atau

trust, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat

akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur

kepercayaan.

b. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masayarakat yaitu sektor moneter dan

sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling

Page 30: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Sektor riil tidak dapat berkinerja

dengan baik manakala sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank

sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran

kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan

masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi, distribusi dan juga konsumsi

barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi selalu

berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-

konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian

masyarakat.

c. Agent of Services

Agent of services adalah bank memberikan penawaran jasa-jasa perbankan

yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya

dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa bank ini dapat

berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian

jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. Bank dan lembaga keuangan

bukan bank mempunyai peran penting dalam sistem keuangan. Peranan tersebut

menurut Sri Susilo (2000 : 8) adalah; (a) pengalihan aset, (b) transaksi,

(c) likuiditas, dan (d) efisiensi, yang dijelaskan satu per satu berikut ini :

Page 31: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a. Pengalihan aset (asset transmutation)

Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan pinjaman

kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang

telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana,

yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan

keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan bukan

bank telah berperan sebagai pengalih aset dari unit surplus (lenders) kepada

unit defisit (borrowers). Dalam kasus lain, pengalihan aset dapat pula terjadi

jika bank dan lembaga keuangan menerbitkan sekuritas sekunder (giro,

deposito berjangka, dana pensiun, dan sebagainya) yang kemudian dibeli

oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer

(saham, obligasi, promes, commercial paper dan sebagainya) yang

diterbitkan unit defisit.

b. Transaksi (transaction)

Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai

kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan

jasa. Produk-produk yang dikeluarkan (giro, tabungan, deposito, saham, dan

sebagainya) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat

pembayaran.

Page 32: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Likuiditas (liquidity)

Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk

produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-

produk tersebut mempunyai likuiditas yang berbeda-beda. Untuk

kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat menempatkan dananya

sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.

d. Efisiensi (efficiency)

Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank adalah

mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan

memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.

Adanya informasi yang tidak simetri antara peminjaman dan investor

menimbulkan masalah insentif.

B. BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

Bank Pembangunan Daerah merupakan salah satu perusahaan Daerah

(BUMD) milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten atau Kota se-

Indonesia, yang menyediakan layanan jasa perbankan sebagaimana bank Bank

Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional lainnya.

Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam visi Bank Jabar memiliki fungsi

sebagai berikut (www.asbanda.com):

Page 33: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a) Penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah.

b) Pemegang Kas Daerah dan/atau melaksanakan penyimpanan uang Daerah.

c) Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.

Berikut daftar Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia:

Tabel II.1. Daftar Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia

No. Nama BPD No. Nama BPD 1 PT. Bank BPD Aceh 14 PT. BPD Maluku 2 PT. Bank BPD Bali 15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 4 PT. Bank DKI 17 PT. BPD Papua 5 PT. BPD Jambi 18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 6 PT. BPD Jawa Tengah 19 BPD Sulawesi Tenggara 7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 20 PT. BPD Sulawesi Selatan 8 PT. BPD Jawa Timur 21 PT. BPD Sulawesi Tengah 9 BPD Kalimantan Timur 22 PT. BPD Sulawesi Utara

10 PT. BPD Kalteng 23 PT. BPD Sumatera Barat 11 PT. BPD Kalimantan Barat 24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 12 PT. BPD Kalimantan Selatan 25 PT. BPD Sumatera Utara 13 PT. Bank Lampung 26 BPD Yogyakarta

Sumber : diolah

Setelah terjadi pemekaran di beberapa daerah maka terdapat 7 Bank

Pembangunan Daerah (BPD) yang terletak di 2 provinsi sekaligus yaitu :

a) Bank Riau Kepri

b) BPD Sumsel Babel

c) Bank Jabar Banten

d) BPD Sulut

e) BPD Sulsel

f) BPD Maluku

Page 34: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

g) BPD Papua

Dari ke 7 Bank Pembanguan Daerah yang terletak di 2 provinsi terdapat 3

Bank yang menambah nama Bank dengan nama provinsi hasil pemekaran yaitu

Bank Riau Kepri, BPD Sumsel Babel dan Bank Jabar Banten. Sedangkan sisanya

tetap memakai nama lama.

Bank Pembangunan Daerah (BPD) memiliki suatu asosiasi perkumpulan

Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia yang dinamakan Asbanda

(Asosiasi Bank Pembangunan Daerah). Asbanda adalah organisasi profesi bersifat

otonom, yang berperan sebagai wadah dalam pemersatu dan mempererat

hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antar Bank Pembangunan

Daerah di seluruh Indonesia, khususnya dalam membawakan aspirasi dan

memperjuangkan kepentingan BPD pada forum Federasi Perbankan Indonesia

dengan segala aktifitasnya. Asbanda didirikan pada bulan Maret 1999, dan dengan

berdirinya Asbanda ini maka secara resmi menggantikan peranan BKS-BPDSI

(Badan Kerjasama Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia), yang telah

dibubarkan dalam Musyawarah Kerja III BKS-BPDSI tanggal 24 Maret 1999 di

Batam. Diharapkan dengan terbentuknya Asbanda ini dapat merupakan mediator

dan fasilitator dalam hal menampung serta memecahkan permasalahan yang

timbul melalui jalur kerjasama antar BPD di seluruh Indonesia. Selain daripada

itu, peran profesional dari Asbanda ini adalah :

Page 35: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a) Mengkoordinir dan mengkonsolidasi sumber daya yang ada di BPD di seluruh

Indonesia, untuk dijadikan suatu potensi bersama atau mengandung

kepentingan serta keuntungan bersama.

b) Melakukan penelitian dan pengembangan berbagai aspek, terutama aspek yang

berprioritas tinggi, untuk menimbulkan nilai tambah bagi BPD di seluruh

Indonesia.

c) Memberikan konsultasi dalam rangka peningkatan sistem operasional

perbankan, sistem teknologi, dan sistem pengelolaan sumber daya manusia.

d) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi BPD dalam rangka unifikasi

serta standarisasi kompetensi dan profesionalisme.

Sejalan dengan tuntutan perkembangan perekonomian, perbankan dan

kemajuan teknologi pendukungnya, pengurus Asbanda harus senantiasa

mengembangkan pemikiran mendukung tumbuhnya misi manajemen yang selalu

melihat jauh ke depan dan siap mengantisipasi ketidakpastian serta kemajuan

teknologi yang pasti. Dukungan serta komitmen para anggotanya yang terdiri dari

26 BPD di seluruh Indonesia merupakan kunci kelancaran dan keberhasilan

pelayanan asosiasi ini bagi seluruh anggotanya. Selain itu kerjasama selalu dijalin

dengan berbagai instansi Pemerintah, Badan Swasta Perbankan serta lembaga-

lembaga atau badan-badan lainnya, baik nasional maupun internasional.

Page 36: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Fungsi Produksi (dengan teknologi

tertentu)

C. LANDASAN TEORI

1. Konsep Produksi

a) Teori Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.

Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi.

Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat

dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi

tertentu. Produksi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar II.1 Proses Produksi

Secara matematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = F (K, L, X, E)

dimana :

Q = output

K; L; X; E = input (kapital, tenaga kerja , bahan baku, keahlian

keusahawanan)

Perusahaan sebagai pelaku ekonomi yang bertanggung jawab

menghasilkan barang atau jasa harus menentukan kombinasi berbagai input

yang akan dipakai untuk menghasilkannya. Sebagai contoh, fungsi produksi

input

(kapital, tenaga kerja, tanah dan sumber alam, keahlian

keusahawanan)

output

barang atau jasa

Page 37: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kelapa sawit menunjukkan jumlah tandan buah kelapa sawit yang dihasilkan

dari luas kebun tertentu, jumlah bibit yang ditanam, banyaknya pupuk dan

obat-obatan yang dipakai, jam kerja karyawan dan lain-lain.

Menurut Sadono Sukirno (1994), teori produksi memiliki dua aspek

penting, yaitu:

a) Komposisi faktor produksi, di mana komposisi tersebut perlu digunakan

untuk menciptakan tingkat produksi yang tinggi.

b) Komposisi faktor produksi, di mana komposisi tersebut akan

meminimumkan ongkos produksi yang dikeluarkan untuk mencapai satu

tingkat produksi tertentu.

b) Fungsi Produksi

Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan diantara faktor produksi

dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula

dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.

Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti berikut:

Q = f ( K, L, R, T)

dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini

meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah

kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan

Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor

produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi

barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.

Page 38: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Persamaan diatas merupakan suatu pernyataan matematik yang pada

dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada

jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat

teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda-beda dengan

sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah

yang berbeda-beda juga. Disamping itu, untuk satu tingkat produksi tertentu,

dapat pula digunakan gabungan faktor produksi yang berbeda.

c) Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Teori ekonomi dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan

kegiatan produksi, membedakan jangka waktu analisis kepada dua jangka

waktu: jangka pendek dan jangka panjang. Analisis ke atas kegiatan

memproduksi perusahaan dikatakan di dalam jangka pendek apabila

sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya. Di dalam masa

tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang

dianggap tetap tersebut.

Semua faktor produksi dapat mengalami perubahan dalam jangka

panjang. Ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat

ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan. Di dalam jangka

panjang perusahaan dapat menyesuaiakan dengan perusahaan-perusahaan

yang berlaku di pasar. Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah, penggunaan

mesin-mesin dapat diproduksi, dan teknologi produksi ditingkatkan.

Page 39: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d) Kurva Produksi Sama (Isoquant)

Isoquant adalah kurva yang menggambarkan gabungan dua faktor

produksi yang berbeda yang akan menghasilkan satu tingkat produksi

tertentu. Kurva isoquant dapat ditunjukkan dalam gambar berikut :

Gambar II.2 Kurva Produksi Sama (Isoquant)

(Sadono Sukirno, 2005: 200)

Gabungan A menunjukkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6 unit modal

dapat menghasilkan produksi yang diinginkan tersebut. Gabungan B

menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 2 tenaga kerja dan 2 unit

modal. Akhirnya gabungan D menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 6

unit tenaga kerja dan 1 unit modal.

Kurva IQ dalam Gambar II.2. dibuat berdasarkan gabungan tenaga

kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.

Dalam contoh yang dibuat tingkat produksi tersebut adalah 1000 unit. Di

Page 40: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

samping itu didapati kurva IQ1, IQ2, IQ3 yang terletak diatas kurva IQ.

Ketiga-tiga kurva lain tersebut menggambarkan tingkat-tingkat produksi

yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut sebanyak 2000 unit, 3000 unit dan

4000 unit (semakin jauh dari titik 0 letaknya kurva, semakin tinggi tingkat

produksi yang ditunjukkan). Masing-masing kurva yang baru tersebut

menunjukkan gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang diperlukan

untuk menghasilkan tingkat produksi yang ditunjukkannya.

e) Kurva Biaya Sama (Isocost)

Isocost adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan dua faktor

produksi, yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang yang

memerlukan biaya yang sama. Kurva isocost dapat ditunjukkan dalam

gambar berikut :

Gambar II.3. Kurva Biaya Sama (Isocost) (Sadono Sukirno, 2005: 201)

Page 41: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Garis TC dalam gambar II.3. menunjukkan gabungan-gabungan

tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan Rp

80.000,- apabila upah tenaga kerja dan biaya modal per unit adalah seperti

yang dimisalkan diatas. Uang tersebut, apabila digunakan untuk memperoleh

“modal” saja akan memperoleh 80000/ 20000 = 4 unit. Seterusnya titik A

pada TC menunjukkan dana sebanyak Rp 80000, dapat digunakan untuk

memperoleh 2 unit modal dan 4 pekerja. Dalam gambar II.3. ditunjukkan

beberapa garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia adalah Rp

100000, Rp 120000, dan Rp 140000.

