analisis dampak pemberian insentif pajak berupa tax holiday sebagai upaya meningkatkan investasi di...

82
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Dari SyaratSyarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Disusun Oleh : MITRI WIKA SARI 2011420911 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015

Upload: uofaunsada

Post on 07-Jan-2017

463 views

Category:

Data & Analytics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Dari

Syarat–Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Disusun Oleh :

MITRI WIKA SARI

2011420911

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2015

Page 2: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

i

ANALISIS TUJUAN PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DAN PENYERAPAN TENAGA

KERJA DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Dari

Syarat–Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Disusun Oleh :

MITRI WIKA SARI

2011420911

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2015

Page 3: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

ii

Page 4: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

iii

Page 5: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

iv

Page 6: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

v

ABSTRAK

Nama : Mitri Wika Sari

NIM : 2011420911

Program Studi : Akuntansi

Judul : Analisis Dampak Pemberian Insentif Pajak berupa Fasilitas Tax

Holiday dalam Upaya untuk Meningkatkan Investasi di Indonesia

Skripsi ini menganalisa mengenai tujuan pemberian fasilitas penanaman modal

berupa insentif pajak tax holiday di Indonesia untuk menarik investor asing dan

investor dalam negeri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan

metode analisa deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbandingan perkembangan investasi di Indonesia sebelum dan sesudah adanya

tax holiday di Indonesia serta mengetahui dampak setelah dikeluarkannya Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011 tentang tax holiday. Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk menarik investor dalam menanamkan

modalnya di Indonesia, pemerintah memberikan fasilitas tax holiday dan insentif

pajak lainnya bertujuan untuk menumbuhkan industri baru, transfer teknologi,

mengurangi pengangguran dengan mengolah sumber daya alam dan pemerataan

ekonomi di daerah tertentu. Adanya tax holiday memberikan dampak ke berbagai

aspek, diantaranya dapat mengurangi pendapatan negara dari segi pajak

penghasilan badan dan disisi lain juga meningkatkan pendapatan negara dalam

jangka panjang serta menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dari kesimpulan

tersebut disarankan agar pemerintah mempermudah persyaratan untuk memperoleh

tax holiday agar lebih banyak pengusaha yang bisa memanfaatkan insentif tersebut

serta memperbaiki lingkungan investasi di Indonesia agar peningkatan investasi di

Indonesia dapat terealisasi dan diharapkan adanya interpretasi dan transparansi

yang jelas atas peraturan penanaman modal dan peraturan perpajakan.

Kata kunci :

Insentif pajak, tax holiday, investasi, penyerapan tenaga kerja

Page 7: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

vi

ABSTRACT

Name : Mitri Wika Sari

NIM : 2011420911

Study Program : Accounting

Title : Analysis of the impact of tax incentives in the form

facilities tax holiday in an effort to attract investment

in Indonesia

This essay analyzes about the purpose of the grant of facilities capital investment tax

incentives in the form of a tax holiday in Indonesia to attract foreign investors

anddomestic investors. This research used a qualitative approach and methods a

descriptive analysis. The purpose of this research is to know the comparison of the

development of investment in Indonesia before and after the existence of the tax

holiday in Indonesia as well as knowing the impact after the promulgation of the

regulation of the Peraturan Menteri Keuangan Number 130/PMK.011/2011 about the

tax holiday. From the results it can be concluded that in order to attract investors in

Indonesia’a capital, in still government provided a tax holiday and other tax incentives

aimed to foster new industries, technology transfer, reducing unemployment by

processing natural resources and equitable economy in certain areas. The existence

of a tax holiday give effect to various aspects, such as the following can reduce the State

income tax in terms of income and on the other handalso increase the State revenue in

the long run and creating jobs. From theconclusions it is recommended that the

Government ease the requirements to obtain a tax holiday so that more entrepreneurs

who can take advantage of the incentivesand improve the investment

environment in Indonesia in order to increase investmentin Indonesia can be realized

and the expected presence of interpretation and a clear transparency over investment

rules and taxation.

Keywords:tax incentives, tax holiday, employment

Page 8: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

vii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmannirrahim

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa kesehatan fisik dan mental

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan sehingga memungkinkan skripsi ini terwujud.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Ayah, mama serta keluarga besar yang selama ini selalu memberikan dukungan

positif kepada penulis dan tidak terlepas dari doa kedua orang tua penulis

selama ini.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Bapak Sukardi H. Sentono, SE, MM

3. Ketua Jurusan Akuntansi Bapak Ahmad Basid Hasibuan, SE, M.Si

4. Pembimbing Materi dan Teknis Ibu Atik Isniawati, SE,M.Si yang senantiasa

sabar dalam membimbing penulis selama proses penulisan karya ilmiah ini

serta memberikan masukan – masukan positif selama proses penulisan skripsi

ini

5. Bapak / ibu serta jajaran staff akademik yang telah membantu penulis selama

menjalankan proses perkuliahan

Page 9: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

viii

Page 10: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

ABSTRACT ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................ 4

1.3.2 Kegunaan Penelitian............................................................ 5

1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 5

Bab 2 LANDASAN TEORI

2.1 Insentif Investasi .......................................................................... 8

2.1.1 Dasar Hukum Pemberian Insentif Investasi ........................ 9

2.1.2Pengertian Insentif Pajak...................................................... 11

2.1.3 Bentuk – bentuk Insentif Pajak ........................................... 12

a. Tax Holiday ........................................................................ 13

b. Investment allowance and tax credit .................................. 13

c. Timing Difference ............................................................... 14

d. Reduced Tax Rates ............................................................. 14

e. Administratif Discreation ................................................... 14

2.1.4 Tujuan Insentif Pajak .......................................................... 14

a. Regional development ........................................................ 15

b. Employment creation ......................................................... 16

c. Technology transfer ............................................................ 16

d. Export promotion ............................................................... 16

e. Free trade or export processing zones ............................... 16

2.1.5 Manfaat Insentif Pajak ........................................................ 16

2.2 Penanaman Modal ........................................................................ 18

2.2.1 Pengertian Penanaman Modal ............................................. 18

2.2.2 Tujuan Penanaman Modal................................................... 19

2.2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal ....... 24

2.2.4 Penanaman Modal Dalam Negeri ....................................... 26

2.2.5 Penanaman Modal Asing .................................................... 26

Page 11: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

x

2.3 Fasilitas insentif pajak atas Pembebasan atau Pengurangan Pajak

Penghasilan Badan ........................................................................ 27

2.3.1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011 .. 27

2.3.2 Peraturan Kepala BKPM RI Nomor 12 Tahun 2011 ........... 32

2.3.3 Peraturan Direktur jenderal Pajak Nomor: PER-45/PJ/2011

dan PER-44/PJ/2011 .................................................................. 34

2.3.4 Tax Holiday ......................................................................... 35

2.4 Pengertian Tenaga Kerja ............................................................... 38

2.4.1 Penyerapan Tenaga Kerja .................................................... 39

2.5 Kerangka Berfikir ......................................................... 40

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian .......................................................................... 42

3.2 Penentuan Objek Penelitian ......................................................... 43

3.3 Jenis Data yang Digunakan .......................................................... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 43

3.5 Metode Analisis Data ................................................................... 44

3.6 Mekanisme Pengolahan Data ....................................................... 44

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Perbandingan Perkembangan Penanaman Modal di Indonesia

Sebelum dan Sesudah Dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 130/PMK.011/2011 tentang Tax Holiday ........................ 45

4.1.1 Perkembangan Penanaman Modal atas Proyek Baru dan

Perluasan Investasi di Indonesia ......................................... 46

4.2 Pemberian Insentif Pajak ............................................................. 55

4.3 Dampak Pemberian Tax Holiday ................................................... 57

BAB 5 KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 63

5.2 Saran ............................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65

Page 12: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal

Asing di Indonesia Tahun 2007 – Maret 2015 ............................. 47

Tabel 4.2 Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2007 – 2014 ....................... 58

Tabel 4.3 Target Investasi di Indonesia Tahun 2007 – 2014 ....................... 59

Page 13: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 MEKANISME PERMOHONAN FASILITAS TAX HOLIDAY..32

GAMBAR 2.2 DIAGRAM KERANGKA BERPIKIR ...................................... 40

GAMBAR 4.1 GRAFIK REALISASI PERKEMBANGAN INVESTASI 2010 –

MARET 2015 : PER TRIWULAN ...................................................................... 50

GAMBAR 4.2 GRAFIK PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2010 –

MARET 2015 : PROYEK BARU DAN PERLUASAN ..................................... 52

GAMBAR 4.3 GRAFIK REALISASI PERKEMBANGAN PENYERAPAN

TENAGA KERJA INDONESIA 2010 – MARET 2015: PER

TRIWULAN..........................................................................................................60

Page 14: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 REALISASI PERKEMBANGAN INVESTASI TAHUN

2010 – MARET 2015 ....................................................... .68

LAMPIRAN 2`REALISASI PERKEMBANGAN INVESTASI 2010 –

MARET 2015 : PROYEK BARU DAN PERLUASAN....69

LAMPIRAN 3 REALISASI PERKEMBANGAN PENYERAPAN

TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2010 – MARET

2015 : PER TRIWULAN....................................................70

LAMPIRAN 4 LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI

MAHASISWA...................................................................71

Page 15: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara – negara pengutang yang

mulai mengalihkan perhatian dalam bentuk alternatif bagi pembiayaan

pembangunan yang berasal dari pinjaman luar negeri. Tidak terkecuali Indonesia,

dimana saat itu, menurut Kesit ( dalam World Bank, 2003) bahwa utang luar negeri

Indonesia pada awal tahun 1993 telah mencapai nilai US$92,8 miliar yang terdiri

dari utang sektor pemerintah dan swasta yang telah dicairkan. Utang luar negeri

Indonesia yang outstanding (yang telah dicairkan dan yang belum dicairkan)

sampai akhir tahun 1993 mencapai nilai US$ 112.2 miliar. Nilai utang luar negeri

tersebut telah menempatkan Indonesia sebagai negara pengutang terbesar nomor

tiga diantara negara berkembang yang berutang lainnya, dimana sebagian besar

negara pengutang berada di kawasan Asia. Sementara itu, sebagai negara pengutang

besar, Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk yang mempunyai

pendapatan paling rendah di dunia.

Selama Repelita VI dana investasi yang dibutuhkan oleh pemerintah yaitu

Rp.660,1 triliun yang terdiri dari investasi swasta sebesar Rp. 484,2 triliun. Adapun

sumber pembiayaan investasi ini berasal dari dana dalam negeri dan dana luar

negeri. Sumber dana investasi dari dalam negeri selama Repelita VI yang berasal

dari tabungan pemerintah diperkirakan sekitar Rp169 triliun, sedangkan sumber

dana investasi yang berasal dari tabungan masyarakat Rp. 453 triliun, dan

Page 16: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

2

sumber dana investasi dari luar negeri diperkirakan sekitar Rp. 37 triliun.

Kemudian, kebutuhan dana untuk investasi ini direvisi oleh Presiden Soeharto pada

tanggal 15 Maret 1995, dari Rp. 660,1 triliun pada Repelita VI menjadi Rp. 815

triliun pada tahun 2000. Menyadari kenyataan tersebut, pemerintah telah

melakukan berbagai upaya deregulasi untuk menciptakan iklim investasi di

Indonesia yang kondusif. Karena timbul kecenderungan para investor hanya mau

menanamkan modalnya di tempat yang paling menguntungkan. Negara-negara

seperti China, Vietnam, Bangladesh, Thailand dan Malaysia, belakangan terbukti

menjadi pesaing Indonesia dalam berlomba menarik modal asing (Kesit dalam

Business News, 2003).

