analisa lingkungan dalam bangunan greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di pt. alam indah...

Upload: dwiie-selestia-anggraiini

Post on 05-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    1/69

     

    ANALISA LINGKUNGAN DALAM BANGUNAN GREENHOUSE TIPE

    TUNNEL YANG TELAH DIMODIFIKASI DI PT. ALAM INDAH BUNGA

    NUSANTARA, CIPANAS, CIANJUR

    Oleh:

    ANNE NOOR INAYAH

    F14103030

    2007DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    2/69

    DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    ANALISA LINGKUNGAN DALAM BANGUNAN GREENHOUSE TIPE

    TUNNEL YANG TELAH DIMODIFIKASI DI PT. ALAM INDAH BUNGA

    NUSANTARA, CIPANAS, CIANJUR

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Teknik Pertanian

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh:

    ANNE NOOR INAYAH

    F14103030

    Dilahirkan pada tanggal 08 Juli 1986 di Bandung

    Tanggal lulus: 27 Agustus 2007

    Menyetujui,

    Bogor, 29 Agustus 2007

    Ir. Meiske Widyarti, M. Eng

    Pembimbing Akademik

    Mengetahui,

    Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS

    Ketua Departemen Teknik Pertanian

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    3/69

    Anne Noor Inayah. F14103030. Analisa Lingkungan Dalam Bangunan

    Greenhouse Tipe Tunnel  yang Telah Dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga

     Nusantara, Cipanas, Cianjur. Di bawah bimbingan Ir. Meiske Widyarti, M. Eng 

    RINGKASAN

    Setiap jenis tanaman dalam pertumbuhannya memerlukan kondisi

    lingkungan yang spesifik, khususnya tanaman krisan. Lingkungan yang sesuai

    dengan kebutuhan tanaman akan membuat tanaman dapat berkembang dengan

    optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya

    adalah suhu udara, kelembaban, intensitas cahaya, kecepatan angin, serta

    kandungan CO2. Salah satu cara pengendalian untuk pertumbuhan tanaman

    diantaranya dengan menggunakan greenhouse. Berbagai jenis bentuk  greenhouse 

    telah digunakan di Indonesia, salah satunya yaitu greenhouse tipe tunnel (setengah

    lingkaran) yang banyak digunakan di negara yang beriklim subtropis. Pada negarayang beriklim tropis seperti di Indonesia perlu dilakukan studi untuk mengetahui

    kesesuaian greenhouse  tipe tunnel  yang dipergunakan untuk budidaya tanaman

    krisan.

    Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pengukuran dan analisa

     parameter lingkungan dalam bangunan greenhouse yang telah dimodifikasi dalam

     budidaya tanaman krisan, membandingkan suhu udara di dalam greenhouse  tipe

    tunnel  sebelum modifikasi, sesudah modifikasi dan tipe sere, serta menghitung

    laju ventilasi udara karena faktor angin pada greenhouse  tipe tunnel  yang telah

    dimodifikasi.

    Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai Juni 2007 bertempat di

    PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur. Bahan yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah greenhouse  tipe tunnel  yang telah dimodifikasi.

    Sebagai pembanding, digunakan juga greenhouse  tipe tunnel  sebelum

    dimodifikasi dan tipe sere. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah meteran,

    termometer bola basah dan bola kering, termokopel dan hybrid recorder ,

    luxmeter, anemometer digital,  psychrometric chart , weather station, dan PC

    ( personal computer ). Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

    sekunder. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan kondisi

    cuaca cerah. Pengambilan data dilakukan antara pukul 07.30 – 17.30 WIB dengan

    interval setiap ½ jam. Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan

     program komputer  Microsof Excel, sedangkan data hasil pengukuran dimensi 

    greenhouse diolah dengan menggunakan program AUTOCAD 2005.

    Berdasarkan hasil pengukuran lingkungan dalam greenhouse  tipe tunnel yang telah dimodifikasi dan di luar greenhouse, suhu udara di luar greenhouse 

    lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara di dalam greenhouse. Suhu udara

    maksimum di dalam greenhouse pada titik 2 (tengah-tengah greenhouse) 36.4oC

     pada pukul 11.30 WIB dengan perbedaan 5oC dengan di luar greenhouse.

    Kelembaban relatif udara di dalam greenhouse bernilai lebih rendah dibandingkan

    kelembaban relatif udara di luar greenhouse. Kelembaban relatif udara maksimum

    di dalam greenhouse sebesar 90.6% dan di luar greenhouse sebesar 94.3% terjadi

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    4/69

     pada pukul 07.30 WIB, sedangkan kelembaban relatif udara minimum di dalam

    greenhouse sebesar 46.8% dan di luar greenhouse  sebesar 50.7% terjadi pada

     pukul 11.30.

    Berdasarkan hasil pengukuran suhu udara pada ketiga tipe greenhouse,

    suhu udara di dalam greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi lebih rendah

    0.5 – 3o

    C daripada suhu udara di dalam greenhouse  tipe tunnel  yang belumdimodifikasi. Suhu udara di dalam greenhouse tipe sere lebih rendah 0.5 – 3.5

    oC

    dibandingkan suhu udara di dalam greenhouse  tipe  tunnel  yang telah

    dimodifikasi.

    Laju ventilasi udara berbanding lurus dengan kecepatan angin. Kecepatan

    angin yang besar akan menghasilkan laju ventilasi udara yang besar, dan

    kecepatan angin yang rendah akan menghasilkan laju ventilasi udara yang rendah

     pula. laju ventilasi udara maksimum yang melewati bukaan terjadi di sebelah

    Timur sebesar 10 kg/s pada kecepatan angin 0.86 m/s, dan minimum sebesar 0

    kg/s pada kecepatan angin 0 m/s. Laju ventilasi udara maksimum yang melewati

     bukaan sebelah Barat sebesar 5 kg/s pada kecepatan angin 0.45 m/s, dan minimum

    sebesar 0 kg/s pada kecepatan angin 0 m/s.

    Tinggi bangunan greenhouse  yang diteliti adalah 3.7 m, jarak antar bangunan yang bersampingan ± 0.6 - 1 m, dan jarak antar bangunan yang

     berhadapan ± 3 m. Berdasarkan teori, sebaiknya jarak antar bangunan 1.5 m dari

    tinggi bangunan, maka jarak antar bangunan di lokasi penelitian sebaiknya

    minimal 5.5 m karena jarak antar bangunan yang terlalu berdekatan akan

    menghalangi pergerakan angin.

    Agar budidaya tanaman krisan di dalam greenhousei tipe  tunnel  yang

    telah dimodifikasi dapat optimal sesuai dengan syarat pertumbuhan tanaman,

    maka dibutuhkan kondisi lingkungan dalam bangunan yang baik pula. Pada

    greenhouse yang diteliti terlihat bahwa lingkungan dalam bangunan greenhouse 

    masih kurang sesuai dengan syarat pertumbuhan tanaman yang optimal. Untuk

    mengatasi  hal tersebut perlu dilakukan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan

    menggunakan kembali exhause fan, teknik pengkabutan di atas bangunan,

    memberikan efek pendinginan, menambah lapisan film pada penutup atap, atau

    dengan menambah bukaan ventilasi sepanjang lengkungan bangunan greenhouse.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    5/69

    RIWAYAT HIDUP

     Nama lengkap penulis adalah Anne Noor Inayah,

    dilahirkan di Bandung pada tanggal 08 Juli 1986. Penulis

    merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan

    Bapak M. Natsir Noor, BE dan Ibu Maryamah.

    Pada tahun 1997, penulis menyelesaikan pendidikan

    di SDN Padasuka II Bandung. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

    SLTPN 16 Bandung dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis

    melanjutkan pendidikan di SMU PGII 1 Bandung dan lulus pada tahun 2003.

    Pada tahun 2003, penulis diterima pada program S1 Institut Pertanian

    Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Mahasiswa Institut PertanianBogor) di Departemen Teknik Pertanian Laboratorium Lingkungan dan Bangunan

    Pertanian (LBP), Fakultas Teknologi Pertanian.

    Selama studi penulis aktif pada beberapa organisasi, antara lain

    Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA) sebagai staf departemen

     profesi periode 2004-2005, serta 2005-2006. Aktif di Paguyuban Mahasiswa

    Bandung (PAMAUNG) periode 2003-2005. Penulis telah melakukan Praktek

    Lapangan di Rohmat Farm Cisarua, Kab. Bandung dengan judul “Mempelajari

    Aspek Keteknikan Pertanian pada Budidaya Bunga Hebras di Greenhouse 

    Rohmat Farm, Cisarua, Kab. Bandung”.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    6/69

    i

     

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini

     berjudul “Analisa Iklim Mikro pada Greenhouse Tipe Tunnel yang Dimodifikasi”.

    Isi skripsi ini ditekankan pada pengaruh iklim mikro seperti suhu udara,

    kelembaban relatif udara, kecepatan angin, serta intensitas cahaya juga pengaruh

     perbedaan suhu pada tipe greenhouse yang berbeda.

    Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini telah banyak

     pihak yang membantu penulis sehingga dengan segala kerendahan hati penulis

    ucapkan terima kasih kepada:

    1. 

    Ir. Meiske Widyarti, M.Eng selaku dosen pembimbing yang telahmemberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

    2. 

    Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr, dan Chusnul Arif, S.TP selaku dosen

     penguji.

    3.  Kedua orang tuaku tercinta (M. Natsir Noor, BE dan Maryamah) atas

    segala limpahan kasih sayang dan bantuan secara moril maupun materiil.

    4.  Kakak dan adik-adikku tersayang (Yelli & A’Dede, Ridha, Intan, Dilla)

    yang telah memberikan semangat dan motivasi pada penulis.

    5. 

    PT. Alam Indah Bunga Nusantara yang telah memberikan ijin kepada

     penulis untuk melakukan penelitian.

    6. 

    Pak Ahmad, dan Mas Firman yang telah banyak membantu dalam

    kelancaran penelitian ini.

    7. 

    Sahabat-sahabatku: Manda, Dela, Erly, Dias, Leny, Rany, Dyanti, dan

    Dyah.

    8. 

    Eka Utami selaku teman seperjuangan dalam melaksanakan penelitian.

    9.  Rekan-rekan LBP: Ali Parjito, A. Suhaeli, Eka, Dewi. N, Fuad, Iin,

    Irawan, Kindi, Murni, Sari, Shinta, Tari, Ukik, Yanu, Yulis, dan Yuni.

    10. Teman-teman yang telah membantu selama penelitian (Khafid, Gia, Supri,

    Deta, Raning, Budi, Riyan, Tso, Irwan, Ale, dan Mba Eni) juga teman-

    teman TEP 40 lainnya.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    7/69

    ii

     

    11. Badudu Crew (Belinda, Winda, Ikqi, Lili, M’Ari, Bunga, Yeni, Mieke,

    Opie, Rahma, Nurul, Ima, Bintang, dan Karin) yang tidak henti-hentinya

    memberikan semangat kepada penulis.

