carpal tunnel syndrome

28
CARPAL TUNNEL SYNDROME I. Pendahuluan A.Definisi Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan neuropati tekanan/kompresi terhadap nervus medianus di dalam terowongan carpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah flexor retinaculum. CTS merupakan kumpulan gejala dan tanda terjepitnya nervus medianus sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, mati rasa, dan gejala lain dalam distribusi saraf median karena kompresi di pergelangan tangan dalam terowongan karpal. Mekanisme tidak sepenuhnya dipahami, tetapi dapat dianggap kompresi saraf median perjalanan melalui terowongan karpal kelemahan otot tangan. Tempat penekanan nervus medianus lainnya adalah didaerah siku. Hal ini menimbulkan sindrom pronator, yaitu pada gerak pronasi lengan bawah secara maksimal akan menimbulkan rasa nyeri. 1,2 CTS lebih umum dijumpai pada wanita, puncaknya pada usia 42 tahun (40-60). Resiko untuk menderita CTS sekitar 10% pada populasi dewasa. Sindroma ini juga disebut dengan nama acropasresthesia median thenar neuritis atau partial thenar atrophy. 1,2 B.Anatomi Nervus Medianus 1

Upload: aisyahrahmadillah

Post on 21-Dec-2015

89 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Carpal Tunnel Syndrome

TRANSCRIPT

Page 1: Carpal Tunnel Syndrome

CARPAL TUNNEL SYNDROME

I. Pendahuluan

A. Definisi

Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan neuropati tekanan/kompresi terhadap

nervus medianus di dalam terowongan carpal pada pergelangan tangan, tepatnya di

bawah flexor retinaculum. CTS merupakan kumpulan gejala dan tanda terjepitnya

nervus medianus sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, mati rasa, dan gejala

lain dalam distribusi saraf median karena kompresi di pergelangan tangan dalam

terowongan karpal. Mekanisme tidak sepenuhnya dipahami, tetapi dapat dianggap

kompresi saraf median perjalanan melalui terowongan karpal kelemahan otot tangan.

Tempat penekanan nervus medianus lainnya adalah didaerah siku. Hal ini

menimbulkan sindrom pronator, yaitu pada gerak pronasi lengan bawah secara

maksimal akan menimbulkan rasa nyeri.1,2

CTS lebih umum dijumpai pada wanita, puncaknya pada usia 42 tahun (40-60).

Resiko untuk menderita CTS sekitar 10% pada populasi dewasa. Sindroma ini juga

disebut dengan nama acropasresthesia median thenar neuritis atau partial thenar

atrophy.1,2

B. Anatomi Nervus Medianus

Wrist Joint disusun oleh 3 tulang : tulang radius, tulang ulna dan tulang carpal,

dimana terowongan carpal terletak di pergelangan tangan yang kerangkanya di bentuk

oleh 8 tulang carpal yang tersusun atas 2 deretan. Deretan proximal terdiri dari (lateral

dan medial: naviculare, lunatum, triquertum, dan pisiformis). Deretan distal

(trapezium, trapezoideum, capitatum dan hamatum). Tulang-tulang carpal tangan

susunannya membusur dengan bagian konkaf menghadap ke arah telapak tangan.

Ruangan ini tertutup oleh ligamentum karpi transversum sehingga terbentuk suatu

terusan yang sempit yang disebut terowongan carpal.2

1

Page 2: Carpal Tunnel Syndrome

Terowongan carpal ini mengandung banyak struktur, yaitu :

1. Empat tendo dari m. flexor digitorum superfisialis

2. Empat dari m. flexor digitorum profundus

3. Tendo dari m. flexor pollicis longus

4. N. medianus (De Wolf, 1994)

Nervus medianus, terbentuk dari fasikulus lateralis asal radiks C5, C6, C7 dan

fasikulus medialis C8 dan T1. Saraf medianus

Gambar 1. Anatomi Nervus Medianus.1,2

C. Epidemiologi

CTS merupakan penyakit neuropati yang paling sering dijumpai. Nervus

medianus mengalami tekanan pada saat berjalan melalui terowongan carpal

dipergelangan tangan menuju ke tangan.

Penyakit ini biasanya timbul pada usia pertengahan. Wanita lebih banyak

menderita penyakit ini dari pada pria. Umumnya pada keadaan awal bisa bersifat

unilateral tetapi bisa kemudian bilateral. Biasanya lebih berat pada tangan yang

dominan.1

2

Page 3: Carpal Tunnel Syndrome

D. Etiologi

Sebagian besar kasus CTS (>50%) bersifat idiopatik, tetapi berbagai kondisi

dapat berkontribusi sebagai penyebab, yaitu :

1. Kondisi kesehatan lain seperti artritis reumatoid, kelainan hormonal tertentu

seperti diabetes, kelainan tiroid, menopause, retensi cairan pada kehamilan.

2. Proses penuaan normal dengan peningkatan massa di tenosinovium.

3. Tekanan langsung atau lesi desak ruang di dalam carpal tunnel dapat

meningkatkan tekanan pada nervus medianus dan menyebabkan CTS.

4. Tenosinovitis yaitu peradangan membran musin tipis yang menyelimuti tendon.

5. Sindrome double-crush, kompresi atau iritasi nervus medianus di atas

pergelangan tangan

6. Aktifitas yang membutuhkan penggunaan tangan dengan kombinasi gerakan

berulang pergelangan tangan atau jari, dan pekerjaan yang menggunakan alat

yang menimbulkan getaran.

7. Faktor herediter : neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy,

misalnya HMSN (Hereditary Motor and Sensory Neuropathies) tipe III.

8. Trauma : dislokasi, fractur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan

dan tangan. Sprain pergelangan tangan. Trauma langsung terhadap pergelangan

tangan. Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergerakan tangan

yang berulang-ulang.

9. Neoplasma : kista ganglion, lipoma, mieloma.

E. Tanda Dan Gejala Klinis

Umumnya keluhan timbul berangsur-angsur dan yang spesifik adalah :

a. Rasa nyeri di tangan yang biasanya timbul di malam atau pagi hari dan penderita

sering terbangun karena nyeri ini. Penderita sering berusaha sendiri mengatasi

keluhannya dengan meninggikan letak tangannya, dengan menggerak-gerakkan

tangan atau mengurut, ternyata rasa nyeri dapat dikurangi. Keluhan juga

berkurang bila tangan/pergelangan lebih banyak istirahat dan sebaliknya.

3

Page 4: Carpal Tunnel Syndrome

b. Rasa kebas, semutan, kurang berasa, tingling (seperti kena strom) biasanya jari 1,

2, 3 dan ½ jari ke 4 tapi tak pernah keluhan pada jari 5.

Gambar 2. Dermatom Nervus Medianus

c. Kadang-kadang rasa nyeri dapat terasa sampai lengan atas dan leher, tapi rasa

kebas, semutan hanya terbatas distal pergelangan tangan saja.

d. Jari-jari, tangan dan pergelangan bengkak dan kaku terutama pagi hari dan

menghilang setelah mengerjakan sesuatu.

e. Gerakan jari kurang terampil seperti menyulam/memungut benda kecil.

f. Ada juga penderita yang datang dengan keluhan otot telapak tangannya mengecil

dan makin lama makin ciut.

Gambar 3. Atrofi Otot Pada CTS

4

Page 5: Carpal Tunnel Syndrome

F. Patofisiologi

Pergelangan tangan mempunyai struktur anatomi yang rumit dan aktif. Carpal

tunnel yang mirip terowongan berada di pergelangan tangan, dibentuk delapan tulang

karpal dan fleksor retinaculum atau ligamentum carpal transversalis. Didalam tunnel

(terowongan) ini lewat atau tersususn secara rapat fleksor digitorum profunda dan

superfisialis, feksor digitorum dan nervus medianus.

