analisa kualitatif urine kom

22
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEPERAWATAN ANALISA KUALITATIF URINE Kelompok II Borneo Yudha Pratama I1B109009 Muhammad Sujana I1B109012 Valentino Benny K. I1B109026 Noorhidayah I1B109202 Mutia Rahmah I1B109207 Ira Paulina I1B109214

Upload: riiena-arinda

Post on 31-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Kualitatif Urine Kom

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEPERAWATAN

ANALISA KUALITATIF URINE

Kelompok II

Borneo Yudha Pratama I1B109009

Muhammad Sujana I1B109012

Valentino Benny K. I1B109026

Noorhidayah I1B109202

Mutia Rahmah I1B109207

Ira Paulina I1B109214

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat

BANJARBARU

Maret, 2010

Page 2: Analisa Kualitatif Urine Kom

JUDUL PRAKTIKUM

“Analisa Kualitatif Urine”

A. Persiapan Urine

1. Sampel urine yang digunakan adalah urine selama 24 jam

2. Amati dan catat sifat fisik dari urine yang meliputi volume, warna, dan bau

3. Catat pH urine dengan menggunakan kertas lakmus atau pH indicator

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain:

1. Tabung reaksi

2. Tabung Erlenmeyer

3. Gelas ukur

4. Lampu Bunsen

5. Penjepit tabung reaksi

6. Corong

7. Pipet

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

1. Sampel urine

2. Larutan NH4OH pekat

3. Larutan Kalsium Oksalat

4. Larutan HNO3 pekat

5. Larutan Amonium Molibdat

6. Larutan HCl pekat

7. Larutan BaCl2

8. Fenolftalein

9. Larutan NaOH

10. Larutan AgNO3

Page 3: Analisa Kualitatif Urine Kom

C. Cara Praktikum

a. Uji Kalsium

Ke dalam 15 ml urine tambahkan 3 ml NH4OH pekat lalu didihkan.

Kalsium dan magnesium fosfat diendapkan, saring dan cuci endapannya dengan

aquadest. Larutkan endapan tadi ke dalam asam asetat encer. Kemudian ambil 3

ml larutan tersebut dan tambahkan 1 ml kalsium oksalat. Terbentuknya endapan

putih (kalsium oksalat) menunjukkan adanya kalsium.

b. Uji Fosfat

Ke dalam 3 ml larutan (dari endapan pada uji 1) tambahkan 3 ml HNO3

pekat dan 3 ml ammonium molibdat. Panskan sampai mendidih. Terjadinya

perubahan warna menjadi kuning jernih atau endapan kuning jernih menunjukkan

adanya fosfat.

c. Uji Sulfat

Ke dalam 5 ml urine tambahkan 1 ml HCl pekat (untuk mencegah

pengendapan fosfat) dan 2 ml BaCl2. Terbentuknya endapan seperti putih susu

atau endapan putih tebal disebabkan terbentuknya BaSO4 yang tidak larut dalm

HCl pekat dan hal ini menujukkan adanya sulfat.

d. Uji Amoniak

Ke dalam 15 ml urine tambahkan 4 tetes fenolftalein. Kemudian

tambahkan NaOH tetes demi tetes sampai didapatkan larutan berwarna merah

muda. Didihkan urine. Masukkan sebuah tabung gelas ke dalam fenolftalein dan

peganglah di atas uap urine. Lapisan tipis pada tabung menunjukkan warna merah

muda disebabkan adanya kotak uap amoniak (dalam urine) dengan fenolftalein.

N.B. Pada pH ini (sekitar 8,5) urea tidak dapat menjadi amoniak. Jika

NaOH kuat ditambahlkan dan diperoleh pH yang lebih tinggi, urea sendiri akan

mengalami dekomposisi dan menghasilkan amoniak. Karena itu pengaturan pH

pada warna merah muda dengan fenolftalein (pH 8,5) adalah diperlukan.

e. Uji Klorida

Ke dalam 15 ml urine ditambahkan 1 ml HNO3 pekat (mencegah

pengendapan urat oleh AgNO3). Kemudian tambahkan 1 AgNO3. Endapan putih

Page 4: Analisa Kualitatif Urine Kom

dari AgCl menunjukkan adanya klorida. Endapan tersebut larut dalam NH4OH

dan tidak larut dalam HNO3.