Adanya perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dijadikan

sebagai pelengkap untuk mengisi sektor – sektor usaha dan industri yang belum

dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak swasta di Indonesia, baik karena alasan

teknologi, manajemen maupun alasan permodalan. Modal asing juga diharapkan

dapat lebih meningkatkan dan menghidupkan iklim dunia usaha serta dapat

dijadikan sebagai upaya menembus jaringan pemasaran internasional melalui

jaringan yang mereka miliki. Fasilitas penanaman modal adalah salah satu upaya

pemerintah dalam meningkatkan minat investasi di Indonesia, khususnya

penanaman modal asing. Dengan adanya investaasi asing dapat mempercepat

proses pembangunan ekonomi Indonesia. Menurut Kesit (dalam Sanyoto,2003)

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dapat dilihat dari

dua faktor, yaitu faktor dalam negeri dan faktor luar negeri. Faktor dalam negeri

yang mempengaruhi besarnya investasi antara lain stabilitas politik dan ekonomi

Page 17: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

3

yang baik, kebijakan deregulasi dan birokrasi yang meningkatkan iklim investasi,

fasilitas perpajakan yang diberikan, tersedianya sumber daya alam yang melimpah

dan tersedianya upah sumberdaya manusia yang kompetitif (murah). Sedangkan

faktor luar negeri yang mempengaruhi perkembangan investasi antara lain apresiasi

nilai tukar negara investor berasal, penetapan Generalized System of Preferences

(GSP) terhadap 4 negara industri baru (NIB) Asia (meliputi Korea Selatan,

Taiwan,Hongkong dan Singapura), dan meningkatnya biaya produksi di luar negeri

terutama di NIB.

Pemerintah memberikan kebijakan fasiltas dalam kegiatan penanaman

modal sebagai bentuk upaya dalam mendorong pertumbuhan investasi. Insentif

perpajakan salah satu faktor yang menjadi daya tarik bagi para investor, terlebih

dalam kondisi awal perusahaan beroperasi maka kondisi perusahaan belum dapat

memperoleh keuntungan hingga beberapa waktu kedepan sampai modal yang telah

dikeluarkan sudah dapat dikatakan balik modal. Maka, dengan adanya pemberian

insentif pajak dapat menjadi pertimbangan bagi para investor untuk keputusannya

berinvestasi.

Berdasarkan ulasan tersebut, maka penulis tertarik untuk menganalisis

secara lebih mendalam terkait kebijakan pemberian tax holiday yang berjudul

“Analisis Dampak Pemberian Insentif Pajak Berupa Tax Holiday Sebagai Upaya

Meningkatkan Investasi di Indonesia”.

Page 18: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

4

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka dapat diuraikan

rumusan masalah adalah :

1. Bagaimana perbandingan tingkat perkembangan investasi di Indonesia

sebelum dan sesudah dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor

130/PMK.011/2011 tentang tax holiday?

2. Bagaimana dampak dari pemberian fasilitas tax holiday setelah dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011 tentang tax holiday?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka dapat jelaskan tujuan dan kegunaan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbandingan tingkat perkembangan investasi di Indonesia

sebelum dan sesudah dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor

130/PMK.011/2011 tentang tax holiday.

2. Untuk mengetahui dampak dari pemberian fasilitas tax holiday setelah

dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011

tentang tax holiday.

Page 19: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

5

1.3.2 Kegunaan Penelitian

a. Bagi otoritas pajak

Memberikan bahan pembelajaran bagi otoritas pajak, wajib pajak maupun

Badan Koordinasi Penanaman Modal terkait mengenai insentif pajak yang

berupa tax holiday dalam upaya meningkatkan investasi di Indonesia.

b. Bagi kalangan peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana latihan pengembangan

kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang peneliti

dapatkan di perkuliahan. Dengan demikian penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam hal

pemahaman berinvestasi.

c. Bagi Fiskus

Memberikan sumbangan pemikiran mengenai Tax Holiday dan dapat menjadi

referensi bagi pihak – pihak terkait.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini dibagi menjadi lima bab yang akan diuraikan secara

ringkas sebagai berikut:

1. Bab 1 Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang atas pemilihan topik tentang tax

holiday, perumusan masalah yang akan digunakan sebagai acuan dalam

melakukan analisis, pembatasan atas permasalahan yang akan dibahas, tujuan

Page 20: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

6

dan manfaat penelitian yang diharapkan dapat dicapai dan sistematika

penulisan.

2. Bab 2 Landasan Teori

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai ulasan konsep atau teori yang akan

digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisa. Teori dan konsep yang akan

diungkapkan dalam bab ini hanya teori – teori dan konsep – konsep yang

relevan terhadap penelitian ini. Teori yang dibahas adalah teori mengenai

insentif investasi, dasar hukum pemberian insentif investasi, pengertian

insentif pajak, bentuk – bentuk insentif pajak, tujuan dan manfaat atas insentif

pajak tersebut; teori tentang penanaman modal yang meliputi pengertian atas

penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing, tujuan

penanaman modal, berbagai faktor – faktor yang mempengaruhi penanaman

modal; tax holiday dan pengertian tenaga kerja.

3. Bab 3 Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai lokasi penelitian, penentuan objek penelitian,

jenis data yang digunakan, teknik pengumpulan data, metode analisis data dan

mekanisme pengolahan data.

4. Bab 4 Pembahasan

Bab ini akan membahas jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan

dalam bab sebelumnya dan akan dilakukan analisis mengenai permasalahan

tersebut berdasarkan peraturan dan teori atau konsep yang berkaitan serta data

– data yang diperoleh.

Page 21: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

7

5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Dalam bab terakhir ini akan disampaikan kesimpulan atas analisis yang telah

dilakukan serta dilengkapi dengan saran sebagai upaya dalam proses perbaikan

untuk kedepannya.

Page 22: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Insentif Investasi

Perlakuan terhadap investasi asing langsung yang masuk ke dalam suatu

negara telah banyak perubahan semenjak sebagian besar negara memiliki kebijakan

yang liberal untuk menarik investasi dari berbagai perusahaan multinasional.

Dengan harapan bahwa perusahaan multinasional akan membawa dampak positif

bagi perekonomian negara dalam hal meningkatkan lapangan pekerjaan,

meningkatkan ekspor, peningkatan pendapatan dari sektor perpajakan atau adanya

alih teknologi dan ilmu pengetahuan yang telah menyebabkan pemerintah di

seluruh dunia menurunkan hambatan dalam berinvestasi dari berbagai bidang dan

membuka sektor – sektor baru bagi investasi asing. Pemerintah di seluruh dunia

juga secara bersamaan menyediakan berbagai bentuk insentif investasi untuk

menarik minat perusahaan asing agar menanamkan modal di negaranya.

Pemerintah yang ada di dunia bersaing untuk menarik investasi dengan

menggunakan insentif karena dua alasan, yaitu mereka membutuhkan investasi

tersebut dan dalam kenyataannya, modal dari perusahaan – perusahaan besar di

dunia terus bergerak. Untuk alasan yang pertama, pemerintah harus bernegosiasi

dengan para pemilik modal dengan segala kondisi iklim investasi yang ada di

negaranya. Alasan yang kedua menciptakan suatu aspek persaingan dalam

hubungan antara pemerintah dan pemilik modal, sepanjang investasi yang akan

dilakukan dapat berlokasi di lebih dari satu negara. ( Adhytia dalam Thomas: 2007)

Page 23: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

9

Selain karena kedua alasan tersebut, pemerintah juga dihadapkan pada

adanya tekanan politik untuk memenangkan persaingan dalam menarik investsi

yang diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus memperoleh

penerimaan dari sektor pajak. Selain itu, terdapat tekanan dari pihak lain mengenai

pentingnya pemberian insentif untuk menarik investasi, misalnya dari pemerintah

daerah calon lokasi penanaman modal. Pada akhirnya, kebijakan – kebijakan

penting yang dikeluarkan mengaruh kepada perlunya menarik investasi asing

sebagai kunci pembangunan ekonomi yang mengarah kepada kesimpulan bahwa

sangat penting untuk menggunakan insentif sebagai daya tarik terhadap investor

asing.

2.1.1 Dasar Hukum Pemberian Insentif Investasi di Indonesia

Pemberian insentif investasi di Indonesia, baik insentif fiskal maupun non

fiskal diatur secara jelas dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal. Berdasarkan Undang – Undang Penanaman Modal, fasilitas

berupa insentif investasi dapat diberikan atas investasi berupa perluasan usaha

maupun investasi baru. Fasilitas berupa insentif dapat diberikan dalam kategori

insentif fiskal dan insentif non fiskal. Insentif fiskal yang dapat diberikan menurut

ketentuan dalam undang – undang tersebut ialah :

a. Pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah

penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;

b. Pembebasan atau pengurangan PPh badan dalam jumlah dan waktu tertentu

(tax holiday);

Page 24: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

10

c. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin atau

peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam

negeri;

d. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong

untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;

e. Pembebasan atau penangguhan PPN atas impor barang modal atau mesin atau

peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam

negeri selama jangka waktu tertentu;

f. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan

g. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), khususnya untuk bidnag usaha

tertentu, pada wilayah atau daerah tertentu.

Insentif non fiskal yang diatur dalam Undang – Undang Penanaman Modal

adalah pemberian kemudahan pelayanan atau perizinan kepada investor untuk

memperoleh :

a. Hak atas tanah;

b. Fasilitas pelayanan keimigrasian; dan

c. Fasilitas perizinan impor

Untuk dapat memperoleh insentif fiskal sebagaimana diatur dalam Undang –

Undang Penanaman Modal, investor wajib memenuhi salah satu dari kriteria

berikut

a. Menyerap banyak tenaga kerja;

b. Termasuk skala prioritas tinggi;

c. Termasuk pembangunan infrastruktur;

Page 25: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

11

d. Melakukan alih teknologi;

e. Melakukan industri pionir;

f. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan atau daerah

lain yang dianggap perlu;

g. Menjaga kelestarian lingkungan hidup;

h. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi;

i. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasii; dan

j. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang

diproduksi di dalam negeri.

2.1.2 Pengertian Insentif Pajak

UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development)

mendefiniskan insentif pajak sebagai segala bentuk insentif yang mengurangi beban

pajak perusahaan dengan tujuan untuk mendorong perusahaan – perusahaan

tersebut untuk berinvestasi di proyek atau sektor tertentu (Prasetyo,2008 dalam

Clark). Menurut Amanda (dalam Fletcher ,2012) defines a tax insentive as any tax

provision granted to a qualified investment project that represents a favorable

deviation from the provisions applicable to investment projects in general. Thus,

the key feature of a tax incentive is that it applies only to certain projects. Menurut

Zee, Stotsky dan Ley (2002) mendefiniskan insentif pajak dari sudut pandang

hukum (statutory term) sebagai a special tax provision granted to qualified

investment projects that represents a statutory favorable deviation from a

corresponding provision applicable to investment projects in general. Yang

diartikan bahwa insentif pajak merupakan perlakuan khusus yang diberikan

Page 26: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

12

terhadap proyek investasi tertentu saja. Sedangkan dari sudut pandang effective

term insentif pajak didefinisikan sebagai a special tax provision granted to qualified

investment projects that has the effect of lowering the effective tax burden –

measured in some way – on those projects, relative to the effective tax burden that

would be borneby the investors in the absence of the special tax provision. Under

this definition, all tax incentives are, therefore, necessarily effectives. Yang dapat

diartikan secara singkat yaitu insentif pajak merupakan dampak efektif terhadap

pengurangan beban pajak yang ditanggung oleh wajib pajak. Menurut Adhytia

(dalam Thomas,2007) insentif investasi berupa pajak adalah subsidi yang diberikan

untuk mempengaruhi lokasi penanaman modal. Menurutnya, tujuan insentif

tersebut mungkin sebagai daya tarik investasi baru dan mempertahankan investasi

yang telah ada. Dari pengertian tersebut, insentif pajak dapat didefinisikan sebagai

upaya dalam meningkatkan investasi dengan memberikan kemudahan yang terukur

oleh pemerintah terhadap sektor swasta dalam rangka menarik investasi baru

maupun mempertahankan investasi yang telah ada.

2.1.3 Bentuk – bentuk Insentif Pajak

Secara umum, insentif investasi terdiri dari dua kelompok besar, yaitu

insentif non fiskal dan insentif fiskal. Insentif non fiskal merupakan kemudahan

kemudahan yang diberikan oleh pemerintah yang tidak terkait langsung dengan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN/stage budget), sedangkan

insentif fiskal merupakan kemudahan – kemudahan yang diberikan oleh pemerintah

yang terkait langsung dengan APBN. Insentif non fiskal yang biasanya dijanjikan

oleh pemerintah antara lain penyederhanaan proses perizinan, pembangunan

Page 27: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

13

infrastruktur dan pemberantasan pungutan liar. Sedangkan insentif fiskal dapat

diberikan dalam bentuk insentif pajak (tax incentive) dan subsidi. Terdapat

beberapa jenis insentif untuk menarik investasi. Jenis – jenis dan insentif tersebut

dapat dibagi menjadi insentif fiskal (merupakan insentif pajak yang bertujuan untuk

mengurangi beban pajak investor), inenstif keuangan dan jenis insentif lainnya.

