analisis efektivitas media promosi produk herbal...
TRANSCRIPT
ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI PRODUK HERBAL PADA OUTLET
PT. PRIMA AGRITECH NUSANTARA
ANINAH
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M /1431 H
ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI PRODUK HERBAL PADA OUTLET
PT. PRIMA AGRITECH NUSANTARA
Aninah 104092002892
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010 M /1431 H
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Analisis Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara”, yang ditulis oleh Aninah NIM 104092002892 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 06 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.
Menyetujui, Penguji I Penguji II Dr. Nunuk Adiarni, MM Dr. U. Maman, M.Si Pembimbing I Pembimbing II Ir. Mudatsir Najamuddin, MM Bintan Humeira, M.Si
Mengetahui,
Dekan Ketua Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agribisnis
40
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Ir. Lilis Imamah Ichdayati,M.Si NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19620617 198903 2 003
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 06 September 2010 Aninah 104092002892
BIOGRAFI PENULIS Nama : Aninah
NIM : 104092002892
TTD : Jakarta, 27 Oktober 1986
Alamat : Jl. Gatot Subroto Rt.006/Rw.02 No.25,
Jakarta Selatan 12710
Telp/Hp : (021) 91303034/ 085697897392
E-mail : [email protected]
1992 – 1998 MI. Raudhatul Muta’allimin Jakarta Selatan. PENDIDIKAN FORMAL
1998 – 2001 MTs. Raudhatul Muta’allimin Jakarta Selatan.
41
2001 – 2004 SMA. Fatahillah Jakarta Selatan.
2004 – 2010 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Strata Satu (S1) Fakultas Sains dan Teknologi, Program
Studi Agribisnis.
1. Pengurus BEMJ Agribisnis (Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan
Agribisnis). Jabatan sebagai anggota divisi Dana dan Usaha periode 2005 –
2006.
PENGALAMAN ORGANISASI
2. Pengurus BEMF Sains dan Teknologi (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Sains dan Teknologi). Jabatan sebagai Sekretaris divisi Informasi dan
Komunikasi periode 2006-2007.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh
penulis. Shalawat serta Salam tidak lupa disampaikan kepada Junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI
PRODUK HERBAL PADA OUTLET PT. PRIMA AGRITECH
NUSANTARA merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
mendalam kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini,
terutama kepada:
1. Kedua orangtuaku tercinta, Asmuni H. Sabillah dan Tasniah H. Abdul
Somad, serta kakak dan adikku tersayang , Anisah Asmuni Sabillah dan
Nuraini Asmuni Sabillah atas segala dukungan doa, moril maupun materil,
motivasi, semangat, dan bantuan yang tak kenal lelah kepada penulis untuk
42
tetap optimis dan berjuang pantang menyerah untuk menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua Program Studi Agribisnis, Ibu Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si atas
segala bimbingan dan arahan yang telah diberikan.
4. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM dan Ibu Bintan Humeira, M.Si selaku
pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada
penulis.
5. Ibu Dr. Nunuk Adiarni, MM dan Bapak Dr. U. Maman, M.Si selaku penguji
skripsi yang telah memberikan arahan dan saran mengenai skripsi penulis.
6. Bapak Ir. Edi Junaedi selaku Manager Pemasaran dan seluruh staf karyawan
PT. Prima Agritech Nusantara yang telah membantu dalam memberikan data
informasi perusahaan yang penulis sangat butuhkan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.
8. Para staf dan karyawan Akademik Fakultas Sains dan Teknologi dan
Program Studi Agribisnis yang telah membantu penulis dalam kemudahan
akademik.
9. Para staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi atas
penyediaan buku-buku yang sangat bermanfaat untuk penulis.
10. Temen-temen Agribisnis Angkatan 2004 yang telah memberikan support dan
doanya untuk penulis, khususnya para sahabatku (Sinta Isdriani, Annisa Rika
Rachmita, Vidya Retnodewi, dan Reinna Elly Suhartanti).
11. Sanggar Seni, Dzikir dan Dakwah Al Musafirut Taqwa di bawah pimpinan
H. Wibi Aswara Regawa, MA dan seluruh anggota sanggar yang telah
43
mendukung baik berupa doa, moril dan materil, semangat, saran, dan kritik
yang sangat berarti untuk penulis.
12. Dan, untuk seluruh rekanku yang belum disebutkan, terima kasih atas segala
dukungan moril maupun materil, doa dan semangatnya untuk penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Amin.
Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb
Jakarta, September 2010
Penulis
RINGKASAN
ANINAH. Analisis Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara. (Di bawah bimbingan MUDATSIR NAJAMUDDIN dan BINTAN HUMEIRA).
Menurut WHO, sekitar 80% penduduk dunia dalam perawatan kesehatannya memanfaatkan obat tradisional yang berasal dari ekstrak tumbuhan (herbal). Peningkatan akan kebutuhan produk herbal, khususnya di Indonesia menjadi sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan dalam mengembangkan industri pengolahannya. PT. Prima Agritech Nusantara adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan produk herbal. Dalam menghadapi persaingan,
44
perusahaan melakukan kegiatan penjualan pada gerai (outlet) yang berlokasi di Depok Town Square, Depok, Jawa Barat. Promosi dijadikan perusahaan sebagai bentuk komunikasi pemasaran. Bentuk-bentuk kegiatan promosinya berupa periklanan dengan media promosi yang digunakan adalah brosur dan x-banner, serta penjualan pribadi dengan media promosi yang digunakan adalah tenaga penjual. Efektif atau tidaknya kegiatan media promosi yang telah dilakukan dapat diketahui dengan mengukur tingkat efektivitasnya. Efektivitas media promosi yang berkaitan dengan pengingatan dan persuasi dapat diketahui melalui riset EPIC Model, sedangkan efektivitas media promosi yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset dampak penjualan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara. (2) Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model. (3) Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan dampak penjualan.
Penelitian dilakukan pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara yang berlokasi di Depok Town Square LG. 016, Depok, Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengolahan data menggunakan analisis EPIC Model (Empathy, Persuation, Impact, Communication) dan analisis Regresi Linear Berganda untuk mengetahui hubungan antara biaya media promosi dengan volume penjualan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara adalah periklanan dan penjualan pribadi. Kegiatan periklanan berupa penyebaran brosur dan pemasangan x-banner, sedangkan kegiatan penjualan pribadi dilakukan oleh tenaga penjual
Hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model menunjukkan bahwa kegiatan media promosi melalui brosur, x-banner, dan penjualan pribadi yang dilakukan tenaga penjual mencapai tingkat efektif dalam menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target konsumen terhadap produk dan jasa perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai X (rata-rata) dari dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi yang dihasilkan berada dalam rentang skala efektif 3,41 – 4,20. Hasil analisis efektivitas media promosi produk herbal berdasarkan dampak penjualan pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara dengan menggunakan metode analisis Regresi Linear Berganda, dan uji statistik (uji F, uji t, dan determinasi) melalui program SPSS for windows Release 15.0 dapat diketahui pernyataan regresi yang menyatakan pengaruh antara variabel-variabel bebas (biaya brosur, biaya x-banner, dan biaya tenaga penjual) terhadap variabel terikat (volume penjualan) adalah sebagai berikut: Y = 1133849,121 + 5,369X1 + (-2,584)X2 + 8,609X3. Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa a adalah 1133849,121. Hal ini berarti apabila perusahaan tidak melakukan kegiatan media promosi, maka volume penjualan sebesar Rp 1.133.849,121. Hasil analisis determinasi R2 (R Square) menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (biaya brosur, x-banner, dan tenaga penjual) terhadap variabel
45
terikat (volume penjualan) sebesar 69,2%, sedangkan sisanya sebesar 30,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Uji hipotesis yang dilakukan secara bersama-sama (uji F) menunjukkan Fhitung sebesar 15,738 dan Ftabel sebesar 3,072 dengan nilai signifikansi 0,000 (F hitung > F tabel) sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara penyebaran brosur dan pemasangan x-banner dengan penjualan pribadi yang dilakukan tenaga penjual sehingga secara bersama-sama berdampak signifikan terhadap volume penjualan. Uji T yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling dominan adalah penjualan pribadi oleh tenaga penjual yaitu 2,188 > 2,080 dengan tingkat signifikansi 0,040, maka H0 ditolak (thitung > ttabel; Sig < α).
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
46
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Agribisnis Obat Tradisional ...................................................... 7
2.2. Konsep Pemasaran .................................................................... 9
2.3. Bauran Pemasaran ..................................................................... 10
2.4. Promosi ..................................................................................... 12
2.5 Bauran Promosi ......................................................................... 14
2.5.1. Periklanan ...................................................................... 16 2.5.1.1. Brosur ............................................................. 19 2.5.1.2. X-Banner ........................................................ 20 2.5.2. Penjualan Pribadi .......................................................... 21
2.6. Evaluasi Efektivitas Media Promosi ......................................... 24
2.7. Hubungan Media Promosi dengan Volume Penjualan ............. 32
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................ 33
2.9. Kerangka Pemikiran Konseptual .............................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 39
3.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 39
3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40
3.4. Teknik Penentuan Sampel ......................................................... 40
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................ 41
3.5.1. Uji Validitas................................................................... 42
47
3.5.2. Uji Reliabilitas ............................................................... 44 3.5.3. EPIC Model ................................................................... 44 3.5.4. Analisis Regresi Linear Berganda ................................. 47
3.6. Definisi Operasional................................................................. 50
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ...................................... 52
4.2 Lokasi Perusahaan ....................................................................... 53
4.3 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................ 53
4.4 Struktur Organisasi ...................................................................... 53
4.5 Produksi Produk Herbal PT. Prima Agritech Nusantara ............. 55
4.5.1. Penyediaan Bahan Baku ............................................... 55 4.5.2. Proses Produksi ............................................................. 56
4.6 Kegiatan Bauran Pemasaran PT. Prima Agritech Nusantara ...... 58
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kegiatan Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT.
Prima Agritech Nusantara ........................................................ 62
5.1.1. Periklanan ...................................................................... 62 5.1.2. Penjualan Pribadi .......................................................... 67
5.2. Anggaran Biaya Media Promosi .............................................. 69
5.3. Volume Penjualan Pada Bulan Mei 2009 ................................. 72
5.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 72
5.5. Karakteristik Responden ........................................................... 74
5.6. Analisis Efektivitas Media Promosi Berdasarkan EPIC Model..82
5.6.1. Brosur ............................................................................... 82 5.6.2. X-Banner ......................................................................... 91 5.6.3. Penjualan Pribadi oleh Tenaga Penjual ........................... 98 5.6.4. Perbandingan Tingkat Efektivitas Media Promosi ......... 105
5.7. Analisis Efektivitas Media Promosi Berdasarkan Dampak Penjualan ..................................................................................... 114
5.7.1. Analisis Determinasi (R2) ................................................ 116
5.7.2. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ....... 117 5.7.3. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .................... 118
48
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan ................................................................................. 121
6.2. Saran ........................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Efek Periklanan Pada Berbagai Tahap Respon ....................................... 17
2. Pembagian Warna Berdasarkan Kepribadian.......................................... 32
3. Rentang Skala Keputusan EPIC Model................................................... 47
4. Rincian Biaya Brosur .............................................................................. 70
49
5. Rincian Biaya X-Banner ......................................................................... 70
6. Rincian Biaya Tenaga Penjual ................................................................ 71
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 74
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................ 75
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ............................... 75
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 76
11. Karakteritik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................ 76
12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran/Bulan ....... 77
13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengkonsumsi Produk Herbal ......................................................................................... 78 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengkonsumsi
Produk Herbal PT. PAN .......................................................................... 78
15. Karakteristik Responden Berdasarkan Produk Herbal PT. PAN yang Sudah Pernah di Konsumsi ..................................................................... 79 16. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Produk Herbal PT. PAN yang Sudah di Konsumsi ........................................................ 80
17. Karakteristik Responden Berdasarkan Manfaat Produk Herbal PT. PAN yang Sudah di Rasakan ............................................................ 80
18. Karaktersitik Responden Berdasarkan Informasi Produk Herbal PT. PAN melalui Bentuk Promosi .......................................................... 81
19. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Produk Herbal PT. PAN .................................................................................................. 82 20. Dimensi Empati Media Promosi Brosur ................................................. 83
21. Dimensi Persuasi Media Promosi Brosur ............................................... 85
22. Dimensi Dampak Media Promosi Brosur ............................................... 86
23. Dimensi Komunikasi Media Promosi Brosur ......................................... 88
50
24. Dimensi Empati Media Promosi X-Banner ............................................ 91
25. Dimensi Persuasi Media Promosi X-Banner .......................................... 92
26. Dimensi Dampak Media Promosi X-Banner .......................................... 94
27. Dimensi Komunikasi Media Promosi X-Banner .................................... 95
28. Dimensi Empati Media Promosi Tenaga Penjual ................................... 98
29. Dimensi Persuasi Media Promosi Tenaga Penjual ................................. 100
30. Dimensi Dampak Media Promosi Tenaga Penjual ................................. 101
31. Dimensi Komunikasi Media Promosi Tenaga Penjual ........................... 103
32. Perbandingan Skor Rata-Rata dari Tiga Media Promosi Berdasarkan EPIC Model ............................................................................................. 106 33. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ................................................. 114
34. Hasil Analisis Determinasi (R2) .............................................................. 116
35. Hasil Uji F ............................................................................................... 117
DAFTAR GAMBAR
1. Elemen-Elemen Dalam Proses Komunikasi ............................................. 13
2. Kerangka Pemikiran Konseptual............................................................... 38
51
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Wawancara ...................................................................................... 126
2. Hasil Observasi ......................................................................................... 130
3. Kuesioner Penelitian ................................................................................ 132
4. Operasionalisasi Konsep Penelitian Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara ................................... 136
52
5. Tabel Perhitungan Uji Validitas ................................................................ 137
6. Struktur Organisasi ................................................................................... 140
7. Alur Proses Pembuatan Produk Herbal dalam Kemasan Kapsul .............. 141
8. Contoh Tiga Media Promosi Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara 142
9. Volume Penjualan Produk Herbal PT. Prima Agritech Nusantara Pada Bulan Mei 2009 ........................................................................................ 143 10. Hasil Uji Validitas Media Promosi Menggunakan Teknik Korelasi Kendall’s Tau Dengan Bantuan SPSS 15.0 .............................................. 144 11. Hasil Uji Reliabilitas Media Promosi Menggunakan Teknik Koefisien Alpha Cronbach ........................................................................ 147 12. Rincian Biaya Promosi dan Tingkat Penjualan Produk Herbal Bulan Mei 2009 Pada Outlet PT. PAN ..................................................... 148 13. Hasil Regresi Linear Berganda Dengan Menggunakan SPSS 15.0 .......... 149
14. Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 150
53
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam membawa
perubahan pada pola konsumsi obat yang terbuat dari bahan alami. Menurut
WHO, sekitar 80% penduduk dunia dalam perawatan kesehatannya
memanfaatkan obat tradisional yang berasal dari ekstrak tumbuhan (herbal).
Meningkatnya kebutuhan akan produk herbal dilatarbelakangi oleh perubahan
lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit. Banyak yang
meyakini, produk herbal tidak memberikan dampak negatif pada kesehatan karena
tidak mengandung bahan kimia (Litbang Depkes, 2007:1).
Ketua Bidang Industri Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPKI),
Soetikno dalam BPPT (2008:1) mengatakan bahwa pertumbuhan pasar obat
herbal pada awal abad ke-21 (tahun 2000) mengalami peningkatan signifikan di
Asia (RRC, Korea, India, Thailand, dan Malaysia) dan Eropa Barat. Pasar obat
herbal di Indonesia juga mengalami peningkatan. Tahun 2003, mencapai Rp 2
triliun, kemudian pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp 2,9 triliun.
Perkiraan pada tahun 2010, pasar obat herbal di Indonesia mencapai Rp 7,2
triliun.
Peningkatan akan kebutuhan obat herbal, khususnya di Indonesia menjadi
sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan dalam mengembangkan industri
pengolahannya, sehingga tidaklah mengherankan kalau produsen obat herbal
banyak bermunculan. Menurut Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi
54
Agroindustri dan Bioteknologi, Wahono Sumaryono mengatakan bahwa pada
tahun 2002, jumlah industri obat herbal mencapai 1.012 buah, 907 diantaranya
merupakan industri kecil atau industri rumah tangga dan 105 industri menengah
ke atas. Tahun 2004, jumlah industri meningkat menjadi 1.166 yang terdiri 129
industri menengah dan besar, serta 1.037 industri kecil dan rumah tangga.
Semakin meningkatnya produsen herbal menimbulkan persaingan ketat
dalam industri ini. Perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen, serta memperluas daerah pemasaran guna mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan. Adapun salah satu cara yang dapat ditempuh
oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan melakukan
kegiatan penjualan produk kepada konsumen sasaran pada gerai (outlet). Gerai
(outlet) dalam segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan
jasa (Ma’ruf, 2005:71).
Perusahaan tentu akan memikirkan bagaimana cara agar produk ini dapat
dikenal masyarakat luas sehingga produknya dapat terjual secara optimal dan
memperoleh keuntungan yang cukup signifikan. Promosi adalah salah satu
strategi bauran pemasaran yang memegang peranan penting bagi kelangsungan
kegiatan penjualan pada gerai (outlet). Pada hakekatnya, promosi merupakan
suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memberi informasi,
menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan
(Alma, 2002:137). Secara umum, bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang
sama, tetapi dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas
khusus itu sering disebut bauran promosi yang meliputi periklanan, penjualan
55
pribadi, promosi penjualan, publisitas, dan pemasaran langsung (Tjiptono,
2001:222).
Bauran promosi dikaitkan dengan penyampaian pesan tentang barang, jasa,
layanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi,
dan gagasan. Bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan oleh
perusahaan pada konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk media penyaluran
pesan atau biasa disebut media promosi. Media promosi adalah segenap perangkat
yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para target
konsumen. Kehadiran media promosi dalam memenuhi keinginan industri sangat
diperlukan untuk meraih pasar sasaran yang sebesar-besarnya (Angipora,
2002:346).
Media promosi dapat dikatakan efektif apabila hasil yang didapat sesuai
dengan tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Tujuan media promosi disusun
untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan
berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan
terhadap produk atau jasa perusahaan yang selanjutnya memberi pengaruh
meningkatnya penjualan. Efektif atau tidaknya media promosi, dapat diketahui
dengan mengukur tingkat efektivitasnya yaitu pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan-tujuan yang ditentukan (Fauzi, 2007:1).
Durianto dkk. (2003:15) menyatakan bahwa secara umum ada tiga kriteria
yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas media promosi, yaitu
pengingatan, persuasi, dan penjualan. Efektivitas media promosi yang berkaitan
dengan pengingatan dan persuasi dapat diketahui melalui riset EPIC Model yang
56
dikembangkan oleh AC. Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran
terkemuka di dunia yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu Empathy,
Persuation, Impact, and Communication). Model ini digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan media promosi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mendapatkan perhatian, mudah tidaknya dipahami, kemampuan untuk menggugah
perasaan, dan kemampuan untuk mempengaruhi perilaku. Berbeda dengan
efektivitas media promosi yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui
melalui riset dampak penjualan yang diukur berdasarkan sejauh mana media
promosi mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk.
PT. Prima Agritech Nusantara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan produk herbal dengan mengedepankan kualitas prima atau
unggul melalui penerapan teknologi yang terstandar dan terukur. Pengolahan
produknya menerapkan prinsip-prinsip organik dan prinsip HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point) agar produk yang dihasilkan aman dikonsumsi
serta telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Demi menghadapi persaingan
antar perusahaan sejenis, PT. Prima Agritech Nusantara melakukan penjualan
produk pada gerai (outlet) yang berlokasi di Depok Town Square, Depok, Jawa
Barat, dan promosi dijadikan sebagai bentuk komunikasi pemasaran produknya
agar produk dikenal masyarakat luas, khususnya pengunjung mall sehingga
produk tersebut dapat terjual secara optimal dan memperoleh keuntungan yang
cukup signifikan. Bentuk bauran promosinya berupa periklanan dan penjualan
pribadi.
57
Periklanan adalah komunikasi tidak langsung untuk menyampaikan pesan-
pesan penjualan tentang keunggulan atau keuntungan produk herbal PT. Prima
Agritech Nusantara dengan media promosi yang digunakan adalah brosur dan x-
banner, sedangkan penjualan pribadi adalah komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan konsumen sasaran dengan media promosi yang digunakan
adalah tenaga penjual.
Kegiatan media promosi tersebut diharapkan dapat menarik perhatian
konsumen sasaran sehingga mendapat respon positif dalam membantu perusahaan
mencapai visi dan misi. Dengan demikian, diperlukan pengukuran tingkat
efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech
Nusantara. Berdasarkan pembahasan di atas, Penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Analisis Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada
Outlet PT. Prima Agritech Nusantara.
1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara?
2. Bagaimana efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model?
3. Bagaimana efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara berdasarkan dampak penjualan?
58
1.3.Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara.
2. Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model.
3. Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara berdasarkan dampak penjualan.
1.4.Manfaat Penelitian Manfaat dari Penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan
yang bermanfaat untuk mengetahui kinerja media promosi.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
informasi bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis, hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang di peroleh
selama masa perkuliahan.
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi identifikasi bentuk kegiatan media
promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara, dan mengukur
tingkat efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech
Nusantara melalui riset EPIC Model dan dampak penjualan.
59
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Agribisnis Obat Tradisional
Definisi obat tradisional berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Ed.4 adalah obat yang diramu dari berbagai macam akar, kulit pohon,
batang, bunga, buah, dan daun untuk berbagai macam penyakit (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008:974). Menurut Ensiklopedia Indonesia adalah obat-
obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek
moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic
maupun pengetahuan tradisional (Wikipedia, 2009:1).
Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.00.05.41.1384 Pasal 1
dalam BPOM RI (2005:2) menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori sediaan obat
alami sebagai berikut:
1. Jamu
Sediaan alami dengan bahan baku tanaman obat dalam bentuk sederhana
yang khasiat penggunaannya berdasarkan pada data atau pengalaman
empiris secara turun temurun.
60
2. Obat herbal terstandar
Sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi.
3. Fitofarmaka
Sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk
jadinya telah di standarisasi.
Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura divisi Budidaya Tanaman Sayuran
dan Biofarmaka Departemen Pertanian (2009:1) menyatakan bahwa agribisnis
obat tradisional terdiri dari lima sub sistem sebagai berikut:
1. Subsistem Agribisnis Hulu
Industri yang menghasilkan barang-barang modal yang meliputi industri
pembenihan atau pembibitan, industri agrokimia (pupuk, pestisida), industri
mesin, industri peralatan, dan industri pendukungnya.
2. Subsistem Usaha Tani
Kegiatan produksi yang menggunakan barang-barang modal dan sumber
daya dan alam yang digunakan untuk menghasilkan produk primer.
3. Subsistem Pengolahan
Industri yang mengolah komoditas produk primer menjadi produk olahan.
Tanaman obat dapat diolah menjadi berbagai macam produk, seperti
simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, dan
sebagainya.
61
4. Subsistem Pemasaran
Kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas obat tradisional untuk
memenuhi kebutuhan di dalam dan di luar negeri. Kegiatan ini meliputi
kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditi dari sentra produksi
ke sentra konsumsi, promosi, informasi pasar, serta intelijen pasar.
5. Subsistem Jasa
Menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usaha tani, dan
subsistem agribisnis hilir. Jasa yang termasuk ke dalam subsistem ini adalah
penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi, dan
dukungan kebijaksanaan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang, makro
ekonomi).
2.2. Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dengan proses itu
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan
jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005:10). Asosiasi Pemasaran
Amerika dalam Kotler (2005:10) menyatakan bahwa pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi dan distribusi
ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-
sasaran individu dan organisasi. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai suatu
usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada
62
orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan
promosi dan komunikasi yang tepat (Assauri, 2007:5).
Kotler (2005:22) menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran
organisasi dalam konsep pemasaran adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Menurut
Assauri (2007:81), konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam
bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk
memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam
usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ada empat
unsur pokok yang terdapat dalam konsep pemasaran inti, yaitu orientasi pada
konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran terpadu,
kepuasan konsumen/langganan, dan tujuan pemasaran jangka panjang.
2.3. Bauran Pemasaran Angipora (2002:24) menyatakan bauran pemasaran adalah alat perangkat
pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan tanggapan dalam pasar sasaran. Begitu pula dengan Alma
(2002:162) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai strategi mencampur
kegiatan-kegiatan pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal sehingga
mendatangkan hasil yang paling memuaskan, yang terdiri dari empat komponen
yang dikenal dengan sebutan 4P yaitu Product, Price, Place and Promotion.
63
Arti bauran pemasaran juga dikemukakan oleh Kotler (2005:17) yaitu
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler
(2005:17) mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas
yang disebut empat P pemasaran, terdiri dari:
1. Produk (Product)
Kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang atau lembaga
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.
2. Harga (Price)
Jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu
produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan.
3. Distribusi (Place)
Kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk
yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan
tempat yang tepat dimana pun berada.
4. Promosi (Promotion)
Kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk
menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen
agar membeli produk yang dihasilkan.
64
2.4. Promosi
Kotler (2003:22) menyatakan bahwa promosi bagian dari komunikasi yang
terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya
kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan
pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa
perusahaan. Menurut Suthiar (2006:28), yang dimaksud dengan promosi adalah
suatu komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen
tentang barang dan jasa. Promosi pada hakekatnya adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran dengan cara menyebar informasi, mempengaruhi/membujuk, dan
mengingatkan pasar sasaran dan produknya agar bersedia menerima, membeli
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan
(Tjiptono, 2001:219).
Menurut Alma (2002:137), tujuan promosi adalah memberi informasi,
menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan.
Rossiter dan Percy dalam Tjiptono (2001:222) menyebutkan tujuan utama
promosi sebagai efek komunikasi, yaitu:
1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap kebutuhan.
2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman produk kepada konsumen.
3. Mendorong pemilihan terhadap produk.
4. Membujuk pelanggan untuk membeli produk.
5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain.
6. Menanamkan citra produk dan perusahaan.
65
Demi menciptakan komunikasi yang efektif dalam berpromosi, setiap
pemasaran terlebih dahulu memahami proses komunikasi secara umum. Chandra
(2002:169) mengambarkan sebuah model komunikasi dengan sembilan elemen
sebagai berikut:
Media
Encoding Decoding Pengirim Pesan Penerima
Gangguan
Umpan Balik
Respon
Gambar 1. Elemen-Elemen dalam Proses Komunikasi Sumber: Chandra (2002:169)
Ada tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi sebagaimana yang
tergambar pada Gambar 1.
1. Pelaku Komunikasi
Pelaku komunikasi terdiri dari pengirim (sender) atau komunikator yang
menyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikan pesan.
Dalam konteks ini, komunikatornya adalah produsen/perusahaan, sedangkan
komunikannya adalah masyarakat umum.
2. Material Komunikasi
a. Pesan (message), yakni himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau
non verbal) dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan
melalui suatu media.
66
b. Media, yaitu pembawa pesan komunikasi. Pilihan media komunikasi
pemasaran bisa bersifat personal maupun non personal.
c. Respon, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh
penerima.
d. Umpan balik (feed-back), yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau
keseluruhan respon yang dikirim oleh penerima.
e. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat
kelancaran proses komunikasi, seperti gangguan fisik, masalah
semantik/bahasa, perbedaan budaya, efek status, dan sebagainya.
3. Proses Komunikasi
Proses penyampaian pesan memerlukan dua kegiatan, yaitu: encoding
adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi
suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima, dan decoding adalah
proses menguraikan atau mengartikan simbol sehingga pesan yang diterima
dapat dipahami.
2.5. Bauran Promosi
Basu Swastha dalam Angipora (2002:338) menyatakan bahwa bauran
promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel
periklanan, personal selling, dan alat promosi lainnya, yang semuanya
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Berbeda dengan
Tjiptono (2007:31) yang menyatakan bauran promosi adalah metode untuk
mengkomunikasikan jasa kepada pelanggan potensial dan aktual.
67
Assauri (2007:240) juga menyatakan bahwa bauran promosi adalah
kombinasi dari unsur-unsur promosi yang digunakan perusahaan untuk membujuk
para calon pembeli dan langganan untuk melakukan pembelian atas produk yang
dipasarkan. Variabel-variabel yang ada dalam bauran promosi terdiri dari:
1. Periklanan
Suatu bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar
oleh sponsor yang teridentifikasi.
2. Promosi Penjualan
Berbagai macam insentif jangka pendek yang dimaksudkan untuk
mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.
3. Publisitas
Berbagai macam program yang dirancang untuk mempromosikan atau
melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
4. Penjualan Pribadi
Tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli untuk melakukan
presentasi, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan pesanan.
5. Pemasaran Langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, email, dan alat komunikasi
nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung
mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.
68
2.5.1. Periklanan
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari informasi
tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk melakukan pembelian (Tjiptono, 2001:226). Menurut Burke
dalam Alma (2002:138) menyatakan bahwa periklanan adalah proses
menyampaikan pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat melalui
cara-cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang, jasa, atau ide. Definisi
periklanan juga dikemukakan oleh Durianto dkk. (2003:2) adalah semua bentuk
penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa.
Kotler dan Susanto (2001:707-798) menyatakan bahwa sifat-sifat
periklanan sebagai berikut:
1. Presentasi Publik
Iklan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifat umumnya
mengesankan produk yang standar.
2. Pervasiveness
Iklan dapat mengulang suatu pesan berkali-kali.
3. Memperkuat Ekspresi
Iklan dapat mendramatisir produk melalui seni cetak, suara, dan warna.
4. Tidak Bersifat Pribadi (Personal)
Iklan tidak memiliki sifat memaksa yang sekuat tenaga penjual. Iklan
hanya mampu melakukan monolog bukan dialog dengan konsumen
sasaran.
69
Tujuan periklanan menurut Durianto dkk. (2003:12) sebagai berikut:
1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek dibenak konsumen.
2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan
manfaat suatu merek.
3. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas suatu merek.
4. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi.
5. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan
market power perusahaan.
6. Pengembangan sikap positif calon konsumen yang diharapkan menjadi
pembeli yang potensial di masa yang akan datang.
Chandra (2002:185) menyatakan bahwa efek periklanan dapat
dikelompokkan menjadi tiga tahap yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Efek Periklanan Pada Berbagai Tahap Respon
TAHAP EFEK SPESIFIK
1. Tahap Kognitif Eksposur terhadap pesan
Ingatan terhadap pesan
Kesadaran/pengenalan terhadap produk
Pengetahuan tentang atribut dan penggunaan produk
2. Tahap Afektif Kesediaan untuk mencari lebih banyak informasi
Minat pada atribut produk
Evaluasi produk atau merek yang positif
Minat untuk mencoba atau membeli
3. Tahap Perilaku Percobaan produk
Pembelian produk
Sumber: Chandra (2002:185)
70
Menurut Tjiptono (2001:240), media periklanan adalah saluran
penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Jefkins (1997:84)
menyatakan bahwa media periklanan adalah segenap perangkat yang dapat
memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli.
Definisi media periklanan juga dikemukakan oleh Angipora (2002:346) adalah
segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar
luaskan pesan–pesan iklan.
Tjiptono (2001:243-247) menyatakan bahwa secara umum media
periklanan yang tersedia dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Media Cetak
Media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan jumlah kata,
gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Visualisasi
yang kuat sangat penting untuk meningkatkan daya tarik konsumen
sasaran. Jenis-jenis media cetak terdiri dari brosur, selebaran, dan lain-lain.
2. Media Elektronik
Media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa
transmisi siaran. Iklan media ini berupa sponsorship, iklan partisipasi.
Jenis-jenis media elektronik terdiri dari televisi, radio, dan lain-lain.
3. Media Luar Ruangan
Media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang di tempat-tempat
terbuka seperti di pinggir jalan, di pusat keramaian, atau tempat-tempat
khusus lainnya. Jenis-jenis media luar ruangan terdiri dari billboard,
baleho, spanduk, banner, poster, dan lain-lain.
71
2.5.1.1. Brosur
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Ed.4, brosur
adalah selebaran cetakan yang berisi informasi tertulis mengenai suatu masalah
yang disusun secara bersistem, berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang
perusahaan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:210). Menurut In ziro
(2008:1), brosur adalah lembaran cetakan yang menjelaskan dan mempromosikan
barang tertentu, diselenggarakan dengan cara disebarkan dengan ketentuan tidak
untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan pada suatu benda lain.
Menurut Ensiklopedia Indonesia, brosur adalah terbitan tidak berkala
yang terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman. Memuat informasi tentang
suatu produk, layanan, profil perusahaan sebagai sarana beriklan. Informasi dalam
brosur ditulis dalam bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami
dalam waktu singkat (Wikipedia, 2009:1).
Kennedy dan Soemanagara (2006:101) menjelaskan bahwa karakteristik
media cetak brosur antara lain:
Kekuatan Brosur
1. Informasi yang diberikan spesifik
2. Langsung ditujukan pada personal
3. Daya jangkau dan raihan luas
4. Biaya murah
5. Daya rangsang bisa kuat tergantung daya tarik visual iklan
6. Lebih fleksibel, mudah dibawa, disimpan, dibaca kapan saja.
72
Kelemahan Brosur
1. Cenderung diabaikan jika isinya tidak menarik atau tidak
berhubungan dengan kebutuhan.
2. Informasi bersifat umum (standar).
2.5.1.2. X-Banner
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Ed.4, media
promosi ini seperti layaknya poster yang dipasang di tempat umum berupa
pengumuman atau iklan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1096). X-
Banner biasanya diletakkan didepan outlet dan mempunyai rangka sendiri untuk
berdiri (In ziro, 2008:1). Menurut Ensiklopedia Indonesia, x-banner adalah sebuah
karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas
bahan berukuran besar dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin yang
dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat, terdapat tulang penyangga
dibelakangnya yang berbentuk seperti huruf X (Wikipedia, 2009:1).
Kennedy dan Soemanagara (2006:101) menjelaskan karakteristik media
luar ruangan x-banner antara lain:
Kekuatan X-Banner
1. Daya jangkau dan raihan cukup besar.
2. Memiliki kemampuan membentuk awareness produk baru.
3. Kemampuan produksi yang dapat diminimalisasi.
73
Kelemahan X-Banner
1. Daya rangsang rendah.
2. Kurang fleksibel.
3. Informasi yang ditampilkan terbatas.
4. Biaya pajak dan perizinan tinggi
5. Informasi bersifat umum (standar)
6. Jika posisi tidak strategis, segmentasi yang dituju tidak tercapai.
2.5.2. Penjualan Pribadi
Penjualan Pribadi adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual
dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga
mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono, 2001:224). Menurut
Assauri (2007:277), penjualan pribadi dapat diartikan sebagai hubungan antara
dua atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal-balik
dalam rangka membuat, mengubah, menggunakan, dan atau membina hubungan
komunikasi antara produsen dengan konsumen.
Shim (2004:281) menyatakan bahwa penjualan pribadi adalah suatu bentuk
komunikasi orang per orang dimana wiraniaga berhubungan dengan calon
pembeli dan berusaha mempengaruhi agar mereka membeli produk atau jasa
perusahannya. Tjiptono (2001:224) menyatakan bahwa sifat-sifat penjualan
pribadi sebagai berikut:
74
1. Hubungan langsung secara personal confrontation, yaitu adanya hubungan
yang hidup, langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.
2. Hubungan akrab secara cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan
berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan
jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3. Adanya tanggapan (response), yaitu situasi yang seolah-olah
mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan
menanggapi.
Kennedy dan Soemanagara (2006:35) menyatakan bahwa kelemahan
penjualan pribadi dibandingkan dengan kegiatan pemasaran lainnya adalah:
1. Pesan sering tidak konsisten sehingga dapat menyebabkan kerancuan dan
kesalahpahaman tentang spesifikasi produk.
2. Biaya tinggi.
3. Jangkauan raihan dan frekuensi yang rendah.
4. Konflik dalam manajemen atau tenaga penjualan menyebabkan kegiatan
penjualan tidak berfungsi.
5. Masalah etika. Terkadang kehadiran penjual dianggap mengganggu
kesibukan seseorang, penjual melanggar etika bisnis yang lazim melalui
pemaksaan, sehingga konsumen sasaran cenderung menghindari penjual
atau bahkan mengabaikannya.
75
Tjiptono (2001:224) menyatakan bahwa aktivitas penjualan pribadi
memiliki beberapa tahap yang terdiri dari:
1. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan
mereka.
2. Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan
kepada pelanggan.
3. Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan,
mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
4. Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada
pelanggan.
5. Information gathering, yaitu melakukan riset dan intelijen pasar.
6. Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
Tjiptono (2001:224) menyatakan bahwa seorang penjual yang ditugaskan
untuk melakukan penjualan pribadi harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Salesmanship
Penjual memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai seni
menjual, seperti cara mengatasi penolakan dan mendorong pembelian.
2. Negotiating
Penjual mempunyai kemampuan bernegosiasi tentang syarat penjualan.
3. Relations Marketing
Penjual mengetahui cara membina dan memelihara hubungan baik dengan
para pelanggan.
76
2.6. Evaluasi Efektivitas Media Promosi
Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran
yang telah ditetapkan. Hasil yang semakin mendekati sasaran berarti derajat
efektivitasnya semakin tinggi. Kriteria efektivitas adalah sebagai berikut: (1)
Sebuah prestasi kerja, (2) Tercapainya sasaran, tujuan atau keberhasilan, (3)
Menggunakan cara kerja yang baik dan benar, (4) Hasil berdasarkan penggunaan
sumber daya-sumber daya yang ada, dan (5) Produktivitas dalam bentuk materi
atau jasa/pelayanan (Saragih dalam Rahmawati, 2008:36).
Berbagai model telah diciptakan untuk mengukur efektivitas media promosi.
Menurut Raymond dalam Durianto dkk. (2003:15), Model adalah penyederhanaan
dari sesuatu yang mampu mewakili sejumlah objek atau aktivitas. Secara umum,
dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas media
promosi, yaitu pengingatan, persuasi, dan penjualan. Efektivitas media promosi
yang berkaitan dengan pengingatan dan persuasi dapat diukur melalui EPIC
Model yang dikembangkan oleh AC. Nielsen, salah satu perusahaan peneliti
pemasaran terkemuka di dunia, yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu:
empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy, Persuation, Impact, and
Communication) dalam Durianto dkk. (2003:86). Berikut ini dimensi-dimensi
dalam EPIC Model adalah sebagai berikut:
1. Dimensi Empati (Empathy)
Istilah empati diperkenalkan pertama kalinya oleh seorang psikolog Jerman
bernama Theodore Lipps, sekitar tahun 1880-an dalam istilah “einfuhlung” atau
‘in-feeling” yang menjabarkan apresiasi emosional terhadap perasaan-perasaan
77
orang lain (Mulyana dan Rakhmat, 2005: 87). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Ed.4, arti empati adalah keadaan mental yang membuat
seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya atau merasa dirinya pada keadaan
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008:369). Menurut Ensiklopedia Indonesia, empati dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengenali, mempersepsi, dan
merasakan perasaan orang lain (Wikipedia, 2010:1).
Definisi empati juga dikemukakan oleh Henry Backrack dalam Suprapto
(2008:21-22) sebagai kemampuan komunikator untuk “mengetahui” apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut pandang dan
kacamata orang lain tersebut. Komunikator yang empatik mampu memahami
motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa datang. Komunikasi Empati ialah pengetahuan
tentang cara-cara untuk memperoleh atau menyerap informasi dari orang lain
tentang kebutuhan, keinginan, pemahaman, pengetahuan, dan kondisi afektif dari
orang tersebut. Secara non verbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh
yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik, serta sentuhan atau belaian yang
sepantasnya. Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006:5) menyatakan bahwa
penggunaan visualisasi yang kuat, pesan yang tepat, dan konsisten adalah syarat
utama keberhasilan empati.
78
Peter dan Olson (1999) dalam Durianto dkk. (2003:86-87) menyatakan
bahwa empati melibatkan afeksi (affect) dan kognisi (cognition) konsumen.
Afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang
dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang
berlangsung. Afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan
pemikiran. Variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negatif,
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Konsumen dapat merasakan empat
jenis tanggapan afektif, yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati, dan evaluasi
yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya. Suka-tidak suka
adalah respons yang muncul pada tahap perubahan afeksi.
Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang
dilibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Termasuk juga
pengetahuan yang diperoleh seseorang dari pengalaman, serta yang tertanam
dalam ingatan mereka. Proses psikologis berkaitan dengan pemberian perhatian
pada aspek-aspek lingkungan, pemahaman terhadap aspek-aspek lingkungan,
memori di masa lalu, pembentukan evaluasi dan pembuatan keputusan pembelian.
Aspek kognisi meliputi proses berpikir sadar, tak sadar, dan otomatis.
2. Dimensi Persuasi (Persuation)
Menurut Setiadi (2003:244), persuasi adalah usaha untuk mendorong target
konsumen agar merubah perilaku, keyakinan, dan sikapnya atas kemauan sendiri
yang dapat dicapai dengan memanfaatkan pengaruh verbal dan non verbal.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Ed.4, arti persuasi
79
adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik
yang meyakinkannya (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1062).
Kata persuasi berasal dari bahasa latin “per sua dere” berarti menggerakkan
seseorang melakukan sesuatu dengan senang hati dengan kehendak sendiri tanpa
merasa dipaksa oleh orang lain. Persuasi merupakan salah satu metode
komunikasi sosial dan dalam penerapannya menggunakan teknik atau cara
tertentu sehingga dapat menyebabkan orang bersedia melakukan sesuatu dengan
senang hati, dengan sukarela dan tanpa merasa dipaksa oleh siapapun. Kesediaan
itu timbul dari dalam dirinya sebagai akibat terdapatnya dorongan atau
rangsangan tertentu yang menyenangkan (Sastropoetro, 2008:246).
Menurut Peter dan Olson (1999) dalam Durianto dkk. (2003:87-88),
persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang
disebabkan suatu komunikasi promosi. Komunikasi promosi yang dapat
mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses kognitif, yaitu “jalur
sentral” dan “jalur periferal” menuju persuasi. Jalur sentral menuju persuasi
cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Konsumen
“memfokuskan diri pada pesan produk” dalam promosi. Konsumen
menerjemahkan pesan produk dalam promosi tersebut, lalu membentuk
kepercayaan tentang ciri-ciri dan konsekuensi produk, serta mengintegrasikan
makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan. Jalur periferal menuju
persuasi cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen lebih rendah.
Konsumen tidak memfokuskan diri pada pesan produk dalam sebuah promosi
80
tetapi pada perangsang “periferal”, seperti selebriti atau musik yang popular
dan menarik.
Menurut Aristoteles dalam Cangara (2009: 91) untuk mencapai komunikasi
yang mengena, seorang komunikator harus memiliki kredibilitas (kepercayaan)
dan daya tarik. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-
kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak.
Kredibilitas dapat diperoleh jika seorang komunikator memiliki ethos, pathos, dan
logos. Ethos adalah kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya,
seperti kepribadian yang hangat, bersahabat, percaya diri, sikap toleran terhadap
prinsip, dan dinamis sehingga upacan-upacannya dapat dipercaya. Pathos adalah
kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi
pendengarnya, dan logos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui
argumentasinya. Miil dan Anderson dalam Cangara (2009:94) menemukan dalam
penelitiannya bahwa komunikator yang memiliki fisik yang menarik, dikenal baik,
disukai, dan adanya kesamaan demografis seperti bahasa, agama, suku, dan
daerah asal dapat lebih mudah menggugah pendapat dan sikap seseorang.
3. Dimensi Dampak (Impact)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Ed.4, arti
dampak (impact) adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif
maupun positif (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:290). Menurut Cangara
(2009:166), pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh dapat dikatakan mengena jika perubahan (P) yang terjadi pada penerima
81
sama dengan tujuan (T) yang diinginkan oleh komunikator (P=T). Pengaruh (P)
sangat ditentukan oleh sumber, pesan, media, dan penerima. Pengaruh bisa terjadi
dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku
(behavior).
Pada tingkat pengetahuan, pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan
persepsi dan perubahan pendapat. Khalayak yang terpapar pada pesan promosi
akan melakukan tindakan setelah melalui tahap awareness, dimana khalayak telah
menyadari keberadaan sebuah produk dan layanan, serta memperoleh informasi
penting mengenai kelebihan dan fungsi sebuah produk dan layanan. Menurut
Durianto dkk. (2003:88-89), dampak (impact) promosi yang diinginkan dari
tingkat pengetahuan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge)
yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen
dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen dapat memiliki tiga
jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang ciri atau karakter produk,
konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk, dan nilai yang akan
dipuaskan atau dicapai suatu produk. Keterlibataan (involvement) mengacu pada
persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek,
kejadian, atau aktivitas.
Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006:120), perubahan sikap terjadi
karena adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam
bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek
baik yang terdapat di dalam maupun diluar dirinya. Perubahan sikap bertujuan
untuk mengubah sikap khalayak terhadap produk dan layanan, di mana tindakan
82
yang diharapkan adalah terjadinya sebuah pembelian yang merupakan hasil dari
perubahan perilaku dan pencapaian sebuah loyalitas terhadap produk dan layanan.
Menurut Cangara (2009:167), dampak dari media non personal cenderung lebih
banyak mempengaruhi pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang, sedangkan
dampak dari media antar pribadi (personal) cenderung berpengaruh pada sikap
dan perilaku seseorang.
4. Dimensi Komunikasi (Communication)
Prisgunanto (2006:1) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses transfer
pesan dalam penyaluran informasi atau message melalui sarana atau saluran
komunikasi kepada komunikan yang tertuju. Menurut Ensiklopedia Indonesia, arti
komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa verbal (kata-
kata lisan), dan bahasa non verbal seperti tersenyum, menggelengkan kepala, dan
sebagainya (Wikipedia, 2009:1). Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama
dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut
pesan, dimana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi
perubahan atau respon terhadap pesan yang disampaikan (Kennedy dan
Soemanagara, 2006:2).
Menurut Durianto dkk. (2003:89-90), dimensi komunikasi memberikan
informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang
disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan
pesan tersebut. Bovee dan Thill dalam Kennedy dan Soemanagara (2006: 143)
83
memberikan empat pedoman untuk menyusun pesan dalam bentuk tulisan: (1)
Subjek dan tujuan harus jelas, (2) Informasi harus menunjukkan adanya hubungan
antara subjek pesan dengan tujuan penyampaian pesan, (3) Gagasan pesan
dikelompokkan dan ditampilkan secara logis, dan (4) Seluruh tulisan harus
mencakup informasi yang akan disampaikan.
Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006:125) bahwa pesan yang
ditujukan pada khalayak dipengaruhi oleh intensitas yang dihasilkannya. Jika
memiliki daya tarik besar, objek atau stimulus itu dapat langsung memasuki
pikiran khalayak melalui berbagai jalan (pancaindera). Kebutuhan, nilai-nilai, dan
ekspektasi merupakan langkah berikut, ketika sebuah stimulus diseleksi dan
memasuki pikiran. Dari pengolahan inilah akan dihasilkan respon berupa
perubahan atau penguatan sikap suka-tidak suka, setuju-tidak setuju, dan lakukan-
hindari. Intensitas adalah kemampuan pesan dalam menghasilkan perhatian yang
besar terhadap objek. Kennedy dan Soemanagara (2006:127) juga menyatakan
bahwa intensitas yang cukup tinggi dalam pemaparan informasi dengan
penggunaan efek warna, teks, dan figur dalam promosi dapat menarik perhatian
besar dari khalayak.
Pada pembuatan efek visual iklan atau promosi, warna sangat penting
diperhatikan dalam penggabungannya dengan maksud pesan dan bagaimana cara
memposisikan warna itu dalam grafis atau visual sehingga menghasilkan persepsi
yang tepat. Warna merupakan simbol, dan simbol adalah pesan. Schiffman dan
Kanuk dalam Kennedy dan Soemanagara (2006:142) membagi warna berdasarkan
kepribadian (personality) sebagai berikut:
84
Tabel 2. Pembagian Warna Berdasarkan Kepribadian
Warna Kepribadian Biru Komando hormat, Kewenangan.
Kuning Hati-hati, Kebaruan, Sementara, Kehangatan. Hijau Aman, Alami, Rileks atau Santai, Makhluk Hidup. Merah Humoris, Menarik, Panas, Bersemangat, Kuat. Jingga Kuat, Terjangkau, Informal. Coklat Informal dan Santai, Maskulin, Alam. Putih Kebaikan, Kemurnian, Kebersihan, Kelezatan,
Perbaikan, Formalitas. Hitam Kecanggihan, Kekuasaan, Otoritas, Misteri.
Perak,Emas, Platinum
Agung, Kekayaan, Megah.
Sumber: Schiffman dan Kanuk dalam Kennedy dan Soemanagara (2006:142)
2.7. Hubungan Media Promosi dengan Volume Penjualan
Konsep penjualan yaitu suatu orientasi manajemen yang menganggap
konsumen akan melakukan atau tidak melakukan pembelian produk-produk
organisasi/perusahaan didasarkan atas pertimbangan usaha-usaha nyata yang
dilakukan untuk menggugah atau mendorong minat akan produk tersebut melalui
kegiatan penjualan dan promosi yang gencar (Assauri, 2007:76)
Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006:155-157), konsep biaya media
promosi menunjukkan bahwa keberhasilan media promosi tidak selalu ditentukan
oleh besar-kecilnya biaya, tetapi ditentukan oleh efektivitas perencanaan biaya
promosi sebagai upaya dari pengoptimalan biaya promosi. Besar biaya yang
dikeluarkan ditentukan oleh seberapa besar cakupan pasar yang ingin didapatkan.
Efektivitas komunikasi tidak bertujuan untuk membatasai biaya, tetapi untuk
melakukan perencanaan yang berkualitas dengan hasil yang lebih besar dari
pengeluaran biaya pada kegiatan komunikasi sebelumnya.
85
Kennedy dan Soemanagara (2006:158) menyatakan bahwa dalam penetapan
anggaran biaya promosi, item yang harus tersedia sebagai berikut:
1. Personal
Penentuan anggaran personal meliputi gaji yang diperhitungkan dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan struktur yang dimiliki oleh
departemen promosi.
2. Kegiatan
Berbagai jenis kegiatan yang dibiayai meliputi kegiatan pameran,
pemasaran langsung, periklanan, dan penjualan pribadi.
3. Media
Penyusunan anggaran media promosi meliputi biaya produksi dan
distribusi.
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu
Nadyati (2007) dengan judul penelitian: Analisis Efektivitas Bauran
Promosi Pada Giant Hypermarket Botani Square Bogor. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi bauran promosi yang dilakukan perusahaan dan
menganalisis efektivitas bauran promosi dari dampak komunikasi dan persuasi
terhadap konsumen Giant. Penelitian dilaksanakan di Giant Hypermarket Botani
Square Bogor. Data terdiri dari data primer yang diperoleh langsung dari hasil
observasi di lapangan, wawancara dengan pihak perusahaan, dan pengisian
kuesioner oleh konsumen. data sekunder diperoleh dari data literatur, dan laporan
tertulis/dokumen perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan secara convenience
86
sampling terhadap 100 responden. Langkah awal, data di uji validitas dan
reliabilitasnya selanjutnya diolah secara statistik deskriptif menggunakan
Microsoft Excell dan SPSS 12. Proses pengolahan data menggunakan EPIC
Model (Empathy, Persuation, Impact, and Communication).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bauran promosi yang digunakan
adalah dengan iklan media cetak seperti koran dan penyebaran mailer (catalog);
berbagai insentif jangka pendek seperti diskon, kupon potongan harga, voucher,
dan lain-lain; humas yang membangun corporate image perusahaan sesuai dengan
slogan “Giant Tempat Belanja Termurah”; penjualan personal dengan
menempatkan berbagai armada penjualan termasuk didalamnya wiraniaga, kasir,
dan customer service. (2) Dari hasil analisis EPIC Model (Empathy, Persuation,
Impact, and Communication) menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan oleh
Giant Hypermarket Botani Square efektif dari segi dimensi empati, persuasi, dan
komunikasi. Hal ini ditunjukan oleh nilai X dari dimensi empati, persuasi dan
komunikasi yang dihasilkan berada dalam rentang skala efektif. Sementara dari
dimensi dampak, promosi yang dilakukan dalam rentang skala cukup efektif. Nilai
EPIC Rate yang dihasilkan menunjukan bahwa promosi yang dilakukan efektif.
Wahyuningtias (2007) dalam penelitiannya mengenai Analisis Pengaruh
Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan Pada CV. Langgeng Jaya di
Mojokerto. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh variabel-
variabel biaya yang terdiri atas advertising, personal selling dan sales promotion
terhadap volume penjualan baik secara menyeluruh maupun secara parsial; (2)
untuk mengetahui variabel biaya promosi yang paling dominan pengaruhnya
87
dengan volume penjualan. Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu Maret
2003 sampai dengan April 2003 bertempat di lingkungan CV. Langgeng Jaya di
Mojokerto. Penelitian ini menggunakan data biaya promosi penjualan, biaya
personal selling, biaya periklanan, dan volume penjualan. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan studi pustaka. Metode
analisis data yang digunakan adalah dengan Regresi Linear Berganda.
Hasil analisis yang dilakukan melalui program SPSS for windows Release
10.0 dapat diketahui pernyataan regresi yang menyatakan pengaruh antara
variabel-variabel bebas (biaya promosi penjualan, biaya personal selling, dan
biaya periklanan) terhadap variabel tidak bebas (volume penjualan) adalah sebagai
berikut: Y = -513.470.693,278 + 20,665 X1 + 36,878 X2 + 6,393 X3 + e
.Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa b0 adalah -
513.470.693,278. Hal ini berarti apabila perusahaan tidak melakukan kegiatan
promosi, maka perusahaan akan menderita kerugian sebesar Rp 513.470.693,278.
Uji hipotesis yang dilakukan secara bersama-sama menunjukkan F hitung sebesar
23,109 dan F tabel sebesar 3,41 (F hitung > F tabel). Hal ini berarti penelitian
yang dilakukan signifikan. Sedangkan uji T yang dilakukan menunjukkan bahwa
variabel yang memiliki pengaruh paling dominan adalah personal selling yaitu
sebesar 4,969 > 2,160.
88
2.9. Kerangka Pemikiran Konseptual
PT. Prima Agritech Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengolahan produk herbal yang memiliki visi menjadi
perusahaan yang terpercaya dibidang agribisnis, dan menjadi produsen hasil
olahan produk pertanian dengan kualitas terstandar. Adapun misi yang dimiliki
yaitu menghasilkan dan mendistribusikan produk pertanian dan olahan pertanian
yang berkualitas tinggi, dengan dukungan teknologi pertanian agar mampu
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Visi dan misi tersebut diwujudkan
melalui kegiatan penjualan pada gerai (outlet). Persaingan yang semakin ketat
membuat perusahaan harus menyusun strategi bauran pemasaran yang tepat.
Promosi adalah salah satu bauran pemasaran yang memegang peranan
sangat penting. Promosi bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan
perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness),
ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang
berpengaruh terhadap peningkatan penjualan. Demi mencapai target dan tujuan
yang diharapkan, perlu adanya strategi kreatif dan pemilihan media promosi yang
tepat.
Kegiatan promosi yang telah dijalankan pada outlet PT. Prima Agritech
Nusantara berupa kegiatan periklanan dan penjualan pribadi. Kegiatan periklanan
adalah bentuk komunikasi tidak langsung (non personal), dan media yang
digunakan terdiri dari media cetak brosur dan media luar ruangan X-banner.
Kegiatan penjualan pribadi adalah komunikasi langsung (personal) antara penjual
dengan target konsumen, dan media yang digunakan adalah tenaga penjual.
89
Efektif tidaknya media promosi yang telah dijalankan pada outlet tersebut
dapat diketahui dengan mengukur kinerja media promosi melalui dua riset, yaitu:
Berdasarkan EPIC Model (Empathy, Persuation, Impact, Communication) yang
dapat dilihat dari bagaimana respon konsumen baik pengingatan dan persuasi.
Berdasarkan dampak penjualan dengan mengetahui kesesuaian antara biaya media
promosi yang dikeluarkan terhadap volume penjualan. Regresi Linear Berganda
adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan antara biaya media promosi
terhadap volume penjualan. Dengan demikian, tingkat efektivitas media promosi
produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara dapat diketahui.
Kerangka Pemikiran Konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan
berikut ini:
90
Visi dan Misi
PT. Prima Agritech Nusantara
Ket:
Bauran Pemasaran
Periklanan Penjualan Pribadi
Pengukuran Kinerja Media Promosi
EPIC Model Empathy
Persuation Impact
Communication
Hubungan Biaya Media Promosi
Terhadap Volume Penjualan
Tingkat Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara
Promosi
Kegiatan Penjualan Pada Gerai (Outlet)
Tenaga Penjual X-Banner Brosur
Alur Penelitian
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
91
92
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif
dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau
gejala terjadi. Hasil akhir penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan
sebab akibat (Prasetyo dan Jannah, 2006:43). Penelitian ini dilaksanakan pada
Outlet PT. Prima Agritech Nusantara berlokasi di Depok Town Square LG. 016,
Depok, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa outlet tersebut adalah satu-satunya lokasi yang
dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan penjualan kepada konsumen
sasaran, dan promosi dijadikan sebagai bentuk kegiatan komunikasi pemasaran
melalui media promosi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2009.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil
pengamatan langsung (observasi) di lapangan, wawancara, dan pengisian
kuesioner oleh responden. Data sekunder diperoleh dari berbagai buku dan
literatur, tulisan ilmiah, internet, jurnal, dan penelitian terdahulu. Data tersebut
digunakan untuk membantu dan mendukung data primer yang didapatkan.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan yang terkait dengan
pelaksanaan promosi, yaitu Manager Pemasaran PT. Prima Agritech
Nusantara. Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan promosi
produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara yang berada di
Depok Town Square (DETOS), Jawa Barat. Hasil observasi dapat dilihat
pada Lampiran 2.
3. Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada responden yaitu pengunjung yang datang ke
gerai atau outlet PT. Prima Agritech Nusantara. Lembar kuesioner penelitian
dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.4. Teknik Penentuan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Non-Probability
Sampling dengan menggunakan teknik Accidental Sampling yang didasarkan pada
kemudahan (convenience). Sampel dapat terpilih karena berada pada waktu,
situasi, dan tempat yang tepat (Prasetyo dan Jannah, 2006:135). Pada Penelitian
ini, sampel yang dipilih adalah pengunjung yang datang ke gerai atau outlet PT.
Prima Agritech Nusantara. Jumlah sampel diambil dalam penelitian ini ditentukan
dengan rumus Slovin (Umar, 2003:146), yaitu:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi
e = Persentase kelonggaran (10%)
N n = 1 + Ne2
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah pengunjung yang datang
ke outlet PT. Prima Agritech Nusantara dengan jumlah rata-rata 50 orang/hari,
diperoleh dari data perusahaan pada bulan April 2009. Berarti jumlah populasi
pengunjung selama 25 hari yaitu 1250 pengunjung.
Jadi,
1250 n = 1+ 1250 (10%)2
= 92,59 ≈ 100 orang
Berdasarkan rumus Slovin maka didapatkan jumlah responden dalam penelitian
sebanyak 100 orang.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif disajikan secara deskriptif mengenai
gambaran umum perusahaan, lokasi perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi,
proses produksi dan produk yang dihasilkan, bauran pemasaran, pelaksanaan
kegiatan promosi pada outlet PT. PAN. Analisis kuantitatif digunakan untuk
mengetahui tingkat efektivitas media promosi berdasarkan EPIC Model dan
dampak penjualan. Sebelum data diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas.
3.5.1. Uji Validitas
Menurut Muhidin dan Abdurahman (2007:30-32) menyatakan bahwa
suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur
sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Langkah-langkah kerja yang dapat
dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah:
1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
Pada penelitian ini, konsep efektivitas media promosi
dioperasionalisasikan berlandaskan teori mengenai komunikasi, kemudian
untuk mematangkan definisi dan rumusan tersebut, peneliti
mendiskusikannya dengan para dosen pembimbing sehingga menghasilkan
bentuk rumusan yang operasional yang akan dijadikan indikator-indikator
pada instrumen. Alur operasionalisasi konsep penelitian efektivitas media
promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara dapat
dilihat pada Lampiran 4.
2. Melakukan uji coba instrumen kepada 30 responden. Pengukuran variabel
instrumen dinyatakan dalam bentuk skala likert (skala ordinal) yaitu
pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap seorang responden
terhadap pernyataan. Pemberian bobotnya adalah:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Cukup (C)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
3. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen, kemudian memeriksa
kelengkapan data baik lembaran data maupun kelengkapan pengisian item
angket.
4. Membuat tabel tabulasi jawaban yang dapat dilihat pada Lampiran 5.
5. Menghitung korelasi antar masing-masing pernyataan instrumen penelitian
dengan menggunakan teknik korelasi Kendall’s Tau. Menurut Sugiyono
(2002:237), Korelasi Kendall’s Tau digunakan untuk mencari hubungan
dan membuktikan hipotesis asosiatif (hubungan antara dua variabel atau
lebih) dengan data berbentuk ordinal dan sampel dalam jumlah besar
(lebih dari 10 sampel). Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
τ = Korelasi Kendall’s Tau
Σ A = Jumlah ranking atas
Σ A - ΣB τ = ½ N (N – 1)
Σ B = Jumlah ranking bawah
N = Jumlah sampel
Hipotesis statistik:
Ho: ρ = 0 (Tidak ada hubungan antara efektivitas media promosi dengan
empati, persuasi, dampak, dan komunikasi).
Ha: ρ ≠ 0 (Ada hubungan antara efektivitas media promosi dengan
empati, persuasi, dampak, dan komunikasi).
Kriteria pengujian:
H0 : diterima, jika α hitung > 5%
H0 : ditolak, jika α hitung < 5%
3.5.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Pada penelitian ini, skalanya berupa skala ordinal 1-5, sehingga
teknik uji reliabilitas instrumen yang digunakan adalah Teknik Koefisien Alpha
Cronbach. Umar (2000:207) menyatakan bahwa teknik Koefisien Alpha
Croncabh adalah reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan
rentangan antara beberapa nilai atau bentuk skala 1-3, 1-5, 1-7, dan seterusnya.
Menurut sekaran dalam Priyatno (2008:26), nilai Cronbach’s Alpha kurang dari
0,6 dinyatakan kurang baik, nilai 0,7 dinyatakan dapat diterima, dan nilai lebih
dari 0,8 adalah baik. Rumus Teknik Koefisien Alpha Cronbach adalah:
Keterangan:
( k ) ( 1 _ ∑σb2 )
r11 = k-1 σt
2
r11 = Reabilitas instrumen/koefisien alfa
k = Banyak butir pertanyaan
∑σb2 = Jumlah varians butir
σt2 = Varians total
3.5.3. EPIC Model
Efektivitas media promosi yang berkaitan dengan pengingatan dan
persuasi dapat diukur melalui EPIC Model yang dikembangkan oleh AC. Nielsen,
salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia dalam Durianto dkk.
(2003:86) mencakup empat dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak, dan
komunikasi (Empathy, Persuation, Impact, and Communication).
1. Dimensi Empati
Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu
promosi dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan
antara promosi dengan pribadi mereka. Dimensi empati memberikan
informasi yang berharga tentang daya tarik suatu produk.
2. Dimensi Persuasi
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu
promosi untuk penguatan karakter produk, sehingga pemasar memperoleh
pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk
membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu promosi dalam
mengembangkan daya tarik produk.
3. Dimensi Dampak
Dimensi dampak (impact) menunjukkan apakah suatu promosi mampu
melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang
diinginkan dari hasil promosi adalah jumlah pengetahuan produk (product
knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan
(involvement) konsumen dengan produk, dan untuk mengetahui dampak
kegiatan promosi terhadap keputusan melakukan pembelian produk.
4. Dimensi Komunikasi
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut.
Kemudian dari keempat dimensi tersebut, data dianalisis dengan
menggunakan skor rata-rata berbobot yaitu setiap jawaban responden diberikan
bobot. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai
masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi (Durianto dkk,
2003:96).
Keterangan:
X = rata-rata berbobot
ƒi = Frekuensi
wi = bobot
Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala. Penilaian untuk
menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap
variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat
dengan menggunakan skala antara 1 hingga 5 yang menggambarkan posisi sangat
negatif ke posisi yang sangat positif. Rentang skala dihitung dengan rumus
sebagai berikut (Durianto dkk, 2003:97).
∑ƒi . wi X =
∑ƒi
Keterangan:
R = bobot terbesar – bobot terkecil
M = banyaknya kategori bobot
R Rs = M
Skala yang digunakan adalah skala likert, yaitu skala 1 hingga 5, maka
rentang skala penilaiannya adalah sebesar 0,8. Hal ini didapatkan dari hasil rumus
berikut:
5 – 1 Rs = = 0,8
5
Rentang skala (Rs) tersebut kemudian digunakan ke dalam rentang skala
keputusan sebagai bahan pengambilan keputusan dari hasil analisis EPIC Model.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rentang Skala Keputusan EPIC Model
Kriteria Rentang Skala Sangat Tidak Efektif 1,00 – 1,80 Tidak Efektif 1,81 – 2,60 Cukup Efektif 2,61 – 3,40 Efektif 3,41 – 4,20 Sangat Efektif 4,21 – 5,00
Sumber: Durianto dkk, (2003:97)
Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC Rate dengan rumus
sebagai berikut (Durianto dkk., 2003:97).
XEmpati + XPersuasi + XDampak + XKomunikasi EPIC Rate = N
3.5.4. Analisis Regresi Linear Berganda
Efektivitas media promosi dari dampak penjualan dapat diketahui dengan
cara menganalisis pengaruh biaya media promosi, seperti biaya brosur, biaya x-
banner, dan biaya tenaga penjual terhadap volume penjualan produk herbal PT.
PAN. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Menurut
Priyatno (2008:73), analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear
antara dua atau lebih variabel bebas (X1,X2,…,Xn) dengan variabel terikat (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas mengalami
kenaikan atau penurunan.
Menurut Hasan (2008:259), jika sebuah variabel terikat dihubungkan
dengan tiga variabel bebas maka persamaan regresi linear bergandanya dituliskan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
Y = Variabel Terikat (Volume Penjualan)
X1,X2, X3 = Variabel Bebas (Biaya Brosur, Biaya X-Banner, Biaya
Tenaga Penjual)
a, b1, b2, b3 = Koefisien regresi linear berganda
a = Nilai Y, apabila X1 = X2 = X3 = 0
b1 = Besarnya kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika X1
naik/turun satu satuan dan X2 dan X3 konstan.
b2 = Besarnya kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika X2
naik/turun satu satuan dan X1 dan X3 konstan.
b3 = Besarnya kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika X3
naik/turun satu satuan dan X1 dan X2 konstan.
+ atau - = Tanda yang menunjukkan arah hubungan antara Y dan X1
atau X2 atau X3.
Priyatno (2008:79-83) menyatakan bahwas untuk memperoleh hasil
regresi terbaik, maka harus memenuhi kriteria statistik sebagai berikut:
a. Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel bebas (X1, X2,…,Xn) secara serentak terhadap variabel
terikat (Y). R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel
terikat. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap terikat adalah sempurna.
b. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X1,X2,…,Xn)
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat (Y).
Hipotesis Penelitian:
H0 : b1=b2=b3= 0, artinya biaya brosur, biaya x-banner, dan biaya tenaga
penjual secara bersama-sama tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap volume penjualan.
Ha : b1≠b2≠b3≠ 0, artinya biaya brosur, biaya x-banner, dan biaya tenaga
penjual secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap volume penjualan.
Kriteria pengujian:
H0 : ditolak, jika Fhitung > Ftabel, derajat bebas (df = n-k-1) atau Sig < α
H0 : diterima, jika Fhitung < Ftabel, derajat bebas (df = n-k-1) atau Sig > α
c. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t )
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
bebas (X1, X2,…, Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (Y).
Hipotesis Penelitian:
H0 : bi = 0, artinya variabel bebas (biaya brosur, x-banner, dan tenaga
penjual) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat (volume penjualan).
Ha : bi ≠ 0, artinya variabel bebas (biaya brosur, x-banner, dan tenaga
penjual) secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat (volume penjualan).
Kriteria Pengujian:
H0 : ditolak, jika thitung > ttabel, derajat bebas (df = n-k-1) atau Sig < α
H0 : diterima, jika thitung < ttabel, derajat bebas (df = n-k-1) atau Sig > α 3.6. Definisi Operasional 1. Efektivitas media promosi adalah pengukuran keberhasilan media promosi
dalam mengkomunikasikan pesan-pesan perusahaan untuk menstimuli
terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir
dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target konsumen
terhadap produk herbal PT. Prima Agritech Nusantara yang selanjutnya
memberi pengaruh pada peningkatan penjualan.
2. Dimensi empati (empathy) adalah kemampuan media promosi untuk
mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan target konsumen tentang
kebutuhan, keinginan, pemahaman, pengetahuan, dan kondisi afektifnya.
3. Dimensi persuasi (persuation) adalah kemampuan media promosi untuk
mendorong target konsumen agar merubah kepercayaan, sikap, dan
keinginan berperilaku.
4. Dimensi dampak (impact) adalah perubahan yang terjadi pada target
konsumen, baik perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude),
maupun perilaku (behavior).
5. Dimensi komunikasi (communication) adalah kemampuan konsumen
mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta
kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan pada media promosi tersebut.
6. Biaya media promosi adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dengan satuan uang untuk mengkomunikasikan pesan-pesan perusahaan
dengan tujuan memberi informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya
memberi pengaruh meningkatnya penjualan.
7. Volume penjualan adalah jumlah produk atau merek suatu perusahaan yang
terjual dalam suatu periode.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Prima Agritech Nusantara didirikan pada tanggal 9 Maret 2005 yang
diilhami oleh pemikiran sederhana dari para pendirinya yang merupakan
sekelompok mahasiswa lulusan pertanian. Konsep pemikiran mereka yaitu
menginginkan adanya sebuah terobosan baru di dunia pertanian khususnya di
bidang pengolahan produk hasil pertanian. Prima Agritech Nusantara
mengandung makna sebagai sebuah usaha di bidang pertanian dengan
mengedepankan kualitas prima atau unggul melalui penerapan teknologi yang
terstandard dan terukur. Semua hal tersebut ditujukan untuk kemajuan dunia
pertanian di bumi Nusantara.
Pada awal mulai usaha, PT. Prima Agritech Nusantara merintis usaha dalam
budidaya tanaman obat (herbal). Sesuai dengan visi perusahaan yaitu menjadi
perusahaan yang terpercaya dibidang agribisnis, dan menjadi produsen hasil
olahan produk pertanian dengan kualitas terstandar. Oleh karena itu, perusahaan
melakukan pembinaan kepada petani di daerah lembang, Jawa Barat untuk
mendapatkan hasil olahan yang terbaik. Pengembangan bisnis herbal selanjutnya,
perusahaan mulai menerima jasa pembuatan obat herbal dari beberapa pengusaha
yang ingin menjual produk herbal, dengan meminta perusahaan yang membuat
produknya, baik bahan baku dari perusahaan atau bisa juga bahan baku dari pihak
yang ingin memakai jasa PT. PAN.
4.2. Lokasi Perusahaan
Kantor Pusat PT. Prima Agritech Nusantara berlokasi di Jalan Nusantara
No. 36, Komp HanKam, Kelapa Dua-Depok, Jawa Barat. Lokasi ini dijadikan
sebagai tempat produksi sekaligus menjalin mitra bisnis dengan distributor atau
perusahaan lain yang ingin memasarkan produk herbal ini. Perusahaan juga
membuka sebuah outlet yang berada di dalam kawasan Depok Town Square
(DETOS) LG 016, Depok, Jawa Barat.
4.3. Visi dan Misi Perusahaan
Adapun visi dan misi PT. Prima Agritech Nusantara, yaitu:
1. Visi
Menjadi perusahaan yang terpercaya dibidang agribisnis, dan menjadi
produsen hasil olahan produk pertanian dengan kualitas terstandar.
2. Misi
Menghasilkan dan mendistribusikan produk pertanian dan olahan
pertanian yang berkualitas tinggi, dengan dukungan teknologi pertanian
agar mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
4.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dibuat perusahaan agar koordinasi dari masing-masing
bagian berjalan lancar dan memudahkan pengendalian, sehingga kesatuan
aktivitas perusahaan dapat lebih terarah dan dapat mempermudah pencapaian
tujuan perusahaan. Bagan struktur organisasi PT. Prima Agritech Nusantara
terdapat pada Lampiran 6. Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
bagian, yaitu:
1. Komisaris Utama
Bertanggung jawab untuk mengawasi, mengarahkan, serta berkoordinasi
dengan direktur utama dalam menjalankan perusahaan.
2. Direktur Utama
Bertanggung jawab untuk memimpin atas seluruh kegiatan operasional
perusahaan.
3. Manager Produksi
Bertanggung jawab atas divisi perencanaan dan pengendalian produksi,
mitra tani, serta penelitian dan pengembangan (R&D). Fungsi dari divisi ini
adalah mengkoordinasikan proses produksi dan bahan mentah, melakukan
mitrausaha dengan para petani dalam mendapatkan bahan baku, serta
melakukan penelitian dan pengembangan baik bahan baku maupun proses
produksi agar diperoleh produk akhir yang berkualitas dan terstandard.
4. Manager Pemasaran
Bertanggung jawab atas divisi pemasaran yaitu promosi, publikasi, dan
distribusi (agen). Divisi ini berfungsi untuk mempublikasikan produk-
produk perusahaan melalui kegiatan promosi baik dari media cetak dan
elektronik maupun langsung di outlet, serta kegiatan distribusi produk jadi
yang tersebar di berbagai propinsi yang ada di Indonesia maupun luar
negeri, seperti Malaysia.
5. Manager HRD (Human Resources and Development)
Bertanggung jawab atas divisi Sumber Daya Manusia (HRD). Divisi ini
berfungsi untuk mengkoordinasi, merencanakan, dan mengawasi kegiatan
pengelolaan sumber daya manusia untuk menjamin peningkatan
produktivitas dan mutu pekerja.
6. Manager Keuangan
Bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan aspek finansial
perusahaan.
