efisiensi perbankan di indonesia dan pengaruhnya …

14
Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 27-40 27 Efisiensi Perbankan di Indonesia ... BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 17, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 27-40 EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Rina Sari Qurniawati Pusat Studi Penelitian Pengembangan Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jln. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Email: [email protected] Abstract: The purpose of this study was to analyze bank efficiency listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) and to empirically determine the effect of bank efficiency listed in BEI toward stock performance reflected in stock returns. The sampling is bank listed in IDX from 2004 until 2008. DEA is used to measure the bank efficiency from each Decision Making Units (DMUs), which is obtained as the maximum weight ratio of outputs and inputs. The result of banks efficiency using DEA approach indicated that most of Bank in Indonesia is efficient. Only 6 banks from 16 banks which have not yet reached the efficiency score over the 5 years. Meanwhile, the regression test did not revealed any effect of the bank efficiency in Indonesia toward stock return. Keywords: bank efficiency, DEA, stock returns, stock performance, inputs, outputs Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menguji secara empiris pengaruh efisiensi bank-bank yang terdaftar di BEI terhadap kinerja saham yang tercermin dari retun sahamnya. Sampel yang digunakan adalah bank yang listing di BEI dari tahun 2004-2008. DEA digunakan untuk mengukur efisiensi bank dari setiap Decision Making Units (DMUs), yang didapatkan sebagai rasio maksimum bobot outputs dengan bobot inputs. Hasil penelitian efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan DEA menunjukkan bahwa bank di Indonesia sudah banyak yang efisien. Dari 16 bank hanya 6 bank yang belum mencapai skor efisiensi dalam kurun waktu 5 tahun. Sedangkan setelah dilakukan uji regresi tidak ditemukan adanya pengaruh efisiensi perbankan di Indonesia dengan return saham. Kata Kunci: efisiensi perbankan, DEA, return saham, kinerja saham, input, output PENDAHULUAN Bank merupakan lembaga keuangan ter- penting dan sangat mempengaruhi perekonomi- an baik secara makro maupun mikro. Di Indo- nesia bank mempunyai pangsa pasar sebesar 80% dari semua lembaga keuangan yang ada. Mengingat begitu besarnya peranan bank di Indonesia, pengambil keputusan perlu melalu- kan evaluasi kinerja yang memadai (Abidin, 2007). Sedikitnya ada 4 evaluasi kinerja yang dapat diukur, yakni kinerja yang terkait tuntutan regu- lasi seperti nilai dari kecukupan rasio modal, Giro Wajib Minimum (GWM). Yang kedua ada- lah kinerja yang terkait dengan keuangan seperti ROE, ROA, Net Interest Margin (NIM), Capital (C), Asset Quality (A), Management (M), Earning (E), Liability (L), dan Sensitivity market to risk (S) atau yang sering disingkat dengan CAMELS. Yang ketiga adalah kinerja yang terkait dengan fungsi lembaga intermediasi seperti Loan to Deposit

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 27-40 27Efisiensi Perbankan di Indonesia ...

BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisVolume 17, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 27-40

EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIADAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM

DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Rina Sari Qurniawati

Pusat Studi Penelitian Pengembangan Manajemen dan BisnisFakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jln. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan KartasuraEmail: [email protected]

Abstract: The purpose of this study was to analyze bank efficiency listed in Indonesia StockExchange (IDX) and to empirically determine the effect of bank efficiency listed in BEI towardstock performance reflected in stock returns. The sampling is bank listed in IDX from 2004 until2008. DEA is used to measure the bank efficiency from each Decision Making Units (DMUs),which is obtained as the maximum weight ratio of outputs and inputs. The result of banks efficiencyusing DEA approach indicated that most of Bank in Indonesia is efficient. Only 6 banks from 16banks which have not yet reached the efficiency score over the 5 years. Meanwhile, the regressiontest did not revealed any effect of the bank efficiency in Indonesia toward stock return.

Keywords: bank efficiency, DEA, stock returns, stock performance, inputs, outputs

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi bank-bank yang terdaftar di BursaEfek Indonesia (BEI) dan menguji secara empiris pengaruh efisiensi bank-bank yang terdaftar diBEI terhadap kinerja saham yang tercermin dari retun sahamnya. Sampel yang digunakan adalahbank yang listing di BEI dari tahun 2004-2008. DEA digunakan untuk mengukur efisiensi bankdari setiap Decision Making Units (DMUs), yang didapatkan sebagai rasio maksimum bobotoutputs dengan bobot inputs. Hasil penelitian efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatanDEA menunjukkan bahwa bank di Indonesia sudah banyak yang efisien. Dari 16 bank hanya 6bank yang belum mencapai skor efisiensi dalam kurun waktu 5 tahun. Sedangkan setelah dilakukanuji regresi tidak ditemukan adanya pengaruh efisiensi perbankan di Indonesia dengan returnsaham.

Kata Kunci: efisiensi perbankan, DEA, return saham, kinerja saham, input, output

PENDAHULUAN

Bank merupakan lembaga keuangan ter-penting dan sangat mempengaruhi perekonomi-an baik secara makro maupun mikro. Di Indo-nesia bank mempunyai pangsa pasar sebesar80% dari semua lembaga keuangan yang ada.Mengingat begitu besarnya peranan bank diIndonesia, pengambil keputusan perlu melalu-kan evaluasi kinerja yang memadai (Abidin,2007).

Sedikitnya ada 4 evaluasi kinerja yang dapatdiukur, yakni kinerja yang terkait tuntutan regu-lasi seperti nilai dari kecukupan rasio modal,Giro Wajib Minimum (GWM). Yang kedua ada-lah kinerja yang terkait dengan keuangan sepertiROE, ROA, Net Interest Margin (NIM), Capital (C),Asset Quality (A), Management (M), Earning (E),Liability (L), dan Sensitivity market to risk (S) atauyang sering disingkat dengan CAMELS. Yangketiga adalah kinerja yang terkait dengan fungsilembaga intermediasi seperti Loan to Deposit

Page 2: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

28 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisRina Sari Qurniawati

Ratio (LDR) dan yang terakhir adalah kinerjayang terkait dengan efisiensi.

Dalam dunia perbankan di Indonesia, rasiobiaya operasional dan pendapatan operasional(BOPO) merupakan ukuran efisiensi yang seringdipakai untuk memberikan penilaian atas kinerjaefisiensi bank (peraturan Bank Indonesia Nomor6/25/PBI/2004). Rasio BOPO didapat dari per-bandingan antara biaya operasional denganpendapatan operasional, rasio ini digunakankarena adanya kemudahan dalam perhitungandan penggunaan. Namun demikian, rasio BOPOmerupakan pendekatan tradisional dalam peng-ukuran efisiensi biaya sebuah bank. Selain iturasio BOPO tidak mampu mengambarkan kon-disi bank yang sebenarnya, serta hasilnya tidakmudah untuk diinterpretasikan.

Pendekatan cost frontier analysis adalah pen-dekatan lain yang dapat dipakai untuk menilaiefisiensi sebuah bank dan lebih baik dari pen-dekatan akuntansi tradisional. Pendekatan inimelakukan penghitungan jumlah maksimumbeban biaya untuk menghasilkan produk berupajasa keuangan dalam jumlah kombinasi outputyang serupa. Potensi biaya yang dapat dikura-ngi disebut cost inefficiency. Ada dua macam pen-dekatan frontier yang digunakan dalam menilaiefisiensi yaitu pendekatan nonparametrik (DataEnvelopment Analysis atau DEA) dan pendekatanparametrik (Stochastic Frontier Analysis atau SFA),(Drake dan Hall, 2003). Harga saham yang telahlisting di bursa efek dipengaruhi oleh kinerjaperusahaan tersebut, tidak terkecuali bank.Kinerja bank go public dapat diukur dari kinerjaharga sahamnya di lantai bursa, kinerja sahamyang baik adalah jika kenaikan harganya di atasatau paling tidak sama dengan tingkat kenaikanindeks pasarnya. Dalam jangka panjang emitenyang dapat menunjukkan kinerja yang lebih efi-sien akan mendapatkan tanggapan positif dariinvestor. Seperti yang telah dijelaskan diatasbahwa efisiensi bank merupakan salah satu tolakukur yang dapat dipakai untuk melihat kinerjabank. Semakin efisien sebuah bank maka kinerja-nya juga akan semakin bagus. Menurut Adenso-Diaz dan Gascon (1997), efisiensi sebuah bankakan tercermin dari harga sahamnya, karenadalam pasar yang semi efisien, hampir semuainformasi tercermin dalam harga saham.

Pendapat Adenso-Diaz dan Gauco (1997)di dukung oleh Beccalli et al. (2006), Kirkwooddan Nahm (2006), dan Sufian dan Majid (2007).Dari hasil penelitian mereka didapatkan penga-ruh efisinsi bank dengan tingkat pengembalianhasilnya. Sementara itu penelitian yang dilaku-kan oleh Kurniawan (2007) dihasilkan kesimpul-an yang berbeda dengan hasil yang berbeda de-ngan penelitian di luar negeri yang menyatakanbahwa tidak ada pengaruh efisiensi bank LQ45dengan pengembalian sahammnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisefisiensi bank-bank yang terdaftar di bursa efekIndonesia dan menguji secara empiris pengaruhefisiensi bank-bank yang terdaftar di bursa efekIndonesia terhadap kinerja saham yang ter-cermin dari retun sahamnya.

Perbankan di Indonesia. Peranan Perban-kan dalam Perekonomian Nasional, menghadapikrisis kepercayaan, upaya yang ditempuh olehPemerintah dan Bank Indonesia pada waktu ituadalah bagaimana menata kembali kinerja per-bankan nasional melalui berbagai upaya restruk-turisasi dan penyehatan. Program restrukturi-sasi perbankan yang telah dicanangkan sejaktahun 1998, pada tahun 2003 lalu telah menun-jukkan hasil yang positif. Kondisi kesehatan per-bankan pun mulai membaik. Perkembangan initerutama dapat kita lihat pada menguatnyastruktur permodalan, menurunnya jumlah kreditbermasalah, dan meningkatnya profitabilitas.

Pentingnya peranan bank dalam perekono-mian dan besarnya tingkat kepercayaan masya-rakat yang harus dijaga dalam industri ini me-nyebabkan perbankan menjadi industri yangpaling banyak dan ketat diatur (heavily regulated).Setiap ketentuan yang dibuat di industri perban-kan pada akhirnya akan bermuara pada satutujuan, yakni menghasilkan sistem perbankanyang sehat, kuat dan stabil. Dengan demikianbank dapat menjalankan fungsi financial inter-mediary dengan optimal.

Beberapa prinsip dapat dijadikan landasandalam menyusun peraturan perbankan yaitu:efisiensi, keadilan sosial, pengembangan sistem,dan pemeliharaan institusi. Tujuannya adalahuntuk menciptakan perbankan yang aman dansehat. Untuk mencapai tujuan tersebut kepadabadan pengawas bank perlu diberi kewenangan

Page 3: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 27-40 29Efisiensi Perbankan di Indonesia ...

luas untuk mengatur dan mengawasi industriperbankan. Kewenangan tersebut antara lainberupa kewenangan menetapkan berapa besar-nya modal yang harus dimiliki, berapa besarnyapinjaman yang dapat diberikan kepada suatuperusahaan, siapa yang boleh menjadi pengurusbank dan sebagainya. Kewenangan mengawasidiberikan dengan tujuan untuk memonitorapakah bank melakukan kegiatan usaha sesuaidengan ketentuan yang berlaku. Perlu pula di-kaji untuk memberikan kewenangan penyidikankepada badan pengawas. Kewenangan tersebutbertujuan untuk melindungi nasabah, melindu-ngi perekonomian dan menjaga tidak terjadinyakonsentrasi bisnis.

Efisiensi. Efisiensi adalah perbandinganterbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya.Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsuryaitu kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut.Efisiensi sendiri adalah apabila kita memasuk-kan suatu input tertentu maka akan menghasil-kan output yang hasilnya sama dengan satu.