Kategori insentif pajak menurut Amanda (dalam Fletcher, 2012) dibagi

menjadi 6 jenis, yaitu tarif pajak yang lebih rendah (reduce corporate income tax

rates), tax holiday, investasi dapat dibiayakan dan pemberian kredit pajak

(investment allowances and tax credits), penyusutan dipercepat (accelerated

depretiation), pembebasan pajak tidak langsung (exemptions from indirect taxes)

dan zona produksi ekspor (export processing zones).

Pembagian bentuk insentif pajak menurut Amanda (dalam Holland dan

Vann, 2012) terbagi menjadi lima jenis, yaitu:

a. Tax Holiday

Pemberian insentif pajak jenis ini sering diterapkan oleh negara yang sedang

berkembang. Insentif ini ditujukan untuk perusahaan baru dan bukan untuk

perusahaan yang sedang beroperasi. Dengan tax holiday baru akan diberikan

periode waktu tertentu yang mana mereka akan dibebaskan dari beban pajak

penghasilan.

b. Investments Allowance and Tax Credit

Insentif pajak ini didasarkan pada besarnya jumlah pengeluaran dari investasi

yang bersangkutan. Investment allowance digunakan untuk mengurangi

Page 28: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

14

penghasilan kena pajak perusahaan, sedangkan tax credit digunakan untuk

langsung mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar.

c. Timing Diffrence

Insentif pajak ini muncul akibat adanya perbedaan waktu pengakuan akun-

akun tertentu antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan

pajak khususnya dalam hal pengakuan biaya dan pengakuan penghasilan.

d. Reduced tax rates

Insentif pajak ini memberikan pengurangan tarif pajak yang digunakan kepada

wajib pajak dengan kriteria tertentu dari suatu persentase atau tingkatan tarif

tertentu ke tingkatan tarif yang berada di bawahnya atau lebih rendah.

e. Administratif Discretion

Insentif ini memiliki arti sebagai proses administrasi yang selektif dalam

rangka pemberian fasilitas pajak, yang berarti apakah fasilitas pajak dapat

dinikmati secara otomatis oleh setiap wajib pajak yang memenuhi kebutuhan

atau harus mengajukan permohonan penggunaan fasilitas pajak terlebih

dahulu.

2.1.4 Tujuan Insentif Pajak

Prasetyo (2008) menjelaskan bahwa UNCTAD melaporkan beberapa tujuan

yang akan dicapai dalam pemberian insentif pajak oleh suatu negara. Beberapa

tujuan tersebut, yaitu:

a. Investasi Regional

Biasanya meliputi pemberian dukungan untuk kawasan luar kota,

pembangunan kawasan industri yang agak jauh dari pusat kota dan karenanya

Page 29: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

15

pencemaran lingkungan, urbanisasi yang terlalu tnggi dan padatnya penduduk

di pekotaan bisa dikurangi.

b. Investasi Sektoral

Insentif pajak bisa diberikan untuk bidang-bidang usaha yang dipandang

penting bagi pembangunan. Pemberian insentif ditujukan untuk merangsang

perkembangnan industri, manufaktur, pariwisata atau eksplorasi sumber daya

alam.

c. Peningkatan kualitas

Peningkatan kualitas biasanya diusahakan dengan membuat kawasan berikat

untuk industri-industri yang berorientasi ekspor.

d. Alih teknologi

Pemberian insentif utuk industri-industri yang sifatnya pionir atau dengan

menyediakan insentif khusus untuk kegiatan yang sifatnya penelitian dan

pengembangan guna merangsang transfer teknologi.

Pandangan lain diberikan menurut Amanda ( dalam kutipan Holland dan

Vann,2012), yang menjelaskan tujuan diberikannya insentif pajak adalah sebagai

berikut:

a. Regional development

Pembangunan regional merupakan tujuan umum diberikannya insentif pajak di

negara-negara industri dan negara lainnya.

Page 30: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

16

b. Employment creation

Insentif diberikan untuk meningkatkan investasi yang menyerap tenaga kerja

untuk mengurangi tingkat pengangguran atau untuk memperkerjakan orang-

orang dengan spesifikasi tertentu.

c. Technology transfer

Banyak negara memberikan insentif pajak dengan tujuan untuk menarik

investasi yang akan membawa peningkatan teknologi atau aktivitas penelitian

dan pengembangan.

d. Export promotion

Di negara-negara berkembang di Asia, insentif yang bertujuan untuk menarik

inveastasi yang berorientasi ekspor lebih efektif dibandingkan insnetif bentuk

lainnya untuk meningkatkan investasi.

e. Free trade or export processing zones

Export processing zones erat berkaitan dengan meningkatkan investasi yang

berorientasi ekspor. Selama 30 tahun terakhir, insentif ini banyak digunakan

lebih dari 50 negara di dunia, terutama oleh negara-negara berkembang.

Melalui insentif ini, perusahaan dapat melakukan impor mesin, bahan mentah

dan komponen-komponen dengan bebas pajak, dengan tujuan untuk

mengekspor barang jadinya.

2.1.5 Manfaat Insentif Pajak

Beberapa negara berkembang memberikan penawaran insentif pajak yang

bertujuan untuk meningkatkan kegiatan investasi atau penanaman modal. Insentif

tersebut sebagian besar ditujukan untuk menarik investasi asing dalam bentuk

Page 31: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

17

aktivitas produksi dan bukan investasi dalam bentuk aset keuangan. Dengan adanya

investasi diharpakan mampu meningkatkan pembangunan ekonomi negara tersebut.

Selain itu, alasan beberapa negara berkembang menawarkan insentif pajak antara

lain sebagai penyeimbang dari adanya kelemahan dalam sistem pajak yang berlaku

d negara tersebut, untuk mengurangi kerugian yang mungkin akan dialami oleh

investor (dapat dikarenakan infrastruktur yang tidak mendukung), adanya hukum

yang berbelit – belit dan sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, birokrasi yang

berlebihan dan administrasi yang lemah baik di sektor pajak maupun sektor lainnya

di negara tersebut (Amanda,2012).

Bagi investor, sebenarnya sistem pajak tidaklah terlalu penting dibandingkan

dengan pertimbangan – pertimbangan yang lain. Pertimbangan pertama bagi

investor adalah mengenai kondisi perekonomian dasar dan situasi kelembagaan

yang ada. Sedangkan dengan adanya insentif pajak semata tidak dapat

menggantikan pertimbangan – pertimbangan tersebut, justru yang lebih penting

adalah sistem pajak secara keseluruhan. Pemberian insentif pajak akan bermanfaat

apabila faktor–faktor selain pajak juga mendukung untuk berinvestasi, seperti

adanya tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, energi dan biaya modal. Menurut

Amanda (2012) yang mengutip dari Easson dan Zolt menjelaskan bahwa insentif

pajak akan bermanfaat dan menguntungkan bagi negara yang menerapkannya

apabila dengan adanya insentif pajak tersebut, terdapat keputusan investasi yang

dibuat akibat adanya insentif tersebut dan tidak akan terjadi investasi apabila tidak

ada insentif pajak yang diberikan.

Page 32: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

18

2.2 Penanaman Modal

2.2.1 Pengertian Penanaman Modal

Dijelaskan dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun

2007 pasal satu bahwa yang dimaksud dengan penanaman modal adalah segala

bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanam modal dalam negeri

maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah republik

Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 jo. Nomor 62 Tahun 2008 tentang

Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang – bidang Usaha

Tertentu dan/atau di Daerah – daerah Tertentu pasal 1 ayat 1, mendefinisikan

penanaman modal sebagai investasi berupa aktiva tetap berwujud termasuk tanah

yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, baik untuk penanaman modal baru

maupun perluasan dari usaha yang telah ada.

Adhytia (2012) menjelaskan mengenai definisi investasi ialah sebagai suatu

penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka

waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan

datang. Hal lainnya yang menjelaskan keputusan untuk melakukan investasi dapat

dilakukan oleh individu maupun badan usaha (termasuk lembaga perbankan) yang

memiliki kelebihan dana. Investasi dapat dilakukan baik di pasar uang maupun di

pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit pada masyarakat yang

membutuhkan. Dalam kutipan yang dibuat oleh Amanda (2012) pengertian

investasi menurut Downes dan Goudman yaitu Investment can refer to a financial

investment (where an investor puts money into a vehicle) or to an investment of

Page 33: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

19

effort and time on the part of an individual who wants to reap profits from the

success of his labor (Kemampuan penanaman modal atau uang dalam suatu bisnis

atau proyek untuk memperoleh keuntungan).

Kegiatan penanaman modal atau yang lebih dikenal dengan istilah investasi

merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan perekonomian suatu

bangsa. Istilah investasi tidaklah asing bagi para pelaku kegiatan bisnis dan sangat

popular dalam dunia usaha. Banyak para ahli yang mendefinisikan makna dari kata

investasi atau penanaman modal, seperti yang dikemukakan oleh Kamarudin

Ahmad (2007) bahwa investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan

harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

tersebut. Unsur – unsur terpenting dari kegiatan investasi atau penanaman modal

yaitu :

a. Adanya modif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya

mempertahankan nilai modalnya.

b. Modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata dan

dapat diraba (tangible) tetapi juga mencakup sesuatu yang tidak bersifat

kasat mata dan tidak dapat diraba (intangible). Intangible mencakup

keahlian, pengetahuan, jaringan dan sebagainya yang dalam berbagai

kontrak kerjasama (join venture agreement) biasanya disebut valuable

service.

2.2.2 Tujuan Penanaman Modal

Tujuan penyelenggaraan penanaman modal dari sudut pandang pemerintah

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 34: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

20

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

Pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal pasal 13, dijelaskan bahwa salah satu kebijakan pemerintah

khususnya dibidang penanaman modal yang ditujukan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional adalah ditetapkan dan dikembangkannya

kawasan ekonomi khusus yang dimaksudkan untuk pengembangan ekonomi di

wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional

dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah. Dalam hal ini,

pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal tersendiri.

b. Menciptakan lapangan kerja

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal pasal 10 menjelaskan bahwa tujuan ini tercermin pada salah

satu ketetapan yang mengharuskan perusahaan penanaman modal dalam

memenuhi kebutuhan tenaga kerja mengutamaakn tenaga kerja warga negara

Indonesia dan diwajibkan meningkatkan kompetensi tenaga kerja warga negara

Indonesia melalui pelatihan kerja serta mewajibkan bagi perusahaan yang

memperkerjakan tenaga kerja asing untuk menyelenggarakan pelatihan dan

melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal pasal 15 huruf b menjelaskan bahwa kebijakan yang terkait

secara langsung dengan konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan antara

Page 35: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

21

lain tercermin dalam ketetapan yang mewajibkan penanam modal untuk

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility/CSR). Selain itu dalam pasal 16 huruf b,c dan d juga

menjelaskan mengenai tanggung jawab penanam modal untuk menanggung

dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika kegiatan usaha secara

sepihak, ikut serta untuk menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat,

mencegah praktik monopoli, serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.

d. Meningkatkan kemampuan daya saing usaha nasional

Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal paragraf 10 Penjelasan Umum menjelaskan bahwa dalam upaya untuk

mendorong perekonomian Indonesia menuju perekonoman global serta untuk

mengantisipasi berbagai konsekuensi yang harus dihadapi terkait keikutsertaan

Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional yag terkait dengan

penanaman modal, baik secara bilateral, regional maupun multilateral (World

Trade Organization/WTO), maka perlu diselenggarakan adanya penanaman

modal.

e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal pasal 10 ayat 4 menjelaskan bahwa secara kongkrit dalam

rumusan kebijakan di bidang penanaman modal, khususnya mengenai

kewajiban perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga kerja

asing untuk menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada

Page 36: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

22

tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

f. Mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal pasal 13 menjelaskan mengenai adanya kebijakan yang

memberikan perlindungan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan

koperasi, dimana pemerintah diwajibkan menetapkan bidang usaha yang

dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi serta bidang

usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan

usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Di samping itu, pemerintah

mewajibkan pula untuk melakukan pembinaan dan pengembangan usaha

mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui program kemitraan peningkatan

daya saing, pemberian dorongan inovasi dan perluasan pasar, serta penyebaran

informasi yang seluas-luasnya.

g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Tujuan ini tercermin dalam pasal 33 ayat (3) Undang – Undang Dasar 1945

yang menyebutkan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.

Pandangan lain yang disampaikan oleh Prasetyo (2008) yang mengutip

Dunning dan Caves, menyatakan bahwa tujuan investasi dari sudut pandang

investor adabeberapa macam, yaitu:

Page 37: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

23

a. Mencari sumber daya alam

Investor bertujuan untuk mencari sumber kekayaan alam yang menjadi

incarannya, termasuk kaitannya dengan kualitas barang dan harganya.

Selain itu investor mempertimbangkan pula aspek fasilitas-fasilitas

pengembangan kekayaan alam itu (misalnya sarana pengolahan dan

pemasaran) dan keberadaan infrastruktur yang menunjang eksploitasi

kekayaan alam itu. Kemudian yang mungkin dipertimbangkan juga adalah

ada tidaknya insentif dan mitra lokal.

b. Mencari pasar

Secara umum, investor jenis ini mempertimbangkan ukuran dan tingkat

pertumbuhan pasar lokal dan daerah-daerah sekitarnya, kualitas dan

jumlah tenaga manusia, infrastruktur, serta kebijakan makro pemerintah

setempat.

c. Mencari peningkatan efisiensi

Bagi investor jenis ini, maka biaya produksi menjadi pertimbangan utama,

khususnya yang berkaitan dengan tenaga terampil. Selain itu infrastruktur,

kebijakan makro pemerintah, serta hubungan mereka dengan perusahaan-

perusahaan lain yang padat pengetahuanjuga mereka pertimbangkan.

d. Mencari aset-aset srategis

Investor melihat factor – faktor seperti asset – aset yang padat

pengetahuan, seperti teknologi dan keahlian manajerial. Kemudian mereka

juga mempertimbangkan kondisi pasar dan penyebaran lokasinya.

Page 38: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

24

Kemudian dilihat juga kemudahan akses ke aset-aset itu, faktor harga dan

aset-aset strategis lain, serta unsur budaya dan kelembagaan.

2.2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal

Prasetyo (2008) mengutip Clark yang menjelaskan bahwa terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi suatu keputusan investasi. Faktor – faktor tersebut

adalah :

a. Makro

Faktor makro meliputi sistem politik dan kestabilan politik suatu negara,

kebijakan ekonomi, sistem hukum, public governance, administrasi, hukum

dan besarya daya beli konsumen. Kriteria dari faktor makro ini masih relatif

longgar.

b. Meso

Faktor ini meliputi kondisi infrastruktur (transportasi, energi dan komunikasi),

fasilitas sosial (sarana kesehatan, pendidikan dan fasilitas pendukung lainnya)

dan perhimpunan usaha (asosiasi pengusaha dan kamar dagang dan industri)

c. Mikro

Setelah memepertimbangkan faktor makro dan meso, terakhir investor akan

mempertimbangkan faktor mikro yang meliputi tanah (harga dan kedekatan

dengan pasar), tenaga kerja (upah minimum, keterampilan dan tingkat

produktivitas), modal (kemudahan untuk memperoleh kredit dan munkin

insentif pajak), unsur komersial (kemampuan dan pengalaman partner lokal)

dan unsur lainnya seperti tawaran dari daerah lain.

Page 39: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

25

Kuncoro (2010) juga menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi daya saing suatu negara dibandingkan negara lain yang

mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan investasi. Faktor-faktor

tersebut ialah :

a. Kinerja ekonomi

Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja ekonomi meliputi

perekonomian domestik, perdagangan dan investasi internasional, kesempatan

kerja dan tingkat harga (inflasi).

b. Efisiensi pemerintah

Indikator kunci yang digunakan untuk menilai efisiensi pemerintah adalah

pembiayaan publik, kebijakan fiskal, kerangka kelembagaan, legilasi bisnis

dan pendidikan.

c. Efisiensi bisnis

Faktor-faktor kunci yang digunakan meliputi produktivitas, pasar tenaga kerja,

pembiayaan, praktik manajemen dan pengaruh globalisasi.

d. Infrastruktur

Indikator kuncinya meliputi infrastruktur dasar, infrastruktur teknologi,

infrastruktur ilmiah, kesehatan dan lingkungan serta sistem nilai. Keberadaan

infrastruktur memegang peranan yang cukup penting karena dapat

mempengaruhi efisiensi operasional dan harus dikembangkan secara terus

menerus serta diseleraskan dengan kemajuan ekonomi yang telah dicapai dan

yang ingin diwujudkan di masa depan (sukrino,2011).

Page 40: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

26

Henry (2011) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi investor

untuk menilai lingkungan investasi secara umum adalah PEST (political, economic,

social and technological). Faktor politik mencakup kebijakan pemerintah, hukum,

kestabilan pemerintah dan kebijakan perpajakan. Faktor ekonomi mencakup

kondisi tingkat bunga, pengangguran, inflasi, produk domestik bruto dan nilai

tukar. Faktor sosial mencakup kebudayaan dan lingkungan. Serta faktor teknologi

mencakup keberadaan teknologi lama dan kemampuan untuk menerima teknologi

baru, semkin baik respon akan teknologi baru menunjukan adanya potensi untuk

melakukan investasi.

2.2.4 Penanaman Modal Dalam Negeri

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal pasal 1 ayat 2, mendefinisikan penanaman modal dalam negeri

sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan

menggunakan modal dalam negeri.

2.2.5 Penanaman Modal Asing

Dalam Undang – undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal pasal 1 ayat 3, foreign drect investment atau penanaman modal

asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam

modal dalam negeri. Menurut OECD (1996) yang dimaksud dengan foreign direct

investment yaitu Foreign direct investment reflects the objective of obtaining a

Page 41: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

27

lasting interest by a resident entity in one economy (“direct investor”) in an entity

resident in an economy other than that of the investor (“direct investment

enterprise”). The lasting interest implies the existence of a long-term relationship

between the direct investor and the enterprise and a significant degree of influence

on the management of the enterprise. Direct investment involves both the initial

transaction between the two entities and all subsequent capital transactions

between them and among affiliated enterprises, both incorporated and

unincorporated.

Menarik investor asing biasa dilakukan berbagai negara sebagai salah satu

usaha untuk mempercepat perkembangan investasi.menggalakan penanaman

modal asing akan memberikan beberapa sumbangan penting dalam pembangunan,

yaitu penanam modal asing menyediakan modalnya sendiri, akan memindahkan

teknologi dan kepakaran lain ke negara yang didatangi, meningkatkan penggunaan

teknologi modern dan kerap kali usaha mereka dapat meningkatkan ekspor (sukino,

2011).

2.3 Fasilitas Insentif Pajak atas Pembebasan atau Pengurangan Pajak

Penghasilan Badan ( Tax Holiday )

2.3.1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011

Dasar hukum pemberian fasilitas tax holiday diatur dalam PMK Nomor

130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan

Pajak Penghasilan Badan yang telah ditetapkan dan diberlakukan mulai tanggal 15

Agustus 2011. Pembuatan PMK ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal yang bertujuan untuk mengatur pemberian fasilitas

Page 42: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

28

pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam rangka penanaman

modal.

Sesuai yang tertera dalam PMK Nomor 130/PMK/011/2011 pasal dua (2),

dijelaskan bahwa pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak

penghasilan badan diberikan untuk jangka waktu paling lama sepuluh tahun pajak

dan paling singkat 5 (lima) tahun pajak, terhitung sejak tahun pajak dimulainya

produksi komersial. Setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan pajak

penghasilan badan tersebut, wajib pajak diberikan pengurangan pajak penghasilan

badan sebesar 50% dari Pajak Penghasilan terutang selama dua tahun pajak.

Dalam pasal tiga (3) diatur mengenai wajib pajak badan baru yang dapat

diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan harus

memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas,

memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan

teknologi baru dan memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional

(Industri logam dasar; Industri pengilangan minyak bumi atau kimia dasar

organik yang bersumber dari minyak bumi dan gas alam; Industri permesinan;

Industri di bidang sumber daya terbarukan dan Industri peralatan komunikasi).

b. Mempunyai rencana penanaman modal baru yang telah mendapatkan

pengesahan dari instansi yang berwenang paling sedikit sebesar

Rp.1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).

Page 43: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

29

c. Menempatkan dana di perbankan di Indonesia paling sedikit 10% dari total

rencana penanaman modal sebagaimana dimaksud pada huruf b, dan tidak

boleh ditarik sebelum saat dimulainya pelaksanaan realisasi penanaman modal.

d. Harus berstatus sebagai badan hukum Indonesia yang pengesahanya ditetapkan

paling lama 12 (dua belas) bulan sebelum Peraturan Menteri Keuangan ini

mulai berlaku atau pengesahannya ditetapkan sejak atau setelah berlakunya

Peraturan Menteri Keuangan ini.

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh wajib pajak dalam upaya untuk

memperoleh fasilitas ini dijelaskan dalam pasal empat (4). Wajib Pajak

menyampaikan permohonan kepada menteri perindustrian atau Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal yang akan menyampaikan usulan kepada Menteri

Keuangan, dengan melampirkan foto kopi :

a. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak.

b. Surat persetujuan penanaman modal baru yang diterbtkan oleh Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal, yang dilengkapi dengan rinciannya.

c. Bukti penempatan dana di perbankan Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

pasal 3 ayat (!) huruf c.

Penyampaian usulan tersebut harus disertai dengan uraian penelitian yang

kemudian akan dijadikan pertimbangan mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Ketersediaan infrastruktur di lokasi investasi.

b. Penyerapan tenaga kerja domestik.

c. Kajian mengenai pemenuhan kriteria sebagai industri pionir.

d. Rencana tahapan alih teknologi yang jelas dan konkret.

Page 44: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

30

e. Adanya ketentuan mengenai tax sparing di negara domisili.

Penjelasan selanjutnya dalam pasal lima (5) mengenai tindak lanjutan yang

akan dilakukan atas ususlan yang telah disampaikan. Menteri keuangan akan

menugaskan komite verifikasi pemberian pembebasan atau pengurangan pajak

penghasilan badan untuk membantu melakukan penelitian dan verifikasi dengan

mempertimbangkan dampak strategis wajib wajak bagi perekonomian nasional dan

berkontribusi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Komite yang

dtugaskan akan menyampaikan hasil penelitian dan verifikasi disertai dengan

pertimbangan dan rekomendasi, termasuk rekomendasi mengenai jangka waktu

pemberian fasilitas. Keputusan mengenai pemberian fasilitas pembebasan atau

pengurangan pajak penghasilan badan diputuskan oleh menteri keuangan setelah

berkontribusi dengan Presiden Republik Indonesia.

Pasal enam (6) dijelaskan mengenai kewajiban wajib pajak yang telah

memperoleh fasilitas tersebut. Kewajiban yang harus dipenuhi adalah penyampaian

laporan secara berkala kepada Direktur jenderal pajak dan komite verifikasi

pemberian pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan mengenai

laporan penggunaan dana yang ditempatkan di perbankan di Indonesia dan laporan

realisasi penanaman modal yang telah diaudit.

Pasal tujuh (7) menyatakan bahwa pemberian fasilitas dapat ditarik kembali

apabila wajib pajak tidak memenuhi ketentuan kriteria dan persyaratan dan tidak

memenuhi ketentuan penyampian laporan. Direktur jenderal pajak dapat

mengusulkan kepada komite verifikasi pemberian pembebasan atau pengurangan

pajak penghasilan badan guna menyampaikan rekomendasi kepada menteri

Page 45: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

31

keuangan untuk melakukan pencabutan fasilitas pembebasan atau pengurangan

pajak penghasilan badan.

