analisa kelayakan mesin penggiling padi
TRANSCRIPT
ANALISA KELAYAKAN
MESIN PENGGILING PADI
Ary Mustofa Ahmad
Teknologi Penanganan
Pascapanen Padi
• Biji-bijian adalah bahan pangan yang
mempunyai daya tahan tinggi karena tidak
mudah rusak saat diangkut dan tahan
lama bila disimpan dengan cara yang
benar, dan sebelumnya diolah dengan
cara yang benar pula
Susut yang disebabkan oleh faktor fisik dapat terjadi
selama kegiatan panen, perontokan, pengeringan, dan
pengangkutan. Contoh-contoh terjadinya susut pada
masing-masing kegiatan antara lain:
1. Penundaan panen juga dapat menyebabkan keretakan pada biji-bijian sehingga akan mudah rusak pada proses pengolahannya
2. Kerusakan mekanis yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang digunakan
3. Proses pengeringan yang tidak sempurna yaitu terlalu cepat
4. Biji-bijian tercecer bila tidak dikemas dengan cara yang benar.
Faktor Biologis
• Biasanya disebabkan oleh serangan hama dan jamur yang merupakan masalah utama dalam penanganan pascapanen biji-bijian. Pada keadaan tertentu, tikus dapat menjadi hama yang sangat merugikan dalam penyimpanan biji-bijian.
• Tikus bukan hanya memakan biji-bijian, tetapi kotorannya juga akan mempengaruhi kualitas biji-bijian yang disimpan secara keseluruhan. Beberapa jenis tikus bahkan dapat menjadi perantara masuknya mikroba patogen ke dalam biji-bijian yang disimpan.
Faktor Fisiologis
• Peningkatan aktifitas metabolisme akibat respirasi sangat kecil bila dibandingkan dengan produk lain seperti buah dan sayuran
• Bila biji-bijian tidak dikeringkan dengan benar (kadar airnya masih tinggi), atau disimpan pada tempat yang hangat dan lembab, transpirasi uap air oleh biji-bijian yang disimpan meningkat sehingga kelembaban udara dalam ruang penyimpanan juga meningkat. Hal yang demikian dapat menciptakan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan mikroorganisme perusak biji-bijian.
Alat Pemberasan
Tinjauan Teknis Mesin-mesin
Penggilingan padi
– Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
• �Mesin pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering giling (huller atau husker)
• �Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator)
• �Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)
• �Mesin pengayak bertingkat (sifter)
• �Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung)
MESIN PEMECAH KULIT
• Mesin pemecah kulit/sekam gabah kering
giling berfungsi untuk memecahkan dan
melepaskan kulit gabah. Input bahan dari
mesin ini adalah gabah kering giling
(GKG), yaitu gabah dengan kadar air
sekitar 14% basis basah dan outputnya
berupa beras pecah kulit (BPK) yang
berwarna putih kecoklatan (kusam) atau
disebut juga brown rice.
Mesin Pemecah Kulit Tipe Rol
Karet (Rubber Roll Husker)Mesin pemecah kulit tipe rol karet (rubber roll
husker) memecahkan sekam dengan dua buah rol karet yang dipasang berdekatan.
Kedua rol karet tersebut diputar dengan kecepatan yang berbeda dan arah yang berlawanan.
Untuk mendapatkan hasil pengupasan yang baik, jarak antar kedua rol diatur sekitar 0.5-0.8 mm, yaitu lebih kecil daripada ketebalan satu butir gabah.
Rol yang berputar dengan kecepatan tinggi dinamai rol utama, sedangkan rol lainnya dinamakan rol pembantu.
Rol utama juga disebut fixed roll karena dipasang pada suatu poros stasioner, sedangkan rol pembantu disebut movable roll karena posisinya dapat digeser untuk mengatur jarak antara kedua rol.
Rol utama berputar dengan kecepatan sudut 1050 rpm, sedangkan rol pembantu berputar dengan kecepatan 800 rpm, atau kira-kira 24% lebih lambat daripada rol utama.
