analisis deskriptif pesan mistik rubrik iktibar pada...
TRANSCRIPT
ANALISIS DESKRIPTIF PESAN MISTIK RUBRIK
IKTIBAR PADA MAJALAH HIDAYAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh:
WILDATUSSOLIHAH
105051102032
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
ANALISIS DESKRIPTIF PESAN MISTIK RUBRIK
IKTIBAR PADA MAJALAH HIDAYAH
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Disusun Oleh:
Wildatussolihah
105051102032
Di bawah bimbingan:
Drs. Suhaimi, M.Si
NIP: 19670906 199403 1 002
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Desember 2009
Wildatussolihah
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISIS DESKRIPTIF PESAN MISTIK RUBRIK
IKTIBAR PADA MAJALAH HIDAYAH telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 10 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) pada Program Studi
Konsentrasi Jurnalistik.
Jakarta, 10 Desember 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota
Dr. H. Arief Subhan, MA Dra. Musfirah Nurlaily, M.Ag
NIP: 19660110 199303 1 004 NIP: 19710412 200003 200 1
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs. Wahidin Saputra, MA Rubiyanah, MA
NIP: 19700903 199603 100 1 001 NIP: 19730822 199803 200 1
Pembimbing
Drs. Suhaimi, M.Si.
NIP: 19670906 199403 1 002
ABSTRAK
Wildatussolihah
Analisis Deskriptif Pesan Mistik Rubrik Iktibar pada Majalah Hidayah
Setiap perusahaan media massa mempunyai ciri khas dan atau strategi
sendiri dalam menyampaikan berita atau informasi kepada khalayak, baik media
elektronik, maupun media cetak, sehingga media memiliki ciri khas tersendiri
untuk menarik perhatian khalayak. Majalah Hidayah adalah salah satu media
cetak yang memiliki ciri khas sendiri, yaitu majalah yang berisi nuansa-nuansa
islami dengan mengedepankan kisah nyata yang dikemas dengan nuansa mistik,
sebagai rubrik utamanya.
Majalah Hidayah pada awalnya adalah majalah yang ditujukan untuk
komunitas muslim, jadi isi berita yang disampaikan juga harus sesuai dengan
nilai-nilai Islam. Untuk itu, perlu diketahui bagaimana bentuk pesan mistik yang
terdapat pada kisah nyata rubrik iktibar Majalah Hidayah? Dan apa tujuan dari
adanya rubrik iktibar?
Kemasan yang menarik adalah salah satu pengaruh yang sangat besar bagi
kemajuan sebuah media. Karena, kesan pertama adalah yang menentukan menarik
atau tidaknya media tersebut, layak untuk dibaca atau tidak. Apabila kemasannya
tidak menarik, maka media tersebut akan ditinggalkan, dan dianggap sebagai
media yang tidak bermutu. Untuk itu, Majalah Hidayah terus berusaha dalam
mengembangkan sebuah media, serta mencari informasi yang sesuai dengan
kebutuhan khalayak dengan tidak meninggalkan nilai-nilai keislaman, yaitu
dengan menampilkan kisah nyata bernuansa mistik, sehingga menyentuh para
pembaca. Karena mistik di sini adalah mistik yang memberi pelajaran kepada
orang-orang yang telah banyak melakukan kesalahan dan sulit untuk dimaafkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi dengan
jenis peneleitian berdasarkan pada pendekatan kuantitatif. Melalui pendekatan
kuantitatif nantinya akan digunakan untuk menganalisis data-data yang terkumpul,
kemudian peneliti mendeskripsikan dan menginterpretasi data. Hal ini bertujuan
agar mempermudah dalam menjabarkan dan menjelaskan tentang bentuk pesan
mistik yang terdapat pada Majalah Hidayah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Majalah Hidayah pada
dasarnya memiliki ciri khas yang berbasis islami. Semua yang disajikan
didalamnya berkaitan dengan pengetahuan Islam, termasuk kisah-kisah nyata
yang bersifat mistik sekalipun, tujuannya adalah untuk memberikan bacaan
alternatif yang mampu memberikan kesadaran dan berbagai pengetahuan Islam
kepada para pembaca, tapi dengan format yang digemari masyarakat.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan
kekuatan, dan kesabaran kepada penulis selama menjalani jenjang perkuliahan,
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada baginda kita Nabi besar Muhammad SAW, serta keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya.
Skripsi yang berjudul Analisis Deskriptif Pesan Mistik Rubrik Iktibar
pada Majalah Hidayah diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos. I) pda Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis yakin,
skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak hingga akhirnya skripsi ini selesai. Semoga Allah memberikan
balasan yang lebih baik, Amiiin…Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, M.A. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Drs. Wahidin Saputra,
M.A. sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik. Drs. H. Mahmud
Jalal, M.A. sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum. Drs.
Studi Rizal LK, MA. sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Drs. Suhaimi, M. Si., dan sekaligus
sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk membimbing, memberi petunjuk dan pengarahan yang
berguna kepada penulis, serta Ibu Rubiyanah M. A. Selaku Sekretaris
Jurusan Konsentrasi Jurnalistik, penulis ucapkan terima kasih atas doa
dan dukungannya.
3. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Jakarta, terutama kepada para petugas perpustakaan FDK, yang
selalu siap melayani.
4. Abdul Muaz, Pemimpin Redaksi Majalah Hidayah yang sudah bersedia
meluangkan waktunya untuk diwawancara. Selain itu, terima kasih
kepada Mbak Sari, juga seluruh staf redaksi Majalah HIdayah yang telah
mengijinkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Teruntuk Abahku tercinta H. Toyibi, yang selalu meluangkan waktunya
untuk mendo’akanku, dan memberi semangat setiap nasihatnya,
(makasih ya baaah..;-)). Serta Umiku Hj. Mujenah (Alm) yang aku cintai
dan sayangi sepenuh hati, yang juga selalu memotivasi hari-hariku. Aku
yakin umi di sana selalu mendo’akan untuk kesuksesan dan
kelancaranku. (miss u miii…)
6. Kepada semua abangku: a Umin, a Entus, a Apip, a Aal, a Irfan,
makasih ya.. dan untuk semua ceceuku: ceu Ejeh, ceu Titin, ceu Een, ceu
Eva & ceu Evi, dan Adeku Tanti. Tak lupa semua kakak iparku yang
tidak bisa disebutkan satu persatu penulis ucapkan banyak terimakasih,
juga keponakan yang lucu-lucu dan ngangenin, Makasih semuanya,
kalianlah yang selalu menjadi motivasi bagi penulis dalam kelancaran
skripsi ini.
7. Teruntuk Suamiku Ali Musyafa’ yang selalu menemani hari-hariku,
makasih atas semua waktu dan tenaganya untuk membantuku selama
pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Tanpa bantuan, motivasi, cinta,
serta kasih sayangmu yang besar skripsi ini tidak akan berjalan lancar.
8. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani dan memberi keceriaan selama
perkuliahan, untuk Ima, Liga, dan Rina.. makasih banyak ya.. kalianlah
yang selalu memberi semangat bagi penulis sejak mulai perkuliahan,
hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga sukses dan tetap semangat!!
9. Rekan-rekan seperjuangan Jurnalistik angkatan 2005; Akbar, Mas Tedi,
Lukboy, Ichan, Ipul, Asep, Nanda,Yudin, Wildan, Angga, Aris, Arifin,
Alfan, Zulfah, Yefi, Aya, Rini, Pessi, Isti, Wita, Asih, Lastri, Emi, Indah,
Haia, Maia, Feby, Ummu, Ink, Fika, Eli, Bunga.
10. Serta Keluarga Besar Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2004–2009,
semoga sukses selalu.
11. Tak lupa Mas Kirno, Kak Husnil, dan Maryam yang telah banyak
membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan juga bagi pembaca pada umumnya, Amin ya robbal ‘alamiin.
Ciputat, 10 Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... viii
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
D. Metodologi Penelitian ................................................................ 8
E. Tinjauan Kepustakaan ................................................................ 14
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 14
BAB II KAJIAN TEORITIS ...................................................................... 16
A. Pengertian Analisis Deskriptif .................................................... 16
1. Pengertian Analisis Deskriptif .............................................. 16
2. Prosedur Metode Analisis Deskriptif .................................... 17
B. Ruang Lingkup Pesan Mistik ..................................................... 18
1. Pengertian Pesan .................................................................. 18
2. Pengertian Mistik ................................................................. 18
3. Sejarah Ajaran Mistik ........................................................... 21
4. Hal-hal yang termasuk Mistisisme ....................................... 22
C. Ruang Lingkup Majalah ............................................................. 23
1. Pengertian Majalah ............................................................... 23
2. Sejarah Majalah .................................................................... 24
3. Pengertian Rubrik ................................................................. 26
4. Pengertian Iktibar ................................................................. 27
5. Majalah sebagai Media Dakwah ........................................... 28
BAB III PROFIL MAJALAH HIDAYAH ................................................. 31
A. ............................................................................................. Sej
arah dan Perkembangan Majalah Hidayah.................................. 31
B............................................................................................... Vis
i dan misi Majalah Hidayah ........................................................ 36
C............................................................................................... Str
uktur Redaksi Majalah Hidayah ................................................. 36
D. ............................................................................................. Ru
briksasi Majalah Hidayah ........................................................... 39
E. .............................................................................................. Pro
fil pembaca Majalah Hidayah ..................................................... 46
BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF PESAN MISTIK RUBRIK IKTIBAR
MAJALAH HIDAYAH ................................................................. 47
A. Isi Pesan Mistik dalam Rubrik Iktibar Majalah Hidayah ............ 47
1. Pesan Ma’unah ..................................................................... 47
2. Pesan Istidraj ........................................................................ 48
3. Pesan Khizlanah ................................................................... 52
B. Analisis Deskriptif Pesan Mistik dalam Rubrik Iktibar Majalah
Hidayah ...................................................................................... 54
C. Pesan Mistik Dominan dalam Majalah Hidayah ........................ 88
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 91
A. Kesimpulan ................................................................................ 91
B. Saran-saran ................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 93
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Objek Penelitian ............................................................................... 10
Tabel 2 Kategori Mistik Rubrik Iktibar Majalah Hidayah ............................. 11
Tabel 3 Kategori Mistik Rubrik Iktibar Majalah Hidayah ............................. 54
Tabel 4 Judul Yang Diteliti Dalam Rubrik Iktibar Majalah Hidayah ............ 55
Tabel 5 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam judul “Sepuluh Tahun Dikubur
Jenazah Berkain Kafan Ihram Tidak Rusak”, Edisi November 2001 56
Tabel 6 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Busung Sembuh Berkat
Do’a Di Ka’bah”, Edisi November 2001 .......................................... 57
Tabel 7 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Suka Menghina Orang,
Jenazah Sukar Dikebumikan”, Edisi Desember 2002 ....................... 59
Tabel 8 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Gila Setelah Durhaka
Kepada Ibu Mertua”, Edisi Desember 2002 ..................................... 60
Tabel 9 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Tetesan Air Mata Ibu
Iringi Kepergian Anak Durhaka”, Edisi Agustus 2003 .................... 61
Tabel 10 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Muallaf Meninggal
Dalam Perjalanan Zikir”, Edisi Agustus 2003 .................................. 63
Tabel 11 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Suka Silaturahmi dan
Ikhlas Terhadap Pekerjaan, Meninggal Ketika Sedang Sujud”,
Edisi Agustus 2003 .......................................................................... 64
Tabel 12 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Wajah Jenazah Dipenuhi
Kutu”, Edisi Oktober 2004 ............................................................... 65
Tabel 13 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Keranda Susah
Dikeluarkan, Jenazah Terlempar Ke Lubang Got”, Edisi Oktober
2004 ................................................................................................. 66
Tabel 14 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Lukai Hati Orang Tua,
Musibah Demi Musibah Menerpa”, Edisi Oktober 2004 ................. 68
Tabel 15 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Wajah Jenazah
Menyerupai Babi”, Edisi Agustus 2005 ........................................... 69
Tabel 16 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Suka Menyiksa Cucu,
Punggung Memar Kebiruan Seperti Bekas Di Cambuk”, Edisi
Agustus 2005 ................................................................................... 70
Tabel 17 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Tukang Teluh Mati
Dengan Punggung Berlubang”, Edisi Agustus 2005 ........................ 72
Tabel 18 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Jenazah Dililit Akar
Pohon”, Edisi Mei 2006 ................................................................... 73
Tabel 19 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Perut Penuh Benjolan,
Belatung dan Bernanah”, Edisi Mei 2006 ........................................ 74
Tabel 20 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Mati Suri Pembuka
Taubat”, Edisi Mei 2006 .................................................................. 76
Tabel 21 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Keajaiban Di Malam 27
Ramadhan”, Edisi 2007 .................................................................... 77
Tabel 22 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Tangis Buah Hatiku
Mengantarku Ke Pintu Taubat”, Edisi 2007 ..................................... 78
Tabel 23 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Ahli Zikir Wafat Usai
Memberi Tausiah”, Edisi 2007 ......................................................... 80
Tabel 24 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Janinnya Sempat
Divonis Mati, Akhirnya Anakku Lahir sempurna”, Edisi April
2008 ................................................................................................. 81
Tabel 25 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Tragedi Hidup Penjaga
Tol Yang Tak Jujur”, Edisi April 2008 ............................................ 82
Tabel 26 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Bercak Darah Di Kain
Kafan Jenazah”, Edisi April 2008 .................................................... 83
Tabel 27 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Perjalanan Khusnul
Khatimah Erna Libby”, Edisi November 2008 ............................... 85
Tabel 28 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Meninggal Dalam
Perjalanan Ke Masjid”, Edisi November 2008 ................................. 86
Tabel 29 Hasil Jawaban Seluruh Juri dalam Judul “Makan Uang Zakat, Kaki
Membesar Hingga Meninggal”, Edisi November 2008 .................... 87
Tabel 30 Pesan Mistik Dominan Dalam Majalah Hidayah .............................. 89
Tabel 31 Hasil Nilai Kesepakatan Seluruh Juri .............................................. 90
Tabel 32 Hasil Analisa Pesan Mistik dalam Rubrik Iktibar dengan Frekuensi
.. ....................................................................................................... 90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arus globalisasi yang kian meningkat memaksa masyarakat di
berbagai belahan dunia khususnya Indonesia untuk terus mengikuti informasi
yang terus berubah setiap harinya. Berbagai informasi dapat kita temui, mulai
dari informasi gaya hidup, pekerjaan, pemberitaan, hingga yang menyangkut
ibadah dan agama.
Makin berkembang akal manusia, makin maju ilmu pengetahuan,
makin banyak media komunikasi yang digunakan. Dengan media-media yang
ada sekarang ini, manusia dapat menembus batas-batas ruang dan waktu
dalam komunikasi.
Dalam hal ini, media yang dapat mencapai jarak yang tidak terbatas
atau media yang menjadi sarana dalam menyampaikan informasi adalah media
massa, baik media elektronik (televisi, radio), media online (internet), maupun
media cetak (surat kabar, tabloid, majalah, dan lainnya).
Dengan kemampuan media dalam mempengaruhi publik atau
khalayak, dapat dikatakan bahwa keberadaan media massa khususnya media
cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, bulletin dan lainnya adalah sebagai
media komunikasi modern yang dapat berpengaruh luas bila dibandingkan
dengan komunikasi tatap muka.
Salah satu bentuk media massa cetak atau tulisan yang banyak diminati
masyarakat adalah Majalah Hidayah yang berintisari keislaman. Majalah
Hidayah ini mengangkat kisah nyata dalam kehidupan beragama, yang
sekaligus menjadi bahasan utama pada rubrik iktibar.
Ini adalah salah satu hal yang dapat menarik perhatian masyarakat
pembaca khususnya umat islam di Indonesia, karena Majalah Hidayah
memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh majalah-majalah islam lainnya.
Menyimak dengan seksama sajian Majalah Hidayah sebenarnya
sebagian besar yang ditampilkannya hanyalah soal-soal dakwah dan human
interest, hanya dengan satu buah saja kisah mistik yang diangkat, Majalah
Hidayah langsung mendapatkan sambutan yang meriah dari khalayak. Mistik
seakan sudah begitu kental, menyatu dengan masyarakat kita dan sulit untuk
terpisahkan sama sekali.
Cerita yang di angkat dalam Majalah Hidayah sangat beraneka ragam,
bisa membuat para pembacanya terhibur, bisa menimbulkan empati, atau bisa
juga dapat mempertajam keimanan, tergantung bagaimana pembaca
memaknai kisah yang terdapat dalam Majalah Hidayah tersebut. Karena kisah
yang diangkat di sini adalah kisah perjalanan hidup seseorang yang nyata-
nyata terjadi dan sudah dirahasiakan keidentitasannya.
Kisah–kisah nyata tersebut dimuat dalam berbagai rubrik pada
Majalah Hidayah, yang dikemas semenarik mungkin sehingga pembaca tidak
merasa jenuh dengan cerita yang disajikan. Salah satu rubrik yang
menampilkan kisah nyata yang sekaligus menjadi salah satu rubrik yang
digemari pembaca Majalah Hidayah adalah rubrik iktibar.
Menurut Sari Narulita selaku Redaktur Pelaksana Majalah Hidayah,
iktibar adalah mengambil hikmah atau mengambil pelajaran dari kisah-kisah
orang lain, sehingga tidak menyimpang dari batasan agama.
Jika merujuk pada Al-qur’an, terdapat pula kisah-kisah yang dapat
dijadikan pelajaran hidup umat islam. Di dalamnya terdapat kisah-kisah ahli
kitab, kisah nabi-nabi terdahulu, dan lainnya.
Persoalan penting yang kemudian muncul dalam perkembangan media
massa saat ini khususnya pada Majalah Hidayah, yang menarik bagi peneliti di
sini adalah kisah yang bernuansa mistik yang terdapat pada rubrik iktibar
tersebut. Karena, bagi peneliti hal itu bertentangan dengan rasio manusia,
suatu fenomena yang tidak dapat terlihat oleh semua panca indra manusia
biasa. Karena panca indera manusia itu sangat terbatas.
Jika dilihat dari pengertiannya yang dimaksud dengan mistik adalah
sesuatu yang bersifat ghaib yang tidak dapat terjangkau oleh manusia biasa.1
Kemudian, dalam Surat al-Baqarah dijelaskan pengertian al ghaibi, yaitu
semua berita dari Rasulullah SAW yang tidak tercerna akal, seperti tanda-
tanda kiamat, siksa kubur, hidup setelah mati, dan hari kiamat.
Mistik seperti yang sering kita lihat dalam kehidupan masyarakat,
bukan hanya sebuah cerita, tetapi sesuatu yang sudah sangat nyata.
Kemusyrikan merupakan kedzaliman yang besar, dan merupakan bentuk
kesesatan yang sangat jauh, dimana bila seseorang mati dalam kemusyrikan
maka ia akan kekal di dalam neraka, karena tidak akan memperoleh ampunan
Allah swt, dan karenanya ia tidak akan pernah berjumpa dengan Allah swt.
Allah berfirman dalam surat Al-Kahfi, ayat 110:
➔ ☺ ⧫
➔ ❑ ◼
☺ ⬧ ⬧
◼◆ ☺⬧ ⧫ ❑⧫
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-2, h. 761
◆⬧ ◼◆ ☺➔◆⬧
◆⧫ ⬧ ◆
⧫➔ ◼◆
☺⧫◼
Artinya :
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (Q.S. Al-
Kahfi: 110)
Dalam ajaran Islam ada tujuh keajaiban yang disebut dengan al-sab’ah
min khariq al-‘adat (keajaiban yang tujuh), yaitu: 1) irhasy; 2) mukjizat; 3)
karomah; 4) maunah; 5) istidraj; 6) khizlanah; 7) sihir. Ketujuhnya disebut
keajaiban, karena secara logika proses terjadinya sama sekali berada di luar
jangkauan kemampuan akal manusia.2
Irhasy dan mukjizat merupakan karunia Allah yang hanya
diperuntukkan kepada Rasul-Nya. Adapun karomah dan ma’unah merupakan
karunia yang diperuntukkan kepada orang-orang soleh. Sedangkan istidraj dan
khizlanah diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki kelakuan tercela,
dan yang terakhir adalah sihir yaitu berhubungan dengan kiat-kiat tipu daya
yang bersumber dari iblis.
Berangkat dari pemahaman konsep tersebut, penulis bermaksud
meneliti rubrik iktibar dalam Majalah Hidayah yang bertemakan pesan mistik.
Mistik dalam rubrik iktibar adalah mistik yang sifatnya ghaib. Artinya kisah
yang disampaikan adalah mengenai kehidupan ghaib, seputar balasan yang
baik dari Allah jika mereka (orang-orang) menjalankan amanah Allah, dan
atau azab yang akan mereka terima jika tidak menjalankan amanah Allah.
2 Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 146
Sehingga, dalam cerita atau kisah yang disampaikan dalam rubrik iktibar ada
banyak kejadian-kejadian aneh, maupun menakjubkan yang terkadang tidak
dapat diterima oleh akal pikiran manusia.
Munculnya berbagai fenomena dan kejadian-kejadian aneh pada diri
seseorang terkadang dianggap sebagai mukjizat dari Allah, padahal bagi kita
tidak mudah untuk mengetahui apakah itu benar-benar mukjizat yang
diberikan Allah SWT kepada orang itu, atau bisa jadi hal itu hanyalah ujian
saja yang diberikan Allah SWT.