Pasal delapan (8) menjelaskan megenai perlakuan penghasilan wajib pajak

yang memperoleh fasilitas ini. Penghasilan yang diterima wajib pajak dari kegiatan

usaha yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak penghasilan badan tidak

dilakukan pemotongan dan pemungutan pajak selama periode pemberian fasilitas

pembebasan pajak penghasilan badan sesuai jangka waktu, sedangkan atas

penghasilan yang diterima oleh wajib pajak di luar kegiatan usaha yang diberi

fasilitas, tetap dilakukan pemotongan dan pemungutan pajak sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Pasal sembilan (9) menjelaskan bahwa wajib pajak yang telah memperoleh

fasilitas pajak penghasilan berdasarkan pasal 31A Undang – undang Pajak

Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 tidak dapat memperoleh fasilitas pembebasan

atau pengurangan pajak penghasilan badan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan ini dan sebaliknya.

Pasal sepuluh (10) dinyatakan bahwa penyampaian usulan harus diajukan

dalam jangka waktu selama tiga tahun terhitung sejak diundangkannya Peraturan

Menteri Keuangan ini. Sehingga pengajuan tersebut akan berakhir pada tahun 2014

mendatang. Mekanisme permohonan untuk memperoleh fasilitas tax holiday dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 46: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

32

Gambar 2.1 Mekanisme Permohonan Fasilitas Tax Holiday

Sumber: Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor, 2014

2.3.2 Peraturan Kepala BKPM RI Nomor 12 Tahun 2011

Upaya dalam memperlancar proses pemberian fasilitas pembebasan atau

pengurangan pajak penghasilan badan dalam rangka penanaman modal

sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 130/PMK.011/2011, maka perlu diatur

suatu pedoman dalam upaya melaksanakan peraturan tersebut., oleh sebab itu pada

tanggal 1 Desember 2011 diberlakukan Peraturan Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman

Page 47: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

33

dan Tata Cara Pengajuan Permohonan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan

Pajak Penghasilan Badan.

Dijelaskan dalam peraturan tersebut pada pasal 1 ayat (1) tertera bahwa

industri pionir yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan

eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru serta memiliki nilai

strategis bagi perekonomian nasional. Dijelaskan mengenai industri pionir dalam

pasal 2 yang menyatakan Industri Pionir, meliputi:

a. Industri logam dasar

b. Industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang

bersumber dari minyak bumi dan gas alam;

c. Industri permesinan;

d. Industri bidang sumber daya terbarukan; dan

e. Industri peralatan komunikasi.

Selain industri pionir, Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan

kepentingan mempertahankan daya saing industri nasional dan nilai strategis dari

kegiatan usaha tertentu dapat menetapkan industri pionir lainnya. Industri pionir

tersebut dapat diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan

badan setelah dilakukan verifikasi dan kajian.

Upaya guna mengukur efektifitas kebijakan pemberian fasilitas pembebasan

atau pengurangan pajak penghasilan badan, perlu dilakukan evaluasi atas

pemanfaatan fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan yang

pelaksanaannya dilakukan oleh tim. Kemudian tim melaporkan hasil evaluasi

kepada Kepala BKPM sekurang – kurangnya satu tahun dalam setahun.

Page 48: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

34

2.3.3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-45/PJ/2011 dan PER-

44/PJ/2011

Untuk mendukung dan memperlancar proses administrasi pemberian fasilitas

tax holiday yang tertuang dalam PMK Nomor 130/PMK.011/2011, maka pada

tanggal 29 Desember 2011 ditetapkan dan diberlakukan dua peraturan yang

berkaitan dengan pelaksanaan tax holiday tersebut. Peraturan tersebut dituangkan

dalam PER-45/PJ/2011 dan PER-44/PJ/2011.

PER-45/PJ/2011 mengatur tentang tata cara penetapan saat dimulainya

berproduksi secara komersial bagi wajib pajak badan yang mendapatkan fasilitas

pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan. Peraturan ini dibuat

berdasarkan PMK Nomor 130/PMK.011/2011 pasal 3 ayat (5) yang menyatakan

bahwa saat dimulainya berproduksi secara komersial akan ditetapkan oleh direktur

jenderal pajak, yang tata caranya diatur dengan peraturan direktur jenderal pajak.

PER-45/PJ/2011 pasal 1 dijelaskan kembali bahwa wajib pajak yang telah

memperoleh keputusan menteri keuangan mengenai pemberian fasilitas

pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dapat memanfaatkan

fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan sepanjang

memenuhi telah merealisasikan seluruh rencana penanaman modal, dan telah

berproduksi secara komersial.

PER-44/PJ/2011 mengatur tentang tata cara pelaporan dana dan realisasi

penanaman modal bagi wajib pajak badan yang mendapatkan fasilitas pembebasan

atau pengurangan pajak penghasilan badan. Peraturan ini dibuat berdasarkan PMK

Page 49: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

35

Nomor 130/PMK.011/2011 pasal 6 ayat (2) yang menyatakan bahwa tata cara

pelaporan diatur dengan peraturan direktur jenderal pajak. Dalam PER-44/PJ/2011

pasal 1 dikemukakan kembali bahwa wajib pajak yang telah memperoleh keputusan

menteri keuangan mengenai pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan

Pajak Penghasilan badan harus menyampaikan laporan secara berkala kepada

direktur jenderal pajak dan komite verifikasi pemberian pembebasan atau

pengurangan pajak penghasilan badan mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Laporan penggunaan dana yang ditempatkan di perbankan di Indonesia paling

sedikit 10% (sepuluh persen) dari total rencana penanaman modal baru yang

telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang; dan

b. Laporan realisasi penanaman modal yang telah diaudit.

2.3.4 Tax Holiday

Adhytia dalam kutipan Bolnick (2012) mendefiniskan tax holiday sebagai

suatu tarif pajak yang diberlakukan secara khusus dengan masa berlaku yang

terbatas. Menurut Amanda dalam kutipan Easson dan Zolt (2003) tax holiday juga

dapat berbentuk pembebasan dari PPh (dan juga terkadang pajak-pajak lainnya),

pengurangan tarif pajak atau kombinasi dari keduanya. Secara umum tax holiday

dapat didefinisikan sebagai pengurangan atau pembebasan pajak dalam jangka

waktu tertentu. Dengan demikian, tax holiday tidak dapat diberlakukan untuk

jangka waktu yang tidak terbatas.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh UNCTAD di beberapa

negara, tax holiday merupakan bentuk insentif pajak yang paling umum

digunakan di negara berkembang untuk menarik investasi asing. Dengan

Page 50: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

36

pemberian tax holiday, perusahaan yang merupakan investasi baru dan

memenuhi persyaratan akan dibebaskan dari membayar PPh badan untuk suatu

jangka waktu tertentu, misalnya lima tahun. Pemberian tax holiday dapat

diikuti juga dengan dibebaskannya perusahaan dari kewajiban membayar

pajak-pajak lainnya. Tax holiday yang menghilangkan beban pajak atas

pendapatan bersih dari proyek investasi selama periode tertentu, cenderung

dapat mendorong investasi tergantung pada karakteristik investasi yang

memperoleh insentif tersebut. Pada waktu yang sama, pemberian tax holiday

dapat mengakibatkan perusahaan yang mendapatkannya tidak dapat

membebankan beberapa biaya untuk tujuan perpajakan (misalnya beban

penyusutan dan beban bunga) selama periode pemberian tax holiday, agar

dapat mengimbangi sebagian efek stimulatif dari pemberian tax holiday.

Adhytia (2012) mengemukakan bahwa dampak administrasi dari

pemberian tax holiday bermacam-macam. Banyak negara tidak mewajibkan

perusahaan yang memperoleh tax holiday untuk mengisi SPT selama periode

tax holiday, yang dimaksudkan untuk menyederhanakan administrasi. Tetapi

ada pertimbangan yang akhirnya meniadakan kebijakan tersebut, sebagai

berikut:

a. Pemberian tax holiday hampir selalu membutuhkan penyaringan secara

administrasi yang rumit.

b. Tax holiday dibuat sedemikian rupa bagi perencanaan pajak, untuk

melindungi penghasilan yang berasal dari kegiatan usaha perusahaan

induk lainnya.

Page 51: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

37

Pencegahan penyalahgunaan tax holiday secara akuntansi membutuhkan

administrasi pajak yanag sangat terlatih dan siaga, untuk mengurangi

penyalahgunaan tersebut, perusahaan diwajibkan untuk mengisi SPT selama

periode tax holiday, yang juga berguna untuk memantau pemenuhan kewajiban

perpajakn lainnya. Pengisian SPT selama periode tax holiday menjadi mahal

karena membutuhkan keterampilan administrasi tanpa menghasilkan

pendapatan secara langsung, tetapi apabila tidak dilakukan maka akan

menimbulkan masalah transisional yang sulit di akhir masa pemberlakuan tax

holiday.

Menurut Easson dan Zolt (2003), tax holiday juga rawan terhadap

manipulasi dan memberikan kesempatan terhadap tindakan penghindaran dan

penyalahgunaan pajak. Kelemahan lainnya adalah beban pendapatan dari

pemberlakuan tax holiday tidak dapat diperkirakan secara tepat sebelumnya,

juga tidak dapat diperkirakan besarnya biaya terkait dengan jumlah investasi

atau manfaat yang dapat diakui oleh negara tujuan investasi. Selain itu, tax

holiday membebaskan penghasilan yang diperoleh. Untuk investasi potensial

yang investor yakin akan memperoleh keuntungan diatas tingkat pengembalian

pasar, tax holiday akan menyebabkan hilangnya pendpaatan pajak tanpa

adanya manfaat yang diperoleh karena dengan tingginya tingkat pengembalian

tersebut, investor tetap akan menanamkan modalnya walaupun tanpa adanya

tax holiday.

Page 52: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

38

2.4 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor terpenting dalam proses produksi dan

sarana produksi, karena manusialah yang mengontrol semua sumber – sumber

penggerak tersebut sehingga menghasilkan barang . Menurut Undang –

undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 1 (satu) yang dimaksud dengan tenaga

kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tenaga kerja atau yang disebut dengan Penduduk Usia Kerja (PUK)

terdiri dari dua kelompok, yaitu :

1. Angkatan kerja yaitu tenaga kerja berusia 10 tahun yang selama seminggu

yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang tidak

mempunyai pekerjaan tetap sedang mencari pekerjaan atau mengharapkan

pekerjaan.

2. Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang berusia 10 tahun ke atas

yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah

tangga dan tidak melakukan kegiatan yang dikategorikan bekerja,

sementara tidak bekerja atau mencari kerja. Ketiga golongan dalam

kelompok bukan angkatan kerja sewaktu – waktu dapat menawarkan

jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini sering dinamakan

potential labor force.

Page 53: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

39

Adapun menurut Lestariadi yang mengutip dari Swastha (2010) yang

menyatakan bahwa tenaga kerja dapat dibedakan sesuai dengan fungsinya,

yaitu :

1. Tenaga kerja eksekutif, tenaga kerja ini mempunyai tugas dalam

pengambilan keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen,

merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkordinir dan

mengawasi.

2. Tenaga kerja operatif, jenis tenaga kerja ini adalah pelaksana yang

melaksanakan tugas – tugas tertentu yang dibebankan kepadanya. Tenaga

kerja operatif dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Tenaga kerja terampil (skilled labour)

b. Tenaga kerja setengah terampil (semi skilled labour)

c. Tenaga kerja tidak terampil (unskilled labour)

2.4.1 Penyerapan Tenaga Kerja

Penduduk yang terserap tersebar diberbagai sektor perekonomian.

Sektor yang mempekerjakan banyak orang umumnya menghasilkan barang dan

jasa yang relatif besar. Setiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang

berbeda. Demikian pula dengan kemampuan setiap sektor dalam menyerap

tenaga kerja. Perbedaan laju pertumbuhan tersebut mengakibatkan dua hal.

Pertama, terdapat perbedaan laju peningkatan produktivitas kerja di masing –

masing sektor. Kedua, secara berangsur – angsur terjadi perubahan sektoral,

baik adalam penyerapan tenaga kerja maupun dalam kontribusinya dalam

pendapatan nasional (Lestariadi,2010). Jadi yang dimaksud dengan penyerapan

Page 54: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

40

tenaga kerja dalam penilitian ini adalah jumlah atau banyaknya orang yang

bekerja di berbagai sektor perekonomian.

