analisa produktifitas

20
MODUL 2 – ANALISA PRODUKTIFITAS 1. Tujuan Instruksional Khusus Setelah kuliah selesai mahasiswa dapat : 1.1 Memahami Komponen-komponen Penentu Kualitas 1.2 Menjelaskan Pengertian Dasar Kualitas 1.3 Mengerti Perubahan Paradigma Terhadap Kualitas 1.4 Mengetahui Meningkatkan Kualitas Produk 1.5 Menjelaskan Perbaikan Kualitas di Setiap Departemen 1.6 Memahami Jaminan Kualitas 1.7 Menjelaskan Membangun Kualitas pada Sumbernya 1.8 Menjabarkan Reaksi Berantai atas Perbaikan Kualitas 2. Materi Pembahasan 2.1 Komponen-komponen Penentu Kualitas 2.2 Pengertian Dasar Kualitas 3.3 Perubahan Paradigma Terhadap Kualitas 3.4 Meningkatkan Kualitas Produk 3.5 Perbaikan Kualitas di Setiap Departemen 3.6 Jaminan Kualitas 3.7 Membangun Kualitas pada Sumbernya 3.8 Reaksi Berantai atas Perbaikan Kualitas 3. Pembahasan 2.1 Komponen-komponen Penentu Kualitas Ketidakpuasan terhadap produk yang dihasilkan bukan berarti hanya diatasi melalui perbaikan terhadap produk yang dihasilkan, melainkan terlebih dahulu harus memperbaiki proses yang dilalui dalam pembuatan produk tersebut. Memang sangat PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT. ANALISA PRODUKTIFITAS 1

Upload: reggy-setiawan

Post on 01-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisa produktifitas

MODUL 2 – ANALISA PRODUKTIFITAS

1. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah kuliah selesai mahasiswa dapat :

1.1 Memahami Komponen-komponen Penentu Kualitas

1.2 Menjelaskan Pengertian Dasar Kualitas

1.3 Mengerti Perubahan Paradigma Terhadap Kualitas

1.4 Mengetahui Meningkatkan Kualitas Produk

1.5 Menjelaskan Perbaikan Kualitas di Setiap Departemen

1.6 Memahami Jaminan Kualitas

1.7 Menjelaskan Membangun Kualitas pada Sumbernya

1.8 Menjabarkan Reaksi Berantai atas Perbaikan Kualitas

2. Materi Pembahasan

2.1 Komponen-komponen Penentu Kualitas

2.2 Pengertian Dasar Kualitas

3.3 Perubahan Paradigma Terhadap Kualitas

3.4 Meningkatkan Kualitas Produk

3.5 Perbaikan Kualitas di Setiap Departemen

3.6 Jaminan Kualitas

3.7 Membangun Kualitas pada Sumbernya

3.8 Reaksi Berantai atas Perbaikan Kualitas

3. Pembahasan

2.1 Komponen-komponen Penentu Kualitas

Ketidakpuasan terhadap produk yang dihasilkan bukan berarti hanya diatasi

melalui perbaikan terhadap produk yang dihasilkan, melainkan terlebih dahulu harus

memperbaiki proses yang dilalui dalam pembuatan produk tersebut. Memang sangat

mudah mengucapkan tidak menerima, membuat, dan meneruskan barang reject,

namun kenyataannya hal itu masih saja terjadi. Lain halnya jika kualitas merupakan

bagian dari jiwa. Setiap operator bertanggung jawab untuk tidak membuat barang

jelek dengan cara memastikan proses pembuatan barang tersebut. Apabila

ditemukan penyimpangan pembuatan barang tersebut terhadap spesifikasi standar,

segera hentikan proses dan lakukan perbaikan proses. Pengontrolan penyimpangan

spesifikasi produk di kemudian hari dapat diotomatisasikan dengan menempatkan

peralatan kontrol anticacat (antidefect) pada proses.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 1