    12. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan

    satu persatu.

    Sebagai penutup, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh

    dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Semoga

    karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

    Bogor, 2007

    Penulis

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    8/69

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    9/69

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    10/69

    v

     

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Suhu udara maksimum dan minimum di dalam greenhouse tipe tunnel 

    yang telah dimodifikasi selama pengamatan .................................... 23

    Tabel 2. Laju ventilasi udara karena faktor angin pada greenhouse tipe tunnel 

    yang telah dimodifikasi ...................................................................... 27

    Tabel 3. Perbedaan suhu udara di dalam greenhouse tipe tunnel yang telah

    dimodifikasi dengan greenhouse tipe tunnel sebelum dimodifikasi dan

    tipe sere  ............................................................................................ 31

    Tabel 4. Perbedaan suhu udara di luar greenhouse dengan suhu udara di dalam

    greenhouse tipe tunnel sebelum dan sesudah dimodifikasi dantipe sere  ........................................................................................... 32

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    11/69

    vi

     

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Greenhouse tipe tunnel sebelum dimodifikasi .............................. 2

    Gambar 2. Greenhouse tipe tunnel sesudah dimodifikasi ............................... 2

    Gambar 3. Greenhouse tipe sere  ..................................................................... 2

    Gambar 4. Berbagai tipe bentuk greenhouse (Nelson, 1981) .......................... 7

    Gambar 5. Berbagai tipe bentuk greenhouse yang digunakan di Negara Amerika

    dan Eropa ...................................................................................... 8

    Gambar 6. Titik-titik pengukuran pada greenhouse tipe tunnel yang telah

    dimodifikasi .................................................................................. 16

    Gambar 7. Grafik suhu udara rata-rata di dalam dan di luar greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan .............. 20

    Gambar 8. Grafik suhu udara rata-rata dan intensitas cahaya di dalam greenhouse 

    tipe tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan ............... 21

    Gambar 9. Grafik suhu udara rata-rata di dalam dan di atap greenhouse tipe tunnel 

    yang telah dimodifikasi selama pengamatan ................................. 22

    Gambar 10. Grafik kelembaban relatif udara rata-rata di dalam dan di luar

    greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan 24

    Gambar 11. Grafik kecepatan angin rata-rata di dalam dan di luar greenhouse tipe

    tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan.................... 26

    Gambar 12. Grafik suhu udara di dalam dan di luar greenhouse pada hari ke-1

     pengamatan ................................................................................. 29

    Gambar 13. Grafik suhu udara di dalam dan di luar greenhouse pada hari ke-2

     pengamatan .................................................................................. 30

    Gambar 14. Grafik suhu udara dan intensitas cahaya rata-rata di dalam

    greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi selama

    Pengamatan ................................................................................. 34

    Gambar 15. Grafik kelembaban relatif udara rata-rata dalam greenhouse tipe

    tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan ................... 35

    Gambar 16. Grafik kecepatan angin rata-rata dalam greenhouse selama

     pengamatan ................................................................................. 36

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    12/69

    vii

     

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Greenhouse tipe tunnel  yang telah dimodifikasi ....................... 43

    Lampiran 2. Greenhouse tipe tunnel sebelum dimodifikasi ........................... 46

    Lampiran 3. Psychometric Chart   .................................................................... 49

    Lampiran 4. Data lingkungan di luar greenhouse  ........................................... 50

    Lampiran 5. Data suhu udara, kelembaban relatif udara, dan intensitas cahaya

    di dalam greenhouse ................................................................... 52

    Lampiran 6. Data kecepatan angin di dalam greenhouse ................................ 54

    Lampiran 7. Data perbandingan suhu udara di dalam greenhouse pada ketiga

    tipe greenhouse . ......................................................................... 56Lampiran 8. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ............................... 57

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    13/69

     

    1

    I. 

    PENDAHULUAN

    A.  LATAR BELAKANG

    Setiap jenis tanaman dalam pertumbuhannya memerlukan kondisi

    lingkungan yang spesifik, khususnya tanaman krisan. Lingkungan yang sesuai

    dengan kebutuhan tanaman akan membuat tanaman dapat berkembang dengan

    optimal. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

    diantaranya adalah suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban, kecepatan

    angin, serta kandungan CO2. Faktor-faktor lingkungan tersebut mempengaruhi

     proses fotosintesis pada tanaman.

    Salah satu cara pengendalian untuk pertumbuhan tanaman adalah

    dengan penggunaan  greenhouse. Di dalam greenhouse  akan dapatdikondisikan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Greenhouse 

    dapat melindungi tanaman dari siraman hujan secara langsung, kecepatan

    angin yang merusak, juga faktor-faktor eksternal lainnya seperti hama dan

    intensitas cahaya matahari yang berlebihan.

    Berbagai jenis bentuk  greenhouse telah digunakan di Indonesia, salah

    satunya yaitu greenhouse  tipe  tunnel  (setengah lingkaran) (Gambar 1).

    Bangunan rumah tanaman ini biasanya digunakan di negara yang beriklim

    subtropis karena merupakan pengumpul panas yang baik. Agar greenhouse ini

    dapat digunakan di iklim tropis, seperti di Indonesia perlu adanya beberapa

    modifikasi pada konstruksi bangunannya. Modifikasi yang sudah dilakukan

    yaitu dengan membuat bukaan pada atap bangunan yang berfungsi sebagai

    ventilasi bangunan. Bagian atap hasil modifikasi terbuat dari besi pipa dengan

     panjang 60 m, lebar 1.2 m, dan tinggi 0.7 m. Bagian samping ventilasi atap di

    tutup dengan screen mesh. Tujuan dilakukannya modifikasi yaitu agar suhu

    udara di dalam greenhouse bisa menurun, kelembaban meningkat, dan angin

    dapat masuk ke dalam greenhouse sehingga dapat terjadi pertukaran udara dan

    diharapakan kondisi lingkungan di dalam greenhouse  bisa sesuai dengan

    syarat pertumbuhan optimal tanaman Krisan, karena kondisi lingkungan dalam

     bangunan greenhouse  tipe tunnel  sebelum dimodifikasi belum sesuai dengan

    syarat pertumbuhan optimal tanaman Krisan.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    14/69

     

    2

    Untuk mengetahui kesesuaian bangunan greenhouse  tipe tunnel  yang

    telah dimodifikasi (Gambar 2) dengan kondisi iklim tropis lembab di

    Indonesia dalam budidaya tanaman Krisan, khususnya di lokasi penelitian

     perlu adanya pengkajian mengenai kondisi lingkungan di dalam bangunan

    greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi. Selain itu perlu dilakukan pula

     perbandingan jenis konstruksi greenhouse  yang telah dimodifikasi dengan

    konstruksi greenhouse yang sering digunakan di iklim tropis, yaitu dengan

     bangunan greenhouse  tipe sere  (Gambar 3). Dengan perbandingan tersebut,

    maka dapat diketahui jenis dan tipe bangunan greenhouse yang lebih cocok

    digunakan di lokasi penelitian.

    Gambar 1. Greenhouse tipe Tunnel  Gambar 2. Greenhouse tipe Tunnel 

    sebelum dimodifikasi sesudah dimodifikasi

    Gambar 3. Greenhouse tipe Sere

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    15/69

     

    3

    B.  TUJUAN

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

    1.  Melakukan pengukuran dan analisa parameter lingkungan dalam bangunan

    greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi.

    2.  Menganalisa laju ventilasi udara akibat faktor angin di dalam greenhouse 

    tipe tunnel yang telah dimodifikasi.

    3.  Membandingkan suhu udara di dalam greenhouse tipe tunnel sebelum dan

    sesudah modifikasi dengan greenhouse tipe sere.

    4.  Mengetahui kesesuaian lingkungan bangunan greenhouse tipe tunnel yang

    telah dimodifikasi untuk budidaya tanaman Krisan.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    16/69

     

    4

    II. 

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.  BUDIDAYA BUNGA KRISAN

    Budidaya tanaman dalam greenhouse merupakan terobosan baru bagi

    dunia pertanian dewasa ini. Teknik budidaya ini dalam penerapannya

    memerlukan pemikiran dan perhitungan yang cermat, terutama pada desain

    rumah tanaman. Menurut Soeseno (1985), dengan menggunakan rumah

    tanaman, suhu, kelembaban, cahaya dan keperluan lain dari tanaman dapat

    diatur, sehingga tanaman dapat tetap menghasilkan di luar musimnya.

    Tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam desain greenhouse yaitu

    kebutuhan CO2, suhu, dan kelembaban. Ketiga faktor tersebut ditentukan oleh

     jenis dan struktur bangunan dan ventilasi udara. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa suhu didalam rumah kaca dipengaruhi oleh besar kecilnya

     penerimaan panas dari cahaya matahari, hilangnya panas melalui ventilasi,

    atap, dan dinding (Mastalerz, 1977).

    Suhu dan kelembaban di dalam rumah tanaman merupakan dua faktor

    utama yang harus dikendalikan selama proses budidaya. Hal ini disebabkan

    karena terdapat perbedaan suhu dan kelembaban di dalam dan di luar

     bangunan. Mastalerz (1977) menyatakan bahwa suhu di dalam greenhouse 

    lebih tinggi dibanding di luar greenhouse. 

    Tanaman krisan yang berasal dari daerah subtropis dapat tumbuh pada

    kisaran suhu harian antara 17 – 300C. Pada fase vegetatif, kisaran suhu harian

    22 – 28oC pada siang hari dan tidak melebihi 26oC pada malam hari

    dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal krisan (Khattak dan Pearson, 1997

    dalam Budiarto , et. al, 2006). Suhu harian ideal pada fase generatif adalah 16

     – 18oC (Wilkins et. al., 1990 dalam Budiarto , et. al,  2006). Menurut

    Maaswinkel dan Sulyo (2004) pada suhu diatas 25oC, proses inisiasi bunga

    akan terhambat dan menyebabkan pembentukan bakal bunga juga terlambat.

    Suhu yang terlalu tinggi juga mengakibatkan bunga yang dihasilkan

    cenderung berwarna kusam, pucat, dan memudar.

    Langton (1987) dalam Budiarto , et. al  (2006) mengemukakan bahwa

    kepekaan krisan terhadap panjang hari tidak tetap. Pengaruh panjang hari

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    17/69

     

    5

    terhadap fisiologi pembungaan krisan sering kali berinteraksi dengan suhu

    harian. Pada kondisi hari panjang dengan suhu siang hari sekitar 22oC dan

    16oC pada malam hari, penambahan tinggi tanaman dan daun berjalan

    optimal. Induksi ke fase generatif akan terjadi bila suhu pada siang hari turun

    kurang dari 18oC (Lint dan Hejj, 1987 dalam Budiarto , et. al, 2006) dan suhu

    malam hari naik hingga lebih dari 25oC (Wilkins et. al., 1990 dalam Budiarto ,

    et. al,  2006). Namun keadaan ini sangat jarang ditemukan pada dataran

    medium hingga tinggi di Indonesia.

    Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bunga

    krisan. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban 90 – 95% pada awal

     pertumbuhan untuk pembentukan akar. Sedangkan pada tanaman dewasa,

     pertumbuhan optimal dicapai pada kelembaban udara sekitar 70 – 85%(Mortensen, 2000 dalam Budiarto , et. al, 2006).

    B.  GREENHOUSE

    Greenhouse merupakan suatu bangunan tempat tanaman tumbuh dan

     berkembang dengan kondisi lingkungan dalam bangunan yang dapat diatur

    agar mendekati kondisi yang optimum. Khususnya di Indonesia, fungsi

    greenhouse  lebih mengarah pada perlindungan tanaman dari pengaruh buruk

    iklim dan mengurangi intensitas matahari yang berlebihan.

    Menurut Nelson (1981), istilah  greenhouse  digunakan untuk

    menyatakan sebuah bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding yang

     bersifat tembus cahaya, sehingga tanaman tetap memperoleh cahaya matahari

    dan terhindar dari kondisi iklim yang tidak menguntungkan. Kondisi iklim

    yang tidak menguntungkan antara lain: curah hujan yang deras, tiupan angin

    yang kencang atau keadaan suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi yang

    dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

    Budiarti (1994) dalam Megasari (2006), menyatakan bahwa 

    greenhouse  yang terbuat dari kaca atau plastik merupakan bahan tembus

    cahaya yang dapat berpengaruh pada: (1) peningkatan suhu udara di dalam 

    greenhouse, (2) melindungi dari siraman hujan secara langsung, (3)

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    18/69

     

    6

    melindungi dari berbagai hama serta berbagai pengaruh perubahan intensitas

    cahaya matahari yang mengenai tanaman.

    Menurut Bot (1983) dalam Romdhonah (2002) didefinisikan bahwa

     penggunaan greenhouse  sebagai rumah tanaman akan berpengaruh terhadap

    iklim mikro yang berbeda sama sekali dengan lingkungan luar. Hal ini

    disebabkan oleh:

    1.  Udara di dalam greenhouse  tetap, sehingga pertukaran udara dengan

    lingkungan luar sangat kurang dibandingkan dengan udara tanpa penutup.

    Pergerakan udara di dalam greenhouse  sangat kecil. Hal ini berpengaruh

    langsung terhadap keseimbangan massa dan energi dalam greenhouse dan

    menyebabkan kenaikan suhu.

    2.  Radiasi panjang gelombang pendek dirubah menjadi radiasi gelombang panjang oleh penutup greenhouse  (atap). Perubahan panjang gelombang

    ini menyebabkan pantulan sinar oleh permukaan lantai atau yang lainnya

    di dalam greenhouse naik.

    Menurut Walls (1993), pemilihan bentuk  greenhouse yang digunakan

     pada suatu lahan pertanian tergantung pada keadaan lingkungan dan jenis

    tanaman yang dibudidayakan.

    Bentuk-bentuk greenhouse  yang telah umum digunakan antara lain

     bentuk yang menempel pada bangunan yang sudah ada, berdiri sendiri (single-

    span greenhouse) dengan kemiringan atap yang sama, atau dengan kemiringan

    atap yang berbeda yang disesuaikan dengan kemiringan lahan, dan ada yang

    terdiri dari dua atau lebih greenhouse  (multi-span greenhouse) yang

     berhubungan satu dengan yang lainnya (Nelson, 1981). Berbagai tipe bentuk  

    greenhouse dapat dilihat pada Gambar 4.

    Bentuk greenhouse  yang digunakan di negara Amerika adalah venlo

    house, vinery house, mansard . Sedangkan bentuk  greenhouse yang digunakan

    di negara Eropa adalah bentuk arch, standard peak, quonset, dan cold frame 

    (Hanan et al.,1978). Berbagai tipe bentuk greenhouse  yang digunakan di

    negara Amerika dan Eropa dapat dilihat pada Gambar 5.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    19/69

     

    7

     Lean-to   Even-span

    Uneven-span   Ridge-and-furrow

     

    Gambar 4. Berbagai tipe bentuk greenhouse (Nelson, 1981).

    Bentuk   greenhouse  yang umum digunakan adalah bentuk venlo 

    (rumah), bentuk tunnel, serta bentuk lainnya. Di Indonesia lebih banyak

    ditemukan  greenhouse  dengan bukaan pada bagian atap. Bentuk seperti ini

    lebih cocok untuk penggunaan di negara-negara tropis, dengan pertimbangan

     bahwa di daerah tropis penerimaan sinar matahari relatif banyak sehingga

     bentuk ruang harus memungkinkan sirkulasi udara berlangsung lebih lancar

    (Megasari, 2006).

    Selain venlo, telah dikembangkan juga konstruksi rangka greenhouse 

     bentuk tunnel. Tunnel  memiliki bentuk rangka semi sirkular atau  parabolic

    arch (lengkungan parabolik). Jenis rangka seperti ini jarang digunakan untuk

    iklim tropis seperti Indonesia, karena bentuk tunnel  merupakan pengumpul

     panas yang baik. Dengan iklim tropisnya, Indonesia merupakan negara yang

    memiliki radiasi matahari yang melimpah sepanjang tahun. Untuk menambah

    laju ventilasi pada bangunan biasanya bukaan pada atap bangunan yang

     berfungsi sebagai ventilasi bangunan (Megasari, 2006).

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    20/69

     

    8

    Venlo house   Arch

    Vinery house   Standard peak 

     Mansard    Quonset 

    Cold frame

    Gambar 5. Berbagai tipe bentuk greenhouse yang digunakan di Negara

    Amerika dan Eropa.

    C.  SUHU UDARA 

    Suhu merupakan ukuran panas dan dingin dari suatu benda. Suhu

    udara sangat berpengaruh pada proses-proses yang terjadi pada tanaman

    seperti proses fotosintesis, transpirasi, dan respirasi. Suhu udara yang

    optimum sangat diperlukan bagi tanaman agar dapat tumbuh dengan baik.

    Tanaman memerlukan suhu udara optimum yang berbeda-beda (Tiwari and

    Goyal, 1998).

    Hanan et al. (1978) menyatakan bahwa garis lintang merupakan faktor

    utama yang mempengaruhi suhu greenhouse. Faktor lain adalah ketinggian

    matahari, kondisi topografi yang mempengaruhi pergerakan angin dan panjang

    hari. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap proses fisik dan kimiawi tanaman

    dan selanjutnya mengendalikan proses biologi dalam tanaman seperti

    transpirasi.Harjadi (1984) menyatakan bahwa suhu optimum tanaman berbeda-

     beda tergantung pada spesies dan varietasnya, serta sesuai dengan tahap

    fisiologis pekembangannya. Suhu rendah menguntungkan bagi proses

     pertumbuhan tanaman, suhu sedang menguntungkan bagi proses pemanjangan

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    21/69

     

    9

     batang dan perkembangan buah, sedangkan suhu tinggi menguntungkan bagi

     proses pembungaan.

    Suhu yang ekstrim dapat merusak tanaman. Suhu yang terlalu dingin

    membekukan, dan suhu terlalu tinggi dapat mematikan tanaman sebagai akibat

    dari koagulasi protein. Terhentinya pertumbuhan pada suhu tinggi merupakan

    suatu gambaran dari suatu keseimbangan metabolik yang terganggu (Harjadi,

    1984). Faktor yang mempengaruhi besarnya suhu dalam greenhouse  adalah

    tingkat intensitas panas dari radiasi matahari, besar kecilnya panas yang hilang

    melalui atap atau dinding, besar kecilnya rambatan panas yang diserap

    tanaman untuk proses fotosintesis dan besar kecilnya panas yang hilang

    melalui ventilasi serta bahan konstruksi (Walker, 1965). Suhu lingkungan

    selain mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman dan metabolisme, juga berperan di dalam pengendalian tanaman spesies tertentu.

    D.  KELEMBABAN RELATIF UDARA 

    Menurut Esmay dan Dixon (1986), jumlah atau massa air yang

     bercampur dengan satu unit massa udara kering, dalam gram, dari air yang

    menguap per kilogram udara kering disebut kelembaban relatif.

    Kelembaban relatif merupakan perbandingan antara kelembaban aktual

    dengan kapasitas udara untuk menampung uap air (Handoko, 1995).

    Kelembaban udara erat kaitannya dengan unsur-unsur iklim lain yaitu

    suhu udara, lama penyinaran, curah hujan, dan angin yang secara integral

    mempengaruhi laju transpirasi suatu tanaman. Selain itu kelembaban udara di

    dalam rumah tanaman dipengaruhi oleh suhu udara dan jumlah air yang

    dievapotranspirasikan oleh tanah dan tanaman. Kelembaban udara di dalam

    rumah tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

    terutama terhadap laju fotosintesis, yang secara tidak langsung mempengaruhi

    laju transpirasi, penyerapan hara dan air, penyerbukan dan perkembangan

    hama dan penyakit (Silvana, 1991 dalam Megasari, 2006 ).

    Udara panas mengandung lebih banyak uap air daripada udara sejuk

    dan jika uap air konstan, maka kelembaban relatif ( Relatif Humidity) akan

    rendah pada suhu tinggi dan sebaliknya kelembaban relatif akan tinggi pada

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    22/69

     

    10

    suhu rendah. Kisaran spesifik untuk tanaman dalam ruangan cukup sulit untuk

    ditentukan, tetapi sebagian besar tanaman tumbuh dengan baik jika

    kelembaban relatifnya lebih besar dari 50.5%, akan tetapi RH di bawah 25%

    masih cukup baik untuk sebagian besar tumbuhan, khususnya tumbuhan pakis

    dan familinya. Sebagian besar tanaman dalam ruangan akan terinfeksi hama

     perusak jika kelembaban relatifnya dibawah 25%, walaupun tanaman tersebut

    tidak nampak seperti terluka (Briggs dan Calvin, 1987).

    E.  KECEPATAN ANGIN DAN VENTILASI BANGUNAN 

    Angin merupakan suatu vektor yang memiliki besaran dan arah.

    Besaran yang dimaksud adalah kecepatan sedangkan arahnya adalah darimana

    datangnya angin. Secara mikro, angin penting artinya dalam proses pertukaranudara khusunya oksigen dan karbondioksida dari dan ke lingkungan

    (Handoko, 1995).

    Dalam bentuk yang sangat sederhana, angin dapat dibatasi sebagai

    gerakan horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Batasan ini

     berasumsi bahwa seluruh gerakan udara secara vertikal kecepatannya dapat

    diabaikan karena relatif rendah (

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    23/69

     

    11

    Ventilasi adalah proses pertukaran antara udara yang ada di dalam dan

    di luar bangunan untuk memindahkan panas yang disebabkan radiasi matahari,

    mengisi oksigen dan membantu mengontrol tingkat kelembaban udara. Laju

    ventilasi diukur dengan satuan jumlah massa udara yang dipertukarkan per

    satuan unit waktu seperti jam, menit, detik (Mastalerz, 1977). Dengan adanya

    ventilasi maka dimaksudkan agar: 1) suhu udara di dalam bangunan

    mendekati suhu udara luar, 2) menghilangkan udara lembab di dalam

     bangunan dengan asumsi udara luar lebih kering, dan 3) mengembalikan

    konsentrasi O2 di dalam bangunan. (Takakura, 1991).

    Menurut Randall dan Boon (1997), ventilasi adalah pergerakan udara

    melewati bangunan. Ventilasi terjadi jika terdapat perbedaan tekanan udara

    melewati bukaan bangunan. Pada sistem ventilasi alami, perbedaan tekananmelalui bukaan timbul dari dua sumber yaitu: panas yang dihasilkan dalam

     bangunan dan angin. Panas yang dihasilkan di dalam bangunan meningkatkan

    suhu udara di dalam bangunan, dan menurunkan kerapatan udara di dalam

     bangunan sehingga terjadi perbedaan kerapatan udara antara dalam dan luar

     bangunan. Udara masuk melewati bagian yang lebih rendah dari bukaan dan

    keluar melewati bagian yang lebih tinggi dari bukaan (Barrington et all, 1994).

    Sistem ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan

    melalui bukaan yang timbul akibat faktor angin dan termal. Efek angin dan

    termal, bergerak sendiri maupun bersama-sama, dapat dimanfaatkan untuk

    menggerakkan udara yang akan menentukan besarnya laju ventilasi alam yang

    melewati bangunan. Pada ventilasi alam, besarnya laju pertukaran udara

    dipengaruhi oleh total luas bukaan, arah bukaan, kecepatan angin, dan

     perbedaan antara suhu di luar dan di dalam greenhouse (Mastalerz, 1977).

    Kemampuan sistem ventilasi alami dalam menurunkan suhu ruangan

    tanpa didukung fasilitas lain sangat terbatas. Penurunan suhu yang dapat

    dicapai maksimal mendekati atau sama dengan tingkat suhu udara lingkungan

    luar.

    Penggunaan ventilasi alami sangat berpotensi dalam mengurangi biaya

    operasi. Menurut Brockett dan Albright (1987) dalam Apriliani (2006), sistem

    ventilasi alami membutuhkan energi dan biaya yang lebih kecil dibandingkan

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    24/69

     

    12

    dengan sistem ventilasi mekanis, disamping itu lebih tenang karena sistem

    ventilasi mekanis digerakkan oleh kipas listrik yang mengeluarkan suara

     berisik bila sedang berfungsi.

    F.  INTENSITAS CAHAYA 

    Energi cahaya yang diserap tanaman dirubah menjadi energi kimia

    dengan proses fotosintesis yang digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan

    dan produksi tanaman. Bagian spektrum PAR (Photosynthetically Active

     Radiation) yang paling potensial dalam fotosintesis adalah spektrum biru

    (0.41 nm – 0.51 nm). Penurunan intensitas cahaya, khususnya spektrum biru

    menyebabkan penurunan kadar ATP dan NADPH2, sehingga laju fotosintesis

    akan berkurang. Peningkatan intensitas cahaya dapat meningkatkan kecepatanfotosintesis. Salah satu komponen yang terkait dengan pertumbuhan dan

     perkembangan tanaman adalah titik kompensasi cahaya. Pada saat tanaman

    ditempatkan pada lingkungan yang mempunyai intensitas cahaya sebanding

    atau lebih rendah daripada titik kompensasi cahaya, pertumbuhan akan

    terhenti dan tanaman akan mati dalam periode waktu yang pendek (Briggs and

    Calvin, 1987).

    Secara fisiologis cahaya mempunyai pengaruh langsung dan pengaruh

    tidak langsung. Pengaruh pada metabolisme secara langsung melalui

    fotosintesis sedangkan secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan

     perkembangan tanaman (Harjadi, 1984). Fotosintesis yang terjadi dalam

    keadaan ternaungi sangat bergantung kepada intensitas cahaya yang ada.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    25/69

     

    13

    III. 

    METODE PENELITIAN

    A.  TEMPAT DAN WAKTU

    Penelitian ini dilakukan di tiga greenhouse  milik PT. Alam Indah

    Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur pada bulan Mei - Juni 2007.

    B.  BAHAN DAN ALAT

    1.  Bahan yang digunakan adalah:

    •  Greenhouse

    Greenhouse yang digunakan dalam penelitian ini bertipe tunnel yang

    telah dimodifikasi sebanyak satu buah. Konstruksi utama greenhouse 

    menggunakan bahan pipa galvanis berukuran 2 inch dan penutuptransparan poliethylene (PE) dengan UV stabilizer setebal 0.0027 m. 

    Greenhouse  ini mempunyai panjang 60 m, lebar 8.5 m, dan tinggi di

    tengah hingga atap 3.70 m. Bagian atap hasil modifikasi terbuat dari besi

     pipa dengan panjang 60 m, lebar 1.2 m, dan tinggi 0.7 m. Ventilasi atap

    ditutupi dengan screen mesh. Bagian depan dan belakang greenhouse 

    ditutupi dengan paranet hitam. Di dalam greenhouse  ditanami tanaman

    krisan yang berumur 4 minggu. Gambar teknik greenhouse tipe tunnel 

    yang dimodifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

    Sebagai pembanding, digunakan juga greenhouse  tipe tunnel sebelum

    dimodifikasi dan greenhouse  tipe  sere. Greenhouse tipe tunnel  sebelum

    dimodifikasi mempunyai panjang 60 m, lebar 8.5 m, dan tinggi di tengah 3

    m. Di dalam greenhouse ditanami tanaman krisan yang berumur 2 minggu.

    Gambar teknik greenhouse  tipe tunnel sebelum dimodifikasi dapat dilihat

     pada Lampiran 2. Sedangkan greenhouse  tipe sere merupakan multispan 

    greenhouse dengan lima span. Konstruksi greenhouse menggunakan kayu.

    Panjang greenhouse  58 m, dengan lebar 32 m. tinggi greenhouse  3 m

    dipinggir dan 4.5 m di tengah. Atap dan dinding setinggi 2 m ditutupi

     plastik UV. Dinding greenhouse dari ketinggian 2 – 3 m serta lubang pada

     bagian atap selebar 0.40 m ditutupi kawat kasa dengan diameter anyaman

    1 mm2 sebagai lubang ventilasi.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    26/69

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    27/69

     

    15

    diset dalam satuan oC, kecepatan angin dalam satuan m/s, arah angin

    dalam satuan derajat, tekanan udara dalam milibar, dan kelembaban

    udara dalam persen.

    •  PC (Personal Computer )

    PC dihubungkan dengan display yang berfungsi untuk menyimpan

    data hasil pengukuran dari weather station.

    C.  TAHAPAN PENELITIAN

    1.  Pengambilan Data

    Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder yang

    didapatkan dari pengamatan langsung, dan studi literatur.

    a.  Data primer meliputi:• Suhu udara di dalam dan di luar greenhouse

    Pengukuran suhu udara di dalam  greenhouse  dilakukan dengan

    menggunakan termokopel yang dihubungkan dengan hybrid

    recorder , serta termometer bola basah dan bola kering. Termokopel

    yang diperlukan sebanyak 5 buah yang diletakkan di 5 titik

     pengukuran pada greenhouse  tipe tunnel  yang dimodifikasi. Titik-

    titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 6. Sedangkan,

    termometer bola basah dan bola kering yang diperlukan sebanyak 3

     buah yang diletakkan di tengah-tengah bangunan pada  greenhouse 

    tipe tunnel sebelum dan setelah modifikasi, dan greenhouse tipe sere.

    Suhu udara di luar greenhouse diukur menggunakan sensor suhu

    yang terdapat pada weather station. Pengukuran dilakukan setiap

    setengah jam sekali dari pukul 07.30 sampai 17.30.

    • Kecepatan angin

    Kecepatan angin di dalam greenhouse diukur dengan menggunakan

    anemometer digital. Pengukuran dilakukan pada 3 titik, yaitu di

     bagian atap sebelah kanan dan kiri serta di depan/belakang

     bangunan.  Titik-titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 6.  Di

    luar greenhouse, kecepatan angin diukur menggunakan sensor

    kecepatan udara yang terpasang pada weather station. Pengambilan

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    28/69

     

    16

    data dilakukan setiap setengah jam sekali dari pukul 07.30 – 17.30

    WIB.

    • Intensitas cahaya

    Pengukuran dilakukan dengan menggunakan luxmeter sebanyak 2

     buah. Alat ini diletakkan tepat diatas tanaman, sehingga dapat

    diketahui besarnya intensitas cahaya yang diterima di dalam

    greenhouse. Titik-titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 6.

    Pengukuran dilakukan dari pukul 07.30 – 17.30 WIB dengan interval

    setiap setengah jam.

    Tampak depan

    0.7 m

    3 m

    5 m 25 m 25 m 5 m 5 m 25 m 25 m 5 m

    Tampak samping kanan Tampak samping kiri

    Ket: 1 = Termokopel di Barat 6 = Anemometer di Selatan2 = Termokopel di tengah greenhouse 7 = Anemometer di Utara 

    3 = Termokopel di Timur 8 = Anemometer dalam greenhouse 

    4 = Termokopel di Selatan 9 = Luxmeter di tengah greenhouse 

    5 = termokopel di Utara 10 = Luxmeter di Timur

    Gambar 6. Titik-titik pengukuran pada greenhouse  tipe tunnel  yang telah

    dimodifikasi.

    1 2 3

    4

    5

    123

    6 7

    9 10 910

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    29/69

     

    17

    • Dimensi greenhouse

    Data yang dikumpulkan meliputi panjang, lebar, tinggi greenhouse,

    tinggi ventilasi atap, serta jarak antar bangunan.

     b.  Data sekunder meliputi data kelembaban relatif udara, dan tipe

    greenhouse.

    2.  Pengolahan dan Analisa Data

    a.  Pengolahan Data

    • Data-data hasil pengukuran suhu, kelembaban udara, intensitas

    cahaya, dan kecepatan angin yang diperoleh diolah dengan

    menggunakan program komputer Microsoft Excel untuk memperoleh

    grafik hubungan antara lingkungan mikro dan waktu.

    Dari hasil pengukuran suhu dapat diperoleh suhu udara harian didalam greenhouse dengan persamaan sebagai berikut:

    T = (2T07.30 + T13.30 + T17.30)/4 ………………………………….. (1)

    dimana: T = Suhu udara harian (Handoko, 1995)

    • Besarnya laju ventilasi udara yang melewati bukaan G (kg/s)

    dihitung dengan persamaan:

    G = Q. ρout ……………………………………………………… (2)

    dimana: Q = laju aliran udara volumetrik (m3/s)

    ρout = kerapatan udara luar greenhouse (kg/m3)

     Nilai Q (m3/s) yang merupakan laju aliran udara volumetrik dihitung

    dengan menggunakan persamaan:

    Q = Cd ∫ A

    dAU .  ………………………………………………….. (3)

    dimana: Cd = koefisien discharge (tanpa dimensi)

    U = kecepatan aliran udara yang melewati bukaan (m/s)

    A = luas bukaan ventilasi (m2)

    Koefisien discharge Cd menyatakan nilai perbandingan antara luasan

    efektif yang merupakan bidang normal tegak lurus aliran dengan

    luasan lubang itu sendiri. Cd yang digunakan dalam perhitungan ini

    adalah 0.44 untuk ventilasi dinding dan 0.29 untuk ventilasi atap

    (Kozai and Sase dalam Apriliani, 2006).

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    30/69

     

    18

    • Data-data hasil pengukuran dimensi greenhouse akan diolah dengan

    menggunakan program komputer AUTOCAD 2005.

     b.  Analisa Data

    Analisa data yang akan dilakukan meliputi hubungan lingkungan

    dalam bangunan terhadap greenhouse  tipe tunnel  yang telah

    dimodifikasi pada budidaya bunga Krisan. Selain itu dilakukan juga

    analisa pengaruh suhu udara di dalam greenhouse terhadap konstruksi 

    greenhouse, baik pada  greenhouse  tipe tunnel  sebelum dan sesudah

    modifikasi, juga terhadap greenhouse tipe sere.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    31/69

     

    19

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.  KONDISI LINGKUNGAN DALAM BANGUNAN GREENHOUSE TIPETUNNEL YANG TELAH DIMODIFIKASI 

    1. Suhu Udara dan Intensitas Cahaya

    Suhu udara merupakan salah satu faktor penting yang perlu

    diperhatikan dalam suatu bangunan pertanian. Terutama bangunan

    greenhouse  yang sering dipakai untuk membudidayakan berbagai jenis

    tanaman. Pada umumnya suhu di dalam greenhouse lebih tinggi daripada di

    luar greenhouse. Hal ini merupakan salah satu faktor yang sangat

    mempengaruhi keberhasilan budidaya tanaman.

    Begitu juga dengan intensitas cahaya. Faktor ini berperan besarterhadap lingkungan greenhouse. Besarnya intensitas cahaya yang diterima

    oleh tanaman di dalam greenhouse berbeda-beda, salah satunya tergantung

    dari jenis bahan penutup atap atau naungan. Bahan penutup atap yang

    digunakan dapat terbuat dari kaca, dan plastik. Penutup plastik dapat

    menggunakan plastik standard (UV), dan plastik kaku (FRP, polyethylene,

     plexiglass, dan PVC) (Widyarti, 2005).

    Pengambilan data untuk mendapatkan suhu udara dan intensitas

    cahaya di dalam greenhouse dimulai sejak pukul 07.30 hingga pukul 17.30

    WIB dengan interval setiap ½ jam. Pengambilan data dilakukan selama 3

    hari berturut-turut dengan kondisi cuaca cerah. Pengukuran suhu udara di

    dalam greenhouse dilakukan di 3 titik yaitu di arah barat (titik 1), di tengah-

    tengah greenhouse  (titik 2), dan di arah timur (titik 3) (lihat Gambar 6.)

    Berikut merupakan grafik suhu udara rata-rata di dalam dan di luar

    greenhouse selama pengamatan berlangsung.

    Seperti yang terlihat pada Gambar 7, suhu udara rata-rata di dalam dan

    di luar greenhouse  nilainya berfluktuasi. Terjadinya fluktuasi suhu udara

    disebabkan oleh adanya keseimbangan antara panas yang diperoleh dari

    radiasi surya dengan panas yang hilang dari permukaan bumi. Mulai dari

    matahari terbit hingga pukul 10.00 WIB panas yang diterima oleh

     permukaan bumi dan atmosfer lebih besar daripada panas yang hilang. Hal

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    32/69

     

    20

    ini dikarenakan posisi matahari berada di arah timur yang menyebabkan

    suhu udara di titik 3 lebih tinggi 1 - 4oC dibandingkan di titik 1 dan 2. Mulai

     pukul 10.00 – 14.30 WIB suhu udara di titik 2 lebih tinggi daripada suhu

    udara di titik 1 dan titik 3. Hal ini menunjukkan bahwa aliran udara panas di

    dalam bangunan tidak seragam. Pada titik 1 dan titik 3 sirkulasi udara lebih

    tinggi daripada di titik 2.

    0.0

    5.0

    10.0

    15.0

    20.0

    25.0

    30.0

    35.0

    40.0

    7.30 8.30 9.30 10.30 11.3012.3013.30 14.3015.30 16.3017.30

    Waktu (Jam)

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    Suhu Luar Suhu Dalam Titik 1Suhu Dalam Titik 2 Suhu Dalam Titik 3Rad. Matahari

     

    Gambar 7. Grafik suhu udara rata-rata di dalam dan di luar  greenhouse tipe

    tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan.

    Setelah melewati pukul 12.00 WIB, bayangan mulai muncul kembali

    hingga sore hari. Setelah bayangan mulai muncul, suhu udara di ketiga titik

    mulai menurun hingga mencapai minimum dan mendekati suhu udara luar.

    Tetapi tidak semua suhu udara di ketiga titik mengalami penurunan. Di titik

    3 terlihat bahwa suhu udara ada yang tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan

    oleh faktor-faktor lain seperti sering dibuka tutupnya pintu greenhouse,

    adanya penghuni dan peralatan yang dapat memacu pergerakan udara dari

    luar ke dalam greenhouse sehingga suhunya meningkat.Secara keseluruhan, suhu udara di luar greenhouse  lebih rendah

    dibandingkan dengan suhu udara di dalam greenhouse. Hal ini terjadi karena

    adanya penghalang berupa bahan penutup atap yang akan berpengaruh

    terhadap suhu udara di dalam greenhouse. Perbedaan suhu udara di dalam

    dan di luar greenhouse sekitar 2.2oC. Suhu udara harian di luar greenhouse 

       S  u   h  u   U   d

      a  r  a   (  o   C   )

       R  a   d   i  a  s   i   M  a   t  a   h  a  r   i   (   W   /  m   2   )

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    33/69

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    34/69

     

    22

    sebesar 4973 fc dengan suhu udara 34oC, dan minimum terjadi pada titik 2

     pukul 17.30 WIB sebesar 27 fc dengan suhu udara 24.4oC.

    Pada pengamatan di dalam  greenhouse  dilakukan pula pengukuran

    terhadap suhu udara di tiga titik yaitu pada suhu atap yang menghadap Utara

    (kiri), suhu atap yang menghadap Selatan (kanan), serta suhu ruang (titik 2).

    Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui besarnya suhu udara yang

    terjadi di tengah-tengah greenhouse  pada ke tiga titik tersebut. Besarnya

    suhu udara yang tercatat pada ketiga titik pengukuran dapat dilihat pada

    Gambar 9.

    15.0

    20.0

    25.0

    30.0

    35.0

    40.0

    45.0

    50.0

       7 .   3   0

       8 .   3   0

       9 .   3   0

      1   0 .   3   0

      1  1 .   3   0

      1   2 .   3   0

      1   3 .   3   0

      1  4 .   3   0

      1   5 .   3   0

      1   6 .   3   0

      1   7 .   3   0

    Waktu (Jam)

    Titik 2 Atap Kanan Atap Kiri

     

    Gambar 9. Grafik suhu udara rata-rata di dalam dan di atap greenhouse tipe

    tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan.

    Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa suhu yang paling tinggi

    terjadi di bagian atap kiri, kemudian atap kanan, dan suhu yang paling

    rendah terjadi pada titik 2. Suhu atap kiri bernilai lebih tinggi karena titik

     pengukurannya berada di dekat titik tengah atap greenhouse, sehingga panas

    yang diserap lebih tinggi bila dibandingkan dengan titik yang lain. Suhu atap

    kanan bernilai lebih rendah dari suhu atap kiri, karena titik pengukuran

     berada lebih jauh dari titik tengah atap greenhouse. Berdasarkan pengamatan

    di lapangan dapat diketahui bahwa semakin jauh dari titik tengah atap

    greenhouse, suhu udaranya semakin rendah. Lokasi titik pengukuran pada

       S  u   h  u   U   d  a  r  a   (  o   C   )

     

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    35/69

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    36/69

     

    24

     pada titik-titik tersebut pengukuran dilakukan dengan menggunakan

    termokopel. Sedangkan pada titik 2 selain menggunakan termokopel, suhu

    udara diukur juga dengan menggunakan termometer. Gambar 10.

    menunjukkan grafik hubungan antara kelembaban relatif udara rata-rata di

    dalam dan di luar greenhouse selama pengamatan.

    0

    25

    50

    75

    100

    7.30 8.30 9.30 10.3011.3012.3013.3014.3015.3016.3017.30

    Waktu (Jam)

       K  e   l  e  m   b  a   b  a

      n   R  e   l  a   t   i   f   U   d  a  r  a   (   %   )

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    RH Ruang RH Luar Radiasi Matahari 

    Gambar 10. Grafik kelembaban relatif udara rata-rata di dalam dan di luar

    greenhouse  tipe  tunnel  yang telah dimodifikasi selama

     pengamatan.

    Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10. bahwa kelembaban relatif

    udara di dalam greenhouse  bernilai lebih rendah dibandingkan dengan

    kelembaban relatif udara di luar greenhouse. Besarnya nilai kelembaban

    relatif udara dipengaruhi oleh suhu udara dan radiasi matahari. Nilai

    kelembaban relatif udara berbanding terbalik dengan suhu udara dan radiasi

    matahari. Semakin tinggi suhu udara dan radiasi matahari, maka kelembaban

    akan semakin rendah. Semakin rendah suhu udara dan radiasi matahari,

    maka kelembaban akan semakin tinggi. Sama halnya dengan suhu udara,kenaikan atau penurunan kelembaban tidak setara dengan kenaikan atau

     penurunan radiasi matahari. Jika radiasi matahari kenaikannya besar, maka

    kelembaban hanya turun sedikit saja begitupun sebaliknya.

    Perbedaan kelembaban relatif udara di dalam dan di luar greenhouse 

    sekitar 3.3%. Pengamatan kelembaban relatif udara dalam greenhouse 

       R  a   d   i  a  s   i   M

      a   t  a   h  a  r   i   (   W   /  m   2   )

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    37/69

     

    25

    dilakukan mulai dari pukul 07.30 – 17.30 WIB. Kelembaban relatif udara

    maksimum di dalam greenhouse  sebesar 90.6% dan di luar greenhouse 

    sebesar 94.3% terjadi pada pukul 07.30 WIB dengan radiasi matahari

    sebesar 268.26 W/m2. Sedangkan kelembaban relatif udara minimum di

    dalam greenhouse sebesar 46.8% dan di luar greenhouse  sebesar 50.7%

    terjadi pada pukul 11.30 dengan radiasi matahari 1041.2 W/m2.