2. Konsep Biaya

Analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada

dua jangka waktu yaitu jangka pendek dan panjang. Jangka pendek yaitu jangka

waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.

Jangka panjang yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat

mengalami perubahan.

Berbagai konsep mengenai berbagai pengertian biaya produksi jangka

pendek yaitu sebagai berikut :

a) Biaya Total (Total Costs/ TC)

Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan. Biaya produksi total atau biaya total (Total Costs) didapat dari

menjumlahkan biaya tetap total (TFC) dan biaya perubahan total (TVC).

Page 42: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dengan demikian biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus

berikut :

TC = TFC + TVC

b) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/ TFC)

Biaya tetap total adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

faktor produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya.

c) Biaya Berubah Total (Total Vaiable Cost/ TVC)

Biaya berubah total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.

d) Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/ AFC)

Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap total (TFC) untuk

memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi

tersebut. Dengan demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata

atau AFC adalah :

AFC = TFC

Q

e) Biaya Berubah Rata-rata (Average Variable Cost/ AVC)

Biaya berubah rata-rata adalah biaya berubah total (TVC) untuk

memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut.

Biaya berubah rata-rata dihitung dengan rumus :

AVC = TVC

Q

Page 43: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

f) Biaya Total Rata-rata (Average Total Costs/ AC)

Biaya total rata-rata adalah biaya total (TC) untuk memproduksi

sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya

total rata-rata dihitung dengan rumus :

AC = TC

atau AC = AFC + AVC Q

g) Biaya Marjinal (Marginal Cost/ MC)

Biaya marjinal adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan

untuk menambah produksi sebanyak satu unit. Biaya marjinal dihitung

dengan rumus :

MCn = TCn + TCn-1

3. Konsep Efisiensi

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis

mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi dengan mengacu pada filosofi

“kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan inputnya yang ada,

adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan”. Dengan demikian ada

pemisahan antara harga dan unit yang digunakan (input) maupun harga dan

unit yang dihasilkan (output) sehingga dapat diidentifikasi berapa tingkat

efisiensi teknologi, efisiensi alokasi, dan total efisiensi. Dengan

diidentifikasinya alokasi input dan output, maka akan dapat dianalisis lebih

jauh untuk melihat penyebab inefisiensi suatu bank.

Page 44: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Konsep efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957) yang

merupakan tindak lanjut dari model yang diajukan oleh Debreu (1951) dan

Koopmans (1951). Konsep pengukuran efisiensi Farrel dapat

memperhitungkan input majemuk (lebih dari 1 input). Farrel menyatakan

bahwa efisiensi sebuah perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu efisiensi

teknis (technical efficiency) dan efisiensi alokatif (allocative efficiency).

Efisiensi teknis menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencapai

output semaksimal mungkin dari sejumlah input. Sedangkan efisiensi

alokatif menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan input

dengan proporsi seoptimal mungkin pada tingkat harga input tertentu. Kedua

komponen ini kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan ukuran

efisiensi total atau efisiensi ekonomis (Kumbhaker dan Lovell 2000 dalam

Zainal Abidin dan Endri, 2009).

Efisiensi teknis merupakan salah satu dari komponen efisiensi

ekonomi secara keseluruhan. Tetapi, dalam rangka mencapai efisiensi

ekonominya suatu perusahaan harus efisien secara teknis. Untuk mencapai

tingkat keuntungan yang maksimal, sebuah perusahaan harus dapat

berproduksi pada tingkat output yang optimal dengan jumlah input tertentu

(efisiensi teknis) dan menghasilkan output dengan kombinasi yang tepat

pada tingkat harga tertentu (Kumbhaker dan Lovell 2000 dalam Zainal

Abidin dan Endri, 2009).

Page 45: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

D. EFISIENSI PERBANKAN

Muliaman D. Hadad, Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. (2003)

menjelaskan bahwa terdapat pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam

mendefinisikan hubungan input output dalam tingkah laku dari institusi finansial pada

metode parametrik maupun non parametrik, yaitu :

1. Pendekatan produksi (the production approach)

Pendekatan produksi melihat institusi finansial sebagai produsen dari

akun deposit (deposit accounts) dan kredit pinjaman (loans); mendefinisikan

output sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau dari transaksi-transaksi

yang terkait. Input-input dalam kasus ini dihitung sebagai jumlah dari tenaga

kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap (fixed assets) and material

lainnya.

2. Pendekatan intermediasi (the intermediation approach)

Pendekatan intermediasi memandang sebuah institusi finansial sebagai

intermediator, merubah dan mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit

surplus menjadi unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input institusional

seperti biaya tenaga kerja dan modal dan pembayaran bunga pada deposito,

dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan

investasi finansial (financial investments).

3. Pendekatan asset (the asset approach)

Pendekatan aset ini melihat fungsi primer sebuah institusi finansial

sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini memvisualisasikan

Page 46: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman

(loans); dekat sekali dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-

benar didefinisikan dalam bentuk aset-aset.

E. PENELITIAN TERDAHULU

Huri dan Susilowati (2002) menganalisis efisiensi teknis dari perbankan

Indonesia. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 18 bank yang dikumpulkan dari

seluruh populasi yang berjumlah 22 bank Indonesia yang sudah go-public dalam

tahun 2002. Variabel input terdiri dari tenaga kerja, modal dan biaya operasional,

sedangkan variabel outputnya adalah kredit dan deposito.

Pendekatan non parametrik dari Data Envelopment Analysis (DEA),

dilakukan untuk menganalisis efisiensi teknik dan efisiensi skala terhadap

perbankan Indonesia yang go public. Dalam penelitian ini digunakan tiga input

dan tiga output. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dari 18 bank yang diuji

tingkat efisiensinya dengan menggunakan metode DEA, terdapat 6 bank yang

tingkat efisiensinya tidak efisien (33,3 persen), sedangkan 12 bank lainnya telah

mencapai tingkat efisiensi sempurna yaitu 100 persen.

Hadad et.al. (2003), meneliti efisiensi terhadap bank umum nasional selama

periode 1995-2003 menggunakan pendekatan DEA. Penelitian berkaitan dengan

merger dari beberapa bank nasional. Variabel input terdiri dari price labor, price

of found, dan price physical, sedangkan variabel output terdiri dari DPK, jumlah

pembiayaan, surat berharga yang dimiliki. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 47: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

1. Kredit yang terkait dengan bank mempunyai potensi pengembangan yang

sangat tinggi untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Surat berharga

juga mempunyai tingkat potensi yang tinggi pula. Yang menarik adalah

bahwa potensi pengefisienan input yang dapat dilakukan cukup besar, sebesar

85,75% untuk beban personalia dan 87,07% pada beban bunga.

2. Merger yang dilakukan tidak selamanya membuat bank menjadi lebih efisien.

Berdasarkan metode analisis DEA untuk bank yang tidak dikelompokkan,

merger mengakibatkan peningkatan efisiensi sebesar 50,8%. Sedangkan

berdasarkan kategorinya, rata-rata peningkatan efisiensi bank-bank sesudah

merger adalah sebesar 28,96%.

3. Berdasarkan metode DEA, kelompok bank swasta nasional non devisa dapat

dikatakan merupakan yang paling efisien selam 3 tahun (2001- 2003) dalam

kurun analisis 8 tahun (1996-2003) dibanding bank-bank lainnya. Bank asing

campuran sempat menjadi yang paling efisien di tahun 1997, sedangkan bank

swasta nasional devisa di tahun 1998 dan 1999.

Putri dan Lukviarman (2008) melakukan penelitian untuk mengukur kinerja

bank komersial dengan pendekatan efisiensi terhadap perbankan yang melakukan

go-public di Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap 17 bank komersial yang

berada pada pasar homogen atau memiliki produk dan jasa yang serupa, yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2002-2004.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak menemukan satupun bank yang

konsisten beroperasi secara efisien selama 3 tahun periode penelitian. Namun

Page 48: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

menemukan satu bank (Bank Lippo) yang konsisiten beroperasi secara efisien

pada 2 tahun penelitian (tahun 2003 dan 2004). Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa terdapat ketidak konsisten kinerja diantara bank komersial di

Indonesia untuk setiap tahunnya, yang diindikasikan dengan terjadinya fluktuasi

kinerja selama 3 tahun penelitian.

Suseno (2008) mengukur skala efisiensi bank syariah di Indonesia dengan

teknik non parametrik menyimpulkan bahwa secara umum industri bank syariah di

Indonesia pada 1999-2004 cukup efisien. Penelitian ini menguji 10 bank syariah di

Indonesia dengan data panel dengan periode penelitian 1999-2004. Penelitian

dilakukan terhadap 10 bank syariah, yang terdiri dari 2 bank umum syariah dan 8

unit usaha syariah. Menggunakan metode DEA, variabel output yang digunakan

adalah pendapatan utama, pendapatan lainnya, dan volume pembiayan. Variabel

input terdiri dari biaya bagi hasil, biaya lainnya, dan aset. Spesifikasi variabel

menggunakan pendekatan intermediasi. Selanjutnya, dengan analisis regresi

diperoleh bahwa tingkat efisiensi perbankan syariah tidak terkait dengan skala

usaha, yang diukur dengan tingginya aset.

Hartono, et.al. (2008) menganalisis tingkat efisiensi bank perkreditan rakyat

di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan pendekatan DEA. Jumlah BPR yang

diteliti selama periode tahun 2005, 2006 dan 2007 masing-masing sebanyak 254,

255 dan 246 BPR. Variabel input dan output dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan intermediasi. Variabel input terdiri dari beban tenaga kerja, aktiva

Page 49: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tetap, dana pihak ketiga. Sedangkan variabel output terdiri dari total kredit,

pendapatan lainnya dan aktiva lancar.

Hasil perhitungan menunjukan secara rata-rata BPR pada kondisi yang tidak

efisien, yaitu lebih dari 50% jumlah BPR yang diamati mempunyai nilai efisiensi

kurang dari 1. Namun secara keseluruhan terdapat trend peningkatan rata-rata

efisiensi BPR dari tahun 2005 hingga tahun 2007. Berdasarkan analisis potensi

pengembangan terlihat bahwa dari enam varibel yang diteliti diketahui lima

varibel mempunyai potensi pengembangan untuk meningkatkan efisiensi yaitu

variabel pendapatan lainnya, aktiva lancar, total aktiva tetap, dana pihak ketiga dan

beban tenaga kerja.

Abidin (2009) melakukan penelitian pada Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Penelitian ini menggunakan pendekatan non-parametrik Data Envelopment

Analysis untuk menganalisis efisiensi teknis Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Data yang digunakan selama 2006-2007 yang meliputi 26 bank BPD seluruh

Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa kinerja efisiensi teknis bank BPD

belum mencapai tingkat efisiensi optimal 100 persen. Secara rata-rata, bank BPD

beraset lebih besar lebih efisien daripada bank BPD beraset menengah dan kecil.

Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam rangka mengoptimalkan kinerja

efisiensi maka bank kecil dan menengah harus melakukan merger dan meningkat

fungsi intermediasi perbankan.Variabel output dari BPD terdiri dari Total Kredit

yang disalurkan (Y1) dan Total Pendapatan (Y2), sementara variabel input terdiri

dari Total Simpanan (X1), Biaya Tenaga kerja (X2), dan Aktiva Tetap (X3).

Page 50: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 26 BPD seluruh Indonesia selama

periode 2006-2007 dari hasil perhitungan kinerja efisiensi teknis menunjukkan

bahwa BPD mengalami peningkatan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya, tapi

nilai efisiensinya masih dibawah angka yang maksimal yaitu 100%.

Sutawijaya dan Lestari (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis

efisiensi teknis perbankan Indonesia pasca krisis ekonomi. Penelitian efisiensi

teknis perbankan di Indonesia yang dilakukan terhadap 12 bank yang ada di

Indonesia, menggunakan DEA-CRS, dan DEA-VRS. Variabel input terdiri dari

tenaga kerja dan aktiva perusahaan sedangkan dua variabel output adalah

pendapatan bunga dan pendapatan non bunga.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya rata-rata

pencapaian efisiensi setiap variabel mengalami penurunan. Kenyataannya, pada

saat krisis, bank cenderung mengadakan efisiensi, agar biaya yang dikeluarkan

menurun. Sumber inefisiensi terbesar untuk seluruh bank terletak pada tenaga

kerja dengan pencapaian efisiensi rata-rata sebesar 37,44 persen (CRS), dan 39,08

persen (VRS), artinya rata-rata bank belum memaksimalkan pemanfaatan

inputnya. Untuk mencapai efisiensi maksimal, bank harus menambah penggunaan

inputnya sebesar 62,56 (CRS) dan 60,92 (VRS) persen. Hasil analisis DEA untuk

tiap kelompok bank, seluruh kelompok bank mengalami penurunan efisiensi

selama krisis, kecuali Bank Mandiri.

Page 51: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar II.4. Kerangka Pemikiran

BPD

Pengolahan data dengan metode DEA

Hasil skor efisiensi

Output :

Kredit, total pendapatan dan dana pihak ketiga

(DPK)

Input :

Beban administrasi, beban personalia dan beban

promosi

Analisis

Menyusun data dengan Microsoft

Excel

Rekomendasi terhadap x-efficiency dari variabel yang diteliti

BPD yang belum efisien untuk meminimumkan input dan memaksimumkan output berdasarkan target atau mengacu pada

benchmark

Page 52: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

G. HIPOTESIS

Berdasarkan keterangan tersebut dan untuk memudahkan dalam menganalisis

data maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi

Arikunto, 1997:64). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada perbedaan nilai efisiensi teknis industri Bank Pembangunan Daerah

(BPD).

2. Kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) belum mencapai tingkat efisiensi

100 persen.

Page 53: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) di

Indonesia yang berjumlah 26 unit. Data yang digunakan dalam bentuk kuantitatif

(berbentuk angka) dari laporan publikasi Bank Pembangunan Daerah pada periode

2007-2009.

B. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder ini yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain yang bersumber dari

laporan keuangan tahunan masing-masing Bank Pembangunan Daerah (BPD),

yaitu Neraca dan Laporan Laba-Rugi. Laporan tahunan (annual report) diperoleh

dari laporan Direktori Perbankan Indonesia.

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

dokumentasi, yaitu dengan studi pustaka, mencari literatur-literatur yang relevan,

informasi dari internet, serta publikasi laporan keuangan Bank Pembangunan

Daerah (BPD).

Page 54: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 Pasal 1 Tentang

Perbankan menjelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Oleh

karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel input

dan variabel output. Variabel input (masukan) digunakan untuk mendapatkan

variabel output (keluaran). Variabel input terdiri dari beban administrasi dan

umum, beban personalia dan beban promosi. Sedangkan variabel outputnya

yaitu kredit, total pendapatan, dan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Definisi operasional masing-masing variabel input dan output sebagai

berikut :

Tabel III.1. Variabel yang Digunakan Dalam Penelitian

Variabel Sumber Satuan Variabel Input Beban Administrasi dan Umum Laporan Laba-Rugi Jutaan Rupiah Beban Personalia Laporan Laba-Rugi Jutaan Rupiah Beban Promosi Laporan Laba-Rugi Jutaan Rupiah Variabel Output Kredit Neraca Jutaan Rupiah Total Pendapatan Laporan Laba-Rugi Jutaan Rupiah Dana Pihak Ketiga Neraca Jutaan Rupiah

Sumber : diolah

Page 55: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1. Variabel input :

a) Beban administrasi, dan umum

Beban administrasi, dan umum adalah biaya non produksi utama yang

ditampilkan dalam laporan laba rugi yang termasuk dalam biaya operasional

perbankan.

b) Beban personalia

Beban personalia adalah semua balas jasa yang diberikan perusahaan

kepada karyawan yang termasuk dalam biaya operasional.

c) Beban promosi

Beban promosi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menawarkan atau

memberitahukan produk atau jasa dengan tujuan menarik konsumen yang

termasuk dalam biaya operasional.

2. Variabel output :

a) Kredit

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 Pasal

1 Tentang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepaktan pinjam-

meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungannya.

Page 56: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b) Total Pendapatan

Total pendapatan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh oleh bank

dari kegiatan pembiayaan maupun kegiatan operasional lainnya (dalam

rupiah) yang terdiri dari pendapatan bunga dan pendapatan operasional

lainnya.

c) Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana pihak ketiga adalah dana yang dikumpulkan oleh bank dari

masyarakat yang terdiri dari 3 macam produk yaitu tabungan, deposito

berjangka, dan giro (dalam rupiah). Menurut Undang-undang Republik

Indonesia No.7 Tahun 1992 Pasal 1 Tentang Perbankan, produk perbankan

dijelaskan sebagai berikut :

· Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan

cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu;

· Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan

dengan bank yang bersangkutan;

· Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

E. METODE ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)

dengan menggunakan software WDEA (Warwick DEA). Data Envelopment

Analysis (DEA) merupakan sebuah metode pendekatan yang bersifat non

parametric yang didasarkan pada perhitungan programasi linear. DEA dapat

dipergunakan untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan, daerah maupun bentuk

usaha lain yang didefinisikan sebagai rasio antara output terbobot dengan input

yang telah dibobot. Metode ini mampu untuk mengatasi keterbatasan yang dimiliki

oleh regresi berganda atau analisis rasio parsial. Dengan menerapkan DEA maka

analisis dituntut untuk dapat menentukan bobot yang harus diberikan kepada input

maupun output-nya. Bobot yang dihasilkan memiliki beberapa sifat seperti non-

negativity serta bersifat universal. Bobot yang dipilih oleh DEA merupakan bobot

tertinggi yang akan memaksimumkan rasio efisiensinya (PAU Ekonomi UGM,

2000). DEA untuk sebuah unit kegiatan ekonomi dituliskan ke dalam persamaan

linear yang selanjutnya dapat diselesaikan dengan menggunakan program linear

dengan menggunakan bobot dari input dan output setiap kegiatan ekonomi sebagai

variabel keputusannya (decision variables). Untuk menyelesaikan persamaan

linear ini dapat digunakan beberapa software seperti QM for Windows, CMOM,

maupun LINDO.

Kelebihan DEA dibandingkan dengan metode lain dapat kita jabarkan sebagai

berikut :

1. Mampu mendeteksi inefisiensi spesifik dan sumber inefisiensi tersebut.

Page 58: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Tidak memerlukan asumsi terhadap definisi input maupun output sedangkan

jumlah input maupun output yang dipergunakan dapat berjumlah banyak.

3. Tidak bergantung pada harga.

Pengambilan kebijakan yang dilakukan sering kali menuntut eksekutor untuk

memahami keuntungan yang dimiliki oleh setiap kegiatan sehingga mampu

menghasilkan sebuah output maupun efisiensi yang besar. Untuk menentukan

kebijakan apa yang harus diambil, DEA memiliki beberapa keuntungan

dibandingkan dengan metode lainnya. Pertama, DEA mampu menghasilkan

efisiensi bagi setiap unit kegiatan ekonomi yang akan dijalankan oleh pengambil

keputusan. Dengan menginterpretasikan hasil perhitungan DEA, maka pengambil

kebijakan dapat menentukan jenis kegiatan ekonomi apa yang harus mendapatkan

perhatian khusus atau memerlukan perencanaan ulang. Kedua, seorang manajer

dapat pula menyusun strategi perbaikan untuk memperbaiki kegiatan ekonomi

yang memilliki efisiensi kurang dari 100%. Dengan kata lain, DEA dapat

dipergunakan untuk menunjukkan kegiatan ekonomi apa yang memiliki tingkat

efisiensi sempurna (100%) serta besarnya angka pengganda untuk digunakan

sebagai dasar dalam menyusun strategi perbaikan. Penyusunan strategi perbaikan

dapat dilakukan dengan membuat kegiatan ekonomi imaginer (kegiatan ekonomi

hipotesis) yang menggunakan input dalam jumlah kecil namun menghasilkan

tingkat output yang lebih besar daripada kegiatan ekonomi yang telah ada

sebelumnya. Ketiga, menghasilkan matriks efisiensi silang. Yang dimaksud

dengan efisiensi silang adalah rasio output tertimbang terhadap input tertimbang

Page 59: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

yang kesemuanya dihitung dengan menggunakan setiap input maupun output dari

setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan.

DEA mempunyai dua jenis perhitungan. Perhitungan pertama dapat dilakukan

dengan menggunakan metode grafis. Sedangkan metode kedua merupakan

perhitungan yang dapat dilakukan dengan menggunakan program linear.

Perhitungan kedua ini selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

macam alat seperti simplex, maupun alat perhitungan lainnya (Tri Widodo, 2006:

265-266).

Page 60: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

Industri perbankan yang menjadi obyek penelitian ini adalah Bank

Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia. Jumlah data yang digunakan dalam

penulisan meliputi 26 bank bank untuk diukur tingkat efisiensinya dengan analisis

Data Envelopment Analysis (DEA) mulai tahun 2007-2009.

Tabel IV.1. Daftar Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia

No. Nama BPD No. Nama BPD 1 PT. Bank BPD Aceh 14 PT. BPD Maluku 2 PT. Bank BPD Bali 15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 4 PT. Bank DKI 17 PT. BPD Papua 5 PT. BPD Jambi 18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 6 PT. BPD Jawa Tengah 19 BPD Sulawesi Tenggara 7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 20 PT. BPD Sulawesi Selatan 8 PT. BPD Jawa Timur 21 PT. BPD Sulawesi Tengah 9 BPD Kalimantan Timur 22 PT. BPD Sulawesi Utara

10 PT. BPD Kalteng 23 PT. BPD Sumatera Barat 11 PT. BPD Kalimantan Barat 24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 12 PT. BPD Kalimantan Selatan 25 PT. BPD Sumatera Utara 13 PT. Bank Lampung 26 BPD Yogyakarta

Sumber : diolah

Perkembangan jumlah BPD pada tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini. Jumlah kantor bank BPD terus mengalami kenaikan dari tahun 2006-

2010. Jumlah kantor yang semula berjumlah 1.217 kantor menjadi 1.413 kantor

Page 61: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pada tahun 2010, tetapi mengalami penurunan yang tidak berarti pada tahun 2007.

Berdasarkan tabel perkembangan jumlah kantor BPD, pada tahun 2010 jumlah

kantor BPD di Indonesia sebanyak 1.413 kantor. Angka tersebut menunjukkan

bahwa terjadi pertumbuhan jumlah kantor dari tahun 2009 sebesar 4,05 persen.

Berdasarkan tabel dibawah ini terdapat kenaikan jumlah aset yang dimiliki

BPD selama tahun 2005-2010, sehingga terjadi kenaikan yang cukup signifikan

Tabel 1V.2. Perkembangan Jumlah Aset BPD Tahun 2005-2010

Jumlah Aset Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

< Rp. 1 Triliun 5 1 1 0 1 0 Rp. 1 s.d. 10 Triliun 19 18 18 19 17 15

Rp. 10 s.d 50 Triliun 2 7 7 7 8 11

Total umlah Aset 1.469.827 1.693.850 1.986.501 2.310.557 2.534.106 3.008.853

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2011, data diolah.

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2005 dan 2011, data diolah.

Gambar IV.1. Grafik Perkembangan Jumlah kantor BPD

Page 62: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Bank Pembangunan Daerah merupakan salah satu perusahaan Daerah

(BUMD) milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten atau Kota se-

Indonesia, yang menyediakan layanan jasa perbankan sebagaimana bank Bank

Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional lainnya. Setelah terjadi

pemekaran di beberapa daerah maka terdapat 7 Bank Pembangunan Daerah (BPD)

yang terletak di 2 provinsi sekaligus yaitu :

a) Bank Riau Kepri

b) BPD Sumsel Babel

c) Bank Jabar Banten

d) BPD Sulut

e) BPD Sulsel

f) BPD Maluku

g) BPD Papua

BPD yang terletak di 2 provinsi tersebut terdapat 3 bank yang menambah

nama Bank dengan nama provinsi hasil pemekaran yaitu Bank Riau Kepri, BPD

Sumsel Babel dan Bank Jabar Banten. Sedangkan sisanya tetap memakai nama

lama.

Bank Pembangunan Daerah (BPD) memiliki suatu asosiasi perkumpulan

Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia yang dinamakan Asbanda

(Asosiasi Bank Pembangunan Daerah). Asbanda adalah organisasi profesi bersifat

otonom, yang berperan sebagai wadah dalam pemersatu dan mempererat

Page 63: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antar Bank Pembangunan

Daerah di seluruh Indonesia, khususnya dalam membawakan aspirasi dan

memperjuangkan kepentingan BPD pada forum Federasi Perbankan Indonesia

dengan segala aktifitasnya. Asbanda didirikan pada bulan Maret 1999, dan dengan

berdirinya Asbanda ini maka secara resmi menggantikan peranan BKS-BPDSI

(Badan Kerjasama Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia), yang telah

dibubarkan dalam Musyawarah Kerja III BKS-BPDSI tanggal 24 Maret 1999 di

Batam. Diharapkan dengan terbentuknya Asbanda ini dapat merupakan mediator

dan fasilitator dalam hal menampung serta memecahkan permasalahan yang

timbul melalui jalur kerjasama antar BPD di seluruh Indonesia. Selain daripada

itu, peran profesional dari Asbanda ini adalah :

a) Mengkoordinir dan mengkonsolidasi sumber daya yang ada di BPD di seluruh

Indonesia, untuk dijadikan suatu potensi bersama atau mengandung

kepentingan serta keuntungan bersama.

b) Melakukan penelitian dan pengembangan berbagai aspek, terutama aspek yang

berprioritas tinggi, untuk menimbulkan nilai tambah bagi BPD di seluruh

Indonesia.

c) Memberikan konsultasi dalam rangka peningkatan sistem operasional

perbankan, sistem teknologi, dan sistem pengelolaan sumber daya manusia.

d) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi BPD dalam rangka unifikasi

serta standarisasi kompetensi dan profesionalisme.

Page 64: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Asbanda harus senantiasa mengembangkan pemikiran mendukung tumbuhnya

misi manajemen yang selalu melihat jauh ke depan dan siap mengantisipasi

ketidak-pastian serta kemajuan teknologi yang pasti. Dukungan serta komitmen

para anggotanya yang terdiri dari 26 BPD di seluruh Indonesia merupakan kunci

kelancaran dan keberhasilan pelayanan asosiasi ini bagi seluruh anggotanya.

Selain itu kerjasama selalu dijalin dengan berbagai instansi Pemerintah, Badan

Swasta Perbankan serta lembaga-lembaga atau badan-badan lainnya, baik nasional

maupun internasional.

B. VARIABEL-VARIABEL YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN

Penelitian efisiensi teknis BPD dengan analisis DEA ini menggunakan tiga

variabel input, yaitu: beban administrasi dan umum, beban personalia dan beban

promosi. Variabel outputnya antara lain kredit, DPK dan total pendapatan.

Variabel input, beban administrasi, dan umum adalah biaya non produksi

utama yang ditampilkan dalam laporan laba rugi yang termasuk dalam biaya

operasional perbankan.

Tabel IV.3. dibawah menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi

kenaikan pada beban administrasi dan umum BPD mulai tahun 2007-2009,

walaupun mengalami pertumbuhan yang menurun pada tahun 2009 sebesar 7,19

persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah beban administrasi dan umum

tersebut untuk meningkatkan kinerja operasional perbankan.

Page 65: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel IV.3. Perkembangan Jumlah Variabel Input Beban Administrasi & Umum

Tahun 2007-2009 (dalam juta rupiah)

No. Nama BPD 2007 2008 2009 1 PT. Bank BPD Aceh 98.858 119.708 149.970 2 PT. Bank BPD Bali 51.937 52.851 58.686 3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 29.764 33.240 34.228 4 PT. Bank DKI 90.355 126.441 153.461 5 PT. BPD Jambi 15.602 19.441 21.959 6 PT. BPD Jawa Tengah 105.323 112.333 120.474 7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 267.678 323.190 405.098 8 PT. BPD Jawa Timur 153.449 158.454 177.363 9 BPD Kalimantan Timur 93.099 103.893 133.219

10 PT. BPD Kalteng 26.956 34.673 46.549 11 PT. BPD Kalimantan Barat 43.118 45.659 58.170 12 PT. BPD Kalimantan Selatan 36.464 29.826 43.970 13 PT. Bank Lampung 31.706 29.879 28.958 14 PT. BPD Maluku 31.179 37.639 45.264 15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 29.710 27.208 33.602 16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 30.378 42.368 50.762 17 PT. BPD Papua 55.533 91.676 98.249 18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 55.406 65.267 80.170 19 BPD Sulawesi Tenggara 13.502 13.649 16.105 20 PT. BPD Sulawesi Selatan 48.299 48.221 1.885 21 PT. BPD Sulawesi Tengah 13.119 15.286 17.517 22 PT. BPD Sulawesi Utara 27.033 48.838 60.488 23 PT. BPD Sumatera Barat 73.370 78.674 83.539 24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 97.719 109.660 144.647 25 PT. BPD Sumatera Utara 137.515 205.928 138.849 26 BPD Yogyakarta 38.393 43.445 52.408

Jumlah Beban Administrasi & Umum 1.695.465 2.017.447 2.255.590

Pertumbuhan Beban Administrasi & Umum 18,99 11,80

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia Tahun 2007 dan 2009, diolah.

Variabel input kedua, beban personalia adalah semua balas jasa yang

diberikan perusahaan kepada karyawan yang termasuk dalam biaya operasional.

Berdasarkan tabel beban personalia mengalami kenaikan dari tahun 2007-2009

seperti beban administrasi dan umum diatas, tetapi mengalami penurunan

pertumbuhan sebesar 22,7 persen pada tahun 2009. Beban personalia yang

Page 66: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dikeluarkan PT. BPD Jawa Barat dan Banten, PT. BPD Jawa Tengah dan PT. BPD

Jawa Timur merupakan yang terbesar diantara BPD yang lainnya.

Tabel IV.4. Perkembangan Jumlah Variabel Input Beban Personalia

Tahun 2007-2009 (dalam juta rupiah)

No. Nama BPD 2007 2008 2009 1 PT. Bank BPD Aceh 182.011 252.242 303.258 2 PT. Bank BPD Bali 149.254 215.555 248.693 3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 53.295 71.463 67.999 4 PT. Bank DKI 292.756 322.750 386.145 5 PT. BPD Jambi 31.485 39.261 45.591 6 PT. BPD Jawa Tengah 411.813 513.686 470.313 7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 445.550 605.636 711.253 8 PT. BPD Jawa Timur 325.002 419.316 437.463 9 BPD Kalimantan Timur 106.015 139.624 158.556

10 PT. BPD Kalteng 43.587 63.150 69.143 11 PT. BPD Kalimantan Barat 128.586 168.730 182.095 12 PT. BPD Kalimantan Selatan 56.820 79.472 87.774 13 PT. Bank Lampung 42.289 54.150 59.495 14 PT. BPD Maluku 62.892 71.629 78.477 15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 64.100 90.322 88.172 16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 62.469 90.454 95.715 17 PT. BPD Papua 241.996 281.723 245.177 18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 149.365 263.677 274.683 19 BPD Sulawesi Tenggara 26.061 37.895 44.662 20 PT. BPD Sulawesi Selatan 90.534 118.967 119.427 21 PT. BPD Sulawesi Tengah 14.635 24.430 27.223 22 PT. BPD Sulawesi Utara 83.408 107.576 133.203 23 PT. BPD Sumatera Barat 164.319 209.472 239.531 24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 158.497 203.963 237.001 25 PT. BPD Sumatera Utara 189.833 232.070 240.622 26 BPD Yogyakarta 77.249 97.042 102.570

Jumlah Beban Personalia 3.653.821 4.774.255 5.154.241

Pertumbuhan Beban Personalia - 30,66 7,96

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia Tahun 2007 dan 2009, diolah.

Beban selanjutnya, beban promosi yang merupakan biaya yang dikeluarkan

untuk menawarkan atau memberitahukan produk atau jasa dengan tujuan menarik

konsumen yang termasuk dalam biaya operasional. Seperti kedua beban diatas,

Page 67: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

beban promosi juga mengalami kenaikan, walapun mengalami penurunan

pertumbuhan 7,8 persen pada tahun 2009.

