sejarah an tenis meja

Upload: chi-om-ncep

Post on 13-Jul-2015

648 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

A. Sejarah Perkembangan Tenis Meja Tenis meja berasal dari Eropa pada abad pertengahan sebagai kombinasi dari permainan tenis kuno, lawn tennis dan badminton. Mulai populer di Inggris pada pertengahan abad ke-19 dengan beberapa nama seperti "pingpong", "gossima" dan "whiff-whaff" dikreasikan sebagai permainan hiburan setelah makan malam, lengkap dengan berbusana bagi penggemarnya. permainan ini mendapatkan wadah resmi yang mengatur pertenismejaan dunia pada 15 januari 1926 atas prakarsa Dr. Goerge Lehman dari jerman. Tenis meja masuk ke Indonesia sekitar 1930-an dan hanya dilakukan pada pertemuan umum orang Belanda, yang dikenal dengan nama societeit. Sekitar 1940-an, sudah mulai masuk ke masyarakat Indonesia melalui golongan pamong dan para ambtenaar (pegawai negeri) Indonesia. Wadah yang mengatur dunia pertenismejaan di Indonesia dibentuk pada 1948 di Surabaya dengan nama "Persatuan Pingpong Seluruh Indonesia" disingkat PPPSI, atas prakarsa beberapa tokoh olahraga tenis meja Indonesia yang berasal dari beberapa kota, seperti Surabaya, Surakarta, dan Yogyakarta. Tenis meja di Indonesia diperkenalkan sebagai nama resmi pada 1951, sekaligus mengubah nama PPPSI menjadi PTMSI sebagai singkatan dari Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia. Pada tahun yang sama, PTMSI menjadi anggota dari Table Tennis Federation of Asia, disingkat TTFA. Beberapa kejuaraan Asia yang diselenggarakan oleh TTFA telah diikuti oleh PTMSI, terutama yang diselenggarakan di Singapura dan Manila. Pada 1961 PTMSI resmi menjadi anggota International Table Tennis Federation, disingkat ITTF, sebagai negara anggota ke-73. PTMSI tidak pernah absen di dalam kejuaraan-kejuaraan dunia yang diselenggarakan sejak 1963, di manapun penyelenggaraannya dilaksanakan. Partisipasi pertama bagi PTMSI adalah di Praha pada 1963, yang diikuti oleh balk putra maupun putri dengan hasil peringkat ke-34 bagi putra dan ke-31 bagi putri.

B. Peraturan Tenis Meja 2010-2011 a) Meja y Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai. Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja. Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm. Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m. Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masingmasing bagian meja. Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah berwarna putih selebar 3mm, paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.

y y

y

y

y

b) Perangkat Nety y

y y

Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja. Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm. Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja. Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.

c) Bolay y y

Bola harus bulat dengan diameter 40 mm. Berat bola harus 2,7 gr. Bola harus terbuat dari bahan celulos (celluloid) atau sejenis bahan plastik dan berwarna putih atau oranye, dan tidak mengkilap.

d) Raket/Bety y

y

Ukuran, berat, bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku. Ketebalan daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu; dapat dilapisi dengan bahan perekat yang berserat seperti fiber karbon atau fiber glass atau bahan kertas yang dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih dari 7,5 % dari total ketebalan 0,35 mm, yang adalah merupakan bagian yang lebih sedikit/tipis. Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet datar maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar (karet pletok) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau jika dilapisi karet lunak (Sandwich Rubber) atau (spons) dengan karet bintik di dalamnya maka ketebalannya tidak lebih dari 4 mm termasuk lem perekat. Karet bintik biasaadalah lapisan tunggal yang bukan karet cellular, sintetik atau karet alam, dengan bintik yang menyebar dipermukaan raket secara merata dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2. Karet lunak(sandwich rubber) adalah lapisan tunggal dari karet cellular yang ditutupi dengan lapisan luar karet bintik biasa, ketebalan dari karet bintik tidak lebih kurang dari 2 mm.

y

y y

y

Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang terdekat dari kayu yang dipegang dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain atau tidak ditutupi. Daun raket, lapisan yang menutupi baik karet atau lemnya harus merata (tidak bersambung) dan juga ketebalannya. Permukaan raket yang tidak ditutupi karet pada sisi, harus diwarnai pada sisi yang tidak ditutupi oleh karet dengan warna pudar, merah atau hitam, (tidak sama dengan warna sebelahnya). Karet raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, merubah karakterisktik karet secara fisik, atau hal lainnya.