“analisis asosiasi merek (brand association) program talkshow kick andy di metro tv”

165
“ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV” (studi kasus pada karyawan/karyawati di Graha Menara Hijau Jl. MT. Haryono Kav 33 Cikoko Pancoran Jakarta Selatan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Akademik dan melengkapi sebagian dan syarat-syarat guna mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (S1) Jurusan Manajemen Disusun oleh : AISYAH HAYUNINGTYAS 2010410076 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2015

Upload: uofaunsada

Post on 16-Apr-2017

925 views

Category:

Data & Analytics


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

i

“ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION)

PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

(studi kasus pada karyawan/karyawati di Graha Menara Hijau Jl. MT. Haryono Kav 33

Cikoko Pancoran Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Akademik dan melengkapi sebagian dan

syarat-syarat guna mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (S1) Jurusan Manajemen

Disusun oleh :

AISYAH HAYUNINGTYAS

2010410076

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

2015

Page 2: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Aisyah Hayuningtyas

Nim : 2010410076

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Judul Skripsi : “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND

ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW

KICK ANDY DI METRO TV

(Studi kasus : di Graha Menara Hijau Kav 33

Cikoko Pancoran Jakarta Selatan)”

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui, untuk diajukan dihadapan panitia penguji

skripsi sarjana.

Jakarta, 3 September 2015

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

(Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM) (Dr. Firsan Nova, SE, MM)

Page 3: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aisyah Hayuningtyas

NIM : 2010410076

Jurusan/peminatan : Manajemen/ Manajemen Pemasaran

Judul Skripsi : “ Analisis Asosiasi Merek ( Brand Association) Program

Talkshow Kick Andy di Metro TV (Studi kasus : di Graha

Menara Hijau Kav 33 Cikoko Pancoran Jakarta

Selatan)”

Telah diperiksa, dikaji dan diujikan dalam sidang Ujian Skripsi Sarjana pada tanggal 3

September 2015 dengan hasil B

Jakarta, 3 September 2015

Ketua Jurusan Manajemen

(Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM)

PANITIA PENGUJIAN SKRIPSI

Dekan Fakultas Ekonomi

(Sukardi, SE, MM)

No Nama Penguji Jabatan Penguji Tanda tangan

1 Drs. Fauzi Baisyir, MM Ketua Penguji

2 Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM Anggota Penguji

3 Dr. Firsan Nova, SE, MM Anggota Penguji

Page 4: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Aisyah Hayuningtyas

NIM : 2010410076

Jurusan : Manajemen Pemasaran

Menyatakan bahwa karya tulis dengan judul :

“ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM

TALKSHOW KICK ANDY di METRO TV (Studi kasus karyawan/ti yang bekerja

di Graha Menara Hijau Kav 33 Cikoko Pancoran Jakarta Selatan)

Benar-benar merupakan hasil karya ilmiah yang tertulis di bawah bimbingan Bapak Dr.

Firsan Nova, SE, MM. Seluruh isi yang ada di dalam skripsi ini merupakan karya tulis

dan menjadi tanggung jawab penulis sendiri apabila ada kesalahan dari isi dalam skripsi

ini. Pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Yang menyatakan

(Aisyah Hayuningtyas)

Page 5: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

v

ABSTRAK

Aisyah Hayuningtyas, NIM 201041007, Judul Penelitian : Analisis Asosiasi Merek

(Brand Association) Program Talkshow Kick Andy di Metro TV (studi kasus

karyawan/ti yang bekerja di Graha Menara Hijau Jl. MT. Haryono Kav 33

Cikoko Pancoran Jakarta Selatan) di bawah bimbingan Bapak Dr.Firsan Nova, SE,

MM.

Jumlah Hal :xiv+150 : 2015

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui asosiasi merek (brand association) dalam

membentuk citra merek (brand image) program talkshow Kick Andy pada karyawan/ti

yang bekerja di Graha Menara Hijau Jl. M.T.Haryono Kav 33 Cikoko Pancoran Jakarta

Selatan).

Populasi penelitian ini adalah karyawan/karyawati yang sudah pernah menyaksikan

program talkshow Kick Andy minimal sekali dalam sebulan di mulai bulan Maret

sampai dengan bulan April 2015. Dan sampel dalam penelitian ini diambil

menggunakan purposive sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 98 responden.

Variable asosiasi yang digunakan yaitu 10 variabel. Alat analisis yang digunakan adalah

Cochran Q Test. Cochran Q Test merupakan data dengan skala pengukuran dalam

bentuk terpisah dua (kotomi), yaitu jawaban “Ya” atau “Tidak” untuk megetahui atribut

apa saja yang dianggap sah (valid), dimana peneliti mengeluarkan attribute-atribute

yang dinilai tidak sah berdasarkan kriteria-kriteria statistik yang dipakai. Nilai Q yang

diperoleh tersebut dibandingkan dengan nilai X² tabel tertentu untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antar asosiasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga atribut

asosiasi merek (brand association) yang signifikan dalam membentuk citra merek

(brand image) program talkshow Kick Andy, yaitu dibentuk oleh variable (X6)

Menambah Pengetahuan, (X12) Andy F. Noya, (13) Memberikan model perilaku yang

baik.

Kata Kunci : Asosiasi Merek, Citra Merek, Program Talkshow Kick Andy, Cochran Q

Test

Page 6: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat,

taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta tidak

lupa sholawat dan salam kepada Rasuallah Muhammad SAW yang mana telah

memberikan sinar kehidupan melalui Al Qur’an dan Sunnahnya sebagai pedoman hidup

bagi penulis.

Penulisan skripsi ini berjudul “Analisis Asosiasi Merek (Brand Association)

program talkshow “Kick Andy” di Metro TV (studi kasus pada karyawan/ti di Graha

Menara Hijau MT Haryono Kav 33 Cikoko Pancoran Jakarta Selatan)”, merupakan

salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program sarjana pada

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Darma Persada.

Sebagai umat manusia yang sesuai kodratnya, penulis menyadari bahwa

pengetahuan, kemampuan serta kesempatan yang ada pada penulis, oleh karena itu

penulis menerima setiap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi

ini.

Keberhasilan penulis dalam meneyelsaikan skripsi ini tidak lepas dari petunjuk dan

hidayah Allah SWT, serta bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada :

1. Bapak Sukardi, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Darma

Persada.

2. Bapak Dr. Firsan Nova, SE, MM selaku Pembimbing sekaligus Wadek Fakultas

Ekonomi Universitas Darma Persada. Terima kasih atas waktunya,

Page 7: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

vii

kesabarannya, arahan-arahan dan nasehat yang berguna dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen dan

Terima kasih untuk Bapak / Ibu dan Staff pengajar (Pak Agung, Ibu Dini, Pak

Alfons dll) di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada. Terima

kasih atas pemberian ilmunya, dukungannya dan bantuannya selama penulis

kuliah dan dalam proses penyelesaian skripsi.

4. Terima kasih untuk staff tata usaha dan karyawan ( Mbak Puji, Mas Maryadi,

Mas Jumali dan Pak Hartono) serta terima kasih untuk para pegawai

perpustakaan yang telah memudahkan dan memberikan bantuan dalam proses

pembuatan skripsi ini.

5. Terima Kasih untuk Bapak Edison Samosir selaku Manajer Gedung yang sudah

memberi ijin untuk melakukan penelitian di Gedung Perkantoran Graha Menara

Hijau.

6. Terima kasih untuk kedua orang tuaku tercinta yang selalu menyayangiku,

membesarkanku dan membimbingku sedari kecil, serta doa dan motivasi yang

mengingatkan untuk selalu terus belajar dan berusaha sehingga dapat

menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

7. Terima kasih seluruh keluargaku, adikku tersayang Syaifullah Bayu Ardi, Pakde

Akiyak, Tante Wulan Sari Setiawan. Atas dukungan dan doa nya.

8. Terima Kasih Eko Dian Saputra selaku orang yang memberikan semangat baru

kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

viii

9. Terima Kasih Rekan-rekan kerja di PT Barnet Nuansa Alam, khususnya Pak

Ridwan, Pak Iskandar, dan Bu Rahayu yang turut membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

10. Terima Kasih buat teman-temanku Iqbal Fuady, kaka cantik Rahma Rasyid,

Enny KWS, Syahroni, Dita Anggi Wibia, Meri Wahyuni, dan teman

seangkatkanku Agis Ferdita dukungannya serta motivasinya yang tidak pernah

merasa lelah untuk terus mendorong penulis hingga selesainya skripsi ini dan

kebersamaan kalian selama mengerjakan skripsi ini hingga selesai

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syahadat kehadirat Allah SWT atas

segala kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan dan penulis berharap

penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah ilmu, khususnya dalam

bidang Manajemen Pemasaran

Jakarta, 3 September 2015

Aisyah Hayuningtyas

Page 9: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian . 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Produk 10

1. Pengertian Produk 10

2. Tingkatan Produk 11

3. Diferensiasi Produk 14

4. Klasifikasi Produk 15

B. Merek (Brand) 25

1. Pengertian Merek 25

Page 10: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

x

2. Tingkatan Merek 28

3. Keputusan-keputusan pemerekan 29

4. Strategi Merek 32

5. Pedoman Membangun Merek 34

6. Tujuan Pemberian Merek 37

7. Manfaat Merek 38

C. Ekuitas Merek (Brand Equity) 41

1. Pengertian Ekuitas Merek 41

2. Peran Ekuitas Merek 48

3. Elemen Ekuitas Merek 50

D. Asosiasi Merek (Brand Association) 51

1. Pengertian Asosiasi Merek 51

2. Fungsi Asosiasi Merek 52

3. Dimensi Asosiasi Merek 53

E. Citra Merek (Brand Image) 56

1. Pengertian Citra Merek 56

2. Teknik Mempopulerkan Citra 58

F. Persepsi Pelanggan 58

G. Televisi 59

1. Sejarah Televisi 59

2. Daya Tarik Televisi 60

3. Program Televisi 61

4. Dampak acara televisi 62

5. Memperkenalkan Televisi di Indonesia 63

Page 11: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

xi

6. Manfaat TV untuk Meningkatkan Citra 65

7. Talkshow 67

8. Kerangka Penelitian 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 72

B. Jenis Data 72

C. Populasi dan Sampel 73

D. Teknik Pengambilan Sampel 75

E. Teknik Pengumpulan Data 76

F. Pengujian Instrumen Penelitian 76

G. Metode Pengolah data dan Analisa data 80

1. Metode Deskriptif 80

2. Metode Cochran Q Test 80

H. Definisi Variabel Operasional 83

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 85

1. Sejarah singkat dan Perkembangan Perusahaan 85

2. Logo & Arti Metro TV 87

3. Visi dan Misi Metro TV 90

4. Program Acara Kick Andy 91

5. PT Graha Menara Hijau 95

B. Karakteristik Responden/Profil Konsumen 100

1. Umur 100

2. Jenis Kelamin 101

Page 12: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

xii

3. Pendidikan 102

4. Profesi/Pekerjaan 104

5. Frekuensi menyaksikan program talkshow 105

C. Distribusi Frekuensi 106

D. Uji Instrumen 109

1. Uji Validitas 109

2. Uji Reliabilitas 110

E. Analisis Data 111

F. Pembahasan 115

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 117

A. KESIMPULAN 117

B. SARAN 117

DAFTAR PUSTAKA 118

LAMPIRAN 122

Page 13: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Program Acara Televisi Berkualitas 6

Tabel 2.1 Manfaat-manfaat Merek 40

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional 83

Tabel 4.1 Tabel Daftar tenant 95

Tabel 4.2 Karakteristik/Profil Responden berdasarkan umur 101

Tabel 4.3 Karakteristik/Profil Responden berdasarkan jenis kelamin 102

Tabel 4.4 Karakteristik/Profil Responden berdasarkan pendidikan 103

Tabel 4.5 Karakteristik/Profil Responden berdasarkan pekerjaan 104

Tabel 4.6 Karakteristik/Profil Responden berdasarkan frekuensi 105

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi 106

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas 109

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas 111

Tabel 4.10 Hasil Uji Cochran program talkshow Kick Andy 1112

Page 14: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Strategy Merek 33

Gambar 2.2 Elemen Brand Equty versi David AAKER 44

Gambar 2.3 Model Ekuitas Merek 46

Gambar 2.4 Konsep Ekuitas Merek (Brand Equity) 47

Gambar 2.5 Nilai-nilai Asosiasi Merek (Brand Association) 53

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir 71

Gambar 3.1 Rumus perdugaan Proporsi 74

Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment Pearson’s 77

Gambar 3.3 Rumus product moment 78

Gambar 3.4 Rumus Spearma-Brown 79

Gambar 3.5 Rumus Cochran Q Test 80

Page 15: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 123

Lampiran 2. Rekapitulasi Data Responden 126

Lampiran 3. Rekapitulasi Jawaban Responden 131

Lampiran 4. Hasil Distribusi Frekuensi 134

Lampiran 5. Uji Validitas 137

Lampiran 6. Uji Reliabilitas 139

Lampiran 7. Uji Cochran Q Test 140

Lampiran 8. Tabel Chi Square 148

Page 16: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang sangat

berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar bahasa indonesia, televisi

adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar, jadi televisi berarti tampak atau

dapat dilihat dari jauh. Secara sederhana kita dapat mendefinisikan televisi sebagai

media massa yang menampilkan siaran berupa gambar dari jarak jauh.

Televisi sebagai media massa memiliki fungsi sebagai media penyampaian

informasi. Program televisi dapat seperti news, infotaiment, bahkan talkshow

mampu memberikan informasi yang diperlukan oleh pemirsa televisi. Selain

membuka informasi, televisi juga bermanfaat sebagai sarana edukasi bagi pemirsa

khususnya para pelajar dan anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan.

Acara kuis, program bimbingan rohani, talkshow pendidikan atau bidang

pengetahuan lain sangat berguna bagi masyarakat kita, bagi sebagaian orang yang

memiliki pola belajar audiovisual menonton televisi bisa dijadikan sebagai alternatif

pembelajaran.

Fungsi lain dari televisi adalah sebagai hiburan. Kehadiran program-

program televisi yang menghibur diperlukan untuk melepas stres sejenak setelah

seharian bekerja atau belajar. Setidaknya hiburan itu dapat menyegarkan otak dari

permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam sehari.

Page 17: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

2

Televisi saat ini merupakan media massa terpopuler dikalangan masyarakat

Indonesia. Sebagaian besar penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan

memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi edukasi dan sebagainya.

Semakin tertarik pemirsa terhadap tayangan televisi, semakin banyak stasiun

televisi berlomba-lomba dalam menayangkan program-program unggulannya. Jika

dulu kebanyakan orang hanya menonton satu jam acara saja, tetapi sekarang

program-program unggulan televisi ditayangkan secara estafet sehingga pemirsa

mampu menghabiskan 5-6 jam bahkan ada yang 10 jam non stop hanya untuk

menonton televisi.

Tayangan program televisi seperti reality show, infotaiment, sinetron, film

bahkan iklan sekalipun turut serta mengubah life style di masyarakat. Informasi

yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi

maupun sosial masyarakat dari suatu negara layaknya harga hiburan dan permainan

publik belaka.

Televisi cenderung persuasif dengan segala program tayangan yang

bervariatif. Ini tidak mengherankan karena televisi menjalankan perannya sebagai

komunikator. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa feedback masyarakat

sebagai komunikan juga penting bagi perkembangan informasi dan program-

program televisi itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan maraknya saluran interaktif

dalam acara-acara televisi sepeti talkshow.

Program talkshow adalah program yang menampilkan satu atau beberapa

orang untuk membahas suatu topik tertentu dipandu oleh seorang pembawa acara

Page 18: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

3

(host). Talkshow juga merupakan suatu perbincangan yang cukup menarik dan

biasanya mengangkat isu-isu hangat di masyarakat.

Talkshow itu sendiri sebagai media komunikasi sudah lama dikenal bahkan

sejak era kejayaan radio ketika sebuah talkshow pertama kali di radio diciptakan

oleh John J. Anthony pada tahun 1930 (Radio History by Carla Gesell-Streeter).

Sementara di televisi acara talkshow disajikan untuk pertama kali pada 27

September 1954 oleh jaringan televisi NBL (Aylesworth, 1987) dengan nama

program Tonight Show.

Sejak saat itu bermunculan berbagai talkshow di televisi tidak hanya di

Amerika Serikat namun juga di banyak negara termasuk Indonesia. Sejak dua atau

tiga dekade lalu pemirsa Indonesia disuguhi berbagai macam program obrolan yang

beragam. Sayang, keragaman itu hanya ada dalam judul namun bukan dalam

kemasan acara. Talkshow yang disajikan monoton, gaya obrolan sangat serius dan

formal, alur pembicaraan hanya berupa tanya jawab secara bergiliran, bukan sebuah

diskusi atau perdebatan yang hangat dan menarik.

Memasuki era keragaman TV swasta, program-program talkshow mulai

berubah untuk mencari perolehan ratting. Kemasannya menjadi lebih variatif, segar,

penuh diskusi serta perdebatan, dan bahkan interaktif. Para pemirsa bisa langsung

bertanya pada narasumber secara langsung bisa via telepon, email maupun sms.

Saat ini, hampir stasiun televisi seperti TV One, Net TV, Kompas TV,

Trans TV, Metro TV, atau ANTV memiliki program talkshow yang membahas

masalah-masalah hangat dibicarakan masyarakat. Tontonan ini pun rupanya

mendapat respon yang menggembirakan oleh pemirsa. Hal itu setidaknya bisa

Page 19: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

4

dilihat dari perolehan ratting atau share setiap acara. Tayangan talkshow seperti ini

ternyata digemari oleh masyarakat di Indonesia, baik kalangan mahasiswa maupun

orang tua.

Salah satu acara TV yang berhasil memikat pemirsa TV di Indonesia adalah

Kick Andy. Berbeda dengan talkshow-talkshow lainnya, Kick Andy tidak

menyuguhkan pembawa acara yang menarik dan fenomenal, melainkan hanya

seorang wartawan, senior, dan sebelumnya tidak pernah dikenal oleh masyarakat

luas. Format acara ini memiliki daya tarik tersendiri dalam menarik hati pemirsa

yang menonton.

Program acara Kick Andy ditayangkan di Metro TV setiap hari Jum‟at pukul

20.05 WIB di Metro TV dan tayangan ulangnya pada hari Minggu pukul 13.05

WIB. Perubahan waktu penayangan yang tadinya kamis pukul 21.00 WIB menjadi

jum‟at pukul 21.30-23.00 WIB. Ini dikarenakan permintaan pemirsa setia “Kick

Andy” agar memperpanjang jam tayang. Selain perubahan jam tayang, perubahan

tampilan yang juga terjadi seperti panggung, namun latar belakang gedung

bertingkat mencerminkan Jakarta sebagai “Kampung Halaman” tetap di

pertahankan. (http://www.kickandy.com)

Program acara Kick Andy selalu menghadirkan dan mengupas perjalanan

hidup seseorang dan bisa memberikan motivasi dan inspirasi bagi penonton yang

menyaksikan. Di format dengan konsep cukup unik dalam menyuguhkan sebuah

acara televisi yang sangat berkualitas dan mendidik.

Tayangan Kick Andy mengandung unsur mendidik atau edukatif terhadap

pemirsa ataupun penonton. Konsep tayangan ini cenderung agak formal, namun

Page 20: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

5

kadang-kadang disela-sela acara timbul tepuk tangan dan gelak tawa yang begitu

riuh dari penonton. Program acara Kick Andy yang ditayangkan di Metro TV Ini

bersifat menghibur. Stasiun Metro TV menjadi salah satu perhatian pemirsa untuk

menonton program acara Metro TV karena Metro TV merupakan salah satu stasiun

TV ternama di Indonesia sehingga cukup berperan dalam memperngaruhi

masyarakat untuk menonton acara Kick Andy.

Demi meningkatkan kualitas isi dan merek, sejak awal agustus 2008 Kick

Andy melakukan re-branding. Berbagai perubahan dilakukan, mulai dari perubahan

logo yang kini terkesan lebih santai. Dapat dilihat dari bentuk rangkaian huruf „

Andy‟ yang tertulis dengan huruf sambung bewarna putih yang diatasnya terdapat

rangkaian huruf „Kick‟ berwarna kuning yang ukurannya lebih kecil dan tapak

sepatu berwarna merah yang terletak disamping kedua kata “Kick Andy”

menggantikan telapak kaki yang dulu dipakai.

Selain itu, diluncurkan pula Kick Andy Foundation (KAF) yang nantinya

akan menjadi media menyalur sumbangan bagi orang-orang yang tergerak hatinya

setelah melihat tayangan dalam Kick Andy. Tidak sedikit pun episode dalam acara

“Kick Andy” yang berhasil membangkitkan rasa empati dan kepedulian sosial para

penonton. Meskipun baru diresmikan, KAF telah melakukan berbagai macam

kegiatan, antara lain gerakan 1000 kaki palsu yang disokong dana 1 miliar. Tim

Kick Andy bersama para donatur menggandeng Sugeng Siswoyudono, si pemilik

Bengkel Kaki Palsu menyediakan kaki palsu bagi mereka yang membutuhkan.

(http://www.metrotvnews.com)

Page 21: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

6

Komisi Penyiaran Indonesia melakukan penelitian bersama Sembilan

Perguruan Tinggi Negeri di Sembilan kota besar di Indonesia untuk mengukur

kualitas program siaran televisi Indonesia. Berikut ini sepuluh Program Acara

Televisi Berkualitas Menurut Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tahun 2015, yaitu :

TABEL 1.1 Program Acara Televisi Berkualitas

No Program Stasiun Poin

1. Kick Andy Metro TV 389

2. Mata Najwa Metro TV 358

3. Indonesia Lawyer Club TV One 232

4. My Trip My Adventure Trans TV 178

5. On The Spot Trans 7 170

6. Hitam Putih Trans 7 165

7. Laptop Unyil Trans 7 160

8. Mario Teguh Metro TV 145

9. Liputan 6 SCTV 136

10. Ini Talkshow

Net TV 120

www.sidomi.com

Hasil survey yang dilakukan oleh KPI bersama Sembilan Perguruan Tinggi

Negeri di Sembilan kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa program talkshow

Kick Andy disiarkan oleh Metro TV berada di urutan pertama sebagai program

Page 22: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

7

acara televisi berkualitas dan disusul program Mata Najwa yang juga disiarkan

Metro TV menjadi program acara berkualitas diurutan kedua. Penelitian ini

melibatkan responden 90 ahli di Sembilan kota di Indonesia, sehingga total ada 810

orang ahli. Adapun rasio responden adalah laki-laki dan perempuan 50% : 50%,

yang meliputi aktivis/LSM, mahasiswa, tokoh agama, tokoh muda, tokoh adat,

tokoh masyarakat, birokrat, wartawan, karyawan swasta, TNI/Polri, dan wakil

rakyat. Untuk mendapatkan hasil penelitiannya, KPI dibantu oleh Ikatan Sarjana

Indonesia (SKI). Mereka menggunakan metode penelitian peer review assessment

dirancang secara panel (longitudinal) menyertakan responden yang sama dari waktu

ke waktu. Itulah beberapa acara TV yang dapat menyegarkan dan memberi

inspirasi, inspirasi bisa datang dari mana saja dan tidak datang setiap saat. Maka ada

baiknya kita melihat tayangan yang dapat menginspirasi untuk melakukan banyak

hal atau mencoba tantangan baru.

