analisa gas darah

16
Analisa Gas Darah 1. Pengertian Analisa gas darah atau sering disebut blood gas analisa merupakan pemeriksaan penting untuk sakit kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran oksigen, karbondioksida dari status asam basa dalam arteri. Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya. Analisa gas darah adalah salah tindakan pemeriksaa n laboratorium yang ditujukan k e t i k a dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa pasien (Wilson, 1999).Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam basa tubuh yang dikontrol melaluitiga mekanisme, yaitu sistem buffer, sistem respiratori, dan sistem renal (Wilson, 1999).

Upload: dedek-ridwan

Post on 05-Aug-2015

838 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Gas Darah

Analisa Gas Darah

1. Pengertian

Analisa gas darah atau sering disebut blood gas analisa merupakan pemeriksaan penting

untuk sakit kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran oksigen,

karbondioksida dari status asam basa dalam arteri.

Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa),

oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau

kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai

pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.

Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang

dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas

darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat

penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

A n a l i s a   g a s   d a r a h   a d a l a h   s a l a h   t i n d a k a n   p e m e r i k s a a n   l a b o r a t o r i u m

y a n g   d i t u j u k a n   k e t i k a dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan

asam basa pasien (Wilson, 1999).Hal ini berhubungan untuk mengetahui

keseimbangan asam basa tubuh yang dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu sistem

buffer, sistem respiratori, dan sistem renal (Wilson, 1999).

Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu

suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri.

Tempat-tempat pengambilan darah untuk AGD

1. Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk

fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila

Allen test negatif.

2. Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.

3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila

terjadi obstruksi pembuluh darah.

4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas

tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat

aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan

Page 2: Analisa Gas Darah

berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis

berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah

vena dan arteri.

2. Persiapan

Tidak ada persiapan khusus. Pasien tidak memiliki pembatasan minum atau makan sebelum

tes. Jika pasien menerima oksigen, konsentrasi oksigen harus tetap sama selama 20 menit

sebelum tes, jika tes ini akan diambil tanpa oksigen, gas harus dimatikan selama 20 menit

sebelum tes diambil. Pasien harus bernapas normal selama pengujian.

1. Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan

2. Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit

3. Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul

Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki oleh perawat dalam melakukan analisa gas darah

adalah sebagai berikut (Wilson, 1999):

1. Pemahaman mengenai keseimbangan cairan asam basa meliputi:

a. pH darah

pH normal di dalam darah dibutuhkan untuk banyak reaksi kimia di dalam tubuh.

Rentang normal pH darah arteri adalah 7,35-7,45. pH darah yang kurang dari 7,35

menunjukkan asidosis atau acidemia. Sedangkan, pH darah lebih tinggi dari 7,45

menunjukkan alkalosis atau alkalemia.

b. Tekanan parsial karbon dioksida (PCO2, Pa CO2)

Rentang normal dari tekanan parsial karbon dioksida (P CO2, Pa CO2) yaitu 35-45

mmHg (torr).

c. Bikarbonat (HCO3-)

Kerja bikarbonat dengan carbonic acid untuk membantu meregulasi pH darah.

Bikarbonat diukur melalui dua cara, yaitu langsung melalui pengukuran level

bikarbonat. Pengukuran tidak langsung menggunakan penjumlahan total CO2 dan

PaCO2. Rentang normal bikarbonat yaitu 22-26 mEq/L (22-26 mmol/L).

d. Base excess/defisit

Page 3: Analisa Gas Darah

Base excess/defisit bertujuan dalam memberikan informasi mengenai jumlah total

buffer anion (bikarbonat, hemoglobin, dan protein plasma) dan perubahan

keseimbangan asam-basa pada respiratori atau metabolik (Wilson, 1999). Jumlah base

excess/deficit dibawah -3 mEq/L mengindikasikan base deficit, yang berhubungan

dengan berkurangnya level bikarbonat. Sedangkan, peningkatan jumlah yaitu diatas

+3 mEq/L mengindikasikan base excess.

2. Adanya kompetensi bahwa dalam pengambilan gas darah tidak harus disuruh untuk

pengambilan individual, melainkan perawat seharusnya menginstruksikan pasien untuk

melaporkan ada atau tidaknya perdarahan yang dapat terjadi setelah tindakan

3. Pemahaman mengenai analisa gas darah

Setelah perawat mengambil sampel dan memberikan ke laboratorium, maka ketika

hasil telah keluar, perawat perlu memahami hasil tersebut dan menganalisanya. Berikut

adalah pemahaman yang harus dimiliki untuk menganalisa hasil analisa gas darah.

a. Analisa apakah pH asidotik (< 7,35) atau alkalotik (> 7,45).

b. Analisa apakah PCO2 asidotik (> 45) atau alkalotik (< 35).

c. Analisa apakah HCO3- asidotik (< 22) atau alkalotik (>26).

d. Bandingkan ketika jumlah tersebut dan cari dua kesamaan di acidity atau alkalinity

untuk mengetahui ketidakseimbangan asam dan basa.

