analisis efisiensi modal kerja dan pengaruhnya

104
i ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA KPRI DI SEMARANG SKRIPSI Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang Oleh : NISA FITRIA 3351402064 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Upload: kairul-saleh-ikc

Post on 09-Feb-2016

479 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

manajemen keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

i

ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA DAN PENGARUHNYA

TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA KPRI DI SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :

NISA FITRIA

3351402064

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Kusmuryanto, M.Si Drs. Bambang Prishardoyo NIP. 131404309 NIP.

Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. Sukirman, M.Si NIP. 131967646

Page 3: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

.................................... NIP.

Anggota I Anggota II

Drs. Kusmuryanto, M.Si Drs. Bambang Prishardoyo NIP. 131404309 NIP.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 131658236

Page 4: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Februari 2007

Nisa Fitria NIM. 3351402064

Page 5: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar

kepada pengertianmu sendiri

2. Suatu usaha yang dimulai janganlah dihentikan sebelum dirasakan hasilnya.

PERSEMBAHAN

1. Ayah dan Ibunda tercinta

2. Seseorang yang ada dihati terima kasih

atas kesetiaannya

3. Teman-teman seperjuangan

4. Almamaterku

Page 6: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari

hambatan dan rintangan, tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,

kesulitan itu dapat teratasi untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang.

3. Drs. Kusmuriyanto, M.Si, dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si, dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ketua KPRI se-Kota Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian di instansi yang dipimpinnya.

6. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri

Semarang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman - teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

vii

9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penelitian ini.

Kemudian atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan,

semoga mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari

sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik

dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya

dan bagi mahasiswa ekonomi pada khususnya.

Semarang Maret 2007

Penulis

Page 8: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

viii

SARI Nisa Fitria. 2007. “Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI Di Semarang”. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci : Modal Kerja Dan Rentabilitas Ekonomi

Pada awal perkembangannya, koperasi seringkali dipandang sebelah mata. Namun sekarang koperasi dapat dijadi sebuah alternatif yang baik bahkan menjadi soko guru perekonomian nasional. Ini yang kemudian membuat banyak orang berharap banyak pada koperasi. Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang–orang atau badan hukum koperasi melandaskan kegiatannya sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan serta bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang antara lain memberikan bantuan modal kepada koperasi dan pengusaha kecil dalam betuk pinjaman modal, pembinaan koperasi, membentuk Forum Koordinasi Pembinaan Koperasi dan Pengusaha Kecil (FKPPK).

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat efisiensi penggunaan modal kerja pada (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) KPRI di Semarang dan adakah pengaruh antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas pada (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) KPRI di Semarang ?

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas KPRI di Semarang. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas di KPRI Semarang. Untuk mengetahui tingkat efisiensi modal kerja di KPRI kota Semarang.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KPRI yang ada di kota Semarang, diambil sebanyak 17 buah koperasi.. dari hasil perhitungan diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 17 KPRI. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan sebagai variabel bebas sedangkan rentabilitas ekonomi sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diketahui nilai Fhitung sebesar 2.972 dengan df pembilang 3 dan df penyebut 30 diketahui nilai Ftabel sebesar 2.92. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Fhitung >Ftabel (2.972 > 2.92) sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh antara perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi, atau Ha diterima. Berdasarkan hasil perbandingan diatas terlihat bahwa variabel X1, dan X2 hasil thitung < ttabel. dengan demikian hipotesis kerja (Ha) ditolak yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial. Sedangkan untuk

Page 9: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

ix

variabel X3 diperoleh hasil thitung > ttabel sehingga hipotesis kerja (Ha) diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial.

Adapun saran yang dapat peneliti berikan diantaranya untuk KPRI di Kota Semarang agar mengelola penjualan kredit secara baik, dalam jangka waktu yang pendek dan melakukan penagihan piutang secara aktif. Sehingga tidak terjadi piutang tak tertagih dan efisien penggunaan piutang koperasi dapat tercapai. Penelitian ini hanya terbatas pada kajian empiris tentang pengaruh unsur-unsur modal kerja terhadap rentabilitas pada KPRI di Kota Semarang, tetapi tidak sampai kepada pemecahan masalah tentang bagaimana dampak unsur-unsur modal kerja itu sendiri terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, peneliti lain yang berminat terhadap permasalahan unsur-unsur modal kerja dan profit margin dapat mengembangkan penelitian ini dalam rangka mengetahui dampak dari unsur-unsur modal kerja yang digunakan perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Karena dalam penelitian ini terbatas hanya mengungkap pengaruh unsur-unsur modal kerja terhadap rentabilitas pada KPRI di Kota Semarang, maka untuk penelitian selanjutnya perlu dikembangkan lagi dengan penambahan variabel yang lain misalnya rasio profit margin sehingga hasil penelitiannya akan lebih akurat.

Page 10: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GABAR .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................................

1.3 Penegasan Istilah .................................................................................

1.4 Tujuan dan Manfaat .............................................................................

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................................

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1.Rentabilitas...........................................................................................

2.1.1 Pengertian Rentabilitas ............................................................

2.1.2 Macam-Macam Rentabilitas ....................................................

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas ....................

2.2.Modal Kerja .........................................................................................

2.2.1 Pengertian Modal Kerja ..............................................................

2.2.2 Jenis-Jenis Modal Kerja ..............................................................

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja....

2.2.4 Unsur-Unsur Modal Kerja ..........................................................

2.2.5 Fungsi Modal Kerja ...................................................................

Page 11: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xi

2.2.6 Sumber Modal Kerja ..................................................................

2.2.7 Sumber-Sumber Penyebab Perubahan Modal Kerja...................

2.2.8 Penggunaan Modal Kerja ...........................................................

2.2.9 Perputaran Modal Kerja .............................................................

2.2.10 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Modal Kerja ...

2.2.11 Efesiensi Modal Kerja...............................................................

2.3.Kerangka Pemikiran ............................................................................

2.4.Hipotesis ..............................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

2.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................................

2.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................

2.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................

2.4 Metode Analisis Data ..........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian ...................................................................................

4.2.Pembahasan .........................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1.Simpulan .............................................................................................

5.2.Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 12: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian ...................................................................

Lampiran 2 Hasil Analisis Data ......................................................................

Lampiran 3 Ijin Penelitian ...............................................................................

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Penelitian ..............................................

Page 13: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Perkembangan Anggota KPRI tahun 2001 – 2005 .............................

Tabel 2 Perkembangan Modal Koperasi tahun 2001 – 2005 ...........................

Tabel 3 Volume Usaha, Asset dan SHU .........................................................

Tabel 4 Daftar Rasio Standar Produktifitas Koperasi .....................................

Tabel 5 Daftar KPRI Yang Terpilih Menjadi Sampel ....................................

Tabel 6 Klasifikasi Durbin Watson..................................................................

Tabel 4.1 Jumlah Anggota KPRI Sampel di Kota Semarang ..........................

Tabel 4.2 Keadaan Rata-Rata Asset KPRI Kota Semarang.............................

Tabel 4.3 Rata-Rata Posisi SHU, Model dan Rentabilitas...............................

Tabel 4.4 Deskripsi Data Rentabilitas Ekonomi ..............................................

Tabel 4.5 Deskripsi Data Perputaran Kas .......................................................

Tabel 4.6 Deskripsi Data Perputaran Piutang ..................................................

Tabel 4.7 Deskripsi Data Perputaran Persediaan .............................................

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Multikolinearitas....................................................

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Heterokesdasitas ....................................................

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Normalitas ..........................................................

Tabel 4.11 Perbandingan thitung dengan ttabel .....................................................

Page 14: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas Ekonomi ...........

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................

Gambar 4.1 Perkembangan Rentabilitas KPRI di Kota Semarang .................

Gambar 4.2 Perkembangan Perputaran Kas KPRI di Kota Semarang ............

Gambar 4.3 Perkembangan Perputaran Piutang KPRI di Kota Semarang .....

Gambar 4.4 Perkembangan Perputaran Persediaan KPRI di Kota Semarang

Page 15: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xv

SURAT REKOMENDASI

Yang bertanda tangan dibawah ini, Dosen Pembimbing skripsi dari mahasiswa :

Nama :

Nim :

Program studi :

Fakultas :

Judul skripsi :

Menerangkan bawha mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan

bimbingan skripsi dan siap untuk diajukan pada sidang ujian skripsi.

Demikian surat rekomendasi ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Semarang, Maret 2007

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Kusmuryanto, M.Si Drs. Bambang Prishardoyo NIP. 131404309 NIP.

Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. Sukirman, M.Si NIP. 131967646

Page 16: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xvi

Page 17: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini ternyata membuat

tiga bentuk kegiatan atau bangun usaha sebagai pelaku ekonomi yaitu: perusahaan

swasta, negara dan koperasi mengalami hambatan dalam perolehan modal, akan

tetapi ketiga pelaku ekonomi tersebut diharapkan dapat bekerjasama untuk

mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Pada awal perkembangannya, koperasi seringkali dipandang sebelah

mata. Namun sekarang koperasi dapat dijadikan sebuah alternatif yang baik

bahkan menjadi soko guru perekonomian nasional. Ini yang kemudian membuat

banyak orang berharap banyak pada koperasi. Koperasi sebagai badan usaha yang

beranggotakan orang–orang atau badan hukum koperasi melandaskan kegiatannya

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan serta

bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang

antara lain memberikan bantuan modal kepada koperasi dan pengusaha kecil

dalam betuk pinjaman modal, pembinaan koperasi, membentuk Forum Koordinasi

Pembinaan Koperasi dan Pengusaha Kecil (FKPPK).

Dalam lima tahun terakhir ini Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) dapat dilihat perkembangan jumlah anggotanya selalu mengalami pasang

surut, artinya KPRI mengalami tidak hanya penambahan anggota baru tetapi juga

1

Page 18: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xviii

pengurangan anggota. Beberapa hal itu disebabkan pengabungan atau pembubaran

badan usaha. Perkembangan tersebut secara lebih rinci dapat dilihat melalui Tabel

1.1:

Tabel 1.1

Perkembangan Anggota KPRI tahun 2001-2005

Tahun KPRI aktif KPRI tidak aktif Jumlah Jumlah anggota (Orang)

2001 127 1 128 36.931

2002 126 1 127 36.931

2003 126 1 127 36.954

2004 115 10 125 30.897

2005 104 21 125 30.752

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Semarang

Dari Tabel 1.1 dapat digambarkan perkembangan KPRI di Semarang

lima tahun terakhir. Pada tahun 2001 di Semarang terdapat 128 KPRI dengan

keterangan 127 KPRI yang masih aktif dan 1 KPRI tidak aktif beranggotakan

36.931 orang. Tahun 2002 terdapat 127 KPRI dengan keterangan 126 KPRI yang

masih aktif dan 1 KPRI tidak aktif KPRI, jumlah anggotanya sama dengan tahun

2001, artinya jumlah KPRI yang aktif mengalami penurunan, tetapi jumlah

anggota tidak mengalami penurunan. Tahun 2003 terdapat 127 KPRI dengan

Page 19: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xix

keterangan 126 KPRI yang masih aktif dan 1 KPRI tidak aktif, jumlah koperasi

tahun 2003 sama dengan 2002 hanya saja jumlah anggotanya sedikit bertambah

dari 36.931 orang menjadi 36.945 orang. Tahun 2004 terdapat 125 KPRI dengan

keterangan 115 KPRI yang masih aktif dan 10 KPRI tidak aktif dan jumlah

anggotanya 30.897 orang. Dari keterangan tersebut pada tahun 2004 jumlah KPRI

dan anggotanya mengalami penurunan yang besar dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Pada tahun 2005 juga mengalami penurunan kembali yaitu jumlah

KPRI menjadit 125 dengan keterangan 104 KPRI yang masih aktif dan 21 KPRI

tidak aktif dan jumlah anggotanya 30.752 orang.

Selain data mengenai jumlah KPRI dan anggotanya dapat juga dilihat

data mengenai permodalan koperasi pada Tabel 1.2:

Tabel 1.2

Perkembangan Modal Koperasi Tahun 2001-2005

(Dalam jutaan rupiah)

Tahun Modal Sendiri Modal Luar Jumlah

2001 Rp. 21.689 Rp. 14.128 Rp. 35.818

2002 Rp. 21.689 Rp. 14.128 Rp. 35.818

2003 Rp. 21.697 Rp. 20.056 Rp. 35.826

2004 Rp. 27.990 Rp. 20.056 Rp. 48.047

Page 20: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xx

2005 Rp. 28.528 Rp. 23.983 Rp. 52.510

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Semarang

Dari Tabel 1.2 dapat diketahui, bahwa dalam situasi krisis ekonomi

permodalan Koperasi terjadi kenaikan terus-menerus, permodalan koperasi sendiri

terdiri dari dua macam yaitu modal sendiri dan modal asing atau modal luar. Hal

ini dapat dilihat dari tabel di atas yaitu dari tahun 2001 KPRI di Semarang jumlah

modal sendiri sebesar Rp. 21.689 sedangkan modal asing Rp. 14.128 jadi jumlah

total modal tahun 2001 adalah Rp. 35.818. Tahun 2002 modal koperasi tidak

mengalami peningkatan. Sedangkan tahun 2003 mengalami sedikit peningkatan

menjadi Rp. 35.826 dengan perincian modal sendiri sebesar Rp. 21.697 sedangkan

modal asing Rp. 20.056. pada tahun 2004 kembali mengalami kenaikan dengan

jumlah modal sendiri Rp. 27.990 dan modal luar Rp. 20.056 sehingga jumlah total

Rp. 48.047. Tahun 2005 juga mengalami kenaikan modal sendiri Rp. 28.528 dan

modal luar Rp. 23.983 sehingga jumlah total Rp. 52.510.

Sebagai indikator lain seperti volume usaha, asset dan SHU dari tahun

2001 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 1.3:

Tabel 1.3

Volume Usaha, Asset dan SHU ( Sisa Hasil Usaha)

(Dalam jutaan rupiah)

Page 21: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxi

Tahun Volume Usaha Asset SHU

2001 Rp. 73.641 Rp.35.818 Rp.3.261

2002 Rp. 73.203 Rp.35.818 Rp.3.273

2003 Rp. 74.667 Rp.35.826 Rp.110.493

2004 Rp. 48.047 Rp.84.404 Rp.3.913

2005 Rp. 89.455 Rp.52.510 Rp.3.641

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Semarang

Keterangan dari Tabel 1.3 menyatakan bahwa volume usaha, asset, SHU

pada KPRI di Semarang mengalami naik turun atau tidak stabil yaitu tahun 2001

sampai tahun 2003 volume usaha mengalami naik turun tetapi prosentasenya

tidak begitu besar dari Rp. 73.641 tahun 2001, turun menjadi Rp. 73.203 ditahun

2002, kemudian naik Rp. 74.667 tahun 2003. Volume usaha mengalami

penurunan dan kenaikan dengan prosentase besar ditahun 2004 dan 2005 yaitu

dari Rp. 48.047 menjadi Rp. 89.455 ditahun 2005. Asset dan SHU tahun 2001

adalah Rp.35.818 dan Rp.3.261,tahun 2002 tidak begitu mengalami perubahan

dari tahun sebelumnya yaitu Rp.35.818 dan Rp.3.273, tahun 2003 mengalami

perubahan yang cukup besar untuk SHU yaitu naik menjadi Rp.110.493

sedangkan untuk asset perubahan tidak terlalu banyak Rp.35.826 dari tahun

sebelumnya. Tahun 2004 jumlah SHU dan Asset adalah Rp.84.404 dan Rp.3.913,

Page 22: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxii

tahun 2005 mengalami penurunan baik Asset maupun SHU menjadi Rp.52.510

dan Rp.3.641.

Agar koperasi dapat mewujudkan fungsi dan perannya , maka kecuali

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya juga harus mampu

menghasilkan keuntungan atau laba yang layak dan kontiyuitas. Untuk membiayai

kegiatan operasional atau usaha koperasi, maka koperasi membutuhkan dana.

Dana sering juga disebut modal kerja, penggunaan modal kerja harus seefisien

mungkin dalam arti modal kerja yang tersedia tidak perlu berlebihan dan tidak

kekurangan. Modal kerja yang terlalu besar memungkinkan terjadinya Idle fund

(dana yang menganggur). Hal ini akan mengakibatkan terjadinya inefisiensi

demikian sebaliknya modal kerja terlalu kecil akan mengakibatkan terganggunya

operasi koperasi sehari–hari.

Meskipun koperasi bukan badan usaha yang semata–mata mencari laba,

namun koperasi senantiasa berusaha mendapatkan laba yang optimal untuk

meningkatkan pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) anggotanya. Perolehan laba

mempengaruhi tingkat rentabilitas suatu badan usaha. Oleh karena itu laba yang

optimal belum dapat dijadikan ukuran bahwa suatu badan usaha telah bekerja

secara efisien, maka suatu badan usaha dalam menjalankan usahanya diarahkan

untuk mendapatkan tingkat rentabilitas yang optimal. Efisiensi kerja suatu badan

usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh selama

periode tertentu dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba, inilah

yang disebut rentabilitas.

Dengan rentabilitas yang tinggi maka:

Page 23: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxiii

1. Koperasi akan mampu bersaing dengan perusahaan lain.

2. Koperasi akan dapat memberikan kesejahteraan bagi anggotanya.

3. Koperasi akan dipercaya oleh masyarakat sebagai badan usaha

yang mampu bertahan hidup dan bahkan berkembang.

4. Pada akhirnya dengan rentabilitas yang tinggi akan dapat

meningkatkan nilai koperasi.

Rentabilitas itu sendiri memiliki pengertian menurut Riyanto (1999:35),

rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu. Dengan demikian maka tingkat rentabilitas yang tinggi dapat

mengakibatkan penerimaan yang tinggi pula. Mengukur efisiensi perusahaan

dengan mendasarkan pada jumlah keuntungan semata–mata kurang tepat, sebab

keuntungan yang tinggi belum tentu disertai tingkat rentabilitas yang tinggi pula.

Untuk mengukur tingkat rentabilitas yang ada pada perusahaan dapat dilakukan

dengan bermacam–macam cara, tergantung pada laba atau modal mana yang akan

diperbandingkan.

Modal dalam rasio rentabilitas adalah modal yang digunakan untuk

menghasilkan laba oleh karena itu dapat berasal dari modal sendiri atau hutang

sebagai modal asing (Indriyo, 2002:57). Rentabilitas dapat diperhitungkan dengan

membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang dipakai untuk

menghasilkan laba disebut rentabilitas ekonomi. Jika modal sebagai pembanding

adalah modal sendiri dan laba adalah laba bersih sesudah pajak disebut rentabilitas

modal sendiri.

Page 24: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxiv

Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan

modal dalam suatu badan usaha, sedangkan keuntungan yang besar belum tentu

sebagai jaminan bahwa perusahaan tersebut efisien. Badan usaha yang memiliki

modal lebih besar lazimnya akan memperoleh laba yang lebih besar pula

dibandingkan badan usaha yang mempunyai modal lebih kecil. Meskipun

demikian, terdapat kemungkinan badan usaha yang mempunyai modal lebih kecil,

lebih efisien dibanding badan usaha yang memiliki modal besar.

Pada setiap koperasi tingkat rentabilitas tidak selamanya sesuai dengan

harapan, kadangkala mengalami peningkatan dan kadang mengalami

penurununan. Tingkat rentabilitas berdasarkan kenyataan yang ada pada KPRI di

Semarang juga berbeda-beda. Melihat kenyataan tersebut tidak semua KPRI

tingkat rentabilitasnya sesuai dengan standart rentabilitas.

Efisiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam

menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan

berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang

tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Untuk dapat menentukan

jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen-elemen

modal kerja. Elemen Modal Kerja terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Dari

semua elemen modal kerja dihitung perputarannya semakin cepat tingkat

perputaran masing-masing elemen modal kerja, maka modal kerja dapat dikatakan

efisien, tetapi jika perputarannya semakin lambat maka penggunaan modal kerja

yang ada dalam koperasi tersebut kurang efisien.

Page 25: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxv

Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan

modal kerja yang disebabkan rendahnya turnover persediaan dan piutang atau

adanya saldo kas yang terlalu besar. Penurunan laba menunjukkan pendapatan

yang menurun atau naiknya biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan

laba.

Maka sesuai dengan penjelasan yang telah dipaparkan diatas, diperlukan

standar-standar agar koperasi-koperasi di kota Semarang khususnya dapat

mengoperasikan usaha koperasi dengan baik dan dapat memperoleh efisiensi

penggunaan modal kerja. Tabel 1.4 merupakan stadar koperasi yang ditetapkan

Mentri Koperasi.

Tabel 1.4

Daftar Rasio Stadar Produktifitas Koperasi

Uraian Standar Normal

Asset turn Over

Profit Margin to Sale

Return on Investment/rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas Modal Sendiri

Minimal 4 kali

4%

8%

14%

Sumber: Dinas Koperasi Semarang

Page 26: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxvi

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa betapa pentingnya

rentabilitas dan modal kerja dalam suatu badan usaha koperasi, oleh karena itu

peneliti mengambil judul : “ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA DAN

PENGARUHNYA DENGAN RENTABILITAS EKONOMI PADA KPRI di

SEMARANG ”

1.2. Penegasan Istilah

Untuk menghidari kesalah pahaman penafsiran dan memberi ruang

lingkup permasalahan pada penelitian ini, maka dipergunakan batasan istilah

sebagai berikut:

1. Analisis Efisiensi Modal Kerja

Efisiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam

menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan

kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal

kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Untuk dapat

menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari

elemen-elemen modal kerja. Modal Kerja terdiri dari kas, piutang, dan

persediaan. Modal kerja dapat dihitung dari elemen-elemennya perputaran

kas, perputaran piutang, perputaran persediaan. Semakin cepat tingkat

perputaran masing-masing elemen modal kerja, maka modal kerja dapat

dikatakan efisien, tetapi jika perputarannya semakin lambat maka penggunaan

modal kerja yang ada dalam koperasi tersebut kurang efisien.

Page 27: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxvii

2. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan atau badan usaha

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. (Bambang Riyanto,

1999:35) rentabilitas pada penelitian ini adalah rentabilitas ekonomi yaitu

perbandingan antara laba usaha (SHU) dengan modal sendiri dan modal

pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba yang dinyatakan

dalam prosen.

3. KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia)

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan pegawai

negeri. KPRI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah KPRI di Semarang

yang memiliki unit pertokoan Pegawai negeri adalah pegawai pemerintah

yang berada diluar politik, bertugas melaksanakan administrasi pemerintah

berdasarkan perundang–undangan yang ditetapkan.

Dalam penelitian ini koperasi yang akan dijadikan obyek yaitu KPRI

dikota Semarang, karena koperasi–koperasi tersebut sudah memenuhi syarat

untuk dijadikan obyek penelitian. Selain itu juga memiliki badan hukum

dan berbagai unit usaha serta sistem administrasi yang tertata dengan baik.

1.3. Perumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

Page 28: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxviii

1. Bagaimana tingkat efisiensi penggunaan modal kerja pada (Koperasi

Pegawai Republik Indonesia) KPRI di Semarang ?

2. Adakah pengaruh antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas pada

(Koperasi Pegawai Republik Indonesia) KPRI di Semarang ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara efisiensi

modal kerja dengan rentabilitas KPRI di Semarang.

b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan efisiensi modal

kerja terhadap rentabilitas di KPRI Semarang

c. Untuk mengetahui tingkat efisiensi modal kerja di KPRI kota

Semarang

1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan masukkan bagi koperasi dalam mengelola keuangannya agar dimasa yang akan

datang koperasi mempunyai perkembangan dan pengelolaan keuangan yang lebih baik.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi koperasi dalam menyusun strategi untuk mengembangkan

usahanya.

c. Sebagai bahan masukkan bagi koperasi dalam mengelola keuangannya agar dimasa yang akan

datang koperasi mempunyai perkembangan dan pengelolaan keuangan yang lebih baik.

d. Sebagai bahan pertimbangan bagi koperasi dalam menyusun strategi untuk mengembangkan

usahanya.

Page 29: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxix

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Rentabilitas

i. Pengertian Rentabilitas

Menurut Riyanto (1999:35), rentabilitas adalah kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan

demikian maka tingkat rentabilitas yang tinggi dapat mengakibatkan

penerimaan yang tinggi pula. Mengukur efisiensi perusahaan berdasarkan

jumlah keuntungan semata kurang tepat, sebab keuntungan yang tinggi belum

tentu disertai tingkat rentabilitas yang tinggi pula. Untuk mengukur tingkat

rentabilitas yang ada pada perusahaan dapat dilakukan dengan bermacam–

macam cara, tergantung pada laba atau modal mana yang akan

diperbandingkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas lebih penting

dibandingkan laba, karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa

Page 30: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxx

perusahan itu telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui

dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan modal yang

menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya.

(Riyanto, 1999:37)

ii. Macam-macam Rentabilitas

Terdapat dua macam rentabilitas untuk mengukur efisien atau tidaknya

suatu perusahaan dalam menggunakan modal, yaitu rentabilitas ekonomi dan

rentabilitas modal sendiri.

1. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas Ekonomi (Return On Investment) adalah

perbandingan antara SHU koperasi dengan modal sendiri dan modal

pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang

dinyatakan dalam prosentase (%).

Dalam menghitung rentabilitas ekonomi ini, modal sendiri dan

modal pinjaman tidak diadakan perbedaan dan dianggap sebagai satu

kesatuan. Dengan menghitung ROI ini kita dapat memperoleh

gambaran efisiensi badan usaha secara keseluruhan. Laba yang dipakai

sebagai dasar menghitung rentabilitas ini adalah laba sebelum

dikurangi pajak dan bunga pinjaman, karena besarnya pajak tidak

dipengaruhi oleh efisiensi tidaknya usaha, tetapi dipengaruhi

13

Page 31: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxi

banyaknya sedikitnya laba yang diperoleh. Rentabilitas Ekonomi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

ROI= %100sin

/ xgAModalSendiriModal

SHUpajaksebelumLaba+

(Riyanto, 1999:35)

Tinggi rendahnya ROI dipengaruhi oleh :

1) Profit Margin

Profit margin ini merupakan perbandingan antara laba

usaha dengan penjualan bersih, perbandingan tersebut dinyatakan

dalam bentuk persentase.

%100argPr xBersihPenjualan

UsahaLabainMofit =

Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai

oleh perusahaan dihubungkan dengan tingkat pendapatan, dengan

demikian dapatlah dikatakan bahwa perhitungan profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan

melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan

pendapatan yang diterima. Semakin tinggi profit margin yang

Page 32: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxii

diterima perusahaan berarti semakin efisien operasi perusahaan

tersebut.

2) Turn of Operating Asset (Tingkat perputaran aktiva)

Tingkat perputaran aktiva usaha yaitu kecepatan

berputarnya aktiva usaha dalam satu periode tertentu. Perputaran

tersebut dapat ditentukan dengan membagi pendapatan dengan

total rata–rata aktiva usaha.

Rumus yang digunakan:

Turn of Operating Asset = %100xBersihModal

Penjualan

(Riyanto,1999:36-43)

Rasio ini merupakan ukuran seberapa jauh modal ini telah

digunakan dalam operasi perusahaan atau menunjukkan seberapa

kali aktiva usaha berputar dalam suatu periode tertentu. Dalam

menganalisis ratio ini akan diperbandingkan beberapa tahun,

sehingga diketahui kecenderungan penggunaan aktiva usaha. Bila

angka rasio naik maka semakin efisien penggunaan modal

perusahaan.

Tinggi rendahnya Turn of Operating Asset selama periode

tertentu ditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales (penjualan)

dengan operating assets (aktiva usaha). Dengan jumlah aktiva

Page 33: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxiii

tertentu dan dengan semakin kecilnya aktiva usaha akan

mengakibatkan makin tingginya perputaran aktiva usaha.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan

melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan

penjualan. Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk

mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan

perputaran operating asset dalam periode tertentu.

Hubungan antara profit margin dan operating assets

turnover dapat digambarkan sebgai berikut:

Rentabilitas = Profit margin x Operating assets turnover

=UsahaModal

BersihPenjualanxBersihPenjualan

UsahaLaba

=UsahaModal

UsahaLaba

Terdapat cara untuk menaikkan rentabilitas ekonomi

menurut (Riyanto, 1999:39) adalah sebagai berikut:

1. Menaikkan profit margin

a. Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu

diusahakan tercapai tambahan sales lebih besar

daripada tambahan operating expenses.

Page 34: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxiv

b. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai

tingkat tertentu, atau mengurangi biaya usaha menjadi

relatif lebih besar dari berkurangnya pendapatan dari

sales.

2. Menaikkan atau mempertinggi turnover of operating assets

a. Dengan menambah modal usaha

b.Dengan mengurangi sales sampai tingkat tertentu

diusahakan penurunan operating assets sebesar–

besarnya.

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha adalah

perbandingan jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri

dengan jumlah modal sendiri untuk menghasilkan laba tersebut

(Munawir, 2000:33). Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri

adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang

bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Rentabilitas modal

sendiri dipengaruhi oleh rentabilitas ekonomi serta dept equity ratio.

Rumus yang digunakan adalah:

Rentabilitas Modal Sendiri = %100xSendiriModalbersihSHU

Page 35: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxv

Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas modal sendiri

adalah:

a. Rentabilitas ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi

rentabilitas modal sendiri, hal ini dapat dilihat pada unsur yang

berhubungan dengan rentabilitas modal sendiri. Dari pengertian

rentabilitas ekonomi, maka dapat dilihat bahwa rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal

sendiri mengigat besar kecilnya keuntungan yang menjadi hak

pemilik modal.

b. Tingkat bunga modal pinjaman

Hutang merupakan dana yang berasal dari luar

perusahaan, dimana hutang itu disertai kewajiban untuk

menyerahkan sejumlah jasa kepada pihak lain dimasa yang

akan datang. Jika sejumlah jasa yang dimaksudkan telah

disepakati sebagai balas jasa, maka disebut sebagai bunga.

Laba yang diperhitungkan di dalam menghitung

rentabilitas modal sendiri adalah laba bersih setelah dikurangi

bunga modal pinjaman dan pajak perseroan. Semakin tinggi

tingkat bunga modal pinjaman yang harus dibayar berarti akan

memperkecil laba yang menjadi bagian pemilik modal sendiri.

Page 36: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxvi

c. Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi

semua biaya, termasuk penyusutan bunga dan pendapatan

kotornya. Jika laba setelah bunga semakin besar maka pajak

yang dibayar semakin besar, dan begitu sebaliknya. Semakin

tinggi pajak yang ditentukan pemerintah, maka akan

memperkecil laba yang menjadi hak bagi pemilik begitu

sebaliknya. Hal ini menyebabkan rentabilitas modal sendiri

terpengaruh.

d. Tingkat rasio utang terhadap rentabilitas modal sendiri.

Pengaruh rasio utang terhadap rentabilitas modal sendiri

dapat positif tetapi dapat pula negatif atau tidak berpengaruh

sama sekali. Bila berpengaruh positif artinya, makin besar rasio

ini mengakibatakan besarnya rentabilitas modal sendiri. Hal ini

terjadi jika rentabilitas ekonomi lebih besar dari pada tingkat

bunga. Dan pengaruh negatif terjadi dalam keadaan ekonomi

yang sebaliknya, yaitu dalam keadaan rentabilitas ekonomi

lebih kecil dari pada tingkat bunga.

iii. Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas

Menurut Wasis (1993:71) rentabilitas dipengaruhi oleh faktor-faktor

sebagai berikut:

Page 37: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxvii

1. Volume Penjualan

Merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kemajuan

perusahaan adalah penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan

maka akan menaikkan volume pendapatan yang diperoleh perusahaan

sehingga biaya-biaya akan tertutup juga. Hal ini akan mendorong

perusahaan mengefektifkan modal untuk mengembangkan usahanya.

2. Efisiensi penggunaan biaya

Modal dan investasi yang diperoleh perusahaan untuk

mengembangkan usahanya harus benar-benar dipelihara dan

dipertanggungjawabkan secara terbuka. Dalam jangkauan pemeliharaan

dan pertanggungjawaban secara terbuka berarti bahwa penggunaan modal

harus digunakan untuk usaha-usaha yang tepat dengan pengeluaran yang

hemat sehingga keberhasilan usaha akan tercapai yang secara tidak

langsung akan mempengaruhi tingkat rentabilitas.

3. Profit margin

Profit margin adalah laba yang diperbandingkan dengan penjualan.

Profit margin mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh

perusahaan berkaitan dengan besarnya penjualan perusahaan.

4. Struktur modal perusahaan

Page 38: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxviii

Struktur modal adalah pembiayaan pembelanjaan permanent

perusahaan yang terutama hutang jangka panjang, saham preferen/prioritas

dan modal saham biasa, tetapi tidak termasuk hutang jangka pendek.

Menurut Riyanto (1999:37) tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi

/earning power dipengaruhi 2 faktor:

a) Profit margin

Profit margin adalah perbandingan antara laba usaha

dengan penjualan bersih yang dinyatakan dalam persentase. Besar

kecilnya profit margin pada setiap transaksi penjualan ditentukan

oleh 2 faktor yaitu: net sales (penjualan) dan laba usaha. Besar

kecilnya laba net operating income tergantung pada pendapatan,

penjualan dan besarnya biaya usaha (operating expences). Dengan

jumlah biaya usaha profit margin dapat diperbesar dengan

menekan jumlah atau memperkecil biaya usaha.

b) Turnover of Operating Assets (Tingkat perputaran modal kerja )

Turnover of Operating Assets yaitu kecepatan perputaran

operating asset pada periode tertentu. Turnover tersebut dapat

ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan modal usaha.

Page 39: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xxxix

Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi/earning

power dapat dilihat pada gambar berikut:

Penjualan netto

Biaya usaha

Harga Pokok Penjualan

Biaya Penjualan

Biaya administrasi dan umum

Laba Bersih

Penjualan Netto

Profit Margin

Perputaran Modal Kerja

Rentabilitas ekonomi

Kas

Piutang

Persediaan

Modal Kerja

Aktiva Tetap

Modal Usaha

Penjualan netto

Page 40: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xl

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa besarnya modal kerja

dipengaruhi oleh besarnya kas, piutang dan persediaan. Besarnya perputaran

modal kerja dipengaruhi oleh perputaran masing-masing komponen yang terdapat

dalam modal kerja tersebut, yaitu perputaran kas, perputaran piutang, perputaran

persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan maka

tinggi pula modal kerja, begitu sebaliknya jika perputaran kas, piutang dan

persediaan rendah maka modal kerjanya juga rendah.

2.2. Modal Kerja

2.2.1. Pengertian Modal Kerja

Dengan perkembangan teknologi dan semakin banyaknya perusahaan

berlomba–lomba untuk menjadi besar, maka faktor produksi modal

mempunyai arti yang lebih penting lagi. Arti dari faktor produksi modal dalam

perusahaan adalah sesuai dengan perkembanganm pengertian modal itu

sendiri. Secara ilmiah pada permulaanya orientasi pengertian modal adalah

phisycal oriented. Dalam hubungan ini dapat dikemukakan misalnya

pengertian modal yang klasik, dimana pengertian modal adalah sebagai hasil

produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam

perkembangan kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat non

Page 41: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xli

phisycal oriented yaitu pada nilai, daya beli atau kekuasaan yang terkandung

pada barang–barang modal adalah barang–barang yang ada dalam perusahaan

yang belum digunakan, jadi yang ada dalam neraca sebelah debet (Riyanto,

1999:17)

Menurut Indriyo (2002:35), modal kerja adalah kekayaan atau aktiva

yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari–

hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Modal yang dimaksud adalah

modal kerja netto (aktiva lancar) perusahaan.

Dalam melakukan operasional perusahaan diperlukan adanya modal

kerja. Menurut Bangun (1989:65) modal kerja adalah dana yang

diinvestasikan dalam aktiva lancar untuk memungkinkan berlangsungnya

siklus produksi. Sedangkan menurut Soediyono, modal kerja adalah sumber

pembelanjaan jangka panjang yang khusus berfungsi untuk membiayai

kegiatan operasional sehari–hari. Dari kedua pengertian tersebut diatas maka

dapat disimpulkan, bahwa modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam

dalam aktiva lancar yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional

sehari hari. Pengertian modal kerja akan menjadi lebih jelas jika ditinjau dari

konsep–konsep yang mendasarinya. Dalam membahas modal kerja ada tiga

konsep yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur–

unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali

berputar kembali dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana yang

Page 42: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xlii

tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu singkat. Dengan

demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah

aktiva lancar. Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dana yang tertanam

dalam unsur–unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang

sekali berputar kembali dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana

yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu singkat.

Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari

jumlah aktiva lancar. Sering disebut dengan modal kerja bruto (gross

working capital).

2. Konsep Kualitatif

Konsep ini mempertimbangkan dua kepentingan perusahaan yang terdiri

dari pembiayaan perusahaan yang terdiri dari pembiayaan operasional

sehari–hari dan pemenuhan kewajiban dari pihak luar (kreditur). Konsep

ini mengaitkan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Modal kerja

menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva lancar diatas utang

lancar. Sering disebut dengan modal kerja netto (net working capital).

3. Konsep Fungsional

Menurut Darwin (1989:66), jumlah modal kerja yang dimiliki oleh

suatu perusahaan pada suatu saat dapat dilihat pada neraca perusahaan yang

bersangkutan. Perlu dikemukakan bahwa dalam menghitung jumlah modal

kerja terdapat dua konsep yang berlainan, yaitu konsep modal kerja bruto dan

konsep modal kerja netto. Modal kerja bruto adalah jumlah seluruh aktiva

lancar yang dimiliki perusahaan. Sedangkan modal kerja netto adalah jumlah

Page 43: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xliii

seluruh aktiva lancar dikurangi dengan jumlah hutang lancar yang dimiliki

perusahaan.

2.2.2. Jenis–jenis Modal Kerja

Jenis–jenis modal kerja menurut W. B. Taylor dam buku karangan

Riyanto, 1999:61 digolongkan menjadi :

1) Modal kerja permanen (permanent working capital)

Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat

menjalankan fungsinya, dengan kata lain modal kerja yang secara terus –

menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.

Modal kerja permanen dapat dibedakan menjadi :

a. Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal

kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin

kontinuitas usahanya.

b. Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal

kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi

normal. Pengertian normal adalah dalam artian yang dinamis.

2) Modal kerja variabel (variable working capital)

Modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah sesuai dengan perubahanb

keadaan. Modal ini dibedakan menjadi :

a. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah–

ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.

Page 44: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xliv

b. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya barubah–

ubah karena fluktuasi konjungtur.

c. Modal kerja darurat (emergency working capital ) yaitu modal

kerja yang berubah–ubah karena adanya keadaan darurat yang

tidak diketahiu sebelumnya, seperti pemogokan buruh, banjir dan

perubahan keadaan ekonomi yang mendadak

2.2.3. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Faktor–faktor yang mempengaruhi modal kerja dipengaruhi oleh

empat faktor pada umumnya dan lima faktor pada khususnya. Keempat faktor

tersebut antara lain adalah:

a. Volume Penjualan

Perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjalankan aktivitasnya

puncak dari perusahaan adalah penjualan. Jika tingkat penjualan tinggi

maka modal kerja yang diperlukan relatif tinggi, sebaliknya bila penjualan

rendah dibutuhkan modal kerja yang rendah.

b. Kebijaksanaan yang diterapkan oleh perusahaan, yaitu politik penjualan

kredit dan politik penentuan persediaan besi.

c. Pengaruh Musim

d. Fluktuasi tingkat penjualan akan mempengaruhi besar kecilnya modal

kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan produksi.

e. Kemajuan Teknologi

Page 45: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xlv

Perkembangan teknologi membuat perusahaan perlu mengimbangi dengan

membeli alat–alat investasi baru sehingga diperlukan modal kerja yang

relatif besar.

Sedangkan lima faktor khususnya adalah:

a. Ukuran Perusahaan

Perusahaan besar mempunyai perbedaan modal kerja yang mencilik

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar dengan banyak

sumber dana mungkin membutuhkan modal kerja yang lebih kecil

dibandingkan dengan total aktiva atau penjualan.

b. Aktivitas Perusahaan

Keadaan bisnis berdampak pada tingkat modal kerja. Sebuah perusahaan

yang menawarkan barang tidak membutuhkan persediaan, dan perusahaan

yang menjual dengan tunai tidak akan memberikan piutang.

c. Ketersediaan Kredit

Jika perusahaan dapat meminjam untuk membiayai kredit maka diperlukan

kas yang lebih sedikit.

d. Perilaku Menghadapi Keuntungan

Suatu jumlah yang relatif besar pada aktiva lancar mengurangi keuntungan

keseluruhan.

e. Perilaku Menghadapi Resiko

Makin besar tingkat aktiva lancar, makin kecil resiko. Kas menyediakan

keamanan dalam membayar tagihan. Persediaan memberikan resiko yang

lebih kecil akan kebutuhan lebih barang untuk dijual

Page 46: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xlvi

2.2.4. Unsur–unsur Modal Kerja

Menurut Sawir (2001:57) unsur–unsur modal kerja terdiri dari tiga yaitu:

1. Kas

Kas merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi

tingkat likuiditasnya. Dalam pengertian ini termasuk pula simpanan

uang yang ada pada suatu bank. Kas dapat digunakan untuk

memenuhi segala kewajiban finansial perusahaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kas sangat

berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan,

sehingga kas harus diawasi dengan sebaik–baikya baik dari segi

penerimaan (sumber–sumbernya) maupun penggunaanya.

Penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu perusahaan pada

dasarnya bersal dari:

a) Hasil penjualan investasi jangka panjang ,aktiva tetap baik

yang berwujud atau adanya penurunan aktiva tidak lancar

yang diimbangi dengan penambahan kas.

b) Penjualan atau adanya emisis maupun adanya penambahan

modal pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

c) Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka panjang

maupun jangka pendek yang lain serta bertambahnya hutang

yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.

Page 47: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xlvii

d) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas

yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.

e) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari

investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya

pengembalian pembayaran pajak pada periode–periode

sebelumnya.

Penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya

transaksi–transaksi sebagai berikut:

a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka

pendek maupun jangka panjang.

b. Penarikkan kembali saham yang beredar maupun adanya

pengambilan kas perusahaan oleh pemilik.

c. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka

pendek atau jangka panjang

d. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya

pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji,

pembelian perlengkapan kantor, advertensi, dan adanya

persekot biaya maupun persekot pembelian.

e. Pengeluaran kas untuk membayar deviden, pembayaran

pajak, denda–denda lainnya. ( Munawir, 2000:159)

Aliran kas masuk dan keluar akan terus terjadi dalam perusahaan,

sedangkan pengaturan kas dimaksudkan agar aliran kas keluar

Page 48: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xlviii

berjalan sesuai kebutuhan, termasuk pengawasan terhadap

terjadinya kebocoran– kebocoran yang disebabkan oleh:

a. Kurang pengaturan pelayanan yang menyebabkan

perusahaan kehilanggan langganan.

b. Kurang pengamatan terutama dalam hal penjualan, misal

penjualan tidak cacat seluruhnya.

c. Kesalahan pekerjaan serupa berupa kesalahan hutang

d. Kebocoran kas keluar artinya diperbesarnya tingkat dari

pengeluaran sesungguhnya.

2. Piutang

Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul

akibat adanya penjualan secara kredit. Adapun yang mempengaruhi

besarnya piutang adalah:

a) Volume Penjualan Kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan

penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang.

Dengan demikian semakin meningkat volume penjualan

maka piutang semakin besar.

b) Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit bisa bersifat ketat

ataupun lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat

penjualan ketat, berarti lebih mengutamakan keselamatan

Page 49: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xlix

kredit daripada pertimbangan profitabilitas, sehingga

piutang yang terjadi akan semakin kecil.

c) Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Semakin selektif para langganan yang diberi kredit,

semakin memperkecil investasi dalam piutang.

d) Kebijakan Dalam Pengumpulan Piutang

Apabila perusahaan dalam pengumpulan piutangnya

dengan cara aktif, maka piutang yang terjadi semakin kecil,

sebaliknya jika perusahaan pasif dalam pengumpulan

piutangnya, maka piutang yang terjadi semakin besar.

e) Kebiasaan Membayar Para Langganan

Kebiasaan membayar para langganan didasarkan pada

alternatif dari cara penilaian mereka terhadap alternatif

yang menguntungkan bagi pihaknya. Apabila menggunakan

cash discount, maka dana yang tertanan dalam piutang

semakin kecil.

Piutang yang ada dalam koperasi yaitu terdiri dari:

a. Piutang usaha kepada anggota

Yaitu tagihan yang tibul kepada anggota yang

dihasilkan dari kegiatan transakasi usaha atau penyaluran

bantuan pinjaman yang jangka waktu penagihannya tidak

lebih dari satu tahun atau siklus usaha normal diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan.

Page 50: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

l

b. Piutang usaha kepada non anggota

Tagihan yang timbul dari transakasi usaha kepada

pihak lain diluar anggotra koperasi yang jangka waktunya

sesuai dengan usaha normal diungkapkan dalam catatan

atas laporan keunagan.

c. Piutang non usaha

Adalah piutang yang tidak termasuk dalam piuatang

usaha koperasi. (Tugiman, 1995:29)

Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai

hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang

dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan

menghitung tingkat perputaran piutang tersebut (turn over

receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto)

dengan piutang rata–rata. Rata–rata piutang diukur dengan

menambah saldo piutang awal tahun dengan saldo piutang akhir

tahun kemudian dibagi dua.

Rumus yang digunakan untuk menghitung perputaran

piutang:

Penjualan Kredit Perputaran Piutang = =............. kali Rata-rata piutang

(Riyanto, 1999:90)

Page 51: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

li

3. Persediaan

Persediaan barang atau investasi merupakan elemen dari modal

kerja. Penentuan besarnya investasi dalam persediaan barang

merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena persediaan

barang mempunyai akibat langsung terhadap keuntungan perusahan.

Oleh karena itu perusahaan harus mengadakan persediaan barang yang

cukup, sehingga memungkinkan untuk beroperasi dengan efisien.

Rumus yang digunakan untuk menghitung perputaran persediaan:

Perputaran Persediaan = kaliPersediaanrataRata

PenjualanPokokaH ............arg=

(Riyanto, 1999:70)

2.2.5. Fungsi Modal Kerja

Modal kerja dalam suatu perusahaan digunakan untuk operasi

perusahaan, tergantung dari tipe dan sifat dari aktiva lancar yang dimiliki

seperti kas, piutang dan persediaan. Modal kerja yang tersedia harus cukup

jumlahnya. Artinya harus mampu membiayai pengeluaran sehari–hari,

disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seekonomis

mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

Modal kerja yang cukup bagi perusahaan, mempunyai peranan penting

yaitu :

a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunya

nilai dari aktiva lancar.

Page 52: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lii

b. Memungkinkan untuk membayar semua kewajiban tepat pada

waktunya.

c. Memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapai kesulitan

keuangan yang mungkin terjadi.

d. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam

jumlah yang cukup untuk melayani par konsumen.

e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit

yang lebih menguntungkan kepada para pelanggan.

f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan

lebih efisien, karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang

atau jasa yang dibutuhkan.

2.2.6. Sumber Modal Kerja

Modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan menurut sumber dapat

dipenuhi dari dua sumber yaitu:

1. Sumber internal perusahaan yang merupakan modal kerja yang dihasilkan

oleh perusahaan itu sendiri yang terdiri dari:

a. Laba ditahan

Besar kecilnya laba ditahan menjadi sumber internal pemenuhan

modal kerja dipengaruhi oleh faktor besarnya laba yang diperoleh

pada periode yang bersangkutan.

b. Hasil penjualan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan.

c. Keuntungan penjualan aset berharga atau efek atas harga normal.

Page 53: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

liii

d. Cadangan Penyusutan

Penyusutan merupakan biaya operasional perusahaan yang bukan

merupakan pengeluaran kas.

2. Sumber eksternal perusahaan yang berasal dari luar perusahaan dan

merupakan hutang bagi perusahaan seperti hutang dari supplier, bank

atau lembaga pemberi kredit lainnya.

2.2.7. Sumber – sumber Penyebab Perubahan Modal

Tidak semua transaksi yang mengakibatkan berubahnya aktiva lancar

atau berubahnya pasiva lancar mengakibatkan perubahan pada besarnya modal

kerja. Hal ini tergantung dari sudut pandang pendefinisian modal kerja itu

sendiri. Dalam konsep modal kerja netto, penambahan aktiva lancar yang

didapat dari pinjaman tidak akan merubah jumlah modal kerja. Meskipun

transaksi tersebut mengakibatkan meningkatnya nilai aktiva lancar, akan tetapi

nilai pasivapun meningkat pula dengan jumlah yang sama, sehingga besarnya

modal kerja yang merupakan selisih antara aktiva lancar total dengan pasiva

lancar total, tidak berubah.

Sementara apabila dilihat dari konsep modal kerja bruto, penambahan

aktiva lancar meskipun berasal dari pinjaman dianggap menambah jumlah

modal kerja, karena menurut konsep ini modal kerja adalah keseluruhan aktiva

lancar yang dimiliki perusahaan tanpa melihat perolehan atau sumber adanya

aktiva lancar tersebut.

Page 54: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

liv

Secara umum dapat disebutkan hal–hal yang menyebabkan berubahnya

modal kerja yaitu sebagai berikut (Soediyono, 1991:168)

a. Modal Kerja meningkat sebagai akibat:

1) Perusahaan memperoleh laba

2) Perusahaan menjual aktiva tetap

3) Penyusutan aktiva tetap

4) Bertambah besarnya hutang jangka panjang

5) Perushaan menambah besarnya modal penyertaan

b. Modal Kerja menurun sebagai akibat:

1) Perusahaan menderita kerugian

2) Perusahaan membeli aktiva tetap

3) Hutang Jangka Panjang perushaan menurun

4) Perusahaan mengurangi besarnya modal penyertaan

5) Perusahaan membagikan deviden

2.2.8. Penggunaan Modal Kerja

Pemakaian modal kerja menyebabkan perubahan bentuk maupun

penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, akan tetapi

semua pemakaian aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, akan tetapi

tidak semua pemakaian aktiva lancar yang akan menyebabkan turunya modal

kerja adalah :

a) Pembayaran operasional perusahaan yang meliputi gaji, upah dan biaya

lainnya.

Page 55: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lv

b) Kerugian yang diderita perusahaan karena adanya surat berharga .

c) Adanya pembelian aktiva tetap, investasi atau aktiva tidak lancar lainnya

yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja.

d) Adanya pembentukkan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan–

tujuan jangka panjang.

e) Pembayaran hutang jangka panjang atau adanya penurunan hutang jangka

panjang yang diikuti penurunan aktiva lancar.

f) Pengambilan uang atau barang oleh pemilik untuk keperluan pribadinya

atau adanya pengambilan laba oleh pemiliknya.

(Munawir, 2000:124-127 )

2.2.9. Perputaran Modal Kerja

Untuk mengetahui kemampuan modal kerja berputar dalam setiap

periodenya dapat dilihat melalui rasio antara total penjualan dengan jumlah

modal kerja rata–rata. Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja

dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat

diperoleh perushaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja

yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin

disebabkan rendahnya perputaran komponen–komponen dalam modal kerja

tersebut, seperti perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang

terlalu besar.

2.2.10. Peran Modal Kerja

Page 56: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lvi

Modal kerja pada dasarnya merupakan sejumlah dana yang terus-

menerus berputar dan harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang

menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa

dengan waktu penerimaan penjualan.

Modal kerja digunakan untuk membiayai operasional perusahaan,

misalnya membayar pajak.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa modal kerja mempunyai dua

peranan yang penting yaitu:

1) Menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jembatan

saat pengeluaran dan pembelian persediaan dengan penjualan

penerimaan kembali hasil pembayaran.

2) Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak

berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan.

(Ahmad, 1997:5-6)

2.2.11. Efisiensi Modal Kerja

Efisiensi penggunaan modal kerja berarti bagaimana mengupayakan

agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan.

Dari segi ekonomis, efisiensi yang paling baik adalah suatu tingkat yang

diperoleh dari hasil yang optimal dengan biaya yang rasional.

Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih

dahulu diukur dari elemen-elemen modal kerja. Elemen Modal Kerja terdiri

dari kas, piutang, dan persediaan. Dari semua elemen modal kerja dihitung

Page 57: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lvii

perputarannya semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal

kerja, maka modal kerja dapat dikatakan efisien, tetapi jika perputarannya

semakin lambat maka penggunaan modal kerja yang ada dalam koperasi

tersebut kurang efisien. Tingkat Perputaran Modal Kerja diukur melalui

elemen-elemennya dapat dirumuskan sebagai berikut:

Perputaran Kas:

BankdankasrataRataPendapaBersihPenjualanKasPerputaran

−=

tan/

(Riyanto, 1999:94)

Perputaran Piutang: (Riyanto, 1999:94)

gPiurataRata

KreditPenjualangPiuPerputarantan

tan−

=

(Riyanto, 1999:90)

Perputaran Persediaan:

PersediaanrataRataPenjualanPokokaHPersedianPerputaran

−=

arg

(Riyanto, 1999:70)

2.3. Kerangka Pemikiran

Kas adalah nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos–pos

lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran

kebutuhan finansiil, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya

Page 58: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lviii

(Indriyo,2002:61). Semua perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang

tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas

tersebut rendah mengakibatkan kurang efektif dalam pengelolaan kas.

Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat

dilaksanakannya penjualan kredit. Periode perputaran piutang tergantung dari

panjang pendeknya ketentuan waktu yang disyaratkan dalam penjualan kredit.

Semakin lambat tingkat perputaran piutang maka semakin lama terikatnya modal

pada piutang, begitu pula sebaliknya. Jika perputaran piutang maka semakin lama

terikatnya modal pada piutang mengakibatkan tingkat perputaran piutang dalam

suatu periode rendah, sehingga diperoleh rentabilitas yang rendah.

Elemen modal kerja yang selanjutnya adalah persediaan, persediaan

menurut (Indriyo, 2002:93) yaitu aktiva yang setiap saat dapat mengalami

perubahan. Tinggi rendahnya perputaran persedian secara tidak langsung

berpengaruh pada besar kecil modal yang diinvestasikan dalam persediaan. Makin

tinggi perputarannya maka makin besar tingkat rentabilitas yang diperoleh.

Jika semua komponen–komponen dalam modal kerja dapat berputar dalam

waktu yang relatif singkat mempunyai efek perolehan laba atau SHU juga tinggi.

Rentabilitas yang dihasilkan koperasi diukur dari kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva atau modal secara produktif. Rentabilitas

koperasi dapat diperoleh dengan memperbandingkan antara SHU yang diperoleh

dengan aktiva atau modal koperasi tersebut.

Dari semua uraian diatas dapat dipahami bahwa modal kerja sangat

berpengaruh dengan rentabilitas melalui tingkat perputaran komponen–

Page 59: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lix

komponennya. Dengan demikian dapat dilihat berapa persen koperasi–koperasi di

Semarang yang telah sesuai dengan standar rentabilitas yang telah ditetapkan,

serta berapa persen yang belum sesuai standar.

Maka dapat daiambil kesimpulan melalui gambar sederhana (bagan

kerangka berpikir) sebagai berikut:

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus dibuktikan

kebenarannya. Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesis dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Perputaran Kas

Perputaran Piutang

Perputaran Persediaan

Modal Kerja Rentabilitas

Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas Modal Sendiri

Page 60: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lx

1. Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara

simultan berpengaruh positif secara signifikan terhadap rentabilitas pada

KPRI di Semarang.

2. Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara

parsial berpengaruh positif secara signifikan terhadap rentabilitas pada

KPRI di Semarang.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,

1998:115).

Berdasarkan pengertian diatas populasi merupakan subyek

penelitian guna memperoleh data dan informasi. Dalam penelitian ini

populasinya adalah seluruh KPRI yang ada di kota Semarang, sebanyak

104 buah koperasi.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

(Suharsimi, 1998:117). Sampel penelitian ini diambil berdasarkan teknik

random pada koperasi yang memiliki unit pertokoan.

Page 61: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxi

Sesuai dengan teknik random, subyek yang ada dalam populasi

tersebut diambil dengan menggunakan kriteria, dianggap semua subyek

sama, yaitu dengan cara menulis semua koperasi yang memiliki unit

pertokoan pada secarik kertas. Tiap kertas ditulis satu nama koperasi

kemudian digulung dan diambil secara acak. Dengan demikian maka

setiap subyek memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel. Oleh karena hak setiap subyek sama, maka penelitian terlepas

dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subyek untuk

dijadikan sampel (Arikunto, 1998:120 ).

Untuk menentukan jumlah sampel, menurut Suharsimi apabila

sampel kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiaanya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika lebih dari

seratus, dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian

ini mengambil sampel 16%, maka jumlah sampelnya adalah 16% dari

104 yaitu 16,64 dibulatkan menjadi 17 KPRI.

Tabel 3.1

Daftar KPRI yang terpilih menjadi sampel NO NAMA KOPERASI 1 KPRI GEMI DINAS P&K 2 KPRI PEMKOT 3 KPRI AMAL BHAKTI DEPAG JATENG4 KPRI MANUNGGAL SEJAHTERA 5 KPRI WIDYA LESTARI 6 KPRI BHAKTI CITRA 7 KPRI TERATAI DINKESOS JATENG 8 KPRI BINA CITRA HUSADA KARIADI9 KPRI TULUS KARYA DEPAG 10 KPRI BHAKTI PRAJA

44

Page 62: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxii

11 KPRI HANDAYANI 12 KPRI MAKARTI RUKUN SEJAHTERA 13 KPRI DWIJA USAHA MIJEN 14 KPRI KOPERKAAP 15 KPRI SEJAHTERA BLKI SEMARANG 16 KPRI SAEKO 17 KPRI MANFAAT

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas Ekonomi (Return On Investment) adalah

perbandingan antara SHU koperasi dengan modal sendiri

(Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dana cadangan,SHU tahun

berjalan) dan modal pinjaman ( pinjaman dari pihak luar) yang

dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan

dalam prosentase (%).

Sebagai variabel dependen (Y) atau variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen, dalam hal ini rentabilitas ekonomi dianggap

sebagai variabel yang dipengaruhi oleh efisiensi modal kerja.

ROI= %100sin

/ xgAModalSendiriModal

SHUpajaksebelumLaba+

(Riyanto, 1999:35)

2. Efisiensi Modal Kerja

Page 63: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxiii

Sebagai variabel independen (X) atau variabel yang mempengaruhi

variabel yang lain, didalam hal ini efisiensi modal kerja dianggap

sebagai variabel yang mempengaruhi nilai rentabilitas ekonomi.

Variabel modal kerja dapat dibagi menjadi:

a. Tingkat Perputaran Kas (X1)

Kas adalah nilai konstan yang ada diperusahaan beserta

pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai

alat pembayaran dan memiliki sifat likuiditas yang tinggi.

(Indriyo, 2002:61)

Tingkat Perputaran Kas Tingkat Perputaran Kas dapat dicari

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

BankdankasrataRata

PendapaBersihPenjualanKasPerputaran−

=tan/

(Riyanto, 1999:94)

b. Tingkat Perputaran Piutang (X2)

Piutang adalah aktiva perusahaan yang masih berada

ditangan pihak lain dan dianggap sebagai kekayaan perusahaan.

Merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul

sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit

(Indriyo, 2002:81)

Page 64: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxiv

Tingkat Perputaran Piutang dapat dicari dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

gPiurataRata

KreditPenjualangPiuPerputarantan

tan−

=

(Riyanto, 1999:90)

c. Perputaran Persediaan (X3)

Persediaan adalah aktiva yang meliputi barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual kembali dalam suatu

periode usaha.

Tingkat Perputaran Persediaan dapat dicari deng menggunakan

rumus sebagai berikut:

PersediaanrataRata

PenjualanPokokaHPersediaanPerputaran−

=arg

(Riyanto, 1999:70)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengumpulkan data data yang berupa laporan rugi laba dan neraca.

Page 65: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxv

3.4. Metode Analisis Data

Pada dasarnya analisis data digunakan untuk mengolah data dengan

menggunakan metode–metode statistik yang dapat dipergunakan untuk menarik

kesimpulan.metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan

korelasi. Langkah yang harus dilakukan dalam analisis data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Untuk menghitung elemen–elemen pada modal kerja dan tingkat

rentabilitas ekonomi

a) Rentabilitas ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan

laba tersebut dan dinyatakan dengan presentase.

ROI= %100sin

/ xgAModalSendiriModal

SHUpajaksebelumLaba+

(Riyanto, 1999:35)

b) Perputaran Kas

Rasio ini mengukur kemampuan modal yang tertanam dalam kas

yang berputar pada suatu perusahaan periode tertentu. Perputaran

tersebut ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan kas

Page 66: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxvi

rata–rata. Perputaran kas yang rendah menyebabkan kas yang tidak

produktif, tetapi perputaran yang terlalu tinggi menggangu likuiditas.

Dengan terganggunya likuiditas maka dapat disimpulkan pemakaian

modal kerja tidak efisisen.

BankdankasrataRataPendapaBersihPenjualanKasPerputaran

−=

tan/

(Riyanto, 1999:94)

c) Perputaran Piutang

Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran atau periode

terikatnya modal dalam piutang. Tingkat perputaran piutang dapat

diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit bersih selam

periode tertentu dengan jumlah piutang rata- rata. Semakin tinggi

tingkat perputaran piutang yang beratai semakin rendah terikatnya

modalkerja terhadap piutang dan semakin rendah tingkat perputaran

berarti semakin tinggi terikatnya modal kerja terhadap piutang, maka

modal kerja tidak efisien.

gPiurataRataKreditPenjualangPiuPerputaran

tantan

−=

(Riyanto, 1999:90)

d) Perputaran Persediaan

Rasio ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagang

diganti atau dijual. Perputaran ini dapat ditentukan dengan

membandingkan harga pokok barang dengan persediaan rata–rata.

Page 67: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxvii

Makin tinggi tingkat perputarannya, maka semakin sering persediaan

barang diganti atau dijual. Tingkat perputaran persediaan yang tinggi

menunjukkan bahwa modal kerja yang digunakan efisien

PersediaanrataRataPenjualanPokokaHPersediaanPerputaran

−=

arg

(Riyanto, 1999:70)

2. Analisis Statistik

1. Analisis Linier Berganda

Analisis linier berganda adalah analisis untuk mengukur hubungan variabel

independen (X) dengan variabel dependen (Y), rumus yang digunakan yaitu

sebagai berikut:

eXbXbXbboY ++++= 332211 Y = Rentabilitas Ekonomi

bo = Konstanta

b1, b2 dan b3 merupakan persamaan regresi predictor dari X1, X2, X3

X1 = Variabel Kas

X2 = Variabel Piutang

X3 = Variabel Persediaan

Page 68: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxviii

(Sudjana, 1996:87)

Menurut Algifari (2000:83) spesifikasi model harus memenuhi berbagai

asumsi klasik yaitu sebagai berikut:

1. Non-multikolinieritas, yaitu antara variabel independen yang satu dengan

variabel independen yang lain dalam model regresi tidak saling

berhubungan secara sempurna atau mendekati.

2. Homoskedastisitas, yaitu varian semua variabel adalah konstan (sama).

3. Non-autokorelasi, yaitu tidak terdapat pengaruh dari variabel dalam model

melalui tenggang waktu.

4. Nilai rata-rata kesalahan (error) populasi pada model stokhastiknya sama

dengan nol.

5. Variabel independen adalah non sokhastik (nilai konstan pada setiap kali

percobaan yang dilakukan secara berulang)

6. Distribusi kesalahan (error).

Apabila dalam suatu model telah memenuhi asumsi klasiktersebut, maka

dapat dikatakan model tersebut sebagai model yang ideal, dalam ekonometrika

dinamakan BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Untuk menguji apakah

model yang digunakan diterima secara ekonometrika dan apakah estimator yang

diperoleh dengan metode kuadrat terkecil sudah memenuhi syarat BLUE, maka

akan dilakukan uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji otokorelasi.

Pengujian Hipotesis:

Page 69: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxix

Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan pada hasil analisis regresi

dilakukan dengan cara:

a) Uji F atau uji Simultan.

Uji F digunakan utuk mengetahui sejauh mana variabel

independen secara simultan mampu menjelaskan variabel

dependen. Untuk pembuktian hal tersebut dilakukan dengan

membandingkan nilai kritis F (Ftabel) dengan (Fhitung) yang

terdapat dalam tabel SPSS. Apabila (Ftabel) lebih besar dari

(Fhitung) maka menolak hipotesis nol (Ho) dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima yang berarti ada hubungan positif

antara variabel independen X1, X2, X3 yaitu modal kerja

dengan variabel dependen Y yaitu Rentabilitas Ekonomi.

Sedangkan apabila maka hipotesis tidak diterima, yaitu tidak

ada hubungan antara efisiensi modal kerja dengan Rentabilitas

ekonomi

b) Uji t atau Uji Parsial

Digunakan untuk menguji kemaknaan koefisien regresi parsial

(r²) masing-masing variabel bebas dengan menggunakan

rumus:

i

i

Sbbt =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=

iii Sx

Syb β

Page 70: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxx

( )∑ −= 22

2

1232

1 ii RX

ySSb

(Sudjana, 1996:110)

Keterangan:

t = Keberartian koefisien regresi

bi = Bilangan Koefisien

Sbi = Galat Baku Koefisien regresi

Ri = Koefisien Korelasi ganda

Untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan yang

signifikan antara efisiensi modal kerja dan rentabilitas,

dilakukan dengan uji t kemudian dicocokkan dengan t tabel

dengan taraf signifikan 5% derajad bebas n-k-1, dengan kaidah

kesimpulanya adalah:

a. ttabel < thitung maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara

efisiensi modal kerja dengan rentabilitas ekonomi pada

KPRI Semarang

b.ttabel > thitung maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan

antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas ekonomi

pada KPRI di Semarang.

c) Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi sumbangan yang

diberikan variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus

determinasi:

Page 71: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxi

Koefisien determinasi (KD) = R² x 100%

Jika R² mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat

model tersebut menerangkan variasi variabel X terhadap

variabel Y. sebaliknya jika R² mendekati nol maka semakin

lemah variasi variabel X terhadap variabel Y.

3. Evaluasi Ekonometrika

Evaluasi ekonometrika dimaksudkan untuk mengetahui apakah model

regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini

memenuhi asumsi klasik atau tidak.

1. Uji multikolinieritas

Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinieritas

diantara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model. Artinya

antar variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan

yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi

atau bahkan 1). (Algifari, 2000:84). Apabila hal ini terjadi berarti antara

variabel bebas itu sendiri saling berkorelasi, sehingga dalam hal ini sulit

diketahui variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat. Salah

satu cara untuk mendekati kolinieritas dilakukan dengan mengkorelasikan

Page 72: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxii

antar variabel bebas dan apabila korelasinya signifikan maka antar variabel

bebas tersebut terjadi multikolinieritas.

2. Uji Heterokesdasitas

Uji heterokesdasitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dan residu satu pengamatan yang lain.

3.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data

time series) atau ruang data (data cross section).Untuk mendeteksi

terjadinya otokorelasi atau tidak dalam suatu model regresi dilakukan

melalui pengujian menggunakan Durbin Watson (Aifigari 2000:89). Cara

pengujiannya dengan membandingkan nilai Durbin Watson (d) dengan di

dan du tertentu atau dengan melihat tabel Durbin Watson yang telah ada

klasifikasinya untuk menilai perhitungan d peroleh. Kriteria untuk menilai

tersebut ada tidaknya kolerasi dapat dihitung pada tabel Durbin Watson test

dibawah ini:

Tabel 3.2

Klasifikasi Durbin Waston

Hasil Perhitungan Kalsifikasi

Kurang dari 1,08

1,08 sampai dengan 1,66 1,66 sampai dengan 2,34 2,34 sampai dengan 2,92

Ada autokorelasi

Tanpa kesimpulan

Tidak ada autokorelasi

Tanpa kesimpulan

Page 73: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxiii

Lebih dari 2,92 Ada autokorelasi

Sumber: ( Algifari 2000:89)

4. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah model regresi, variabel

independen, dan variabel dependennya memiliki disribusi data normal atau

tidak normal.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum KPRI Kota Semarang

1) Tujuan Didirikannya KPRI di Kota Semarang

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan

badan usaha yang beranggotakan pegawai-pegawai negeri dan pensiunan

dalam suatu daerah kerja. Tujuan pendirian KPRI adalah untuk

membantu meringankan beban pegawai negeri dalam memenuhi

kebutuhannya serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Sedangkan

pegawai negeri merupakan orang yang mengabdikan diri pada negara,

oleh karena itu masalah kesejahteraan pegawai negeri selayaknya

menjadi perhatian.

Page 74: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxiv

Tujuan lain dari didirikannya KPRI yaitu lebih bersifat non

materi, dimana sebagai upaya pendidikan berorganisasi. Pendidikan

berorganisasi ini diarahkan pada penghayatan dan pengamalan jiwa-jiwa

koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Untuk itu

diharapkan dengan pendidikan tersebut mampu mencetak generasi yang

mempunyai militansi jiwa berkoperasi pada pegawai negeri yang

menjadi anggota KPRI.

Dinas Pelayanan Koperasi dan UKM Se-Kota Semarang

memiliki kurang lebih 125 anggota KPRI, yang masing-masing

berkedudukan di instansi pemerintahan yaitu kantor dinas dan sekolah-

sekolah yang tersebar di Kota Semarang. KPRI di Kota Semarang secara

lebih rinci memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan mempertinggi taraf

hidup perekonomian anggota.

b. Memperbaiki kualitas hidup anggota

c. Memberikan pendidikan dan pelatihan perkoperasian kepada anggota

d. Mencapai keuntungan

2) Jenis Usaha

Peran koperasi sebagai badan usaha adalah menjalankan kegiatan

dalam menopang perekonomian nasional. Dalam menjalankan kegiatan

usaha KPRI mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan guna

mensejahterakan anggota. Kegiatan usaha yang dijalankan koperasi,

biasanya terbagi dalam unit-unit usaha koperasi. Dan setiap KPRI di

57

Page 75: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxv

Kota Semarang memiliki unit usaha utama yang menjadi penopang

kelangsungan hidup koperasi. Sebagai unit utama utama adalah Unit

Usaha Simpan Pinjam (USP).

3) Keanggotaan pada KPRI di Kota Semarang

UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa

koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip-prinsip ekonomi sekaligus sebagai gerakan ekonomi berdasarkan

atas asas kekeluargaan.

Anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian atau

masuk dalam suatu golongan atau perserikatan. Sedangkan anggota

koperasi adalah setiap warga negara Indonesia yang mampu

melaksanakan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi

persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar (UU Koperasi

No. 25 Tahun 1992). Kemajuan koperasi juga ditentukan oleh

ketrampilan anggota, baik dalam menghadiri rapat maupun aktif

memajukan usaha koperasi.

Keanggotaan koperasi diatur dalam Bab V UU No. 25 Tahun

1992, yang membahas berbagai hal yang berkaitan dengan keanggotaan

koperasi, baik sifat dan persyaratannya maupun hak dan kewajibannya

anggota kepada koperasi. Dimana sifat keanggotaan koperasi adalah

sukarela dan terbuka. Sukarela artinya bahwa setiap orang berhak untuk

mendaftar sebagai anggota atas kemauannya sendiri dan dapat

Page 76: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxvi

mengajukan pengunduran diri jika merasa belum adanya manfaat yang

dirasakan dari usaha koperasi atau karena alasan-alasan lain seperti

perpindahan alamat dan sebagainya. Terbuka adalah bahwa keanggotaan

koperasi tidak mengenal diskriminasi dalam bentuk apapun. Setiap orang

yang mampu untuk memenuhi syarat-syarat keanggotaan sebuah

koperasi dapat diterima menjadi anggota koperasi itu.

Keanggotaan koperasi dapat mempengaruhi tingkat permodalan

KPRI di Kota Semarang. Karena permodalan KPRI berasal dari anggota

yang meliputi simpanan pokok dan simpanan wajib. Apabila simpanan

pokok satu orang anggota belum bisa dianggap layak ekonomis,

sedangkan simpanan pokok seluruh anggota koperasi sudah memenuhi

skala ekonomi. Artinya dapat digunakan untuk permodalan dan usaha

KPRI. Banyak sedikitnya anggota KPRI akan menentukan pada besar

kecilnya simpanan pokok dan simpanan wajib serta volume usaha yang

dicapai KPRI. Secara lebih jelasnya, daftar yang menunjukkan keadaan

jumlah anggota pada KPRI sampel dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Jumlah Anggota KPRI Sampel di Kota Semarang

Tahun No. Nama KPRI 2004

(Orang) 2005

(Orang)

Kenaikan /penurunan

1. GEMI DINAS P&K 220 213 -7 2. PEMKOT 5.655 5.656 1 3. AMAL BHAKTI DEPAG 209 209 0 4. MANUNGGAL. S 210 210 0 5. WIDYA LESTARI 128 128 0 6. BHAKTI CITRA 332 332 0 7. TERATAI DINKESOS 163 163 0 8. BINA CITRA HUSADA 800 800 0 9. TULUS KARYA DEPAG 450 450 0 10. BHAKTI PRAJA 3.044 3.044 0 11. HANDAYANI 500 500 0

Page 77: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxvii

12. MAKARTI RUKUN. S 100 350 250 13. DWIJA USAHA MIJEN 244 244 0 14. KOPERKAAP 271 271 0 15. SEJAHTERA BLKI 100 100 0 16. SAEKO 129 129 0 17. MANFAAT 162 162 0

Sumber : Laporan Pertanggungjawaban KPRI

4) Keadaan Finansial

Keadaan finansial koperasi juga dapat dipengaruhi oleh partisipasi

finansial anggotanya. Partisipasi finansial anggota adalah partisipasi anggota

di dalam membiayai organisasi koperasi berbentuk perhatian margin harga

kepada koperasi pada setiap saat anggota memanfaatkan pelayanan koperasi.

Umumnya masalah finansial merupakan masalah yang berhubungan

dengan asset yang dimiliki oleh koperasi. Asset merupakan modal finansial

yang akan digunakan dalam rangka kelangsungan dan pengembangan kegiatan

usaha. Besarnya asset atau harta bukanlah merupakan aspek utama

pembentukan koperasi. Namun asset merupakan aspek penting yang dapat

menunjang tercapainya tujuan KPRI dalam mencapai tujuannya untuk

mensejahterakan anggotanya.

Keadaan finansial masing-masing KPRI sampel di Kota Semarang

secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Keadaan Rata-rata Assets pada KPRI

Kota Semarang No. Besarnya Asset Nama KPRI

1. < Rp. 100.000.000 Widya Lestari, Sejahtera BLKI

2. Rp. 100.000.000 – Rp. 500.000.000 Gemi Dinas P&K, Amal Bakti, Bhakti Citra, Teratai Dinkesos, Makarti

Page 78: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxviii

Rukun, Saeko, Manfaat

3. Rp. 500.000.000 – Rp. 10.000.000.000 Manunggal Sejahtera, Bina Citra Husada, Handayani, Dwija Usaha, Koperkaap

4. Rp. 1.000.000.000 – Rp. 1.500.000.000 Tulus Karya Depag 5. Rp. 1.500.000.000 < Pemkot, Bhkati Praja

Sumber : data Laporan Keuangan KPRI yang diolah

Dalam Tabel 4.2 tampak bahwa secara umum besarnya asset yang

dimiliki oleh KPRI Kota Semarang rata-rata telah mencapai nilai ratusan juta

rupiah. Bahkan ada yang memiliki asset mencapai miliaran rupiah. Hal ini

merupakan potensi tersendiri bagi KPRI di Kota Semarang dalam

menghadapi persaingan dunia usaha dengan badan usaha lainnya. Kenaikan

jumlah asset tersebut diharapkan mampu menaikkan SHU untuk setiap

periodenya, sehingga rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kota Semarang juga

akan mengalami kenaikan.

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk memperoleh gambaran tentang data hasil penelitian yang telah

dilakukan maka berikut ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian

untuk tiap variabel yang diteliti yaitu deskripsi mengenai perputaran kas,

perputaran piutang dan perputaran persediaan, sedangkan variabel terikatnya

adalah rentabilitas ekonomi. Untuk memperoleh gambaran tentang data hasil

penelitian yang telah dilakukan secara lebih jelas dapat dilihat pada tiap-tiap

variabel berikut ini.

Page 79: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxix

a. Posisi Kas, Piutang dan Persediaan terhadap Modal Kerja pada KPRI di

Kota Semarang

Modal kerja erat hubungannya dengan kegiatan operasional

koperasi sehari-hari. Modal kerja ini digunakan untuk menjalankan

aktivitas usaha koperasi dalam setip harinya. Modal kerja ini hendaknya

dapat dikelola secara ekonomis sehingga KPRI tidak mengalami kesulitan

dalam bidang keuangan serta mampu digunakan secara efektif dan efisien.

Karena modal kerja merupakan salah satu masalah kebijaksanaan

keuangan yang dihadapi KPRI.

Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang

keuangan karena kesalahan dalam mengelola modal kerja dapat

mengakibatkan kegiatan operasional koperasi menjadi terhambat atau

terhenti. Sehingga, peranan modal kerja dalam koperasi sangat penting,

apalagi dihubungkan dengan situasi keuangan yang akan dihadapi

koperasi di masa yang akan datang.

Dengan menggunakan konsep kuantitatif, besarnya modal kerja

dalam penelitian ini adalah sebesar jumlah komponen aktiva lancar yang

dimiliki oleh masing-masing KPRI. Komponen aktiva lancar tersebut

diantaranya; kas, piutang, dan persediaan. Rata-rata posisi kas, piutang

dan persediaan terhadap modal kerja dalam neraca telah dikonsolidasikan

pada masing-masing KPRI sampel, dapat dilihat pada Tabel 4.3 :

Page 80: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxx

Tabel 4. 3

Perputaran Kas, Piutang dan Persediaan Tahun 2004-2005

Tertinggi Terendah Rata-rata kota Semarang

Perputaran Kas

Handayani = 63 X = 6 hari

Makarti Rukun Sejahtera = 9.65 X = 37 hari

26.8 X = 15 hari

Perputaran Piutang

Amal Bhakti = 12.10 X = 30 hari

Pemkot =2.07 = 174 hari

4.84 X = 74 hari

Perputaran Persediaan

Amal Bhakti = 9.9 X =37 hari

Tulus Karya =1.32 X = 272 hari

4.13 X = 87 hari

Rentabilitas Handayani =14,69% Sejahtera BLKI =3.03% 7.78%

Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI yang diolah

Komponen modal kerja ini harus selalu berputar dengan tingkat

perputaran yang tinggi. Dimana dengan perputaran modal kerja yang

tinggi berarti dana masuk kembali dengan cepat sehingga dapat

dipergunakan kembali serta meminimalkan dari masalah keuangan.

b. Rentabilitas ekonomi

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba usaha

dengan menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman yang

dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam

bentuk persentase. Berikut ini adalah hasil perhitungan deskripsi

rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kota Semarang :

Tabel 4.4 Deskripsi Data Rentabilitas ekonomi Pada KPRI di Kota Semarang

Descriptive Statistics

7.7750 4.06132 3423.7930 15.54962 344.8494 3.23205 345.7596 2.93023 34

RentabilitasP.KasP.PiutangP.Persediaan

Mean Std. Deviation N

Page 81: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxi

Hasil perhitungan deskripsi variabel rentabilitas ekonomi diatas

diketahui bahwa N valid atau data yang terproses sebanyak 34 dan N

missing atau data yang tidak terproses sebesar 0. Rata-rata atau mean

sebesar 7.7750, Dari standart deviasi sebesar 4.06132 Perbandingan

antara laba usaha dengan menggunakan modal sendiri dan modal

pinjaman untuk masing-masing KPRI secara lebih jelasnya disajikan

dalam Gambar 4.1 :

Perkembangan Rentabilitas 2004-2005

0.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

KPRI

Ren

tabi

litas

Series1Series2

Keterangan gambar :

1. GEMI DINAS P&K 9. TULUS KARYA DEPAG 2. PEMKOT 10. BHAKTI PRAJA 3. AMAL BHAKTI DEPAG 11. HANDAYANI 4. MANUNGGAL. S 12. MAKARTI RUKUN. S 5. WIDYA LESTARI 13. DWIJA USAHA MIJEN 6. BHAKTI CITRA 14. KOPERKAAP 7. TERATAI DINKESOS 15. SEJAHTERA BLKI 8. BINA CITRA HUSADA 16. SAEKO

17. MANFAAT

Gambar 4.1

Perkembangan Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI di Kota Semarang

c. Perputaran Kas

Page 82: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxii

Kas merupakan nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan

beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan.

Perputaran kas dihitung dengan cara membagi penjualan bersih dengan

rata-rata kas dan bank. Berikut ini adalah hasil perhitungan deskripsi

Perputaran Kas pada KPRI di Kota Semarang :

Tabel 4.5 Deskripsi Data Perputaran Kas Pada KPRI di Kota Semarang

Statistics

Perputaran Kas34

026.802415.2580

8.29a

21.96008.29

90.28911.28

ValidMissing

N

MeanMedianModeStd. DeviationMinimumMaximumSum

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Hasil perhitungan deskripsi variabel perputaran kas diatas

diketahui bahwa N valid atau data yang terproses sebanyak 34 dan N

missing atau data yang tidak terproses sebesar 0. Rata-rata atau mean

sebesar 26.8024, modus atau angka yang sering muncul sebesar 8.29 dan

median atau nilai tengah sebesar 15.2580. Dari standart deviasi sebesar

21.9600 maka akan diketahui nilai maksimum dan nilai minimum. Nilai

maksimum sebesar 90.28 dan nilai minimum sebesar 8.29.

Page 83: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxiii

Perkembangan perputaran kas pada masing-masing KPRI secara

lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 4.2 :

Perkembangan Perputaran Kas Tahun 2004-2005

0x

10x

20x

30x

40x

50x

60x

70x

80x

90x

100x

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17KPRI

Perp

utar

an K

as

2004

2005

Keterangan gambar :

1. GEMI DINAS P&K 9. TULUS KARYA DEPAG 2. PEMKOT 10. BHAKTI PRAJA 3. AMAL BHAKTI DEPAG 11. HANDAYANI 4. MANUNGGAL. S 12. MAKARTI RUKUN. S 5. WIDYA LESTARI 13. DWIJA USAHA MIJEN 6. BHAKTI CITRA 14. KOPERKAAP 7. TERATAI DINKESOS 15. SEJAHTERA BLKI 8. BINA CITRA HUSADA 16. SAEKO

17. MANFAAT

Page 84: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxiv

Gambar 4.2

Perkembangan perputaran kas pada KPRI di Kota Semarang

d. Perputaran Piutang

Piutang sebagai elemen modal kerja selalu mengalami

perputaran. Perputaran piutang dengan cara membagi jumlah

penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Berikut ini adalah hasil

perhitungan tingkat Perputaran Piutang pada KPRI di Kota

Semarang selama tahun 2004 – 2005 :

Tabel 4.6 Deskripsi Data Perputaran Piutang Pada KPRI di Kota Semarang

Statistics

Perputaran Piutang34

04.84943.2860

1.17a

3.23201.17

12.34164.88

ValidMissing

N

MeanMedianModeStd. DeviationMinimumMaximumSum

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Hasil perhitungan deskripsi variabel perputaran piutang

diatas diketahui bahwa N valid atau data yang terproses sebanyak 34

dan N missing atau data yang tidak terproses sebesar 0. Rata-rata

atau mean sebesar 4.8494, modus atau angka yang sering muncul

sebesar 1.17 dan median atau nilai tengah sebesar 3.2860. Dari

standart deviasi sebesar 3.2320 maka akan diketahui nilai

Page 85: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxv

maksimum dan nilai minimum. Nilai maksimum sebesar 12.34 dan

nilai minimum sebesar 1.17.

Perkembangan perputaran piutang pada masing-masing KPRI

secara lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 4.3 :

Perkembangan Perputaran Piutang Tahun 2004-2005

0x

2x

4x

6x

8x

10x

12x

14x

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

KPRI

Perp

utar

an P

iuta

ng

2004

2005

Keterangan gambar :

1. GEMI DINAS P&K 9. TULUS KARYA DEPAG 2. PEMKOT 10. BHAKTI PRAJA 3. AMAL BHAKTI DEPAG 11. HANDAYANI 4. MANUNGGAL. S 12. MAKARTI RUKUN. S 5. WIDYA LESTARI 13. DWIJA USAHA MIJEN 6. BHAKTI CITRA 14. KOPERKAAP 7. TERATAI DINKESOS 15. SEJAHTERA BLKI 8. BINA CITRA HUSADA 16. SAEKO

17. MANFAAT

Page 86: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxvi

Gambar 4.3 Perkembangan Perputaran Piutang Pada KPRI di Kota Semarang

e. Perputaran Persediaan

Persediaan sebagai elemen modal kerja selalu mengalami

perputaran. Untuk mengetahui perputaran persediaan dengan cara

membagi Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan rata-rata

pernjualan. Berikut ini adalah hasil perhitungan deskripsi perputaran

persediaan pada KPRI di Kota Semarang :

Tabel 4.7 Deskripsi Data Perputaran Persediaan Pada KPRI di Kota Semarang

Statistics

Perputaran Persediaan34

05.75965.5905

1.33a

2.93021.339.90

195.83

ValidMissing

N

MeanMedianModeStd. DeviationMinimumMaximumSum

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Hasil perhitungan deskripsi variabel perputaran persediaan

diatas diketahui bahwa N valid atau data yang terproses sebanyak 34

dan N missing atau data yang tidak terproses sebesar 0. Rata-rata

atau mean sebesar 5.7596, modus atau angka yang sering muncul

sebesar 1.33 dan median atau nilai tengah sebesar 5.5905. Dari

standart deviasi sebesar 2.9302 maka akan diketahui nilai

maksimum dan nilai minimum. Nilai maksimum sebesar 1.33 dan

nilai minimum sebesar 9.90

Page 87: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxvii

Perkembangan perputaran persediaan pada masing-masing

KPRI secara lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 4.4 :

Perkembangan Perputaran Persediaan Tahun 2004-2005

0.000

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

KPRI

Perp

utar

an P

erse

diaa

n

2004

2005

Keterangan gambar :

1. GEMI DINAS P&K 9. TULUS KARYA DEPAG 2. PEMKOT 10. BHAKTI PRAJA 3. AMAL BHAKTI DEPAG 11. HANDAYANI 4. MANUNGGAL. S 12. MAKARTI RUKUN. S 5. WIDYA LESTARI 13. DWIJA USAHA MIJEN 6. BHAKTI CITRA 14. KOPERKAAP 7. TERATAI DINKESOS 15. SEJAHTERA BLKI 8. BINA CITRA HUSADA 16. SAEKO

17. MANFAAT

Gambar 4.4 Perkembangan Perputaran Persediaan Pada KPRI di Kota Semarang

4.1.3 Analisis data

Page 88: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxviii

1. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Salah satu cara untuk mendeteksi kolonier

dilakukan dengan mengkorelasikan antar variabel bebas dan

apabila korelasinya signifikan antar variabel bebas tersebut maka

terjadi multikolonieritas. Berdasarkan hasil pengujian korelasi

dengan menggunakan program SPSS diketahui hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Multikolinieritas

Correlations

1.000 .021 -.336 .264.021 1.000 -.321 .015

-.336 -.321 1.000 .158.264 .015 .158 1.000

. .454 .026 .066.454 . .032 .466.026 .032 . .186.066 .466 .186 .

34 34 34 3434 34 34 3434 34 34 3434 34 34 34

RentabilitasP.KasP.PiutangP.PersediaanRentabilitasP.KasP.PiutangP.PersediaanRentabilitasP.KasP.PiutangP.Persediaan

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Rentabilitas P.Kas P.Piutang P.Persediaan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel perputaran

kas (X1), tidak berkorelasi secara signifikan dengan perputaran

Page 89: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

lxxxix

piutang. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas

pada serangkain variabel penelitian

b. Heterokesdatisitas

Uji heterokesdasitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residu satu

pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini uji

heterokesdatisitas dilakukan dengan korelasi spearmen, dimana

jika nilai koefisien korelasi semua prediktor terhadap residual

adalah > 0,05 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

terjadi heterokesdatisitas. Berdasarkan perhitungan SPSS

diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9

Hasil Pengujian Heterokesdatisitas Korelasi Spearman

Correlations

1.000 -.334 .010. .029 .477

0 31 31-.334 1.000 .271.029 . .063

31 0 31.010 .271 1.000.477 .063 .

31 31 0

CorrelationSignificance (1-tailed)dfCorrelationSignificance (1-tailed)dfCorrelationSignificance (1-tailed)df

Kas

Piutang

Persediaan

Control VariablesRentabilitas

Kas Piutang Persediaan

Hasil pengujian korelasi spearman pada tabel diatas

menunjukkan bahwa korelasi antara variabel X2 dan X3 dengan

nilai residual adalah tidak signifikan (Sig > 0.05) sehingga dapat

Page 90: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xc

diasumsikan bahwa tidak terjadi heterokesdasitas dalam model

regresi ini.

c. Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah

terjadi korelasi antar anggota serangkaian observasi yang

diurutkan menurut waktu. Untuk mendeteksi terjadinya

autokorelasi atau nilai dalam suatu model regresi dilakukan

dengan menggunakan Durbin watson.

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Autokorelasi

Model Summaryb

.479a .229 .152 3.73995 .229 2.972 3 30 .047 2.045Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-Watson

Predictors: (Constant), P.Persediaan, P.Kas, P.Piutanga.

Dependent Variable: Rentabilitasb.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin

Watson sebesar 2.045 berada pada interval 1.66 – 2.34 yang

berarti tidak terdapat autokorelasi pada serangkaian observasi

yang diurutkan menurut waktu.

d. Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah model

regresi, variabel independen, dan variabel dependennya

memiliki distribusi data normal atau tidak. Uji normalitas

Page 91: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xci

dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov satu arah atau

analisis grafis. Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan

kolmogorov-smirnov pada variabel independen dan variabel

dependen.

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

34 34 34 3417.0700 4.8488 5.7591 7.83538.51910 3.23148 2.92966 2.77434

.221 .258 .136 .135

.221 .258 .123 .135-.151 -.143 -.136 -.1261.289 1.507 .790 .788

.072 .021 .560 .564

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

P.Kas P.Piutang P.Persediaan Rentabilitas

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Hasil analisis kolomogorov smirnov dengan nilai Z untuk

Y sebesar 0.788, untuk X1 sebesar 1.289, untuk X2 sebesar 1.507

dan untuk X3 serbesar 0.790. Asymp signifikan untuk varriabel

Y, X1, X2 dan X3, secara berturut-turut adalah 0.564 untuk Y,

0.072 untuk X1, 0.021 untuk X2 0.560 untuk X3. Dari hasil

tersebut nampak bahwa pada variabel Y, X1, X3 memiliki

distribusi data yang normal.

Page 92: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xcii

2. Persamaan Regresi

Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier yang dilakukan

melalui analisa statistik dengan mengunakan program SPSS 10.0 for

windows, maka diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut :

Y = 8.476 - 0.032X1 - 0.537X2 + 0.462X3

Dimana :

Y = Rentabilitas

X1 = Perputaran kas

X2 = Perputaran piutang

X3 = perputaran persediaan

Persamaan regresi linier tersebut berarti bahwa nilai negatif

pada konstanta sebesar 8.476 menyatakan bahwa perputaran kas,

perputaran piutang berpengaruh secara negatif dan perputaran

persediaan terhadap rentabilitas ekonomi Koefisien regresi variabel

X1, X2 dan X3 menyatakan bahwa setiap peningkatan perputaran kas,

perputaran piutang dan perputaran persediaan sebesar satu satuan

maka akan menyebabkan peningkatan atau kenaikan rentabilitas

ekonomi sebesar nilai koefisien tersebut.

3. Uji Hipotesis

a. Simultan

Untuk mengetahui pengaruh antara perputaran kas,

perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap

rentabilitas secara simultan dilakukan uji F.

Page 93: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xciii

Tabel 4.12

ANOVAb

124.695 3 41.565 2.972 .047a

419.617 30 13.987544.312 33

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), P.Persediaan, P.Kas, P.Piutanga.

Dependent Variable: Rentabilitasb.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan

program SPSS diketahui nilai Fhitung sebesar 2.972 dengan df

pembilang 3 dan df penyebut 30 diketahui nilai Ftabel sebesar

2.92. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Fhitung >Ftabel (2.972 >

2.92) sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh antara

perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan

terhadap rentabilitas ekonomi, atau Ha diterima.

b. Parsial

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel

bebas terhadap variabel terikat secara parsial maka dilakukan uji

t. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS dapat

diketahui pada Tabel 4.13 :

Tabel 4.13

Page 94: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xciv

Coefficientsa

8.476 2.091 4.054 .000-.032 .044 -.122 -.718 .478 .021 -.130 -.115 .892 1.121-.537 .216 -.428 -2.488 .019 -.336 -.414 -.399 .870 1.149.462 .226 .333 2.049 .049 .264 .350 .328 .970 1.031

(Constant)P.KasP.PiutangP.Persedia

Mode1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Zero-orde Partial PartCorrelations

Tolerance VIFollinearity Statistic

Dependent Variable: Rentabilitasa.

Berdasarkan hasil perbandingan diatas terlihat bahwa

variabel X1, dan X2 hasil thitung < ttabel. dengan demikian hipotesis

kerja (Ha) ditolak yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap

rentabilitas ekonomi secara parsial. Sedangkan untuk variabel X3

diperoleh hasil thitung > ttabel sehingga hipotesis kerja (Ha) diterima

yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara perputaran

persediaan terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial.

c. Koefisien determinasi

Untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X1,

X2 dan X2 terhadap Y maka dilakukan perhitungan koefisen

determinasi baik secara parsial maupun secara simultan.

a) Parsial

Untuk mengetahui besarnya hubungan antara X1, X2

dan X3 terhadap Y secara parsial dilakukan dengan

mengkuadratkan besarnya korelasi parsial dari hasil analisis

data yang diperoleh. Berdasarkan hasil perhitungan dengan

Page 95: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xcv

menggunakan program SPSS diketahui bahwa besarnya

korelai parsial antara X1 terhadap Y sebesar - 0.130 sehingga

dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara X1 terhadap

Y sebesar 1.69%. Besarnya koefisien korelasi antara X2

terhadap Y sebesar -0.414 sehingga dapat diketahui bahwa

besarnya pengaruh antara X2 terhadap Y sebesar 17.14%.

Dan besarnya koefisien korelasi antara X3 terhadap Y sebesar

0.350 sehingga dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh

antara X3 terhadap Y sebesar 12.25 %.

b) Simultan

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel

X1 X2 dan X3 terhadap Y secara simultan dapat diketahui

dari besarnya korelasi antara X1, X2 dan X3 yang

dikuadratkan (R square). Berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan program SPSS diketahui bahwa

besarnya pengaruh antara X1, X2 dan X3, terhadap Y sebesar

0.229 atau 22.9%. Sedangkan sisanya sebesar 77.1 %

dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian

ini.

Page 96: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xcvi

4.2.PEMBAHASAN

4.2.2. Perputaran Kas

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial terlihat

bahwa variabel X1 hasilnya thitung < ttabel dengan demikian hipotesis

kerja (Ha) ditolak yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara perputaran kas terhadap rentabilitas ekonomi secara

parsial di KPRI Semarang. Kas sebagai nilai uang kontan yang dalam

perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat

diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang

mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya. Uang kas dibutuhkan

perusahaan untuk membayar karyawan dan bahan baku, membeli aktiva

tetap, membayar pajak, melunasi utang, membayar honorarium

Page 97: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xcvii

pengurus dan sebagainya. Oleh sebab itu kas sering disebut sebagai

aktiva yang tidak menghasilkan.

Perbandingan antara jumlah kas dengan total aktiva

menunjukkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas

KPRI di Kota Semarang. Hal tersebut disebabkan keberadaan kas yang

terlalu besar sehingga mempengaruhi tingkat rentabilitas yang diperoleh

perusahaan. Meskipun kas sebagai alat yang dianggap paling likuid itu

sangat penting bagi perusahaan akan tetapi perusahaan perlu melakukan

penyesuaian atau perencanaan dalam menganggarkan berapa uang tunai

yang harus disediakan oleh perusahaan untuk kegiatan oeprasionalnya.

Sehingga aktiva perusahaan dapat benar-benar digunakan secara

maksimal, yang efektif dan efisien.

4.2.3. Perputaran Piutang

.

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesisi secara parsial terlihat

bahwa variabel X2 hasil thitung < ttabel. dengan demikian hipotesis kerja

(Ha) ditolak yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

antara perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial.

ekonomi KPRI di Kota Semarang. Piutang merupakan aktiva atau

kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya

kebijakan penjualan kredit (Indriyo, 2002:81). Rasio perputaran piutang

biasa digunakan dalam hubungannya dengan analisis terhadap modal

Page 98: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xcviii

kerja, karena memberikan ukuran atau gambaran kasar mengenai

seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah

hari piutang menggambarkan lamanya suatu piutang bisa tertagih.

Piutang hanya akan memberikan kontribusi bagi perusahaan jika

piutang tersebut telah dibayar lunas. Semakin cepat perputaran piutang,

maka semakin efisien penggunaan piutang perusahaan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perputaran piutang tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas perusahaan. Hal ini

menggambarkan bahwa perputaran piutang dalam KPRI di Kota

Semarang rendah yang dapat mengakibatkan resiko piutang untuk tidak

dapat tertagih menjadi tinggi. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh

koperasi untuk meminimalkan resiko piutang atau memperkecil piutang

tidak tertagih diantaranya memperkecil jumlah penjualan kredit dari

keseluruhan penjualan, memperpendek batas waktu pembayaran kredit,

meminimalkan volume penjualan kredit dan melakukan penagihan

piutang secara aktif.

4.2.4. Perputaran Persediaan

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesisi secara parsial X3

diperoleh hasil thitung > ttabel sehingga hipotesis kerja (Ha) diterima yang

berarti ada pengaruh yang signifikan antara perputaran kas terhadap

rentabilitas ekonomi secara parsial pada KPRI di Kota Semarang.

Persediaan sebagai unsur utama dari modal kerja merupakan aktiva

yang terus menerus mengalami perubahan (Riyanto, 2000:69). Untuk

Page 99: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

xcix

mengukur efisiensi perusahaan maka perlu diketahui perputaran

persediaan yang terjadi dengan membandingkan antara Harga Pokok

Penjualan (HPP) dengan nilai total persediaan yang dimiliki Semakin

tinggi perputaran persediaan berarti semakin rendah biaya penyimpanan

dan pemeliharaan yang harus ditanggung perusahaan. Hal ini

mendorong meningkatnya laba perusahaan. Rasio ini memberikan

gambaran tentang efisiensi koperasi dalam kegiatan ekonominya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran persediaan

berpengaruh terhadap rentabilitas KPRI di Kota Semarang. Hal ini

menggambarkan investasi pada persediaan di KPRI akan mempunyai

efek pada keuntungan, sehingga koperasi dapat bekerja dengan optimal

dan produksi akan maksimal. Selain persediaan pada KPRI di Kota

Semarang telah dikelola secara secara baik, sehingga akan mampu

untuk meningkatkan keuntungan koperasi. Pengelolaan persediaan di

KPRI Kota Semarang ini mempunyai tujuan :

a. Untuk memastikan persediaan yang tersedia guna menyokong

operasi tersedia.

b. Menekan biaya memesan dan menyimpan persediaan ke tingkat

terendah yang memungkinkan.

4.2.5. Modal Kerja

Modal kerja pada dasarnya digunakan untuk menjalankan aktivitas

usaha koperasi dalam setiap harinya. Modal kerja ini hendaknya dapat

dikelola secara ekonomis sehingga KPRI tidak mengalami kesulitan

dalam bidang keuangan serta mampu digunakan secara efektif dan efisien.

Page 100: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

c

Karena modal kerja merupakan salah satu masalah kebijaksanaan

keuangan yang dihadapi KPRI.

Kegiatan operasional pada sebuah koperasi akan terhambat atau

terhenti sama sekali akibat kesalahan dalam pengelolaan modal kerja,

oleh sebab itu diperlukan manajemen modal kerja yang baik dalam bidang

keuangan. Sehingga, peranan modal kerja dalam koperasi sangat penting

apalagi jika dihubungkan dengan situasi keuangan yang akan dihadapi

koperasi di masa yang akan datang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur modal kerja yang

terdiri perputaran kas tidak berpengaruh terhadap rentabilitas sedangkan

perputaran perputaran piutang dan persediaan berpengaruh terhadap

rentabilitas, karena tingkat perputaran piutang dan persediaan pada KPRI

kota Semarang masih rendah yaitu 4.84 kali atau 74 hari untuk piutang

dan 4.13 kali atau 87 hari untuk persediaan. Menurut Standar Efisiensi

untuk perputaran piutang < 5 kali adalah kurang efisien dan persediaan

4.13 berarti cukup efisien

Komponen modal kerja harus selalu berputar dengan tingkat

perputaran yang tinggi. Dimana dengan perputaran modal kerja yang

tinggi berarti dana masuk kembali dengan cepat sehingga dapat

dipergunakan kembali serta meminimalkan dari masalah keuangan.

Page 101: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

ci

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang

dapat diambil sebagai berikut :

5.1.1 .Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan

perputaran piutang terhadap rentabilitas pada KPRI di Kota

Semarang secara parsial, artinya (Ha) ditolak. Sedangkan hasil uji

parsial untuk perputaran persediaan terhadap rentabilitas pada KPRI

di Kota Semarang berpengaruh secara signifikan, artinya (Ha)

diterima.

5.1.2 Besarnya pengaruh antara perputaran kas, perputaran piutang, dan

perputaran persediaan terhadap rentabilitas pada KPRI di Kota

Semarang sebesar 0.229 atau 22.9%. Sedangkan sisanya sebesar

77.1 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian

ini.

5.1.3 Besarnya pengaruh secara parsial secara parsial diketahui bahwa

besarnya pengaruh antara X1 terhadap Y seesar 1.69%, besarnya

pengaruh antara X2 terhadap Y sebesar 17.14%, dan besarnya

pengaruh antara X3 terhadap Y sebesar 12.25 %.

85

Page 102: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

cii

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat peneliti berikan diantaranya :

1. Untuk KPRI di Kota Semarang agar mengelola penjualan kredit

secara baik, dalam jangka waktu yang pendek dan melakukan

penagihan piutang secara aktif. Sehingga tidak terjadi piutang tak

tertagih dan efisien penggunaan piutang koperasi dapat tercapai.

2. Bagi KPRI yang memiliki Modal Kerja kurang efisien atu dibawah

standar yang telah ditetapkan pemerintah supaya ditingkatkan agar

anggota KPRI dapat memperoleh kesejahteraan.

3. Untuk menghindari resiko tidak dikembalikannya piutang,

hendaknya KPRI menetapkan kebijaksanaan, misalnya dengan

memberikan potongan bunga bagi yang pembayarannya tepat waktu.

Page 103: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

ciii

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamarudin. 1997. Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja.

Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bangun, Darwin. 1989. Manajemen Perusahaan. Jakarta : Dep Dik Bud.

Gitisudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :BPFE

Husnan, Suad. 1997.Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Pendek.

Yogyakarta : BPFE

Munawir, S. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty

Riyanto, Bambang. 1999. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan.

Yogkarta : BPFE

Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja keuangan dan Perencanaan

Keuangan Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Soediyono. 1991. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. : Liberty

Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi para Peneliti.

Bandung : Tarsito

Tugiman, Hiro. 1995. Akuntansi untuk Badan Usaha Koperasi. Yogyakarta :

Kanisius

Wasis. 1993. Pembelanjaan Perusahaan. Salatiga:Universitas Kristen Satya

Wacana

Page 104: Analisis Efisiensi Modal Kerja Dan Pengaruhnya

civ