v. gambaran umum pks adolina
Post on 30-Dec-2016
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
28
V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA
5.1. Profil Perusahaan
5.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926
dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO)” yang
bergerak dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau diubah
menjadi kelapa sawit dan karet dengan nama “NV Serdang Maatschappy (SCM)”.
Sejak tahun 1973 budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit
tetap dipertahankan. Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintah Jepang dari
Pemerintah Belanda. Pada tahun 1946 diambil kembali oleh Pemerintah Belanda
dengan nama tetap NV SCM. Maka pada tahun 1958 perusahaan ini diambil oleh
Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara
(PPN), tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada tahun
1936 PPN Baru SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu:
1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa
2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu
Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan
penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka
Tanaman II Kebun Adolina Hilir, lalu pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi
bentuk Persero dengan nama PT. Perkebunan VI (Persero). Pada tahun 1994 PTP
VI, PTP VII dan PTP VIII bergabung dan dipinjam oleh Direktur Utama PTP
VIII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP
VII dan PTP VIII diberi nama PTP Nusantara IV (Persero). Adolina merupakan
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan luas areal Hak Guna
Usaha Kebun Adolina adalah seluas 8.965,69 Ha. Pembibitan dan Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) Adolina ini awalnya pada tahun 1956 memiliki kapasitas 26 Ton
Tandan Buas Segar (TBS)/Jam, namun pada saat ini kapasitas PKS yang
terpasang adalah 30 Ton TBS/Jam dengan tingkat stagnasi sebesar 0,75 % dan
tingkat losis mencapai 1,50%. Dalam perkembanganya PKS Adolina terus
melakukan pembenahan dan pelayanan demi meningkatkan keunggulan produksi.
Pelayanan-pelayanan ini meliputi:
29
1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000
2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 : 2004
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
5.1.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina adalah perusahaan yang
bergerak di bidang industri pengolahan kelapa sawit. Unit usaha Adolina
memperoleh bahan baku TBS dari kebun-kebun PTPN IV unit Adolina sendiri
dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat atau swasta yang berada
disekitarnya. Selain memproduksi CPO unit usaha Adolina juga memproduksi
PKO yang selanjutnya tidak dipasarkan melainkan akan diproses lebih lanjut ke
pabrik pengolahan inti sawit di Pabatu.
5.1.3. Lokasi Perusahaan
PTP Nusantara IV (Persero) PKS Adolina berada di Kabupaten Serdang
Bedagai tepatnya dipinggiran Jalan Raya Medan Pematang Siantar dengan jarak
38 Km dari Medan, yang dikelilingi oleh 21 desa yang berada di enam Kecamatan
yaitu Perbaungan, Pantai Cermin, dan Pegajahan (berada di Kabupaten Serdang
Bedagai) serta Galang, Bangun Purba dan STM Hilir (berada di Kabupaten Deli
Serdang). Sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
No : 04.13/Kpts/Org/93/VII/1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan
terhitung tanggal 01 Januari melebur kebun Bagun Purba, Lau Rempak, B. Kuala
dan merubah statusnya menjadi Afdeling unit kebun Adolina. Luas hak guna
kebun unit Adolina seluas 8.965,69 hektar. Dimana dibagi menjadi dua bagian
yaitu 8.636hektar untuk lahan kelapa sawit dan 329,69 hektar untuk Emplasment,
pondok dan bibitan serta pabrik dll.
5.1.4. Daerah Pemasaran
Produk minyak CPO yang dihasilkan PKS Adolina ini dipasarkan dengan
system pemesanan oleh pihak konsumen dimana selanjutnya pesanan minyak
sawit CPO dikirim kepada pihak konsumen. Daerah pemasaran CPO dari unit
usaha Adolina ini diekspor ke beberapa Negara seperti Belanda, Jepang, Belgia,
dan sebagian dikirim untuk pasar local. Sedangkan untuk produk inti tidak
30
dipasarkan, melainkan diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di
Pabatu.
