analisa kadar c-organik pada tanah dengan metode

37
ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) LAPORAN TUGAS AKHIR AMIRA MASRUN 152401018 PROGRAM STUDI D-3 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

LAPORAN TUGAS AKHIR

AMIRA MASRUN

152401018

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar

Ahli Madya

AMIRA MASRUN

152401018

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

PERNYATAAN

ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT (PPKS)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2018

Amira Masrun

152401018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

ABSTRAK

Analisa kadar C-Organik dari tanah perkebunan kelapa sawit. Analisa kadar C-

Organik telah dilakukan dengan metode spektrofotometri, spektrofotometri yang

digunakan adalah lambda 25 dengan panjang gelombang λ = 585nm. Sampel yang

digunakan berasal dari perkebunan Medan. Dari hasil penelitian diperoleh hasil kadar

C-Organik masing-masing sampel sebesar 2,11%, 1,04%, 0,71%, 1,34%, dan

0,81%. Jika dibandingkan dengan standar mutu C dalam tanah mineral yang baik

yaitu 1-5%, tanah ini layak digunakan untuk bercocok tanam.

Kata kunci : C (Karbon), Organik, Spektrofotometri, Tanah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

ANALYSIS OF C-ORGANIC CONDITION IN LAND WITH

SPECTROPHOTOMETER METHODE IN PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

ABSTRACT

Analysis of C-Organic content of palm oil plantation. Analysis of C-Organic content

has been done by spectrophotometric method, the spectrophotometric used is lambda

25 with wavelength λ = 585nm. The sample used comes from Medan plantation.

From the research results obtained the results of C-Organic content of each sample

of 2.11%, 1.04%, 0.71%, 1.34%, and 0.81%. When compared with the quality

standard C in good mineral soil that is 1-5%, this land is suitable for planting.

Keywords: C (Carbon), Organic, Spectrofotometry, Soil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan

Maha Penyayang, dengan limpah karunia-nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tugas akhir ini dengan judul Analisa Kadar C-Organik Pada Tanah

Dengan Metode Spektrofotometri di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).

Terima kasih penulis sampaikan kepada ibu Dr. Rumondang Bulan, MS

Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu selama penyusunan laporan tugas

akhir ini. Terima kasih kepada bapak Dr. Minto Supeno, M.S selaku ketua program

studi FMIPA-USU MEDAN, dekan dan wakil dekan FMIPA USU, seluruh Staf dan

dosen FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak

terlupakan kepada Bapakm Ibu dan Keluarga yang selama ini memberikan bantuan

dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa Akan membalasnya.

Medan, Mei 2018

Amira Masrun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i

ABSTRAK ii

ABSTRAC iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Hipotesis 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah 4

2.2 Bahan Organik Dalam Tanah 4

2.3 Hubungan Bahan Organik dan Sifat Fisik 10

2.4 Tekstur Tanah 11

2.5 Sifat Kimia Tanah 12

2.5.1 Koloid Tanah 12

2.5.2 Susunan Kimia Tanah 12

2.5.3 pH Tanah 12

2.6 Spektrofotometer 13

2.6.1 Prinsip Kerja Spektrofotometri 13

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-alat 16

3.2 Bahan-bahan 16

3.3 Pembuatan Pereaksi 17

3.4 Prosedur Percobaan 17

BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data percobaan 18

4.2 Perhitungan 19

4.3 Pembahasan 19

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 21

5.2 Saran 21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman

4.1 Data hasil kalibrasi larutan standar 17

4.2 Kurva Linier kalibrasi larutan 17

4.3 Data hasil pengukuran sampel dengan spektrofotometer 17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

2.6.1 Gambar Pembacaan Spektrofotometer 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Halaman

1. Gambar kurva linier kalibrasi larutan 22

2. Gambar Alat Spektrofotmetri lamda 25 22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

DAFTAR SINGKATAN

C = Karbon

KTK = Kapasitas Tukar Kation

PPKS = Pusat Penelitian Kelapa Sawit

pH = Potensial Hidrogen

N = Nitrogen

UV = Ultra Violet

ppm = Part Per Million

P = Phospor

N = Nitrogen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah adalah lapisan yang menyelimuti bumi antara litosfer (batuan yang

membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman

dan mendukung hewan dan manusia. Tanah berasal dari pelapukan batuan

dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang

menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai

pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang

terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat

menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang

telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak

dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan

makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat

panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara

fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005).

Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian.

Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, dan

buah-buahan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistem bercocok

tanam tanpa tanah, misalnya hidroponik, airoponik dan lain-lain, tetapi apabila

usaha budidaya tanaman dalam skala luas namun masih lebih ekonomis dan

efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam

usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik

mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar

pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur

hara yang cukup mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.

Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor.

Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan

tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah,

maka unsur hara yang terkandung di dalamnyapun sedikit demi sedikit akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

berkurang. Tanah yang subur dan mudah diolah sangat menunjang pertumbuhan

dan perkembangan tanaman.

Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung hara. Unsur yang

terpenting dalam tanah agar dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya

adalah kandungan c-organik. Dimana kandungan c-organik merupakan unsur

yang dapat menentukan tingkat kesuburan tanah.

Kita membutuhkan tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai media

tumbuhnya tanaman. Sebagai media tumbuhnya media tanaman tanah harus

dapat menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.Salah

satu faktor yang harus ada adalah bahan organik tanah. Bahan organik tanah

merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang sebagian telah mengalami

perombakan. Bahan organik ini biasanya berwarna cokelat dan bersifat koloid

yang dikenal dengan humus.

Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan

organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan

organik tersebut melalaui suatu kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus

merupakan senyawa yang resisten berwarna hitam / cokelat dan mempunyai daya

menahan air dan unsur hara yang tinggi.

Tanah yang mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan

organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau tanah-tanah top soil. Bahan organik

tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai granulator yang

berfungsi memperbaiki struktur tanah, penyediaan unsur hara dan sebagainya.

Nantinya akan mempengaruhi seberapa jauh tanaman memberikan hasil

produktifitas yang tinggi.

Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung hara. Unsur yang

terpenting dalam tanah agar dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya

adalah kandungan c-organik. Dimana kandungan c-organik merupakan unsur

yang dapat menentukan tingkat kesuburan tanah.Bahan organik tanah adalah

semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah,

fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di

dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

1.2 Perumusan Masalah

Tanah merupakan medium atau tempat tumbuhnya suatu tanaman untuk

dapat hidup. mengetahui kandungan bahan C organik dari tanah sehingga dapat

mengetahui layak atau tidaknya tanah tersebut dijadikan lahan.

1.3 Hipotesis

Sesuai dengan tujuan diatas maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu :

mengetahui kadar C organik pada tanah sehingga dapat diketahui layak atau

tidaknya tanah tersebut dijadikan lahan.

1.4 Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui metode analisa yang digunakan untuk menentukan kadar

C organik pada tanah

- Untuk mengetahui apakah kadar C oragnik terdapat didalam tanah

- Untuk mengetahui kadar C organik yang terkandung didalam tanah

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi

bagaimana cara menganalisa kadar C organik pada tanah secara

spektrofotometer. Dan dengan mengetahui kadar C organik dapat diketahui

apakah tanah tersebut layak atau tidaknya dijadikan lahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah

Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang

tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan

organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan

medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi

akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk

wilayah dan lamanya waktu pembentukan. (Yulipriyanto,2010)

Tanah tersusun atas mineral primer dan mineral skunder serta bahan organik.

Mineral primer berasal dari batuan beku yang secara kimia belum mengalami

perubahan. Ini merupakan bahan sumber mineral utama sekaligus sumber bahan

organik. Pembebasan unsur haranya untuk tanaman sangat lambat karena tergantung

pada proses pelapukan sehingga tidak cukup membantu bagi tanaman. Sedangkan

mineral sekunder dan bahan organik terutama yang koloida menyusun fraksi tanah

aktif. Secara umum tanah tersusun atas lima komponen yaitu, partikel mineral yang

merupakan hasil perombakan batuan dipermukaan bumi dan ini merupakan bagian

terbesar tanah, bahan organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran binatang

serta bangkainya, air, udara dan kehidupan mikroorganisme. Berdasarkan hal itu

maka dapat dibedakan menjadi dua jenis tanah yaitu tanah mineral, yang meliput

tanah yang kandunga bahan organiknya kurang dari 20% atau tanah yang

mempunyai lapisan organik dengan ketebalan kurang dari 30 cm. Sedangkan tanah

organik adalah tanah yang mengandung bahan organik 65% atau mempunyai lapisan

bahan organik jika belum diolah sedalam 1 meter.

2.2 Bahan Organik dalam Tanah

Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi yang

optimum jika komposisinya terdiri dari : 25% udara, 25% air, 45% mineral dan 5%

bahan organik. Atas dasar perbandingan ini, nampak kebutuhan tanah terhadap bahan

organik adalah paling kecil. Namun demikian kehadiran bahan organik dalam tanah

mutlak dibutuhkan karena bahan organik merupakan bahan penting dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi

tanah (Lengkong dan Kawulusan, 2008).

