analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung …repository.utu.ac.id/430/1/bab !_v.pdf ·...

38
ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG DI DALAM BAKSO DIKAWASAN KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI JASMAN.D NIM :08C10104002 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2014

Upload: others

Post on 01-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG

TERKANDUNG DI DALAM BAKSO DIKAWASAN KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN

ACEH BARAT

SKRIPSI

JASMAN.D NIM :08C10104002

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH ACEH BARAT 2014

Page 2: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG

TERKANDUNG DI DALAM BAKSO DIKAWASAN KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN

ACEH BARAT

JASMAN.D NIM : 08C10104002

SKRIPSI

DiajukanSebagaiSalah SatuSyarat

UntukMemperolehGelarSarjanaKesehatanMasyarakat

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT

2014

Page 3: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maraknya penggunaan formalin pada bahan makanan merupakan berita yang

sangat mengejutkan pada penghujung tahun 2005 dan awal tahun 2006,walaupun

sebenarnya masalah tersebut sudah muncul ke permukaan sejak beberapa tahun lalu.

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) telah melakukan uji

laboratorium pada 761 sampel makanan di beberapa kota besar di Indonesia. Hasilnya

beberapa jenis makanan olahan, yaitu mie basah, bakso, tahu, dan ikan asin, positif

mengandung formalin. Hal yang memprihatinkan adalah kenyataan bahwa formalin

tidak saja ditemukan pada bahan makanan yang dijual di pasar tradisional, tetapi juga

ditemukan pada bahan makanan yang dijual di beberapa supermarket besar

(Oktaviani, 2005)

Berdasarkan hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Jakarta, ditemukan

sejumlah produk pangan seperti bakso, ikan asin, mi basah, dan tahu yang memakai

formalin sebagai pengawet. Formalin merupakan larutan komersial dengan

konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Bahan ini biasanya digunakan sebagai

antiseptik, germisida, dan pengawet. Formalin juga banyak dipakai di produk rumah

tangga seperti piring, gelas dan mangkuk yang berasal dari plastik atau melamin. Bila

piring atau gelas tersebut terkena makanan atau minuman panas maka bahan formalin

yang terdapat dalam gelas akan larut. (BBPOM, 2010).

Page 4: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

2

Pada akhir Juli 2011 Pemko Banda Aceh bersama BPOM kembali menyita

441 jenis makanan dari 1669 jenis yang tidak memenuhi syarat mutu. Zat berbahaya

paling banyak ditemukan adalah formalin, diikuti zat pewarna, cemaran logam, kadar

benzoat melebihi kapasitas yang biasanya terdapat dalam bakso, mie basah, tahu,

sirup ,kecap, penggunaan formalin, boraks, dan zat pengawet lainnya. pada

pembuatan mie basah, bakso, tahu,dan bahan makanan olahan lainnya yang

menggunakan formalin akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal dan lebih tahan

lama, jika disimpan hingga 4 hari. (BPOM, 2011)

Makanan yang mengandung formalin dan bahan kimia berbahaya lainnya

memiliki ciri-ciri seperti : jika pada tahu, maka tahu telihat kenyal dan tidak mudah

pecah kalau dipencet, pada bakso maka bakso terlihat kenyal dan susah ditusuk, pada

mie basah maka mie terlihat kenyal, pada ikan kering maka ikan kering terlihat

tegang dan tidak dihinggapi lalat dan sukar berulat. Begitu juga pada kerupuk maka

kerupuk balado terlihat sangat garing, pada ikan laut ukuran sangat besar maka ikan

terlihat sangat kaku (Mulyono, 2009).

Dalam kehidupan masyarakat Provinsi Aceh khususnya masyarakat di

Kawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat bakso merupakan salah satu

menu makanan yang sangat disukai sehingga sering dikonsumsi oleh masyarakat

mulai dari kalangan atas hingga kalang bawah dan tempatnya pun sangat mudah

dijumpai oleh masyarakat yang ingin mengkonsumsi bakso. Beredarnya isu

penggunaan formalin pada bakso yang di jajakan para pedagang di kawasan

Meureubo sempat menimbulkan keresahan bagi masyarakat sebagai konsumen,

sehingga untuk pembuktiannya perlu diteliti lebih lanjut secara ilmiah.

Page 5: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

3

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di

Kawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini

adalah apakah bakso tersebut terdapat kandungan formalin yang di jajakan oleh

pedagang di Kawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jumlah pedagang bakso yang positif mengandung formalin

dikawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, maka diharapkan akan memberikan

manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Mahasiswa/Peneliti

Untuk menambah dan memperdalam pengetahuan penulis dalam menangani

maraknya pemakaian bahan pengawet berbahaya di lingkungan masyarakat.

Page 6: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

4

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepada konsumen sekaligus kepada pedagang bakso tentang bahaya

pemakaian formalin pada makanan, dan menjadi alternatif dalam memilih dan

memilah makanan yang aman terhadap kesehatan.

2. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar lebih

mengawasi penjualan makanan dan jajanan di lingkungan masyarakat.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan referensi untuk mahasiswa,

khususnya mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Page 7: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Formalin

Formalin atau formaldehyde merupakan bahan yang sangat diperlukan dalam

industri. Dalam bidang industri, formalin digunakan dalam produksi pupuk, bahan

fotografi, parfum, kosmetika, pencegahan korosi, perekat kayu lapis, bahan

pembersih, insektisida, plastik, cermin, serta kaca (Widyaningsih, 2006).

Formalin atau Larutan formaldehid adalah desinfektan yang efektif melawan

bakteri vegetatif, jamur, atau virus, tetapi kurang efektif melawan spora bakteri.

Formaldehid bereaksi dengan protein, dan hal tersebut mengurangi aktivitas

mikroorganisme. Efek sporosidnya yang meningkat tajam dengan adanya kenaikan

suhu. Larutan formaldehid 0,5% dalam waktu 6-12 jam dapat membunuh bakteri dan

dalam waktu 2-4 hari dapat membunuh spora, sedangkan larutan formaldehid 8%

dapat membunuh spora dalam waktu 18 jam (WHO, 2002).

Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% dari

formaldehid. Bahan ini biasanya digunakan sebagai antiseptik, germisida, dan

pengawet. Formalin mempunyai banyak nama kimia diantaranya adalah : Formol,

Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols,

Methanal, Formoform, Superlysoform, Formic aldehyde, Formalith,

Tetraoxymethylene, Methyl oxide, Karsan, Trioxane, Oxymethylene dan Methylene

Page 8: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

6

glycol. Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan,

dengan kandungan formaldehid 10-40 % (Yudarwanto, 2006).

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-

40 persen. Dipasaran formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu

kadar formaldehid 40,30,20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya

masing-masing sekitar 5 gram. Formalin biasanya diperdagangkan dipasaran dengan

nama yang berbeda-beda (Adiwisastra, 2009).

Formalin merupakan gas formaldehid yang tersedia dalam bentuk larutan

40%. Bahan ini bisa diperoleh dengan mudah ditoko kimia. Formalin bisa berbentuk

cairan jernih, tidak berwarna dan berbau busuk, atau berbentuk tablet dengan masing-

masing 5gr. Formalin sebenarnya adalah bahan pengawet yang digunakan dalam

dunia kedokteran,60 misalnya sebagai bahan pengawet mayat. Bahan ini juga biasa

digunakan untuk mengawetkan hewan-hewan untuk keperluan penelitian (Saparinto,

2006).

2.2 Sebab Formalin Beredar

Formalin sebenarnya sudah dilarang sejak tahun 1982 dan kemudian

diperkuat dengan Undang-Undang No. 7/1996 tentang Perlindungan Pangan.

Beberapa petunjuk tentang ciri-ciri makanan yang terindikasi diberi formalin. Ciri

penggunaan formalin pada tahu antara lain : tidak rusak sampai dua hari pada suhu

kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, bau agak menyengat, tidak

Page 9: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

7

lengket dan tahu lebih mengkilap dibandingkan tahu normal, teksturnya sangat

kenyal (Santoso, 2008).

Menurut WHO (2002), formaldehid terdapat dalam produk makanan karena

kegunaannya sebagai zat bakteriostatik yaitu dapat menghambat pertumbuhan

mikroba dalam produk pangan sehingga umur simpan produk tersebut meningkat.

Larutan formaldehid adalah desinfektan yang efektif melawan bakteri vegetatif,

jamur, atau virus, tetapi kurang efektif melawan spora bakteri.

Formaldehid bereaksi dengan protein, dan hal tersebut mengurangi aktivitas

mikroorganisme. Efek sporosidnya yang meningkat tajam dengan adanya kenaikan

suhu. Larutan formaldehid 0,5% dalam waktu 6-12 jam dapat membunuh bakteri dan

dalam waktu 2-4 hari dapat membunuh spora, sedangkan larutan formaldehid 8%

dapat membunuh spora dalam waktu 18 jam (WHO, 2002).

Sifat antimikroba dari formaldehid merupakan hasil dari kemampuannya

mengintivasi protein dengan cara mengkondensasi dengan asam amino bebas dalam

protein menjadi hidrokoloid. Kemampuan dari formaldehid meningkat seiring dengan

peningkatan suhu (Cahyadi, 2006).

Sifat penetrasi formaldehid cukup baik, tetapi gerakan penetrasinya lambat

hingga walaupun formaldehid dapat digunakan untuk mengawetkan sel-sel tapi tidak

dapat melindunginya secara sempurna, kecuali bila diberikan dalam waktu lama

sehingga jaringan menjadi keras. Selain bakso, terdapat sejumlah produk pangan

lainnya yang secara sengaja ditambahkan formalin sebagai pengawet (Widyaningsih,

2006).

Page 10: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

8

Penggunaan formalin dimaksudkan untuk memperpanjang umur simpan,

karena formalin adalah senyawa antimikroba yang efektif dalam membunuh bakteri,

bahkan virus sekalipun. Selain itu, interaksi antara formaldehid (senyawa kimia

dalam formalin) dengan protein dalam pangan menghasilkan tekstur yang tidak rapuh

yang untuk beberapa produk pangan seperti tahu, mie basah, ikan segar, ikan asin dan

bakso memang dikehendaki oleh konsumen.

Pada umumnya formalin digunakan dalam pangan yang mengandung banyak

air atau tinggi aktivitas air (aw) nya. Produk-produk dengan aw lebih dari 0.85 sangat

disukai oleh mikroba termasuk mikroba pembusuk sehingga secara alami produk

tersebut mudah rusak (perishable) dan tidak dapat disimpan pada suhu ruang dalam

jangka waktu lama. Umur simpan tersebut menjadi semakin pendek apabila jumlah

mikroba awal sangat tinggi karena proses pengolahannya yang tidak mengindahkan

praktek-praktek yang baik (good practices) serta penerapan sanitasi yang baik.

Sebagai contoh, idealnya bakso yang memiliki aw sebesar 0.95 dapat memiliki umur

simpan sampai dengan 24 jam. Akan tetapi, pada kenyataannya waktu penyimpanan

produk bakso tersebut sudah mulai rusak sebelum 24 jam karena jumlah bakteri awal

yang tinggi.

Formalin merupakan larutan formmaldehid dalam air dan dilarang untuk

digunakan dalam industri pangan sebagai pengawet. Formaldehida digunakan dalam

industri palstik, anti busa, bahan kontruksi, kertas, karpet, tekstil, cat dan mebel.

Formaldehida juga digunakan untuk mengawetkan mayat dan pengontrol parasit pada

ikan. Formalin bila dikonsumsi dapat menyebabkan kanker dan b ila terminum dapat

Page 11: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

9

menyebabkan rasa terbakar pada tenggorokan dan perut. Sedikitnya 30 ml (sekitar 2

sendok makan) formalin dapat menyebabkan kematian (BPOM, 2004).