5.2. Organisasi dan Manajemen
5.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Unit Adolina adalah struktur yang berbentuk lini dan fungsional
berdasarkan fungsi. yaitu pembagian atas unit-unit organisasi didasarkan pada
spesialisasi tugas yang dilakukan dan juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan
pada unit unit organisasi di bawahnya pada bidang tertentu secara langsung.
Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manajer Unit. Adapun Struktur
Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Adolina
Manager Unit
Ka.Dis
Tan
Rayon A
Ka.Dis
Tan
Rayon B
Ka.Dis
Tan
Rayon C
KDTP Ka.Dis TU Ass.SDM
dan Umum
Ass. Afd 1
Ass. Afd 2
Ass. Afd 6
Ass. Afd 4
Ass. Afd 3
Ass. Afd 5
Ass. Afd 8
Ass. Afd 7
Ass. Afd 9
Ass.SDM
dan Umum
Ass.Tek
Pabrik
Ass.
Pengolahan 1
Ass.
Pengolahan 2
31
5.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah sebagai berikut :
1. Manajer Unit
Manajer Unit merupakan pimpinan tertinggi dikebun Adolina. Manajer Unit
bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap perencanaan operasional
pabrik serta bertanggung jawab dalam mengevaluasi kinerja Unit. Manajer
Unit juga bertanggung jawab kepada Direksi yang terletak di kantor pusat
Medan. Selain itu manajer unit memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menciptakan iklim kerja yang sesuai dengan memperlihatkan hubungan
ke dalam dan diluar kehidupan sosial bawahan dan masyarakat sekitarnya
agar kegairahan kerja tetap terpelihara.
b. Melaksanakan penilaian dan mengusulkan pengangkatan, pemindahan,
penambahan dan hukuman bagi karyawan staf berdasarkan ketentuan
yang telah berlaku demi tegaknya disiplin kerja.
c. Mengawasi dan menilai hasil kerja kepala Dinas secara terus menerus
dengan membandingkan hasil nyata dan norma-norma kerja serta
melakukan tindakan pemulihan untuk menghindari anggaran biaya yang
melebihi batas teloransi yang dibenarkan.
d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada kepada direksi.
2. Kepala Dinas Tanaman
Kepala Dinas Tanaman bertugas melakukan koordinasi penyusunan taksasi
produksi tanaman berdasarkan data dan pengamatan agar diperoleh taksasi
yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu Kepala Dinas Tanaman juga
memiliki tugas sebagai berikut :
a. Mengajukan anggaran belanja dengan program pelaksanaan yang
sistematis dan mudah dimengerti bersama-sama dengan asisten
tanaman/afdeling.
b. Mengendalikan semua kegiatan operasi afdeling berdasarkan
normanorma yang berlaku agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan
tujuan operasi.
32
c. Membina pengetahuan dan keterampilan para asisten tanaman/afdeling
melalui rapat kerja, diskusi, penjelasan langsung dilapangan supaya lebih
mampu melaksanakan tugas sebagai instruksi terhadap bawahannya.
d. Memelihara kerja di bidang tanaman sesuai dengan lingkungan kerja agar
setiap orang merasa senang dan aman dalam menyelesaikan tugas.
e. Menyempurnakan metode kerja yang tidak sesuai dengan metode yang
lebih baik melalui pengamatan agar efektivitas dan efisiensi kerja
tercapai secara optimal.
3. Asisten Tanaman/Afdeling
Asisten Tanaman/Afdeling bertugas membuat taksasi produksi tanaman yang
disusun berdasarkan analisis data dan taksiran potensi tanaman agar diperoleh
taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu, Asisten
Tanaman/Afdeling mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mengajukan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan ketentuan
penerimaannya agar dapat menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan
program.
b. Mengatur pembagian kerja dan melengkapi peralatan/bahan secara
teratur dan terpadu supaya hasil kerja diperoleh sesuai dengan yang
ditentukan.
c. Menempatkan tenaga kerja sedapat mungkin sesuai dengan bakat, fisik
dan sikap agar tercapai semangat kerja yang bergairah.
d. Melaksanakan pemeiharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan
standar yang ditentukan.
e. Melaksanakan panen sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan
menyelesaikan pengangkutan secepatnya pada hari itu juga sehingga
kenaikan ALB (Asam Lemak Bebas) di kebun dapat dihindari.
4. Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan
Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan merupakan penanggung jawab pabrik
dibidang pemeliharaan, bengkel dan bertanggung jawab atas segala
kebijaksanaan dan tindakan dalam bidang produksi.
Selain itu Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan juga memiliki tugas sebagai
berikut :
33
a. Memberikan petunjuk dan mengawasi pemeliharaan di bidang teknik
b. Membuat rencana pelayanan kebutuhan bangunan atau pengangkutan
bahan mentah.
c. Melayani kebutuhan dan merencanakan kapasitas pabrik.
d. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengarahkan serta mengawasi
kegiatan-kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium.
e. Menandatangani dan mengecek formulir-formulir dan laporan-laporan
sesuai dengan asisten dan prosedur yang berlaku.
f. Melaporkan data, kegiatan bagian pengolahan dan laboratorim kepada
administratur.
5. Assisten Bengkel Umum/Pabrik
Assisten Bengkel Umum/Pabrik bertugas membantu Kepala Dinas Teknik
dalam memimpin bagian reparasi alat-alat pabrik. Selain itu, Assisten
Bengkel Umum/Pabrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Berperan dalam pemeliharaan dan perbaikan alat-alat yang ada di pabrik
agar tetap dalam kondisi yang baik.
b. Merencanakan dan mengarahakan serta mengkoordinasikan kegiatan
bagian reparasi.
6. Assisten Transportasi/Motor
Assisten Transportasi/Motor bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dalam
memimpin bagian bengkel motor. Selain itu, Assisten Transportasi/Motor
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mengawasi alat pengangkutan kendaraan bermotor.
b. Mengkoordinasikan segala perbaikan kendaraan bermotor yang rusak.
7. Asisten PKS
Asisten PKS bertugas membantu Kepala Dinas Pengolahan dalam mengawasi
kegiatan pabrik. Selain itu, Asisten PKS mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mengawasi seluruh kegiatan proses produksi di pabrik
b. Mengawasi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dengan
berpedoman kepada ketentuan yang diberikan oleh direksi.
c. Memberikan data dan kegiatan proses produksi kepada Kepala Dinas
Pengolahan.
34
8. Mandor Bagian Pengiriman
Mandor Bagian Pengiriman bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dan
Pengolahan dalam mengawasi kegiatan pabrik. Selain itu mandor bagian
pengiriman bertanggung jawab melaksanakan penjualan minyak sawit (CPO)
dan inti pada pelanggan.
9. Kepala Dinas Tata Usaha
Kepala Dinas Tata Usaha bertugas membantu Manajer Unit dalam memimpin
seluruh kegiatan administrasi perusahaan. Tugas yang ditangani Kepala Dinas
Tata Usaha adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian administrasi.
b. Mengawasi pemakaian dan penggunaan alat-alat kantor.
c. Mengkoordinasikan segala pembayaran dan penyediaan barang-barang.
d. Mengawasi seluruh kegiatan administrasi perusahaan.
10. Asisten Tata Usaha
Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas Tata Usaha dalam
menjalankan seluruh kegiatan administrasi diperusahaan.
11. Asisten SDM dan Umum
Asisten SDM dan Umum bertugas membantu Manajer Unit dalam meneliti
penerimaan tenaga kerja. Tugas yang ditangani Asisten SDM dan Umum
adalah sebagai berikut :
a. Mengawasi dan meneliti penerimaan tenaga kerja dengan berpedoman
kepada standard yang telah ditetapkan oleh Direksi.
b. Melaksanakan kegiatan yang diprogramkan oleh pemerintah setelah
mendapatkan persetujuan Direksi.
c. Membina hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat disekitar
lokasi perusahaan.
d. Mengkoordinasikan kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan
karyawan.
e. Memberikan informasi kepada Manajer Unit dalam bidang produktivitas
kerja.