3. Penatalaksanaan

Sampel darah diperoleh melalui arteri (biasanya di pergelangan tangan, walaupun bisa di

paha atau lengan) . Bersihkan lebih dahulu dengan antiseptik. Seorang perawat kemudian

mengumpulkan darah dengan jarum steril kecil yang menempel pada jarum suntik sekali

pakai. Pasien mungkin merasakan berdenyut singkat atau kram di lokasi tusukan. Setelah

darah diambil, sampel harus dibawa ke laboratorium sesegera mungkin untuk analisis.

Setelah darah telah diambil, Beri kapas alkohol dan tekan selama 10-15 menit untuk

menghentikan pendarahan, Mengarahkan pasien untuk tenang, dan terakhir adalah

mengamati pasien untuk tanda-tanda pendarahan atau masalah sirkulasi

Prosedur pada tindakan analisa gas darah ini adalah sebagai berikut (McCann, 2004):

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan sebelum memasuki ruangan pasien.

2. Cuci tangan dengan menggunakan tujuh langkah benar.

Page 4: Analisa Gas Darah

3. Bila menggunakan peralatan AGD yang sudah siap, buka peralatan tersebut serta

pindahkan label contoh dan tas plastik (plastic bag).

4. Catat label nama pasien, nomor ruangan, temperatur suhu pasien, tanggal dan waktu

pengambilan, metode pemberian oksigen, dan nama perawat yang bertugas pada

tindakan tersebut.

5. Beritahu pasien alasan dalam melakukan tindakan tersebut dan jelaskan prosedur ke

pasien untuk membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kooperatif pasien

dalam melancarkan tindakan tersebut.

6. Cuci tangan dan setelah itu gunakan sarung tangan.

7. Lakukan pengkajian melalui metode tes Allen.

Cara allen’s test, minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan

langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya,

lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan

tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif.

Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika

pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

8. Bersihkan daerah yang akan di injeksi dengan alkohol atau povidoneiodine pad.

9. Gunakan gerakan memutar (circular) dalam membersihkan area injeksi, dimulai dengan

bagian tengah lalu ke bagian luar.

10. Palpasi arterti dengan jari telunjuk dan tengah satu tangan ketika tangan satunya lagi

memegang syringe.

11. Pegang alat pengukur sudut jarum hingga menunjukkan 30-45 derajat. Ketika area

injeksi arteri brankhial, posisikan jarum 60 derajat.

12. Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kali langkah.

13. Perhatikan untuk blood backflow di syringe.

14. Setelah mengambil contoh, tekan gauze pad pada area injeksi hingga pedarahan

berhenti yaitu sekitar 5 menit.

15. Periksa syringe dari gelembung udara. Jika muncul gelembung udara, pindahkan

gelembung tersebut dengan memegang syringe ke atas dan secara perlahan

mengeluarkan beberapa darah ke gauze pad.

16. Masukan jarum ke dalam penutup jarum atau pindahkan jarum dan tempatkan tutup

jarum pada jarum yang telah digunakan tersebut.

17. Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah diletakkan pada ice-filled plastic

bag.

Page 5: Analisa Gas Darah

18. Ketika pedarahan berhenti, area yang di injeksi diberikan balutan kecil dan direkatkan.

19. Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari sirkulasi. Pantau atau perhatikan

risiko adanya pedarahan di area injeksi.

4. Hasil

Nilai-nilai yang berbeda dari yang tercantum di atas dapat menunjukkan pernapasan,

metabolisme, atau penyakit ginjal. Hasil ini juga mungkin abnormal jika pasien telah

mengalami trauma yang dapat mempengaruhi pernapasan (terutama kepala dan cedera leher).

Gangguan, seperti anemia, yang mempengaruhi kapasitas pembawa oksigen darah, dapat

menghasilkan nilai oksigen konten abnormal rendah.