Tabel IV.5. Perkembangan Jumlah Variabel Input Beban Promosi

Tahun 2007-2009 (dalam juta rupiah)

No. Nama BPD 2007 2008 2009 1 PT. Bank BPD Aceh 14.911 24.028 40.391 2 PT. Bank BPD Bali 4.791 3.940 3.682 3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 2.279 2.267 2.398 4 PT. Bank DKI 21.816 28.507 27.113 5 PT. BPD Jambi 1.158 900 2.002 6 PT. BPD Jawa Tengah 18.846 21.221 18.460 7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 32.946 25.502 28.388 8 PT. BPD Jawa Timur 24.394 23.498 19.649 9 BPD Kalimantan Timur 4.556 10.896 11.903

10 PT. BPD Kalteng 1.445 1.395 1.921 11 PT. BPD Kalimantan Barat 6.970 7.621 9.466 12 PT. BPD Kalimantan Selatan 5.431 5.306 6.877 13 PT. Bank Lampung 0 5.193 3.678 14 PT. BPD Maluku 1.054 961 1.594 15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 3.358 2.803 3.517 16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 1.464 2.235 3.206 17 PT. BPD Papua 21.824 15.818 15.477 18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 9.123 15.122 17.240 19 BPD Sulawesi Tenggara 4.209 3.821 2.456 20 PT. BPD Sulawesi Selatan 4.519 7.704 7.476 21 PT. BPD Sulawesi Tengah 836 769 451 22 PT. BPD Sulawesi Utara 3.825 5.362 6.395 23 PT. BPD Sumatera Barat 5.937 7.248 5.768 24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 18.380 22.152 35.104 25 PT. BPD Sumatera Utara 41.542 41.046 20.372 26 BPD Yogyakarta 10.074 10.807 12.036

Jumlah Beban Promosi 265.688 296.122 307.020

Pertumbuhan Beban Promosi - 11,45 3,68

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia Tahun 2007 dan 2009, diolah.

Selain variabel input yang telah dijelaskan pada ketiga tabel diatas,

selanjutnya akan membahas variabel-variabel output. Variabel output yang

Page 68: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

pertama adalah variabel pembiayaan atau kredit. Pembiayaan adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga (credit).

Tabel IV.6. Perkembangan Jumlah Variabel Output Kredit

Tahun 2007-2009 (dalam juta rupiah)

No. Nama BPD 2007 2008 2009 1 PT. Bank BPD Aceh 3.031.060 4.524.313 6.395.137 2 PT. Bank BPD Bali 3.350.037 4.547.327 5.552.950 3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 837.454 1.293.906 1.203.624 4 PT. Bank DKI 4.990.293 6.477.383 7.003.505 5 PT. BPD Jambi 777.802 1.047.036 1.143.123 6 PT. BPD Jawa Tengah 7.656.872 9.747.087 10.691.600 7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 13.047.513 16.429.069 19.631.968 8 PT. BPD Jawa Timur 5.542.470 7.423.526 10.124.280 9 BPD Kalimantan Timur 2.768.770 4.453.630 7.280.702 10 PT. BPD Kalteng 655.449 973.231 1.418.734 11 PT. BPD Kalimantan Barat 1.323.349 2.034.585 3.095.020 12 PT. BPD Kalimantan Selatan 1.068.072 1.757.177 2.399.505 13 PT. Bank Lampung 1.274.891 1.262.764 1.286.310 14 PT. BPD Maluku 685.189 1.018.529 1.399.218 15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 1.442.523 1.673.289 1.656.331 16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 1.846.358 2.325.358 2.819.843 17 PT. BPD Papua 1.564.031 2.014.311 2.799.709 18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 3.146.418 4.894.969 6.728.943 19 BPD Sulawesi Tenggara 493.295 759.249 865.129 20 PT. BPD Sulawesi Selatan 2.512.884 3.330.106 3.385.767 21 PT. BPD Sulawesi Tengah 410.372 506.410 517.818 22 PT. BPD Sulawesi Utara 1.156.386 1.624.079 2.237.999 23 PT. BPD Sumatera Barat 4.021.279 5.000.318 5.910.683 24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 2.587.004 3.281.091 5.198.978 25 PT. BPD Sumatera Utara 4.318.911 6.400.920 8.387.920 26 BPD Yogyakarta 1.392.722 1.643.657 1.945.984

Jumlah Kredit 71.901.404 96.443.320 121.080.780

Pertumbuhan Kredit - 34,13 25,55

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia Tahun 2007 dan 2009, diolah.

Page 69: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Jumlah kredit yang dikeluarkan oleh BPD terus meningkat, tapi mengalami

penurunan sebesar 8,58 persen pada sisi pertumbuhannya. Penyaluran kredit yang

meningkat menunjukkan bahwa BPD menjalankan fungsi intermediasinya serta

berperan pada kegiatan ekonomi di masing-masing daerah. Kredit BPD yang

terbesar secara berurutan terdapat di PT. BPD Jawa Barat dan Banten, PT. BPD

Jawa Tengah dan PT. BPD Jawa Timur.

Tabel IV.7. Perkembangan Jumlah Variabel Output Total Pendapatan

Tahun 2007-2009 (dalam juta rupiah) No. Nama BPD 2007 2008 2009 1 PT. Bank BPD Aceh 688.330 904.954 977.865 2 PT. Bank BPD Bali 463.779 556.639 622.782 3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 144.522 202.181 196.677 4 PT. Bank DKI 774.293 765.175 910.484 5 PT. BPD Jambi 110.892 150.232 168.804 6 PT. BPD Jawa Tengah 1.137.845 1.347.867 1.320.946 7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 1.441.313 2.000.578 2.365.121 8 PT. BPD Jawa Timur 1.091.400 1.372.097 1.477.320 9 BPD Kalimantan Timur 650.811 853.852 938.549

10 PT. BPD Kalteng 159.907 245.042 227.674 11 PT. BPD Kalimantan Barat 254.452 359.307 457.943 12 PT. BPD Kalimantan Selatan 203.637 273.408 321.752 13 PT. Bank Lampung 157.438 164.239 180.549 14 PT. BPD Maluku 145.762 197.485 206.554 15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 195.168 244.154 268.610 16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 239.010 313.774 381.191 17 PT. BPD Papua 589.135 738.699 741.391 18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 577.795 739.361 787.927 19 BPD Sulawesi Tenggara 136.038 162.734 173.777 20 PT. BPD Sulawesi Selatan 453.482 554.252 492.011 21 PT. BPD Sulawesi Tengah 70.467 97.075 104.209 22 PT. BPD Sulawesi Utara 211.745 235.270 267.160 23 PT. BPD Sumatera Barat 480.829 591.363 650.940 24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 459.582 606.492 705.848 25 PT. BPD Sumatera Utara 773.761 1.065.302 1.130.024 26 BPD Yogyakarta 228.667 283.865 301.497

Jumlah Total Pendapatan 11.840.060 15.025.397 16.377.605 Pertumbuhan Total Pendapatan - 26,90 9,00

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia Tahun 2007 dan 2009, diolah.

Page 70: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Variabel ouput berikutnya, total pendapatan merupakan seluruh pendapatan

yang diperoleh oleh bank dari kegiatan pembiayaan maupun kegiatan operasional

lainnya. Jumlah pendapatan terus mengalami peningkatan, walaupun mengalami

Tabel IV.8. Perkembangan Jumlah Variabel Output Dana Pihak Ketiga (DPK)

Tahun 2007-2009 (dalam juta rupiah) No. Nama BPD 2007 2008 2009 1 PT. Bank BPD Aceh 9.924.834 11.579.339 10.342.508 2 PT. Bank BPD Bali 4.157.643 5.029.465 5.317.845 3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 1.211.509 1.316.746 928.772 4 PT. Bank DKI 7.275.957 9.678.902 12.234.172 5 PT. BPD Jambi 1.287.366 1.175.431 1.170.714 6 PT. BPD Jawa Tengah 9.926.456 9.541.474 11.985.898 7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 16.485.382 18.347.050 23.718.912 8 PT. BPD Jawa Timur 13.161.136 13.736.336 14.531.366 9 BPD Kalimantan Timur 11.513.262 13.221.746 10.534.918

10 PT. BPD Kalteng 2.249.157 1.918.371 1.666.520 11 PT. BPD Kalimantan Barat 2.837.531 2.991.846 3.526.661 12 PT. BPD Kalimantan Selatan 3.004.428 3.246.611 3.530.760 13 PT. Bank Lampung 1.226.215 1.155.095 1.294.578 14 PT. BPD Maluku 1.571.386 1.463.973 1.479.691 15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 1.275.164 1.301.707 1.434.373 16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 2.121.066 2.094.914 2.296.389 17 PT. BPD Papua 7.254.133 7.044.348 7.670.539 18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 10.487.556 11.321.524 7.626.847 19 BPD Sulawesi Tenggara 815.010 671.972 846.421 20 PT. BPD Sulawesi Selatan 3.040.018 2.741.047 2.977.637 21 PT. BPD Sulawesi Tengah 603.295 589.592 515.537 22 PT. BPD Sulawesi Utara 1.552.140 1.830.081 2.232.363 23 PT. BPD Sumatera Barat 5.299.686 5.343.694 6.733.598

24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 5.835.500 6.145.627 6.578.369

25 PT. BPD Sumatera Utara 7.649.798 7.606.173 8.570.900 26 BPD Yogyakarta 2.599.991 2.177.340 2.447.123

Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) 134.365.619 143.270.404 152.193.411

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) - 6,63 6,23 Sumber : Direktori Perbankan Indonesia Tahun 2007 dan 2009, diolah.

Page 71: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pertumbuhan yang menurun sebesar 26,90 persen menjadi 9,00 persen pada tahun

2009. Total pendapatan BPD yang terbesar secara berturut-turut mulai tahun 2007-

2009 masih di dominasi oleh PT. BPD Jawa Barat dan Banten, PT. BPD Jawa

Timur dan PT. BPD Jawa Tengah.

Variabel output terakhir yaitu DPK (Dana Pihak Ketiga). DPK adalah dana

yang dikumpulkan oleh bank dari masyarakat yang terdiri dari 3 macam produk

yaitu tabungan, deposito, dan giro. Perkembangan DPK mengalami kenaikan yang

cukup baik, tetapi mengalami pertumbuhan yang menurun pada tahun 2009

sebesar 0,40 persen.

C. ANALSIS DATA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

(DEA)

1. Analisis Tahun 2007

a. Analisis Deskriptif

Date: 07/12/11 Time: 23:48 Sample: 1 26

BAU BPER BPRO KDT TP DPK Mean 65210.19 140531.6 10218.77 2765439. 455386.9 5167908.

Median 45708.50 98274.50 5111.000 1705195. 353967.0 3022223. Maximum 267678.0 445550.0 41542.00 13047513 1441313. 16485382 Minimum 13119.00 14635.00 0.000000 410372.0 70467.00 603295.0 Std. Dev. 56123.85 117114.9 10912.69 2755379. 359883.2 4420321. Observations 26 26 26 26 26 26

Sumber : Data Tahun 2007 diolah menggunakan Eviews 7

Tabel IV.9. Analisis Deskriptif Input-Output BPD Tahun 2007

Page 72: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Analisis deskriptif yang disajikan dalam tabel diatas digunakan untuk

melihat karakteristik data, yaitu mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan

standard deviation dari masing-masing variabel.