35
12. Perwira Pengamanan (Pa Pam)
Perwira Pengamanan (Pa Pam) bertugas membantu Manajer Unit dalam
memimpin bidang keamanan. Tugas yang ditangani Perwira Pengamanan (Pa
Pam) adalah melakukan pengawasan pengamanan informasi dan inventaris
perusahaan.
5.2.3. Jumlah Tenaga Kerja
Adapun jumlah karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Karyawan Unit Usaha Adolina
Uraian Tenaga Kerja Kebun Adolina
Pria Wanita Jumlah
Karyawan Pimpinan 8 0 8
Karyawan Pelaksana 1.193 437 1.630
Honorer 9 2 11
Jumlah 1.210 439 1.649
5.2.4. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT. Perkebunan Nusantara
IV Unit Adolina dibagi atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut :
a. Bagian Kantor
Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40 jam
kerja per minggu dengan bagian dapat diihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jam Kerja Karyawan Kantor Unit Usaha Adolina
No. Hari Waktu Kerja (WIB) Istirahat
1 Senin – Kamis 06.30 – 09.30
10.30 – 15.00
09.30 – 10.30
2 Jumat 06.30 – 09.30
10.30 – 12.00
09.30 – 10.30
3 Sabtu 06.30 – 09.30
10.30 – 13.00
09.30 – 10.30
b. Bagian Pabrik
Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas dua shift . Jam kerja karyawan
berdasarkan sift di PKS Adolina dapat dilihat pada Tabel 10.
36
Tabel 10. Jam Kerja Karyawan PKS Adolina
No Shift Waktu Kerja (WIB)
1 I 06.30 – 17.00
2 II 17.00 – 05.00
5.3. Proses Produksi
Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber
yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan dan dana. Pada PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Unit Adolina ada dua jenis proses pengolahan sawit yaitu
proses pengolahan sawit CPO dan PKO.
5.3.1. Proses Produksi CPO
Bahan baku utama PPKS PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit
Adolina adalah buah kelapa sawit yang masih segar. Pengolahan tandan buah
segar (TBS) di PKS dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit CPO dari
daging buah (mesocp) dan PKO dari biji (nut). Untuk mendapat kualitas minyak
yang baik bermula dari lapangan, sedangkan proses pengolahan dipabrik hanya
dapat menekan sekecil mungkin perubahan/penurunan kualitas dan kehilangan
(Lossis) selama proses. Pabrik tidak dapat memproduksi minyak lebih dari apa
yang dikandung TBS. Mutu dan Rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh
fraksi panen (derajat kematangan), kegiatan pengutipan brondolan dan perlakuan
terhadap TBS. perlakuan TBS mulai dari panen, transport dan proses pengolahan
dipabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan.Adapun
proses produksi CPO dan PKO adalah sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan Bahan Buah (Fruit Reception Station)
Stasiun penerimaan bahan buah ini berfungsi untuk menerima TBS yang
berasal dari kebun dan pembelian. Pada stasiun ini TBS melalui tahapan proses
yaitu tahap penimbangan buah dan tahap penumpukan dan pemindahan buah.
2. Stasiun Penimbangan Buah (Fruit Weighting) dan Sortasi
Setiap truk yang mengangkut TBS kepabrik ditimbang terlebih dahulu
dijembatan timbang (bridge weighing) untuk memperoleh berat sewaktu berisi
(bruto) dan sesudah dibongkar (tarra). Selisih antara bruto dengan tarra adalah
37
jumlah TBS yang diterima di PKS (netto). Jembatan timbang menggunakan
mekanikal hybrid dengan kapasitas 50 ton. Dilengkapi dengan sistem komputasi,
jembatan timbangan ditera oleh Badan Meterologi 1 kali setahun. TBS (tandan
buah segar) yang sudah ditimbang dimasukkan ke loading ramp.