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik

kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa

humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan

termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada

didalamnya (Nabilussalam, 2011).

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem

kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang

terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena

dipengaruhi oleh faktor biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah

semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan

organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan

organik yang stabil atau humus. Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah

mineral biasanya mengandung C-organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah

gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-

organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir (Fadhilah, 2010).

Budidaya organik nyata meningkatkan kandungan karbon tanah. Karbon

merupakan komponen paling besar dalam bahan organik sehingga pemberian bahan

organik akan meningkatkan kandungan karbon tanah. Tingginya karbon tanah ini

akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara fisik, kimia dan

biologi. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme tanah, sehingga

keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu kegiatan mikroorganisme sehingga

meningkatkan proses dekomposisi tanah dan juga reaksi-reaksi yang memerlukan

bantuan mikroorganisme, misalnya pelarutan P, fiksasi N dan sebagainya (Utami dan

Handayani, 2003).

Terdapat beberapa pengertian mengenai C-organik yakni merupakan bagian

dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari

sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus

mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan

kimia. C-organik juga merupakan bahan organik yang terkandung di dalam maupun

pada permukaan tanah yang berasal dari senyawa karbon di alam, dan semua jenis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan

organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan

bahan organik yang stabil atau humus (Supryono dkk, 2009).

Adapun menurut Indranada (1994), sumber-sumber bahan organik adalah:

a. Sumber primer

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar,

batang.ranting dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses

fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik

tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida

seperti selulosa, hemi-selulosa, pati dan bahan-bahan pectin dan lignin. Selain itu

nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik

karena merupakan unsur yang paling penting dalam mikroba yang terlibat dalam

proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami

dekomposisi dan terangkul ke lapisan bawah (Sutanto, 2002). Sumber primer

diperoleh dari jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan

buah. Jaringan ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan

bawah serta diinkorporasi dengan tanah.

b. Sumber sekunder

Sumbernya adalah binatang. Dalam kegiatannya, binatang terlebih dahulu

harus menggunakan bahan organik tanaman, setelah itu barulah binatang

menyumbang bahan organiknya.

Kedua sumber bahan organik tersebut memiliki pengaruh yang berbeda

terhadap tanah. Hal ini dikarenakan perbedaan komposisi atau susunan dari bahan

organik tersebut. Jaringan binatang berbeda dengan jaringan tumbuhan, oleh sebab

itu pada jaringan binatang umumnya lebih cepat hancur dibandingkan dengan

jaringan tumbuhan (Indranada, 1994).

Karbon merupakan penyusun bahan organik, oleh karena itu peredarannya

selama pelapukan jaringan tanaman sangat penting. Sebagian besar energi yang

diperlukan oleh flora dan fauna tanah berasal dari oksidasi karbon, oleh sebab itu

CO2 terus dibentuk. Berbagai perubahan yang terjadi dan siklus yang menyertai

reaksi karbon tersebut di dalam atau di luar sistem tanah disebut peredaran karbon.

Pembebasan CO2 antara lain melalui mekanisme pelapukan bahan organi. Gas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

tersebut merupakan sumber CO2 tanah, disamping CO2yang dikeluarkan akar

tumbuhan dan yang terbawa oleh air hujan.CO2yang dihasilkan tanah akhirnya akan

dibebaskan ke udara, kemudian dipakai lagi oleh tanaman (Yani, 2003).

Unsur karbon di dalam tanah berada dalam 4 wujud, yaitu wujud mineral

karbonat, unsur padat seperti arang, grafit dan batubara, wujud humus sebagai sisa-

sisa tanaman dan hewan serta mikroorganisme yang telah mengalami perubahan,

namum relatif tahan terhadap pelapukan dan wujud yang terakhir berupa sisa-sisa

tanaman dan hewan yang telah mengalami dekomposisi di dalam tanah (Watoni dan

Buchari, 2000).

Adapun sifat-sifat tanah yang menganudung organik, diantaranya : mempunyai

bobot isi (bulk density) yang rendah; mempunyai luas permukaan spesifik tinggi;

mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi (sampai 3 kali lipat dari bobot

keringnya) ; bersifat agak plastis tetapi tidak lekat ; mempunyai Kapasitas Tukar

Kation (KTK) tinggi hingga 150-200 me/100 g karena memiliki gugus fungsional

yang banyak seperti Hidroksil (-OH), Karboksil (-COOH), Fenolik dll ; bersifat

amfotir (bertindak sebagai basa pada kondisi asam dan bertindak sebagai asam pada

kondisi alkalis) ; bersifat hesteriosis jika terjadi pembasahan dan pengeringan ;

memiliki titik muatan nol (pH) sangat rendah ; dan bermuatan variable (Madjid,

2010).

Bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-bahan

mineral yang terkandung didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat berasal dari

timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan

terlapuk selama jangka waktu tertentu. bahan organik dapat digunakan untuk

menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk

menentukan klasifikasi tanah (Soetjipto, 1992).

Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen,

fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang

dapat ditahan didalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya

bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik

semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono,1983)

Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik

kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik

dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi

yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan

praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan

organik yang ditambahkan. (Foth,1994).

Tanah Latosol disebut juga sebagai tanah Inceptisol. Tanah ini mempunyai

lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm sampai 5

meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak begitu jelas. Warna dari

tanah latosol adalah merah, coklat sampai kekuning-kuningan. Kandungan bahan

organiknya berkisar antara 3-9 %, tapi biasanya sekitar 5% saja (Soepardi, 2005).

Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang

yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali.Bahan organik

demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad

mikro.Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga

harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

Menurut Suryani A. (1996), proses dekomposisi bahan organik memiliki urutan

sebagai berikut:

1. Fase perombakan bahan organik segar. Proses ini akan merubah ukuran bahan

menjadi lebih kecil.

2. Fase perombakan lanjutan, yang melibatkan kegiatan enzim mikroorganisme

tanah. Fase ini dibagi lagi menjadi beberapa tahapan. Pada tahapan awal dicirikan

oleh kehilangan secara cepat bahan-bahan yang mudah terdekomposisi sebagai

akibat pemafaatan bahan organik sebagai sumber karbon dan energi oleh mikro

organisme tanah, terutama bakteri. Dihasilkan sejumlah senyawa sampingan seperti:

NH3, H2S, CO2, asam organik dll. Selanjutnya, pada tahapan tengah, terbentuk

senyawa organik tengahan/antara (intermediate products) dan biomassa baru sel

organisme.Lalu tahapan akhir dicirikan oleh terjadinya dekomposisi secara berangsur

bagian jaringan tanaman/hewan yang lebih resisten (mis: lignin). Peran fungi dan

Actinomycetes pada tahapan ini sangat dominan.

3. Fase perombakan dan sintesis ulang senyawa-senyawa organik (humifikasi) yang

akan membentuk humus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah kedalaman

tanah, iklim (curah hujan dan suhu), drainase, tekstur tanah dan vegetasi. Kadar

bahan organik terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm, sehingga

lapisan tanah makin ke bawah maka bahan organik yangdikandungnya akan semakin

kurang (Hakim dkk, 1986).

Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tanaman

tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah.

Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan

ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur,

struktur dan suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama

ketersediaan N P, K dan S (Hanafiah, 2010).

Bahan organik yang masih mentah dengan nisbah C/N tinggi, apabila diberikan

secara langsung ke dalam tanah akan berdampak negatip terhadap ketersediaan hara

tanah. Bahan organik langsung akan disantap oleh mikrobia untuk memperoleh

energi. Populasi mikrobia yang tinggi, akan memerlukan hara untuk tumbuh dan

berkembang, yang diambil dari tanah yang seyogyanya digunakan oleh tanaman,

sehingga mikrobia dan tanaman saling bersaing merebutkan hara yang ada.

Akibatnya hara yang ada dalam tanah berubah menjadi tidak tersedia karena berubah

menjadi senyawa organik mikrobia.Kejadian ini disebut sebagai immobilisasi hara

(Atmojo, 2003).

Nisbah C/N berguna sebagai penanda kemudahan perombakan bahan organik dan

kegiatan jasad renik tanah akan tetapi apabila nisbah C/N terlalu lebar, berarti

ketersediaan C sebagai sumber energi berlebihan menurut bandingannya dengan

ketersediaanya N bagi pembentukan mikroba. Kegiatan jasad renik akanterhambat

(Priambada dkk,2005).

Karbon diperlukan mikroorganisme sebagai sumber energi dan nitrogen

diperlukan untuk membentuk protein.Apabila ketersediaan karbon terbatas (nisbah

C/N terlalu rendah) tidak cukup senyawa sebagai sumber energi yang dapat

dimanfaatkan mikroorganisme untuk mengikat seluruh nitrogen bebas.Apabila

ketersediaan karbon berlebihan (C/N > 40) jumlah nitrogen sangat terbatas sehingga

menjadi faktor pembatas pertumbuhan organisme (Wallace and Teny, 2000).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat

karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N

tinggi daripada tanah berdrainase baik. Di samping itu vegetasi penutup tanah dan

adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi

hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini

saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim dkk, 1986).

Bahan organik yang terkandung di dalam tanah lebih tinggi yang mengakibatkan

tanah pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena

merupakan lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah

adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar

bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, makin

ke bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah inseptisol, makin

ke bawah (Lapisan II) warnanya lebih muda daripada lapisan I, dan II. Faktor iklim

yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin kadar bahan

organik dan N makin tinggi. Drainase buruk dimana air berlebih, oksidasi terhambat

karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah

berdrainase baik (Hakim dkk, 1986).

2.3 Hubungan Bahan Organik Tanah dengan Sifat Fisik dan Kesuburan Tanah

Bahan organik tanah merupakan komponen penting penentu kesuburan tanah,

terutama di daerah tropika seperti di Indonesia dengan suhu udara dan curah hujan

yang tinggi.Kandungan bahan organik yang rendah menyebabkan partikel tanah

mudah pecah oleh curah hujan dan terbawa oleh aliran permukaan sebagai erosi,

yang pada kondisi ekstrim mengakibatkan terjadinya desertifikasi. Rendahnya

kandungan bahan organik tanah disebabkan oleh ketidakseimbangan antara peran

bahan dan hilangnya bahan organik dari tanah utamanya melalui proses oksidasi

biologis dalam tanah. Erosi tanah lapisan atas yang kaya akan bahan organik juga

berperan dalam berkurangnya kandungan bahan organik tanah tersebut (Victorious,

2012).

Keberadaan bahan organik dalam tanah terhadap tanaman dapat memacu

pertumbuhan tumbuhan karena mengandung auksin dan hormon pertumbuhan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, menyuplai

energi bagi organisme tanah, dan meningkatkan organisme saprofit dan menekan

organisme parasit bagi tanaman (Madjid, 2010).

Pengaruh bahan organik tidak dapat disangkal terhadap kesuburan tanah.Bahan

organik mempunyai daya serap kation yang lebih besar daripada kaloid tanah yang

liat.Berarti semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah, maka makin tinggi

pula kapasitas tukar kationnya.Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa

tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan

kembali. Bahan yang demikian berada dalam proses pelapukan aktif dan menjadi

mangsa jasad mikro. Sebagai akibat, bahan itu berubah terus dan tidak mantap, dan

selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang (Soepardi,

2005).

Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung hara.Unsur yang terpenting

dalam tanah agar dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya adalah kandungan

c-organik.Dimana kandungan c-organik merupakan unsur yang dapat menentukan

tingkat kesuburan tanah.Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik

yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan,

biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik

yang stabil atau humus (Hardjowigeno,2003).

Komponen organik tanah berasal dari biomassa yang mencirikan suatu tanah

aktif.Komponen organik tak hidup terbentuk dari melalui pelapukan kimia dan

biologi, yang dipisahkan ke dalam bahan-bahan yang anatomi bahan aslinya masih

tampak dan bahan-bahan yang telah terlapuk sempurna (Hardjowigeno,2003).

2.4 Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel tanah primer berupa

fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu masa tanah. Sifat fisik ini berorientasi pada

besarnya butiran-butiran mineral, terutama pada perbandingan relatif berbagai

golongan dari tanah tertentu. Fraksi pasir mempunyai diameter 0,2 – 0,02 mm, fraksi

debu 0,02 – 0,002 mm dan fraksi liat lebih kecil dari 0,002 mm.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

2.5 Sifat kimia Tanah

Sifat kimia tanah yang perlu diketahui adalah koloid tanah, susunan kimia

unsur tanah, dan pH tanah .

2.5.1 Koloid Tanah

Koloid tanah adalah butiran-butiran individu yang ukurannya sangat halus,

luas permukaannya setiap kesatuan luas sangat besar, dan pada permukaannya

terdapat muatan-muatan yang dapat menarik ion-ion dan air. Didalam tanah ada

koloid liat lempung dan koloid humus. Koloid ini berperan sebagai pusat kegiatan

tanah yang disekitarnya terjadi persenyawaan-persenyawaan kimia. Oleh sebab itu

sifat fisik dan kimia tanah dipengaruhi oleh lempung dan humus.