4.5. Produksi Produk Herbal PT. Prima Agritech Nusantara
Perusahaan memproduksi berbagai jenis produk herbal, baik dalam bentuk
kapsul, serbuk, simplisia, madu, maupun minuman kesehatan. Produk herbal yang
banyak di produksi oleh perusahaan adalah serbuk herbal dalam kemasan kapsul.
Berikut ini akan dijelaskan secara rinci proses pembuatan serbuk herbal dalam
kemasan kapsul.
4.5.1. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku produk herbal ini adalah simplisia (tanaman herbal kering)
berupa akar, rimpang, dan daun kering. Simplisia yang digunakan cukup banyak
dan beraneka ragam. Komposisi pemakaiannya sangat ditentukan oleh jenis obat
herbal yang akan dihasilkan.
Simplisia tersebut diperoleh dari pemasok yang berasal dari petani plasma
lembang, Bandung. Proses pembelian bahan baku dilakukan setiap bulan tetapi
pembelian juga dilakukan saat banyaknya pesanan produk. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi segala resiko yang mungkin terjadi apabila stok bahan baku
disimpan dalam jumlah besar untuk kebutuhan produksi. Resiko yang mungkin
terjadi adalah resiko kehilangan ataupun resiko kerusakan.
4.5.2. Proses Produksi
Bagan alir proses pembuatan produk herbal dalam kemasan kapsul dapat
dilihat pada pada Lampiran 7. Proses pembuatannya dijelaskan sebagai berikut:
1. Sortasi Bahan Baku
Memisahkan bahan baku yang baik dengan yang tidak baik yang terlihat
secara fisik, misalnya daun yang sudah layu. Sortasi juga dilakukan untuk
memisahkan benda asing yang mungkin terdapat dalam bahan baku
tersebut, misalnya kotoran atau tanah.
2. Pencucian
Menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang
menempel pada simplisia. Pencucian dilakukan dalam waktu yang
sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang
terkandung dalam simplisia.
3. Penggilingan menjadi Serbuk
Simplisia kering kemudian digiling dengan menggunakan mesin
penggiling (hummer mills) untuk menghasilkan serbuk herbal yang halus.
Proses penggilingan dilakukan sampai benar-benar simplisia hancur dan
berubah menjadi serbuk herbal.
4. Pengayakan
Proses pengayakan dengan menggunakan saringan 100 mesh. Hal ini
dilakukan untuk menghasilkan serbuk dengan ukuran yang halus dan
seragam. Proses pengayakan ini, biasanya serbuk yang tidak lolos adalah
sekitar 15 - 20 %.
5. Pencampuran (Mixing)
Serbuk herbal yang telah disaring kemudian diramu dengan jumlah dan
komposisi yang disesuaikan dengan jenis obat herbal yang akan
dihasilkan. Proses peramuan/pencampuran ini dilakukan dengan
menggunakan mesin mixing. Selama proses mixing, mesin mixing ditutup
rapat sehingga debu tidak keluar dan kotoran tidak jatuh ke dalam mesin.
6. Filling Capsule
Proses pengisian serbuk herbal ke dalam kapsul sparkle (sudah
mendapatkan sertifikat kehalalan) dengan menggunakan mesin pengisi
kapsul semi automatis yang mampu memproduksi hingga 10.000
kapsul/jam. Penggunaan teknologi ini mampu meminimalkan kontak
dengan tangan manusia sehingga produk yang dihasilkan lebih higienis.
7. Pengemasan
Proses pengemasan produk menggunakan botol yang berstandar
FoodGrade artinya kemasan aman yang digunakan untuk makanan &
minuman, dan tidak transparan untuk produk kapsul, karena botol
transparan tidak bisa melindungi isi dari sinar matahari yang bisa merusak
kualitas produk. Botol juga dimasukkan silica gel yang berguna agar
kapsul herbal selalu awet, tidak lembab, tidak berjamur, dan tidak berbau.
8. Pelabelan
Setelah produk dikemas, kemudian diberi label. Pemberian label bertujuan
untuk memberi informasi tentang nama produk, daftar bahan yang
digunakan, berat bersih, nama dan alamat perusahaan, tanggal, bulan, dan
tahun kadaluwarsa, nomor registrasi, serta label halal.
9. Irradiasi
Iradiasi pada produk ini mengunakan dosis medium (4-7 kgy) yang
bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dan agar aman untuk
dikonsumsi. Proses Iradiasi, perusahaan bekerja sama dengan pihak
BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional).
4.6. Kegiatan Bauran Pemasaran PT. Prima Agritech Nusantara
PT. Prima Agritech Nusantara telah menetapkan bauran pemasaran yang
disesuaikan dengan jenis produknya. Bauran pemasaran tersebut mencakup 4P,
yaitu:
1. Produk (Product)
PT. Prima Agritech Nusantara adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang pengadaan dan pengolahan produk-produk berbahan baku herbal.
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen yang merupakan target pasar yang dituju, yaitu masyarakat yang
mengkonsumsi sekedar untuk pemeliharaan kesehatan maupun masyarakat yang
memiliki keluhan terhadap kondisi kesehatannya, baik disebabkan oleh penyakit
degeneratif (turunan), pola makan yang tidak teratur, serta pola hidup yang tidak
sehat.
Berdasarkan karakteristik kebutuhan konsumen diatas, maka perusahaan
menyediakan produk kesehatan dengan beberapa merek dagang. Produk - produk
tersebut, yaitu produk herbal kering (simplisia),seperti pegagan, rosella merah,
mahkota dewa, kayu secang, dan sebagainya, serta dalam beberapa bentuk sediaan
(kapsul, minyak, madu dan seduhan), seperti Kapsul Folia, Madu Herba Folia,
Madu Saudacil, Minyak As-Sauda, PrimaSauda, dan lain-lain.
PT. Prima Agritech Nusantara juga menawarkan jasa pembuatan (makloon)
bagi perusahaan lain baik produk herbal maupun ekstrak herbal dalam bentuk
kapsul dengan mesin semi automatik, dimulai dari proses pengadaan bahan,
formula herbal maupun ekstrak herbal, pembuatan kapsul sampai pengemasan
produk. Merek produk berupa label dibuat sesuai dengan keinginan konsumen dan
merek sendiri dibawah pengawasan langsung apoteker. Perusahaan mempunyai
apoteker resmi yang terdaftar di BPPOM RI bersertifikat halal dan HACCP serta
mengikuti kaidah Tata Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik Binaan
BPPOM RI. Selain itu, perusahaan juga sudah menerbitkan dua buku tentang
herbal terbitan Agromedia Pustaka, seperti Sembuhkan Penyakit dengan
Habbatussauda, dan 30 Ramuan Penakluk Hipertensi.
2. Harga (Price)
Perusahaan dalam menghadapi masalah harga, berusaha menetapkan harga
yang terjangkau bagi para konsumennya. Hal ini dilakukan agar produk yang
ditawarkan oleh perusahaan mampu bersaing dengan kompetitornya.
Kompetitornya meliputi para pelaku bisnis herbal dalam negeri (lokal), obat-
obatan farmasi, dan obat-obatan yang berasal dari China dan Korea.
3. Tempat (Place)
Tempat atau lokasi merupakan syarat utama dalam mendirikan usaha produk
herbal karena konsumen akan banyak datang pada lokasi yang strategis dan
mudah dijangkau. Lokasi untuk proses produksi berada di wilayah kelapa dua,
Depok, Jawa Barat. Begitupun lokasi kegiatan promosi berada di salah satu pusat
perbelanjaan kota Depok, yaitu Depok Town Square (DETOS). Lokasi berada di
lantai dasar yang berdekatan dengan gerai yang menjual makanan siap saji,
supermarket, dan dekat dengan pintu masuk parkir bagi pengunjung yang
berkendaraan, baik mobil dan motor pribadi.
4. Promosi (Promotion)
Secara umum, PT. Prima Agritech Nusantara menggunakan berbagai jenis
promosi dalam memperkenalkan produknya yang tersusun di dalam bauran
promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, penjualan pribadi,
pemasaran langsung, dan publisitas. Media periklanan yang telah digunakan
perusahaan melalui media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan. Media
cetak berupa pemasangan iklan di tabloid, buku dan brosur. Media elektronik
berupa pemasangan iklan di internet, dan media iklan luar ruangan yang
digunakan berupa spanduk, dan x-banner.
Kegiatan promosi penjualan yang digunakan adalah melalui pameran-
pameran yang diselenggarakan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan
di wilayah Depok maupun luar kota Depok, memberikan konsultasi kesehatan
gratis, dan pemberian diskon harga produk 10% dan promosi buy 2 get 1.
Kegiatan Penjualan pribadi yang telah dilakukan adalah menempatkan
tenaga penjual pada outlet tersebut yang berfungsi membantu pengunjung outlet
untuk memperoleh informasi tentang produk herbal PT. Prima Agritech Nusantara
dan meyakinkan para konsumen potensial untuk membeli produk herbal tersebut.
Kegiatan pemasaran langsung yang digunakan yaitu melalui telepon,
faximile, email, maupun penjualan online di internet. Hal ini bertujuan
mempermudah konsumen yang berlokasi jauh dalam memperoleh informasi
produk dan bertransaksi, serta kegiatan publisitas yang digunakan yaitu melalui
acara pengajian, arisan, dan acara sosial lainnya yang diselenggarakan baik dari
pihak warga dilingkungan sekitar maupun oleh pihak perusahaan sendiri. Hal ini
bertujuan untuk menjalin silaturrahim antara pihak warga sekitar dengan
perusahaan sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial. Selain kegiatan-kegiatan
promosi diatas, perusahaan juga di bantu dengan promosi dari mulut ke mulut
(mouth to mouth promotion) yang dilakukan oleh pihak keluarga, teman, maupun
kerabat dekat konsumen yang merasa puas terhadap produk yang telah
dikonsumsi dan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kegiatan Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima
Agritech Nusantara
Kegiatan promosi produk herbal yang telah dijalankan pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara atau PT. PAN berupa periklanan dan penjualan pribadi.
Kegiatan periklanan dilakukan dengan menggunakan media cetak brosur dan x-
media luar ruangan x-banner, sedangkan kegiatan penjualan pribadi dilakukan
oleh tenaga penjual. Contoh tiga media promosi tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 8.
5.1.1. Periklanan
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi pada outlet PT.
PAN. Tujuan perusahaan melakukan kegiatan promosi ini adalah untuk
menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan
berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target
konsumen terhadap produk dan jasa perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
memperhatikan media dan isi pesan yang ingin disampaikan kepada target
konsumen agar kegiatan promosi tersebut berjalan efektif. Adapun media dan isi
pesan yang disampaikan sebagai berikut:
5.1.1.1. Brosur
Brosur merupakan media periklanan dalam bentuk cetak yang digunakan
oleh PT. PAN sebagai aktivitas promosi non personal kepada pengunjung outlet,
sehingga perusahaan berusaha untuk mendesain brosur semenarik mungkin, baik
dari bentuk, ukuran, penyebaran, dan isi pesan yang disampaikan.
Media promosi ini terbuat dari selembar kertas yang dicetak pada kedua
sisinya. Ukuran brosur lebih kecil dibandingkan x-banner sehingga lebih praktis
untuk di pegang, dibaca, dan disimpan. Penyebaran brosur langsung ditujukan
pada personal yang dilakukan oleh tenaga penjual dan ada pula yang diletakkan
diatas etalase. Terdapat tiga tipe brosur yang di produksi oleh PT. PAN, yaitu:
1. Tipe Pertama, spesifikasinya:
Ukuran : 21 X 14,5 cm
Bahan : Premium Paper (A4) 70 gram
Format : Horizontal
Warna : Dominan Hijau dan Biru
2. Tipe Kedua, spesifikasinya:
Ukuran : 10,5 X 20 cm
Bahan : Premium Paper (A4) 80 gram
Format : Vertikal
Warna : Dominan Hijau
3. Tipe Ketiga, spesifikasinya:
Ukuran : 32 X 22,3 cm
Bahan : Premium Paper (A4) 80 gram
Format : Vertikal
Warna : Dominan Hijau
Informasi yang disampaikan melalui media cetak brosur antara lain:
berisi tentang profil PT. Prima Agritech Nusantara atau PT. PAN adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dengan mengedepankan kualitas
prima atau unggul melalui penerapan teknologi yang terstandar dan terukur,
semua ditujukan untuk kemajuan dunia pertanian di bumi Nusantara. Penerapan
dalam pengolahan hasil-hasil pertanian menggunakan prinsip HACCP ( Hazard
Analysis Critical Control Point ) agar produk yang dihasilkan aman dikonsumsi,
serta telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Dengan latar belakang dibidang
pertanian, perusahaan bertekad untuk konsisten menghasilkan produk berkualitas
dan berkomitmen kepada seluruh mitra bisnis untuk maju bersama. Lingkup usaha
yang dijalankan oleh PT. PAN berupa kegiatan produksi produk herbal dan
minuman kesehatan, distribusi minuman kesehatan dan sayuran organik, serta
layanan jasa yang ditawarkan berupa jasa pembuatan produk herbal, konsultasi
HACCP, GMP, GAP, dan sistem pertanian organik.
Salah satu slogan (tagline) produk herbal PT. PAN adalah “Sehat dan
Halal bersama Habbatussauda”. Makna “Sehat bersama Habbatussauda”
menginformasikan bahwa produk herbal PT. PAN dapat dipercaya khasiatnya
dalam menyembuhkan segala macam penyakit, sebagaimana Hadist Nabi yang
menerangkan bahwa Rasulullah SAW telah merekomendasikan penggunaan
habbatussauda bagi kesehatan karena sesungguhnya di dalam habbatussauda
terdapat obat bagi semua penyakit, kecuali kematian. Pencantuman sembilan
alasan utama mengkonsumsi habbatussauda dan piagam bintang satu untuk
keamanan pangan, semakin memperkuat keutamaan dalam mengkonsumsi produk
herbal PT. PAN. Makna “Halal bersama Habbatussauda” menginformasikan
bahwa produk herbal PT. PAN sudah terjamin akan kehalalan kandungannya,
sebagaimana produk herbal PT. PAN sudah mendapat sertifikat halal dari MUI,
dan habbatussauda merupakan salah satu pengobatan cara Nabi. Oleh karena itu,
PT. PAN menjuluki habbatussauda sebagai “Si Habbat yang Hebat.”
Media cetak brosur didesain dengan menggunakan visualisasi warna
dominan hijau. Hal ini menjelaskan bahwa produk herbal PT. PAN terbuat dari
olahan tanaman obat yang masih segar, alami, dan aman tanpa mengandung bahan
kimiawi, serta tidak memiliki efek samping. Logo Jamu yang terdapat dalam
brosur menjelaskan bahwa produk herbal PT. PAN termasuk dalam klasifikasi
obat tradisional yang berbahan baku tanaman obat (herbal) yang berasal dari alam,
dan khasiatnya berdasarkan pada data atau pengalaman empiris yang dipercaya
secara turun menurun. Demi meyakinkan target konsumen agar tertarik dan
berkeinginan untuk membeli produk herbal PT. PAN, maka dicantumkan
beberapa cerita sukses dari para pemakai produk herbal PT. PAN yang merasa
puas setelah mengkonsumsi produk herbal ini.
Informasi utama lainnya yang terdapat dalam brosur yaitu: berisi
katalog produk dari berbagai jenis merk produk herbal PT. PAN yang disesuaikan
dengan jenis keluhan, seperti Folia, Prima, Minyak, Madu, Sari Kurma, Cream,
dan Rosella. Pencantuman harga produk yang berkisar antara Rp.12.000 s/d Rp.
100.000, bentuk fisik produk yang dikemas dengan botol, ukuran produk yang
bervariasi, alamat perusahaan, contact person dan situs website yang dapat
memudahkan calon konsumen untuk menghubungi pihak perusahaan.
5.1.1.2. X-Banner
X-Banner merupakan media iklan luar ruangan yang digunakan PT.
PAN untuk melakukan aktivitas promosi non personal kepada pengunjung outlet.
Media promosi ini terbuat dari bahan Glossy paper 150 gram, ukuran 60 X 160
cm, format vertikal, berjumlah dua buah yang diletakkan pada samping kanan dan
kiri outlet agar dapat mencuri perhatian sebanyak mungkin bagi pengunjung
DETOS yang melewati outlet PT. PAN sehingga tertarik untuk mendatangi outlet.
Iklan yang di muat dalam x-banner lebih sederhana, ringkas, dan lebih
menekankan keunggulan dari salah satu produk herbal PT. PAN. Informasi
tersebut berisi penjelasan mengenai keutamaan habbatussauda (jinten hitam)
bahwa habbatussauda termasuk dalam daftar obat-obatan alamiah dalam buku al-
Tibb al-Nabawi (pengobatan cara Nabi). Rasulullah SAW telah
merekomendasikan penggunaan habbatussauda bagi kesehatan:“Gunakanlah
habbatussauda, karena sesungguhnya di dalamnya terdapat obat bagi semua
penyakit, kecuali kematian” (HR. Bukhori-Muslim). Kalimat “gunakanlah
habbatussauda” juga menganjurkan untuk pemakaian secara konsisten.
Judul utama (headline) yang bertuliskan habbatussauda dicetak pada
pojok kiri atas dengan ukuran lebih besar dan berwarna hitam yang disesuaikan
dengan karakteristik habbatussauda, bertujuan untuk memberitahukan kepada
target konsumen bahwa outlet PT. PAN menyediakan produk herbal berbahan
habbatussauda (jinten hitam). Penggunaan warna hijau pada desain x-banner, dan
visualisasi gambar lembaran – lembaran daun menerangkan bahwa produk herbal
PT. PAN adalah produk yang terbuat dari olahan tanaman herbal yang alami,
aman, dan segar. Selain itu, pada x-banner juga dicantumkan beberapa produk
herbal PT. PAN yang dihasilkan dari habbatussauda, logo perusahaan, serta
alamat perusahaan berupa contact person dan website.
5.1.2. Penjualan Pribadi
Penjualan pribadi merupakan kegiatan promosi secara personal yang
dilakukan oleh tenaga penjual PT. PAN yang berjumlah dua orang. Tujuan
melakukan kegiatan penjualan pribadi adalah untuk menstimulasi terjadinya
kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan
pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target konsumen terhadap produk dan
jasa perusahaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan PT. PAN, karakteristik tenaga
penjual mereka adalah: (1) Berjenis kelamin wanita, disebabkan wanita memiliki
tingkat ketelitian yang cukup baik dibanding pria. (2) Usia 23 & 28 tahun,
disebabkan usia tenaga penjual cukup dewasa untuk melakukan kegiatan promosi.
(3) Tinggi badan 154 & 148 cm, disebabkan tinggi badan tersebut standard untuk
ukuran tenaga penjual pada outlet. (4) Tingkat pendidikan SMA, menjelaskan
bahwa tenaga penjual sudah memiliki tingkat pemahaman dan wawasan yang
cukup luas. (5) Beragama Islam, disebabkan mayoritas penduduk Indonesia
adalah muslim, sehingga tenaga penjual PT. PAN harus beragama Islam. (6)
Berpakaian putih rapi dengan logo PT.PAN berwarna hijau disaku baju, tertutup,
berjilbab, dan berpenampilan alami (natural). Hal ini disebabkan perusahaan ingin
mengidentifikasikan dirinya sebagai produsen produk herbal yang halal dan baik
(halalan thoyyiban) dari bahan baku, proses pembuatan, produk jadi, tenaga kerja,
maupun kegiatan penjualan. (7) Keahlian (skill) yang harus dimiliki yaitu setiap
individu harus memiliki pengetahuan produk (product knowledge) tentang
karakteristik produk herbal PT. PAN, pandai berkomunikasi dan bernegosiasi
dengan target konsumen, serta menguasai teknik dalam menjual dan menjalin
hubungan yang baik kepada para pelanggan. Oleh karena itu, demi mensukseskan
program promosinya, perusahaan sering mengikut sertakan setiap tenaga
penjualnya dalam kegiatan seminar dan workshop yang diadakan oleh para
instansi terkait baik dari pihak pemerintah maupun swasta.
Tahap-tahap penjualan pribadi yang telah dilakukan oleh tenaga penjual
PT. PAN adalah sebagai berikut:
1. Prospecting yaitu tenaga penjual mendatangi target konsumen,
berpromosi, dan menjaga hubungan baik dengan para pelanggan yang
diharapkan mendapat prospek yang baik.
2. Communicating yaitu menginformasikan kepada konsumen yang telah
menjadi langganan maupun pembeli yang potensial mengenai keunggulan
produk herbal PT. PAN. Beberapa informasi produk yang diberikan oleh
tenaga penjual antara lain produk herbal PT. PAN adalah produk
kesehatan yang berbahan tanaman obat yang alami, tidak menimbulkan
efek samping, halal dan aman untuk dikonsumsi. Produk ini sudah
mendapatkan sertifikat halal dari MUI, Piagam Bintang Satu Keamanan
Pangan dari BPPOM, dan Irradiasi Produk dari BATAN. Habbatussauda
adalah salah satu bahan baku dalam pembuatan produk herbal PT. PAN
yang termasuk dalam daftar obat-obatan alamiah dalam pengobatan cara
Nabi. Produk herbal PT. PAN banyak variasi dan di klasifikasikan sesuai
dengan jenis keluhan. Produk-produk tersebut terdiri dari kapsul folia, dan
prima, madu saudacil, sari kurma, madu kental, minyak as-sauda, cream
as-sauda, madu saudacil, dan rosella.
3. Selling yaitu tenaga penjual melakukan kegiatan menjual, mendekati,
mempresentasikan produk herbal PT. PAN dengan menggunakan media
promosi brosur dan x-banner, mendemonstrasikan, serta mengatasi
penolakan baik dari calon konsumen maupun pelanggan.
4. Servicing yaitu tenaga penjual memberikan pelayanan konsultasi bagi para
calon konsumen dan pelanggan mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan keluhan kesehatan yang sedang dihadapi mereka.
5.2. Anggaran Biaya Media Promosi
Biaya yang telah dikeluarkan untuk kegiatan promosi yang dilakukan pada
outlet PT. PAN selama 25 hari pada bulan Mei 2009, adalah sebagai berikut:
1. Brosur
Pada hari biasa, jumlah brosur yang dikeluarkan sebanyak 100 lembar
dengan jumlah pengunjung outlet kurang lebih 50 orang/hari. Pada hari sabtu,
jumlah brosur yang dikeluarkan sebanyak 150 lembar, mengalami peningkatan
sebesar 50% dari hari biasa. Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakat libur
bekerja dan banyak menghabiskan waktu liburnya di mall Detos. Pada hari
minggu, jumlah brosur yang dikeluarkan sebanyak 200 lembar, mengalami
peningkatan sebesar 100% dari hari biasa. Hal ini disebabkan sebagian besar
masyarakat libur bekerja dan libur akhir pekan (weekend). Rincian biaya brosur
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rincian Biaya Brosur
Periode Mei’09 (25 hari)
Jumlah Brosur
Harga Satuan
Total Biaya
Senin s/d Jumat (Kecuali Selasa)
100 lbr Rp. 160,- = 16 hr x 100 lbr x Rp.160,- = Rp.256.000,-
Sabtu 150 lbr Rp. 160,- = 5 hr x 150 lbr x Rp.160,- = Rp.120.000,-
Minggu 200 lbr Rp. 160,- = 4 hr x 200 lbr x Rp.160,- = Rp. 128.000,-
Total Biaya Keseluruhan = Rp. 504.000,- Sumber : Data Primer (diolah)
2. X-Banner
Biaya yang dikeluarkan untuk dua buah x-banner sebesar Rp. 360.000,-.
Masa pakai berlaku 12 bulan dari bulan Mei 2009 s/d April 2010 (300 hari,
berdasarkan waktu kerja 25 hari). Bila dihitung, selama 25 hari pada bulan Mei
2009, dengan penyusutan pemakaian sebesar Rp.1.200,-/hari, maka total biaya
penyusutan yang dikeluarkan sebesar Rp.30.000,-. Rincian biaya x-banner
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rincian Biaya X-Banner
Periode
Jumlah Harga Satuan Total Biaya
Mei’09-April’10 2 buah Rp.180.000
= 2 x Rp.180.000,- = Rp.360.000,- Penyusutan/hari selama 12 bulan (300 hari) = Rp.360.000,-/300 hari = Rp.1.200,-/hari Jadi, periode Mei ‘09 = 25 hari x Rp. 1.200,- = Rp.30.000,-
Sumber : Data Primer (diolah)
3. Tenaga Penjual
Tenaga penjual yang digunakan berjumlah dua orang. Dengan rincian biaya
yaitu sebesar Rp. 750.000,-/satu orang untuk gaji, transportasi, dan konsumsi.