2.5 Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, pembahasan mengenai upaya pemerintah Indonesia

untuk meningkatkan investasi di Indonesia guna pertumbuhan ekonomi nasional

dengan memberlakukannya fasilitas berupa insentif pajak tax holiday yang

diberikan oleh pemerintah yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 130/PMK.011/2011 tentang pemberian fasilitas pembebasan atau

pengurangan pajak penghasilan badan, diharapkan mampu menjadi daya tarik

Badan Koordinasi

Penanaman Modal

(BKPM)

Investasi

Pertumbuhan penyerapan

tenaga kerja

Dikeluarkannya PMK Nomor

130/PMK.011/2011 “Tax Holiday”

Realisasi Investasi PMDN dan

PMA

Analisis

Page 55: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

41

tersendiri bagi investor asing maupun investor dalam negeri untuk menanamkan

modalnya di Indonesia.

Syarat dan ketentuan pemberian fasilitas ini telah diatur dalam Undang –

Undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku. Pemberian tax holiday hanya

dapat diberikan kepada penanam modal baru yang merupakan industri pionir.

Sehingga dapat diketahui hasil analisa pertumbuhan dari realisasi penanaman

modal yang berasal dari investor asing maupun dalam negeri, kemudian nantinya

dapat dianalisis perkembangan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Page 56: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

Penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian ilmiah dan penelitian non

ilmiah. Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian ilmiah

karena penelitian ini memiliki tujuan yang jelas dan spesifik, dituliskan secara

sistematis, menggunakan langkah-langkah yang dapat dijelaskan dan dapat

dipertanggungjawabkan. Berdasarkan tingkat permasalahan yang diangkat,

penelitian ilmiah ini tergolong sebagai penelitian dasar yang dilakukan untuk

mengetahui lebih jauh mengenai tax holiday.

Secara umum, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam

penelitian ilmiah, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dan

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor (dalam Moleong:2007:3) yang dimaksud dengan penelitian

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata – kata tertulis maupun lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati.

Page 57: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

43

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Badan Koordinasi Penanaman Modal di Jalan

Gatot Subroto No.44, Jakarta Pusat dan Kementrian Perindustrian di Jalan

Gatot Subroto Kav.52-52, Jakarta Pusat.

3.2 Penentuan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Koordinasi Penanaman Modal Jakarta

pusat. Objek penelitian ini adalah insentif investasi fiskal berupa tax holiday

untuk investasi di Indonesia.

3.3 Jenis Data Yang Digunakan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari buku-buku refrensi, ketentuan perundang-undangan tentang

investasi yang berkaitan dengan insentif pajak berupa tax holiday,

perbandingan investasi di Indonesia sebelum dan sesudah diberlakukannya

tax holiday yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

130/PMK.011/2011.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder dengan cara

ini berupa studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mencari,

membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan bacaan dari literatur yang

terdapat dalam perpustakaan, media cetak, internet serta data-data lainnya

yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Page 58: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

44

3.5 Metode Analisis Data

Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi sekarang dan

memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat

penelitian berlangsung (Noor,2011). Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang detil-detik spesifik dari sebuah situasi, yang

secara spesifik bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pemberian

insentif pajak berupa afasilitas tax holiday di Indonesia.

3.6 Mekanisme Pengolahan Data

1. Mengumpulkan data, dalam hal ini peneliti mencatat semua data secara

obyektif dan apa adanya sesuai hasil pengamatan dan wawancara di lapangan.

2. Mereduksi data, yaitu data terkumpul diseleksi, dari data yang terkumpul

mana yang relevan untuk digunakan.

3. Menyajikan data, yaitu data yang terkumpul setelah diformulasikan dalam

bentuk diskripsi, secara verbal kemudian diberikan penjelasan dan

penguraian secara mendalam dan sistematis berdasarkan pemikiran logis,

memberi argumetasi prediksi dan interprestasi kemudian menarik kesimpulan

sehingga diperoleh jabawan sesuai dengan pertanyaan penelitian.

4. Menarik kesimpulan, yaitu suatu tinjauan ulang pada catatan dilapangan atau

kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna yang muncul data yang harus di uji

kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya.

Page 59: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

45

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Perbandingan Perkembangan Penanaman Modal di Indonesia

Sebelum dan Sesudah Dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor

130/PMK.011/2011 tentang Tax Holiday

Dimulai pada tahun 1967 pemerintah mengeluarkan kebijakan tax holiday bagi

penanam modal asing, yang pada saat itu lebih dikenal dengan sebutan pembebasan

dan keringanan pajak perseroan. Pembebasan dan keringanan pajak perseroan

tersebut berupa:

a. Pajak perseroan atas keuntungan jangka waktu tertentu yang tidak melebihi

jangka waktu lima tahun terhitung dari saat usaha tersebut mulai berproduksi;

b. Pajak devisa atas bagian laba yang dibayarkan kepada pemegang saham,

selama laba tersebut diperoleh tidak melebihi jangka waktu lima tahun;

c. Bea masuk pada waktu perusahaan barang – barang perlengkapan tetap ke

dalam wilayah Indonesia;

d. Bea materai modal atau penempatan modal yang berasal dari penanaman

modal asing.

Hasil dari kebijakan tersebut tidak sesuai dengan target pemerintah dan dinilai

gagal karena kurang memberikan dampak yang efektif sehingga pada tahun 1983

kebijakan tersebut dicabut. Fiskal departemen keuangan dalam situs resminya

menjelaskan kegagalan atas kebijakan tersebut mungkin dikarenakan

Page 60: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

46

aliran modal asing pada masa tersebut memang sangat kecil sedangkan banyak

negara yang menginginkannya. Dalam kurun waktu lima belas tahun pemberlakuan

tax holiday, jumlah foreign direct investment yang disetujui hanya sekitar 473

proyek atau rata – rata 28 proyek per tahunnya. Realisasi proyek yang disetujui

hanya mencapai 75% dengan jumlah 355 proyek yang terealisasi atau 21 proyek

per tahun.

Investasi adalah motor penggerak bagi pertumbuhan perekonomian. Dinamika

investasi mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, hal ini

mencerminkan marak lesunya pembangunan. Dalam upaya menumbuhkan

perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat

meningkatkan investasi. Investasi yang mampu meningkatkan nilai tambah

ekonomi akan mendorong pembukaan dan perluasan lapangan pekerjaan,

meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pada gilirannya akan menstimulus

konsumsi masyarakat dan kemudian memperdalam pasar domestik. Karena itulah

komponen investasi seringkali dijadikan patokan dalam menilai kualitas

pertumbuhan ekonomi. Iklim investasi Indonesia sangat baik pada masa penjajahan.

Saat itu arus investasi dari dalam dan luar negeri sangat kuat sekali. Penggairahan

iklim investasi pun dilakukan dengan dikeluarkannya UU. No.1 Tahun 1967

tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU No.6 Tahun 1968 tentang

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Penggairahan iklim investasi tidak

berhenti dalam setahun, tetapi terus berlanjut. Setelah mengalami keterpurukan,

Indonesia sempat mengalami kebangkitan investasi pada tahun 1986-1993.

Deregulasi investasi yang dilakukan pada saat itu memberikan hasil yang cukup

Page 61: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

47

menggembirakan. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada saat

itu, Muhammad Lutfi mengungkapkan realisasi investasi Indonesia pada saat itu

mencapai 37 Miliar Dollar Amerika Serikat. Angka itu mengalahkan angka

investasi China yang saat itu nilainya sekitar 32 Miliar Dollar Amerika Serikat.

Akan tetapi, adanya krisis ekonomi pada tahun 1997 mengakibatkan iklim investasi

Indonesia kembali mengalami keterpurukan. Setelahnya, nilai investasi Indonesia

mengalami naik turun sampai menjelang kemunculan kebijakan insentif pajak pada

tahun 2006 dan 2007.

Tabel 4.1 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal

Asing di Indonesia Tahun 2007 – Maret 2015 (triliun rupiah)

Tahun

Investasi

Total

PMDN PMA

2007 38 101 481,0

2008 235 145 380,0

2009 457 101 558,0

2010 60,5 148 208,5

2011 76 175,3 251,3

2012 92,2 221 313,2

2013 128,2 270,4 398,6

2014 156,1 307 463,1

Mar-15 42,5 82,1 124,6

Sumber : BKPM,2015

Page 62: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

48

Pada tahun 2007, pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi dalam

Instruksi Presiden No.6 Tahun 2007 tentang Percepatan Pengembangan Sektor Rill

dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kebijakan ini dalam upaya

mempercepat realisasi investasi dan pemerintah juga mengeluarkan Undang –

Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan PP No.1 Tahun

2007 tentang fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang –

bidang usaha tertentu dan/atau di daerah – daerah tertentu ( tax allowance) serta

PMK No.16/PMK.03/2007 tentang pemberian fasilitas pajak penghasilan untuk

menanamkan modal di bidang – bidang usaha tertentu. Dengan adanya aturan

hukum tersebut, maka sudah seharusnya terjadi peningkatan investasi di Indonesia.

Terbukti, pada tahun 2008 nilai investasi Indonesia meningkat yang mencapai US$

17 Miliar.

Tahun 2009 BKPM meluncurkan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) dalam Keputusan Presiden No.27 Tahun 2009. Program ini bertujuan untuk

memudahkan proses birokrasi dalam proses perizinan usaha bagi para investor.

Sehingga pada tahun 2010, realisasi investasi Indonesia naik hingga dibandingkan

dengan tahun sebelumnya.

Perbaikan iklim kebijakan insentif pajak investasi terus dilakukan

pemerintah. Di tahun 2010, pemerintah menerbitkan kebijakan PP No.94 Tahun

2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak

Penghasilan Dalam Tahun Berjalan, di dalamnya terdapat Pasal yang mengatur

fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam rangka

penanaman modal, yaitu Pasal 29 dan Pasal 30. Kebijakan ini menjadi dasar bagi

Page 63: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

49

penerbitan kebijakan Tax Holiday di tahun 2011. Keberhasilan PTSP dan

penerbitan kebijakan yang menjadi dasar akan diberlakukannya Tax Holiday di

tahun 2011, mampu membawa realisasi investasi meningkat sebesar 20,5%

dibanding tahun 2010.

Di tahun 2011 pemerintah memberikan kepastian hukum untuk kebijakan

insentif pajak berupa Tax Holiday bagi para investor. Kebijakan tersebut tertuang

dalam PMK No.130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau

Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Untuk mendukung kebijakan pemerintah

tersebut, maka DJP pun mengeluarkan PER-44/PJ/2011 tentang Tata Cara

Pelaporan Penggunaan Dana dan Realisasi Penanaman Modal Bagi Wajib Pajak

Yang Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan

Badan, dan PER-45/PJ/2011 tentang Tata Cara Penetapan Saat Dimulainya

Berproduksi Secara Komersial Bagi Wajib Pajak Badan Yang Mendapatkan

Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Hal tersebut

membawa Indonesia kepada puncak kesuksesan investasi sepanjang sejarah di

tahun 2012. Investasi Indonesia tahun 2012 mencapai rekor tertinggi yakni 110,5%

dari target yang direncanakan. Ini artinya terjadi peningkatan sebesar 24,6%

dibandingkan dengan tahun 2011. Baik PMA maupun PMDN, sama-sama

menunjukan pencapaian yang menggembirakan.

