analisa standarisasi food safety management system bahan ... · 2. bahan sayuran/buah ditempatkan...
TRANSCRIPT
BABII
LANDASAN TEORI
2.1. FSMS
F3MS adalah kepaiyangan dari Focd Safety Managetnent System atau
Sistem Manajemen Keamanan Makanan. Sistem ini dibuat untuk mengontrol dan
mengantisipasi problem-problem keamaoan makanan dengan mengemukakan
standard ininimimi penanganan keamauan makamn yang mengacu pada prinsip-
prinsip keamanan makanan yang disebut HACCP tHazard Aii<ilysis and Criticcd
Ccntroi Pomts). HACCF berguna untuk menemukan sumber masalah keracunan
makanan yang serius. memantau setiap langkah pemecahan. serta menyelesaikan
perrnasalahan tersebut. HACCF memuat berbagai prosedur dan pembatasan
penanganan makanan yang hanis dilaksanakan sebaik-baiknya dalam operasional
kecuali ada aturan-atiu'aji setempat yang lebih ketat ]agi.
Ada 7 langkah kunci HACCF :
1. Haza rd Analysis
Langkah pertama ini adalah taliap identifikasi untuk mengetahui resiko
penyebab kerusakan makanan. Hal ini dilakukan karena Food Handlcr
(pengolah makanan) seringkali tidak dapaf mengendalikan penyebab kenisakan
pada makanan. Sehingga diberlakukan siptem FiACC? yang berarti produsen,
mppher dan pengantar baraiig harus melakukan analisa kualitas, yang bertujuan
untuk menghilangkan atau menguran^i resiko tersebut sebelum bahan makanan
diproses.
2. Mengidentifikasi Cntical Control Powt.*
Langkah peijsidentifikasiaij ini pentmg. kareaa seringkaJj kesaJahan ferjadi
pada langkah-iangkah yang ada di dalam C?itic£ COJ:&•:•! Pointn tersebut. Oleh
karena itu harus ditentukan dengan sebaik mungkin untuk menghilangkan
resiko bahaya kemsakaii makanan. Cntical Controi Pomst yang umum
dijumpai adalah pengawasan kebersihan dan pengendalian suiiu.
3. Menentukan Cnncal lumts imttik tiap Cnhcal Controi Poirii
Confoimya ; Makanan kaJene ?ehariiSJ3V3 disiirpaij pada &iihu JO'C - 43'C. Jika
disimpan pada suhu kuraiig dari 10'C aiau lebih dari 43'C rnaka akan terjadi
kerusakan pada kemasau kaleng.
4. Memonitor Cntica! CopJrol Point
Pada tahap ini, Cntical Control Fouit yaiig telah ditentukan dievaluasi untuk
meiihat apakah sudah berjalan sesuai target dan prosedur atau belum.
5. Melakukan koreksi jikaterjadi masaiaii
Jika pada saar memonitor pelaksanaan C-incai Conh'ol Point terjadi suatu
masalah (kesalaiian prosedur), maka titidakan-tiadakan koreksi tiarus segera
dilakukan.
6. Memastikan sistem HACCP bekerja dengan baik
Langkah selanjutnya adalali memeriksa sistern HACCP., apakah sistem tersebut
sudah berjaian sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Tes laboratorium
tcrhadap bahan makanaii harus tctap dilakukan untuk mengetahui, apakah
bahan makanan masih menganduttg kuman atau tidak. walaupun sudah
disimpan sesuai dengan prosedur. Dan jika terjadi kekurangan dalam sistem
tersebut, harus dicatat sebagai rujukan untuk perbaikan system yang akan
datang,
7. Pencatatan data
Pencataran data dilakukan dengan maksud, jika ada orang lain yang
membutuhkan informasi, tnereka bisa mendapatkannya. Selaiti itu, dapat juga
diketahui perkembangan sistem HACCP yang diberlakukan, yang berguna
untuk keperluan auditing dan klasifikasi sistem HACCP.
(wvvw.safefood.netau/content.cfhi?sid=480) & (̂ Cichy, 1994:11}
2.2. Pengalengan
Proses pengalengan ditujukan untuk mencapai sterilisasi terhadap
produk-produk makanan agar dapat bettahan lama. Proses pengalengan ada dua
cara, yaitii dengan stenlisasi bersama dan stenlisasi rerplsah Uhsptic Cjiimmg).
2.2.1. Proses pengaleiigan dengan sterilisasi bersama :
1. Bahan makanan hasil paaen tifaa cli pabrik pengalengan. lalu dibersihkan.
Tergantung dari jenis buali atau sayuraii yang akan diproses, bagian yang
tidak dapat dipergunakan. dibiisng. Beberapa macam jenis ^ayuran perlu
meJewari proses Dh^ch seperri jaeung mucla, rebung- Proses ini
bertujuan untuk mengempukkan sayuran tersebut.
2. Bahan sayuran/buah ditempatkan pada kaleng yang telah disiapkan
3. Air asin atau air garam ditambahkan pada sayui'an, dan air gula atau sari
buah pada buah (kecuali: untuk sayur yang dijadikan acar, ditambahkan
air cuka untuk proses fermentasi;
4. Setelafa kaleng diisi, diJakukaBprosespengosongau udara (kaleng dihitup
dan disegel untuk membentuk suatu kekedapan udara).
5. Kaleng dipanaskan selama beberapa waktu hingga mencapai temperatur
sterilisasi (dipanaskanpadasuhu 121'C, selama 20-30 menit).
6. Setelah proses pemanasan selesai, kaleng didinginkan. Proses pen-
dinginan harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari kaleng
mtnggembung.
7. Setelah didinginkaru kaleng diberi label daii ditempatkan dalam kotak
atau peti untuk nantinya dikirim.
(Cichy, 1994:137-138)
Pemanasan untiik steriiisasi biasanya diiakukan dalam wadah yang sangat
besar yang diberi tekauaa udara, ttrganhwg darijenis makanan yang diproses dan
dan ketahanannya terhadap panas.
2.2.2. Proses pengalengan dengan sterilisasl teipisah:
Proses ioj rennai.iik &rerij]̂ Srfi reipi^ah, antara kaJeue dan isi. Produk-
produk makanan yang sensltlf terhadap panas diproses dengan menggenakan
proses pengalengan yang dikeaal sebagai Pengalengaii Aieptic (sucl hamas yang
dilakukan dengan lanskah-langkah sebagai berikut;
f
1. Kaleng disterilkan dengan menggunakan kvdrogen peroksida. (Hydrcgen
Fercfrsida adalah senyawa kiinia yang meugJjasiikaij enziffl psroJcsidj yang
dapat berfimgsi membersihkan bahan makanan dari bakteri.)
2. Isi disterilkan dengan dipanaskan pada sulm yang tinggi tetapi hanya daJam
waktu yang lebih slagkat dari proses pengalensan normal/pada umumnya.
3. Setelali disteril. isi kaleng diteinoarkan dalam kaieng dan dikemas dalarn
mangan sferil. Yang dimaksud mangan steril adalali, ruangan tempat
pengemasaM makmmn. Ruangan tersebut bersuhu 1O'-43'C, dan karyawan yang
bekerja di daiamnya wajib menggunakan pakaian steril dan masker.
Proses ini bertujuan untuk mengawetkan nutrisi, warna, rasa, bau daii
tekstiu' balian makanan, tetapi prose? ini relafif mahal karena prosesnya lebih
panjang. Selain itu juga lebih beresiko, kai'ena dengan proses yang lebih panjang
maka diperlukan waktu yang lebih panjang pula. sehingga hal ini memberi
peluang terjadinya kontaminasi pada saat pemindahan bahan makanan yang telah
disterilkan ke dalam ruang steril (Cichy, 1994:137-138).
