pp psi1d sejarah penulisan alquran
TRANSCRIPT
SEJARAH PENULISAN AL-QUR’AN
ANGGOTA KELOMPOK 1 :
1. Astika Srihayu2. Prisca Varadila3. Alvien Atthar Muttaqin4. Abdul Aziz Jialani5. Siti Dewi Zulaikhah Achmad6. Muhammad Syafurrouf7. Riska Kurniawati8. Ulfa Rochmatin
PSIKOLOGI ISLAM 1-D
A. PENGERTIAN AL-QUR’AN
• Al-Qur’an Secara Etimologi Bahasa :
Sebagian dari mereka, diantaranya Al-Zujaj menjelaskan bahwa kata Al-Qur’an
merupakan kata sifat yag berasal dari kata dasar “al-qara” yang artinya menghimpun.
Kata sifat ini kemudian dijadikan nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad S.A.W karena kitab itu menghimpun surat,ayat,kisah,perintah,dan
larangan.
• Al-Qur’an Secara Menurut Terminologi:
Menurut Kalangan Pakar Ushul Fiqh, Fiqh, dan Bhs Arab:
“ Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad, yang lafat” nya
mengandung mukjizat, membaca, mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara
mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai awal surat Al-Fatihah sampai akhir
surat An-Nash.”
B. PENULISAN AL-QUR’AN1. Pada Masa Nabi :
• Kerinduaan Nabi terhadap kedatangan wahyu tidak saja diekspresikan
dalam bentuk hafalan, tetapi dalam bentuk tulisan. Nabi mempunyai
sekretaris pribadi yang khusus bertugas mencatat wahyu. Mereka adalah
Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban bin Said, Khalid bin Said, dan
Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Proses penulisan Al-Qur’an pada masa nabi
sangat sederhana dan berupa lontaran kayu, pelepah kurma, tulang belulang,
dan batu.
• Kegiatan tulis-menulis Al-Qur’an pada masa Nabi disamping dilakukan oleh
sekretaris Nabi , juga dilakukan para sahabat Nabi lainnya. Kegiatannya itu
didasarkan kepada hadits Nabi sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh
Muslim.
Diantaranya Faktor yang Mendorong Penulisan Al-qur’an pada Masa Nabi Adalah :
a) Mengumpulkan hafalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para
sahabatnya dalam bentuk tulisan.
b) Mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna, karna
bertolak dari hafalan para sahabat saja tidak cukup karena terkadang
mereka lupa atau sebagian dari mereka sudah wafat adapun tulisan
akan tetap tepelihara walaupun pada masa nabi, Al-Qur’an tidak ditulis
ditempat tertentu.
c) Uraian diatas memperlihatkan bahwa karakteristik penulisan Al-Qur’an
pada masa Nabi adalah bahwa Al-Qur’an ditulis tidak pada satu
tempat, melainkan pada tempat yang terpisah-pisah.
2. Pada Masa Khulafa’ Al-rasyidina. Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pada dasarnya seluruh Al-Qur’an sudah ditulis pada waktu Nabi masih ada. Hanya saja, pada saat itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis dengan terpencar-pencar. Dan orang pertama kali menyusunnya dalam satu mushaf adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Usaha pengumpulan tuisan Al-Qur’an yang dilakukan Abu Bakar terjadi setelah perang Yamamah pada tahun 12 Hijriah. Peperangan yang bertujuan menumpas para pemurtad yang juga para pengikut Musailamah Al-Khadzab itu ternyata telah menjadikan 700 kaum sahabat penghafal Al-Qur’an syahid khawatir akan semakin hilangnya para penghafal Al-Qur’an sehingga kelestarian Al-Qur’an ikut terancam, Umar datang menemui khalifah pertama, abu bakar agar segera menginstruksikan pengumpuan Al-Qur’an dari berbagai sumber, baik yang tersimpan didalam hafalan maupun tulisan.
b. Pada Masa Pemerintahan Ustman bin Affan
• Pada masa pemerintahan Ustman bin Affan wilayah Negara Islam telah meluas sampai ke Tripoli Barat, Armenia dan Azarbaijan. Pada waktu itu,Islam sudah tersebar ke beberapa wilayah di Afrika, Syira dan Persia. Para penghafal Al–Qur’an pun akhirnya menjadi tersebar, sehingga menimbulkan persoalan baru, yaitu saling berbedanya kalangan kaum muslimin mengenai bacaan (qiraat) Al – Quran. Bahkan ia mengamati sebagian qiraat itu bercampur dengan kesalahan. Ustman segera mengundang para sahabat dari Anshar dan Muhajirin untuk bermusyawarah mencari jalan keluar dari masalah serius tersebut. Akhirnya, dicapai suatu kesepakatan agar mushaf Abu Bakar disalin kembali beberapa mushaf. Untuk terlaksananya tugas tersebut, khalifah Utsman menunjuk satu tim yang terdiri dari empat orang sahabat, yaitu: Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn Zubair, Said Ibn Al-‘as dan Abd Al-rahman Ibn Al- Haris Ibn Hisyam.
• Beberapa Karakteristik Mushaf Al-Quran yang Ditulis pada Masa Ustman Bin Affan Antara Lain :
1. Ayat ayat yang ditulis seluruhnya berdasarkan riwayat mutawatir.2. Tidak memuat ayat-ayat yang mansukh.3. Surat-surat maupun ayat-ayatnya telah disusun dengan tertib sebagai
mana Al-qur’an yang kita kenal sekarang. Tidak seperti mushaf Al-qur’an yang itulis pada masa Abu Bakar yang hanya disusun tertib ayat, sementara surat-suratnya disusun menurut urutan turun wahyu.
4. Tidak memuat sesuatu yang bukan tergolong Al-Qur’an seperti yang di tulis sebagian sahabat Nabi dalam masing-masing mushafnya, sebagai penjelasan atau keterangan terhadap makna ayat-ayat tertentu
5. Dialek yang dipakai dalam mushaf ini hanya dialek Quraisy dengan alasan Al- Qur’an diturunkan dengan Bahasa Arab Quraisy sekalipun pada mulanya diizinkan membacanya dengan menggunakan dialek lain.
C. Penyempunaan Penulisan Al-Qur’an
Setelah Masa Khalifah Khulafa’ Al-Rasyidin
• Mushaf yang ditulis atas perintah Utsman tidak memiliki harakat dan tanda titik
sehingga dapat dibaca dengan salah satu harakat yang tujuh. Setelah banyak
orang non-arab memeluk islam, mereka merasa kesulitan membaca mushaf yang
tidak berharakat dan bertitik itu. Pada masa khalifafh ‘Abd Al-Malik (685-
705), tersebutlah dua tokoh yang berjasa dalam hal ini, yaitu Ubaidillah Bin
Ziyad dan Hajjaj Bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Ibn Ziyad diberitakan memerintahkan
seorang lelaki dari persia untuk meletakkan alif sebagai pengganti dari huruf
yang dibuang. Adapun Al-Hajjaj melakukan penyempurnaan terhadap mushaf
‘Utsmani pada sebelas tempat yang karenanya membaca mushaf lebih mudah.
• Sepeninggal Ustman, mushaf al-Qur’an belum diberi tanda baca seperti
baris (harakat) dan tanda pemisah ayat. Karna daerah kekuasaan Islam
semakin meluas keberbagai penjuru yang berlainan dialek dan bahasanya,
dirasa perlu adanya tindakan preventif dalam memelihara umat dari
kekeliruan membaca dan memahami al-Qur’an. Upaya tersebut baru
terealisir pada masa Khalifah Muawiyah ibn Abi Sufyan (40-60H) oleh
Imam Abu al-Aswad al-Duali, yang memberi harakat atau baris yang
berupa titik merah pada mushaf Al-Quran. Untuk ‘’a’’ (fathah) disebelah
atas huruf, ‘’u’’(dlammah) didepan huruf dan ‘’I’’ (kasrah) dibawah huruf
sedangkan syiddah.Usaha selanjutnya dilakukan pada masa Khalifah
Abdul Malik ibn Marwan (65- 68H). Dua orang murid Abu al-Aswad al-
Duali yaitu Nasar ibn Ashim dan Yahya ibn ya’mar memberi tanda untuk
beberapa huruf yang sama seperti ‘’ba’’, ‘’ta’’, dan‘’tsa’’.
• Dalam berbagai sumber diriwayatkan bahwa ‘Ubaidillah
bin Ziyad (w. 67 H) memerintahkan kepada seseorang
yang berasal dari persia untuk menambahkan huruf
alif (mad) pada dua ribu kata yang semestinya dibaca
dengan suara panjang. Misalnya, kanat menjadi kanat.
Adapun penyempurnaan tanda-tanda baca lain dilakukan
oleh Imam Khalid ibn Ahmad pada tahun 162 H.
KESIMPULAN• Al-Qur’an secara bahasa ialah kata Al-Qur’an
merupakan kata jadian dari kata dasar “qara’a” (membaca) sebagaimana kata rujhan dan gufrhan. Sedangkan menurut istilah ialah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad, yang lafat -lafat nya mengandung mukjizat, membaca, mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nash.
• Al-Qur’an merupakan risalah Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk pedoman hidup manusia dan juga sebagai mukjizatnnya serta sebagai bukti ke Rasulannya. Dan sejarah penulisan Al-Qur’an seperti yang kita baca saat ini merupakan atas kehendak para sahabat Nabi.
TERIMA
KASIH