Terdapat penambahan biaya insentif berupa bonus yang diberikan setiap hari
sabtu dan minggu untuk masing-masing tenaga penjual yaitu sebesar Rp. 15.000,-
dikalikan 9 hari, sehingga total biaya insentif yang dikeluarkan sebesar
Rp.135.000,-/satu orang. Biaya insentif tersebut diberikan karena jumlah
pengunjung pada kedua hari tersebut mengalami peningkatan diikuti dengan
peningkatan penjualan, serta sebagai salah satu cara untuk menambah semangat
kerja. Dengan demikian, total biaya yang dikeluarkan untuk satu orang tenaga
penjual pada bulan mei 2009 sebesar Rp. 885.000,-. Rincian biaya tenaga penjual
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rincian Biaya Tenaga Penjual
Periode Jumlah Rincian Biaya Total Biaya
Mei ‘09 2 orang
Transportasi = Rp.5000,- x 25 hari = Rp.125.000,-
Konsumsi = Rp.10.000,- x 25 hari = Rp.250.000,-
Gaji = Rp.15.000,- x 25 hari = Rp.375.000,-
Bonus = Rp.15.000,- x 9 hari = Rp.135.000,-
Total Biaya Keseluruhan = Rp.885.000,- x (2 orang) = Rp.1.770.000,-
Sumber : Data Primer (diolah)
5.3. Volume Penjualan Pada Bulan Mei 2009.
Total penjualan yang diperoleh sebesar Rp.23.965.000,- /bulan mei 2009.
volume penjualan mengalami fluktuatif. Pada hari sabtu dan minggu, volume
penjualan mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa. Hal ini disebabkan
jumlah pengunjung bertambah sehingga jumlah produk yang terjual meningkat.
Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat volume penjualan tertinggi yaitu pada
hari ke-2 (minggu) sebesar Rp. 1.382.500,-. Hal ini disebabkan adanya tambahan
biaya promosi untuk brosur dan tenaga penjual yang diikuti penambahan jumlah
pengunjung sehingga terjadi peningkatan jumlah produk yang terjual. Tingkat
volume penjualan terendah yaitu pada hari ke-10 (rabu) sebesar Rp. 610.000,-.
Hal ini disebabkan hari rabu adalah hari biasa, jumlah pengunjung lebih sedikit
dibanding hari sabtu dan minggu sehingga terjadi penurunan jumlah produk yang
terjual. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
5.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi Kendall’s
tau, dengan bantuan SPSS 15.0. untuk masing-masing media promosi dapat
dilihat pada Lampiran 10.
1. Brosur
Menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak, α < 5%, artinya ada hubungan
antara efektivitas media promosi brosur terhadap empati, persuasi, dampak,
dan komunikasi.
2. X-Banner
Menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak, α < 5%, artinya ada hubungan
antara efektivitas media promosi x-banner terhadap empati, persuasi,
dampak, dan komunikasi.
3. Tenaga Penjual
Menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak, α < 5%, artinya ada hubungan
antara efektivitas media promosi tenaga penjual terhadap empati, persuasi,
dampak, dan komunikasi.
Hasil uji reliabilitas kuesioner dengan menggunakan Teknik Koefisien Alpha
Cronbach, dengan bantuan SPSS 15.0. untuk masing-masing media promosi dapat
dilihat pada Lampiran 11.
1. Brosur
Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk media promosi brosur didapatkan
nilai reliabilitas sebesar 0,870. Sedangkan nilai r pada tabel adalah 0,361.
Artinya r hitung > r tabel, berarti kuesioner dikatakan reliabel.
2. X-Banner
Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk media promosi x-banner didapatkan
nilai reliabilitas sebesar 0,930. Sedangkan nilai r pada tabel adalah 0,361.
Artinya r hitung > r tabel, berarti kuesioner dikatakan reliabel.
3. Tenaga Penjual
Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk media promosi tenaga penjual
didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,884. Sedangkan nilai r pada tabel
adalah 0,361. Artinya r hitung > r tabel, berarti kuesioner dikatakan reliabel.
5.5. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, responden terbanyak adalah wanita
sebesar 69%, dan pria sebesar 31% dari total 100 responden. Hal ini disebabkan
wanita memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan dan memiliki
rasa keingintahuan yang besar terhadap produk baru, khususnya produk herbal
yang sedang trend di pasaran. Selengkapnya data dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Pria 31 31 Wanita 69 69
Total 100 100 Sumber: Data Primer (diolah)
2. Usia
Berdasarkan karakteristik usia, responden yang menempati skala usia 21-30
tahun sebesar 40% dan skala usia 31-40 tahun sebesar 38%, sedangkan responden
dengan skala usia 41-50 tahun dan di atas 50 tahun masing-masing sebesar 14%
dan 8% dari total 100 responden. Jadi, sebesar 78% responden yang menempati
skala usia 21-40 tahun. Hal ini menjelaskan bahwa dalam skala usia tersebut
sudah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan pentingnya produk kesehatan
yang berbahan alami dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Selengkapnya data
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%) 21-30 th 40 40 31-40 th 38 38 41-50 th 14 14 > 50 th 8 8
Total 100 100 Sumber: Data Primer (diolah)
3. Daerah Asal
Berdasarkan karakteristik daerah asal, responden terbanyak berasal dari
wilayah Depok sebesar 49% dan Jakarta sebesar 37%. Responden yang berasal
dari Bogor, Tangerang, Bekasi, dan luar Jabodetabek masing-masing sebesar 5%,
3%, 2%, dan 4% dari total 100 responden. Hal ini disebabkan outlet tersebut
berada di wilayah Depok sehingga sebagian besar responden berasal dari wilayah
Depok, dan Jakarta adalah daerah yang memiliki jarak paling dekat dengan Depok
dibandingkan daerah lainnya. Selengkapnya data dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal
Daerah Asal Frekuensi Persentase (%) Jakarta 37 37 Bogor 5 5 Depok 49 49 Tangerang 3 3 Bekasi 2 2 Luar Jabodetabek 4 4
Total 100 100 Sumber: Data Primer (diolah)
4. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan, responden terbanyak adalah
SMA sebesar 44%, urutan kedua sarjana sebesar 27%, dan urutan ketiga akademi
sebesar 21%. Responden dengan tingkat pendidikan Pascasarjana, SMP, dan SD
masing-masing sebesar 4%, 3% dan 1% dari total 100 responden. Hal ini
menginformasikan bahwa mereka sudah memiliki tingkat pengetahuan/wawasan
yang cukup baik untuk dapat menentukan produk kesehatan yang baik untuk
dikonsumsi tubuh. Selengkapnya data dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD 1 1 SMP 3 3 SMA 44 44 Akademi 21 21 Sarjana 27 27 Pascasarjana 4 4
Total 100 100 Sumber: Data Primer (diolah)
5. Jenis Pekerjaan
Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan, responden terbanyak adalah
karyawan/wati sebesar 44%, urutan kedua adalah mahasiswa dan ibu rumah
tangga dengan jumlah sama sebesar 18%, dan urutan ketiga wiraswasta sebesar
17%. Responden lain sebesar 3% dari total 100 responden. Selengkapnya data
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Mahasiswa 18 18 Karyawan/wati 44 44 Wiraswasta 17 17 Ibu rumah tangga 18 18 Lain-lain 3 3
Total 100 100 Sumber: Data Primer (diolah)
6. Tingkat Pengeluaran/Bulan
Berdasarkan karakteristik tingkat pengeluaran/bulan, responden terbanyak
adalah yang memiliki tingkat pengeluaran/bulan kurang dari Rp. 1.000.000
sebesar 44%, urutan kedua Rp. 1.000.000-Rp. 1.499.000 sebesar 38%. Responden
dengan tingkat pengeluaran/bulan Rp.1.500.000-Rp.2.000.000, dan lebih dari
Rp.2.000.000 sebesar 12% dan 6% dari total 100 responden. Selengkapnya data
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran/bulan
Tingkat Pengeluaran/Bulan Frekuensi Persentase (%) Kurang dari Rp.1.000.000 44 44 Rp.1.000.000-Rp.1.499.000 38 38 Rp.1.500.000-Rp.2.000.000 12 12 Lebih dari Rp.2.000.000 6 6
Total 100 100 Sumber: Data Primer (diolah)
7. Pernah Tidaknya Mengkonsumsi Produk Herbal
Berdasarkan karakteristik pernah tidaknya mengkonsumsi produk herbal,
responden terbanyak adalah mereka yang pernah mengkonsumsi produk herbal
sebesar 66%. Responden yang tidak pernah mengkonsumsi produk herbal sebesar
34% dari total 100 responden. Hal ini menjelaskan bahwa sebagian besar
responden lebih menyukai dan percaya pengobatan secara alami karena tidak
memiliki efek samping dibandingkan obat-obatan kimia. Berikut ini produk-
produk herbal yang sudah pernah dikonsumsi, seperti tolak angin herbal cair sido
muncul, teh hijau, clorofil, jamu putri gunung jati, herbal life, Sea-Quill, jahe
merah instan enam putri, CNI. Selengkapnya data dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengkonsumsi Produk Herbal
Pernah/Tidak
Mengkonsumsi Frekuensi Persentase (%)
Pernah 66 66 Tidak 34 34
Total 100 100 Sumber: Data Primer (diolah)
8. Pernah Tidaknya Mengkonsumsi Produk Herbal PT. PAN
Berdasarkan karakteristik pernah tidaknya mengkonsumsi produk herbal PT.
PAN, maka responden terbanyak adalah mereka yang belum pernah
mengkonsumsi produk herbal PT. PAN sebesar 54%. Responden yang sudah
pernah mengkonsumsi produk herbal PT. PAN sebesar 46% dari total 100
responden. Hal ini menginformasikan bahwa responden masih setia terhadap
produk herbal yang pernah dikonsumsi sebelumnya, dan masih banyak yang
belum tahu akan khasiat dari produk herbal PT. PAN. Selengkapnya data dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengkonsumsi Produk Herbal PT. PAN
Pernah/Tidak mengkonsumsi Frekuensi Persentase (%)
Pernah 46 46 Tidak 54 54
Total 100 100 Sumber: Data Primer (diolah)
9. Produk Herbal PT. PAN yang Sudah Pernah di Konsumsi
Berdasarkan karakteristik produk herbal PT. PAN yang sudah dikonsumsi,
maka produk herbal PT. PAN yang paling banyak dikonsumsi adalah produk
bermerek Rosella sebesar 28,57%, dan Folia/Prima sebesar 25,97 dari total 44
responden yang sudah pernah mengkonsumsi. Selengkapnya data dapat dilihat
pada Tabel 15.
Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Produk Herbal PT. PAN yang Sudah Pernah di Konsumsi
Produk Herbal PT. PAN Frekuensi Persentase (%)
Minyak As sauda 7 9,09
Madu 10 12,99
Folia/Prima 20 25,97
Sari Kurma 14 18,18
Rosella 22 28,57
Lain - lain 0 0
Total 77* 100
Sumber: Data Primer (diolah) (* jawaban bisa lebih dari satu)
10. Jumlah Produk Herbal PT. PAN yang Sudah di Konsumsi
Berdasarkan karakteristik jumlah produk herbal PT. PAN yang sudah
dikonsumsi/botol, maka jumlah yang terbanyak adalah 2-3 botol sebesar 52,17%.
Sedangkan, jumlah 1 botol dan lebih dari 3 botol masing-masing sebesar 36,96%
dan 10,87% dari total responden 46 orang yang sudah pernah mengkonsumsi. Hal
ini menginformasikan bahwa mereka adalah para konsumen baru yang masih
dalam proses percobaan produk. Selengkapnya data dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Produk Herbal PT. PAN yang Sudah di Konsumsi
Jumlah Konsumsi Frekuensi Persentase (%)
1 botol 17 36,96
2-3 botol 24 52,17
> 3 botol 5 10,87
Total 46 100
Sumber: Data Primer (diolah)
11. Manfaat Produk Herbal PT. PAN yang Sudah di Rasakan
Berdasarkan karakteristik manfaat produk herbal PT. PAN yang sudah
dirasakan, maka sebesar 71,74% dari total responden 46 orang yang sudah pernah
mengkonsumsi menyatakan keluhan hilang tanpa ada efek samping. Hal ini
menginformasikan bahwa terbukti produk herbal PT. PAN dapat memberikan
manfaat bagi konsumen tanpa menimbulkan efek samping. Selengkapnya data
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Karakteristik Responden Berdasarkan Manfaat Produk Herbal PT. PAN yang Sudah di Rasakan
Khasiat Produk Herbal PT. PAN Frekuensi Persentase (%)
Keluhan hilang tanpa ada efek samping 33 71,74
Keluhan hilang tetapi ada efek samping 4 8,69
Hanya sedikit memberi perubahan 9 19,57
Tidak memberi perubahan terhadap keluhan 0 0
Total 46 100
Sumber: Data Primer (diolah)
12. Informasi Produk Herbal PT. PAN melalui Bentuk Promosi
Berdasarkan informasi produk herbal PT. PAN yang didapatkan dari
promosi, maka informasi terbanyak didapatkan melalui rekomendasi teman
sebesar 24,03%. Selengkapnya data dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi Produk Herbal PT. PAN melalui Bentuk Promosi
Media Promosi Frekuensi Persentase (%)
Internet 10 6,49
Buku/majalah 8 5,19
Brosur 30 19,48
X Banner 25 16,23
Pameran 12 7,80
Rekomendasi Teman 37 24,03
Tenaga Penjual 32 20,78
Lain - Lain 0 0
Total 154* 100
Sumber: Data Primer (diolah) (* jawaban bisa lebih dari satu)
13. Pengetahuan Produk Herbal PT. PAN
Berdasarkan karakteristik pengetahuan tentang produk herbal PT. PAN dari
tiga variabel, seperti kandungan habbatussauda, kehalalan dan keamanan produk,
maka diketahui sebesar 63%, responden mengetahui ada beberapa produk PT.
PAN yang mengandung habbatussauda, dan sebesar 65% dan 73% dari masing-
masing total 100 responden mengetahui kehalalan dan keamanan produk. Hal ini
menginformasikan bahwa kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh PT. PAN
berhasil dalam menimbulkan kesadaran produk. Selengkapnya data dapat dilihat
pada Tabel 19.
Tabel 19. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Produk Herbal PT. PAN
Pengetahuan Produk
Herbal PT. PAN
Frekuensi Total
Persentase (%) Total
Ya Tidak Ya Tidak
Kandungan Habbatuusauda
63 37 100 63 37 100
Kehalalan Produk 65 35 100 65 35 100
Keamanan Produk 73 27 100 73 27 100
Sumber: Data Primer (diolah) 5.6. Analisis Efektivitas Media Promosi Berdasarkan EPIC Model
EPIC Model adalah model untuk mengukur efektivitas media promosi
produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara.
5.6.1. Brosur
Berdasarkan EPIC Model, maka diketahui hasil analisis tingkat efektivitas
media promosi melalui brosur dari masing-masing dimensi, yaitu:
1. Empati (Empathy)
Dimensi empati di dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (1) dan pertanyaan (2). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-rata berbobot, yaitu:
Tabel 20. Dimensi Empati Media Promosi Brosur
Atribut Bobot E(1) E(2) Σƒ.wE(1) Σƒ.wE(2) STS 1 0 1 0 1 TS 2 0 1 0 2 C 3 10 17 30 51 S 4 52 63 208 252
SS 5 38 18 190 90 TOTAL 100 100 428 396
Sumber: Data Primer (diolah)
428 X (1) = = 4,28 100
396 X (2) = = 3,96 100 X (1) + X (2) X Empati Brosur = 2
4,28 + 3,96 = 2 8,24 = = 4,12 2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui brosur, maka diketahui nilai X empatibrosur sebesar
4,12. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal ini
menginformasikan bahwa target konsumen menyukai promosi melalui brosur
karena dapat memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik produk
herbal PT. PAN. Gambaran produk yang terdapat dalam brosur sesuai dengan
kriteria produk herbal yang diinginkan target konsumen.
Beberapa daya tarik produk herbal PT. PAN yang terdapat dalam brosur
antara lain: (1) Katalog produk yang berisi penjelasan tentang jenis-jenis dan
merek produk herbal PT. PAN beserta kandungan dan khasiat utamanya yang
disesuaikan dengan jenis keluhan penyakit. (2) Produk herbal PT. PAN
mengedepankan kualitas prima atau unggul melalui penerapan teknologi yang
terstandar dan terukur dengan pengolahan produk yang menerapkan prinsip
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) sehingga aman untuk
dikonsumsi. (3) Produk herbal PT. PAN sudah terjamin akan kehalalan dan
keamanan untuk dikonsumsi dengan diperolehnya sertifikat Halal dari MUI,
Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan dari BPPOM, dan Irradiasi produk dari
BATAN. (4) Logo Jamu yang terdapat dalam brosur menjelaskan bahwa produk
herbal PT. PAN termasuk dalam klasifikasi obat tradisional yang berbahan baku
tanaman obat (herbal) yang berasal dari alam, dan khasiatnya sudah dipercaya
secara turun-temurun. (5) Habbatussauda (jinten hitam) yang terkandung dalam
beberapa produk unggulan PT. PAN termasuk dalam daftar obat-obatan alamiah
dalam buku al-Tibb al-Nabawi (pengobatan cara Nabi). Rasulullah SAW telah
merekomendasikan penggunaan habbatussauda bagi kesehatan,“Gunakanlah
habbatussauda, karena sesungguhnya di dalamnya terdapat obat bagi semua
penyakit, kecuali kematian” (HR. Bukhori-Muslim).
2. Persuasi (Persuation)
Dimensi persuasi dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (3) dan pertanyaan (4). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan rata-rata terbobot, yaitu:
Tabel 21. Dimensi Persuasi Media Promosi Brosur
Atribut Bobot P(3) P(4) Σƒ.wP (3) Σƒ.wP (4) STS 1 0 0 0 0 TS 2 1 5 2 10 C 3 18 23 54 69 S 4 44 49 176 196
SS 5 37 23 185 115 TOTAL 100 100 417 390
Sumber: Data Primer (diolah)
417 X (3) = = 4,17 100
390 X (4) = = 3,90 100 X (1) + X (2) X Empati Brosur = 2
4,17 + 3,90 = 2 8,07 = = 4,04 2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui brosur, maka diketahui nilai X persuasibrosur sebesar
4,04. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal ini
menginformasikan bahwa target konsumen tertarik untuk mengetahui lebih
banyak informasi mengenai produk herbal PT. PAN. Informasi yang diberikan
brosur mampu meningkatkan atau menguatkan karakter dari produk herbal PT.
PAN sehingga mendorong konsumen untuk membentuk sikap dan keinginan
untuk membeli produk herbal PT. PAN.
Jalur promosi pada brosur untuk dapat mempengaruhi target konsumen
menuju persuasi melalui jalur sentral. Pada jalur ini tingkat keterlibatan konsumen
meningkat. Konsumen memfokuskan diri pada isi pesan produk, antara lain: (1)
Produk herbal PT. PAN adalah produk kesehatan yang berbahan tanaman obat
yang alami dan tidak menimbulkan efek samping. (2) Produk ini sudah terbukti
akan khasiatnya bagi kesehatan, hal ini berdasarkan cerita sukses dari para
konsumen. (3) Produk herbal PT. PAN sudah terjamin akan kehalalan dan
keamanannya untuk dikonsumsi, terbukti dengan diperolehnya sertifikat halal dari
MUI, Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan dari BPPOM, dan Irradiasi Produk
dari BATAN.(4) Kemasan produk herbal PT. PAN praktis, menarik, dan mudah
cara penggunaannya. (5) Habbatussauda yang terkandung dalam beberapa produk
herbal unggulan PT. PAN termasuk dalam daftar obat-obatan alamiah dalam
pengobatan cara Nabi.
3. Dampak (Impact)
Dimensi dampak dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (5), dan pertanyaan (6). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan rata-rata berbobot, yaitu:
Tabel 22. Dimensi Dampak Media Promosi Brosur
Atribut Bobot D(5)
D (6) Σƒ.wD (5)
Σƒ.wD (6) CK K CK K
STS 1 2 0 0 2 0 0 TS 2 0 10 1 0 20 2 C 3 12 12 9 36 36 27 S 4 63 22 21 252 88 84
SS 5 23 10 15 115 50 75 TOTAL 100 54 46 405 194 188
Sumber: Data Primer (diolah)
405 X (5) = = 4,05 100
382 X (6) = = 3,82 100 X (5) + X (6) X Dampak Brosur = 2
4,05 + 3,82 = 2 7,87 = = 3,94
2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui brosur, maka diketahui nilai X dampakbrosur sebesar
3,94. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal ini
menginformasikan bahwa promosi melalui brosur efektif membuat target
konsumen lebih bertambah pengetahuannya tentang karakteristik produk herbal
PT. PAN, dan konsekuensi produk yang relevan secara pribadi dengan diri target
konsumen, berdampak baik dalam menggerakkan mereka membuat keputusan
untuk melakukan tindakan pembelian bagi calon konsumen (CK) dan pembelian
ulang untuk konsumen (K).
Beberapa pengetahuan produk tersebut antara lain: (1) Produk herbal PT.
PAN dikenal sebagai produk kesehatan yang berbahan baku tanaman obat yang
alami, diproses dengan menggunakan sistem HACCP dan tidak menimbulkan
efek samping. (2) Produk ini sudah memiliki sertifikat halal dari MUI, Piagam
Bintang Satu Keamanan Pangan dari BPPOM, Irradiasi Produk dari BATAN
sehingga halal dan aman untuk dikonsumsi. (3) Produk herbal PT. PAN termasuk
dalam produk jamu. (4) Habbatussauda yang terkandung dalam beberapa produk
herbal unggulan PT. PAN termasuk dalam daftar obat-obatan alamiah dalam
pengobatan cara Nabi. (5) Produk herbal PT. PAN terdiri dari produk kapsul yang
mempunyai merek dagang Folia dan Prima yang diproduksi sesuai dengan jenis
keluhan/penyakit. Beberapa produk lainnya yang di produksi oleh PT. PAN
adalah Sari Kurma, Madu Kental, Minyak As-Sauda, Cream As-Sauda, Madu
Saudacil, dan Rosella. Selain itu, perusahaan juga menerbitkan buku tentang
informasi pemanfaatan hasil pertanian dan tanaman obat/herbal.
4. Komunikasi (Communication )
Dimensi komunikasi dalam kuesioner direpresentasikan oleh tiga buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (7), pertanyaan (8) dan pertanyaan (9). Hasil
jawaban kuesioner tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan rata-rata
berbobot, yaitu:
Tabel 23. Dimensi Komunikasi Media Promosi Brosur
Atribut Bobot C(7) C(8) C(9) Σƒ.wC(7) Σƒ.wC(8) Σƒ.wC(9)STS 1 0 0 0 0 0 0 TS 2 0 3 3 0 6 6 C 3 24 17 14 72 51 42 S 4 51 54 56 204 216 224
SS 5 25 26 27 125 130 135 TOTAL 100 100 100 401 403 407
Sumber: Data Primer (diolah)
401
X (7) = = 4,01 100
403 X (8) = = 4,03 100
407 X (8) = = 4,07 100
X (7) + X (8) + X (9) X Komunikasi = Brosur 3
4,01 + 4,03 + 4,07 = 3 12,11 = = 4,04
3 Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui brosur, maka diketahui nilai X komunikasibrosur
sebesar 4,04. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal
ini menginformasikan bahwa promosi melalui brosur jelas memaparkan informasi
tentang produk herbal PT. PAN sehingga target konsumen mengerti akan pesan
yang disampaikan oleh perusahaan, serta isi pesan “Sehat dan Halal” bersama
produk herbal PT. PAN tercermin dalam promosi.
Cara komunikasi yang dilakukan media promosi brosur antara lain: (1)
Brosur langsung dibagikan secara personal kepada pengunjung mall DETOS yang
melewati outlet PT. PAN, ada juga yang di letakkan di atas etalase agar mudah di
ambil pengunjung yang sedang melihat-lihat produk herbal PT. PAN. (2) Desain
brosur menggunakan visualisasi warna dominan hijau dan terdapat gambar
selembar daun yang menjelaskan kealamian dan keamanan produk herbal PT.
PAN. (3) Terbuat dari selembar kertas yang di cetak pada kedua sisinya dengan
ukuran kertas yang mudah dipegang, dibaca, disimpan, dan dibawa kemana-mana,
serta di tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris agar target konsumen yang
berasal dari warga lokal maupun warga negara asing mudah memahami isi pesan
brosur dalam waktu singkat. (4) Informasi produk yang diberikan spesifik sesuai
dengan keinginan target konsumen. Terdapat tiga tipe brosur yang memuat
tentang profil perusahaan, jenis-jenis produk, keutamaan khasiat produk, bukti-
bukti ilmiah keunggulan produk, bukti-bukti kesaksian dari para konsumen,
sertifikat kehalalan dan keamanan produk, dan contact person perusahaan.