Berdasarkan hasil analisis input-output diatas yang digunakan untuk

periode tahun 2007 maka input yang memiliki nilai terendah yaitu biaya

promosi sebesar Rp 0 , sedangkan untuk output yang memiliki nilai terendah

yaitu total pendapatan sebesar Rp 70.467 juta. Nilai tertinggi pada input

yaitu biaya personalia sebesar Rp 445.550 juta, sedangkan output tertinggi

adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 16.485.382 juta.

b. Efisiensi BPD pada tahun 2007 dengan Metode Maksimalisasi Output

Perhitungan efisiensi dengan menggunakan software warwick DEA

yang menggunakan data input dan output dalam lampiran menghasilkan nilai

efisiensi relatif antar BPD pada tahun 2007. Hasil perhitungan efisiensi

dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)

ditunjukkan tabel IV.10. sebagai berikut :

Tabel IV.10.Tingkat Efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Tahun 2007

No Kode BPD Nama BPD Efisiensi

1 BPD1 PT. Bank BPD Aceh 78,4 2 BPD2 PT. Bank BPD Bali 100 3 BPD3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 56,06 4 BPD4 PT. Bank DKI 83,58 5 BPD5 PT. BPD Jambi 88,88 6 BPD6 PT. BPD Jawa Tengah 100 7 BPD7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 99,19 8 BPD8 PT. BPD Jawa Timur 73,72 9 BPD9 BPD Kalimantan Timur 100

Page 73: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

10 BPD10 PT. BPD Kalteng 79,27 11 BPD11 PT. BPD Kalimantan Barat 56,55 12 BPD12 PT. BPD Kalimantan Selatan 71,78 13 BPD13 PT. Bank Lampung 100 14 BPD14 PT. BPD Maluku 68,92 15 BPD15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 80,03 16 BPD16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 100 17 BPD17 PT. BPD Papua 99,54 18 BPD18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 100 19 BPD19 BPD Sulawesi Tenggara 100 20 BPD20 PT. BPD Sulawesi Selatan 100 21 BPD21 PT. BPD Sulawesi Tengah 99,22 22 BPD22 PT. BPD Sulawesi Utara 76,92 23 BPD23 PT. BPD Sumatera Barat 89,37 24 BPD24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 59,76 25 BPD25 PT. BPD Sumatera Utara 81,46 26 BPD26 BPD Yogyakarta 68,15

Rata-rata Efisiensi BPD Tahun 2007 85,03

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Tabel IV.10. diatas menunjukkan beberapa hal diantaranya yaitu hasil

efisiensi menggunakan asumsi Constant Return To Scale (CRS) diperoleh 8

BPD yang telah efisien, dan sisanya tidak efisien. Rata-rata efisiensi BPD

tahun 2007 sebesar 85,03 persen.

c. Inefisiensi BPD Tahun 2007

BPD yang belum efisien pada tahun 2007 sejumlah 18 BPD.

Berdasarkan hasil pengolahan diketahui bahwa sumber inefisiensi BPD

sebagian besar disebabkan oleh variabel input yaitu sebesar 83,08%, dari

total variabel yang inefisien.

Page 74: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

d. Target Input dan Output BPD Tahun 2007

BPD yang telah efisien pada tahun 2007 mencapai 8 BPD, dan 18

BPD yang tidak efisien selama tahun 2007. Berdasarkan tabel target diatas

hanya BPD yang tidak efisien yang akan dianalisis targetnya (nilai yang

disarankan oleh DEA untuk dapat menjadi efisien) yaitu PT. Bank BPD

Aceh, PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu, PT. Bank DKI, PT. BPD

Jambi, PT. BPD Jawa Barat Dan Banten, PT. BPD Jawa Timur, PT. BPD

Kalteng, PT. BPD Kalimantan Barat, PT. BPD Kalimantan Selatan, PT.

BPD Maluku, PT. BPD Nusa Tenggara Barat, PT. BPD Papua, PT. BPD

Sulawesi Tengah, PT. BPD Sulawesi Utara, PT. BPD Sumatera Barat, PT.

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Gambar IV.2. Inefisiensi BPD Tahun 2007

Page 75: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BPD Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung, PT. BPD Sumatera Utara dan

BPD Yogyakarta.

Berdasarkan hasil pengolahan data tahun 2007 tersebut dapat diketahui

bahwa sumber inefisiensi BPD sebagian besar terjadi pada variabel input

tapi tidak terlepas variabel output juga mengalami inefisiensi. Deskripsi

analisis masing-masing BPD yang tidak efisien selama tahun 2007, misalnya

PT. Bank BPD Aceh sebagai berikut :

Tabel IV.11.Target input dan output PT. Bank BPD Aceh Tahun 2007

Kode BPD

Variabel Actual (Rp)

Target (Rp)

To Gain To Achieved

BPD1 Input BAU 98858.0 77500.5 21.6% 78.4%

BPER 182011.0 142688.9 21.6% 78.4%

BPRO 14911.0 11689.6 21.6% 78.4% Output

KDT 3031060.0 3131409.9 3.3% 96.8%

TP 688330.0 688330.0 0.0% 100.0%

DPK 9924834.0 9924834.0 0.0% 100.0%

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

PT. Bank BPD Aceh yang mempunyai biaya administrasi dan umum

Rp 98.858 juta, biaya personalia Rp 182.011 juta dan biaya promosi Rp

14.911 juta telah sesuai target yaitu memperoleh total pendapatan sebesar Rp

688.330 juta dan mampu menghasilkan DPK sebesar Rp 9.924.834 juta,

tetapi seharusnya masih bisa diminimalisasi dalam penggunaan input

sehingga dapat menyalurkan kredit lebih besar lagi.

Page 76: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

e. Referensi BPD yang efisien untuk BPD yang inefisien tahun 2007

Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan Data

Envelopment Analysis (DEA) pada tahun 2007 Bank Pembangunan Daerah

(BPD) yang inefisen diperoleh sebanyak 18 BPD.

Tabel IV.12. Bobot Benchmark CRS Tahun 2007

No. Kode BPD

Skor Efisiensi

Bobot Optimal Bank Dengan Benchmarknya

1 BPD1 78,4 0.349 (BPD9) 0.446 (BPD18) 0.403 (BPD19) 0.028 (BPD20) 2 BPD3 56,06 0.026 (BPD9) 0.010 (BPD13) 0.104 (BPD16) 0.222 (BPD20) 3 BPD4 83,58 0.445 (BPD6) 0.203 (BPD16) 0.145 (BPD18) 0.299 (BPD20) 4 BPD5 88,88 0.020 (BPD9) 0.335 (BPD16) 0.033 (BPD18) 5 BPD7 99,19 0.280 (BPD9) 3.499 (BPD13) 4.231 (BPD16) 6 BPD8 73,72 0.124 (BPD9) 0.770 (BPD18) 1.377 (BPD19) 0.835 (BPD20) 7 BPD10 79,27 0.129 (BPD9) 0.277 (BPD16) 0.017 (BPD18) 8 BPD11 56,55 0.071 (BPD6) 0.260 (BPD18) 0.052 (BPD20) 9 BPD12 71,78 0.169 (BPD9) 0.161 (BPD16) 0.053 (BPD18) 0.055 (BPD20)

10 BPD14 68,92 0.055 (BPD9) 0.205 (BPD13) 0.326 (BPD16) 11 BPD15 80,03 0.015 (BPD6) 0.654 (BPD16) 0.049 (BPD20) 12 BPD17 99,54 0.321 (BPD6) 0.388 (BPD18) 13 BPD21 99,22 0.064 (BPD9) 0.183 (BPD13) 14 BPD22 76,92 0.111 (BPD6) 0.189 (BPD20) 15 BPD23 89,37 0.045 (BPD6) 1.836 (BPD16) 0.092 (BPD18) 16 BPD24 59,76 0.296 (BPD9) 0.557 (BPD16) 0.053 (BPD18) 0.228 (BPD20) 17 BPD25 81,46 0.518 (BPD9) 1.157 (BPD13) 0.561 (BPD20) 18 BPD26 68,15 0.037 (BPD9) 0.310 (BPD16) 0.097 (BPD18) 0.164 (BPD20)

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang inefisien yaitu PT. Bank BPD

Aceh, PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu, PT. Bank DKI, PT. BPD

Jambi, PT. BPD Jawa Barat Dan Banten, PT. BPD Jawa Timur, PT. BPD

Kalteng, PT. BPD Kalimantan Barat, PT. BPD Kalimantan Selatan, PT.

BPD Maluku, PT. BPD Nusa Tenggara Barat, PT. BPD Papua, PT. BPD

Sulawesi Tengah, PT. BPD Sulawesi Utara, PT. BPD Sumatera Barat, PT.

Page 77: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BPD Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung, PT. BPD Sumatera Utara dan

BPD Yogyakarta. Sumber inefisensi terjadi di sisi input maupun output.

Misalnya PT. Bank BPD Aceh untuk mencapai tingkat efisiensi harus

mengacu BPD Kalimantan Timur dengan bobot 0,349, PT. Bank

Pembangunan Daerah Riau dengan bobot 0,446, BPD Sulawesi Tenggara

dengan bobot 0,403 dan PT. BPD Sulawesi Selatan dengan bobot 0,028

sebagai referensi supaya lebih efisien.

2. Analisis Tahun 2008

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik data, yaitu

mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standard deviation dari masing-

masing variabel. Uji statistik terhadap variabel input dan output disajikan

sebagai berikut :

Date: 07/12/11 Time: 23:59 Sample: 1 26

BAU BPER BPRO KDT TP DPK Mean 77594.12 183625.2 11389.31 3709358. 577899.9 5510400.

Median 48529.50 129295.5 7434.500 2179972. 456779.5 3119229. Maximum 323190.0 605636.0 41046.00 16429069 2000578. 18347050 Minimum 13649.00 24430.00 769.0000 506410.0 97075.00 589592.0 Std. Dev. 69382.42 149506.3 10707.59 3515846. 466349.1 4935437. Observations 26 26 26 26 26 26

Sumber : Data Tahun 2008 diolah menggunakan Eviews 7

Berdasarkan hasil analisis input-output diatas yang digunakan untuk

periode tahun 2008 maka input yang memiliki nilai terendah yaitu biaya

Tabel IV.13. Analisis Deskriptif Input-Output BPD Tahun 2008

Page 78: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

promosi sebesar Rp 769 juta, sedangkan untuk output yang memiliki nilai

terendah yaitu total pendapatan sebesar Rp 97.075 juta. Nilai tertinggi pada

input yaitu biaya personalia sebesar Rp 605.636 juta, sedangkan output

tertinggi adalah DPK sebesar Rp 18.347.050 juta.

b. Efisiensi BPD pada tahun 2008 dengan Metode Maksimalisasi Output

Perhitungan efisiensi dengan menggunakan software warwick DEA

yang menggunakan data input dan output dalam lampiran menghasilkan nilai

efisiensi relatif antar BPD pada tahun 2008. Hasil perhitungan efisiensi

dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)

ditunjukkan tabel IV.14 sebagai berikut :

Tabel IV.14 diatas menunjukkan beberapa hal diantaranya yaitu hasil

efisiensi menggunakan asumsi Constant Return To Scale (CRS) diperoleh 9

BPD yang telah efisien, dan sisanya tidak efisien.

Tabel IV.14.Tingkat Efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Tahun 2008

No Kode BPD Nama BPD Efisiensi

1 BPD1 PT. Bank BPD Aceh 79,49 2 BPD2 PT. Bank BPD Bali 100 3 BPD3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 71,58 4 BPD4 PT. Bank DKI 79,28 5 BPD5 PT. BPD Jambi 100 6 BPD6 PT. BPD Jawa Tengah 100 7 BPD7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 96,77 8 BPD8 PT. BPD Jawa Timur 83,12 9 BPD9 BPD Kalimantan Timur 100

10 BPD10 PT. BPD Kalteng 100 11 BPD11 PT. BPD Kalimantan Barat 68,83 12 BPD12 PT. BPD Kalimantan Selatan 93,06 13 BPD13 PT. Bank Lampung 78,57 14 BPD14 PT. BPD Maluku 100

Page 79: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

15 BPD15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 84,32 16 BPD16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 97,95 17 BPD17 PT. BPD Papua 72,58 18 BPD18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 100 19 BPD19 BPD Sulawesi Tenggara 100 20 BPD20 PT. BPD Sulawesi Selatan 100 21 BPD21 PT. BPD Sulawesi Tengah 94,05 22 BPD22 PT. BPD Sulawesi Utara 54,83 23 BPD23 PT. BPD Sumatera Barat 95,58 24 BPD24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 57,26 25 BPD25 PT. BPD Sumatera Utara 86,47 26 BPD26 BPD Yogyakarta 61,66

Rata-rata Efisiensi BPD Tahun 2008 86,75

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

c. Inefisiensi Tahun 2008

BPD yang belum efisien pada tahun 2008 sebanyak 17 BPD.

Berdasarkan hasil pengolahan diketahui bahwa sumber inefisiensi BPD

sebagian besar masih disebabkan oleh variabel input yaitu sebesar 68,92%,

Gambar IV.3. Inefisiensi BPD Tahun 2008

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Page 80: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dari total variabel yang inefisien, tapi terdapat kenaikan persentase variabel

output yang inefisien dari pada tahun sebelumnya.

d. Target Input dan Output BPD Tahun 2008

BPD yang telah efisien sebanyak 9 BPD, dan 178 BPD yang tidak

efisien selama tahun 2008. Berdasarkan tabel target diatas hanya BPD yang

tidak efisien yang akan dianalisis targetnya (nilai yang disarankan oleh DEA

untuk dapat menjadi efisien) yaitu PT. Bank BPD Aceh, PT. Bank

Pembangunan Daerah Bengkulu, PT. Bank DKI, PT. BPD Jawa Barat dan

Banten, PT. BPD Jawa Timur, PT. BPD Kalimantan Barat, PT. BPD

Kalimantan Selatan, PT. Bank Lampung, PT. BPD Nusa Tenggara Barat,

PT. BPD Nusa Tenggara Timur, PT. BPD Papua, PT. BPD Sulawesi

Tengah, PT. BPD Sulawesi Utara, PT. BPD Sumatera Barat, PT. BPD

Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, PT. BPD Sumatera Utara dan BPD

Yogyakarta.

Berdasarkan hasil pengolahan data tahun 2008 tersebut dapat diketahui

bahwa sumber inefisiensi BPD sebagian besar terjadi pada variabel input

tapi tidak terlepas variabel output juga mengalami inefisiensi. Deskripsi

analisis masing-masing BPD yang tidak efisien selama tahun 2008, misalnya

PT. Bank BPD Aceh sebagai berikut :

Page 81: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel IV.15.Target input dan output PT. Bank BPD Aceh Tahun 2008

Kode BPD

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain To Achieved

BPD1 Input BAU 119708.0 95151.6 20.5% 79.5%

BPER 252242.0 200498.0 20.5% 79.5%

BPRO 24028.0 13435.9 44.1% 55.9% Output

KDT 4524313.0 5197825.9 14.9% 87.0%

TP 904954.0 904954.0 0.0% 100.0%

DPK 11579339.0 11579339.0 0.0% 100.0%

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

PT. Bank BPD Aceh mempunyai biaya administrasi dan umum Rp

119.708 juta, biaya personalia Rp 252.242 juta dan biaya promosi Rp 24.028

juta, seharusnya dapat menyalurkan kredit sebesar Rp 5.197.825,9 juta

bukan hanya sebesar Rp 4.524.313 juta selain itu juga telah sesuai target

yaitu dapat memperoleh total pendapatan sebesar Rp 904.954 juta dan

mampu menghasilkan DPK sebesar Rp 11.579.339 juta, tetapi seharusnya

masih bisa diminimalisasi dalam penggunaan input.

e. Referensi BPD yang efisien untuk BPD yang inefisien tahun 2008

Tabel IV.16. Bobot Benchmark CRS Tahun 2008

No. Kode BPD

Skor Efisiensi Bobot Optimal Bank Dengan Benchmarknya

1 BPD1 79,49 0.545 (BPD9) 0.286 (BPD18) 0.410 (BPD20) 2 BPD3 71,58 0.010 (BPD2) 0.967 (BPD5) 0.093 (BPD20) 3 BPD4 79,28 0.210 (BPD9) 0.322 (BPD18) 1.192 (BPD20) 4 BPD7 96,77 9.110 (BPD5) 0.910 (BPD9) 0.851 (BPD20) 5 BPD8 83,12 0.293 (BPD2) 0.360 (BPD9) 0.397 (BPD18) 1.097 (BPD20) 6 BPD11 68,83 0.109 (BPD2) 0.083 (BPD6) 0.095 (BPD18) 0.211 (BPD20) 7 BPD12 93,06 0.079 (BPD9) 0.143 (BPD18) 0.211 (BPD20) 8 BPD13 78,57 0.132 (BPD9) 0.203 (BPD20)

Page 82: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

9 BPD15 84,32 0.240 (BPD2) 0.101 (BPD5) 0.173 (BPD20) 10 BPD16 97,95 0.036 (BPD2) 1.939 (BPD5) 0.039 (BPD20) 11 BPD17 72,58 0.116 (BPD2) 0.048 (BPD9) 0.351 (BPD18) 0.674 (BPD20) 12 BPD21 94,05 0.205 (BPD5) 0.027 (BPD9) 0.177 (BPD10) 13 BPD22 54,83 0.013 (BPD2) 0.492 (BPD5) 0.034 (BPD9) 0.270 (BPD20) 14 BPD23 95,58 0.366 (BPD2) 1.479 (BPD5) 0.031 (BPD9) 0.496 (BPD20) 15 BPD24 57,26 0.338 (BPD9) 0.013 (BPD18) 0.555 (BPD20) 16 BPD25 86,47 1.437 (BPD9) 17 BPD26 61,66 0.070 (BPD9) 0.019 (BPD18) 0.379 (BPD20)

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan Data

Envelopment Analysis (DEA) pada tahun 2008 Bank Pembangunan Daerah

(BPD) yang inefisen diperoleh sebanyak 17 BPD. Bank Pembangunan

Daerah (BPD) yang inefisien yaitu PT. Bank BPD Aceh, PT. Bank

Pembangunan Daerah Bengkulu, PT. Bank DKI, PT. BPD Jawa Barat dan

Banten, PT. BPD Jawa Timur, PT. BPD Kalimantan Barat, PT. BPD

Kalimantan Selatan, PT. Bank Lampung, PT. BPD Nusa Tenggara Barat,

PT. BPD Nusa Tenggara Timur, PT. BPD Papua, PT. BPD Sulawesi

Tengah, PT. BPD Sulawesi Utara, PT. BPD Sumatera Barat, PT. BPD

Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, PT. BPD Sumatera Utara dan BPD

Yogyakarta. Sumber inefisensi terjadi di sisi input maupun output.

Misalnya PT. Bank BPD Aceh untuk mencapai tingkat efisiensi harus

mengacu BPD Kalimantan Timur dengan bobot 0,545, PT. Bank

Pembangunan Daerah Riau dengan bobot 0,286 dan PT. BPD Sulawesi

Selatan dengan bobot 0,410 sebagai referensi supaya lebih efisien.

Page 83: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. Analisis Tahun 2009

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik data, yaitu

mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standard deviation dari masing-

masing variabel.

Berdasarkan hasil analisis input-output diatas yang digunakan untuk

periode tahun 2009 maka input yang memiliki nilai terendah yaitu biaya

promosi sebesar Rp 451 juta, sedangkan untuk output yang memiliki nilai

terendah yaitu total pendapatan sebesar Rp 104.209 juta. Nilai tertinggi pada

input yaitu biaya personalia sebesar Rp 711.253 juta, sedangkan output

tertinggi adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 23.718.912 juta.

Uji statistik terhadap variabel input dan output disajikan sebagai

berikut :

Date: 07/13/11 Time: 00:03 Sample: 1 26

BAU BPER BPRO KDT TP DPK Mean 86753.46 198240.0 11808.46 4656953. 629907.9 5853593.

Median 58428.00 145879.5 7176.500 2957432. 474977.0 3528711. Maximum 405098.0 711253.0 40391.00 19631968 2365121. 23718912 Minimum 1885.000 27223.00 451.0000 517818.0 104209.0 515537.0 Std. Dev. 81876.78 161985.4 11105.62 4258058. 521478.1 5526122. Observations 26 26 26 26 26 26

Sumber : Data Tahun 2009 diolah menggunakan Eviews 7

Tabel IV.17. Analisis Deskriptif Input-Output BPD Tahun 2009

Page 84: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Efisiensi BPD pada tahun 2009 dengan Metode Maksimalisasi Output

Perhitungan efisiensi dengan menggunakan software warwick DEA

yang menggunakan data input dan output dalam lampiran menghasilkan nilai

efisiensi relatif antar BPD pada tahun 2009. Hasil perhitungan efisiensi

dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)

ditunjukkan tabel IV.18. sebagai berikut :

Tabel IV.18. Tingkat Efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Tahun 2009

No Kode BPD Nama BPD Efisiensi

1 BPD1 PT. Bank BPD Aceh 69,55

2 BPD2 PT. Bank BPD Bali 100,00

3 BPD3 PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu 70,13

4 BPD4 PT. Bank DKI 71,76

5 BPD5 PT. BPD Jambi 85,68

6 BPD6 PT. BPD Jawa Tengah 86,95

7 BPD7 PT. BPD Jawa Barat dan Banten 85,84

8 BPD8 PT. BPD Jawa Timur 87,87

9 BPD9 BPD Kalimantan Timur 100,00

10 BPD10 PT. BPD Kalteng 83,38

11 BPD11 PT. BPD Kalimantan Barat 59,20

12 BPD12 PT. BPD Kalimantan Selatan 81,49

13 BPD13 PT. Bank Lampung 61,79

14 BPD14 PT. BPD Maluku 78,89

15 BPD15 PT. BPD Nusa Tenggara Barat 75,06

16 BPD16 PT. BPD Nusa Tenggara Timur 100,00

17 BPD17 PT. BPD Papua 73,10

18 BPD18 PT. Bank Pembangunan Daerah Riau 73,68

19 BPD19 BPD Sulawesi Tenggara 86,68

20 BPD20 PT. BPD Sulawesi Selatan 100,00

21 BPD21 PT. BPD Sulawesi Tengah 100,00

22 BPD22 PT. BPD Sulawesi Utara 50,54

23 BPD23 PT. BPD Sumatera Barat 99,27

24 BPD24 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 54,97 25 BPD25 PT. BPD Sumatera Utara 87,86

26 BPD26 BPD Yogyakarta 56,52

Rata-rata Efisiensi BPD Tahun 2009 80,01

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Page 85: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel IV.18. diatas menunjukkan beberapa hal diantaranya yaitu hasil

efisiensi menggunakan asumsi Constant Return To Scale (CRS) diperoleh 5

BPD yang telah efisien, dan sisanya tidak efisien.

c. Inefisiensi Tahun 2009

BPD yang belum efisien pada tahun 2009 sebanyak 21 BPD.

Berdasarkan hasil pengolahan diketahui bahwa sumber inefisiensi BPD

sebagian besar disebabkan oleh variabel input yaitu sebesar 63,64%, dari

total variabel yang inefisien, sehingga terjadi kecenderungan kenaikan

persentase variabel output yang inefisien dari pada tahun sebelumnya.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan Data Envelopment Analysis

Gambar IV.4. Grafik Inefisiensi BPD Tahun 2009

Page 86: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

d. Target Input dan Output BPD Tahun 2009

BPD yang telah efisien pada tahun 2009 sebanyak 5, dan 21 BPD yang

tidak efisien selama tahun 2009. Berdasarkan tabel target diatas hanya BPD

yang tidak efisien yang akan dianalisis targetnya (nilai yang disarankan oleh

DEA untuk dapat menjadi efisien) yaitu PT. Bank BPD Aceh, PT. Bank

Pembangunan Daerah Bengkulu, PT. Bank DKI, PT. BPD Jambi, PT. BPD

Jawa Tengah, PT. BPD Jawa Barat Dan Banten, PT. BPD Jawa Timur, PT.

BPD Kalteng, PT. BPD Kalimantan Barat, PT. BPD Kalimantan Selatan,

PT. Bank Lampung, PT. BPD Maluku, PT. BPD Nusa Tenggara Barat, PT.

BPD Papua, PT. Bank Pembangunan Daerah Riau, BPD Sulawesi Tenggara,

PT. BPD Sulawesi Utara, PT. BPD Sumatera Barat, PT. BPD Sumatera

Selatan dan Bangka Belitung, PT. BPD Sumatera Utara dan BPD

Yogyakarta.

Berdasarkan hasil pengolahan data tahun 2009 tersebut dapat diketahui

bahwa sumber inefisiensi BPD sebagian besar terjadi pada variabel input

tapi tidak terlepas variabel output juga mengalami inefisiensi. Deskripsi

analisis masing-masing BPD yang tidak efisien selama tahun 2009, misalnya

PT. Bank BPD Aceh sebagai berikut :

Page 87: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel IV.19. Target input dan output PT. Bank BPD Aceh Tahun 2009

Kode BPD Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain

To Achieved

BPD1 Input BAU 149970.0 104300.3 30.5% 69.5%

BPER 303258.0 210908.1 30.5% 69.5%

BPRO 40391.0 14730.2 63.5% 36.5% Output KDT 6395137.0 8131010.1 27.1% 78.7%

TP 977865.0 1089298.1 11.4% 89.8%

DPK 10342508.0 10342508.0 0.0% 100.0%

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

PT. Bank BPD Aceh yang mempunyai biaya administrasi dan umum

Rp 149.970 juta, biaya personalia Rp 303.258 juta dan biaya promosi Rp

40.391 juta seharusnya mampu menyalurkan kredit sebesar Rp 8.131.010,1

dan menghasilkan total pendapatan sebesar Rp 1.089.298,1 juta bukan

hanya sebesar Rp 6.395.137 juta dan Rp 977.865 juta. Sedangkan Dana

Pihak Ketiga (DPK) telah sesuai target yaitu dapat menyalurkan sebesar Rp

10.342.508 juta, tetapi seharusnya bisa meminimalisasi penggunaan

inputnya.

e. Referensi BPD yang efisien untuk BPD yang inefisien tahun 2009

Tabel IV.20. Bobot Benchmark CRS Tahun 2009

No. Kode BPD

Skor Efisiensi Bobot Optimal Bank Dengan Benchmarknya

1 BPD1 79.49 0.545 (BPD9) 0.286 (BPD18) 0.410 (BPD20) 2 BPD3 71.59 0.010 (BPD2) 0.967 (BPD5) 0.093 (BPD20) 3 BPD4 79.28 0.210 (BPD9) 0.322 (BPD18) 1.192 (BPD20) 4 BPD7 96.77 9.110 (BPD5) 0.910 (BPD9) 0.851 (BPD20) 5 BPD8 83.16 0.293 (BPD2) 0.360 (BPD9)

6 BPD11 68.87 0.109 (BPD2) 0.083 (BPD6) 0.095 (BPD18) 0.211 (BPD20)

Page 88: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

7 BPD12 93.06 0.079 (BPD9) 0.143 (BPD18) 0.211 (BPD20) 8 BPD13 78.57 0.132 (BPD9) 0.203 (BPD20) 0.397 (BPD18) 1.099 (BPD20)

9 BPD15 84.51 0.240 (BPD2) 0.101 (BPD5) 0.173 (BPD20) 10 BPD16 97.95 0.036 (BPD2) 1.939 (BPD5) 0.039 (BPD20) 11 BPD17 72.61 0.116 (BPD2) 0.048 (BPD9) 0.351 (BPD18) 0.674 (BPD20)

12 BPD21 94.05 0.205 (BPD5) 0.027 (BPD9) 0.177 (BPD10) 13 BPD22 54.83 0.013 (BPD2) 0.492 (BPD5) 0.034 (BPD9) 0.270 (BPD20)

14 BPD23 95.58 0.366 (BPD2) 1.479 (BPD5) 0.031 (BPD9) 0.496 (BPD20) 15 BPD24 57.26 0.338 (BPD9) 0.013 (BPD18) 0.555 (BPD20)

16 BPD25 86.47 1.437 (BPD9) 17 BPD26 61.66 0.070 (BPD9) 0.019 (BPD18) 0.379 (BPD20)

Sumber : Hasil Olahan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan Data

Envelopment Analysis (DEA) pada tahun 2009 Bank Pembangunan Daerah

(BPD) yang inefisen diperoleh sebanyak 21 BPD. Bank Pembangunan

Daerah (BPD) yang inefisien yaitu PT. Bank BPD Aceh, PT. Bank

Pembangunan Daerah Bengkulu, PT. Bank DKI, PT. BPD Jambi, PT. BPD

Jawa Tengah, PT. BPD Jawa Barat Dan Banten, PT. BPD Jawa Timur, PT.

BPD Kalteng, PT. BPD Kalimantan Barat, PT. BPD Kalimantan Selatan,

PT. Bank Lampung, PT. BPD Maluku, PT. BPD Nusa Tenggara Barat, PT.

BPD Papua, PT. Bank Pembangunan Daerah Riau, BPD Sulawesi Tenggara,

PT. BPD Sulawesi Utara, PT. BPD Sumatera Barat, PT. BPD Sumatera

Selatan dan Bangka Belitung, PT. BPD Sumatera Utara dan BPD

Yogyakarta. Sumber inefisensi terjadi di sisi input maupun output.

Misalnya PT. Bank BPD Aceh untuk mencapai tingkat efisiensi harus

mengacu BPD Kalimantan Timur dengan bobot 0,772 dan PT. BPD

Sulawesi Selatan dengan bobot 0,740 sebagai referensi supaya lebih efisien.

Page 89: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Analisis efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan menggunakan

Data Envelopment Analysis (DEA) mulai tahun 2007-2009 diperoleh tingkat

efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sbb :

a. Pada tahun 2007, sebanyak 8 BPD (30,77%) yang telah beroperasi secara

efisien, sedangkan sisanya 18 BPD (69,23%) belum mencapai tingkat

efisiensi yang maksimal.

b. Pada tahun 2008 yaitu sebanyak 9 BPD (34,62%) yang telah beroperasi

secara efisien, sedangkan sisanya 17 BPD (65,38%) belum mencapai tingkat

efisiensi yang maksimal.

c. Pada tahun 2009 yaitu sebanyak 5 BPD (19,23%) yang telah beroperasi

secara efisien, sedangkan sisanya 21 BPD (80,77%) belum mencapai tingkat

efisiensi yang maksimal.

2. Sumber yang menyebabkan inefisiensi BPD sebagian besar disebabkan oleh

variabel input-input yang digunakan yaitu beban administrasi dan umum, beban

personalia, dan beban promosi, tapi peran inefisiensi yang diakibatkan oleh

Page 90: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

variabel input terus menurun mulai dari 83,08%, 68,92%, dan 63,64% selama

tahun 2007-2009. Tetapi ada juga yang inefisiensinya selain terjadi pada input

juga terjadi pula pada outputnya (kredit, total pendapatan dan dana pihak

ketiga).

Beberapa alternatif kebijakan yang diambil supaya BPD yang inefisien menjadi

efisien adalah:

a) Memaksimalkan input untuk mencapai output yang efisien

b) Meningkatkan produktivitasnya melalui pengoptimalan outputnya

c) Mengacu pada benchmarknya dengan bank yang telah mencapai efisiensi

maksimal

Selama tahun 2007-2009 terdapat Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang

konsisten terus mengalami efisiensi optimal 100% secara berturut-turut yaitu

PT. Bank BPD Bali, BPD Kalimantan Timur dan PT. BPD Sulawesi Selatan.

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah mencapai efisiensi optimal

supaya bisa mempertahankan tingkat efisiensinya. Sedangkan bagi Bank

Pembangunan Daerah (BPD) yang belum mencapai efisiensi 100% supaya

mengoptimalkan alokasi input dalam kegiatan operasionalnya untuk

menghasilkan output yang maksimal dengan mengacu pada benchmarknya.

Cara meningkatkan efisiensi adalah dengan memperbaiki tingkat pemborosan

Page 91: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS EFISIENSI TEKNIS INDUSTRI BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dalam mengalokasikan input supaya memperoleh output yang optimal dengan

menyesuaikan nilai actual (nilai sebenarnya) dengan nilai targetnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih beragam

serta menggunakan data yang terus diperbaharui. Selain itu juga

mengembangkan analisis efisiensi pada unit kegiatan ekonomi (UKE) lain.