Perkembangan investasi di Indonesia sejak tahun 2010 sampai dengan tahun

2015 (triwulan I) dapat dilihat realisasi perkembangan investasi sejak tahun 2010,

seperti gambsr berikut :

Page 64: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

50

Gambar 4.1 Grafik Realisasi Perkembangan Investasi 2010 – Maret

2015 : Per Triwulan

Sumber: BKPM, 2015

Dari data tersebut diatas, maka dapat dilihat perkembangan investasi di Indonesia

sejak tahun 2010 hingga Maret 2015 sebagai berikut :

1. Pada tahun 2010, total investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp 60,5 triliun dan sebesar Rp 148 triliun yang berasal

dari Penanaman Modal Asing (PMA);

Page 65: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

51

2. Pada tahun 2011, total investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp 76 triliun dan sebesar Rp 175,3 triliun yang berasal

dari Penanaman Modal Asing (PMA);

3. Pada tahun 2012, total investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp 92,2 triliun dan sebesar Rp 221 triliun yang berasal

dari Penanaman Modal Asing (PMA);

4. Pada tahun 2013, total investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp 128,2 triliun dan sebesar Rp 270,4 triliun yang

berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA);

5. Pada tahun 2014, total investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp 156,1 triliun dan sebesar Rp 307 triliun yang

berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA);

6. Pada triwulan I tahun 2015, total investasi yang berasal dari Penanaman Modal

Dalam Negeri Sebesar Rp 42,5 triliun dan sebesar Rp 82,1 triliun yang berasal

dari Penanaman Modal Asing (PMA).

4.1.1 Perkembangan Penanaman Modal atas Proyek Baru dan Perluasan

Investasi di Indonesia

Dengan adanya investasi atas proyek baru dan perluasan usaha, maka

menunjukan adanya nilai tambah tertentu bagi investor untuk mengambil keputusan

atas kegiatan penanaman modal yang akan dilakukannya. Salah satunya dengan

adanya fasilitas penanaman modal, khususnya dalam bentuk pemberian insentif

pajak. Maka menjadi salah satu aspek pendukung dalam meningkatkan ketertarikan

investor dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Berikut ini tertera grafik

Page 66: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

52

perkembangan realisasi investasi atas proyek baru dan perluasan pada tahun 2010

– Maret 2015, seperti berikut ini:

Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Realisasi Investasi 2010 – Maret 2015 :

Proyek baru dan Perluasan

Sumber : BKPM, 2015

Dari data tersebut, maka dapat dilihat perkembangan investasi di Indonesia

pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menurut investasi baru dan

perluasan pada tahun 2010 – Maret 2015 dimana dapat di terangkan sebagai berikut:

1. Pada tahun 2010, investasi proyek baru mencapai angka Rp 30,8 triliun dengan

persentase sebesar 50,9%, sedangkan pada perluasan investasi mencapai angka

Rp 29,7 triliun dengan persentase 49,1%

Page 67: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

53

2. Pada tahun 2011, investasi proyek baru mencapai angka Rp 34,3 triliun dengan

persentase sebesar 45,1%, sedangkan pada perluasan investasi mencapai angka

Rp 41,7 triliun dengan persentase 54,9%

3. Pada tahun 2012, investasi proyek baru mencapai angka Rp 46 triliun dengan

persentase 49,9%, sedangkan pada perluasan investasi mencapai angka Rp 46,2

triliun dengan persentase 50,1%

4. Pada tahun 2013, investasi proyek baru mencapai angka Rp 74,8 triliun dengan

persentase 58,3%, sedangkan pada perluasan investasi mencapai angka Rp 53,4

triliun dengan persentase 41,7%

5. Pada tahun 2014, investasi proyek baru mencapai angka Rp 110,1 triliun

dengan persentase 70,5%, sedangkan pada perluasan investasi mencapai angka

Rp 46 triliun dengan persentase 29,5%

6. Pada tahun 2015 ( Januari – Maret ), investasi proyek baru mencapai angka Rp

26,5 triliun dengan persentase 62,4% , sedangkan perluasan investasi mencapai

angka Rp16 triliun dengan persentase 37,%.

Dapat dilihat juga perkembangan investasi di Indonesia pada Penanaman

Modal Asing (PMA) menurut proyek baru dan perluasan pada tahun 2010 – Maret

2015, sebagai berikut :

1. Pada tahun 2010, investasi proyek baru mencapai angka Rp 65,2 triliun dengan

persentase 44,1% , sedangkan perluasan investasi mencapai angka Rp 82,8

triliun dengan persentase 55,9%

Page 68: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

54

2. Pada tahun 2011, investasi proyek baru mencapai angka Rp 78,3 triliun dengan

persentase 44,7% , sedangkan perluasan investasi mencapai angka Rp 97 triliun

dengan persentase 55,3%

3. Pada tahun 2012, investasi proyek baru mencapai angka Rp 115,7 triliun

dengan persentase 52,4%, sedangkan perluasan investasi mencapai angka Rp

105,3 triliun dengan persentase 47,6%

4. Pada tahun 2013, investasi proyek baru mencapai angka Rp 176 triliun dengan

persentase 65,1%, sedangkan perluasan investasi mencapai angka Rp 94,4

triliun dengan persentase 34,9%

5. Pada tahun 2014, investasi proyek baru mencapai angka Rp 213,1 triliun

dengan persentase 69,4% , sedangkan perluasan investasi mencapai angka Rp

93,9 triliun dengan persentase 30,6%

6. Pada tahun 2015 ( Januari – Maret ), investasi proyek baru mencapai angka Rp

64,2 triliun dengan persentase 78,2%, sedangkan perluasan investasi mencapai

angka Rp 17,9 triliun dengan persentase 21,8%.

Hasil dari data realisasi perkembangan investasi pada proyek baru dan

perluasan tahun 2010 – Maret 2015 menunjukan bahwa, nilai investasi tertinggi

pada tahun 2014 sebesar Rp 463,1 triliun dengan jumlah investasi proyek baru

sebesar Rp 323,2 triliun dan jumlah perluasan investasi sebesar Rp 139,9 triliun.

Dari data tersebut, jelas sekali menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun akan

investasi menurut penanaman modal bagi proyek baru dan perluasan yang berasal

dari penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Sesuai data

realisasi perkembangan investasi menurut proyek baru dan perluasan selama tahun

Page 69: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

55

2010 – Maret 2015, jumlah tertinggi nilai investasi berasal dari penanaman modal

asing sebesar 1.203,8 triliun dan pertumbuhan investasi tertinggi berada dalam

kategori investasi proyek baru yang berasal dari penanaman modal asing dengan

total mencapai Rp 712,5 triliun dengan persentase sebesar 59,2%.

Meningkatnya perkembangan investasi proyek baru yang berasal dari

penanaman modal asing, menunjukan minat para investor baik dari dalam negeri

maupun luar negeri khususnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan

menerima segala aspek hukum, aturan dan kebijakan yang telah ditentukan dalam

pemerintahan Negara Republik Indonesia.

4.2 Pemberian Insentif Pajak

Tujuan pemerintah dalam memberikan insentif pajak yaitu untuk

meningkatkan perekonomian negara. Berdasarkan IMF Working Paper tahun 2011,

alasan pemberian insentif pajak oleh yurisdiksi perpajakan adalah sebagai berikut:

a. Industrial Policy, khususnya untuk mendorong gerak majunya industri tertentu,

pemberian tax holiday bagi industri pionir yang dianggap strategis;

b. The trasnfer of proprietary knowledge or technology. Diharapkan dengan

adanya investasi maka terjadi transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang

nantinya akan bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat sekitarnya;

c. Employment objectives, agar terciptanya lapangan pekerjaan yang baru seiring

dengan bertambahnya industri baru maupun perluasan industri yang dilakukan

perusahaan;

d. Trainng dan human capital development, bertujuan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, dengan adanya sumber industri baru tentu akan

Page 70: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

56

membutuhkan tenaga kerja lokal, sehingga tenaga kerja tersebut dapat belajar

dan meningkatkan kemampuannya;

e. Economic diversification, dalam hal ekspektasi maka muncul pertumbuhan

sektor – sektor industri baru;

f. Access to overseas market, menstimulasi perdagangan internasional dengan

membuka akses pasar luar negeri;

g. Regional or locational objectives untuk mempercepat pertumbuhan wilayah –

wilayah tertentu yang menjadi target pemberian fasilitas insentif pajak tersebut.

Secara umum pemberian fasilitas perpajakan sama – sama bertujuan untuk

menarik penanaman modal, setiap negara mempunyai kebijakan insentif masing –

masing sesuai dengan tujuannya. Untuk negara berkembang yang memiliki sumber

daya alam melimpah namun memiliki keterbatasan dalam teknologi dan sumber

daya modal, fasilitas diberikan dengan tujuan utama meningkatkan pendapatan

negara, memenuhi kebutuhan pokok, menyerap lapangan pekerjaan dan meratakan

perekonomian di berbagai daerah dengan berorientasi pada pengolahan sumber

daya alam.

Berita industri yang dipublikasikan dari situs resmi kementerian perindustrian

menyatakan bahwa semenjak dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor

130/PMK.011/2011, telah terdapat beberapa perusahaan yang berminat dan

mengajukan untuk memperoleh fasilitas tax holiday. Namun, beberapa masih dalam

proses dan sudah terdapat pula yang memperoleh fasilitas Tax Holiday ini,

diantaranya yakni PT. Krakatau Posco yang membangun pabrik baja bernilai

investasi US$ 6 miliar di cilegon, PT. Unilever Oleochemical Indonesia, PT.

Page 71: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

57

Chandra Asri Petrochemical, Honam Petroleum Corporation dari Lotte Group

(berencana membangun pabrik petrokimia senilai US$ 5 miliar, PT. Hankook Tire

Indonesia, PT. Indoferro (investasi US$ 130 juta untuk pembangunan pabrik pig

iron), PT. Caterpillar (investasi pabrik alat berat US$ 150 juta), PT. Aneka

Tambang.Tbk, PT. Indorama Tbk (membangun pabrik polyester senilai US$ 265

juta), Kuwait Petroleum Company, anak usaha sinarmas, serta pabrik serat ban dari

Jerman. Dan perusahaan yang telah memperoleh fasilitas tax holiday yaitu PT.

Unilever Oleochemical Indonesia terkait investasi pabrik pengolahan minyak sawit

di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke senilai Rp 1,27 triliun dan PT.

Chandra Asri Petrochemical yang membangun pabrik butadiene di Cilegon –

Banten senlai Rp 1,3 triliun. Fasilitas tersebut diberikan dalam bentuk pembebasan

pajak penghasilan (PPh) selama jangka waktu lima sampai dengan sepuluh tahun,

terhitung sejak dimulainya produksi komersial. Setelah berakhir, wajib pajak

diberikan pengurangan PPh badan sebesar 50% dari pajak penghasilan yang

terutang selama dua tahun.

4.3 Dampak Pemberian Tax Holiday

Pemberian insentif pajak kepada industri tertentu banyak menuai pro dan

kontra, yang disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan dari pemberian insentif

pajak dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif. Berbagai dampak yang

timbul dari pemberian fasilitas pajak yaitu sebagai berikut:

1. Pendapatan negara

Dalam jangka pendek, pemberian fasilitas perpajakan seperti tax holiday akan

mengurangi jumlah pajak penghasilan badan, sehingga pendapatan negara dari

Page 72: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

58

sektor pajak akan berkurang. Namun dalam jangka menengah dan jangka

panjang akan meningkatkan penghasilan negara karena modal yang

ditanamkan besar sedangkan pengurangan tarif berlaku dalam jangka pendek.