5. EPIC Rate
Secara keseluruhan EPIC Rate Brosur adalah sebagai berikut:
EBrosur + PBrosur + IBrosur + CBrosur EPIC Rate Brosur = 3
4,12 + 4,03 + 3,92 + 4,04 = 3 16,11 =
3
= 4,03
Berdasarkan hasil perhitungan EPIC Rate brosur, maka diperoleh nilai
sebesar 4,03. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efektivitas media promosi produk
herbal melalui brosur pada outlet PT. PAN berdasarkan EPIC Model mencapai
tingkat efektif dalam menstimuli terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan
(interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan
oleh target konsumen terhadap produk dan jasa perusahaan.
5.6.2. X-Banner
Berdasarkan EPIC Model, hasil analisis tingkat efektivitas media promosi
melalui x-banner dari masing-masing dimensi, yaitu:
1. Empati (Empathy)
Dimensi empati di dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (1) dan pertanyaan (2). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-rata berbobot, yaitu:
Tabel 24. Dimensi Empati Media Promosi X-Banner
Atribut Bobot E(1) E(2) Σƒ.wE (1) Σƒ.wE (2) STS 1 1 0 1 0 TS 2 7 8 14 16 C 3 36 41 108 123 S 4 42 46 168 184
SS 5 14 5 70 25 TOTAL 100 100 361 348
Sumber: Data Primer (diolah)
361 X (1) = = 3,61 100
348 X (2) = = 3,48 100 X (1) + X (2) X Empati X-Banner = 2
3,61 + 3,48 = 2 7,09 = = 3,55 2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui x-banner, maka diketahui nilai X empatix-banner
sebesar 3,55. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal
ini menginformasikan bahwa target konsumen menyukai promosi melalui x-
banner karena dapat memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik
produk herbal PT. PAN. Gambaran produk herbal PT. PAN dalam x-banner
sesuai dengan kriteria produk herbal yang diinginkan konsumen.
Daya tarik produk herbal PT. PAN yang terdapat pada x-banner adalah
banyaknya variasi produk herbal PT. PAN yang dihasilkan dari habbatussauda
(jinten hitam) yang merupakan salah satu daftar obat-obatan alamiah dalam
pengobatan cara Nabi. Rasulullah SAW telah meromendasikan penggunaan
habbatussauda bagi kesehatan,“Gunakanlah habbatussauda karena sesungguhnya
di dalamnya terdapat obat bagi semua penyakit kecuali kematian”. (HR. Bukhori-
Muslim).
2. Persuasi (Persuation)
Dimensi persuasi dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (3) dan pertanyaan (4). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-rata berbobot, yaitu:
Tabel 25. Dimensi Persuasi Media Promosi X-Banner
Atribut Bobot P (3) P(4) Σƒ.wP (3) Σƒ.wP (4) STS 1 0 1 0 1 TS 2 12 13 24 26 C 3 32 41 96 123 S 4 38 32 152 128
SS 5 18 13 90 65 TOTAL 100 100 362 343
Sumber: Data Primer (diolah)
3,62 X (3) = = 3,62 100
343 X (4) = = 3,43 100 X (3) + X (4) X Persuasi X-Banner = 2
3,62 + 3,43 = 2 7,05 = = 3,53 2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui x-banner, maka diketahui nilai X persuasix-banner
sebesar 3,53. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal
ini menginformasikan bahwa target konsumen tertarik untuk mengetahui lebih
banyak informasi mengenai produk herbal PT. PAN. Informasi yang diberikan x-
banner mampu meningkatkan atau menguatkan karakter dari produk herbal PT.
PAN sehingga mendorong konsumen untuk membentuk sikap dan keinginan
untuk membeli produk herbal PT. PAN.
Jalur promosi pada x-banner untuk dapat mendorong konsumen menuju
persuasi melalui jalur sentral. Pada jalur ini tingkat keterlibatan konsumen
meningkat. Konsumen memfokuskan diri pada pesan produk yang disampaikan
melalui x-banner. Konsumen menterjemahkan pesan produk PT. PAN sebagai
produk kesehatan yang alami dan mengandung habbatussauda yang termasuk
dalam daftar obat-obatan alamiah dalam pengobatan cara Nabi.
3. Dampak (Impact)
Dimensi dampak dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (5), dan pertanyaan (6). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-rata berbobot, yaitu:
Tabel 26. Dimensi Dampak Media Promosi X-Banner
Atribut Bobot D(5)
D (6) Σƒ.wD
(5)
Σƒ.wD (6) CK K CK K
STS 1 3 0 1 3 0 1 TS 2 11 13 2 22 26 4 C 3 29 20 19 87 60 57 S 4 45 17 15 180 68 60
SS 5 12 4 9 60 20 45 TOTAL 100 54 46 352 174 167
Sumber: Data Primer (diolah)
352 X (5) = = 3,52 100
341 X (6) = = 3,41 100 X (5) + X (6) X Dampak X-Banner 2
3,52 + 3,41 = 2 6,93 = = 3,47 2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui x-banner, maka diketahui nilai X dampakx-banner
sebesar 3,47. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal
ini menginformasikan bahwa promosi melalui x-banner membuat target
konsumen lebih bertambah pengetahuannya mengenai produk herbal PT. PAN,
dan konsekuensi produk yang relevan secara pribadi dengan diri target konsumen
berdampak baik dalam menggerakkan mereka untuk membuat keputusan, yaitu
melakukan tindakan pembelian bagi calon konsumen (CK) dan pembelian ulang
untuk konsumen (K).
Pengetahuan produk tersebut antara lain: (1) Produk herbal PT. PAN
merupakan produk kesehatan yang alami dan mengandung habbatussauda (jinten
hitam) yang termasuk dalam daftar obat-obatan alamiah dalam pengobatan cara
Nabi. (2) Banyaknya variasi produk herbal PT. PAN yang dihasilkan dari
habbatussauda, yaitu Saudacil, Minyak As-Sauda, Primasauda, Folia Madu, Folia
Sauda, dan Folia Sauda Plus. PT. PAN juga menerbitkan buku yang berjudul
“Sembuhkan Penyakit dengan Habbatussauda (Jinten Hitam)”.
4. Komunikasi (Communication)
Dimensi komunikasi dalam kuesioner direpresentasikan oleh tiga buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (7), pertanyaan (8) dan pertanyaan (9). Hasil
jawaban kuesioner tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-
rata berbobot, yaitu:
Tabel 27. Dimensi Komunikasi Media Promosi X-Banner
Atribut Bobot C(7) C(8) C(9) Σƒ.wC(7) Σƒ.wC(8) Σƒ.wC(9)
STS 1 1 1 0 1 1 0
TS 2 10 13 10 20 26 20
C 3 40 39 28 120 117 84
S 4 42 36 43 168 144 172
SS 5 7 11 19 35 55 95
TOTAL 100 100 100 344 343 371 Sumber: Data Primer (diolah)
344 X (7) = = 3,44 100
343 X (8) = = 3,43 100 371 X (9) = = 3,71 100 X (7) + X (8) + X (9) X Komunikasi X-Banner = 3
3,44 + 3,43 + 3,71 = 3 10,58 = = 3,53 3
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui x-banner, maka diketahui nilai X komunikasi x-banner
sebesar 3,53. Nilai ini dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal ini
menginformasikan bahwa promosi melalui x-banner cukup jelas memaparkan
informasi tentang produk herbal PT. PAN, sehingga target konsumen cukup
mengerti pesan yang disampaikan oleh perusahaan. Isi pesan “sehat dan halal”
bersama produk herbal PT. PAN cukup tercermin dalam promosi melalui x-
banner.
Cara komunikasi yang dilakukan x-banner antara lain (1) X-Banner
diletakkan di samping kiri dan kanan outlet PT. PAN. (2) Media promosi ini
dibuat dalam ukuran besar seperti layaknya poster, dengan penggunaan komposisi
gambar dan huruf yang besar sehingga daya jangkau dan raihan cukup besar. (3)
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan Inggris, hal ini untuk
memudahkan bagi warga lokal dan luar negeri untuk memahami isi pesan yang
disampaikan oleh perusahaan. (4) Warna dasar x-banner hijau muda dan terdapat
gambar lembaran-lembaran daun yang menjelaskan bahwa produk herbal PT.
PAN adalah produk yang terbuat dari tanaman herbal yang alami. (5) Judul utama
bertuliskan habbatussauda dicetak lebih besar dan berwarna hitam yang
disesuaikan dengan karakteristik habbatussauda, bertujuan untuk memberitahukan
kepada target konsumen bahwa outlet PT. PAN menyediakan produk herbal
berbahan habbatussauda (jinten hitam).
5. EPIC Rate
Secara keseluruhan EPIC Rate X-Banner, yaitu:
EX-Banner + PX-Banner + IX-Banner + CX-Banner EPIC Rate X-Banner = N
3,55 + 3,53 + 3,47 + 3,53 = 3 14,08 = 3 = 3,52
Berdasarkan hasil perhitungan EPIC Rate untuk media promosi x-banner,
maka diperoleh nilai sebesar 3,52. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif
(3,41 sampai 4,20). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efektivitas media
promosi produk herbal melalui x-banner pada outlet PT. PAN berdasarkan EPIC
Model mencapai tingkat efektif dalam menstimuli terjadinya kesadaran
(awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian
(purchase) yang dilakukan oleh target konsumen terhadap produk dan jasa
perusahaan.
5.6.3. Penjualan Pribadi oleh Tenaga Penjual
Berdasarkan EPIC Model, hasil analisis tingkat efektivitas media promosi
melalui penjualan pribadi yang dilakukan oleh tenaga penjual dari masing-masing
dimensi, yaitu:
1. Empati (Empathy)
Dimensi empati di dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (1) dan pertanyaan (2). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-rata berbobot, yaitu:
Tabel 28. Dimensi Empati Media Promosi Tenaga Penjual
Atribut Bobot E(1) E(2) Σƒ.wE(1) Σƒ.wE(2) STS 1 2 0 2 0 TS 2 3 5 6 10 C 3 9 26 27 78 S 4 57 46 228 184
SS 5 29 23 145 115 TOTAL 100 100 408 387
Sumber: Data Primer (diolah)
408 X (1) = = 4,08 100
387 X (2) = = 3,87 100 X (1) + X (2) X Empati Tenaga Penjual = 2
4,08 + 3,87 = 2 7,95 = = 3,98 2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui tenaga penjual, maka diketahui nilai X empatitenaga
penjual sebesar 3,98. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20).
Hal ini menginformasikan bahwa target konsumen menyukai promosi yang
dilakukan oleh tenaga penjual karena dapat memberikan informasi yang berharga
tentang daya tarik produk herbal PT. PAN. Gambaran produk herbal PT. PAN
yang diinformasikan oleh tenaga penjual sesuai dengan kriteria produk herbal
yang diinginkan target konsumen.
Beberapa daya tarik produk herbal PT. PAN yang diinformasikan oleh
tenaga penjual antara lain: (1) Produk herbal PT. PAN adalah produk kesehatan
yang berbahan tanaman obat yang alami dan tidak menimbulkan efek samping.
(2) Produk sudah terjamin akan kehalalan dan keamanannya untuk dikonsumsi
terbukti dengan diperolehnya sertifikat halal dari MUI, Piagam Bintang Satu
Keamanan Pangan dari BPPOM, dan Irradiasi Produk dari BATAN. (3)
Habbatussauda adalah salah satu bahan baku yang terkandung dalam produk
herbal unggulan PT. PAN yang termasuk dalam daftar obat-obatan alamiah dalam
pengobatan cara Nabi. (4) Produk herbal PT. PAN banyak variansnya dan di
klasifikasikan sesuai dengan jenis keluhan, produk-produk tersebut terdiri dari
Kapsul Folia, dan Prima, Madu Saudacil, Sari Kurma, Madu Kental, Minyak As-
Sauda, Cream As-Sauda, Madu Saudacil, dan Rosella.
2. Persuasi (Persuation)
Dimensi persuasi dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (3) dan pertanyaan (4). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-rata berbobot, yaitu:
Tabel 29. Dimensi Persuasi Media Promosi Tenaga Penjual
Atribut Bobot P(3) P(4) Σƒ.wP (3) Σƒ.wP (4) STS 1 1 0 1 0 TS 2 4 4 8 8 C 3 15 20 45 60 S 4 36 44 144 176
SS 5 44 32 220 160 TOTAL 100 100 418 404
Sumber: Data Primer (diolah)
418 X (3) = = 4,18 100
348 X (4) = = 4,04 100 X (3) + X (4) X Persuasi Tenaga Penjual = 2
4,18 + 4,04 = 2 8,22 = = 4,11 2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
pada outlet PT. PAN melalui tenaga penjual, maka diketahui nilai X persuasi tenaga
penjual sebesar 4,11. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20).
Hal ini menginformasikan bahwa promosi melalui tenaga penjual membuat target
konsumen ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang produk herbal PT.
PAN. Promosi tersebut mampu meningkatkan atau menguatkan karakter dari
produk herbal PT. PAN sehingga mendorong konsumen untuk membentuk sikap
dan keinginan untuk membeli produk herbal PT. PAN.
Jalur promosi yang digunakan tenaga penjual untuk dapat mempengaruhi
konsumen menuju persuasi melalui jalur periferal. Pada jalur ini tingkat
keterlibatan konsumen lebih rendah. Konsumen memfokuskan diri pada pesan
produk yang disampaikan dalam promosi tetapi pada perangsang “periferal”.
Target konsumen menghubungkan pesan produk dengan karakter dari tenaga
penjual. Karakteristik tenaga penjual PT. PAN antara lain: wanita muslim
berbusana menutup aurat, berjilbab dan berwarna putih dan adanya logo PT. PAN
yang ada di saku baju yang berarti bersih sesuai dengan tuntunan ajaran islam
yaitu halal dan baik, serta berpenampilan alami (natural). Terjalin hubungan
langsung secara personal, sabar dalam menanggapi keluhan dari konsumen, teliti,
serta memelihara hubungan yang baik dengan target konsumen.
3. Dampak (Impact)
Dimensi dampak dalam kuesioner direpresentasikan oleh dua buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (5),dan pertanyaan (6). Hasil jawaban kuesioner
tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-rata berbobot, yaitu:
Tabel 30. Dimensi Dampak Media Promosi Tenaga Penjual
Atribut Bobot D(5)
D (6) Σƒ.wD (5)
Σƒ.wD (6) CK K CK K
STS 1 1 0 0 1 0 0 TS 2 3 9 1 6 18 2 C 3 16 13 6 48 39 18 S 4 36 23 22 144 92 88
SS 5 44 9 17 220 45 85 TOTAL 100 54 46 419 194 193
Sumber: Data Primer (diolah)
419 X (5) = = 4,19 100
387 X (6) = = 3,87 100 X (5) + X (6) X Dampak Tenaga Penjual = 2
4,19 + 3,87 = 2 8,06 = = 4,03 2
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
PT. PAN melalui tenaga penjual, maka diketahui nilai X dampak tenaga penjual
sebesar 4,03. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal
ini menginformasikan bahwa promosi melalui tenaga penjual efektif membuat
target konsumen bertambah pengetahuannya mengenai produk herbal PT. PAN,
dan konsekuensi yang relevan secara pribadi dengan diri target konsumen
berdampak baik dalam menggerakkan mereka membuat keputusan untuk
melakukan tindakan pembelian bagi calon konsumen (CK) dan pembelian ulang
untuk konsumen (K).
Pengetahuan produk yang didapat oleh target konsumen antara lain (1)
Produk herbal PT. PAN adalah produk kesehatan yang berbahan tanaman obat
yang alami dan tidak menimbulkan efek samping. (2) Produk ini sudah
mendapatkan sertifikat halal dari MUI, Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan
dari BPPOM, dan Irradiasi Produk dari BATAN sehingga terjamin akan kehalalan
dan keamanannya untuk dikonsumsi. (3) Habbatussauda adalah salah satu bahan
baku dalam pembuatan produk herbal PT. PAN yang termasuk dalam daftar obat-
obatan alamiah dalam pengobatan cara Nabi. (4) Produk herbal PT. PAN banyak
variansnya dan di klasifikasikan sesuai dengan jenis keluhan, produk-produk
tersebut terdiri dari Kapsul Folia, dan Prima, Madu Saudacil, Sari Kurma, Madu
Kental, Minyak As-Sauda, Cream As-Sauda, Madu Saudacil, dan Rosella.
4. Komunikasi (Communication )
Dimensi komunikasi dalam kuesioner direpresentasikan oleh tiga buah
pertanyaan, yaitu pertanyaan (7), pertanyaan (8) dan pertanyaan (9). Hasil
jawaban kuesioner tersebut dimasukkan dalam analisis penghitungan skor rata-
rata berbobot, yaitu:
Tabel 31. Dimensi Komunikasi Media Promosi Tenaga Penjual
Atribut Bobot C(7) C(8) C(9) Σƒ.wC(7) Σƒ.wC(8) Σƒ.wC(9)STS 1 2 0 1 2 0 1
TS 2 3 2 2 6 4 4
C 3 15 14 21 45 42 63
S 4 54 49 49 216 196 196
SS 5 26 35 27 130 175 135
TOTAL 100 100 100 399 417 399 Sumber: Data Primer (diolah)
399 X (7) = = 3,99 100
417 X (8) = = 4,17 100 399 X (9) = = 3,99 100
X (7) + X (8) + X (9) X Komunikasi X-Banner = 3
3,99 + 4,17 + 3,99 = 3 12,15 = = 4,05 3
Berdasarkan hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal
PT. PAN melalui tenaga penjual, maka diketahui nilai X komunikasi tenaga penjual
sebesar 4,05. Nilai ini masuk dalam rentang skala efektif (3,41 sampai 4,20). Hal
ini menginformasikan bahwa promosi melalui tenaga penjual jelas memaparkan
informasi dan manfaat produk herbal PT. PAN sehingga pengunjung mengerti
akan pesan yang disampaikan oleh perusahaan. Isi pesan “Sehat dan Halal”
produk herbal PT. PAN tercermin dalam promosi yang disampaikan oleh tenaga
penjual.
Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh tenaga penjual adalah secara
personal confrontation, yaitu hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif
sehingga menimbulkan hubungan yang lebih akrab, dan hal ini mempermudah
tenaga penjual dalam meyakinkan target konsumen. Informasi yang disampaikan
oleh tenaga penjual lebih spesifik dibandingkan brosur dan x-banner, dan
langsung mendapatkan tanggapan dari target konsumen.
5. EPIC Rate
Secara keseluruhan EPIC Rate Tenaga Penjual adalah sebagai berikut:
ETenaga Penjual + PTenaga Penjual + ITenaga Penjual + CTenaga Penjual
EPIC Rate Tenaga Penjual = N
3,99 + 4,11 + 4,03 + 4,05 = 3 16,17 = 3
= 4,04
Berdasarkan hasil perhitungan EPIC Rate untuk media promosi tenaga
penjual, maka diperoleh nilai sebesar 4,04. Nilai ini masuk dalam rentang skala
efektif (3,41 sampai 4,20). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
media promosi produk herbal melalui tenaga penjual pada outlet PT. PAN
berdasarkan EPIC Model mencapai tingkat efektif dalam menstimuli terjadinya
kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan
pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target konsumen terhadap produk dan
jasa perusahaan.
5.6.4. Perbandingan Tingkat Efektivitas Media Promosi
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat efektivitas media promosi produk
herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara dengan menggunakan EPIC
Model, maka diketahui perbandingan skor rata-rata (X) dari masing-masing
dimensi untuk tiga media promosi, yaitu:
Tabel 32. Perbandingan Skor Rata-Rata dari Tiga Media Promosi Berdasarkan
EPIC Model
No
.
Media Promosi
EPIC Model Brosur
X-
Banner
Tenaga
Penjual
1. Empati (Empathy) 4,12 3,55 3,98
2. Persuasi (Persuation) 4,04 3,53 4,11
3. Dampak (Impact) 3,94 3,47 4,03
4. Komunikasi (Communication) 4,04 3,53 4,05
Sumber: Data Primer (diolah)
1. Empati (Empathy)
Berdasarkan perhitungan skor rata-rata dimensi empati untuk ketiga media
promosi tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa:
1) Skor rata-rata dimensi empati pada posisi pertama adalah brosur sebesar 4,12.
Hal ini menginformasikan bahwa brosur PT. PAN mampu untuk mengenali,
mempersepsi, dan merasakan perasaan target konsumen mengenai kebutuhan,
keinginan, pemahaman, pengetahuan, dan kondisi afektif dari target
konsumen. Brosur memiliki empati yang lebih tinggi dibandingkan kedua
media promosi lainnya disebabkan informasi yang disampaikan spesifik dan
konsisten tentang daya tarik produk herbal PT. PAN sesuai dengan produk
yang diinginkan oleh target konsumen,dan adanya tiga jenis brosur yang di
produksi oleh PT. PAN yang sesuai dengan jenis keluhan. Kriteria-kriteria
tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Kennedy dan
Soemanagara (2006:5) bahwa penggunaan visualisasi yang kuat, pesan yang
tepat, dan konsisten adalah syarat utama keberhasilan empati.
2) Skor rata-rata dimensi empati pada posisi kedua adalah tenaga penjual sebesar
3,98. Hal ini menginformasikan bahwa tenaga penjual memiliki skor rata-rata
empati lebih rendah dibandingkan brosur. Tenaga penjual memang
memberikan informasi yang spesifik¸ karakteristik tenaga penjual yang
disesuaikan dengan karakteristik produk, komunikasi dua arah yang
memungkinkan terjadinya hubungan langsung yang hidup dan interaktif
sehingga mudah menjalin hubungan yang lebih akrab. Akan tetapi,
kelemahan atau kendala yang terjadi pada tenaga penjual adalah pesan yang
disampaikan terkadang tidak konsisten sehingga dapat menyebabkan
kerancuan dan kesalahpahaman tentang spesifikasi produk, adanya konflik
dalam manajemen atau tenaga penjual, masalah etika tenaga penjual yang
terkadang dianggap mengganggu kesibukan konsumen sasaran. Kendala-
kendala ini akan mengurangi tingkat kredibilitas (kepercayaan) dan daya tarik
dari tenaga penjual (Kennedy dan Soemanagara, 2006:35).
3) Skor rata-rata dimensi empati pada posisi ketiga adalah x-banner sebesar 3,55.
Hal ini menginformasikan bahwa x-banner memiliki skor rata-rata paling
rendah dibandingkan brosur dan tenaga penjual. Menurut Kennedy dan
Soemanagara (2006:101), kelemahan x-banner adalah informasi yang
ditampilkan terbatas dan daya rangsang rendah. X-Banner hanya memuat
komposisi gambar dan huruf berukuran besar dengan warna-warna kontras
dan kuat.
2. Persuasi (Persuation)
Berdasarkan perhitungan skor rata-rata dimensi persuasi untuk ketiga media
promosi tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa:
1) Skor rata-rata dimensi persuasi pada posisi pertama adalah tenaga penjual
sebesar 4,11. Aristoteles dalam Cangara (2009: 91) menyatakan bahwa untuk
mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikator harus memiliki
kredibilitas (kepercayaan) dan daya tarik. Kredibilitas dapat diperoleh jika
seorang komunikator memiliki ethos, pathos, dan logos. Ethos adalah
kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya, seperti pribadi
yang hangat, bersahabat, percaya diri, sikap toleran terhadap prinsip, dan
dinamis sehingga upacan-upacannya dapat dipercaya. Pathos adalah kekuatan
yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya,
dan logos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui
argumentasinya. Miil dan Anderson dalam Cangara (2009:94) menemukan
dalam penelitiannya bahwa komunikator yang memiliki fisik yang menarik,
dikenal baik, disukai, dan adanya kesamaan demografis seperti bahasa,
agama, suku, dan daerah asal dapat lebih mudah menggugah pendapat dan
sikap seseorang.
Teori ini berkaitan dengan kegiatan promosi tenaga penjual PT. PAN dalam
mempengaruhi target konsumen menuju persuasi. Jalur promosi yang
digunakan adalah jalur sentral dan periferal: Pertama, karakteristik dari
tenaga penjual, yaitu wanita muslim, berbusana menutup aurat, berjilbab, dan
berwarna putih dengan logo PT. PAN di saku baju yang berarti bersih sesuai
dengan tuntunan ajaran islam yaitu Halal dan Baik, serta berpenampilan alami
(natural). Kedua, karakteristik kegiatan promosinya dua arah secara
langsung, hidup, interaktif sehingga dengan cepat mengetahui tanggapan dari
target konsumen, serta dapat menjalin hubungan yang lebih akrab dengan
target konsumen sehingga tenaga penjual lebih memiliki kemampuan dalam
meyakinkan target konsumen untuk merubah sikap dan kepercayaan, dan
keinginan berperilaku membeli produk herbal PT. PAN.
2) Skor rata-rata dimensi persuasi pada posisi kedua adalah brosur sebesar 4,04.
Hal ini disebabkan jalur promosi yang digunakan brosur PT. PAN menuju
persuasi menggunakan jalur sentral yaitu konsumen lebih menfokuskan pada
isi pesan produk berupa informasi yang spesifik dengan daya tarik produk
yang ditampilkan sesuai dengan produk yang diinginkan target konsumen,
dan fleksibel. Menurut Kotler dan Susanto (2001:707-798), kelemahan brosur
sebagai media iklan adalah tidak bersifat pribadi (personal), brosur hanya
mampu melakukan monolog bukan dialog dengan target konsumen sehingga
brosur tidak memiliki sifat memaksa yang sekuat tenaga penjual, dan isi
pesannya bersifat umum (standar).