2.5.2 Susunan Kimia Tanah

Unsur hara dalam tanah yang tersedia bagi tanaman terdapat dalam dua

keadaan yaitu dalam bentuk garam-garam yang terlarut menjadi ion dalam larutan

tanah, dalam bentuk unsur terikat pada permukaan koloid kompleks liat dan humus

atau kompleks abrasi. Koloid liat permukaannya bermuatan negatif atau anion atau

beberapa kation terdapat dalam larutan tanah atau pada permukaan koloid tanah. Ion-

ion yang terdapat dalam larutan tanah atau pada permukaan koloid tanah adalah

karbon, hidrogen, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, belerang, ferum,

molibdat, mangan, tembaga, seng, boron, dan khlor. (Yulipriyanto,2010)

2.5.3 pH Tanah

Nilai pH tanah tidak sekedar menunjukkan suatu tanah asam atau basah atau

alkali, tetapi juga memberikan informasi tentang sifat-sifat tanah yang lain seperti,

ketersedian fosfor, status kation-kation basa, dan unsur racun. Kebanyakan tanah-

tanah pertanian memiliki pH 4 hingga 8. Tanah yang lebih asam biasanya ditemukan

pada jenis tanah gambut dan tanah yang tinggi kandungan aluminium atau belerang.

Sementara tanah yang basa ditemukan pada tanah yang tinggi kapur dan tanah yang

berada didaerah arid dan dikawasan pantai.

pH tanah merupakan suatu ukuran intensitas kemasaman, bukan ukuran total

asam yang ada di tanah tersebut. Pada tanah-tanah tertentu, seperti tanah liat berat,

gambut yang mampu menahan perubahan pH atau kemasaman yang lebih besar

dibandingkan dengan tanah yang berpasir. (Mukhlis,2007)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

2.6 Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitasi atau absorbansi

suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang pengukuran terhadap suatu deretan

contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-

alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai manual atau perekan, alat – alat

sinar tunggal biasanya dijalankan dengan tangan dan alat – alat sinar rangkap

biasanya menonjolkan pencatatan spectrum absorbsi, tetapi adalah mungkin untuk

mencatat satu spektrum dengan satu alat sinar tunggal. Unsur – unsur terpenting

suatu spektrofotometer adalah sebagai berikut.

1. sumber energiradiasi yang kontinu dan meliputi daerah spektrum, dimana alat

ditunjukkan entuk dijalankan.

2. monokromator, yang merupakan suatu alat untuk mengisolasi suatu berkas

sempit dan panjang gelombang – panjang gelombang dari spectrum luas yang

disiarkan oleh sumber.

3. wadah untuk contoh.

4. detektor yang merupakan suatu transducer yang mengubah energi radiasi

menjadi isyarat listrik.

5. penguat dan rangkaian yang bersangkutan yang membuat isyarat untuk

diamati.

6. sistem pembacaan yang dapat menunjukkan besarnya isyarat listrik.

(Underwood,1990).

2.6.1 Prinsip Kerja Spektrofotometri

Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daera cahaya. Suatu daerah

akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang

diabsorbsi dapat menunjukkan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum

elekromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar

gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro.

(Marzuki Asnah,2012)

Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak

umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekul

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh kaerna itu mereka

mengandung eletron, baik yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke

tingkat yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung

pada bagaimana erat elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan

kovalen tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan energi tinggi, atau panjang

gelombang pendek, diperlukan eksitasinya. (Wunas,2011)

Keuntungan utama metode spekrofotometer adalah bahwa metode ini

memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain

itu, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang tercatat langsung dicatat

oleh detektor dan tercatat dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah

diregresikan. (Yahya S,2013)

Secara sederhana instrument spekrofotometeri yang disebut spekrofotometer terdiri

dari:

Sumber cahaya – Monokromatis – Sel sample – Detector – Read out

2.6.1 Gambar Pembacaan Spekrofotometer

a. Lampu walfram

Sumber yang biasa digunakan adalah lampu walfram. Lampu hidrogen atau

lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV. Kelebihan dari lampu

walfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai

panjang gelombang. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

transformator. Jika potensial tidak stabil maka kita akan mendapat energi yang

bervariasi. Untuk menunjukkan hal ini maka dilakukan pengukuran transmitasi

larutan sampel selalu disertai larutan pembanding.

b. Monokromator

Digunakan untuk memperoleh sumber sinar monokromatis. Alatnya dapat

berupa prisma. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil

penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap, maka prismanya

dirotasikan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan (Kopkar,1984).

c. Sel

Kebanyakan spektrofotometer melibatkan larutan dan karenanya kebanyakan

wadah sampel adalah sel sebagai tempat cairan kedalam berkas cahaya

spektrofotometer. Sel itu harus meneruskan energi radiasi dalam daerah spektral

yang diminati. Jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silika

tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam instrumen yang kurang baik, tabung

reaksi silindris kadang – kadang digunakan sebagai wadah sampel. Sel – sel menjadi

lebih baik jika permukaan optisnya datar. Sel tampak dan ultraviolet yang khas

mempunyai panjang lintasan 1 cm, namun tersedia sel dengan ketebalan yang sangat

beraneka, mulai dari lintasan yang sangat pendek, kurang dari 1 milimeter sampai 10

cm atau bahkan lebih.