    3. Kecepatan Angin

    Angin merupakan suatu vektor yang memiliki besaran dan arah.

    Besaran yang dimaksud adalah kecepatan sedangkan arahnya adalah

    darimana datangnya angin. Pergerakan angin penting dalam proses

     pertukaran udara khususnya oksigen dan karbondioksida dari dan ke dalam bangunan (Handoko, 1995). Kecepatan angin merupakan salah satu faktor

     penentu dari kondisi lingkungan dalam bangunan yang terdapat di dalam

    greenhouse.

    Pengukuran kecepatan angin di dalam dan di luar greenhouse 

    dilakukan setiap ½ jam sekali. Kecepatan angin di dalam greenhouse diukur

    dengan menggunakan anemometer digital, sedangkan kecepatan angin di

    luar greenhouse  menggunakan sensor kecepatan angin yang terdapat pada

    Weather Station. Sebenarnya, data kecepatan angin di luar dan di dalam

    greenhouse tidak dapat dibandingkan karena angin terus bergerak secara

    kontinyu sehingga dapat berubah setiap saat. Tetapi, untuk mengetahui

     pengaruh besarnya kecepatan angin di luar greenhouse  terhadap kecepatan

    angin di dalam greenhouse, maka di asumsikan bahwa proses pengambilan

    data diambil pada waktu yang bersamaan.

    Untuk data kecepatan angin di dalam greenhouse selama pengamatan

    dapat dilihat pada  Lampiran 6.  Di bawah ini merupakan gambar yang 

    menunjukkan kecepatan angin rata-rata di dalam dan di luar greenhouse 

    selama pengamatan.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    38/69

     

    26

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

       7 .   3   0

       8 .   3   0

       9 .   3   0

      1   0 .   3   0

      1  1 .   3   0

      1   2 .   3   0

      1   3 .   3   0

      1  4 .   3   0

      1   5 .   3   0

      1   6 .   3   0

      1   7 .   3   0

    Waktu (Jam)

       K  e  c  e  p  a   t  a  n   A  n

      g   i  n   (  m   /  s   )

    Barat Timur Selatan Utara Luar  

     Gambar 11. Grafik kecepatan angin rata-rata di dalam dan di luar

    greenhouse  tipe tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan.

    Berdasarkan grafik pada Gambar 11. terlihat bahwa kecepatan angin di

    luar greenhouse  berpengaruh terhadap kecepatan angin di dalam

    greenhouse, namun besarnya harus disesuaikan dengan arah datangnya

    angin. Kecepatan angin di dalam greenhouse  bernilai lebih rendah

    dibandingkan dengan kecepatan angin di luar greenhouse  dan rentang

     perbedaannya sangat jauh. Jika kecepatan angin di luar greenhouse  tinggi,

    kecepatan angin di dalam greenhouse  dapat sangat kecil sesuai arah

    datangnya angin. Jika angin sedang berhembus dari arah Timur menuju

    Barat atau sebaliknya, kecepatan anginnya lebih rendah daripada kecepatan

    angin yang sedang berhembus dari arah Utara menuju Selatan atau

    sebaliknya. Hal ini dikarenakan angin yang berhembus dari arah timur

    menuju barat atau sebaliknya tidak dapat masuk ke dalam greenhouse secara

    maksimal karena terhalang oleh bangunan di sekitar dan bukaan ventilasi

    yang kecil.

    Kecepatan angin di dalam greenhouse maksimum sebesar 0.4 m/s pada

     pukul 13.30 WIB di utara. Pada saat tersebut, kecepatan angin di Selatan

    sebesar 0.2 m/s. Pada pukul 14.00 WIB kecepatan angin maksimum di

    dalam greenhouse sebelah Selatan sebesar 0.3 m/s, sedangkan di Utara

    sebesar 0.1 m/s. Pada pukul 12.30 WIB, kecepatan angin maksimum di

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    39/69

     

    27

    dalam greenhouse sebelah Timur maksimum sebesar 0.29 m/s, sedangkan di

    Barat 0 m/s. Pada pukul 11.30 WIB kecepatan angin maksimum di dalam

    greenhouse sebelah Barat sebesar 0.15 m/s, sedangkan di Timur 0 m/s.

    Dari data di atas dapat diketahui jika angin datang dari Selatan, maka

     bukaan ventilasi Selatan berfungsi sebagai inlet dan bukaan ventilasi Utara

    sebagai outlet, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan pengamatan di lapangan,

    angin lebih banyak bertiup dari arah Timur bukaan bangunan menuju Barat.

    B.  LAJU VENTILASI UDARA AKIBAT FAKTOR ANGIN PADAGREENHOUSE  TIPE TUNNEL YANG TELAH DIMODIFIKASI

    Laju ventilasi udara di dalam greenhouse  dipengaruhi oleh faktor

    angin dan termal. Untuk mengetahui besarnya laju ventilasi udara akibatfaktor angin dilakukan perhitungan pada berbagai kecepatan angin. Nilai laju

    ventilasi udara berdasarkan nilai kecepatan angin yang terbaca pada

    anemometer digital yang diamati selama 3 hari dapat dilihat pada Tabel 4.

    Laju ventilasi udara hasil pengukuran di lapangan yang dihitung hanya pada

    kecepatan angin yang melewati bukaan dinding greenhouse saja.

    Tabel 2. Laju ventilasi udara akibat faktor angin pada greenhouse tipe tunnel 

    yang telah dimodifikasi.

    Pe-ngukuran Waktu

    Barat Timur

    U(m/s)

    Ρout (kg/m

    3)

    Q(m

    3/s)

    G(kg/s)

    U(m/s)

    Ρout (kg/m

    3)

    Q(m3/s)

    G(kg/s)

    H-1 9.30 0.04 1.118 0.414 0.463 0 1.118 0 0

      10.00 0 1.119 0 0 0.04 1.119 0.414 0.463

      11.30 0.45 1.113 4.657 5.183 0 1.113 0 0

      13.00 0 1.123 0 0 0.45 1.123 4.657 5.230

      14.00 0 1.129 0 0 0.08 1.129 0.828 0.935

    H-2 15.00 0 1.131 0 0 0.04 1.131 0.414 0.468

      8.30 0.08 1.118 0.828 0.926 0 1.118 0 0

      12.00 0 1.121 0 0 0.22 1.121 2.277 2.552  13.30 0.04 1.125 0.414 0.466 0 1.125 0 0

    H-3 10.30 0 1.119 0 0 0.27 1.119 2.794 3.127

      12.30 0 1.121 0 0 0.86 1.121 8.900 9.977

      13.30 0.22 1.125 2.277 2.561 0 1.125 0 0

      15.00 0 1.131 0 0 0.60 1.131 6.209 7.023

      17.30 0.27 1.149 2.794 3.211 0 1.149 0 0

     

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    40/69

     

    28

    Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa laju ventilasi udara maksimum yang

    melewati bukaan sebelah Timur sebesar 9.977 kg/s pada kecepatan angin 0.86

    m/s, dan minimum sebesar 0 kg/s pada kecepatan angin 0 m/s. Laju ventilasi

    udara maksimum yang melewati bukaan sebelah Barat sebesar 5.183 kg/s pada

    kecepatan angin 0.45 m/s, dan minimum sebesar 0 kg/s pada kecepatan angin

    0 m/s. Laju ventilasi udara berbanding lurus dengan kecepatan angin.

    Kecepatan angin yang besar akan menghasilkan laju ventilasi udara yang

     besar, dan kecepatan angin yang rendah akan menghasilkan laju ventilasi

    udara yang rendah pula.

    Angin yang berhembus dari arah Barat atau Timur tidak sampai ke

    tengah-tengah bangunan karena kecepatan angin yang sampai ke titik

     pengukuran sangat kecil. Titik pengukuran berjarak 5 m dari bukaan bangunan, sedangkan titik tengah berjarak 30 m dari bukaan bangunan (linat

    Gambar 6.). Semakin jauh dari bukaan bangunan, kecepatan angin semakin

     berkurang sehingga sebelum sampai ke tengah-tengah bangunan sudah tidak

    ada angin lagi.

    Luas dan penempatan bukaan ventilasi bangunan sangat berpengaruh

    terhadap besarnya kecepatan angin yang masuk ke dalam bangunan. Bukaan

    ventilasi yang besar akan memudahkan angin masuk ke dalam bangunan,

    sehingga kebutuhan tanaman akan angin terpenuhi. Jika luas bukaan ventilasi

    terlalu kecil, maka angin yang masuk akan terhambat sehingga kebutuhan

    tanaman akan angin tidak terpenuhi. Besarnya bukaan ventilasi dan

     penempatannya harus disesuaikan dengan luas bangunan yang ada dan

    disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

    C.  PERBANDINGAN SUHU UDARA DI DALAM GREENHOUSE   TIPETUNNEL SEBELUM DAN SESUDAH MODIFIKASI DAN TIPE SERE  

    Berbagai jenis dan tipe  greenhouse  telah banyak digunakan diIndonesia. Bentuk greenhouse  yang paling banyak ditemukan di Indonesia

    yaitu bentuk greenhouse dengan bukaan pada bagian atap. Bentuk seperti ini

    lebih cocok untuk penggunaan di negara-negara tropis, dengan pertimbangan

     bahwa di daerah tropis penerimaan sinar matahari relatif lebih banyak

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    41/69

     

    29

    sehingga bentuk ruang harus memungkinkan terjadinya sirkulasi udara

     berlangsung dengan tanpa hambatan.

    Di lokasi penelitian terdapat beberapa jenis dan tipe greenhouse yang

    digunakan, diantaranya yaitu greenhouse  tipe tunnel, tipe  sere, dan tipe arc.

    Greenhouse  yang diamati berjumlah 3 buah dengan tipe yang berbeda,

    diantaranya greenhouse  tipe  tunnel  sebelum (A9) dan sesudah modifikasi

    (A8), serta  greenhouse  tipe sere  (MS). Untuk mengetahui perbedaan dari

    ketiga greenhouse tersebut perlu dilakukan pengukuran menurut suhu udara di

    dalam dan di luar greenhouse. Pada kondisi suhu udara luar yang sama, suhu

    udara di dalam greenhouse berbeda. Grafik suhu udara di dalam dan di luar

    greenhouse terhadap waktu selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 12.

    dan Gambar 13.Data untuk perbandingan ketiga tipe greenhouse  tersebut dilakukan

     pengukuran selama 2 hari dari pukul 9.30 WIB sampai pukul 14.30 WIB.

    Pengambilan data dilakukan pada waktu yang berlainan dari pengambilan data

    sebelumnya. Hal ini bertujuan agar proses pengambilan data berjalan

    maksimal.