Efisiensi merupakan salah satu parameterkinerja yang secara teoritis merupakan salah satukinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuahorganisasi. Kemampuan menghasilkan outputyang maksimal dengan input yang ada, adalahmerupakan ukuran kinerja yang diharapkan.Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bankdihadapkan pada kondisi bagaimana mendapat-kan tingkat output yang optimal dengan tingkatinput yang ada, atau mendapatkan tingkat inputyang minimum dengan tingkat output tertentu(Hadad dkk, 2003).

Neraca Dan Laporan Laba/Rugi Bank.Neraca adalah daftar harta yang dimiliki danhutang yang ditanggung bank pada saat terten-tu. Selisih antara jumlah harta dan hutang meru-pakan harta bersih pemegang saham bank, yangjuga disebut “shareholders equity” atau “networth”.Dalam pembukuan neraca, harta bank ditempat-kan dalam sisi aktiva, sedangkan hutang danharta bersih pemegang saham ditempatkan padasisi pasiva (Wardoyo, 2008).

Secara ringkas, sisi aktiva bank menggam-barkan pola pengalokasian dana bank. Sisi pasi-va dalam neraca menggambarkan kewajibanbank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihaklainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan

dalam bentuk rekening giro, deposito berjang-ka, tabungan dan instrumen-instrumen utangatau kewajiban bank lainnya. Selain itu, modalbank menggambarkan nilai buku pemilik sahambank. Sedangkan pos-pos neraca sebuah banksecara lebih rinci diklasifikasikan sebagaiberikut:1) Sisi aktiva

a) Earning asset (aktiva produktif), yang da-pat berupa kredit, penempatan pada banklain, surat berharga dan penyertaan.

b) Non earning asset (aktiva tidak produktif),yang berupa kas, giro pada Bank Indo-nesia, aktiva tetap serta rupa-rupa aktiva.

c) Penyisihan Penghapusan Aktiva Pro-duktif (PPAP) adalah akun cadangandalam valuta rupiah dan asing yang di-bentuk untuk menampung resiko kerugi-an yang mungkin timbul akibat banktidak dapat menarik kembali kredit seba-gian atau seluruh aktiva produktifnya.Akun ini merupakan pengurang aktivapada sisi neraca.

2) Sisi pasivaa) Dana Pihak III, yang berupa giro, tabu-

ngan, deposito (berjangka, sertifikat dandeposito sejenis lainnya yang diterimabank), call money, surat berharga yang di-terbitkan serta pinjaman subordinasi.

b) Kewajiban lainnya, yaitu semua kewajib-an bank yang setiap waktu dapat ditagiholeh pemiliknya dan harus segera diba-yar oleh bank yang bersangkutan. Padapos ini dimasukan pula kiriman uang, ku-pon yang sudah jatuh tempo dan semuakewajiban yang berjangka waktu kurangdari 15 hari.

c) Rupa-rupa pasiva berupa saldo rekeningpasiva lainnya, yang tidak dapat dima-sukan atau digolongkan ke dalam salahsatu dari pos neraca, misalnya selisih kursdan rekening-rekening yang diblokir ka-rena suatu perkara. Dalam pos ini dima-sukkan pula hasil kompensasi (set off)antara saldo debet dan saldo kredit reke-ning antar kantor, termasuk kantornyadi luar negeri, sepanjang bank yang ber-sangkutan berbadan hukum Indonesia.

Page 4: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

30 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisRina Sari Qurniawati

d) Ekuitas yang terdiri dari modal disetor(tambahan modal disetor), agio/disagio,cadangan dan laba ditahan. Agio/di-sagio merupakan selisih lebih (kurang)setoran modal yang diterima bank seba-gai akibat harga saham yang melebihi ni-lai nominalnya. Cadangan yang dibentukberasal dari penyisihan laba bersih sesuaikeputusan pemilik atau Rapat UmumPemegang Saham. Sedangkan laba di-tahan adalah sisa laba/rugi tahun-tahunbuku sebelumnya yang belum dibagikandan atau dipindahbukukan ke rekeninglain dan ditambah laba/rugi tahunberjalan.

Tujuan utama perusahaan adalah menda-patkan laba. Laporan rugi laba disusun denganmaksud untuk menggambarkan hasil operasiperusahaan dalam suatu periode waktu terten-tu. Dengan kata lain, laporan rugi-laba meng-gambarkan keberhasilan atau kegagalan operasiperusahaan dalam upaya mencapai tujuannya.

Hasil operasi perusahaan diukur denganmembandingkan antara pendapatan perusahaandengan biaya yang dikeluarkan untuk mem-peroleh pendapatan tersebut. Apabila pendapat-an lebih besar daripada biaya, maka dikatakanbahwa perusahaan memperoleh laba, dan bilaterjadi sebaliknya (pendapatan lebih kecil dari-pada biaya) maka perusaan menderita kerugian.1) Pendapatan bank, terdiri dari :

a) Pendapatan bunga, yang terdiri daripendapatan bunga dan pendapatan lainyang berkaitan langsung dengan pem-berian kredit seperti provisi dan komisi.

b) Pendapatan operasional lainnya, yaitupendapatan yang berupa pendapatanbukan bunga yang terdiri dari provisidan komisi selain kredit, pendapatanvaluta asing serta pendapatan bunga lain-nya. Pendapatan operasional lainnya ter-sebut sebagian besar berupa pendapatandari fee based activity.

c) Pendapatan non operasional, yaitu pen-dapatan yang berasal dari kegiatan yangtidak berhubungan langsung dengankegiatan usaha bank, misalnya pendapat-an dari penjualan aktiva tetap.

2) Beban bank, terdiri dari :

a) Beban bunga, yaitu beban bunga danbeban lain yang dikeluarkan secara lang-sung dalam rangka penghimpunan danatermasuk pemberian hadiah.

b) Beban operasional lainnya, yaitu bebanyang berupa beban bukan bunga yangterdiri dari beban administrasi danumum, beban personalia, penyisihan danpenurunan atas aktiva produktif sertabeban operasional non bunga lainnya.Beban operasional lainnya disebut pulasebagai overhead cost.

c) Beban non operasional, yaitu beban yangdiakibatkan dari kegiatan yang tidakberhubungan langsung dengan kegiatanusaha bank, misalnya rugi dari penjualanaktiva tetap.

Pasar Modal. Pasar Modal adalah pasaruntuk berbagai instrumen keuangan (atau seku-ritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,baik dalam bentuk hutang ataupun modalsendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,public authorities maupun perusahaan swasta(Husnan, 1994).

