analisa jurnal implementasi clinical pathway kasus stroke

5
ANALISA JURNAL IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY KASUS STROKE BERDASARKAN INA-CBGs DI RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2011 A. Tujuan Penelitian ini mengenai implementasi clinical phatway pada kasus stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisis implementasi phatway pada kasus stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Jenis penelitian ini merupakan kualitatif dengan tekhnik pengambilan sampel secara purposive. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam pada enam orang informan, melakukan observasi, dan telaah dokumen. Instrumen utama adalah peneliti sendiri dengan bantuan pedoman wawancara mendalam, alat perekam, alat pencatat dan buku harian. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi pada bulan Maret sampai Juli 2011. B. Hasil penelitian Hasil penelitian dari variabel Kebijakan dari hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen di RSSN Bukittinggi dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen RSSN Bukittinggi sangat mendukung pelaksanaan clinical pathway. Hal ini tampak dari telah

Upload: ida-bagus-deny-prayudi

Post on 02-Jan-2016

196 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

stroke doc

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Jurnal Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke

ANALISA JURNAL IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY KASUS

STROKE

BERDASARKAN INA-CBGs DI RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL

BUKITTINGGI TAHUN 2011

A. Tujuan

Penelitian ini mengenai implementasi clinical phatway pada kasus stroke di Rumah Sakit Stroke

Nasional Bukittinggi Tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisis implementasi

phatway pada kasus stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.

Jenis penelitian ini merupakan kualitatif dengan tekhnik pengambilan sampel secara purposive.

Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam pada enam orang informan, melakukan

observasi, dan telaah dokumen. Instrumen utama adalah peneliti sendiri dengan bantuan

pedoman wawancara mendalam, alat perekam, alat pencatat dan buku harian. Penelitian

dilakukan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi pada bulan Maret sampai Juli 2011.

B. Hasil penelitian

Hasil penelitian dari variabel Kebijakan dari hasil wawancara mendalam dan telaah

dokumen di RSSN Bukittinggi dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen RSSN Bukittinggi

sangat mendukung pelaksanaan clinical pathway. Hal ini tampak dari telah dilakukan sosialisasi

clinical pathway di lingkungan rumah sakit dengan mengeluarkan surat Keputusan Direktur

tentang pembentukan dokter case manajer dan telah memasukan kegiatan casemix dan clinical

pathway dalam Rencana Strategik Rumah Sakit. Namun dalam pelaksanaannya belum ada

kebijakan operasional rumah sakit yang mendukung, sehingga implementasi clinical pathway

belum terlaksana sebagaimana mestinya.

Hasil penelitian dari Data Pelayanan Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan telaah

dokumen didapatkan bahwa data pelayanan untuk penerapan clinical pathway dari segi kuantitas

(jenis dan jumlah data) cukup tersedia dan memadai. Hal ini karena unit instalasi pelayanan dan

rekam medik dari awal telah menyiapkan data yang diperlukan untuk implementasi clinical

Page 2: Analisa Jurnal Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke

pathway. Semua data bisa diakses di rekam medik yang sudah tertata dengan system elektronik.

Apalagi RSSN Bukittinggi merupakan rumah sakit khusus jadi variasi kasus pasien tidak

sebanyak rumah sakit umum biasa. Namun dari segi kualitas data, masih ada kelengkapan dan

penulisan diagnosa yang belum mengacu kepada standar penulisan diagnosa sesuai ICD 10 dan

ICD 9. Hal sangat berpengaruh terhadap data untuk penentuan kelompok clinical pathway dan

lama hari rawat pasien.

Hasil penelitian dari Sumber daya tenaga Wawancara mendalam tentang sumber daya

tenaga untuk penerapan clinical pathway diketahui bahwa tenaga yang ada cukup memadai dari

segi kualitas dan kuantitas dalam penerapan clinical pathway. Hambatan yang ditemui adalah

belum ada konsep tim dalam memberdayakan sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

Hasil penelitian dari Sarana dan prasarana Berdasarkan hasil wawacara mendalam

dengan beberapa informan, aspek saranadan prasarana dalam penerapan clinical pathway secara

umum tidak ada masalah karena rumah sakit telah memfasilitasi untuk hal ini. Rumah sakit telah

memiliki alat-alat keperawatan yang menunjang standar asuhan keperawatan, logistik

keperawatan sudah sesuai dengan standar pelayanan stroke dan sudah lulus akreditasi rumah

sakit.

C. Kekurangan

Kekurangan dari penelitian ini adalah penulis tidak menjelaskan mengenai istilah-istilah

seperti INA-CBGs, sehingga menyulitkan bagi pembaca untuk memahami, validitas pertanyaan

wawancara tidak dijelaskan dan pertanyaan tentang apa tidak dijelaskan, penulis juga tidak

menjelaskan SOP Clinical Pathway sehingga tidak diketahui SOP poin-poin dari Clinical

Phatway dan penulis tidak membandingkan penelitian dengan rumah sakit lain sebagai

pembandig.

D. Kelebihan

Kelebihan dari penelitian ini adalah penulis sudah menjelaskan bagaimana cara clinical

pathway di rumah sakit secara singkatnya.

Page 3: Analisa Jurnal Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke

E. Impikasi keperawatan

Bagi lahan dengan mengetahui clinical pahtway itu penting mestinya Rumah Sakit memiliki SOP

Clinical Pathway Stroke, lebih baik lagi jika Rumah Sakit memiliki SOP Clinical Pathway tiap

penyakit agar dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan

perawatan itu sendiri.

Bagi perawat: tujuan dari penerapan clinical pathway adalah menjamin bahwa tidak ada aspek-

aspek penting yang dilupakan. Clinical pathway memastikan semua intervensi dilakukan secara

tepat waktu dengan mendorong staf klinik untuk bersikap pro-aktif dalam perencanaan

pelayanan. Clinical pathway diharapkan dapat mengurangi biaya dengan menurunkan length of

stay, dan tetap memelihara mutu pelayanan.

Clinical pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada

diagnosis, masalah klinis dan tahapan pelayanan. Keuntunganya adalah setiap intervensi yang

diberikn dan perkembangan pasien tercatat secara sistematik berdasarkan kriteria waktu yang

ditetapkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan serta menurunkan biaya rumah

sakit. Hal ini menegaskan bahwa clinical pathway dapat menjadi alternative pendokumentasian

di RS.