analisa kualitatif testosteron undekanoat

12
MAKALAH ANALISIS FISIKOKIMIA dibuat untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar ANALISIS ZAT AKTIF HORMON TESTOSTERON UNDEKANOAT RUTH W. Y. VALENTINE 260110090027 DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Upload: uthe-salananya

Post on 25-Jul-2015

382 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Kualitatif Testosteron Undekanoat

MAKALAH ANALISIS FISIKOKIMIA

dibuat untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar

ANALISIS ZAT AKTIF HORMON TESTOSTERON UNDEKANOAT

RUTH W. Y. VALENTINE

260110090027

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS FARMASI

2012

Page 2: Analisa Kualitatif Testosteron Undekanoat

PENDAHULUAN

Testosteron undekanoat (17–hydroxyl–4 androsten–3–one 17–undekanoat) adalah suatu

hormon yang bersifat hidrofobik karena mempunyai nilai log (P) sebesar 7,24. Testosteron

undekanoat merupakan suatu alifatik, ester asam lemak testosteron yang sebagian diabsorpsi

lewat usus dan mengandung sistem limfatikus setelah pemberian secara oral. Testosteron

undekanoat secara oral juga telah diuji sebagai kontrasepsi tunggal atau dikombinasikan dengan

misalnya siproten asetat (CPA) pada kontrol fertilitas pria. Ada beberapa hal yang menyebabkan

TU secara oral diberikan sebagai kontrasepsi kurang baik diantaranya frekuensi pemberian,

ukuran testosteron serum, kurangnya penekanan gonadotropin dan spermatogenesis (Ilyas S).

Ada pula penelitian yang berhasil ditemukan di Cina, yaitu testosteron undekanoat (TU)

suntikan yang mempunyai efek jangka panjang. Penyuntikan TU 500mg dan TU 1000mg

dilarutkan dalam minyak biji teh tiap 4 minggu, dengan hasil 11 dari 12 pria yang disuntik TU

500 mg mencapai azoospermia dan seorang lagi mencapai konsentrasi sperma 1 juta/ml.

Sedangkan dengan penyuntikan TU 1000mg semua dari 12 pria menjadi azoospermia(Gu, et all,

2004).

TINJAUAN PUSTAKA

Testosteron dan estradiol masimg-masing merupakan hormon di dalam tubuh laki-laki. Di

dalam tubuh laki-laki kadar testosteron jauh lebih besar dibandingkan dengan kadar estradiol.

Testosteron dimetabolisme dalam hati menjadi androsteron, dehidro-iso-androsteron dan

etiokolanolon. Hasil metabolisme testosteron diekskresikan melalui urin dalam bentuk senyawa

yang larut dalam air, yaitu dalam bentuk ester asam glukuronat dan ester asam sulfat. Testosteron

dan estradiol mempengaruhi perkembangan seks sekunder dan pada laki-laki maupun perempuan

normal terdapat dalam jumlah yang normal.

Testosteron Undekanoat

Page 3: Analisa Kualitatif Testosteron Undekanoat

Rumus molekul : C30H48O3 Bobot molekul : 456,70 Testosteron Undekanoat

Testosteron undekanoat merupakan suatu alifatik, ester asam lemak testosteron yang

sebagian diabsorpsi lewat usus dan mengandung sistem limfatikus setelah pemberian secara oral

(Ilyas S). Testosteron undekanoat merupakan suatu bentuk ester dari testosteron alami. Bentuk

aktif testosteron dihasilkan dari hidrolisis esternya. Efek utama dari testosteron hasil hidrolisis

TU tersebut terjaadi setelah adanya ikatan testosteron terhadap reseptor spesifiknya yang

memebentuk kompleks homon-reseptor. Komplek hormone-reseptor tersebut masuk ke dalam

inti sel dimana ia akan memodulasi transkripsi gen-gen tertentu setelah terikat dengan DNA

(Ilyas S, 2008).

Testosteron undekanoat (TU) yang dikembangkan untuk kontrasepsi pria digunakan dalam

bentuk injeksi (liquid). Sediaan tersebut diberikan dengan cara injeksi secara intramuskular.

Ada juga TU dalam bentuk powder yang kadang-kadang dibungkus dengan kapsul. Testosteron

undekanoat (Gambar 1) dihasilkan melalui esterifikasi testosteron alami pada posisi 17β. TU ini

merupakan steroid dengan 19 atom karbon dengan rumus kimia C19H28O2, serta nama

kimianya adalah 17 betahydroxyandrost-4-en-3-one.

Mekanisme aksi dari Testosteron Undekanoat

Testosteron undekanoat ini juga memiliki efek samping yaitu efek ringan pada penggunaan oral,

seperti adakalanya mual, testosteron undekanoat dapat menimbulkan efek serius diantaranya

(Tjay T.H, 2002):

1. Efek virilisasi pada wanita, dengan gejala seperti acne, tumbuhnya rambut di muka, suara

menjadi rendah dan gangguan haid.

Page 4: Analisa Kualitatif Testosteron Undekanoat

2. Menekan spermatogenesis dan degenerasi tubuli mani. Bila digunakan dalam waktu lama akan

menyebabkan azoospermia akibat hambatan sekresi FSH/LH serta perombakan testosteron

menjadi estradiol.

3. Efek feminisasi, terutama gynecomastic, terutama pada anak-anak.

4. Udema dan naiknya berat badan akibat retensi garam dan air, khususnya pada dosis tinggi.

5. Penyakit kuning (hepatitis cholestatic).

6. Tumor hati.

7. Hiperplasia prostat. Pada laki-laki usia lanjut, testosteron dapat merangsang pembesaran

prostat karena hiperplasia, hal ini menyebabkan obstruksi.

8. Gangguan pertumbuhan. Hati-hati memberikan testosteron pada anak prapubertas, sebab dapat

terjadi pubertas prekoks. Testosteron mempercepat pernutupan epifisis sehingga mungkin anak

tidak akan mencapai tinggi badan yang seharusnya.

9. Hiperkalsemia. Hiperkalsemia dapat muncul pada wanita penderita karsinoma payudara yang

diobati dengan testosteron.

Farmakodinamik Testosterone Undekanoat

Testosterone Undekanoat merupakan suatu bentuk ester dari testosteron alami. Bentuk aktif

testosteron dihasilkan dari hidrolisasi esternya. Efek utama dari testosteron hasil hidrolisasi TU

tersebut terjadi setelah adanya ikatan testosteron terhadap reseptor spesifiknya yang membentuk

komplek hormon-reseptor. Komplek hormon-reseptor tersebut masuk ke dalam inti sel dimana ia

akan memodulasi transkripsi gen-gen tertentu setelah terikat dengan DNA.

Farmakokinetik Testosterone Undekanoat

Tujuan utama dari pemberian testosteron adalah mempertahankan tingginya tingkat serum

testosteron jangka panjang pada pria yang ikut dalam kontrasepsi pria. Hal ini bertujuan untuk

menekan spermatogenesis sehingga terjadi azoospermia atau oligozoospermia berat yang

berlangsung lebih lama namun bersifat aman, efektif, reversibel, dan aseptibel.

Konsentrasi testosteron serum stabil dalam rentang fisiologi minggu pertama setelah

pemberian pertama kali. Kandungan testosteron melebihi rentang fisiologis dari testosteron

enantat dan sipionat. Rentang fisologi dari TU dapat mencapai 12 minggu setelah injeksi. Pola

metabolisme TU mengikuti pola testosteron yang menghasilkan dihidrotestosteron (DHT) dan

Page 5: Analisa Kualitatif Testosteron Undekanoat

estradiol. Pemberian TU dapat meningkatkan konsentrasi testosteron plasma dan menurunkan

konsentrasi gonadotropin.

Interaksi obat

Obat-Obat Interaksi

Insulin: Pada pasien diabetes, efek metabolik Androgen dapat menurunkan glukosa darah

dan, Oleh karena itu, insulin persyaratan.

Propranolol: Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan farmakokinetik dari produk

testosteron suntik, administrasi cypionate testosteron menyebabkan izin peningkatan

propranolol dalam Mayoritas pria diuji. Tidak diketahui apakah ini akan berlaku untuk

Andriol ® (testosteron undecanoate kapsul).

Kortikosteroid: Pemerintahan bersamaan testosteron dengan ACTH atau kortikosteroid dapat

meningkatkan pembentukan edema, sehingga obat ini harus diberikan dengan hati-hati

terutama pada pasien dengan penyakit jantung, ginjal atau hati.

Antikoagulan: Androgen dapat meningkatkan kepekaan terhadap antikoagulan oral. Dosis

dari antikoagulan mungkin memerlukan pengurangan untuk mempertahankan terapi yang

memuaskan hypoprothrombinemia.

Siklosporin: Terapi penggantian testosteron dapat mempotensiasi siklosporin dan

meningkatkan risiko nefrotoksisitas.

Interaksi Obat-Makanan

harus diambil dengan makan karena lemak meningkatkan penyerapan.

Interaksi Obat-Herba

Ditemukan bahwa beberapa produk herbal (misalnya Wort St Yohanes) yang tersedia sebagai

over-thecounter (OTC) produk dapat mengganggu metabolisme steroid dan karena itu dapat

menurunkan plasma testosteron tingkat.

Berbagai metode penentuan kadar testosteron dalam cairan tubuh yang sudah digunakan adalah :

metode kolorimetri-spektrofotometri, metode spektrofluorometri, metode spektrometri massa,

metode kromatografi gas, metode kromatografi gas-spektrometri massa, metode kromatografi

cair kinerja tinggi (KCKT),metode KCKT dengan ion berpasangan, metode KCKT-Resonansi

Page 6: Analisa Kualitatif Testosteron Undekanoat

Magnit Inti, metode Radio Immuno Assay (RIA) dan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-

Densitometri.

METODE ANALISIS

Analisa kualitatif testosteron undekanoat

Dalam penelitian ini telah dikembangkan prosedur untuk menentukan kadar testosteron dan

estradiol, menggunakan metode KLT-Densitometri, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: 

1. untuk memisahkan testosteron dan estradiol dari metabolitnya, KLT merupakan cara yang

sederhana tapi dapat diandalkan, testosteron dan estradiol dapat dipisahkan dari metabolitnya

pada pelat lapis tipis silika gel, dengan menggunakan pelarut yang cocok, 

2. testosteron dan estradiol pada pelat silika gel, masing-masing dapat diwarnai dengan pereaksi

yang khas, yaitu Ercoli dan amoniak fosofomolibdat dan kadarnya langsung ditentukan

dengan "TLC-scanner" pada panjang gelombang yang sesuai, 

3. metode KLT-Densitomoteri memberi kemungkinan untuk menentukan testosteron sampai satu

ng dan estrodiol sampai 20 ng pada pelat silika gel, sedangkan apabila kadar dalam sampel

terlalu rendah, hanya menyesuaikan banyaknya sampel yang diekstraksi, 

4. dengan kondisi dan pengaturan parameter alat yang digunakan, "TLC-scanner" dapat

memberikan hubungan area dan konsentrasi hormon yang linier, dalam rentang konsentrasi

hormon antara 0 sampai 200 ng. 

Analisa kualitatif ini menggunakan alat 25 TLC aluminium sheets 20x20 cm silica gel 60

GF254. Disiapkan lempeng TLC aluminium yang berfungsi sebagai fase diam dengan ukuran

10x3 cm. Kemudian menyiapkan fase gerak yang berisi campuran ACN dan MeOH dengan

perbandingan 69:31 lalu dijenuhkan. Menyiapkan sampel dan baku pembanding yang akan

ditotolkan. Sampel diambil dari Ekstrak testosteron dan estradiol dari plasma dan urin buatan,

serta pemisahan testosteron dan estradiol dari metabolitnya memerlukan penelitian pula.

Keuntungan pada pemisahan testosteron dan estradiol adalah adanya inti aromatis pada estradiol

clan metabolitnya, hingga pemisahan hormon golongan androgen dan estrogen dapat dilakukan

dengan jalan mencuci ekstrak eter yang mengandung kedua golongan hormon tersebut dengan

larutan natrium hidroksida. Selanjutnya hormon androgen yang ada di dalam fase eter dan

hormon estrogen yang ada dalam fase air dipisahkan dari metabolitnya dengan pelat silika gel

dan larutan pengembang campur sikloheksana dan etilasetat. Testosteron setelah diwarnai

Page 7: Analisa Kualitatif Testosteron Undekanoat

dengan pereaksi Ercoli memberikan reflektan maksimum pada 432 nm, sedangkan estradiol

setelah diwarnai dengan pereaksi asam fosfomolibdat-basa memberikan reflektan maksimum

pada 556 nm. Kedua hormon, testosteron dan estradiol yang berasal dari sampel pada pelat KLT

ditentukan kadarnya dengan membandingkan areanya dengan area testosteron dan estradiol

standar.

Baku pembanding diambil dari sediaan yang telah beredar yaitu Nebido dan hormon testosteron

undekanoat. Mengambil sebanyak 80µl mikroemulsi yang berisi zat aktif testosteron undekanoat

lalu ditambahkan dengan 500µl ACN lalu disentrifuge. Menotolkan sampel dan baku

pembanding dengan menggunakan pipa kapiler. Usahakan spot yang terbentuk sekecil mungkin.

Jika diperlukan penotolan dapat dilakukan lebih dari 1 kali, tunggu sampai spot kering sebelum

dilakukan penotolan berikutnya. Memasukkan lempeng ke dalam becker yang berisi fase gerak.

Lalu becker ditutup dengan kaca arloji atau aluminium foil dan biarkan komponen memisah.

KESIMPULAN

Zat aktif hormon testosteron undekanoat dapat dianalisis secara kualitatif dengan klt-

densitometri.

Page 8: Analisa Kualitatif Testosteron Undekanoat

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. 1995 : 1030

Gu, Y.Q., Jian-sun Tong, Ding-zhi Ma, Xing-hai Wang, Dong Yuang, Wen-hao Tang and

William J. Bremner. Male Hormonal Contraception: Effect of Injection of Testosterone

Undecanoate and Depot Medroxyprogesterone Acetat at Eight-Week Intervals in Chinese Men.

The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Vol. 89. No. 5. 2004. 2254-2262.

Ilyas, Syafruddin dan Nukman Moeloek. Kajian Tentang Testotero n Undekanoat (TU) Sebagai

Salah Satu Sediaan Kontrasepsi Pada Pria.

Ilyas, Syafruddin. Efektivitas Kontrasepsi Hormonal Pria Yang Menggunakan Kombinasi

Testosteron Undekanoat dan Noretisteron Enantat. Jurnal Biologi Sumatera. Vol. 3. No. 1. 2008.

23-28.

Mulja, M. dan Suharman. Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga University Press. 1995.

224, 227.

Reynolds, James E.F. Matindale The Extra Pharmacopeia. 21th edition. London: Pharmaceutical

Press. 1982.

Sastrohamodjojo, Hardjono. Kimia Organik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 2005 :

104.

Syarif, Amir dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Jakarta: Gaya Baru. 2005; 464.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. Obat-obatan Penting. Edisi kelima. Jakarta: PT.

Gramedia. 2002; 641-642, 645-646.

Wade, Ainley and Paul J. Wellen. Hand book of Pharmaceutical Excipients. Second edition.

London: Pharma Ceutical Press. 1994; 83, 243, 375.