analisis basis ekonomi dan elastisitas

Upload: shareev

Post on 01-Mar-2018

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    1/39

    Economic Base Analysis

    Eny Sulistyaningrum

    Fakultas Ekonomika dan BisnisUGM

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    2/39

    Introduction

    Sesi ini membahas beberapa alat

    perencanaan ekonomi daerah untuk

    memperkirakan sektor basis denganmenggunakan data yang tersedia di

    tingkat kabupaten dan propinsi

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    3/39

    Alat-alat perencanaan

    tersebut antara lain:

    1. Location Quotient (LQ),

    2. Analisis Shift-share, dan

    3. Typologi Klassen.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    4/39

    Location Quotient (LQ)

    Teknik ini membantu kita untuk:

    1. Menentukan kapasitas perdagangan

    (ekspor)

    2. Derajat self-sufficiency sektor (industri

    atau komoditi) tertentu di suatu daerah

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    5/39

    LQ melihat kegiatan ekonomi suatu

    daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

    1. Kegiatan industri yang melayani pasar di

    daerah itu sendiri maupun di luar daerah

    yang bersangkutan. Industri seperti inidinamakan industri basis.

    2. Kegiatan ekonomi atau industri yang

    hanya melayani pasar di daerahtersebut. Jenis ini dinamakan industri

    non-basis atau industri lokal.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    6/39

    Dasar pemikiran teknik ini adalah teori

    economic base yang pada intinya adalah:

    Industry basis menghasilkan barang-barang danjasa untuk pasar di daerah maupun di luardaerah yang bersangkutan,

    Penjualan keluar daerah akan menghasilkanpendapatan bagi daerah tersebut.

    Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah inimenyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi

    dan investasi di daerah tersebut, Pada gilirannya akan menaikkan pendapatan

    dan menciptakan kesempatan kerja baru.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    7/39

    Cont

    Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya

    menaikan permintaan terhadap industri basis,

    tetapi juga menaikkan permintaan akan industri

    non-basis (lokal). Kenaikan permintaan ini akan medorong

    kenaikan investasi pada industri yang

    bersangkutan sehingga investasi modal dalam

    sektor industri lokal merupakan investasi yangbersifat mendorong (induced) sebagai akibat

    dari kenaikan industri basis.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    8/39

    Industri basis yang patut di

    kembangkan di suatu daerah

    Menggolongkan setiap industri apakah termasuk

    industri basis atau non-basis.

    Untuk keperluan ini dipakai teknik Location

    Quotient (LQ), yaitu usaha mengukurkonsentrasi dari suatu kegiatan (sektor, industri,

    atau komoditi) dalam suatu daerah dengan cara

    membandingkan peranannya dalam

    perekonomian daerah itu dengan peranankegiatan atau industri sejenis dalam

    perekonomian regional atau nasional.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    9/39

    Kriteria penggolongan dapat bermacam-

    macam sesuai dengan keperluan, misal:

    Aspek kesempatan kerja, maka ukuran

    dasar yang dipakai adalah jumlah tenaga

    kerja yang diserap

    Aspek usaha menaikan pendapatan

    daerah, maka ukuran dasar yang dipakai

    adalah besarnya kenaikan yang diciptakan

    di daerah

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    10/39

    Kasus: Misalkan pendapatan (nilai tambah) industri

    tekstil daerah A sebesar Rp 10 juta, sedang pendapatan total daerah tersebut

    sebesar Rp 250 juta,

    maka industri tekstil tersebut mempunyai

    peranan relatif (relative importance) sebesar10/250 x 100% = 4%.

    Jika pendapatan industri tekstil di seluruhnegara sebesar Rp 100 juta,

    sedangkan pendapatan total negara adalah Rp5000 juta,

    maka peranan relatif industri tekstil adalah100/5000 x 100% = 2%.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    11/39

    Cont

    LQ dapat dihitung dengan

    membandingkan peranan relatif industri

    tekstil di dalam daerah dibandingkan

    dengan peranan relatif industri tekstildalam suatu negara

    LQ nya adalah 4% / 2% = 2

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    12/39

    Cont

    LQ dapat dihitung dengan cara lain yaitu dengan

    membandingkan pendapatan yang berasal dariindustri tekstil di daerah dengan pendapatandari seluruh industri tekstil yang ada dalamsuatu negara,

    yaitu; 10 juta/100juta x 100% = 10% kemudiandibagi dengan perbandingan pendapatanseluruhnya di daerah A dengan pendapatantotal negara

    yaitu Rp 250 juta /Rp 5.000 juta x 100% = 5%

    Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahuiberapa LQ industri tekstil di daerah A yaitu 10/5= 2.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    13/39

    Rumus menghitung LQ adalah:

    vi / vt vi / Vi

    LQ = =

    Vi / Vt vt / Vt

    vi adalah output/nilai tambah industri i di suatu

    daerah.

    vt adalah output/nilai tambah total daerah tersebut. Vi adalah output/nilai tambah dari industri sejenis

    secara regional / nasional.

    Vt adalah output/nilai tambah regional / nasional.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    14/39

    Cont

    pip

    k

    ik

    PDRB

    S

    PDRBS

    LQ

    Sik

    PDRBk

    Sip

    PDRBp

    =

    =

    =

    =

    Sumbangan sektor i daerah studi k (kabupaten/

    kotamadya misalnya) dalam pembentukkan ProdukDomestik Regional Riil (PDRR) daerah studi k.

    Produk Domestik Regional Bruto total semua sektor

    di daerah studi k.

    Sumbangan sektor i daerah referensi p (propinsi

    misalnya) dalam pembentukkan PDRR daerah

    referensip.

    Produk Domestik Regional Bruto total di semua

    sektor daerah referensip.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    15/39

    Interpretasi:

    LQ = 1: penduduk suatu daerah dapatmemenuhi kebutuhannya akan suatu barangdengan hasil industri sendiri (peranan relatif

    industri yang bersangkutan dalam daerahadalah sama degan peranan relatif industrisejenis dalam perekonomian nasional).

    LQ > 1: daerah tersebut dapat mengekspor

    hasil industri ke luar daerah LQ < 1: daerah tersebut perlu mengimpor hasilindustri daerah lain

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    16/39

    Asumsi teknik LQ adalah:

    Semua penduduk di semua daerah

    mempunyai pola permintaan yang sama

    dengan pola permintaan pada tingkat

    nasional (pola pengeluaran secarageografis sama),

    Produktivitas tenaga kerja sama, dan

    setiap industri menghasilkan barang yanghomogen pada setiap sektor

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    17/39

    Bagaimana menginterpretasikan angka LQ?

    Andai kata penduduk suatu daerah dapatmemenuhi kebutuhannya akan suatu barangdengan hasil industri sendiri, berarti perananrelatif industri yang bersangkutan dalam daerah

    adalah sama dengan peran relatif industrisejenis dalam perekonomian nasional.

    Berarti juga bahwa LQ industri A adalah 1 (satu)berarti daerah tersebut dapat mengeksporhasil industri tektil ke daerah lain. Misalnya LQ1.5 atau 3/2 artinya 1/3 hasil industri dapatdiekspor, sedang 2/3 dikonsumsi daerah yangbersangkutan

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    18/39

    Latihan Menghitung LQ

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/Analisis%20LQ.xlshttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/Analisis%20LQ.xls
  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    19/39

    Analisis Tipologi Klassen

    Analisis ini mendasarkan

    pengelompokkan suatu sektor

    dengan melihat pertumbuhan dan

    kontribusi sektor tertentu terhadap

    total PDRB suatu daerah.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    20/39

    Analisis Tipologi Klassen mengelompokkan

    suatu sektor ke dalam 4 kategori, yaitu:

    Sektor Prima:pertumbuhan tinggi dan

    kontribusi besar, mengindikasikan bahwa

    sektor tersebut sangat dominan dalam

    perekonomian daerah.

    Sektor Potensial :pertumbuhan lambat

    tetapi kontribusi besar, mengindikasikan

    bahwa sektor tersebut sedang mengalamipenurunan.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    21/39

    Cont

    Sektor Berkembang :pertumbuhantinggi tetapi kontribusi rendah,mengindikasikan bahwa sektor tersebut

    sedang mengalami peningkatan dan dapatdipacu.

    Sektor Terbelakang :pertumbuhanlambat tetapi kontribusi rendah,mengindikasikan bahwa sektor tersebutkurang potensial.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    22/39

    Penentuan kategori suatu sektor

    ditunjukkan menjadi:Rerata Kontribusi

    Sektoral

    thd PDRB

    Rerata LajuPertumbuhan

    Sektoral

    YSEKTOR

    YPDRB

    YSEKTOR

    < YPDRB

    rSEKTOR rPDRB Sektor Prima SektorBerkembang

    rSEKTOR < rPDRB Sektor

    Potensial

    Sektor

    Terbelakang

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    23/39

    Dimana:

    YSEKTOR = output sektor ke i

    YPRDB = rata-rata PDRB rSEKTOR = laju pertumbuhan sektor ke i

    rPDRB = laju pertumbuhan PDRB

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    24/39

    Contoh

    Sektor Rerata rin Rerata rij Rerata kin Rerata kij

    1 0.013 -0.048 0.171 0.009

    2 0.023 -0.086 0.008 0.000

    3 0.050 0.045 0.124 0.1034 0.079 0.052 0.007 0.012

    5 0.015 0.001 0.092 0.068

    6 0.045 0.049 0.162 0.189

    7 0.036 0.049 0.115 0.150

    8 0.036 0.032 0.104 0.162

    9 0.030 0.034 0.218 0.306

    Total 0.326 0.127 1.000 1.000

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    25/39

    Dimana:

    kij = proporsi sektor i Kota Yogyakarta

    terhadap PDRB Kota Yogyakarta

    kin = proporsi sektor i Propinsi DIY

    terhadap PDRB Propinsi DIY

    rij = pertumbuhan sektor i Kota Yogyakarta

    rin = pertumbuhan sektor i Propinsi DIY

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    26/39

    Masing-masing sektor dapat

    dikelompokkan sebagai berikut:

    kij>=kin kij=rin rij < rin

    Sektor 4 Sektor 1 Sektor 6 Sektor 1

    Sektor 6 Sektor 2 Sektor 7 Sektor 2Sektor 7 Sektor 3 Sektor 9 Sektor 3

    Sektor 8 Sektor 5 Sektor 4

    Sektor 9 Sektor 5

    Sektor 8

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    27/39

    Sesuai dengan kriteria tipologi

    klassen diperoleh:

    kij>=kin kij=rin

    (PRIMA)

    sektor 6

    sektor 7sektor 9

    (BERKEMBANG

    )

    -

    rij < rin(POTENSIAL)sektor 4

    sektor 8

    (TERBELAKAN

    G)

    sektor 1

    sektor 2

    sektor 3

    sektor 5

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    28/39

    Sh if t Share Analys is

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    29/39

    Shift Share

    Teknik utk menganalisis perubahan struktur

    ekonomi daerah relatif terhadap struktur

    ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi

    (propinsi atau nasional) sebagai referensi atauacuan

    Tujuan : menentukan kinerja atau produktivitas

    kerja perekonomian daerah dengan

    membandingkannya dengan daerah yang lebihbesar.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    30/39

    Tiga Informasi Dasar

    Efek pertumbuhan ekonomi propinsi (province growtheffect); yaitu banyaknya pertambahan produksi sektor-sektor daerah seandainya pertambahannya samadengan laju pertumbuhan sektor-sektor nasional.

    Pergeseran proporsional atau efek bauran industri;mengukur besarnya shift (penyimpangan) yangdiakibatkan oleh komposisi sektor-sektor industri daerahterhadap sektor-sektor propinsi.

    Pergeseran diferensial atau pengaruh keunggulan

    kompetitif; mengukur besarnya shift neto yangdiakibatkan oleh faktor-faktor lokasional internal sektor-sektor di daerah, misalnya keunggulan kompetitif

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    31/39

    Formula

    Dampak nyata pertumbuhan ekonomi daerah: Dij = Nij + Mij + Cij

    Pengaruh pertumbuhan ekonomi propinsi:

    Nij = Eij x rn Pergeseran proporsional (proportional shift) atau

    pengaruh bauran industri: Mij = Eij (rin rn)

    Pengaruh keunggulan kompetitif: Cij = Eij (rij rin)

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    32/39

    Dimana :

    Eij : Output sektor i daerah j

    Ein : Output sektor i propinsi n

    rij : laju pertumbuhan sektor i di daerah j

    rin : laju pertumbuhan sektor i propinsi n

    rn : laju pertumbuhan ekonomi propinsi n

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    33/39

    Contoh:

    Analisis shift-share digunakan untukmenentukan kinerja dan produktifitas daerah.

