analisa pc14

5
ANALISA DATA Dari percobaan di atas, dapat dianalisa bahwa peralatan PC 14 adalah aksesori atau aplikasi pengendalian tekanan yang digunakan untuk melakukan simulasi pengendalian aliran udara proses pada sebuah pipa. Alat simulasi ini digunakan bersama dengan alat PC10. PC14 menjadi tempat proses dan pengukuran, sedangkan PC10 sebagai controller, tempat dilakukannya evaluasi, baru kemudian elemen kontrol akhir (katup control pneumatic). Namun sebelum dilakukan percobaan, converter harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi merupakan memasukkan angka yang sesuai dengan harga alat tersebut, agar hasil pengukuran yang dilakukan menghasilkan angka yang lebih tepat dan akurat. Kalibrasi pada converter ini nantinya akan berpengaruh pada keluaran output dari process controller saat melakukan percobaan lain, yaitu linieritas, karakteristik dan respon sistem. Setelah converter dikalibrasi, kemudian dilakukan percobaan linieritas dari converter tersebut, juga karakteristik katup kontrol secara manual. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah converter tersebut masih memiliki keluaran yang linear terhadap inputyang dimasukkan dan melihat berapa jauh perbedaan hasil keluaran ketika diberi

Upload: liafitriif

Post on 01-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pc14

TRANSCRIPT

Page 1: analisa pc14

ANALISA DATA

Dari percobaan di atas, dapat dianalisa bahwa peralatan PC 14 adalah

aksesori atau aplikasi pengendalian tekanan yang digunakan untuk melakukan

simulasi pengendalian aliran udara proses pada sebuah pipa. Alat simulasi ini

digunakan bersama dengan alat PC10. PC14 menjadi tempat proses dan

pengukuran, sedangkan PC10 sebagai controller, tempat dilakukannya

evaluasi, baru kemudian elemen kontrol akhir (katup control pneumatic).

Namun sebelum dilakukan percobaan, converter harus dikalibrasi terlebih

dahulu. Kalibrasi merupakan memasukkan angka yang sesuai dengan harga

alat tersebut, agar hasil pengukuran yang dilakukan menghasilkan angka yang

lebih tepat dan akurat. Kalibrasi pada converter ini nantinya akan berpengaruh

pada keluaran output dari process controller saat melakukan percobaan lain,

yaitu linieritas, karakteristik dan respon sistem.

Setelah converter dikalibrasi, kemudian dilakukan percobaan linieritas

dari converter tersebut, juga karakteristik katup kontrol secara manual. Hal ini

dilakukan untuk memeriksa apakah converter tersebut masih memiliki keluaran

yang linear terhadap inputyang dimasukkan dan melihat berapa jauh perbedaan

hasil keluaran ketika diberi input bertahap. Dan dari data hasil percobaan,

terlihat bahwa converter masih berada dalam kondisi yang baik. Hal ini juga

dapat dilihat dari dua bentuk grafik, baik yang 0-100 maupun 100-0 memiliki

garis yang cukup linier, dengan persamaan untuk suatu garis linier yaitu y = mx

+ c, dan dari data grafik yang dihasilkan, memiliki persamaan y = 0,102x +

4,004 dan y = 0,1035x + 4,2182.

Sedangkan pada grafik karakteristik katup kontrol secara manual, bisa dicari

nilai histerisis (batas atas dan batas bawah) alat. Seharusnya, pada karakteristik

katup kontrol secara manual ini, grafik yang terbentuk adalah seperti daun,

yaitu melengkung ke atas dan melengkung ke bawah. Namun, pada percobaan

ini, grafik yang dihasilkan tidak persis sama seperti daun, mungkin

dikarenakan kinerja alat yang sudah menurun. Penghitungan histerisis

didapatkan dari jarak terjauh antara dua grafik (jika berbentuk daun seharusnya

jarak terjauh ini berada di tengah-tengah), namun pada data grafik, rentang

Page 2: analisa pc14

terjauh jatuh pada saat nilai output controller berada pada 90, dengan

pembacaan display masing-masing sebesar 57,4% dan 51,6%, dengan selisih

5,8. Berarti,alat tersebut memiliki histerisis 5,8, di mana biasanya histerisis

maksimum suatu alat adalah 5, karena jika histerisis terlalu besar, maka error

akan besar pula. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi atau kinerja alat sudah

mulai menurun.

Dan yang terakhir dilakukan adalah respon sistem dengan dan tanpa

tangki udara.Pada saat tanpa tangki udara,katup yg menuju tangki yaitu V3 dan

V5 dalam kondisi tertutup sehingga udara yg lewat langsung menuju pipa

keluaran sedangkan pada saat dengan tangki, katup V3 dan V5 dibuka dan

katup V4 ditutup sehingga menyebabkan aliran udara mengalir masuk mengisi

tangki terlebih dahulu baru kemudian menuju pipa keluaran. Ketika dengan

tangki. Respon system menjadi lebih lambat dibandingkan dengan tanpa tangki

dikarenakan udara yg mengalir digunakan untuk mengisi tangki udara sehingga

tekanan yg dihasilkan pun akan mengecil.

Maka dapat dianalisa bahwa, aliran udara proses dikendalikan agar

sesuai dengan set point yang telah ditetapkan dengan mengukur tekanan pada

pipa proses tersebut menggunakan sebuah pressure transducer, hasil

pengukuran kemudian dimasukkan ke signal conditioning pada peralatan PC10

yang akan mengubah sinyal tekanan tersebut menjadi sinyal instrument yang

sesuai (arus listrik, mA atau tegangan,volt). Output dari signal conditioning

kemudian dapat menjadi input bagi voltmeter (pembacaan hasil pengukuran

dalam satuan tegangan listrik,volt) atau menjadi input bagi process controller

dialat PC 10. Input ke PC 10 akan dievaluasi oleh controller terhadap set point,

dan output atau keluaran dari process di PC 10 akan menjadi input bagi kotak

koneksi yang terletak pada bagian sebelah kiri dari I/P converter. Pada

converter ini, arus litrik hasil evaluasi controller dikonversikan menjadi

tekanan dalam satuan psi yang sebanding, kemudian oleh converter digunakan

untuk menggerakkan katup control pneumatic dalam rentang 0% - 100% agar

tekanan yang melalui pipa proses sesuai dengan besar set point yang telah

ditetapkan.

Page 3: analisa pc14

7. Kesimpulan

Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Mahasiswa mampu mengkalibrasi dan memeriksa linieritas I/P converter

2. Mahasiswa mampu menentukan histerisis dari katup control pneumatik

3. Mahasiswa mampu memeriksa respon sistem dengan dan tanpa tangki udara

dengan menggunakan katup control pneuamtik secara manual.