Terjadinya sindrom ini bertumpu pada pertumbuhan patologis yang diakibatkan

oleh adanya iritasi secara terus menerus pada nervus medianus di daerah pergelangan

tangan. Banyak faktor yang dapat mengawali timbulnya sindrom ini. Namun khusus

pada pemakai komputer, faktor iritasi lokal terhadap nervus medianus inilah yang

tampaknya perlu mendapat perhatian lebih banyak.

Bila kedudukan antara telapak tangan terhadap lengan bawah bertahan secara

tidak fisiologis untuk waktu yang cukup lama, maka gerakan-gerakan tangan akan

menyebabkan tepi ligamentum transversum bersentuhan dengan saraf medianus

secara berlebihan. Hal ini yang dapat terjadi. Ada bagian persendian tangan yang

mengalami tekanan atau regangan yang berlebih dan sebagai mekanisme kompensasi,

tubuh berusaha memperkuat bagian yang mendapat beban tidakk fisiologis ini antara

lain dengan mempertebal ligamentum karpi transversum. Penebalan ini akan

mempersempit terowongan tempat lewatnya saraf dan urat, dan lebih berat lagi akan

menjepit syaraf.

Pada operasi tak jarang dijumpai perubahan struktur pada nervus medianus di

daerah proksimal dari tepi atas ligamentum karpi transversum, tanpa diikuti oleh

penebalan ligamentumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua

penyebab diatas dapat berjalan terpisah ataupun bersamaan.

Nervus medianus sendiri mulai dari daerah pergelangan tangan,  94% merupakan

serabut perasa/sensoris, sedangkan 6% merupakan serabut motoris yang kearah ibu

jari. Dengan demikian pada awalnya gejala lebih banyak ditandai dengan kejadian

parestesia seperti kesemutan, rasa terbakar. Sampai ke hipoanestesia (sampai

hilangnya rasa raba). Bila sudah ada gerak motorik (otot pangkal ibu jari tangan mulai

mengecil, kekuatan berkurang) maka iritasi kemungkinan sudah berlangsung sejak

lama.

5

Page 6: Carpal Tunnel Syndrome

G. Patogenesa

Ada beberapa hipotesa mengenai patogenesa CTS. Sebagian besar penulis

berpendapat bahwa faktor mekanik dan vascular memegang peranan penting dalam

terjadinya CTS. Umumnya CTS terjadi kronis dimana terjadi penebalan fleksor

retinakulum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang

berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intravasikuler.

Akibatnya aliran darah vena vesikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan

mengganggu nutrisi intra vasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak

endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga

terjadi edema epineural. Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan

sebab yang timbul terutama pada malam atau pagi hari akan berkurang setelah tangan

yang terlibat digerak-gerakkan (mungkin akibat terjadi perbaikan sementara pada

aliran darah). Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang

merusak serabut saraf. Lama kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh

jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara

menyeluruh.2,3

Pada CTS akut biasanya terjadi penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler

sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf. Keadaan iskemik

ini diperberat lagi oleh peninggian tekanan intravasikular yang menyebabkan

berlanjutnya gangguan aliran darah. Selanjutnya terjadi vasodilatasi yang

menyebabkan edema sehingga sawar darah-saraf terganggu. Akibatnya terjadi

kerusakan pada saraf tersebut.

H. Diagnosis

a. Anamnesa

Pasien biasanya mengeluh kesemutan yang hilang timbul di daerah yang

dipersarafi nervus medianus. Gejala pertama CTS dapat timbul saat pasien sedang

tidur. Seiring dengan memburuknya gejala, orang merasa kesemutan sepanjang

hari. Salah satu diagnosisnya adalah nervus medianus tidak mempersarafi

kelingking. Lainnya adalah gejala muncul pada saat menggenggam telepon,

membaca koran, memegang setir atau saat terbangun tengah malam. Gejala

6

Page 7: Carpal Tunnel Syndrome

biasanya timbul bilateral, perlahan-lahan dan makin progresif. CTS lebih sering

mengenai tangan yang dominan.3,4

b. Pemeriksaan Fisik

1. Tes provokatif

Manuver Phallen’s. Siku pasien diletakkan diatas meja, lengan bawah tegak

lurus terhadap meja dan pergelangan tangan difleksikan. Posisi ini ditahan

selama 60 detik. Tes dikatakan positif bila rasa baal atau kesemutan muncul

pada jari-jari sisi radial.