Disisi lain, pemberlakuan jangka waktu pemberian fasilitas insentif pajak dapat

berdampak buruk karena penyalahgunaan yang dilakukan oleh perusahaan

yang hanya menginginkan insentif pajak tax holiday untuk menghindari

pembayaran pajak yang mengakibatkan kebocoran pendapatan negara. Selain

itu, ada perusahaan yang hanya memanfaatkan tax holiday kemudian

mengalihkan investasinya ke negara lain setelah berakhirnya masa pemberian

tax holiday. Berikut ini terdapat perkembangan pendapatan negara yang

bersumber dari penerimaan pajak dan non pajak, seperti dibawah ini:

Tabel 4.2 Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2007 – 2014

(Miliaran Rupiah)

Sumber: Departemen Keuangan,2014

I. Penerimaan Dalam Negeri 706 108 979 305 847 096 992 249 1 205 346 1 332 323 1 497 521 1 661 148

490 988 658 701 619 922 723 307 873 874 980 518 1 148 365 1 310 219

470 052 622 359 601 252 694 392 819 752 930 862 1 099 944 1 256 304

238 431 327 498 317 615 357 045 431 122 465 070 538 760 591 621

154 527 209 647 193 067 230 605 277 800 337 584 423 708 518 879

23 724 25 354 24 270 28 581 29 893 28 969 27 344 25 541

5 953 5 573 6 465 8 026 - 1 0 0 0

44 679 51 252 56 719 66 166 77 010 95 028 104 730 114 284

2 738 3 035 3 116 3 969 3 928 4 211 5 402 5 980

20 936 36 342 18 670 28 915 54 122 49 656 48 421 53 915

16 699 22 764 18 105 20 017 25 266 28 418 30 812 33 937

4 237 13 578 565 8 898 28 856 21 238 17 609 19 978

215 120 320 604 227 174 268 942 331 472 351 805 349 156 350 930

132 893 224 463 138 959 168 825 213 823 225 844 203 730 198 088

23 223 29 088 26 050 30 097 28 184 30 798 36 456 37 000

56 873 63 319 53 796 59 429 69 361 73 459 85 471 91 083

2 131 3 734 8 369 10 591 20 104 21 704 23 499 24 759

II. 1 698 2 304 1 667 3 023 5 254 5 787 4 484 1 360

707 806 981 609 848 763 995 272 1 210 600 1 338 110 1 502 005 1 662 509

Cukai

Pajak Lainnya

Pajak Perdagangan Internasional

Bea Masuk

Pajak Ekspor

Pendapatan Badan Layanan Umum

Pajak Dalam Negeri

Jumlah

Pajak Penghasilan

Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Bumi dan Bangunan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

2014 3)

Penerimaan Bukan Pajak

Penerimaan Sumber Daya Alam

Bagian laba BUMN

2012 1)

2008 1)

2009 1)

2007 1)

Hibah

Penerimaan Bukan Pajak Lainnya

Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah), 2007-2014

2011 1)

2010 1)

2013 2)

Penerimaan Perpajakan

Sumber Penerimaan

Page 73: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

59

2. Investasi

Sesuai dengan tujuan utama diberikannya fasilitas tax holiday untuk menarik

investasi penanaman modal di Indonesia baik penanaman modal domestik

maupun asing. Namun, efektifitas insentif pajak masih dipertanyakan. Bagi

industri tertentu, fasilitas pajak bukan merupakan faktor utama untuk

menanamkan modalnya di suatu negara. Seperti halnya kasus yang terjadi pada

anak perusahaan krakatau steel yang gagal memperoleh tax holiday namun

tetap melanjutkan investasinya.

Dapat dilihat data yang telah dikelola sebelumnya mengenai target investasi

yang telah di targetkan oleh pemerintah sejak tahun 2007 – 2014, sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Realisasi Target Investasi di Indonesia Tahun 2007 - 2014

Target Investasi di Indonesia Tahun 2007 - 2014

Tahun Target Keterangan

2007 Rp 68,56 triliun Melampaui Target

2008 Rp79,18 Target diturunkan

2009 Rp 150 triliun Melampaui Target

2010 Rp 161 triliun Melampaui Target

2011 Rp 240 triliun Melampaui Target

2012 Rp 283,5 triliun Melampaui Target

2013 Rp 390,3 triliun Melampaui Target

2014 Rp 456,6 triliun Melampaui Target

Sumber : BKPM, 2014 (data dikelola)

Page 74: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

60

3. Peningkatan lapangan pekerjaan

Dengan meningkatnya industri baru, maka akan menambah kebutuhan jumlah

tenaga kerja sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa investasi sangat mempengaruhi absorbsi tenaga kerja.

Sebagian besar sektor usaha di Indonesia masih didominasi oleh sektor usaha

industri pengolahan, sehingga perubahan tingkat pertumbuhan pada sektor –

sektor tersebut akan mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja. Tingkat

penyerapan tenaga kerja di Indonesia pada tahun 2010 hingga triwulan I tahun

2015 dapat dilihat pada data grafik berikut :

Gambar 4.3 Grafik Realisasi Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja

Indonesia 2010 – Maret 2015 : Per Triwulan

Sumber : BKPM, 2015

Berdasarkan data BKPM pada tahun 2010 hingga Maret 2015, dapat dilihat

bahwa perkembangan penyerapan tenaga kerja sempat mengalami naik turun,

Page 75: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

61

sehingga dapat diamati bahwa jumlah penyerapan tenaga kerja penanaman

modal asing jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penyerapan

penanaman modal dalam negeri. Pada periode ini, penyerapan tenaga kerja

penanaman modal dalam negeri yang tertinggi berada pada tahun 2013

triwulan II ( April – Juni ) yang menunjukan jumlah sebanyak 239.810 pekerja

dimana pada sebelumnya yaitu triwulan I tahun 2013 sebanyak 148.521

pekerja, hal yang sama dalam kondisi penyerapan tenaga kerja pada

penanaman modal asing yang memperoleh angka tertinggi selama periode

tersebut yaitu pada triwulan II (April – Juni ) tahun 2013 yang menunjukan

angka 386.566 pekerja dimana sebelumnya pada triwulan I tahun 2013 berada

pada angka 213.403 pekerja. Maka, jumlah penyerapan tenaga kerja tertinggi

selama periode 2010 – Maret 2015 berada pada triwulan II tahun 2013 dengan

total angka sebesar 626.376 pekerja dan jumlah penyerapan tenaga kerja

terendah dengan angka 124.680 pekerja pada triwulan I (Januari – Maret) tahun

2010 yang menunjukan penyerapan tenaga kerja dari penanaman modal dalam

negera sebanyak 46.055 pekerja dan penyerapan tenaga kerja dari penanaman

modal asing sebanyak 78.625 pekerja.

Maka dapat dinyatakan bahwa untuk menarik investor guna menanamkan

modalnya di Indonesia, pemberian insentif pajak dapat berdampak kepada

berbagai aspek diantaranya yaitu disatu sisi dapat mengurangi pendapatan

negara dari segi pajak penghasilan badan, sedangkan disisi lain juga dapat

meningkatkan pendapatan dalam jangka waktu panjang, menarik investasi dan

menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Page 76: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

62

BAB 5

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hal – hal yang telah dipaparkan secara terperinci pada bab – bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk menarik investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia, pemerintah

memberikan fasilitas berupa insentif pajak, salah satunya yaitu tax holiday.

selain untuk meningkatkan investasi, pemberian fasilitas tax holiday termasuk

insentif pajak lainnya bertujuan untuk menumbuhkan industri baru, transfer

teknologi, mengurangi pengangguran dengan mengolah sumber daya alam dan

pemerataan ekonomi di daerah tertentu.

2. Pemberian insentif pajak berdampak kepada berbagai aspek, diantarnya yaitu

disatu sisi dapat mengurangi pendapatan negara dari segi pajak penghasilan

badan, namun juga dapat meningkatkan pendapatan dalam jangka waktu

panjang, menarik investasi serta menciptakan lapangan pekerjaan baru.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan terkait dengan efektifitas dari

pemberian insentif tax holiday adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah diharapkan bisa mempermudah persyaratan keringanan pajak (tax

holiday) agar lebih banyak pengusaha yang bisa memanfaatkan insentif tersebut

karena persyaratan saat ini dinilai masih terlalu sulit serta didukung dengan

Page 77: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

63

lingkungan investasi di Indonesia, karena pemberian insentif pajak hanya

menjadi bagian pertimbangan dari berbagai pertimbangan lainnya yang lebih

signifikan bagi investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Maka,

pemerintah harus meningkatkan serta memperbaiki lingkungan investasi di

Indonesia, agar peningkatan investasi di Indonesia dapat terealisasikan.

2. Diperlukan adanya interpretasi dan transparansi yang baik dan jelas atas

peraturan penanaman modal atas peraturan perpajakan sehingga dapat menjadi

pendukung bagi penanam modal dalam mengambil keputusannya untuk

melakukan kegiatan investasi di Indonesia

Page 78: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

64

DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Penanaman Modal. (2011). Jumlah Penanaman Modal Asing

yang telah direalisasikan. Dikutip November 12, 2014, dari www.bkpm.go.id

Badan Pusat Statistik. (2012). Berita Resmi Statistik No. 13/Th.XV, 6 Februari

2012. Dikutip Mei 20, 2015, dari www.bps.go.id

Bank Sentral Republik Indonesia. (2012). Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)

dan Bab Indikator Ekonomi dan Moneter Internasional. Dikutip Mei 23, 2015,

dari www.bi.go.id

________, Keputusan Menteri Keuangan tentang Pemberian Fasilitas

Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011.

________, Keputusan Menteri Keuangan tentang Pembentukan Komite Verifikasi

Pemberian Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 73/KMK.011/2012.

________, Peraturan Pemerintah tentang Fasilitas Perpajakan atas Penanaman

Modal di Bidang – bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah – daerah

Tertentu. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1994.

Page 79: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

65

________, Peraturan Direktorat Jenderal Pajak tentang Tata Cara Penetapan Saat

Dimulainya Berproduksi Secara Komersial Bagi Wajib Pajak Badan yang

Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan

Badan. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2011.

________, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tentang

Pedoman dan Tata Cara Pengajuan Permohonan Fasilitas Pembebasan atau

Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Peraturan Kepala BKPM Republik

Indonesia nomor 12 Tahun 2011.

________, Undang – undang tentang Penanaman Modal. Undang – undang

Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007.

Dewi,A.C, 2012. Analisis Efektifitas Pemberian Insentif Pajak Berupa Fasilitas

Tax Holiday di Indonesia Unuk Menarik Investsi Asing, Tesis, Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Fletcher, K. 2002. Tax Incentives in Cambodia, Lao PDR and Vietnam. Washington

D.C: International Monetary Fund

Febrianto,A.N, 2012. Analisis dan Studi Komparatif Pemberian Fasilitas Tax

Holiday di Negara – Negara Anggota ASEAN, Skripsi, Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 80: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

66

Henry,A.E, 2011. Understanding Strategic Management (2nd ed). New York:

Oxford University Press Inc.

Kamaruddin, Ahmad, 2007. Dasar – Dasar Manajemen Investasi, Jakarta: Rineka

Cipta.

Kuncoro,M.2010. Dasar – dasar Ekonomika Pembangunan (Edisi Kelima).

Jakarta: UPP STIM YKPN.

Marwasputra, Lestariadi. 2010. Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan

Terhadap Penghasilan Pengrajin Keramik di Kecamatan Purworejo Klampok

Kabupaten Banjarnegara. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,

Universitas Negeri Semarang

Prakosa, K.B., 2003. Analisis Pengaruh Kebijakan Tax Holiday Terhadap

Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia, 8(1): 19-37.

Prasetyo, K.A., (2008, April). Benarkah Pemberian Insentif Pajak dapat

Meningkatkan Investasi Asing di Indonesia? Inside Headline, 6 – 19.

Strauss, A., & Corbin, J. (1998). Basic of Qualitative Research: Techniques and

Procedures for Developing Grounded Theory. Newbury Park, CA: Sage.

Page 81: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

67

Sukirno,S. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). Jakarta:

Rajawali Pers.

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). 2000. Tax

Incentives and Foreign Direct Investment: A Global Survey. New York:

United Nations.

Waluyo, 2007. Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.

Zee, H., Stotsky, J., & Ley, E. (2002). Tax Incentives for Business Investment: A

Primer for Policy Makers in Developing Countries. Journal of World

Development, 30(9), 1497 – 1516.

Zein, Muhammad, 2007, Himpunan Undang – Undang Perpajakan, Jakarta: Indek.

Page 82: ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Mitri Wika Sari, Lahir di Bekasi pada tanggal 28

Februari 1992, anak ke tiga dari tiga bersaudara dari

pasangan orangtua Muhammad Zen dan Nurleni, alamat

tinggal Jl. Raya Cipete, Mustika Jaya – Bekasi Nomor 28.

Memulai pendidikan dari TK Islam An-Nur tahun 1997 –

1998 Bekasi , SD Islam An-Nur 1998 – 2004 Bekasi , SMP 2 Bekasi 2004 – 2007

yang beralamat di , SMK Yadika 8 Jatimulya 2007 – 2010 yang beralamat di Jl. H.

Jampang Mustika Jaya, Bekasi dan Strata 1 di Universitas Darma Persada 2011 –

sekarang. Hobby berenang dan menyanyi.

Bekasi, September 2015

Mitri Wika Sari