Perlu diketahui bahwa ketika Allah SWT mengabulkan sesuatu yang
diminta oleh seorang hamba baik permintaanya itu sesuai dengan kebiasaan
(wajar) ataupun tidak (tidak wajar), tidak berarti serta merta hamba tersebut
mulia di sisi Allah SWT. Hal itu bisa saja memang karena Allah SWT
memuliakan hamba tersebut atau boleh jadi itu semua hanyalah ujian semata.
Sebagaimana Firman Allah menyebutkan dalam surat al-An'am, ayat 44
☺◼⬧ ❑◼ ⧫ ➔ ⬧⧫⬧ ◼⧫
◆❑ → ⬧ ❑⬧ ☺
❑➔ ⧫⬧ ⧫⧫ ⬧⬧ ➔ ⧫❑
Artinya:
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika
itu mereka terdiam berputus asa.(al-An’am:44)
Dalam ayat di atas menjelaskan bagi orang-orang yang mengabaikan
peringatan Allah, maka selanjutnya Allah SWT akan menyiksa mereka dengan
berbagai azab yang telah dipersiapkan untuk orang-orang yang telah lalai
dalam menjalankan perintah-Nya.
Siksaan atau azab itu, menurut Murtada Mutahhari, terbagi pada tiga
hal. Pertama, azab berupa pelajaran dan peringatan. Ini terkait dengan
hukuman antar manusia di dunia, seperti pemberlakuan rajam, potong tangan,
qishas, dan lainnya. Kedua, siksaan sebagai hukuman di dunia, yakni azab
yang terkait dengan hubungan sebab akibat dengan dosa, atau dengan kata lain
adalah hukum sosial. Ketiga, azab akhirat, yaitu hukuman yang akan diterima
langsung ketika berada di alam kubur dan di akhirat kelak. 3
Allah SWT telah melengkapi penciptaan alam ini dengan ke-Maha
Kuasaan-Nya, terutama pada manusia, dan diantara manusia itu pun Allah
SWT telah mempersiapkan manusia-manusia pilihan yang dilengkapi dan
dibekali dengan hal-hal yang luar biasa atau musykil (aneh, tidak dapat
diterima oleh akal) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan adanya
perangkat ini sebenarnya Allah ingin memperlihatkan Ke-Maha Perkasaan dan
Ke-Maha Kekuasaan-Nya pada hamba-Nya agar mereka sadar dan kembali
pada fitrahnya sebagai Insan Kamil (manusia sempurna).
Atas dasar dan latar belakang itulah maka peneliti bermaksud untuk
mengkaji secara mendalam serta menuangkannya dalam sebuah karya tulis
ilmiah berupa skripsi yang berjudul “Analisis Deskriptif Pesan Mistik
Rubrik Iktibar Majalah Hidayah”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
3 Majalah Hidayah, edisi 59. hal. 13
Agar pembahasan tidak melebar, maka penulis membatasi masalah
yang akan diteliti tentang mistik dalam rubrik iktibar hanya pada edisi 1
sampai dengan edisi 88.
2. Perumusan Masalah
Agar pembahasan tidak melebar, maka penulis membatasai
masalah yang akan diteliti tentang mistik dalam rubrik iktibar Majalah
Hidayah hanya pada edisi 1 sampai dengan 88.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas,
maka tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
pesan yang bersifat mistik yang terdapat pada rubrik iktibar Majalah
Hidayah sebagai media dakwah.
2. Kegunaan Penelitian
Untuk mendeskripsikan sekaligus menganalisa rubrik iktibar pada
Majalah Hidayah.
a. Segi Akademis
Untuk mendapat pengetahuan dan menambah wawasan tentang
bagaimana sebuah media menyajikan informasi kepada khalayak,
khususnya pemberitaan kisah-kisah mistik. Sehingga penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan dakwah melalui
media massa, terutama media massa cetak.
b. Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan motivasi kepada
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya yang berkaitan
dengan keagamaan yang berkecimpung dalam dunia tulis menulis atau
jurnalistik untuk memanfaatkan media massa cetak.
D. Metode Penelitian
1. Metodologi Penelitian
Untuk memperoleh data-data tersebut, penulis menggunakan
metode penelitian kuantitatif yang menghasilkan data deskriptif.
Jalaluddin Rakhmat memberikan pengertian bahwa penelitian
deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak
mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau
membuat prediksi.4
Analisis deskriptif (Descriptive Research) yang juga biasa disebut
dengan taksonomik (Taxonomic Research), merupakan penelitian yang
dimaksud untuk mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu fenomena
atau kenyataan sosial, dengan jelas mendeskripsikan sejumlah variabel
yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini
tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada,
tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-
variabel anteseden yan menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial.5
Menurut Wardi Bachtiar, metode deskriptif analisis yaitu
4 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1984) hal. 24 5 H. Syamsir Salam, MS Jaenal Arifin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), Cet. ke 2, hal. 13-14
menggambarkan kenyataan sebagaimana adanya.6 Yang menjadi subjek
penelitian ini adalah Majalah Hidayah yang merupakan sarana atau alat
yang akan diteliti, dimana Majalah Hidayah sebagai salah satu media
dakwah yang memfasilitasi masyarakat yang ingin melaksanakan tuntunan
agama.
2. Populasi dan Sampling
Populasi penelitian ini adalah rubrik iktibar Majalah Hidayah,
sedang Unit of analysis atau satuan analisisnya adalah rubrik iktibar.
Sampelnya adalah sejumlah rubrik iktibar yang ditarik dari seluruh
populasi rubrik iktibar edisi 1-88, dengan penarikan sampel acak
sederhana, yaitu suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu
populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama
dan semua kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel
mempunyai peluang yang sama (Weirsma, 1975). Sampel yang diperlukan
adalah 10% dari seluruh populasi.
Syarat pengambilan sampel secara acak meliputi: (1) Menetapkan
populasi, (2) Daftar semua anggota populasi, (3) memilih sampel melalui
prosedur yang sesuai dimana setiap anggota memiliki peluang yang sama
sebagai sampel penyelidikan.
3. Subjek, Objek dan Tempat Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah Majalah Hidayah yang
terbit sebulan sekali, sedangkan objek penelitian ini adalah rubrik iktibar
Majalah Hidayah. Dengan unit analisisnya adalah edisi-edisi yang terpilih
pada penarikan sampel acak sederhana yang dilakukan oleh peneliti, yang
6 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 1997), Cet. Ke 1,
hal.60
ada dalam tabel di bawah ini:
Tabel I
Objek Penelitian
No No Edisi, Bulan,
Tahun Judul
1 4, November, 2001 Sepuluh Tahun Dikubur, Jenazah Berkain Kafan Ihram
Tidak Rusak
2 4, November, 2001 Busung Sembuh Berkat Do’a Di Ka’bah
3 17, Desember, 2002 Suka Menghina Orang, Jenazah Sukar Dikebumikan
4 17, Desember, 2002 Gila Setelah Durhaka Kepada Ibu Mertua
5 25, Agustus, 2003 Tetesan Air Mata Ibu Iringi Kepergian Anak Durhaka
6 25, Agustus, 2003 Muallaf Meninggal Dalam Perjalanan Zikir
7 25, Agustus, 2003 Suka Silaturahmi Dan Ikhlas Terhadap Pekerjaan,
Meninggal Ketika Sedang Sujud
8 39, Oktober, 2004 Wajah Jenazah Dipenuhi Kutu
9 39, Oktober, 2004 Keranda Susah Dikeluarkan, Jenazah Terlempar Ke
Lubang Got
10 39, Oktober, 2004 Lukai Hati Orang Tua, Musibah Demi Musibah
Menerpa
11 49, Agustus, 2005 Wajah Jenazah Menyerupai Babi
12 49, Agustus, 2005 Suka Menyiksa Cucu, Punggung Memar Kebiruan
Seperti Bekas Dicambuk
13 49, Agustus, 2005 Tukang Teluh Mati Dengan Punggung Berlubang
14 59, Mei, 2006 Jenazah Dililit Akar Pohon
15 59, Mei, 2006 Bercak Darah Di Kain Kafan Jenazah Bercak Darah di
kain kafan jenazah
16 59, Mei, 2006 Mati Suri Pembuka Taubat
17 74, September, 2007 Keajaiban Di Malam 27 Ramadhan
18 74, September, 2007 Tangis Buah Hatiku Mengantarku Ke Pintu Taubat
19 74, September, 2007 Ahli Zikir Wafat Usai Memberi Tausiah
20 80, April, 2008 Akhirnya Anakku Lahir Sempurna
21 80, April, 2008 Tragedi Hidup Penjaga Tol Yang Tak Jujur
22 80, April, 2008 Bercak Darah Di Kain Kafan Jenazah
23 87, November 2008 Perjalanan Khusnul Khatimah Erna Libby
24 87, November 2008 Meninggal Dalam Perjalanan Ke Mesjid
25 87, November 2008 Makan Uang Zakat Kaki Membesar Hingga Meninggal
Tempat untuk melakukan penelitian ini adalah kantor redaksi Majalah
Hidayah, yang bertempat di Kota Wisata Cibubur, Ruko Travalgar Blok
SE-1 No.27, Jl. Transyogi KM.6 Cibubur – 16968.
4. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Instrumen Utama
Adapun instrumen utama tersebut adalah pembuatan alat ukur
(koding) atau kategorisasi. Kategorisasi ini dilakukan tujuannya untuk
mengetahui kisah mistik seperti apa yang terdapat pada rubrik iktibar
Majalah Hidayah edisi 1-88. Kategorisasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Kategori Mistik Rubrik Iktibar Majalah Hidayah
No KATEGORI
1. Ma’unah
2. Istidraj
3. Khizlanah
Keterangan:
1) Maunah: karunia yang diperuntukkan kepada orang-orang saleh
yang selalu memberi bantuan kepada sesama, atas dasar keimanan
kepada Allah.
2) Istidraj: kesuksesan yang dicapai dalam kemurkaan Allah
3) Khizlanah: suatu balasan yang dipertunjukan Allah kepada mereka
yang sombong hingga mencapai puncaknya.7
2) Instrumen Sekunder
a) Wawancara
Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara langsung. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada
Pimpinan Redaksi Majalah Hidayah Pak Abdul Muaz. Wawancara
dilakukan secara bebas dengan pertanyaan yang sudah disiapkan,
7 Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persda, 2007) h. 148
akan tetapi tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang
berkaitan dengan skripsi. Teknik ini dibantu dengan tape recorder
untuk merekam hasil yang diperlukan dan mencatat informasi yang
didapatkan.
b) Observasi
Yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera untuk memperoleh data-data yang diperlukan dengan
mengadakan kunjungan ke kantor redaksi Majalah Hidayah.
c) Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak
diperoleh dari wawancara dan observasi. Yaitu penulis mencari
keterangan dan bacaan atau arsip yang dibutuhkan melalui sumber-
sumber yang ada.
b. Pengolahan Data
Pengolahan data ini akan dilakukan dalam bentuk tabel, dengan
pembuatan kategorisasi dengan menggunakan lembar kode (cooding sheet)
yang dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan pada tahap sebelumnya.
Kemudian kategorisasi yang telah ditentukan ditampilkan satu persatu,
beserta teks dan referensinya.
Supaya objektif maka peneliti melakukan uji realibilitas kategori
dengan menggunakan rumus Holsty, yaitu :
Koefisien Reliabilitas (C R) : 2 M
N1+N2
Keterangan :
C R : Coeficient Reliability (Jumlah keputusan yang diberikan koder)
M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding (juri) dan
periset
N1, N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding (juri) dan
periset
Sedangkan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan
antar juri dihitung dengan rumus komposit reliabilitas.
Komposit Reliability = N (X antar juri)
1+(N1) (X antar juri)
Keterangan :
N : Jumlah Juri
X : Rata-rata koefisien reliability antar juri. 8
5. Analisa Data
Pada penelitian ini akan dianalisis berdasarkan kategori-kategori dalam
rubrik iktibar Majalah Hidayah. Setelah data terkumpul kemudian penulis
akan melaporkan, menggambarkan, mengklasifikasikan, serta
menginterpretasikan mistik yang ada dalam rubrik iktibar pada Majalah
Hidayah secara apa adanya untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang
valid reliabel.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “pedoman
penulisan karya ilmiah skripsi, tesis dan disertasi” UIN Syarif Hidayatllah
Jakarta, UIN Press. Tahun 2007.
8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h. 235
E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan
tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi maupun di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang telah penulis
lakukan sampai saat ini hanya menemukan adanya judul yang serupa dengan
judul yang penulis ajukan, namun perbedaan antara judul saya dengan judul
yang sebelumnya yaitu skripsi tahun 2002 membahas Analisis isi rubrik
iktibar Majalah Hidayah edisi Agustus 2001 – Mei 2002, dan pada skripsi
tahun 2006 membahas tentang “Majalah Hidayah sebagai Media Dakwah
(Analisis isi rubrik Iktibar Majalah Hidayah edisi Januari-Desember 2004)”.
Sedangkan saya menganalisa Pesan Mistis Rubrik Iktibar pada Majalah
Hidayah edisi 1-88.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian yang akan dibahas terdiri dari empat bab dan masing-masing
bab terdiri dari sub bab, yakni:
BAB I PENDAHULUAN membahas latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, kajian pustaka, sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS membahas pengertian analisis deskriptif,
prosedur analisis deskriptif, ruang lingkup pesan mistik meliputi:
pengertian pesan, pengertian mistik, sejarah mistik, hal-hal yang
termasuk mistisisme, ruang lingkup majalah meliputi: pengertian
majalah, sejarah majalah, pengertian rubrik, majalah sebagai media
dakwah.
BAB III PROFIL MAJALAH HIDAYAH membahas gambaran umum
majalah hidayah: latar belakang majalah hidayah, visi dan misi,
profil pembaca, struktur redaksi majalah hidayah, rubriksasi majalah
hidayah, sekilas rubrik iktibar
BAB IV ANALISA RUBRIK IKTIBAR MAJALAH HIDAYAH berisi
analisis data mengenai isi pesan dalam rubrik iktibar.
BAB V PENUTUP berisi kesimpulan dan saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian dan Prosedur Analisis Deskriptif
1. Pengertian Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif (Descriptive Research) yang juga biasa
disebut dengan taksonomik (Taxonomic Research), merupakan penelitian
yang dimaksud untuk mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu
fenomena atau kenyataan sosial, dengan jelas mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis
penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel
yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang
menjelaskan variabel-variabel anteseden yan menyebabkan suatu gejala
atau kenyataan sosial.9
Dalam penelitian deskriptif tidak tidak menggunakan dan
melakukan pengujian hipotesis, yang juga tidak membangun dan
mengembangkan teori. Penelitian deskriptif sesungguhnya dapat dikatakan
sebagai penelitian yang diarahkan kepada pengukuran yang cermat
terhadap suatu fenomena sosial tertentu. Dalam hal ini, peneliti
mengembangkan konsep dan menghimpun data, namun tidak melakukan
pengujian hipotesis.
Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa.
Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi.10
9 H. Syamsir Salam, MS Jaenal Arifin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), Cet. ke 2, hal. 13-14 10 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1984), hal.24
Memang belum ada kesepakatan tentang pengertian metode deskriptif.
Disini, deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.
Pengertian ini sama dengan analisis deskriptif dalam statistik, sebagai lawan
dari analisis inferensial. Pada hakikatnya, metode deskriptif mengumpulkan
data secara univariat. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran
kecenderungan pusat (Central Tendency) atau ukuran sebaran (Desperion)
Penelitian deskriptif ditujukan untuk:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci, dengan melukiskan gejala
yang ada
b. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang
berlaku
c. Membuat perbandinga atau evaluasi
d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan ketentuan pada waktu yang akan datang.
Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana
alamiah (Naturalistic Setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya
membuat kategori prilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku
observasinya. Dengan suasana alamiah dimasudkan bahwa peneliti terjun ke
lapangan.11
2. Prosedur Metode Penelitian Analisis Deskriptif
Hal-hal yang perlu ditegaskan dalam uraian metodoloogi atau prosedur
penelitian meliputi: 1) desain atau rancangan dan metode penelitian, 2) jenis
data dan sumber data yang digunakan, 3) teknik pengumpulan data yang
11 Ibid., h. 25.
digunakan, 4) teknik analisis data yang digunakan, 5) dan populasi penelitian,
6) serta teknik sampling.12
B. Ruang Lingkup Pesan Mistik
1. Pengertian Pesan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pesan mengandung arti
perintah, nasihat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau
disampaikan kepada orang lain.
2. Pengertian Mistik
Menurut asal katanya, mistik berasal dari bahasa Yunani
“mystikos” yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinnig),
tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam
kekelaman (in hetduister gehuld).13
Beberapa pendapat tentang mistik seperti dikemukakan oleh
Annemary schimmel, kata mystics mempunyai arti kata yang sama dengan
kata mystery. Keduanya berasal dari bahasa greek myein yang berati
menutup mata. Secara harfiah mistisisme (mysticism) berarti sesuatu yang
misterius (something mysterious). Disebut mistisime karena pengalaman
rohani (pengalaman mistik) adalah pengalaman misterius yang sulit
dipahami oleh orang yang tidak mengalaminya.14
12 http://dankfsugiana.wordpress.com/2008/06/02/teknik-penyusunan-laporan-penelitian-
ilmiah-kuantitatif/. Diakses pada tgl 22 November 2009 13 http://id.wikipedia.org/wiki/Mistisisme 14 Totok Jumantoro, Samsul Munir, Kamus Ilmu Tasawuf (Penerbit: Amzah, 2005) hal.
145.
Algemeene Kunstwoordentolk, menegaskan bahwa mistik adalah
“kepercayaan kepada suatu kemungkinan terjadinya persatuan langsung
manusia dengan Dzat Ketuhanan.15
Adapun menurut J. Kramers menjelaskan bahwa mistik adalah
“kepercayaan kepada hal-hal yang rahasia (geheimnissen) dan hal-hal yang
tersembunyi (verborgenheden), atau kecenderungan hati (neiging) kepada
kepercayaan yang menakjubkan atau kepada ilmu yang rahasia.16
Mistik merupakan pengetahuan yang tidak rasional atau tidak dapat
diapahami rasio, maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat
dipahami rasio.17
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mistik adalah hal-hal gaib
yang tidak terjangkau akal manusia biasa, tetapi ada dan nyata.18
Menurut Widotono, ghaib merupakan “sesuatu yang tidak sanggup
dilihat dengan penginderaan jasmani manusia, hal ini disebabkan karena
indera penglihatan manusia terbatas, sehingga tidak dapat menjangkau sesuatu
yang berada di luar pandangan mata.
Al-Qurthuby menjelaskan, al ghaibi secara bahasa adalah segala
sesuatu yang tidak terlihat oleh pandangan. Sedangkan al ghaibi dalam surat
Al-Baqarah adalah semua berita dari Rasulullah SAW yang tidak tercerna
akal, seperti tanda-tanda kiamat, siksa kubur, hidup setelah mati, dan hari
kiamat.19
15 Ibid. 16 Ibid. 17 Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Pengetahuan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 112. 18 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 749 19 Israwati, “Hubungan Inteksitas Menonton Tayangan Mistik dengan Rasa Takut
terhadap Makhluk Halus Siswa SLTP 73 Jakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi UIN Jakarta).
Dalam arti istilah tasawuf, mistik bisa disamakan dengan mistisisme
islam, yaitu suatu sistem cara bagaimana orang ingin mencapai hubungan
yang mesra dengan Tuhan Yang Maha kekal dan Maha Sempurna.
Dalam ajaran islam sendiri diakui adanya konsep al-sab’ah min khariq
al-‘adat (keajaiban yang tujuh), yakni irhasy, mukjizat, karomah, maunah,
istidraj, khizlanah, dan sihir. Ketujuhnya dianggap keajaiban, karena secara
logika proses terjadinya sama sekali berada di luar jangkauan kemampuan
akal manusia.
Irhasy yaitu pertanda seorang bakal diangkat sebagai rasul dan
mukjizat merupakan karunia Allah kepada Rasul-Nya. Karomah dan ma’unah
merupakan karunia Allah bagi orang-orang saleh, sedangkan istidraj
kesuksesan yang dicapai dalam kemurkaan Allah yaitu sejalan dengan niat
kotornya pelaku akan diberikan kesuksesan. Kemudian khizlanah
dipertunjukan Allah kepada orang–orang yang sombong hingga mencapai
puncaknya, dan yang terakhir yaitu sihir yang berhubungan dengan kiat-kiat
dan tipu daya yang bersumber dari iblis.20
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mistik dapat pula
diartikan dengan ghaib. Mistik ini merupakan ajaran yang sifatnya berbentuk
rahasia, sulit diungkapkan secara empiris, sehingga hanya dikenal, diketahui
atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja.
Dapat diartikan pula bahwa perilaku mistik itu adalah suatu jalan
dimana manusia bisa berkomunikasi dengan Tuhannya. Sehingga disadari
benar bahwa seseorang dekat sekali dengan Tuhan, bahkan seolah menyatu
dengan Tuhan.