Gambar 4. Phalen’s Test

Tanda Tinel. Dilakukan dengan cara perkusi ringan dipergelangan tangan

bagian volar diatas nervus medianus untuk membangkitkan sensasi

kesemutan.

Tanda Flick, yaitu menggoyang atau menjentikkan tangan untuk meredakan

gejala yang timbul

Thenar Wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi

otot-otot thenar.

Wrist Extension Test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal,

sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat

7

Page 8: Carpal Tunnel Syndrome

dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS, maka tes

ini menyokong diagnosa CTS.

2. Pemeriksaan Sensorik

Sensibilitas getar, garpu tala 256Hz digetarkan, lalu diujung jari pasien. Tes

dianggap positif bila sensasi getar berkurang.

Diskriminasi 2 titik (two point discrimination). Gagal mengidentifikasi

adanya 2 benda yang menyentuh kulit dengan jarak lebih dari 6 mm.

3. Pemeriksaan Penunjang

i. Elektrofisiologi Diagnostik

Electromyography (EMG). Dapat ditemukan gelombang tajam, potensial

fibrilasi, dan aktivitas insersional yang meningkat.

Kecepatan hantar saraf. Sinyal akan tertangkap lebih lambat dan lemah.

ii. Pencitraan

Roentgen. Dilakukan foto polos pergelangan tangan (osteofit, deposit

kalsium)

MRI

USG. Terdapat peningkatan area cross-sectional dari nervus medianus di

carpal tunnel dibandingkan dengan kontrol.

iii.Laboratorium

Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda

tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa

pemeriksaan seperti gula darah puasa, fungsi ginjal, kadar hormon tiroid

ataupun darah lengkap.

8

Page 9: Carpal Tunnel Syndrome

I. Diagnosa Banding

1. Cervical radiculopathy

2. Inoracic Outlet Syndrome

3. Pronator teres syndrome

J. Penatalaksanaan

Non operasi

1. Bidai pergelangan tangan. Biasanya digunakan pada pasien dengan gejala yang

ringan sampai sedang yang berlangsung kurang dari satu tahun. Bidai digunakan

pada malam hari untuk mereposisi tangan, mencegah fleksi atau ekstensi tangan

saat tidur yang bisa meningkatkan tekanan.

2. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). NSAID bisa membantu mengilangkan

nyeri ringan sampai sedang. Ibuprofen biasanya adalah obat pilihan untuk terapi

awal. Obat pilihan lain meliputi ketoprofen dan naproxen.1

3. Kortikosteroid. Metilpednisolon atau hidrokortison bisa disuntikkan langsung ke

carpal tunnel untuk menghilangan nyeri. Kortikosteroid akan mengurangi

peradangan, sehingga mengurangi tekanan pada nervus edianus. Kortikosteroid

oral (sistemik) tidak seefektif kortikosteroid injeksi dalam mengatasi CTS.

4. Fisioterapi. Prosedur ini harus diarahkan secara spesifik terhadap pola nyeri/gejala

dan disfungsi yang ditemukan.1

Operasi

Umumnya terapi nonoperasi efektif untuk kasus ringan. Jika gejala CTS

menetap, direkomendasikan terapi operasi Carpal tunnel. Penelitian menunjukkan

bahwa prosedur operasi lebih baik dari pada injeksi steroid.

Tujuan operasi carpal tunnel adalah membelah lapisan transkutaneus

(TCL/Transcutaneus Layer). Ketika TCL dipoton, tekanan nervus dibawahnya akan

berkurang.