Pasar modal mempunyai peranan pentingdalam perekonomian suatu negara karena men-ciptakan fasilitas bagi keperluan industri atauinvestastor dalam memenuhi permintaan danpenawaran modal. Perannya pada suatu negarapada dasarnya mempunyai kesamaan antaranegara satu dengan yang lainnya. Hampir semuanegara di dunia ini mempunyai pasar modalyang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keper-luan industri dan keseluruhan entitas dalammemenuhi permintaan penawaran modal. Pasarmodal menciptakan kesempatan kepada masya-rakat untuk berpartisipasi dalam perkembanganekonomi.

Return Saham. Return saham adalah ke-untungan yang dinikmati investor atas investasisaham yang dilakukannya. Return tersebut me-miliki dua komponen yaitu current income dancapital gain. Bentuk dari current income berupakeuntungan yang diperoleh melalui pembayaranyang bersifat periodik berupa dividen sebagaihasil kinerja fundamental perusahaan. Sedang-kan capital gain berupa keuntungan yang di-terima karena selisih antara harga jual dan hargabeli saham.

Page 5: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 27-40 31Efisiensi Perbankan di Indonesia ...

Ada anggapan bahwa dengan mengguna-kan beragam jenis analisis teknikal yang dikom-binasikan satu sama lain disertai juga dengananalisis fundamental yang paling up to date akanmenghasilkan keputusan yang tepat atau seti-daknya mendekati. Namun kenyataannya per-gerakan pasar yang selalu dinamis tetap sulitdiprediksi secara tepat. Oleh karena itu model-model analisis tersebut harus ditempatkan seba-gai fungsi alat bantu pengambilan keputusan atauanalytical tools (Haryanto, 2004).

Menurut Adenso-Diaz dan Gascon (1997)kinerja suatu saham dapat digunakan sebagaisalah satu cara untuk alat pengukur efisiensi per-usahaan. Jika harga saham merefleksikan seluruhinformasi mengenai perusahaan di masa lalu,sekarang dan yang akan datang, maka kenaikanharga saham dapat dianggap sebagai indikasiperusahaan yang efisien. Pengertian return sa-ham dalam penelitian ini sama dengan capitalgain, karena belum ada pembagian dividen. Returnsaham yang merupakan perubahan harga sahamakan digunakan sebagai variabel dependen da-lam penelitian ini, dihitung dengan cara mencariperubahan harga suatu saham secara tahunanpada periode pengamatan.

Review Penelitian Terdahulu. Penelitainyang dilakukan oleh Drake dan Hall (2003) diJepang dengan menggunakan metode nonpara-metrik (DEA) menunjukkan hasil bahwa mergerbank-bank besar di Jepang masih beroperasi diskala efisiensi minimum, hasil sebaliknya dite-mukan di bank kecil. Drake dan Hall menyaran-kan bahwa dampak eksogen dari pinjaman ber-masalah, khususnya untuk bank regional yangskalanya lebih kecil, perlu dikontrol.

Penelitian yang dilakukan oleh Hadad dkk(2003) di Indonesia dengan menggunakan meto-de nonparametrik (DEA), dapat disimpulkanbahwa kredit yang terkait dengan bank mem-punyai potensi pengembangan yang sangat ting-gi untuk meningkatkan efisiensi secara keselu-ruhan. Surat Berharga juga mempunyai tingkatpotensi yang tinggi pula. Yang menarik adalahbahwa potensi pengefisienan input yang dapatkita lakukan cukup besar, sebesar 85.75% untukbeban personalia dan 87.07% pada beban bunga.Penelitian ini juga menunjukkan dengan meng-gunakan metode nonparametrik (DEA), dapat

disimpulkan bahwa kredit yang terkait denganbank mempunyai potensi pengembangan yangsangat tinggi untuk meningkatkan efisiensi seca-ra keseluruhan. Surat Berharga juga mempunyaitingkat potensi yang tinggi pula. Yang menarikadalah bahwa potensi pengefisienan input yangdapat kita lakukan cukup besar, sebesar 85.75%untuk beban personalia dan 87.07% pada bebanbunga.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan(2008) di Indonesia dengan menggunakan meto-de DEA, menunjukkan bahwa setelah dilakukanuji regresi ternyata didapatkan hasil bahwa tidakada pengaruh efisiensi bank LQ45 denganpengembalian sahamnya.

METODE PENELITIAN

Dalam menganalisa efisiensi perbankan diIndonesia, penelitian ini menggunakan teknikData Envelopment Analysis (DEA). Istilah DataEnvelopment Analysis diperkenalkan olehCharnes, Cooper, dan Rhodes (1978) yang seringdisebut dengan CCR. DEA digunakan untukmengukur efisiensi dari setiap Decision MakingUnits (DMUs), yang didapatkan sebagai maksi-mum dari rasio bobot outputs dengan bobotinputs. Produksi yang efisien jika output yangdihasilkan dapat lebih banyak dari input yangtelah ditetapkan. Bobot dari rasio ditentukanoleh sebuah batasan yang berasio sama, untuksebuah DMU harus lebih kecil atau sama dengandari kesatuan. Definisi dari ukuran efisiensimengijinkan berbagai macam output dan inputtanpa harus menggunakan pembobotan di awal-nya. Bermacam-macam input dan output dapatdikurangi menjadi single ‘virtual’ input dansingle ‘virtual ‘ input oleh bobot optimal. Lalu,ukuran efisiensi adalah fungsi pengali dari kom-binasi “virtual” input-output.