20 Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada), h. 146-150.
Tetapi, mistik sering dinilai sebagai menyalahi logika berpikir, mereka
menganggap bahwa perilaku mistik itu suatu jalan baginya untuk bisa
berhubungan langsung dengan makhluk-makhluk ghaib dan dapat dimintai
bantuan agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cepat. Sehingga
masuklah seseorang ke dalam perangkap syaitan.
3. Sejarah Ajaran Mistik
Dalam evolusi sistem-sistem kepercayaan diuraikan bahwa manusia
hidup dalam dua lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan
masyarakat. Lingkungan alam meliputi benda organis dan anorganis yang
hidup disekitar manusia, sedangkan lingkungan masyarakat adalah masa
manusia yang berada disekitarnya.
Dalam kedua macam lingkungan tersebut manusia harus berusaha
mempertahankan dan mengembangkan hidupnya secara proporsional. Bagi
mansusia yang kurang pengalaman dan pengetahuan, terpaksa ia menyerah
dalam menghadapi keadaan lingkungan ini dan terpaksa pula menyesuaikan
diri dengan kehendak keadaan.21
Berdasarkan kondisi sosial budaya yang seperti itu, maka dicarilah
usaha-usaha magis untuk memperbaiki keadaan, sejalan dengan kekeuatan
alam yang bagi mereka merupakan kekuatan ghaib.
Sebenarnya, pengeruh-pengaruh mistik yang muncul dalam kehidupan
manusia itu disebabkan akibat keputusasaan yang dialami oleh manusia itu
sendiri. Akan tetapi bagi manusia yang memiliki pengetahuan dan keyakinan
maka akan timbul dalam dirinya suatu keinginan mencari jalan keluar untuk
mempertahankan hidup agar terhindar dari pengaruh mistik.
21 M. Mutawalli Asy-Sya’rawi, Ilmu Kedua Ghaib, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003),
h.12
Selain serba mistis ajarannya juga serba subyektif dan tidak obyektif.
Tidak ada pedoman dasar yang universal dan yang otentik. Bersumber dari
pribadi tokoh utamanya sehingga paham mistik itu tidak sama satu sama lain
meski tentang hal yang sama. Sehingga pembahasan dan pengalaman
ajarannya tidak mungkin dikendalikan atau dikontrol dalam arti yang
semestinya.22
Selain subyektif, maka ajaran mistik itu bersifat abstrak dan spekulatif,
maksudnya materinya serba abstrak artinya tidak konkrit, misalnya tentang
paham mistik ketuhanan, tentang kejiwaan, alam dibalik alam dunia. Dengan
demikian pembicaraannya serba menduga-duga atau mencari-cari.
4. Hal-hal yang termasuk mistisisme
a. Ilmu gaib
Ilmu ghaib disini yaitu cara-cara dan maksud menggunakan kekuatan-
kekuatan yang diduga ada di alam ghaib. Atau kekuatan-kekuatan yang
dipercayai di tempat-tempat tertentu, pada benda-benda pusaka, dan
lainnya.
b. Magis
E.B Taylor menyatakan bahwa magis adalah sebuah occult science pseudo
science. Magi adalah cabang mistik yang mempelajari dunia aneh, yaitu
dunia supranatural. Yakni dunia yang sulit diterjang akal manusia.23
22 http://id.wikipedia.org/wiki/mistik. 23 Suwardi Endraswara, Mistik Kejawen, Sinkretisme, Simbolisme dalam Budaya Spiritual
jawa (Sleman jogjakarta: Narasi, 2003), h. 87.
c. Kebatinan
Kebatinan adalah upaya berkomunikasi dengan realitas tertinggi; sebagai
sebuah cabang penegtahuan ia mempelajari tempat manusia di dunia ini
dan di semesta. 24
d. Parapsikologi
para peneliti gejala-gejala jiwa. Menurut ilmu jiwa ini, gejala jiwa manusia
dapat dibagi atas: gejala jiwa yang normal (terdapat pada orang yang
normal), dan gejala jiwa yang abnormal. Gejala jiwa abnormal dibagi
menjadi tiga, yaitu: gejala jiwa supernormal, gejala jiwa paranormal, dan
gejala jiwa abnormal.
e. Tasawuf dan Taraki
Tasawuf atau disebut juga sebagai mistisisme Islam memperoleh
hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar
seseorang berarti dihadirat Tuhan.25
C. Ruang Lingkup Majalah
1. Pengertian Majalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud majalah
adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai macam liputan
jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca,
dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah
bulanan, mingguan dan sebagainya. Dan menurut penghkususan isinya
dibedakan atas majalah berita, majalah khusus wanita, remaja, olahraga,
sastra, ilmu pengetahuan tertentu.26
24 Niels Mulder, Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia (Yogyakarta: LKIS, 2001), Cet
ke-1, h. 40. 25 Ibid., h. 151 26 Anton M Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1969), h.
545.
Sedangkan dalam pengertian Ensiklopedia Umum Hasan Shadily
memberikan batasan pengertian majalah sebagai berikut: “Bentuk penerbitan
berkala, memuat karangan-karangan yang berupa pembahasan yang ditulis
oleh berbagai pengarang yang bertanggung jawab penuh atas karyanya itu.
Jarak waktu penerbitan majalah lebih panjang daripada surat kabar (misalnya:
majalah mingguan, dwi mingguan, bulanan, tri wulan, dll).27
2. Sejarah dan Perkembangan Majalah
Majalah mulai berkembang sejak akhir abad ke 19, ketika media
tersebut hadir sebagai media hiburan utama karena saat itu baik radio maupun
televisi belum banyak dikenal orang. Dalam kondisi masyarakat seperti itulah
majalah mulai tumbuh dan berkembang serta memiliki metode dan strategi
masing-masing khususnya dalam menyiasati masyarakat bacanya sendiri.28
Pada tingkat tertentu perkembangan majalah baik pada aspek kuantitas
maupun kualitas penerbitannya, telah mendorong semakin majunya budaya
komunikasi masyarakat. Sebab bahan bacaan dapat menjadi ukuran stratifikasi
masyarakat maju, masyarakat informasi, masyarakat yang tidak pernah merasa
puas menerima kabar hanya lewat berita dari mulut ke mulut.
Seperti media massa lainnya, majalah mempunyai beberapa fungsi
yaitu:
a. Menyiarkan informasi (to inform), fungsi ini merupakan fungsi utama dari
pers. Bagaimana khalayak pembaca memerlukan informasi-informasi
tentang peristiwa-peristiwa di muka bumi atau informasi-informasi tentang
suatu ajaran, gagasan atau pikiran-pikiran
27 Hasan Shadily, Ensiklopedi Umum (Yogyakarta : Yayasan Karisus, 1984), h. 651. 28 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, 11th ed. (Jakarta:
Logos, 1999), h.91.
b. Fungsi mendidik (to educate), yaitu sebagai sarana pendidikan massa
(mass education), bagaimana tulisan-tulisan di majalah atau di koran-
koran memuat tentang berbagai pengetahuan yang sangat membantu
wawasan pembaca
c. Fungsi menghibur (to entertain), selain memuat tentang berita-berita berat
(hard news), isi surat kabar dan majalah juga menyajikan berita yang
sifatnya hiburan
d. Fungsi mempengaruhi (to influence), fungsi inilah yang menyebabkan pers
memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.29
Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya, relatif
lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak.
Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompo masyarakat, dimanna
mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis, dan sasaran
khalayaknya. Meski tidak seaktual surat kabar yang terbit setiap hari, majalah
tetap dapat dibedakan karena majalah memiliki beberapa karakteristik:
a. Penyajiannya lebih mendalam
Frekuuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya
dwi mingguan, bahkan bulanan, sehingga reporternya punya waktu yang
cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa.
b. Nilai aktualitas lebih lama
Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai
aktualitas majalah bisa satu minggu.
29 Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teosi dan Praktik, 8th ed. (Bandung: remaja
Rosdakarya, 1994), h. 149-150.
c. Gambar / foto lebih banyak
Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian
beritanya yang mendalam, majallah juga dapat menmapilkan gambar /
foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna,
serta kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik.
d. Sampul (Cover) sebagai daya tarik
Disamping foto, sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri.
Karena cover atau sampul diibaratkan sebagai pakaian dan aksesoris.30
Selain dengan fungsi dan karakteristiknya majalah dapat dijadikan
publikasi yang beraneka ragam. Ciri khas dari majalah adalah dapat dibaca
berulang-ulang kali, sehingga dapat dipahami ataudihapal sampai mendetail.31
3. Pengertian Rubrik
Salah satu komponen yang sangat penting dari sebuah majalah adalah
rubrik atau yang dikenal sebagai kepala karangan. Dengan adanya rubrik, isi
dan tujuan dari sebuah majalah akan dapat terarah dengan baik. Rubrik sangat
membantu pembaca untuk menentukan tema yang menarik untuk dibaca
terlebih dahulu. Tanpa adanya rubrik maka sebuah majalah tidak akan
tersusun dengan baik bahkan sangat menyulitkan semua pihak baik dari
redaksi maupun pembaca.
Rubrik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kepala karangan
(ruangan) dalam surat kabar, majalah dan sebagainya.32
30 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 113-115. 31 Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam (Jakarta: Logos, 1999),
h. 26-30. 32 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997)
Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy “Rubrik adalah ruangan
pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya.33
Sementara menurut Komaruddin, rubrik adalah kepala ruangan, bab
atau fasal. Di dalam surat kabar atau majalah, rubrik sering diartikan sebagai
“ruangan”, misalnya rubrik tinjuan luar negeri, rubrik ekonomi, rubrik
olahraga, dan rubrik kewanitaan.34
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rubrik adalah kepala
karangan dalam surat kabar atau majalah, yang berupa ruang untuk
menyajikan berita, karangan, artikel, atau tulisan yang berkaitan dengan
masalah-masalah soaial, atau aspek-aspek kehidupan lainnya.
4. Pengertian Iktibar
Yang dimaksud iktibar adalah mengambil pelajaran atas perjalanan
hidup mereka.35 Adapun menurut Kamus Arab-Indonesia yang dimaksud
I’tibar adalah mengambil ibarat. 36. Dalam Al-qur’an terdapat banyak kisah-
kisah yang dapat dijadikan pelajaran hidup umat islam. Di dalamnya terdapat
kisah-kisah ahli kitab, kisah nabi-nabi terdahulu, dan lainnya.
Iktibar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pertimbangan,
contoh, pengajaran, mengambil contoh.
Menurut Sari Narulita selaku redaktur pelaksana Majalah Hidayah,
iktibar adalah mengambil hikmah atau mengambil pelajaran dari kisah-kisah
orang lain, sehingga tidak menyimpang dari batasan agama.
33 Onong Uchyana Effendy,. Ilmu Komunikasi Tteori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), 8th ed. 34 Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis (Bandung : Angkasa, 1985), h. 74. 35 http://gp-ansor.org, diakses pada tanggal 1 Mei 2009 36 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsiran Al-Quran), hal. 34.
Allah SWT menjelaskan dalam surat As-Sajdah, yaitu:
⬧⬧◆ ⬧◆ ❑ ⧫ ⬧ ⬧
⧫ ⬧ ➔◆ ➔ ⧫
◆ ➔◆ ☺ ◆
⧫ ☺⬧ ❑◆ ◆⧫⧫ ⧫❑❑
Artinya:
Dan Sesungguhnya kami Telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat),
Maka janganlah kamu (Muhammad) ragu menerima (Al-Quran itu) dan
kami jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil. Dan kami
jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini
ayat-ayat kami. (As-Sajadah: 23-24)
Maksudnya, sebagaimana telah diberikan kepada Nabi Musa, yaitu
Kitab Taurat, dan begitu juga yang telah diberikan kepada Nabi Muhammad
Kitab Al-Quran adalah sebagai petunjuk bagi Bani Israil, dan Al-Quran
petunjuk bagi ummat Muslim. Dan jadilah diantara mereka (kaum Bani Israil)
pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebenaran”.
Kita bisa melihat pada kisah di atas bahwa sesungguhnya petunjuk
agar kita mengikuti jalan yang benar telah Allah sampaikan kepada ummatnya
melalui para rasul kita terdahulu. Agar kita bisa menjadi manusia yang lebih
baik dan tidak menyimpang dari ajaran-ajaran agama.
5. Majalah sebagai Media Dakwah
Majalah adalah salah satu sarana untuk berdakwah. Majalah
merupakan salah satu media dakwah yang efektif dan efisien dalam
penyebaran informasi pesan-pesan keagamaan. Majalah termasuk salah satu
media dakwah yang sangat penting, karena dapat membantu tercapainya
tujuan dakwah.
Secara istilah media merupakan jamak dari bahasa latin yaitu median
yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan
demikian dapat dirumuskan bahwa media dakwah berarti segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.37
Seperti yang ditulis Lasswell dalam bukunya Propaganda and
Communication in World History, yaitu who says what in which channel to
whom with what effects. Jadi, sudah jelas bahwa channel (media) menjadi
salah satu indikator keberhasilan dalam menyampaikan suatu informasi.38
Adapun fungsi sebuah media adalah untuk memberikan informasi, pendidikan,
hiburan, mempengaruhi, membangun proses pengembangan mental
seseorang.39
Dengan tingkat informasi yang cukup tinggi melalui media massa,
dalam hal ini media cetak, maka kegiatan dakwah dalam bentuk tulisan perlu
ditingkatkan. Karena jika tidak diantisipasi, khawatir masyarakat pembaca
akan terbentuk oleh pesan media yang kering tanpa nilai-nilai agama.
Media dakwah secara garis besar dapat digolongkan kepada :
a. Lisan, merupakan media yang paling mudah penggunaanya yaitu dengan
mempergunakan lidah dan suara.
b. Tulisan, media ini berfungsi untuk mennggantikan keberadaan da’i dalam
proses dakwah, tulisan dapat menjadi alat komunikasi antara da’i dan
37 Hamzah Yakub, Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadership (Bandung: CV.
Diponegoro, 1986), h. 13. 38 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1998) h. 74. 39 Soemarno Ap, Komunikasi Massa (Jakarta: Universitas Terbuka, 2002) h. 5.3
mad’u
c. Lukisan atau gambar atau ilustrasi, media berfungsi sebagai penarik lisan,
merupakan media yang paling mudah penggunaanya, yaitu dengan
perhatian dan minat mad’u dalam mepertegas pesan dakwah.
d. Audio visual, media ini dapat merangsang indera penglihatan dan
pandangan mad’u
e. Akhlak, yaitu langsung dimanifestasikan dalam tingkahlaku da’i. 40
Sedangkan jika dilihat dari segi sifatnya, media dakwah dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
a. Media tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukan yang secara
tradisonal dipentaskan didepan umum terutama sebagai hiburan yang
memiliki sifat komunikatif seperti ludruk, wayang kulit dan drama.
b. Media modern, yaitu media yang dihasilkan dari teknologi antara lain,
televisi, radio, pers dan lainnya.
Dalam penentuan penggunaan media, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan terlebih dahulu. Menurut asmuni syukir, diantara hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah tujuan yang ingin dicapai, materi uang akan
disampaikan, situasi sasaran dakwah, kemampuan da’i dalam menggunakan
media, kualitas media, ketersediaan, efektifitas, dan efisiensi.
40 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
63.
BAB III
PROFIL MAJALAH HIDAYAH
A. Sejarah dan Perkembangan Majalah Hidayah
Majalah Hidayah pertama kali terbit Pada bulan Jumadil Awwal tahun
1419 H. Bertepatan dengan Oktober tahun 1998 di Malaysia dalam format
digest dengan ukuran yang lebih kecil dari majalah Hidayah yang beredar di
Indonesia. Meskipun terbit di Malaysia, beberapa wartawan Indonesia sudah
sejak awal terlibat dalam digest ini. Hadirnya Digest Hidayah dilatarbelakangi
oleh banyaknya digest-digest berbau misteri yang saat itu sangat digemari
masyarakat Malaysia. Lebih dari 30 digest berbau misteri terbit setiap
bulannya disana.
Melihat kecenderungan seperti itu, PT. Variapop Group, bermaksud
memberikan bacaan alternatif yang mampu memberikan kesadaran dan
berbagai pengetahuan Islam kepada para pembaca, tapi dengan format yang
digemari masyarakat. Maka lahirlah konsep Hidayah dengan motto: Sebuah
Digest Islam.
Kehadiran majalah ini ternyata mendapat tanggapan yang sangat
positif dari pembaca Malaysia. Boleh dikatakan, ketika terbit pertama kali,
Hidayah menjadi digest pertama di Malaysia yang membawa dan
menyebarkan syiar Islam. Setelah kemunculan Hidayah, terbit pula digest
sejenis, yaitu yang membawa syiar Islam, yang bernama Nurain.
Ternyata kecenderungan masyarakat Malaysia yang suka terhadap
bacaan-bacaan berbau mistik terjadi juga di Indonesia. Mungkin karena
masyarakat Malaysia dan Indonesia yang sama-sama rumpun bangsa Melayu,
sehingga kecenderungan dan selera kedua masyarakat ini banyak memiliki
kesamaan, termasuk dalam memilih bacaan.
Melihat fenomena maraknya bacaan berbau mistik di Indonesia, PT.
Variapop Group pun tergerak untuk menerbitkan pula Digest Hidayah di
Indonesia. Menurut Ridwan, Pemimpin Redaksi Majalah Hidayah, semula,
pihaknya bermaksud menggunakan istilah digest untuk majalah ini. Akan
tetapi, istilah digest belum akrab di telinga masyarakat Indonesia. Karena itu,
pihaknya mencari padanan kata tersebut dalam bahasa Indonesia. Istilah
Digest (bahasa Inggris) dalam bahasa Indonesia adalah intisari. Maka,
ditetapkanlah Hidayah dengan sebutan majalah, sementara istilah digest yang
dalam bahasa Indonesia berarti intisari dipakai sebagai mottonya. Maka
lahirlah konsep Majalah Hidayah: sebuah Intisari Islam.
Majalah Hidayah Indonesia terbit pertama kali tanggal 1 Agustus 2001
yang ditandai dengan acara launcing majalah di halaman kantor redaksi
Majalah Hidayah. Dalam acara tersebut, hadir beberapa pengurus PWI Pusat
dan alim ulama, termasuk dari MUI.
Ternyata tanggapan pembaca sungguh sangat menggembirakan. Dari
10.000 majalah yang dicetak ternyata langsung habis terjual. Pada edisi
perdana, Hidayah dijual dengan discount 50% dari harga Rp. 5000, menjadi
Rp. 2500,- Mulai edisi kedua, Hidayah dijual dengan harga Rp. 5000.,-
Beberapa kali majalah ini mengalami kenaikan harga karena adanya
perubahan atau penambahan halaman. Sampai edisi terakhir (edisi 27) majalah
ini dijual dengan harga Rp. 7000 untuk Pulau Jawa dan Rp. 8000 untuk luar
Jawa.
Dengan keberhasilan dua edisi perdana itu, maka dalam edisi-edisi
selanjutnya, majalah ini terus menaikkan jumlah oplah sesuai permintaan para
agen dan pembaca. Konsep majalah Hidayah yang mengusung dakwah lewat
cerita-cerita menarik, ternyata mendapat tanggapan yang sangat baik dari
masyarakat muslim di tanah air. Para agen pun yang semula hanya beberapa
orang saja, lambat laun terus bertambah.
Menurut Ridwan, dalam edisi-edisi awal majalah ini, sebagian
materinya diambil dan diolah dari materi-materi terbaik yang ada dalam
majalah Hidayah edisi Malaysia. Karena itu, tidak heran jika banyak pembaca
yang merasakan masih kentalnya gaya bahasa Melayu dalam edisi-edisi awal.
Setelah masuknya beberapa wartawan baru yang ikut memperkuat majalah ini,
sedikit demi sedikit materi-materi dari Hidayah Malaysia mulai dikurangi.
Bahkan sejak edisi keenam majalah ini sudah tidak lagi bergantung kepada
materi tulisan dari Hidayah Malaysia.
Tanggapan positif dari para pembaca majalah Hidayah terlihat dari
oplahnya yang terus meningkat. Belum genap usia satu tahun, majalah ini
sudah berhasil menembus oplah 100.000 eksemplar, sebuah angka yang luar
biasa dalam industri penerbitan pers. Bahkan, menurut majalah Warta
Ekonomi edisi Juli 2003, oplah edisi terakhir (edisi 26) majalah Hidayah
sudah berhasil menembus angka 320.000 eksemplar, sebuah rekor oplah yang
tidak bisa dikejar oleh majalah-majalah lain. Untuk perbandingan, majalah
sebesar tempo saja, oplahnya hanya sekitar 60.000 eksemplar, sementara
Sabili, oplahnya 80.000 eksemplar.
Selain besarnya oplah, tanggapan positif pembaca juga tampak dari
banyaknya para pembaca yang antri ingin menjadi sahabat Hidayah. Semula
rubrik ini diberikan ruangan dua halaman dengan jumlah sahabat sebanyak 16
orang setiap edisinya. Karena banyaknya pembaca Sahabat Hidayah yang
masuk, jumlah halaman untuk rubrik ini pun ditambah menjadi empat
halaman. Bahkan, pihak redaksi terpaksa memperkecil foto-foto dalam rubrik
tersebut, agar para pembaca tidak terlalu lama menunggu nama dan fotonya
terbit dalam majalah ini. Bahkan, sejak edisi 13, rubrik ini ditambah satu
halaman, sehingga setiap edisinya rubrik ini memuat kurang lebih 120 sahabat
Hidayah yang baru. Sampai kini sudah lebih dari dua ribu orang yang menjadi
sahabat Hidayah.
Tanggapan yang sama terjadi pada surat-surat pembaca. Setiap harinya
surat-surat yang masuk ke meja redaksi luar biasa banyaknya. Kebanyakan
surat-surat ini berisi dukungan atas terbitnya majalah ini yang menurut mereka
banyak menyadarkan orang-orang di sekitar mereka yang semula jahil menjadi
sadar dan ingat kepada ajaran-ajaran agama. Tidak sedikit, surat-surat itu
menceritakan pengalaman mereka sendiri yang semula zalim lalu berniat
memperbaiki diri karena merasa menyadari kesalahannya setelah membaca
cerita-cerita dalam majalah Hidayah.
Seiring perkembangan majalah Hidayah yang semakin pesat, berbagai
perubahan dan perbaikan terus menerus dilakukan. Desain grafis dan cover
terus diperbaiki. Pada tahun kedua, tepatnya mulai edisi 13, majalah Hidayah
merubah bentuk jilidnya, dari jilid kawat menjadi jilid lem punggung,
sehingga penampilan majalah ini terkesan lebih rapi dan elegan. Jumlah
halamannya pun yang semula hanya 96 bertambah menjadi 128. Perbaikan
mutu tidak hanya dilakukan sampai disitu. Jumlah halaman warna yang
semula 60% colour dan 40% spotcolour pun diberubah menjadi fullcolour.
Perubahan itu dilakukan mulai edisi 20.
Di bagian redaksi, mulai edisi ketiga majalah Hidayah mengangkat
Prof. Dr. Buya Sidi Ibrahim sebagai penasihat bidang agama. Beliau adalah
dosen hukum dan agama Islam di delapan perguruan tinggi di Jakarta. Atas
permintaan banyak pembaca, mulai edisi 12 majalah Hidayah menurunkan
rubrik konsultasi agama yang diasuh oleh Hj. Lutfiah Sungkar. Rubrik ini
mendapat tanggapan yang luar biasa dari para pembaca. Tidak heran banyak
diantara pembaca yang protes karena harus antri lama menunggu giliran
suratnya dijawab oleh Hj. Lutfiah Sungkar.
Sementara itu, mulai edisi 22 majalah Hidayah menurunkan rubrik
Konsultasi Zikir yang diasuh oleh ustadz muda yang sedang naik daun, HM.
Arifin Ilham. Rubrik ini pun ternyata mendapat tanggapan luar biasa
sebagaimana rubrik Konsultasi Agama.
Di bagian sirkulasi dan pemasaran, majalah Hidayah juga terus
menerus melakukan perbaikan. Daerah-daerah potensial yang belum digarap
secara optimal mulai dikunjungi, sehingga setiap bulannya majalah ini terus
membuka agen-agen besar dan kecil di berbagai kota dan kabupaten di seluruh
Indonesia.
Melihat perkembangan Majalah Hidayah yang sangat pesat, maka
tidak heran kalau sekarang kita menyaksikan banyak majalah yang ikut
menerbitkan majalah-majalah sejenis yang konsepnya sama persis dengan
Majalah Hidayah.41
B. Visi dan Misi Majalah Hidayah
Menurut Ridwan mantan pimpinan redaksi, visi majalah Hidayah
adalah mencerdaskan kehidupan umat Islam di Indonesia melalui media cetak.
Sedangkan misinya adalah menyebarkan dakwah lewat cerita-cerita yang
mengandung hikmah dan menjadi media alternatif yang mampu mengajak
umat Islam kembali kepada ajaran-ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan hadits.
Dan menurut Mu’az yang sekarang menjabat sebagai pimpinan redaksi
Majalah Hidayah, pada dasarnya visi Majalah Hidayah adalah berdakwah
dengan cerita atau bisa dikatakan sarana dakwah dalam bentuk cerita.42
C. Struktur Redaksi Majalah Hidayah
Agar informasi dapat diterima oleh khalayak pembaca, maka perlu
adanya koordinasi tugas yang professional. Untuk itulah struktur organisasi
sangat dibutuhkan dalam mengelola sebuah media, untuk memberikan
tanggung jawab serta wewenang dalam pembagian kerja sehingga tujuan dapat
tercapai.
Hidayah mempunyai struktur organisasi yang cukup lengkap.
Pergantian tim keredaksian telah beberapa kali dilakukan, hal itu didasari atas
pertimbangan-pertimbangan yang telah disepakati oleh personil Hidayah. Oleh
karena itu beberapa personil diberi kepercayaan untuk menggantikan personil
41 Arsip Redaksi Majalah Hidayah, pada 7 April 2009 42 Wawancara pribadi dengan Pimpinan Redaksi Majalah Hidayah Abdul Muaz, Jakarta
07 April 2009.
yang telah selesai masa jabatannya, yang dianggap pantas dan mampu dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban.
Adapun susunan redaksi Majalah Hidayah adalah :
a. Pimpinan Umum : Datin Hj. Wirdaningsih Aminuddin Yunus
b. Wakil Pimpinan Umum : Eddy Syahwardi Aminuddin Yunus
c. Pemimpin Redaksi : Abdul Muaz
d. Redaktur Pelaksana : Sari Narulita
e. Sekretaris Redaksi : Emi
f. Staff Redaksi : Herry Munhanif, Khunaefi, Nur Mursyidi, Efri
Aditia, Uup Ghufron
g. Fotografer : Dewi, Wulan
h. Ilustrator : Djamaludin. S, Abdul Malik
i. Artistik : S. Purwanto
j. Bagian Promosi & iklan : Mahjudin, Agus Susilo, Ady Riyadi, Adeng
Hanafi, Ika Atika
k. Koordinator Sirkulasi : Roni Wardana
l. Bagian Umum : Jujun
Sedangkan sistem kerja Majalah Hidayah dalam mencari, meliput dan
mengolah berita dilapangan sampai proses penerbitan tidak terlepas dari
struktur redaksi majalah hidayah. Sehingga Majalah Hidayah sangat
mengedepankan kerja yang terkoordinir dengan baik. Sedangkan mekanisme
kerja majalah hidayah yang terbitannya bulanan pada proses penerbitannya
dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan :
Sebelum terbit pada bulan-bulan berikutnya pihak redaksi mengadakan
rapat redaksi untuk menentukan terbitan edisi berikutnya. Adapun prosesnya
mulai dari perencanaan sampai pada percetakan adalah hasil dari rapat redaksi,
hasil dari rapat redaksi akan diserahkan oleh redaktur pelaksana untuk
Rapat Redaksi Redaktur Pelaksana PJ Rubrik
Reporter/ Penulis PJ Rubrik Redaktur Pelaksana
Pimpinan Redaksi Artistik/Illustrator
Reporter (cek dan Ricek) Produksi/Percetakan
ditampung rencana-rencana apa saja yang akan dilaksanakan. Setelah itu
rencana-rencana tersebut diserahkan kepada penanggung jawab rubrik untuk
dilaksanakan dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Maka
penanggung jawab rubrik memberikan tugas kepada wartawan (reporter)
untuk melakukan peliputan sesuai waktu yang telah disepakati (deadline).
Setelah itu hasil dari peliputan diserahkan kepada penanggung jawab rubrik
untuk di edit. Selanjutnya diserahkan kepada redaktur pelaksana dan
diteruskan pada pimpinan redaksi kemudian diserahkan ke bagian
artistic/illustrator agar diletakkan foto, ejaan, tata letak, keterangan foto,
gambar. Kemudian reporter mengecek lalu dikoreksi kembali oleh pimpinan
redaksi dan akhirnya diserahkan ke pihak percetakan untuk kemudian proses
penerbitan.
D. Rubriksasi Majalah Hidayah
Majalah Hidayah berusaha untuk terus mengetahui apa yang
dibutuhkan pembacanya, sebagai majalah Islam, Hidayah yang terbit sebulan
sekali memiliki beragam rubric yang padat informasi keagamaan dan
bervariatif, untuk itulah rubrikasi yang terdapat pada majalah hidayah selalu
mengalami panambahan-penambahan guna menambah mutu serta memenuhi
keinginan pembacanya. Pada tahun-tahun pertama terbit, majalah hidayah
hanya memiliki 17 rubrik, kemudian pada tahun 2004 majalah hidayah
memiliki 27 rubrik dan pada tahun 2005 – sekarang Majalah Hidayah
memiliki 37 rubrik.
Berikut rubrikasi Majalah Hidayah:
1. Surat Pembaca
Rubrik ini berisi tentang surat dari pembaca.
2. Dari Redaksi
Rubrik yang berisikan tentang kata pengantar atau pembuka yang
disampaikan oleh pimpinan redaksi Majalah Hidayah.
3. Iktibar
Rubrik ini berisi kisah-kisah nyata yang terjadi di masyarakat.
Rubrik ini tidak memuat sembarangn cerita. Hanya cerita yang bias
diambil pelajaan saja yang dimuat dalam rubrik ini.
4. Tamu Kita
Rubrik ini menampilkan tokoh-tokoh selebritis yang mau berbagi
pengalamannya khususnya tentang keagamaan. Biasanya, selebritis yang
dimuat di rubrik ini berasal dari kalangan artis. Standar selebritis yang
masuk dalam majalah ini adalah pertama, bagi selebritis wanita
ketentuannya harus sudah berjilbab dan bukan termasuk orang yang suka
membuka jilbabnya. Biasanya mereka adalah selebritis yang memang
sudah mantap untuk terus menggunakan jilbab segabai mahkotanya.
Kedua, bagi selebritis laki-laki adalah sudah punya komitmen yang
kuat dalam beragama, atau orang-orang yang masa lalunya hitam
kemudian sadar dan bertaubat.
Di rubrik ini juga memuat profil tokoh-tokoh terkenal (publik
figur) yang memiliki citra keislaman dimata masyarakat atau tokoh islam
luar negeri yang perlu diperkenalkan kepada publik (masih hidup).
5. Alam Gaib
Rubrik ini berisi tentang artikel mengenai alam ghaib. Alam ghaib
yang dimaksud disini adalah bukan hal-hal mistik yang tidak ada
sandarannya dalam islam. Alam ghaib yang dimuat dalam di rubric ini
adalah yang sesuai dengan syar’at islam, yaitu yang bersandar pada al-
Qur’an dan hadits atau pendapat para ulama yang diakui keilmuannya oleh
dunia islam. Seperti tentang hal-hal ghaib yang wajib kita percayai, baik
menyanngkut dunia sekaranng (alam jin, malaikat, hari kiamat, takdir, dll)
atau mengenai akhirat (barzah, mizan, shirat, surga, neraka, dll).
6. Setetes Hidayah
Merupakan profil muallaf yang perjalanannya dalam memeluk
islam sangat menarik dan bias dijadikan teladan bagi umat islam dalam
memperkaya pengalaman keagamaannya.
7. Nisa
Rubrik ini memuat tentang sekitar kehidupan kaum manusia.
8. Ponpes
Rubrik ini memuat potret dan profil pesantren-pesantren di tanah
air. Dalam rubrik ini diangkat sejarah pesantren, fasilitasnya, kegiatan
santrinya, serta kurikulum dan kelebihan dari pesantren yang
bersangkutan.
9. Aktual
Rubrik ini berisi artikel yang membahas tentang permasalahan-
permasalahan yang fenomenal seperti kasus kontroversi perempuan
berkalung sorban, dan lainnya.
10. Syi’ar
Rubrik ini berisi tentang profil lembaga keislaman yang
berorientasi pada dakwah dan syi’ar islam, baik ditanah air, maupun di
luar negeri seperti organisasi-organisasi keislaman yang banyak
memberikan sumbangan yang besar kepada umat islam, baik dari segi
materi maupun dari sisi lain, seperti dakwah, pendidikan, kesehatan, dan
sebagainya.
11. Taubat
Rubrik ini berisi tentang kisah pertaubatan seseorang dari
perbuatan jahat menjadi baik, tetapi bentuknya tetap kea rah cerita.
12. Tafsir
Rubrik ini berisi tentang kisah-kisah menarik yang dipetik dari
ayat-ayat al-Qur’an.
13. Kisah Kitab
Rubrik ini merupakan kisah-kisah menarik yang penuh hikmah
yang diambil dari kitab-kitab klasik baik yang sudah diterjemahkan
maupun belum. Kisah-kisah ini biasanya kisah-kisah orang saleh pada
zaman rasulullah saw.
14. Seri Ekonomi Islam
Rubrik ini berisi tentang perekonomian islam.
15. Budaya Islam
Rubrik ini berisi artikel tentang kebudayaan islam.
16. Potret
Rubrik ini memuat tentang tokoh yang menyebarkan dakwah, yaitu
profil orang-orang yang memiliki kemampuan atau profesi tertentu atau
khusus tetapi berhubungan erat dengan masalah keislaman atau syi’ar
islam.
17. Rihlah
Rubrik ini berisi tentang kota-kota yang menjadi sejarah islam.
18. Sunnah Nabi
Rubrik ini berisi tentang sunnah-sunnah nabi yang diperintahkan
manusia untuk mengikutinya.
19. Kolom Syu’bah Asa
Rubrik ini berisi tentang latar sejarah kenabian.
20. Tokoh
Rubrik ini memuat profil besar masa lalu yang ketokohannya atau
sumbangan keilmuannya diakui umat islam hingga kini. Dalam hal ini juga
diulas bagaiamana usaha dan kerja keras para tokoh islam dalam
menyebarkanluaskan dakwaah.
21. Fiqh
Rubrik ini memuat tentang ilmu-ilmu yang terdapat dalam ilmu fiqh.
22. Masjid
Rubrik ini mengangkat sejarah masjid-masjid tua serta berbagai
kegiatan dan aktifitasnya sekarang ini.
23. Himmah
Rubrik ini berisi artikel tentang kiat-kiat menjadi orang sukses.
24. Ensiklopedia
Rubrik ini merupakan artikel tentang tema-tema pokok atau istilah-
istilah umum keislaman yang biasa dibicarakan, tetapi belum dipahami secara
mendalam oleh pembaca, sehingga perlu dijelaskan secara singkat atau
ringkas.
25. Tahukah Anta
Rubrik ini memuat artikel tentang tulisan ringan seputar keagamaan
dalam sejarah.
26. Jendela Islam
Rubrik ini memuat informasi mengenai keadaan umat islam di Negara-
negara lain, terutama di Negara-negara yang mayoritas penduduknya
beragama non muslim.
27. Humor Sufi
Rubrik ini memuat tentang kisah-kisah lucu yang dilontarkan oleh para sufi.
28. Tips Kesehatan
Rubrik ini merupakan artikel mengenai cara pengobatan atau manfaat
obat-obat tertentu berdasarkan tuntunan Rasulullah saw atau para sahabat dan
ulama salaf yang bias didapat dari buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan.
29. Kajian Pustaka
Rubrik ini berisi artikel yang memuat dan membahas pustaka
kontempporer.
30. Tasawuf
Rubrik ini berisi artikel yang mengandung informasi mengenai dunia
tasawuf, baik mengenai istilah-istilah kuncinya maupun aliran-aliran atau
kehidupan tokoh-tokohnya.
31. Kisah Qur’an
Rubrik ini berisi cerita-cerita yang ada dalam al-Qur’an seperti kisah
para nabi, ashabul kahfi, lukman al-hakim, dan sebagainya. Namun tidak
semata-mata menekankan pada cerita, tetappi juga pembahasan sejarah dan
kajian-kajian terkait.
32. Konsultasi Zikir
Rubrik ini memuat tentang konsultasi pembaca dengan ustdz. H. M
Arifin Ilham seputar ibbadah zikir.
33. Konsultasi Keluarga Sakinah
Rubrik ini memuat tentang konsultasi pembaca denggan ustdzh Hj.
Lutfiah Sungkar, seputtar pemasalahan keluarga.
34. Konsultasi Fiqh
Rubrik ini memuat konsultasi pembaca dengan K.H. Ali Yafie, seputar
masalah fiqh.
35. Pengalaman Sejati
Rubrik ini berisi tulisan tentang pengalaman pembaca yang
mengandung I’tibar.
36. Kisah Teladan
Rubrik ini memuat kisah-kisah teladan para pejuang islam.
37. Sahabat Hidayah
Rubrik ini berisi sobat-sobat korespondensi hidayah.43
E. Profil Pembaca Majalah Hidayah
Majalah Hidayah berusaha semaksimal mungkin untuk
mempertanggungjawabkan amanah dihadapan Allah. Perihal waktu yang
digunakan pembaca. Maka majalah Hidayah tidak akan menyuguhkan kepada
pembaca kecuali yang bermanfaat. Karena majalah harus bertanggung jawab
terhadap pemahaman pembaca dan persepsi mereka.
Untuk itu Majalah Hidayah menyuguhkan informasi dalam rubrik-
rubrik apa saja yang dibutuhkan oleh berbagai kalangan dalam masyarakat,
baik itu mahasiswa, buruh, pedagang, ibu rumah tangga, dan sebagainya. Hal
ini bertujuan agar gaungnya bisa mencapai ke semua lapisan masyarakat. Dan
Majalah Hidayah memberikan kesempatan bagi para pembaca untuk
menuangkan pemikirannya agar produk pemikiran mereka tersebar dengan
baik dan mudah.
Segmentasi pembaca Majalah Hidayah ditujukan untuk semua
golongan, yaitu kalangan bawah, kalangan menengah dan kalangan atas.
43 Arsip Redaksi Majalah Hidayah. Pada tanggal 7 April 2009.
BAB IV
ANALISIS DESKRIPTIF PESAN MISTIK
RUBRIK IKTIBAR MAJALAH HIDAYAH
A. Isi Pesan Mistik dalam Majalah Hidayah
1. Pesan Ma’unah
Ma’unah adalah merupakan karunia yang dipertunjukan Allah bagi
orang-orang saleh yang selalu memberikan bantuan kepada sesama, atas
dasar keimanan kepada Allah. Mereka yang melakukan kebaikan sebagai
realisasi dari sikap takwa ini, akan memperoleh kemudahan dari Allah.
Dalam konsep al-qur’an disebut sebagai rezeki yang diperoleh tanpa diduga,
sama sekali diluar perkiraan.
Dalam kamus Lisanul 'Arab, kata ma'unah dari 'awana, mashdar-nya
adalah al'aun dan mu'awanah dan juga ma'unah kata kata tersebut suka
dikiaskan dengan arti pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa
saja.
Dalam pandangan Islam, ma'unah pertolongan dari Allah dapat kita
minta dengan cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga
petunjuk Nabi-Nya, sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran;
➔⧫ ◆
✓➔⧫◼
Artinya:
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan Hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.(QS. Al-fatihah:5)
Dari ayat di atas jelas bahwa hanya kepada Allah kita patuh dan
tunduk sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah
mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap apapun. Dan mintalah
pertolongan kepada-Nya untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang
tidak sanggup dikerjakan sendiri. Niscaya Allah akan mengabulkannya.
Dalam ayat lain dikatakan pula:
⧫ ⬧
⬧ ◆
⬧ ☺⬧ ⬧
⧫ ◼➔⧫
◼⧫◆ ◆❑⧫◆⬧
⧫❑⬧☺
Artinya:
Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan
kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka
siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah
itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin
bertawakkal." (Ali Imran:160).
Dari ayat di atas jelas bahwa Islam memiliki tempat berlindung bagi
hamba-hamba-Nya yang sedang berada dalam kesusahan, dan Allah pasti akan
menunjukan jalan. Maka, meminta dan berdoalah segera kepada-Nya agar di
mudahkan segala urusan-urusan yang belum terselesaikan.
2. Pesan Istidraj
Istidraj adalah kesuksesan yang dicapai dalam kemurkaan Allah. Bagi
mereka yang melakukan pelanggaran terhadap nilai-nilai ajaran agama Allah
secara berlebih-lebihan seperti melakukan kezaliman, kemungkaran, atau
maksiat juga akan menjumpai “keajaiban” tersebut.
Sejalan dengan niat kotornya pelaku akan diberikan kesuksesan.
Artinya semua usahanya akan ia peroleh dengan mudah kemudian menjadikan
dirinya bangga, padahal langkah sukses tersebut semakin menjerumuskannya
ke dalam perbuatan dosa yang lebih besar. Tanpa disadarinya, dia akan
terperosok lebih dalam ke jurang kemaksiatan yang lebih dalam.
Kamus Al-Muhit karangan Al-Fairuz Abadi tentang asal perkataan
"istidraj" ini. Pengarang kamus ini berkata: "Istadrajahu artinya adalah menipu
dan merendah-rendahkannya".
Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abdullah bin Umar
yang menyampaikan kepadanya Nabi Rasulullah SAW bersabda:
“Manakala seorang laki-laki menyeret kain sarungnya dengan
kesombongan, dia dibenamkan. Maka dia tenggelam di dalam bumi sampai
hari kiamat.” (H.R. Bukhari dari Abdullah bin Umar)44
Dari Abu Hurairah berkata bahwa Nabi SAW atau Abul Qasim
bersabda:
“Ketika seorang laki-laki berjalan dengan pakaiannya, dia
mengagumi dirinya. Rambutnya disisir rapi, tiba-tiba Allah
membenamkannya, maka dia terbenam sampai hari kiamat”45
Seperti kisah Qarun di bawah ini, dapat dijadikan pelajaran bagi
manusia lainnya.
