an strategi dan metode pengajaran sejarah
TRANSCRIPT
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 1/14
PEMBAHASAN
Pertama-tama akan dijelaskan dua pengertian pokok yang terkandung dalam
judul dari makalah ini, yaitu pengertian dan peranan dari strategi dan metode.
Kata strategi mengacu pada konsep perencanaan atau pengelolaan suatu
kompleks kegiatan menjadi pola umum bertindak untuk mencapai tujuan tertentu.
Rumusan makana strategi tersebut bisa dihubungkan dengan pemakaian kata
tersebut dengan hubungan mengajar. Seorang ahli pendidikan, Raka Joni,
mengartikannya “pola umum perbuatan guru murid di dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar. Istilah lain yang sering digunakan adalah model-model
mengajar. Secara lebih tegas, kata strategi bisa dirumuskan sebagai beberapa
alternatif model cara-cara menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang
merupakan pola-pola umum kegiatan yang harus diikuti guru dan murid. Pola-
pola umum kegiatan ini ditempuh untuk mencapai tujuan instruksional yang telah
ditentukan sebelumnya.
Metode diartikan sebagai teknik atau cara yang merupakan perangkat sarana
untuk menunjang pelaksanaan strategi mengajar.
Jadi strategi dan metode dalam kegiatan pembelajaran, memiliki hubungan
yang saling berkait. Apabila strategi mengacu pada pola-pola umum atau model
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru murid, maka metode menunjukkan
pada cara-cara khusus bagaimana model mengajar itu bisa dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya agar tercapai tujuan yang diharapkan, karena suatu strategi dalam
pelaksanaannya perlu ditunjang oleh berbagai metode, dan berbagai metode perlu
digunakan untuk menyokong pelaksanaan strategi mengajar.
Untuk memperjelas pernyataan diatas, bisa diambil contoh penggunaan
strategi mengajar sejarah yang disebut strategi atau model ‘tematis’. Apabilaseorang guru mengambil model ini, ia akan menekankan pembahasan topik-topik
tertentu dalam kelasnya. Disini pola umum kegiatan belajar mengajarnya tidak
diorganisasikan atas dasar urutan perkembangan peristiwa sejarahnya, tapi pada
tema-tema menarik dalam sejarah. Dalam pelaksanaan pembahasan topik-topik itu
guru akan menentukan satu atau lebih metode. Ia misalnya bisa mulai dengan
metode ceramah singkat, kemudia di ikuti dengan metode diskusi, dan akhirnya
ditutup dengan metode pelaksanaan tugas-tugas.
Hal kedua yang perlu mendapat perhatian adalah pengertian yang
terkandung dalam kata pengembangan dalam judul makalah ini. Ini berkaitan
2
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 2/14
dengan prinsip yang ingin ditekankan, yaitu pada strategi yang baik. Masing-
masing guru harus berusaha mengembangkan sendiri cara-cara melaksanakan
proses belajar mengajarnya atas dasar tujuan yang hendak dicapai, dan kondisi-
kondisi yang dimiliki, seorang guru tidak hanya meniru atau mengaplikasikan
strategi yang sudah ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam mengajar perlu
menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar.
2.1. Kegunaan dari pengajaran sejarah
Walaupun sebagian dari kalangan awam mempertanyakan tentang adanya
kegunaan sejarah, para ahli telah menyatakan bahwa sejarah itu memiliki
kegunaan. Secara garis besar setidaknya terdapat tiga kegunaan sejarah, yaitu:
guna edukatif, guna inspiratif, dan guna rekreatif dan instruktif.
Sejarah memiliki guna edukatif karena sejarah dapat memberikan kearifan
bagi yang mempelajarinya, yang secara singkat dirumuskan oleh Bacon:
“histories make man wise”. Sejarah yang memberikan perhatian pada masa
lampau tidak dapat dipisahkan dari kemasakinian, karena semangat dan tujuan
untuk mempelajari sejarah ialah nilai kemasakiniannya. Hal ini tersirat dari
kata-kata Croce bahwa “all history is contemporary history”, yang kemudian
dikembangkan oleh Carr bahwa sejarah adalah “unending dialogue between
the present and the past ” (Widja, 1988: 49-50). Dari pernyataan-pernyataan di
atas, dapat disimpulkan bahwa apabila kita dapat memproyeksikan masa
lampau ke masa kini, maka kita dapat menemukan makna edukatif dalam
sejarah.
Sejarah memiliki guna inspiratif karena sejarah dapat memberikaninspirasi kepada kita tentang gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang dapat
digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masa kini, khususnya yang
berkaitan dengan semangat untuk mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa
dan pembangunan bangsa.
Sejarah memiliki guna rekreatif karena dengan membaca tulisan sejarah
kita seakan-akan melakukan “perlawatan sejarah” karena menerobos batas
waktu dan tempat menuju zaman masa lampau untuk “mengikuti” peristiwa
yang terjadi. Sementara itu guna instruktif merupakan kegunaan sejarah untuk
menunjang bidang-bidang ketrampilan tertentu.
3
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 3/14
Dalam hubungannya dengan guna edukatif dan inspiratif dari sejarah,
dapat dikemukakan bahwa sejarah memiliki kaitan yang sangat erat dengan
pendidikan pada umumnya dan pendidikan karakter bangsa pada khususnya.
Melalui sejarah dapat dilakukan pewarisan nilai-nilai dari generasi terdahulu
ke generasi masa kini. Dari pewarisan nilai-nilai itulah akan menumbuhkan
kesadaran sejarah, yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan watak bangsa (nation character building ).
Atas dasar nilai guna yang dimilikinya, tidak mengherankan apabila
sejarah perlu diberikan kepada seluruh siswa di sekolah (dari SD sampai
SMA) dalam bentuk mata pelajaran. Kedudukannya yang penting dan strategis
dalam pembangunan watak bangsa merupakan fungsi yang tidak bisa
digantikan oleh mata pelajaran lainnya. Namun demikian, tujuan pembelajaran
sejarah itu tidak sepenuhnya dapat tercapai yang disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain berkaitan dengan proses pembelajarannya. Oleh karena itu,
sepanjang seluruh eksponen dan komponen bangsa masih menginginkan
eksistensi sebuah bangsa dan negaranya, upaya-upaya peningkatan kualitas
pembelajaran sejarah sampai kapan pun masih menemukan signifikansinya.
Dalam hal ini guru menduduki posisi yang penting dan strategis dalam
peningkatan kualitas pembelajaran sejarah. Sehubungan dengan hal itu, guru
harus selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah, dengan memperhatikan empat
pilar pembelajaran sebagaimana telah dideklarasikan oleh Unesco (1988),
yaitu:1)learning to know (pembelajaran untuk tahu) 2)learning to do
(pembelajaran untuk berbuat), 3)learning to be (pembelajaran untuk
membangun jati diri, dan 4) learning to live together (pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis).
2.2. Permasalahan dalam pembelajaran sejarah
Beberapa pakar pendidikan sejarah maupun sejarawan memberikan
pendapat tentang fenomena pembelajaran sejarah yang terjadi di Indonesia
diantaranya masalah model pembelajaran sejarah, kurikulum sejarah, masalah
materi dan buku ajar atau buku teks, profesionalisme guru sejarah dan lain
sebagainya.
4
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 4/14
Yang pertama adalah masalah model pembelajaran sejarah. Menurut
Hamid Hasan dalam Alfian (2007) bahwa kenyataan yang ada sekarang,
pembelajaran sejarah jauh dari harapan untuk memungkinkan anak melihat
relevansinya dengan kehidupan masa kini dan masa depan. Mulai dari jenjang
SD hingga SMA, pembelajaran sejarah cenderung hanya memanfaatkan fakta
sejarah sebagai materi utama. Tidak aneh bila pendidikan sejarah terasa
kering, tidak menarik, dan tidak memberi kesempatan kepada anak didik
untuk belajar menggali makna dari sebuah peristiwa sejarah.
Taufik Abdullah memberi penilaian, bahwa strategi pedagogis sejarah
Indonesia sangat lemah. Pendidikan sejarah di sekolah masih berkutat pada
pendekatan chronicle dan cenderung menuntut anak agar menghafal suatu
peristiwa (Abdullah dalam Alfian, 2007:2). Siswa tidak dibiasakan untuk
mengartikan suatu peristiwa guna memahami dinamika suatu perubahan.
Sistem pembelajaran sejarah yang dikembangkan sebenarnya tidak lepas
dari pengaruh budaya yang telah mengakar. Model pembelajaran yang bersifat
satu arah dimana guru menjadi sumber pengetahuan utama dalam kegiatan
pembelajaran menjadi sangat sulit untuk diubah. Pembelajaran sejarah saat ini
mengakibatkan peran siswa sebagai pelaku sejarah pada zamannya menjadi
terabaikan. Pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa
sebelumnya atau lingkungan sosialnya tidak dijadikan bahan pelajaran di
kelas, sehingga menempatkan siswa sebagai peserta pembelajaran sejarah
yang pasif. Dengan kata lain, kekurangcermatan pemilihan strategi mengajar
akan berakibat fatal bagi pencapaian tujuan pengajaran itu sendiri
Kedua adalah masalah kurikulum sejarah, karena kurikulum adalah salah
satu komponen yang menjadi acuan untuk mencapai tujuan pendidikannasional. Secara umum dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah rencana
tertulis dan dilaksanakan dalam suatu proses pendidikan guna
mengembangkan potensi peserta didik menjadi berkualitas. Dalam sebuah
kurikulum termuat berbagai komponen, seperti, tujuan, konten dan organisasi
konten, proses yang menggambarkan posisi peserta didik dalam belajar dan
asessmen hasil belajar. Selain komponen tersebut, kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis dapat pula berisikan sumber belajar dan peralatan belajar dan
evaluasi kurikulum atau program.
5
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 5/14
Sejak Indonesia merdeka, telah terjadi beberapa kali perubahan kurikulum
dan mata pelajaran sejarah berada didalamnya. Akan tetapi materi-materi yang
diberikan dalam kurikulum yang sering mendapat kritik dari masyarakat
maupun para pemerhati sejarah baik dari pemilihannya, teori
pengembangannya dan implementasinya yang seringkali digunakan untuk
mendukung kekuasaan.
Ketika Orde Baru bermaksud menata kembali kehidupan berbangsa dan
bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, tujuan pendidikan nasional
diarahkan untuk mendukung maksud tersebut. Tentu saja kurikulum sekolahan
dikembangkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 1986
yang berlaku pada awal masa Orde Baru kemudian mengalami pergantian
menjadi kurikulum 1975, kurikulum sejarah juga mengalami penyempurnaan.
Demikian seterusnya terjadi beberapa perubahan kurikulum menjadi
kurikulum 1984, 1994 dan 2004. Kurikulum yang dipakai arahannya kurang
jelas dan sangat berbau politis, artinya kurikulum yang digunakan tidak lepas
dari adanya kepentingan-kepentinagn dari rezim yang berkuasa. Sejarah
dijadikan alat untuk membangun paradigma berfikir masyarakat mengenai
perjalanan sejarah bangsa dengan mengagung-agungkan rezim yang
mempunyai kekuasaan. Sistem pembelajaran yang diterapkan tidak
mengarahkan siswa untuk berfikir kritis mengenai suatu peristiwa sejarah,
sehingga siswa seakan-akan dibohongi oleh pelajaran tentang masa lalu.
Selain masalah kurikulum yang selalu mengalami perubahan, masalah
yang tak kalah pentingnya adalah masalah materi dan buku ajar/buku teks
sejarah. Masalah buku ajar ini sudah ada sejak sistem pendidikan nasional
mulai diterapkan di Indonesia tahun 1946. Saat buku ajar yang dipakai sebagai bahan ajar sejarah adalah karangan Sanusi Pane yang berjudul Sejarah
Indonesia (4 Jilid) yang ditulis atas permintaan pihak Jepang pada tahun 1943-
1944, yang kemudian dicetak ulang pada tahun 1946 dan 1950. Pada tahun
1957 Anwar Sanusi menulis buku sejarah Indonesia untuk sekolah menengah
(3 Jilid). Setelah itu kemudian muncul berbagai buku ajar lainya yang ditulis
oleh berbagai pihak, terutama oleh guru.
Hampir seluruh buku ajar, baik yang diterbitkan oleh swasta maupun
pemerintah sebenarnya kurang layak untuk dijadikan referensi. Hampir
seluruh penulis buku hanya membaca dokumen kurikulum secara harfiah dan
6
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 6/14
tidak mampu memahami jiwa kurikulum dengan baik. Sebagian besar penulis
buku juga tidak paham sejarah sebagi ilmu, historiografi, dan tertinggal sangat
jauh dalam referensi mutahkir penulisan (Purwanto, 2006:268).
Masalah profesionalisme guru sejarah juga masih dipertanyakan, sampai
saat ini masih berkembang kesan dari para guru, pemegang kebijakan di
sekolah bahwa pelajaran sejarah dalam mengajarkannya tidak begitu penting
memperhatikan masalah keprofesian, sehingga tidak jarang tugas mengajar
sejarah diberikan kepada guru yang bukan profesinya. Akibatnya, guru
mengajarkan sejarah dengan ceramah mengulangi apa isi yang ada dalam
buku. Sementara itu terlalu banyak sekolah yang memposisikan guru sejarah
sebagi orang buangan, dan mata pelajaran sejarah sekedar sebagai pelengkap.
Bahkan banyak kasus ditemukan, guru sejarah menjadi sasaran untuk
menaikkan nilai siswa agar siswa yang bersangkutan dapat naik kelas. Selain
itu, sebagian besar guru juga tidak mengikuti perkembangan hasil penelitian
dan penerbitan mutakhir sejarah Indonesia. Hal yang terakhir itu juga
berkaitan dengan adanya kenyataan bahwa institusi resmi yang menjadi
tempat pendidikan tambahan bagi guru sejarah itu hanya berkutat pada
substansi historis dan metode pengajaran sejarah yang tertinggal jauh.
2.3. Peranan guru sejarah dalam usaha perbaikan pengajaran sejarah
Guru adalah komponen penting dalam pendidikan. Di pundaknya siswa
menggantungkan harapan terhadap pelajaran yang diajarkannya. Suka atau
tidak sukanya siswa terhadap suatu pelajaran bergantung pada bagaimana guru
mengajar. Selain itu, perkembangan baru terhadap pandangan belajar
mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranandan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa
sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang
kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat optimal. Berikut peranan guru yang dianggap paling
dominan :
2.3.1. Guru sebagai demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkanya serta
senantiasa mengembangkanya dalam arti meningkatkan kemampuannya
7
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 7/14
dalam ilmu yang dimiliki karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar
yang dicapai siswa.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah
pelajar. Ini berarti bahwa guru harus terus menerus belajar. Dengan cara
demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan
sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan
demonstrator sehingga mampu memeragakan apa yang diajarkanya secara
didaktis. Maksudnya agar apa yang disampaikanya itu betul-betul dimiliki
oleh siswa.
Juga hendaknya seorang guru mampu dan terampil dalam merumuskan
dan memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil
dalam memberikan informasi kepada kelas. Sebagai pengajar, seorang guru
juga memiliki kewajiban untuk membantu perkembangan siswa untuk dapat
menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru
hendaknya mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai
kesempatan.
2.3.2. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan
diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan.
Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang, dan merangsang siswa
untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Sebagai manajer, guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik
kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan ataumembimbing proses intelektual dan social dalam kelasnya. Salah satu
manajemen kelas yang baik adalah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
sedikit demi sedikit mengurangi ketergantunganya pada guru sehingga mereka
mampu membimbing kegiatanya sendiri.
Sebagai manajer lingkungan, guru hendaknya mampu mempergunakan
pengetahuan tentang teori-teori belajar mengajar dan teori perkembangan
sehingga kemungkinan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang
menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan dan
sekaligus memudahkan pencapaian tujuan yang diharapkan.
8
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 8/14
2.3.3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
Guru tidak hanya cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan,
tetapi juga harus memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan serta
mengusahakan media itu dengan baik. Guru harus dapat memilih media yang
sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan guru serta
minat dan kemampuan siswa.
Sebagai fasiltator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar
yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar
mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah ataupun surat
kabar.
2.3.4. Guru sebagai evaluator
Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik, kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu
tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.
Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau
penilaian.
Dengan menggunakan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan apakah
seorang siswa termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang atau
cukup baik dikelasnya jika dibandingkan dengan teman-temanya. Guru jugadapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif
memberikan hasil yang baik dan memuaskan atau sebaliknya. Jadi jelaslah
bahwa guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian
karena dengan evaluasi guru dapat mengetahui prestasi siswa setelah
melaksanakan proses belajar mengajar.
Guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai
siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh merupakan feedback
terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya.
9
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 9/14
Jadi dalam kasus pengembangan pembelajaran sejarah, guru sejarah pun
memiliki kontribusi yang sangat besar karena guru adalah ujung tombak
dalam sistem pendidikan. Sehingga guru sejarah seharusnya memiliki
profesionalisme, pengetahuan dan referensi yang luas, serta kemampuan untuk
menciptakan strategi serta metode baru agar dapat mengembangkan dan
melakukan perbaikan terhadap pembelajaran sejarah.
2.4 Strategi yang bisa digunakan dalam pengajaran sejarah
Seperti yang telah dijelaskan diatas, strategi pengajaran merupakan
alternatif model cara-cara menyelenggarakan proses belajar mengajar yang
menggunakan pola-pola umum kegiatan yang harus diikuti siswa. Maka
berikut ini adalah beberapa strategi yang bisa digunakan dalam pengajaran
sejarah.
2.4.1. Model “Garis Besar Kronologis”
Model ini adalah yang paling sering dipakai dalam pengajaran sejarah.
Pada dasarnya model ini mengajarkan sejarah itu sebagai suatu
perkembangan atas dasar urutan tahun terjadinya peristiwa sejarah itu.
Contohnya dalam pembelajaran sejarah di SMA yang memakai urutan
kronologis dalam sub pokok bahasannya: 1) jaman prasejarah Indonesia; 2)
hubungan dengan India dan pengaruhnya; 3) masuk dan berkembangnya
Islam di Indonesia; 4) Hubungan dengan Eropa dan Kolonialisme; 5) perang
kemerdekaan dst.
Keunggulan dari strategi pembelajaran ini adalah bahwa model ini sejalan
dengan esensi pokok inti dari sejarah yaitu evolusi atau proses berkelanjutan
yang mana dapat berguna bagi siswa dapat merasakan suatu dinamika dalam pembelajaran sejarah.
2.4.2. Model “Tematis”
Disini tekanan strategi pengajaran adalah pada penanaman atau
pengembangan pengertian yang mendalam untuk periode-periode tertentu
dalam pembelajaran sejarah. Tentu saja unsur kronologi tetap tidak bisa
diabaikan, tapi yang dipentingkan adalah studi yang lebih mendalam
mengenai aspek-aspek kehidupan manusia yang memang benar-benar
menarik perhatian murid. Maka dari itu untuk strategi ini perlu dipilih teme-
tema tertentu yang diperkirakan bisa menarik minat siswa. Kemudian tema-
10
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 10/14
tema ini ditinjau dari berbagai sudut dengan bantuan berbagai buku sumber
dan berbagai alat bantu mengajar. Pelaksanaan pembahasan tema-tema yang
penting itu, disamping dengan kegiatan biasa didalam kelas melalui metode
cermah, diskusi dan lain-lain, juga bisa diwujudkan dengan menggunakan
kegiatan khusus seperti kegiatan proyek, dimana siswa mengorganisir diri
untuk menyusun sejarah yang menyangkut tema tertentu. Dengan
menggunakan model dan kegiatan seperti ini pasti membuat tugas guru
menjadi lebih berat karena untuk tercapainya kegiatan tersebut guru harus
menyiapkan fasilitas belajar yang lebih banyak. Namun, dengan cara ini
pembelajaran sejarah diharapkan bisa lebih menarik, terutama karena
menyangkut tema-tema yang lebih sesuai dengan minat siswa.
2.4.3. Model “Garis Perkembangan Khusus”
Pada dasarnya strategi ini hampir mirip dengan model garis besar
kronologis seperti diuraikan diatas, karena model ini juga menekankan
urutan perkembangan kronologis dari suatu peristiwa sejarah. Tetapi
berbeda dengan model garis besar kronologis yang menekankan
perkembangan keseluruhan dari berbagai aspek kehidupan manusia, maka
model garis perkembangan khusus ini terutama hanya menelusuri aspek
khusus yang menarik saja dari kehidupan manusia tersebut. Ide dasar dari
model ini adalah bahwa suatu perkembangan itu hendaknya tidak diartikan
sekedar sebagai peralihan dari satu periode ke periode berikutnya semata-
mata, tapi seharusnya diartikan sebagai pertumbuhan dari suatu aspek
kehidupan manusia. Maka dari itu, dari sejumlah peristiwa sejarah, hanya
dipilih tema-tema yang dianggap relevan dan menelusuri pertumbuhannya
atas dasar perkembangan kronologisnya. Sebagai contoh misalnya bisadipilih salah satu dari tema berikut ini:sekolah, rumah, alat transportasi,
pengobatan dan lain-lain. Kalau salah satu tema sudah dipilih maka
kemudian ditelusuri garis pertumbuhannya. Dalam tema mengenai rumah
misalnya, kita bisa melihat pertumbuhannya dari bentuk rumah permulaan
yang merupakan gua batu, kemudian manusia membangun bangunan
sederhana dengan atap miring dan hanya satu tembok batu, kemudian mulai
berkembang rumah dua dinding, rumah dengan tiang-tiang sederhana yang
kemudian lantainya diangkat menjadi panggung, demikiran seterusnya
hingga terbentuk gedung pencakar langit seperti sekarang.
11
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 11/14
Jadi model garis pertumbuhan khusus dalam pengajaran sejarah,
sebenarnya merupakan gabungan antara penekanan pada unsur kronologis
dan penekanan pada unsur tematis.
2.4.4. Model “regresif”
Model regresif ini adalah kebalikan dari model pertama (model garis
besar kronologis) yang memulai pengajaran sejarah dari perkembnagan awal
terus sampai perkembangan sekarang (kontemporer). Sebaliknya model
regresif ini memakai titik tolak situasi jaman sekarang, untuk kemudian
menelusuri balik ke belakang/ masa lampau yang merupakan latar belakang
dari perkembangan kontemporer tersebut. Sebagai contoh misalnya, apabila
kita membicarakan masalah toleransi dalam kehidupan beragama sekarang ini
kita bisa menelusuri akar-akar dari gejala ini pada perkembangan sejarah
sebelumnya. Untuk itu guru bisa mengajak murid pertama-tama mempelajari
bagaimana para pejuang kemerdekaan Indonesia yang terdiri dari berbagai
macam agama berjuang bersama melawan penjajah, para tokoh berbagai aliran
keagamaan juga bahu membahu membangkitkan jiwa nasionalisme, kemudian
guru bisa membawa siswanya ke jaman-jaman yang lebih lama seperti
perkembangan agama islam, perkembangan jaman pengaruh India bahkan
sampai ke jaman prasejarah untuk mencari contoh-contoh dari berlakunya
gejala toleransi di kalangan bangsa kita. Hal ini sama bisa pula dilaksanakan
oleh guru bersama-sama siswanya untuk mempelajari sejarah yang
menyangkut aspek-aspek kehidupan masyarakat lainnya.
2.5 Metode yang bisa digunakan dalam pengajaran sejarah
Metode mengajar adalah bagian dari strategi pengajaran yang merupakanlangkah-langkah taktis yang perlu diambil guru dalam menunjang strategi
yang hendak dikembangkan di mana harus dikaitkan dengan tujuan, topik dan
kemampuan siswa.
Salah satu metode pembelajaran sejarah yang cocok untuk menjadikan
siswa aktif dan guru sebagai fasilitatornya adalah kontruktivisme, inquiry, dan
cooperatif learning. Kontruktivisme adalah bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas (Anggara, 2007:104). Pembelajaran sejarah kontruktivisme berkaitan
dengan pembelajaran yang berhubungan dengan masalah-masalah yang
12
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 12/14
dihadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan model
pembelajaran cooperatif learning menempatkan guru sebagai fasilitator,
director-motivator dan evaluator bagi siswa dalam upaya membantu siswa
mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis, agar
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, mampu bekerjasama dengan orang
lain, dan mampu berinteraksi sosial dengan masyarakat.Dan metode yang bisa
digunakan antara lain adalah:
Metode inquiry adalah sebuah model proses pengajaran yang banyak
melibatkan siswa dalam proses-proses kegiatan pembelajaran, dimana siswa
dihadapkan pada situasi dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut
dengan langkah-langkah kegiatan pembelajarannya adalah memperkenalkan
masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan data, menguji hipotesis,
menganalisis data dan membuat kesimpulan. Sedangkan pembelajaran dengan
metode ceramah adalah suatu teknik pengajaran yang banyak diwarnai oleh
ciri karakteristik presentasi bicara oleh guru pada suatu pelajaran. Peran siswa
dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan dengan teliti serta
mencatat pokok-pokok yang disampaikan oleh guru, aktivitas KBM
ditekankan pada guru. Penggunaan kedua metode tersebut saling melengkapi
dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya menggunakan metode
ceramah saja, namun juga bisa menggunakan metode inquiry, begitu pula
dalam penggunaan metode inquiry di dalamnya masih perlu penggunaan
ceramah walaupun penggunaannya tidak mendominasi misalkan saja dalam
menyimpulkan materi yang telah dipelajari siswa.
Metode dengan manfaatkan penggunaan media sastra. Banyak karya fiksi
berlatar sejarah di negeri ini yang dapat digunakan sebagai saranamembangkitkan minat siswa pada studi sejarah. Karya-karya Pramoedya
Ananta Toer dan Romo Mangunwijaya adalah contoh yang bisa disebut.
Dalam karya fiksi, sejarah memang hanya digunakan sebagai latar.
Namun, ada unsur-unsur estetis di dalamnya yang bisa membuat pembaca
menghadirkan dunia imajinasi di kepalanya sendiri. Ada pula unsur-unsur
drama, konflik, dan solusi yang tentunya bisa menyentuh emosi si pembaca
sehingga membetuk ingatan emosional. Ingatan emosional yang diperoleh
siswa melalui pembacaan karya fiksi akan bisa menggugah mereka
mempelajari lebih lanjut sejarah yang dijadikan latar dalam karya fiksi.
13
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 13/14
Misalkan, mereka yang habis membaca Burung-burung Manyar karya Romo
Mangun atau Di Tepi Kali Bekasi karya Pramoedya Ananta Toer akan
tergerak mempelajari lagi sejarah revolusi fisik.
Dalam kaitannya dengan penggunaan karya sastra pengarang Indonesia
sebagai sarana pembelajaran, kita justru tertinggal jika dibandingkan dengan
beberapa negara tetangga. Di Malaysia sudah sejak lama novel Perburuan
karya Pramoedya Ananta Toer menjadi bacaan wajib siswa setingkat SMP,
begitu pula dengan Gadis Pantai yang menjadi bacaan wajib siswa setingkat
SMP di Australia. Sementara itu, di negeri si pengarang, semua karya-
karyanya sempat dilarang keras beredar.
Jadi, sebagai ilmu sejarah harus senantiasa mendasarkan dirinya pada
fakta-fakta, sementara ia tak boleh menutup diri dari metode pembelajaran
yang lebih mudah diterima dan lebih digemari siswa sehingga mereka tak
mengalami “amnesia sejarah”
PENUTUP
Dua hal pokok yang sering dijadikan dasar bagi keragu-raguan akan arti
penting dari pelajaran sejarah di sekolah. Yang pertama adalah bahwa di dalam
abad teknologi modern sekarang ini, yang sangat menekankan pada unsur
produktivitas keuntungan baik secara ekonomis maupun tujuan matrealistis nyata
lainnya, bany, banyak orang yang mempertanyakan keuntungan dari belajar
sejarah yang dianggap hanya studi perenungan. Dan yang kedua adalah karena
banyak orang yang belum mengerti mengenai pentingnya dan tujuan dari
pembelajaran sejarah.
Sehingga sebagai seorang calon guru kita harus bisa mengubah imej sejarahyang dianggap hanya studi perenungan dan kurang berguna tersebut. Seorang
guru harus bisa menciptakan suatu strategi dan metode dalam hal mengajar
sejarah agar siswa yang diajarnya merasa tertarik dan senang untuk mempelajari
sejarah. Selain itu, pendidikan dan pembinaan guru perlu ditingkatkan untuk
menghasilkan guru yang bermutu dan dalam jumlah yang memadai, serta perlu
ditingkatkan pengembangan karir dan kesejahteraannya termasuk pemberian
penghargaan bagi guru yang berprestasi. Maka dari itu secara profesional, guru
sejarah harus memilki pemahaman tentang hakikat pembelajaran sejarah, tujuan
pembelajaran sejarah, kompetensi-kompetensi apa yang dapat dikembangkan
14
5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 14/14
dalam pembelajaran sejarah, nilai-nilai apa yang dibutuhkan dan dapat
dikembangkan dalam pembelajaran sejarah, sebelum nantinya guru dapat
menentukan metode atau pendekatan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Widja, I Gede. 1989. Dasar - Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah.Jakarta : Debdikbud
Widja, G.. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan.
Semarang: Satya Wacana.
Notosusanto, Nugroho. 1979. Sejarah Demi Masa Kini. Jakarta: UI press.
Gottschalk, Louis. 1975. Understanding Histori (Mengerti Sejarah). Yayasan
Penerbit Universitas Indonesia.
15