d. Detektor

Dalam sebuah detektor untuk suatu spekrofotometer, kita menginginkan

kepekaan yang tinggi dalam daerah spektral yang diminati, respons yang linier

terhadap daya radiasi, waktu respons yang cepat, dapat digandakan, dan kestabilan

tinggi meskipun dalam praktiknya perlu untuk memperhatikan faktor – faktor ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-alat

- Labu ukur 100 ml Iwaki

- Labu ukur 50ml -

- Labu ukur 1000ml -

- Labu semprot -

- Pipet volume -

- Bola karet -

- Bolol plastik 100 ml -

- Botol aquadest -

- Kertas saring whatmann no.42 -

- Corong plastik -

- Neraca analitik -

- Gelas piala

- Spektrofotometer lambda 25 -

3.2 Bahan-bahan

- Tanah yang diambil dari perkebunan karetia

- Aquadest

- H2SO4 pekat

- K2Cr2O7 1N

- Glukosa

- Larutan blanko

- Larutan seri standar 0 ppm

- Larutan seri standar 50 ppm

- Larutan seri standar 100 ppm

- Larutan seri standar 150 ppm

- Larutan seri standar 250 ppm

- Larutan seri standar 300 ppm

- Larutan standar 5000 ppm C

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

3.3 Pembuatan Pereaksi

a. Kalium dikromat 1N

Timbang 98,1 gram kalium dikromat, dilarutkan dengan 600 ml aquadest

dalam gelas piala, ditambahkan 100 ml H2SO4. Dipanaskan hingga larut

sempurna, setelah dingin diencerkan dalam labu ukur 1 L dengan aquadest

sampai tanda batas.

b. Larutan standar 5000 ppm Karbon Organik

Timbang 12,510 gram glukosa p.a, dilarutkan dengan aquadest dalam labu

ukur 1 L sampai tanda batas .

3.4 Prosedur Kerja

- Ditimbang 0,5 gram sampel tanah halus < 0,5 mm kering udara

- Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml

- Ditambahkan 5 ml K2Cr2O7 1 N

- Lalu dikocok

- Ditambahkan 7,5 ml H2SO4 pekat

- Dikocok

- Didiamkan selama 30 menit

- Diencerkan dengan aquadest hingga sampai tanda batas

- Dibiarkan hingga dingin

- Keesokan harinya disaring larutan tersebut sebelum pengukuran absorbansi

sampel

- Lakukan terlebih dahulu scan panjang gelombang maksimum pada alat

spekrofotometer

- Setelah itu analisa sampel dengan alat spektrofotometer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

Hasil analisa kadar C-Organik pada tanah dari perkebunan kelapa sawit

terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 data hasil kalibrasi larutan standar

Absorbansi Konsentrasi

Kurva

linier

0,0089 0 0

0,1088 50 0,0999

0,2193 100 0,2104

0,3102 150 0,3013

0,3792 200 0,3703

0,4997 250 0,4908

0,593 300 0,5841

Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Sampel Tanah dengan Spektrofotometer

No. Sample

Absorbansi Kons B. kering C

No Lab. Sampel Sampel-blanko

ppm kurva (g) %

Blanko 0,009872

1 0,2104 0,2005 102,8042

0,4872 2,11

2 0,1125 0,1026 51,2779

0,4953 1,04

3 0,0817 0,0718 35,0674

0,4951 0,71

4 0,1387 0,1288 65,0674

0,4853 1,34

5 0,0912 0,0813 40,0674

0,4948 0,81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

4.2 Perhitungan

Untuk mengetahui kadar C organik pada tanah dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Kadar C Organik ( % ) =

No.lab 1

Kadar C Organik ( % ) =

= (

)

= 2,11 %

Untuk No.lab 2 – No.lab 5 dilakukan perhitungan yang sama seperti diatas dan

diperoleh hasil sebesar 1,04%, 0,71%, 1,34%, dan 0,81%.

4.3 Pembahasan

Tanah adalah sebagai tempat tumbuhnya suatu tanaman, oleh sebab itu

kandungan kadar C organik pada tanah haruslah memenuhi standar baku mutu.

Dari hasil analisa tanah perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan

spektrofotometer lambda 25 untuk memperoleh kadar unsur hara C organik di

peroleh di laboratorium tanah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan,

kemudian dibandingkan dengan angka kadar hara tanah kelapa sawit yang

menunjukkan defisiensi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi pada

tanah perkebunan kelapa sawit tersebut.

