an strategi dan metode pengajaran sejarah

14
 PEMBAHASAN Pertama-tama akan dijelaskan dua pengertian pokok yang terkandung dalam  judul dari makalah ini, yaitu pengertian dan peranan dari strategi dan metode. Kata strate gi men gac u pad a kon sep per enc ana an ata u pen gel ola an suatu kompleks kegiatan menjadi pola umum bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. Rumusa n mak ana str ategi ter seb ut bis a dih ubu ngkan dengan pemaka ian kat a tersebut de ngan hubungan mengaj ar. Seor ang ahli pendidikan, Raka Jo ni , mengartikannya “pola umum perbuatan guru murid di dalam perwujudan kegiatan  bela jar me ngaja r. Is ti lah lain yang seri ng di gunakan adal ah mode l-model men gaj ar. Sec ara lebih tegas, kat a str ate gi bis a dir umu ska n seb aga i beb erap a alternatif model cara -cara men yel eng gar aka n kegiatan belajar men gajar yan g merupakan pola-pola umum kegiatan yang harus diikuti guru dan murid. Pola-  pola umum kegiatan ini ditempuh untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan sebelumnya. Metode diartikan sebagai teknik atau cara yang merupakan perangkat sarana untuk menunjang pelaksanaan strategi mengajar. Jadi strategi dan metod e dalam kegiatan pembelaja ran, memiliki hubu ngan yang saling berkait. Apabila strategi mengacu pada pola-pola umum atau model kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru murid, maka metode menunjukkan  pada cara-cara khusus bagaimana model mengajar itu bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tercapai tujuan yang diharapkan, karena suatu strategi dalam  pelaksanaannya perlu ditunjang oleh berbagai metode, dan berbagai metode perlu digunakan untuk menyokong pelaksanaan strategi mengajar. Unt uk memper jela s per nya taa n dia tas, bis a dia mbi l con toh pen ggu naa n strate gi men gaj ar sej ara h yan g disebut str ate gi atau model ‘te mat is’ . Apa bil a seorang guru mengambil model ini, ia akan menekankan pembahasan topik-topik tertentu dalam kelasnya. Disini pola umum kegiatan belajar mengajarnya tidak diorganisasikan atas dasar urutan perkembangan peristiwa sejarahnya, tapi pada tema-tema menarik dalam sejarah. Dalam pelaksanaan pembahasan topik-topik itu guru akan menentukan satu atau lebih metode. Ia misalnya bisa mulai dengan metode ceramah singkat, kemudia di ikuti dengan metode diskusi, dan akhirnya ditutup dengan metode pelaksanaan tugas-tugas. Hal ke dua yang pe rlu mendapat perhati an adal ah penger ti an yang terkandung dalam kata  pengembangan dalam judul makalah ini. Ini berkaitan 2

Upload: yenni-prisca

Post on 09-Jul-2015

452 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 1/14

 

PEMBAHASAN

Pertama-tama akan dijelaskan dua pengertian pokok yang terkandung dalam

 judul dari makalah ini, yaitu pengertian dan peranan dari strategi dan metode.

Kata strategi mengacu pada konsep perencanaan atau pengelolaan suatu

kompleks kegiatan menjadi pola umum bertindak untuk mencapai tujuan tertentu.

Rumusan makana strategi tersebut bisa dihubungkan dengan pemakaian kata

tersebut dengan hubungan mengajar. Seorang ahli pendidikan, Raka Joni,

mengartikannya “pola umum perbuatan guru murid di dalam perwujudan kegiatan

  belajar mengajar. Istilah lain yang sering digunakan adalah model-model

mengajar. Secara lebih tegas, kata strategi bisa dirumuskan sebagai beberapa

alternatif model cara-cara menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang

merupakan pola-pola umum kegiatan yang harus diikuti guru dan murid. Pola-

 pola umum kegiatan ini ditempuh untuk mencapai tujuan instruksional yang telah

ditentukan sebelumnya.

Metode diartikan sebagai teknik atau cara yang merupakan perangkat sarana

untuk menunjang pelaksanaan strategi mengajar.

Jadi strategi dan metode dalam kegiatan pembelajaran, memiliki hubungan

yang saling berkait. Apabila strategi mengacu pada pola-pola umum atau model

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru murid, maka metode menunjukkan

 pada cara-cara khusus bagaimana model mengajar itu bisa dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya agar tercapai tujuan yang diharapkan, karena suatu strategi dalam

 pelaksanaannya perlu ditunjang oleh berbagai metode, dan berbagai metode perlu

digunakan untuk menyokong pelaksanaan strategi mengajar.

Untuk memperjelas pernyataan diatas, bisa diambil contoh penggunaan

strategi mengajar sejarah yang disebut strategi atau model ‘tematis’. Apabilaseorang guru mengambil model ini, ia akan menekankan pembahasan topik-topik 

tertentu dalam kelasnya. Disini pola umum kegiatan belajar mengajarnya tidak 

diorganisasikan atas dasar urutan perkembangan peristiwa sejarahnya, tapi pada

tema-tema menarik dalam sejarah. Dalam pelaksanaan pembahasan topik-topik itu

guru akan menentukan satu atau lebih metode. Ia misalnya bisa mulai dengan

metode ceramah singkat, kemudia di ikuti dengan metode diskusi, dan akhirnya

ditutup dengan metode pelaksanaan tugas-tugas.

Hal kedua yang perlu mendapat perhatian adalah pengertian yang

terkandung dalam kata  pengembangan dalam judul makalah ini. Ini berkaitan

2

Page 2: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 2/14

 

dengan prinsip yang ingin ditekankan, yaitu pada strategi yang baik. Masing-

masing guru harus berusaha mengembangkan sendiri cara-cara melaksanakan

 proses belajar mengajarnya atas dasar tujuan yang hendak dicapai, dan kondisi-

kondisi yang dimiliki, seorang guru tidak hanya meniru atau mengaplikasikan

strategi yang sudah ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam mengajar perlu

menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses

 belajar.

2.1. Kegunaan dari pengajaran sejarah

Walaupun sebagian dari kalangan awam mempertanyakan tentang adanya

kegunaan sejarah, para ahli telah menyatakan bahwa sejarah itu memiliki

kegunaan. Secara garis besar setidaknya terdapat tiga kegunaan sejarah, yaitu:

guna edukatif, guna inspiratif, dan guna rekreatif dan instruktif.

Sejarah memiliki guna edukatif karena sejarah dapat memberikan kearifan

  bagi yang mempelajarinya, yang secara singkat dirumuskan oleh Bacon:

“histories make man wise”. Sejarah yang memberikan perhatian pada masa

lampau tidak dapat dipisahkan dari kemasakinian, karena semangat dan tujuan

untuk mempelajari sejarah ialah nilai kemasakiniannya. Hal ini tersirat dari

kata-kata Croce bahwa “all history is contemporary history”, yang kemudian

dikembangkan oleh Carr bahwa sejarah adalah “unending dialogue between

the present and the past ” (Widja, 1988: 49-50). Dari pernyataan-pernyataan di

atas, dapat disimpulkan bahwa apabila kita dapat memproyeksikan masa

lampau ke masa kini, maka kita dapat menemukan makna edukatif dalam

sejarah.

Sejarah memiliki guna inspiratif karena sejarah dapat memberikaninspirasi kepada kita tentang gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang dapat

digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masa kini, khususnya yang

 berkaitan dengan semangat untuk mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa

dan pembangunan bangsa.

Sejarah memiliki guna rekreatif karena dengan membaca tulisan sejarah

kita seakan-akan melakukan “perlawatan sejarah” karena menerobos batas

waktu dan tempat menuju zaman masa lampau untuk “mengikuti” peristiwa

yang terjadi. Sementara itu guna instruktif merupakan kegunaan sejarah untuk 

menunjang bidang-bidang ketrampilan tertentu.

3

Page 3: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 3/14

 

Dalam hubungannya dengan guna edukatif dan inspiratif dari sejarah,

dapat dikemukakan bahwa sejarah memiliki kaitan yang sangat erat dengan

 pendidikan pada umumnya dan pendidikan karakter bangsa pada khususnya.

Melalui sejarah dapat dilakukan pewarisan nilai-nilai dari generasi terdahulu

ke generasi masa kini. Dari pewarisan nilai-nilai itulah akan menumbuhkan

kesadaran sejarah, yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk 

 pembangunan watak bangsa (nation character building ).

Atas dasar nilai guna yang dimilikinya, tidak mengherankan apabila

sejarah perlu diberikan kepada seluruh siswa di sekolah (dari SD sampai

SMA) dalam bentuk mata pelajaran. Kedudukannya yang penting dan strategis

dalam pembangunan watak bangsa merupakan fungsi yang tidak bisa

digantikan oleh mata pelajaran lainnya. Namun demikian, tujuan pembelajaran

sejarah itu tidak sepenuhnya dapat tercapai yang disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain berkaitan dengan proses pembelajarannya. Oleh karena itu,

sepanjang seluruh eksponen dan komponen bangsa masih menginginkan

eksistensi sebuah bangsa dan negaranya, upaya-upaya peningkatan kualitas

 pembelajaran sejarah sampai kapan pun masih menemukan signifikansinya.

Dalam hal ini guru menduduki posisi yang penting dan strategis dalam

 peningkatan kualitas pembelajaran sejarah. Sehubungan dengan hal itu, guru

harus selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya untuk 

meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah, dengan memperhatikan empat

  pilar pembelajaran sebagaimana telah dideklarasikan oleh Unesco (1988),

yaitu:1)learning to know (pembelajaran untuk tahu) 2)learning to do

(pembelajaran untuk berbuat), 3)learning to be (pembelajaran untuk 

membangun jati diri, dan 4) learning to live together  (pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis).

2.2. Permasalahan dalam pembelajaran sejarah

Beberapa pakar pendidikan sejarah maupun sejarawan memberikan

 pendapat tentang fenomena pembelajaran sejarah yang terjadi di Indonesia

diantaranya masalah model pembelajaran sejarah, kurikulum sejarah, masalah

materi dan buku ajar atau buku teks, profesionalisme guru sejarah dan lain

sebagainya.

4

Page 4: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 4/14

 

Yang pertama adalah masalah model pembelajaran sejarah. Menurut

Hamid Hasan dalam Alfian (2007) bahwa kenyataan yang ada sekarang,

 pembelajaran sejarah jauh dari harapan untuk memungkinkan anak melihat

relevansinya dengan kehidupan masa kini dan masa depan. Mulai dari jenjang

SD hingga SMA, pembelajaran sejarah cenderung hanya memanfaatkan fakta

sejarah sebagai materi utama. Tidak aneh bila pendidikan sejarah terasa

kering, tidak menarik, dan tidak memberi kesempatan kepada anak didik 

untuk belajar menggali makna dari sebuah peristiwa sejarah.

Taufik Abdullah memberi penilaian, bahwa strategi pedagogis sejarah

Indonesia sangat lemah. Pendidikan sejarah di sekolah masih berkutat pada

  pendekatan chronicle dan cenderung menuntut anak agar menghafal suatu

 peristiwa (Abdullah dalam Alfian, 2007:2). Siswa tidak dibiasakan untuk 

mengartikan suatu peristiwa guna memahami dinamika suatu perubahan.

Sistem pembelajaran sejarah yang dikembangkan sebenarnya tidak lepas

dari pengaruh budaya yang telah mengakar. Model pembelajaran yang bersifat

satu arah dimana guru menjadi sumber pengetahuan utama dalam kegiatan

 pembelajaran menjadi sangat sulit untuk diubah. Pembelajaran sejarah saat ini

mengakibatkan peran siswa sebagai pelaku sejarah pada zamannya menjadi

terabaikan. Pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa

sebelumnya atau lingkungan sosialnya tidak dijadikan bahan pelajaran di

kelas, sehingga menempatkan siswa sebagai peserta pembelajaran sejarah

yang pasif. Dengan kata lain, kekurangcermatan pemilihan strategi mengajar 

akan berakibat fatal bagi pencapaian tujuan pengajaran itu sendiri

Kedua adalah masalah kurikulum sejarah, karena kurikulum adalah salah

satu komponen yang menjadi acuan untuk mencapai tujuan pendidikannasional. Secara umum dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah rencana

tertulis dan dilaksanakan dalam suatu proses pendidikan guna

mengembangkan potensi peserta didik menjadi berkualitas. Dalam sebuah

kurikulum termuat berbagai komponen, seperti, tujuan, konten dan organisasi

konten, proses yang menggambarkan posisi peserta didik dalam belajar dan

asessmen hasil belajar. Selain komponen tersebut, kurikulum sebagai suatu

rencana tertulis dapat pula berisikan sumber belajar dan peralatan belajar dan

evaluasi kurikulum atau program.

5

Page 5: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 5/14

 

Sejak Indonesia merdeka, telah terjadi beberapa kali perubahan kurikulum

dan mata pelajaran sejarah berada didalamnya. Akan tetapi materi-materi yang

diberikan dalam kurikulum yang sering mendapat kritik dari masyarakat

maupun para pemerhati sejarah baik dari pemilihannya, teori

  pengembangannya dan implementasinya yang seringkali digunakan untuk 

mendukung kekuasaan.

Ketika Orde Baru bermaksud menata kembali kehidupan berbangsa dan

 bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, tujuan pendidikan nasional

diarahkan untuk mendukung maksud tersebut. Tentu saja kurikulum sekolahan

dikembangkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 1986

yang berlaku pada awal masa Orde Baru kemudian mengalami pergantian

menjadi kurikulum 1975, kurikulum sejarah juga mengalami penyempurnaan.

Demikian seterusnya terjadi beberapa perubahan kurikulum menjadi

kurikulum 1984, 1994 dan 2004. Kurikulum yang dipakai arahannya kurang

 jelas dan sangat berbau politis, artinya kurikulum yang digunakan tidak lepas

dari adanya kepentingan-kepentinagn dari rezim yang berkuasa. Sejarah

dijadikan alat untuk membangun paradigma berfikir masyarakat mengenai

  perjalanan sejarah bangsa dengan mengagung-agungkan rezim yang

mempunyai kekuasaan. Sistem pembelajaran yang diterapkan tidak 

mengarahkan siswa untuk berfikir kritis mengenai suatu peristiwa sejarah,

sehingga siswa seakan-akan dibohongi oleh pelajaran tentang masa lalu.

Selain masalah kurikulum yang selalu mengalami perubahan, masalah

yang tak kalah pentingnya adalah masalah materi dan buku ajar/buku teks

sejarah. Masalah buku ajar ini sudah ada sejak sistem pendidikan nasional

mulai diterapkan di Indonesia tahun 1946. Saat buku ajar yang dipakai sebagai  bahan ajar sejarah adalah karangan Sanusi Pane yang berjudul Sejarah

Indonesia (4 Jilid) yang ditulis atas permintaan pihak Jepang pada tahun 1943-

1944, yang kemudian dicetak ulang pada tahun 1946 dan 1950. Pada tahun

1957 Anwar Sanusi menulis buku sejarah Indonesia untuk sekolah menengah

(3 Jilid). Setelah itu kemudian muncul berbagai buku ajar lainya yang ditulis

oleh berbagai pihak, terutama oleh guru.

Hampir seluruh buku ajar, baik yang diterbitkan oleh swasta maupun

  pemerintah sebenarnya kurang layak untuk dijadikan referensi. Hampir 

seluruh penulis buku hanya membaca dokumen kurikulum secara harfiah dan

6

Page 6: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 6/14

 

tidak mampu memahami jiwa kurikulum dengan baik. Sebagian besar penulis

 buku juga tidak paham sejarah sebagi ilmu, historiografi, dan tertinggal sangat

 jauh dalam referensi mutahkir penulisan (Purwanto, 2006:268).

Masalah profesionalisme guru sejarah juga masih dipertanyakan, sampai

saat ini masih berkembang kesan dari para guru, pemegang kebijakan di

sekolah bahwa pelajaran sejarah dalam mengajarkannya tidak begitu penting

memperhatikan masalah keprofesian, sehingga tidak jarang tugas mengajar 

sejarah diberikan kepada guru yang bukan profesinya. Akibatnya, guru

mengajarkan sejarah dengan ceramah mengulangi apa isi yang ada dalam

 buku. Sementara itu terlalu banyak sekolah yang memposisikan guru sejarah

sebagi orang buangan, dan mata pelajaran sejarah sekedar sebagai pelengkap.

Bahkan banyak kasus ditemukan, guru sejarah menjadi sasaran untuk 

menaikkan nilai siswa agar siswa yang bersangkutan dapat naik kelas. Selain

itu, sebagian besar guru juga tidak mengikuti perkembangan hasil penelitian

dan penerbitan mutakhir sejarah Indonesia. Hal yang terakhir itu juga

  berkaitan dengan adanya kenyataan bahwa institusi resmi yang menjadi

tempat pendidikan tambahan bagi guru sejarah itu hanya berkutat pada

substansi historis dan metode pengajaran sejarah yang tertinggal jauh.

 

2.3. Peranan guru sejarah dalam usaha perbaikan pengajaran sejarah

Guru adalah komponen penting dalam pendidikan. Di pundaknya siswa

menggantungkan harapan terhadap pelajaran yang diajarkannya. Suka atau

tidak sukanya siswa terhadap suatu pelajaran bergantung pada bagaimana guru

mengajar. Selain itu, perkembangan baru terhadap pandangan belajar 

mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranandan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa

sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang

kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa

 berada pada tingkat optimal. Berikut peranan guru yang dianggap paling

dominan :

2.3.1. Guru sebagai demonstrator

Melalui perannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya

senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkanya serta

senantiasa mengembangkanya dalam arti meningkatkan kemampuannya

7

Page 7: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 7/14

 

dalam ilmu yang dimiliki karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar 

yang dicapai siswa.

Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah

 pelajar. Ini berarti bahwa guru harus terus menerus belajar. Dengan cara

demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan

sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan

demonstrator sehingga mampu memeragakan apa yang diajarkanya secara

didaktis. Maksudnya agar apa yang disampaikanya itu betul-betul dimiliki

oleh siswa.

Juga hendaknya seorang guru mampu dan terampil dalam merumuskan

dan memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil

dalam memberikan informasi kepada kelas. Sebagai pengajar, seorang guru

 juga memiliki kewajiban untuk membantu perkembangan siswa untuk dapat

menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru

hendaknya mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai

kesempatan.

2.3.2. Guru sebagai pengelola kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari

lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan

diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan.

Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang, dan merangsang siswa

untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Sebagai manajer, guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik 

kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan ataumembimbing proses intelektual dan social dalam kelasnya. Salah satu

manajemen kelas yang baik adalah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk 

sedikit demi sedikit mengurangi ketergantunganya pada guru sehingga mereka

mampu membimbing kegiatanya sendiri.

Sebagai manajer lingkungan, guru hendaknya mampu mempergunakan

 pengetahuan tentang teori-teori belajar mengajar dan teori perkembangan

sehingga kemungkinan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang

menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan dan

sekaligus memudahkan pencapaian tujuan yang diharapkan.

8

Page 8: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 8/14

 

2.3.3. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

 pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan

merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar 

mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang

diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi

 berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

Guru tidak hanya cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan,

tetapi juga harus memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan serta

mengusahakan media itu dengan baik. Guru harus dapat memilih media yang

sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan guru serta

minat dan kemampuan siswa.

Sebagai fasiltator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar 

yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar 

mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah ataupun surat

kabar.

2.3.4. Guru sebagai evaluator

Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik, kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu

tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.

Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau

 penilaian.

Dengan menggunakan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan apakah

seorang siswa termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang atau

cukup baik dikelasnya jika dibandingkan dengan teman-temanya. Guru jugadapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif 

memberikan hasil yang baik dan memuaskan atau sebaliknya. Jadi jelaslah

 bahwa guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian

karena dengan evaluasi guru dapat mengetahui prestasi siswa setelah

melaksanakan proses belajar mengajar.

Guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai

siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh merupakan feedback 

terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak 

untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya.

9

Page 9: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 9/14

 

Jadi dalam kasus pengembangan pembelajaran sejarah, guru sejarah pun

memiliki kontribusi yang sangat besar karena guru adalah ujung tombak 

dalam sistem pendidikan. Sehingga guru sejarah seharusnya memiliki

 profesionalisme, pengetahuan dan referensi yang luas, serta kemampuan untuk 

menciptakan strategi serta metode baru agar dapat mengembangkan dan

melakukan perbaikan terhadap pembelajaran sejarah.

2.4 Strategi yang bisa digunakan dalam pengajaran sejarah

Seperti yang telah dijelaskan diatas, strategi pengajaran merupakan

alternatif model cara-cara menyelenggarakan proses belajar mengajar yang

menggunakan pola-pola umum kegiatan yang harus diikuti siswa. Maka

 berikut ini adalah beberapa strategi yang bisa digunakan dalam pengajaran

sejarah.

2.4.1. Model “Garis Besar Kronologis”

Model ini adalah yang paling sering dipakai dalam pengajaran sejarah.

Pada dasarnya model ini mengajarkan sejarah itu sebagai suatu

  perkembangan atas dasar urutan tahun terjadinya peristiwa sejarah itu.

Contohnya dalam pembelajaran sejarah di SMA yang memakai urutan

kronologis dalam sub pokok bahasannya: 1) jaman prasejarah Indonesia; 2)

hubungan dengan India dan pengaruhnya; 3) masuk dan berkembangnya

Islam di Indonesia; 4) Hubungan dengan Eropa dan Kolonialisme; 5) perang

kemerdekaan dst.

Keunggulan dari strategi pembelajaran ini adalah bahwa model ini sejalan

dengan esensi pokok inti dari sejarah yaitu evolusi atau proses berkelanjutan

yang mana dapat berguna bagi siswa dapat merasakan suatu dinamika dalam pembelajaran sejarah.

2.4.2. Model “Tematis”

Disini tekanan strategi pengajaran adalah pada penanaman atau

 pengembangan pengertian yang mendalam untuk periode-periode tertentu

dalam pembelajaran sejarah. Tentu saja unsur kronologi tetap tidak bisa

diabaikan, tapi yang dipentingkan adalah studi yang lebih mendalam

mengenai aspek-aspek kehidupan manusia yang memang benar-benar 

menarik perhatian murid. Maka dari itu untuk strategi ini perlu dipilih teme-

tema tertentu yang diperkirakan bisa menarik minat siswa. Kemudian tema-

10

Page 10: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 10/14

 

tema ini ditinjau dari berbagai sudut dengan bantuan berbagai buku sumber 

dan berbagai alat bantu mengajar. Pelaksanaan pembahasan tema-tema yang

 penting itu, disamping dengan kegiatan biasa didalam kelas melalui metode

cermah, diskusi dan lain-lain, juga bisa diwujudkan dengan menggunakan

kegiatan khusus seperti kegiatan proyek, dimana siswa mengorganisir diri

untuk menyusun sejarah yang menyangkut tema tertentu. Dengan

menggunakan model dan kegiatan seperti ini pasti membuat tugas guru

menjadi lebih berat karena untuk tercapainya kegiatan tersebut guru harus

menyiapkan fasilitas belajar yang lebih banyak. Namun, dengan cara ini

  pembelajaran sejarah diharapkan bisa lebih menarik, terutama karena

menyangkut tema-tema yang lebih sesuai dengan minat siswa.

2.4.3. Model “Garis Perkembangan Khusus”

Pada dasarnya strategi ini hampir mirip dengan model garis besar 

kronologis seperti diuraikan diatas, karena model ini juga menekankan

urutan perkembangan kronologis dari suatu peristiwa sejarah. Tetapi

  berbeda dengan model garis besar kronologis yang menekankan

 perkembangan keseluruhan dari berbagai aspek kehidupan manusia, maka

model garis perkembangan khusus ini terutama hanya menelusuri aspek 

khusus yang menarik saja dari kehidupan manusia tersebut. Ide dasar dari

model ini adalah bahwa suatu perkembangan itu hendaknya tidak diartikan

sekedar sebagai peralihan dari satu periode ke periode berikutnya semata-

mata, tapi seharusnya diartikan sebagai pertumbuhan dari suatu aspek 

kehidupan manusia. Maka dari itu, dari sejumlah peristiwa sejarah, hanya

dipilih tema-tema yang dianggap relevan dan menelusuri pertumbuhannya

atas dasar perkembangan kronologisnya. Sebagai contoh misalnya bisadipilih salah satu dari tema berikut ini:sekolah, rumah, alat transportasi,

  pengobatan dan lain-lain. Kalau salah satu tema sudah dipilih maka

kemudian ditelusuri garis pertumbuhannya. Dalam tema mengenai rumah

misalnya, kita bisa melihat pertumbuhannya dari bentuk rumah permulaan

yang merupakan gua batu, kemudian manusia membangun bangunan

sederhana dengan atap miring dan hanya satu tembok batu, kemudian mulai

 berkembang rumah dua dinding, rumah dengan tiang-tiang sederhana yang

kemudian lantainya diangkat menjadi panggung, demikiran seterusnya

hingga terbentuk gedung pencakar langit seperti sekarang.

11

Page 11: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 11/14

 

Jadi model garis pertumbuhan khusus dalam pengajaran sejarah,

sebenarnya merupakan gabungan antara penekanan pada unsur kronologis

dan penekanan pada unsur tematis.

2.4.4. Model “regresif”

Model regresif ini adalah kebalikan dari model pertama (model garis

 besar kronologis) yang memulai pengajaran sejarah dari perkembnagan awal

terus sampai perkembangan sekarang (kontemporer). Sebaliknya model

regresif ini memakai titik tolak situasi jaman sekarang, untuk kemudian

menelusuri balik ke belakang/ masa lampau yang merupakan latar belakang

dari perkembangan kontemporer tersebut. Sebagai contoh misalnya, apabila

kita membicarakan masalah toleransi dalam kehidupan beragama sekarang ini

kita bisa menelusuri akar-akar dari gejala ini pada perkembangan sejarah

sebelumnya. Untuk itu guru bisa mengajak murid pertama-tama mempelajari

 bagaimana para pejuang kemerdekaan Indonesia yang terdiri dari berbagai

macam agama berjuang bersama melawan penjajah, para tokoh berbagai aliran

keagamaan juga bahu membahu membangkitkan jiwa nasionalisme, kemudian

guru bisa membawa siswanya ke jaman-jaman yang lebih lama seperti

  perkembangan agama islam, perkembangan jaman pengaruh India bahkan

sampai ke jaman prasejarah untuk mencari contoh-contoh dari berlakunya

gejala toleransi di kalangan bangsa kita. Hal ini sama bisa pula dilaksanakan

oleh guru bersama-sama siswanya untuk mempelajari sejarah yang

menyangkut aspek-aspek kehidupan masyarakat lainnya.

2.5 Metode yang bisa digunakan dalam pengajaran sejarah

Metode mengajar adalah bagian dari strategi pengajaran yang merupakanlangkah-langkah taktis yang perlu diambil guru dalam menunjang strategi

yang hendak dikembangkan di mana harus dikaitkan dengan tujuan, topik dan

kemampuan siswa.

Salah satu metode pembelajaran sejarah yang cocok untuk menjadikan

siswa aktif dan guru sebagai fasilitatornya adalah kontruktivisme, inquiry, dan

cooperatif learning. Kontruktivisme adalah bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas (Anggara, 2007:104). Pembelajaran sejarah kontruktivisme berkaitan

dengan pembelajaran yang berhubungan dengan masalah-masalah yang

12

Page 12: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 12/14

 

dihadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan model

  pembelajaran cooperatif learning menempatkan guru sebagai fasilitator,

director-motivator dan evaluator bagi siswa dalam upaya membantu siswa

mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis, agar 

mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, mampu bekerjasama dengan orang

lain, dan mampu berinteraksi sosial dengan masyarakat.Dan metode yang bisa

digunakan antara lain adalah:

Metode inquiry adalah sebuah model proses pengajaran yang banyak 

melibatkan siswa dalam proses-proses kegiatan pembelajaran, dimana siswa

dihadapkan pada situasi dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut

dengan langkah-langkah kegiatan pembelajarannya adalah memperkenalkan

masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan data, menguji hipotesis,

menganalisis data dan membuat kesimpulan. Sedangkan pembelajaran dengan

metode ceramah adalah suatu teknik pengajaran yang banyak diwarnai oleh

ciri karakteristik presentasi bicara oleh guru pada suatu pelajaran. Peran siswa

dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan dengan teliti serta

mencatat pokok-pokok yang disampaikan oleh guru, aktivitas KBM

ditekankan pada guru. Penggunaan kedua metode tersebut saling melengkapi

dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya menggunakan metode

ceramah saja, namun juga bisa menggunakan metode inquiry, begitu pula

dalam penggunaan metode inquiry di dalamnya masih perlu penggunaan

ceramah walaupun penggunaannya tidak mendominasi misalkan saja dalam

menyimpulkan materi yang telah dipelajari siswa.

Metode dengan manfaatkan penggunaan media sastra. Banyak karya fiksi

  berlatar sejarah di negeri ini yang dapat digunakan sebagai saranamembangkitkan minat siswa pada studi sejarah. Karya-karya Pramoedya

Ananta Toer dan Romo Mangunwijaya adalah contoh yang bisa disebut.

Dalam karya fiksi, sejarah memang hanya digunakan sebagai latar.

 Namun, ada unsur-unsur estetis di dalamnya yang bisa membuat pembaca

menghadirkan dunia imajinasi di kepalanya sendiri. Ada pula unsur-unsur 

drama, konflik, dan solusi yang tentunya bisa menyentuh emosi si pembaca

sehingga membetuk ingatan emosional. Ingatan emosional yang diperoleh

siswa melalui pembacaan karya fiksi akan bisa menggugah mereka

mempelajari lebih lanjut sejarah yang dijadikan latar dalam karya fiksi.

13

Page 13: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 13/14

 

Misalkan, mereka yang habis membaca Burung-burung Manyar karya Romo

Mangun atau Di Tepi Kali Bekasi karya Pramoedya Ananta Toer akan

tergerak mempelajari lagi sejarah revolusi fisik.

Dalam kaitannya dengan penggunaan karya sastra pengarang Indonesia

sebagai sarana pembelajaran, kita justru tertinggal jika dibandingkan dengan

 beberapa negara tetangga. Di Malaysia sudah sejak lama novel Perburuan

karya Pramoedya Ananta Toer menjadi bacaan wajib siswa setingkat SMP,

 begitu pula dengan Gadis Pantai yang menjadi bacaan wajib siswa setingkat

SMP di Australia. Sementara itu, di negeri si pengarang, semua karya-

karyanya sempat dilarang keras beredar.

Jadi, sebagai ilmu sejarah harus senantiasa mendasarkan dirinya pada

fakta-fakta, sementara ia tak boleh menutup diri dari metode pembelajaran

yang lebih mudah diterima dan lebih digemari siswa sehingga mereka tak 

mengalami “amnesia sejarah”

PENUTUP

Dua hal pokok yang sering dijadikan dasar bagi keragu-raguan akan arti

 penting dari pelajaran sejarah di sekolah. Yang pertama adalah bahwa di dalam

abad teknologi modern sekarang ini, yang sangat menekankan pada unsur 

 produktivitas keuntungan baik secara ekonomis maupun tujuan matrealistis nyata

lainnya, bany, banyak orang yang mempertanyakan keuntungan dari belajar 

sejarah yang dianggap hanya studi perenungan. Dan yang kedua adalah karena

  banyak orang yang belum mengerti mengenai pentingnya dan tujuan dari

 pembelajaran sejarah.

Sehingga sebagai seorang calon guru kita harus bisa mengubah imej sejarahyang dianggap hanya studi perenungan dan kurang berguna tersebut. Seorang

guru harus bisa menciptakan suatu strategi dan metode dalam hal mengajar 

sejarah agar siswa yang diajarnya merasa tertarik dan senang untuk mempelajari

sejarah. Selain itu, pendidikan dan pembinaan guru perlu ditingkatkan untuk 

menghasilkan guru yang bermutu dan dalam jumlah yang memadai, serta perlu

ditingkatkan pengembangan karir dan kesejahteraannya termasuk pemberian

 penghargaan bagi guru yang berprestasi. Maka dari itu secara profesional, guru

sejarah harus memilki pemahaman tentang hakikat pembelajaran sejarah, tujuan

  pembelajaran sejarah, kompetensi-kompetensi apa yang dapat dikembangkan

14

Page 14: an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah

5/10/2018 an Strategi Dan Metode Pengajaran Sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-strategi-dan-metode-pengajaran-sejarah 14/14

 

dalam pembelajaran sejarah, nilai-nilai apa yang dibutuhkan dan dapat

dikembangkan dalam pembelajaran sejarah, sebelum nantinya guru dapat

menentukan metode atau pendekatan yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Widja, I Gede. 1989. Dasar - Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode

 Pengajaran Sejarah.Jakarta : Debdikbud

Widja, G.. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan.

Semarang: Satya Wacana.

 Notosusanto, Nugroho. 1979. Sejarah Demi Masa Kini. Jakarta: UI press.

Gottschalk, Louis. 1975. Understanding Histori (Mengerti Sejarah). Yayasan

Penerbit Universitas Indonesia. 

15