library.binus.ac.id · web viewberbagai modul dari sap yang lengkap dan menyeluruh ini dapat...
Post on 04-Dec-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2006, p29), sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai
tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam
sebuah proses yang terorganisasi.
Menurut McLeod (2004, p9), sistem adalah sekelompok elemen-
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan. Organisasi terdiri dari sejumlah sumber daya dan sumber daya
tersebut bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditentukan
oleh pemilik atau manajemen.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan dalam sebuah proses yang terorganisasi
2.2 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2006, p38), informasi adalah data yang telah
diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir
tertentu.
Menurut McLeod (2004, p12), informasi adalah data yang telah
diproses atau data yang memiliki arti.
7
8
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi
merupakan sekumpulan data yang telah diproses dan diubah menjadi
sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi penerimanya.
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2006, p5), sistem informasi dapat merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut McLeod (2004, p12), sistem informasi adalah susunan
dari orang, data, proses, penyajian informasi, dan teknologi informasi yang
berinteraksi untuk mendukung dan mengembangkan pengoperasian
sehingga dapat membantu dalam penyelesaian masalah dan pembuatan
keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen dan user.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah kombinasi dari orang-orang, data, proses, dan teknologi informasi
yang saling berinteraksi sehingga dapat membantu dalam penyelesaian
masalah.
2.4 Enterprise Resources Planning (ERP)
2.4.1 Pengertian Enterprise Resources Planning (ERP)
Menurut O’Brien (2006, p320), Enterprise Resources
Planning (ERP) adalah suatu tulang punggung lintas fungsi
perusahaan yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak
9
proses internal dan sistem informasi dalam hal fungsi produksi,
logistic, distribusi, akuntansi, keuangan dan sumber daya manusia
perusahaan.
Menurut Wijaya dan Darudiarto (2009, p32), Enterprise
Resource Planning (ERP) adalah sistem berbasis komputer yang
didesain untuk memproses sebuah transaksi perusahaan dan
memfasilitasi perencanaan, produksi dan respon ke konsumen
secara terintegrasi dan real time.
Menurut Wijaya dan Damayanti (Jurnal Evaluasi dan
Rencana Pengembangan Penerapan Aplikasi ERP: Studi Kasus
pada PT. Astra Graphia; 2011, p914) ERP adalah jalan pintas dari
teknologi informasi untuk membantu perusahaan dalam mengatur
proses bisnis, menggunakan sebuah database yang digunakan
bersama dan bagian laporan manajemen.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Enterprise
Resource Planning (ERP) adalah sistem berbasis komputer sebagai
tulang punggung perusahaan yang didesain untuk mengotomatisasi
banyak proses transaksi perusahaan dan terintegrasi secara real
time.
2.4.2 Tahapan Penerapan ERP
Dalam pelaksanaan yang dilakukan dalam tahap
implementasi ERP, maka harus dilakukan evaluasi untuk
mengetahui kinerja dan hasil implementasi yang telah dilakukan
10
terhadap aplikasi program yang digunakan dalam percobaan
simulasi (trial simulation).
Menurut Wijaya dan Alianto (p41, 2012) tahapan
penerapan ERP secara umum adalah sebagai berikut:
1. Preparation (Persiapan dan Survei)
Merupakan langkah awal dalam tahapan penerapan ERP yang
menentukan keberhasilan dalam penerapan ERP tersebut.
Untuk itu, perlu mendapat perhatian serius dan dukungan
khususnya dari manajemen puncak. Secara umum, hal yang
perlu diperhatikan dalam tahapan persiapan dan survey adalah
sebagai berikut:
A. Pembentukan Tim Evaluasi
Project Leader tidak harus ahli Informasi Teknologi,
tapi yang telah cukup berpengalaman dan mengetahui
secara rinci proyek bisnis (business project) perusahaan.
Aktivitas utama awal proyek adalah menyusun
kerja:
Ruang lingkup proyek
Wewenang tim evaluasi
Rencana proyek dimulai
Identifikasi kebutuhan pengguna, kebutuhan atas
kinerja sistem yang dikehendaki
Membuat konsep desain sistem baru
Menganalisis keuntungan dan kerugian
11
Mengevaluasi faktor biaya, Sumber Daya (resource)
yang terlibat
Menyusun laporan hasil evaluasi (business case) untuk
meyakinkan manajemen puncak terhadap kebutuhan
sistem baru
B. Awal Studi
Dalam tahap awal studi, Project Leader melakukan
pendekatan terhadap pengguna yang akan menjalankan
aplikasi sistem informasi, yaitu dengan memberikan
informasi dan meminta masukan atas sistem baru agar
dapat mengakomodasi kebutuhan. Atas masukan dan
permintaan pengguna tersebut, manajemen perusahaan
perlu melakukan evaluasi atas permintaan pengguna
tersebut dengan mempertimbangkan:
Menentukan tercapainya permintaan pengguna
Mengidentifikasi kemungkinan terjadinya pelanggaran
batas biaya. Jika terjadi pelanggaran biaya, maka
perusahaan harus memutuskan dilakukan perbaikan
sistem informasi secara bertahap per departemen dan
mampu mengantisipasi dampak yang terjadi.
Berdasarkan permintaan kebutuhan pengguna, maka
perusahaan perlu berkoordinasi dengan manager terkait
untuk mengevaluasi kelayakan kebutuhan terhadap
kinerja pengguna
12
Tanggapan positif/negatif yang disampaikan pengguna,
perusahaan harus memperhatikan dan
mempertimbangkan dampak perubahan yang terjadi
pada pengguna seperti kesulitan pengguna mengubah
dan beradaptasi dengan pola kerja sistem baru
Menentukan departemen yang terlibat dengan
perubahan sistem informasi
Menentukan apakah permintaan merupakan bagian dari
paket sistem aplikasi dan memastikan tercapainya
sasaran dengan penerapan tersebut
2. Business Blue Print
Merupakan langkah kelanjutan dari tahapan persiapan dan
survey, untuk menerjemahkan dan memastikan kebutuhan
pengguna dengan melakukan perubahan proses bisnis berjalan
yang akan diimplementasikan pada aplikasi program ERP
3. Realization
Merupakan langkah kelanjutan dari tahapan business blue
print, untuk memastikan tindak lanjut (feedback) kebutuhan
pengguna yang akan diimplementasikan pada aplikasi program
ERP.
4. Finalization
Merupakan langkah kelanjutan dari tahapan realization, untuk
memastikan pelatihan pengguna berjalan baik dengan
diimplementasikan pada aplikasi program ERP.
13
5. Go Live and Maintenance Support
Merupakan langkah kelanjutan dari tahapan finalization dan
langkah terakhir dalam tahapan penerapan ERP, untuk
memastikan bahwa implementasi aplikasi program ERP
berjalan baik dimana aplikasi program sebelumnya sudah
digantikan dengan aplikasi program ERP, dengan demikian
proyek tahapan penerapan ERP akan berakhir dan ditutup, yang
selanjutnya akan dilakukan pengembangan aplikasi program
sesuai pengembangan bisnis dengan mengutamakan focus dan
memberikan pelayanan maintenance program.
2.4.3 Tim Proyek Implementasi ERP
Menurut Wijaya dan Alianto (p44, 2012) Proyek
implementasi ERP adalah proyek bisnis, bukan merupakan proyek
tim biasa. Untuk itu, tim implementasi ERP harus diperhitungkan
dengan cermat dan professional, dimana tingkat keberhasilan yang
tinggi agar memperoleh keuntungan yang diharapkan. Tim
implementasi ERP harus didukung oleh pihak-pihak yang
berkomitmen tinggi dan kompeten dibidangnya. Bagian-bagian
dari tim implementasi ERP yang berperan penting menentukan
tingkat keberhasilan implementasi ERP, dapat dikelompokkan
menjadi sebagai berikut:
14
1. Streering Committee
Pihak yang terlibat dalam tim steering comitee dapat
terdiri dari beberapa orang yang merupakan perwakilan dari
level top manajemen yang berwewenang dan memutuskan
terhadap perubahan demi penyempurnaan dari proses bisnis
perusahaan agar menjadi lebih efisien. Tim steering committee
bertanggungjawab untuk pengambilan keputusan pada saat
terjadinya konflik atas pembahasan yang berkaitan pada proses
standar yang berlaku. Tim steering committee berhak
melakukan pengambilan keputusan untuk memberhentikan
proyek implementasi sistem, apabila sistem yang dibangun
tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan manajemen atau
menyimpang dari waktu implementasi, yang akhirnya
diprediksi bahwa sistem yang dibangun tersebut akan
mengalami kegagalan dan tidak sesuai dengan kebutuhan
manajemen.
2. Project Manager
Project Manager merupakan ahli professional yang
bertanggungjawab terhadap perencanaan, pengawasan, dan
control pelaku pelaksanaan project implementasi, serta
menjamin tahapan implementasi ERP sesuai jadwal yang telah
ditentukan, anggaran, penyerahan aplikasi yang digunakan
tepat waktu, menjaga kepuasan pelanggan, standar technical
dan kualitas sistem yang baik. Project Manager dalam proses
15
pembangunan proyek sistem ERP, baiknya berasal dari internal
department informasi teknologi yang memiliki kompetensi dan
pengalaman dalam melakukan implementasi sistem ERP.
3. Sistem Analist
Sistem Analist adalah orang yang ahli dalam
memberikan solusi terhadap permasalahan proses bisnis dan
menentukan kebutuhan suatu perusahaan mengenai orang, data,
proses dan teknologi informasi untuk mencapai perbaikan dan
perubahan demi penyempurnaan proses bisnis perusahaan.
Kehadiran sistem analist haruslah memberikan solusi terhadap
permasalahan kebutuhan pengguna yang berkaitan dengan
sistem informasi, bukan sebaliknya untuk hanya mencari-cari
permasalahan yang dapat meningkatkan konflik dan suasana
kerja yang tidak menyenangkan. Sistem analist harus bersikap
menjadi pribadi yang menyenangkan dimana selalu
memberikan solusi dalam permasalahan yang dihadapu dan
tidak mengeluh terhadap permasalahan yang ada,
menempatkan kritik sebagai sesuatu untuk dibicarakan dan
memberikan solusinya.
4. Konsultan
Kehadiran konsultan bertujuan untuk memberikan ilmu
(transfer knowledge), pelatihan kepada pengguna utama (key
users) sesuai dengan modul aplikasi program yang
diimplementasikan, melakukan testing bersama pengguna
16
utama dan memastikan akurasi data dan informasi yang
dihasilkan dari aplikasi program.
2.4.4 Enam Langkah Kesuksesan Implementasi ERP
Seperti sebuah usaha teknik sipil atau proyek konstruksi
yang cukup besar, menerapkan sistem enterprise resource planning
(ERP) untuk membantu menjalankan sebuah bisnis adalah mahal
dan merupakan sebuah proses yang rumit. Dan seperti yang akan
terjadi dengan usaha yang signifikan, sukses bukanlah sebuah
pemberian. Sejumlah perencanaan tertentu, disiplin, dan
kebijaksanaan diperlukan untuk menyelesaikan pelaksanaan agar
tepar waktu dan diperlukan untuk memastikan bahwa sistem
perusahaan yang baru telah memenuhi persyaratan bisnis.
Proses implementasi yang dimulai akan menemukan
kekurangan. Enam langkah sukses untuk membantu pencapaian
tujuan perusahaan, pertama dengan mendefinisikan kesuksesan
yang terdengar sangat sederhana, tetapi membutuhkan beberapa
pekerjaan. Secara umum, sebuah paket ERP dapat membantu
meningkatkan pendapatan, produktivitas, efisiensi, dan mengelola
biaya. Semua ini adalah hasil yang diinginkan, tetapi harus ada
yang dikerjakan untuk menentukan pemecahan masalah suatu
sistem perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Kedua, dengan
menetapkan prioritas antara masalah dan tujuan. Ketiga,
mempersiapkan perubahan dari proses yang sedang berjalan
17
termasuk mempersiapkan tim, staf, pelanggan dan pemasok.
Keempat, mendapatkan dukungan dari Eksekutif untuk
menciptakan visi untuk kesuksesan, memotivasi tim proyek,
pengadaan sumber daya yang diperlukan, dan membuat keputusan
tingkat tinggi berdasarkan rekomendasi tim. Kelima, membuat
anggaran keuangan dan sumber daya manusia sebagai tim yang
terlibat dalam pelaksanaan setiap proses. Keenam, sukses itu
sederhana dengan melibatkan diri dalam proses dan bertanya lebih
banyak, maka akan memperoleh hasil yang lebih baik. (Sumber:
White Paper, judul “6 Steps to ERP Implementation Success”)
2.5 SAP
2.5.1 Pengertian SAP
Menurut Dewanto dan Falahah (2007, p171), SAP adalah
software ERP yang sangat terintegrasi antara berbagai modulnya
seperti Sales Distribution, Material Management, Financial and
Controlling, Human Resource dan masih banyak lagi. Karena
keintegrasiannya dan sifatnya yang sangat generik membuat
software ini banyak digunakan oleh perusahaan besar di seluruh
dunia dan menjadikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
SAP software menjadi sangat mahal, mulai dari licence, training,
human resource dan hardware.
Umumnya perusahaan akan menerapkan modul Financial
dan Controlling, yang kemudian bisa dilanjutkan dengan modul
18
lain yang sesuai dengan kebutuhan. Modul Financial dan
Controlling (FICO) akan menangani segala transaksi yang
berhubungan dengan pengeluaran dan pemasukan uang dan akan
membantu dalam pencatatan dan pembuatan laporan keuangan.
Untuk pembayaran pajak, biasanya perlu dilakukan pengembangan
aplikasi sendiri, terutama di Indonesia karena SAP belum men-
support transaksi pajak di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
hukum perpajakan di Indonesia masih belum stabil.
Dalam implementasinya, harus diingat bahwa yang ada di
SAP adalah semua proses generik, sehingga bila suatu perusahaan
mempunyai banyak bisnis proses yang unik, maka perlu dilakukan
sedikit modifikasi dan dapat dilakukan enchacement dengan
mengembangkan beberapa aplikasi dengan menggunakan ABAP.
ABAP adalah bahasa programming yang digunakan di SAP
software.
ABAP yang digunakan biasanya mempunyai sedikit
perbedaan di beberapa modul, seperti ABAP untuk HR module dan
FI module akan sedikit berbeda, karena di HR module dikenal
istilah infotype dimana tidak dapat ditemukan di FI module.
Tapi bagi perusahaan yang tidak melakukan modifikasi,
SAP menyediakan cukup fleksibilitas dengan banyak konfigurasi
yang bisa dilakukan. Konfigurasi ini agak sulit dipelajari. Cara
terbaik adalah dengan langsung terjun ke proyek implememtasi
19
SAP. Yang melakukan konfigurasi biasa dikenal dengan orang
functional.
Selain bisnis proses yang terdapat di SAP, perlu
diperhatikan para supporternya, seperti pengadaan server dan
interface. Hal-hal yang berhubungan dengan pengadaan server,
biasa dikenal sebagai BASIS. Sedangkan interface, biasanya
digunakan bagi perusahaan yang menggunakan software lain selain
SAP untuk kebutuhan yang tidak bisa dilakukan SAP dengan baik.
Interface di SAP adalah Xi.
2.5.2 Produk-produk SAP
Menurut Dewanto dan Falahah (2007, p173), produk yang
ditawarkan oleh SAP antara lain:
1. mySAP Business Suite: biasanya digunakan untuk perusahaan
yang sangat besar dan modul-modul di dalamnya sudah sangat
komplit
2. mySAP All in One: biasanya digunakan untuk perusahaan
menengah ke atas, untuk kelengkapan modulnya biasanya
menyesuaikan dengan perusahaan.
3. SAP Business One: biasanya untuk perusahaan kecil dan modul
yang ada didalamnya hanyalah berupa modul dasar saja,
biasanya HR dan FI saja.
20
2.5.3 Modul-modul dalam SAP
SAP dalam masing-masing sistem juga terdiri dari banyak
modul. Contohnya SAP R/3 yang popular dan sudah digunakan
hampir sebagian besar perusahaan-perusahaan kelas dunia untuk
mendukung kegiatan bisnis prosesnya sehari-hari.
Menurut Dewanto dan Falahah (2007, p172), modul-modul
yang disediakan dalam SAP R/3 antara lain:
1. Financials
a. Financial Accounting (FI)
b. Controlling (CO)
c. Fixed Assets Management (AM)
d. Project System (PS)
e. Enterprise Controlling (EC)
f. Real Estate Management
2. Logistics
a. Sales and Distribution (SD)
b. Materials Management (MM)
c. Quality Management (QM)
d. Plant Maintenance (PM)
e. Customer Service (CS)
f. Production Planning and Control (PP)
g. SAP Retail
3. Human Resources
a. Personnel Management (PA)
21
b. Personnel Time Management (PT)
c. Payroll (PY)
d. Training and Event Management (PE)
Berbagai modul dari SAP yang lengkap dan menyeluruh ini
dapat mendukung bisnis proses pada perusahaan umumnya
(manufacturing, retail, oil and gas, electricity, health care,
pharmaceutical, banking, insurance, telecommunications,
transport, automotive, chemical, dan masih banyak lagi).
Berbagai modul tersebut tidak harus diimplementasikan
semua, melainkan sesuai dengan kebutuhan bisnis proses dari
perusahaan tersebut. Selain itu, modul dan setting yang
diimplementasikan juga berbeda antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan lainnya. Ini disebabkan karena adanya
perbedaan bisnis proses antar perusahaan meskipun bergerak di
bidang usaha yang sejenis.
2.5.4 Sales and Distribution
Menurut Wijaya dan Darudiarto (2009, p46), aktivitas Sales
and Distribution adalah suatu kegiatan mencatat seluruh aktivitas
yang berkaitan dengan proses penjualan dan mengendalikan
seluruh aktivitas yang berkaitan dengan proses penjualan serta
memonitor proses penjualan di suatu perusahaan.
Modul Sales and Distribution pada SAP memungkinkan
pengguna untuk mengelola aktivitas penjualan dan pendistribusian
22
dalam sebuah perusahaan secara efektif. Aktivitas proses bisnis
yang terkait dalam modul ini adalah antara lain pembuatan
dokumen sales order, pengiriman produk, penagihan, sistem
informasi penjualan serta aktivitas dalam pra dan pasca penjualan.
Contoh aktivitas yang tersedia dalam modul Sales and
Distribution pada SAP yang dapat diimplementasi oleh perusahaan
lain antara lain: pemrosesan RFQ dan inquiry pelanggan,
pemrosesan quotation, pemrosesan sales order, availability check,
pricing, credit limit check, penagihan, picking dan packing,
delivery, dan pembayaran.
Kegunaan Sales and Distribution adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, yaitu
dengan mempercepat proses penerimaan pesanan sampai
pengiriman barang dengan tepat waktu di tempat pelanggan.
- Memberikan informasi penjualan dan anakisa penjualan yang
membutuhkan pihak pelanggan.
- Membuat perencanaan penjualan untuk penghitungan
kebutuhan barang material, perencanaan pembelian dan
produksi barang di masa depan.
Karakteristik modul Sales and Distribution adalah sebagai
berikut:
- Fasilitas mengelola dan penginputan kontrak penjualan dan
order penjualan
23
- Fasilitas overdue limit credit, untuk pembatasan order
penjualan terhadap saldo piutang yang sudah jatuh tempo tapi
belum dilakukan pembayaran oleh pihak pelanggan
- Fasilitas untuk penginputan transaksi penjualan dalam multi
currency
- Fasilitas delivery schedule untuk membuat delivery order
berdasarkan sales order yang segera harus dikirim dengan
memperhitungkan jumlah saldo persediaan di gudang
- Fasilitas delivery order untuk transaksi pengiriman barang
dengan tepat waktu
- Fasilitas sales invoice (faktur komersial, faktur pajak, kwitansi)
secara otomatis untuk proses penagihan kepada pelanggan
- Fasilitas sales return untuk transaksi pengembalian barang
(retur jual) dari pelanggan dengan alasan tertentu.
2.5.5 Proses Sales Order
Menurut Johan, Susanto, dkk (Analisis dan Perancangan
Aplikasi Pendukung ERP SAP R/3 Modul Sales and Distribution
PT. United Tractors, Tbk; p648, 2010) mySAP ERP (Enterprise
Resource Planning) menyediakan wawasan yang unggul ke dalam
proses sales back-office, seperti yang termasuk berikut ini:
inquiries, quotations, order generation, contract and billing cycle
management. Manfaat bisnis memiliki gambaran yang lengkap dari
sebuah siklus hidup dari konsumen, termasuk di dalamnya seperti
24
status order, billing, payment and credit management. Dalam
tambahannya pada fitur back-office, mySAP ERP juga mendukung
penjualan dalam internet, mencatat penjualan melalui peralatan
yang mobile seperti PDA, handphone dan lainnya.
2.6 Pengertian Customizing
Menurut Narayanan (2011, p57), customizing adalah suatu proses
merakit dan mencocokkan SAP application dengan kebutuhan bisnis
perusahaan, yang memberikan suatu rencana terstruktur untuk SAP
implementation dan enhancement, juga menyediakan administrative tools
yang diperlukan untuk mengelola, memproses, dan mengevaluasi proyek
implementation atau enhacement.
2.7 Pengertian Internet
Menurut Turban (2005,p69), Internet adalah suatu jaringan yang
menghubungkan jaringan computer dari bisnis, organisasi, pemerintahan,
dan sekolah di seluruh dunia. Seperti jaringan komputer pada umumnya,
internet memungkinkan orang-orang diseluruh dunia untuk mengakses
data dari organisasi lain dan berkomunikasi, berkolaborasi dan bertukar
informasi dengan cepat, lancar, dan murah
Menurut Sawyer (2011, p18), Internet adalah jaringan komputer di
seluruh dunia yang menghubungkan ratusan dari ribuan jaringan yang
lebih kecil. Jaringan ini menghubungkan pendidikan, komersial, nirlaba,
dan militer entitas, serta individu.
25
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Internet merupakan
jaringan computer yang menghubungkan berbagai jaringan yang lebih
kecil yang dapat diakses oleh jutaan individu di seluruh dunia untuk
berkomunikasi bahkan bertukar informasi dengan cepat.
2.8 Pengertian World Wide Web
Menurut Turban (2005,p69), WWW adalah aplikasi yang
menggunakan berbagai fungsi transport internet yang memiliki standard
yang diterima secara universal untuk menyimpan, menarik, memformat,
dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien/server.
Menurut Sawyer (2011, p18), WWW adalah sistem komputer yang
saling berhubungan dengan internet (disebut server) yang mendukung
dokumen khusus diformat dalam bentuk multimedia.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa WWW adalah
sistem komputer yang saling berhubungan dengan internet yang
menggunakan berbagai fungsi transport internet yang mendukung
dokumen khusus untuk di format, disimpan dan di tampilkan.
2.9 Pengertian Hypertext Markup Language (HTML)
Menurut Turban (2005, p482), HTML adalah bahasa pemrograman
yang digunakan di Web, dalam format dokumen dan menghubungkan
dynamic hypertext ke dokumen lain yang tersimpan dalam komputer lain.
26
Menurut Sawyer (2011, p68) HTML adalah set instruksi khusus
(disebut ”tag” atau “markup”) yang digunakan untuk menentukan struktur
dokumen, format, dan link ke multimedia lainnya pada dokumen di web.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa HTML merupakan
bahasa pemrograman yang digunakan di web dengan sebuah set instruksi
khusus yang disebut “tag” atau “markup” dalam format dokumen dan link
ke multimedia lainnya pada web.
2.10 Pengertian Page Hypertext Processor (PHP)
Menurut Aditya Nur Alan (2010, p1) PHP (hypertext Processor)
adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam
HTML. PHP banyak dipakai untuk memprogram situs web dinamis. PHP
dapat digunakan untuk membangun sebuah CMS (Content Management
System).
Menurut Kadir (2008, p12), PHP merupakan bahasa berbentuk
skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya akan
dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser. PHP secara
khusus dirancang untuk aplikasi web dinamis. Artinya, PHP dapat
membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini.
Adapun kelebihan-kelebihan dari PHP yaitu:
1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi
2. PHP dapat berjalan dalam web browser yang berbeda dan
dalam sistem operasi yang berbeda pula. PHP dapat berjalan di
27
sistem operasi UNIX/Linux, Windows98, Windows NT dan
Macintosh
3. PHP diterbitkan secara gratis, jadi tidak perlu untuk membayar
apapun menggunakan perangkat lunak ini dan dapat di
download melalui situs www.php.net
4. PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personla
Web Server (PWS), Apache, IIS, Xitami dan sebagainya
5. PHP termasuk server-side programming
6. PHP termasuk bahasa yang embedded (bisa ditempel atau
diletakkan dalam tag html)
7. PHP menawarkan konektivitas yang baik dengan beberapa
basis data antara lain Oracle, Sybase, MySQL, Dbase, Postgre
SQL
Secara default, PHP sudah mendukung modul MySQL sehingga
tidak perlu lagi melakukan konfigurasi ulang.
2.11 Pengertian Hypertext Transport Protocol (HTTP)
Menurut Turban (2005,p680), HTTP adalah standar komunikasi
yang digunakan untuk men-transfer halaman di bagian WWW di internet;
HTTP mendefinisikan bagaimana pesan diformat dan dikirim.
Menurut Sawyer (2011, p66), HTTP adalah aturan-aturan
komunikasi yang memungkinkan browser untuk terhubung dengan web
server.
28
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa HTTP merupakan
standar komunikasi yang memungkinkan browser untuk terhubung dengan
web server.
2.12 Pengertian MySQL
Menurut Kadir (2003, p353) MySQL merupakan sebuah relational
database management system (RDBMS) yang bersifat open source.
Dengan menggunakan konsep RDBMS, MySQL tidak menyimpan data ke
dalam sebuah area yang besar namun menyimpan data-data ke dalam
tabel-tabel database. MySQL tetap menggunakan Structured Query
Language (SQL) di dalam memproses data di dalam database.
Menurut Aditya Nur Alan (2010, p62) MySQL (My Structure
Query Language) adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen
basis data relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah
lisensi GPL (General Public Licensi). MySQL sebenarnya merupakan
turunan salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada
sebelumnya, yaitu SQL (Structure Query Language). SQL adalah sebuah
konsep pengoperasian data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan
pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan
dengan mudah secara otomatis.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa MySQL adalah
sebuah software RDBMS (Relational Database Management System)
yang dapat menampung kapasitas yang besar yang bersifat open source.
29
2.13 Delapan Aturan Emas
Interaksi Manusia dan Komputer memiliki 8 aturan emas yang
ditulis dalam buku Designing the User Interface (Schneiderman, 2010,
p88). Scneiderman mengusulkan koleksi ini berdasarkan prinsip yang
sudah diturunkan dari pengalaman pada sebagian besar sistem interaktif
setelah diperbaiki, ditambahkan dan diterjemahkan dengan benar dalam
kurun waktu 3 dekade. Untuk meningkatkan kegunaan dari aplikasi, maka
desain antarmuka yang baik adalah sangat penting. Delapan aturan emas
desain antarmuka dari Scheniderman telah diterima dengan baik sebagai
petunjuk yang baik untuk desain antarmuka.
Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface
Design, yaitu:
1. Konsistensi
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan
kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi,
perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem
umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu
penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika
tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaliknya
30
lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan
tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan
bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informative akan
memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan
dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat
mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang
sederhana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga
pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang
belum biasa digunakan.
7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa
sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian
rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
31
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana
atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta
diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan
tindakan.
2.14 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2008, p193), bila dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan interview (wawancara) dan observasi (pengamatan)
2.14.1 Interview
Menurut Sugiyono (2008, p194), wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan atau keyakinan pribadi. Wawancara tersebut dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan
telepon.
Wawancara terbagi 2 jenis, yaitu:
a. Wawancara terstruktur
32
Menurut Sugiyono (2008, p197), wawancara terstruktur
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden
diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya.
b. Wawancara tidak terstruktur
Menurut Sugiyono (p2008, p197), wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan data. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan.
2.14.2 Observasi
Menurut Sugiyono (2008, p203), observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau
dalam wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan
narasumber secara langsung, maka observasi tidak terbatas pada
individu, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
33
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi
berperan serta) dan non-participant observation.
a. Observasi berperan serta (Participant Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari subjek yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian.
b. Observasi non-partisipan (non-participant observation)
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung
dengan aktivitas subjek-subjek yang sedang diamati, maka
dalam observasi non-partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen. Dari segi instrumentasi yang
digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.
Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang
secara sistematis, tentang apa yang akan diamati dan
dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan
apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variable apa
yang akan diamati. Pedoman wawancara terstruktur atsu
angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman
untuk melakukan observasi.
34
Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan
instrumen yang baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.
2.15 Perancangan Sistem Informasi
2.15.1 Pengertian Analisis Sistem
Menurut McLeod (2004, p190), analisis sistem adalah
penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk
merancang sistem baru atau diperbaharui.
Menurut Turban (2005,p694), Analisis sistem adalah proses
mempelajari berbagai masalah bisnis yang direncanakan
perusahaan dapat diatasi melalui sistem informasi.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis
sistem merupakan penelitian berbagai masalah bisnis untuk
merancang sistem baru.
2.15.2 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut McLeod (2004, p140), Perancangan sistem adalah
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru
35
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem serta
untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap.
Beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
tahap perancangan adalah sebagai berikut
2.15.2.1 The Systems Development Life Cycle
Menurut Satzinger (2005,p39), Systems
development life cycle (SDLC) adalah keseluruhan
proses yang membangun, menyebarkan, menggunakan,
dan memperbaharui sebuah sistem informasi
Gambar 2.1 System Development Life Cycle. Satzinger (2005,p 39)
Penjelasan dari setiap fase:
- Project Planning: Untuk mengidentifikasi
ruang lingkup sistem baru, memastikan
kelayakan proyek dan mengembangkan
jadwal, perencanaan sumber daya dan
anggaran untuk proyek yang tersisa
36
- Analysis: Untuk memahami dan
mendokumentasikan dengan rinci kebutuhan
bisnis dan persyaratan pengolahan sistem
baru
- Design: Untuk merancang solusi sistem
berdasarkan persyaratan yang ditentukan dan
keputusan yang telah dibuat selama analisis
- Implementation: Untuk membangun,
menguji, dan menginstal sistem informasi
yang dapat diandalkan dengan pengguna
yang terlatih yang siap untuk keuntungan
seperti yang diharapkan dari penggunaan
sistem
- Support: Untuk menjaga sistem berjalan
secara produktif dari awal dan selama
bertahun-tahun umur sistem
2.15.2.2 Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)
2.15.2.2.1 Pengertian Pendekatan Object Oriented
Menurut Satzinger (2005,p60),
Pendekatan Object Oriented adalah Pendekatan
pengembangan sistem yang menampilkan sistem
informasi sebagai kumpulan dari objek yang
37
saling berinteraksi dan bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tujuan.
2.15.2.2.2 Pengertian Object-Oriented Analysis
Menurut Satzinger (2005,p60), Object-
Oriented Analysis adalah pendefinisian semua
jenis objek yang bekerja dalam sistem dan
menunjukkan interaksi pengguna manakan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.
2.15.2.2.3 Pengertian Object-Oriented Design
Menurut Satzinger (2005,p60), Object-
Oriented Design adalah pendefinisian semua
jenis objek penting untuk berkomunikasi dengan
user dan perangkat didalam sistem,
menunjukkan bagaimana objek-objek
berinteraksi untuk menyelesaikan suatu tugas,
dan menyempurnakan definisi dari setiap tipe
objek sehingga dapat diimplementasikan dengan
bahasa tertentu atau lingkungan
2.15.2.2.4 Pengertian Object-Oriented Programming
Menurut Satzinger (2005,p61), Object-
Oriented Programming adalah menuliskan
38
statement dalam bahasa pemrograman untuk
mendefinisikan apa yang setiap objek lakukan,
termasuk pesan yang dikirim antar objek
2.15.2.2.5 User Interface Object
Menurut Satzinger (2005,p62), User
Interface Object adalah Objek yang berinteraksi
dengan user ketika user sedang menggunakan
sistem, seperti tombol, item menu, textbox, form,
atau label.
2.15.2.2.6 Class
Menurut Satzinger (2005,p63), Class
adalah tipe atau klasifikasi untuk seluruh objek
yang mempunyai kesamaan
2.15.2.2.7 Message
Menurut Satzinger (2005,p63), Message
adalah komunikasi antara objek dimana 1 objek
meminta objek lain untuk meminta atau
melaksanakan 1 dari metodenya.
39
2.14.2.2.8 Association and Multiplicity
Menurut Satzinger (2005,p66),
Association Relationship adalah suatu peristiwa
hubungan antar objek, seperti saat Customer
terhubung dengan pesanannya.
Menurut Satzinger (2005,p66),
Multiplicity adalah jumlah dari asosiasi antara
objek-objek.
2.15.2.3 Unified Modelling Language (UML)
Menurut Satzinger (2005,p48), Unified
Modelling Language adalah suatu standard dari
pembuatan model dan notasi dikembangkan secara
khusus untuk pengembangan berorientasi objek.
40
2.16 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
2.16.1 Activity Diagram
Menurut Satzinger (2005,p144), Activity Diagram adalah
diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai kegiatan user
dan urutan alur kegiatannya.
Gambar 2.2 Activity Diagram. Satzinger (2005, p146)
Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel
yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity
diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian
besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh
selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena
itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal
41
sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi
lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari
level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh
satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang
berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor
menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama
seperti state , standar UML menggunakan segiempat dengan sudut
membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan
untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk
mengilustrasikan proses-proses paralel ( fork dan join ) digunakan
titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau
vertikal. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object
swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung
jawab untuk aktivitas tertentu.
2.16.2 Event Table
Menurut Satzinger (2005, p146) Event table adalah sebuah
katalog dari usecase-usecase yang mencatat seluruh kejadian
dalam baris dan bagian dari kunci informasi tentang setiap kejadian
ke dalam kolom-kolom
42
Gambar 2.3 Event Table. Satzinger (2005, p146)
Event Table terdiri dari event, trigger, source, use case,
response, destination. Event adalah kejadian yang terjadi dalam
suatu waktu dan tempat spesifik yang dapat dijelaskan ataupun
digambarkan dan penting untuk diingat Satzinger et al (2005:
p167). Trigger adalah sebuah tanda yang memberikan pemicu pada
sistem tentang suatu kejadian yang terjadi saat data dibutuhkan.
Source adalah pihak eksternal yang memberikan data. Response
adalah sebuah output yang dihasilkan oleh sistem untuk mencapai
sebuah tujuan. Destination adalah pihak agen eksternal yang
menerima data.
43
2.16.3 Use Case Diagram
Menurut Satzinger (2005,p213), Use Case Diagram adalah
Diagram yang menampilkan beragam peran user dan cara nya
berinteraksi dengan sistem.
Gambar 2.4 Usecase Diagram. Satzinger (2005, p213)
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang
diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case merepresentasikan
sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan
sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem,
meng- create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Sebuah aktor
adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan
sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case
diagram dapat sangat membantu penyusunan requirement sebuah
sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan pelanggan, dan
merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.
Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain
44
sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum
diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap
kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal.
Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain,
sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara
menarik keluar fungsionalitas yang common . Sebuah use case juga
dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri.
Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan
bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.
45
2.16.4 First-Cut Design Class Diagram
Menurut Satzinger (2005, p309) First-cut Class Diagram
adalah diagram yang yang dikembangkan dengan menambahkan
domain model class diagram dan juga membutuhkan 2 langkah
yaitu mengelaborasi atribut dengan type dan initial value
information lalu menambahkan navigasi visibility arrow.
Gambar 2.5 First-cut Design Class Diagram. Satzinger (2005, p311)
46
2.16.5 User Interface
Menurut Satzinger (2005, p442) User Interface adalah
bagian-bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi
pengguna untuk menciptakan input dan output.
Gambar 2.6 User Interface. Satzinger (2005, p467)
User Interface mencoba untuk menampilkan apa-apa saja
yang telah dirancang pada sequence diagram dimana pada tahapan
47
ini akan lebih dimudahkan pada sisi sang usernya dalam
menggunakan sistem.
2.16.6 Persistent Object
Menurut Satzinger (2005, p66) Persistent Object adalah
merupakan objek-objek yang perlu diingat sistem dan dapat di
tampilkan kembali di masa depan
Gambar 2.7 Persistent Object.
2.16.7 Data Access Layer System Sequence Diagram
Menurut Satzinger (2005, p315) Sequence Diagram adalah
diagram yang menjelaskan interaksi objek dan keputusan-
keputusan desain dokumen.
48
Gambar 2.8 Data Access Layer Sequence Diagram. Satzinger (2005, p322)
2.16.8 Deployment and Software Architecture
Menurut Satzinger (2005,p 264) Software Architecture
merupakan arsitektur yang mengarah kepada “Big Picture” aspek
struktur dari sistem informasi. Dua aspek yang paling penting yaitu
49
pembagian software ke dalam kelas-kelas dan distribusi dari kelas
yang terkait selama proses lokasi dan spesifikasi komputer.
Deployment Environment menyediakan suatu mapping dari
suatu logical architecture menjadi suatu physical environment
(intranet ataupun internet, CPU, memory, storage device, dan
software lainnya).
Gambar 2.9 Single Computer architecture. Satzinger (2005, p271)
Gambar 2.10 Clustered architecture. Satzinger (2005, p271)
Gambar 2.11 Multicomputer architecture. Satzinger (2005, p271)
50
2.16.9 Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000: p26), Rich Picture adalah
gambaran yang mendeskripsikam proses bisnis atau suatu situasi
yang digambarkan oleh illustrator. Rich picture memberikan
gambaran luas yang memungkinkan untuk memberikan beberapa
alternatif tambahan.
top related