Range Interpretasi

pH 7,35-7,45 pH/H menunjukkan jika pasien asidosis (pH<7,35; H>45 atau

alkalosis (pH>7,45; H<35)

H 34-45 nmol/1 (nM)Penjelasan dibawah

PO2 9,3-13,3 kPa (80-100)

mmHg

Oksigen yang rendah menunjukkan pasien tidak bernafas secara

Tepat(hipoksemia), PO2<60 mmHgsuplemen oksigen harus

Diberikakn, PO2<26 mmHgpasien berisiko akan kematian dan

Harus diberikan oksigen dengan segera

Pco2 4,7-6,0 kPa (35-45)

mmHg

CO2&PCO2 menunjukkan masalah pernafasan.untuk kecepatan

Metabolic yang konstan PCI2 ditentukan oleh ventilasi secara

Menyeluruh. PCO2 yang tinggi/asidosis respiratorik menunjuk-

Kan underventilation. PCO2 yang rendah/alkalosis respiratorik

Menujukkan hiper/overventilasi. Tingkat PCO2 dapat menjadi

ABN saat sistem respirasi bekerja untuk mengkompensasi masalah

Metabolic untuk menormalkan pH darah. PCO2 yang meningkat

Diinginkan pada beberapa perubahan yang berhubungan dengan kegagalan pernapasan

yang dikenal sebagai hipercapnia permissive.

HCO3 22-26 nmol/1 Ion HCO3 menunjukkan apakah ada masalah metabolic/ketoasidosis

HCO3 yg rendah menunjukkan asidosis metabolic. HCO3 yg tinggi menunjukkan

alkalosis metabolic, tingkat HCO3 dapat menjadi

ABM saat ginjal bekerja untuk mengkompensasi masalah

Pernapasan dengan tujuan menormalkan pH darah

Page 6: Analisa Gas Darah

Base

Excess

-3 to + 3 nmol/1 BEdigunakan utk mengkaji komponen metabolic dr perubahan

Asam-basa & menunjukan apakah pasien mempunyai asidosis

Metabolic/alkalosis metabolic. BEmenunjukkan jumlah asam

Yg dibutuhkan utk mengembalikan pH darah individu ke interval

pH (7,35-7,45) dgn jumlah CO2 pada nilai standar.

BE>+3menunjukkan pasien mempunyai darah yg memerlukan

Peningkatan jumlah asam secara ABN untuk mengembalikan pH

Ke netral (menunjukkan alkalosis) atau mengindikasikan pasien

Dengan asidosis metabolic/primer atau sekunder terhadap alkalosis

Respiratorik.

BE<-3 biasanya menunjukkan pasien dengan asidosis, misalnya:

Kebutuhan asam yang berlebihan dipindahkan dari darah untuk

Mengembalikan pH kembali ke normal (pasien dgn metabolic

Asidosis/primer atau sekunder terhadap alkalosis respiratorik).

PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

PH 7.387 7,34 -7,44

PCO2 24.87 35 – 45

PO2 44.0 89 – 116

HCO3 14.5 22 – 26

TCO2 15,2 22 – 29

BASSE EXCESS -8,4 - 2 – ( +3 )

SATURASI O2 80,2 95 -98

ASIDOSIS RESPIRATORIK

# PH turun PCO2 naik

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena

penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk

atau pernafasan yang lambat.

Page 7: Analisa Gas Darah

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.

Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah

menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,

sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab :

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara

adekuat.

Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:

1. Emfisema

2. Bronkitis kronis

3.  Pneumonia berat

4. Edema pulmoner

5. Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada

menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur

yang kuat, yang menekan pernafasan.

ASIDOSIS METABOLIK

PH turun HCO3 turun

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya

kadar bikarbonatdalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar

menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat

sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara

Page 8: Analisa Gas Darah

menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi

keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan

terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab :

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu

bahan yang diubah menjadi asam.

Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.

Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).

Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.

Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa

penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak

terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang

disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut,

dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.

3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam

jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan

asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal

sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau

penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik:

a. Gagal ginjal

b. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)

c. Ketoasidosis diabetikum

d. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

e. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,

Page 9: Analisa Gas Darah

asetazolamid atau amonium klorida

f. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena

diare, ileostomi atau kolostomi

ALKALIOSIS RESPIRATORIK

# PH naik PCO2 turun

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan

yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Penyebab :

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu

banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:

1. Rasa nyeri

2. Sirosis hati

3. Kadar oksigen darah yang rendah

4. Demam

5. Overdosis aspirin.

Pengobatan :

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.

Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.

Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu

meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida

yang dihembuskannya.

Page 10: Analisa Gas Darah

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin,

kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini

dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga

mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik

ALKALIOSIS METABOLIK

# PH naik HCO3 naik

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena

tingginya kadar bikarbonat.

Penyebab :

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.

Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang

berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang

kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi

terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam

jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan

asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik:

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)

2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan

kortikosteroid).

Page 11: Analisa Gas Darah

Daftar pustaka

Thompson, Juni, dkk. Mosby itu Klinis Keperawatan. 4th ed. St Louis: Mosby, 1997.