analisa swot , prospek dan strategi · pdf filedemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang...

29
ANALISA SWOT, PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA [email protected] Abstrak SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan. Analisis SWOT merupakan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan dan kelemahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal. Asuransi syariah sudah mulai dikenal di Indonesia semenjak berdirinya Syarikat Takaful pada tahun 1994 pada tahun 2015 diperkirakan bahwa potensi penerimaan premi syariah di Indonesia akan mencapai US$ 1,20 miliar. Hasil analisis SWOT terhadap asuransi syariah akan menggambarkan beberapa hal yang menjadi penyebab relatif rendahnya penetrasi pasar asuransi syariah dalam dua puluh tahun terakhir seperti rendahnya dana yang memback up perusahaan asuransi syariah, promosi dan edukasi pasar yang relatif belum dilakukan secara efektif, belum timbulnya industri penunjang asuransi syariah, produk dan layanan belum diunggulkan diatas produk konvensional, posisi pasar yang masih ragu antara penerapan konsep syariah yang menyeluruh dengan kenyataan bisnis di lapangan, dukungan kapasitas reasuransi yang masih terbatas dan belum adanya inovasi produk serta layanan yang benar-benar digali dari konsep dasar syariah. A. PENDAHULUAN Asuransi merupakan bisnis yang unik, dalam kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian (timbal balik) yang mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya, karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu (onzeker woral), sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 menyebutkan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua orang atau lebih yang mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

Upload: phungxuyen

Post on 01-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

ANALISA SWOT, PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA

[email protected]

Abstrak

SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats yang

dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan

Ancaman dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan. Analisis SWOT merupakan penilaian

mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian

tujuan institusi. Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan dan

kelemahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal. Asuransi syariah sudah

mulai dikenal di Indonesia semenjak berdirinya Syarikat Takaful pada tahun 1994 pada

tahun 2015 diperkirakan bahwa potensi penerimaan premi syariah di Indonesia akan

mencapai US$ 1,20 miliar. Hasil analisis SWOT terhadap asuransi syariah akan

menggambarkan beberapa hal yang menjadi penyebab relatif rendahnya penetrasi pasar

asuransi syariah dalam dua puluh tahun terakhir seperti rendahnya dana yang memback up

perusahaan asuransi syariah, promosi dan edukasi pasar yang relatif belum dilakukan

secara efektif, belum timbulnya industri penunjang asuransi syariah, produk dan layanan

belum diunggulkan diatas produk konvensional, posisi pasar yang masih ragu antara

penerapan konsep syariah yang menyeluruh dengan kenyataan bisnis di lapangan, dukungan

kapasitas reasuransi yang masih terbatas dan belum adanya inovasi produk serta layanan

yang benar-benar digali dari konsep dasar syariah.

A. PENDAHULUAN

Asuransi merupakan bisnis yang unik, dalam kitab Undang-Undang Hukum Dagang

(KUHD) pasal 246 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan

adalah suatu perjanjian (timbal balik) yang mana seorang penanggung mengikatkan diri

kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian

kepadanya, karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,

yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu (onzeker woral),

sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 menyebutkan

bahwa asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua orang atau lebih yang mana

pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi asuransi,

untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

Page 2: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari sebuah peristiwa yang tidak pasti

atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan. Dari kedua pengertian asuransi tersebut diketahui adanya

tiga unsur pokok dalam asuransi yang dipandang bertentangan dengan nilai-nilai syari’ah

yaitu bahaya yang dipertanggung jawabkan, premi pertanggungan dan sejumlah uang ganti

rugi pertanggungan.

Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan

untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. Secara

umum, konsep asuransi merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang

masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila

kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang menjadianggota perkumpulan itu,

maka kerugian akan ditnggung bersama oleh mereka.

Kebutuhan akan jasa perasuransian semakin dirasakan baik oleh individu maupun

dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah

tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar atau dalam menghadapi resiko atas

harta yang dimiliki. Demikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan

kegiatannya saat manghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat mengganggu

kesinambungan usahanya.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar sekaligus merupakan

negara berpenduduk muslim yang terbesar ditambah lagi dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat untuk semakin mengekspresikan identitas kemusliman mereka merupakan pasar

yang empuk dan berpotensi besar. Data menyatakan dalam beberapa kurun waktu terakhir

penjualan-penjualan produk Islami, mengalami kenaikan yang signifikan. Di lain sisi

kebutuhan kenyamanan bermuamalah dalam transaksi keuangan pun meningkat pesat,

sehingga diperlukan lebih banyak lembaga-lembaga keuangan ataupun lembaga pembiayaan

yang bernuansa syariah.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Konsep Analisa SWOT

Analisa SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis

yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan

Page 3: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

(Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats)

yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau

institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut diperlukan kajian

dari aspek lingkungan baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eskternal yang

mempengaruhi pola strategi institusi/lembaga dalam mencapai tujuan.

Dilihat dari sejarahnya dan penggunaannya saat ini, metode SWOT banyak dipakai di

dunia bisnis dalam menetapkan suatu perencanaan strategi perusahaan (strategic planning)

sehingga literatur mengenai metode ini banyak berkaitan dengan aspek penerapan di dunia

bisnis meskipun pada beberapa analisa ditemukan pula penggunaan SWOT untuk

kepentingan public policy.

Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan

penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang

bersumber dalam Fortune 500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini

telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan

di Harvard Business School. Namun pada saat pertama kali digunakan terdapat

beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskripstif

dan belum/tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan

dari analisa kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.

Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama

yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu institusi

membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang

mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisa SWOT akan didapatkan

karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan

kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan.

Walaupun terdapat beberapa metode penentuan faktor SWOT, secara umum

terdapat keseragaman bahwa penentuan tersebut akan tergantung dari faktor lingkungan

yang berada di luar institusi. Faktor lingkungan eksternal mendapatkan prioritas lebih

dalam penentuan strategi karena pada umumnya faktor-faktor ini berada di luar

kendali institusi (exogen) sementara faktor internal merupakan faktor-faktor yang lebih

bisa dikendalikan.

Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa digunakan untuk

menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive competence) hanya

akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut

terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa

Page 4: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang

dan institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari

bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa

untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari

lingkungan yang lebih luas. Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan.

Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk

diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.

Peluang adalah faktor yang di dapatkan dengan membandingkan analisa internal yang

dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisa internal dari kompetitor

lain. Sebagaimana kekuatan peluang juga harus diranking berdasarkan success probbility,

sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang dapat

dikatagorikan dalam tiga tingkatan :

a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan

peluangpencapaiannya juga kecil.

b. Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namunpeluang

pencapaian kecil atau sebaliknya.

c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta

peluangtercapaianya besar.

Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan (persaingan)

dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya

(serousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of occurance). Sehingga dapat

dikatagorikan :

a. Ancaman utama (major threats), adalah ancaman yang kemungkinan

terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,diperlukan

beberapa contingency planning yang harus dilakukan institusiuntuk

mengantisipasi.

b. Ancaman tidak utama (minor threats), adalah ancaman yang dampaknya kecil

dan kemungkinan terjadinya kecil

c. Ancaman moderate, berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi namun

kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.

Sehingga dari kacamata analisa lingkungan eksternal dapat dijelaskan bahwa :

a. Suatu institusi dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki major

opportunity yang besar dan major threats yang kecil

Page 5: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats

pada saat yang sama

c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan threat

d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high

threats.

2. Analisis SWOT Pada Asuransi Syariah di Indonesia

Pengertian analisis SWOT adalah salah satu bentuk analisis dalam manajemen dengan

menggunakan prinsip SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Analsis

SWOT digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan

dihadapi oleh perusahaan. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta mengembangkan

kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan lebih maju dibanding pesaing

yang ada. Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan

bisa tetap eksis. Peluang yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan agar

volume penjualan dapat meningkat. Dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan

haruslah dihadapi dengan mengembangkan strategi pemasaran yang baik.

Apabila teknik swot analisis tersebut diterapkan dalam kasus menentukan tujuan

strategi manajemen pemasaran dapat diutarakan sebelum menentukan tujuan-tujuan

pemasaran yang ingin dicapai hendaknya perusahaan menganalisis : kekuatan dan

kelemahan, peluang bisnis yang ada, berbagai macam hambatan yang mungkin timbul.

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.

Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan

dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities

dan Thearts yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor

eksternal Peluang dan Ancaman dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan.

Asuransi syariah sudah mulai dikenal semenjak berdirinya Syarikat Takaful Indonesia

pada tahun 1994. Pada tahun 2015 diperkirakan bahwa potensi penerimaan premi syariah di

Indonesia akan mencapai US$ 1,20 miliar. Pencapaian posisi ini menempatkan pada posisi

terbesar kedua setelah Malaysia yang diperkirakan oleh penelitian Institute of Islamic

Page 6: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

Banking and Insurance di London sebesar US$ 1,22 miliar. Tetapi jika dibandingkan dengan

asuransi konvensional jumlah premi ini sangatlah kecil.1

Beberapa hal yang menjadi penyebab relatif rendahnya penetrasi pasar asuransi

syariah dalam sepuluh tahun terakhir adalah rendahnya dana yang memback up perusahaan

asuransi syariah, promosi dan edukasi pasar yang relatif belum dilakukan secara efektif

(terkait dengan lemahnya dana), belum timbulnya industri penunjang asuransi syariah seperti

broker-broker asuransi syariah, agen, adjuster, dan lain sebagainya, produk dan layanan

belum diunggulkan diatas produk konvensional, posisi pasar yang masih ragu antara

penerapan konsep syariah yang menyeluruh dengan kenyataan bisnis di lapangan yang

terkadang sangat jauh dari prinsip syariah, dukungan kapasitas reasuransi yang masih terbatas

(terkait jua dengan dana) dan belum adanya inovasi produk dan layanan yang benar-benar

digali dari konsep dasar syariah.

Negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim seperti Indonesia, pada umumnya

memiliki tingkat penetrasi dan tingkat density asuransi yang relatif lebih rendah dibandingkan

dengan negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh apa yang disebut sebagai halangan agama

yaitu keyakinan agama yang tidak memperkenankan praktek asuransi konvensional.

Selain dapat mengatasi hambatan agama tersebut, sifat alami asuransi syariah akan

berpotensi untuk berkembang di Indonesia karena beberapa alasan antara lain mayoritas

penduduknya beragama Islam akan cenderung menghormati solusi yang berasal dari

agamanya sendiri, ekonomi Indonesia yang secara signifikan bergantung pada sektor usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan cocok dengan pendekatan pengelolaan risiko

melalui konsep tolong menolong dalam asuransi syariah, sifat alami asuransi syariah yang

memungkinkan peserta mendapatkan bagian hasil akan lebih adil diterapkan pada masyarakat

karena tidak secara berlebihan menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain, era

penerapan Good Corporate Governance (GCG) akan mendorong proses bisnis yang bersih

sehingga berdampak kondusif bagi timbulnya asuransi syariah dan sifat asuransi syariah

antara lain menghindarkan praktik-praktik yang mengandung unsur-unsur ketidakpastian dan

1 Alif Reza, http://www.vibiznews.com danhttp://prudentialindonesia.wordpress.com/2008/02/04/seberapa-banyak-orang-memerlukan-asuransi-jiwa/

Page 7: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

judi akan sejalan dengan praktik usaha yang penuh kehati-hatian di lingkungan ekonomi

global.

Asuransi syariah yang menggunakan Al-Quran dan sunnah nabi sebagai rujukannya

memiliki sumber inspirasi dan inovasi yang tidak habis-habisnya dalam memberi

kemaslahatan pada umat. Konsep dasar asuransi syariah terutama yang menggunakan sistem

wakalah merupakan konsep asuransi yang akan terbebas dari ketidakpastian usaha di sektor

asuransi, prinsip dasar asuransi syariah yang mendorong orang atau badan untuk saling

tolong menolong sesama dengan bantuan operator asuransi syariah sangat berbeda dengan

prinsip dasar asuransi konvensional yang memposisikan nasabah sebagai tertanggung dan

perusahaan asuransi sebagai penanggung dan asuransi syariah memberikan kepastian

kehalalan bagi para pesertanya.2

Sistem asuransi Islam takaful memiliki dua mekanisme utama yang merupakan

prinsip dasar operasional perusahaan takaful yaitu asas al mudharabah dan asas tabarrru’.

Dengan adanya kedua prinisip dasar menjadikan sistem asuransi takaful ini selaras dengan

hukum syariat. Selain dari itu, perusahaan takaful juga mempunyai konsep wakalah dan

wadiah dalam menljalankan perniagaannya.3

a. Kekuatan

Dalam upaya pengembangan operator asuransi syariah baru di Indonesia, yang dapat

menjadi kekuatan positif adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja profesional/ sumber daya manusia inti yang kompeten dan memilki

integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah teamwork yang

solid.

2. Pemegang saham yang memiliki visi dan misi syariah yang jelas.

3. Kelompok pemegang saham mampu mengusahakan ”captive market” awal.

4. Kelompok pemegang saham diharapkan memiliki infrastruktur teknologi dan

potensi tenaga ahli (mislanya: Fund manager).

5. Dalam aspek legal, sifat perjanjian yang memenuhi syarat syariah mampu

memberi rasa aman kepaa peserta asuransi syariah, selain unsur duniawi semata.

6. Adanya unsur dakwah.

2 ibid3 Nurul Ichsan, Takaful Konsep Asuransi Dalam Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2011

Page 8: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

7. Produk asuransi bersifat transparan.

Sebagai fakta dari kekuatan asuransi syariah adalah jika pada tahun 2000 jumlah

asuransi yang berbisnis dengan berdasarkan prinsip syariah adalah sebanyak 4 buah. Sebagai

perbandingan adalah pada tanggal 21 Agustus 2007 asuransi syariah yang sudah

mendapatkan rekomendasi dari DSN MUI sebanyak 37 asuransi syariah, 3 reasuransi syariah

dan 5 broker asuransi dan reasuransi yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah.

b. Kelemahan

Sistem asuransi syariah dan “core team” asuransi syariah baru ini memiliki

kelemahan yang masih dalam tahap peningkatan yaitu:

1. SDM pendukung (lapisan kedua,dst) belum banyak memahami bisnis syariah.

2. Dalam hal pemasaran, alternatif distributif relatif masih terbatas dibandingkan

pola konvensional.

3. Kompleksitas dalam sistem administrasi syariah (misalnya perhitungan bagi hasil

dan tingkat hasil investasi).

4. Permodalan yang terbatas akan mempengaruhi

5. Sistem/teknologi pendukung manajemen

6. Strategi bisnis

7. Ketersediaan infrasturktur (internal, eksternal, customer support,dll)

Kekuatan dan kelemahan dalam memperluas jaringan bisnis asuransi syariah terutama

di Indonesia, penjelasannya adalah sebagai berikut : SDM pendukung (lapisan kedua, dst.)

belum banyak memahami bisnis syariah, dalam hal pemasaran, alternatif distribusi relatif

masih terbatas dibanding pola konvensional, kompleksitas dalam administrasi syariah

(misalnya: perhitungan bagi hasil dan tingkat hasil investasi) memerlukan dukungan sistem

yang andal, permodalan yang terbatas akan mempengaruhi:

1. Sistem/teknologi pendukung manajemen.

2. Strategi bisnis

3. Ketersediaan infrastruktiur (internal, external, customer support, etc.)

Apabila pemegang saham kurang mengharagi pentingnya investasi di bidang IT

sebagai “modelling tools” dan “administration tools”, pengalaman langsung/penerapan model

terhadap bisnis riil belum cukup (baru pada tahap teoritis), lemahnya”public relations” untuk

Page 9: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

mengkomunikasikan keunggulan LKS (ideloanya beralih dari “short term/hit and run

marketing” menjadi “long term marketing/customer relationship”).

c. Peluang

Asuransi syariah di Indonesia sudah berjalan selama 14 (empat belas) tahun semenjak

pertama kali didirikan pada tahun 1994 yaitu dengan diresmikannya PT. Takaful Keluarga.

Dibandingkan dengan asuransi konvensional yang sudah beroperasi sejak tahun 1912 dengan

berdirinya asuransi Bumiputera maka usia asuransi syariah masih tergolong relative muda.

Namun dilihat dari jumlah pertumbuhan perusahaan, asuransi syariah sangatlah

menggembirakan yaitu 40 % setiap tahun sementara yang konvensional hanya 25 %.4

Melihat pertumbuhan yang pesat ini menunjukkan betapa besar peluang asuransi

syariah untuk lebih berkembang lagi. Setidaknya ada dua faktor penting yang bisa menjadi

momentum berharga bagi berkembangnya asuransi syariah di Indonesia, yaitu :

1. Ruang penetrasi produk asuransi di Indonesia masih sangat luas mengingat persentase

pemegang polis individual di Indonesia baru mencapai kisaran tiga persen (6,6 juta)

dari total penduduk sebesar 220 juta jiwa

2. Mayoritas penduduk Indonesia merupakan umat Islam, dan kehadiran produk yang

sejalan dengan konsep serta nilai-nilai beragama berpeluang besar untuk bisa diterima

oleh masyarakat luas.5

Sedikitnya masyarakat Indonesia yang ikut berasuransi menjadi peluang bagi asuransi

syariah untuk meningkatkan pangsa pasar, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan jasa asuransi misalnya untuk kebutuhan meningkatkan pendidikan anak,

meningkatnya biaya kesehatan dan lain-lainnya.

Di samping itu besarnya penduduk Indonesia yang beragama Islam menjadikan

asuransi syariah berpeluang besar untuk lebih berkembang lagi. Hal ini karena bagi orang

muslim menjalankan aktifitas yang sesuai dengan tuntunan Islam tentunya akan menjadi

pilihan utama, demikian juga dalam hal pilihan berasuransi tentunya seorang muslim akan

lebih memilih yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu asuransi syariah dari pada asuransi

konvensional yang selama ini masih diragukan kehalalannya.

4 Muchamad Na,” Tumbuh Cepat Banyak Aral”. Hlm 925 Eddy KA. Berutu, “Prospek Cerah”, dalam Media Asuransi, September 2007, hlm. 25

Page 10: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

Keunggulan konsep asuransi syariah yang dapat memenuhi rasa keadilan juga

menjadi peluang bagi berkembangnya asuransi syariah, misalnya konsep bagi hasil dalam

asuransi syariah dimana jumlah yang dibagi tergantung hasil yang didapat sehingga tidak ada

yang dirugikan. Konsep bagi hasil ini pula yang membuat perusahaan asuransi syariah dapat

bertahan terhadap krisis ekonomi tahun 1997, sehingga banyak perusahaan asuransi

konvensional mulai melirik produk asuransi syariah.

Konsep yang sesuai dengan syariah ini pula yang menjadikan asuransi syariah tidak

hanya hadir di negara yang berpenduduk mayoritas muslim melainkan juga di negara-negara

yang berpenduduk non muslim. Hingga kini di seluruh dunia sudah ada sekitar 45 (empat

puluh lima) asuransi syariah, misalnya di Singapura, Swiss, Amerika Serikat, Jeneva,

Bahamas dan lain-lain.6

Peluang dari bisnis asuransi syariah di Indonesia adalah keunggulan konsep asuransi

syariah dapat memenuhi peningkatan tuntutan fairness/rasa keadilan dari masyarakat, jumlah

penduduk beragama Islam di Indonesia lebih dari 180 juta orang, meningkatnya kesadaran

bermuamalah sesuai syariah, tumbuh subur khususnya pada masyarakat golongan menengah,

meningkatnya kebutuhan jasa suransi karena perkembangan ekonomi umat, tumbuhnya

lembaga keuangan syariah (LKS) lainnya seperti bank dan reksadana, kompetitor dalam

bisnis asuransi syariah ini masih sedikit, berlakunya undang-undang ototnomi daerah yang

kan memacu perkembangan ekonomi daerah, kebutuhan meningkatkan pendidikan anak,

meningkatnya risiko kehidupan, meningkatnya bea-bea kesehatan (harga obat,dll),

menurunnya rasa tolong menolong di masyarakat (tidak membudaya lagi), globalisasi

(teknologi internet sebagai penunjang bisnis), adanya UU Dana Pensiun, dan “Employee

Benefits” sebagai bagian dari paket perusahaan dalam rekrutmen karyawan.

Sedikitnya masyarakat Indonesia yang ikut berasuransi menjadi peluang bagi asuransi

syariah untuk meningkatkan pangsa pasar, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan jasa asuransi misalnya untuk kebutuhan meningkatkan pendidikan anak,

meningkatnya biaya kesehatan dan lain-lainnya.

Di samping itu besarnya penduduk Indonesia yang beragama Islam menjadikan

asuransi syariah berpeluang besar untuk lebih berkembang lagi. Hal ini karena bagi orang

muslim menjalankan aktifitas yang sesuai dengan tuntunan Islam tentunya akan menjadi

6 Hidayat Gunadi, dkk., “Gairah Takaful Bebas Ideologi”, dalam Gatra, 24 Oktober 2007, hlm. 28

Page 11: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

pilihan utama, demikian juga dalam hal pilihan berasuransi tentunya seorang muslim akan

lebih memilih yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu asuransi syariah dari pada asuransi

konvensional yang selama ini masih diragukan kehalalannya.

Sebagaimana disebut di atas, ada lebih dari 180 juta Muslim di Indonesia dan

kesadaran akan keislamannya terus meningkat, merupakan peluang pasar yang lebar.

Permintaan terhadap kehadiran lembaga keauangan syariah di berbagai tempat terus

meningkat. Krisis ekonomi dalam dua setengah tahun terakhir ini memperlihatkan bahwa

Indonesia memerlukan konsep lain dalam menata perekonomiannya. Lembaga ekonomi

syariah adalah pilihan yang paling sesuai. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pasar,

di samping juga mendidik masyarakat, diperlukan lebih banyak bank syariah, – dan kini telah

mulai bermunculan-, serta asuransi syariah sebagai ‘counterpart’nya. Kehadiran lembaga

keuangan syariah baru akan memacu persaingan yang sehat untuk pengembangan kualitas

yang pada akhirnya akan menguintungkan bangsa dan negara.

Asuransi Syariah di Indonesia merupakan peluang bisnis yang prospektif karena

seiring dengan perkembangan ke arah stabilitas politik dan ekonomi, dengan jumlah

penduduk lebih dari 180 juta jiwa, Indonesia merupakan salah satu portofolio investasi yang

mulai kembali dilirik para investor manca negara. Kenyataan bahwa sekitar 90% penduduk

beragama Islam dan bahwa kesadaran untuk mengekspresikan identitas kemuslimannya

semakin meningkat, telah menjadi potensi pasar yang besar. Sebagai contoh, usaha di bidang

makanan dan minuman berlabel halal, pakaian dan asesori muslim dan muslimah, perjananan

haji dan umroh, pendidikan dan publikasi Islami, meningkat dengan pesat dalam kurun waktu

15 tahun terakhir ini.

Di lain pihak, sebagian ummat Islam memerlukan jaminan bahwa segala interaksi

muamalah yang dilakukannya dalam upaya mencapai kesejahteraannya, sesuai dengan

syariah. Kebutuhan akan lembaga keuangan Islami bertambah kuat seiring dengan

berkembangnya sektor industri jasa keuangan secara umum. Untuk memenuhi permintaan

ummat tersebut, diperlukan lebih banyak bank dan asuransi syariah. Kehadiran lembaga-

lembaga keuangan syariah lainnya dapat memacu persaingan yang sehat, yang akan

meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.

Beberapa faktor lain yang merupakan peluang dan mendukung prospek asuransi

syariah adalah:

Page 12: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

1. Keunggulan konsep asuransi syariah dapat memenuhi peningkatan tuntutan rasa

keadilan dari masyarakat.

2. Jumlah penduduk beragama Islam di Indonesia lebih dari 180 Juta orang

3. Meningkatnya kesadaran bermuamalah sesuai syariah, tumbuh subur khususnya

pada masyarakat golongan menengah.

4. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi karena perkembangan ekonomi umat.

5. Tumbuhya lembaga keuangan syraiah (LKS) lainnya seperti perbankan dan

reksadana.

6. Kompetitor dalam bisnis asuransi syariah masih sedikit.

7. Berlakunya undang-undang otonomi daerah yang akan memacu perkembangan

ekonomi daerah.

8. Kebutuhan meningkatkan pendidikan (anak).

9. Meningkatnya resiko kehidupan

10. Meningkatnya bea-bea kesehatan (harga dolar, dll)

11. Menurunnya rasa ”tolong menolong” di masyarakat (tidak membudaya lagi)

12. Globalisasi (teknologi internet sebagai penunjang bisnis)

13. Adanya UU Dana Pensiun.

14. ”Employee Benefits” sebagai bagian dari paket perusahaan dalam rekrutmen

karyawan.7

Sebagaimana disebut di atas, ada lebih dari 180 juta Muslim di Indonesia dan

kesadaran akan keislamannya terus meningkat, merupakan peluang pasar yang lebar.

Permintaan terhadap kehadiran lembaga keauangan syariah di berbagai tempat terus

meningkat. Krisis ekonomi dalam dua setengah tahun terakhir ini memperlihatkan bahwa

Indonesia memerlukan konsep lain dalam menata perekonomiannya. Lembaga ekonomi

syariah adalah pilihan yang paling sesuai. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pasar,

di samping juga mendidik masyarakat, diperlukan lebih banyak bank syariah, – dan kini telah

mulai bermunculan-, serta asuransi syariah sebagai ‘counterpart’nya. Kehadiran lembaga

keuangan syariah baru akan memacu persaingan yang sehat untuk pengembangan kualitas

yang pada akhirnya akan menguintungkan bangsa dan negara.

Persaingan.

7 http://nitigama.wordpress.com/2010/02/11/prospek-bisnis-asuransi-syariah-takaful

Page 13: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

Pada saat ini, jumlah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia ada 53. Salah satunya

adalah PT Asuransi Takaful Keluarga yang merupakan satu-satunya perusahaan asuransi jiwa

syariah di Indonesia sampai saat ini. Tabel 1 menunjukkan daftar perusahaan asuransi jiwa

secara alfabet. Tiga dari empat perusahaan terbesar adalah milik negara, yang keempat masih

berhubungan dengan program pemerintah. Mereka memiliki ‘captive market’ atau pangsa

pasar yang berkaitan dengan pemerintah. Dua diantaranya adalah perusahaan kawakan yang

telah ada sejak jaman kolonial Belanda. Yang menarik dalah bahwa PT Asuransi Takaful

Keluarga ternyata mampu menyisihkan 42 perusahaan lain yang sudah jauh lebih lama

beroperasi.

d. Ancaman, Tantangan dan Hambatan

Adapun ancaman yang akan dihadapi oleh asuransi Islam di Indonesia adalah:

1. Globalisasi, masuknya asuransi luar negeri yang memilki nilai kapital yang lebih

besar dan teknologi yang lebig canggih sehingga membuat premi asuransi menjadi

lebih murah.

2. Asuransi konvensional dan lembaga keuangan lainnya yang lebih efisien.

3. Langkanya ketersediaan SDM yang qualified dan memilki semangat syari’ah.

4. Citra lembaga keuangan syariah yang belum mapan di kalangan masyarakat

padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi.

5. Sarana investasi syariah yang yang ada sekarang belum mendukung secara

optimal utuk perkembangan asuransi Islam.

6. Belum ada UU dan PP yang secara khusus mengatur asuransi Islam.

7. Budaya suap dan kolusi dalam asuransi kumpulan (group insurance) masih kental.

8. Alokasi pengeluaran masyarakat untuk asuransi masih sangat terbatas, hal ini

tampaknya berkaitan dengan masalah sosialisasi asuransi dan pengalaman

berasuransi.

Prospek asuransi Islam di Indonesia akan cerah dan semakin prospektif jika umat

Islam dapat membaca dan memberdayakan peluang dan kekuatan yang dimiliki. Di samping

itu, asuransi Islam juga harus bisa meminimalisir ancaman atau tantangan yang sudah dan

akan muncul sekaligus memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang ada. Sebagai sebuah

lembaga keuangan syariah, asuransi Islam tidak boleh berkutat pada dataran simbol-simbol

keagamaan. Konsekuensi sebagai bagian dari lembaga keuangan syariah sangat tinggi. Oleh

karena itu, konsistensi menjalankan usaha sesuai dengan syariah baik dalam manajemen,

Page 14: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

produk, investasi, promosi dan lain-lainjuga harus diperhatikan dan diaplikaskan. Sebagai

lembaga keuangan yang tentunya juga berorientasi keutungan (profit oriented), asuransi

Islam tidak boleh melupakan tujuan awal berdirinya asuransi Islam yang menggusung

semboyan sosial oriented sebagai wujud ta’awun ‘ala al birr wa at taqwa.

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri asuransi syariah bersumber pada dua

hal utama yaitu permodalan dan sumber daya manusia. Tantangan-tantangan lain seperti

masalah ketidaktahuan masyarakat terhadap produk asuransi syariah, image dan lain

sebagainya merupakan akibat dari dua masalah utama tersebut.8

1. Minimnya Modal

Beberapa hal yang menjadi penyebab relative rendahnya penetrasi pasar asuransi

syariah dalam sepuluh tahun terakhir adalah rendahnya dana yang memback up perusahaan

asuransi syariah, promosi dan edukasi pasar yang relative belum dilakukan secara efektif

(terkait dengan lemahnya dana), belum timbulnya industri penunjang asuransi syariah seperti

broker-broker asuransi syariah, agen, adjuster, dan lain sebagainya, produk dan layanan

belum diunggulkan diatas produk konvensional, posisi pasar yang masih ragu antara

penerapan konsep syariah yang menyeluruh dengan kenyataan bisnis di lapangan yang

terkadang sangat jauh dari prinsip syariah, dukungan kapasitas reasuransi yang masih terbatas

(terkait jua dengan dana) dan belum adanya inovasi produk dan layanan yang benar-benar

digali dari konsep dasar syariah.

2. Kurangnya SDM yang Profesional

Terus bertambahnya perusahaan asuransi syariah merupakan kabar baik bagi

perkembangan industri tersebut. Namun, sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan

ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) asuransi syariah yang berkualitas. Seringkali,

pembukaan cabang atau divisi asuransi syariah baru hanya didukung jumlah SDM terbatas.

Berdasarkan data Islamic Insurance Society (IIS) per Maret lalu, sekitar 80 persen dari

seluruh cabang atau divisi asuransi syariah belum memiliki ajun ahli syariah. IIS

mengestimasi asuransi syariah Indonesia per Maret lalu memiliki sekitar 200 cabang dan

hanya didukung 30 ajun ahli syariah. Jumlah yang cukup sedikit bila dibandingkan kondisi

SDM di asuransi konvensional. Per Maret lalu, sebagian besar cabang asuransi konvensional

telah memiliki sedikitnya seorang ajun ahli asuransi syariah. Jumlah tersebut sesuai dengan

ketentuan departemen keuangan (Depkeu). Padahal, keahlian ajun ahli syariah sangat

8 http://irfan-kurniadi.blogspot.com/2010/05/asuransi-syariah-prospek-tantangan-dan.html

Page 15: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

dibutuhkan dalam mendorong perkembangan inovasi produk asuransi syariah. Hal tersebut

berdampak pada kurang berkembangnya produk inovatif di industri asuransi syariah. Saat ini,

sebagian besar cabang atau divisi asuransi syariah lebih memilih untuk meniru produk

asuransi konvensional lalu dikonversi menjadi syariah (mirroring).

3. Ketidaktahuan Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Syariah

Ketidaktahuan mengenai produk asuransi syariah (takaful) dan mekanisme kerja

merupakan kendala terbesar pertumbuhan asuransi jiwa ini. Akibatnya, masyarakat tidak

tertarik menggunakan asuransi syariah, dan lebih memilih jasa asuransi konvensional. Itulah

hasil riset Synovate mengenai alasan pemilihan asuransi syariah. Ketua Umum Asuransi

Syariah Indonesia Mohammad Shaifie Zein mengatakan, dari hasil survei Synovate, sebagian

besar responden tidak tertarik kepada asuransi jiwa syariah.

4. Dukungan Pemerintah Belum Memadai

Meski sudah menunjukkan eksistensinya, masih banyak kendala yang dihadapi bagi

pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Soal pemahaman masyarakat hanya salah

satunya. Kendala lainnya yang cukup berpengaruh adalah dukungan penuh dari para

pengambil kebijakan di negeri ini, terutama menteri-menteri dan lembaga pemerintahan yang

memiliki wewenang dalam menentukan kebijakan ekonomi. Pemerintahan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono yang pada masa kampanye pemilu kemarin menyatakan mendukung

ekonomi syariah, belum sepenuhnya mewujudkan dukungannya itu dalam bentuk program

kerja tim ekonomi kabinetnya. Kendala lainnya adalah masalah regulasi. Penerapan syariah

yang makin meluas dari industri keuangan dan permodalan membutuhkan regulasi yang tidak

saling bertentangan atau tumpang tindih dengan aturan sistem ekonomi konvensional. Para

pelaku ekonomi syariah sangat mengharapkan regulasi untuk sistem ekonomi syariah ini bisa

memudahkan mereka untuk berekspansi bukan malah membatasi. Saat ini, peraturan tentang

permodalan masih menjadi kendala perbankan syariah untuk melakukan penetrasi dan

ekpansi pasar.

5. Image.

Salah satu tantangan besar bisnis asuransi syariah di Indonesia dan negara lainnya,

menurut Zein, adalah meyakinkan masyarakat akan keuntungan menggunakan asuransi

syariah. “Perlu sekali mensosialisasikan asuransi syariah bukan saja berasal dari agama,

tetapi memperlihatkan keuntungan.” Kenyataan di lapangan menunjukkan, bahwa para

pelaku ekonomi syariah masih menghadapi tantangan berat untuk menanamkan prinsip

syariah sehingga mengakar kuat dalam perekonomian nasional dan umat Islamnya itu sendiri.

Page 16: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

Perkembangan asuransi syariah di Malaysia bisa disimak sebagai contoh yang bagus.

Asuransi syariah di Malaysia mulai muncul pada tahun 1984, dimana Pemerintah Malaysia

ketika menumbuhkan asuransi syariah terlebih dahulu membuat Takaful Act atau Islamic

Banking Act baru kemudian dikeluarkan license pembukaan perusahaan. Berbeda dengan

Malaysia, di Indonesia asuransi syariah berkembang dengan cepatnya sedangkan perundang-

undangan khusus asuransi syariah belum ada hingga sekarang. Keadaan ini merupakan

tantangan bagi berkembangnya asuransi syariah karena dikhawatirkan akan menimbulkan

kesemrawutan. Menurut Agus Edi Sumanto, Sekretaris Jenderal Asosiasi Asuransi Syariah

Indonesia, payung hukum asuransi syariah masih sangat minim idealnya mesti ada undang-

undang yang secara khusus mengatur asuransi syariah.9

Izin pendirian perusahaan asuransi syariah yang mudah menjadikan banyaknya

perusahaan asuransi syariah yang apabila tanpa dukungan aturan yang lengkap justru

dikhawatirkan membawa dampak negatif. Pasar menjadi sesak dalam waktu singkat, iklim

kompetisipun meningkat sehingga dikhawatirkan dalam kondisi ini para pemain mulai

permisif terhadap praktek-praktek yang sesungguhnya tidak sesuai dengan syariah. Secara

stuktural, landasan operasional asuransi syariah di Indonesia masih menginduk pada

peraturan yang mengatur usaha perasuransian secara umum (konvensional).

Peraturan asuransi syariah yang masih menginduk kepada peraturan asuransi

konvensional ini menyebabkan asuransi syariah terbentur ketentuan perpajakan yaitu tentang

premi, sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Perpajakan,

penerimaan premi harus dicatat sebagai pendapatan perusahaan dengan demikian premi

merupakan objek pajak. Perlakuan ini tidak sejalan dengan fatwa Dewan Syariah Nasional

yang menempatkan premi pada asuransi syariah bukan milik atau pendapatan perusahaan,

melainkan tetap milik nasabah. Perusahaan hanya pemegang amanah untuk mengelola premi

itu sehingga tidak bisa dijadikan objek pajak. Begitu juga dengan pembayaran bagi hasil

kepada nasabah oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 disetarakan dengan dividen

perusahaan kepada pemegang polis, sehingga terkena ketentuan pajak sebesar 15 %. Padahal

bila Dewan Syariah Nasional menetapkan premi asuransi syariah bukan objek pajak maka

bagi hasilpun bukan objek pajak, karena bagi hasil akan menjadi biaya underwriting

perusahaan yang bukan merupakan dividen. Juga menjadi tantangan bagi asuransi syariah

adalah dalam hal mengembangkan produk asuransi yang memang beda dengan asuransi

9 30 Hidayat Gunadi, “Payung Hukum Sebatas SK”, dalam Gatra, 24 Oktober 2007, hlm. 30

Page 17: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

konvensional, sehingga adanya anggapan bahwa asuransi syariah hanya mensyariahkan

produk asuransi konvensional dapat dieliminasi.

Menurut Muhaimin Iqbal, Ketua Asosiasi Asuransi Syariah dan Agus Edi Sumanto,

Direktur Utama Asuransi Takaful Keluarga, bahwa asuransi syariah hanya sekedar

memodifikasi produk asuransi konvensional.10 Dalam hal PSAK (Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan) asuransi syariah kebanyakan juga masih memodifikasi dari PSAK

asuransi konvensional, karenanya perbedaan hakiki dari asuransi konvensional dengan

syariah menjadi tidak terlihat misalnya dana tabarru’ tidak bisa disajikan dalam laporan

keuangan resmi yang ada hanya total premi demikian juga dengan entry bagi hasil tidak

terlihat. Padahal PSAK ini penting untuk dimiliki asuransi syariah untuk membuat

pengukuran kinerja asuransi syariah menjadi lebih valid.11

Modal yang kecil juga menjadi tantangan bagi perkembangan asuransi syariah di

Indonesia. Di dalam Keputusan Nomor 426 Tahun 2003, Menteri Keuangan hanya

mensyaratkan modal kerja perusahaan 2 milyar sehingga menurut Muhammad Syakir Sula,

Ketua Islamic Insurance Society banyak yang asal membuka cabang syariah, padahal

dengan dana sekecil itu perhitungan bisnisnya menjadi kurang masuk akal. Karena itulah

Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mendorong pelaku industri asuransi syariah

untuk meningkatkan modal.12

Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal di bidang asuransi dan syariah sangat

diperlukan untuk mendukung perkembangan asuransi syariah di Indonesia, sayangnya

menurut Walter L. Gaol, Direktur Asuransi Jiwa Great Eastern bahwa salah satu kendala

penting yang dihadapi adalah kurangnya SDM syariah.13 Demikian juga Agus Haryadi

menyebutkan bahwa salah satu tantangan bagi perkembangan asuransi syariah di Indonesia

adalah langkanya ketersediaan SDM yang “qualified” dan memiliki semangat syariah.

Kesadaran masyarakat untuk ikut berasuransi juga menjadi kendala bagi

perkembangan asuransi syariah di Indonesia, ini terbukti dari jumlah total penduduk

Indonesia, pemegang polis individual baru mencapai kisaran 3 %. Perkembangan asuransi

konvensional yang kurang begitu menggembirakan dibandingkan dengan kemajunan yang

dicapai oleh negara lain walaupun telah dibuat Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992

10 “Bukan Asuransi Peniru”, dalam Sharing, edisi Khusus Thn I – Oktober 2007, hlm. 2611 “Bangkit Meski Tanpa Infrastruktur Memadai”, dalam Sharing, edisi Khusus Thn I – Oktober 2007, hlm. 2912 Edi Santoso, “Asuransi Syariah Memerlukan Lompatan”, dalam Media Asuransi, September 2007, hlm. 2713 “Asuransi Syariah Masih Butuh Perjuangan”, dalam InfoBank, edisi Khusus 2007, hlm. 110

Page 18: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

Tentang Perasuransian dengan maksud untuk meningkatkan gairah masyarakat untuk

memanfaatkan jasa asuransi yang sekaligus juga sebagai sarana mobilisasi dana untuk

pembangunan. Hal ini karena dipengaruhi adanya keraguan tentang kehalalan jasa asuransi

konvensional.14

Kesadaran masyarakat yang masih rendah ini menjadi tantangan bagi asuransi syariah

untuk memberikan pemahaman tentang asuransi syariah yang terlepas dari unsur maisir,

gharar dan riba.15 Tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat umum sampai saat ini masih sulit

menerima keberadaan lembaga asuransi dengan melihat kenyataan bahwa selain faktor

ekonomi, faktor transparansi dan banyaknya penyimpangan bisnis juga ikut berperan dalam

memberikan citra buruk bagi institusi keuangan ini. Data pengaduan terhadap perkara

asuransi yang masuk ke YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) maupun YLKAI

(Yayasan Lembaga Konsumen Asuransi Indonesia) menunjukkan angka-angka yang relatif

masih tinggi. Jenis pengaduan yang muncul biasanya berkisar pada masalah klaim yang

ditolak, prosedur klaim dipersulit, masalah nilai tunai, dan-lain-lain. Praktek-praktek seperti

inilah yang menurut kacamata konsumen dipandang sangat merugikan mereka.

Kendala-kendala lain dalam pengembangan asuransi syariah diantaranya:

a) Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan Asuransi syariah.

b) Masih terbatasnya produk-produk yang ditawarkan oleh asuransi syariah.

c) Kurangnya sosialisasi dan edukasi masyarakat mengenai asuransi syariah.

Sumber Daya Manusia dalam bidang Asuransi Syariah masih sangat rendah.

Perkembangan dan pelaksanaan asuransi syariah di Indonesia masih mengalami kesulitan

ataupun kendala sebagai suatu hambatan dalam asuransi syariah. Adapun kendala ataupun

kesulitan yang dihadapi perusahaan asuransi dalam mengembangkan asuransi syariah adalah :

a. Belum adanya payung hukum mengenai asuransi syariah. Belum ada payung

hukum yang secara khusus mengatur mengenai asuransi syariah di

Indonesia.Selama ini, asuransi syariah masih mendasarkan legalitasnya pada

UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Secara operasional

asuransi syariah masih mengacu pada regulasi yang dikeluarkan oleh

14 Wirdayaningsih,dkk.,op.cit,hlm 17515 http://hesiainantasari.wordpress.com/2013/03/30/ peluang –tantangan-asuransi-syariah-di Indonesia/

Page 19: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

pemerintah baik berupa peraturan pemerintah melalui PP No. 73 Tahun 1992

jo PP No. 63 Tahun 1999 jo PP No. 39 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

usaha perasuransian, maupun regulasi menteri keuangan yang berkaitan

dengan asuransi syariah dan juga fatwa yang dikeluarkan oleh MUI melalui

Fatwa DSN-MUI yang berkaitan dengan asuransi syariah. Regulasi yang ada

tersebut sudah lebih baik dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan

asuransi syariah karena regulasi tersebut dikeluarkan pemerintah melalui

menteri keuangan berkaitan dengan asuransi syariah, namun regulasi yang ada

dan Fatwa DSN-MUI belum bisa mengakomodasi asuransi syariah karena

Fatwa DSN-MUI tidak mempunyai kekuatan hukum, sehingga diperlukan

peraturan perundang-undangan yang secara khusu mengatur asuransi syariah.

Namun, sampai saat ini belum ada payung hukum bagi asuransi syariah,

meskipun RUU Asuransi Syariah sudah lama diajukan ke DPR dan diharapkan

RUU ini akan segera disetujui DPR sebagaimana RUU Perbankan Syariah

yang telah lebih dulu disetujui belum lama ini.

b. Faktor sumber daya manusia. Masih terbatasnya sumber daya manusia yang

benar-benar mempunyai kualifikasi, mengerti mengenai syariah dan asuransi

syariah, serta mempunyai semangat perjuangan dan pengembangan ekonomi

syariah khususnya asuransi syariah. Minimnya sumber daya manusia ini

disebabkan karena sebagian besar dari sumber daya manusia yang ada

merupakan lulusan dari program studi konvensional dan kurang paham

mengenai syariah sehingga menyebabkan ketidakcocokan antara pengetahuan

yang dipelajari saat di perguruan tinggi dengan bidang kerja yang dijalaninya

dan kondisi ini dapat menghambat perkembangan ekonomi syariah. Selain

jumlah sumber daya manusia yang minim, kendala dari segi sumber daya

manusia yaitu masih rendahnya motivasi diri dan belum ada pemahaman yang

matang mengenai segmentasi pasar dari team marketing perusahaan sehingga

masih ada kekacauan pasar.

c. Manajemen kantor cabang. Berdasarkan hasil observasi lapangan ditemukan

fakta bahwa manajemen kantor cabang masih tumpang tindih. Kantor cabang

belum mempunyai pemisahan fungsi manajemen layaknya di kantor pusat

sehingga dimungkinkan terjadi tumpang tindih diantara fungsi manajemen

tersebut.

Page 20: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

d. Kendala operasional. Kendala operasional ini berkaitan dengan prosedur

akseptasi lebih ketat, misalnya untuk dapat mengcover asuransi personal

accident diperlukan list peserta dan jika tidak ada maka berakibat jatuh ke

gharar, sedangkan di asuransi konvensional tanpa list peserta (no name) sudah

bisa di cover.Selain dalam hal prosedur akseptasi, kendala operasional ini juga

dapat terjadi dalam hal pembayaran yang tidak lancar (macet) karena suatu hal

peserta tidak dapat menyetorkan premi pada waktunya bahkan dapat

mengakibatkan terjadinya kemacetan dalam pembayaran. Jika terjadi demikian

perusahaan memberikan toleransi kepada peserta sehingga hubungan antara

peserta dengan perusahaan tidak terputus dan tetap dapat proteksi dengan dana

tabarru’ dicover dengan jumlah nilai tunai yang ada dan apabila pembayaran

sudah kembali lancar, nilai tunai yang dipinjam akan dikembalikan. Namun

apabila peserta memutuskan untuk berhenti sebelum masa asuransi berakhir

maka akan diberikan seluruh nilai tunai yang sudah terkumpul. Selain itu

kendala operasional ini proses penyelesaian polis yang cenderung lama bisa

lebih dari 14 (empat belas) hari sejak surat permintaan diajukan oleh calon

peserta bahkan bisa mencapai 30 (tiga puluh) hari atau lebih, terutama bagi

Kantor Cabang yang belum menggunakan sistem online, belum diberi

kewenangan underwriting oleh Kantor Pusat serta harus melewati prosedur

seleksi field underwriting dan underwriting dimulai dari kantor cabang ke

kantor wilayah baru kemudian diteruskan ke kantor pusat untuk diproses

underwriting

e. Kurangnya kesadaran berasuransi. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk

berasuransi masih sangat kurang (rendah), untuk jumlah pastinya secara

normatif tidak bisa disebutkan, namun partisipasi ekonomi syariah saat ini

baru 2%. Kurangnya kesadaran ini terbukti dengan ratio asuransi nasional

yang hanya mencapai 12% dari jumlah penduduk Indonesia dan untuk

asuransi syariah sekitar 1,2%.

f. ketidaktahuan masyarakat. Pada dasarnya masyarakat belum banyak yang

mengetahui mengenai asuransi syariah, operasional maupun produk asuransi

syariah serta keberadaan divisi atau kantor cabang syariah pada perusahaan

asuransi konvensional disebabkan karena sosialisasi yang dilakukan masih

kurang intens dan belum ke semua customer. Akibat ketidaktahuan akan

asuransi syariah ini, bagi masyarakat yang mempunyai pengalaman traumatik

Page 21: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

dengan asuransi konvensional berpendapat bahwa asuransi ini tidak jauh

berbeda dengan asuransi yang pernah mereka ikuti dimana uang mereka akan

hilang dan sulit dalam prosedural sehingga mereka merasa enggan, cenderung

tidak simpatik dan non kooperatif ketika disinggung mengenai asuransi

syariah. Sedangkan bagi masyarakat yang masih netral, beranggapan bahwa

asuransi itu mahal sehingga diperlukan anggaran khusus dan ada dana lebih

untuk berasuransi, prosedur yang rumit dan masih binggung dengan produk

dalam asuransi syariah yang sekiranya sesuai dengan kondisi dirinya. Dua

kelompok masyarakat ini, setelah diberi penjelasan singkat mengenai asuransi

syariah mulai terbuka cakrawala pemikirannya.

g. adanya perasaan traumatik pada asuransi konvensional. Perasaan traumatik

ini lahir karena mempunyai pengalaman dengan asuransi konvensional yaitu

ketika mereka sebagai nasabah asuransi konvensional dan karena suatu hal

tidak dapat menunaikan kewajibannya membayar premi maka ketika mereka

akan mengurus asuransi tersebut mengalami kesulitan prosedural dan bahkan

dalam polis secara jelas dan terang terdapat klausa bahwa apabila tidak

sanggup melakukan pembayaran maka uang yang sudah dibayar tidak bisa

dikembalikan.

3. Prospek Asuransi Syariah

Berasuransi secara Islam merupakan bagian dari prinsip hidup yang berdasarkan

tauhid. Setiap manusia menyadari bahwa sesungguhnya setiap diri tidak memiliki daya

apapun ketika datang musibah dari Allah SWT, apakah itu berupa kecelakaan, kematian, atau

terbakarnya toko yang kita miliki. Ada berbagai cara bagaimana manusia menangani risiko

terjadinya musibah. Cara pertama adalah dengan menanggungnya sendiri (risk retention),

yang kedua, mengalihkan risiko ke pihak lain (risk transfer), dan yang ketiga, mengelolanya

bersama-sama (risk sharing).

Menarik untuk direnungi bahwa sejak dari awal keberadaannya, mekanisme asuransi

Islam senantiasa terkait dengan kelompok. Ini berarti, musibah bukanlah permasalahan

individual, melainkan kelompok.Sekalipun, misalnya, musibah itu hanya menimpa individu

tertentu (particular risks). Apalagi apabila musibah itu mengenai masyarakat luas

(fundamental risks) seperti gempa bumi dan banjir. Sehingga esensi keberadaan asuransi

dalam kehidupan dinilai penting.

Page 22: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat umum sampai saat ini masih sulit

menerima keberadaan lembaga asuransi dengan melihat kenyataan bahwa selain faktor

ekonomi, faktor transparansi dan banyaknya penyimpangan bisnis juga ikut berperan dalam

memberikan citra buruk bagi institusi keuangan ini. Data pengaduan terhadap perkara

asuransi yang masuk ke YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) maupun YLKAI

(Yayasan Lembaga Konsumen Asuransi Indonesia) menunjukkan angka-angka yang relatif

masih tinggi. Jenis pengaduan yang muncul biasanya berkisar pada masalah klaim yang

ditolak, prosedur klaim dipersulit, masalah nilai tunai, dan-lain-lain. Praktik-praktik seperti

inilah yang menurut kacamata konsumen dipandang sangat merugikan mereka.

Asuransi syariah berpeluang sangat besar untuk lebih berkembang lagi karena

Masyarakat Indonesia baru sedikit (3 %) yang ikut berasuransi, Mayoritas penduduk

Indonesia beragama Islam yang tentunya akan memilih asuransi syariah dari pada asuransi

konvensional Karena konsep asuransi syariah dapat memenuhi rasa keadilan. Keberhasilan

sistem asuransi tidak sepantasnya diukur berdasarkan total uang yang dapat dikumpulkan

atau keuntungan yang diraih melalui lembaga dan badan yang telah dibentuknya. Sebaliknya,

keberhasilannya harus diukur dari sudut seberapa besar sumbangan yang telah diberikannya

untuk keselamatan hidup anggota masyarakat dan baktinya untuk meringankan beban

bencana dan malapetaka yang dihadapi oleh mereka.

Indonesia diyakini akan menjadi tren perkembangan asuransi syariah global dalam

beberapa tahun kedepan. Dengan adanya ketentuan pemenuhan modal minimum yang

semakin besar dan pertumbuhan industri keuangan syariah lainnya seperti perbankan,

membuat Indonesia akan menjadi pemain asuransi syariah terkemuka di Asia Tenggara.

Landasannya, perkembangan perbankan syariah syariah yang saat ini telah diramaikan oleh

sembilan bank umum syariah , akan diikuti oleh asuransi syariah. Premi industri asuransi

syariah global pada tahun 2010 mencapai AS$ 8,9 miliar.16 Perkembangan signifikan ini

tidak terlepas dari faktor Indonesia dan Uni Emirat Arab. Indonesia sendiri mencatat

pertumbuhan rata-rata asuransi syariah masing-masing sebesar 35% dan 135%.

Menurut Kepala Perasuransian Syariah Biro Perasuransian Bapepam-LK kementrian

keuangan, pangsa industri asuransi syariah bisa jadi melebihi pangsa perbankan syariah. Pada

16AM. Saefuddin, Membumikan Ekonomi Islam, Jakarta: Ppa Consultants, 2005, hlm. 309

Page 23: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

akhir 2009 lalu, total premi asuransi syariah tumbuh hingga 78% dibandingkan tahun

sebelumnya dengan pencapaian pangsa pasar sebesar 2,9%. Premi bruto asuransi syariah di

tahun 2009 tercatat mencapai Rp 2,053 triliun, naik dari 2008 yang membukukan angka

sekitar Rp 1,4 triliun. Saat ini pelaku usaha asuransi syariah terdapat 43 buah yang terdiri dari

empat perusahaan asuransi syariah dan 39 unit asuransi dan reasuransi syariah.

Ketua Umum Asosiasi Syariah Indonesia Muhaimin Iqbal menyatakan hingga Januari

2008, di Indonesia sudah ada 3 perusahaan yang full asuransi syariah, 32 cabang asuransi

syariah, dan 3 cabang reasuransi syariah. Menurut beliau pertumbuhan premi industri bisa

menembus Rp 1 triliun tahun ini. Rencana masuknya asuransi raksasa di pasar asuransi

syariah diharapkan mendukung pencapaian target itu. Ia mengatakan perolehan premi industri

asuransi syariah tanah air diperkirakan kembali mengulang prestasi tahun lalu dengan tumbuh

sebesar 60%-70%. pada 2006, industri asuransi syariah membukukan pertumbuhan premi

sebesar 73% dengan nilai total Rp 475 miliar. Predikisnya hingga akhir 2007 bisa mencapai

Rp 700 miliar kalau tahun depan tumbuh 50% saja, sampai melebihi Rp 1 triliun.

Kendati asuransi syariah mengalami pertumbuhan yang pesat, kontribusi terhadap

total industri baru mencapai 1,11% per 2006 dan diperkirakan meningkat ke posisi 1.33%

tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari jumlah pelaku industri asuransi syariah yang masih

terbatas dan baru menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir. Ada sejumlah alasan

mengapa institusi keuangan konvensional yang ada sekarang ini mulai melirik sistem syariah,

antara lain pasar yang potensial karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan

kesadaran mereka untuk berperilaku bisnis secara Islami. Potensi ini menjadi modal bagi

perkembangan ekonomi umat di masa datang. Selain itu, terbukti bahwa institusi ekonomi

yang menerapkan prinsip syariah, mampu bertahan di tengah krisis ekonomi yang melanda

Indonesia.

Selain perbankan, sektor ekonomi syariah lainnya yang mulai berkembang adalah

asuransi syariah. Prinsip asuransi syariah pada intinya adalah kejelasan dana, tidak

mengadung judi dan riba atau bunga. Sama halnya dengan perbankan syariah, melihat potensi

umat Islam yang ada di Indonesia, prospek asuransi syariah sangat menjanjikan. Dalam

sepuluh tahun ke depan diperkirakan Indonesia bisa menjadi negara yang pasar asuransinya

paling besar di dunia. Seorang CEO perusahaan asuransi syariah asal Malaysia, Syed Moheeb

memperkirakan, tahun 2008 mendatang asuransi syariah bisa mencapai 10 persen > market

share asuransi konvensional.

Page 24: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

Data dari Asosiasi Asuransi Syariah di Indonesia menyebutkan, tingkat pertumbuhan

ekonomi syariah selama 5 tahun terakhir mencapai 40 persen, sementara asuransi

konvensional hanya 22,7 persen. Perbankan dan asuransi, hanya salah satu dari industri

keuangan syariah yang kini sedang berkembang pesat. Pada akhirnya, sistem ekonomi

syariah akan membawa dampak lahirnya pelaku-pelaku bisnis yang bukan hanya berjiwa

wirausaha tapi juga berperilaku Islami, bersikap jujur, menetapkan upah yang adil dan

menjaga keharmonisan hubungan antara atasan dan bawahan. Bisa dibayangkan

kesejahteraan yang bisa dinikmati umat jika penerapan ekonomi syariah ini sudah mencakup

segala aktivitas ekonomi di Indonesia. Peluang penerapan ekonomi syariah masih terbuka

luas.17

Prospek asuransi Islam di Indonesia akan cerah dan semakin prospektif jika umat

Islam dapat membaca dan memberdayakan peluang dan kekuatan yang dimiliki. Di samping

itu, asuransi Islam juga harus bisa meminimalisir ancaman atau tantangan yang sudah dan

akan muncul sekaligus memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang ada. Sebagai sebuah

lembaga keuangansyariah, asuransi Islam tidak boleh berkutat pada dataran simbol-simbol

keagamaan. Konsekuensi sebagai bagian dari lembaga keuangan syariah sangat tinggi. Oleh

karena itu, konsistensi menjalankan usaha sesuai dengan syariah baik dalam manajemen,

produk, investasi, promosi dan lain-lainjuga harus diperhatikan dan diaplikaskan. Sebagai

lembaga keuangan yang tentunya juga berorientasi keutungan (profit oriented), asuransi

Islam tidak boleh melupakan tujuan awal berdirinya asuransi Islam yang menggusung

semboyan sosial oriented sebagai wujud ta’awun ‘ala al birr wa at taqwa.

Asuransi Syariah di Indonesia Merupakan Peluang Bisnis yang Prospektif, karena

seiring dengan perkembangan ke arah stabilitas politik dan ekonomi, dengan jumlah

penduduk lebih dari 180 juta jiwa, Indonesia merupakan salah satu portofolio investasi yang

mulai kembali dilirik para investor manca negara. Kenyataan bahwa sekitar 90% penduduk

beragama Islam dan bahwa kesadaran untuk mengekspresikan identitas kemuslimannya

semakin meningkat, telah menjadi potensi pasar yang besar. Sebagai contoh, usaha di bidang

makanan dan minuman berlabel halal, pakaian dan asesori muslim dan muslimah, perjananan

haji dan umroh, pendidikan dan publikasi Islami, meningkat dengan pesat dalam kurun waktu

15 tahun terakhir ini. Selain itu, sebagian ummat Islam memerlukan jaminan bahwa segala

interaksi muamalah yang dilakukannya dalam upaya mencapai kesejahteraannya, sesuai

17 http://irfan-kurniadi.blogspot.com/2010/05/asuransi-syariah-prospek-tantangan-dan.html

Page 25: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

dengan syariah. Kebutuhan akan lembaga keuangan Islami bertambah kuat seiring dengan

berkembangnya sektor industri jasa keuangan secara umum. Untuk memenuhi permintaan

ummat tersebut, diperlukan lebih banyak bank dan asuransi syariah. Kehadiran lembaga-

lembaga keuangan syariah lainnya dapat memacu persaingan yang sehat, yang akan

meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. 18

4. Strategi Pengembangan Asuransi Syariah

Berasuransi secara Islam merupakan bagian dari prinsip hidup yang berdasarkan

tauhid. Setiap manusia menyadari bahwa sesungguhnya setiap diri tidak memiliki daya

apapun ketika datang musibah dari Allah SWT, apakah itu berupa kecelakaan, kematian, atau

terbakarnya toko yang kita miliki.

Ada berbagai cara bagaimana manusia menangani risiko terjadinya musibah. Cara

pertama adalah dengan menanggungnya sendiri (risk retention), yang kedua, mengalihkan

risiko ke pihak lain (risk transfer), dan yang ketiga, mengelolanya bersama-sama (risk

sharing). Menarik untuk direnungi bahwa sejak dari awal keberadaannya, mekanisme

asuransi Islam senantiasa terkait dengan kelompok. Ini berarti, musibah bukanlah

permasalahan individual, melainkan kelompok. Sekalipun, misalnya, musibah itu hanya

menimpa individu tertentu (particular risks). Apalagi apabila musibah itu mengenai

masyarakat luas (fundamental risks) seperti gempa bumi dan banjir. Sehingga esensi

keberadaan asuransi dalam kehidupan dinilai penting.

Berdasarkan konsep Risk Based Capital (RBC) perusahaan asuransi di Indonesia

sebenarnya dapat beroperasi dengan modal yang sangat rendah (diatas Rp 3 milyar) asal sehat

dan memenuhi Risk Based Capital diatas 120%. Asuransi syariah dalam bentuk cabang atau

divisi dari perusahaan asuransi konvensional dapat beroperasi dengan penyisihan modal

minimal Rp 2 milyar.

Kemudahan-kemudahan permodalan ini disatu sisi baik untuk mendorong timbulnya

perusahaan asuransi/cabang/divisi syariah. Di sisi lain sebenarnya harus disadari bahwa

ketentuan minimum tersebut kurang mendorong timbulnya perusahaan asuransi yang sehat.

Struktur permodalan yang kuat sangat dibutuhkan untuk mengangkat industri asuransi

syariah. Dengan modal yang kuat perusahaan asuransi syariah akan dapat melaksanakan

18 http://nitigama.wordpress.com/2010/02/11/prospek-bisnis-asuransi-syariah-takaful/

Page 26: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

fungsi-fungsi yang semestinya, antara lain edukasi pasar melalui berbagai media komunikasi

untuk menjelaskan keberadaan asuransi syariah, keunggulannya, manfaatnya serta kebersihan

dari keraguan, pengembangan produk secara berkelanjutan, back-uo keuangan yang kokoh

untuk membangkitkan kepercayaan publik.

Untuk Mengatasi kekurangan SDM yang Profesional dapat diatasi dengan akan

mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas SDM asuransi syariah melalui beberapa

program sertifikasi agar perkembangan industri didukung ketersediaan fellow dan associate

berkualitas.

Untuk Memasyarakatkan dan Meningkatkan Asuransi syariah maka LKS harus

mengembangkan teknologi informasi yang terdepan, serta meningkatkan promosi dan

sosialisasi di segala lapisan masyarakat. Menurutnya, semua pihak harus bekerja keras untuk

memperkenalkan sistem asuransi syariah di Indonesia agar masyarakat mengetahui ada solusi

dalam pengelolaan risiko secara Islami Pemerintah Juga harus lebih mendukung Asuransi

Syariah, para ekonom yang ada di kabinet saat ini sebaiknya meninggalkan sistem ekonomi

kapitalis dan mengikuti aturan main kapitalis, sehingga bisa keluar dari krisis.

Penerapan syariah yang makin meluas dari industri keuangan dan permodalan

membutuhkan regulasi yang tidak saling bertentangan atau tumpang tindih dengan aturan

sistem ekonomi konvensional. Para pelaku ekonomi syariah sangat mengharapkan regulasi

untuk sistem ekonomi syariah ini bisa memudahkan mereka untuk berekspansi bukan malah

membatasi. Saat ini, peraturan tentang permodalan masih menjadi kendala perbankan syariah

untuk melakukan penetrasi dan ekpansi pasar.

Pemerintah sebagai regulator belum mengeluarkan kebijakan di bidang asuransi

syariah sebagaimana halnya pada perbankan syariah yang memiliki UU Perbankan Syariah.

Sekarang ini sudah ada regulasi yang memadai, tapi rasanya belum cukup. Bahkan kalau

memungkinkan asuransi juga diberikan insentif, Insentif yang diharapkan misalnya dalam

bentuk perpajakan atau bentuk lainnya. Dengan adanya insentif dan regulasi yang memadai,

diberharapkan hal tersebut dapat merangsang industri syariah agar bisa berkembang lebih

cepat. Selain pihak regulator, DSN dapat mengeluarkan fatwa yang dapat mengakselerasi

industri asuransi syariah.

Asuransi syariah juga masih menemukan kendala dari masyarakat yang memiliki

kesalahpahaman atas asuransi syariah. Asuransi syariah dipandang harus murah, mudah dan

Page 27: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

untung. Padahal asuransi juga menghitung bisnis dan laba, Sementara itu lingkungan bisnis

ekonomi saat ini yang rentan terhadap penyogokan membuat asuransi syariah tak bisa masuk

ke dalam bisnis tersebut.

keberhasilan sistem asuransi tidak sepantasnya diukur berdasarkan total uang yang

dapat dikumpulkan atau keuntungan yang diraih melalui lembaga dan badan yang telah

dibentuknya. Sebaliknya, keberhasilannya harus diukur dari sudut seberapa besar sumbangan

yang telah diberikannya untuk keselamatan hidup anggota masyarakat dan baktinya untuk

meringankan beban bencana dan malapetaka yang dihadapi oleh mereka. Inilah sebenarnya

esensi dari tujuan Asuransi Syariah.

C. KESIMPULAN

Analisis Swot adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat

deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor

masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Analisis

Swot sangat penting perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan karena analisis dan

gambaran yang diberikan merupakan tolok ukur dalam mengembangkan lembaga/satuan

pendidikan lebih lanjut.Setelah analisis, perlu dirumuskan visi,misi, tujuan, dan program

kerja yang lebih konkrit.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar sekaligus merupakan

negara berpenduduk muslim yang terbesar ditambah lagi dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat untuk semakin mengekspresikan identitas kemusliman mereka merupakan pasar

yang empuk dan berpotensi besar. Data menyatakan dalam beberapa kurun waktu terakhir

penjualan produk-produk islami (busana muslim dan muslimah, makanan dan minuman yang

berlabelkan ‘halal’, perjalanan haji dan umroh, dll.) mengalami kenaikan yang signifikan. Di

lain sisi kebutuhan kenyamanan bermuamalah dalam transaksi keuangan pun meningkat

pesat, sehingga diperlukan lebih banyak lembaga-lembaga keuangan ataupun lembaga

pembiayaan yang bernuansa syariah. Demikianlah gambaran mengenai analisis SWOT bisnis

asuransi syariah di Indonesia.

Page 28: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

DAFTAR PUSTAKA

Agus Haryadi, asuransi dalam perspektif Islam

Akdon. Strategic Management For Educational Management . Bandung: Alfabeta, 2007.

AM. Hasan Ali.. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, edisi Pertama, ctk. Kedua, PrenadaMedia, Jakarta, 2004

AM. Saefuddin, Membumikan Ekonomi Islam, Jakarta: Ppa Consultants, 2005

http://adjievanhouten.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-analisis-swot.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/http://hesiainantasari.wordpress.com/2013/03/30/peluang-tantangan-asuransi-syarian-di-

indonesia/http://info-analisisswot.blogspot.com/2010/04/analisis-swot-asuransi-syariah.html

http://jenispelajaran.blogspot.com/2011/10/analisis-swot-asuransi-syariah.html

http://nitigama.wordpress.com/2010/02/11/prospek-bisnis-asuransi-syariah-takaful

http://prudentialindonesia.wordpress.com/2008/02/04/seberapa-banyak-orang-memerlukan-asuransi-jiwa/

http://www.asuransibank.com

http://www.vibiznews.com

Jafril Khalil, Asuransi Syariah dalam Perspektif Ekonomi: Sebuah Tinjauan, Jurnal HukumBisnis Volume 22, Nomor 2 Tahun 2003.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi Keenam, ctk. Kedelapan, JakartaRajaGrafindo Persada, , 2004.

Kasmir.. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi Keenam, ctk. Kedelapan, JakartaRajaGrafindo Persada, , 2004

Majalah Gatra, 24 Oktober 2007

Majalah Media Asuransi, September 2007

Majalah Tempo, 21 Oktober 2007

Majalah InfoBank, edisi Khusus 2007

Majalah Investor, 11 September – 10 Oktober 2007

Majalah Sharing, edisi khusus Thn I – Oktober 2007

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah : (life & general) konsep dan operasional, Gemainsani : 2004.

Page 29: ANALISA SWOT , PROSPEK DAN STRATEGI · PDF fileDemikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan ... mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat

Nurul Ichsan, Takaful Konsep Asuransi Dalam Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2011

Training & Development Department, BasicTraining Modul 2002, Training & DevelopmentDepartment Asuransi Syariah Takaful, Jakarta, 2002.

Wirdyaningsih, dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, edisi Pertama, ctk. Kedua,Jakarta Kencana, , 2006.