Program talkshow yang dibawakan oleh Andy F. Noya terbilang sukses

dalam membangun acara talkshow yang berbeda dengan talkshow pada umumnya.

Kick Andy adalah sebuah program mengangkat tema horizontal. Ini membedakan

program Kick Andy dengan talkshow lain. Selain itu, Andy F. Noya sebagai

pembawa acara mampu menciptakan suasana hangat dalam membawakan acaranya,

sehingga narasumber maupun penonton terbawa dalam suasana perbincangan yang

setingkat.

Narasumber yang diundang pun tidak hanya orang terkenal saja, melainkan

dari mereka yang berprestasi namun belum diketahui oleh media sampai Penjabat

Page 23: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

8

Negara. Sehingga acara tidak monoton karena narasumber diundang dari berbagai

kalangan namun berprestasi atau hebat.

Dari segi konsep, materi disampaikan lebih kompleks. Tema yang diangkat

sangat sederhaa dan dapat kita temukan sehari-hari, namun diolah sedemikian rupa

agar dapat memasuki pikiran dan menyentuh hati. Selain menghibur, acara ini idak

melupakan edukasi, dapat dilihat dari tema yang sering dibawakan oleh Andy

tentang pendidikan. Program talkshow Kick Andy merupakan sebuah acara yang

tidak hanya menghibur, namun juga sangat informatif dan inspiratif.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat suatu

penelitian tentang asosiasi merek dengan judul : “Analisis Asosiasi Merek (Brand

Association) Program Talkshow “Kick Andy” di Metro TV” (Studi kasus pada

Karyawan/ti di Graha Menara Hijau M.T. Haryono Kav 33 Cikoko Pancoran

Jakarta Selatan).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asosiasi Merek (Brand Association) program talkshow “Kick

Andy” yang ditayangkan oleh stasiun Metro TV? (Studi kasus pada Karyawan/ti di

Graha Menara Hijau MT Haryono Jl. M.T. Haryono Kav 33 Jakarta 12770).

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Asosiasi Merek (Brand Association) paling kuat pada

program talkshow “Kick Andy” yang ditayangkan stasiun televisi Metro TV (studi

kasus pada Karyawan/ti di Graha Menara Hijau MT Haryono Jl. M.T. Haryono Kav

33 Jakarta 12770).

Page 24: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

9

D. Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya Asosiasi Merek (brand association) paling kuat pada

program talkshow “Kick Andy” yang ditayangkan oleh stasiun televisi Metro TV.

Maka dapat diketahui asosiasi yang paling kuat diantara asosiasi lainnya dan

melekat pada program talkshow “Kick Andy”. Sehingga dari asosiasi yang terkuat

akan membentuk citra merek (brand image) pada program acara tersebut dan dapat

membentuk kesan pada program.

Page 25: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Produk

1. Pengertian Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266), mendefinisikan produk

adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian,

akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan

atau kebutuhan.

Sedangkan menurut Oakland (1988) dikutip oleh Djatmiko (2012: 107)

menjelaskan bahwa produk adalah perwujudan yang paling jelas dari pertemuan

antara pemasaran dan produksi. Tidak cukup hanya konsumen yang

membutuhkan produk, tetapi organisasi juga harus mampu memproduksinya.

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono,

1997:95) dikutip oleh Kristianto (2011:29).

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,

pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.

(Kotler dan Keller, 2009: 4)

Page 26: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

11

Definisi Produk menurut Djatmiko ( 2012 : 38), “sesuatu yang dapat

ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen”.

2. Tingkatan Produk

Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan atas tiga

tingkatan, menurut Assauri (2009: 202) tiga tingkatan tersebut adalah :

a. Produk inti (Core Product), merupakan inti atau dasar sesungguhnya dari

produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau

konsumen dari produk tersebut.

b. Produk formal (Formal Product), merupakan bentuk, model, kualitas/mutu,

merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

c. Produk tambahan (Augmented Product) merupakan tambahan produk formal

dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasang (instalasi),

pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cuma-cuma.

Menurut Kristianto (2011:98) dalam kegiatan pemasaran ada tiga

tingkatan produk antara lain :

a. Produk Inti

Merupakan manfaat inti yang ditampilkan suatu produk, misalnya : produk

tanpa merek, tanpa pembungkus yang indah , contohnya obat generik.

b. Produk Formal

Merupakan penampilan dari produk inti dengan tambahan 5 komponen yaitu

: desain, mutu, daya tarik, bungkus dan nama mereknya.

Page 27: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

12

c. Produk yang diperluas

Merupakan penampilan produk yang sudah diperluas dengan aspek-aspek:

garansi, pengiriman, sosial, psikologi. Misalnya : orang kaya suka membeli

mobil BMW dari pada mobil Honda atau Toyota, padahal kegunaannya

sama.

Menurut Kotler dan Keller (2009:4), ada lima tingkatan produk.

Penjelasan tentang kelima tingkatan produk antara lain sebagai berikut :

a. Manfaat Inti / Core Benefit

Manfaat inti (core benefit) : layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli

pelanggan.Tamu hotel membeli "istirahat dan tidur." Pembeli alat bor

membeli "lubang". Pemasar harus melihat diri mereka sendiri sebagai

penyedia manfaat.

b. Produk Dasar / Basic Product

Merupakan konsumen mempunyai suatu harapan terhadap barang dan jasa

yang dibelinya. Maka kamar hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi,

handuk, meja, lemari pakaian dan toilet.

c. Produk yang diharapkan /Expected Product)

Sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika

mereka membeli produk. Tamu hotel mengharapkan tempat tidur bersih,

handuk baru, lampu dinyalakan dan suasana relative tenang.

Page 28: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

13

d. Produk tambahan/ Augmented Product

Produk yang melebihi harapan pelanggan. Di Negara-negara maju,

positioning merek dan persaingan terjadi pada tingkat ini. Tetapi, di pasar

Negara berkembang atau pasar yang berkembang seperti India dan Brazil,

sebagian besar persaingan terjadi di tingkat produk yang diharapkan

e. Produk potensial (potential product)

Mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin

dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat di

mana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan

membedakan penawaran mereka.

Dari segi ini, dapat kita lihat ada beberapa tingkatan produk, pada tiap

tingkatan ada nilai tambah seperti diungkapkan oleh Kotler dan Armstrong

(2008:268), yaitu:

a. Tingkatan yang paling dasar adalah manfaat inti, membawa pertanyaan apa

yang benar-benar dibeli oleh pembeli? Ketika merancang produk, mula-mula

pemasar harus mendefinisikan inti, manfaat penyelesaian masalah atau jasa

yang dicari konsumen. Contohnya : konsumen yang membeli produk

BlackBerry membeli lebih dari sekedar telepon genggam nirkabel, peralatan

jelajah e-mail dan web atau agenda pribadi.

b. Pada tingkat kedua, para perencana produk harus mengubah manfaat inti

menjadi produk aktual. Mereka harus mengembangkan fitur produk, desain,

Page 29: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

14

tingkat kualitas, nama merek dan kemasan. Misalnya BlackBerry adalah

produk aktual. Nama, komponen, gaya, fitur, kemasan, dan atribut lain,

semuanya telah digabungkan secara cermat untuk menghasilkan manfaat inti

agar tetap terhubung.

c. Produk tambahan, disekitar manfaat inti dan produk aktual dengan

menawarkan pelayanan dan manfaat konsumen tambahan. Misalnya

BlackBerry harus menawarkan lebih dari sekedar alat komunikasi, tetapi

harus memberikan solusi lengkap tentang pelanggan membeli BlackBerry.

3. Diferensiasi Produk

Sebelum produk diberi brand dan diposisikan di pasar, produk harus

diberi atribut pembeda (diferensiasi).

Menurut Adisaputro (2010:172) diferensiasi produk terdiri dari berbagai

dimensi :

a. Bentuk produk : ukuran, bentuk, struktur fisik dari produk.

b. Features : di samping fungsi utama dari mobil dapat diberikan tambahan

operasional dalam bentuk AC mobil, TV mobil, tape deck, atau pemutar

CD.

c. Menurut kualitas kinerja : tingkatan produk selain memberikan karakteristik

operasional utama dari produknya dan dapat berkualitas execelent, superior,

kualitas standard, dan lain-lain.

d. Kualitas : kesesuaian terhadap standar, unit produk dihasilkan adalah identik

dan memenuhi spesifikasi teknis yang dijanjikan.

Page 30: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

15

e. Aspek daya tahan : di sini produk dinilai dari segi usia operasi yang

diharapkan selama digunakan dalam kondisi wajar.

f. Kehandalan : di maksudkan untuk mengukur probabilitas produk tidak rusak

atau gagal beroperasi dalam jangka waktu khusus yang dijanjikan.

g. Mudah tidaknya diperbaiki : produk tahan lama tidak akan mampu

beroperasi penuh tanpa harus dilakukan pemeliharaan ataupun perbaikan

secara periodik. Diferensiasi ini menjanjikan mudah tidaknya produk

tersebut diperbaiki.

h. Gaya (style) mempresentasikan bagaimana produk itu terlihat dan dirasakan

oleh pembeli.

4. Klasifikasi produk

Menurut Assauri (2009:151), klasifikasi produk bisa dilakukan atas

berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan tingkat konsumsinya, serta

berwujud atau tidaknya, maka barang yang dibeli dibedakan atas :

a. Barang Tidak Tahan Lama / Nondurable Goods

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud, yang dikonsumsikan

hanya satu atau beberapa kali dalam waktu yang tidak begitu lama.

Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan dan lain-lain.

Page 31: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

16

b. Barang Tahan Lama / Durable Goods

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang dapat digunakan

berkali – kali dalam jangka waktu panjang tanpa mengurangi jumlah barang.

Contoh antara lain : pakaian, tv, lemari es, mobil dan komputer.

c. Jasa / Service

Merupakan kegiatan yang ditawarkan untuk diperjualbelikan. Contoh :

salon, bengkel, asuransi.

Berdasarkan kebiasaan berbelanja atau membeli barang yang

dikorbankan pembeli, maka barang – barang konsumen dibedakan menjadi:

a. Barang Mudah / Convenience Goods

Merupakan barang konsumsi yang sering dibeli dan dibutuhkan dalam

jangka waktu cepat dengan membandingkan harga atau kualitas pada saat

membeli. Contoh : rokok, sabun, koran dan minuman.

b. Barang Toko / Shopping Goods

Merupakan barang konsumsi yang dibeli oleh konsumen dengan

membandingkan kualitas, harga dan modelnya. Contoh : jam tangan,

pakaian, meubel dan alat olahraga.

Page 32: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

17

c. Barang Khusus / Specialty Goods

Merupakan barang konsumsi dengan ciri khusus yang unik dengan

identifikasi merek. Contoh : permata, fotografi, lukisan.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:269-270) Produk

dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang

menggunakannya-produk konsumen dan produk industri, yaitu :

a. Produk Konsumen

Produk konsumen (consumer product) adalah produk dan jasa yang dibeli oleh

konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya menggolongkan

produk dan jasa ini lebih jauh berdasarkan bagaimana cara konsumen

membelinya. Produk konsumen meliputi produk kebutuhan sehari-hari, produk

belanja, produk khusus, dan produk yang tidak dicari.

1) Produk kebutuhan sehari-hari

Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product) adalah produk dan

jasa konsumen yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan

usaha pembandingan dan pembelian yang minimum. Contohnya, sabun,

permen, surat kabar, dan makanan cepat saji.

Page 33: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

18

2) Produk belanja

Produk belanja (shopping product) adalah produk dan jasa konsumen yang

lebih jarang dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas,

harga, dan gaya produk secara cermat. Ketika membeli produk dan jasa

belanja, konsumen menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam

mengumpulkan informasi dan membuat perbandingan. Contoh produk

belanja meliputi perabot, pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga

utama, dan jasa hotel serta maskapai penerbangan.

3) Produk khusus

Produk khusus (specialty product) adalah produk dan jasa konsumen

dengan karakteristik unik atau identifikasi merek di mana sekelompok

pembeli signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus.

Contohnya produk khusus meliputi merek dan tipe mobil tertentu,

perlengkapan fotografi mahal, pakaian rancangan desainer, dan jasa dokter

atau ahli hukum. Pembeli biasanya tidak membandingkan produk khusus.

Mereka hanya menginvestasikan waktu yang diperlukan untuk menjangkau

penyalur membawa produk yang diinginkan.

Page 34: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

19

4) Produk yang tidak dicari

Produk yang tidak dicari (unsought product) adalah produk konsumen

mungkin tidak dikenal konsumen atau produk tidak dikenal konsumen

tetapi biasanya konsumen tidak berfikir untuk membelinya.

b. Produk Industri

Produk industri (industrial product) adalah produk yang dibeli untuk

pemprosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu

bisnis. Oleh karena itu, perbedaan antara produk konsumen dan produk industri

didasarkan pada tujuan untuk apa produk itu dibeli. Tiga kelompok produk dan

jasa industri bahan dan suku cadang, barang-barang modal, dan persediaan

serta layanan:

1) Bahan dan suku cadang mencakup bahan mentah serta bahan dan suku

cadang manufaktur. Bahan mentah terdiri dari produk pertanian (tepung,

kapas, ternak, buah-buahan, sayur-mayur), dan produk alami (ikan, kayu,

minyak mentah, biji besi). Bahan dan suku cadang manufaktur terdiri dari

bahan komponen (besi, benang, semen, kabel baja), dan suku cadang

komponen ( motor kecil, ban, dan cetakan). Kebanyakan bahan dan

manufaktur dijual langsung kepada pengguna industri.

2) Barang-barang modal adalah produk industri yang membantu produksi

atau operasi pembeli, termasuk peralatan instalasi dan aksesoris. Instalasi

Page 35: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

20

terdiri dari pembelian besar seperti bangunan (pabrik, kantor) dan

perlengkapan kantor.

Kelompok akhir produk industri adalah persediaan dan jasa. Persediaan

mencakup persediaan operasi (pelumas, batu bara, kertas, pensil) serta

barang-barang perbaikan dan pemeliharaan. (cat, paku, sapu). Persediaan

merupakan produk kebutuhan sehari-hari dalam bidang industri karena

persediaan ini biasanya dibeli dengan usaha atau perbandingan minimum.

Menurut Kotler dan Keller (2009: 5-6), mengklasifikasikan produk

berdasarkan ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaan (konsumen atau

industri).

a. Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility)

1) Barang-barang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-

barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa

kali penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena barang-barang ini sering

dibeli, strategi yang tepat adalah membuat barang-barang tersebut

tersedia di banyak lokasi dan beriklan secara besar-besaran untuk

membangun percobaan serta membangun preferensi.

2) Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang berwujud yang

biasanya dapat digunakan untuk waktu lama : kulkas, alat-alat mesin

dan pakaian. Produk-produk ini biasanya memerlukan penjualan

personal dan jasa, menuntut margin yang lebih tinggi, dan memerlukan

garansi penjual yang lebih banyak.

Page 36: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

21

3) Jasa (service) adalah produk tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi,

dan dapat musnah. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan kendali kualitas,

kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi lebih besar. Contohnya

meliputi salon potong rambut, penasihat hukum/ pengacara dan perbaikan

peralatan.

b. Barang konsumen

Barang sehari-hari (convenience goods) dengan segera dan dengan

usaha minimum. Contohnya meliputi minuman ringan, sabun dan surat kabar.

Barang sehari-hari dapat dibagi lagi :

1) Barang kebutuhan pokok/staples : barang yang dibeli konsumen secara

teratur. Pembeli dapat membeli kecap Heinz, pasta gigi Crest dan biscuit

Ritz secara rutin. Barang impuls barang yang dibeli tanpa usaha

perencanaan atau pencarian. Permen dan majalah menjadi barang impuls.

Barang darurat : barang yang dibeli ketika ada kebutuhan mendesak –

payung selama hujan badai, sepatu bot dan sekop sepanjang turunnya salju

dimusim dingin. Produsen barang impuls dan darurat akan menempatkan

barang-barangnya di gerai dimana konsumen mengalami kebutuhan

mendesak atau ketertarikan untuk melakukan pembelian.

2) Barang belanja (shopping goods) : barang yang secara karakteristik

dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan

gaya. Contohnya meliputi perabot, pakaian dan peralatan rumah tangga

utama. Lalu kami membagi lagi kategori ini:

Page 37: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

22

a) Barang belanja homogen: memiliki kualitas yang serupa, tetapi

harganya cukup berbeda, sehingga memberikan alasan kuat bagi

perbandingan belanja.

b) Barang belanja heterogen: memiliki fitur produk dan jasa berbeda dan

mungkin lebih penting dari pada harga.

3) Barang khusus (specialty goods) : memiliki karakteristik atau identifikasi

merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli bersedia melakukan

usaha pembelian khusus. Contohnya meliputi mobil, komponen stereo,

peralatan fotografi dan busana pria. Mercedes merupakan barang khusus

karena pembeli tertarik dan bersedia berjalan jauh untuk membeli satu

mobil. Barang khusus tidak memerlukan perbandingan, pembeli hanya

menginvestasikan waktu untuk menjangkau penyalur penjual produk-

produk yang diinginkan. Penyalur tidak memerlukan lokasi nyaman,

meskipun mereka harus membuat calon pembeli mengetahui yang lokasi

mereka.

4) Barang yang tak dicari (unsought goods) : barang yang tidak dikenal

konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Seperti detector

asap. Contoh: klasik barang yang dikenal tapi tidak dicari adalah asuransi

jiwa, daerah pemakaman, batu nisan dan ensiklopedia. Barang yang tidak

dicari memerlukan dukungan iklan dan penjualan personal.

c. Barang industri

Barang ini diklasifikasikan berdasarkan biaya relatif mereka dan

bagaimana mereka memasuki proses produksi, meliputi bahan dan suku cadang,

Page 38: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

23

barang modal, serta pasokan dan layanan bisnis. Bahan mentah dibagi menjadi

dua kelompok utama produk pertanian (gandum, kapas, ternak, buah-buahan dan

sayur-mayur) dan produk alami (ikan, kayu, minyak mentah, bijih besi). Produk

pertanian dipasok oleh banyak produsen yang menyerahkan produknya

keperantara pemasaran dan selanjutnya perantara pemasaran ini menyediakan

jasa pengumpulan, pemeringkatan, penyimpanan, transportasi dan penjualan.

Sifat produk pertanian yang dapat musnah dan musiman menimbulkan praktik

pemasaran khusus, dimana karakter komoditas mereka menghasilkan kegiatan

iklan dan promosi yang relatif sedikit dengan beberapa pengecualian. Terkadang

kelompok komoditas akan meluncurkan kampanye untuk mempromosikan

produk mereka – kentang, keju dan daging sapi. Beberapa produsen memberi

merek pada produk mereka- salad dole, apel Mott, pisang Chiquta.

Bahan (besi, benang, semen, kabel) dan suku cadang (motor kecil, ban,

cetakan) bahan komponen biasanya diproses lagi - bijih besi diolah menjadi

baja dan benang ditenun menjadi pakaian. Sifat bahan komponen yang standar

biasanya berarti bahwa keandalan pemasok dan harga merupakan faktor

pembelian kunci Suku cadang komponen memasuki produk jadi tanpa

perubahan bentuk lagi, seperti ketika motor kecil dipasang pada penyedot

debu, dan ban dipasang pada mobil. Sebagian besar bahan dan suku cadang

manufaktur dijual secara langsung kepada pengguna industri harga dan

layanan menjadi pertimbangan pemasaran utama, dan penetapan merek serta

iklan cenderung tidak terlalu penting.

Page 39: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

24

Barang modal (capital items) : barang tahan lama yang memfasilitasi

pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal mencakup dua

kelompok : Instalasi : terdiri dari bangunan (pabrik, kantor) dan peralatan berat

(generator, mesin pancang, komputer mainframe, lift). Instalasi merupakan

pembelian utama, Instalasi biasanya dibeli secara langsung dari produsen,

yang tenaga penjualannya mencakup personel teknis, dan periode negosiasi

panjang sebelum penjualan pada umumnya Produsen harus bersedia

merancang sesuai spesifikasi dan memasok layanan purna jual. Iklan tidak

terlalu penting dibandingkan penjualan personal.

Perlengkapan dan peralatan pabrik portabel (perkakas, truk

pengangkat) dan perlengkapan kantor (komputer pribadi, meja). Jenis

perlengkapan ini tidak menjadi bagian produk jadi. Mereka mempunyai

umur yang lebih pendek dibandingkan instalasi tetapi umur yang lebih

panjang dari pada pasokan operasi. Meskipun beberapa produsen

perlengkapan menjual langsung, mereka lebih sering menggunakan

perantara, karena pasar tersebar secara geografis, pembeli banyak, dan

pesanan sedikit. Kualitas, fitur, harga, dan jasa menjadi pertimbangan utama.

Tenaga penjualan cenderung menjadi lebih penting dibandingkan iklan,

meskipun iklan dapat digunakan secara efektif.

Page 40: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

25

B. Merek (Brand)

1. Pengertian Merek(brand)

Melihat fenomena persaingan pemasarannya yang terjadi, membuat para

pemasar untuk mampu mencari, mengembangkan bahkan merebut pangsa pasar

dari para pesaingnya. Selain mengandalkan produk yang dihasilkan dengan

segala macam perbedaan dan keunggulannya menjadi salah satu modal untuk

memenangkan persaingan adalah dengan menggunakan merek (brand).

Menurut UU Merek No 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah

tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda

dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

Nama, istilah, tanda simbol atau desain, atau kombinasi diantaranya,

yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau

sekelompok penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para

pesaingnya.(Tjiptono, Chandra. Edisi 2. 2012:238).

Sedangkan Kartajaya (2010:3) menjelaskan definisi “merek (brand)

sebagai value indikator bagi seluruh stakeholder perusahaan (pelanggan,

karyawan, serta investor)”.

Page 41: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

26

Pelanggan cenderung akan memilih produk dengan merek yang lebih

terkenal. Karyawan juga cenderung lebih senang bekerja di perusahan yang

memiliki reputasi baik. Demikian pula, investor pun akan mempertimbangkan

merek perusahaan dalam melakukan investasi.

Menurutnya (2010:60), Merek (brand) menjadi simbol, tapi memiliki

peranan yang jauh lebih besar daripada itu. Merek dapat berperan sebagai

payung representasi produk barang atau jasa yang ditawarkan, dapat berperan

sebagai negara. Produk tanpa merek akan menjadi komoditas, tetapi sebaliknya,

produk yang diberikan merek akan memiliki nilai lebih tinggi di mata

pelanggan.

Assauri (2009: 204) berpendapat bahwa merek adalah nama, istilah,

tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang

dimaksudkan untuk mengidentifikasi (barang atau jasa) dari seorang penjual

atau kelompok penjual dan yang membedakanya dari produk saingan.

Penentuan merek dagang dari produk mendasari strategi pemasaran

Menurut Durianto, dkk (2004:1) menjelaskan bahwa merek merupakan

“nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah trade mark (merek

dagang) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila

diatur dengan tepat.”

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian merek

merupakan strategi perusahaan untuk mengidentifikasi produknya dan juga

membedakannya dari produk-produk pesaing.

Page 42: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

27

Menurut Durianto, dkk (2004:61), merek sangat penting atau berguna

karena beberapa alasan sebagai berikut :

a. Mengkonsistensikan dan menstabilkan emosi konsumen.

b. Mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar.

c. Mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.

d. Berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen.

e. Memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian, karena konsumen

dapat dengan mudah membedakan produk yang dibeli dengan produk lain.

f. Dapat berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.

Merek merupakan salah satu aset organisasi paling berharga. Bagi

produsen, merek berperan penting sebagai wahana identifikasi produk dan

perusahaan, bentuk proteksi hukum, signal jaminan kualitas, sarana keunggulan

kompetitif, dan sumber produk, penetapan tanggung jawab pada produsen atau

distributor spesifik, pengurang risiko, penekan biaya pencarian internal dan

eksternal, janji atau ikatan khusus dengan produsen, alat simbolis yang

memproyeksikan citra diri, dan signal kualitas. Elemen utama keputusan

branding meliputi enam aspek : keputusan branding, brand sponsor, brand

hieracy, brand extention,multibrand, dan brand repositioning.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua

unsur, yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat

terbaca, serta brand mark yang berbentuk simbol, desain, selain berguna untuk

membedakan satu produk dari pesaingnya juga berguna untuk mempermudah

Page 43: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

28

konsumen untuk mengenali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak

dibeli.

2. Tingkatan Merek

Menurut Kotler (2005:82) tingkatan merek dapat dibagi menjadi enam

yaitu :

a. Atribut

Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan

diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa

saja yang terkandung dalam suatu merek.

b. Manfaat

Selain atribut, merek memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak

saja membeli atribut tetapi juga membeli manfaat.

c. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek

yang memiliki nilai tinggi dan dihargai oleh konsumen sebagai merek

berkualitas dan berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna

merek tersebut.

d. Budaya

Merek memiliki budaya tertentu yang dapat mempengaruhinya.

e. Kepribadian

Merek memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para

penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si

pengguna akan tercermin.

Page 44: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

29

f. Pemakai

Merek menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah

sebabnya para pemasar selalu menggunakan orang-orang yang terkenal

untuk pengguna mereknya. Jika suatu perusahaan memperlakukan brand

hanya sebagai nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan yang

selamanya.

3. Keputusan-keputusan pemerekan

Agar tingkat ekuitas dari suatu merek bisa semaksimal mungkin,

pemasar melakukan keputusan pemerekan (branding decision), Amir

(2005:149-150) menjelaskan dimana empat hal yang utama dalam keputusan ini,

yaitu sebagai berikut :

a. Pemilihan nama merek

Dalam pemilihan nama, paling tidak, pemasar harus memilih

panduan atau menggunakan kombinasinya yaitu : 1). Menunjukkan manfaat

produk (Lasegar); 2). Mudah diucapkan (Daia, So klin) ; 3). Berbeda, unik

(Xenia, Avanza) ; 4). Dapat didaftarkan karena belum pernah ada yang

menggunakan dan mendaftarkannya pada Departemen Kehakiman.

b. Brand sponsor

Pemasar bisa memilih apakah merek yang akan dikenakan itu berasal dari

perusahaan/ pabrik sendiri (manufacture brand), atau diberikan oleh

salurannya (private label). Contoh manufacture brand adalah Honda,

Toyota, atau Mitsubishi. Jadi, nama produknya diberikan oleh produsennya

sendiri. Dalam praktiknya, ada juga perusahaan-perusahaan yang

Page 45: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

30

membiarkan produknya dibuat oleh perusahaan lain, kemudian produk

tersebut diberikan nama merek sesuai nama perusahaan yang memberikan

pekerjaan. Dalam hal ini, tentu saja pembuat (sering disebut Original

Equipment Manufacturer-OEM) sudah dianggap memenuhi persyaratan

yang ditentukan oleh pemesan.

c. Licensing

Hampir serupa dengan kasus OEM tadi, disini perusahaan pemilik

merek membuat kesepakatan dengan produsen-produsen tertentu agar

dibuatkan produk sesuai standar yang diinginkan. Perusahaan pembuat

berhak menggunakan merek pemilik tadi. Tentu saja sudah sesuai dengan

aturan-aturan yang disepakati. Perusahaan seperti Nike, Reebok, adalah

contoh untuk perusahaan yang memberikan lisensi ini. Begitu pula dengan

perusahaan yang menawarkan mereknya, seperti Mc Donald, California

Fried Chicken, Pizza Hut, dan seterusnya.

d. Co.branding

Perusahaan kadang-kadang bekerja sama dengan perusahaan lain

untuk saling menunjukkan mereknya. Misalnya, majalah SWA Sembada

selalu menampilkan logonya untuk acara-acara seminar, dimana

penyelenggaranya bekerja sama dalam hal publikasi.

Sedangkan keputusan pemerekan menurut Kotler dan Armstrong

(2008 : 282-289) adalah sebagai berikut :

Page 46: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

31

a. Positioning Merek

Pada tingkat terendah, mereka dapat memposisikan merek pada

atribut produk. Merek dapat diposisikan secara lebih baik dengan

mengasosiasikan nama itu kepada manfaat yang diinginkan. Merek ini

diposisikan pada kepercayaan dan nilai yang kuat.

b. Pemilihan Nama Merek

Pencarian nama merek dimulai dengan tinjauan seksama terhadap

produk dan manfaatnya, pasar sasaran, dan strategi pemasaran yang

diajukan. Nama merek harus menunjukkan sesuatu tentang manfaat dan

kualitas produk. Nama merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.

Nama merek harus diperluas. Nama merek harus diperjelas. Nama merek

harus dapat diterjemahkan dengan mudah kedalam bahasa asing. Setelah

dipilih, nama merek harus dilindungi hukum.

c. Sponsor Merek

Produsen mempunyai empat pilihan sponsor. Produk bisa

diluncurkan sebagai merek produsen (atau merek nasional). Meskipun

sebagaian besar produsen menciptakan nama merek mereka sendiri,

produsen lain memasarkan merek berlisensi.

d. Pengembangan Merek

Perusahaan mempunyai empat pilihan ketika mengembangkan merek

yaitu, perluasan lini, perluasan merek, multibrand, atau merek baru.

Page 47: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

32

4. Strategy Merek

Menurut Amir (2005:152) ada empat pilihan strategi dalam merek, yaitu

Line Extention, Brand Extention, Multibrand dan New Brand. Keempat strategi

ini diturunkan dengan melihat aspek kategori produk, dan nama merek.

a. Line Extention adalah pengembangan produk yang menggunakan merek

sama untuk kategori sama. Misalnya, rokok A mild, dikembangkan dengan

berbagai cita rasa baru, ukuran, dan warna kemasan. Ada A Mild, dengan

rasa Menthol (rasa), ada A Mild dalam kemasan 12 dan 1 batang (ukuran).

b. Brand Extention, yaitu pengembangan produk baru, dalam kategori baru,

tetapi menggunakan brand lama. Misalnya, merek Panasonic digunakan

untuk produk TV, radio, kamera handycam. Pepsodent memproduksi

berbagai kategori baru dengan merek yang sama seperti Pepsodent untuk

pasta gigi, sikat gigi, dan obat kumur.

c. Multibrand, yaitu pengembangan dilakukan untuk ketegori sama, namun

dengan brand berbeda. Misalnya, Unilever, dalam mengembangkan kategori

deterjen menggunakan merek Rinso, dan Surf. Sampoerna, dalam kategori

rokok kretek menggunakan merek Dji Sam Soe, dan Sampoerna. Indofood,

produsen mie instan, memproduksi Indomie sekaligus juga memproduksi

Sarimie, Supermie.

d. New Brand, yaitu pengembangan yang menggunakan nama merek baru,

untuk sebuah kategori baru. Misalnya, produsen penghilang bau, Bagoes,

membuat produk kategori lain untuk menyerap udara, dengan nama merek

Serap Air.

Page 48: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

33

KATEGORI PRODUK

Saat Ini Baru

Nam

a M

ere

k Saat Ini Line Extention Brand Extention

Baru Multibrands New Brands

Gambar 2.1: Strategi Merek

Sumber: Tjiptono (2011:36)

Pemahaman mengenai strategi merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe

utama merek, karena masing-masing tipe memiliki citra merek berbeda. Ketiga tipe

tersebut meliputi (Tjiptono, 2011:45-46) :

a. Attribute brands, yakni merek-merek memiliki citra dan mampu

mengkomunikasikan keyakinan/kepercayaan terhadap atribut fungsional

produk. Contohnya, proposisi merek Holden adalah mobil Australia yang

diproduksi sesuai dengan standar kualitas tinggi; merek Harvadds Business

School menjanjikan kualitas analisis yang tinggi dan komprehesif dan

seterusnya.

b. Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe

orang yang membeli merek bersangkutan. Salah satu contoh merek tipe ini

arloji Rolex dan jaringan toserba Harrods. Beberapa tahun lalu banyak orang

Page 49: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

34

berminat memiliki kartu kredit dari Citibank dalam rangka mendapatkan citra

prestisius semacam ini.

c. Experience brands, mencerminkan merek-merek yang menyampaikan citra

asosiasi dan emosi sasaran bersama (shared association and emotions).

Contohnya, Nike dengan “Just Do It” attitude yang dikomunikasikan

menekankan secara konsisten ; dengan slogan “ The Spirit of Australia”;

Disneyland yang menekankan pengalaman yang fun dan advertuorus; serta

Malrboro yang mengkampanyekan pengalaman nilai-nilai maskulin.

Setelah perusahaan menentukan strategi nama mereknya, selanjutnya

akan dihadapi adalah perusahaan harus memilih suatu nama merek spesifik

untuk membedakan produk-produk yang dihasilkan.

Kepuasan strategi merek yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan

perusahaan dalam memasarkan produknya, sehingga tujuan yang telah

ditetapkan perusahaan akan tercapai.

5. Pedoman Membangun Merek

Membangun merek merupakan keharusan bagi setiap perusahaan. Merek

kuat tidak hanya terdapat pada produk yang dihasilkan, tetapi juga terdapat pada

nama perusahaan. Menurut Tunggal (2005:54) yang dikutip oleh Fadilah

(2008:26) memberikan sepuluh (10) pedoman untuk membangun merek yang

kuat, yaitu :

Page 50: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

35

a. Brand identity

Identitas merek merupakan seperangkat asosiasi merek yang sering

digunakan oleh perusahaan. Asosiasi-asosiasi ini mewakili arti dari suatu

merek dan secara tidak langsung merupakan janji kepada para konsumen.

Terdapat empat perspektif identitas merek, yaitu merek sebagai produk,

merek sebagai organisasi, merek sebagai seseorang, dan merek sebagai

simbol.

b. Value Proposition

Nilai proposisi adalah sebuah pernyataan secara fungsional,

emosional dari suatu merek yang disampaikan kepada pelanggan.

c. Brand Position

Posisi merek adalah bagian dari identitas merek dan nilai proposisi

yang selalu aktif dikomunikasikan kepada pasar sasaran, sehingga dapat

memperoleh keuntungan melalui persaingan merek.

d. Execution

Pelaksanaan program komunikasi, tidak hanya ditargetkan pada

identitas dan positioning. Tetapi juga sampai memperoleh kecermelangan

secara terus menerus.

e. Consistency Overtime

Memiliki identitas yang konsisten merupakan kekuatan untuk tetap

memiliki merek yang kuat.

Page 51: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

36

f. Brand System

Kunci untuk mengukur merek dalam sebuah lingkungan bisnis yang

kompleks adalah dengan mempertimbangkan merek sebagai suatu sistem

yang saling mendukung satu sama lainnya. Sebuah brand system dapat

digunakan sebagai panggung peluncuran bagi produk-produk baru atau

merek baru. Agar suatu sistem dapat maju, merek harus mempunyai

hubungan timbal balik dengan masing-masing merek.

g. Brand Leverage

Perluasan merek dan kembangkan program merek bersama hanya

apabila identitas merek akan baik digunakan maupun diperkuat.

Identifikasikan kisaran merek dan untuk setiapnya, dan dikembangkan suatu

identitas dan spesifikasi bagaimana identitas akan berbeda dalam konteks

produk yang berlainan.

h. Tracking Brand Equity

Telusuri ekuitas merek sepanjang waktu, mencakup awareness,

perceived quality, brand loyalty, dan khususnya memperhatikan bidang-

bidang dimana identitas merek dan posisi yang tidak digambarkan dalam

brand image.

i. Brand Responsibility

Tunjuk seseorang sebagai penanggung jawab merek yang akan

menciptakan identitas dan posisi serta mengkoordinasikan eksekusi pada

unit organisasi, media, dan pasar. Berhati-hati kepada suatu merek

digunakan dalam usaha dimana usaha tersebut bukanlah usaha inti.

Page 52: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

37

j. Invest In Brand

Secara terus menerus melaksanakan investasi dalam merek

meskipun tujuan finansial tidak tercapai.

6. Tujuan Pemberian Merek

Menurut Alma (2007:149), tujuan pemberian merek adalah :

a. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh berasal

dari perusahaanya. Ini adalah untuk meyakinkan dan dikehendakinya, serta

cocok dengan selera, keinginan dan juga kemampuan.

b. Perusahaan menjamin mutu barang. Dengan adanya merek ini perusahaan

menjamin mutu bahwa barang yang dikeluarkannya berkualitas baik,

sehingga dalam barang tersebut selain ada merek, merek juga disebutkan

peringatan-peringatan seperti apabila dalam jenis ini tidak ada tanda tangan

ini maka itu adalah palsu dan lain-lain.

c. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan

disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja.

d. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh margin

lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahankan kesetian

konsumen.

e. Memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan merek

terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan serta mudah

penanganannya.

Page 53: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

38

7. Manfaat Merek

Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen menurut (Tjiptono, 2011: 43)

Bagi produsen, merek berperan penting sebagai :

a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau

pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian

sediaan dan pencatatan akuntasi.

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek

bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trade marks),

proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan

bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain. Hal-hak

properti intelektual ini memberikan jaminan bahwa perusahaan dapat

berinvestasi dengan aman dalam merek yang dikembangkannya dan

meraup manfaat dari aset bernilai tersebut.

c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka

bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi dilain waktu.

Loyalitas merek seperti ini menghasilkan predictability dan security

permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang

menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar.

d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk

dari para pesaing.

Page 54: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

39

e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,

loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak

konsumen.

f. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa

datang.

Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka ragam nilai

melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial.

Keller dalam Tjiptono (2011:44) mengemukakan 7 manfaat pokok merek

bagi konsumen, yaitu :

a. Sebagai identifikasi sumber produk.

b. Penetapan tanggung jawab pada pemanufakturan atau distributor tertentu

c. Pengurang risiko.

d. Penekan biaya pencarian (search costs) internal dan eksternal.

e. Janji atau ikatan khusus dengan produsen.

f. Alat simbolis yang memproyeksi citra diri.

g. Signal kuat

Manfaat-manfaat merek dilihat dari manfaat ekonomi, manfaat

fungsional, dan manfaat psiokologis menurut Tjiptono (2011 :46-47) sebagai

berikut :

Page 55: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

40

Tabel 2.1 MANFAAT-MANFAAT MEREK

No.

Manfaat Merek

Deskripsi

1.

Manfaat Ekonomik

Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk

saling bersaing memperebutkan pasar.

Konsumen memilih merek berdasarkan value

for money yag ditawarkan berbagai macam

merek.

Relasi antara merek dan konsumen dimulai

dengan penjualan. Permium harga bisa

berfungsi layaknya asuransi risiko bagi

perusahaan. Sebagian merek konsumen lebih

suka memilih penyedia jasa yang lebih mahal

namun diyakininya bakal memuaskan

ketimbang memilih penyedia jasa lebih murah

yang tidak jelas kriterianya.

2.

Manfaat Fungsional Merek memberikan peluang bagi diferensiasi.

Selain memperbaiki kualitas (diferensiasi

vertikal), perusahaan-perusahaan juga

memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk

baru (diferensiasi horizontal).

Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila

konsumen membeli merek yang sama lagi, maka

ada jaminan bahwa kinerja merek tersebut akan

konsisen dengan sebelumnya.

Pemasar merek berempati dengan para pemakai

akhir dan masalah.

Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara

luas.

Merek memudahkan iklan dan sponsorship.

3.

Manfaat Psikologis

Merek merupakan penyederhanaan atau

implikasi dari semua informasi produk yang

perlu diketahui konsumen.

Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada

pertimbangan rasional.

Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi

orang lain terhadap pemakai/pemiliknya.

Brand symbolis tidak hanya berpengaruh paa

persepsi orang lain, namun juga pada

identifikasi diri sendiri dengan subyek tertentu.

Sumber: Tjiptono (2011:46-47)

Page 56: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

41

C. Ekuitas Merek (Brand Equity)

1. Pengertian ekuitas merek (brand equity)

Ekuitas merek (brand equity) yang tinggi memberikan perusahaan

berbagai keunggulan bersaing. Merek yang kuat akan mempunyai kesadaran

akan merek dan loyalitas konsumen yang tinggi. Karena konsumen ingin

memiliki merek tertentu ketika berbelanja, perusahaan pemilik merek tertentu

juga mempunyai kekuatan tawar-menawar yang lebih tinggi dengan pedagang

perantara. Karena nama merek tersebut mempunyai kredibilitas yang besar,

perusahaan bersangkutan lebih mudah meluncurkan perluasan produk dari

mereka.

Menurut Kotler dan Keller (2009:263),” ekuitas merek adalah nilai

tambah yang diberikan pada produk dan jasa”. Ekuitas merek dapat tercermin

dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya

dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan

merek bagi perusahaan.

Susanto dan Himawan (2004:127) berpendapat bahwa ekuitas merek

merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkitan dengan suatu

merek, nama dan simbolnya.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008: 282) yang dimaksud

dengan ekuitas merek (brand equity) adalah “pengaruh diferensial positif bahwa

jika pelanggan mengenal nama merek, pelanggan akan merespon produk atau

jasa”

Page 57: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

42

Aaker (1991) dalam Susanto dan Himawan (2004:127-132)

mengelompokkan ekuitas merek ke dalam lima kategori:

a. Loyalitas Merek (brand loyalty)

b. Mutu yang dirasakan (perceived quality)

c. Kesadaran merek (brand awareness)

d. Asosiasi merek (brand association)

Menurut Durianto, dkk (2004:61), ekuitas merek dapat memberikan nilai

bagi perusahaan. Berikut adalah nilai ekuitas merek bagi perusahaan :

1) Ekuitas merek yag kuat dapat membantu perusahaan dalam upaya

menarik minat calon konsumen serta upaya untuk menjalin

hubungan yang baik dengan konsumen dapat menghilangkan

keraguan kosumen terhadap kualitas merek.

2) Seluruh elemen ekuitas merek dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen karena ekuitas merek yang kuat akan

mengurangi keinginan konsumen untuk berpindah ke merek lain.

3) konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap suatu merek

tidak akan mudah untuk berpindah ke merek pesaing, walaupun

pesaing telah melakukan inovasi produk.

d. asosiasi merek akan berguna bagi perusahaan untuk melakuka evaluasi atas

keputusan strategi perluasan merek.

e. perusahaan memiliki ekuitas merek yang kuat dapat menentukan harga

premium serta mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap promosi.

Page 58: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

43

f. perusahaan yang memiliki ekuitas merek kuat dapat menghemat pengeluaran

biaya pada saat peusahaan memutuskan untuk melakukan perluasan merek.

g. ekuitas merek kuat akan menciptakan loyalitas saluran distribusi yang akan

menigkatkan jumlah penjualan perusahaan.

h. empat elemen inti ekuitas merek (brand awareness, brand association,

perceived quality, dan brand loyalty) yang kuat dapat meningkatkan

kekuatan elemen ekuitas merek lainnya seperti kepercayaan konsumen, dan

lain-lain.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ekuitas merek itu

mempunyai loyalitas yang tinggi, kesadaran nama, kualitas yang diterima dan

hubungan saluran kepada konsumen yang harus dipenuhi.

Aaker dalam Tiptono (2011:97) menjabarkan aset merek berkontribusi

pada penciptaan brand equity ke dalam empat dimensi yakni :

a. Brand awareness, yaitu kemampuan konsumen untuk mengenali atau

mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk

tertentu.

b. Perceived quality merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau

superioritas produk secara keseluruhan.

c. Brand associations, yakni segala sesuatu yang terkait dengan memori

terdahap sebuah merek. Brand associations berkaitan erat dengan brand

image, yang didefinisikan sebagai serangkaian assosiasi merek dengan

makna tertentu.

d. Brand loyalty, yaitu “the attachement that a customer has to a brand”

Page 59: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

44

Gambar 2.2 : Elemen Brand Equity versi David AAKER

Sumber : Tjiptono (2011 : 98)

Sementara itu, Keller dalam Tjiptono (2011:98) lebih berfokus pada

perspektif perilaku konsumen. Ia mengembangkan model ekuitas merek

berbasis pelanggan (CBBE= Customer-Based Brand Equity). Proses

implementasi tahap ini membutuhkan enam building blocks utama, yaitu:

a. Brand salience, berkenaan dengan aspek-aspek awareness sebuah merek.

Brand awareness buka hanya sekedar menyangkut apakah konsumen

mengetahui nama merek dan pernah melihatnya, namun berkaitan pula

dengan mengkaitkan merek (nama, merek, logo, symbol dan seterusnya)

dengan asosiasi-asosiaasi tertentu dalam memori konsumen bersangkutan.

b. Brand performance, berkenaan dengan kemampuan produk dan jasa dalam

memenuhi kebutuhan fungsional konsumen. Ada lima atribut dan manfaat

pokok yang mendasari kinerja merek : 1). Unsur primer dan fitur suplemen;

2). Reliabilitas, durabilitas, dan serviceability produk; 3). Efektivitas,

efisiensi, dan empati layanan ; 4).model dan desain ; 5). Harga.

c. Brand imagery, menyangkut extrinsic properties produk atau jasa, yaitu

kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial

Brand Equity

Brand

Awareness

Brand

Loyalty

Brand

Association

Percieved

Quality

Page 60: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

45

pelanggan. Empat kategori utama brand imagery meliputi : 1). Profil

pemakai, baik berdasarkan factor demografis deskriptif (usia, gender, ras,

pendapatan) maupun psikografis abstraks (sikap terhadap hidup, karir,

kepemilikan, isu sosial atau institusi politik); 2). Situasi pembelian; 3).

Kepribadian dan nilai-nilai; serta 4) sejarah, warisan (heritage), dan

pengalaman.

d. Brand judgements, berfokus pada pendapat dan evaluasi personal konsumen

terhadap merek berdasarkan kinerja merek dan asosiasi citra yang

dipersepsikannya. Aspek brand judgements meliputi : 1). Brand quality,

yakni persepsi konsumen terhadap nilai dan kepuasan yang dirasakannya; 2).

Brand credibility, yakni seberapa jauh sebuah merek dinilai kredibel dalam

hal expertise (kompeten, inovatif, pemimpin pasar), trustworthiness (bisa

diandalkan, selalu mengutamakan kepentingan pelanggan) dan likeability

(menarik, fun, dan memang layak untuk di pilih dan digunakan ); 3). Brand

consideration, yaitu sejauh mana dipetimbangkan untuk dibeli atau

digunakan konsumen; dan 4). Brand superiority, yakni sejauh mana

konsumen menilai merek bersangkutan unik dan lebih baik dibandingkan

merek-merek lain.

e. Brand feelings, yaitu respon dan reaksi emosional konsumen terhadap

merek. Reaksi semacam ini bisa berupa perasaaan warmth, fun, excitement,

security, social approval, dan self-respect.

f. Brand resonance, mengacu pada karakteristik relasi yang dirasakan

pelanggan terhadap spesifik. Secara spesifik, resonasi meliputi loyalitas

Page 61: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

46

behavioral (share of category requirements), loyalitas attitudinal, sense of

community (identifikasi dengan brand community), dan keterlibatan aktif

(berperan sebagai brand evangelist s dan brand ambassadors).

Gambar 2.3: model ekuitas merek

Sumber : Kotler dalam buku Tjiptono (2011:98)

Model Aaker dan Keller memiliki kesamaan prinsip, yaitu bahwa brand

equity mencerminkan nilai tambah yang didapatkan sebuah produk sebuah hasil

investasi pemasaran sebelumnya pada merek bersangkutan.

Konsep ekuitas merek (brand equity) ini dapat ditampilkan pada gambar

2.3 yang memperlihatkan kemampuan ekuitas merek (brand equity) dalam

menciptakan nilai bagi perusahaan atau pelanggan atas dasar lima kategori yang

telah disebutkan

1. Identity

What are you?

2. Meaning

What are you?

3. Response

What about you?

4. Relationships

What about you and me?

Resonance

Judgments Feelings

Performance Magery

Salience

Page 62: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

47

Gambar 2.4 : Konsep Ekuitas Merek ( brand equity)

Sumber : Durianto, dkk (2004:4)

Pada Gambar memperlihatkan ekuitas merek merupakan aset yang dapat

memberikan nilai tersendiri di mata konsumennya dalam bentuk:

a. Aset yang dikandungnya dapat membantu konsumen dalam menafsirkan,

memproses, dan menyimpan informasi terkait dengan produk dan merek

tersebut.

Brand association

Brand awareness

Other

proprietary

brand assets

Brand loyalty

Brand Equity

(Nama, Simbol)

Memberikan nilai kepada

pelanggan dengan

memperkuat

Interpretasi/proses

informasi

Rasa percaya diri dalam

pembelian

Pencapaian kepuasan dari

pelanggan

Peningkatan perdagangan

Keuntungan kompetitif

Memberikan nilai kepada

perusahaan dengan

memperkuat

Efesiensi dan efektivitas

program pemasaran

Brand loyalty

Harga/laba

Perluasan merek

Peningkatan perdagangan

Keuntungan kompetitif

Perceived Quality

Page 63: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

48

b. Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalan

pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman.

c. Dalam kenyataanya, persepsi kualitas dan asosiasi merek dapat

mempertinggi tingkat kepuasan konsumen.

2. Peran Ekuitas Merek

Durianto, dkk (2004:6) menjelaskan bahwa manfaat dari ekuitas merek

dapat di golongkan menjadi dua yaitu :

a. Memberikan nilai bagi konsumen

Aset ekuitas merek pada umumnya menambahkan atau mengurangi nilai

bagi para konsumen.

1) Aset-aset ini dapat membantu para konsumen menafsirkan, memproses,

dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan merek

tersebut.

2) Ekuitas merek (brand equity) juga dapat mempengaruhi jasa percaya

diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar

pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan dengan merek

dan aneka karakteristiknya.

3) Yang lebih penting nantinya adalah kenyataan bahwa kesan kualitas

(perceived quality) dan asosiasi merek (brand association) dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen.

b. Memberikan Nilai kepada perusahaan

Selain memberi nilai tersendiri untuk konsumen, ekuitas merek juga

memiliki potensi untuk menambah nilai bagi perusahaan dalam bentuk :

Page 64: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

49

1) Ekuitas merek (brand equity) yang kuat dapat mempertinggi

keberhasilan program dalam memikat konsumen baru atau

merangkul kembali konsumen lama.

2) Empat dimesi ekuitas merek (brand equity): brand awareness,

perceived quality, asosiasi-asosiasi, dan aset merek lainnya dapat

mempengaruhi alasan pembelian konsumen.

3) Loyalitas merek (band loyalty) yang telah di perkuat merupakan hal

penting dalam merespon inovasi yang dilakukan para pesaing.

4) Asosiasi merek (brand association) juga sangat penting sebagai

strategi positioning maupun strategi perluasan produk.

5) Salah satu cara mamperkuat ekuitas merek (brand equity) adalah

dengan melakukan promosi besar-besaran membutuhkan biaya besar.

6) Ekuitas merek (brand equity) yang kuat dapat digunakan sebagai

dasar untuk pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk

lainnya atau menciptakan bidang bisnis baru yang terkait dengan

biayanya dan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang

memiliki ekuitas merek (brand equity) tersebut.

7) Ekuitas merek (brand equity) yang kuat dapat meningkatkan

penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi.

8) Aset-aset ekuitas merek (brand equity) lainnya dapat memberikan

keuntungan kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-

celah yang tidak dimiliki pesaing.

Page 65: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

50

3. Elemen-elemen Ekuitas Merek (brand equity)

Menurut Durianto, dkk (2004 : 4)

a. Brand awaraness ( kesadaran merek)

Kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat

kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.

Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu

hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

b. Brand Association ( asosiasi merek)

Segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan

ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan

semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen

dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya

penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi

jika kaitan tersebut di dukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lainnya.

c. Perceived quality ( persepsi kualitas)

Didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan

kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan

apa yang diharapkan oleh pelanggan. Karena perceived quality merupakan

persepsi dari pelanggan maka perceived quality tidak dapat ditentukan

secara obyektif.

d. Brand loyalty ( loyalitas merek)

Merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada suatu merek.

Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya

Page 66: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

51

seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada

merek tersebut terdapat adanya perubahan, baik menyangkut harga maupun

atribut lain.

D. Asosiasi Merek

1. Pengertian asosiasi merek ( brand association)

Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat

kekuatan. Asosiasi dapat membantu proses penyusunan informasi untuk

membedakan merek yang satu dengan merek yang lain.

Menurut Rangkuti (2004:43) Asosiasi merek adalah segala hal yang

berkaitan dengan ingatan mengenai merek.

Sedangkan menurut Utami (2006:213) yang dimaksud dengan asosiasi

merek adalah segala sesuatu yang dikaitkan atau terkait dengan nama merek

dalam ingatan seorang konsumen.

Sementara itu menurut Duriato, dkk (2004:69) berpendapat Asosiasi

merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan

ingatannya mengenai suatu merek.

Jadi dapat disimpulkan bahwa asosiasi merek dapat menciptakan suatu

nilai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena dapat membantu proses

penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dengan merek yang

lainnya.

Page 67: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

52

2. Fungsi asosiasi merek (brand association)

Dalam prakteknya, banyak sekali kemungkinan asosiasi dari variasi

dari brand asociation yang dapat memberikan nilai bagi suatu merek, di lihat

dari sisi perusahaan maupun dari sisi pengguna. Berbagai fungsi asosiasi

tersebut adalah :

a. Membantu proses penyusunan informasi( help process/retrieve

information).

b. Membedakan ( differentiantate)

Adalah suatu asosiasi memberikan landasan penting bagi upaya

perbedaan suatu merek dari merek lain.

c. Alasan pembeli ( reason to buy)

Brand association membangkitkan berbagai atribut prouk atau manfaat

bagi konsumen (customer benefits) dapat memberikan alasan spesifik

bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.

d. Menciptakan sikap atau perasaan positif (create positive attitude/feelings)

Beberapa asosiasi mampu merangsang suatu perasaaan positif yang pada

gilirannyapunya pengaruh ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-

asosiasi tersebut dapat menciptakan peranan posistif atas dasar

pengalamaan mereka sebelumnya serta pengubahan pengalaman tersebut

menjadi sesuatu yang sangat berbeda dibanding merek lain.

Page 68: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

53

e. Landasan untuk perluasan ( basic for extentions)

Suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan

dengan menciptakan rasa kesesuaian (sense of fit) antara merek dan sebuah

produk baru, atau dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk

perluasan tersebut.

Gambar 2.5 : Nilai-nilai Asosiasi Merek

Sumber : Durianto, dkk (2004)

3. Dimensi Asosiasi Merek

Menurut Duriato, dkk (2004:70), asoasiasi-asosiasi yang terkait

dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut :

a. Atribut produk (product attributes)

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk

merupakan strategi posisitoning yang paling sering digunakan.

Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut

bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan

pembelian suatu merek.

Asosiasi Merek

Menciptakan sikap atau perasaan positif

Pembedaan

Alasan Pembelian

Proses penyusunan informasi

Landasan untuk perluasan

Page 69: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

54

b. Atribut tak berwujud (intangibles attributes)

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya

persepsi kualitas, kemajuan teknologi, inovasi, atau kesan nilai yag

mengikhtisarkan serangkaian atribut yang obyektif.

c. Manfaat bagi konsumen ( customer benefits)

Biasanya terdapat hubungan antara attribute produk dan manfaat

bagi konsumen. Terdapat dua manfaat bagi konsumen, yaitu : a) manfaat

rasional (rational benefits), adalah manfaat berkaitan erat dengan suatu

atribut produk dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses

pengambilan keputusan rasional; b) manfaat psikologis (psychological

benefit), seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses

pembetukan sikap, berkaitan dengan perasaaan yang ditimbulkan ketika

membeli atau menggunakan merek tersebut.

d. Harga relative ( relative price )

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagaian kelas produk ini akan

di awali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari

tingkat harga.

e. Penggunaan (application)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut

dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

Page 70: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

55

f. Pengguna/ konsumen ( user/customer)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek

dengan sebuah tipe pengguna atau konsumen dari produk tersebut.

g. Orang terkenal/ khalayak (celebrity/ person)

Mengkaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat

mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki orang terkenal ke merek tersebut.

h. Gaya hidup/kepribadian (lifestyle/personality)

Sebuah merek bisa diilhami oleh para konsumen merek tersebut

dengan aneka kepribadian dan karaketeristik gaya hidup yang hampir

sama.

i. Kelas produk (product sales)

Beberapa merek perlu membuat keputusan posisitoning yang

menentukan dan melibatkan asosiasi-asosiasi kelas produk.

j. Para pesaing (competitors)

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan

mengungguli pesaing.

k. Negara/wilayah geografis (country/ geographic area)

Sebuah Negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki

hubungan yang erat dengan produk, bahan dan kemampuan.

Pada umumnya asosiasi merek ( terutama yang membentuk brand

image-nya) menjadi pijakan konumen dalam keputusan pembelian dan loyalitas

merek tersebut.

Page 71: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

56

E. Citra Merek (brand image)

1. Pengertian Citra Merek (brand image)

Menurut Daryanto (2011:177), citra didefinisikan sebagai citra atau

image adalah seperangkat keyakinan, gagasan, dan kesan yag dianut seseorang

tentang sebuah objek. Sikap dan tindakan seseorang terhadap objek akan sangat

bergantung pada citra objek tersebut.

Menurut Tjiptono (2011:23), merek sebagai citra yaitu merek merupakan

serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai

hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek.

Sedangkan menurut Sutojo (2004 : 1), citra itu sendiri memiliki

pengertian yaitu, persepsi masyarakat terhadap jati diri suatu merek.

Menurut Hasan (2010:232), brand image adalah persepsi dari sebuah

merek di benak konsumen sebagai strategi untuk menunjukkan produk

berperingkat kelas dunia, inovasi, unik, menyenangkan, inspirasional, timeless,

simfoni, canggih, pengalaman, insightful, rewarding dan sejenisnya.

Menurut Rahman (2010:176), brand image adalah citra atas suatu merek

yang tujuannya menciptakan kecederungan bagi konsumen atas merek tersebut.

Brand image memberikan cara singkat untuk memberitahu pemilih produk anda

tentang apa yang dapat mereka harapkan dari perusahaan anda. Brand image

memiliki karakteristik dan tingkat kualitas tertentu dianggap melekat pada brand

tertentu. Brand image adalah unsru-unsur yang dikaitkan dengan visi, misi, dan

nilai perusahaan.

Page 72: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

57

Terdapat 3 tipe utama merek yang masing-masing memiliki citra yang

berbeda sebagai berikut:

a. Attribute brand, yakni merek yang mampu mengkomunikasikan

kepercayaan terhadap atribut fungsional produk.

b. Aspiritional brands, yakni merek yang menyampaikan citra tentang tipe

orang yang membeli merek tersebut.

c. Experience brand, mencerminkan merek yang menyampaikan citra asosiasi

dan emosi bersama antara merek dan konsumen secara individu.

Brand imagery meyangkut extrinsic properties produk dan jasa yaitu

kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial

pelanggan. Brand imagery bisa terbentuk secara langsung (melalui pengalama

konsumen dan kontaknya dengan produk, merek, pasar sasaran, atau situasi

pemakaian) dan tidak langsung (melalui iklan dan komunikasi gethok ular).

Empat kategori utama brand imagery meliputi;

a. Profil pemakaian, baik berdasarkan faktor demografis deskriptif (seperti

usia, gender, ras, atau pendapatan) maupun psikografis abstrak (seperti sikap

terhadap hidup, karir, kepemilikan, isu sosial atau institusi politik).

b. Situasi pembelian (berdasarkan tipe saluran distribusi, took spesifik,

kemudahan pembelian, dan sejenisnya) dan situasi pemakaian (kapan dan

dimana merek digunakan).

c. Kepribadian dan nilai-nilai.

d. Sejarah, warisan (heritage) dan pengalaman.

Page 73: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

58

2. Teknik Mempopulerkan Citra

Menurut Sutojo (2004 : 63) dalam mempopulerkan citra diharapkan

lebih berhasil apabila dalam menyampaikan citra atau kelebihan dari suatu

merek melalui iklan atau humas, harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Berfokus pada satu atau dua kelebihan

b. Berciri khas

c. Mengena atau tepat sasaran

d. Mendahului persepsi negatif segmen sasaran

F. Persepsi Pelanggan

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana

pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang

menggembirakan. Sensasi juga dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang

cepat dari indera penerimaan kita terhadap stimulasi dasar seperti cahaya, warna,

dan suara.

Menurut Setiadi (2008:160) mendefinisikan pengertian dari persepsi adalah

proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan

diinterprestasikan.

Menurut Stanton dalam Setiadi (2008:160) persepsi dapat didefinisikan

sebagai makna yang berkaitan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulasi

(rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera.

Sedangkan menurut Webster (1993) dalam Setiadi (2008:160) persepsi

adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasi, dan

diinterprestasikan.

Page 74: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

59

Jadi dapat disimpulkan presepsi konsumen adalah suatu proses dimana

seseorang menerima informasi, memperhatikan informasi tersebut, dan

memahaminya.

Persepsi kita dibentuk oleh tiga pasang pengaruh :

1. Karakteristik dari stimulasi.

2. Hubungan stimulasi dengan sekelilingnya.

3. Kondisi-kondisi di dalam diri kita sendiri.

Stimulasi/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atauomunikasi verbal

yang dapat mempengaruhi tanggapan individu.

G. Televisi

1. Sejarah Televisi

Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.

Bermula dari di temukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan

dari seseorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul

Nipkov, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar, untuk mengirim gambar

dari satu tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis, sehingga diadakan

percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut. Hal ini terjadi

antara tahun 1883-1884. Akhirnya Nipkov diakui sebagai “Bapak Televisi”.

Televisi sudah mulai dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun

1939, yaitu ketika berlangsungnya World’s Fair di New York Amerika Serikat,

tetapi Perang Dunia II telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu

terhenti. Baru setelah itu, tahun 1946 kegiatan dalam dibidang televisi dimulai

Page 75: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

60

lagi. Pada waktu itu diseluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah

pemancar saja, tetapi kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah

pemancar TV meningkat dengan hebatnya. Tahun 1948 merupakan tahun

penting dalam dunia pertelevisian karena pada tahun tersebut ada perubahan dari

televisi eksperimen televisi komersial di Amerika.

Seperti halnya di media massa lain, televisi pun tidak dapat dimonopoli

oleh Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa

itu, negara-negara Eropa lain tidak mau ketinggalan. Perkembangan televisi

sangat cepat sehingga dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap

kehidupan sehari-hari.

Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena

dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penoton

tidak terbatas. Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga dapat segera

diikuti sepenuhnya oleh penonton dibelahan bumi yang lain.

Peranan televisi juga sangat besar dalam membentuk pola pikir,

pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk

menyukai produk-produk industri tertentu disebabkan program siaran yang

disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang

tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk

berlama-lama di depan pesawat televisi.

2. Daya tarik televisi

Televisi mempunyai daya tarik yang kuat. Jika radio mempunyai daya

tarik yang kuat disebabkan unsur kata-kata, music dan sound system, maka TV

Page 76: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

61

selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan

gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu

menimbulkan kesan mendalam pada pemirsa. Daya tarik ini selain melebihi

radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah

dengan aman dan nyaman.

3. Program Televisi

Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah lepas dari

pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof.

Dr. R. Mar‟at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan,

persepsi, dan perasaaan bagi penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh

psikologis dari televisi itu sendiri, dimana televisi seakan-akan menghipnotis

pemirsa, sehingga mereka telah hanyut dalam keterlibatan akan kisah atau

peristiwa yang disajikan oleh televisi.

Menurut Jefkins, 2003 : 105, televisi memiliki sejumlah karakteristik

khusus dan program acara, yaitu :

a. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan

warna.

b. Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama.

c. Karena menghadalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang

tampak haruslah dibuat semenarik mungkin.

Sedangkan program acara televisi, terdiri dari :

a. Buletin berita nasional, seperti : siaran berita atau buletin berita regional

yang dihasilkan oleh stasiun–stasiun televisi swasta lokal.

Page 77: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

62

b. Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai makalah aktual

secara mendalam.

c. Program-program acara olahraga, baik olahraga didalam maupun diluar

ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam negeri

ataupun luar negeri.

d. Program acara mengenai topik khusus yang bersifat informatif, seperti :

acara memasak, berkebun dan acara kuis.

e. Acara drama, terdiri dari : sinetron, sandiwara, komedi, film, dan lain

sebagainya.

f. Acara musik, seperti konser musik pop, rock, dangdut, klasik, dan lain

sebagainya.

g. Acara bagi anak-anak, seperti film kartun.

h. Acara keagamaan, seperti : siraman rohani, acara ramadhan, acara natal, dan

lain sebagainya.

i. Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan.

j. Acara bincang-bincang atau yang disebut dengan talkshow.

4. Dampak acara Televisi

Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat

informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara strategis.

Bersamaan dengan proses jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi

kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterprestasikan secara berbeda-

beda menurut visi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan beraneka ragam.

Page 78: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

63

Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa

terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi

serta situasi dan kondisi pemirsa saat menonton televisi. Dengan demikian apa

yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi

pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak. Ada tiga dampak yang ditimbulkan

dari acara televisi terhadap pemirsa :

a. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk

menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan

pengetahuan bagi pemirsa.

b. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trend aktual yang

ditayangkan televisi.

c. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang

telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari (Kuswandi, 1996 : 99).

5. Memperkenalkan Televisi Indonesia

Pada akhir abad ke-20, televisi benar-benar menjadi fenomena global.

Penonton Indonesia dan Australia menonton banyak acara (impor) yang sama,

dan penonton Indonesia juga menonton film seri dari Australia seperti Return to

Eden (ditayangkan di Australia pada 1983, Indonesia pada 1986), A Country

Pratice (ditayangkan di Australia 1981, Indonesia pada 1988), Neighbours

(ditayangkan di Australia pada 1985; Indonesia 1992 & 93), Isaac, 1992;Moran,

1993 ; Cunningham dan Jacka, 1996 : 199). Sejak 1993, Televisi Australia

(ATV) dari Australian Broadcasting Coorporation menggunakan satelit palapa

Page 79: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

64

untuk menyiarkan tontonan Australia kepada penonton Indonesia, Filipina,

Brunei, Singapura, Malaysia, dan Thailand (Kitley, 2000 : 1-3).

Arus gambar-gambar televisi yang melintas ruang publik transnasional

telah menjadi bagian penting dari “lingkungan dan konteks” hubungan kita

(Australia) dengan Indonesia, dan pentingnya makna televisi dalam hubungan

budaya dan politik Australia-Indonesia tidak bisa lagi diabaikan.

Sama halnya dengan media-media massa lain dalam membangun citra

perusahaan mereka, televisi (TV) juga memiliki kelemahan saat memanfaatkan

fungsi public relation (PR) untuk diri mereka sendiri, yaitu bahwa mereka bisa

bercerita tentang kehebatan diri sendiri di media mereka sendiri.

Televisi harus mengambil alternatif-alternatif lain, apakah

memanfaatkan media-media lain atau melakukan reputasi kepentingan publik di

media mereka untuk mendapatkan simpati publik, mengadakan program off-air,

melakukan kerja sama dengan merek lain (co-branding).

Dan yang terakhir adalah menyiapkan program yang menarik untuk

meningkatkan ratting.

a. Media non TV sebagai pihak ketiga

Alternatif pertama, dimana TV hanya memanfaatkan media lain.

Kemungkinan besar yang dipilih adalah media non-televisi, baik itu media

cetak ataupun media elektronik radio. Ini karena jika menggunakan media

TV lain sangat sulit untuk mendapatkan liputan yang sesuai, sekalipun

mereka dalam satu grup. Contohnya RCTI, Global TV, dan MNCTV,

mereka tetap memiliki segmen target yang berbeda.

Page 80: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

65

b. Laporan Investigasi

Melakukan reportase secara besar-besaran dan mengungkapkan data

penemuan lapangan yang sifatnya kontroversial juga merupakan salah satu

cara untuk menunjukkan citra stasiun TV sebagai stasiun yang mempunyai

kepedulian kepada kepentingan public.

c. Kerjasama dengan merek lain (co-branding)

Atau bisa juga memanfaatkan strategi co-branding dengan melakukan

kerjasama dengan event-event lokal, nasional ataupun internasional, baik

dalam bentuk sponsorship atau penyiaran event tersebut.

d. Program-program off-air

Seperti apa dapur televisi yang memunculkan keajaiban-keajaiban setiap

hari dalam rumah, sebetulnya merupakan pertanyaan-pertanyaan yang terus

membayang di benak setiap konsumen. Rasa ingin tahu ini sering kali

dimanfaatkan oleh stasiun TV untuk meningkatkan rasa memiliki pemirsa.

Mereka mengadakan program-program off-air. Program tersebut berkaitan

dengan apa dan bagaimana situasi didalam stasiun TV.

e. Program-program TV meningkatkan ratting

Menyiapkan program-program yang disukai oleh masyarakat, agar TV

menjadi stasiun pertama yang dipilih begitu publik menghidupkan pesawat

televisi.

6. Memafaatkan TV untuk Meningkatkan Citra

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan media televisi

adalah kedekatannya dengan teknologi, perubahan teknologi akan merubah

Page 81: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

66

perilaku penonton TV secara signifikan. Remote control misalnya,

memungkinkan seseorang untuk mengubah stasiun TV begitu ada iklan.

Perilaku ini lebih dikenal dengan zapping.

Situasi ini sangat tidak menguntungkan pemasang iklan, karena

teknologi TV yang terus berkembang akan semakin memperbesar kesempatan

pemirsa TV mengeliminasi masuknya iklan dalam ruang tamu mereka. Itulah

sebabnya, TV saat ini tengah giat untuk iklan-iklan sisipan saat program acara

tengah berlangsung, baik dalam bentuk teks berjalan atau logo kecil di sudut

atas.

Wisesa (2005:285) dalam Fadilah (2008), menjelaskan secara garis

besar, bentuk-bentuk program TV yang bisa dimanfaatkan oleh Public Relation

(PR) untuk mengoptimalkan peningkatan citra adalah :

a. Program non-berita

Program non-berita sering kali disebut sebagai entertaiment program,

atau program yang mampu menghibur pemirsa. Untuk meningkatkan ratting,

biasanya program dibuat semaksimal mungkin agar bisa ditonton oleh semua

umur. Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan oleh public relation (PR)

untuk menyemarakan sebuah acara dengan menyelipkan informasi-informasi

titipan untuk kebutuhan pemirsa.

b. Program berita

Dalam program non-berita public relation (PR) hanya bisa menyelipkan

informasi diantara acara utama, namun pada program berita ataupu talkshow

public relation (PR) mampu mengemas satu acara penuh berisi informasi yang

Page 82: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

67

kita inginkan. Dalam berita, setidak-tidaknya public relation (PR) bisa

memberikan informasi yang kuat dibandingkan dengan bahan-bahan berita

lainnya.

7. Talkshow

Talkshow adalah ungkapan bahasa Inggris yang berasal dari dua kata :

show dan talk. Show artinya tontonan, pertunjukkan atau pameran, sedangkan

talk artinya omong-omong, ngobrol-ngobrol. Dengan begitu talkshow berarti

pertunjukkan orang-orang yang sedang ngobrol. Istilah talkshow merupakan

akses dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah ini bisa disebut

Chat Show.

Talkshow merupakan suatu sajian perbincangan yang cukup menarik

biasanya mengangkat isu-isu hangat dalam masyarakat. Tema yang diangkat

juga bermacam-macam. Mulai dari masalah sosial, budaya, politik, ekonomi,

pendidikan, olahraga, dan sebagainya (Hanum, 2005 : 233).

Talkshow merupakan perpanduan antara seni panggung dan teknik

wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela

pertunjukkan, apakah itu musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jika

suatu wawancara diselenggarakan ditengah-tengah show, maka acara ini disebut

dengan talkshow. Di sini pembawa acara bisa juga berfungsi sebagai

pewawancara.

Acara talkshow pertama kali disiarkan pada 27 September 1954 oleh

jaringan NBC (Aylesworth, 1987), dengan nama acara Tonight Show. Acara

talkshow ini dipandu oleh pembawa acara Gene Rayburn. Pada acara ini, Gene

Page 83: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

68

Rayburn mengadakan dialog dengan Steve Allen (pemain piano), Skitch

Henderson (pemain orkesta), dan juga dengan hadirin.

Sejak era reformasi, di Indonesia talkshow merupakan acara yang

populer di media televisi dan radio. Kadang-kadang juga off air, berupa

seminar-seminar, diskusi atau debat yang mengambil tempat di hotel atau di

kafe dan tentu saja dengan menjual tiket yang tidak murah.

Talkshow dewasa ini merupakan program unggulan. Sebab bisa

disiarkan secara langsung atau interaktif dan aktraktif. Ditambah lagi dengan

sifatnya yang menghibur (entertainment). Entertaimnet sebenarnya bukan

sekedar berarti menghibur, melainkan dinamis dan hidup. Oleh karena itu, peran

pemandu sangat menentukan sukses tidaknya acara ini. Metode talkshow

menurut Klaus Kastan dikenal dengan istilah talkshow skill, berupa kemampuan

pemandu dalam melakukan tindakan yang meliputi:

a. Mengambil keputusan

b. Menyusun topik dan pertanyaan dengan cepat

c. Memotong pembicaraan narasumber yang melenceng

d. Kemampuan melakukan kompromi dan meyakinkan narasumber

e. Memadukan kemasan program secara interaktif

Page 84: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

69

8. Kerangka Penelitian

Penelitian ini berjudul “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND

ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW “KICK ANDY” YANG

DITAYANGKAN DI METRO TV (Studi kasus di Graha Menara hijau Jl. M.T.

Haryono Kav 33 Jakarta 12770)”.

Dengan rumusan masalah bagaimana Asosiasi Merek (brand association)

program talkshow ”Kick Andy” yang ditayangkan oleh stasiun televisi Metro TV.

Dengan dimensi indikator asosiasi program talkshow Kick Andy sebagai berikut :

a. Atribut Produk/Product Attributes

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi

positioning yang paling sering digunakan.

b. Atribut tak berwujud/Intangibles Attrbutes

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum atau kesan yang muncul

ketika menonton atau menyaksikkan program talkshow Kick Andy.

c. Manfaat bagi konsumen/Customer Benefits

Sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan, atau

manfaat yang didapat setelah menyaksikkan program talkshow Kick Andy.

d. Harga Relative/Relative Price

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali

dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

Page 85: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

70

e. Penggunaan/Aplication

Pendekatan ini adalah dengan menggunakan merek tersebut dengan sesuatu

penggunaan atau aplikasi tertentu atau manfaat yang di dapat dari program Kick

Andy diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

f. Pengguna/User

Dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau

penonton dari produk atau program tersebut.

g. Orang Terkenal/Celebrity

Mengkaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek.

h. Gaya Hidup/Life Style

Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup atau kepribadian.

i. Kelas Produk/Product Sales

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.

j. Para Pesaing/Competitors

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli

pesaing.

k. Negara/Country

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan

yang erat dengan produk.

Menggunakan alat analisis metode Cochran Q Test, sehingga nantinya akan

didapatkan kesimpulan atau hasil penelitian.

Page 86: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

71

“Analisis Asosiasi Merek (Brand Association) program talkshow “Kick Andy”

di Metro TV (Studi kasus pada karyawan/ti di Graha Menara Hijau Jl. M.T.

Haryono Kav 33 Jakarta 12770)

Bagaimana Asosiasi Merek (Brand Association) program talkshow “Kick

Andy” di Metro TV?(studi kasus pada karyawan/ti di Graha Menarah Hijau Jl.

M.T. Haryono Kav 33 Jakarta 12770)

a. Atribut Produk/Product Attributes

b. Atribut tak berwujud/Intangibles Attrbutes

c. Manfaat bagi konsumen/Customer Benefits

d. Harga Relative/Relative Price

e. Penggunaan/Aplication

f. Pengguna/User

g. Orang Terkenal/Celebrity

h. Gaya Hidup/Life Style

i. Kelas Produk/Product Sales

j. Para Pesaing/Competitors

k. Negara/Country

Gambar 2.6

Kerangka Berpikir

UJI COCHRAN Q TEST

KESIMPULAN

Page 87: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

72

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari di Graha Menara Hijau Jl. M.T.

Haryono Kav 33 Jakarta 12770.

B. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data primer

adalah data yang didaparkan secara langsung dari objek yang diteliti.

Sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui

perantara). Data kuantitatif yang berasal dari kuesioner yang dibagikan kepada

tiap-tiap responden mengenai asosiasi merek pada program talkshow “Kick

Andy” yang ditayangkan oleh stasiun televisi Metro TV. Jenis pertanyaan

menggunakan pertanyaan bersifat tertutup.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

jadi, dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk

publikasi. Data diperoleh melalui pengutipan informasi dari berbagai sumber

yang relevan terhadap penelitian ini diantaranya, data perusahaan, media-media,

Page 88: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

73

media elektronik, internet, pendidikan perpustakaan dengan mempelajari buku-

buku serta literature yang mendukung dan berhubungan dengan program

talkshow “Kick Andy”.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiono (2010 : 115) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas : subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-

benda alam yang lain. Penelitian ini dilakukan di Gedung Graha Menara Hijau

Kav 33 terdiri dari 14 lantai dan jumlah karyawan yang bekerja di Gedung

Perkantoran Menara Hijau tidak mengalami perubahan signifikan, yaitu sekitar

800 orang. Sasaran populasi pada penelitian ini adalah karyawan/ti yang

bekerja di Gedung Perkantoran Menara Hijau yang sudah pernah menyaksikan

program talkshow “Kick Andy” di Metro TV minimal sekali dalam sebulan

mulai dari bulaan Maret sampai dengan bulan April 2015.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiono (2010 : 116) merupakan bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

Page 89: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

74

sampel yang dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kemudian

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil harus

representative (mewakili).

Kemudian untuk menentukan jumlah sampel yang akan menjadi

responden dalam penelitian ini digunakan rumus Pendugaan Proporsi untuk

menentukan jumlah sampel yang akan di ambil. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.1 Rumus Pendugaan Proporsi

(Sumber : Sugiarto, 2008 : 154)

²

n = x 0,25

²

n = x 0,25

n = 96, 04 98 responden

Dimana :

n = Jumlah konsumen yang akan dijadikan responden

Za/2 = nilai Z dari tingkat keyakinan

P = Proporsi penonton

e = Tingkat kesalahan (Sampling error) 10%

²

n = P (1-P)

Za/2

e

Za/2

0,1

Za/2

0,1

Page 90: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

75

Dari perhitungan di atas dapat diketahui sampel dalam penelitian ini

sebanyak 98 responden. Untuk memperoleh data 98 responden, peneliti melakukan

penyebaran kuesioner 120 lembar, sehingga apabila ditemukan data yang tidak

layak entri, maka kuesioner tersebut di buang (cropping). Tujuan lain dilakukannya

penyebaran kuesioner diatas, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah untuk

memperoleh data utuh sebenarnya dan tidak cacat dalam pengisian kuesioner yang

diinginkan oleh peneliti.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Sugiono, 2010 : 120).

Sedangkan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

metode purpose sampling. Purpose sampling yakni dimana pengambilan sampelnya

berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentunya adalah karyawan/ti

yang sudah pernah menyaksikan program talkshow “Kick Andy” di Metro TV

minimal sekali dalam sebulan mulai dari bulan Maret sampai dengan April 2015.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan daftar

pertanyaan (kuesioner) kepada responden yang bekerja di Gedung Graha Menara

Hijau Kav 33 Jakarta Selatan dan sudah pernah menyaksikan program talkshow

Page 91: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

76

“Kick Andy” di Metro TV minimal sekali dalam sebulan mulai dari bulan Maret

sampai dengan April 2015.

Pembagian kuesioner ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Membagi kuesiner secara langsung kepada 120 responden.

b. Peneliti memberikan penjelasan dan membimbing responden tentang cara

pengisian kuesioner.

c. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan. Setelah data dari

seluruh responden terkumpul kemudian menstabulasi data berdasarkan variable

dan seluruh responden. Hasil tabulasi kemudian di masukkan ke dalam rumus

rata-rata untuk memperoleh kesimpulan.

Lalu hasil dari kuesioner tersebut dihitung dalam presentase dan dijadikan

ukuran dalam analisis asosiasi merek program talkshow “Kick Andy” di Metro TV.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Arikunto (2013 : 211) validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sedangkan menurut Soewadji

(2012 : 173) validitas merupakan persoalan yang berhubungan pertanyaan

sejauh mana suatu alat ukur telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu

Page 92: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

77

alat pengukuran dapat dikatakan valid atau sahih atau sah apabila alat ukur

tersebut telah digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas sebagai alat ukur dalam penelitian ini, yaitu menggunakan

korelasi product moment pearsons, yaitu dengan cara mengkorelasikan tiap

pertanyaan dengan skor total, kemudian hasil korelasi tersebut dicocokkan

dengan harga kritis product momet dengan taraf signifikan, ɑ = 5%. Suatu

instrument rxy>rtabel maka instrument tersebut valid dan jika rhitung<rtabel

artinya instrument tesebut tidak valid. Product moment pearson’s dengan

menggunakan rumus :

Gambar 3.2 Rumus korelasi product moment pearson’s

Sumber : Arikunto (2013 : 213)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Skor pertanyaan

Y = Skor total

n = Jumlah sampel

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2013 : 221) reliabilitas menunjukkan pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya (diandalkan) untuk

rxy= nƩxy - (ƩX(ƩY))

√{n ƩX² - (ƩX)²} {√nƩY² - (ƩY)²}

Page 93: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

78

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden

untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,

yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Sedangkan

menurut Soewadji (2012 :184) reliabilitas satau tingkat ketepatan atau

consistency atau keajegan adalah tingkat kemampuan suatu alat atau instrumen

penelitian dalam mengumpulkan data atau informasi secara tetap atau konsisten

dari individu. Suatu alat ukur atau instrumen disebut reliabel apabila alat ukur

atau instrumen tersebut digunakan oleh peneliti yang sama atau berbeda secara

berulang-ulang, tetapi hasilnya menujukkan hasil yang sama.

Dalam pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode Spearman-

Brown (Durianto, 2004 :74) skor yang diperoleh, dikelompokkan menjadi dua

berdasarkan belahan ganjil genap. Teknik pembelahan ganjil genap data

dikelompokkan, skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor

butir bernomor genap sebagai belahan kedua. Langkah selanjutnya adalah

mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua sehingga

diperoleh nilai rxy.

Berikut ini adalah rumus untuk mencari nilai rxy (Durianto,2004 : 74) :

Gambar 3.3 korelasi product moment

Sumber : Durianto, 2004 : 74

rxy = n∑xy – ∑x∑y

√n∑x² - (∑x)√n∑Y² - (∑Y)²

Page 94: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

79

Keterangan :

∑x = total skor “ya” belahan ganjil

∑y = total skor “tidak” belahan genap

∑xy = total skor hasil kali belahan ganjil genap

Nilai rxy tersebut menunjukkan hubungan antara dua belahan instrument

untuk selanjutnya dimasukan dalam rumus Spearman-Brown berikut (Durianto,

2004 : 74-75) sebagai berikut :

Gambar 3.4 Rumus Spearman-Brown

Sumber : Durianto, 74-75

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

rxy = Korelasi antara dua belah instrumen

Nilai reliabillitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai

dari table r product moment. Jika r11 < r product moment dapat disimpulkan

bahwa instrument yang digunakan tidak reliable. Sebaliknya jika r11 > r product

moment dapat disimpulkan bahwa instrument yang digunakan reliable dan

penelitian dengan menggunakan instrument yang sama dapat dilanjutkan.

r11 = 2rxy

(1 + rxy)

Page 95: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

80

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif yaitu dengan mengkuantitatifkan data yang berasal dari

responden.

2. Metode Cochran Q Test

Pengukuran terhadap asosiasi merek digunakan untuk mengetahui

asosiasi-asosiasi apa saja yang terkait dalam suatu merek. Semakin banyak

asosiasi yang berhubungan, semakin kuat ekuitas merek yang dimiliki oleh suatu

merek.

Alat analisis yang digunakan untuk mengukur variabel asosiasi merek

adalah Uji Cochran Q Test. Pengukuran variable dilakukan dengan Skala

Guttman yang menggunakan Skala pengukuran dikotomi. Uji Cochran Q Test

ini digunakan karena skala pengukuran yang dipakai adalah berbentuk terpisah

dua (dikotomi), yaitu :

Skala 1 = Jawaban “Ya”

Skala 0 = Jawaban “Tidak”

Gambar 3.5 Rumus Cochran Q Test

Sumber : Durianto, 2004 : 74

2

22 11

i

j

RCN

NCCCCQ

Page 96: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

81

Keterangan:

C = Banyaknya variabel (asosiasi)

Ri = Jumlah baris jawaban “Ya”

Cj = Jumlah kolom jawaban “Ya”

N = Total besar

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk setiap asosiasi

dengan menggunakan Uji Cochran Q Test, yang selanjutnya memakai alat bantu

program Microsoft Exel.

Penerapan Uji Cochran Q Test pada prinsipnya adalah untuk mengetahui

signifikansi setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek di mulai dengan

pengujian semua asosiasi. Atas dasar hasil analisis dilakukan perbandingan

antara Q dengan X2(tabel chi-square) atau dengan melihat signifikansinya yang

dihasilkan dari analisis dengan Microsoft Exel (taraf signifikansi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 5%).

a. Jika diperoleh nilai Q < X2

(tabel chi-square ) atau taraf signifikansinya lebih

besar atau sama dengan 5%, maka semua asosiasi yang diuji berhubungan

membentuk brand image dari suatu merek atau ada kesamaan pendapat dari

responden.

b. Jika diperoleh nilai Q > X2

(tabel chi-square) atau taraf signifikansinya lebih kecil

dari 5%, maka tidak semua asosiasi yang diuji berhubungan membentuk

brand image dari suatu merek atau tidak ada kesamaan pendapat dari

responden, dan pengujian dilanjutkan ketahap selanjutnya untuk mengetahui

asosiasi mana saja yang dinilai sama, yang berarti asosiasi yang mendapat

Page 97: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

82

jawaban tidak yang terbesar dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun

brand image suatu merek untuk pengujian selanjutnya.

Hipotesis Pengujian :

a. Ho = kemungkinan jawaban “Ya” adalah sama untuk semua variable

(asosiasi)

b. Ha = kemungkinan jawaban “Ya” berbeda untuk setiap variable (asosiasi).

Kriteria pengujian :

a. Tolak H0 bila Q > X2 tabel chi-square (a.v) = C.1

Artinya belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa kemungkinan

jawaban “Ya” sama untuk setiap variable (asosiasi). Dengan demikian,

perlu dilakukan pengujian lagi dengan mengeluarkan variable (asosiasi)

jumlah jawaban “Ya” paling kecil.

b. Terima H0 bila Q < X2 tabel chi-square (a.v) = C-1

Artinya terdapat bukti bahwa untuk menyatakan bahwa semua variable

(asosiasi) memiliki kemungkinan jawaban “Ya” yang sama untuk setiap

variable (asosiasi).

Page 98: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

83

H. Definisi Variable Operasional

3.1 Tabel Variabel Operasional

No Variable Dimensi Indikator Skala

1 Asosiasi Merek

(Brand

Association)

Atribute Produk/

Product Attributes Program Acara TV yang

Bermutu

Guttman

(Sumber :

Durianto, 2004) Talkshow Berkualitas Guttman

2 Atribut tidak

berwujud/Intangible

s Attributers

Menonton dengan Hati Guttman

Menghibur Guttman

3 Manfaat bagi

konsumen/Cosumen

Benefits

Inspiratif Guttman

Menambah Pengetahuan Guttman

Meningkatkan daya kritis Guttman

4

Harga

Relative/Relative

Price

Menaikkan Ratting

program

Guttman

5 Penggunaan/Aplicati

on Meningkatkan Empati

Sosial penonton

Guttman

6 Pengguna(konsumen

)/User(Customer) Diminati Mahasiswa pada

khususnya

Guttman

Diminati Masyarakat pada

umumnya

Guttman

7 Orang terkenal

(khalayak)/

Celebrity(Person)

Andy F. Noya Guttman

8 Gaya Hidup

(Kepribadian)/ Life

style

Memberikan model

perilaku yang baik

Guttman

Page 99: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

84

9 Kelas

Produk/Product

Sales

Jurnalisme Pertelevisian Guttman

10 Negara/Country Ditayangkan di Metro TV Guttman

Page 100: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

85

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Dan Perkembangan Perusahaan

PT Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran untuk Metro

TV pada 25 Oktober 1999. Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di

Indonesia yang mulai tayang pada tanggal 25 November 2000. Metro TV

merupakan salah satu anak perusahaan MEDIA GROUP yang dimiliki oleh

Surya Paloh. Ia merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar

harian PRIORITAS, yang dibrendel oleh pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987

karena dinilai terlalu vocal. Pada tahun 1989, Surya Paloh mengambil alih

media Indonesia, yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar

setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena itu kemajuan teknologi, Surya Paloh

memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan

teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk

menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia.

Stasiun televisi ini pada awalnya memiliki konsep agak berbeda dengan

yang lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun televisi ini

hanya memusatkan acaranya pada siaran pemberitaan saja. Tetapi dalam

perkembangannya, stasiun televisi ini kemudian juga memasukan unsur hiburan

dalam program-programnya.

Page 101: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

86

Metro TV adalah stasiun televisi pertama di Indonesia yang menyiarkan

berita dalam bahasan Mandarin : Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun

TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron. Metro TV juga

menyiarkan siaran Internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia

“Indonesia Now” dapat di saksikan dari seluruh dunia. Stasiun televisi ini

dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia.

Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program

informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, social

dan budaya, dan lain sebagainya guna mencerdaskan bangsa. Metro TV tediri

dari 60% berita (news), ditayangkan dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia,

Inggris, dan Mandarin, ditambah 40% infotaiment maupun entertainment

bersifat edukatif.

Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan

jam tayang dan sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24

jam. Metro TV juga dapat ditangkap secara teresterial 290 kota yang tersebar di

Indonesia, yaitu dipancarkan dari 25 transmisi.

Selain secara teresterial, siaran Metro TV dapat ditangkap melalui

Cablevision dan Indovision di seluruh Indonesia, melalui satelit Palapa 2 ke

seluruh Negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India,

Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang.

Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu

kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama pengembangan tenaga kerja dan

masih banyak lagi. Stasiun televisi tersebut adalah Channel News Asia (CAN)

Page 102: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

87

Singapura, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice of America (VOA) dan

ABS-CBN dan Filipina.

Dengan kerjasama internasional ini Metro TV berusaha untuk

memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat

dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung

Metro TV untuk menjadi cepat, tepat, dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.

Metro TV juga memiliki 19 buah mobile satelit untuk dapat

menayangkan secara langsung (live) kejadian-kejadian berlangsung setempat.

Peralatan tersebut adalah : 12 buah mobil SNG (Satelite News Gathering), dua

buah mobil ENG (Electronic News Gathering)dan dua buah Cargo Van (Fly

Way).

Dengan motto “Knowledge to Elevate “, Metro TV ingin menjadi Full

vertor, yang menjadikan pihak mengevaluasi pengetahuan dari masyarakat. Hal

ini menjadikan esensi mendasar Metro TV. Selain itu, Metro TV ingin

memberikan kontribusi demi kemajuan bangsa, melalui program-program

berkualitas dan berpengalaman.

2. Logo dan Arti Metro TV

www.metrotvnews.com

Page 103: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

88

Adapun logo dan arti Metro TV, logo Metro TV dirancang untuk tampil

dalam citraan topografis sekaligus citraan gambar. Oleh karena itu komposisi

visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili huruf-huruf: M-E-T-R-

T-V) dengan visual (diwakili symbol bidang elips emas kepala burung elang).

Elips emas dengan kepala burung elang pada tepat diposisi huruf “O” , dengan

elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. hal

itu mengingat, dirancang agar pelihat menangkap dan membaca sekaligus

melafalkan METR-TV sebagai Metro TV.

Logo Metro TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja

dimaksudkan sebagai simbol infomasi atau komunikasi Metro TV secara

institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangunan image yang cepat dan

tepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV.

Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masukan,

mengenal, memahami serta meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai

institusi. Logo Metro TV dalam rancangan rupa bentuknya berlandaskan pada

hal-hal sebagai berikut:

a. Simple, tidak rumit

b. Member kesan global dan modern

c. Menarik dilihat dan mudah diingat

d. Dinamis dan lugas

e. Berwibawa namun familiar

f. Memenuhi syarat-syarat teknis dan estensi untuk aplikasi print, elektronik

dan filmis.

Page 104: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

89

g. Memenuhi syarat teknisi dan estetis untuk metamorphosis dan animatif.

Selain menampilkan unsur simbol teks atau huruf, Metro TV

menampilkan juga symbol gambar yaitu: Bidang Elips dan Kepala Burung

Elang.

a. Bidang Elips Emas

Sebagai latar dasar terapan kepala burung elang, merupakan metamorphosis

atas beberapa bentuk, yaitu :

1) Bola Dunia

Symbol cakupan global dari sifat informasi, komunikasi, dan seluruh

kiprah operasional institusi Metro TV.

2) Symbol bold yang tampil penuh kewajaran.

Telur juga merupakan symbol kesempurnaan dan merupakan image

suatu bentuk (institusi) secara strukur kokoh, akurat, dan artistic

sedangkan tampilan emas adalah sebagai symbol puncak prestasi dan

puncak kualitas.

3) Elips

Symbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring ke kanan

sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri sebagai

symbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat berkaitan

dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.

Page 105: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

90

4) Elang

Simbol kewibaaan, kemandirian, keluasaan penjelajah dan wawasan.

Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keagungan gerak

hidupnya anggun.

3. Visi dan Misi Metro TV

a. Visi Metro TV

Untuk menjadi stasiun televisi yang berbeda Indonesia dengan peringkat

nomor satu untuk berita, menawarkan kualitas hiburan dan gaya hidup

pemograman. Memberikan peluang iklan yang unik dan mencapai loyalitas

dengan pemirsa dan pengiklan.

b. Misi Metro TV

1) Untuk merangsang dan mempromosikan kemajuan bangsa dan negara

menuju suasana yang demokratis, dalam rangka untuk unggul dalam

persaingan global, dengan apresiasi yang tinggi dari moral dan etika.

2) Untuk menambah kehadiran berharga untuk industri pertelevisian

dengan memberikan prespektif baru, dengan meningkatkan cara

informasi disajikan dan dengan menawarkan alternatif hiburan

berkualitas.

3) Untuk mencapai tingkat signifikan pertumbuhan dengan

mengembangkan dan meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas

hidup dan kesejahteraan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup dan

Page 106: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

91

kesejahteraan karyawan, dan untuk menghasilkan keuntungan yang

signifikan bagi pemegang saham.

4. Program Acara Kick Andy

Executive Produser : Kumala Dewi

Senior Produser : Agus Pramono

Produser : Maria Shahab, Senny Purba, Rusdiyanto

Production Assistant : Aji Jatmiko, Suhadi, Ahmad Furqon, Fanny

Riset : Cindi Amalia, Esti dwi Rahmawati

Reporter : Taufik Hidayat, Devi

Kick andy merupakan sebuah acara talkshow ditayangkan oleh stasiun

Metro TV. Awalnya Kick Andy hanya merupakan sebuah wacana dan

kerinduan bos Metro TV Surya Paloh ingin mendayagunakan kemampuan Andy

F. Noya untuk tampil seperti apa adanya di layar kaca.

Akan tetapi Surya Paloh menginginkan hal yang lebih dari Andy F.

Noya, dia harus memiliki acara sendiri dan dia yang harus menjdi bintangnya

cetus Surya Paloh.

Dibenak Surya Paloh, Andy F. Noya harus bisa seperti Larry King

(CNN) dan Jay Lenon(CNBC) yang terkenal itu. Saat mewawancarai

narasumber dengan beragam latarbelakang. Kedua tokoh tersebut punya

karakter. Tajam dalam mengajukan pertanyaan, menukik dan mengena pada

sasaran. Walaupun Surya Paloh sadar Andy F. Noya memang tidak mungkin

disamakan atau harus sama dengan Larry King dan Jay Lenon. Namun,

kesimpulan Surya Paloh : “ Andy F. Noya memiliki talenta mewawancarai

orang dengan cara yang unik, jenaka, tajam tapi tidak menyakitkan, dan

memiliki citra tersendiri.

Page 107: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

92

Dengan gagasan di atas akhirnya Surya Paloh benar-benar serius, suatu

hari dia memanggil Andy F. Noya dan kawan-kawan untuk megingatkan

kembali tawaran tentang gagasan diatas dikarenakan Surya Paloh khawatir akan

talena yang dimilik Andy F. Noya akan hilang jika tidak digunakan dan dilatih.

Surya Paloh melibatkan tim Metro TV untuk mewujudkan gagasannya

dengan saratnya tetap harus memiliki karakter orisinal Metro TV. Manajer

Promosi Metro TV Adjie S. Soeratmadjie mengajukan konsep acara bernama

Andy Noya Show, konsep ini diajukan ke redaksi Metro TV pada 27 Juli 2004.

Walaupun sempat fakum selama setahun, tetapi gagasan untuk

menghadirkan Andy Noya Show muncul kembali. Sempat terpikir oleh Adjie

untuk mengubah nama menjadi Kickin’ Andy namun nama itu menurutnya

kurang menarik karena dia tidak ingin nantinya acara ini mengikuti acara

program TV asing Kickin’ Byron. Dengan kesepakatan tim redaksi akhirnya

terbentuk acara information talkshow dengan nama “Kick Andy”.

Lengkap sudah keinginan Surya Paloh untuk menyajikan acara sendiri

untuk Andy F. Noya, dengan segala bantuan dan kemampuan tim produksi, tim

kreatif dan segala kru yang terlibat di dalamnya terbentuk lah program talkshow

“Kick Andy” pertama kali tayang dilayar televisi pada bulan Maret tahun 2006

dengan tema yang diusung James Bond Indonesia, walaupun baru pertama kali

tayang di layar kaca tetapi acara talkshow ini dapat menarik hati permisa bahkan

para audiens yang hadir di studio secara tapping.

Tahun demi tahun dilalui begitu juga dengan acara “Kick Andy”,

semakin banyak mengambil hati pemirsa di Indonesia. Dari setiap tema yang

Page 108: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

93

diusung “Kick Andy” acara ini dapat menghibur dan memberikan informasi,

edukasi, motivasi, dan inspirasi bagi pemirsa untuk berbuat atau setidaknya

merenung sesuatu. Lewat pemikiran kreatif tim Kick Andy, bahan baku yang

biasa-biasa saja dapat berubah dan menghasilkan sajian program acara dari

tontonan yang menarik di tengah tayangan sinetron yang ditebarkan stasiun-

stasiun televisi.

Latar belakang tayangan program acara talkshow Kick Andy itu sendiri

ingin menampilkan talkshow berbeda dari talkshow lain dengan memberikan

nilai positifnya. Kick Andy menyajikan kisah kehidupan nyata yang informatif,

edukatif, dan inspiratif. Tamu atau narasumber yang diundang dari kalangan

manapun, tidak ada batasan tertentu sehingga banyak cerita seru dan tak terduga

seputar kehidupan masyarakat seluruh Indonesia dibagi dalam acara tersebut.

Proses produksi setiap episode selalu di awali dengan riset dan pemikiran

dampaknya bagi pemirsa dengan demikian acara ini berhasil

mempersembahkan acara televisi paling menjunjung tinggi nilai-nilai kasih

sayang.

Dengan demikian acara ini membuat detak kagum para penonton di

seluruh Indonesia, bahkan berbagai kalangan rela mendaftar untuk menjadi

audiens menyaksikan langsung dalam studio, dari kalangan mahasiswa maupun

masyarakat pun turut serta menyaksikan acara “Kick Andy”.

Semua kesuksesan acara ini tidak lepas dari peranan host, Andy Flores

Noya nama lengkap pemandu acara “Kick Andy” pria kelahiran Surabaya 6

Page 109: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

94

November 1960 berdarah Ambon, Jawa dan Belanda ini memulai karirnya

sebagai reporter pada tahun 1985.

Tidak mudah untuk menjadi pemadu acara dalam sebuah acara talkshow,

apalagi acara itu menjadikan nama sang host untuk acara tersebut, tapi tidak

bagi bang Andy sapaan akrab pria berambut kribo yang kini merubah

penampilannya dengan mencukur rambut kribonya menjadi botak plontos.

Dalam pembawaanya, Andy F. Noya selaku host mempunyai karakter dan gaya

bahasa yang unik dan khas. Memulai siaran perdananya dengan di hadiri

narasumber dan penonton dari semua kalangan tidak membuat Andy kehilangan

akal untuk bertanya, dalam setiap poin pertanyaan bersifat langsung, formal, dan

jujur namun tidak sarkastik terkadang mengundang tawa sehingga para

narasumber merasa nyaman dan terbuka ketika menjawab pertanyaan yang

dilontarkan dan membawa audiens terhanyut dalam acaranya bahkan para

pemirsa menyaksikan dapat terharu oleh apa yang di tayangkan dalam program

ini bahkan ketika kita tidak menonton tidak cukup hanya dengan mata dan

telinga melainkan dengan hati. Narasumber yang dihadirkan ditentukan sesuai

dengan topik bisa di dapat dari mana saja seperti, majalah, televisi, usulan dari

orang lain, dan media sosial.

Sebagai host di “Kick Andy”, Andy F. Noya tampil bersahaja dengan

ciri khas mengenakan kemeja dengan lengan panjang digulung, ditambah

sifatnya yang santai sewaktu membawakan acaranya. Hal-hal tersebut

menambah nilai-nilai positif dalam dirinya.

Page 110: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

95

Diakhir acara, Kick Andy biasanya membagi-bagikan buku gratis

karangan orang ternama dan best seller kepada para penonton yang hadir di

studio. Tak jarang pula, Kick Andy mengundang band, penyanyi solo, atau

musisi ternama untuk tampil di akhir acara.

Acara ini bersifat tapping dilakukan di Gedung Grand Studio Lantai 3

Metro TV, karena tidak memungkinkannya acara ini tayang secara langsung

karena dibutuhkan pengeditan-pengeditan setelah selesai tapping agar acara ini

dapat menghasilkan tayangan berkualitas dalam segi produksinya.

5. Graha Menara Hijau

Menara Hijau merupakan perkantoran yang terdiri dari 14 lantai.

Saat ini dalam lingkungan Gedung Perkantoran Menara Hijau sudah

beroperasi beberapa kantor dengan berbagai macam bidang usaha, antara

lain PT Graha Menara Hijau, PT Bumi Swara Mahardika, PT Dongyang dan

lain-lain (Daftar tenant dapat dilihat pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Daftar Tenant

No Nama Tenant

No Nama Tenant

1 PT CABLE SOLUTION

54 PT URC INDONESIA

2 PT ERA GLOBAL

55 PT MITRA HARMONI INSURAN

3

PT DONGYANG EPOXY

INDONESIA

56 PT PANGANSARI UTAMA

4 PT RAJAWALI MUDA MANDIRI

57 PT SENTRA MODAL HARMONI

5 PT CAKRA PARAMA KOMUNIKA

58 PT RIYADI INDONESIA

6 CV OSYARA DIAN GEMILANG

59 PT KHARISMA ISKANDAR MUDA

7

PT AGRO FARMAKA

NUSANTARA

60 PT GARDA TUJUH BUANA

8 PT INTI ARYA PRADA

61 PT BASELINE COMMUNICATE

9 ELOF HANSSON AB

62 PT EASTERNINDO CARMITA

Page 111: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

96

10 PT INDONESIA ENVIOREMENT

63 YAYASAN INDONESIA KOREA

11 PT COLUMBIA SPORTSWEAR

64 PT AIDA INFINI MAKSIMA

12 PT LALANG SARANA SAMUDRA

65 PT EQAICC INDONESIA

13 PT HUDAYA MAJU MANDIRI

66 PT AKSARA ANDALAN PRIMA

14 PT MAZ TECHNOLOGY

67 PT ANUGRAH MULTICO

15 PT PRIMAKANA ENERGY

68 PERSEKUTUAN PERDATA SUS, KAM

16 CV CATUR SATRIA

69 PT PANGANSARI UTAMA MITRA

17 PH

70 PT MITRA HARMONI INSURANCE

18 PT TRUBA MANDIRI

71 PT KHARISMA ISKANDAR MUDA

19 PH/UMI/ALI

72

PT MITRA HARMONI INSURANCE

BROKER

20 PT TEXCHEM INDONESIA

73 PT SENTRA MODAL HARMONI

21 PT OKSUNG INDONESIA

74 PT MITRA SIAGA

22 PT DWI PILAR INFRATAMA

75

PT UCAM INDONESIA

INTERNATIONAL

23 LAWFIRM ARI YUSUF

76 PT SURYA ARTHA CHANYA

24 PT GAPURA OCEAN

77 PT KARANA LINE

25 PT TECHNO RYOWA

78 PT ECL

26 PT SENTRA MUTU HANDAL

79 PT ECL-LI

27 PT TEG MULTI RESOURCHES 80 PT BATEMURI TOURS

28 PT BAIO INTERNATIONAL

81 PT DENTSPLY INDONESIA

29 PT BANGUN SEJAHTERA

82 PT INDOSWED PRATAMA

30 PT LALANG SARANA SAMUDRA

83 PT HONOUR LANE SHIPPING

31 PT CUBES CONSULTING

84 PT HARMONI SINERGI

32 PT KYOSEKI INDO

85

KANTIN BACHTERA DEWI

ISKANDAR

33 PT GRAHA RAYHAN

86 KANTIN KASWATI

34 PT INFO SOLUSINDO

87 PT ANDALAN MIGAS NUSANTARA

35 PT AQC INDONESIA

88 PT SENTRA MENARA HIJAU

36 PT INDOCITA KARYA GLOBAL

89 PT BANK PERMATA tbk

37 PT DENTSPLY INDONESIA

90 SURYA ADVISORINDO

38 PT IGNA ASIA

91 PT BRI

39 PT SENTUL CITY tbk

92 PT BNI

40 PT BARNET NUANSA ALAM

93 PT BCA

41 PT ASURANSI INTRA ASIA

94 PT MANDIRI

42 PT SPASI INDONESIA

95 PT APLIKANUSA LINTASKITA

43 PT TOTWO INDONESIA

96 PT EXEL AXIATA tbk

44 PT PRATAMADAYA CAHYA

97 PT BANK PERMATA tbk

45 PT GRAHA MENARA HIJAU

98 PT RAWAYAN MAKMUR

46 PT PRATAMADAYA CAHYA

99 PT MAC SARANA DJAYA

47 PERS.PERDATA SUSILO

100 PT TELKOMSEL

48 PT AKSARA ANDALAN PRIMA

101 PT INDOSAT

49 PT AIDA CONSILTAN

102 SOVIA

50 PT FINE CARGO

103 TUTIK YULIA KRISTIANI-TOKO

51 PT TETHAGRA ADYATAMA

52 PT ANUGERAH MULTIC

53 PT SENTRA BOGA HANDAL

Page 112: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

97

a. Gedung Perkantoran Menara Hijau juga dilengkapi dengan beberapa

fasilitas dan sarana prasaran sebagai berikut :

1) Fasilitas Peribadatan

Pihak pemrakarsa Gedung Perkantoran Menara Hijau menyediakan

sarana peribadatan berupa mushola yang terletak di dekat area parkir.

Dengan demikian, pengguna jasa gedung yang beragama islam tidak

perlu keluar area Gedung Perkantoran Menara Hijau untuk

melaksanakan sholat.

2) Fasilitas Parkir

Untuk menampung kendaraan pengguna jasa Gedung Perkantoran

Menara Hijau, pihak pengelola gedung menyediakan fasilitas parkir

mobil dengan kapasitas 394 kendaraan pada lantai GF sampai lantai

B2, fasilitas parkir motor dengan kapasitas 300 motor pada bangunan

semi terbuka dua lantai di belakang gedung.

3) Fasilitas Kantin dan Coffe Shop

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi penggunaan jasa pada

Gedung Perkantoran Menara Hijau telah tersedia kantor dan coffe

shop untuk karyawan yang bekerja di lingkungan Gedung

Perkantoran Menara Hijau.

Page 113: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

98

4) Fasilitas Keamanan

Untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan Gedung

Perkantoran Menara Hijau disediakan sistem keamanan 24 jam

sehari, sehingga pihak pengguna jasa gedung dapat bekerja dengan

tenang.

b. Sarana dan Prasarana

1) Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem tiang tunggal

elektrostatis, yang mampu memberikan perlindungan yang lebih luas

dibandingkan sistem Sangkar Faraday.

2) Fasilitas Telekomunikasi

Pemenuhan fasilitas telepon sepenuhnya menggunakan jasa PT

Telkom Indonesia sebanyak 350 sst. Fasilitas Telekomunikasi terdiri

dari : (a) Saluran telepon langsung dari Telkom masuk ke masing-

masing ruang kantor, (b) Telepon koin utnuk melayani umum dan

perkantoran bila membutuhkan, (c) Pengelola gedung memiliki

sistem PABX kapasitas kecil untuk keperluan komuikasi

maintenance antara penyewa dan pengelola gedung.

3) Tata Suara

Sistem tata suara terdiri 2 : sistem Public Address digunakan untuk

penyampaian pengumuman penting/ darurat kebakaran dan

digunakan untuk siaran musik di area foodcourt, sistem Car Calling

Page 114: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

99

di daerah parkir dipergunakan untuk menyampaikan panggilan

kepada pengemudi mobil pribadi (jika dimungkinkan juga untuk

taksi yang sedang parkir), dan juga untuk pengumuman darurat

kebakaran.

4) Transportasi Dalam Gedung

Untuk kelancaran transportasi dalam bangunan disediakan 5 unit lift

yang terdiri dari 4 lift penumpang, dan 1 lift barang.

5) Sistem CCTV

Tiap kamera diletakkan di tempat yang banyak dilalui umum

terutama di pintu utama dan koridor, untuk keamanan area parkir

dipasang beberapa kamera . TV monitor dipantau dari ruang security.

Cara bekerja sistem ini adalah sebagai berikut : obyek dipantau

melalui kamera CCTV dan kemudian tampilan diatur secara

bergantian, pada monitor TV oleh alat yang dinamakan Multiplexer.

Apabila ada obyek yang dicurigai dapat direkam oleh video recorder

dan tampilan diam dapat dimonitor dengan mode spot. Ada juga

sistem TV monitor yang tanpa ada sistem looping untuk daerah yang

dicurigai.

6) Penggunaan Energi

Sumber tenaga listrik dipasok oleh PLN sebesar 1.200 KVA.

Sedangkan 2 unit Genset digunakan sebagai cadangan bila PLN

mengalami gangguan. Genset memiliki kapasitas 1.000 KVA, yang

Page 115: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

100

bekerja secara otomatis dan pararel untuk mensuplai beban listrik

sesuai kebutuhan. Genset diletakkan di lantai Ground dan Basement.

7) Penggunaan Air

Jumlah karyawan yang bekerja di Gedung Perkantoran Menara Hijau

diperkirakan tidak mengalami perubahan yang signifikan, yaitu

sekitar 800 orang. Menurut rata-rata pemakaian air bersih dalam 6

bulan terakhir, kebutuhan air bersih untuk seluruh kegiatan kantor di

Gedung Perkantoran Menara Hijau adalah sebesar 69,66 m3 per hari.

Pemakaian air tanah di Graha Menara Hijau telah dihentikan dan

kebutuhan air bersih seluruhnya dipenuhi dari jaringan PDAM.

B. Karakteristik Responden/Profil Konsumen

Jumlah konsumen yang mengisi kuesioner dalam penelitian ini adalah

sebanyak 98 orang, yang diperoleh dari karyawan/karyawati di Graha Menara Hijau

dan sudah pernah menyaksikan program talkshow “Kick Andy” di Metro TV

minimal sekali dalam sebulan mulai dari bulan Maret sampai dengan April 2015.

1. Umur

Berdasarkan hasil tabulasi data (lampiran 2), maka sebaran

responden berdasarkan umur tercantum dalam tabel di bawah ini :

Page 116: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

101

Tabel 4.2

Karakteristik/Profil Responden Berdasarkan Umur

Kode Umur Jawaban Responden

Orang %

A 17- 23 Tahun 14 14,3%

B 24- 30 Tahun 21 21,4%

C 31- 37 Tahun 21 21,4%

D 38- 44 Tahun 27 27,6%

E 45- 55 Tahun 15 15,3%

Jumlah 98 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, diolah Mei 2015

Dengan melihat tabel 4.2 diatas, maka umur 17- 23 tahun sebanyak

14 orang (14,3%) , umur 24- 30 tahun sebanyak 21 orang (21,4%), umur 31-

37 tahun sebanyak 21orang (21,4%), umur 38-44 tahun sebanyak 27 orang

(27,6%), umur 45- 55 tahun sebanyak 15 orang (15,3%). Dengan melihat

tabel diatas dapat diindikasikan bahwa yang meminati dan menyaksikan

program talkshow Kick Andy di Metro TV adalah responden berumur 38-44

Tahun.

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil tabulasi data (lampiran 2), maka sebaran

responden berdasarkan jenis kelamin tercantum dalam tabel di bawah ini :

Page 117: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

102

Tabel 4.3

Karakteristik/Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

S

U

Sumber : Hasil Kuesioner, diolah Mei 2015

Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan ke responden

berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 61 orang (62,2%) dan

berdasarkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang

(37,8%). Dengan melihat tabel diatas dapat diindikasikan bahwa yang

meminati dan menyaksikan program talkshow Kick Andy di Metro TV

adalah responden berjenis kelamin Laki-laki.

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil tabulasi data (lampiran 2), maka sebaran

responden berdasarkan pendidikan tercantum dalam tabel di bawah ini :

Kode Umur Jawaban Responden

Orang %

A Laki-laki 61 62,2

B Perempuan 37 37,8

Jumlah 98 100%

Page 118: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

103

Tabel 4.4

Karakteristik/Profil Responden Berdasarkan Pendidikan

Kode

Pendidikan

Jawaban Responden

Orang %

A SLTA 36 36,7

B Diploma 13 13,3

C Sarjana (S1) 40 40,8

D Pascasarjana (S2) 7 7,1

E Lain-lain 2 2,0

Jumlah 98 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, diolah 2015

Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan ke responden

berdasarkan pendidikan SLTA sebanyak 36 orang (36,7%), dan responden

berdasarkan pendidikan Diploma sebanyak 13 orang (13,3%), responden

berdasarkan pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 40 orang (40,8%), responden

berdasarkan pendidikan Pascasarjana (S2) sebanyak 7 orang (7,1%), dan

responden berdasarkan pendidikan lain-lain sebanyak 2 orang (2,0%).

Dengan melihat tabel diatas dapat diindikasikan bahwa yang menyaksikan

program talkshow Kick Andy di Metro TV adalah responden berpendidikan

Sarjana (S1).

Page 119: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

104

4. Profesi/Pekerjaan

Berdasarkan hasil tabulasi data (lampiran 2) maka sebaran responden

berdasarkan profesi/pekerjaan tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.5

Karakteristik/Profil Responden Berdasarkan Profesi/Pekerjaan

Kode

Pekerjaan

Jawaban Responden

Orang %

A Direktur 1 1,0

B Manajer 17 17,3

C Supervisor 13 13,3

D Staff 57 58,2

E Lain-lain 10 10,2

Jumlah 98 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, diolah 2015

Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan ke responden

berdasarkan pekerjaan Direktur sebanyak 1 orang (1,0%), dan responden

berdasarkan pekerjaan Manajer sebanyak 17 orang (17,3%), responden

berdasarkan pekerjaan Supervisor sebanyak 13 orang (13,3%), responden

berdasarkan pekerjaan Staff sebanyak 57 orang (58,2%), dan responden

berdasarkan pekerjaan lain-lain sebanyak 10 orang (10,2%). Dengan melihat

tabel diatas dapat diindikasikan bahwa yang menyaksikan program talkshow

Kick Andy di Metro TV adalah responden berprofesi Staff.

Page 120: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

105

5. Frekuensi Menyaksikan Program Talkshow Kick Andy di Metro TV

Berdasarkan hasil tabulasi data (lampiran 2), maka sebaran

responden berdasarkan frekuensi menyaksikan program talkshow Kick Andy

tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.6

Karakteristik/Profil Responden Berdasarkan Frekuensi menyaksikan

Sumber :Sumber : Hasil Kuesioner, diolah 2015

Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan ke responden

berdasarkan frekuensi menyaksikan program talkshow Kick Andy 1-2 kali

sebanyak 53 orang (54,1%) , frekuensi menyaksikan program talkshow Kick

Andy 3-4 kali sebanyak 27 orang (27,6%), frekuensi menyaksikan program

talkshow Kick Andy 5-6 kali sebanyak 5 orang (5,1%), frekuensi

menyaksikan program talkshow Kick Andy lebih dari 6 kali sebanyak 13

orang (13,3%). Dengan melihat tabel diatas dapat diindikasikan bahwa

Kode

Pekerjaan

Jawaban Responden

Orang %

A 1-2 kali 53 54,1%

B 3-4 kali 27 27,6%

C 5-6 kali 5 5,1%

D Lebih dari 6 kali 13 13,3%

Jumlah 98 100%

Page 121: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

106

frekuensi menyaksikan program talkshow Kick Andy di Metro TV adalah 1-

2 kali.

C. Distribusi Frekuensi

Jawaban responden atas penilaian variable asosiasi merek (brand

association) dalam membentuk citra merek (brand image) pada program talkshow

Kick Andy, yaitu menonton dengan hati (X3), menghibur (X4), menambah

pengetahuan (X6), meningkatkan daya kritis (X7), menaikkan ratting (X8), diminati

mahasiswa pada khususnya (X10), diminati masyarakat pada umumnya (X11),

Andy F. Noya (X12), memberikan model perilaku yang baik (X13), jurnalisme

pertelevisian (X14). Dapat dilihat pada tabel 4.7, sebagai berikut :

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi

No

Item

Nilai Jawaban Responden

Total Ya Tidak

F % F %

1 X3 86 88% 12 12% 98

2 X4 80 82% 18 18% 98

3 X6 94 96% 4 4% 98

4 X7 67 68% 31 32% 98

5 X8 63 64% 35 36% 98

6 X10 67 68% 32 32% 98

Page 122: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

107

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas berkaitan dengan indikator variable asosiasi

merek (brand association) dalam membentuk citra merek (brand image) program

talkshow Kick Andy di kalangan karyawan/karyawati yang bekerja di Gedung

Menara Hijau Kav 33 Jakarta Selatan yang di ukur dengan 10 variable, dapat

diketahui bahwa :

1. Pada pertanyaan X3 (Menonton dengan hati), dari 98 responden diketahui

88% menjawab ya dan 12% menjawab tidak. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menjawab ya dan memiliki persepsi sangat baik terhadap

dimensi indikator menonton dengan hati.

2. Pada pertanyaan X4 (Menghibur), dari 98 responden diketahui 82% menjawab

ya dan 18% menjawab tidak. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menjawab ya dan memiliki persepsi sangat baik terhadap dimensi

indikator menghibur.

3. Pada pertanyaan X6 (Menambah Pengetahuan), dari 98 responden diketahui

96% menjawab ya dan 4% menjawab tidak. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menjawab ya dan memiliki persepsi sangat baik terhadap

dimensi indikator menambah pengetahuan.

7 X11 85 87% 13 13% 98

8 X12 94 96% 4 4% 98

9 X13 96 98% 2 2% 98

10 X14 81 83% 17 17% 98

Page 123: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

108

4. Pada pertanyaan X7 (Meningkatkan daya kritis), dari 98 responden diketahui

68% menjawab ya dan 32% menjawab tidak. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menjawab ya dan memiliki persepsi sangat baik terhadap

dimensi indikator meningkatkan daya kritis.

5. Pada pertanyaan X8 (Menaikkan ratting), dari 98 responden diketahui 64%

menjawab ya dan 35% menjawab tidak. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menjawab ya dan memiliki persepsi sangat baik terhadap

dimensi indikator menaikkan ratting.

6. Pada pertanyaan X10 (Diminati mahasiswa pada khususnya), dari 98

responden diketahui 68% menjawab ya dan 32% menjawab tidak. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab ya dan memiliki persepsi

sangat baik terhadap dimensi indikator diminati mahasiswa pada khususnya.

7. Pada pertanyaan X11 (Diminati masyarakat pada umumnya), dari 98

responden diketahui 87% menjawab ya dan 13% menjawab tidak. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab ya dan memiliki persepsi

sangat baik terhadap dimensi indikator diminati masyarakat pada umumnya.

8. Pada pertanyaan X12 (Andy F. Noya), dari 98 responden diketahui 96%

menjawab ya dan 4% menjawab tidak. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menjawab ya dan memiliki persepsi sangat baik terhadap dimensi

indikator Andy F. Noya.

9. Pada pertanyaan X13 (Memberikan model perilaku yang baik), dari 98

responden diketahui 98% menjawab ya dan 2% menjawab tidak. Hal ini

Page 124: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

109

menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab ya dan memiliki persepsi

sangat baik terhadap dimensi indikator memberikan model perilaku yang baik.

10. Pada pertanyaan X14 (Jurnalisme Pertelevisian), dari 98 responden diketahui

83% menjawab ya dan 17% menjawab tidak. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menjawab ya dan memiliki persepsi sangat baik terhadap

dimensi indikator jurnalisme pertelevisian.

D. Uji Instrument

1. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas

sebagai alat ukur dalam penelitian ini, yaitu menggunakan korelasi product

moment pearson’s, yaitu dengan cara mengkorelasikan tiap pertanyaan dengan

skor total, kemudian hasil korelasi tersebut dibandingkan dengan angka kritis

taraf signifikan 5 %. Adapun hasil pengujian validitas, sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas

Produk Variabel Product Moment pearsons Sig. Keterangan

Program

Talkshow

Kick

X3 0,323 0,195 Valid

X4 0,445 0,195 Valid

X6 0,213 0,195 Valid

X7 0,588 0,195 Valid

X8 0,587 0,195 Valid

Page 125: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

110

Andy

X10 0,559 0,195 Valid

X11 0,298 0,195 Valid

X12 0,247 0,195 Valid

X13 0,317 0,195 Valid

X14 0,450

0,19 Valid

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa masing-masing indikator (item)

dalam variable yang digunakan mempunyai hasil nilai product moment

pearson’s dengan signifikan rhitung, sehinga indikator (item) yang digunakan

dalam variable penelitian ini dapat dinyatakan layak dan dapat digunakan

sebagai alat dalam pengumpulan data.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil

pengukuran relative konsisten. Suatu pertanyaan atau pernyataan yang baik

adalah pertanyaan atau pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki

interprestasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda

dan waktu yang berlainan. Uji reliabilitas menggunakan Spearman-Brown. Suatu

instrumnen dikatakan reliable apabila Spearman- Brown r11 >rproduct moment

(korelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua (Durianto, 2004:74).

Adapun hasil pengujian reliabilitas, sebagai berikut :

Page 126: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

111

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliablitas

Spearman – Brown

r(11)

rproduct moment Keterangan

Equal Length 0,455 0,195 Reliabel

Enequal Length 0,455 0,195 Reliabel

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan tablel 4.9, hasil uji reliabilitas diatas menunjukkan bahwa

data yang diperoleh bersifat reliable karena angka Spearman-Brown lebih besar

dari r11 >rproduct moment, yakni 0,455 > 0,195 dan 0,455 >0,195, sehingga

data yang diperoleh dapat dinyatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat

dalam pengumpulan data.

E. Analisis Data

Cochran Q Test digunakan pada data dengan skala pengukuran dalam

bentuk terpisah dua (dikotomi), yaitu jawaban “Ya” atau “Tidak” untuk mengetahui

atribut apa saja yang dianggap sah (valid), dimana peneliti mengeluarkan atribut-

atribut yang dinilai tidak sah berdasarkan kriteria-kriteria statistik yangh dipakai.

Nilai Q yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan nilai X² table tertentu untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antar asosiasi, pengujian Q hitung dilakukan

terus –menerus sampai diperoleh nilai Qhitung < Qtabel, dengan derajat kebebasan

dengan taraf signifikansi ɑ = 5%, (Durianto, 2004:84). Hasil uji Cochran Q Test

program talkshow Kick Andy tersaji dalam table 4.10 :

Page 127: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

112

Tabel 4.10 Hasil uji Cochran Q Test program talkshow Kick Andy

Tahap Cochran Q X²tabel (df) Sig. Keterangan

1 101,982 16,919 0,001 Ho ditolak

2 80,301 15,507 0,001 Ho ditolak

3 61,598 14,067 0,001 Ho ditolak

4 30,398 12,592 0,001 Ho ditolak

5 25,545 11,070 0,001 Ho ditolak

6 17,049 9,488 0,002 Ho ditolak

7 13,111 7,815 0,004 Ho ditolak

8 0,889 5,991 0,641 Ho diterima

Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan tabel 4.10 , pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

jawaban “ya” berbeda atau “ya” sama berdasarkan pengujian atribut brand

association. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% (tabel Chi Square

Distribution dicari pada ɑ = 5%) dan dengan derajat kebebasan (dk) = k-1.

Berdasarkan hasil uji tahap 1,2,3,4,5,6,7, dan 8, diperoleh hasil yang dapat

dinyatakan sebagai berikut :

1. Pengujian semua asosiasi memiliki nilai Q 101,982>16,919 dan signifikansi

0,001 < 0,05, maka Ho ditolak, berarti ke sepuluh atribut asosiasi

(3,4,6,7,8,10,11,12,13,14), mempunyai jawaban “ya” yang berbeda. Artinya,

belum ada kesepakatan diantara para responden tentang atribut dan tidak semua

Page 128: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

113

sosiasi (3,4,6,7,8,10,11,12,13,14) membentuk brand image dari program

talkshow Kick Andy, sehingga dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk

menerima Ho dan dilanjutkan ke tahap 1.

2. Pengujian tahap 1 memiliki nilai Q 80,301>15,507 dan signifikansi 0,001 <

0,05, maka Ho ditolak, yang berarti kesembilan atribut asosiasi

(3,4,6,7,10,11,12,13,14), mempunyai jawaban “ya” yang berbeda. Artinya,

belum ada kesepakatan diantara para responden tentang atribut dan tidak semua

sosiasi (3,4,6,7,10,11,12,13,14) membentuk brand image dari program talkshow

Kick Andy, sehingga dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima Ho

dan dilanjutkan ke tahap 2.

3. Pengujian tahap 2 memiliki nilai Q 61,596>14,067 dan signifikansi 0,001 <

0,05, maka Ho ditolak, yang berarti kedelapan atribut asosiasi

(3,4,6,10,11,12,13,14), mempunyai jawaban “ya” yang berbeda. Artinya, belum

ada kesepakatan diantara para responden tentang atribut dan tidak semua sosiasi

(3,4,6,10,11,12,13,14) membentuk brand image dari program talkshow Kick

Andy, sehingga dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima Ho dan

dilanjutkan ke tahap 3.

4. Pengujian tahap 3 memiliki nilai Q 30,398>12,592 dan signifikansi 0,001 <

0,05, maka Ho ditolak, yang berarti ketujuh atribut asosiasi (3,4,6,11,12,13,14),

mempunyai jawaban “ya” yang berbeda. Artinya, belum ada kesepakatan

diantara para responden tentang atribut dan tidak semua sosiasi

(3,4,6,11,12,13,14) membentuk brand image dari program talkshow Kick Andy,

Page 129: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

114

sehingga dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima Ho dan

dilanjutkan ke tahap 4.

5. Pengujian tahap 4 memiliki nilai Q 25,545>11,070 dan signifikansi 0,001 <

0,05, maka Ho ditolak, yang berarti keenam atribut asosiasi (3,6,11,12,13,14),

mempunyai jawaban “ya” yang berbeda. Artinya, belum ada kesepakatan

diantara para responden tentang atribut dan tidak semua sosiasi

(3,6,11,12,13,14) membentuk brand image dari program talkshow Kick Andy,

sehingga dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk menerima Ho dan

dilanjutkan ke tahap 5.

6. Pengujian tahap 5 memiliki nilai Q17,049>9,488 dan signifikansi 0,002< 0,05,

maka Ho ditolak, yang berarti kelima atribut asosiasi (3,6,11,12,13,),

mempunyai jawaban “ya” yang berbeda. Artinya, belum ada kesepakatan

diantara para responden tentang atribut dan tidak semua sosiasi (3,6,11,12,13)

membentuk brand image dari program talkshow Kick Andy, sehingga dapat

disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima Ho dan dilanjutkan ke tahap 6.

7. Pengujian tahap 6 memiliki nilai Q 13,111>7,815 dan signifikansi 0,004< 0,05,

maka Ho ditolak, yang berarti keempat atribut asosiasi (3,6,12,13), mempunyai

jawaban “ya” yang berbeda. Artinya, belum ada kesepakatan diantara para

responden tentang atribut dan tidak semua sosiasi (3,6,12,13) membentuk brand

image dari program talkshow Kick Andy, sehingga dapat disimpulkan belum

cukup bukti untuk menerima Ho maka akan dilanjutkan kembali ke tahap 7.

8. Pengujian tahap 8 memiliki nilai Q 889>5,991 dan signifikansi 0,641> 0,05,

maka Ho diterima, yang berarti ketiga atribut asosiasi (6,12,13), mempunyai

Page 130: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

115

jawaban “ya” yang sama. Artinya, semua responden dianggap sepakat mengenai

semua atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan dan membentuk semua

sosiasi (6,12,13) membentuk brand image dari program talkshow Kick Andy,

maka pengujian di hentikan.

Sampai tahap ini pengujian dihentikan dan dapat disimpulkan bahwa

program talkshow Kick Andy memiliki brand image yang didalamnya terkandung

asosiasi-asosiasi sebagai berikut :

a. Menambah Pengetahuan

b. Andy F. Noya

c. Memberikan model perilaku yang baik

F. Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan/karyawati yang

menyaksikan program talkshow Kick Andy di Graha Menara Hijau Kav 33 Jakarta

Selatan dengan menggunakan Cochran Q Test, menunjukkan bahwa dari 10

variable asosiasi program talkshow Kick Andy di Metro TV, terdapat 3 variabel

brand association program talkshow Kick Andy yang dipertimbangkan dan

membentuk brand image dari program talkshow Kick Andy, diantaranya :

Menambah pengetahuan, Andy F. Noya, memberikan model perilaku yang baik.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa karyawan/karyawati sebagai

penonton dari program talkshow Kick Andy dapat memberikan penilaian/kesan

yang baik terhadap program talkshow Kick Andy. Materi atau isi pesan yang

disampaikan dalam program talkshow Kick Andy mampu menambah

Page 131: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

116

pengetahuan/wawasan bagi penonton yang menyaksikan program talkshow Kick

Andy, hal ini menjadikan penonton setia menyaksikan program talkshow Kick

Andy. Program talkshow Kick Andy dipandu oleh Andy F. Noya seorang pembawa

acara yang memiliki karakter berbeda dari host talkshow program lain yaitu, dari

gaya tampilannya, gaya bicaranya, dan cara dia bertanya mampu mengkick nara

sumber. Program talkshow Kick Andy memberikan model perilaku yang baik

sehingga mampu menumbuhkan rasa empati penonton yang menyaksikan program

talkshow Kick Andy. Implikasi dari hasil penelitian yang dilakukan pada

karyawan/karyawati yang sudah menyaksikan program talkshow Kick Andy di

Graha Menara Hijau dalam membangun brand image dan adanya brand association

program talkshow Kick Andy, maka produser atau tim kreatif dapat menjaga materi

dari program acara Kick Andy yaitu menambah pengetahuan, kemudian tetap

mempertahankan Andy F. Noya sebagai host dari program talkshow Kick Andy.

Serta mampu menyampaikan isi dari tema yang sedang di tayangkan agar asosiasi

memberikan model perilaku yang baik tetap terjaga. Berdasarkan hasil distribusi

jawaban responden, atribut asosiasi yang menonjol pada program talkshow Kick

Andy yaitu memberikan model perilaku yang baik. Atribut asosiasi memberikan

model perilaku yang baik adalah atribut yang diminati bagi penoton yang

menyaksikan program talkshow Kick Andy karena kebanyakan masyarakat setelah

menyaksikan program talkshow Kick Andy mampu menumbuhkan rasa empati pada

dirinya.

Page 132: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

117

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan, maka dapat disimpulkan :

Asosiasi Merek (brand association) yang signifikan dalam membentuk citra merek

(brand image) program talkshow “Kick Andy” terdiri atas 3 variabel, yaitu

menambah pengetahuan, Andy F. Noya, memberikan model perilaku yang baik.

Hal ini dapat diketahui pada tahap pengujian delapan dimana tingkat signifikan

diatas 0,05 (5%) yaitu 0,641.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka diharapkan pihak Produser dan tim dari

program talkshow Kick Andy dapat mempertahankan ketiga atribut asosiasi (brand

association) yang signifikan dalam membentuk citra merek (brand image) program

talkshow “Kick Andy”. Atribut asosiasi tersebut, yaitu menambah pengetahuan,

Andy F. Noya, memberikan model perilaku yang baik.

Page 133: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

118

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adisaputra, Gunawan.2010. Manajemen Pemasaran (Analisis Perancangan Strategi

Pemasaran).Cetakan Pertama. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

YKPN

Alma, Buchori. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :

Alfabet

Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran (Jelajahi dan Rasakan). Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Mitra Wacana Media

Assauri, Sofjan. 2009. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi. Jakarta :

Kompas

Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung : PT Sarana Tutorial

Nuraini Sejahtera

Djatmiko, M. Budi. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Bandung : STEMBI BUSINESS

SCHOOL

Durianto, Darmadi, dkk. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas

dan Perilaku Merek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Hasan, Ali. 2010. Marketing dari mulut ke mulut. Jakarta : PT CGI NTX GAM

Page 134: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

119

Kartajaya, Hermawan. 2010. Brand Operation. Jakarta : ERLANGGA

Kitley, Philip. 2000. Kontrol Budaya Bangsa di Layar Kaca. Jakarta : Institut Sudi

Arus Informasi dan PT Media Lintas Inti Nusantara. Cetakan Pertama (2001)

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran (Alih bahasa Benyamin Molan). Jilid 1.

Jakarta : PT Indeks (Buku asli diterbitkan tahun 2003)

Kotler, P dan Gary Amstrong. 2008. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta :

PT Prenhallindo

Kotler, P dan Kelvin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta :

PT Erlangga

Kristianto, Lilik P. 2011. Psikologi Pemasaran. Yogyakarta : CAPS

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta :

Mediakom

Rahman, Arif. 2010. Strategy dahsyat Marketing Mix for Small Business (Cara Jitu

Merontokkan Pesaing). Jakarta : Trans Media Pustaka

Rangkuti, Freedy. 2004. The Power of Brand : Teknik Mengelola Brand Equity dan

Strategi Pengembangan Merek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Non Parametrik. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo

Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen (Konsep dan Implikasi untuk Strategi

dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Page 135: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

120

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : Mitra Wacana

Media

Sugiarto, DS. 2006. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Susanto, A.B, dan Himawan Wijanarko. 2004. Power Branding Membangun Brand

yang Legendaris. Bandung : PT Mizan Pustaka

Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta : PT Damar Mulia

Pustaka

Tjiptono, Fandy Ph. D. 2011. Manajemen dan Strategi Merek. Yogyakarta : CV Andi

Off Set

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran Stategic Edisi 2. Yogyakarta :

CV Andi Off Set

Utami, Christina Whidya. 2006. Manajemen Riset : Strategi dan Implementasi Ritel

Modera. Jakarta : Salemba Empat

JURNAL/SKRIPSI

Fadhilah, Moh. Irawan. 2008. Analisis Asosiasi Merek pada Koran Top Skor Harian

Khusus Olahraga (studi kasus di RW 011 Kelurahan Bekasi Jaya Kec. Bekasi

Timur). 26

Page 136: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

121

WEBSITE

www.kickandy.com diakses pada tanggal 18 April 2015 pukul 12.45

www.metrotvnews.com diakses pada tanggal 18 April 2015 pukul 16.23

www.sidomi.com diakses pada tanggal 24 Juni 2015 pukul 11.59

Page 137: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

122

LAMPIRAN

Page 138: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

123

LAMPIRAN 1.

KUESIONER PENELITIAN

No. Responden………..

Nama :

Lt :

KUESIONER PENELITIAN

SURVEI KESAN TALKSHOW “KICK ANDY”

ANALISIS ASOSIASI MERK PROGRAM TALKSHOW “KICK ANDY” di METRO TV(Studi

kasus pada karyawan/ti di Graha Menara Hijau Jl. M.T. Haryono Kav 33 Pancoran

Jakarta Selatan)

Terima kasih atas partipasi anda menjadi salah satu peserta survey dan secara sukarela

mengisi kuesioner ini. Nama saya Aisyah Hayuningtyas, mahasiswa Universitas Darma

Persada jurusan manajemen, pada saat ini sedang mengadakan penelitian tentang Asosiasi

Merek Program talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Kami sangat menghargai kejujuran

anda dalam mengisi kuesioner ini. Kami menjamin kerahasiaan anda yang terkait dengan

kuesioner. Hasil survey ini semata-mata akan digunakan untuk tujuan penelitian dan bukan

tujuan komersial.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Usia Responden saat ini :

a. 17-23 Tahun c. 31-37 Tahun e. 45-55 Tahun

b. 24-30 Tahun d. 38-44 Tahun

2. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Pendidikan Terakhir :

a. SLTA c. Sarjana (S1) e. Lain-lain

b. Diploma d. Pascasarjana (S2)

4. Pekerjaan :

a. Direktur c. Supervisor e. Lain-lain

b. Manajer d. Staff

Page 139: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

124

5. Frekuensi menonton tayangan “Kick Andy” di metro TV dalam sebulan :

a. 1-2 kali c. 5-6 kali

b. 3-4 kali d. Lebih dari 6 kali

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat saudara/i dengan

memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban yang saudara/i anggap paling

sesuai.

Keterangan Kolom Jawaban

1 : Ya

0 : Tidak

KESAN TALKSHOW “KICK ANDY” di Metro TV

No.

PERTANYAAN

PENILAIAN

1

(Ya)

0

(Tidak)

A. Atribute Produk/Product Attributes

1. Program Acara TV bermutu

2. Talkshow Berkualitas

B. Atribut tidak Berwujud/Ittangibles Atributtes

3. Menonton dengan Hati

4. Menghibur

C. Manfaat bagi Konsumen/Customer Benefits

5. Inspiratif

Page 140: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

125

6. Menambah Pengetahuan

7. Meningkatkan daya kritis

D. Harga Relative/Relative Price

8. Menaikkan Rattting

E. Penggunaan/Aplication

9. Meningkatkan Empati Sosial

F. Pengguna/User

10. Diminati Mahasiswa pada khususnya

11. Diminati Masyarakat pada umumnya

G. Orang Terkenal/Celebrity

12. Andy F. Noya

H. Gaya Hidup/Life style

13. Memberikan model perilaku yang baik

I. Kelas Produk/Product Sales

14. Jurnalisme Pertelevisian

J. Negara(Country)/Wilayah Geografis (Geographic

Area)

15. Ditayangkan Metro TV

Page 141: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

126

LAMPIRAN 2.

REKAPITULASI DATA RESPONDEN

No Data responden

Keterangan Data responden

1 2 3 4 5

1 Usia

1 2 1 1 3 1

2 Jenis Kelamin

2 4 1 1 4 1

3 Pendidikan

3 5 1 3 3 4

4 Pekerjaan

4 4 1 1 4 1

5 Frekuensi menonton Kick Andy

5 5 1 3 4 2

6 5 1 1 4 2

7 3 2 4 2 1

8 5 1 3 3 1

9 4 1 2 4 1

10 2 2 2 4 1

11 4 1 1 3 3

12 4 1 3 2 4

13 4 1 3 3 4

14 3 1 1 4 3

15 5 1 2 2 2

16 4 1 3 2 4

17 4 1 3 2 3

18 4 1 3 2 3

19 4 1 3 2 4

20 5 1 3 2 4

21 3 2 3 2 4

22 2 2 3 3 4

23 5 1 3 4 4

24 3 1 5 5 2

25 4 1 5 4 2

26 5 1 3 4 2

27 2 1 3 4 1

28 2 2 2 4 1

29 2 1 2 4 2

30 3 2 3 4 2

31 4 1 4 2 3

Page 142: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

127

32 3 2 3 4 2

33 4 1 4 2 2

34 1 2 1 4 1

35 2 2 2 4 1

36 2 1 3 4 1

37 4 1 4 2 4

38 2 2 2 4 1

39 5 1 4 3 2

40 4 1 3 2 1

41 4 1 4 1 2

42 4 1 3 3 2

43 3 1 3 4 1

44 4 2 3 4 4

45 4 1 3 4 4

46 5 1 4 2 2

47 2 2 3 2 2

48 2 2 2 4 1

49 2 2 3 4 2

50 2 2 3 4 1

51 4 2 1 5 1

52 3 2 1 4 2

53 1 2 2 4 1

54 2 1 1 4 1

55 2 2 1 4 1

56 2 1 1 4 1

57 1 2 1 4 1

58 1 2 3 4 3

59 1 2 1 4 1

60 1 2 3 4 1

61 3 1 1 4 1

62 1 2 3 2 1

63 2 2 2 4 2

64 2 2 1 5 1

65 2 1 1 4 2

66 1 2 2 4 2

67 1 1 1 4 1

68 4 1 1 4 1

69 2 2 1 4 1

Page 143: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

128

70 1 2 3 4 1

71 1 2 3 4 1

72 3 2 1 5 1

73 2 1 3 4 2

74 3 1 1 4 2

75 2 2 1 4 1

76 3 1 1 5 2

77 1 1 5 5 1

78 3 1 1 5 2

79 5 1 3 4 1

80 1 2 3 4 1

81 3 1 1 3 1

82 1 1 1 4 1

83 4 1 1 5 2

84 2 1 3 4 1

85 3 2 3 4 1

86 3 2 3 4 1

87 3 2 3 4 1

88 2 1 3 3 4

89 5 1 1 4 1

90 4 1 1 4 2

91 5 1 2 3 1

92 3 1 3 2 2

93 5 1 2 3 1

94 4 1 1 3 2

95 3 1 1 4 2

96 3 1 1 4 1

97 4 2 2 3 1

98 5 1 3 2 4

Page 144: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

129

Warning # 849 in column 23. Text: in_ID

The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It

could

not be mapped to a valid backend locale.

FREQUENCIES VARIABLES=Usia Kelamin Pendidikan Golongan Frekuensi

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

Umur

responden

Jenis Kelamin

Responden

Pendidikan

Responden

Golongan

Pekerjaan

Responden

Frekunsi

menyaksikan

Talkshow Kick

Andy

N Valid 98 98 98 98 98

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

17-23 tahun 14 14,3 14,3 14,3

24-30 tahun 21 21,4 21,4 35,7

31-37 tahun 21 21,4 21,4 57,1

38-44 tahun 27 27,6 27,6 84,7

45-55 tahun 15 15,3 15,3 100,0

Total 98 100,0 100,0

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 61 62,2 62,2 62,2

perempuan 37 37,8 37,8 100,0

Total 98 100,0 100,0

Page 145: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

130

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

SLTA 36 36,7 36,7 36,7

Diploma 13 13,3 13,3 50,0

Sarjana 40 40,8 40,8 90,8

Pascasarjana 7 7,1 7,1 98,0

Lain-lain 2 2,0 2,0 100,0

Total 98 100,0 100,0

Golongan Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Direktur 1 1,0 1,0 1,0

Manajer 17 17,3 17,3 18,4

Supervisor 13 13,3 13,3 31,6

Staff 57 58,2 58,2 89,8

Lain-lain 10 10,2 10,2 100,0

Total 98 100,0 100,0

Frekunsi menyaksikan Talkshow Kick Andy

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1-2 kali 53 54,1 54,1 54,1

3-4 kali 27 27,6 27,6 81,6

5-6 kali 5 5,1 5,1 86,7

Lebih dari 6 kali 13 13,3 13,3 100,0

Total 98 100,0 100,0

Page 146: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

131

LAMPIRAN 3. REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN

No X3 X4 X6 X7 X8 X10 X11 X12 X13 X14

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1

5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0

6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

7 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1

8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

9 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1

10 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

13 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

14 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

17 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1

18 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

19 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

22 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1

23 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

30 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

32 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1

33 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0

34 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1

Page 147: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

132

35 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0

36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

37 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0

38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

39 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

40 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

46 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1

47 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0

48 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

49 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0

50 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

51 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

53 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1

54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

55 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

56 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

57 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1

58 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

59 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0

60 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1

61 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1

62 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0

63 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

64 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

65 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

66 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

67 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

68 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

72 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1

Page 148: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

133

73 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

74 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

76 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

77 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

78 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

79 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

80 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

81 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

82 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

83 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1

84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

85 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

86 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

87 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

88 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

89 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

90 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

91 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1

92 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

93 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

94 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

95 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

96 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

97 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

98 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 149: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

134

LAMPIRAN 4. HASIL DISTRIBUSI FREKUENSI

(HASIL DISTRIBUSI FREKUENSI PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY)

No X3 X4 X6 X7 X8 X10 X11 X12 X13 X14

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1

5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0

6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

7 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1

8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

9 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1

10 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

13 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

14 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

17 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1

18 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

19 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

22 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1

23 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

30 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

32 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1

Page 150: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

135

33 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0

34 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1

35 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0

36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

37 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0

38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

39 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

40 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

46 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1

47 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0

48 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

49 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0

50 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

51 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

53 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1

54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

55 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

56 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

57 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1

58 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

59 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0

60 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1

61 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1

62 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0

63 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

64 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

65 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

66 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

67 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

68 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 151: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

136

71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

72 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1

73 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

74 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

76 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

77 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

78 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

79 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

80 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

81 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

82 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

83 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1

84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

85 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

86 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

87 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

88 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

89 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

90 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

91 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1

92 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

93 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

94 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

95 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

96 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

97 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

98 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Jawaban

1 (Ya) 86 80 94 67 63 67 85 94 96 81

Percent

(%) 88% 82% 96% 68% 64% 68% 87% 96% 98% 83%

Jawaban

0

(Tidak)

12 18 4 31 35 31 13 4 2 17

Percent

(%) 12% 18% 4% 32% 36% 32% 13% 4% 2% 17%

Total 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

Page 152: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

137

LAMPIRAN 5. UJI VALIDITAS

( HASIL UJI VALIDITAS PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY)

CORRELATIONS

/VARIABLES=X3 X4 X6 X7 X8 X10 X11 X12 X13 X14 VAR00016

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

menont

on

dengan

hati

menghi

bur

menamb

ah

pengeta

huan

meningk

atkan

daya

kritis

menaikkan

ratting

diminati

mahasiswa

pada

khususnya

diminati

masyarakat

pada

umunya

Andy F.

Noya

memberik

an model

perilaku

yang baik

jurnalis

me

pertele

visian

skor

total

menont

on

dengan

hati

Pearson

Correlation 1 -,097 ,395

** ,148 ,111 -,120 ,129 ,238

* -,054 -,089 ,323

**

Sig. (2-tailed)

,343 ,000 ,147 ,275 ,238 ,205 ,018 ,598 ,384 ,001

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

menghi

bur

Pearson

Correlation -,097 1 ,035 ,244

* ,031 ,357

** ,048 -,098 ,118 -,009 ,445

**

Sig. (2-tailed) ,343

,730 ,015 ,759 ,000 ,642 ,338 ,248 ,934 ,000

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

menam

bah

penget

ahuan

Pearson

Correlation ,395

** ,035 1 -,140 -,046 ,081 -,081 ,218

* -,030 ,042 ,213

*

Sig. (2-tailed) ,000 ,730

,168 ,652 ,425 ,430 ,031 ,771 ,684 ,036

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

mening

katkan

daya

kritis

Pearson

Correlation ,148 ,244

* -,140 1 ,317

** ,104 ,122 -,029 ,212

* ,094 ,588

**

Sig. (2-tailed) ,147 ,015 ,168

,001 ,310 ,231 ,774 ,036 ,357 ,000

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

menaik

kan

ratting

Pearson

Correlation ,111 ,031 -,046 ,317

** 1 ,317

** -,103 ,169 ,194 ,108 ,587

**

Sig. (2-tailed) ,275 ,759 ,652 ,001

,001 ,312 ,096 ,056 ,288 ,000

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

diminati

mahasi

swa

pada

khusus

nya

Pearson

Correlation -,120 ,357

** ,081 ,104 ,317

** 1 -,072 -,029 ,212

* ,152 ,559

**

Sig. (2-tailed) ,238 ,000 ,425 ,310 ,001

,481 ,774 ,036 ,135 ,000

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

98

Page 153: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

138

diminati

masyar

akat

pada

umuny

a

Pearson

Correlation ,129 ,048 -,081 ,122 -,103 -,072 1 -,081 -,056 ,298

** ,298

**

Sig. (2-tailed) ,205 ,642 ,430 ,231 ,312 ,481

,430 ,581 ,003 ,003

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

Andy

F.

Noya

Pearson

Correlation ,238

* -,098 ,218

* -,029 ,169 -,029 -,081 1 -,030 ,178 ,247

*

Sig. (2-tailed) ,018 ,338 ,031 ,774 ,096 ,774 ,430

,771 ,080 ,014

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

membe

rikan

model

perilak

u yang

baik

Pearson

Correlation -,054 ,118 -,030 ,212

* ,194 ,212

* -,056 -,030 1 ,124 ,317

**

Sig. (2-tailed) ,598 ,248 ,771 ,036 ,056 ,036 ,581 ,771

,222 ,001

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

jurnalis

me

pertele

visian

Pearson

Correlation -,089 -,009 ,042 ,094 ,108 ,152 ,298

** ,178 ,124 1 ,450

**

Sig. (2-tailed) ,384 ,934 ,684 ,357 ,288 ,135 ,003 ,080 ,222

,000

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

skor

total

Pearson

Correlation ,323

** ,445

** ,213

* ,588

** ,587

** ,559

** ,298

** ,247

* ,317

** ,450

** 1

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,036 ,000 ,000 ,000 ,003 ,014 ,001 ,000

N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 154: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

139

LAMPIRAN 6. UJI RELIABILITAS

(HASIL UJI RELIABILITAS PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY)

(r11 dan rxy)

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 98 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 98 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,375

N of Items 5a

Part 2 Value ,277

N of Items 5b

Total N of Items 10

Correlation Between Forms ,295

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,455

Unequal Length ,455

Guttman Split-Half Coefficient ,447

a. The items are: menonton dengan hati, menghibur, menambah

pengetahuan, meningkatkan daya kritis, menaikkan ratting.

b. The items are: diminati mahasiswa pada khususnya, diminati

masyarakat pada umunya, Andy F. Noya, memberikan model perilaku

yang baik, jurnalisme pertelevisian.

Page 155: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

140

LAMPIRAN 7. UJI COCHRAN Q TEST

(HASIL UJI COCHRAN PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY)

TAHAP 1

NPAR TESTS

/COCHRAN=X3 X4 X6 X7 X8 X10 X11 X12 X13 X14

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING LISTWISE.

Frequencies

Value

0 1

menonton dengan hati 12 86

Menghibur 18 80

menambah pengetahuan 4 94

meningkatkan daya kritis 31 67

menaikkan ratting 35 63

diminati mahasiswa pada

khususnya 31 67

diminati masyarakat

pada umunya 13 85

Andy F. Noya 4 94

memberikan model

perilaku yang baik 2 96

jurnalisme pertelevisian 17 81

Test Statistics

N 98

Cochran's Q 101,982a

df 9

Asymp. Sig. ,000

a. 1 is treated as a

success.

Page 156: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

141

TAHAP 2

NPAR TESTS

/COCHRAN=X3 X4 X6 X7 X10 X11 X12 X13 X14

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING LISTWISE.

Frequencies

Value

0 1

menonton dengan hati 12 86

Menghibur 18 80

menambah

pengetahuan 4 94

meningkatkan daya

kritis 31 67

diminati mahasiswa

pada khususnya 31 67

diminati masyarakat

pada umunya 13 85

Andy F. Noya 4 94

memberikan model

perilaku yang baik 2 96

jurnalisme

pertelevisian 17 81

Test Statistics

N 98

Cochran's

Q 80,301a

df 8

Asymp. Sig. ,000

a. 1 is treated as a

success.

Page 157: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

142

TAHAP 3

NPAR TESTS

/COCHRAN=X3 X4 X6 X10 X11 X12 X13 X14

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING LISTWISE.

Frequencies

Value

0 1

menonton dengan hati 12 86

Menghibur 18 80

menambah

pengetahuan 4 94

diminati mahasiswa

pada khususnya 31 67

diminati masyarakat

pada umunya 13 85

Andy F. Noya 4 94

memberikan model

perilaku yang baik 2 96

jurnalisme

pertelevisian 17 81

Test Statistics

N 98

Cochran's

Q 61,598a

df 7

Asymp. Sig. ,000

a. 1 is treated as a

success.

Page 158: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

143

TAHAP 4

NPAR TESTS

/COCHRAN=X3 X4 X6 X11 X12 X13 X14

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING LISTWISE.

Frequencies

Value

0 1

menonton dengan hati 12 86

Menghibur 18 80

menambah

pengetahuan 4 94

diminati masyarakat

pada umunya 13 85

Andy F. Noya 4 94

memberikan model

perilaku yang baik 2 96

jurnalisme

pertelevisian 17 81

Test Statistics

N 98

Cochran's

Q 30,398a

df 6

Asymp. Sig. ,000

a. 1 is treated as a

success.

Page 159: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

144

TAHAP 5

NPAR TESTS

/COCHRAN=X3 X6 X11 X12 X13 X14

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING LISTWISE.

Frequencies

Value

0 1

menonton dengan hati 12 86

menambah

pengetahuan 4 94

diminati masyarakat

pada umunya 13 85

Andy F. Noya 4 94

memberikan model

perilaku yang baik 2 96

jurnalisme

pertelevisian 17 81

Test Statistics

N 98

Cochran's

Q 25,545a

df 5

Asymp. Sig. ,000

a. 1 is treated as a

success.

Page 160: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

145

TAHAP 6

NPAR TESTS

/COCHRAN=X3 X6 X11 X12 X13

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING LISTWISE.

Frequencies

Value

0 1

menonton dengan hati 12 86

menambah

pengetahuan 4 94

diminati masyarakat

pada umunya 13 85

Andy F. Noya 4 94

memberikan model

perilaku yang baik 2 96

Test Statistics

N 98

Cochran's

Q 17,049a

df 4

Asymp. Sig. ,002

a. 1 is treated as a

success.

Page 161: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

146

TAHAP 7

NPAR TESTS

/COCHRAN=X3 X6 X12 X13

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING LISTWISE.

Frequencies

Value

0 1

menonton dengan hati 12 86

menambah

pengetahuan 4 94

Andy F. Noya 4 94

memberikan model

perilaku yang baik 2 96

Test Statistics

N 98

Cochran's

Q 13,111a

df 3

Asymp. Sig. ,004

a. 1 is treated as a

success.

Page 162: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

147

TAHAP 8

NPAR TESTS

/COCHRAN=X6 X12 X13

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING LISTWISE.

Frequencies

Value

0 1

menambah

pengetahuan 4 94

Andy F. Noya 4 94

memberikan model

perilaku yang baik 2 96

Test Statistics

N 98

Cochran's

Q ,889a

df 2

Asymp. Sig. ,641

a. 1 is treated as a

success.

Page 163: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

148

LAMPIRAN 8. TABEL CHI SQUARE

dk Taraf Signifikansi

50% 30% 20% 10% 5% 1%

1 0,455 1,074 1,642 2,706 3,841 6,635

2 1,386 2,408 3,219 4,605 5,991 9,210

3 2,366 3,665 4,642 6,251 7,815 11,341

4 3,357 4,878 5,989 7,779 9,488 13,277

5 4,351 6,064 7,289 9,236 11,070 15,086

6 5,348 7,231 8,558 10,645 12,592 16,812

7 6,346 8,383 9,803 12,017 14,067 18,475

8 7,344 9,524 11,030 13,362 15,507 20,090

9 8,343 10,656 12,242 14,684 16,919 21,666

10 9,342 11,781 13,442 15,987 18,307 23,209

11 10,341 12,899 14,631 17,275 19,675 24,725

12 11,340 14,011 15,812 18,549 21,026 26,217

13 12,340 15,119 16,985 19,812 22,362 27,688

14 13,339 16,222 18,151 21,064 23,685 29,141

15 14,339 17,322 19,311 22,307 24,996 30,578

16 15,338 18,418 20,465 23,542 26,296 32,000

17 16,338 19,511 21,615 24,769 27,587 33,409

18 17,338 20,601 22,760 25,989 28,869 34,805

19 18,338 21,689 23,900 27,204 30,144 36,191

20 19,337 22,775 25,038 28,412 31,410 37,566

21 20,337 23,858 26,171 29,615 32,671 38,932

22 21,337 24,939 27,301 30,813 33,924 40,289

23 22,337 26,018 28,423 32,007 35,172 41,638

24 23,337 27,096 29,553 33,196 35,415 42,980

25 24,337 28,172 30,675 34,382 37,652 44,314

26 25,336 29,246 31,795 35,563 38,885 45,642

27 26,336 30,319 32,912 36,741 40,113 46,963

28 27,336 31,391 34,027 37,916 41,337 48,278

29 28,336 32,461 35,139 39,087 42,557 49,588

30 29,336 33,530 36,250 40,256 43,773 50,892

Titik Presentase Distribusi Chi-Square untuk d.f = 1-50

Page 164: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

149

LEMBAR KONSULTASI

BIMBINGAN SKRIPSI MAHASISWA

Nama Mahasiswa : Aisyah Hayuningtyas

N0. Induk Mahasiwa : 2010410076

Dosen Pembimbing : Dr. Firsan Nova

Mulai Bimbingan : 23 April 2014

Terakhir Bimbingan : 20 Agustus 2015

No. Hari/Tanggal

Bimbingan

Bab. Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

1. 23 April 2014 Proposal dan judul materi skripsi

2. 17 September 2014 Evaluasi Bab I dan penyerahan Bab II

3. 26 November 2014 Evaluasi Bab II dan Bab III

4. 12 Mei 2015 Evaluasi Bab IV dan Bab 5

5. 20 Agustus 2015 Konsultasi Terakhir s/d terselesainya skripsi

Jakarta, 20 Agustus 2015

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

(Ellena Nur Fazriah Handayani, SE, MM) (Dr. Firsan Nova)

Page 165: “ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Metro TV”

150

BIODATA

DATA PRIBADI

Nama : Aisyah Hayuningtyas

Tempat/ Tanggal Lahir : Gresik, 05 Juli 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Tinggi/Berat Badan : 155cm/ 49kg

Alamat : Jl. Dr. Wahidin SH. RT 02 RW 08 Desa Kembangan

Kelurahan Kebomas Gresik

PENDIDIKAN

Tahun 2005-2007 : SMPN 2 Kebomas Gresik

Tahun 2007-2010 : SMK NU Gresik

Tahun 2010-2015 : Universitas Darma Persada

,