Kedua rol mempunyai diameter yang sama, berkisar antara 150-250 mm tergantung kapasitas yang direncanakan. Tebalnya berkisar antara 60 mm sampai 250 mm. (Patiwiri, 2006)
Mesin pemecah kulit gabah tipe rubber roll (Sumber : PT Agrindo
.Aliran bahan pada mesin pemecah kulit gabah tipe rubber roll (Sumber : PT Agrindo)
MESIN PENYOSOH
• Selanjutnya beras pecah kulit mengalami proses
penyosohan Hasil dari proses penyosohan
adalah beras putih yang siap dipasarkan atau
dimasak
• Beras pecah kulit yang diumpankan ke dalam
mesin ini didorong memasuki silinder dengan
permukaan dalam tidak rata Beras pecah kulit
akan berdesakan dan bergesekan dengan
permukaan silinder yang tidak rata sehingga
lapisan kulit arinya (aleuron) yang berwarna
kecoklatan terkikis. Kulit ari yang terkikis ini
menjadi dedak.
Mesin penyosoh beras pecah kulit tipe friksi jetpeller (Sumber : PT Agrindo)
MESIN PENGAYAK BERAS
• Beras putih hasil proses penyosohan kemudian
perlu dipisahkan menurut kelompok mutunya
yaitu beras utuh dan beras kepala sebagai mutu
terbaik, beras patah sebagai mutu kedua, dan
beras menir sebagai mutu ketiga. Pemisahan
dilakukan menggunakan mesin pengayak
bertingkat (sifter) atau silinder pemisah (silinder
separator).
• Ketiga macam mutu beras tadi akan
dicampurkan kembali dengan perbandingan
tertentu untuk menentukan harga jual sebelum
beras dikemas bila akan dipasarkan
Mesin pengayak beras dengan saringan bertingkat dan hasil proses pemisahannya (Sumber : PT Agrindo)
RICE MILLING UNIT
• Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin
penggilingan padi generasi baru yang kompak
dan mudah dioperasikan, dimana proses
pengolahan gabah menjadi beras dapat
dilakukan dalam satu kali proses (one pass
process). RMU rata-rata mempunyai kapasitas
giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam,
walau mungkin sudah ada yang lebih besar lagi
Gambar RMU dan alur proses RMU
RICE MILLING PLANT
• RMP dapat memiliki kapasitas yang berbeda,
sehingga waktu operasional tiap unit tidak sama
untuk jumlah padi yang sama
• RMP biasanya memiliki kapasitas giling yang
lebih besar daripada RMU yaitu antara 1.0
hingga 5.0 ton/jam. Perbedaan kapasitas giling
ini menjadi penting sebab akan meningkatkan
efisiensi penggunaan mesin-mesin penggilin
Gambar RMP dan alur proses RMP
ANALISA FINANCIAL
• Perhitungan biaya untuk alat dan mesin bidang
pertanian dan industri dikenal 2 komponen
biaya, yaitu Biaya tetap (fixed cost atau Owning
Cost) dan Biaya tidak tetap (variable cost atau
Operating cost).
Biaya Tetap (fixed cost atau
Owning Cost).
• Biaya tetap dihitung sebagai pengeluaran walaupun alat
atau mesin tidak dipergunakan. Unsur biaya yang
termasuk ke dalam komponen ini adalah :
1) Biaya penyusutan (Depreciation Cost),
2) Biaya bunga modal investasi (Interest on investment),
3) Biaya asuransi(Insurance),
4) Biaya pajak (Taxes),
5) Biaya beban gudang/garasi/gedung (Housing/Shelter
Cost),
6)Biaya Dana Sosial, sumbangan dan lain-lain.
Biaya penyusutan (Depreciation
Cost)
• Biaya Penyusutan dapat didefinisikan sebagai biaya
akibat penurunan atau kemerosotan dari nilai modal suatu
alat atau mesin akibat pertambahan umurnya
• Faktor yang mempengaruhi :
Kerusakan alat, peningkatan biaya operasi, munculnya alat
baru yang lebih efisien, adanya pengembangan proyek
baru dalam perusahaan.