Dalam Surat Al-Qashash ayat 76 menyebutkan bahwa Qarun adalah
salah seorang kaum Musa yang bersikap sombong kepada mereka dengan diri
dan hartanya. Allah telah memberikan kekayaan yang melimpah kepadanya,
jumlah kuncinya sangat banyak, sehingga terasa sangat berat untuk dibawa
oleh sejumlah laki-laki yang kuat sekalipun. Dan ketika ia tertipu oleh nikmat
44 Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Ensiklopedia Kisah Shahih Sepanjang Zaman
(Surabaya: Pustaka Yassir, 2008), hal. 377. 45 Ibid., hal. 377.
Allah yang dikaruniakan kepadanya dengan mengingkarinya, kaumnya
menasehatinya dengan berkata:
Janganlah kamu tertipu dengan harta bendamu, dan jangan sampai
kegembiraan dengan harta benda itu melupakanmu dari bersyukur kepada
Allah. Sesungguhnya allah tidak berkenan terhadap orang-orang yang
sombong dan terpedaya oleh harta benda, dan jadikanlah sebagian dari
kekayaan dan karunia yang Allah berikan kepadamu di jalan Allah dan
amalan untuk kehidupan Akhirat, dan jangan kamu cegah dirimu untuk
menikmati sesuatu yang halal di dunia, berbuat baiklah pada hamba- hamba
Allah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu dengan mengkaruniakan
nikmatnya. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi dengan
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak meridhoi orang-orang yang
berbuat kerusakan.
Qarun tidak menghiraukan nasehat kaumnya dan keluar menemui
mereka berkata dengan sombong: sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,
karena ilmu yang ada padaku.
Kemudian Allah membenamkan Qarun berserta harta bendanya ke
dalam perut bumi. Tidak ada penolong yang dapat menghindarkannya dari
azab Allah, dan ia pun tidak dapat menolong dirinya sendiri. kuil Qarun
berada sekitar 20 km dari kota Fayum yaitu sebelah selatan kota Cairo.46
Terkadang manusia lupa pada hakikat dirinya. Dia lupa bahwa dia
diciptakan dari tanah bahwa asal usulnya adalah dari air yang hina, dan bahwa
dia keluar dari kelamin dua kali. Pertama, ketika dia keluar dari tulang rusuk
bapaknya, dan kedua, ketika ia keluar dari rahim ibunya.
Sebagian orang lupa akan semua itu. Mereka membanggakan diri,
setan di dalam diri mereka telah menguasai karena bentuk tubuh, warna kulit,
tinggi badan, dan pakaian yang bagus. Mereka berjalan di muka bumi dengan
sombong, dia mengira dirinya orang terbaik, padahal sebenarnya dialah
terburuk. Mereka inilah yang akan diliputi oleh azab Allah di dunia sebelum
akhirat.
Keagungan dan kebesaran adalah milik Allah Yang Maha Esa, tidak
46 http://umisulaiman.blogspot.com/2007/04/kisah-qarun-dan-kekayaannya-yang-
harus.html. artikel diakses pada 12 Desember 2009.
tertandingi menjadi tempat bergantung para makhluk, serta menguasai seluruh
sifat kesempurnaan dan kemuliaan. Dan barang siapa menyombongkan diri
dan takabbur, maka dia telah menantang Allah dalam satu dari sifat-sifat-Nya.
Oleh karena itu, dia berhak memperoleh adzab di Akhirat dan bisa pula
adzabnya disegerakan di dunia sebelum Akhirat.
Orang-orang yang sombong dan tinggi hati tidak berhak atas nikmat
Akhirat, karena Allah menyiapkan Akhirat untuk, “Orang-orang yang tidak
ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi.” (Q.S Al-
Qashash: 83). Orang-orang yang sombong adalah orang-orang yang tinggi
hati di muka bumi. Ketinggian hati ini mendorong mereka untuk merusak
tanaman, hewan dan semua yang ada di muka bumi.
Allah berfirman di dalam ayat 182 Surah Al-A'raf:
⧫◆ ❑
◆⧫⧫ ⧫⧫
⧫❑☺◼➔⧫
Artinya:
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, nanti kami akan menarik
mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang
tidak mereka ketahui.(al-A’raf:182)
Dari ayat ini dapat diketahui bahwa makna istidraj adalah pemberian
Allah SWT kepada seseorang atas apa yang ia inginkan di dunia agar orang
tersebut bertambah sesat, bodoh dan durhaka. Sehingga setiap hari ia semakin
jauh dari Allah SWT.
Dari penjelasan dan kandungan ayat-ayat di atas, maka dapatlah kita
ketahui seorang yang memiliki sifat buruk akan merasa nyaman dan senang
terhadap munculnnya keistimewaan itu. Ia menyangka bahwa ia telah
mendapatkan karamah dan berhak atas hal itu. Sehingga yang terjadi ia akan
merasa sombong dan meremehkan orang lain, seolah-olah ia telah aman dari
siksa Allah SWT. Mereka tidak khawatir bahwasanya kelak ia akan meninggal
dalam keadaan su'ul khatimah.
3. Pesan Khizlanah
Khizlanah adalah balasan yang dipertunjukan Allah kepada orang–
orang yang sombong hingga mencapai puncaknya. Sebagaimana dalam firman
Allah SWT:
❑⬧ ⧫⧫ ⬧
⧫⧫ ⧫⧫ ❑⬧
⧫
Artinya:
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-
duga)? tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang
merugi. (Q.S. al-A'raf: 99)
Dan ayat al-Qur’an lainnya, yaitu:
❑⬧ ⧫◆
❑⧫◆ ⧫◆ ❑⬧
→ ⧫◆ ⧫➔
Artinya:
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (al-
Baqarah: 9)
Ayat di atas menjelaskan tentang keadaan orang-orang munafik yang
hendak menipu Allah SWT dan orang-orang yang beriman. Padahal, pada
hakekatnya mereka hanyalah menipu dirinya sendiri. Sedang mereka tidak
menyadari akan hal itu, dan Allah SWT akan membalas tipuan dan
kesombongan mereka. Allah SWT membiarkan mereka dalam pengakuan
beriman, sebab itu mereka dilayani seperti halnya melayani orang-orang
mukmin. Sehingga mungkin saja pada diri mereka diberikan keistimewaan-
keistimewaan yang luar biasa, padahal dibelakang itu semua Allah SWT telah
menyediakan neraka bagi mereka sebagai pembalasan atas tipuan dan
kesombongan yang mereka lakukan.
Berikut adalah kutipan kisah kesombongan Fir’aun:
Fir'aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala, menurut sejarah,
ini Fir'aun dimasa Nabi Musa tercantum dalam Surat Al- Qashash ayat 38
menyebutkan: Ketika Fir'aun tidak kuasa lagi mendebat Musa. ia tetap
bersikap sewenang-wenang berkata: " Wahai masyarakat sekalian, aku tidak
mengetahui adanya Tuhan bagi kalian selain diriku" Kemudian ia
memerintahkan mentrinya, Haman, untuk memperkerjakan oran-orang agar
membuat bangunan dan istana yang tinggi agar Fir'aun dapat menaikinya
untuk melihat Tuhan yang diserukan Musa, Maka dengan begitu Fir'aun
dapat lebih yakin bahwa Musa termasuk dalam golongan para pendusta
dalam anggapannya. Fir'aun dan balatentaranya tetap angkuh dengan
kebatilan di muka bumi, Maka Allah menenggelamkan Fir'aun dan
balatentaranya dilaut merah utara, menurut sejarah setelah beberapa tahun,
Allah menyelamatkan tubuh kasarnya dan terdampar dipinggir laut
ditemukan oleh orang Mesir kemudian di balsem, masih utuh sampai
sekarang ada di musium Tahrir yang berada di tengah kota Cairo.47
Allah menyelamatkan tubuh kasar Fir’aun sebagai peringatan bagi
manusia-manusia belakangan. Dalam hadits At-Tirmidzi juga dikisahkan:
At-Tirmidzi meriwayatkan dalam sunan-nya dari Ibnu Abbas bahwa
Nabi SAW bersabda, “Manakala Allah menenggelamkan Fir’aun dia berkata,
‘saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercaya oleh
Bani Israil.” (Q.S. Yunus: 90). Jibril berkata, “Wahai Muhammad, seandainya
kamu melihatku mengambil lumpur laut, lalu aku suapkan di mulutnya karena
aku takut rahmat mendapatinya.”
Abu Isa berkata, “Ini adalah hadits hasan.”
Dalam sebuah riwayat, Nabi SAW menyebutkan bahwa Jibril
menyumpalkan tanah di mulut Fir’aun karena takut dia mengucapkan ‘la
ilaaha illallah’ lalu Allah merahmatinya atau karena dia takut Allah
merahmatinya.
Abu Isa At-Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits hasan shahih gharib
47 http://umihamid.multiply.com/journal/item/55/KISAH_FIRAUN. artikel diakses pada
11 Desember 2009.
dari jalan ini.” (H.R. Tirmidzi dalam Kitab Tafsir).48
Al-Qur’an telah menyampaikan kepada kita secara panjang lebar
tentang Fir’aun, tentang kesombongan dan kelalaiannya, tentang sepak terjang
dan perilakunya dalam menghadapi kebenaran. Al-Qur’an juga
menyampaikan kepada kita tentang turunnya adzab Allah kepadanya dan bala
tentaranya. Manakala Allah menenggelamkannya lalu membinasaknnya, Jibril
hadir untuk menyaksikan. Jibril telah memberitahu Rasulullah SAW bahwa
pada saat Fir’aun tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan
selain Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil.,” Jibril menyumpal mulutnya
dengan lumpur laut, sehingga dia tidak bisa berucap kalimat tauhid, karena
takut dia meraih rahmat Allah dan taubatnya diterima.
Apa yang dilakukan oleh Jibril tidak lain karena kebenciannya yang
sangat besar terhadap thaghut yang tenggelam dalam kekufuran dan kerusakan
ini. Dia memerangi Islam dan memfitnah orang-orang beriman. Maka
pantaslah ia mendapat adzab dari Allah.
B. Analisis Deskriptif Pesan Mistik Dalam Majalah Hidayah
Kategori pesan-pesan mistik yang terkandung dalam Majalah Hidayah
adalah Ma’unah, Istidraj, Khizlanah.
Tabel 3
Kategori Mistik Rubrik Iktibar Majalah Hidayah
No KATEGORI
1. Ma’unah
2. Istidraj
3. Khizlanah
48 Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Ensiklopedia Kisah Shahih Sepanjang Zaman
(Surabaya: Pustaka Yassir, 2008), hal. 397.
Dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
P = F X 100%
N
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N=Jumlah Data Yang Dimaksud
Berikut ini akan dijelaskan dalam tabel, judul-judul yang akan diteliti:
Tabel 4
Judul Yang Diteliti Dalam Rubrik Iktibar Majalah Hidayah
No No Edisi, Bulan,
Tahun Judul
1 4, November, 2001 Sepuluh Tahun Dikubur, Jenazah Berkain Kafan
Ihram Tidak Rusak
2 4, November, 2001 Busung Sembuh Berkat Do’a Di Ka’bah
3 17, Desember, 2002 Suka Menghina Orang, Jenazah Sukar Dikebumikan
4 17, Desember, 2002 Gila Setelah Durhaka Kepada Ibu Mertua
5 25, Agustus, 2003 Tetesan Air Mata Ibu Iringi Kepergian Anak
Durhaka
6 25, Agustus, 2003 Muallaf Meninggal Dalam Perjalanan Zikir
7 25, Agustus, 2003 Suka Silaturahmi Dan Ikhlas Terhadap Pekerjaan,
Meninggal Ketika Sedang Sujud
8 39, Oktober, 2004 Wajah Jenazah Dipenuhi Kutu
9 39, Oktober, 2004 Keranda Susah Dikeluarkan, Jenazah Terlempar Ke
Lubang Got
10 39, Oktober, 2004 Lukai Hati Orang Tua, Musibah Demi Musibah
Menerpa
11 49, Agustus, 2005 Wajah Jenazah Menyerupai Babi
12 49, Agustus, 2005 Suka Menyiksa Cucu, Punggung Memar Kebiruan
Seperti Bekas Dicambuk
13 49, Agustus, 2005 Tukang Teluh Mati Dengan Punggung Berlubang
14 59, Mei, 2006 Jenazah Dililit Akar Pohon
15 59, Mei, 2006 Bercak Darah Di Kain Kafan Jenazah Bercak Darah
di kain kafan jenazah
16 59, Mei, 2006 Mati Suri Pembuka Taubat
17 74, September, 2007 Keajaiban Di Malam 27 Ramadhan
18 74, September, 2007 Tangis Buah Hatiku Mengantarku Ke Pintu Taubat
19 74, September, 2007 Ahli Zikir Wafat Usai Memberi Tausiah
20 80, April, 2008 Akhirnya Anakku Lahir Sempurna
21 80, April, 2008 Tragedi Hidup Penjaga Tol Yang Tak Jujur
22 80, April, 2008 Bercak Darah Di Kain Kafan Jenazah
23 87, November 2008 Perjalanan Khusnul Khatimah Erna Libby
24 87, November 2008 Meninggal Dalam Perjalanan Ke Mesjid
25 87, November 2008 Makan Uang Zakat Kaki Membesar Hingga
Meninggal
Semua judul di atas ini akan diteliti pesan-pesan mistik yang
terkandung pada setiap judul tersebut dengan kategori yang telah dibuat.
Hasil penelitian ini menggunakan rumus yang telah disebutkan di atas.
Berikut ini hasil penelitian pada Majalah Hidayah dalam bentuk tabel:
Tabel 5
Pesan Mistik dalam Judul
“Sepuluh Tahun Dikubur Jenazah Berkain Kafan Ihram Tidak Rusak”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ √
Istidraj - - -
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan istidraj dan khizlanah tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang tiga wanita yang taat beribadah atau biasa dijuluki dengan
sebutan wanita solehah.
Kepatuhan kedua istrinya terhadap suami, serta ibu yang selalu
mengerjakan amal kebaikan semasa hidupnya ini meninggal dalam keadaan
yang baik. Dan pada kondisi yang lain, setelah sepuluh tahun dikubur ketiga
makam para wanita solehah ini harus dibongkar untuk dipindahkan ke tanah
keluarga, pada waktu itulah Allah menunjukan ketiga jenazah masih utuh
dalam balutan kain kafan yang sudah dikubur selama sepuluh tahun.
Kisah ini dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Sepuluh
tahun dikubur, jenazah berkain kafan ihram tidak rusak”. Berikut ini adalah
kutipannya:
Waktu digali, tulang ketiga jenazah itu masih utuh dan bagus-bagus
begitu pula keadaannya, masih seperti ketika dimasukkan dulu. Tidak ada
tulang yang tercecer ditempat lain. Anehnya lagi, ketika kain kafan yang
dipakai oleh mayat-mayat tersebut masih utuh membaluti tulang-tulang itu.
Padahal kedua jasad istri dan ibunya telah dikubur selama hampir sepuluh
tahun.
Menurut suaminya, semasa hayatnya ketiga wanita itu banyak
melakukan perbuatan baik dan amal soleh. Mereka amat taat beribadah dan
tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Sikap terpuji kedua istrinya
sebagai wanita solehah yang taat dan patuh kepada suami tidak dapat
dilupakannya.
Konteks dari kutipan tersebut adalah mengenai peranan wanita muslim
yang sadar akan kewajibannya sebagai seorang perempuan sekaligus
kewajibannya menjadi seorang istri semasa hidup di dunia. Dalam hal ini yaitu
sang ibu yang tidak pernah meninggalkan solat lima waktu, serta kedua
istrinya yang taat dan patuh terhadap perintah suami. Kedua wanita yang
dimadu ini tidak pernah menunjukan sikap cemburu atau iri hati sesama
mereka, bahkan mereka terlihat akrab bagaikan saudara kandung. Semua itu
mereka lakukan semata-mata karena kecintaannya terhadap Allah. Konteks
tersebut memberikan pesan bahwa semua hal yang dilakukan dengan ikhlas
dan sabar karena Allah, maka Allah akan memberikan pula tempat yang
paling mulia disisi-Nya.
Pentingnya saling menghargai dan menghormati sesama manusia
adalah awal yang baik untuk menuju kehidupan yang tentram, damai, rukun
terhadap siapapun.
Kisah di atas adalah salah satu keajaiban yang Allah pertunjukan
kepada manusia, sekaligus memberitahukan kepada umat manusia yang lain,
jika ingin mendapatkan tempat yang baik di sisi Allah SWT, maka
manfaatkanlah waktu dengan baik selama hidup di dunia.
Tabel 6
Pesan Mistik dalam Judul
“Busung Sembuh Berkat Do’a Di Ka’bah”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ √
Istidraj - - -
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan istidraj dan khizlanah tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang laki-laki yang bernama H. Yahya Bin. A. Rahman yang
secara tiba-tiba menderita penyakit busung. Menurut banyak orang,
penyakitnya itu sudah tidak dapat tertolong lagi, dan hidupnya juga tidak akan
lama. Berbagai pengobatan telah ia jalani, tetapi ia tidak mau berhenti
mengharap pertolongan Allah. Setelah usahanya berobat ke berbagai tempat
tidak membuahkan hasil, akhirnya ia mengambil keputusan untuk
mengerjakan ibadah umrah sekalian bermunajat di hadapan Ka’bah.
Kisah ini dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Busung
Sembuh Berkat Do’a di Ka’bah.” Berikut adalah kutipannya;
Saya memohon dengan penuh perasaan dan linangan air mata, agar
Allah menyembuhkan penyakit busung saya. Tempat saya berdoa itu
dibelakang makam Nabi Ibrahim dalam Masjidil Haram. Ketika saya terpaksa
menggunakan tongkat untuk berjalan karena kedua kaki saya semakin
membesar.
Ternyata Allah itu memang Maha Adil, Maha Pemurah, lagi Maha
memperkenankan do’a hamba-hamba-Nya. Pada suatu malam, kira-kira jam
24.00 ketika saya berzikir dan berdoa dalam kamar hotel, saya merasakan
kamar saya itu dipenuhi oleh cahaya berwarna hijau muda, memancar
bagaikan warna permata zamrud. Ketika itulah saya mendengar sebuah suara
entah dari mana datangnya, “Penyakitmu, Insya Allah akan sembuh dengan
syarat engkau bersabar. Inilah permohonan manusia yang Tuhan kabulkan”.
Konteks dari kutipan diatas mengenai pentingnya menanamkan nilai
kesabaran dalam menghadapi segala ujian. Pentingnya dalam mengendalikan
emosi dan juga dalam mengambil sikap sangat diperlukan. Karena jika emosi
tidak dapat dikendalikan akan dapat meruntuhkan iman seseorang, sehingga
akan mudah percaya dengan omongan-omongan orang lain yang belum tentu
kebenarannya.
Allah berfirman dalam surat Al-Mukminun, ayat 60:
◆ ⧫❑➔⬧ ⧫
❑⬧◆ ❑➔➔ ⬧◆
◼ ◆
⧫❑➔◆
“Dan Tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka jahanam dalam keadaan hina
dina”
Hal ini memang tidak dapat dirasakan atau dilihat oleh semua orang,
termasuk peneliti. Allah hanya menunjukan kepada hamba-Nya yang mau
berdo’a dan terus berikhtiar. Kuncinya adalah sabar dalam menghadapi segala
ujian dari Allah, tetapi terus berusaha, jangan pasrah dengan semua keadaan.
Tabel 7
Pesan Mistik dalam Judul
“Suka Menghina Orang, Jenazah Sukar Dikebumikan”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - -
Khizlanah √ √ √
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan ma’unah dan istidraj tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang yang sombong. Ia merasa dirinya yang paling mengerti
ilmu agama.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Suka
Menghina Orang, Jenazah Sukar Dikebumikan”, berikut kutipannya;
Namun ketika jenazah H. Ramlani Mudasir tiba dilubang pemakaman,
satu keanehan yang merupakan kuasa Allah telah diperlihatkan ke hadapan
orang-orang yang mengantar kepergian H. Ramlani Mudasir. “Subhanallah!”
itu kalimat yang terlontar dari mulut H. tohir saat menyaksikan dinding-
dinding kubur mengucurkan air, layaknya pancuran air yang terbuat dari
bambu.
Ternyata dari cerita orang diketahui bahwa semasa hidupnya H.
Ramlani Mudasir selalu menyombongkan dirinya dalam beribadah dan
seringkali menghina orang yang menurutnya kurang dalam ilmu pengetahuan
agama serta ibadahnya.
Konteks dari kutipan di atas menceritakan tentang seorang yang alim,
tekun beribadah dan rajin dalam mempelajari ilmu agama. Karena Haji
Ramlani banyak mengetahui berbagai ilmu, seringkali dirinya merasa paling
benar. Dia jadi suka menghina orang lain.
Seperti terdapat pada surat Al-Humazah ayat 1 Allah berfirman:
“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela”.