    Teknik ini membandingkan laju pertumbuhansektor-sektor ekonomi regional (pada kasus iniKabupaten Batu Apung) dengan lajupertumbuhan perekonomian yang lebih tinggitingkatannya (pada kasus ini Propinsi ABC).

    Dengan menggunakan analisis shift-share dapatdiketahui perubahan struktur ekonomi selamaperiode pengamatan

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    34/39

    Data

    Data yang digunakan dalam kasus ini

    adalah data PDRB sektoral untuk

    kabupaten dan data PDRB sektoral

    propinsi seperti pada 2 contoh tabel

    Dari kedua tabel tersebut dapat kita hitung

    pertumbuhan dari tahun ke tahun

    sehingga diperoleh:

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    35/39

    Pertumbuhan PDRB Propinsi ABC

    Sektor 94-95 95-96 96-97 97-98 Rerata1 0.04 0.06 0.03 -0.05 0.02

    2 0.06 0.03 0.02 -0.16 -0.01

    3 0.05 0.09 0.01 -0.06 0.02

    4 0.08 0.11 0.09 0.00 0.07

    5 0.09 0.08 0.04 -0.33 -0.03

    6 0.08 0.09 0.04 -0.10 0.03

    7 0.07 0.07 0.03 -0.09 0.028 0.12 0.09 0.04 -0.07 0.05

    9 0.10 0.07 0.05 -0.12 0.02

    Total 0.08 0.08 0.04 -0.11 0.02

    P t b h PDRB K b t B t A

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    36/39

    Pertumbuhan PDRB Kabupaten Batu Apung

    Sektor 94-95 95-96 96-97 97-98 Rerata

    1 0.05 0.06 0.02 -0.06 0.02

    2 0.05 0.03 0.03 -0.21 -0.02

    3 0.05 0.13 0.05 -0.05 0.04

    4 0.09 -0.25 -0.13 0.30 0.005 0.10 0.07 0.02 -0.21 0.00

    6 0.07 0.07 0.01 -0.05 0.03

    7 0.05 0.05 0.05 -0.20 -0.01

    8 0.12 0.11 0.04 -0.04 0.06

    9 0.10 0.04 0.03 -0.10 0.02

    Total 0.07 0.07 0.03 -0.09 0.02

    Hasil Perhit ngan Shift Share Kab paten

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    37/39

    Hasil Perhitungan Shift-Share Kabupaten

    Batu Apung (juta rupiah)

    NoPertumbuhan (R) Komponen

    rn rin rij Nij Mij Cij Dij

    1 0.02 0.02 3,713.05 235.42 -833.09 3,115.38

    2 -0.01 -0.02 221.87 -344.12 -128.73 -250.98

    3 0.02 0.04 2,254.32 505.48 2,228.75 4,988.55

    4 0.07 0.00 76.82 190.42 -262.97 4.27

    5 -0.03 0.00 1,885.55 -4,624.21 2,370.05 -368.62

    6 0.03 0.03 2,633.43 843.72 -51.13 3,426.03

    7 0.02 -0.01 1,573.62 52.43 -2,473.96 -847.91

    8 0.05 0.06 1,047.77 1,334.83 571.80 2,954.41

    9 0.02 0.02 3,388.71 732.98 -1,156.55 2,965.14

    Total 0.02 16,795.14 -1,073.05 264.18 15,986.27

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    38/39

    Interpretasi

    Nilai Dij yang positif menunjukkan bahwaselama tahun 19941998 telah terjadi

    kenaikan kinerja perekonomian daerah

    sebesar 15,986.27 juta rupiah, dimanakenaikan tersebut dihasilkan oleh sebagian

    besar sektor perekonomian kecuali sektor 2,

    5 dan 7.

    Pengaruh pertumbuhan ekonomi Propinsi

    ABC terhadap pertumbuhan sektoral di

    kabupaten Batu Apung (Nij) terlihat positif.

  • 7/26/2019 Analisis Basis Ekonomi Dan Elastisitas

    39/39

    Cont

    Pertumbuhan ekonomi sektoral (rij) sebagian

    besar tumbuh positif kecuali sektor 2 dan

    sektor 7 yang menunjukkan kinerja dari

    masing-masing sektor di Kabupaten BatuApung.

    Nilai Cij yang negatif mengindikasikan bahwa

    sektor ekonomi tersebut mengalami

    penurunan compet i t iveness relatif terhadapsektor ekonomi di tingkat propinsi