Page 5: Analisa Kualitatif Urine Kom

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Sebelum hasil dari pengujian yang telah dilakukan, kita amati dulu sifat

fisik dari urine yang meliputi:

a. Volume urine = 148 ml

b. Warna urine = Kekuning-kuningan

c. Bau urine = Mempunyai bau khas urine normal

d. pH urine = 7

Setelah itu hasil dari pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 1. Hasil Analisa Kualitatif Urine

No Uji Campuran Hasil

1 Kalsium15 ml urine + 3 ml NH4OH pekat (kalsium dan magnesium fosfat diendapkan) + asam asetat encer + 1 ml kalsium oksalat

Terbentuk endapan putih

2 Fosfat3 ml larutan (endapan dari uji 1) + 3 ml HNO3 + 3 ml amonium molibdat

Terjadi warna kuning jernih atau endapan

3 Sulfat 5 ml urine + 1 ml HCl pekat + 2 ml BaCl2

Terbentuk endapan seperti air susu

4 Amoniak15 ml urine + 4 tetes fenolftalein + NaOH tetes demi tetes

Terbentuk lapisan tipis pada tabung setelah dididihkan

5 Klorida 15 ml urine + 1 ml HNO3 + 1 ml AgNO3Terbentuk endapn putih

B. Pembahasan

Urine adalah cairan eksresi utama yang dikeluarkan lewat perantaraan

ginjal. Sebagian besar produk sisa tersebut dibuang melalui urine yang

mengandung senyawa-senyawa oraganik maupun anorganik.[1]

Komposisi urine sangat bervariasi dan terutama tergantung pada sifat alami

diet yang dilakukan oleh berbagai individu. Komposisi urine normal mengandung

senyawa yang dinamakan dengan komponen normal. Dalam keadaan patologis,

Page 6: Analisa Kualitatif Urine Kom

senyawa-senyawa lain dapat dijumpai dalam urine (komponen abnormal).

Perubahan yang besar dapat tejadi pada komponen normal urine (komponen

abnormal).[1]

Senyawa-senyawa anorganik yang terdapat dalam urine antara lain

natrium, kalium, karbonat, klorida (klorin), fosfat, sulfat, flourida, nitrat, silikat,

hydrogen peroksida, amoniak.[1]

Natrium dan kalium selalu terdapat dalam urine terutama sebagai klorida,

bikarbonat, sulfat dan fosfat. Banyaknya kalium yang dieksresi per hari pada

orang dewasa adalah sekitar 3,2 g K2O dan natrium sekitar 5,2 g Na2O. Kalsium

(Ca) dan Magnesium (Mg) lebih banyak diekskresi tiap hari sangat bervariasi,

normal 10-200 mg Ca dan Mg antara 80-100 mg. Banyaknya besi (Fe) yang

diekskresikan tiap hari antara 0,6-10 mg. [1]

Karbonat pada umumnya terdapat hanya dalam jumlah sedikit pada urine

manusia. Reaksi alkali dalam urine disebabkan oleh eksresi alkali karbonat dalam

jumlah besar. Sampel urine pada waktu itu kalau dikeluarkan akan ada dalam

keadaan keruh.[1]

Klorida (klorin) adalah anion utama dalam urine dan umumnya

diperkirakan dalam bentuk NaCl (dengan asumsi bahwa semua klorin sebagai

NaCl) walaupun terdapat juga klorida dari kalium, ammonium, dan magnesium.

Banyaknya klorida yang dieksresi setiap hari sekitar 12 g NaCl atau sekitar 7 g

klorin.[1]

Asam fosfat terdapat dalam urine sebagai fosfat dar Na, NH4 (fosfat

alkali), serta Ca dan Mg (fosfat tanah). Asam fosfat membentuk 3 macam garam,

yaitu garam normal, garam mono hydrogen, dan garam dihidrogen. Dalam bentuk

kombinasi organik, fosfor terdapat sebagai asam gliserolfosfat. Rata-rata dalam 24

jam, fosfor yang dikeluarkan kira-kira 2,5 g dalam bentuk P2O5.[1]

Sulfat dieksresi melalui urine dalam bentuk sulfur yang tak teroksidasi

atau sulfur netral. Sulfur teroksidasi seperti sulfat dari Na, K, Mg, Ca, dan

sejumlah kecil sebagai sulfat etereal yaitu dalm bentuk kombinasi dengan

senyawa-senyawa aromatic seperti phenol, indol, skatol, kresol, dan lain-lain.

Dalam keadaan normal, sekitar 2,5 g H2SO4 (dalam bentuk SO3) dieksresi per hari.

Page 7: Analisa Kualitatif Urine Kom

Dalam keadaan patologis, ekskresi sulfat meningkat pada penderita yang

mengalami demam akut dan penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh

stimulasi metabolisme. Ekskresi sulfat menurun pada penyakit-penyakit yang

disertai dengan penurunan nafsu makan dan pada aktifitas metabolism yang

menurun.[1]

Flourida, nitrat, silikat, dan hydrogen peroksida juga ditemukan dalam

urine normal. Nitrat diperoleh melalui perantaraan air dan makanan. Ekskresi rata-

rata dari nitrat sekitar 0,5 g/hari dan paling banyak dijumpai pada individu yang

diet sayuran dan paling sedikit pada diet daging. Nitrat banyak ditemukan jika

terjadi dekomposisi atau fermentasi amoniak dan terbentuk dari amoniak.

Hydrogen peroksida juga dijumpai dalam urine, tapi tidak memiliki arti fisiologis.

[1]

Amoniak merupakan senyawa nitrogen terpenting dari hasil metabolisme

protein selain dari urea. Amoniak diekskresi rata-rata sekitar 0,7 g/hari. Urine

normal mengandung amoniak sebagai klorida, sulfat, dan fosfat dari amoniak.

Dalam bentuk ini nitrogen tidak diubah menjadi urea dalam tubuh organism, oleh

sebab itu setelah pemasukan garam-garam ammonium, ekskresi amoniak juga

meningkat. Penyakit-penyakit yang disertai dengan peningkatan atau metabolism

protein yang tidak sempurna, maka akan meningkatkan asam asetoasetat adan

asam-β-hidroksi butirat ditemukan dalam bentuk kombinasi dengan amoniak.[1]

Selain senyawa-senyawa anorganik, urine yang normal juga mengandung

senyawa-senyawa organic. Senyawa-senyawa yang penting terdiri dari urea, asam

urat (2-6-8 Tioksifurin), kreatin dan kreatinin, asam hipurat, basa purin, dan

pigmen urine.[1]

Pada manusia, sebagian besar nitrogen diekskresi dalam bentuk urea.

Ekskresi total urea sekitar 30 g/hari. Ekskresi urea menurun pada keadaan

tertentu, misalnya kelaparan, diet rendah protein, kelainan hepar, diabetes yang

disertai dengan asidosis dimana presentasea amoniak relative tinggi.[1]

Asam urat (2-6-8 Tioksifurin) merupakan komponen penting urine,

dimana nitrogen diekskresikan. Ekskresi total asam urat pada keadaan normal

sekitar 0,7 g/hari. Senyawa ini tidak larut dalam air, sehingga diekskresikan

Page 8: Analisa Kualitatif Urine Kom

sebagai urat. Ekskresinya sangat bervariasi, terutama tergantung pada diet dan

keadaan patologik. Asam urat merupakan Kristal dengan bentuk bervariasi.

Kristal tersebut ditemukan dalam dua bentuk garam, yaitu garam netral dan garam

asam. Kalium dan litium urat netral dapat larut dalam air, sedang ammonium

sukar larut. Logam-logam alkali urat-asam lebih tidak larut, sedangkan logam-

logam alkali tanah urat-asam sangat tidak larut dan mereka ini membentuk

sedimen urine. Asam urat memiliki sifat mereduksi, yaitu dapat mereduksi AgNO3

dan Cu(OH)2(CuSO4 basa). Tetapi asam urat tidak dapat mereduksi bismuth

dalam larutan alkali (larutan Nylander). Hal ini yang membedakannya dari gula-

gula mereduksi. Pada keadaan patologik, ekskresi asam urat memiliki variasi yang

luas. Pada leukemia ekskresinya sangat meningkat. Pada penyakit ghout, kadarnya

dalam darah meningkat (dari 2-3,5 mg menjadi 4-10 mg/100 ml darh). Pada

kasus-kasus kerusakan ginjal berat, kadarnya dalam darah juga meningkat. Kadar

urat dalam urine penting sebagai petunjuk adanya pembentukkan batu asam urat.

Senyawa-senyawa tersebut menurunkan keasaman urine, oleh sebab itu

menaikkakn kelarutan urat. Litium mempunyai kelarutan lebih tinggi.[1]

Kreatin merupakan komponen normal dalam urine dan merupakan

anhidrida-kreatin. Pada keadaan normal, kadar keratin dalam urine sangat sedikit.

Kadarnya akan meningkat sesudah pemberian diet daging. Kreatin terdapat dalam

jumlah besar hanya pada keadaan normal, akan tetapi pada anak-anak dan wanita

hamil hal ini dianggap normal. Kreatinin total yang diekskresi per hari tergantung

pada efisiensi otot individu. Pada orang dewasa normal sekitar 1-1,25 g kreatinin

diekskresikan per hari. Pada keadaan kelaparan dan demam menyebabkan

pemecahan jaringan, bnayaknya kreatinin yang diekskresi meningkat dan pada

umumnya diikuti dengan ekskresi kreatin. Penurunan ekskresi kreatinin

ditemukan pada anemia, paralisis, degenerasi ginjal yang akut, leukemia, dan lain-

lain.[1]

Asam hipurat merupakan zat normal dalam urine.manusia. Pada manusia,

sebagian asam hipurat disintesis dalam hepar. Asam hipurat diekskresikan setelah

uji pemakaian natrium benzoate pada dosis tertentu yang digunakan untuk

Page 9: Analisa Kualitatif Urine Kom

mengetahui fungsi hepar. Asam hipurat disisntesis dari kondensasi asam benzoate

dengan glisin. Reaksinya:

C6H5COOH+NH2-CH2COOH→C6H5-CO-NH-CH2COOH+H2O

Asam benzoate berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran (yang biasanya

mengandung senyawa-senyawa aromatic) dan glisin berasal dari komposisi

protein. Oleh karena itu, jumlah ekskresi asam hipurat lebih banyak pada diet

sayuran disbanding dengan diet daging. Pada orang dewasa normal dengan diet

campuran, sekitar 0,7 g asam hipurat diekskresi setiap hari. Knaikan ekskresi

asam hipurat ditemukan pada penderita diabetes, disebabkan oleh meningkatnya

pemasukan protein dan buah-buahan. Pada keadaan demam dan kelainan ginjal,

ekskresi asam hipurat menurun.[1]

Basa purin diekskresi dalam asam urat. Basa purin yang ditemukan dalam

urine adalah adenine, karnin, epiguanin, guanine, santin, hiposantin, heterosantin,

dan metilsantin. Dari senyawa-senyawa tersebut, adenine, xantin, dan hipoxantin

merupakan zat paling penting yang dibentuk sebagai hasil dari metabolism

makanan dan niklein jaringan. Heteroxantin, paraxantin, dan theobromin berasal

dari kafein, kopi, teh, dan coklat. Ekskresi basa purin per hari sangat sedikit

sekitar 10-60 mg/hari.[1]

Pigmen urine yang terpenting dalam urine normal adalah urokrom,

urobilin, uroeritrin, koproporfirin, dan urorosein. Di antara semuanya itu, urokrom

merupakan pigmen terpenting dalam urine normal.[1]

Untuk analisa kualitatif urine diperlukan pengumpulan sampel selama 24

jam dan kemudian analisa dilakukan untuk menentukan kadarnya. Untuk tujuan

ini, kantun kemih seseorang dikosongkan dalam jam tertentu (misal pukul 06.00

pagi) dan urine dibuang. Kemudian semua urine yang dikeluarkan sesudah jam itu

dikumpulkan dalam botol besar yang mengadung 10 ml toluene sebabagi

pengawet.

Harus diperhatikan bahwa apabila toluene yang digunakan dalam jumlah

besar, maka akan memberikan uji positif palsu (uji Heller) untuk albumin.

Kantung kemih dikosongkan pada waktu yang sama (jam 06.00) pada pagi hari

Page 10: Analisa Kualitatif Urine Kom

berikutnya dan sampel ini juga dicampur dengan urine yang dikumpulkan

terlebih dahulu. Volume urine diukur kemudian diencerkan dengan aquadest

menjadi volume tertentu. Volume dari sampel yang terkumpul tersebut digunakan

untuk analisis.

Volume urine normal yang dikeluarkan oleh individu normal selam sehari

adalah naik turun dalam batas tertentu, pada umumnya sekitar 1000-1500 ml.

Namun apabila pemasukan cairan dalam tubuh lebih besar, maka akan

meningkatkan volume urine, sedangkan kerja fisik dapat menurunkan volume

urine yang diekskresi.

Urine normal berwarna kekuning-kuningan. Intensitas warna ini sangat

tergantung dari densitasnya. Urine menjadi berwarna karena adanya pigmen

urokrom. Urine normal yang msaih baru merupakan cairan yang jernih tetapi bila

dibiarkan akan menjadi keruh. Hal ini disebabkan oleh mukerid yang

mengandung sel-sel epitel.

Urine yang masih baru mempunyai bau yang khas. Bila urine dibiarkan,

maka akan terjadi penguraian oleh bakteri yang menyebabkan urine berbau

amoniak. Dalam keadaan normal, kumpulan urine selama 24 jam mempunyai pH

6 (reaksi asam). Bila urine dibiarkan dalam jangka waktu lama dapat berubah

menjadi basa yang disebabkan fermentasi amoniak. Keasaman urine terutama

disebabkan oleh asam folat dari natrium dan kalium serta asam-asam organic

lemah. Diet daging menyebabkan urine menjadi sangat asam oleh karena

terbentuknya asam sulfat dan asam fosfat.

Urine dalam keadaan normal mempunyai berat jenis antara 1012-1024

(air=1000). Bila banyak minum (air, bir, dll) menyebabkan berat jenis akan turun

sampai 1002. Sesudah berkeringat yang banyak, berat jenis akan meningkat

samapai 1040. Berat jenis dapat diukur dengan menggunakan urinometer. Berat

jenis dipengaruhi oleh adanya zat-zat abnormal dalam urine. Orang dewasa

normal mengekskresikan sekitar 70 g zat padat per hari. Total zat padat dalam

urine dapat dihitung secara kasar dari koefisisen Long dan berat jenis urine selama

24 jam (urine yang dikumpulkan selama 24 jam).

Page 11: Analisa Kualitatif Urine Kom

Glukosa pada jaringan tertentu memilki kadar minimal seperti pada otak

dan eritrosit. Metabolisme glukosa memegang peranan penting dan berpengaruh

terhadap metabolisme-metabolisme senyawa lain, untuk mengetahui keadaan

metabolisme glukosa dalam tubuh dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar

glukosa dalam urine.[2]

Pada keadaan kadar glukosa tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan

hiperglikemia sedangkan pada keadaan kadar glukosa yang rendah dapat

mengakibatkan hipoglikemia. Salah satu kepentingan pemeriksaan glukosa dalam

urine adalah pada penyakit diabetes mellitus. Jika dalam darah banyak terdapat

glukosa yang mencerminkan bahwa metabolisme gula dalam tubuh terganggu,

maka kemungkinan besar urine juga akan mengandung glukosa atau gula lainnya.

[3]

Glukosa dapat dibuang melalui urine jika kadarnya terlalu tinggi dalam

tubuh. Pada urine normal, kadar glukosanya sangat kecil sehingga dapat

diabaikan. Peningkatan kadar glukosa urine terkait langsung dengan kadar

glukosa dalam darah.[4],[10].

Penyerapan kembali glukosa melawan gradien konsentrasinya

berhubungan dengan pengadaan ATP di dalam sel-sel tubulus. Kapasitas sistem

tubulus untuk menyerap kembali glukosa terbatas hingga sekitar 350 mg/menit.

Kalau kadar glukosa darah naik, filtrat glomerulus dapat mengandung glukosa

lebih banyak daripada jumlah glukosa yang bisa diserap kembali. Kelebihan ini

akan dikeluarkan bersama urine sehingga menimbulkan gejala glikosuria. Pada

orang-orang normal, glikosuria terjadi kalau konsentrasi glukosa dalam darah

vena melampaui 9,5 – 10,0 mmol/L. Keadaan ini dinamakan ambang ginjal (renal

threshold) untuk glukosa. Konsentrasi glukosa dalam urine tidak hanya

memperlihatkan konsentrasi gula darah, tetapi juga rata-rata volume urine yang di

keluarkan tiap waktu.[5]

Pada penderita diabetes mellitus biasanya dikarenakan kelenjar pankreas

atau kelenjar ludah perut tidak mampu atau tidak cukup memproduksi hormon

insulin yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga pembakaran karbohidrat sebagai

bahan bakar tubuh kurang sempurna, hal ini mampu mengakibatkan peninggian

Page 12: Analisa Kualitatif Urine Kom

kadar glukosa (gula) dalam darah. Karena kadar glukosa dalam darah lebih dari

normal, maka akan dibuang melalui urine. Salah satu jenis ciri dari diabetes

mellitus adalah poliuri, yaitu volume urine yang besar dalam periode tertentu. Ada

juga poligipsi, yaitu individu tersebut sering mengalami haus walaupun sudah

minum banyak. Yang terakhir polipagi, yaitu individu tersebut mengalami lapar

terus-menerus.[4]