Page 2: analisa produktifitas

Pengertian kualitas bukan hanya berarti kualitas produk saja, melainkan juga

kualitas pelayanan, kualitas kerja perusahaan, kualitas informasi, kualitas proses,

kualitas teknologi, kualitas desain, kualitas manajemen organisasi maupun tenaga

kerja, kualitas sistem, dan sebagainya. Semua kualitas tersebut meliputi semua jenis

aktivitas dan orang yang bertujuan untuk memuaskan dan membahagiakan

konsumen dan lingkungannya. Mengakarnya kualitas di dalam diri organisasi,

manajemen, maupun pekerja akan berdampak langsung terhadap penurunan biaya

produksi dan mampu memperpendek waktu tunggu dalam produksi dengan

menekan pembuatan produk reject maupun perbaikan produk cacat.

Kualitas merupakan motor penggerak dalam melakukan aktivitas yang

bertujuan untuk memuaskan dan membahagiakan konsumen serta lingkungannya

secara terus menerus. Untuk menjamin agar kualitas produk yang dihasilkan selalu

memuaskan, maka diperlukan sistematika kontrol terhadap sumber material, mesin

dan perlengkapannya, peralatan pengukur yang digunakan, lingkungan kerja yang

terencana dengan baik, dan inventaris proses yang tidak mengganggu jalannya

proses produksi, pengembangan sumber daya manusia, urutan proses produksi,

sistem kontrol kualitas, dan pengembangan sistem jaminan kualitas seperti

diperlihatkan pada gambar 2.1. Pada pembahasan berikutnya, akan dijabarkan

komponen kualitas yang mempe-ngaruhi pembuatan produk pada lini produksi.

Gambar 2.1 Komponen-komponen Kualitas

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 2

Page 3: analisa produktifitas

Sumber Material

Kebutuhan terhadap material dengan kualitas yang sesuai dengan kualifikasi

dapat menjamin lancarnya proses produksi. Untuk menghindari penerimaan material

yang tidak sesuai dengan standar kualitas, maka perlu dilakukan prosedur

pengecekan material sebelum diterima dan dilanjutkan ke proses produksi. Untuk

menjamin penerimaan material sesuai dengan kualitas, diperlukan inspeksi ke

pemasok dan memberikan pengarahan tentang kualitas yang diharapkan.

Pengontrolan penerimaan material dilakukan untuk memastikan apakah kualitas

yang diterima sesuai dengan yang diharapkan dan apakah kuantitas kemasan sesuai

dengan jumlahnya sebelum dilakukan penyim-panan atau dipakai langsung pada

proses produksi.

Mesin dan Perlengkapannya

Mesin merupakan komponen yang juga mampu memproduksi produk cacat

atau produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Untuk menghindari terjadinya

pembuatan produk cacat karena kelalaian selama proses atau kegagalan proses,

maka sangat diperlukan peralatan pencegah produk cacat. Peralatan pencegah

produk cacat adalah peralatan yang dilengkapi dengan sensor-sensor yang mampu

mematikan mesin secara otomatis dan memberikan tanda kepada operator terhadap

ketidaknormalan mesin tersebut.

Peralatan pencegah produk cacat terdiri dari tiga sistem, yaitu:

1. Stop Device

Menghentikan proses jika menemukan ketidaknormalan fungsi yang akan

mengakibatkan produk cacat atau produk cacat terdeteksi.

2. Control Device

Peralatan ini mencegah terjadinya produk cacat selama proses produksi dan juga

melakukan kontrol terhadap aliran barang cacat untuk tidak dilanjutkan ke proses

berikutnya.

3. Warning Device

Peralatan ini menggunakan lampu atau sirine yang berfungsi memberikan

peringatan kepada operator bahwa telah terjadi ketidaknormalan mesin atau

karena produk cacat telah terjadi, sehingga mengakibatkan mesin terhenti.