Maka, dapat dijelaskan bahwa perbuatan menghina sesama muslim
adalah satu perbuatan yang tidak baik dan akan mendatangkan dampak yang
sama bagi orang yang suka menghina. Begitu pula yang dialami oleh Haji
Ramlani. Semua keanehan yang terjadi padanya bukan karena tiba-tiba.
Semua ada penyebabnya, yaitu balasan dari ulahnya sendiri.
Tabel 8
Pesan Mistik dalam Judul
“Gila Setelah Durhaka Kepada Ibu Mertua”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - -
Khizlanah √ √ √
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan ma’unah dan istidraj tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang menantu bernama Tuti, yang kurang sopan terhadap ibu
mertuanya. Ia mencaci dan mengusir ibu mertuanya dari rumah.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Gila
Setelah Durhaka Kepada Ibu Mertua”, berikut kutipannya;
“Astagfirullahal-adziim… Aku kesini bukan meminta uang dari
anakku, Tut. Aku kesini Cuma ingin menengok kalian. Itu saja”, ucap ibu
mertuanya.
Tetapi belum sempat janda itu memakai mukenanya, tiba-tiba Tuti
menghampirinya dengan sodet ditangannya. Sodet untuk menggoreng yang
masih berlumuran minyak sayur itu disodor-sodorkan ke perut ibu mertuanya.
Ibu mertuanya bukan main terkejut dan ketakutan. Dia mundur ke belakang
menghindari sodet yang masih panas itu.
“Pulang, sana! Cepat, pulang!” bentak Tuti dengan nada tinggi.
Sejak dua bulan setelah kejadian itu, Tuti mengalami sakit jiwa (gila).
Pada mulanya Riva’I (suaminya) sendirinya tidak tahu apakah penyebabnya.
Hampir setiap hari istrinya bersikap aneh, kadang-kadang menangis, selepas
itu tersenyum dan tertawa sendiri, kemudian menyanyi sambil menimang-
nimang boneka.
Konteks kutipan di atas mengenai kewajiban seorang anak terhadap
ibu mertua yang dilalaikan karena terlena dengan kehidupan dunia. Ia tega
mengusir ibu mertuanya dari rumah, hanya karena takut harta yang
dimilikinya habis. Jiwanya telah terhasut oleh nafsu dunia. Seharusnya ia
hormati ibu mertuanya dengan rasa sayang, seperti ia menyayangi ibu
kandungnya.
Cinta terhadap harta tidak akan bertahan lama, terbukti dengan
perubahan sikap Tuti yang aneh. ia gila setelah mengusir ibu mertuanya.
Obatnya adalah hanya dengan membersihkan hati, meminta maaf, dan
mendekatkan diri pada Allah.
Sungguhnya Allah akan membukakan pintu maaf bagi hambanya yang
mau bertaubat.
Tabel 9
Pesan Mistik dalam Judul
“Tetesan Air Mata Ibu Iringi Kepergian Anak Durhaka”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj √ - -
Khizlanah - √ √
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, kemudian istidraj 1, dan m’unah tidak ada.
Pada kisah ini berisi tentang seorang perempuan muda yang terbaring
mengenaskan di atas tempat tidur hampir setahun lamanya. Ia menderita sakit
aneh, karena semasa hidupnya ia suka memaki dan melawan ibunya sendiri.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Tetesan Air
Mata Ibu Iringi Kepergian Anak Durhaka”, berikut kutipannya;
Waktu itu, ketika Mak Sum sedang memberikan saran dan nasihat
“bahwa seorang wanita itu dilarang menunaikan ibadah shalat dan puasa
ketika sedang haid”, Bedah langsung menyiram wajah ibunya dengan air sisa
cuci tangan (kobokan). Muka dan pakaian Mak Sum basah kuyup dengan air
kobokan. Tidak hanya itu umpatan yang tidak layak pun keluar kembali dari
mulutnya. Ia marah-marah sambil melontarkan kata-kata pengusiran.
Setelah kejadian itu, Bedah melalui hari-harinya ditempat tidur. Setelah
disingkap kain yang menutup kakinya, semua terheran-heran dan melongo
tidak percaya ketika melihat luka Bedah dari pangkal paha hingga piggulnya.
Luka membengkak yang selama ini diselimuti kain oleh Bedah ternyata telah
menjadi nanah yang menggumpal dan mengalir dari lubang kecil-kecil,
berhari-hari kemudian luka yang mengeluarkan nanah itu membentuk lubang
besar dan disekitar lukanya mengembul belatung.
Konteks dari kutipan di atas memberi pesan pentingnya menghormati
ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan kita dengan
sepenuh jiwa. Apa yang dilakukan Bedah sangat tidak manusiawi. Ia tidak
ingat bagaimana cara ibunya merawat dan memperlakukannya. Cinta dan
kasih sayang seorang ibu tidak akan lekang dimakan waktu.
Dalam hadits dikatakan:
“Semua dosa ditangguhkan hukumannya oleh Allah sesuai dengan
kehendak-Nya hingga hari kiamat nanti, kecuali dosa durhaka kepada orang
tua, karena Allah akan menyegerakan hukumannya bagi sang pelaku sewaktu hidup sebelum meninggal dunia.” (H.R. al-Hakim)
Tabel 10
Pesan Mistik dalam Judul
“Muallaf Meninggal Dalam Perjalanan Zikir”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ √
Istidraj - - -
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan istidraj dan khizlanah tidak ada. Pada kisah ini
berisi Pesan ini mengandung nilai ma’unah, berisi tentang seorang Muallaf
yang sejak saat memeluk islam aktif mengikuti acara-acara zikir. Beliau juga
dikenal muallaf yang santun kepada istrinya. Bahkan karena rukunnya
keluarga mereka, sering dijadikan contoh oleh kawan-kawan satu kantor
almarhum.
Kisah tersebut dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Muallaf
Meninggal dalam Perjalanan Zikir”. Berikut ini adalah kutipannya;
Maka tanggal 6 Mei 2001, disaksikan Jamaah Majlis Zikir yang
jumlahnya ribuan orang itu, pak Yahya mengucapkan syahadat. Sejak saat
itulah pak Yahya aktif mengikuti acara-acara zikir bersama Ustadz Arifin
Ilham. Beliau juga tidak pernah jemu mempelajari Islam. Dari berbagai
sumber, baik dari para ustadz maupun dari buku-buku. Bahkan diam-diam
beliau belajar membaca al-Qur’an di salah satu lembaga pendidikan baca tulis
al-Qur’an di Jaksel.
Ia lebih memilih mengikuti zikir di Nusakambangan ketimbang
menghadiri resepsi pernikahan keponakannya sendiri. Bahkan sehari sebelum
berangkat saudara-saudaranya sempat menelponnya, tetapi ia meminta maaf
karena tidak bisa menghadiri pesta tersebut dan meminta istrinya untuk
menggantikannya. Kecintaanya kepada zikir ia buktikan menjelang
kematiannya.
Konteks dari kutipan tersebut mengenai ketulusan dan cinta seorang
suami kepada istri, dan kecintaannya yang teramat besar kepada Allah SWT ia
buktikan sampai akhir usia menjemputnya. Siapapun tidak ada yang tahu
kapan tuhan mencabut nyawa seseorang. Karena kapan pun bisa terjadi, jika
Allah berkehendak.
Dalam perjalanan dzikir menuju Tasikmalaya, tiba-tiba Pak Yahya
terdiam. Tidak ada satu orang pun yang melihat adanya tanda-tanda Pak
Yahya akan meninggal. Karena hanya Allah yang Maha Mengetahui atas
apapun yang ada di muka bumi ini. Hanya Ia yang berkehendak atas segala-
galanya.
Tabel 11
Pesan Mistik dalam Judul
“Suka Silaturahmi dan Ikhlas Terhadap Pekerjaan, Meninggal Ketika
Sedang Sujud”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ √
Istidraj - - -
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan istidraj dan khizlanah tidak ada. Pada kisah ini
berisi Pesan ini mengandung nilai M’unah, berisi tentang seorang laki-laki
kelahiran Indramayu yang meninggal dalam keadaan baik dan indah.
Kisah ini dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Meninggal
Ketika sedang Sujud”. Berikut ini adalah kutipannya:
Yang pertama kali melihat bapak saya meninggal sedang sujud adalah
adik saya Drs. Syatori Yusuf. Namun saat itu adik saya tidak menyaksikan
langsung bapaknya meninggal, hanya saja adik saya merasa kaget ketika
bapaknya sedang sujud tapi lama sekali bangunnya. Karena merasa curiga,
adik saya kemudian membangun-bangunkan bapak, dan ternyata memang
tidak bisa bangun lagi, sebab bapak sudah pergi ke alam baka dengan tenang.
Menurut Kaji As, bapaknya meninggal setelah sebelumnya
mengimami shalat berjamaah Isya terlebih dahulu di Tajug-nya yang memang
tidak jauh dari rumahnya. Padahal saat itu kondisi bapaknya sedang tidak
sehat betul, yaitu masih terserang penyakit paru-paru dan jantung.
Konteks dari kutipan di atas yaitu mengenai seorang bapak yang ikhlas
dalam menjalankan semua pekerjaan. Bahkan pada waktu beliau sedang sakit
pun, beliau masih menyempatkan diri untuk menjalankan kewajibannya
sebagai seorang muslim yang taat beragama yaitu mengimami shalat
berjamaah. Selain itu, beliau juga dikenal orang yang sangat sederhana, ramah
terhadap tetangga-tetangganya.
Rupanya dari latar belakang inilah KH. Yusuf Hasan dapat
menghembuskan nafas terakhirnya dengan cara yang sangat indah, yaitu pada
waktu beliau sedang sujud dihadapan Allah. Di zaman sekarang ini jarang
sekali kita menemui sosok seperti bapak yang berhati bersih ini.
Tabel 12
Pesan Mistik dalam Judul
“Wajah Jenazah Dipenuhi Kutu”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - √
Khizlanah √ √ -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, kemudian ma’unah tidak ada, dan istidraj 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang wanita bernama Nilam yang menentang keras agar
hubungan dengan kekasihnya direstui. Sampai-sampai ia berani
mempermainkan agama demi mempertahankan cinta kasihnya.
Kisah ini akan dipaparkan dalam kisah yang berjudul “Wajah Jenazah
Dipenuhi Kutu”, berikut kutipannya:
Nilam tidak pernah berterus terang kalau dirinya sudah keluar dari
Islam atau murtad. Setiap kali ibunya curiga dan bertanya tentang
keyakinannya, ia selalu saja membantah. Bahkan ia berani bersumpah demi
Allah untuk bisa meyakinkan orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Jenazah Nilam disemayamkan setelah satu hari dirumah duka. Esok
harinya suasana yang menyelimuti kediaman pak James mendadak berubah.
Para pentakziah yang ingin melihat wajah Nilam kaget bukan kepalang.
Lubang pori-pori kepala tempat tumbuhnya rambut semakin lama terlihat
semakin membesar. Satu persatu kutu-kutu itu mulai keluar. Jumlahnya
bertambah banyak. Kemudian secara bergerombol kutu-kutu itu berjalan
memenuhi sekitar dahi dan mata jenazah.
Konteks di atas memberikan pesan bahwa siapapun yang telah berani
mempermainkan agama, maka ia akan mendapatkan balasan yang setimpal
dari Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali ‘Imran, ayat 90:
“Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian
bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya, dan mereka itulah orang-orang yang sesat.” (Q.S. Ali ‘Imran; 90)
Maksudnya adalah bahwa nilai keimanan seseorang bukanlah barang
yang bisa digadaikan atau dinilai dengan sejumlah uang. Apa jadinya apabila
milik manusia yang paling hakiki itu sudah sama posisinya dengan harta,
tahta, atau cinta. Tidak ada lagi keyakinan dalam diri manusia. Yang ada
hanyalah nafsu yang membungkus makna cinta. Dan akhirnya, semua itu yang
akan menjerumuskan manusia kepada kekufuran. Seperti kisah tersebut.
Nilam berani mempermainkan agama dengan mengatasnamakan sebuah cinta,
adalah salah besar.
Tabel 13
Pesan Mistik dalam Judul
“Keranda Susah Dikeluarkan, Jenazah Terlempar Ke Lubang Got”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - √
Khizlanah √ √ -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, sedangkan ma’unah tidak ada, dan istidraj 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang suami yang telah mempermainkan agama. Pada waktu
menikahi seorang wanita ia memeluk agama Islam, namun itu semua hanya
sebuah kedok. Rupanya selama beberapa tahun berumahtangga ia telah
kembali kepada keyakinannya menjadi non muslim, tanpa memberitahu
kepada istri dan anaknya.
Inilah peringatan Allah kepada orang yang telah mempermainkan
agama yang akan dipaparkan dalam kisah yang berjudul “Keranda susah
dikeluarkan, jenazah terlempar ke lubang got”
Namun kejadian aneh terjadi ketika para pembawa keranda hendak
mengeluarkan jenazah almarhum dari pintu rumah. Keranda jenazah
almarhum Joko tidak bisa dikeluarkan seluruhnya dari pintu tersebut.
Bentuknya sendiri semakin membesar. Pada saat itulah tanpa mereka sadari
tiba-tiba saja jenazah almarhum Joko keluar dari keranda dan terlempar masuk
ke dalam got yang ada di depan rumahnya.
Rupanya, tanda-tanda kebesaran Allah tidak berhenti sampai disitu.
Keanehan-keanehan kembali mengusik lubang kubur yang bakal menjadi
tempat peristirahatan jasad almarhum penuh digenangi luapan air. Dan tiba-
tiba, “krekkk..krekkk”, terdengar suara tulang tertekuk selama beberapa kali
ketika jenazah dimasukkan ke dalam lubang kubur. Pasalnya ukuran makam
sudah diperluas.
Selang beberapa hari kemudian, tanda tanya Ustadz Falah dan keluarga
terjawab. Tiba-tiba kakak almarhum angkat bicara seraya menyatakan,
“almarhum telah kembali kepada agama lamanya yang non muslim, agama
yang dipegangnya sewaktu dia belum menikah dengan maryam.
Konteks di atas memberi pesan bahwa Allah akan memberi azab yang
setimpal kepada orang-orang yang telah berani mempermainkan agama. Bagi
mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. Artinya, kesalahan yang telah
dilakukan oleh Joko semasa hidupnya tak dapat dimaafkan. Ia sudah
mendapatkan balasan dari apa yang selama ini diperbuatnya. Ini adalah
peringatan dari Allah, bagi orang-orang yang masih hidup agar tidak
melakukan perbuatan yang serupa.
Tabel 14
Pesan Mistik dalam Judul
“Lukai Hati Orang Tua, Musibah Demi Musibah Menerpa”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - √
Khizlanah √ √ -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, sedangkan ma’unah tidak ada dan istidraj 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang anak yang harus menelan berbagai kemalangan karena
selalu mengabaikan permintaan ibunya. Bahkan pada waktu ibunya sedang
sakit, ia tidak peduli hingga ibunya meninggal. Ia hanya memikirkan dirinya
sendiri.
Kisah ini akan dipaparkan dalam kisah yang berjudul “Lukai Hati
Orang Tua, Musibah Demi Musibah Menerpa”, berikut kutipannya;
Bayangan-bayangan itu selalu berkelebat dalam benaknya. Saiman
juga masih terngiang-ngiang permintaan terakhir ibunya agar mau
mendampingi disaat detik-detik menjelang ajal. Ia juga selalu teringat
keserakahannya merampas semua harta ibunya tanpa secuil pun memberikan
kepada ayahnya dan kerabat dekat lainnya. Sang ibu seolah-olah hadir
meminta pertanggungjawabannya. Dirumah, ditempat kerjanya dan
dimanapun ia berada.
Hari demi hari Saiman hanya bisa menyesali hidup, ia stress berat.
Berbagai musibah itu menjadi titik anti klimaks dalam kehidupannya. Hampir
setiap malam Saiman menghabiskan waktunya di kuburan ibunya. Tak ada
rasa takut dan sedikit pun. Tekadnya bulat meminta keikhlasan ibunya yang
sudah meninggal atas ulah buruknya dulu
Konteks dari kutipan tersebut mengenai pentingnya menghormati
seorang ibu. Islam menyuruh manusia menghormati kedua orang tuanya,
terutama ibu. Ibulah yang telah mengandung kita dengan susah payah,
melahirkan kita dengan taruhan nyawa, dan memberikan kasih dan sayang
sepenuh jiwanya untuk merawat dan membesarkan kita. Tidak ada wanita
yang patut dihormati di dunia ini selain ibu. Bahkan ada pepatah yang
mengatakan ‘surga ada di telapak kaki ibu’. Karena itulah Islam sangat
mengutuk orang-orang yang berani berbuat durhaka kepada kedua orang
tuanya apalagi kepada seorang ibu.
Sayangnya Saiman tidak menggubris peringatan tersebut, hingga suatu
saat, peringatan demi peringatan Allah tunjukan pada Saiman. Hari demi hari
hidup Saiman dibayangi oleh perasaan bersalah terhadap ibunya, hingga ia
tidak merasa nyaman dengan kehidupannya sekarang.
Tabel 15
Pesan Mistik dalam Judul
“Wajah Jenazah Menyerupai Babi”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - √
Khizlanah √ √ -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, sedangkan ma’unah tidak ada dan istidraj 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang lelaki tua yang mempunyai hobi berburu di hutan.
Mbah Mangun namanya. Ia memiliki hobi berburu sudah sejak muda, mencari
apa saja yang bisa diburu bersama teman-temannya. Tanpa disadari, hobi yang
selama ini ia tekuni adalah sekaligus menjadi jalan yang akan
mengantarkannya pada kesesatan.
Kisah ini akan dijelaskan dalam kisah yang berjudul “Wajah Jenazah
Menyerupai Babi”
Perubahan tubuh Mbah Mangun terus saja terjadi dari minggu ke
minggu, bulan ke bulan hingga tak terasa. Setahun sudah ia menjalani hidup
penuh penderitaan. Perlahan mukanya terlihat seram hingga orang yang
melihatnya merasa ketakutan. Bagian matanya menyipit dan ciut. Alisnya
tumbuh agak lebat berwarna putih, menyebrangi kelopak matanya. Kulitnya
tebal bak kulit badak, menebarkan bau anyir disekitarnya. Demikian pula di
bagian hidungnya sedikit menebal. Tubuh bapak berputra empat ini bukan lagi
menggambarkan sebagaimana manusia umumnya, tapi kulit dan raut mukanya
hampir menyerupai bentuk babi.
Sejak muda, ia memiliki hobi berburu ke hutan, mencari apa saja
yang bisa diburu bersama teman-temannya. Kalau babi hutan tak mereka
dapatkan, tupai dan burung pun jadi.
Bisik-bisik diantara tetangga terus mengalir deras dari berbagai sudut
kampung. Mereka semakin sadar dan percaya bahwa penyebab sakitnya Mbah
Mangun adalah kebiasaannya berburu babi dan memakannya. Padahal jelas-
jelas agama melarangnya.
Konteks dari kutipan di atas mengenai haramnya memakan binatang
babi dalam ajaran Islam. Binatang babi dianggap kotor karena makanan yang
paling disukai babi adalah kotoran dan benda-benda najis. Sementara, Mbah
Mangun adalah seorang muslim dan sudah sejak muda ia memburu babi dan
juga memakannya.
Penderitaan yang menggerogoti tubuh Mbah Mangun adalah akibat
kebiasaannya memakan binatang haram tersebut. Dan itu adalah suatu balasan
yang sengaja diperlihatkan Allah di muka bumi, untuk dijadikan pelajaran
bagi orang-orang yang lain. Wallahu ‘alam.
Tabel 16
Pesan Mistik dalam Judul
“Suka Menyiksa Cucu, Punggung Memar Kebiruan Seperti Bekas Di
Cambuk”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - √
Khizlanah √ √ -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, sedangkan ma’unah tidak ada dan istidraj 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang kakek yang hobinya menyiksa cucu. Wardiman,
menderita sakit aneh seperti bekas cambuk di punggungnya. Sakit yang
dideritanya itu sudah sejak dua tahun sebelum akhirnya ia meninggal dunia.
Kisah ini akan dijelaskan dalam kisah yang berjudul “Suka menyiksa
cucu, punggung memar kebiruan seperti bekas dicambuk”, berikut kutipannya;
Bocah kecil itu sering menyepi untuk melamun. Selama tinggal di
rumah kakeknya, badannya sering terasa sakit. Kadang pipinya lebam
kebiruan. Kadang perutnya sakit kelaparan. Kadang puula tangan, kaki, serta
anggota tubuh lainnya terluka akibat hantaman benda keras.
Karti, nama gadis kecil itu, sering menjadi sasaran kakeknya. Padahal
sejatinya sang kakek adalah satu-satunya orang yang dijadikan tumpuan
hiduppnya. Namun, bak hidup di negeri dongeng, harapan itu Cuma sekedar
harapan, toh yang didapatinya selama ini sangat kontras.
Gadis kecil itu sering dipukul, ditendang, bahkan sering pula dilempar
dengan benda-benda berat. Padahal karti hanyalah bocah ingusan yang
tenaganya masih terbatas. Ia belum mampu menahan dan menangkis benda-
benda itu. Sifat tak terpuji Wardiman itu dilatarbelakangi anggapan bahwa
dirinya adalah orang paling kaya di dusun sandal, sehingga ia bisa bertindak
sesuka hati.