    25

    30

    35

    40

    9.30 10.30 11.30 12.30 13.30 14.30

    Waktu (Jam)

       S  u   h  u

       U   d  a  r  a   (  o   C   )

     A8 A9 MS Luar 

     

    Gambar 12. Grafik suhu udara di dalam dan di luar greenhouse pada hari ke-1

     pengamatan.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    42/69

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    43/69

     

    31

    Tabel 3. Perbedaan suhu udara di dalam greenhouse  tipe tunnel  yang telah

    dimodifikasi dengan greenhouse  tipe tunnel  sebelum dimodifikasi

    dan tipe sere.

    Waktu H-1 H-2

    A8 : A9 A8 : MS A8 : A9 A8 : MS

    9.30 0.0 2.5 -2.0 1.510.00 -1.0 -0.5 2.5

    10.30 -1.0 -0.5 1.5

    11.00 -3.0 3.0 -1.0 2.0

    11.30 -2.5 0.5 -2.5 1.0

    12.00 -1.5 1.0 -1.0 3.0

    12.30 -0.5 1.5 0.5 1.5

    13.00 -1.5 2.0 0.0 2.0

    13.30 -1.0 3.5 -1.5 1.5

    14.00 -1.0 3.0 -1.5 1.0

    14.30 0.0 3.5 -1.0 -1.0

    Ket: Tanda (-) menunjukkan bahwa suhu udara yang diterima pada

    greenhouse tersebut lebih rendah daripada greenhouse pembanding.

    Pada Tabel 3. dapat dilihat bahwa suhu udara di dalam greenhouse tipe

    tunnel yang telah dimodifikasi pada pagi dan sore hari lebih rendah 0 – 2oC,

    dan pada siang hari antara pukul 11.00 – 12.30 WIB lebih rendah 0.5 – 3oC

    daripada suhu udara di dalam greenhouse  tipe tunnel  yang belum

    dimodifikasi. Greenhouse tipe tunnel merupakan pengumpul panas yang baik,

    sehingga suhu udara yang masuk ke dalam greenhouse  terperangkap

    seluruhnya dan tidak dapat dikeluarkan lagi terutama pada siang hari. Tetapi,

    dengan menambahkan modifikasi pada bagian atap maka suhu udara yang

    masuk ke dalam greenhouse  dapat diturunkan dengan adanya sedikit

     perpindahan panas dari dalam greenhouse melalui atap. Walaupun suhu udara

    di dalam greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi lebih rendah daripada

    suhu udara pada greenhouse tipe tunnel yang belum dimodifikasi, tetapi suhu

    udara yang diterima masih lebih tinggi dari syarat kebutuhan tanaman. Untuk

    mengatasi hal tersebut, maka kipas angin (exhause fan) masih perlu digunakan

    untuk menurunkan suhu udara sehingga suhu udara yang ada sesuai dengan

    kebutuhan tanaman.

    Suhu udara di dalam greenhouse tipe sere pada pagi dan sore hari lebih

    rendah 1 – 3.5oC, dan pada siang hari lebih rendah 0.5 – 3

    oC dibandingkan

    suhu udara di dalam greenhouse  tipe  tunnel yang telah dimodifikasi. Hal ini

    dikarenakan greenhouse  tipe sere  mempunyai bentuk konstruksi yang lebih

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    44/69

     

    32

     baik untuk proses pertukaran udara. Pada bagian dinding terdapat ventilasi

    udara yang berfungsi sebagai tempat masuknya udara (inlet) dan ventilasi atap

    seluruhnya berfungsi sebagai tempat keluarnya udara (outlet) dari dalam

    greenhouse. Sedangkan pada greenhouse  tipe tunnel yang telah dimodifikasi

    hanya terdapat ventilasi pada bagian atap saja yang berfungsi sebagai lintasan

    aliran udara.

    Tabel 4. Perbedaan suhu udara di luar  greenhouse dengan suhu udara di dalam

    greenhouse tipe tunnel  sebelum dan sesudah dimodifikasi dan tipe

    sere.

    Waktu H-1 H-2

    Luar :

    A8

    Luar :

    A9

    Luar :

    MS

    Luar :

    A8

    Luar :

    A9

    Luar :

    MS

    9.303.2 3.2 0.7 1.3 3.3 -0.210.00 4.2 5.2 4.6 5.1 2.1

    10.30 3.7 4.7 4.3 4.8 2.8

    11.00 3.5 6.5 0.5 5.8 6.8 3.8

    11.30 1.5 4 1 3.9 6.4 2.9

    12.00 2 3.5 1 5.8 6.8 2.8

    12.30 1.8 2.3 0.3 4.4 3.9 2.9

    13.00 2.6 4.1 0.6 4 4 2

    13.30 3.7 4.7 0.1 3.5 5 2

    14.00 3.9 4.9 0.9 1.7 3.2 0.7

    14.30 4.4 4.4 0.9 -1.7 -0.7 -0.7

    Ket: Tanda (-) menunjukkan bahwa suhu udara di dalam greenhouse  lebih

    rendah daripada suhu udara di luar greenhouse.

    Berdasarkan Tabel 4. terlihat bahwa suhu udara di dalam greenhouse 

    tipe tunnel yang telah dimodifikasi pada pagi dan sore hari lebih tinggi 1.3 –

    4.6oC, dan pada siang hari lebih tinggi 1.5 – 5.8

    oC daripada suhu udara di luar

    greenhouse. Suhu udara di dalam greenhouse  tipe tunnel  yang belum

    dimodifikasi pada pagi dan sore hari lebih tinggi 0 – 5.2oC, dan pada siang

    hari lebih tinggi 2.3 – 6.8oC daripada suhu udara di luar greenhouse.

    Sedangkan, suhu udara di dalam greenhouse tipe sere pada pagi dan sore hari

    lebih tinggi 0 – 2.8oC, dan pada siang hari lebih tinggi 0.3 – 3.8oC daripada di

    luar greenhouse. Dari data diatas terlihat bahwa perbedaan suhu udara di

    dalam dan di luar greenhouse  pada siang hari paling tinggi terjadi pada

    greenhouse  tipe tunnel yang belum dimodifikasi, sedangkan perbedaan yang

     paling kecil terjadi pada greenhouse tipe sere.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    45/69

     

    33

    Dari Tabel 3. dan Tabel 4. dapat disimpulkan bahwa jenis dan tipe 

    greenhouse yang efektif digunakan di lokasi penelitian yaitu greenhouse  tipe 

    sere, karena suhu udara di dalam greenhouse  lebih mendekati dengan suhu

    udara di luar greenhouse dibandingkan dengan 2 tipe lain.

    D.  PENGARUH LINGKUNGAN DALAM BANGUNAN GREENHOUSE  TIPETUNNEL  YANG TELAH DIMODIFIKASI PADA BUDIDAYA BUNGA

    KRISAN 

    1. Suhu Udara dan Intensitas Cahaya

    Suhu udara dan intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap

     pertumbuhan tanaman Krisan. Jika suhu udara terlalu tinggi atau terlalu

    rendah, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Suhu yang terlalu

    tinggi juga mengakibatkan bunga yang dihasilkan cenderung berwarna

    kusam, pucat dan memudar. Pada greenhouse  yang diamati terdapat

    tanaman Krisan telah berumur 4 minggu. Dimana pada umur tersebut

    tanaman sedang mengalami fase vegetatif. Pada fase vegetatif, kisaran suhu

    harian yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal tanaman Krisan adalah

    22 – 28oC pada siang hari dan tidak melebihi 26

    oC pada malam hari

    dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal krisan. Intensitas cahaya sangat

    dibutuhkan pula pada fase vegetatif. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman

    tersebut dibutuhkan cahaya tambahan pada malam hari, maka tanaman

    Krisan dapat tumbuh optimal. Tanaman ini sangat sensitif terhadap cahaya

    (Khattak dan Pearson dalam Budiarto, et. al, 2006).

    Berdasarkan Gambar 14. pada titik 1, suhu udara maksimum di dalam

    greenhouse  terjadi pada pukul 09.00 WIB yang besarnya mencapai 35.1oC

    dan minimum terjadi pada pukul 07.30 WIB sebesar 23.3oC. Kondisi

    tanaman yang berada di wilayah titik 1 (Barat) terlihat segar dengan

     penampakan daun yang berwarna hijau.Pada titik 2, suhu udara maksimum sebesar 36.4

    oC dengan intensitas

    cahaya 3917 fc, dan minimum 23.7oC dengan intensitas cahaya 963 fc.

    Kondisi tanaman yang berada di wilayah ini terlihat lebih banyak yang

    terkena hama dan penyakit, daun yang kering bahkan ada beberapa tanaman

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    46/69

     

    34

    yang mati. Hal ini dikarenakan intensitas cahaya yang diterima tanaman

     pada saat itu bernilai maksimum sehingga suhu udaranya maksimum.

    0.0

    5.0

    10.0

    15.0

    20.0

    25.0

    30.0

    35.0

    40.0

    7.30 8.30 9.30 10.3011.3012.3013.3014.3015.3016.3017.30

    Waktu (Jam)

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

       I  n   t  e  n  s   i   t  a  s   C  a   h  a  y  a   (   f  c   )

    Suhu Dalam Titik 1 Suhu Dalam Titik 2Suhu Dalam Titik 3 Int. Cahaya Titik 2Int. Cahaya Titik 3

     

    Gambar 14. Grafik suhu udara dan intensitas cahaya rata-rata di dalam

    greenhouse  tipe tunnel  yang dimodifikasi selama

     pengamatan.

    Pada titik 3, suhu udara maksimum sebesar 35.1oC dengan intensitas

    cahaya 4483 fc, dan minimum sebesar 25.6oC dengan intensitas cahaya 1058

    fc. Kondisi tanaman yang berada di wilayah ini terlihat banyak yang rusak

    seperti terkena hama dan penyakit, bahkan ada beberapa tanaman yang mati.

    Tetapi, tanaman yang rusak di titik 3 tidak sebanyak tanaman yang rusak di

    titik 2.

    Dengan melihat kondisi tanaman yang berada di wilayah titik

     pengukuran 1, 2, dan 3, maka dapat disimpulkan bahwa suhu udara yang

    diterima tanaman di tiga titik tersebut melebihi suhu udara yang disarankan

    untuk pertumbuhan optimal bunga Krisan. Suhu udara yang terlalu tinggi

    akan menghambat pertumbuhan tanaman sehingga proses fotosintesis tidakdapat berlangsung optimal.

    Agar suhu udara di dalam greenhouse  sesuai dengan syarat untuk  

    kebutuhan tanaman maka perlu dilakukan beberapa cara untuk mengatasi hal

    tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan

    kembali exhause fan  yang selama ini tidak dipakai.  Exhause fan  hanya

       S  u   h  u   U   d  a  r  a   d   i   D  a   l  a  m

         G    r    e    e    n     h    o    u    s    e   (  o   C   )

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    47/69

     

    35

    dinyalakan pada waktu-waktu tertentu pada saat suhu udara di dalam

    greenhouse  melebihi suhu udara yang disarankan. Selain itu, dapat

    dilakukan pula pengkabutan di atas bangunan dan pendinginan evaporatif

    agar suhu udara di dalam ruangan menjadi lebih rendah sekitar 29%

    sehingga tanaman tidak mengalami kekeringan.

    2. Kelembaban Relatif Udara

    Selain dipengaruhi oleh suhu udara, pertumbuhan tanaman di dalam

    greenhouse juga dipengaruhi oleh kelembaban relatif udara. Tanaman krisan

    membutuhkan kelembaban 90 – 95% pada awal pertumbuhan untuk

     pembentukan akar. Sedangkan pada tanaman dewasa, pertumbuhan optimal

    akan dicapai pada kelembaban udara sekitar 70 – 85% (Mortensen dalam

    Budiarto, et.al, 2006).

    0

    20

    40

    60

    80

    100

       7.   3   0

       8.   3   0

       9.   3   0

      1   0.   3   0

      1  1.   3   0

      1   2.   3   0

      1   3.   3   0

      1  4.   3   0

      1   5.   3   0

      1   6.   3   0

      1   7.   3   0

    Waktu (Jam)

       K  e   l  e  m   b  a   b  a  n   R  e   l  a   t   i   f   U   d  a  r  a   D  a   l  a  m

         G    r    e    e    n     h    o    u    s    e   (   %   )

     

    Gambar 15. Grafik kelembaban relatif udara rata-rata di dalam greenhouse 

    tipe tunnel yang dimodofikasi selama pengamatan.

    Berdasarkan Gambar 15. dapat dilihat bahwa kelembaban relatif udara

    maksimum di dalam greenhouse  besarnya mencapai 90.6%, sedangkan

    minimumnya sebesar 46.8%. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa kelembaban relatif udara yang terjadi di dalam greenhouse  masih

    lebih rendah daripada yang dibutuhkan tanaman. Hal ini dapat menghambat

     proses pertumbuhan tanaman sehingga tanaman tidak dapat tumbuh secara

    optimal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan beberapa cara. 

    Salah satu  cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan kipas

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    48/69

     

    36

    angin (exhause fan). Dimana exhause fan  ini dapat dinyalakan pada waktu

    tertentu saat suhu udara di dalam greenhouse  lebih tinggi dari yang

    diharapkan.

    Selain itu dapat dilakukan pengkabutan di atas bangunan atau dengan

    efek pendinginan evaporatif. Waktu yang paling tepat untuk melakukan

     penyiraman yaitu pada siang hari, pada saat suhu udara terlalu tinggi dan

    kelembaban relatif udara sangat rendah serta kebutuhan tanaman tidak

    sesuai dengan yang diharapkan. Dengan memberikan efek pendinginan

    tersebut diharapkan suhu ruangan akan lebih rendah dari yang sebenarnya

    dan kelembaban udara di dalam greenhouse  akan bertambah tinggi sekitar

    30% sehingga tanaman tidak mengalami kekeringan dan dapat tumbuh

    secara optimal sesuai dengan yang diharapkan.

    3. Kecepatan Angin

    Menurut Esmay dan Dixon (1986), pada umumnya kecepatan angin

    sebesar 0.1 - 0.25 m/s yang mengenai permukaan daun akan memudahkan

    daun menangkap CO2. Untuk kecepatan angin sebesar 0.5 m/s, CO2  yang

    ditangkap akan berkurang. Untuk kecepatan angin sebesar 1.0 m/s akan

    menghambat pertumbuhan dan kecepatan angin diatas 4.5 m/s akan terjadi

    kerusakan proses fisik pada tanaman.

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    0.35

       7 .   3   0

       8 .   3   0

       9 .   3   0

      1   0 .   3   0

      1  1 .   3   0

      1   2 .   3   0

      1   3 .   3   0

      1  4 .   3   0

      1   5 .   3   0

      1   6 .   3   0

      1   7 .   3   0

    Waktu (Jam)

       K  e  c  e  p  a   t  a  n   A  n  g   i  n   D  a   l  a  m

       G  r  e  e  n   h  o  u  s  e   (  m   /  s   )

    Barat Timur  

     

    Gambar 16. Grafik kecepatan angin rata-rata di dalam greenhouse  tipe

    tunnel yang telah dimodifikasi selama pengamatan.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    49/69

     

    37

    Berdasarkan Gambar 16. dapat dilihat bahwa angin lebih sering masuk

    melalui bukaan di bagian Timur greenhouse, maka tanaman yang berada di

    sekitar bukaan tersebut seharusnya dapat tumbuh optimal. Tetapi,

    keoptimalan pertumbuhan tanaman tidak hanya dapat dilihat dari kecepatan

    angin saja, harus dilihat pula kesesuaian tanaman terhadap lingkungan dalam

     bangunan yang lainnya seperti suhu udara, kelembaban relatif udara, dan

    intensitas cahaya.

    Kecepatan angin yang melewati bukaan bagian Barat maksimum

    sebesar 0.15 m/s dan minimum sebesar 0 m/s dengan rata-rata 0.04 m/s.

    Sedangkan kecepatan angin yang melewati bukaan Timur kecepatan angin

    maksimum sebesar 0.3 m/s dan minimum sebesar 0 m/s dengan rata-rata

    0.07 m/s.Jika dilihat dari data diatas, kecepatan angin yang diterima tanaman

    telah memenuhi syarat untuk kebutuhan tanaman. Dengan kecepatan angin

    tersebut, maka daun akan mudah menangkap CO2  dan diharapkan tanaman

    dapat tumbuh dengan optimal. Tetapi jika dilihat dari grafik, kecepatan angin

    yang masuk ke dalam greenhouse masih banyak yang bernilai 0 m/s. Hal ini

    akan menghambat pertumbuhan tanaman jika kecepatan angin yang bernilai

    minimum tersebut sangat dominan terjadi. Untuk itu diperlukan suatu cara

    agar kecepatan angin yang diterima tanaman dapat terpenuhi. Sama halnya

    dengan menurunkan suhu udara dan menaikkan kelembaban relatif di dalam

    greenhouse, cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menyalakan kipas angin

    (exhause fan) pada kecepatan dan perletakan tertentu, maka bagian tanaman

    akan terkena angin secara  langsung sehingga diharapkan tanaman terutama

     bagian daun dapat menerima kecepatan angin sesuai dengan yang dibutuhkan.

    E.  EVALUASI TERHADAP DESAIN BANGUNAN

    Penataan bangunan yang tepat dengan memperhitungkan jarak yang

    ideal dan pengaturan bentang bangunan bisa membantu menciptakan kondisi

    lingkungan yang lebih baik pada suhu udara atau pergerakan angin yang

    memasuki greenhouse. 

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    50/69

     

    38

    Dalam mengukur suhu udara di dalam  greenhouse  tipe tunnel  yang

    telah dimodifikasi, didapatkan suhu udara maksimum yang sangat tinggi dan

    tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hal ini dikarenakan bentuk bangunan

    yang tidak menunjang dan kurang besarnya lebar bukaan ventilasi pada bagian

    atap sehingga pertukaran udara panas dari dalam ke luar bangunan hanya

    sedikit. Salah satu cara untuk mengatasi tingginya suhu udara di dalam

    greenhouse adalah dengan menggunakan exhause fan, teknik pengkabutan dan

    teknik pendinginan evaporatif atau dengan menambah lebar bukaan pada

    ventilasi atap. Dengan menambah lebar bukaan ventilasi pada bagian atap,

    diharapkan suhu udara dapat menurun hingga sesuai dengan kebutuhan

    tanaman Krisan sehingga tanaman dapat tumbuh optimal tanpa perlu ada

     perlakuan khusus lagi.Keefektifan sistem ventilasi angin bergantung pada arah hembusan

    angin terhadap konvigurasi bangunan. Arah angin yang tegak lurus terhadap

    salah satu sisi bangunan akan memberikan efek yang lebih baik daripada arah

    diagonal. Sistem ventilasi efek angin yang paling efisien adalah yang disebut

    “cross ventilation”(ventilasi melintang), yaitu gerakan udara melalui bangunan

    menempuh jarak yang pendek. Hal ini berlaku pada sistem bangunan tunggal

    (single span). Bentuk dasar dari bangunan greenhouse  seperti empat persegi

     panjang.

    Jarak antar bangunan sebaiknya 1.5 m dari tinggi bangunan yang ada

    (Permatasari, 2002). Pada greenhouse  yang diteliti, tinggi bangunan 3.7 m

    dengan jarak antar bangunan yang bersampingan ± 0.6 - 1 m, dan jarak antar

     bangunan yang berhadapan ± 3 m. Sebaiknya jarak antar bangunan mimimal

    5.55 m karena jarak antar bangunan yang terlalu berdekatan akan menghalangi

     pergerakan angin. Efek tenaga angin dalam menggerakkan udara dalam suatu

     bangunan bervariasi dengan kecepatan (linier) angin, arah utamanya, variasi

    kecepatan dan arah secara harian dan musiman serta halangan lokal seperti

     bangunan-bangunan lain didekatnya, pepohonan dan perbukitan.

  • 8/15/2019 Analisa lingkungan dalam bangunan Greenhouse tipe tunnel yang telah dimodifikasi di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur.pdf

    51/69

     

    39

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A.  KESIMPULAN

    1.  Berdasarkan hasil pengukuran dalam greenhouse  tipe tunnel  yang telah

    dimodifikasi dan di luar greenhouse. Suhu udara di dalam greenhose lebih

    tinggi dibandingkan dengan suhu udara di luar greenhouse. Perbedaan

    suhu udara di dalam dan di luar greenhouse pada siang hari sekitar 0 - 6oC.

    Kelembaban relatif udara di dalam greenhouse lebih rendah dibandingkan

    dengan kelembaban relatif udara di luar greenhouse. Perbedaan

    kelembaban relatif udara di dalam dan di luar greenhouse  sekitar 3.3%.

    Kecepatan angin di dalam greenhouse lebih rendah dibandingkan dengan

    kecepatan angin di luar greenhouse dan rentang perbedaannya sangat jauhdisesuaikan dengan arah datangnya angin.

    2.  Kecepatan angin yang melewati bukaan bagian Barat berkisar 0 - 0.15 m/s,

    sedangkan yang melewati bukaan bagian Timur berkisar 0 - 0.3 m/s.

    Kecepatan angin yang diterima tanaman telah memenuhi syarat budidaya

    tanaman untuk memudahkan daun menangkap CO2.

    3.  Untuk membantu pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan

    kesesuaian lingkungan dalam bangunan dengan syarat budidaya tanaman.

    Suhu udara di dalam greenhouse pada titik 1 berkisar 25.6 – 35.1o

    C, pada

    titik 2 berkisar 23.7 – 36.4oC, dan pada titik 3, berkisar 23.3 – 35.1

    oC.

    Suhu udara maksimum di dalam greenhouse masih te