DEA merupakan ukuran efisiensi relatif,yang mengukur inefisiesi unit-unit yang ada di-bandingkan dengan unit lain yang dianggappaling efisien dalam set data yang ada. Sehinggadalam analisis DEA dimungkinkan beberapa unitmempunyai tingkat efisiensi 100% yang artinyaadalah bahwa unit tersebut merupakan unityang terefisien dalam set data tertentu dan wak-tu tertentu. Keuntungan lainnya adalah bahwa

Page 6: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

32 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisRina Sari Qurniawati

DEA dapat melihat sumber ketidakefisienan de-ngan ukuran “peningkatan potensial” (potentialimprovement) dari masing-masing input. DEAjuga tidak dapat melakukan pengujian statistikseperti pada ekonometri. Namun kedua pende-katan ini akan menghasilkan ukuran efisisensiyang mirip jika datanya cukup lengkap dan aku-rat. Jika ekonometri amat membutuhkan datayang banyak, maka kalau DEA ini amat rentandengan adanya angka nol, negatif dan angka kecilyang mendekati nol. Karena DEA sebenarnyamenggunakan metode linear programming denganpembobotan, maka adanya angka kecil yangmendekati nol dapat menyebabkan fluktuasibobot menjadi amat tinggi dan bisa tak terhingga.

Dalam pendekatannya DEA tidak mema-sukkan random error. Sebagai konsekuensinya,pendekatan DEA tidak dapat memperhitungkanfaktor-faktor variabel makro seperti perbedaan-perbedaan besar kecilnya suatu aset perbankanbank ataupun peraturan-peraturan yang mem-

pengaruhi tingkat efisien suatu bank.Penelitan yang dilakukan oleh Farrel (1957)

seperti yang disebutkan dalam Kurniawan(2008) menciptakan konsep dasar untuk pengu-kuran efisiensi dan diskusi mengenai garis ba-tas. Farell mengemukakan bahwa overall cost effi-ciency (CE) dari sebuah organisasi dapat dipecahmenjadi dua komponen, yakni technical efficiency(TE) dan allocative efficiency (AE). Technical effi-ciency mencerminkan sebuah organisasi untukmencapai output maksimum dan sekumpulanfaktor produksi yang telah ditentukan, sedang-kan allocative efficiency mencerminkan kemampu-an perusahaan untuk menggunakan faktor-fak-tor produksi dalam proporsi optimal yang diten-tukan oleh masing-masing harga. Ide Farell ada-lah untuk mengukur efisiensi sebagai jarak relatifdari garis batas efisien dengan menjaga proporsiinput tetap. Dalam analisisnya, Farell menga-sumsikan bahwa teknologi produksi diketahuidan return to scale adalah tetap.

Gambar 1. Efisiensi Farrell(Sumber: Sufian dan Majid, 2007)

Konsep dari Farell adalah ilustrasi terbaik,misal dari kasus output tunggal / dua input, da-lam diagram unit isoquant. Gambar 2, unit iso-quant (yy’) menunjukkan variasi dari kombinasidari dua input (X1, X2) yang dapat digunakanuntuk memproduksi 1 unit dari output tunggal(y). Decision Makin Units (DMU) di E secara pro-duktif (atau keseluruhan) efisien dalam pemilih-an meminimalisasi biaya proses produksi, di-tentukan oleh harga input relatif (dipresentasi-

kan oleh slope WW’). Pada gambar 2, rasio OQ/OR mengukur technical efficiency produksi di titikR, sementara itu OQ/OR membandingkan mini-mum input yang dibutuhkan dalam mempro-duksi 1 unit untuk penggunaan input yang dia-mati dalam organisasi (Sufian dan Majid, 2007).Rasio 1–OQ/OR digunakan untuk mengukurproporsi dari input yang dapat dikurangi tanpamengurangi output.

Page 7: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 27-40 33Efisiensi Perbankan di Indonesia ...

Ada beberapa isu penting yang harus diper-hatikan dalam penggunaan DEA (Wijaya,2008)diantarnya adalah dalam pengukurannya DEAmenuntut semua variabel input dan output ber-nilai positif, variabel input dan output haruspunya hubungan isotonicity yang berarti setiapkenaikan variabel apapun harus menghasilkankenaikan setidaknya satu variabel output yangmengalami penurunan, jumlah minimum DMUyang dapat digunakan adalah 3 untuk setiapvariabel input dan output yang digunakan dalammodel untuk memastikan adanya degrees offreedom. Selain itu DEA menuntut seluruh DMUyang dievaluasi memiliki variabel input danoutput yang sama jenisnya.

Banker at al.(1984) mengembangkan modelCCR dengan melonggarkan asumsi CRS. Hasil-nya adalah model BBC, yang digunakan untukmenilai efisiensi dari pengkarakteristikan DMU

dengan variable return to scale (VRS). Asumsi VRSmenyediakan pengukuran Pure Technical Effi-ciency (PTE). PTE adalah pengukuran technicalefficiency tanpa efek skala efisiensi. Jika munculperbedaan antara nilai TE dengan PTE darisebuah DMU tertentu, maka mengindikasikanadanya skala inefisiensi.

Technical Efficiency (TE) rasio OQ/OR dapatdipecah menjadi scale efficiency atau PTE (OS/OR), titik Q merepresentasikan constant returnto scale (Sufian dan Masjid, 2004). Yang terdahuluitu muncul karena sebuah DMU pada kombinasiinput dan output yang membedakan dari ke-samaan situasi constant return to scale. Akhirnya,pure technical efficiency merepresentasikan kega-galan DMU untuk mengestrak output maksimumdari tingkatan input yang diadopsinya. Hal itudapat dipikirkan sebagai pengukuran sumberdaya yang tidak produktif.

Gambar 2. Scale dan Technical Efficiency(Sumber: Sufian dan Majid, 2007)

Populasi dan Sampel Penelitian. Populasiyang digunakan dalam penelitian ini adalahseluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indo-nesia (BEI). Sampel menggunakan Purposive sam-pling, yaitu pengambilan dengan pemilihan ang-gota sampel berdasarkan kriteria-kriteria terten-tu (Cooper dan Emory, 1995) dalam Kurniawan(2008). Kriterianya adalah (1) Bank-bank yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yangmenerbitkan laporan keuangan lengkap tahun

2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008. (2) Perusahaanyang memiliki kelengkapan data penelitian yangmeliputi total simpanan, beban bunga, total pin-jaman, pendapatan bunga, pendapatan non-bunga. (3) Perusahaan yang aktif di perdagang-an saham dan harga sahamnya tercatat di BursaEfek Indonesia. Berdasarkan kriteria tersebut,maka diperoleh 16 bank yang masuk dalamkategori di atas.

Page 8: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

34 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisRina Sari Qurniawati

Jenis Data dan Sumber Data. Data yangdipergunakan pada penelitian ini adalah totalsimpanan (Total Deposits), beban bunga (InterestExpenses), total pinjaman (Total Loans), pendapat-an bunga (Interest Income), pendapatan non-bunga (Non-Interest Income), dan return saham.Data-data ini berasal dari laporan keuangantahunan dan return saham bank yang juga di-ambil secara tahunan yang diperoleh dari Indo-nesia Stock Exchange (IDX) atau juga yang seringdisebut Bursa Efek Indonesia (BEI).

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Bank-bank yang diteliti adalah bank-bankyang listing di Bursa Efek Indonesia tahun Janu-ari 2004 sampai dengan Desember 2008. Periodepengamatan dilakukan pada bulan Mei 2009.Periode pengamatan ini digunakan untuk meng-ambil data laporan keuangan untuk setiap bank.Laporan keuangan yang diambil merupakanlaporan keuangan tahunan yang telah dikeluar-kan oleh bank yang bersangkutan.

Pada penelitian ini menggunakan 2 variabelsebagai variabel input dan 3 variabel sebagaivariabel output. Nilai-nilai untuk setiap variabeldi dapat dari laporan keuangan tahunan yangdiperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia.

Kelima variabel yang digunakan dalam pene-litian dapat dilihat dari tabel 2

Tabel 2Variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian

Pada tabel 2 Total Deposits, mencakup sim-panan dari customer dan bank lain, dan InterestExpenses. Sedangkan variabel output yang di-gunakan adalah Total Loans, yang mencakuppinjaman untuk customer dan bank lain, InterestIncome, dan Non-Interest Income, mencakup feeincome, investment income, dan pendapatan laintermasuk commission, service charges dan fees,guarantee fees, laba bersih dari penjualan sekuritasinvestasi, dan foreign exchange profit.

Dalam menghitung DEA, pertama-tamayang harus dilakukan adalah mengelompokkanbank-bank yang diteliti pada tahun yang samadengan menggunakan Microsoft excel. Hasil dariperhitungan yang dilakukan oleh WDEA berupa

Tabel 1Bank-bank yang diteliti

Variabel Input Variabel Output

Total Deposits Total Loans

Interest Expenses Interest Income

Non-Interest Income

Page 9: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 27-40 35Efisiensi Perbankan di Indonesia ...

score dari 0-100 dan dapat dilihat dari tabel 3-6. Pada tabel 3-6 berisi nama bank dan skorefisiensinya yang tampilkan dari nilai terkecilsampai yang terbesar.

Tabel 3Score efisiensi dari DEA Tahun 2004

Tabel 4Score efisiensi dari DEA Tahun 2005

Tabel 5Score efisiensi dari DEA Tahun 2006

Tabel 6Score efisiensi dari DEA Tahun 2007

Tabel 7Score efisiensi dari DEA Tahun 2008

Dilihat dari tabel 3-6 , dapat kita ketahuibahwa pada tahun 2004 bank yang efisien adalahbank yang mempunyai skor 100 yaitu Bank Rak-yat Indonesia, Bank Eksekutif Internasional,Bank Kesawan, Pan Indonesia Bank, dan BankMayapada Internasional. Sedangkan nilai efisien-si yang terendah adalah Bank CIMB Niaga de-ngan skor 52.22.

Pada tahun 2005 terdapat 6 bank yang di-kategorikan bank yang efisien yaitu Bank Rak-yat Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Inter-nasional Indonesia, Bank Permata, Bank Maya-pada Internasional, dan Bank OCBC NISP.Sedangkan untuk bank yang paling tidak efisienadalah Bank Mega dengan skor 62.41.

Di tahun 2006 Bank Bumiputera Indonesia,Bank Central Asia, Bank Rakyat Indonesia, PanBank Indonesia, dan Bank Permata dikatagori-kan menjadi bank yang efisien. Sedangkan skorefisiensi bank terendah adalah Bank Kesawandengan skor 14.34.

Pada tahun 2007 terdapat 4 bank yang ma-suk dalam kategori bank yang efisien yaitu BankBumiputera Indonesia, Bank Rakyat Indonesia,Bank Permata, dan Bank Mayapada Internasi-onal. Untuk bank yang paling tidak efisisien de-ngan skor terendah adalah Bank NusantaraParahyangan dengan skor 59.78.

Penelitian di tahun 2008 menghasilkan 5bank yang dikategorikan sebagai bank yang efi-sien yaitu Bank Bumiputera Indonesia, BankCentral Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Rak-yat Indonesia dan Bank CIMB Niaga. Sedangkanuntuk bank yang paling rendah dengan skor efi-siensi 72.44 adalah Bank Mayapada Internasi-onal.

Dari 5 tahun penelitian antara tahun 2004-2005 hanya terdapat satu bank yang selama peri-ode tersebut masuk dalam katagori bank yangefisien yaitu Bank Rakyat Indonesia. Dari kelimatahun yang diteliti BRI selalu mendapatkan skorefisiensi 100. Semakin efisien bank tentu sajakinerja bank tersebut juga akan semakin bagus.Berikut adalah perubahan nilai efisiensi padasetiap bank yang dapat dilihat dalam tabel 8.

Page 10: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

36 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisRina Sari Qurniawati

Perhitungan saham untuk masing-masingbank dilakukan dengan cara menghitung hargasaham tahunan yang di dapat dari harga penu-tupan saham bank-bank yang diteliti setiaptahunnya. Setelah harga saham tahunan diketa-hui baru mencari return saham per periode yaituperiode I (2004-2005), Periode 2 (2005-2006),Periode 3 (2006-2007) dan periode 4 (2007-2008).

Seperti yang terlihat dari tabel 9 bank-bankyang return sahamnya bernilai positif dari peri-ode satu ke periode lainnya hanya 1 bank yaituBank Kesawan. Sedangkan bank lain bervariasinilainya dari yang positif hingga yang bernilainegatif. Bank Bumiputera Indonesia, Bank CIMBNiaga, dan Bank Eksekutif Internasional meng-hasilkan return saham yang bernilai negatifpaling banyak yaitu selama 3 periode dari 4 peri-ode yang ada.

Dari seluruh bank yang ada return saham

tertinggi dihasilkan oleh Bank Mayapada Inter-nasional pada periode ke 2 dengan skor 4.578947.Sedangkan untuk nilai return saham terkecildihasilkan oleh Bank Eksekutif Internasionaldengan skor -0.482759.

Untuk mengetahui pengaruh efisiensi ter-hadap return sahamnya maka dilakukan regresidengan Fixed Effect Model (FEM) antara efisiensibank tiap periode dengan return saham tiapperiodenya. Data efisiensi diperoleh dari tabel7, kolom yang diambil adalah perubahan nilaiefisiensi tiap tahun yang tampak dari nilai efi-siensi periode per bank. Untuk data return sahammenggunakan data dari tabel 3-6 untuk masing-masing bank. Kolom-kolom pada masing-ma-sing tabel dijadikan satu sehingga menjadi satutabel yang baru, setelah itu dilakukan uji regresi.Setelah dilakukan pengujian regresi maka hasil-nya akan tampak seperti pada tabel 10.

Tabel 8Perubahan Nilai Efisiensi DEA Perbankan di Indonesia

Tabel 9Return Saham Tahunan

Page 11: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 27-40 37Efisiensi Perbankan di Indonesia ...

Pada tabel 10, Return Merupakan variabeldependen yang mencerminkan return saham,sedangkan EFFIENSI merupakan variabel inde-penden yang merefleksikan nilai efisiensi bank.Data diolah menggunakan Fixed Effect Model(FEM) dengan memberikan kriteria fixed padacross-section dan period pada pembobotan padacross-section.

Intepretasi yang di dapat pada tabel 10 ada-lah koefisien untuk variabel EFFIENSI adalah -0.003740 dengan probabilitas sebesar 0.2589.Dengan menggunakan signifikan dibawah 5%(moderate test) maka variabel EFFIENSI makavariabel EFFIENSI tidak signifikan karena ting-kat probabilitas variabel EFFIENSI lebih besardari 5 % yakni 25.89 %. Selain itu, nilai t-Statistic

minus sebesar -1.137155, oleh karena itu H1 di-tolak. R-square sebesar 0.277492 yang berarti per-samaan (1) mampu menjelaskan tingkat efisiensibank terhadap return saham sebesar 27.8 %sedangkan faktor lain (error term) yang mungkinsaja berpengaruh sebesar 71.2 %.

Dari hasil yang diperoleh dari pengolahandata ternyata tidak ada pengaruh antara efisiensiperbankan di Indonesia dengan return sahamnya(H1 ditolak). Seharusnya efisiensi merupakan sa-lah satu faktor dalam menentukan apakah banktersebut dapat menggunakan input untuk meng-hasilkan output yang semaksimal mungkin. Salahsatu penghitungan nilai efisiensi bank di Indo-nesia menggunakan rasio BOPO yakni membagibiaya operasional dengan pendapatan operasi-

Tabel 9Hasil Analisis Regresi Panel Data

Page 12: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

38 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisRina Sari Qurniawati

onal dan mengkalikan hasil tersebut denganbilangan 100 persen. Semakin tinggi rasio sema-kin besar pula tingkat efisien. Dimana hal iniberarti bank secara efisien mengelola pendapat-an yang masuk dengan beban yang ada.

Perhitungan dengan BOPO berbeda denganpenghitungan penelitian yang dilakukan olehpenulis. Perbedaan tersebut terletak pada per-bedaan variabel yang dipakai dalam melakukanpenghitungan, sehingga dapat dihasilkan nilaiefisiensi yang berbeda pula. Dari perhitunganyang sudah dilakukan bank yang mempunyaijumlah input dan output yang hampir sama mem-punyai tingkat efisiensi 100 persen dibandingdengan bank yang mempunyai input yang lebihbesar daripada output.

Banyak faktor yang menjadi penyebab tidakberpengaruhnya nilai efisiensi terhadap returnsaham. Investor dalam membeli maupun menjualsaham masih menganut ketentuan yang berlakusalah satunya dengan menggunakan analisisdengan metode CAMEL (Capital, Assets, Mana-gement, Earnings, and Liquidity). Pada metodeCAMEL perhitungan efisiensi menggunakanmetode BOPO di mana keputusan investor lebihbanyak mengandalkan faktor earnings atau pen-dapatan. Padahal masih banyak faktor-faktorlain yang berpengaruh terhadap keputusaninvestasi pada saham yang perlu diperhatikan.Dalam berbagai wacana, bobot efisiensi yangdipergunakan untuk mengambill keputusanuntuk berinvestasi di pasar saham hanya sekitar5%-10%. Tentunya hal ini dapat mempengaruhikeputusan seorang investor dalam melakukaninvestasi di saham perbankan.

Dengan pembobotan seperti itu, maka ten-tu saja sangat wajar jika bank yang mempunyaitingkat efisiensi sebesar 100 % belum tentu me-miliki return saham yang tinggi pula. Hal tersebutyang mendasari bahwa efisiensi sebesar seratuspersen pada waktu tertentu tidak berpengaruhterhadap return saham. Return saham lebihbanyak ditentukan oleh faktor-faktor lain yangterdapat pada perhitungan CAMEL. Hal ter-sebut dikarenakan dalam perhitungan efisiensiBOPO hanya melihat perhitungan pendapatanoperasional dan biaya operasional saja, dengantidak melihat variabel simpanan nasabah danbank dengan kredit yang berhasil disalurkan.

Selain itu, efisiensi bank tidak berpengaruhterhadap pengembalian saham karena bankIndonesia hanya meminta laporan KewajibanPenyedian Modal Minimum (KPMM) kepadaseluruh bank dan tidak memperhatikan berapabesar efisiensi bank. Artinya, return saham yangbergerak tidak mengikuti efisiensi bank itu sen-diri akan tetapi lebih melihat pada aspek per-modalan bank. semakin besar modal bank ter-sebut maka bank tersebut dapat melakukanpembiyaan, ekspansi usaha, dan lain sebagainya.

Perhitungan efisiensi dengan menggunakanDEA kurang mencerminkan keadaan bank yangsesungguhnya. Hal itu dikarenakan karena fak-tor-faktor seperti kredit bermasalah tidak dapatdimasukkan dalam penghitungan untuk menen-tukan efisiensi sebuah bank. Bank yang mempu-nyai tingkat efisiensi yang tinggi belum tentutidak mempunyai kredit bermasalah. Hai inijuga terdapat pada penghitungan dengan metodeBOPO, di mana kondisi bank tidak tercerminpada hasil efisiensi. Oleh karena itu efisiensi ti-dak berpengaruh terhadap return saham.

Faktor lain yang berpengaruh adalah sifatpara investor Indonesia yang belum mengarahpada investasi akan tetapi masih mengarah padacapital gain. Capital gain diperoleh pada jangkawaktu yang pendek (short term), sehingga efi-siensi tidak berpengaruh terhadap return saham.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari 16 bank yang diteliti dari tahun 2004-2008 dapat diketahui bahwa bank yang selama5 tahun berturut-turut dikatagorikan sebagaiyang efisien adalah Bank Rakyat Indonesia.Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bankyang merupakan bank milik pemerintah.Sedangkan Bank lain seperti Bank EksekutifInternasional, Bank Kesawan, Pan IndonesiaBank, Bank Mayapada Internasional, Bank CIMBNiaga, Bank Internasional Indonesia, BankPermata, Bank NISP dan Bank Central Asia jugadikatagorikan ke dalam katagori bank yang efi-sien meski tidak efisien selama kurun waktu 5tahun berturut-turut dan hanya efisien di tahun-tahun tertentu. Enam bank lain belum bisadikatagorikan bank yang efisien karena skornyabelum mencapai 100.

Page 13: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 27-40 39Efisiensi Perbankan di Indonesia ...

Setelah dilakukan pengujian regresi ter-nyata didapatkan hasil bahwa tidak ada penga-ruh antara efisiensi bank dengan return saham-mya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktordiantaranya adalah penggunaan variabel yangberbeda. Selain itu investor di Indonesia lebihbanyak berorientasi pada short term sehinggacapital gain lebih diutamakan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di-lakukan, penulis memberikan saran yang dapatdiharapkan memberikan arah bagi penelitanyang akan datang, yaitu: Kelemahan DEA ada-lah pada penentuan variabel-variabel input danoutput yang digunakan. Untuk itu dalam pene-litian yang akan datang diharapkan dapat me-nambah variabel penelitian. Penambahan varia-bel dengan memperhatikan faktor-faktor lainseperti kredit bermasalah yang dihadapi olehbank sehingga hasil yang ditemukan akan lebihbaik. Investor saat ini belum menggunakanpenghitungan efisiensi perbankan dengan meto-de DEA sebagai salah satu cara untuk menentu-kan pengambilan keputusan saat akan melaku-kan investasi. Dengan adanya penelitian inidiharapkan bisa membuka wacana para investoragar menjadikan penilaian ini sebagai dasar jugadalam pengambilan keputusan berinvestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2007), Kinerja Efisiensi Pada BankUmum. Proceeding PESAT (Psikologi, Eko-nomi, Sastra, Arsitek & Sipil), 2 (8): 113-119.

Abidin, Z. dan E.C. Cabanda (2007), FrontierApproaches to Production Efficiency ofCommercial Banks in Indonesia.Manajemen Usahawan Indonesia, 36 (6): 9-14.

Adenso-Diaz, B. dan F. Gascon (1997), Linking andWeighting Efficiency Estimates with StockPerformance in Banking Firms, WorkingPaper, Wharton Financial Institutions Centre.

Beccalli, E., B. Casu dan C. Girardone (2006),Efficiency and Stock Performance inEuropean Banking, Journal of BusinessFinance and Accounting 33: 245-262.

Charnes, A., W.W. Cooper, dan E. Rhodes(1978), Measuring the Efficiency ofDecision Making Units, European Journalof Operational Reserch, 2 (6): 429-444

Drake, L dan M.J.B. Hall. (2003), Efficiency inJapanesee Banking: an empirical analysis,Journal of Banking and Finance, 27 (5): 891-917

Hadad, M. D. et al. (2003), Pendekatan ParametrikUntuk Efisiensi Perbankan Indonesia, DataEnvelopment Analysis, diperoleh pada 9Juni 2008 di http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/E5610BE0-6CC14161AFE9F8116800B44B/7829/PenggmetodeparametrikDEA.pdf.

Humphrey, D. B. (1997), Bank Responses toDeregulation: Profits, Technology, andEfficiency. Journal of Money, Credit andBanking, 29 (1): 73-94.

Husnan, S. (1996), Manajemen Keuangan, Teori danPenerapan, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto (2003), Teori Portofolio dan AnalisisInvestasi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE.

Kirkwood, J. dan D. Nahm (2006), AustralianBanking Efficiency and Its Relation to StockReturns, TheEconomic Record 82: 253-267.

Kurniawan, D. (2008), Efisiensi Bank Di IndonesiaDan Pengaruhnya Terhadap PengembalianSaham Dengan Pendekatan DEA Window,Tesis Magister Manajemen Yogyakarta(dipublikasikan di Scribd.com): ProgramPasca Sarjana Universitas Atma Jaya.

Rivai, Veithzal dkk. (2007), Bank and FinancialInstitution Management, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Setyawan, A.A. dan Wahyono (2006), PengukuranKinerja Keuangan BUMD dengan MetodeDEA, Jurnal Empirica, Lembaga PenelitianUniversitas Muhamadiyah Surakarta.

Sufian, Fadzlan dan M.Z.A. Majid (2007),Singapore Banking Efficiency and it’srelation to stock returns: a DEA WindowAnalysis Approach, International Journal ofBussines Studies, 15 (1): 83-106.

Page 14: EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA …

40 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisRina Sari Qurniawati

Wijaya, A.A. (2008), Analisis Tingkat EfisiensiRelatif Lembaga Keuangan Mikro Syariah DiProvinsi Istimewa Yogyakarta DenganMenggunakan Metode Data EnvelopmentAnalysis (DEA), Skripsi Sarjana (tidakdipublikasikan), Yogyakarta: FakultasEkonomi UII.

Yudistira, D. (2003), Efficiency in IslamicBanking: an Empirical Analysis of 18Banks diperoleh pada 9 November 2008di 129.3.20.41/eps/fin/ papers/0406/0406007.pdf.