9

Page 10: Carpal Tunnel Syndrome

K. Pencegahan

1. Relaksasi dan kurangi kekuatan pegangan

2. Istirahatlah lebih sering

3. Perhatikan posisi tangan

4. Perbaikan postur tubuh

5. Jaga agar tangan cepat hangat

6. Kurangi berat badan jika terdapat obesitas

7. Terapi penyakit yang bisa menyebabkan CTS

L. Prognosis

Prognosis biasanya baik. Beberapa faktor bisa menyebabkan prognosis menjadi

lebih buruk, seperti status mental dan penggunaan alkohol. Penelitian menunjukkan

bahwa 34% pasien CTS idiopatik mengalami resolusi sempurna (remisi) dalam 6

bulan. Tingkat remisi lebih tinggi pada kelompok usia muda, wanita dan selam

kehamilan. Indikator prognosis yang positif adalah durasi gejala yang singkat dan usia

muda. Sedangkan, gejala bilateral dan manuver Phalen yang positif merupakan

indikator prognosis yang buruk.

10

Page 11: Carpal Tunnel Syndrome

II. Ilustrasi Kasus

Status pasien

I. Data Dasar

a. Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Nomor MR : 096220

Umur : 71 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Alamat : Solok

Tanggal masuk : 25 November 2014

b. Anamnesa

Keluhan utama :

Rasa baal dan kesemutan pada kedua telapak tangan sejak 3 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Rasa baal atau kebas pada tangan, dan di sertai dengan kesemuatan pada

tangan sejak 3 bulan yang lalu, kesemutan dirasakan saat setelah aktivitas berat,

kesemutan dirasakan selama ± setengah jam dan kesemutan menjalar ke bahu.

Nyeri meluas dari pergelangan tangan dan turun ke telapak tangan. Nyeri pada

jari – jari tangan seperti di tusuk dan di sayat, biasanya dirasakan saat malam hari,

terutama pada ke 3 jari, jari tengah, telunjuk dan jari manis, nyeri hilang bila

menggoyangkan atau menjentikkan tangannya. Pasien mengeluhkan susah untuk

menggenggam barang, tetapi belum pernah menjatuhkan barang yang di pegang.

Riwayat Penyakit Dahulu :

11

Page 12: Carpal Tunnel Syndrome

Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada riwayat penyaki

Ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini. Orang tua pasien

dan saudaranya.

Riwayat Pribadi dan Sosial :

Pasien seorang ibu rumah tangga dan petani.

c. Pemeriksaan Fisik

- Umum

o Keadaan umum : Sakit sedang

o Kesadaran : Compos mentis kooperatif

o Tekanan darah : 130/80 mmHg

o Nadi : 78 x/menit

o Pernafasan : 21 x/menit

o Suhu : 36,8OC

o Tinggi badan : 156 cm

o Berat badan : 63 kg

Mata : Tidak ikterik

Paru : Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Palpasi : Fremitus sama di kedua lapang paru

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak ada whezzing dan

ronki.

Jantung : Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di LMCS sinistra, dibawah

lipatan mammae

Perkusi : Perkusi redup, batas jantung normal

12

Page 13: Carpal Tunnel Syndrome

Auskultasi : Irama teratur, bising tidak ada

Abdomen : Inspeksi : Perut tidak membuncit.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri lepas

abdomen

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik usus normal

- Status Neurologis

o GCS : E4 M6 V5

o Tanda rangsangan meningeal

Kaku kuduk (-)

Brudzinsky I (-)

Brudzinsky II (-)

Tanda Kernig (-)

o Tanda peningkatan tekanan intrakranial

Muntah proyektil (-)

Sakit kepala progresif (-)

o Pemeriksaan Nn. Kranialis

N.I : Baik

N.II : Visus 3/60, lapangan pandang baik, reflek

cahaya +/+

N.III, IV, VI : Pupil bulat, diameter 3 mm, gerakan bola mata

bebas ke segala arah. Refleks kornea (+) bisa

membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri

dan kanan.

N. VII : Bisa menutup mata, mengangkat alis simetris,

plikanasolabialis simetris.

N. VIII : Fungsi pendengaran baik

N. IX, X : Arcus faring simetris, uvula di tengah, refleks

muntah (+)

N. XI : Baik

13

Page 14: Carpal Tunnel Syndrome

N. XII : Lidah simetris

o Pemeriksaan Koordinasi

Cara berjalan : Pasien susah berjalan, karena pasien mengeluh

sakit pinggang

Disatria : -

o Pemeriksaan Fungsi Motorik

Berdiri dan berjalan : Pasien tidak kuat berdiri lama dan sakit

berjalan

Gerakan :

Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Aktif aktif Kurang aktif Aktif

Kekuatan 444 555 555 555

Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus

o Pemeriksaan Sensibilitas

Sensibilitas nyeri : Pemeriksaan nyeri tidak terasa pada metakarpal

bilateral.

Sensibilitas rabaan : Pemeriksaan rabaan tidak terasa pada kedua

metekarpal

o Sistem Refleks

Fisiologis Kanan Kiri

Kornea Ada Ada

Masseter Ada Ada

Biseps Normal Normal

Triseps Normal Normal

APR Normal Normal

KPR Normal Normal

Patologis

Babinsky Tidak Ada Tidak Ada

14

Page 15: Carpal Tunnel Syndrome

Chaddock Tidak Ada Tidak Ada

o Fungsi Otonom

Miksi : Ada

Defekasi : Ada

o Pemeriksaan Khusus CTS :

Tes provokatif

Manuver phallen

Positif : rasa baal atau kesemutan muncul pada sisi radial.

Tanda Tinel

Positif : pasien merasa nyeri pada jari – jari.

Tanda Flick

Positif : pasien merasa nyeri atau kesemutan hilang bila

menggoyangkan tangannya.

Pemeriksaan sensorik

Sensibilitas getar

Tes positif : sensasi getar berkurang.

Diskriminasi 2 titik

Gagal mengindentifikasi adanya 2 benda yang menyentuh kulit

dengan dengan jarak lebih dari 6 mm.

d. Pemeriksaan penunjang

Tidak ada dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya.

15

Page 16: Carpal Tunnel Syndrome

II. Diagnosa

# Diagnosa Klinis : Rasa baal pada kedua telapak tangan, dan kesemutan

pada kedua tangan.

# Diagnosa Topik : Nervus medianus

# Diagnosa Etiologis : Trauma mekanik

# Diagnosa Sekunder : Obesitas

III. Differensial Diagnosa

# Radikulopati servical

# Inoracic Outlet Syndrome

# Pronator teres syndrome

IV. Prognosa

# Vitam : Baik

# Sonam : Dubia

# Fungtion Lesa : Dubia malam

V. Pemecahan Masalah

# Umum/Suportif

Bidai pergelangan tangan. Biasanya digunakan pada pasien dengan gejala

yang ringan, sampai dengan yang berlangsung kurang 1 tahun. Bidai di gunakan

pada malam hari untuk mereposisi tangan, mencegah flexi, atau extensi gtangan

saat tidur yang bisa meningkatkan tekanan.

# Khusus

16

Page 17: Carpal Tunnel Syndrome

- Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), bisa membantu menghilangkan nyeri

jika terdapat peradangan. Ibuprofen biasanya adalah obat pilihan untuk terapi

awal. Obat pilihan lain meliputi ketoprofen, dan naproxen.

- Kortikosteroid. Metilprednisolon atau hidrokortison bisa di suntikan langsung ke

carpal tunnel untuk menghilangkan nyeri. Kortikosteroid akan mengurangi

peradangan, sehingga megurangi tekanan pada nervus medianus

- Fisioterapi.

- Operasi. Jika gejala CTS menetap direkomendasikan terapi operasi carpal tunnel.

Tujuan operasi carpal tunnel adalah membelah lapisan transkutaneus. Ketika TCL

dipotong, tekanan nervus dibawahnya akan berkurang.

