analisis angeline's case dalam pengangkatan hak asuh anak oleh warga negara asing

12
ANALISIS ANGELINE’S CASE STUDY KEPUSTAKAAN : Pengangkatan Anak Oleh Warga Negara Asing – Lambung Mangkurat Law School. E . A . P

Upload: esika-anugrah

Post on 16-Apr-2017

554 views

Category:

Law


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

ANALISIS ANGELINE’S CASESTUDY KEPUSTAKAAN : Pengangkatan Anak Oleh Warga Negara Asing – Lambung Mangkurat Law School.

E . A . P

Page 2: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

Latar Belakang

Berawal dari hebohnya kabar mengenai hilangnya seorang anak perempuan berparas cantik yang bernama Angeline, berumur 8 tahun dikabarkan hilang di teras rumah di Sanur Bali. Angeline menarik komunitas pemakai sosial media untuk menyembarkan info dengan mem-post ulang poto Angeline di bawah ini.

Kemudian muncul lah berita tentang yang awalnya penculikan mengarah ke pembunuhan. Pihak kepolisian mencoba mengungkap kasus ini, yang dibuktikan dengan ditangkapnya Agus sang pembantu rumah tangga. Hal yang unik adalah, bagaimana Margareth sebagai ibu angkat Angeline tidak tau adanya pembunuhan padahal satu rumah.

Gejolak pengangkatan anak semakin banyak terjadi. Pasalnya dengan beralaskan faktor ekonomi yang tidak cukup, orangtua dengan mudah menawarkan anak ke calon orangtua angkat. Sementara yang mengadopsi pun belum tentu siap secara mental dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam kasus Angeline, seperti diberitakan media bahwa orang tua kandung Angeline, Hamidah dan Rosidi, menyerahkan anaknya untuk diadopsi oleh Margriet Christina dan suaminya karena orang tua kandung Angeline tidak punya duit untuk membayar biaya melahirkan di Rumah Sakit Sangla Den Pasar, Bali. Ada tetangga memperkenalkan orang tua kandung Angeline kepada Margriet dan suaminya yang bule, akhirnya mereka mau menanggulangi biaya melahirkan dan pengobatan Hamidah, orang tua Angeline sebesar Rp 1,8 juta, dengan syarat anaknya diadopsi oleh Margriet dan suaminya.

Di kesempatan ini, saya akan mencoba untuk menganalisis kasus Angeline dengan menitikberatkan sistem hukum pengangkatan anak di Indonesia oleh warga negara asing.

Pembahasan

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK

Page 3: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

Pengangkatan Anak oleh Orangtua Warga Negara Asing dan Anak Warga Negara Indonesia

Anak dipandang sebagai aset dari suatu negara. Kalimat itu dapat memberikan pandangan bahwa, anak harus dijaga dan dilindungan hak-haknya. Hal ini juga menyangkut dengan masa depan suatu negara seperti Indonesia dan kemajuan Indonesia tersebut akan tercermin dalam kualitas anak yang ada sekarang.

Semakin maju suatu negara dalam bidang ekonomi, teknologi maupun pendidikan. Maka haruslah negara itu membuat dan mengembangkan situasi tentang kesejahteraan anak dengan kondusif. Kesejahteraan tersebut menyangkut dengan lebih memengedepankan hak-hak anak dan perlindungan hukumnya.

Sebagaimana yang diketahui gejolak di masyarakat selalu berkembang, begitu juga tentang kedudukan anak di luar nikah yang hanya akan menjadi beban bagi ibu dan keluarga ibu. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010, tanggal 13 Februari 2012, bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya. Dan bagaimana jika, seorang anak yang dilahirkan dan diserahkan untuk orang lain agar hak asuhnya berpindah dengan alasan faktor ekonomi ?

Pengangkatan anak

Pengangkatan Anak menurut Pasal 1 butir 2 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :

"Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan, seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkat".

Dari definisi diatas, dapat kita ketahui pengangkatan anak haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut1 :

1. Merupakan suatu perbuatan hukum;2. Dimana perbuatan tersebut harus mengalihkan seorang anak;

1 Eko Cahyo Purnomo, S.H., “Pengangkatan Anak Menurut Hukum di Indonesia”.<

http://solusi-hukum.blogspot.com/2009/11/pengangkatan-anak-menurut-hukum.html>, 4 Agustus 2015

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK

Page 4: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

3. Mengalihkan anak tersebut dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut;

4. Anak tersebut harus tinggal ke dalam keluarga orang tua angkat.

Definisi Orang Tua Angkat, menurut Pasal 1 butir 4 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007, adalah sebagai berikut :

"Orang tua angkat adalah orang yang diberi kekuasaan untuk merawat, mendidik, dan membesarkan anak berdasarkan peraturan perundang-undangan dan adat kebiasaan".

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua angkat memiliki suatu kekuasaan orang tua angkat terhadap anak angkatnya yang meliputi2 :

1. Kekuasaan untuk merawat anak asuh;2. Kekuasaan untuk mendidik anak asuh;3. Kekuasaan untuk membesarkan anak asuh.

Definisi Anak Angkat, menurut Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo. Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan : 

"Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan keputusan atau penetapan pengadilan".

Persyaratan mengadopsi anak secara legal berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI No 41/HUK/Kep/VII/1984, tentang Petunjuk Pelaksanaan Perizinan Pengangkatan Anak, antara lain :

Pertama, pasangan harus berstatus menikah dengan usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun. Kedua, minimal pasangan yang akan mengadopsi anak telah menikah 5 tahun saat pengajuan. Pasangan tersebut harus menyerahkan dokumen secara tertulis berisikan keterangan, seperti: tidak memungkinkan memiliki anak kandung dari dokter ahli, tidak memiliki anak, memiliki satu anak kandung, atau hanya memiliki seorang anak angkat, tetapi tidak mempunyai anak kandung.2 Ibid

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK

Page 5: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

Ketiga, harus memiliki kondisi keuangan dan sosial yang mapan dengan menyerahkan surat keterangan dari negara asal pasangan tersebut. Keempat, memperoleh persetujuan tertulis dari pemerintah negara asal pemohon (berlaku bagi pasangan yang bukan warga Negara Indonesia). Kelima, surat keterangan kelakuan baik dari kepolisian. surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa pasangan tersebut adalah sehat secara jasmani dan rohani.

Keenam, telah menetap sekurang-kurangnya tiga tahun di Indonesia yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat yang berwenang (berlaku bagi pasangan yang bukan warga Negara Indonesia). Ketujuh, telah merawat dan memelihara anak yang akan diadopsi tersebut sekurang-kurangnya enam bulan untuk anak balita,dan satu tahun untuk anak yang berumur 3-5 tahun.

Kedelapan, surat pernyataan secara tertulis yang menyatakan bahwa pengangkatan tersebut memang semata-mata untuk kepentingan dan kesejahteraan anak yang bersangkutan. Kesembilan, adopsi anak tidak hanya berlaku bagi pasangan suami istri, tetapi juga dibolehkan untuk wanita atau pria yang masih lajang asalkan mempunyai motivasi yang kuat untuk mengasuh anak.

Syarat-syarat diatas tergolong umum (untuk warga negara Indonesia), berikut syarat-syarat apabila pengangkatan dari Anak warga negara Indonesia dengan Orang tua warga negara Asing :

1. Memperoleh ijin tertulis dari Pemerintah Warga Negara asal Pemohon melalui kedutaan atau Perwakilan Negara Pemohon melalui Kedutaan atau Perwakilan Negara Pemohon yang ada di Indonesia;

2. Memperoleh Ijin dari Menteri;3. Melalui lembaga pengasuhan anak;4. Orang tua asing tersebut telah bertempat tinggal di Indonesia

secara sah selama 2 (dua) tahun;5. Mendapat persetujuan tertulis dari Pemerintah Negara

Pemohon;6. Membuat pernyataan tertulis bahwa akan melaporkan

perkembangan anak kepada Departemen Luar Negeri Republik Indonesia melalui Perwakilan Republik Indonesia setempat;

7. Memenuhi syarat-syarat seperti yang termuat dalam Persyaratan Pengangkatan Anak antar Warga Negara Indonesia.

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK

Page 6: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

Untuk pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh orang tua angkat Warga Negara Asing dilakukan dan diputuskan melalui pengadilan.Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak diatur syarat-syarat pengangkatan anak,Syarat anak yang akan diangkat, meliputi:

1. Belum berusia 18 (delapan belas) tahun;2. Merupakan anak telantar atau ditelantarkan;3. Berada dalam asuhan keluarga atau dalam lembaga pengasuhan anak; dan4. Memerlukan perlindungan khusus.

Usia anak angkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

1. anak belum berusia 6 (enam) tahun, merupakan prioritas utama;2. anak berusia 6 (enam) tahun sampai dengan belum berusia 12 (dua belas) tahun, sepanjang ada alasan mendesak; dan3. anak berusia 12 (dua belas) tahun sampai dengan belum berusia 18 (delapan belas) tahun, sepanjang anak memerlukan perlindungan khusus.

Setelah itu, barulah tata cara pengangkatan anak yang sah antar warga negara Indonesia dengan warga negara Asing :

1. Melengkapi syarat-syarat pengangkatan anak;2. Mengajukan pengajuan Permohonan Putusan Pengangkatan

Anak ke Pengadilan Agama (bagi yang beragama Islam) atau ke Pengadilan Negeri (bagi yang beragama Non Islam);

3. Setelah Majelis Hakim mempelajari berkas tersebut, Majelis akan mengeluarkan Putusan;

4. Kemudian Pengadilan akan meneruskan Salinan Putusan tersebut kepada Instansi terkait seperti Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Departemen Sosial, Departemen Luar Negeri, Departemen Kesehatan, Kejaksaan dan Kepolisian

Untuk proses pemeriksaan oleh pengadilan, calon orang tua angkat perlu mempersiapkan sedikitnya dua orang saksi untuk memperkuat permohonan calon orang tua angkat dan meyakinkan pengadilan bahwa calon orang tua angkat secara sosial dan ekonomis, moril maupun materiil mampu menjamin kesejahteraan anak yang akan diangkat. Peraturan-peraturan diatas menyebut bahwa pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan terbaik bagi anak, dan tidak boleh memutus

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK

Page 7: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

hubungan darah antara anak yang diangkat dengan orang tua kandungnya. 

Pemeliharaan anak angkat

Dapat kita ketahui bahwa Undang-Undang No.35 Tahun 2014 sebagaimana perubahan dari Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, peraturan perundang-undangan ini mengatur tentang keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlindungan anak secara umum.

Sehingga membuat segala ketentuan yang di atur dalam UU tersebut berlaku untuk semua anak, termasuk anak angkat, anak terlantar dan lain-lain; baik dalam kontek hak dan kewajibannya, kewajiban dan tanggung jawab (orangtua, masyarakat, pemerintah, bangsa dan Negara).

Pasal Hak-Hak4 Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

5 Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.

6 Setiap Anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimbingan Orang Tua atau Wali.”

7 (1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. (2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

8 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.

9 (1) Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat. (1a) Setiap Anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan Kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. (2) Selain mendapatkan Hak Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (1a), Anak Penyandang Disabilitas berhak memperoleh pendidikan luar biasa dan Anak yang memiliki keunggulan berhak mendapatkan pendidikan khusus

10 Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

11 Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK

Page 8: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.

12 Setiap Anak Penyandang Disabilitas berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.”

13 (1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: a. diskriminasi; b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; c. penelantaran; d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e. ketidakadilan; dan f. perlakuan salah lainnya. (2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.

14 (1) Setiap Anak berhak untuk diasuh oleh Orang Tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi Anak dan merupakan pertimbangan terakhir. (2) Dalam hal terjadi pemisahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Anak tetap berhak: a. bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan kedua Orang Tuanya; b. mendapatkan pengasuhan, pemeliharaan, pendidikan dan perlindungan untuk proses tumbuh kembang dari kedua Orang Tuanya sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; c. memperoleh pembiayaan hidup dari kedua Orang Tuanya; dan d. memperoleh Hak Anak lainnya.

15 Setiap Anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari: a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik; b. pelibatan dalam sengketa bersenjata; c. pelibatan dalam kerusuhan sosial; d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur Kekerasan; e. pelibatan dalam peperangan; dan f. kejahatan seksua

16 (1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. (2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. (3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir

17 (1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk : a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa; b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. (2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan

18 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.

Dan untuk tanggung jawab anak, terdapat pada pasal 19 ;

Setiap anak berkewajiban untuk : a. menghormati orang tua, wali, dan guru; b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman; c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara; d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK

Page 9: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

Ketentuan-ketentuan diatas tidak lah melenceng atau memberatkan orangtua untuk melakukan pemeliharaan anak secara maksimal, dimana harusnya dari awal para calon orangtua harus menyadari hak-hak anak yang kedepanya wajib dipenuhi.

Kesimpulan

Setelah di cocokan dengan ketentuan-ketentuan hukum positif di Indonesia tentang pengangkatan anak. Dalam hal ini proses pengangkatan Angeline sebagai anak oleh Margaret dan suaminya tidak sah (adopsi ilegal) dan hal yang dilakukan oleh Hamidan dan Rosidik sebagai orangtua dari Angeline (saya kategorikan) penyelundupan anak/smuggling, akibatnya dari itu harusnya akta kelahiran Angeline pun dinyatakan tidak sah.

Agrumen saya akan perkuat dengan membahas proses pengangkatan Angeline yang tidak melalui Lembaga Pengasuh Anak. Padahal sesuai dengan pasal 11 Permensos No. 110 Tahun 2009 (pembahasan teori sebelumnya), pengangkatan anak oleh calon orangtua angkat dari warga negara asing harus melalui Lembaga Pengasuhan Anak dan Pengadilan

Akta yang selama ini ditujukan oleh Hamidan dan Rosidik tidak melibatkan instansi sosial seperti Kementerian Sosial atau pengadilan. Perlu di ingat bahwa akta yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang hanya sebagai penguat proses dokumen dan pelengkap persyaratan untuk adopsi.

Terlebih lagi, Margaret dan suaminya saat itu sudah memiliki dua anak kandung, yang mana dalam persyaratan dinyatakan bahwa calon orang tua angkat tidak atau belum memiliki anak dan jika boleh pun hanya satu anak saja.

Dalam proses pemeliharaam Angeline pun, Margareth seolah-olah sengaja untuk menghilangkan identitas Angeline dengan mebatasi komunikasi Angeline dengan orangtua kandungnya termuat dalam Undang-Undang Perlindungan Anak pasal 40 Nomor 23 Tahun 2002 menyatakan orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai asal usulnya dan orang tua kandungnya

Sesuai dengan judgment saya di atas tentang penyelundupan anak, saya akan menjelaskan sedikit mengapa saya memasukan Orangtua kandung Angeline dalam kategori tersebut.

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK

Page 10: Analisis Angeline's case dalam Pengangkatan Hak Asuh Anak oleh Warga Negara Asing

Pertama, Inti dari trafficking anak adalah adanya unsur eksploitasi dan pengambilan keuntungan secara sepihak. Eksploitasi disini diartikan sebagai tindakan penindasan, pemerasan, dan pemanfaatan fisik, seksual, tenaga, dan atau kemampuan seorang oleh pihak lain yang dilakukan sekurang-kurangnya dengan cara sewenang-wenang atau penipuan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar pada sebagian pihak.

Apalagi dalam perkembangan penyidikan dan penyelidikan polisi terendu adanya kasus warisan. Bahwa Angeline di usia 17 tahun nanti akan menerima minimal 40% warisan ayah angkatnya. Hal ini saya perkuat dengan adanya perjanjian yang tidak boleh menengok Angeline sampai usia 18 tahun. Sungguh aneh perjanjian itu, karena kita sudah ketahui tidak boleh memutus hubungan orangtua kandung dengan anak angkatnya serta dalam perjanjian, bisakah anak sebagai objek (kausa yang halal) eksploitasi ?

Setelah diuraikan hak-hak yang harusnya anak terima, ini bahkan tidak ada sekalipun mencerminkan pemenuhan penyelenggaraan kesejahteraan anak. Angeline dalam hal ini hanya menjadi bahan sebagai menarik keuntungan dari orangtua angkatnya.

Sekian dari saya, mudah-mudahan ilmu ini bermaanfaat dan kedepanya tidak ada lagi korban Angeline lainnya di Bangsa ini dan kiranya dapat menjadi pertimbangan bagi Negara dalam memberikan perlindungan bagi anak secara serius serta dukungan dan partisipasi serta kesadaran yang tinggi dari pihak Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan orang tua menjadi salah satu faktor yang penting sebagai penentu masa depan anak angkat dalam pemenuhan hak – haknya melalui penyiapan dokumen hukum pertanda sah nya kedudukan dan statusnya dalam keluarga angkat.

TUGAS PROGRAM ALIH TAHUN- PERLINDUNGAN ANAK