Proses perawatan pencegahan (preventive maintenance) menempat-kan

peralatan pabrik dalam kondisi puncak baik secara fungsi maupun secara kapasitas,

sehingga mampu mencegah terjadinya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi

serta meningkatkan produktivitas mesin.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 3

Page 4: analisa produktifitas

Peralatan Pengukuran

Penggunaan peralatan pengukuran yang sesuai dan telah dijamin

ketepatannya serta telah disahkan.

Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja seperti layout, tempat kerja, dan gerakan argonomis yang

mendukung keselamatan kerja serta kenyamanan kerja juga membantu

menghilangkan pemborosan terhadap gerakan dan membuat operator tidak cepat

lelah.

Pada perencanaan proses di lokasi area kerja, perlu diperhatikan:

- Pemborosan gerakan dalam memindah-mindahkan inventaris proses.

- Jarak tempuh yang cukup jauh dengan berjalan mengambil material yang

akan diproses.

- Mengumpulkan dan menyusun kembali hasil proses.

- dan sebagainya.

Hal tersebut sedapat mungkin harus dikurangi bahkan dihilangkan. Produk

cacat dapat dihasilkan oleh proses itu sendiri maupun oleh lingkungan kerja yang

tidak direncanakan dengan baik.

Inventaris Proses

Nilai inventaris proses di setiap area kerja yang besar tidak menjamin

terciptanya profitabilitas yang tinggi. Sebaliknya, akan menyebabkan pemanfaatan

modal kerja yang tidak optimal serta semakin memburuknya efisiensi proses.

Inventaris proses yang tidak terkontrol mempengaruhi luas area kerja berupa

penyempitan area kerja. Akibatnya, ruang gerak proses produksi terganggu dengan

semakin banyaknya pemborosan gerakan-gerakan yang tidak menambah nilai,

seperti proses penyimpanan, loading-unloading, dan handling inventaris pada area

kerja mengakibatkan berkurangnya hasil produksi yang akan dicapai. Kerusakan

material sebagai akibat dari lamanya material tersebut tersimpan dan penyimpanan

produk yang tidak baik juga merupakan pemborosan terhadap pemakaian material

yang harus dihilangkan.

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan akar penyebab kegagalan dan pembuat produk cacat.

Secanggih-canggihnya peralatan yang digunakan, tetap akan menghasilkan produk

yang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam jumlah yang lebih tinggi, jika tidak

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 4

Page 5: analisa produktifitas

didukung dengan keterampilan manusia yang baik dan disiplin. Program multiskill

training untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

tenaga kerja sangat diperlukan dalam menunjang kelancaran proses operasi

produksi dan peningkatan produktivitas, efisiensi, dan profitabilitas.

Pengembangan sumber daya manusia yang tidak disertai dengan

pengembangan kesejahteraan akan berdampak terhadap berpindahnya tenaga kerja

yang terampil ke tempat lain. Faktor manusia memang sangat berpengaruh dalam

proses transformasi material menjadi produk yang diharapkan. Untuk mengurangi

ketergantungan terhadap manusia, diperlukan suatu kebijak-sanaan dalam

meningkatkan kapabilitas' peralatan, yaitu dengan melengkapi peralatan-peralatan

lain atau teknologi yang mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas dengan biaya

operasi yang murah.

Urutan Proses

Cara terbaik menemukan produk cacat adalah dengan cara melakukan

kontrol secara langsung terhadap produk yang baru saja dibuat. Setelah itu,

dilakukan evaluasi apakah dengan urutan proses yang sudah menjadi standar

tersebut, kualitas serta kapasitas produk yang dihasilkan dapat ditingkatkan lagi.

Tidak jarang kualitas dapat ditingkatkan dengan memindahkan urutan proses atau

menghilangkan proses-proses tertentu. Atau dengan kata lain, urutan proses

mempunyai peranan terhadap terciptanya kapasitas dan kualitas yang lebih baik.