Dari hasil data yang diperoleh kandungan C Organik sangat bervariasi, yaitu

Kadar C organik yang diperoleh yaitu 2,11%, 1,04%, 0,71%, 1,34%, 0,81%. Namun

umumnya mengalami kekurangan unsur hara C dikarenakan beberapa faktor salah

satunya yaitu pupuk yang digunakan pada tanaman kelapa sawit kandungan usur C

sangat rendah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

Berdasarkan tabel standar kadar unsur hara dalam tanah perkebunan kelapa

sawit nilai sangat rendah <1%, rendah 1-2%, sedang 2-3%, tinggi 3-5% dan sangat

tinggi >5%.

Karena C Organik merupakan unsur esensial di dalam tanah, sehingga unsur hara C

tersebut harus memenuhi standar, sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan serta

meningkatkan produksi dari tanaman sawit tersebut. Tetapi tanah tersebut layak

digunakan untuk bercocok tanam karena pada tanah mineral yang baik mengandung

1-5% kadar C organik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data yang diperoleh analisa kadar C Organik dalam tanah di pusat

penelitian kelapa sawit (PPKS) Medan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode analisa yang digunakan dalam analisa kadar C Organik dalam tanah

adalah dengan menggunakan spektrofotometer lambda 25 dengan panjang

gelombang 585 nm.

2. Dari hasil pengukuran yang diperoleh tanah yang dianalisa mengandung

kadar C Organik.

3. Kadar C Organik yang diperoleh adalah 2,11%, 1,04%, 0,71%, 1,34%, dan

0,81%.

5.2 Saran

1. Dalam melakukan analisa, prosedur percobaan harus benar-benar dipahami

dan teknik analisa yang dilakukan harus benar-benar teliti sehinga

mengurangi tingkat kesalahan.

2. Sebaiknya preparasi sampel terlebih dahulu sebelum analisa dimulai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, S,W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan

Upaya. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Doeswono. 1983. Ilmu-Ilmu Terjemahan. Jakarta Selatan : Bathara Karya Aksara

Press.

Fadhilah. 2011. Pengertian Tanah Bertalian. Jakarta : Raja Grafindo Persada Press.

Foth, H, D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Jilid Ke Enam. Jakarta : Erlangga.

Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Universitas Lampung.

Hanafiah, K, A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jkarta : Raja Grafindo Persada

Press.

Hardjowogeneno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta : Penerbit Akademik Presindo Press.

Indranada, K, H. 1994. Pengolaan Kesuburan Tanah. Jakarta : Bumi Aksara Press

Indo.

Lengkong, J, E. 2008. Pengelolaan Bahan Organik Untuk Memelihara Kesuburan

Tanah, Environment Vol 6 no. 2. Jakarta.

Madjid, 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian

Bogor.

Marzuki, A. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makasar : Dua Satu PressIndo.

Nabilussalam. 2011. C- Organik dan Pengapuran. Malang : Pesantren Luhur

Malang.

Soepardi. 2005. Masalah Kesuburan Tanah di Indonesia. Bogor : Departemen Ilmu

Tanah Fakultas Pertanian Bogor.

Soetjipto, dkk. 1992. Dasar - Dasar Irigasi. Jakarta : Erlangga.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta : penerbit Kanisius.

Underwood, A,L, 1990. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Ke-Empat. Jakarta :

Erlangga.

Utami, S, N. 2003. Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik. Ilmu

Pertanian Vol 10 no. 22003-63-64

Victorius. 2012. Penetapan Status P, K, dan C Organik Untuk Tanah dan Anorgani.

Jakarta.Graha presindo.

Wallace, A,R. 2000. Hand Book Of Soil Conditioner Subsistance Than Enhance The

Physical Properties Of Soil. New York: Marcell Parker, Inc.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

Watoni, A, H. Studi Aplikas Metode Potensiometri pada Penentuan Kandungan

Karbon Organik Total Tanah. JMS Vol. 5 no. 1.

Winarso. 2005. Pengertian Dan Sifat Kimia Tanah. Yogyakarta : Gajah Mada

Universitas Press.

Wunas, Y, S. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (Revisi Kedua). Jakarta.

Yani, A. 2003. Pendekatan Pengukuran Karbon Tanah Gambut Di Jambi. Bogor:

IPB Press.

Yahya, S. 2013. Spektrofotometri UV- VIS. Jakarta : Erlangga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ANALISA KADAR C-ORGANIK PADA TANAH DENGAN METODE

LAMPIRAN

1. Gambar kurva linier kalibrasi larutan

2. Gambar alat Spektrofotometer lambda 25

y = 0,0019x + 0,0052 R² = 0,9975

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0 100 200 300 400

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA