analisa bahaya & manajemen resiko pada tukang tebu

20
ANALISA BAHAYA & MANAJEMEN RESIKO PADA PENJUAL TEBU Katon Pamungkas X. IPA 8 PLH

Upload: nabilaindr

Post on 21-Jun-2015

1.591 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

Katon Pamungkas X IPA VIII

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

ANALISA BAHAYA & MANAJEMEN RESIKO PADA PENJUAL TEBU

Katon PamungkasX. IPA 8PLH

Page 2: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

NAMA SACCHARUM DIBERIKAN UNTUK TANAMAN TEBU OLEH LINNAEUS PADA TAHUN 1753 YANG DALAM BAHASA SANSAKERTA DISEBUT KARKARA ATAU CARKARA YANG ARTINYA KRISTAL ( GRAVEL ). KETIKA ITU SAUDI ARABIA MENGENAL TEBU DARI INDIA MELALUI PERSIA KE TIMUR TENGAH MAKA KATA KARKARA DIRUBAH MENJADI SAKKAR ATAU SUKKAR, SEDANGKAN BANGSA YUNANI MENGENAL TEBU DARI ASIA DENGAN MENGAMBIL BAHASA YUNANI KUNO SEBAGAI SAKCHAR ATAU SACKHARON OLEH BANGSA ROMAWI DIPERKENALKA N MENJADI SACCHARUM. DARI HASIL INVESTIGASI YANG DILAKUKAN OLEH THE BRANDES-JESWIET EKSPEDITION KE PAPUA NUGINI PADA TAHUN 1928 DIKETAHUI BAHWA SACCHARUM OFFICINARUM DI TEMPAT TERSEBUT DIKENAL DENGAN NAMA S. ROBUSTUM. DAN SELANJUTNYA BRANDED-JESWIET MENYIMPULKAN BAHWA TEBU ASAL USULNYA BERASAL DARI PAPUA NUGINI. MASYARAKAT KEPULAUAN PACIFIC SELATAN MENYEBARKAN TANAMAN TEBU KE SELURUH KEPULAUAN PASIFIK DAN DARI SANALAH SELANJUTNYA MENYEBAR KE INDIA DAN ASIA TENGGARA TERMASUK INDONESIA.

Latar Belakang

Page 3: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

Sedangkan istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.

Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional, manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi.

 Maka dengan penjelasan-penjelasan tersebutlah, saya tertarik membuat makalah ini guna mengetahui lebih dalam mengenai sejarah dan pengaruh gorengan serta resiko-resiko yang didapatkan oleh si penjual goreng juga bentuk manajemen resikonya.

Page 4: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

TUJUANTujuan saya membuat makalah ini

adalah untuk memenuhi tuntutan dari guru mata pelajaran PLH saya yakni Abi Oan. Kmi dituntut membuat makalah mengenai hazard dan manajemen resiko dari suatu pekerjaan. Oleh sebab itulah saya membuat makalah ini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu saya mengenai hal-hal kecil namun menarik untuk diteliti seperti bab bahasan saya yakni gorengan.

Page 5: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

MANFAAT

Manfaat dari pembuatan makalah ini menurut penulis sendiri adalah penulis dapat melatih kemampuan menulis dan membuat makalah yang baik dan benar yang nantinya akan berguna bagi penulis dalam metode penyusunan skripsi. Manfaat lainnya adalah menambah pengetahuan pembaca mengenai hal-hal kecil yang sepele namun menarik untuk diteliti yakni gorengan.

Page 6: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

PROSES KEGIATAN

Persiapan1. Menyiapkan tebu yang akan digunakan  2. Menyalakan mesin 3. Menyiapkan wadah besar untuk menampung 4. Tebu dibelah dan dipotong-potong 

Page 7: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

IDENTIFIKASI PEMBELI

 Tebu merupakan minuman manis dan hampir disukai oleh semua orang. Oleh sebab itu pelanggan tebu tidak terbatas usia, jenis kelamin maupun goilongan.

Page 8: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

MEKANISME PENJUALAN TEBU

1. Penjual tebu menyiapkan tebu yang akan digunakan2. Penjual tebu menyalakan mesin untuk menggiling

tebu3. Penjual tebu menyiapkan wadah besar untuk

menampung air sari tebu4. Penjual tebu membelah dan memotong-motong tebu

agar mudah di giling5. Tebu dimasukkan kedalam mesin6. Air tebu terperas dan tertampung di wadah besar

yang telah disiapkan sebelumnya7. Air tebu di wadah tersebut di pindahkan ke gelas dan

tebu siap dimi

Page 9: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

1. PERSIAPAN

1) Ruang Lingkup Management Risiko Management risiko dilakukan di tempat penjual tebu di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Riau

2) Personil Yang Terlibat 1. Personil inti/ yang dinilai risikonya: i. Penjual tebu ii. Pembeli

 2. Personil lain yang terlibat: i. Setiap orang yang ada di tempat jual tebu

MANAJEMEN RISIKO

Page 10: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

1. PERSIAPAN

Standar penentuan Kriteria RisikoPenentuan Risiko diambil berdasarkan

persentasi angka kejadian ataupun angka prediksi kejadian frekuensi tertinggi yang sering terjadi serta tingkat keparahan kejadian melalui analisa management risiko.

Mekanisme PelaporanLaporan diberikan kepada guru mata pelajaran PLH, Abi Oan.

Dokument yang terkait i. Hasil wawancara dengan pedagang koran.ii. Dokumentasi foto.iii. Literature/ referensi serta hasil penelitian

MANAJEMEN RISIKO

Page 11: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

2. ANALISA RISIKO 1) DAFTAR KEMUNGKINAN TERJADINYA JENIS BAHAYA, RISIKO, DAN KONSEKUENSI DARI

No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi1. Bahaya potensial fisik :

Tangan tergiling mesin tebu

Terik matahari Kecelakaan

Biang keringat,

Dehidrasi,

Luka-luka baik luka ringan

maupun berat.

Pendarahan.

Kelelahan.

2. Bahaya psikososialJam kerja yang lama/ istirahat kurang.Perangai pembeli bermacam-macam

StressStress

KelelahanEmosi/Kesal

MANAJEMEN RISIKO

Page 12: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

3. ANALISA RISIKO2) Bentuk analisa

semikualitatif

Tingkat Keparahan

Kemungkinan Terjadi

Jarang Terjadi

(1)

Kurang mungkin terjadi (2)

Mungkin terjadi (3)

Sangat Mungkin terjadi (4)

Hampir Pasti terjadi

(5)

(1)Tidak ada pengaruh

(2)Pengaruh sangat ringan

Perangai pembeli bermacam-macam

MANAJEMEN RISIKO

Page 13: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

MANAJEMEN RISIKO

Tingkat Keparahan

Kemungkinan TerjadiJarang Terjadi

(1)

Kurang mungkin terjadi (2)

Mungkin terjadi

(3)

Sangat Mungkin terjadi (4)

Hampir Pasti terjadi

(5)(3)

Pengaruh ringan

Jam kerja yang lama/ istirahat kurang

(4)Pengaruh serius

Tangan tergiling tebu

Dehidrasi

(5)Pengaruh

fatal

3. ANALISA RISIKO2) Bentuk analisa

semikualitatif

Page 14: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

MANAJEMEN RISIKO4.EVALUASI RISIKO

Prioritas Risiko dan tafsirannya

NO. HAZARD TAFSIRAN1. Perangai pembeli bermacam

macamSangat mungkin terjadiPengaruh sangat ringan

Jam kerja yang lama/ waktu isitrahat kurang Hampir pasti terjadiPengaruh ringan

2. Teriknya sinar matahari Hampir pasti terjadiPengaruh serius

3.Tangan tergiling tebu

Mungkin terjadiPengaruh serius

Page 15: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

MANAJEMEN RISIKO 5. PENGENDALIAN RISIKO

NO. HAZARD PENGENDALIAN

1. Perangai pembeli bermacam-macam Pedagang harus lebih sabar dan

dapat mengerti perasaan

konsumen2. Jam kerja yang lama/ vwaktu istirahat

kurang

Pedagang harus memperbanyak

istirahat agar tidak jatuh

sakit

3. Teriknya sinar matahari Pedagang setidaknya harus

menggunakan topi atau

handuk kecil untuk menutupi

kepala4. Tangan tergiling tebu Menjaga jarak dan hati-hati

Page 16: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

PENUTUP 1. KESIMPULAN

Tebu ditanam dari keratan batang berbanding biji benih, walaupun sesetengah jenis tebu masih mampu menghasilkan biji benih, kaedah moden melalui

potongan batang telah menjadi kaedah utama pembiakan. Setiap potongan mesti mengandungi sekurang-kurangnya satu kudup, dan

potongan batang ini biasanya ditanam menggunakan tangan. Selepas ditanam, jambakan batang tebu boleh dituai beberapa kali; setiap kali selepas tuaian, batang asal akan menumbuhkan pucuk baru, dikenali

sebagai ratoons. Biasanya, setiap tuaian yang berikut memberikan hasil semakin berkurangan, dan akhirnya pengurangan hasil menyokong

penanaman semula. Bergantung kepada amalan penanaman, tuaian antara 2 hingga 10 boleh dilakukan antara setiap penanaman.

Aktivitas pada manajemen risiko meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan penanganan risiko. Identifikasi risiko merupakan aktivitas awal yang akan menghasilkan output daftar risiko. Dalam identifikasi risiko terdapat

stakeholder yang meliputi pemegangan saham, kreditur, pemasok, karyawam, pemain industri yang sama, pemerintah, manajemen itu sendiri, masyarakat, dan pihak lain yang terpengaruh oleh adanya

perusahaan. Metode dalam identifikasi risiko meliputi analisis data historis, pengamatan dan survei, dan pendapat ahli. Analisis kontrak dalam

manajemen risiko bertujuan untuk melihat risiko yang muncul karena kontak tertentu.

Page 17: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

Manajemen risiko kesehatan di tempat kerja mempunyai tujuan: meminimalkan kerugian akibat kecelakaan dan sakit, meningkatkan kesempatan/peluang untuk meningkatkan produksi melalui suasana kerja yang aman, sehat dan nyaman, memotong mata rantai kejadian kerugian akibat kegagalan produksi yang disebabkan kecelakaan dan sakit, serta pencegahan kerugian akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Dimana dalam makalah ini, saya menuliskan, mengidentifikasi dan menjrlaskan mengenai resiko-resiko yang mungkin dialami si pedagang koran serta bentuk-bentuk pencegahannya. Hal ini saya rangkum dalambab bahasan manajemen resiko.

Page 18: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

Dimana dalam makalah ini, saya menuliskan, mengidentifikasi dan

menjrlaskan mengenai resiko-resiko yang mungkin dialami praktisi yakni penjual goreng dan pembelinya serta

bentuk-bentuk pencegahannya. Hal ini saya rangkum dalam bab bahasan

manajemen resiko.

Page 19: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu

PENUTUP 2. SARAN-SARAN

Saran saya bagi membaca makalah ini, sebaiknya kita lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang kita konsumsi setiap harinya. Karena makanan pada zaman sekarang yang terkesan cepat saji atau ‘fast food’ ternyata merupakan pisau bagi tubuh

kita. Makanan-makanan ini membawa banyak bahaya bagi tubuh kita karena proses pembuatannya yang apa adanya dan

ada apanya. Oleh karena itu, saya sebagai pembuat makalah ini

menyarankan agar pembaca mengurangi atau bahkan tidak lagi mengonsumsi gorengan-gorengan ataupun makan fast food lainnya yang mengandung banyak elmak dan klesterol

serta tidak terjamin kestrelian dan kehigienisannya. Rasa belum tentu dapat menjamin baik tidaknya suatu makanan

terhadap tubuh kita.

Page 20: Analisa Bahaya & Manajemen Resiko Pada Tukang Tebu