Sortasi TBS dilakukan dilantai atau peron loading ramp. Mutu dan
rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen. Sortasi
TBS sebagai alat untuk menilai mutu panen dilaksanakan terhadap setiap kebun
yang mengolah buah di PKS dengan menentukan satu truk/lebih yang dianggap
mewakili untuk setiap afdeling kebun pengirim/hari. Untuk pengiriman TBS dari
pihak ke III, maka sortasi dilakukan terhadap semua truk. Sebelum dibongkar,
diambil sekitar 40 brondolan untuk mengetahui apakah buah tersebut termasuk
jenis dura atau tenera. Untuk TBS dari pihak ke III, buah yang ditolak adalah buah
mentah (fraksi 00 dan fraksi 0), buah dura (bila komposisinya >15%), dan buah
yang beratnya <10 kg. sortasi buah dilaksanakan sesuai dengan kriteria panen
yang terbagi atas beberapa fraksi.
3. Stasiun Rebusan
TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari stasiun penerimaan
buah dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lory
rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah.
Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 27.000
mm berjumlah 3 unit dengan system 2 pintu dan memakai PLC (Program Local
Control) dengan waktu merebus buah ± 90 menit, masing-masing sterilizer
berkapasitas 10 lory ( ± 25 ton TBS). Sistem perebusan yang dipakai adalah
sistem 3 puncak (triple peak). Triple peak adalah jumlah puncak dalam proses
perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk
atau keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau
otomatis. Waktu perebusan yang menjadi perhatian setelah puncak pertama dan
kedua adalah pada saat puncak ketiga (holding time) yaitu antara 40-60 menit.
Holding time sangat dipengaruhi oleh kematangan buah, lamanya buah menginap
dan tekanan steam. Semakin matang dan semakin buah lama menginap, semakin
pendek waktu yang diperlukan di puncak ketiga.
38
4. Stasiun Penebah
Stasiun penebah mempunyai fungsi untuk memisahkan brondolan dari
tandannya buah matang dari sterilizer diatur masuk sebagai umpan ke dalam
thresher yang kecepatannya diatur oleh variabel speed. Di dalam tresher
dipisahkan antara tandan kosong dan brondolan matang dengan cara
dibantingkan/dijatuhkan dari atas ke bawah sambil diputar.
5. Stasiun Pengempaan
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan
minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengepal. Pada stasiun ini dilakukan
dua tahap pengolahan yaitu :
a. Pengadukan (digesting)
b. Pengempaan (pressing)
1. Digester terintegrasi dengan screw press. Brondolan yang telah dibawa
fruit elevator diremas atau diaduk. Fungsi digester adalah sebagai berikut :
a. Mencincang dan melumat brondolan sehingga daging dengan biji (noten)
mudah dipisahkan.
b. Mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses
pengadukan.
c. Memudahkan pengeluaran minyak di screw press.
2. Screw Press
Massa adukan yang berasal dari alat pengadukan (digester), dialirkan ke
dalam alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk mengempa
massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat
dan kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan
ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan
semaksimal mungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.
6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah CPO yang
sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian minyak
adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Minyak
mentah yang dihasilkan dari stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk
proses selanjutnya sehingga diperoleh minyak produksi.
39
5.3.2. Proses Produksi Biji/Inti
1. Pemisahan Daging Buah Dengan Biji
Ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press terdiri dari biji
dan serabut beserta fraksi minyak dan air yang terkandung dalam kadar yang
kecil. Ampas kempa tersebut masih berbentuk gumpalan, dimana
gumpalangumpalan ampas ini harus dipecahkan terlebih dahulu pada pemecah
ampas kempa (cake breaker conveyor/CBC). Proses pemecahan dimulai pada saat
ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press masuk kedalam talang
pemecah ampas kempa (CBC). Dengan adanya pemanasan sampai temperatur
90°C, gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai pada waktu
dipukul oleh padel-padel CBC.
2. Pemeraman Biji
Biji yang berasal dari nut polishing drum diangkut dengan menggunakan
conveyor dan destoner menuju ke silo biji (Nut Silo) untuk proses pemeraman biji.
Sebelum masuk ke silo biji, terlebih dahulu biji dimasukkan kedalam tromol
fraksi biji (nut grading screen) untuk memisahkan biji-biji menurut fraksinya,
yaitu fraksi kecil dan fraksi besar dengan terpisahnya biji fraksi kecil dan fraksi
besar maka proses pemecahan biji dalam nut crecker akan lebih sempurna
(persentasi inti pecah akan berkurang). Biji yang telah dipisahkan akan masuk ke
dalam silo (nut silo) sesuai dengan fraksi-fraksinya untuk proses pemeraman biji.
Biji yang diperam dianggap kering bila kadar air biji 12%. Proses pemeraman
dilakukan selama 24 jam untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
3. Pemecahan Biji
Alat ini terdiri dari rotor yang berputar dan mempunyai dinding kasing
(Slator) yang berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk konus
(cone). Dinding kasing (wearing plat) ini terbuat dari plat baja keras. Rotor terdiri
dari poros yang diberi lempengan siku-siku yang berputar pada poros tersebut.
Oleh karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran rotor yang
sangat tinggi maka biji-biji yang masuk ke lubang rotor akan terbawa oleh
lempengan siku-siku tersebut kemudian terlempar ke samping membentur dinding
40
kasing. Akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan intinya akan terpisah dan
cangkang.
4. Pemisahan Inti dengan Cangkang
Campuran pecahan (inti, biji utuh dan cangkang) yang dihantarkan oleh
timba kraksel masuk ke dalam LTJS (Light Tanera Just Separator). Alat ini
merupakan kolom pemisah vertikal (Vertical Column Separator) yang dilengkapi
dengan fan/blower penghisap. Prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya
gravitasi. Melalui kolom pemisah tersebut abu, cangkang halus dan serat halus
yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust
cyclone), kemudian menghantarnya ke stasiun ketel (boiler station) sebagai bahan
bakar ketel (boiler), sedangkan inti, cangkang kasar dan biji utuh yang lebih berat
akan jatuh menuju ayakan, ayakan ini berfungsi untuk memisahkan biji utuh
(noten). Campuran pecahan akan masuk melalui kisi-kisi tersebut dan dengan
bantuan getaran akan terjadi pemisahan antara biji utuh (notten) dengan campuran
pecahan. Campuran pecahan akan jatuh ke dalam kolom kraksel (crackse
conveyor) yang akan menghantarkannya ke hidrosiklon (hydrocyclone) untuk
dipisahkan.
5. Pengeringan Inti
Inti basah hasil pemisahan akan dibawa ke konveyor inti basah menuju
timba inti (karnel elevator) yang menghantarkan inti basah masuk ke dalam
konveyor atas silo inti. Konveyor ini berfungsi untuk mendistribusikan inti basah
masuk kedalam silo inti (karnel osilo). Bentuk ataupun cara kerja silo inti sama
seperti pada silo biji (Nut Silo). Hanya saja pada silo inti yang dikeringkan adalah
intinya. Ke dalam silo inti ini juga dialirkan uap jenuh dan dihembuskan pula
udara panas oleh fan/blower pemanas (heater). Waktu pengeringan yang
dibutuhkan adalah 18 (delapan belas) jam.
5.3.3. Bahan-bahan yang Digunakan
Di dalam proses produksi pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun
Adolina, bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS) kelapa
sawit yang diperoleh dari beberapa afdeling yang membudidayakan tanman
kelapa sawit di lingkungan Kebun Adolina dan juga dari pihak ketiga. Varietas
41
bahan baku diolah PKS Adolina adalah varietas Tanera (hasil persilangan dari
varietas yang lebih baik karena memiliki cangkang yang lebih tipis dan
mempunyai daging buah yang tebal). Waktu tanamannya juga lebih cepat yaitu
2,5 tahun sampai 3 tahun bila dibandingkan dengan varietas yang lain yang
mencapai 3 sampai 4 tahun. TBS yang diterima di PKS Adolina jumlahnya sangat
dipengaruhi oleh iklim, luas areal yang menghasilkan sistem panen topografi serta
usia tanam.
top related