3) Skor rata-rata dimensi persuasi pada posisi ketiga adalah x-banner sebesar
3,53. Kelemahan x-banner dibandingkan media promosi lainnya adalah
informasi yang ditampilkan terbatas, daya rangsang rendah, dan kurang
fleksibel (Kennedy dan Soemanagara, 2006:101). Jalur promosi x-banner
menuju persuasi hanya menggunakan jalur sentral dengan mengutamakan isi
pesan yang ringkas dan padat, seperti judul utama produk (headline), slogan
produk (tagline), dan visualisasi produk dengan komposisi gambar dan huruf
berukuran besar, serta warna-warna yang kontras dan kuat sehingga mudah
menarik perhatian khalayak.
3. Dampak (Impact)
Berdasarkan perhitungan skor rata-rata dimensi dampak untuk ketiga media
promosi tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa:
1) Skor rata-rata dimensi dampak pada posisi pertama adalah tenaga penjual
sebesar 4,03. Hal ini menginformasikan bahwa dampak perubahan tingkat
pengetahuan yang diperoleh target konsumen tidak hanya informasi mengenai
jenis, manfaat dan keunggulan produk herbal PT.PAN, tetapi juga
memperoleh informasi tentang proses produksi, distribusi, pemasaran, dan
sebagainya yang tidak dijelaskan dalam media promosi brosur dan x-banner.
Akan tetapi, efektif untuk mendorong target konsumen untuk merubah sikap,
dan mengambil keputusan akhir dengan melakukan tindakan pembelian.
Kondisi ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Cangara (2009:167)
bahwa dampak dari media antar pribadi (personal) cenderung berpengaruh
pada sikap dan perilaku seseorang.
2) Skor rata-rata dimensi dampak pada posisi kedua adalah brosur sebesar 3,94.
Hal ini menginformasikan bahwa kegiatan promosi melalui brosur berdampak
pada tingkat pengetahuan yang diperoleh target konsumen. Informasi tersebut
berupa profil perusahaan, jenis-jenis produk herbal PT. PAN, manfaat
produk, dan sebagainya yang terdapat pada brosur sehingga mendorong
target konsumen untuk merubah sikap, dan mengambil keputusan akhir
dengan melakukan tindakan pembelian. Akan tetapi, kelemahan media
brosur sebagai salah satu media non personal yaitu cenderung lebih banyak
mempengaruhi pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang terhadap produk
(Cangara, 2009:167).
3) Skor rata-rata dimensi dampak pada posisi ketiga adalah x-banner sebesar
3,47. Hal ini menginformasikan bahwa kegiatan promosi melalui x-banner
berdampak pada tingkat pengetahuan yang diperoleh target konsumen berupa
profil produk habbatussauda sebagai salah satu produk utama PT. PAN,
manfaat produk habbatussauda, jenis-jenis produk yang terbuat dari
habbatussauda, dan sebagainya yang terdapat pada x-banner sehingga
mendorong target konsumen untuk merubah sikap, dan mengambil keputusan
akhir dengan melakukan tindakan pembelian. Menurut Cangara (2009:167),
x-banner merupakan media non personal, sehingga cenderung lebih banyak
mempengaruhi pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang terhadap
produk.
4. Komunikasi (Communication)
Berdasarkan perhitungan skor rata-rata dimensi komunikasi untuk ketiga
media promosi tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa:
1) Skor rata-rata dimensi komunikasi pada posisi pertama adalah tenaga penjual
sebesar 4,05. Hal ini disebabkan intensitas pesan yang disampaikan oleh
tenaga penjual PT. PAN melalui dua cara: Pertama, karakteristik tenaga
penjualnya, yaitu wanita muslimah, berbusana menutup aurat dengan logo
PT. PAN yang berwarna hijau pada saku baju, dan berjilbab warna putih.
Visualisasi warna putih mengartikan kebaikan, kemurnian, kebersihan, dan
perbaikan, sedangkan warna hijau mengartikan aman dan alami. Selain itu,
visualisasi warna tersebut merefleksikan slogan produk herbal PT. PAN yaitu
“Sehat dan Halal Bersama Produk Herbal PT. PAN”. Kedua, bentuk
promosinya, yaitu komunikasi dua arah antara tenaga penjual dengan target
konsumen yang terjadi secara langsung, hidup, dan interaktif sehingga pesan
lebih mudah dipahami, lebih jelas, dan lebih lengkap dibandingkan brosur
dan x-banner. Kondisi ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Kennedy dan Soemanagara (2006:127) bahwa intensitas yang cukup tinggi
dalam pemaparan informasi dengan penggunaan efek warna, teks, dan figur
dalam promosi dapat menarik perhatian besar bagi khalayak.
2) Skor rata-rata dimensi komunikasi pada posisi kedua adalah brosur sebesar
4,04. Hal ini menginformasikan bahwa skor rata-rata komunikasi pada brosur
lebih rendah dibandingkan tenaga penjual. Menurut Kotler dan Susanto
(2001:707-798) menyatakan bahwa kelemahan brosur sebagai media iklan
adalah informasi bersifat umum (standar) sehingga target konsumen hanya
memperoleh informasi produk sebatas apa yang disampaikan dalam brosur.
Oleh karena itu, target konsumen membutuhkan tenaga penjual untuk
menjelaskannya. Intensitas pesan yang disampaikan brosur antara lain:
Pertama, desain brosur menggunakan visualisasi gambar selembar daun dan
berwarna hijau yang menggambarkan kealamian dan keamanan produk herbal
PT. PAN. Kedua, brosur terbuat dari selembar kertas yang di cetak pada
kedua sisinya, lebih fleksibel, serta di tulis dalam bahasa Indonesia dan
Inggris agar target konsumen yang berasal dari warga lokal maupun warga
negara asing mudah memahami isi pesan dalam brosur. Ketiga, informasi
spesifik sesuai dengan produk yang diinginkan target konsumen, serta
terdapat tiga tipe brosur yang memuat tentang profil perusahaan, jenis-jenis
produk, keutamaan khasiat produk, bukti-bukti ilmiah keunggulan produk,
bukti-bukti kesaksian dari para konsumen, sertifikat kehalalan dan keamanan
produk, dan contact person perusahaan.
3) Skor rata-rata dimensi komunikasi pada posisi ketiga adalah x-banner sebesar
3,53. Hal ini disebabkan intensitas pesan yang disampaikan x-banner, yaitu:
Pertama, media promosi ini dibuat dalam ukuran besar seperti layaknya
poster, dengan penggunaan komposisi gambar dan huruf yang besar dengan
informasi yang lebih sederhana, ringkas, dan lebih menekankan
habbatussauda sebagai salah satu produk herbal unggulan PT. PAN. Kedua,
bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan Inggris, hal ini untuk
memudahkan bagi warga lokal dan luar negeri untuk memahami isi pesan
yang disampaikan oleh perusahaan. Ketiga, visualisasi gambar dan warna
yang kontras dan kuat berupa lembaran-lembaran daun berwarna hijau yang
menggambarkan kealamian dan keamanan produk herbal PT. PAN. Keempat,
judul utama habbatussauda dicetak lebih besar dan berwarna hitam sesuai
dengan karakteristik habbatussauda. Kennedy dan Soemanagara (2006:101)
menyatakan bahwa kelemahan x-banner adalah isi pesannya bersifat umum
(standar) dan informasi yang ditampilkan terbatas.
5.7. Analisis Efektivitas Media Promosi Berdasarkan Dampak Penjualan
Efektivitas media promosi produk herbal PT. PAN juga dapat diketahui
dengan menganalisis pengaruh biaya media promosi terhadap volume penjualan.
Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap volume penjualan dalam
penelitian ini adalah biaya brosur, biaya x-banner, dan biaya tenaga penjual. Hasil
analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 33. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
No. Faktor Koefisien
Regresi
thitung Sig.
1. Biaya Brosur (X1) 5,369 0,571 0,574
2. Biaya X-Banner (X2) -2,584 -0,992 0,333
3. Biaya Tenaga Penjual (X3) 8,609 2,188 0,040
Konstanta
ttabel
1133849,121
2,080
Ket : Predicted Interval 95% Sumber : Data Primer (diolah) Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, maka diperoleh sebuah
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 1133849,121 + 5,369X1 + (-2,584)X2 + 8,609X3
Keterangan:
Y = Volume Penjualan (rupiah)
X1 = Biaya Brosur (rupiah)
X2 = Biaya X-Banner (rupiah)
X3 = Biaya Tenaga Penjual (rupiah)
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 1133849,121; artinya jika biaya brosur (X1), biaya x-
banner (X2), dan biaya tenaga penjual (X3) yang dikeluarkan sebesar 0,
maka volume penjualan (Y) yang diperoleh sebesar Rp. 1.133.849,121.
2. Koefisien regresi variabel biaya brosur (X1) sebesar 5,369; artinya jika
variabel bebas lain nilainya tetap dan biaya brosur mengalami penambahan
sebesar Rp. 1.000, maka akan meningkatkan volume penjualan sebesar Rp.
5.369. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara
biaya brosur dengan volume penjualan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
bila biaya brosur ditambah baik untuk peningkatan kuantitas maupun
kualitas, maka dapat lebih menarik banyak pengunjung dan jangkauan
menjadi lebih luas sehingga produk herbal PT. PAN lebih banyak dikenal
oleh masyarakat luas dan ini berpengaruh positif terhadap peningkatan
jumlah pembelian yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume
penjualan.
3. Koefisien regresi variabel biaya x-banner (X2) sebesar -2,584; artinya jika
variabel bebas lain nilainya tetap dan biaya x-banner mengalami
penambahan sebesar Rp. 1.000, maka akan mengalami penurunan
penjualan sebesar Rp. 2.584. Koefisien bernilai negatif, artinya terjadi
hubungan negatif antara biaya x-banner dengan volume penjualan. Hal ini
dapat diasumsikan bahwa bila biaya x-banner ditambah baik untuk
peningkatan kuantitas maupun penambahan infomasi produk dengan
ukuran outlet yang terbatas, maka membuat promosi ini menjadi
berlebihan, pengunjung merasa didesak/dipaksa untuk melakukan
pembelian sehingga mengakibatkan kurangnya minat pengunjung untuk
datang ke outlet dan berdampak negatif terhadap tindakan pembelian yang
pada akhirnya dapat menurunkan volume penjualan.
4. Koefisien regresi variabel biaya tenaga penjual (X3) sebesar 8,609; artinya
jika variabel bebas lain nilainya tetap dan biaya tenaga penjual mengalami
penambahan sebesar Rp. 1000, maka akan mengalami peningkatan volume
penjualan sebesar Rp. 8.609. Koefisien bernilai positif artinya terjadi
hubungan positif antara biaya tenaga penjual dengan volume penjualan.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa bila biaya untuk tenaga penjual di
tambah baik untuk jumlah tenaga penjual, kualitas kerja, serta gaji, maka
tenaga penjual akan bekerja lebih maksimal, sehingga kinerja promosi
semakin meningkat dan berdampak positif terhadap peningkatan
pembelian yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan.
5.7.1. Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi (R2) dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas secara serentak
terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel 33.
Tabel 34. Hasil Analisis Determinasi (R2)
Model R Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 0,692 0,648 111827,175Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,692
atau 69,2%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel
bebas (biaya brosur, x-banner, dan tenaga penjual) terhadap variabel terikat
(volume penjualan) sebesar 69,2%, sedangkan sisanya sebesar 30,8% dipengaruhi
atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian
ini.
5.7.2. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X), yaitu biaya
brosur, x-banner, dan tenaga penjual yang dimasukkan dalam model secara
bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat
(Y), yaitu volume penjualan. Kriteria pengujian sebagai berikut:
H0: ditolak, jika Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu atau Sig < α
H0 : diterima, jika Fhitung < Ftabel, derajat bebas tertentu atau Sig > α
Tabel 35. Hasil Uji F
Model Sum Of Square df Mean Square Fhitung Ftabel Sig.
1 Regression
Residual
Total
590439341064.453
262611658935.546
853051000000.000
3
21
24
196813113688.151
12505317092.169
15,738 3,072 0,000a
Sumber : Data Primer (diolah) Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan uji F dengan tingkat
kepercayaan 95%, maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 15,738 dan Ftabel sebesar
3,072 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan demikian, H0 ditolak (Fhitung > Ftabel;
0,000 < 0,05), Jadi, berdasarkan kasus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara promosi melalui periklanan (penyebaran
brosur dan pemasangan x-banner) dengan penjualan pribadi yang dilakukan
tenaga penjual sehingga secara bersama-sama berdampak signifikan terhadap
volume penjualan.
5.7.3. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
bebas (biaya brosur, biaya x-banner, dan biaya tenaga penjual) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (volume penjualan). Hasil uji t
dapat dilihat pada tabel 32.
Pengujian koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas adalah
sebagai berikut:
1. Biaya Brosur terhadap Volume Penjualan
Pengujian Hipotesis:
H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara biaya brosur
dengan volume penjualan.
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara biaya brosur dengan
volume penjualan.
Kriteria Pengujian:
H0 : ditolak, jika thitung > ttabel, derajat bebas tertentu atau Sig < α
H0 : diterima, jika thitung < ttabel, derajat bebas tertentu atau Sig > α
Berdasarkan hasil perhitungan uji t dengan menggunakan SPSS 15. pada
tingkat kepercayaan 95% , maka diperoleh nilai thitung untuk biaya brosur sebesar
0,571 dan ttabel sebesar 2,080 dengan tingkat signifikansi 0,574. Maka, H0 diterima
(thitung < ttabel; Sig > α), artinya secara parsial tidak ada pengaruh secara signifikan
antara biaya brosur dengan volume penjualan. Jadi, dari kasus ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa biaya promosi brosur yang selama ini dikeluarkan pada outlet
PT. PAN memiliki pengaruh kecil terhadap volume penjualan. Hal ini disebabkan
karakteristik brosur yang bersifat komunikasi tidak langsung (non personal), dan
jumlah brosur yang ada saat ini masih kurang sehingga daya jangkau belum
meluas.
2. Biaya X-Banner terhadap Volume Penjualan
Pengujian Hipotesis
H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara biaya x-banner
dengan volume penjualan.
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara biaya x-banner
dengan volume penjualan.
Kriteria Pengujian:
H0 : ditolak, jika thitung > ttabel, derajat bebas tertentu atau Sig < α
H0 : diterima, jika thitung < ttabel, derajat bebas tertentu atau Sig > α
Berdasarkan hasil perhitungan uji t dengan menggunakan SPSS 15.0 pada
tingkat kepercayaan 95%, maka diperoleh nilai thitung untuk biaya x-banner sebesar
-0,992 dan ttabel sebesar 2,080 dengan tingkat signifikansi 0,333. Maka, H0
diterima (thitung < ttabel; Sig > α), artinya secara parsial tidak ada pengaruh secara
signifikan antara biaya x-banner dengan volume penjualan. Jadi, dapat ditarik
kesimpulan bahwa biaya promosi x-banner yang selama ini dikeluarkan pada
outlet PT. PAN memiliki pengaruh kecil terhadap volume penjualan. Hal ini
disebabkan karakteristik x-banner yang bersifat komunikasi tidak langsung (non
personal), daya jangkau dan informasi yang ditampilkan terbatas.
3. Biaya Tenaga Penjual terhadap Volume Penjualan
Pengujian Hipotesis:
H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara biaya tenaga
penjual dengan volume penjualan.
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara biaya tenaga penjual
dengan volume penjualan.
Kriteria Pengujian:
H0 : ditolak, jika thitung > ttabel, derajat bebas tertentu atau Sig < α
H0 : diterima, jika thitung < ttabel, derajat bebas tertentu atau Sig > α
Berdasarkan hasil perhitungan uji t dengan menggunakan SPSS 15. pada
tingkat kepercayaan 95% , maka diperoleh nilai thitung untuk biaya tenaga penjual
sebesar 2,188 dan ttabel sebesar 2,080 dengan tingkat signifikansi 0,040. Maka, H0
ditolak (thitung > ttabel; Sig < α), artinya secara parsial ada pengaruh secara
signifikan antara biaya tenaga penjual dengan volume penjualan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa biaya promosi untuk penjualan pribadi yang selama ini
dikeluarkan oleh PT. PAN memiliki pengaruh besar terhadap volume penjualan.
Hal ini disebabkan karakteristik penjualan pribadi yang bersifat komunikasi
langsung secara personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup,
langsung dan interaktif, serta didukung dengan karakteristik tenaga penjual yang
memiliki pengetahuan tentang produk, menguasai seni menjual, mempunyai
kemampuan untuk bernegosiasi, komunikatif, semangat dalam bekerja, sabar
dalam menanggapi keluhan, dan tahu cara membina dan memelihara hubungan
baik dengan para pelanggan.
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan media promosi pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara adalah
periklanan berupa penyebaran brosur dan pemasangan x-banner, serta
penjualan pribadi yang dilakukan oleh tenaga penjual.
2. Hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal pada outlet
PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model menunjukkan bahwa
kegiatan media promosi melalui brosur, x-banner, dan penjualan pribadi yang
dilakukan tenaga penjual mencapai tingkat efektif dalam menstimulasi
terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir
dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target konsumen
terhadap produk dan jasa perusahaan.
3. Hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal pada outlet
PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan dampak penjualan dengan
menggunakan metode analisis regresi linear berganda, dan uji statistik (uji F,
uji t, dan determinasi) menunjukkan bahwa kegiatan media promosi melalui
brosur, x-banner dan tenaga penjual memiliki hubungan yang kuat dalam
meningkatkan volume penjualan. Variabel tenaga penjual merupakan
variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap volume penjualan.
6.2. Saran 1. Kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech
Nusantara berdasarkan EPIC Model sudah efektif dalam menstimulasi
terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir
dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target
konsumen, sehingga perlu dipertahankan kinerja media promosi yang sudah
dijalankan selama ini.
2. Kegiatan media promosi melalui tenaga penjual memiliki pengaruh besar
terhadap peningkatan volume penjualan sehingga perlu adanya penambahan
jumlah tenaga penjual, dan peningkatan kualitas kerja berupa keikutsertaan
tenaga penjual secara aktif pada acara seminar, workshop atau pelatihan-
pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak terkait agar lebih efektif dalam
mencapai tujuan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung: ALFABETA, 2002).
Angipora, M. Dasar-Dasar Pemasaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002). Assauri, S. Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep & Strategi). (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007). Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. Kriteria dan Tata
Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka (Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005).
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Pasar Obat Herbal Meningkat Pesat.
28 Februari 2008: 2 halaman. http://www.bppt.go.id, 13 Mei 2008, pkl. 17.00 WIB.
Cangara, H. Pengantar Ilmu Komunikasi Ed. 1. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009). Chandra,G. Strategi dan Program Pemasaran Ed. 1.(Yogyakarta: Andi, 2002). Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Ed.4. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008). Direktorat Jenderal Hortikultura divisi Budidaya Tanaman Sayuran dan
Biofarmaka Departemen Pertanian. Kebijakan: 1 halaman. http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id, 13 Februari 2009, pkl. 10.30 WIB.
Durianto, D., Sugiarto., Widjaja,A.W., & Supratikno, H. Invasi Pasar dengan
Iklan yang Efektif. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003). Fauzi, M. Efektifitas dan Efisiensi. 22 Maret 2007: 1 halaman.
http://mrzier3r.wordpress.com/2007/03/22/efektifitas-vs-efisiensi, 30 Juni 2008, 20.40 WIB.
Hasan. M.I. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2008). In ziro. Brosur. 05 Oktober 2008: 1 halaman. http://inoz3ro.blogspot.com,
14 Desember 2009, 03.35 WIB.
. X-Banner. 05 Oktober 2008: 1 halaman. http://inoz3ro.blogspot.com, 14 Desember 2009, 03.35 WIB.
Jefkins, F. Periklanan., Ed. ke-3. Terj dari Advertising., 3rd ED, oleh. Munandar (Jakarta: Erlangga, 1997).
Kennedy, J.E. & Soermanagara, R.D. Marketing Communication: Taktik &
Strategi. (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2009). Kotler, P. Marketing Insights From A to Z (80 Konsep Yang Harus Dipahami
Setiap Manajer). (Jakarta: Erlangga, 2003). . Manajemen Pemasaran, Ed ke-11. (Jakarta: Indeks, 2005).
Kotler, P & Susanto. A.B. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Ed. 1. (Jakarta: Salemba Empat, 2001).
Litbang Departemen Kesehatan. Tanaman Obat Asli Milik Masyarakat Bangsa
dan Negara RI. 21 Agustus 2007: 3 halaman. www.bmf.litbang.depkes.go.id, 14 Juni 2008, pkl. 13.00 WIB.
Ma’ruf, H. Pemasaran Ritel. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005). Muhidin, S.A & Abdurahman, M. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam
Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). (Bandung: CV. Pustaka Setia,2007).
Mulyana, D & Rakhmat, J. Komunikasi Antar Budaya (Panduan Berkomunikasi
dengan Orang-Orang Berbeda Budaya). (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005).
Nadyati, S . Analisis Efektivitas Bauran Promosi PT. Giant Hypertmart Botani
Bogor. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Ekonomi dan Manajemen; 2005.
Prasetyo, B & Jannah, L.M. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006). Prisgunanto, I. Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2006). Priyatno, D. Mandiri Belajar SPSS. (Yogyakarta: MediaKom, 2008). Rahmawati, E.P. Analisis Efektivitas Modernisasi Perpajakan dalam Penerimaan
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara. [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial; 2008.
Sastropoetro, S. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. (Bandung: PT. Alumni, 2008).
Setiadi, N. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. (Jakarta: Kencana, 2003). Shim, T.A. Periklanan dan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu
(Jakarta: Erlangga, 2004). Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. (Bandung: ALFABETA, 2002). Suprapto, T. Teknik Jitu Persuasi dan Negosiasi. (Yogyakarta: MedPress, 2008). Suthiar, M.A. Analisis Strategi Pemasaran Media Massa Islam pada Majalah
Suara Hidayatullah. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2006; 3: 1. Sutrisno. Akuntansi Biaya untuk Manajemen, Ed.2. (Yogyakarta: Ekonisia, 2001). Tjiptono, F. Strategi Pemasaran, Ed. 2. (Yogyakarta: Andi, 2001).
. Pemasaran Jasa. (Jawa Timur: Bayumedia Publishing, 2007). Umar, H. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 2003). Wahyuningtias, Y.T. Analisis Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Volume
Penjualan Pada CV. Langgeng Jaya di Mojokerto. [Skripsi]. Jember: Universitas Jember, Fakultas Ekonomi dan Manajemen; 2007.
Wikipedia. Brosur. 15 Agustus 2009. 1 halaman.
http://id.wikipedia.org/wiki/brosur, 21 Agustus 2009, pkl. 06.50 WIB.
. Komunikasi. 28 Oktober 2009. 1 halaman. http://id.wikipedia.org/wiki/komunikasi, 30 Desember 2009, pkl. 12:26 WIB.
. Obat Tradisional. 05 Desember 2009. 1 halaman. http://id.wikipedia.org/wiki/obat tradisional, 15 April 2009, pkl. 15.00 WIB.
. X-Banner. 15 Desember 2009. 1 halaman. http://id.wikipedia.org/wiki/x banner, 21 Agustus 2009, pkl. 17.00 WIB.
. Empati. 12 Januari 2010. 1 halaman. http://id.wikipedia.org/wiki/empati, 17 Januari 2010, 13.00 WIB.
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
132
NO.
KUESIONER PENELITIAN
“Analisis Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet
PT. Prima Agritech Nusantara”
Terima Kasih atas partisipasi Anda menjadi salah satu responden untuk mengisi
kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Aninah
NIM : 104092002892
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Sains dan Teknologi
Universitas : UIN. Syarif Hidayatullah Jakarta
Informasi yang Anda berikan hanya untuk kepentingan akademis dan akan
dijaga kerahasiaannya. Atas bantuan dan kerjasama Anda, saya ucapkan terima kasih.
Bagian I
Petunjuk :Berilah tanda (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
2. Usia : ( ) 21 – 30 thn ( ) 31 – 40 thn
( ) 41 – 50 thn ( ) Lebih dari 50 thn
3. Tempat Tinggal : ( ) Jakarta ( ) Bogor ( ) Depok ( ) Tangerang
( ) Bekasi ( ) Luar Jabotabek
4. Pendidikan : ( ) SD ( ) SMP
( ) SMA ( ) Akademi
( ) Sarjana ( ) Pascasarjana
( ) Lain-lain ………
5. Pekerjaan : ( ) Mahasiswa ( ) Karyawan/Wati
( ) Wiraswasta ( ) Ibu Rumah Tangga
( ) Lain-lain ………
6. Pengeluaran/ bulan : ( ) Kurang dari Rp.1.000.000 ( ) Rp.1.000.000 – Rp.1.499.000
( ) Rp.1.500.000 – Rp.2.000.000 ( ) Lebih dari Rp. 2000.000
Bagian II
Petunjuk : Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah anda pernah mencoba produk herbal sebelumnya?