2.2.3. Paiias yaiig diperlukan untukproses sterilisasi (Cichy, 1994:138)
1. Ukuran. bentuk, material dari kaleng yans digunakan akan mem-
pengaruhi tingkat penghantar panas. Kaleng daiam ukuran kecil
merupakan penghantar panas yang lebih cepat dari kaleng ukuran besar
atau bahan dai"i kaca.
2. Jenis bahan makanan yaiig akan dikaiengkan merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap tingkar penghantar panas. Produk makanan
yang sangat kental seperti to?nato pcate. mempunyai tingkai penghantar
panas yang iebih lambat daripada produk makanan yang mengandung
lebih baiiyak cairaii seperti tcnutopur^e,
3.pHiPartiai Hydrogenatiofi atau Derajat Keasaman) juga mempengaruhi
jumlali panas yang diperiukan unmk prose? stenllsasi.
10
2.2.4. Penggolongan Makanan Kaleng
Secara umum, produk makanan kaleng dapat digolongkan dalam 3 bagian
berdasarkan derajai keasamannya (Cichy. 1994:138}:
a. L^v-Acid FJCZ? atan Makai-an Btrkadar A-am Rendah (pH di atas 4.5)
MisaJnya : bayam, asparagub. kbii, jagnjjtr dan buucis Jiiua (bimcJt- berbiji
be^ar). Karena tingkat keasamannya rendah. produk-produk tersebut relaiif
memeriukan pemanasan yang kuat unfuk menjaga atau mencegah
pestumbuhan CloMndium Eetulvmm (organisme yane menyebabkan
keracunan Botulisme). Prose^ ini digunakan untuk mematikan organisme.
Disamping itu juga meminimalipaBi efek negatif terhadap tekstur, ra«a, bau,
warna dan njpa balian makauaji tersebiiL
b. Kfedium-Ao:d Focds atau Makanan Berkadar Asam Sedang (pH 3.7-4.5)
Misalnya: tomat, nanas. dan buah pir. Tingkat keasaman golongan ini
mencegah pertumbuhan Clostndu-jr: Bctuhnum. Tetapi mikroorganisme
pengrusak masih dapat tumbuh dan berkembang pada tingkat keasaman ini.
Sehingga proses pemana^an hanis cukup tinggi mituk mematikan
rmkroorganisme yangtidak diinginkan.
c. High-Acid Fccds atau Makanan Berkadar A?am Tinggi (pH dibawah 3.7).
Misalnya : asinan/acar kiibip dan jenis buah bei"nT. Hanya beberapa
mikroorganisme pengrusak yang dapat bertahan hidup dalam tingkat
kea.saman ini. Jeni^ kelompok ini hanya memeiiukan pemanasan yang relatif
ringan.
2.2.5. Kema.san Makanan Kaleng
Persyaratan kemasan makaiiati kaleug yang baik-
1. Tidak penyok bersudut. Jika kaleng penjok dan membentuk sudut.
makri acia keiuangkinati icriadinya iubane-Iubang halus. jaiig tak
terlihal. Duii IT>I ruei uyakau pintu mat-uk oktigen yang dapat
mengaktifkanc'ostr:dzu?n bznJim^i. yaiig akan meracuni makanan.
2. Tidak mengembung. Jika kaleng kemasaii menggembung, itu
merupakan tatida batav.a di dalam kaleng sudak terjadi kon.tamina.si,
antara makanan dan cicsi*idiW'i i'Oiuhnuw. Cicstndmm bctulmum
11
memecahkaii kandungan karbohidrat da.lam makanan, Dan proses
fersebut menghasilkan ofaigen yang jnenjadikai! kalmg menggembung.
3. Tidak berkarat. Kaleng yang berkarar menandakan bahwa terjadi
pengeroposaii kaSeng. Jika kaleng keropos, maka oksigen dapat masuk
dari mengakibatkan chztndium bciuluium aktif kembali. Selain itu
dapat juga terjadi konlaminasi sllang antara karat dengan makaiiaa.
Karat pada kaleng terjadi akibai reaksi kimia antara, besi, air, dan
aksigen.
4. Isi (rasa, rupa. tekstur) belum berubah. Jika terjadi perubahan isi, berarti
telah terjadi kontaminasi antara makanan dan bakteri, dan itu juga dapat
berarti telali terjadi penurunan nutrisi.
5. Expired date (tanggal kadaluarsa): masih dalam jangka waktu layak
pakai. Jika makanan kaleng tersebut sudah melewati tanggal kadaluarsa,
maka ada kemimgkinan, makanan sudah ttrjmgkit bakteri, dan tentu
saja kandungan gizinya sudah berkurang.
6. Pembalian warna pada bagian dalam kaleng. Hal ini terjadi disebabkan
oleh rendahnya kualitas kaJeng yang digunakan. Ini diakibatkan oleh
penggunaan kaleng kemasan yang berkualitas rendah. Karena
rendahnya kualitas kaleng, maka bakteri di daiam kaleng rnasih aktif,
sehingga meracuni makanan dan merubah warna lapisan daJam kaleng.
Selain itu juga disebabkan oleh cacat produksi, yaitu dalam 100 produk,
kemungkinan terjadi 1 sampai 2 kaleng yangrusak.
2.2.6. Data yang tercantum pada kemasan kaleng
1. Expired Date : tanggal kadaluarsa adalaii waktu batas akhir niakanan
iayak dikonsumsi.
Jenis expired a r e ada 2, yaitu:
- Tanggal produksi
Jika pada makanan kaleng dicantumkan tanggal produksi. maka
makanaii kaleng tersebut layak dikonsumsi selama-lamanya 3 tahun
dari taiiggal tercantuta.
Conioii: ??c-Tuchcn Dai-z: 1 Maret 2003.
12
Maka makanan kaleng tersebut layak dikonsumsi sampai dengan 1
Maret 2006.
- Tanggal kadaluarsa
Jlka pada makanan kaleng dicanramkan tanggai kadaltiarsa. maka
makanan kaleng tersebut iayak dikonsumsi paling lambat pada tanggal
tercantum.
Contoh: Expired Datc: i Maret 2003.
Maka makanan kaieng tersebut layak dlkonsumsi sampai dengan 1
Maret 2003,
Jika makanan kaleng yang disimpan telah melebihi tanggai kadaluarsa,
maka makanan kaleng tersebut harus dibuang. (Lahyani; interview, April
2003).
2 Bar Code.
Bar Code adalah kode berupa garis-garis dan deretan angka pada
kemasan makanan kaJeng, yang melambaiigkan:
- Tempat hasil panen sayuran dan buah-buahan.
- Tempat proses pengolahan (kode pabrik).
- Tempat proses pengaiengan.
- Sistem pengalengan (steriiisasi bersama aiau teipisah).
Contoh: 270902 1 8 4 E2
270902 : Tanggal produksi.
J, : Dipanen di Bandung, JawaBarat.
| : Diproduksi di pabrik nomor 8.
4 : Dikalengkan di Cilegon, JawaBarat.
E2 : Proses sterilisasi terpisah.
Terdn|>8i perbedaan antara b,ir :oac keraasan raakaria^ kaleag produksi
Asia dengan bu" cc\ie kemasan makanan kaieng produksi Eropa dan
Amerika (Lahyani; inteniew. April 2003):
1. Eropa dan Amenka: mencantumkan kode yang menggambarkaii
kualitas produk sayuraivbuah, apakah termasuk kualitas A, B, C. D,
aiau E,
13
2, Asla: Tidak mencantumkan kode yaiig meriggambarkan kualltas
prodiik saynrafi 'buah.
3.Nutnhon Fact. data informasi obyektif yaiig mencantumkan
kandungan gizi berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan didukung oleh
bukti-bukti penelitian yang dilakukan secara ilmiah oieh para ahli.
Data ini rerdapat pada label kemasan makanan kaleng. Dengan
Nutrition Faci kira dapar mengetahui apakah rnakanan kaleng tersebut
beresiko i'mggi (rmngandimg prorein berkadar tinggi) aiau ridak. Jika
niakanan kaieng tersebut membutuhkan suhu penyimpanan tertentu,
maka akan dicantumkan pada label kemasan.
www.nutritionflle.capdfs/'NutritionFile%20Spri^g%202001 .pdf).
Contoh:
Jumlah nutrisi tiap penyajian % Daiiy Value
KaJori 130 kaj
Karbohidrat 33 gr 11%
Sodium 30 mg 1§§
Gula 31gr
Vitamin C 70%
Zat besi 2%
Percfntage Daily Valuc adalah jumlah kalori yane diperhikan
manusia dalam satu hari. Standart %DV adalah 2000 Kalori.
4. Ingredientr. data pada label kemasan makanan kaleng yang
mencantumkan bahan-balian yang terkandung pada niakanan kaleng
tersebut.(Longman of Contemporary English)
Contoh: Longan 30 °o
Water 36 °o
Sugar 24 ° o
2.3. ReceivtitgfP^enerimaan
Penerimaan merupakan kelanjutan tahap perencanaan menu dan
pembelian barang yaiig beniyuan memeriksa bahan mafcaiian yang dlbell. baik
14
kuantiias, kualitas, pemeriksaaii harga, dan memutuskan apakah bahan makanan
tersebut diterima/ditolak (Cichy. 1994:211-218).
Hal — ha! yang mtndiikunt pru^e- penei immn ;
1. Staff penenmaaji yang koirspeten
- Sehat dati punya kesadaran akan kebersihan diri
- Mengenal form-form. peralatan dan perlengkapan yang digunakan
- Punyapengetahuan akan bahan-balian makanan
- Mempunyai penilaian terhadap knalitas produk dan sanitasi
- Punya kemampuaii menghitung dan komifmen pada tujuan pen.isahaa.ii
2. Perlengkapan yang Jengkap (timbangan, tennometer)
3. Fasilitas penerimaan yang memadai (area penerimaan, tempat cuci tangan,
troli, kran air)
4. Beberapa form penerimaan {Furcka.se Order Fornu Dm!y Receinng
Fomi Invcntciy FoitK)
2.3.1. Penerimaan dan Inventaris
Ketika barang-barang inventaris telah diterima. staff harus mulai
memonitor Cntical Ccntroi Fcuit (CCF'). Staf penerima harus memerikssa
kuaiitas, kebersihan, dan label baraiig-barang yang diterima dengan hati-hati.
Sebelum bahan-bahan makauau fer^ebut djim'entariskan, hariii: dicocokkan antara
saat pembelian dan penerimaan (Cichy. 1994:211-218).
Ada 2 iaiigkah proses pencocokan:
1. Yang pertama, faktvs daii jsiippJier dibandingkan dengan Kurat
pesanwi'Pwctc."e S'^ac- F~n- (lampiraii 1> dan srandard speyifikasi
pembelian Faktur bwisi garr±-nxRii produk >ang dikinm di«ertai dengan
haiaanya Bisa juga beri^i barans-barane pe^anan yang dikembalikan atau
belum tersedia
2, Langkah kedua adalah niencocokkan fakrur dan barana kiriman, Semua
barang kiriman. hanis ditiinbang atan diperiksa sehingga dapai diketahui
kecocokan antara faktur daii kenvataannva Jika bahan-baliau tersebut dalam
kemasan. hariis diketahui beraf bersihiiya. -crta tangaal kacialaarsanya. Jika
mtnibeli bahan-bakm niakauaii daJiaiJ ^JIIBJJ luiit. maka liares, dkocokkan
dengan cara menghitungnya per unit ^ebelum diterima,
3. Jika terjadi kekurangan dalam penerimaan, barang tumpah/rusak, maka staf
dapat memodizikasi faktur dari supplier. dengan menggunakan Creiit l\lemc<
(lampiran 2).