Jika kadar glukosa darah naik hingga mencapai kadar yang relatif tinggi,

ginjal juga melakukan pengaturan. Glukosa yang memang disaring oleh

glomerolus secara terus menerus, namun kemudian akan dikembalikan seluruhnya

ke dalam darah melalui sintesis reabsorpsi tubulus ginjal. Penyerapan kembali

glukosa melawan gradien konsentrasinya berhubungan dengan pengadaan ATP di

dalam sel-sel tubulus. Kapasitas system tubulus untuk menyerap kembali glukosa

terbatas hingga sekitar 350 mg/menit.[6]

Urine erat kaitannya dengan ginjal yang diperoleh dari proses hasil

metabolisme di dalam tubuh. Urine perlu diidentifikasi secara kimiawi guna

mengetahui apakah ada kandungan glukosa didalamnya dan secara klinis dapat

bermanfaat untuk mengetahui adanya suatu penyakit akibat penimbunan gula

dalam urine (glukosuria). Ginjal melakukan berbagai fungsi metabolik dan

ekskretorik. Selain membersihkan tubuh dari zat-zat sampah bernetrogen dan hasil

metabolisme lain, ginjal dengan cermat melaksanakan homeostatis cairan.[7]

Masalah yang berkaitan dengan gladula prostat untuk beberapa waktu ini

mencapai sekitar 2 juta pengunjung pasien rawat jalan di Amerika, sekitar 8% dari

semua pengunjung dan sekitar 1% untuk pencegahan fisik yang pertam kali.

Klasifikasi untuk sindrom prostat telah dilakukan penelitian oleh NIH (National

Institutes of Health).[8]

Inkontinensi dari saluran kemih sekarang sudah banyak dan sering

muncul. Sekitar 25% menyerang bagian kewanitaan yang awal dan sekitar 40%

menyerang bagian kewanitaan yang akhir mengalami gangguan urine.

Inkontinensi ini berdampak pada kualitas hidup, yaitu kesehatan seksual.[9]

Page 13: Analisa Kualitatif Urine Kom

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat kita peroleh dari praktikum ini adalah:

1. Mengetahui fungsi homeostasis ginjal

2. Peranan ginjal dalam tubu sangat penting yaitu mempertahankan

keseimbangan cairan tubuh dan asam basa dalam tubuh.

3. Mengenal sifat fisik dari urine normal

4. Urine normal itu mengandung senyawa-senyawa organic dan anorganik yang

banyak dan diekskresikan setiap harinya.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam praktikum ini sebagai berikut:

1. Para praktikan harus hati-hati dalam melakukan praktikum ini karena bahan-

bahan yang digunakan sangat berbahaya.

2. Para praktikan hendaknya mengerjakan dengan baik dan sungguh-sngguh

dalam melaksanakan praktikum.

Page 14: Analisa Kualitatif Urine Kom

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. Modul Praktikum Biokimia Keperawatan. Banjarbaru: FK UNLAM; 2009

2. Anonymous. Buku Ajar Kimia Kedokteran II. Banjarbaru: FK UNLAM; 2006

3. Linder MC. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinis. Jakarta: FK UI; 1992

4. Montgomery, Conway, dan Spector. Biokimia: Berorientasi Pada Kasus Klinik. Jakarta: Binarupa Aksara; 1993

5. Murray RK, et al. Biokimia Harper Edisi Kedua Lima. Jakarta: EGC; 2003

6. Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik. Jakarta: EGC; 1990

7. Price SA & Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta: EGC; 1995

8. Schaeffer AJ. Chronic Prostatitis and Chronic Pelvic Pain Syndrome. The New England Journal of Medicine. 2006:355;1690-8

9. Rogers RG. Urinary Stress Incontinence in Women. The New England Journal of Medicine. 2008:358;1029-36

10. Blade joan, M.D. Monoclonal Gammopahty of Undetermined Significance.

The New England Journal of Medicine. 2006:2767;2765-70.

Ketua Kelompok

Muhammad Sujana NIM. I1B109012

Banjarbaru, 10 Maret 2010

Dosen Praktikum

d r. Edyson , M. Kes NIP. 132163528

s

Page 15: Analisa Kualitatif Urine Kom