Sistem Kontrol Kualitas

Sistem kontrol diperlukan dalam membuat produk untuk menghindari produk

reject. Sistem kontrol yang berlapis-lapis harus dihindari, di samping terjadi

pemborosan terhadap pengontrolan juga tidak mampu menyelesaikan akar

permasalahan. Sistem kontrol yang efektif adalah sistem kontrol yang mampu

mengiden-tifikasikan masalah pada sumbernya dan mampu mengukur

penyimpangan yang terjadi terhadap standar yang telah ditetap-kan.

Sistem kontrol kualitas tidak berbeda jauh dengan sistem filter pada proses

penyaringan material pasir, di mana setiap filter memiliki mesh dengan ukuran yang

semakin kecil/rapat. Semakin detail ukuran material pasir yang akan disaring,

semakin banyak variasi ukuran mesh filter yang digunakan. Tentu saja, hal tersebut

akan mengakibatkan semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan dalam

pengontrolan kualitas. Bahkan, hal tersebut mengakibatkan adanya pemborosan

terhadap tenaga kerja.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 5

Page 6: analisa produktifitas

Pencatatan terhadap tertinggalnya material pasir dengan ukuran tertentu

pada mesh filter sebagai akibat tidak memenuhi spesifikasi filter tidak ditindaklanjuti

dengan menambah variasi ukuran filter. Atau dengan kata lain, pengontrolan

terhadap lolosnya produk cacat harus diperketat dengan cara menambah tenaga

kontrol kualitas. Akan tetapi, hal ini merupakan pemborosan tenaga kerja dan tidak

menyelesaikan permasalahan, melainkan memindahkan masalah. Tindakan

penyelesaian bijaksana yang harus diambil adalah dengan memperbaiki proses yang

dilalui secara konsisten dan terus menerus, sehingga tidak terdapat lagi material

pasir yang tidak standar dan mampu melalui ukuran mesh filter. Dengan demikian,

pos-pos kontrol kualitas di luar produksi dapat disederhanakan. Pengontrolan

kualitas selanjutnya dilimpahkan kepada operator yang membuat produk. Dengan

demikian, banyak fungsi kontrol kualitas yang dapat diperbaiki dengan tidak

menambah variasi filter.

Pengontrolan kualitas yang berdiri sendiri diharapkan dapat melakukan riset

dan pengembangan (research and development) terhadap penemuan-penemuan

proses-proses baru yang mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas secara

berarti.

Gambar 2.2 Filter Kualitas

2.2 Pengertian Dasar Kualitas

Kualitas tidak hanya meliputi kualitas produk, melainkan juga servis yang

memuaskan (satisfactory) atau membahagiakan (delight) konsumen (customer) dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 6

Page 7: analisa produktifitas

lingkungannya (environment). Untuk mencapai kualitas produk dan kualitas sen/is

atau pelayanan yang memuaskan dan membahagiakan konsumen dan

lingkungannya, perusahaan terlebih dahulu membangun beberapa kualitas lain yang

mendukung, seperti kualitas pekerjaan, kualitas informasi, kualitas proses, kualitas

dari teknologi yang digunakan, kualitas dari desain produk, kualitas dari kenyamanan

konsumen, kualitas tenaga kerja (termasuk worker, engineer, manajer dan eksekutif),

kualitas sistem yang digunakan, dan kualitas-kualitas lain yang meliputi semua jenis

kegiatan dan manusia. Sementara itu, sistem yang mengontrol, mengembangkan,

mendesain, dan menghasil-kan kualitas produk dan pelayanan yang lebih ekonomis,

serta berguna dan selalu memuaskan konsumen disebut dengan Quality Control

atau Kontrol kualitas.

Dalam upaya menjalankan kontrol kualitas secara efektif, semua level dalam

kegiatan bisnis (Market Research, Research and Development, Product Design,

Proses Desain, Product Planning, Purchase, Sub-contracting, Production, Inspection,

Sales, Customer Service, Finance, Personnel, Human Resource & Development,

dan sebagainya) harus terlibat. Partisipasi dan kerja sama mulai dari manajemen

puncak, manager, supervisor, maupun pekerja langsung sangat diperlukan dalam

merealisasikan total kontrol kualitas.

Dalam upaya jangka panjang membangun kepercayaan dan kepuasan

konsumen, produk yang dibeli konsumen harus dijamin terlebih dahulu sebelum

dilakukan pengiriman ke konsumen. Untuk menjamin kualitas produk, kegiatan

kualitas harus dibangun pada setiap proses dan desain. Setiap orang dalam kegiatan

bisnis bertanggung jawab terhadap kualitas dengan berprinsip 'Next process is our

customer'. Jaminan kualitas produk yang memuaskan konsumen ini disebut dengan

Quality Assurance (Jaminan Kualitas).

2.3 Perubahan Paradigma Terhadap Kualitas

Penemuan produk cacat sering tidak ditindaklanjuti dengan memperbaiki

proses, melainkan hanya dengan meningkatkan dan memperketat sistem

pengontrolan yang berakibat terhadap me-ningkatnya biaya pengontrolan kualitas

dan semakin banyaknya produk cacat yang ditemukan pada proses produksi.

Penemuan produk cacat pada proses perlu ditindaklanjuti dengan segera

memperbaiki produk tersebut sebelum dilanjutkan ke proses berikutnya. Akan tetapi,

hal yang lebih penting adalah mencegah terjadinya produk cacat dengan cara

menghentikan proses dan melakukan perbaikan terhadap proses yang

mengakibatkan cacat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 7

Page 8: analisa produktifitas

Kualitas produk dan sen/is sangat penting dalam meningkatkan profitabilitas.

Untuk itu, perlu ditempuh adanya perbaikan secara mendasar. Dalam hal ini,

perbaikan kualitas secara luas dan bagaimana cara mencapainya. Perlu adanya

perubahan para-digma secara mendasar mengenai kualitas, yaitu dengan

meningkatkan kualitas mulai dari awal proses hingga akhir proses operasi.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas produk di

setiap proses:

a. Perlu didefinisikan terlebih dahulu spesifikasi kualitas yang diinginkan di

setiap proses dalam bentuk check list.

b. Melakukan kontrol terhadap definisi kualitas tersebut dengan cara mengumpulkan

data penyimpangan kualitas produk di setiap proses dengan cara step by step

menggunakan check list yang telah didefinisikan terlebih dahulu.

c. Data penyimpangan kualitas merupakan bahan dasar analisa Problem

Solving dengan memfokuskan pada masalah pareto.

d. Dari masalah pareto, kemudian dicari .akar permasalahan dan penyebab dari

penyimpangan kualitas dengan pertanyaan 5W (Why, What, Where, When, Who)

dan 1H (How).

e. Setelah menemukan akar permasalahan dan penyebab penyimpangan kualitas

secara mendasar, tentukan Activity Plan (Rencana kerja) perbaikan secara luas

(melibatkan berbagai proses dalam proses produksi atau departemen) dengan

menitikberatkan pada langkah perbaikan, waktu yang dibutuhkan, mulainya

dilakukan perbaikan, dan target selesai-nya perbaikan tersebut.

2.4 Meningkatkan Kualitas Produk

Secara garis besar, produksi bertanggung jawab terhadap pencapaian

kualitas produk pada setiap proses produksi dengan cara memenuhi standar kualitas

yang didefinisikan oleh kontrol kualitas di setiap proses produksi. Terjadinya

penyimpangan kualitas pada setiap proses yang ditemukan oleh kontrol kualitas

pada proses akan dianalisa penyebabnya dan selanjutnya dilakukan trouble shooting

pada proses sebelum dilanjutkan pada proses berikutnya.

Selanjutnya, secara berkala dilakukan problem solving berdasarkan data yang

dikumpulkan oleh kontrol kualitas dengan tujuan problem yang sama tidak terulang

kembali.

Beberapa cara yang harus dilaksanakan adalah:

- Melakukan perbaikan atau perubahan material yang diguna-kan,

- Mengubah desain,

- Melakukan perubahan terhadap layout produksi,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 8

Page 9: analisa produktifitas

- Menggunakan peralatan lain yang lebih sesuai dan efektif,

- Melakukan perubahan terhadap proses operasi dengan cara mengurangi atau

menghilangkan proses yang tidak menambah nilai, menggabungkan dan

menyederhanakan proses atau mengubah urutan proses.

Kontrol kualitas bertanggung jawab terhadap sistem yang didesain dan

dikembangkan, sehingga perbaikan kualitas produk dapat dilakukan secara

konsisten dan terus menerus secara ekonomis.

Untuk itu, kontrol kualitas bertugas:

a. Mendefinisikan standar kualitas produk secara jelas dan sistematis di setiap

proses produksi dan alat ukur yang digunakan.

b. Mengumpulkan data penyimpangan standar kualitas produk dengan cara

melakukan kontrol kualitas produk step by step secara sistematis dengan

menggunakan check list standar kualitas produk.

c. Mengarahkan dan mendidik tenaga kerja di setiap proses produksi dalam upaya

memenuhi standar kualitas produk yang telah didefinisikan.

d. Bersama-sama dengan departemen yang terkait melakukan problem solving

terhadap penyimpangan standar kualitas dan membuat rencana kerja perbaikan

dan perencanaan terhadap waktu untuk merealisasikan perbaikan.

e. Melakukan kontrol terhadap rencana perbaikan dan hasil perbaikan berda-

sarkan data penyimpangan standar kualitas produk.

f. Selanjutnya lakukan Plan, Do, Check, Action dengan cara meredefinisikan kembali

standar kualitas produk ke arah standar kualitas yang lebih tinggi (meningkatkan

standar kualitas).

2.5 Perbaikan Kualitas di Setiap Departemen

Perencanaan perbaikan kualitas di setiap departemen akan mendukung

program peningkatan kualitas secara menyeluruh. Garis besar pekerjaan pada setiap

departemen dalam menunjang terwujudnya kualitas produk yang sesuai dengan

yang direncanakan akan diuraikan di bawah ini.

1. Quality Control Department

a. Mendefinisikan standar kualitas produk dan membuat check list pada setiap

proses produksi dan alat ukur yang digunakan.

b. Mensosialisasikan standar kualitas produk dan check list serta alat ukur yang

digunakan kepada setiap anggota kontrol kualitas dan tenaga kerja terkait di

setiap proses.

c. Standar kualitas produk dan check list dapat juga digunakan untuk mengon-

trol produk yang dihasilkan oleh Product & Development Department.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 9

Page 10: analisa produktifitas

2. Product and Development Department

a. Bekerja sama dengan kontrol kualitas membangun prototipe yang

diharapkan konsumen.

b. Membuat dokumentasi produk dengan menyimpan:

1. Gambar 1 : 1 (untuk ukuran produk).

2. Foto detail (material, desain, warna, dan sebagainya).

3. Check list standar kualitas produk (Acceptanced Quality).

Dokumentasi produk ini penting untuk mempercepat waktu tunggu produksi

karena mampu mengurangi waktu komunikasi dengan konsumen secara

mendetail dan sampel yang dikirim ke konsumen akan sama dengan produk

yang akan dibuat berdasarkan dokumentasi yang tersimpan.

3. Production Plan & Inventory Control Department

a. Membuat notulen rapat presentasi produk dengan mencatat setiap 'Product

Control Point' dengan partisipan dari customer service (marketing), produksi,

engineering, PPIC, dan purchase.

b. 'Product Control Point' dijadikan sebagai dasar kontrol produksi untuk mem-

buat first product reference di produksi.

4. Production Department

a. Mengubah paradigma kerja man power produksi dari tidak ikut terlibat dalam

hal perbaikan kualitas menjadi terlibat dalam perbaikan kualitas.

b. Konsisten terhadap standar kualitas produk.

5. Purchase Department

a. Melakukan analisa terhadap problem keterlambatan kedatangan material.

b. Meningkatkan kualitas pekerjaan dengan cara memfokus-kan pekerjaan dan

membuat aktivitas plan dan urgency monitoring.

6. Customer Satisfaction/Marketing Department

a. Membantu kontrol kualitas dalam mendefinisikan standar kualitas produk

berdasarkan informasi, keluhan, dan harapan-harapan konsumen.

b. Melakukan kontrol terhadap produk yang diproduksi secara acak dan meru-

pakan wakil dari konsumen di perusahaan.

Kunci dari perbaikan kualitas produk secara terus menerus dan konsisten

terletak pada kualitas pekerjaan, yaitu ketidakpuasan terhadap apa yang sudah

dicapai pada saat ini dan keinginan untuk memperbaiki serta meningkatkan standar

kualitas produk agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Beberapa pertanyaan yang

mungkin timbul antara lain sebagai berikut :

a. Apakah ada cara lain untuk mempermudah proses?

b. Apakah ada cara lain untuk mempercepat proses?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 10

Page 11: analisa produktifitas

c. Apakah ada cara lain untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi?, dan

sebagainya.

2.6 Jaminan Kualitas

Riset dan pengembangan bertujuan untuk mengurangi 'Cost of Quality' dan

meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara terus menerus dan konsisten.

Jaminan Kualitas berarti memper-tahankan, meningkatkan, dan menjamin kualitas

secara terus menerus dan konsisten melalui pekerja, manufacturing system, desain,

dan metode produksi dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen serta

menjamin produk yang diterima oleh konsumen sesuai dengan yang diharapkan.

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Ketika menemukan produk cacat, segera temukan penyebabnya dan lakukan

perbaikan.

2. Kurangi pemborosan yang timbul dari proses transportasi, menunggu, dan

keterlambatan dengan memperlancar aliran material pada manufacturing

system.

3. Buat chart standar operasi yang berlaku.

4. Kembangkan peralatan untuk mencegah terjadinya produk cacat.

2.7 Membangun Kualitas pada Sumbernya

Untuk menurunkan biaya dan menghilangkan pemborosan, dapat dilakukan

dengan menemukan masalah pada sumbernya. Untuk menjamin kualitas yang baik

bagi konsumen, maka perlu dikembangkan kemampuan proses yang dapat

diandalkan. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah pengontrolan kualitas serta

analisa penyebab utama produk cacat yang dapat dikelompokkan pada: operator,

material, mesin, metode, informasi, sistem penyimpanan (storage system), lama

penyimpanan (storage aging), environment (lingkungan), transportasi, manajemen,

dan marketing.

Setelah menemukan penyebab utama produk cacat, maka perbaikan dapat

dilakukan dan standar baru dibuat supaya kemampuan proses dan mesin tidak

kembali pada tingkat yang sama dibandingkan dengan sebelumnya. label di bawah

ini memberikan gambaran kerusakan produk yang ditemukan dan akibat kerugian

yang terjadi. Semakin dini kerusakan produk diketahui dan semakin cepat mengatasi

permasalahan yang ada, maka kerugian yang diakibatkan semakin kecil.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 11

Page 12: analisa produktifitas

Gambar 2.3 Menemukan Masalah pada Sumbernya

Proses pembuatan produk pada lini perakitan produk adalah proses merakit

material, part, dan komponen pada produk bersangkutan. Semakin banyak proses

yang dilalui oleh produk tersebut pada proses perakitan produk, maka biaya yang

dikeluarkan akan semakin tinggi. Apabila pada akhir proses diketahui produk yang

dirakit tidak berfungsi sebagaimana mestinya, apa arti biaya dan waktu yang sudah

dikeluarkan dalam membangun produk tersebut?

Apabila terjadi perbaikan produk, berapa besar biaya dan waktu yang akan

dikeluarkan lagi? Apakah hasil perbaikan tersebut akan menghasilkan produk yang

sesuai dengan standar spesifikasi yang diharapkan atau di bawah standar yang

diharapkan?

Apabila cacat produk ditemukan di tangan konsumen, apakah produk

tersebut akan dibayar oleh konsumen atau dikirim balik oleh konsumen? Apabila

Anda sebagai konsumen, apa yang akan Anda lakukan terhadap produk cacat yang

baru saja Anda terima? Kalau Anda merasa kecewa terhadap produk cacat tersebut,

apakah Anda akan melakukan proses pembayaran terhadap

produk tersebut? Kalau tidak, bagaimana dengan biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan yang memproduksi produk tersebut?

Bagaimana janji Anda dengan konsumen yang mengharapkan produk

tersebut? Karena telah mengecewakan konsumen Anda, apakah untuk pembelian

berikutnya Anda akan menyerahkannya pada perusahaan yang sama atau pada

perusahaan yang lain yang mampu menjamin kualitas produk yang lebih baik?

Tiga tahapan meningkatkan kemampuan proses.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 12

Page 13: analisa produktifitas

Tahap 1

Pada tahap ini, proses tidak terkendali dengan baik karena tidak ada seorang pun

ditunjuk untuk bertanggung jawab terhadap kualitas produk, sehingga banyak

dihasilkan barang gagal yang terbuang dan pengerjaan kembali produk cacat.

Biasanya kontrol kualitas ditempatkan hanya pada akhir jalur, di mana terdapat

ukuran lot produksi yang besar, penumpukan material antar proses cukup besar, dan

waktu tunggu lama. Komunikasi antar kontrol kualitas, operator produksi,

maintenance, engineering, dan lainnya tidak lancar. Tim kerja tidak bekerja secara

optimal. Ada kecenderungan untuk saling menyalahkan bila ditemukan

permasalahan yang mengakibatkan kerugian daripada berusaha untuk melakukan

perbaikan.

Tahap 2

Sejumlah parameter kualitas telah ditetapkan beserta standarnya. Komunikasi

menjadi lebih baik, tetapi barang gagal, terbuang, dan pengerjaan kembali barang

yang cacat masih terjadi.

Tahap 3

Proses terkendali. Kontrol kualitas, operator produksi, maintenance, engineering

produk, engineering proses, dan lainnya telah mengerti job description dan peran

masing-masing dalam menjaga dan meningkatkan kualitas. Mereka telah bekerja

sama sebagai satu tim yang kompak, sehingga tidak ada lagi barang terbuang

maupun pengerjaan kembali barang cacat. Hasilnya profitabilitas meningkat dengan

sendirinya.

2.8 Reaksi Berantai atas Perbaikan Kualitas

Perbaikan kualitas secara tidak langsung akan berdampak terhadap

penurunan biaya karena berkurangnya perbaikan produk cacat dan reject serta

tingkat kesalahan dan keterlambatan lebih sedikit, sehingga mampu meningkatkan

produktivitas. Perbaikan kualitas bukan hanya perbaikan kualitas produk saja,

melainkan semua aktivitas yang menunjang kepada kepuasan konsumen dan

lingkungannya. Perbaikan kualitas secara menyeluruh mampu menangkap pasar

kualitas produk yang lebih baik dengan harga rendah.

Kualitas adalah jiwa. Dengan jiwa, peningkatan profitabilitas perusahaan

akan tetap bertahan dan berkembang secara terus menerus. Dengan profitabilitas

yang berkembang terus, perusahaan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang

baru.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS 13