2.3 Dampak Formalin Bagi Kesehatan Masyarakat

Pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh

manusia. Gejala yang bisa timbul antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai

muntah-muntah, mencret berdarah, timbulnya depresi susunan saraf, atau gangguan

peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan

konvulsia (kejang-kejang), Haematuria (kencing darah), dan heamatomesis (mentah

darah) yang berakhir dengan kematian. Injeksi formalin dengan dosis 100 gram dapat

mengakibatkan kematian dalam waktu 3 jam (Astrawan, 2006)

Formalin merupakan senyawa yang berbahaya dan beracun bagi kesehatan

manusia. Jika masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan, dan jika terakumulasi

banyak dalam tubuh senyawa tersebut akan bereaksi dengan hamper semua senyawa

didalam sel tubuh, sehinggah fungsi sel terganggu dan dapat menyebabkan kematian

karena tubuh telah teracuni. Selain itu, tubuh yang mengkonsumsi formalin dapat

mengalami iritasi perut, alergi, karsinogenik (menyebabkan kanker), mutagen

(merusak fungsi dan jaringan sel), muntah-muntah, diare campur darah, urine

bercampur darah, kematian karena kegagalan sirkulasi tubuh (Candra, B, 2009).

Formalin masuk kedalam tubuh manusia melalui dua jalan , yaitu mulut dan

pernafasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar.

polusi yang dihasilkan asap pabrik dan asap knalpot, mengandung formalin yang mau

tidak mau kita hirup, kemudian masuk kedalam tubuh. Asap rokok dan air hujan yang

Page 12: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

10

jatuh kebumi pun sebetulnya juga mengandung formalin. Formalin sangat berbahaya

jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa luka

bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada

manusia. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan

hamper semua zat didalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan

kematian selayang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Khusus mengenai

sifatnya yang karsinogenik, formalin termasuk ke dalam karsinogenik golongan IIA.

Golongan I adalah yang sudah pasti menyebabkan kanker, berdasarkan uji lengkap.

Sedangkan golongan IIA baru taraf diduga, karena data hasil uji pada manusia masih

kurang lengkap. Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan

dibuang ke luar bersama cairan tubuh, Itu sebabnya formalin sulit dideteksi

keberadaannya di dalam darah (Judarwanto, 2006).

Meskipun dalam jumlah kecil, dalam jangka panjang formalin juga bisa

mengakibatkan banyak gangguan organ tubuh. Selain itu dalam jumlah sedikit,

formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh,

sehingga formalin sulit dideteksi keberadaanya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat

berperan dalam berdampak tidaknya formalindi dalam tubuh. Jika imunitas tubuh

rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan

kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khsusnya bayi

dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini.

Bahaya formaldehid terhadap kesehatan manusia dapat mengakibatkan

terjadinya iritasi pada membrane mukosa, dermatitis, gangguan pada pencernaan,

Page 13: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

11

hematemesis, hematuria, proteinuria, anuria, asidosis, vertigo, koma dan kematian.

Formaldehid bersifat karsinogen, jika terpapar secara terus menerus dapat

mengakibatkan kerusakan pada hati, ginjal dan jantung (Widyaningsih, 2006).

Dalam International Programme on Chemical Safety (IPCS) disebutkan

bahwa batas toleransi formaldehida yang dapat diterima tubuh dalam bentuk air

minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang dibolehkan adalah

0.2 mg. Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam bentuk makanan

untuk orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg per hari. Formaldehida dapat

dikeluarkan sebagai CO2 dari dalam tubuh. Tubuh juga diperkirakan bisa

memetabolisme formaldehida bereaksi dengan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid)atau

protein untuk membentuk molekul yang lebih besar sebagai bahan tambahan DNA

atau protein tubuh. Formaldehida tidak disimpan dalam jaringan lemak. NIOSH

(National Institute of Safety and Health), menyatakan formaldehida berbahaya bagi

kesehatan pada kadar 20 ppm. Sedangkan dalam Material Safety Data Sheet (MSDS),

formaldehida dicurigai bersifat kanker (Hasyim, 2006).

Efek samping penggunaan formalin tidak secara langsung akan terlihat secara

komulatif, kecuali seseorang mengalami keracunan formalin dengan dosis tinggi.

Keracunan formalin mengakibatkan iritasi lambung dan alergi. Formalin juga bersifat

karsinogen (menyebabkan kanker) dan mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel).

Dalam kadar yang sangat tinggi formalin menyebabkan kegagalan peredaran darah

yang bermuara pada kematian, (Saparinto, 2006).

Page 14: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

12

Mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin memang tidak akan

menimbulkan efek dalam waktu yang singkat karena kadar formalin yang biasa

digunakan dalam makanan cenderung rendah. Namun, apabila makanan berformalin

tersebut terus menerus dikonsumsi, tanpa disadari manusia telah menumpuk zat

berbahaya tersebut di dalam tubuhnya yang dapat menjadi bibit pencetus berbagai

macam penyakit seperti infeksi ginjal, kanker, kecerdasan anak dan penyakit

degeneratif lainnya.

2.4 Penanganan Bila Terkena Formalin

Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.

Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan

rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan resiko trauma korosif

pada saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim medis akan melakukan bilas

lambung (gastric lavage), memberikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif

akan mengganggu penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan

untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna. Untuk

meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodialisis (cuci

darah). Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis

metabolik berat.

Page 15: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

13

2.5 Pengertian Bakso

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), bakso adalah produk makanan

berbentuk bulatan atau lain yang diperoleh dari campuran daging ternak dengan kada r

daging tidak kurang dari 50%. Pemasaran bakso di pasar tradisional umumnya

dilakukan pada kondisi suhu ruang dan lingkungan yang kurang saniter. Kondisi

tersebut didukung oleh faktor internal bakso yaitu kandungan protein yang tinggi, pH

mendekati netral, Kadar air sekitar 80%, dan aw sebesar 0.95 menyebabkan masa

simpannya sangat singkat yaitu umumnya hanya mencapai 12 jam atau maksimal 1

hari (Widyaningsih, 2006).

Menurut Wibowo (2005), bakso daging sapi memiliki komposisi kimia

(prosimat) sebagai berikut kadar air 77.85%, kadar protein 6.95%, kadar lemak

0.31% dan kadar abu 1.75%., dan cara paling mudah untuk menilai mutu bakso

adalah dengan menilai mutu sensoris atau mutu organoleptiknya. Paling tidak, ada 5

parameter sensoris utama yang perlu dinilai, yaitu penampakan, warna, bau, rasa, dan

tekstur.

Bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang sangat populer.

