analisa diri perawat

8

Click here to load reader

Upload: fiya-sahrul

Post on 05-Jul-2015

531 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA DIRI PERAWAT

ANALISA DIRI PERAWAT

PENGERTIAN 

          Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspel-aspek yang dimiliki

di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik kepada klien.

            Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif

terhadap stres yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus bersifat terapeutik. Instrumen

utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri. Jadi, analisa diri sendiri merupakan dasar utama

untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.

            Fokus analisa diri yang penting adalah kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi

perasaan, kemampuan menjadi model, altruisme dan rasa tanggung jawab. Khususnya dalam

berhubungan dengan klien anak, perawat perlu mengkaji pengalaman masa kanak-kanaknya

karena dapat mempengaruhi interaksi. Dengan mengetahui sifat diri sendiri diharapkan perawat

dapat memakai dirinya secara terapeutik untuk menolong klien tanpa merusak integritas diri.

ASPEK-ASPEK ANALISA KESADARAN DIRI PERAWAT

A.    Kesadaran Diri

            Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya? Perawat

adalah orang yang care akan kebutuhan pasien baik biologi, psikologik dan sosiokultural dengan

melihat rata-rata penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang kecemasan, kemarahan,

kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien terhadap kontinyu sehat dan sakit.

            Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perawat perlu menjawab pertanyaan

“siapa saya”. Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan perilakunya secara pribadi

maupun sebagai pemberi perawatan. Kesadaran diri akan membuat perawat menerima perbedaan

dan keunikan klien.

          Campbell (1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model keperawatan secara

holistik meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan dan pilosopi :

1.      Komponen psikologi

Termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.

2.      Komponen fisik

Adalah pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk sensasi tubuh,

gambaran diri dan potensial fisik.

Page 2: ANALISA DIRI PERAWAT

3.      Komponen lingkungan

Berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang

hubungan antara manusia dan alam.

4.      Komponen pilosopi

Adalah perasaan tentang makna kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang kehidupan dan kematian

baik yang disadari maupun tidak disadaritermasuk kemampuan superior, tetapi juga meliputi

tanggung jawab terhadap perilaku baik secara etik dan nyata.

          Kesemua komponen merupakan model yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kesadaran diri dan perkembangan diri perawat dan pasien untuk mengerti akan dirinya.

Kesadaran diri dan perkembangan diri perawat perlu ditingkatkan agar penggunaan diri

secara terapeutik dapat lebih efektif. Johari Window (Stuart dan Sunden. 1987, h.98)

menggambarkan tentang perilaku, pikiran, perasaan seseorang melalui gambar berikut:

1

Diketahui oleh diri sendiri dan orang lain

2

Hanya diketahui oleh orang lain

3

Hanya diketahui oleh diri sendiri

4

Tidak diketahui oleh siapapun

Kuadran 1 adalah kuadran yang terdiri dari perilaku, pikiran dan perasaan yang diketahui

oleh individu dan orang lain disekitarnya. Kuadran 2 sering disebut kuadran buta karena hanya

diketahui oleh orang lain. Kuadran 3 disebut rahasia karena hanya diketahui oleh individu. Ada

3 prinsip yang dapat diambil dari Johari Window yaitu :

1.      Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.

2.      Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya kurang.

3.      Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri yang tinggi.

Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara (Stuart dan Sundeen, 1987,h.98 – 99)

yaitu :

1.      Mempelajari diri sendiri. Proses eksplorasi diri sendiri, tentang pikiran, perasaan, perilaku,

termasuk pengalaman yang menyenangkan, hubungan hubungan interpersonal dan kebutuhan

Page 3: ANALISA DIRI PERAWAT

pribadi. Caranya meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan dengan belajar tentang diri sendiri.

Individu perlu menampilkan keikhlasan dalam menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan

dan kemampuan personal, dan penampilan bentuk tubuh terhadap kebebasan, kegembiraan, dan

spontan. Yang termasuk penampilan personal meliputi pikiran, perasaan, memori dan

rangsangan.

2.      Belajar dari orang lain. Belajar dan mendengar orang lain. Pengetahuan tentang diri tidak bisa

diketahui oleh diri sendiri. Juga berhubungan dengan orang lain, individu mempelajari diri

sendiri, juga belajar untuk mendengar secara aktif dan terbuka menerima umpan balik dari orang

lain. Kesediaan dan keterbukaan menerima umpan balik orang lain akan meningkatkan

pengetahuan tentang diri sendiri.  Aspek yang negatif memberi kesadaran bagi individu untuk

memperbaikinya sehingga individu akan selalu berkembang setiap menerima umpan balik.

3.      Membuka diri. Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang sehat. Untuk ini

harus ada teman intim yang dapat dipercaya tempat menceritakan hal yang merupakan rahasia.

Proses peningkatan kesadaran diri sering menyakitkan dan tidak mudah khususnya jika

ditemukan konflik dengan ideal diri. Tetapi merupakan tantangan untuk berubah dan tumbuh.

B.     Klarifikasi Nilai

Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya? Kesadaran membantu

perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan kebutuhannya.

Walaupun hubungan perawat – klien merupakan hubungan timbal balik, tetapi kebutuhan

klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang

cukup, sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya.

Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat menyadari dan

mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan perawat – klien.

Dengan menyadari sistem nilai yang dimiliki perawat, misalnya kepercayaan, seksual, ikatan

keluarga, perawat akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang

dimiliki.

C.     Eksplorasi Perasaan

Page 4: ANALISA DIRI PERAWAT

Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat

menggunakan dirinya secara terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987,h.102).

Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu

bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu berbicara

dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

D.    Kemampuan Menjadi Model (Role Model)

Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat, hubungan

interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien (Stuart dan

Sundeen, 1987, h.102)

Perawat mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan hubungan profesional

dengan kehidupan pribadi. Hal ini tidak mungkin pada asuhan kesehatan jiwa karena perawat

memakai dirinya secara terapeutik dalam menolong klien.

Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan

pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan memperlihatkan

perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan bertanggung jawab atas

perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.

Ciri perawat yang dapat menjadi role model

1.      Puas akan hidupnya

2.      Tidak didominasi oleh stres

3.      Mampu kembangkan kemampuan

4.      Adaptif

E.    Altruisme

Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain? helper yang baik

harus interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia tersebut.

Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan penyelesaian dari

kerja yang dilakukan. Tujuannya mempertahankan keseimbangan antara kedua kebutuhan

tersebut.

Page 5: ANALISA DIRI PERAWAT

Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri

sendiri

Efektif “helper”

o Interes pada orang lain

o Membantu dengan tulus dan cinta kasih

o Perhatian terhadap kesejahteraan orang lain

Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak diartikan secara altruistik

diri juga tidak menampilkan kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau pengingkaran

secara praktis atau pengorbanan diri.

Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat

untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua

profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan mengembangkan

kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam melakukan pekerjaannya

untuk mengadakan perubahan struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam

meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya.

F.    Etik dan Tanggung Jawab

          Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaran

akan petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan

penguatan nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang

merupakan rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan

pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan

pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.

            Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan.