an penulisan sejarah di indonesia

11
Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia Metode penulisan sejarah meliputi 4 langkah, yakni Heuristik, Kritik, Interpretensi, dan Historiografi. Langkah keempat, yakni Historiografi merupakan wujud atau hasil karya dengan metode sejarah. Pengertian Historiografi Historiografi adalah penulisan sejarah dengan menggunakan metode tertentu atau sesuai dengan norma-norma dalam disiplin ilmu sejarah. Fungsi Historiografi Hostoriografi dalam kehidupan masyarakat memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi Genetis yaitu fungsi untuk mengungkapkan bagaimana asal usul dari sebuah peristiwa. Fungsi ini terlihat pada sejumlah penulisan sejarah seperti Babad Tanah Jawi, Sejarah Melayu, dan Prasasti Kutai. 2. Fungsi Didaktis yaitu fungsi mendidik, artinya dalam karya-karya sejarah banyak memuat pelajaran, hikmah dan suri teladan yang penting bagi para pembacanya. 3. Fungsi Prakmatis yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya untuk melegitimasi suatu kekuasaan agar terlihat kuat dan berwibawa. Pada masa kerajaan Mataram, fungsi itu dimainkan oleh Babad Tanah Jawi. Didalamnya

Upload: arie-baldwell

Post on 26-Jun-2015

1.939 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: an Penulisan Sejarah Di Indonesia

Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia

Metode penulisan sejarah meliputi 4 langkah, yakni Heuristik, Kritik, Interpretensi, dan

Historiografi. Langkah keempat, yakni Historiografi merupakan wujud atau hasil karya dengan

metode sejarah.

Pengertian Historiografi

Historiografi adalah penulisan sejarah dengan menggunakan metode tertentu atau sesuai

dengan norma-norma dalam disiplin ilmu sejarah.

Fungsi Historiografi

Hostoriografi dalam kehidupan masyarakat memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Genetis

yaitu fungsi untuk mengungkapkan bagaimana asal usul dari sebuah peristiwa. Fungsi ini

terlihat pada sejumlah penulisan sejarah seperti Babad Tanah Jawi, Sejarah Melayu, dan

Prasasti Kutai.

2. Fungsi Didaktis

yaitu fungsi mendidik, artinya dalam karya-karya sejarah banyak memuat pelajaran, hikmah dan

suri teladan yang penting bagi para pembacanya.

3. Fungsi Prakmatis

yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya untuk melegitimasi suatu kekuasaan agar terlihat

kuat dan berwibawa. Pada masa kerajaan Mataram, fungsi itu dimainkan oleh Babad Tanah

Jawi. Didalamnya termuat asal usul raja-raja Mataram yang diruntut sejak Nabi Adam, para

Nabi dan bahkan para Dewa.2.

Jenis-jenis Historiografi di Indonesia

Menurut Taufik Abdullah, historiografi di Indonesia dibedakan atas tiga jenis, yaitu:

1. Sejarah Ideologis

yaitu penulisan sejarah yang mempelajari masa lampau tidak semata-mata emi pengetahuan

masa lampau tetapi demi lambang dan identitas yang bisa diadakan untuk masa kini.

Page 2: an Penulisan Sejarah Di Indonesia

2. Sejarah Pewarisan

Yaitu penulisan sejarah yang mengisahkan kepahlawanan perjuangan kemerdekaan yang

bertujuan untuk mewariskan nilai-nilai dan semangat kepahlawanan kedapa generasi penerus

bangsa.

3. Sejarah Akademik

Yaitu penulisan sejarah yang berusaha memberikan gambaran yang jelas mengenai masa

lampau yang ditopang dengan tradisi akademik (ilmiah murni).

Penulisan sejarah di Indonesia

Penulisan sejarah di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 5, antara lain:

Historigrafi Tradisional

Historigrafi Tradisional adalah penulisan sejarah pada masa kerajaan-kerajaan Hindhu-Budha

maupun pada masa kerajaan-krajaan Islam.

Menurut para sejarawan penulisan sejarah ( tidak dalam bentuk prasasti ) di Indonesia

dimulai oleh Mpu Prapanca yang mengarang kitab NegaraKertagama. Seorang tokoh, yang

menjadi actor utama berperan sebagai pemimpin besar. Hasil karya historiografi tradisional

antara lain : Carita Parahyangan,

Cerita Parahyangan memberikan gambaran mengenai peristiwa sejarah yang pernah

terjadi di daerah Jawa Barat. Di dalamnya menceritakan kisah sanjaya yang mengalahkan

banyak raja – raja di Asia Tenggara.

Corak Historiografi Tradisional

1. Mitos

Bentuk ini pada dasarnya merupakan suatu proses internalisasi dari pengalaman

spiritual manusia tentang kenyataan lalu di ungkapkan melalui kisah sejarah

2. Genealogis

Bentuk ini merupakan gambaran mengenai pertautan antara individu dengan yang lain

atau suatu generasi dengan generasi berikutnya. Sil silah sangat penting untuk melegitimasikan

kedudukan mereka.

Page 3: an Penulisan Sejarah Di Indonesia

3. Kronik.

Dalam penulisan ini sudah ada penulisan kesadaran tentang waktu, Namun

demikian juga masih di lingkungan kepercayaan yang bersifat kosmosmagis

4. Annals.

Sebenarnya bentuk ini merupakan cabang dari kronik hanya saja bentuk annals

ini sudah lebih maju dan lebih jelas, Sudah berusaha membeberkan kisah dalam uraian

waktu.

5.Logis

Kisah yang di ungkapkan mengandung mitos, legenda,

dongeng, asal usul suatu bangsa, kisah disini merupakan merupakan kisah

yang merupakan suatu pembenaran berdasarkan emosi dan kepercayaan.

6. Supranatural

Dalam hal ini kekuatan kekuatan gaib yang tidak bias diterima

dengan akal sehat sering terdapat di dalamnya.

Ciri-ciri Historigrafi Tradisional

1. Regio sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga raja (keluarga

istana).

2. Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum

bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya dan tidak memuat riwayat kehidupan

rakyat, tidak membicarakan segi-segi sosial dan ekonomi dari kehidupan rakyat.

3. Regio magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.

4. Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.

5. Bersifat regio-sentris/etnosentrisme (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak

dipengaruhi daerah, misalnya oleh cerita-cerita gaib atau cerita-cerita dewa didaerah

tersebut.

6. Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan kharisma.

Page 4: an Penulisan Sejarah Di Indonesia

7. Sebagai ekspedisi budaya maksudnya sebagai sarana legitimasi tentang jati dirinya dan asal-

usulnya yang dapat menerangkan keberadaannya dan memperkokoh nilai-nilai budaya yang

dianutnya.

8. Oral tradition

Historiografi jenis ini di sampaikan secara lisan, maka tidak dijamin keutuhan

redaksionalnya.

9. Anakronistik

Dalam menempatkan waktu sering terjadi kesalahan kesalahan, pernyataan waktu dengan

fakta sejarah termasuk di dalamnya penggunaan kosa kata penggunaan kata nama dll.

Pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha penulisan sejarahnya contohnya seperti

Kitab Mahabrata dan Ramayana. Sedangkan pada masa kerajaan-kerajaan Islam sudah

dihasilkan karya sendiri, bahkan sudah menerapkan sistem kronologi dalam penjelasan

peristiwa sejarahnya.

Tujuan dari Historiografi Tradisional adalah:

1. Untuk menunjukkan kesinambungan yang kronologis

2. Untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat

3. Untuk membuat simbol identitas baru

Untuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja, dan nama raja, serta wibawa raja.

Historiografi kolonial

Historiografi colonial sering di sebut sebagai Eropa Sentris, yang berasal dari karya-karya yang

ditulis orang-orang Belanda.

Ciri-cirinya adalah:

1. Penulisan sejarahnya biasanya berisi tentang kisah perjalanan atau petualangan untuk

menemukan daerah-daerah baru untuk dijadikan kolonialnya(jajahannya)

2. Tulisan mereka lebih merupakan sarana propaganda untuk kepentingan

mereka(Belanda) dan sekaligus untuk mengendurka semangat perlawanan bangsa Indonesia.

Page 5: an Penulisan Sejarah Di Indonesia

3. Bersifat Belanda Sentris, kepentingan kolonial sangat mewarnai inpretasi mereka

terhadap suatu peristiwa sejarah yang terjadi.

Tujuan Historiografi kolonial adalah semata-mata untuk memperkokoh kekuasaan Belanda

di Indonesia.

Contoh-contoh historiografi kolonial:

Out en Niew Cost-Indie (Hindia Timur Dulu dan Sekarang) karya Francois Valentijn

Indonesian Trade and Society karangan Y.C Van Leur

Indonesian Sosiological Studies karangan Schrieke

Indonesian Sosiety in Trasition karangan Wertheim

Historiografi Pasca Kemerdekaan

Penulisan sejarah pada masa pasca kemerdekaan didominasi oleh penulisan mengenai

peristiwa-peristiwa yang masih hangat waktu itu, yaitu mengenai perjuangan bangsa Indonesia

dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Pada masa ini penulisan sejarah

meliputi beberapa peristiwa penting, misalnya proklamasi kemerdekaan Indonesia dan

pembentukan pemerintahan Republik Indonesia. Kejadian-kejadian sekitar proklamasi

kemerdekaan Indonesia yang meliputi sebab-sebab serta akibatnya bagi bangsa ini merupakan

sorotan utama para penulis sejarah.

Pada masa ini mulai muncul lagi penulisan sejarah yang Indonesia sentris yang artinya

penulisan sejarah yang mengutamakan atau mempunyai sudut pandang dari Indonesia sendiri.

Pada masa sebelumnya yaitu masa colonial, penulisan sejarah sangat Eropa sentris karena yang

melakukan penulisan tersebut adalah orang-orang eropa yang mempunyai sudut pandang

bahwa orang eropa merupakan yang paling baik. Pada masa kemerdekaan ini penulisan sejarah

telah dilakukan oleh bangsa sendiri yang mengenal baik akan keadaan Negara ini, jadi dapat

dipastikan bahwa isi dari penulisan tersebut dapat dipercaya. Penulisan sejarah yang Indonesia

sentris memang sudah dimulai jauh pada masa kerajaan-kerajaan, tetapi kemudian ketika

bangsa barat masuk ke Indonesia maka era penulisan sejarah yang Indonesia sentris mulai

meredup dan digantikan oleh historiografi yang eropa sentris.

Page 6: an Penulisan Sejarah Di Indonesia

Pada peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia yang menjadi sorotan utama adalah

tokoh nasional yang sering disebut sebagai Dwitunggal yaitu Soekarno dan Moh. Hatta. Dua

tokoh inilah yang menjadi tokoh utama dalam peristiwa proklamasi tersebut, disamping tentu

saja sangat banyak tokoh-tokoh lain yang turut berperan dalam peristiwa tersebut.

Historiografi Indonesia Modern

Historiografi Indonesia modern dimulai sejak diselenggarakannya Seminar Sejarah Nasional

Indonesia di Yogyakarta dimulai pada tahun 1957. Semenjak itu penulisan sejarah Indonesia

mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia ditulis oleh orang Indonesia sendiri.

Sehingga dengan demikian dapat dilihat perkembangan Indonesia-sentris yang mulai beranjak.

Ciri-ciri Historiografi Indonesia Modern:

1. Penulisannya sudah bersifat obyektif, artinya tidak bersifat istana-sentris dan tidak

bersifat kolonial atau Belanda-sentris.

2. Tinjauannya bersifat kritis artinya menilai dari berbagai apek kehidupan seperti politik,

sosial, budaya, ekonomi, dan Filosofis.

3. Metode yang digunakan selain menggunakan metode kepustakaan juga menggunakan

studi lapangan melalui teknik wawancara terhadap tokoh sejarah dan saksi sejarah.

Tujuan Historiografi Tradisional adalah:

Untuk menyadarkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang tertindas dan terjajah.

Untuk memprotes ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial terhadap

bangsa Indonesia.

Contoh Historiografi Indonesia Modern dapat kita lihat pada buku “Max Havelaar” karya

Douwes Dekker dengan menggunakan nama samaran Multatuli. dll.

Historiografi Nasional

Setelah Indonesia merdeka, bangsa Indonesia berusaha untuk menulis sejarah nasionalnya

sendiri.

Ciri-ciri Historiografi Nasional antara lain:

Page 7: an Penulisan Sejarah Di Indonesia

1. Memanfaatkan semua sumber sejarah baik yang bersal dari penulisan sejarah

tradisional(karya bansa Indonesia) maupun sumber-sumber yang berasal dari pemerintah

kolonial untuk melakukan rekontruksi ulang menjadi sejarah nasional yang berorientasi kepada

kepentingam integrasi nasional.

2. Objek penelitian sejarah nasional meliputi berbagai aspek dengan menggunakan

pendekatan multidemensional, baik aspek ekonomi, politik, ideologi, sosial budaya, sistem

kepercayaan, dsb.

3. Lebih mengutamakan kepentingan nasional Indonesia atau bersifat Indonesia-sentris.

Tujuannya adalah:

1. Untuk memberikan legitimasi pada keberadaan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang

merdeka.

2. Untuk menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa yang sederajat debgab bangsa-bangsa

lain di dunia

3. Untuk memberikan pendidikan nasionalisme kepada generasi muda sebagai warga

negara dan sebagai penerus bangsa.

Contoh Historiografi Nasional:

Sejarah perlawanan-perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme, karangan

Sartono Kartodirdjo.

Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia

Historiografi baru membuka ruang cakupan yang lebih luas. Untuk itu, diperlukan

penyempurnaan metodologi yaitu penggunaan konsep-konsep ilmu sosial dalam analisis-

analisisnya.

Sehubungan dengan hal ini maka lebih jelas dibedakan antara sejarah lama (the old

history) dan sejarah baru (the new history), seperti dibwah ini:

Sejarah lama (the old History)

a) disebut sejarah konvensional;searah radisional

b) Pemaparan deskriptif-naratif

c) Tema terbatas (sejarah politik lama atau sejarah ekonomi lama)

d) Para pelaku sejarah terbatas pada raja-raja, orang-orang besar, pahlawan atau jendral

Page 8: an Penulisan Sejarah Di Indonesia

e) Tanpa pendekatan ilmu sosial

Sejarah Baru (the new History)

1). Multi dimensional

2).Para pelaku sejarah luas beragam, segala lapisan masyarakat (vertikal ataupun horizontal:top

down atau bottom up)

3). Ruang cakup luas;segala aspek pengalaman dan kehidupan manusia masa lampau

4). Tema luas dan beragam, sejarah politik baru, sejarah ekonomi baru dll.