Crcdit l.lenic adalaii catataii tambahan tentang kekuranganjumlahbarang
yang dikirimkan oleh suppiier. Form ini berguna untuk pembeli karena mereka
akan membayar bahan-bahan yang dalam keadaan baik.
Bila bahan-bahan yang diterima akan segera digunakan. maka akan
langsimg dikirim ke dapiir tanpa jmeJahii jt^r/y^p/penyiinpanau dan Issumg
Co'itro! Pr/f^/pengeluaran. Meskipun demikian, semua penerimaan barang harus
dicatat di Daily Recsiving Psport (lampiran 3). Daftar ini mencatat semua
penerimaan barang dalam 1 hari. meliputi jumlah, tanggal, nama supplier. harga
dan keterangan-keterangan lainnya.
2.4. Storing/Penjiinpanan
Ztonng atau penyimpanan adalah puatu proses pen>*impanan barang yang
diperoleh dati bagian penerimaan, ke dalam suatu tempat atau raangan untuk
disimpaii sehingga barang-barang tersebut dapat digunakan kemudian (Longman
Dictionary's,1995;1422).
2,4.1. Kondisi Penyimpanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan kaleng meliputi :
1. Ruangan : Harus ^eialu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
2. Suhu : Suhu yang sesuai untuk penyimpanan makanan kaleng adalah suhu
ruangan, yaitu IO'C-43'C. Suhu penyimpanan di bawali 10'C akan
menyebabkan kaleng ckfusi (pengembunan). yang nantinya akan berakibai
terjadinya karat. Tetapi sebaliknya, syha penyirapanan di ritas 43'C dapar
mtij\ebabksj3 kajtiie mKii^ms
(www.mealtime. or g, about' about_sheif.
16
3. Penempatan; ndak nienenipel pada lanrai, dinding atau langif-Iaiiglt.
Dengan ketentuan sehagai berikut:
- Jarak bahan makanan dengaii lantai 15cm
- Jarak bahan makanan dengan dindmg 5cm
- Jarak bahan makanan dengan Jangit-langit 60cm
- Bahan makanan dislmpan daiam aiuran sejenis. dlsusun dalam rak-rak
sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan.
4. Tehnikpemasukan danpengeluaranbarang: FIFO (First In First Oui)
Stok baraiig harus digilir sehingga bahan makanan kaleng yang teriebih
dahulu masuk digunakan terlebih dahulu. Mengidentifikasi urutan penggunaan
akan lebih mudah bila barang-barang tersebut telah diberi Jabel tanggai dan
dicatat secara rapi.
Kebanyakan makanan kaleng akan tersimpan dengan aman sampai 3
tahun tetapi beberapa jenis, termasuk buah kalengan. hanya dapat disimpan
dalam waktu yang tidak terlalu lania. Keracunan makanan kaleng termasuk
jarang. Tetapi akan lebih aman bila makanan kaleng yang berkarat, penyok
atau kembun^ tersebiit dibuang tanpa mejnbukanya terjebih dahuJu (Cichy,
1994:223-235),
2.5. Cteaning Maintenance
Cleanmg Mamtenance alaupemeJJharaan kebersihan adaJah aktivitas yang
dilakukan untuk membersihkan kotoran, menjaga kebersihan suatu tempat, dalam
hal ini, store room dan receivmg area (Donaldson, 1996, 38).
2.5.1. Desain dan Lay out Storc Room
Desain dan Lay Out 3tcre Room berpengaruh pada proses Cleanmg maintemnce.
(Donaidson, 1996. 38), Persyaratan desain dan Lay Out otore Rocm yang baik
adalah sebagai berikut:
1. Rak penyimpanan
- Bahaii : Sfalnless sreel. karenfi anti karnr, kaar. tahan lama dan mudah
dibersihkan.
- Jumlah tingkat rak: 3 level {4 max)
2. Lantai
- Lanfrai hanm rerbnaf ciari babai JTUJS fahan lama fkoat ridak jmenyerap
air dan bau).
- Mudah dibersihkan
- Tidak meresap air & tidak licin
- Lantai harus tahan terhadap bahan-bahan yang mengandung asam,
lemak dan minyak,
- Lantai dan sudui-suditf fejubok itams bersih dan tanpa ceJah afau
iubang. Ini akan mencegah partikel-partikel makanan, kotoran dan
minyak, bertumpuk menjadi kerak, dan menjadi tempat berkembangnya
bakteri.
3. Dinding
- Dinding harus bersih. tanpa retak dan celah.
- Menggunakan iapisan ubin di area tersebut dimana dinding sering
basali saat pembersihan area.
- Harus dicat dengati warna terang untuk metigetahui apakah dinding
tersebut kotor atau berminyak.
4. Langit
Langit-lagit ruangan harus bersih, berwarna terang dan sudutnya
berhubungan dengan dinding/tidak ada celah.
5. Ventilasi
Cara kerja efektif untuk ventilasi adalah dapat mem.indah.kan panas, uap,
pengembunan dengan cepai Ruangan yang pengajj, lembab membantu
bakteri untuk hidup dan berkembang biak dengan baik.
6. Pencahayaan
Storc rooni harus memiliki pencahayaan yang balk. baik itu cahaya yaiig
berasal daii alani maupun buatan yang berasal dari lampu. Pencahayaan
yang kurang akan menyulitkan clalani pengenalan jenis barang. dalam
pembersihan peralatan-peralatan dan dapaf menyebabkan mudah
terjadinya kecelakaan kerja.
7. Kran air (tempat cuci tangan)
Biasanya disediakan di dekaf pintu masuk utama ~tore rocFn. Digunakan
untuk mencuci tangan yang kotor serta mencuci peraiatan yang kotor atau
setelah digunakan. Tempar cuci taiigan yang baik mempunyai dua kran air
terdiri dhri air panas> daa f:,!t dinstin dan terbuat dari stainless, Seita
disediakan sabun ctici tangan yang biasanya mengandung cairan
antiseptik.
8. Pembuangan
Saluran pembuangan digunakan untuk pembuangan air sisa pembersihan
store rooni Sedangkan sampah makanan tidak dapat dibuang melalui
saJiiran ini dan peinbnangan pada mnmnnya. Tetapi sebaiknya dimasukkan
ke kantong plastik dan diletakkan dalam tempat sampah yang digunakan
untuk keperluan ini. Tempat sampah yang ada harus diletakkan di luar
store roofH. Setelah itu akan dipindahkan ke area pembuangan sampah
hotel, yang kemudiaii akan diangkut truk sampali ke tempat pembuangaii
akhir.
9. Penalaan
Stors Room diatur menjadi beberapa bagian sesuai dengan kebutuhan dan
memenuhi standard kebersihan.
- Jenis bahan makanan yang lebih serir^g diperlukan diletakkan lebih
dekat ke pintu masuk agar lebih mudah diambil. (contoh: gula, garara,
minyak goreng, makanan kaleng.)
- Jeni;? balian makansn berukiiraji besar dan berat diJerakkajti di tingkat
yang paling bawah, di tmgkai berikutnya ditempatkan bahan-bahan
makanan yang lebih ringan dan berukuran lebih kecil (contoh: tepung,
beras).
2.5.2. Membersihkan Ziore Rcom
Membersihkan Siure Rooni dsnar dibagi mfitiiadi 2 kaiegori:
1. Clsan -As -Toh - Go (Pembersihan SesegeraMungkin)
19
Meiakukan pembersihan yang sangat cepar yaitu segera setelah meiihat
ai"ea kcfor dan lerdapar &ah, t d imriik mencegah kecelakaan pada
staf dan menjaga kebersihan serta kerapian rempat kerja.