17

Page 18: Carpal Tunnel Syndrome

III. Pembahasan

Seorang pasien perempuan umur 71 tahun, pekerjaan petani, datang ke Poli Saraf

dengan kebas dan kesemutan kedua tangan sejak 3 bulan yang lalu. Mula – mula pasien

mengalami sering kesemutan pada kedua tangan, kelumpuhan pada anggota gerak kanan

4 tahun yang lalu secara tiba – tiba, kemudian pasca kelemahan anggota gerak kanan

pasien merasakan gemetar pada tangan kiri. Namun 1 tahun terakhir gemetar yang

dirasakan pasien bertambah. Gemetar bertambah ketika pasien istirahat dan berkurang

ketika pasien aktivitas. Pasien mengeluhkan langkah kaki ketika berjalan menjadi kecil

dan sulit mengenakkan alas kaki pada kaki kanan. Pada saat berdiri pasien cendrung akan

terjatuh.

Gangguan tidur tidak ada, BAB dan BAK tidak ada kelainan. Tidak ada gangguan

daya ingat, riwayat trauma/kecelakaan/jatuh terduduk umumnya tidak ada, dan pasien

belum pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya dan anggota tidak ada mengalami

sakit seperti ini.

18

Page 19: Carpal Tunnel Syndrome

IV. Kesimpulan

Sindroma Terowongan Karpal (STK) adalah neuropati jebakan yang sering

ditemukan, lebih banyak mengenai wanita dan sering ditemukan pada usia pertengahan,

Tetapi istilah STK baru digunakan pertama kali oleh Moersch pada tahun 1938.

Sindroma ini bisa unilateral maupun bilateral.

Sebagian kasus STK tidak diketahui penyebabnya sedangkan pada kasus yang

diketahui, penyebabnya sangat bervariasi. Kebanyakan penulis berpendapat bahwa STK

mempunyai hubungan yang erat dengan penggunaan tangan secara repetitif dan

berlebihan.

Gejala awal STK umumnya hanya berupa gangguan sensorik seperti rasa nyeri,

parestesia, rasa tebal dan tingling pada daerah yang diinnervasi nervusmus. Gejala-gejala

ini umumnya bertambah berat pada malam hari dan berkurang bila pergelangan tangan

digerak-gerakkan atau dipijat. Gejala motorik hanya dijumpai pada penderita STK yang

sudah berlangsung lama, demikian pula adanya atrofi otot-otot thenar.

Penegakan diagnosa STK didasarkan atas gejala klinis dan pemeriksaan fisik yang

meliputi berbagai macam tes. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan

radiologis, laboratoris dan terutama pemeriksaan neurofisiologi dapat membantu usaha

menegakkan diagnosa.

Penatalaksanaan STK dikelompokkan atas 2 dengan sasaran yang berbeda. Terapi

yang langsung ditujukan terhadap STK harus selalu disertai terapi terhadap keadaan atau

penyakit yang mendasari terjadinya STK. Terapi terhadap STK dikelompokkan lagi atas

terapi konservatif dan terapi operatif (operasi terbuka atau endoskopik). Sekalipun

prognosanya baik, kemungkinan kambuh masih tetap ada.

19

Page 20: Carpal Tunnel Syndrome

DAFTAR PUSTAKA

1. Moeliono F. Etiologi Diagnosis dan Terapi Sindrom Terowongan Karpal ( S.T.K.)

atau (Carpal Tunnel Syndrome /CTS).Neurona. 1993; 10 : 16-27.

2. McCartan, B; Ashby, E; Taylor, EJ; Haddad, FS (Apr 2012). "Carpal tunnel

syndrome.". British journal of hospital medicine (London, England : 2005) 73 (4):

199–202. PMID 22585195.

3. George dewanto, dkk. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf.EGC. 2009. Hal

120 – 123.

4. Suryamiharja. Andradi. Penuntun Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik. Bagian/SMF

Ilmu Penyakit Saraf Dan FK UI.2007

5. Latov, Norman. Peripheral Neuropaty. New York: Demos Medical Publishing.2007.

6. Mardjono. Mahar, Sidharta P . Neurologis Klinis Dasar. Jakarta; Dian Rakyat .2008.

hal

7. Bachrodin,Moch. Carpal Tunnel Syndrome, Malang: fk UMM. 2011.vol. 7 no. 14.

20

Page 21: Carpal Tunnel Syndrome

21