teori basis ekonomi
TRANSCRIPT
Teori Basis Ekonomi(Economic Based Theory)
Ermita Yusida
NILAI EKONOMI REGIONAL
1. Regional Account (Income – Expenditure) Approach
2. Input – Output Approach
3. Economic Base Approach
Perhitungan nilai ekonomi wilayah / region dengan pendekatan ini
didasarkan pada pengertian bahwa kegiatan ekonomi di suatu wilayah dinilai
dari pemanfaatan faktor produksi atau input, baik yang tersedia di wilayah
tersebut maupun yang berasal dari wilayah lain, untuk menghasilkan output
tertentu
Perhitungan nilai ekonomi wilayah / region dengan pendekatan ini
didasarkan pada perhitungan produk dari semua kegiatan ekonomi pada
setiap sektor di wilayah tertentu.
Pendekatan ini lebih didasarkan pada perhitungan nilai produksi dan
pertumbuhan setiap sektor ekonomi dengan mengelompokkan struktur
perekonomian daerah menjadi sektor unggulan dan bukan unggulan.
RegionalAccount
McCrone: pengembangan akuntansi tingkat nasional adalah prasyarat
esensial sebelum perencanaan regional dapat dilaksanakan
Fungsi Akuntansi Regional
- Memberikan gambaran terinci mengenai saling-hubungan antara sektor-
sektor penting dari perekonomian regional
- Dapat menjadi landasan bagi penentuan kebijaksanaan dan pengambilan
keputusan regional
- Tersedia informasi mengenai hal-hal yang sangat penting seperti penda-
patan, output, investasi dan produktivitas regional
- Taksiran produk regional menurut industri akan memudahkan pemisah-
an kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dalam perekonomian
regional
- Data mengenai investasi dapat memberi petunjuk tentang industri apa
dan di daerah mana yang akan memberikan hasil terbaik bagi penerap-
an investasi tertentu.
Upah
Rumahtangga Industri
Pemerintah
Ekspor
Impor
Subsidi
TaxTax
Gx
C
Tax
I
Tk
Regional Account (Income – Expenditure) Approach :
Y = C + I + G + X - M Pendapatan regional merupakan penjumlahan dari
pendapatan/pengeluaran beberapa sektor utama,
yaitu sektor rumahtangga, industri, pemerintah,
luar negeri (ekspor-impor)
Y = C + I + G + X - M
Catatan Penting :
- Akuntansi regional memerlukan data yang bersifat makro
- Secara konseptual, daerah bukanlah negara sehingga diperlukan bentuk
akuntansi yang berbeda dengan akuntansi nasional.
- Untuk tujuan perbandingan antar-daerah diperlukan akuntansi standar
Y+M=C+I+XY+M=E+X
we disaggregate E into C+ I and assume that I and X are autonomous and further that there has been an autonomous change in I of SI and in X of AX, what will be the effect on Y? Define m = M/T and c = C/Y, then we have:
Y+M=TY= T-mTY= T (1-m)
Economic Base Approach
Teori basis ekonomi lebih didasarkan pada perkembangan peran sektor
ekonomi, baik di dalam wilayah maupun ke luar daerah, terhadap
pertumbuhan perekonomian wilayah / daerah tersebut. Untuk itu basis
ekonomi pada struktur perekonomian suatu wilayah / daerah dikelompokkan
menjadi dua sektor, yaitu:
1. Sektor Unggulan, yaitu sektor ekonomi yang mampu memenuhi permintaan
barang dan jasa di pasar domestik maupun luar wilayah/daerah
2. Sektor Bukan Unggulan, yaitu sektor ekonomi yang hanya mampu memenuhi
permintaan barang dan jasa di pasar domestik atau di wilayah/daerah
Multiplier Economic Base
T = B + N, dimana N = nT
T = B + nTT-nT = BT (1 – n) = BT = (1/(1-n)) B
Multiplier Base
LQr =PDRBir / TPDRBr
PDRBin / TPDRBn
LQr = Location Quotient daerah r
PDRBir = PDRB sektor i di daerah r
PDRBr = PDRB total daerah r
PDRBin = PDRB sektor i di tingkat Nasional n
PDRBn = PDRB total Nasional n
dengan : i = sektor ; r = regional ; n = nasional
Jika LQr > 1 , sektor i pada daerah r merupakan sektor unggulan dengan tingkat
spesialisasi sektor tersebut di daerah r lebih besar dari nasional n
Jika LQr = 1 , sektor i pada daerah r merupakan sektor bukan unggulan dengan tingkat
spesialisasi sektor tersebut di daerah r sama dengan dari nasional n
Jika LQr < 1 , sektor i pada daerah r merupakan sektor bukan unggulan dengan tingkat
spesialisasi sektor tersebut di daerah r lebih kecil dari nasional n
Regional Economy
Local Economy
$$$$$$
$$$$$$Basic economy driven by external dollars.
Local economy
driven by the basic
economy.
Growing basic activities generate
jobs and export income
Non-basic activities required to support
basic sector.
Jobs and local income generated.
Area infrastructure grows as
prosperity grows.
Growing area attracts more basic
activities.
EXPORT INCOME
Household multiplier
Declining basic activities decrease
jobs and export income
Non-basic activities required to support basic sector decline.
Jobs and local income are lost.
Area infrastructure stagnates as
prosperity declines.
Declining area discourages more
basic activities.
EXPORT INCOME
DECLINES
Household multiplier
Selanjutnya dapat pula dilakukan analisis yang digunakan untuk mengetahui
pola dan struktur pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi dengan
Klassen Typologi. Hasil analisis ini dapat melengkapi analisis LQ karena
sektor-sektor ekonomi tersebut dengan matriks klasifikasi Klassen dapat
dikelompokkan menjadi empat karakteristik, yaitu:
KriteriaKontribusi terhadap PDRB
Yi > Y Yi < Y
Laju Pertumbuhan
ri > rSektor maju dan
tumbuh cepat
Sektor berkembang
cepat
ri < rSektor maju tapi
tertekan
Sektor relatif
tertinggal
dengan : ri = laju pertumbuhan PDRB sektor i
r = laju pertumbuhan PDRB total
yi = kontribusi PDRB sektor i terhadap total PDRB
yi = kontribusi PDRB rata-rata sektor terhadap total PDRB
KeunggulandanKeterbatasanEconomic Base Multiplier
Keunggulan Keterbatasan
Model analisis yang sederhana
Penentuan sektor baseyang didasarkan LQ
Sangat baik sebagaiinformasi awal bagiperencana
Nilai multiplier yang konstan dari waktukewaktu
Data yang dibutuhkanbiasanya tersedia diberbagai publikasi
Aspek produksi samasekali tidakdiperhitungkan
Klasifikasi Sektor Unggulan berdasarkan Location Quotient (LQ) di Propinsi X
No Lapangan Usaha Location Quotient (LQ)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1.46 1.37 1.41 1.44 1.45 1.45 1.46
a. Tanaman Bahan Makanan 2.07 1.99 2.06 2.09 2.09 2.06 2.05
b. Tanaman Perkebunan 0.84 0.79 0.83 0.84 0.85 0.87 0.88
c. Peternakan 1.35 1.22 1.19 1.25 1.32 1.45 1.53
d. Kehutanan 0.41 0.24 0.33 0.49 0.43 0.44 0.42
e. Perikanan 0.65 0.58 0.58 0.53 0.56 0.53 0.53
2. Pertambangan & Penggalian 0.09 0.09 0.10 0.11 0.12 0.13 0.13
3. Industri Pengolahan 1.14 1.14 1.14 1.15 1.15 1.17 1.18
4. Listrik, Gas & Air Bersih 1.21 1.15 1.19 1.25 1.26 1.22 1.16
5. Konstruksi 0.89 0.94 0.94 0.94 0.92 0.92 0.92
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.32 1.32 1.28 1.25 1.25 1.23 1.22
7. Pengangkutan dan Komunikasi 0.94 0.90 0.82 0.78 0.73 0.70 0.65
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 0.42 0.41 0.39 0.38 0.39 0.39 0.39
9. Jasa-jasa 0.98 1.10 1.09 1.09 1.11 1.12 1.14