2. Scheduled Cleamng (Pembersihan Terjadwal)
Pembersihan yang diJakukau secara periodic {general clcam<ig).
Durasi pembersihan tergantung pada jenis benda apa yang dibersihkan.
Lantai store rocm biasanya dibersihkan lebih serine daripada rak—rak
.itore roof}:.
Contoh dari pembersihan ini
- Lantai dibersihkan dari kotoraii dan debu dengan menggunakan sapu
dan pel. Untuk membersihkan lantai stors roorn, digunakan Multi
Furpose Cleaner (MPC) untuk lantai yang dilakukan setiap hari.
- Sem.ua rak-rak dan jetidela pada ruaag peayimpanan bahati makanan
kering dibersihkan setiap 1 minggu sekali (contoh: dilakukan tiap
hari selasa).
2.5.3. Fest Controi
Pest Contro! adalah aktivitas pengendalian hama untuk menjaga kebersihan store
room (Donaldson, 1996: 33).
1. Fest p ada umumnya
Ada 2 macam pp.it yang dapat dmitnpai pada tempat-tempat ditttana manusia
biasa menyimpan bahan makanan kaleng:
- Tikus
Tikus dapat masuk melalui iubaiig yang cukup kecii. Sekali saja timbul di
antara tempai-ternpai makanari berada. tikus akan sulit untuk dibasmi
karena tlngkar perkenibangbiakannya sangaf tinggi dan kekebalannya
terhadap racun-racun kunia yaiig disebut rcdenticides, Mereka membuat
sarang di dalam aian di dekat makanan disimpan dengan menggunakan
bekas kemasari dan sisa-sisa makanan. Tikus membawa bakteri pada bulu.
kakL kotoran. dan uritii^ ttu sehahnya ifitti£aJia-:fcr'-r r-jO'K harus dipenksa
dan dibersihkan sec&ra terarur. Biasanva Dembasmian terhadap hama ini
20
memerlukan keahiian khusus, Yang dimaksud memiliki kealiliaii khusus
adalali, staf pest coi^rol harus mempunyai pengetahuan tentang liama
secara menyeluruh yang meliputi pengetahuan tentang obat pembasmi
hama. baik cara penggunaannya maupun dosis pemakaiannya. Tapi staf
sfcrc rooni clapaf berperan besar untuJ: ajeijja^rikaj) rikiis ridak datang
berkeliaran di area dimana bahan makanan. Standard kebersihan dan
periindungan makanan yaiig tinggi akan menjauhkan tikus-tikus itu.
- Serangga (misalnya lalat, kecoak, semut).
Pests ini makan dan membuang kotoran. Mereka juga mentransfer bakteri
yang mereka bawadalam tubuh dan kotoran merekapada makanan.
2. Mengetahui keberadaan pests
Dapat dilakukan dengan melihat adanya tanda-tanda seperti:
- Kotoran
- Lubang pada kotak atau kemasan susu.
- Sarang hama.
- Bau-bauan yang tidak lazim.
- Kemsakan pada kayu, karena tikus.
Sebaiknya membuang makanan yang sekiranyaterkontaminasi o\zhpests.
3. Membasmi/Je^.
Sebagai statf store, bila menjumpai taiida-tanda adany&pest di tempat kerja.
maka harus secepatnya memberi tahu supsrvisor. Berbagai saran dapat
diperoleh dari Deparremen Lingkungan dan Kesehatan atau dari pests
controllsr.
Beberapa langkah yaiig dapat dilakukati adalali:
- Menjebak dan menangkap pest sepeiti tiku« dan kecoa
- Berikan racun atau bahan kimia lainnya (harus clengan pengawasan staf
ahli)
- Penggunaan ja&a tlari luar hotel yang dapar dimonitor secai'a periodik
|CaJmix. B.enfokiL Ecoiab).