Ya Tidak ( Langsung ke pertanyaan No.3 )
2. Jika Ya, Produk Herbal apa yang pernah anda konsumsi sebelumnya?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
3. Apakah anda sudah mengkonsumsi produk herbal PT.Prima Agritech Nusantara ?
Ya Tidak (Langsung ke pertanyaan No.7)
4. Jika Ya, produk herbal apa yang sudah anda konsumsi?(jawaban boleh lebih dari satu)
( ) Minyak As sauda ( ) Sari kurma
( ) Madu ( ) Rosella
( ) Folia/Prima ( ) dan lain-lain…………
5. Berapa banyak produk tersebut yang sudah anda konsumsi ?
( ) 1 botol ( ) 2 – 3 botol ( ) Lebih dari 3 botol
6. Bagaimana khasiat dari produk herbal PT. PAN tersebut?
( ) Menghilangkan keluhan tanpa ada efek samping
( ) Menghilangkan keluhan tetapi ada efek samping
( ) Hanya sedikit memberi perubahan/belum menyembuhkan
( ) Tidak memberikan perubahan sedikitpun terhadap keluhan
7. Dari media promosi apa anda mengetahui produk herbal PT. Prima Agritech Nusantara? (jawaban
boleh lebih dari satu)
( ) Internet ( ) X Banner ( ) Tenaga Penjual
( ) Buku/majalah ( ) Pameran ( ) dan lain-lain…..
( ) Brosur ( ) rekomendasi teman/kerabat
8. Apakah anda tahu bahwa habbatussauda (jinten hitam) merupakan salah satu kandungan produk
herbal yang dimiliki oleh PT. PAN?
Ya Tidak
9. Apakah anda tahu bahwa produk herbal PT. PAN sudah terjamin kehalalannya?
Ya Tidak
10. Apakah anda tahu bahwa produk herbal PT. PAN sudah terjamin keamanannya untuk dikonsumsi?
Ya Tidak
Bagian III
Petunjuk : Berikan pendapat anda mengenai media promosi PT. Prima Agritech Nusantara, berupa
Brosur, X-Banner, dan Tenaga Penjual.
Beri tanda “X” pada setiap pernyataan, berupa Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C),
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
133
134
NO. Pernyataan Jawaban
(SS) (S) (C) (TS) (STS) A. Empati (E) 1. Setelah saya membaca brosur, saya menyukai promosi
produk herbal PT. PAN melalui brosur.
Setelah saya mengamati x-banner, saya menyukai promosi produk herbal PT. PAN melalui x-banner.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, saya menyukai promosi produk herbal PT. PAN melalui tenaga penjual.
2. Setelah saya membaca brosur, gambaran produk herbal PT. PAN melalui brosur sesuai dengan kriteria produk herbal yang saya inginkan.
Setelah saya mengamati x-banner, gambaran produk herbal PT. PAN melalui x-banner sesuai dengan kriteria produk herbal yang saya inginkan.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, gambaran produk herbal PT. PAN melalui tenaga penjual sesuai dengan kriteria produk herbal yang saya inginkan.
B. Persuasi (P) 3. Setelah saya membaca brosur, media promosi ini membuat
saya ingin tahu lebih banyak tentang produk herbal PT. PAN.
Setelah saya mengamati x-banner, media promosi ini membuat saya ingin tahu lebih banyak tentang produk herbal PT. PAN.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, media promosi ini membuat saya ingin tahu lebih banyak tentang produk herbal PT. PAN.
4. Setelah saya membaca brosur, media promosi ini membuat saya ingin membeli produk herbal PT. PAN.
Setelah saya mengamati x-banner, media promosi ini membuat saya ingin membeli produk herbal PT. PAN.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, media promosi ini membuat saya ingin membeli produk herbal PT. PAN.
C. Dampak (I) 5. Setelah saya membaca brosur, media promosi ini membuat
saya lebih tahu tentang produk herbal yang dimiliki oleh PT. PAN.
Setelah saya mengamati x-banner, media promosi ini membuat saya lebih tahu tentang produk herbal yang dimiliki oleh PT. PAN.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, media promosi ini membuat saya lebih tahu tentang produk herbal yang dimiliki oleh PT. PAN.
6. Setelah saya membaca brosur, media promosi ini membuat saya melakukan pembelian produk herbal PT. PAN.
Setelah saya mengamati x-banner, media promosi ini membuat saya melakukan pembelian produk herbal PT. PAN.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, media promosi ini membuat saya melakukan pembelian produk herbal PT. PAN.
135
D. Komunikasi (C) 7. Setelah saya membaca brosur, media promosi ini dengan
jelas memaparkan informasi dan manfaat produk herbal PT. PAN.
Setelah saya mengamati x-banner, media promosi ini dengan jelas memaparkan informasi dan manfaat produk herbal PT. PAN.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, media promosi ini dengan jelas memaparkan informasi dan manfaat produk herbal PT. PAN.
8. Setelah saya membaca brosur, saya mengerti pesan yang disampaikan dalam media promosi ini.
Setelah saya mengamati x-banner, saya mengerti pesan yang disampaikan dalam media promosi ini.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, saya mengerti pesan yang disampaikan dalam media promosi ini.
9. Setelah saya membaca brosur, slogan “Sehat dan Halal bersama Produk Herbal PT. PAN” sudah tercermin dalam media promosi ini.
Setelah saya mengamati x-banner, slogan “Sehat dan Halal bersama Produk Herbal PT. PAN” sudah tercermin dalam media promosi ini.
Setelah saya berinteraksi langsung dengan tenaga penjual, slogan “Sehat dan Halal bersama Produk Herbal PT. PAN” sudah tercermin dalam media promosi ini.
Lampiran 4. Operasionalisasi Konsep Penelitian Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara
Konsep Dimensi Definisi Operasional Indikator
Efektivitas media promosi adalah pengukuran keberhasilan media promosi dalam mengkomunikasikan pesan-pesan perusahaan.
Empati (Empathy)
Kemampuan media promosi untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan target konsumen tentang kebutuhan, keinginan, pemahaman, pengetahuan, dan kondisi afektifnya.
Lima jenjang respon terhadap pertanyaan yang menggambarkan: kesukaan target konsumen terhadap media promosi dan pengidentifikasian kebutuhan produk target konsumen terhadap media promosi.
Persuasi (Persuation)
Kemampuan media promosi untuk mendorong target konsumen agar merubah kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku.
Lima jenjang respon terhadap pertanyaan yang menggambarkan: ketertarikan untuk mengetahui informasi produk melalui media promosi dan keinginan untuk berperilaku membeli produk.
Dampak (Impact)
Perubahan yang terjadi pada target konsumen, baik perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), maupun perilaku (behavior).
Lima jenjang respon terhadap pertanyaan yang menggambarkan: perubahan pengetahuan yang terjadi pada target konsumen dan tindakan pembelian produk yang dilakukan target konsumen.
Komunikasi (Communication)
Kemampuan konsumen mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan pada media promosi tersebut.
Lima jenjang respon terhadap pertanyaan yang menggambarkan: kejelasan media promosi dalam memaparkan produk, pemahaman konsumen akan produk, dan kesan produk pada media promosi.
136
Lampiran 5. Tabel Perhitungan Uji Validitas No.
Responden NOMOR ITEM INSTRUMEN MEDIA PROMOSI BROSUR Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 32 3 3 3 4 3 3 5 3 4 4 32 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 35 5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 33 6 5 4 5 4 4 3 3 4 4 36 7 5 4 5 4 5 4 4 5 5 41 8 5 4 5 4 5 4 4 5 5 41 9 4 3 5 5 4 4 4 4 4 37 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 11 4 4 3 3 4 2 4 4 4 32 12 5 4 5 4 5 4 4 5 5 41 13 5 4 5 5 5 5 4 5 5 43 14 4 3 4 4 4 4 3 4 3 33 15 4 4 3 3 4 3 4 4 4 33 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 17 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35 18 4 3 4 3 4 5 5 5 4 37 19 5 4 4 4 4 5 4 5 5 40 20 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34 21 5 5 5 5 5 4 5 5 5 44 22 5 4 5 5 4 5 5 4 5 42 23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35 24 5 5 5 4 5 4 4 5 5 42 25 5 5 5 4 4 3 5 5 5 41 26 5 4 5 5 4 5 4 5 5 42 27 5 4 5 5 4 5 5 4 5 42 28 3 4 4 3 4 3 4 3 4 32 29 5 4 5 5 4 5 5 4 5 42 30 5 4 5 4 3 5 4 4 4 38
Jumlah 138 118 133 121 124 115 123 129 132
137
No.
Responden NOMOR ITEM INSTRUMEN MEDIA PROMOSI X-BANNER Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 3 3 3 3 4 3 3 4 4 30 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 31 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37 5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 33 6 4 4 5 3 4 3 4 4 4 35 7 4 4 5 3 5 4 5 5 5 40 8 4 4 5 3 5 4 5 5 5 40 9 4 3 5 5 4 4 4 4 4 37 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 11 4 4 3 3 4 2 4 4 4 32 12 4 4 3 3 4 4 3 4 5 34 13 4 4 4 5 4 4 3 4 5 37 14 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 16 4 3 3 3 3 4 3 3 3 29 17 3 4 3 4 4 3 3 3 3 30 18 5 4 4 4 5 4 4 4 3 37 19 4 3 3 4 5 4 4 4 4 35 20 3 4 4 3 3 3 4 3 3 30 21 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37 22 5 4 4 5 4 5 5 4 5 41 23 4 3 2 2 2 2 2 2 2 21 24 5 5 5 4 5 4 4 5 5 42 25 5 3 4 5 5 3 3 4 5 37 26 5 4 5 5 4 5 4 5 5 42 27 5 4 4 5 4 5 5 4 5 41 28 3 3 4 3 4 3 3 3 4 30 29 5 4 4 5 4 5 5 4 5 41 30 4 5 4 5 4 4 4 5 5 40
Jumlah 117 111 114 112 117 107 110 112 119
138
No.
Responden NOMOR ITEM INSTRUMEN MEDIA PROMOSI TENAGA PENJUAL Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 4 4 4 4 3 3 3 4 3 32 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 32 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 33 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 44 5 4 4 5 5 5 2 5 4 4 38 6 4 3 5 3 4 3 3 4 3 32 7 4 3 5 3 5 4 4 5 4 37 8 4 3 5 3 5 4 4 5 4 37 9 4 3 5 5 5 5 5 5 5 42 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 11 5 4 3 3 4 2 4 4 4 33 12 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37 13 4 3 5 3 5 5 4 5 4 38 14 3 3 3 3 3 3 4 3 2 27 15 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34 16 3 4 4 4 4 3 4 4 4 34 17 3 5 3 5 4 4 3 4 3 34 18 4 3 5 4 4 4 4 4 3 35 19 4 4 4 3 4 5 5 4 4 37 20 3 5 5 4 3 4 5 4 3 36 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 23 4 3 2 4 4 4 4 4 4 32 24 5 5 5 4 5 4 4 5 5 42 25 5 3 4 4 4 3 3 4 5 35 26 5 4 5 5 4 5 4 5 5 42 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 28 3 3 3 3 4 3 3 3 4 29 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 30 4 4 5 4 3 3 5 3 3 34
Jumlah 118 111 124 114 121 113 120 123 114
139
140
Lampiran 6. Struktur Organisasi PT. Prima Agritech Nusantara
Manajer Produksi
Komisaris Utama
Direktur Utama
Manajer SDM
Manajer Keuangan
Manajer Pemasaran
Mitra Tani
Div. SDM
Div. Keuangan
Bahan Baku
Distribusi (Agen)
R & D Promosi Publisitas
140
Lampiran 7. Alur Proses Pembuatan Produk Herbal dalam Kemasan Kapsul
Simplisia
Sortasi
Pencucian
Penggilingan
Pengemasan
Pencampuran
Serbuk Herbal
Pengayakan
Filling Capsule
Pelabelan
Irradiasi
Produk Herbal dalam Kemasan
Kapsul
141
Lampiran 8. Contoh Media Promosi Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara
Brosur X-Banner Tenaga Penjual
142
143
Lampiran 9. Volume Penjualan Produk Herbal PT. Prima Agritech Nusantara Pada Bulan Mei 2009
H Ke-
Jumlah Produk Herbal PT. PAN yang Terjual (Botol) Total Penjualan
(Rp) F
Sau F
Cho F
Rho F
Ric F
Bet F Sli
F Ten
F Dew
P Sau
P Cho
P Rho
P Ric
P Bet
P Sli
P Ten
P Dew
M Kntl
S Krma
C Ass
M Sau
Mi As
R Sella
1 7 - - - - 6 - - - - - - - - - - 3 5 - - 3 20 1.190.000 2 6 - - - - 4 2 - 3 - - 2 - 4 - - - 4 - 3 - 15 1.382.500 3 5 - - - - 3 - - 4 - - - - - - - 1 3 3 - - 12 840.000 4 4 - - - 2 3 - - 3 - - - - - 2 - 1 2 - - - 14 885.000 5 3 - - - - - - - 3 - - - - 2 - - - 3 - 2 - 12 715.000 6 2 - - 4 - 2 - - 4 - - - - - - - - 3 - - 2 14 875.000 7 4 - - - - 3 - - - - - - - 4 - - 2 2 4 3 - 15 1.007.500 8 5 - - - - 2 2 - 4 - - - - 2 - - 3 3 - - - 18 1.115.000 9 3 - - 4 2 - - - 4 - - - - - - 1 2 2 3 - - 16 990.000 10 4 2 - - - - - - 2 - - - - - - - - 2 3 1 - 10 610.000 11 3 - - - - 4 1 - - - - - - - - 2 3 2 - - - 15 787.500 12 3 - 1 - - - - - 3 - - - 2 - - - - 3 4 - - 12 740.000 13 - 1 1 3 - 4 - - 4 - - - - - - - 2 1 3 2 - 19 1.012.500 14 4 - - 2 - 2 - 1 2 - - - - 3 1 - - 2 3 2 - 20 1.100.000 15 4 - - - - - 1 - - - - 2 - 2 - - - 2 3 - 3 10 815.000 16 3 - - - - 3 2 - 2 - - - - - - - - 3 4 3 - 12 770.000 17 4 - - 3 - - - 1 3 - - - - - - - 2 - 4 2 - 18 875.000 18 4 - - 3 - 2 - - - 4 - - - 4 - - - - 2 - - 13 987.500 19 5 - - 4 - 3 - - 3 - - - - 4 - - - - - 3 - 24 1.215.000 20 4 - - 2 - - - 1 3 - - 3 2 - - - - 4 4 - - 17 1.127.500 21 5 - - 1 - 3 - - 3 - - - 2 - - - - - 4 2 - 15 902.500 22 3 - 2 - - 5 - - 3 - - - - 3 - - - 1 - - - 16 920.000 23 4 - - 1 - 3 2 1 4 - - - - - - - - - 3 - - 18 885.000 24 5 - - - 2 - - - 4 - 2 - - 3 - - - - - - - 14 920.000 25 7 - - - - 5 - - 3 1 - 2 - - - - - 3 4 3 - 21 1.297.500 23.965.000
143
144
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas Media Promosi Menggunakan Teknik Korelasi Kendall’s Tau Dengan Bantuan SPSS 15.0 Korelasi Media Promosi Brosur item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 Kendall's tau_b item1 Correlation Coefficient 1.000 .259 .386(*) .210 .493(**) .350(*) .311 .515(**) .633(**) Sig. (2-tailed) . .117 .018 .205 .003 .032 .061 .002 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item2 Correlation Coefficient .259 1.000 .172 .444(**) .123 .214 .389(*) .272 .216 Sig. (2-tailed) .117 . .294 .007 .458 .188 .019 .101 .187 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item3 Correlation Coefficient .386(*) .172 1.000 .294 .471(**) .356(*) .472(**) .555(**) .326(*) Sig. (2-tailed) .018 .294 . .073 .004 .027 .004 .001 .044 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item4 Correlation Coefficient .210 .444(**) .294 1.000 .171 .282 .323 .262 .356(*) Sig. (2-tailed) .205 .007 .073 . .302 .083 .052 .115 .030 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item5 Correlation Coefficient .493(**) .123 .471(**) .171 1.000 .430(**) .312 .767(**) .680(**) Sig. (2-tailed) .003 .458 .004 .302 . .008 .061 .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item6 Correlation Coefficient .350(*) .214 .356(*) .282 .430(**) 1.000 .448(**) .600(**) .430(**) Sig. (2-tailed) .032 .188 .027 .083 .008 . .006 .000 .008 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item7 Correlation Coefficient .311 .389(*) .472(**) .323 .312 .448(**) 1.000 .296 .296 Sig. (2-tailed) .061 .019 .004 .052 .061 .006 . .076 .071 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item8 Correlation Coefficient .515(**) .272 .555(**) .262 .767(**) .600(**) .296 1.000 .650(**) Sig. (2-tailed) .002 .101 .001 .115 .000 .000 .076 . .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item9 Correlation Coefficient .633(**) .216 .326(*) .356(*) .680(**) .430(**) .296 .650(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .187 .044 .030 .000 .008 .071 .000 . N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
145
Korelasi Media Promosi X-Banner
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 Kendall's tau_b item1 Correlation Coefficient 1.000 .368(*) .442(**) .564(**) .511(**) .573(**) .555(**) .578(**) .620(**) Sig. (2-tailed) . .028 .006 .001 .002 .000 .001 .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item2 Correlation Coefficient .368(*) 1.000 .449(**) .358(*) .348(*) .371(*) .506(**) .512(**) .443(**) Sig. (2-tailed) .028 . .007 .031 .039 .025 .002 .002 .008 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item3 Correlation Coefficient .442(**) .449(**) 1.000 .408(*) .511(**) .426(**) .627(**) .646(**) .532(**) Sig. (2-tailed) .006 .007 . .011 .002 .008 .000 .000 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item4 Correlation Coefficient .564(**) .358(*) .408(*) 1.000 .397(*) .605(**) .420(**) .440(**) .536(**) Sig. (2-tailed) .001 .031 .011 . .014 .000 .009 .006 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item5 Correlation Coefficient .511(**) .348(*) .511(**) .397(*) 1.000 .365(*) .501(**) .709(**) .600(**) Sig. (2-tailed) .002 .039 .002 .014 . .024 .002 .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item6 Correlation Coefficient .573(**) .371(*) .426(**) .605(**) .365(*) 1.000 .549(**) .558(**) .545(**) Sig. (2-tailed) .000 .025 .008 .000 .024 . .001 .001 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item7 Correlation Coefficient .555(**) .506(**) .627(**) .420(**) .501(**) .549(**) 1.000 .627(**) .570(**) Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .009 .002 .001 . .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item8 Correlation Coefficient .578(**) .512(**) .646(**) .440(**) .709(**) .558(**) .627(**) 1.000 .791(**) Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .006 .000 .001 .000 . .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 item9 Correlation Coefficient .620(**) .443(**) .532(**) .536(**) .600(**) .545(**) .570(**) .791(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .008 .001 .001 .000 .001 .000 .000 . N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
146
Korelasi Media Promosi Tenaga Penjual item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 Kendall's tau_b item1 Correlation Coefficient 1.000 .259 .386(*) .210 .493(**) .350(*) .311 .515(**) .633(**)
Sig. (2-tailed) . .117 .018 .205 .003 .032 .061 .002 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item2 Correlation Coefficient .259 1.000 .172 .444(**) .123 .214 .389(*) .272 .216 Sig. (2-tailed) .117 . .294 .007 .458 .188 .019 .101 .187 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item3 Correlation Coefficient .386(*) .172 1.000 .294 .471(**) .356(*) .472(**) .555(**) .326(*) Sig. (2-tailed) .018 .294 . .073 .004 .027 .004 .001 .044 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item4 Correlation Coefficient .210 .444(**) .294 1.000 .171 .282 .323 .262 .356(*) Sig. (2-tailed) .205 .007 .073 . .302 .083 .052 .115 .030 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item5 Correlation Coefficient .493(**) .123 .471(**) .171 1.000 .430(**) .312 .767(**) .680(**) Sig. (2-tailed) .003 .458 .004 .302 . .008 .061 .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item6 Correlation Coefficient .350(*) .214 .356(*) .282 .430(**) 1.000 .448(**) .600(**) .430(**) Sig. (2-tailed) .032 .188 .027 .083 .008 . .006 .000 .008 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item7 Correlation Coefficient .311 .389(*) .472(**) .323 .312 .448(**) 1.000 .296 .296 Sig. (2-tailed) .061 .019 .004 .052 .061 .006 . .076 .071 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item8 Correlation Coefficient .515(**) .272 .555(**) .262 .767(**) .600(**) .296 1.000 .650(**) Sig. (2-tailed) .002 .101 .001 .115 .000 .000 .076 . .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item9 Correlation Coefficient .633(**) .216 .326(*) .356(*) .680(**) .430(**) .296 .650(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .187 .044 .030 .000 .008 .071 .000 . N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas Media Promosi Dengan Menggunakan Teknik Koefisien Alpha Cronbach
Reliability Statistics Brosur Cronbach'
s Alpha N of
Items .870 9
Reliability Statistics X-Banner Cronbach'
s Alpha N of
Items .930 9
Reliability Statistics Tenaga Penjual Cronbach'
s Alpha N of
Items .884 9
129
Lampiran 12. Rincian Biaya Promosi dan Tingkat Penjualan Produk Herbal
Bulan Mei 2009 Pada Outlet PT. PAN
HARI KE-
NAMA HARI
RINCIAN BIAYA (Rp) TINGKAT PENJUALAN
(Rp) BROSUR X-BANNER TENAGA
PENJUAL 1. Sabtu 24.000 358.800 90.000 1.190.000 2. Minggu 32.000 357.600 90.000 1.382.500 3. Senin 16.000 356.400 60.000 840.000 4. Rabu 16.000 355.200 60.000 885.000 5. Kamis 16.000 354.000 60.000 715.000 6. Jumat 16.000 352.800 60.000 875.000 7. Sabtu 24.000 351.600 90.000 1.007.500 8. Minggu 32.000 350.400 90.000 1.115.000 9. Senin 16.000 349.200 60.000 990.000 10. Rabu 16.000 348.000 60.000 610.000 11. Kamis 16.000 346.800 60.000 787.500 12. Jumat 16.000 345.600 60.000 740.000 13. Sabtu 24.000 344.400 90.000 1.012.500 14. Minggu 32.000 343.200 90.000 1.100.000 15. Senin 16.000 342.000 60.000 815.000 16. Rabu 16.000 340.800 60.000 770.000 17. Kamis 16.000 339.600 60.000 875.000 18. Jumat 16.000 338.400 60.000 987.500 19. Sabtu 24.000 337.200 90.000 1.215.000 20. Minggu 32.000 336.000 90.000 1.127.500 21. Senin 16.000 334.800 60.000 902.500 22. Rabu 16.000 333.600 60.000 920.000 23. Kamis 16.000 332.400 60.000 885.000 24. Jumat 16.000 331.200 60.000 920.000 25. Sabtu 24.000 330.000 90.000 1.297.500
Total 504.000 330.000 1.770.000
23.965.000
148
Lampiran 13. Hasil Regresi Linear Berganda Dengan Menggunakan
SPSS 15.0
Regression Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .832(a) .692 .648 111827.175 a Predictors: (Constant), tenaga penjual, xbanner, brosur b Dependent Variable: penjualan ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 590439341064.453 3 196813113688.151 15.738 .000(a) Residual 262611658935.547 21 12505317092.169 Total 853051000000.000 24
a Predictors: (Constant), tenaga penjual, xbanner, brosur b Dependent Variable: penjualan
Coefficients(a)
a Dependent Variable: penjualan
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 1133849.1
21904966.26
2 1.253 .224
brosur 5.369 9.409 .175 .571 .574 xbanner -2.584 2.605 -.121 -.992 .333 Tenaga
Penjual 8.609 3.935 .671 2.188 .040
149
PT. PRIMA AGRITECH NUSANTARA
Jl. Nusantara No. 36, Komp. Hankam, Kelapa Dua-Depok, Jawa Barat Nomor : 045/PPHP/PAN/II/2010 Lampiran : - Perihal : Keterangan Penelitian Kepada Yth. Kepala Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis UIN Jakarta Melalui Dosen Pembimbing Di Tempat Dengan Hormat, Bersama ini kami manajemen PT. Prima Agritech Nusantara menyatakan bahwa: Nama : ANINAH NIM : 104092002892 Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis Judul Skripsi : Analisis Efektivitas Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara Adalah benar telah melaksanakan penelitian di tempat kami pada bulan Mei tahun 2009. Demikian keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Depok, 25 Februari 2010 Hormat Kami,
Ir. Edi Junaedi Manager Pemasaran