Penghitungan dengan metode garis lurus
D = P-S
N
Dimana:D = Biaya penyusutan tiap tahun, Rp/thP = Prchase price (harga beli), RpS= Nilai akhir, % P (Rp),N = Perkiraan umur ekonomi (pemakaian),
Umur Ekonomi dan Umur
Pelayanan
• Umur ekonomi dari suatu alat atau mesin adalah umur
suatu alat atau mesin dari sejak pembelian dengan
keadaan baru 100% hingga umur pada saat alat dan
mesin atau alat tersebut lebih ekonomis bila diganti
dengan yang baru dari pada jika digunakan terus.
• Pada saat tersebut mungkin saja alat atau mesin itu masih
dapat digunakan (masih dalam umur pelayanan), tetapi
sudah tidak ekonomis lagi
Biaya tidak tetap (variable cost atau
Operating cost).
• Biaya tidak tetap terdiri atas:
• a) Biaya bahan bakar
• b) Biaya perawatan preventip,
• c) Biaya reparasi,
• d) Biaya ban (khusus untuk traktor roda),
• e) Biaya operator.
• Biaya Bahan Bakar = 10 % x BHP x harga perliter
jam
Biaya tidak tetap lain
Biaya Oli pelumas dan Gemuk = 10% x Biaya Bahan bakar
yang dipakai
Biaya Ban per jam = biaya pergantian / perkiraan jumlah
jam umur ban
Biaya perbaikan dan pemeliharaan = 1,2 % (P – S) / 100jam• Dimana: P = harga baru S = nilai akhir mesin
Biaya Aplikator untuk Mesin
• Bp = A + B x C
X
Bp = biaya pokok per tahun.A = biaya tetap per tahun.X = jumlah jam kerja per tahun.B = biaya tidak tetap per tahun.C = kapasitas kerja traktor (jam/ha).
Break Even Point
• Break even point (BEP) adalah suatu istilah dalam bidang
ekonomi yang dapat diartikan sebagai “titik impas”, yaitu
suatu kondisi pada saat total biaya pengeluaran sama
dengan total pendapatan.
• Agar usaha alat tidak rugi maka traktor harus dapat
mengerjakan lahan di atas batas BEP-nya.
• Y = a + b X.
• Dimana: Y= biaya pokok
• a = biaya tetap per tahun.
• b = biaya tidak tetap per hektar.
• X = lahan yang diolah per tahun.
• Y > Y1 usaha rugi dan jika Y < Y1 usaha menguntungkan
Net Present Value (NPV)
• Net Present Value (NPV) merupakan perbedaan antara
nilai sekarang (present value) dari manfaat dan biaya.
Apabila NPV bernilai positif, dapat diartikan sebagai
besarnya keuntungan yang diperoleh dari proyek.
Sebaliknya NPV yang bernilai negatif menunjukan
kerugian
Internal Rate of Return (IRR)
• Nilai IRR merupakan suatu tingkat pengembalian modal
yang digunakan dalam suatu proyek, yang nilainya
dinyatakan dalam persen per tahun. Nilai IRR merupakan
nilai tingkat bunga, dimana nilai NPV-nya sama dengan
nol
R/C RASIO
• Analisis R/C Rasio
• Analisis Return Cost (R/C) ratio merupakan perbandingan
antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Analisis
R/C rasio dibedakan menjadi analisis R/C rasio atas biaya
tunai dan analisis R/C rasio atas biaya total. Pernyataan
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai
berikut:
• R/C rasio = Jumlah penerimaan/ Jumlah biaya
• Kriteria keputusan
• R/C > 1, usahatani untung
• R/C < 1, usahatani rugi
• R/C = 1, usahatani impas
Analisis Benefit/Cost
• Analisis benefit/cost merupakan perbandingan antara
pendapatan dengan biaya.
• B/C=
• Dimana:
• B/C > 1 , Pemakaian mesin pemupukan menguntungkan
berarti diterima,
• B/C = 1 , Pemakaian mesin pemupukan tidak ada
manfaatnya
• B/C < 1 , Pemakaian mesin pemupukan merugikan usaha
tani.
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT