upaya meningkatkan hasil belajar ipa melalui pada siswa kelas v sd … · 2017. 4. 26. · upaya...
Post on 07-Nov-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN MEDIA REALIA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 NGADISEPI
KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Oleh
Retno Kurnia
292012198
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
i
ii
iii
iv
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
BERBANTUAN MEDIA REALIA PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI 02 NGADISEPI KABUPATEN TEMANGGUNG
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Retno Kurnia1, Stefanus C. Relmasira2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 292012198@student.uksw.edu(1)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan materi sifat-sifat cahaya dan berbagai jenis alat optik pada siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi Temanggung semester II tahun pelajaran 2015/2016 yang disebabkan pembelajaran IPA masih berpusat pada guru. Penulis kemudian memilih pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) sebagai solusi meningkatkan hasil belajar. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan menggunakan model Kemmis dan Mc Tanggart dengan kegiatan penelitian meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus I dan II yakni adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V setelah penerapan pendekatan kontekstual (CTL). Persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I baru sebesar 65,22%. Penerapan pendekatan kontekstual (CTL) pada siklus II kemudian diperbaiki dengan mengacu pada refleksi di siklus I. Perbandingan nilai kondisi awal, siklus I, dan siklus II menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 16 siswa tidak tuntas kemudian setelah penerapan tindakan siklus I didapatkan hasil bahwa 8 siswa tidak tuntas. Setelah dilanjutkan Siklus II hasil perolehan nilai siswa mencapai peningkatan dengan nilai ketuntasan sebesar 23 siswa atau 100%. Berdasarkan hasil perolehan nilai siklus I dan II didapatkan simpulan penerapan pendekatan CTL berhasil, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah menjadi tuntas dengan indikator hasil > 70%. Kata Kunci : Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), Hasil Belajar IPA.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hasil observasi yang dilaksanakan pada guru maupun siswa kelas V SD Negeri 02
Ngadisepi menimbulkan keprihatinan bagi penulis. Diperoleh rekap nilai yang menunjukkan
2
hasil belajar siswa rendah karena dari 23 siswa hanya 7 siswa yang tuntas KKM sedangkan 16
siswa tidak tuntas. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar IPA disebabkan oleh 2 faktor.
Faktor tersebut menurut Sugihartono, dkk (2007: 76–78) adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah guru masih menyampaikan pembelajaran IPA dengan hanya
berfokus pada kegiatan ceramah, sehingga siswa menjadi pasif karena hanya mendengarkan
saja. Guru hanya mengandalkan buku cetak sebagai media penunjang pembelajaran IPA.
Guru kurang berperan secara optimal sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga siswa
tidak dapat menemukan pengetahuannya sendiri. Faktor eksternal adalah kurangnya perhatian
dari orang tua kepada siswa bagaimana kegiatan belajar mereka dirumah. Dari kedua faktor
tersebut berdampak pada hasil belajar siswa menjadi rendah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi
penulis memilih pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) sebagai solusi
meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah. Penulis merasa yakin melalui penerapan
pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) hasil belajar siswa dapat meningkat
mencapai KKM=70 seperti yang telah ditetapkan dengan indikator keberhasilan > 70% secara
klasikal.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam meningkatkan hasil belajar IPA dengan pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas
V SD Negeri 02 Ngadisepi Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dan menjelaskan
pengaruh penerapan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat diperoleh manfaatnya bagi pembelajaran IPA
sebagai berikut:
Secara Teoritis
Adanya penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) memberikan manfaat kepada guru untuk
melakukan perbaikan terhadap hasil pembelajaran yang belum tuntas menjadi tuntas.
3
Secara Praktis
1. Bagi Siswa
a. Diharapkan di dalam pembelajaran IPA dapat menimbulkan rasa senang dan semangat
untuk menerima pembelajaran sehingga pembelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang
disukai siswa.
b. Siswa menjadi tertarik dan tidak bosan dengan pembelajaran IPA, sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat.
2. Bagi Guru
a. Membantu guru dalam meningkatkan gaya mengajar yang inovatif dan kreatif dalam
pembelajaran IPA.
b. Mengembangkan sikap profesional sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan optimisme guru ketika mengajar.
d. Memungkinkan guru secara aktif dan kreatif untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan mengajar.
3. Bagi Sekolah
Sebagai suatu alternatif model pembelajaran bagi pihak sekolah untuk memberikan
motivasi bagi guru-guru agar bersikap lebih profesional, aktif, kreatif, dan inovatif dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari di sekolah dalam proses pembelajaran
terhadap para siswa.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Maslichah Asy’ari (2006: 7) menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berasal dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam,
sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. IPA atau sains secara umum dapat dikatakan
sebagai pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol. Hal
ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006: 28) bahwa IPA berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Menurut Nash (dalam Usman, 2006: 2) IPA adalah suatu cara atau
metode untuk mengamati alam yang bersifat analisi, lengkap cermat serta menghubungkan
antara fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang
objek yang diamati. Nokes (dalam Abdullah, 2003: 18) IPA adalah Pengetahuan teoritis yang
diperoleh dengan metode khusus.
4
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu siswa mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012:153)
Pembelajaran Kontekstual atau dikenal dengan istilah Contextual Teaching And
Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara
materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa akan merasakan pentingnya belajar dan akan memperoleh makna yang mendalam
terhadap apa yang dipelajarinya. Mulyasa (2006:102) mengatakan bahwa Pembelajaran
Kontekstual atau dikenal dengan istilah Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan
konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan
dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan merasakan
pentingnya belajar dan akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang
dipelajarinya.
Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2010: 173-174) dapat disajikan sebagai berikut:
1) Tahap Invitasi Tahap di mana siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Dalam tahap ini, guru berusaha memancing siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan diajarkan dengan pengalaman dan pendapat siswa.
2) Tahap Eksplorasi Tahap di mana siswa diberi kesempatan menyelidiki dan menemukan konsep melalui kegiatan pengamatan, pengumpulan, pengorganisasian dan interpretasi data melalui kegiatan inkuiri dan diskusi yang dirancang guru.
3) Tahap Penjelasan dan Solusi Pada tahap ini, siswa memberikan penjelasan tentang solusi berdasarkan hasil observasinya. Guru memberikan penguatan dan memperdalam penjelasan solusi dari siswa.
4) Tahap Pengambilan Tindakan Dalam tahap ini siswa membuat kesimpulan dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, mengajukan pertanyaan lanjutan dan mengajukan saran baik secara individu maupun perorangan.
5
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari
sisi guru. Dari siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, psikomotor (Slameto, 2003: 6).
Hasil belajar pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi – kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai– nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil
belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar
saling berkaitan satu dengan yang lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses
belajar (Trianto, 2010: 124). Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-
perubahan aspek lain yang ada pada individu belajar.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor tersebut menurut Sugihartono, dkk (2007: 76–78) adalah faktor internal
dan faktor eksternal. Penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah sebagai berikut:
a) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor pendorong yang datangnya berasal dari dalam diri siswa, misalnya faktor jasmaniah dan psikologis. Bila kondisi jasmani dan psikologi siswa sedang tidak baik, maka semangat belajarnya juga akan terpengaruh.
b) Faktor Eksternal Faktor selanjutnya yang mempengaruhi belajar adalah faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar siswa, misalnya dari keluarga, teman maupun dari lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini akan sangat menentukan pembentukan sikap dan kepribadian siswa dikehidupannya. Dapat disimpulkan bahwa proses belajar tidak akan lepas dari faktor pendukung yang mempengaruhi ketercapaian hasil belajar. Faktor pendukung tersebut bisa berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa.
Hipotesis
Hipotesis tindakan berdasarkan perumusan masalah, yaitu:
1. Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar
IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.
6
2. Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan langkah-langkah tahap
persiapan (kegiatan pendahuluan), tahap penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi),
tahap pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi), dan tahap penampilan hasil (kegiatan inti
pada konfirmasi) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran IPA ini dilakukan pada siswa
kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi pada Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Alamat
sekolah berada di Kelurahan Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi
Semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 23 siswa.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan ada 2 variabel yakni variabel terpengaruh dan variabel
tindakan. Adapun mengenai variabel terpengaruh yaitu mengenai hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri 02 Ngadisepi pada mata pelajaran IPA. Sedangkan variabel tindakan adalah
penerapan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) yang diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi.
Definisi Operasional
Perlu diberi batasan supaya tidak terjadi perbedaan pendapat terhadap istilah–istilah
yang menjadi kata kunci yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
maka dikemukakan definisi operasional yaitu:
a) Hasil belajar adalah skor yang didapatkan oleh siswa kelas V SD Negeri 02
Ngadisepi semester II tahun pelajaran 2015/2016 dari tes yang diberikan guru untuk
dikerjakan secara individu setelah pelaksanaan pembelajaran IPA sesuai dengan
standar proses pembelajaran IPA.
b) Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah pembelajaran yang
menekankan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran melalui pengalaman
langsung, agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajari dengan
mengaitkan atau menghubungkan pengetahuan tersebut dengan kehidupan nyata
sehari-hari dalam pembelajaran IPA sesuai langkah-langkah yaitu kegiatan
7
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup guna meningkatkan hasil belajar
IPA.
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi
semester II tahun pelajaran 2015/2016 direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus
setiap siklus akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan alokasi waktu setiap pertemuan
adalah 70 menit. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Arikunto Suharsimi, 2002: 97) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan
(planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik observasi yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko
pengamat sebagai instrumen. Format yang sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah laku
yang digambarkan akan terjadi, Arikunto (2008: 156). Teknik ini digunakan untuk
mengetahui proses pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar
dengan menerapkan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi semester II tahun
pelajaran 2015/2016.
2. Tes
Kegiatan evaluasi menggunakan tes dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) pada pembelajaran IPA melalui tes hasil belajar
yang diberikan setiap akhir siklus I dan II atau pada pertemuan ketiga dengan bentuk soal tes
pilihan ganda kepada subjek penelitian yakni siswa kelas V yang dikerjakan secara individu.
Indikator Hasil
Indikator hasil yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM
menjadi meningkat sesuai KKM sebesar 70 dan hasil yang diharapkan keberhasilan secara
klasikal sebesar > 70%.
Teknik Analis Data
Penelitian tindakan kelas Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan
Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Berbantuan Media Realia Pada
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran
2015/2016 ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan deskriptif kualitatif.
Deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan nilai kondisi awal, setelah siklus I dan
8
setelah siklus II. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan aktifitas guru dan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL (Contextual
Teaching and Learning) berbantuan media realia. Deskriptif kualitatif diperoleh dari lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching
and Learning.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis pada siswa kelas V SD Negeri
02 Ngadisepi semester II tahun pelajaran 2015/2016 dari 23 siswa dapat diketahui bahwa
hasil belajar IPA masih rendah karena sebagian besar nilai siswa masih dibawah (KKM=70)
yang telah ditetapkan. Hal ini berdasarkan rekap nilai yang diberikan oleh guru kelas V yang
menunjukkan sebanyak 7 siswa atau 30,44% sudah mencapai KKM dan 16 siswa atau
69,56% masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan. Berikut
data hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi sebelum menerapkan pendekatan
CTL (Contextual Teaching and Learning) pada mata pelajaran IPA.
Tabel 1
Rekapitulasi Nilai IPA Pra Siklus
Nilai Jumlah Siswa Persentase
(%) Keterangan
< 70 16 69,56% Tidak Tuntas
≥ 70 7 30,44% Tuntas
Jumlah 23 100%
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 45
Nilai Rata-rata 60
Berdasarkan tabel 1 terlihat jelas perolehan nilai IPA siswa kelas V SD Negeri 02
Ngadisepi dengan perbandingan perolehan nilai antara siswa yang mencapai (KKM=70)
dengan nilai siswa yang masih dibawah KKM yang ditetapkan. Dari jumlah 23 siswa kelas V
sebanyak 16 siswa memperoleh nilai dibawah 70, dan sisanya 7 siswa yang mendapatkan nilai
tuntas diatas (KKM=70) yang telah ditetapkan. Dari kondisi awal berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui juga bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 sedangkan nilai terendah
adalah 45 dengan rata-rata nilai hasil belajar secara keseluruhan yaitu 60.
9
Hasil Analisis Data
Siklus I
Analisis yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching
and Learning) diperoleh hasil belajar yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 2 Rekapitulasi Nilai IPA Siklus I
Tabel 2 menunjukkan hasil tindakan pada siklus I diketahui dari jumlah siswa sebanyak
23 siswa, ada 8 siswa atau 34,78% masih mendapatkan nilai < 70 dan termasuk kategori tidak
tuntas karena berada dibawah KKM 70. Kemudian nilai yang sudah memenuhi (KKM=70)
dan sudah termasuk kategori tuntas ada 15 siswa atau 65,22%. Meskipun pada hasil tindakan
siklus I secara keseluruhan masih ada siswa yang nilainya belum tuntas namun tindakan
siklus I sudah ada peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum penerapan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) hal ini terlihat dari adanya peningkatan
siswa yang tidak tuntas menjadi tuntas. Nilai rata-rata pada siklus I adalah 74,56 dengan nilai
terendah adalah 50 sedangkan nilai tertinggi adalah 90 yang dapat diperoleh siswa.
Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi semester II tahun pelajaran
2015/2016 yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) yang dilaksanakan pada tanggal 11, 12,
dan 13 April 2016 pada kegiatan siklus I telah mengalami peningkatan hasil belajar
dibandingkan dengan kondisi awal sebelum adanya tindakan dengan penerapan pendekatan
CTL (Contextual Teaching and Learning). Peningkatan hasil belajar dapat ditunjukkan
dengan perolehan nilai hasil belajar 23 siswa kelas V dan diketahui dari analisis data yang
telah dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan siklus I terlihat bahwa 15 siswa atau 65,22%
dinyatakan tuntas dengan perolehan nilai sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan,
peningkatan ini didasarkan pada perbandingan rekapitulasi nilai kondisi awal yang
Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
< 70 8 34,78% Tidak Tuntas
≥ 70 15 65,22% Tuntas
Jumlah 100%
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 50
Nilai Rata-rata 74,56
10
menunjukkan hanya sebanyak 7 siswa atau 30,44% yang dinyatakan tuntas hal ini sudah
menunjukkan bukti adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dibandingkan dengan
kondisi awal. Kemudian jumlah siswa yang tidak tuntas sudah menunjukkan penurunan hal
ini dapat ditunjukkan dari jumlah siswa yang tidak tuntas setelah pelaksanaan siklus I hanya 8
siswa atau 34,78% sehingga menunjukkan penurunan jumlah siswa yang tidak tuntas
dibandingkan dengan kondisi awal sebanyak 16 siswa atau 69,56% karena nilai siswa masih
dibawah (KKM=70) yang telah ditetapkan. Perolehan rata-rata nilai secara keseluruhan pada
siklus I adalah 74,56 dan rata-rata nilai ini sudah menunjukkan peningkatan dibanding kondisi
awal dengan rata-rata 60 dimana perolehan nilai tertinggi pada pelaksanaan siklus I adalah 90
dan nilai terendah adalah 50.
Data yang telah diperoleh tersebut sudah menunjukkan bukti bahwa telah terjadi
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi semester II tahun
pelajaran 2015/2016 setelah menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning).
Siklus II
Analisis hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi setelah pelaksanaan
tindakan pada siklus II dengan menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) sudah sesuai dengan (KKM=70) yang telah ditetapkan dan ketuntasan hasil belajar
siswa dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Rekapitulasi Nilai IPA Siklus II
NIlai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
< 70 0 0% Tidak Tuntas
≥ 70 23 100% Tuntas
Jumlah 23 100%
Nilai Rata-rata 86,30
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 70
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai pada tindakan siklus II menunjukkan tidak ada
siswa yang mendapat nilai < 70 atau dibawah (KKM=70) yang telah ditetapkan. Dengan
melihat hasil perolehan nilai siklus II sudah menunjukkan keberhasilan penerapan pendekatan
CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan meningkatnya hasil belajar siswa kelas V
11
SD Negeri 02 Ngadisepi karena siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) sebanyak 23 siswa atau 100% dari jumlah keseluruhan siswa.
Hasil belajar yang ditunjukkan setelah menerapkan pendekatan CTL (Contextual
Teaching and Learning) yang dilaksanakan pada tanggal 22,23 dan 25 April 2016 sebagai
bentuk tindak lanjut dan penyempurnaan dari kegiatan siklus I telah menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi, hal ini didasarkan pada
perbandingan perolehan nilai hasil belajar siswa pada kegiatan siklus I dari jumlah siswa yang
masih tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 34,78% setelah pelaksanaan kegiatan siklus II hasil
belajar IPA siswa meningkat dengan perolehan nilai siswa yang menunjukkan ketuntasan
100% dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah (KKM=70). Peningkatan hasil
belajar dari siklus I ke siklus II juga didasarkan pada perolehan nilai rata-rata siswa, jika pada
siklus I rata-rata nilai adalah 74,56 maka setelah pelaksanaan siklus II meningkat menjadi
rata-rata 86,30. Selain peningkatan rata-rata nilai juga didasarkan pada perolehan nilai
tertinggi siswa jika pada siklus I nilai tertinggi adalah 90 maka pada hasil perolehan nilai
tertinggi pada siklus II meningkat dengan perolehan nilai 95 dan jika nilai terendah siswa
pada siklus I masih menunjukkan dibawah (KKM=70) dengan perolehan nilai 50 maka pada
hasil perolehan nilai terendah siswa pada siklus II sudah di atas (KKM=70) dengan nilai 70
sehingga dapat dinyatakan sudah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Sudah
dapat dipastikan penerapan kegiatan siklus II sebagai tindak lanjut dan penyempurnaan
penerapan siklus I telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dengan indikator
keberhasilan > 70% secara klasikal.
Jadi didapatkan simpulan bahwa penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi yang diterapkan dalam kegiatan siklus
I dan II telah meningkatkan hasil belajar siswa yang semula rendah menjadi meningkat tuntas
sesuai KKM yang telah ditentukan.
Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat ditunjukkan
perbandingannya pada tabel 4 sebagai berikut.
12
Tabel 4 Rekapitulasi Ketuntasan
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Kondisi Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa
Persen-tase
Jumlah Siswa
Persen-tase
Jumlah Siswa
Persen-tase
1. Tuntas 7 30,44% 15 65,22% 23 100%
2. Belum Tuntas 16 69,56% 8 34,78% 0 0%
Jumlah 23 100% 23 100% 23 100%
Rata-rata 60 74,56 86,30
Tabel 4 menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi
semester II tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel
4 yang menunjukkan perbandingan rekapitulasi ketuntasan nilai hasil belajar IPA dari kondisi
awal, kemudian siklus I, dan dilanjutkan kegiatan siklus II.
Pembahasan
Penelitian yang telah dilaksanakan bertujuan agar mengetahui perbedaan dari siklus I
dan siklus II dengan menggunakanan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)
berbantuan media realia. Pada kondisi awal sebelum penelitian, pembelajaran IPA di kelas V
SD Negeri 02 Ngadisepi masih berpusat pada guru. Siswa belum membangun sendiri
pengetahuannya karena pembelajaran masih menggunakan model konvensional berupa
transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran yang dilakukan guru menyebabkan
prestasi belajar IPA masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang mencapai
nilai KKM (70) masih rendah dan nilai rata-rata IPA masih 60. Keadaan tersebut membuat
guru berpikir untuk meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model
pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dan dapat membantu siswa mengaitkan materi
dengan kenyataan di lingkungannya.
Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat membantu
siswa lebih mudah memahami materi IPA karena pembelajarannya menekankan kegiatan
mengaitkan materi IPA dengan kenyataan yang terjadi sehari-hari di sekitar siswa.
Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi. Hal tersebut terbukti dari adanya
13
peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase siswa yang mencapai nilai KKM. Pada
kondisi awal nilai rata-rata IPA sebesar 60 meningkat menjadi 74,56 pada siklus I. Persentase
siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari 30,44% pada kondisi awal menjadi 65,22%
pada siklus I. Peningkatan yang terjadi pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan
penelitian.
Persentase siswa yang mencapai nilai KKM belum mencapai 75%, sehingga penelitian
dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus I siswa belum mengaitkan materi dengan pengalaman
nyata sehari-hari, siswa masih malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru, siswa
belum melakukan kerjasama dan diskusi dengan baik, siswa masih kesulitan dalam
melakukan eksperimen karena kurang memperhatikan penjelasan dan demonstrasi yang
dilakukan guru, siswa masih kesulitan menyimpulkan sendiri hasil eksperimen, dan setiap
kelompok masih malu untuk melakukan presentasi di depan kelas. Oleh karena itu, guru
melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan melakukan perbaikan di siklus II.
Perbaikan di siklus II adalah sebagai berikut. Guru memberi kesempatan siswa
mengaitkan materi dengan kenyataan melalui kegiatan menceritakan pengalamannya sehari-
hari yang berkaitan dengan sifat cahaya. Guru memberi giliran bertanya dan menjawab
pertanyaan kepada setiap siswa. Guru memberi kesempatan siswa mendemonstrasikan
penyusunan alat, bahan, dan langkah kerja eksperimen dan bertanya kepada guru jika
kesulitan. Guru membimbing siswa melakukan pembagian tugas setiap anggota dalam
kelompok. Guru memberi giliran kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi dan eksperimen. Guru memberi pertanyaan pancingan untuk membantu siswa
menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran. Guru memberi kesempatan setiap kelompok
menyampaikan pendapatnya terhadap kegiatan yang dilakukan. Guru memberi penguatan
kepada siswa atau kelompok yang belum berhasil dengan baik.
Prestasi belajar IPA pada siklus II lebih meningkat dibandingkan pada siklus I. Hal ini
ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata kelas dari 74,56 pada siklus I meningkat menjadi
86,30 pada siklus II. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari 65,22%
menjadi 100%. Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
siklus II lebih efektif dibandingkan pada siklus I karena guru telah menerapkan asas
Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan beberapa perbaikan berdasarkan refleksi
siklus I.
14
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas upaya meningkatkan hasil belajar IPA melalui
pendekatan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Ngadisepi semester II tahun pelajaran 2015/2016 didapatkan simpulan yaitu:
1) Penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadisepi Kabupaten Temanggung
semester II tahun pelajaran 2015/2016.
2) Hasil penelitian menunjukkan penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada siklus I dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V
SD Negeri 02 Ngadisepi, tetapi belum memenuhi kriteria keberhasilan. Persentase siswa
yang mencapai KKM baru sebesar 65,22%. Penerapan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) pada siklus II kemudian diperbaiki dengan cara pemberian waktu
bagi siswa untuk menceritakan pengalamannya yang terkait dengan materi IPA,
pemberian pertanyaan pancingan agar siswa menyimpulkan sendiri materi yang
dipelajari, pemberian giliran untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan
mempresentasikan hasil diskusi, mendemonstrasikan langkah kerja kegiatan, dan
pembentukan kelompok belajar yang heterogen dengan pembagian tugas untuk setiap
anggotanya. Penggunaan media realia juga menambah minat belajar siswa karena siswa
bisa belajar secara langsung dari benda-benda yang ada di sekitar siswa dan media
realia dapat menumbuhkan interaksi langsung antara anak dengan benda-bendanya
tersebut. Dengan berbantuan media realia ini dapat membantu proses belajar anak
menjadi lebih aktif pada saat mengamati, menangani, dan dapat menanamkan konsep
dasar yang bersifat abstrak. Prestasi belajar IPA pada siklus II menjadi meningkat
dengan persentase siswa yang mencapai KKM menjadi 100%. Siswa sudah tidak malu
bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Siswa sudah bisa melakukan kegiatan inkuiri,
kerja kelompok, dan presentasi dengan baik. Siswa lebih mudah memahami materi IPA
karena mampu mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari. Hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM pada setiap akhir siklus. Nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 74,56
meningkat menjadi 86,30 pada siklus II.
5.2 Saran
a. Bagi Guru
Guru sebaiknya menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and
15
Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA karena terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa agar pembelajaran lebih variatif serta siswa dapat
menemukan sendiri materi yang dipelajari dan mengaitkan materi yang dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi
siswa.
b. Bagi Sekolah
Kepala sekolah hendaknya mendukung penerapan pendekatan pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan dikembangkan lebih lanjut tidak
hanya dalam pembelajaran IPA saja, tetapi juga pada pembelajaran mata pelajaran
yang lain yang relevan agar prestasi belajar siswa meningkat.
c. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat mengikuti kegiatan pembelajaran IPA yang dilaksanakan
dengan menerapkan langkah-langkah pendekatan pembelajaran CTL (Contextual
Teaching And Learning) karena dapat menimbulkan rasa senang, semangat, tertarik
dan tidak bosan dalam menerima pembelajaran IPA sehingga hasil belajar dapat
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Abdullah. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
__________. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asy’ari, Maslichah. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.
Daryanto dan Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gala Media.
Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Hakim, Luqman. 2010. Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 01 Sumurbanger Kabupaten Batang. Semarang : UNNES.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyono. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Materi Bagian-bagian Tumbuhan Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Simpar Tahun Pelajaran 2009/2010. Semarang : UNNES.
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
16
Sadiman, A.S. 2005. Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana membelajarkan IPA di SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
top related