Banyak orang menyukainya, dari anak-anak sampai orang dewasa. Meski bakso

sangat memasyarakat, ternyata pengetahuan masyarakat mengenai bakso yang aman

dan baik untuk dikonsumsi, masih kurang. Hal ini terbukti dengan masih banyak

beredarnya bakso yang menggunakan formalin dan tetap dikonsumsi.

Page 16: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

14

2.6 Bahan Dari Bakso

Bahan-bahan yang umum digunakan dalam pembuatan bakso yaitu daging

segar, tepung tapioka, bumbu-bumbu, es atau air es, dan bahan pengawet. Mutu

bakso sangat dipengaruhi oleh tingkat kesegaran dari daging. Semakin segar daging

yang digunakan semakin bagus mutu bakso yang dihasilkan Bahan lain yang

diperlukan adalah bahan pengisi, umumnya digunakan tepung tapioka. Fungsi bahan

pengisi adalah untuk memperbaiki sifat emulsi, mereduksi penyusutan selama

pemasakan, memperbaiki sifat fisik dan citarasa, serta menurunkan biaya produksi

untuk menghasilkan bakso daging yang lezat dan bermutu tinggi, jumlah tepung yang

digunakan sebaiknya paling banyak 15% dari berat daging. Idealnya, tepung tapioka

yang ditambahkan sebanyak 10% dari berat daging. Bumbu-bumbu yang sering

ditambahkan adalah garam dapur halus dan MSG. Garam berfungsi sebagai pelarut

protein dan meningkatkan daya ikat protein otot. Jumlah garam yang dibutuhkan

sebesar 2.5% dari berat daging. Monosodium glutamat (MSG) digunakan sebagai

pembangkit citarasa. sebaiknya tidak menggunakan MSG sebagai penyedap rasa

karena sejauh ini masih diperdebatkan dan dicurigai menjadi penyebab berbagai

kelainan kesehatan seperti kanker. Untuk menggantikan MSG dapat ditambahkan

bumbu penyedap yang dibuat dari campuran bawang putih dan merica. Jumlah

bumbu penyedap yang ditambahkan sebesar 2% dari berat daging. Bahan lain yang

diperlukan adalah es atau air es. selama proses penggilingan, es atau air es berfungsi

untuk mempertahankan suhu agar tetap rendah sehingga protein daging tidak

terdenaturasi, memperlancar ekstraksi protein, menambahkan air ke adonan sehingga

tekstur adonan tidak kering, dan meningkatkan rendemen. Penambahan es sebanyak

Page 17: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

15

10-15% dari berat daging, atau bahkan 30% dari berat daging. Bakso memiliki masa

simpan maksimal satu hari pada suhu kamar, maka diperlukan penambahan bahan

pengawet. Untuk memperpanjang daya awet dilakukan pencelupan bakso ke dalam

larutan formalin, hal ini menyebabkan tekstur bakso lebih kenyal dan aroma khas

daging rebus dari bakso tidak akan tercium (Wibowo, 2005).

2.7 Cara Pembuatan Bakso

Pembuatan adonan yaitu dengan menggiling daging yang telah dihaluskan

bersama-sama es batu dan garam dapur, baru kemudian ditambahkan bahan lain dan

tepung tapioca hingga diperoleh adonan yang homogen. Umumnya bahan pengawet

seperti formalin ditambahkan pada perebusan akhir yang dilakukan selama 15 menit.

Pembuatan adonan ini umumnya menggunakan silent cutter. Semakin tinggi

kecepatan mesin, makin bagus adonan yang terbentuk ( Wibowo,2005).

Biasanya ada tiga ukuran bakso, yaitu ukuran besar, sedang, dan kecil. Bakso

besar berukuran 40, yaitu satu kilogram berisi 40 butir dengan berat 25 g/butir. Bakso

sedang berukuran 50 (50 butir/kg) dengan berat rata-rata 20 g/butir. Bakso yang kecil

berukuran 60 (60 butir/kg) dengan berat sekitar 15-17 g/butir. Dalam membentuk

bola bakso sebaiknya ukurannya diusahakan seragam, sehingga bakso dapat matang

bersamaan dan mempermudah pengendalian proses. Bola bakso yang sudah terbentuk

lalu direbus dalam air mendidih. Jika bakso sudah mengapung di permukaan air

berarti bakso sudah matang dan perebusan dihentikan (Widyaningsih,2006).

Page 18: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

16

2.8 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep atau disebut juga dengan rancangan percobaan dalam

penelitian ini berdasarkan teori Cahyadi (2008) yang menyatakan bahwa formalin

atau formadehid merupakan bahan makanan tambahan kimia yang efesien, tetapi

dilarang ditambahkan pada bahan pangan (makanan). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

2.10 Hipotesis Penelitian

Ada kandungan bahan formalin yang terdapat pada bakso yang dijajakan oleh

pedagang bakso di Kawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

Bakso

Uji Kualitatif Tercemar Formalin

Positif Negatif

Page 19: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

17

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium klinis dengan pendekatan

analisis kimia kuantitatif untuk mengetahui penggunaan formalin pada bakso yang

beredar di kawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat (Notoatmodjo,

2010).

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan di kawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat sedangkan untuk pengujian kadar formalin dalam bakso dilakukan di

Laboratorium Akademi Analis Kesehatan Banda Aceh.

3.2.2 Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pedagang bakso yang ada

kawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat berjumlah 3 tempat.

Page 20: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

18

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini total populasi yaitu semua pedagang bakso di

kawasan Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Tehnik pengambilan sampel

dilakukan dengan cara mengambil contoh bakso di setiap produsen bakso masing-

masing 10 gram di kawasan Meureubo.

3.3.3 Alat Dan Bahan Penelitian

1. Alat dan Reagensia

a. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : timbangan, piring

timbangan, water bath, gelas ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, tangkai

pengaduk, kondensor, heating mantel, labu alas bulat, corong, batang

statif, batu didih, pipet ukur, pipet volume.

b. Reagensia yang digunakan asam fosphat ( H3PO4) 10 % larutan asam

kromathopat ( C6H8S2 – 4H2aO) 60 % dalam aQuades.

2. Bahan (sampel)

Sebagai sampel adalah bakso.

a. Proses pengujian

Langkah- langkah dalam pengujian dalam menguji formalin pada bakso

adalah sebagai berikut :

Page 21: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

19

1) Hancurkan 1 gumpalan bakso dengan menggunakan alat pengulik

yang telah disediakan.

2) Timbang 10 gr bakso lalu masukkan kedalam labu alas bulat yang

berisi 250 ml aquades dan di asamkan dengan asam fosphat

(H3PO4) 10 %

3) Kemudian destilasi hinggah diperoleh 90 ml destilat yang

ditampung dalam di dalam erlenmayer yang telah berisi 10 ml

aquades

4) Lalu ambil 2 ml destilat, masukkan ke dalam tabung reaksi dan

tambahkan 5 ml larutan asam kromathopat 0,5 % dalam asam

sulfat 60 % yang baru dibuat. Larutan dimasukan ke dalam air

mendidih selama 15 menit, bila ada larutan berwarna ungu berarti

sampel tersebut positif mengandung formalin .

3.4 Tahap Pengumpulan Data Dan Tehnik Analisa Data

a. Data Primer.

Data primer diperoleh dengan melakukan pengumpulan sampel dan uji

laboratorium dengan metode kalometri yang menggunakan cara

membandingkan warna kadar formalin yang diteliti dengan warna kadar

formalin yang ditentukan.

b. Data Sekunder.

Page 22: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

20

Data sekunder diperoleh dari buku, media massa, maupun internet sebagai

acuan dalam pembuatan rancangan penelitian.

3.5 Definisi Oprasional Variabel

Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Oprasional

No Variabel Keterangan Variabel Independen

1 Penggunaan

Formalin

Definisi Ada tidaknya formaldehide pada bakso di

kawasan Kecamatan Meureubo

Cara ukur Uji Asam Kromatropat, jika terbentuk larutan

berwarna ungu, maka bakso tersebut mengandung

formaldehide

Alat ukur Timbangan, Piring Timbangan, Water Bath, Gelas

Ukur, Tabung Reaksi, Erlenmeyer, Tangkai

Pengaduk, Kondensor, Heating Mantel, Labu

Alas Bulat, Corong, Batang Statif, Batu Didih,

Pipet Ukur, Pipet Volume.

Hasil ukur Positif

Negatif

Skala Ordinal

3.6 Aspek Pengukuran Variabel

Page 23: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

21

Cara pengukuran variabel pada penelitian ini adalah berdasarkan uji kualitatif

menggunakan uji asam kromatropat yaitu jika terbentuk larutan berwarna ungu, maka

bakso positif mengandung formalin dan jika tidak terjadi perubahan warna maka

bakso negatif mengandung formalin. Sedangkan untuk uji kuantitatif dengan

menggunakan metode spektrofotometer pada panjang gelombang 560 nm. Semakin

tinggi kandungan formalin dalam sampel maka nilai absorbannya pun semakin

besar.

3.7 Kerangka Berfikir (Langkah Penelitian)

Adapun kerangka penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut :

Analisa Formalin (Metode Kalometri)

Metode yang menggunakan cara membandingkan warna kadar formalin

yang diteliti dengan warna kadar formalin yang ditentukan.

Persiapan Bahan :

1. Obsevasi lokasi penelitian

2. Pengambilan sampel dari tempat pedagang lalu dimasukkan

kedalam tempat yang sudah diberi tanda

3. Menyimpan sampel dalam lemari es

4. Melakukan penelitian dengan uji laboratorium di Lab. Akademi

Analisis Kesehatan Banda Aceh

Page 24: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

22

Gambar 3.1 Alur Penelitian

3.8 Penyajian Data

Data yang telah dikategorikan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan narasi. Adapun bentuk tabel persentasenya adalah sebagai berikut :

3.8.1 Penyajian Data

Table 1 Pengguna Formalin

No Pengguna formalin Frekuensi Persentase

1 Positif 2

2 Negatif 1

Total

Table 2 Alamat Pedagang Bakso

No Bakso Alamat Pedagang Setra Distribusi

1 Bakso PL Alpen

2 Bakso GD Langung

3 Bakso RY Jembes

Page 25: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

23

3.9 Analisis Kimia Formalin

Menurut Cahyadi (2008) analisis kimia formaldehid adalah sebagai berikut :

a. Uji kualitatif

1) Metode fuchsin

Persiapan analis :

Mencampurkan 0,05 gram dalam 50 ml aquades kemudian

ditambahkan 2 ml natrium bisulfit (NaHSO3) kemudian diamankan

selama 1 jam selanjutnya ditambahkan 1 ml HCL.

Pereaksi :

Larutan 0,5 gram Fuchsin ditambahkan NaHSO3 ditambahkan 500

ml+10 ml HCL.

Cara kerja :

Larutan pereaksi sebanyak 50 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi,

ditambahkan 0,5 gram larutan hasil sulingan sambil diaduk. Tabung

reaksi dimasukan didalam penagas air yang mendidih selama 15 menit

sambil diamati perubahan yang terjadi. Adanya HCOH ditunjukkan

dengan adanya warna ungu terang sampai ungu tua.

b. Uji Kuantitatif dengan Metode Spektrofotometri

Page 26: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

24

Prinsip metode spektrofotometri didasarkan adanya intraksi dari energi radiasi

elektromagnetik dengan zat kimia tempat cahaya putih diubah menjadi cahaya

monokromatis yang bisa dilewatkan ke dalam larutan warna, sebagai cahaya

yang diserap dan sebagian diteruskan. Analisis kuantitatif dilakukan dengan

menggunakan metode spektrofotometri sebagai berikut :

Hasil analisis formalin secara kualitatif positif (berwarna ungu), maka

intensitas warna diukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang

560 nm. Semakin tinggi kandungan formaldehid dalam sampel maka nilai

absorbanya semakin besar. Nilai absorbannya kemudian dibandingkan

dengan kurva standar.

3.10 Tehnik Analisa Data

Analisa data univariat menggunakan tehnik statistik deskriptif dalam bentuk

persentase untuk masing-masing sub variable dengan metode penelitian dan teknik

analisa data terlebih dahulu menggunakan jenjang ordinal (Alimul, A, 2007).

Page 27: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Wilayah kawasan Meureubo terletak di wilayah kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah 400 ha. Wilayah Meureubo berada di

pinggir pantai barat kabupaten Aceh Barat yang berhadapan langsung dengan laut

lepas Samudara Hindia dengan perbatasan wilayahnya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Gampong Ujong Tanjong

2. Sebelah Selatan : Gampong Ujong Drien

3. Sebelah Barat : Sungai Meuereubo

4. Sebelah Timur : Gampong Langung

4.2 Deskripsi Data

Penelitian kandungan formalin pada bakso ini diambil sampel di warung

atau pedagang bakso di wilayah Kecamatan Meureuboh, yang terdiri dari 3

pedagang bakso. Sampel bakso yang diambil selanjutnya dilakukan penelitian di

Laboratorium Akademi Analisis Kesehatan Banda Aceh .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sampel yang diambil pada

pedagang bakso ada yang positif mengandung formalin dan ada yang negatif

mengandung formalin. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara pengukuran

variabel-variabel pada penelitian ini adalah berdasarkan uji kualitatif

menggunakan uji asam kromatropat yaitu jika berbrntuk larutan berwarna ungu,

Page 28: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

26

maka bakso positif mengandung formaldehide atau formalin dan uji kuantitatif

dengan menggunakan metode spektrofotometer pada panjang gelombang 560 nm.

4.3 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di Laboratorium Akademi Analis Kesehatan

Banda Aceh, bakso yang mengandung formalin yang diuji dengan menggunakan

asam kromathopat menghasilkan warna ungu pada sampel bakso. Adapun usaha-

usaha yang terindentifikasi adanya kandungan formalin pada sampel bakso di

wilayah Kawasan Meureuboh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3 Hasil Penelitian

Kode

Responden Nama Usaha

Penggunaan Formalin Ket Negatif Posif

A PL

B GD

C RY

Sumber : Akademi Analisis Kesehatan Banda Aceh (Oktober 2013)

Pada penelitian ini yang diambil hanya tiga sampel yang berasal dari 3

pedagang bakso di Kawasan Kecamatan Meureuboh. Dari tabel diatas dapat

dketahui bahwa ada 2 sampel bakso yang teidentifikasi mengandung formalin

yaitu pedangang bakso PL dan bakso GD. Sedangkan 1 tempat usaha bakso

Ramayana tidak terindentifikasi mengandung formalin. Adapun besarnya kadar

formalin yang terkandung pada masing-masing sampel tersebut tidak diketahui,

dikarenakan penelitian ini hanya berfokus untuk mengetahui ada tidaknya

kandungan formalin yang ada pada bakso tersebut.

Page 29: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

27

4.4 Pembahasan

Hasil observasi terhadap pedagang bakso yang berada di Kawasan

Kecamatan Meureubo, ada 2 di antaranya yang terindetifikasi positif mengandung

formalin yaitu dengan kode sampel PL dan GD dikarenakan bakso yang

digunakan telah mengandung zat pengawet yang berbahaya. Adanya bahan

formalin sebagai Bahan Tambahan Makanan (BTM) digunakan para pedagang

bakso untuk mendapatkan pengaruh tertentu, misalnya untuk memperbaiki

tekstur, rasa, penampilan, dan memperpanjang daya simpan. namun, penggunaan

bahan tambahan pangan dapat merugikan kesehatan. Hal seperti ini diperparah

oleh rendahnya pengetahuan masyarakat dalam mengolah bahan makanan (Mulia,

Rahayu, 2007). Kebiasaan masyarakat dalam memasak, belum beroritentasi pada

nilai gizi dan keamanan bahan makanan. Pada umumnya, masyarakat memasak

bahan makanan lebih berorientasi pada cita rasa dan tampilan bahan makanan,

sehingga aspek utama menyediakan bahan makanan sehat dan aman terabaikan.

Pengetahuan masyarakat dalam memasak bahan makanan masih terbatas.

Sedangkan, keracunan makanan, diantaranya disebabkan oleh karena kelalaian

dan ketidaktahuan masyarakat dalam pengolahan bahan makanan (Rafif, 2010).

Keamanan makanan atau pangan menurut Undang undang RI No. 7 tahun

1996 tentang Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah

pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia Bahan makanan

yang higienis itu bahan makanan yang aman artinya bahan makanan yang

dikonsumsi harus bebas dari bahan racun dan berbahaya yang dapat

membahayakan kesehatan atau keselamatan manusia (BPOM, 2003).

Page 30: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

28

Sesuai dengan Permenkes No. 722/1998 tentang bahan tambahan yang

dilarang digunakan dalam pangan, dan dengan melakukan sosialisasi penggunaan

bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan &

minuman sesuai dengan UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, dan UU

No. 71/1996. Dalam hal ini para Pedagang bakso dengan kode sampel PL dan GD

telah melanggar ketentuan hukum yaitu menggunakan bahan pengawet yang

dilarang pemakaianya pada produk makanan dan minuman khususnya pada

produk makanan bakso, sehingga menyebabkan tercemarnya makanan oleh zat

yang berbahaya . Hal ini juga bertentangan dengan anjuran yang dikeluarkan oleh

Depkes RI (2004) bahwasanya upaya untuk merubah tampilan makanan dengan

cara menambah atau mengganti bahan makanan yang disengaja untuk

memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dapat berdampak buruk pada

konsumen.

Dalam hal ini untuk pengadaan, distribusi, dan pengawasan formalin

diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 44 Tahun 2009.

Formalin yang masuk dalam kategori bahan berbahaya (B2), baru boleh dijual

oleh apotek yang sudah mengantongi izin dari Disperindag setempat, karena

berdasarkan Pasal 1 ayat (8) Permendag Nomor 44 Tahun 2009 Pengecer

Terdaftar Bahan Berbahaya yang selanjutnya disingkat PT-B2 adalah perusahaan

yang ditunjuk oleh DT-B2 dan mendapat izin usaha perdagangan khusus B2 dari

Gubernur dalam hal ini Kepala Dinas Provinsi untuk menjual B2 kepada

Penggguna Akhir Bahan Berbahaya (PAB2). Jadi, berdasarkan aturan tersebut

setiap apotek tidak serta merta bisa menjual formalin sebelum mereka mengurus

izin penjualan bahan berbahaya tersebut ke Disperindag setempat. Sebenarnya,

Page 31: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

29

larangan penggunaan formalin dalam bahan makanan telah diatur oleh badan

internasional maupun oleh Departemen Kesehatan, seperti UU No. 7 tahun 1996

tentang Pangan, UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, distorsi

penggunaan formalin secara sengaja dalam produk makanan dapat diancam

pidana penjara maksimal lima tahun atau denda maksimal Rp. 600 juta (Prijono,

2007).

Sedangkan pada tempat usaha bakso RY tidak terindentifikasi

mengandung formalin sehinggah bakso yang di jajakan layak untuk dikonsumsi

karena bakso tersebut tidak tercemar atau mengandung bahan yang berbahaya

yaitu formalin. Raihan (2003) mengemukakan bahwa kadar formalin dalam

bahan makanan dapat dikurangi dengan beberapa perlakuan, di antaranya: (1)

merendam dengan air; (2) merendam dengan air leri; dan (3) merendam dengan

air garam. Hasil penurunan kadar formalin menunjukkan bahwa perendaman

dalam air garam selama 60 menit dapat mencapai 90,61%. Apriyantono (2002)

mengemukakan bahwa ada dua hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam

pengolahan pangan, yaitu (1) untuk mendapat bahan pangan yang aman untuk

dimakan sehingga nilai zat gizi yang dikandung bahan pangan dapat dimanfaatkan

secara maksimal dan (2) bahan pangan dapat diterima, khususnya secara sensoris,

yang meliputi penanmpakan (aroma, rasa, mouthfeel) dan tektur (kekerasan,

kelembutan, konsistensi, kekenyalan, kerenyahan).

Page 32: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

30

Berkaitan dengan penggunaan bahan berbahaya ini para Ulama Aceh

menfatwakan setiap barang-barang yang termasuk dalam kategori bahan

berbahaya atau dapat membahayakan tubuh manusia hukumnya haram baik

zatnya maupun hasil dari penjualannya. Seperti Firman Allah SWT. di dalam Al-

Qur’an tentang ayat yang melarang makanan yang berbahaya kesehatan manusia

yaitu :

1. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).

2. Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi

mereka segala yang buruk” (QS. Al A’rof: 157).

Dari jabir Ibnu Abdullah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ” Apa

yang memabukan jika banyak, maka sedikitnyapun adalah haram.”( HR Tirmidzi,

Abu daud dan Nasai). Dan Rasulullah juga bersabda : Tidak boleh memberikan

dampak bahaya, tidak boleh memberikan dampak bahaya” (HR. Ibnu Majah dan

Baihaqi.) Dalam hadits ini dengan jelas melarang pemakaian bahan yang bisa

membahayakan jiwa yang terkandung di dalam makanan atau minuman. Di dalam

Al Qur’an dan Al Hadist, bila tidak terdapat petunjuk yang melarang, berarti halal

atau aman untuk dikonsumsi.

Jadi setiap perbuatan yang dapat merugikan kesehatan dan keselamatan

manusia seperti zat yang dapat membahayakan atau memudaratkan tubuh anak

manusia banyak maupun sedikit zat tersebut hukumnya tetap haram seperti

khamar dan perjudian. Di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam salah satu

gerakkan pemerintah dalam memberantas atau melarang penggunaan bahan yang

Page 33: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

31

berbahaya bagi kesehatan, salah satunya isi dari pada Fatwa MPU Aceh No. 06

Tahun 2013. Diantara fatwa MPU yang membahas pelarangan bahan berbahaya

bagi kesehatan yaitu :

1. Penjualan makanan, kosmetik, dan obat-obatan yang berbahaya bagi

kesehatan dan tidak higienis seperti mengandung formalin, boraks,

merkuri, atau bahan lainnya hukumnya adalah haram.

2. Hasil dari penjualan makanan, kosmetik, dan obat-obatan berbahaya bagi

kesehatan dan tidak higienis seperti mengandung formalin, boraks,

merkuri, atau bahan lainnya hukumnya adalah hasil perbuatannya yang

haram.

3. Stunning (pemingsanan) dan sejenisnya hukumnya haram

4. Mengonsumsi daging hewan dari hasil penyembelihan dengan metode

stunning adalah haram

5. Meracuni hewan dan menyembelih kemudian menjual dan mengonsumsi

dagingnya adalah haram

6. Khusus binatang ternak yang liar, dapat diupayakan penundukannya

dengan tetap wajib menjaga “rahah ihsan” binatang tersebut dan adab

penyembelihan yang syar’i

Dalam hal ini bagi masyarakat sebagai konsumen khususnya di Kawasan

Kecamatan Meureubo harus berhati-hati terhadap bahaya penggunaan bahan-

bahan kimia dalam produk pangan, kosmetik, dan konsumsi makanan dan obat-

obatan, yang menggunakan produk yang bersertifikat halal dari Majelis Ulama

Indonesia (MUI) dan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( BPOM) RI.

Page 34: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil uji laboratorium di Akademi Analisis Kesehatan Banda Aceh, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pedagang dengan kode sampel PL dan GD Positif menggunakan formalin.

2. Pedagang dengan kode sampel RY Negatif menggunakan formalin.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari keseluruhan skripsi ini kami ingin memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada pihak pedagang bakso yang teridentifikasi positif mengandung

formalin diharapkan agar tidak lagi memakai atau menggunakan bahan

pengawet yang berbahaya bagi kesehatan dalam produk makanan yang

dijajakan.

2. Kepada pihak pedagang bakso yang teridentifikasi negatif mengandung

formalin diharapkan agar mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan

kuantitas makanan khususnya bakso sehingga menjadi tempat yang aman dari

penggunaan bahan formalin.

Page 35: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

33

3. Bagi masyarakat harus lebih jeli dalam memilih dan memilah tempat maupun

makanan yang aman terhadap kesehatan khususnya yang tidak mengandung

bahan formalin.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bakso yang dijajakan di

kawasan kecamatan meureubo agar dapat diketahui jumlah pedagang bakso

yang aman dari bahan formalin

5. Kepada Dinas Kesehatan dan Petugas Puskesmas harus lebih aktif dalam

melakukan penyuluhan guna dalam menyadarkan masyarakat khusus para

pedagang bakso bahwa perilaku menggunakan bahan formalin dan zat kimia

berbahaya lainnya dalam produk makanan dan minuman merupakan

perbuatan yang dilarang oleh agama dan negara .

Page 36: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

34

DAFTARPUSTAKA

Apriyantono, 2007. PengaruhPengolahan terhadap Nilai Gizi danKeamanan Pangan.PenerbitAnol Offset, Yogyakarta [Diakses tanggal 25

Desember 2013]. Adiwisastra, 2009.Bahaya kandungan formalin dalam makanan.CetakanKedua,

Penerbit Angkasa, Bandung[Diakses tanggal5Maret 2013].

Alimul.A, 2007.Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data, Cetakan Ketiga,Penerbit Salemba Medika, Jakarta. [Diakses tanggal5Maret 2013].

Astrawan,2006.Bakso Lezat Bergizi Tetapi Rawan Formalin.Bumi Aksara,

Jakarta. [Diakses tanggal16Maret 2013].

Al-Quran Surat. An Nisa’ayat 29 tentang Larangan Membunuh Diri Sendiri Dan

Juga Larangan Membunuh Orang Lain. Yayasan Penyelenggara Penterjemahan Al Qur’an. Jakarta. [Diakses tanggal 25januari 2014].

Al-Quran Surat Al A’rof ayat 157.TentangMenghalalkan Segala Yang Baik Dan

Mengharamkan Bagi Segala Yang Buruk .Yayasan Penyelenggara

Penterjemahan Al Qur’an. Jakarta. [Diakses tanggal 25januari 2014]

BPOM. 2004. Bahan Tambahan Ilegal- Boraks, Formalin Dan Rodamin B, Diproduksi Untuk Sistem Keamanan Pangan Terpadu Oleh Bahan Pengawas Obat Dan Makanan R.I. [Diakses 7 Mei 2013].

Cahyadi, W. 2006.Kajian dan Analilis Bahan Tambahan Pangan.Edisi

Pertama.Bumi Aksara, Jakarta.[Diakses tanggal 7 Mei 2013].

Candra, B. 2009.Karakteristik Mutu Bakso Daging Sapi dan

PengaruhPenambahan Natrium Klorida dan Natrium Tripolifosfat terhadapPerbaikan Mutu. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor. [Diakses tanggal 2Juni2013].

Depkes RI , 2004. Bakteri Pencemar Terhadap Makanan. Kursus HygieneSanitasi

Makanan dan Minuman. Direktorat Penyehatan Air danSanitasi Dirjen PPM & PL. Jakarta. [Diakses tanggal 7 Mei2013].

Fatwa MPU. 2013No.06TentangStunning, Meracuni,Menembak Hewan Dengan Dengan Senjata Api Dan Kaitan Dengan Halal, Sehat Dan Higienis.

Banda Aceh. [Diakses : 2Desember 2013]. Hadits Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Nasai.tentangSetiap Apa Yang

Memabukan Jika Banyak, Maka SedikitnyaPun Adalah Haram.[Diakses tanggal25Januari 2014].

Page 37: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

35

Hadits Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi.TentangMelarang Pemakian Bahan Yang

Bisa Membahayakan Jiwa Yang Terkandung Di Dalam Makanan Atau Minuman.[Diakses tanggal 25Januari2014]

Hasyim. 2006, Formalin Bukan Formalitas, Buletin cp. [Diakses 25Desember

2013].

Judarwanto, W. 2010.Pengaruh Formalin Bagi Sistem Tubuh. Putera

KembaraJakarta.[Diakses tanggal 11 Maret 2014]. Mulia,2007.Bahan TambahanUntuk Makanan dan Kontaminasi,Penerbit Pustaka

Sinar Harapan,Jakarta. [Diakses25Desember 2013].

Mulyono, 2009.Membuat Reagen Kimia, Cetakan Ketiga, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.[Diakses 25 Desember 2013].

Notoatmodjo, 2010.Metodelogi Penelitian. RinekaCipta. Jakarta

Oktaviani. 2005. Perubahan Karakteristik dan Kualitas Protein pada Mie Mentahyang Mengandung Formaldehid dan Borax. Fakultas TeknologiPertanian, IPB, Bogor.[Diakses20 Juni2013].

Prijono, 2007. MasalahPemakaian Formalin pada PanganDitinjau dariAspek

HukumKeamanan Pangan. FKG-UnpadBandung. [Diakses 25November 2013].

Pemerintah RI. 1996. UU RI No. 7Tahun 1996 tentang Pangan.LembaranNegara RI. Jakarta

Rafif,2010.Standarisasi Mutu Bakso Sapi Berdasarkan KesukaanKonsumen.

FakultasTeknologi Pertanian, IPB, Bogor. [Diakses tanggal 25

November 2013].

Raihan, Fikry. 2003. PengaruhWaktu Perendaman terhadapSerapan Formalin dan ProsesDeformalinisasi Ikan Asin Hasil Proses Penggaraman Kering.FMIPA ITS Surabaya.[Diakses tanggal 25 November 2013].

SNI 01-3818. 1995. Bakso Daging Sapi. Dewan Standarisasi Nasional

Saparinto, 2006, Bahan Tambahan Pangan, PenerbitKanisius,

Yogyakarta.[Diakses tanggal 7 Oktober 2012].

Santoso. 2008.Analisis KimiaKuantitatif, Edisi VI, PenerbitErlangga,

Jakarta.[Diakses tanggal 7 Oktober 2012]. Wibowo, S. 2005. Pembuatan Bakso Daging dan Bakso Ikan.Penerbit

Swadaya,Jakarta.[Diakses tanggal 25 Oktober 2013].

Page 38: ANALISIS ADA TIDAKNYA BAHAN FORMALIN YANG TERKANDUNG …repository.utu.ac.id/430/1/BAB !_V.pdf · “Analisis ada tidaknya bahan formalin yang terkandung di dalam bakso di Kawasan

36

Widyaningsih. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan.

Trubus Agrisarana, Surabaya. [Diakses tanggal 3 Februari 2013].

WHO, 2002.Consise International Chemosal Assessment Dokument 40 Formaldehyde, Geneva, World Health Organisation

Yudarwanto. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Trubus Agrisarana, Surabaya. [Diakses tanggal 3 Februari 2013].