Tapi Tuhan Maha Adil. Wardiman mendapat ganjaran atas
perbuatannya. Tak lama waktu berselang, kekayaan habis. Sawahnya dijual
lantaran di serang hama.
Kurang lebih dua minggu Mbah Wardiman merasakan hal aneh yang
sangat menyiksa dirinya. ia terus menerus merasa seperti dipukul dan
dicambuk. Hingga akhirnya, daya tahan tubuh Wardiman yang kian melemah
itu habis tak bersisa. Wardiman tutup usia. Ia meninggal dalam kondisi
punggung yang penuh koreng serta baretan bekas cambukan.
Konteks dari kutipan di atas mengenai orang yang sombong dan kikir.
Ia bukan Cuma pelit pada diri sendiri, pada istri dan anak cucunya sekalipun ia
tak mau memberi. Hingga pada akhirnya Allah menunjukan kekuasaannya,
semua harta kekayaan Wardiman habis tak tersisa. Ia pun harus merasakan
sakit di bagian punggung.
Menyakiti hati orang lain adalah perbuatan yang dibenci Allah.
Wardiman memperlakukan para pekerjanya sungguh tidak manusiawi. Ia
mempekerjakan mereka seperti mempekerjakan binatang, itu adalah sikap
yang sangat salah. Tak sepantasnya manusia diperlakukan seperti binatang.
Karena manusia diciptakan Allah sebagai makhluk paling sempurna.
Tabel 17
Pesan Mistik dalam Judul
“Tukang Teluh Mati Dengan Punggung Berlubang”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - √ -
Khizlanah √ - √
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, sedangkan ma’unah tidak ada dan istidraj 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang tukang teluh. Nyi Maryati menderita penyakit kulit
yang melingkar disekujur perutnya akibat janjji palsu yang ia ingkari.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Tukang
Teluh Mati Dengan Punggung Berlubang”
Maryati semakin larut dalam kesesatan tak bertepi. Hingga ia dihukum
dengan penyakit kulit yang melingkari perutnya. Taubatnya ternyata hanya
sebatas lisan. Setelah penyakitnya sembuh, bukannya insaf dan memperbaiki
diri, Maryati semakin jadi. Janjji akan solat dan menjalankan perintah agama
yang telah ia ucapkan di depan adik dan anak-anaknya seolah hilang ditelan
bumi.
Setelah penyakit kulit tidak membuatnya bertaubat, sekali lagi Allah
mengganjarnya dengan penyakit lain. Bau bangkai berasal dari tubuh Maryati,
tepatnya di punggungnya. Bagian belakang tubuhnya itu terdapat luka
berlubang sebesar kepalan tangan, dalam kondisi membusuk. Luka itu
mengeluarkan lendir terus-menerus sampai Maryati menghembuskan nafas
terakhir
Konteks dari kutipan di atas mengenai seorang wanita janda yang
memiliki tabiat seperti iblis. Ia adalah seorang dukun yang jahat. Jiwanya
penuh dengan kesombongan. Hatinya sudah tertutup rapat oleh kegelapan.
Ibarat pepatah, Menepuk air di dulang terciprat muka sendiri. Sihir –
sihir dan kekacauan yang sering dibuat Maryati, akhirnya berbalik padanya.
Itulah yang Allah tunjukan bagi orang-orang yang teramat sangat sombong.
Tabel 18
Pesan Mistik dalam Judul
“Jenazah Dililit Akar Pohon”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - -
Khizlanah √ √ √
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan ma’unah dan istidraj tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang hukuman seorang anak yang suka mencuri. Kisah ini berawal
dari kegelisahan yang dirasakan oleh seorang ibu bernama Nunainah. Sudah
tiga kali dia mimpi tentang kesengsaraan anaknya di alam kubur.
Kegelisahan yang dia rasakan akhirnya terjawab. Setelah Nunainah
menyampaikan kegelisahannya kepada keluarga, akhirnya keluarga sepakat
untuk membongkar kuburan anaknya yang bernama Yanto. Kisah ini akan
dipaparkan dalam kisah yang berjudul “Jenazah dililit akar pohon”, berikut
kutipannya;
Saat tanah kuburan berhasil digali, sebuah pemandangan aneh terlihat
begitu jelas. Tubuh jenazah ternyata dipenuhi akar pohon. Anehnya, akar itu
melilit seluruh tubuh layaknya ular besar yang sedang menyekap dan melilit
tubuh orang dewasa, dari kepala hingga bawah kaki. Akar itu cukup besar,
sebesar lengan tangan orang dewasa. Lebih anehnya lagi, disekitar kuburan itu
tidak ada pohon besar yang tumbuh.
Yanto merupakan anak yang tidak mau mendengar nasihat orang tua.
Dia selalu membantah dan menghiraukan larangannya. Bahkan pada suatu
hari dia pernah terpergok ibunya sedang mengumpulkan banyak buah mangga
dan jambu hasil curian milik tetangga. Namun Yanto dengan santai
mengancam bahwa selama ibunya tidak memberikan cukup uang jajan dia
akan selalu melakukannya
Konteks dari kutipan di atas mengenai pentingnya rasa syukur. Yanto
hanyalah seorang anak yang baru beranjak dewasa. Ia berasal dari keluarga
yang kurang mampu dari segi ekonomi. Tetapi, ia tidak mau tahu dengan
kondisi ekonomi orang tuanya. Sehingga, untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya dia lakukan dengan jalan pintas. Dikatakan dalam surat An-
Nisa;
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan saling
suka sama suka. Dan barang siapa yang berbuat demikian dengan melangar
hak dan aniaya, maka kami (Allah) akan memasukannya ke dalam neraka.
(Q.S. An-Nisa: 29-30)”
Tabel 19
Pesan Mistik dalam Judul
“Perut Penuh Benjolan, Belatung dan Bernanah”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - - -
Khizlanah √ √ √
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan ma’unah dan istidraj tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seseorang yang menjalani tirakat nyugih untuk mendapatkan
kekayaan. Parahnya, ia mengamalkan tirakat tersebut pada saat menunaikan
ibadah haji.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Perut
Penuh Benjolan, Belatung dan Bernanah”
Sejak itulah akhirnya H. Dul tinggal di Rumah Sakit. Selama disana,
anehnya, sakit perut yang melilit itu sedikit pun tak dirasakannya. Sampai
seminggu ia terus coba menunggu penyakit itu di RS. Hingga suatu ketika,
saat sakit perut yang dideritanya memasuki tahun ke tujuh. Perutnya mulai
membengkak. seminggu kemudian, sedikit demi sedikit tampak benjolan-
benjolan kecil dan beberapa hari kemudian benjolan itu semakin besar dan
berwarna seperti warga bisul yang akan meletus. Perutnya lama kelamaan
membusuk. Benjolan yang ternyata berisi nanah itu pecah.
Sebelum pergi haji, H. Dul pergi ke orang pintar yang diyakininya
dapat memenuhi keinginanya agar menjadi orang kaya. Tapi ia diwajibkan
menjalani tirakat. H. Dul harus bertapa tujuh hari tujuh malam. Selain itu
diwajibkan puasa mutih, serta harus berangkat hajidan di depan hajar aswad
kelak, H. Dul diminta mengnungkapkan keinginannya untuk jadi kaya sambil
memgang jimatnya yang diterimanya dari orang pintar itu.
Agar kekayaannya langgeng H. Dul harus mengikuti pantangan. Jika
shalat di Masjid, ia tidak boleh ikut masuk kedalam ruangan masjid dan
bergabung dengan jemaah yang lain. Ia hanya boleh shalat diteras masjid,
tidak ditemani siapapun. Namun hal itu tidak berlangsung lama, sebab
setengah tahun kemudian H. Dul diserang penyakit yang merenggut
nyawanya.
Konteks dari kutipan di atas berisi pesan bahwa sebagai orang muslim,
mengunjungi rumah Allah haruslah diiringi dengan niat yang suci tanpa
diembel-embeli niat kotor apa pun. Apalagi dengan niat ingin mendapat
kekayaan.
Tidak sedikit orang yang mendatangi dukun-dukun, mereka datang
dengan niat yang bermacam-macam. Semua akan terjadi karena lemahnya
iman seseorang. Cukuplah kita ketahui bahwa harta yang dicari dengan jalan
tidak halal akan merugikan diri sendiri dan berbalik menjadi senjata makan
tuan.
Padahal Islam telah melarang dengan tegas bagi siapapun yang datang
ke tempat paranormal atau dukun untuk menanyakan perkara-perkara ghaib
dan mempercayai terhadap apa yang dikatakannya. Larangan ini diungkapkan
oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang berarti: “Barang siapa datang
kepada paranormal, lalu menanyakan sesuatu kepadanya dan mempercayai
perkataannya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari”. (HR.
Muslim).
Dan mantra-mantra yang digunakan tentunya yang bukan bersumber
dari Al-Qur’an itu adalah termasuk perbuatan syirik.
Tabel 20
Pesan Mistik dalam Judul
“Mati Suri Pembuka Taubat”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - √ -
Khizlanah √ - √
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, sedangkan ma’unah tidak ada dan istidraj 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang laki-laki bernama Pak Muhaimin, yang dikenal cukup
dermawan pada orang-orang yang memerlukan. Akan tetapi, tidak ada
manusia yang sempurna di dunia ini. Pak Muhaimin juga mempunyai
kekurangan, salah satunya adalah sering meninggalkan shalat dan puasa.
Kisah ini dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Mati Suri
Pembuka Taubat”, berikut kutipannya;
Tiba-tiba orang-orang berteriak histeris, “hantu!hantu!hantuuu!”.
Semua orang yang berada di dalam rumah berlari ketakutan. Para pelayat
berhamburan tidak tentu arah, demikian pula anggota keluarga lainnya ikut
melarikan diri, karena terkejut luar biasa saat melihat jenazah pak Muhaimin
bangkit dan duduk dengan tubuh berbalut kain kafan lengkap dengan ikatan
tali pocong di atas kepala.
Menurut pak Muhaimin, ketika dirinya selesai dimandikan, dia melihat
tubuhnya sedang dikafanin, dia juga melihat istri, anak serta cucunya yang
terisak menangis dan semua tetangga ataupun teman-temannya yang datang.
Dia sudah berusaha memanggil-manggil nama istri dan anak-anaknya agar
melihat keadanya yang berada tidak jauh dari tubuhnya yang sedang diurus
itu.
Tak terkatakan lagi bagaimana kondisi pak Muhaimin ketika itu, seribu
bahkan sejuta penyesalan terbit di hatinya. Dia merasa betapa beruntungnya
bila di dunia diberi kesempatan oleh Allah untuk menentukan langkah ke
surga. Padahal dia sadar, selama di dunia dia melupakan tuhan. Sholat
seringkali ia tinggalkan.
Konteks dari kutipan di atas yaitu mengenai seorang laki-laki yang
kaya raya dan juga cukup dikenal kedermawanannya. Akan tetapi perlu
diketahui, bahwa dermawan saja tidaklah cukup untuk bekal menuju pintu
Surga. Beruntung Pak Muhaimin masih diberi kesempatan oleh Allah SWT,
untuk memperbaiki semua kekhilafan yang pernah dilakukannya pada waktu
di dunia. Sehingga ia dapat segera bertaubat dan menata hidupnya kembali.
Kisah ini memang sulit untuk dipercaya, karena tidak semua orang
dapat mengalami hal yang serupa. Tapi, disinilah manusia diberi ujian oleh-
Nya, agar setiap makhluk ciptaan-Nya berlomba-lomba untuk mendapatkan
hidayah-Nya. Karena hidayah bisa datang kepada siapa saja. Tak terkecuali
kepada orang muslim sendiri yang jauh dari kehidupan agama. Dan hidayah
juga bisa datang dengan bermacam cara. Salah satunya adalah melalui mati
suri yang dikisahkan ini.
Tabel 21
Pesan Mistik dalam Judul
“Keajaiban Di Malam 27 Ramadhan”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ √
Istidraj - - -
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan istidraj dan khizlanah tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang perempuan bernama Putri. Ia suka mengamalkan shalat
tahajjud setiap malamnya, sehingga ia mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Kisah ini akan dipaparkan dalam kisah yang berjudul “Keajaiban Di
Malam 27 Ramadhan”, berikut kutipannya;
Malam itu, Putri mengakhiri Tahajjudnya saat jam dinding di rumah
kontrakannya menunjuk pada angka 01.30 WIB. Dari mulut jendela,
pandangan Putri menyapu penjuru halaman depan rumah kontrakannya.
Sebatang pohon kelapa yang tegak menjulang di depan rumah kontrakannya
mengusik perhatiannya. Antara percaya dan tidak percaya, ia melihat pohon
kelapa itu menunduk seperti tengah sujud, dan cuaca malam itu sangat terang.
Serasa ada lampu sorot yang menerangi dari langit.
Di kamar mandi, kembali ia menyaksikan pemandangan
mencengangkan. Air di dalam bak mandinya beku. Berkali-kali ia mengaduk-
aduk gayung untuk mengambil air. Tak…tak..tak.. gayung di tangannya tak
berhasil meraih air, karena sudah berubah membeku seperti es balok.
Konteks di atas memberi pesan bahwa barang siapa yang
mengamalkan tahajjud setiap malamnya, maka ia akan mendapatkan hadiah
dari Allah. Terlebih jika mengamalkannya pada setiap malam ramadhan. Putri
adalah salah satu perempuan yang sangat beruntung, ia mendapatkan malam
lailatul qadar pada tanggal 27 ramadhan. Ketahuilah bahwa orang yang
melihat malam lailatul qadar adalah termasuk orang yang mendapatkan
kemuliaan lailatul qadar. Bentuk kemuliaannya bermacama-macam.
Malam lailatul qadar itu lebih baik dari malam seribu bulan. Tidak
semua orang dapat melihatnya.
Tabel 22
Pesan Mistik dalam Judul
“Tangis Buah Hatiku Mengantarku Ke Pintu Taubat”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ - -
Istidraj - √ √
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai istdiraj dengan mendapatkan hasil
terbanyak 2, kemudian ma’unah 1, dan khizlanah tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang laki-laki yang menggantungkan hidupnya dari hasil
perjudian. Kebiasaan berjudi terus dilakukannya sampai menikah. Nasihat
yang dilakukan orang tua bahkan rayuan istri yang mati-matian membujuk
agar berhenti berjudi, mabuk dan main perempuan itu pun tak didengarnya.
Namun, setelah anak pertamanya lahir barulah ia tersadar akan
tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Kisah ini akan dipaparkan dalam
sebuah kisah yang berjudul “Tangis Buah Hatiku Mengantarku ke Pintu
Taubat”, berikut kutipannya;
Tangis anakku yang baru berusia 3 bulan itulah yang mampu membuat
aku sadar. Aku tersentuh lalu aku terpikir berhenti dari petualanganku sebagai
penjudi dan pemabuk,” ujar Ahmad Sholichin
Ketika itu aku berpikir bahwa aku kini sudah memiliki tanggungan
yang tak lagi satu orang, melainkan kini aku sudah mendapatkan lagi
tambahan tanggungan hidup yang harus ku rawat dengan baik. Hatiku
tersentuh dan aku sempat berpikir, daripada anakku terlantar, lebih baik aku
yang yang terlantar. Daripada anakku lapar, karena itulah, aku harus mencari
pekerjaan demi anakku.
Akhirnya, demi buah hatiku itu, aku memutuskan untuk berhenti dari
kebejatan yang telah ku lakukan selama 15 tahun mulai dari berjudi, mabuk,
dan main perempuan. Aku kemudian mengajak Mas Gembrot untuk
bersilaturahmi ke Gus Tanto. Usai silaturahmi and bertemu Gus Tanto, aku
dibimbingnya dan mengaji di pondok pesantren Istighfar bahkan sampai
sekarang ini. Sekarang aku aktif di jamaah mujahadah yang dipimpin oleh Gus
Tanto, hatiku merasa tenang dan tentram.
Konteks dari kutipan di atas mengenai jalan hidup seseorang yang
telah dibutakan oleh materi. Iman dalam diri seseorang sangatlah penting
karena iman dalam hati adalah yang mengikat antara tuhan dan hambanya, dan
nasihat orang tua serta istri seharusnya dapat dijadikan pegangan dalam
menentukan keputusan.
Beruntung laki-laki yang bernama Ahmad Sholichin ini masih
diberikan kesempatan oleh Allah SWT. Ia masih diberikan umur yang panjang
saat ia menyadari kesalahannya selama ini. Kemudian Ia bertaubat.
Tabel 23
Pesan Mistik dalam Judul
“Ahli Zikir Wafat Usai Memberi Tausiah”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ √
Istidraj - - -
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan istidraj dan khizlanh tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang wanita aktifis keagamaan di bidang majlis ta’lim kaum
ibu. Ia menjabat sebagai ketua pengajian.
Kisah ini akan dipaparkan dalam kisah yang berjudul “Ahli Zikir
Wafat Usai Memberi Tausiah”, berikut kutipannya:
Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya semua yang hadir sepakat
untuk memulai saja pengajian. Usai menyampaikan tausiahnya, ibu Iyah lantas
mengajak rembug untuk memilih ketua pengajian yang baru, menggantikan
dirinya. Begitu ketua baru didapat , ibu Iyah langsung menyodorkan buku
catatan keuangan dan agenda.
“Penting memang mendapatkan banyak pemasukan untuk kas. Tapi
lebih penting dari segalanya adalah mencatat seluruh uang keluar dan masuk.
Sekecil apapun itu. Nanti setiap ngaji, dikasih tahu ke semua anggota ya,”.
“ibu mohon, buku itu harus terus dibawa kemana saja jangan sampai
ketinggalan atau berpindah tangan. Kita harus jujur dan bertanggungjawab.
Karena ini amanah banyak orang. Allah melihat, dan malaikat mencatat
semua tindak-tanduk kita.” pesan Ibu Iyah
Serah terima jabatan itu berakhir dengan pelukan, sambil berkata
“Mohon dimaafkan kesalahan saya. Tolong ikhlaskan…” katanya pada setiap
jamaah. Usai bermaaf-maafan, ibu Iyah kembali ke tempat duduknya semula.
Tapi, tak berapa lama ibu Iyah jatuh dari duduknya. Pada saat itu matanya
terpejam rapat dengan sunggingan senyum di ujung bibirnya.
Konteks di atas memberi pesan bahwa pentingnya sifat jujur dan
amanah akan membawa kebahagiaan bagi siapapun yang menjalankannya.
Bahagia disini maksudnya, karena Ibu Iyah telah amanah dalam menjalankan
tugasnya sebagai ketua majlis ta’lim, kebahagiaannya adalah mendapat
kepercayaan dari ibu-ibu majlis ta’lim.
Selain itu, Allah memudahkan Ibu Iyah pada waktu meninggal. Allah
tidak membuatnya susah. Ia meninggal dalam keadaan suci, setelah bermaaf-
maafan dengan ibu-ibu pengajian. Karena pada saat itu tepat hari pertama
pengajian kembali dilaksanakan, setelah satu bulan penuh menunaikan puasa
dan idul fitri bersama.
Tabel 24
Pesan Mistik dalam Judul
“Janinnya Sempat Divonis Mati, Akhirnya Anakku Lahir sempurna”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ -
Istidraj - - √
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, kemudian istidraj 1, dan khizlanah tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang ibu rumah tangga yang sedang mengandung. Wati,
divonis oleh dokter bahwa kehamilannya mendapati kelainan, janinnya yang
berusia tiga bulan harus dikuret karena telah mengalami keguguran.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Janinnya
Sempat Divonis Mati Akhirnya Anakku Lahir Sempurna”, berikut kutipannya;
Wati pasrah pada takdir tuhan. Ia membiarkan janinnya yang telah
mati di dalam rahimnya untuk tidak di kuret. Ia percaya bahwa takdir
kematian itu berada di tangan tuhan. Jika tuhan menghendaki janinnya yang
telah gugur itu tidak membahayakan nyawanya, maka itu pasti terjadi.
Sebaliknya, jika itu pun benar-benar berbahaya baginya, maka ia hanya bisa
pasrah. Karena keinginan Wati sangat kuat agar janinnya yang telah gugur itu
tidak berbahaya bagi dirinya, ia pun begitu antusias melaksanakan sholat
tasbih serta mempraktikan amalan-amalan dzikir setiap harinya seperti yang
disarankan pak kiyai.
Hampir dua bulan ia melakukan sholat tasbih dan dzikir-dzikir setiap
harinya. Keajaiban tuhan pun akhirnya datang diusia kandungannya yang ke
lima, “tiba-tiba ada yang bergerak di perut saya”, kenang Wati. Setelah
didiagnosa, ternyata janin Wati hidup kembali.
Konteks dari kutipan di atas mengenai ketegaran dan kepasrahan
seorang ibu demi menyelamatkan anak yang masih berada dalam
kandungannya. Ia tidak mau kehilangan anak untuk kedua kalinya, dalam
waktu yang relatif pendek. Karena semua usaha yang dilakukan Wati dengan
cara mendekatkan diri pada Allah, yaitu dengan banyak beribadah kepada-
Nya, maka Allah memberinya keajaiban yang tidak pernah ia percaya
sebelumnya. Anaknya lahir dengan sempurna, bahkan terbilang cukup cerdas.
Dengan perbanyak doa dan usaha semua pasti ada jalannya. Karena
kekuatan doa dan ibadah itu sangat besar sekali bagi hidup kita. Seperti
pengalaman yang terjadi pada Wati.
Tabel 25
Pesan Mistik dalam Judul
“Tragedi Hidup PenjagaTol Ynag Tak Jujur”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - √ √
Khizlanah √ - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai istidraj dengan mendapatkan hasil
terbanyak 2, sedangkan ma’unah tidak ada dan khizlanah 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang laki-laki bernama Mirja. Ia bekerja sebagai pegawai di
sebuah perusahaan pemerintah jalan tol. Akan tetapi karena sikapnya yang
tidak jujur membuatnya harus kehilangan pekerjaan.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Tragedi
Hidup Penjaga Tol Yang Tak Jujur”, berikut kutipannya;
Berlimpah kesenangan juga membuat Mirja merasa tak memerlukan
tuhan. Ia abai untuk beribadah dan sujud. Namun tak ada yang abadi di dunia
ini. Setelah menikmati saat-saat indah kebanjiran duit dalam hidupnya, Mirja
sampai pada fase paceklik. Kecurangan yang dia lakukan akhirnya tercium
juga. Ia dan beberapa orang rekannya kena PHK.
Satu demi satu kesulitan menimpa Mirja, hingga akhirnya ia menderita
sakit keras. Mulutnya terus menganga dan mengeluarkan bau tak sedap, dan
lambat laun berubah menjadi darah, sampai akhirnya Mirja menghembuskan
nafas trakhir.
Konteks dari kutipan di atas memberi pesan bahwa harta yang baik
tentulah harta yang didapat dengan jalan yang baik pula. Sesuatu yang didapat
dengan cara tidak baik tidak akan bertahan lama. Dan harta yang didapat
dengan jalan tidak benar tidak akan memperoleh ketentraman dan kedamaian
dalam kehidupan.
Seharusnya Mirja bersyukur atas sesuatu yang telah diberikan Allah. Ia
telah diberi pekerjaan yang halal. Berapapun pendapatan yang diraih harus
tetap disyukuri, baik sedikit ataupun banyak. Untuk menutupi segala
kekurangan bukan dengan cara mengambil sesuatu yang bukan haknya. Itu
adalah kesalahan terbesar yang telah ia lakukan. Karena Allah Maha Tahu atas
apa yang hambanya kerjakan.
Kesalahan yang telah ia lakukan selama hidupnya telah mengantarkan
ia kepada kemaksiatan. Jalan yang dibenci Allah. Mirja harus merasakan sakit
yang cukup lama dipembaringannya sebelum ia menghembuskan nafas
terakhir.
Tabel 26
Pesan Mistik dalam Judul
“Bercak Darah Di Kain Kafan Jenazah”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj √ - √
Khizlanah - √ -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai istidraj dengan mendapatkan hasil
terbanyak 2, kemudian ma’unah tidak ada dan khizlanah 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang wanita yang jauh dari agama, serakah, suka memfitnah
dan bahkan tidak mau mendengarkan nasihat orang lain.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yang berjudul “Bercak
Darah Di Kain Kafan Jenazah”, berikut kuitpannya;
Ia hidup jauh dari agama, serakah, suka memfitnah, dan bahkan
menutup telinga tatkala orang lain memberi nasihat. Dia bahkan tega
mencekik leher tetangganya dengan meminjamkan uang disertai bunga.
Hari berlalu, dan waktu berjalan dengan cepat. Selama dua tahun
Mbah Marfu’ah terkapar tak berdaya di atas balai-balai. Siti tercekat,
terperanjat kaget, lantaran tubuh Mbah Marfu’ah tiba-tiba nyaris dipenuhi
koreng disekujur kulitnya, sehingga kulitnya menjadi mengelupas dan
bernanah. Lebih mengenaskan lagi luka koreng itu menimbulkan bauyang tak
sedap saat menerpa hidung. Siti tidak bisa berkutik, apalagi saat matanya
menatap koreng di tubuh ibunya ternyata disinggahi binatang-binatang kecil
serupa belatung.
Konteks dari kutipan di atas menceritakan tentang bagaimana
kehidupan orang yang sombong. Bagaimana Allah menunjukan peringatan
kepada umatnya dengan cara memperlihatkan sakit aneh yang diderita Mbah
Marfu’ah tersebut. Tatkala manusia lupa akan Tuhannya, maka Allah yang
akan mengingatkan umatnya. Dan jika umatnya tidak mengindahkan pesan-
pesan dan firman Allah, maka azab akan senantiasa diturunkan.
Ketakutan manusia akan nampak pada saat Allah memberi peringatan.
Pada saat itu, yang teringat hanyalah Allah sang Maha pencipta. Saat sakit
melanda barulah tersadar bahwa Dia-lah yang memiliki semua yang ada di
bumi. Tapi semua sudah terlambat. Penyesalan tidak ada artinya, karena Allah
telah memberi hukuman kepada orang yang sangat sombong.
Tabel 27
Pesan Mistik dalam Judul
“Perjalanan Khusnul Khatimah Erna Libby”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ √
Istidraj - - -
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan istidraj dan khizlanah tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang wanita yang sedang bertahan hidup melawan virus yang
sedang menggerogoti badannya.
Kisah ini akan dipaparkan dalam kisah yang berjudul “Perjalanan
Khusnul Khatimah Erna Libby”, berikut kutipannya:
“Usai shalat, Ina terus menstimulasi otak sang adik dengan
mengajaknya zikir dan istigfar. Tapi, tubuh dan wajah Erna semakin pucat
teramat sangat. Ditengah kekalutan itu Erna memecah hening, “umiii, maafin
Erna, ya mi…” suaranya lirih memohon maaf. Kemudian mulutnya
mengucapkan “subhanallah, subhanallah..” lalu lafadz pun berganti “Allahu
Akbar”, sampai akhirnya Allah saja.
Hanya satu yang membuat Ina dan keluarga besarnya masgul
mengingat almarhumah adalah penderitaanya tidak pernah dibagi kepada
keluarga. Segala persoalan yang menimpanya tidak pernah sedikit pun
dikeluhkan. Dan satu hal yang menurut Ina dan ibunya sulit ditiru dari
kebiasaan sang adik adalah cara bersedekah. Erna merupakan sosok yang tak
pernah berpikir dua kali untuk bersedekah. Kebiasaannya dalam bersedekah
adalah menyiapkan amplop harian. Mulai senin-minggu. Jika sudah terkumpul
selama seminggu, baru seninnya dibawa untuk disedekahkan. Begitu
seterusnya yang dilakukan sampai akhir hayatnya.”
Konteks di atas memberi pesan bahwa setiap manusia akan di uji oleh
Allah SWT sesuai dengan kemampuan hambanya. Jika sabar dalam
menghadapi segala ujian dari Allah, maka akan selamat dari kesesatan. Dan
sebaliknya, jika tidak tahan menghadapi cobaan dari Allah, maka akan tersesat
jalannya.
Sosok Erna Libby adalah contoh wanita khusnul khatimah. Ia tahan
dalam menghadapi cobaan dari Allah. Sesakit apapun yang ia rasakan, tidak
menghentikan kebiasaannya untuk terus bersedekah. Dengan ketulusannya
selama di dunia, maka Allah balas dengan kelembutan pada akhir usianya.
Allah menjaga auratnya pada waktu proses memandikan jenazah. Erna
dimandikan di dalam kamar.
Banyak juga hal mengejutkan keluarga. Banyaknya teman yang
berebut ingin membayar biaya rumah sakit, padahal biayanya mencapai
ratusan juta rupiah. Itulah yang akan Allah berikan kepada setiap umatnya
yang taat.
Tabel 28
Pesan Mistik dalam Judul
“Meninggal Dalam Perjalanan Ke Masjid”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah √ √ √
Istidraj - - -
Khizlanah - - -
Pesan mistik pada kisah ini bernilai ma’unah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 3, sedangkan istidraj dan khizlanh tidak ada. Pada kisah ini
berisi tentang seorang bapak tua yang rajin beribadah dan mengaji. Ia yakin
dengan mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun akan semakin dekat
kepadanya.
Kisah ini akan dipaparkan dalam kisah yang berjudul “Meninggal
dalam Perjalanan ke Masjid”, berikut kutipannya”
Seperempat sebelum adzan tiba, kaki Marzuki telah terbiasa
melangkah menuju masjid. Ia tak ingin ketinggalan shalat dan biasa mengikuti
di shaf depan. Biasanya sehabis shalat berjamaah ia melanjutkan dengan dzikir
dan mengaji al-Qur’an menunggu waktu isya tiba. Begitu adzan
berkumandang, langsung disambung dengan shalat isya.
Namun kira-kira perjalanan baru dilanjutkan beberapa meter saja
menuju masjid, tiba-tiba kakinya terantuk sebuah batu. Tubuhnya
sempoyongan. Hilang keseimbangan. Pak Marzuki pergi untuk selamanya.
Konteks di atas memberi pesan bahwa kalau hidup ingin berarti,
berbuatlah lebih baik dari hari ini. Sejak seorang bapak tua ini sadar bahwa
hidup yang sebenarnya adalah hidup setelah mati, maka ia terus berupaya
membenahi dirinya. Memperbaiki cara ibadahnya, menggiatkan mengajinya,
serta berusaha untuk berbuat lebih baik dari yang sudah-sudah.
Semua yang dilakukan dengan niat tulus, ikhlas semata-mata karena
Allah, maka Allah akan memudahkan jalan bagi siapapun juga.
Tabel 29
Pesan Mistik dalam Judul
“Makan Uang Zakat, Kaki Membesar Hingga Meninggal”
Pesan Mistik Juri I Juri II Juri II
Ma’unah - - -
Istidraj - √ -
Khizlanah √ - √
Pesan mistik pada kisah ini bernilai khizlanah dengan mendapatkan
hasil terbanyak 2, kemudian ma’unah tidak ada, dan istidraj 1. Pada kisah ini
berisi tentang seorang kiyai yang kurang amanah dalam menjaga uang zakat
yang dipercayakan kepada KH. Jazuli.
Kisah ini akan dipaparkan dalam sebuah kisah yangberjudul “Makan
uang zakat kaki membesar hingga meninggal”
Di awal, Pak Kiyai sangat amanah menjalankan tugas mengelola uang
zakat. Tetapi, lambat laun ia menyalahgunakannya. Sangat disayangkan
karena masih banyak warga dikampungnya yang miskin tidak mendapatkan
jatah. Bahkan jatah yang mereka dapatkan tidak sebesar yang seharusnya.
Suatu kali KH. Jazuli jatuh sakit. Berbulan-bulan pak Kiyai Jazuli
menderita penyakit yang tidak bisa ditebak asal muasal dan penyebabnya itu.
Karena itu pula penyakitnya tak bisa disembuhkan. Yang dirasakan kaki kiri
pak kiyai semakin besar. Keanehan kemudian muncul saat almarhum dikafani.
Ukuran kafan yang sudah dipesan dan dibeli ternyata tidak muat. Dan pada
saat prosesi pemakaman, keanehan pun terjadi lagi. Saat menutup bagian kaki
jenazah, papan tampak tidak muat alias tidak pas. Akhirnya papan dipaksa
ditekan pakai kaki. Beberapa saat kemudian terdengar seperti ada suara
berbunyi, “kraaakkk!!!” sepertinya ada bagian kaki almarhum yang patah.
Konteks dari kutipan di atas mengenai ketamakan manusia terhadap
harta dapat membuat mata hati seseorang tertutup. Dari kisah di atas memberi
pesan bahwa siapa-siapa yang berani mempermainkan agama, maka tidak
akan diterima amal ibadahnya. Terlebih KH. Jazuli adalah seorang kiyai yang
mengerti agama. Seharusnya ia menjadi panutan bagi masyarakatnya, bukan
malah mengotori agama dengan cara memakan uang zakat yang bukan
haknya.
Hasil Penghitungan Data
Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi pesan dalam
rubrik Iktibar, maka diadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau
koder yang dipilih dari orang yang dipandang kredibel. Identitas koder yaitu 1.
Muhammad Husnil, 2. Dillia, 3. Evi Lutfiah. Kemudian hasil dan pengolahan
data akan ditampilkan dalam data dan jumlah frekuensi.
C. Pesan Mistik Dominan Dalam Majalah Hidayah
Setelah dilakukan analisis dalam Majalah Hidayah dari data tabel yang
telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, maka dapat dibuat pesan
dominan dalam majalah tersebut dalam tabel berikut ini :
Tabel 30
Pesan Mistik Dominan Dalam Majalah Hidayah
No Judul Cerita Ma’unah Istidraj Khizlanah
Juri
1
Juri
2
Juri
3
Juri
1
Juri
2
Juri
3
Juri
1
Juri
2
Juri
3
1
Sepuluh Tahun Di Kubur Jenazah Berkain Kafan
Ihram Tidak Rusak √ √ √ - - - - - -
2 Busung Sembuh Berkat Do’a Di Ka’bah √ √ √ - - - - - -
3
Suka Menghina Orang, Jenazah Sukar
Dikebumikan - - - - - - √ √ √
4 Gila Setelah Durhaka Kepada Ibu Mertua - - - - - - √ √ √
5
Tetesan Air Mata Ibu Iringi Kepergian Anak
Durhaka - - - √ - - - √ √
6 Muallaf Meninggal Dalam Perjalanan Dzikir √ √ √ - - - - - -
7
Suka Silaturahmi & Ikhlas, Meninggal Ketika
Sedang Sujud √ √ √ - - - - - -
8 Wajah Jenazah Dipenuhi Kutu -
- - - - √ √ √ -
9
Keranda Susah Dikeluarkan, Jenazah Terlempar
Ke Lubang Got - - - - - √ √ √ -
10
Lukai hati Orang Tua, Musibah Demi Musibah
Menerpa - - - - - √ √ √ -
11 Wajah Jenazah Menyerupai Babi - - - - - √
√ √ -
12
Suka Menyiksa Cucu, Punggung Memar Kebiruan
Seperti Bekas Dicambuk - - - - - √ √ √ -
13 Tukang Teluh Mati Dengan Punggung Berlubang - - - - √ - √ - √
14 Jenazah Dililit Akar Pohon - - - - - - √ √ √
15 Perut Penuh Benjolan , belatung dan Bernanah - - - - - - √ √ √
16 Mati Suri Pembuka Taubat √ - √ - √ - - - -
17 Keajaiban Di Malam 27 Ramadhan √ √ √ - - - - - -
18 Tangis Buah Hatiku Mengantarku Ke Pintu Taubat √ - - - √ √ - - -
19 Ahli Zikir Wafat Usai Memberi Tausiyah √ √ √ - - - - - -
20
Janinnya Sempat Di Vonis Mati, Akhirnya
Anankku lahir Sempurna √ √ - - - √ - - -
21 Tragedi Hidup Penjaga Tol Yang Tak Jujur - - - - √ √ √ - -
22 Bercak Darah Di Kain Kafan Jenazah - - - √ - √ - √ -
23 Perjalanan Khusnul Khatimah Erna Libby √ √ √ - - - - - -
24 Meninggal Dalam Perjalanan Ke Masjid √ √ √ - - - - - -
25
Makan Uang Zakat, Kaki Membesar Hingga
Meninggal - - - - √ - √ - √
Tabel 31
Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Seluruh Juri
Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai
Ke 1 & 2 25 18 7 0,72
Ke 1 & 3 25 15 10 0,6
Ke 2 & 3 25 15 10 0,6
Rata-Rata Kooefisien Reliabilitas (X) = 1,92 : 3 = 0,64
Komposit Reliabilitas = 3 X 0,64 = 1,92 = 0,84
1+(2X0,64) 2,28
Sedangkan untuk penghitungan dengan prosentase atau distribusi
frekuensi terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 32
Distribusi Frekuensi
Kategori Juri I Juri II Juri III Total
F % F % F % F %
Ma’unah 11 44 9 36 9 36 29 38,65
Istidraj 2 8 5 20 9 36 16 21,33
Khizlanah 12 48 11 44 7 28 30 40,00
Jumlah 25 100 25 100 25 100 75 100
Dari perhitungan data di atas dapat diketahui bahwa penilaian para juri
terhadap pesan mistik yang terkandung dalam rubrik iktibar dapat dinyatakan
bahwa kecenderungan pesan yang mengandung nilai Khizlanah lebih
mendominasi dengan nilai 40,00% dibanding pesan mistik yang mengandung
nilai Ma’unah dengan nilai 38,65%, dan istidraj 21,33%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah meneliti dan menjelaskan tentang pesan mistik yang terdapat
dalam rubrik iktibar Majalah Hidayah, maka penulis dapat merumuskan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada analisis deskriptif pesan mistik rubrik iktibar penulis
mengkategorikannya menjadi tiga yaitu: Ma’unah, Istidraj, dan Khizlanah.
2. Pesan Khizlanah menjadi urutan tertinggi dalam analisis deskriptif pesan
mistik ini dengan prosentase : 40% dan pesan ma’unah menjadi urutan
kedua, dengan prosentase : 38,65% dan pesan istidraj mendapat urutan
terendah, dengan prosentase : 21,33%. Maka sesuai dengan data yang ada,
dapat diketahui isi pesan mistik dalam Majalah Hidayah di dominasi oleh
pesan khizlanah.
3. Majalah Hidayah selalu mengedepankan nuansa-nuansa Islami, hampir
setiap rubriknya berbicara mengenai keislaman. Begitu pula yang terdapat
dalam rubrik Iktibar, semua cerita yang disajikan bernuansa islami. Kisah-
kisah yang disampaikan dalam rubrik Iktibar adalah kisah nyata yang
bertujuan agar setiap pembaca dapat mengambil hikmah dari kisah-kisah
tersebut.
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan adalah:
Kepada Majalah Hidayah untuk lebih memperhatikan isi dari Majalah
Hidayah agar pembaca tidak merasa jenuh terhadap cerita-cerita yang
disampaikan dalam rubrik ikitibar.
Terhadap isi dari rubrik iktibar itu sendiri, agar dibuat lebih rasional dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dari isi cerita yang diangkat
sehingga masyarakat dapat mengambil manfaat dari cerita yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bagi pembaca setia Majalah Hidayah, hendaknya tidak hanya sekedar
menikmati majalah sebagai kesenangan dan hiburan belaka, namun
dipelajari nilai-nilai apa saja yang terkandung didalamnya. Karena banyak
sekali pelajaran yang dapat kita petik dari Majalah Hidayah ini jika kita
membaca dan merenunginya.
DAFTAR PUSTAKA
Literatur:
Al-Asyqar, Umar Sulaiman Abdullah. Ensiklopedia Kisah Shahih Sepanjang
Zaman. Surabaya: Pustaka Yassir, 2008.
Amir, Mafri. Etika Komunikasi Massa dlam Pandangan Islam. Jakarta: Logos,
1999.
Ap, Soemarno. Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2002.
Ardianto,Elvinaro dan Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Arsip Redaksi Majalah Hidayah, pada 7 April 2009.
Asy-Sya’rawi, M. Mutawalli. Ilmu Kedua Ghaib. Jakarta: Gema Insani Press,
2003.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos, 1997.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi Tteori dan Praktek, 8th ed. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1994.
Endraswara, Suwardi. Mistik Kejawen, Sinkretisme, Simbolisme dalam Budaya
Spiritual jawa.Sleman Jogjakarta: Narasi, 2003.
Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Jumantoro, Totok dan Munir, Samsul. Kamus Ilmu Tasawuf. Penerbit: Amzah,
2005.
Komaruddin. Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa, 1985.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Majalah Hidayah, Edisi 1-88.
Muhtadi, Asep Saeful. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, 11th ed. Jakarta:
Logos, 1999.
Mulder, Niels. Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia. Yogyakarta: LKIS, 2001.
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1984.
Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Praktis: Untuk Pemula. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2001.
Salam, Syamsir dan Arifin, MS Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Sevilla, Consuelo G. …[et.al]. Pengantar Metode Penenlitian. Jakarta:
Universitas Indonesia Press, 1993.
Shadily, Hasan. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta : Yayasan Karisus, 1984.
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Pengetahuan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1997.
Yakub, Hamzah. Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadership. Bandung:
CV. Diponegoro, 1986.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsiran Al-Quran.
Internet:
http://dankfsugiana.wordpress.com/2008/06/02/teknik-penyusunan-laporan-
penelitian-ilmiah-kuantitatif.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mistisisme.
http://id.wikipedia.org/wiki/mistik.
http://gp-ansor.org.
http://umisulaiman.blogspot.com/2007/04/kisah-qarun-dan-kekayaannya-yang-
harus.html. artikel diakses pada 12 Desember 2009.
http://umihamid.multiply.com/journal/item/55/KISAH_FIRAUN. artikel diakses
pada 11 Desember 2009.
Wawancara:
Wawancara pribadi dengan Pimpinan Redaksi Majalah Hidayah Abdul Muaz.
Jakarta, 07 April 2009.
Wawancara pribadi dengan redaktur pelaksana Majalah Hidayah Sari Narulita.
Jakarta, 07 April 2009