tutorial skenario 1 blok 24
Post on 08-Feb-2016
105 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Anatomi dan Fisiologi pernafasan
ANATOMI & FISIOLOGI KARDIOVASKULER
3
Fungsi Jantung
Darah, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Untuk dapat memompa darah, jantung harus berkontraksi yang dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel – sel otot. Jantung berkontraksi secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, disebut sebagai otoritmisitas.
Sekilas Anatomi Jantung
5
Sekilas Anatomi Jantung• Jantung terletak di rongga
dada tepatnya di mediastinum medialis sebelah kiri
• Berat ± 250 – 360 gr• Ukurannya ± sebesar
kepalan tangan• Ditutup oleh lapisan
pericardium yang mengikat jantung ke rongga thoraks.
6
Ruang Jantung• Jantung mempunyai 4
ruang :– Atrium kanan– Ventrikel kanan– Atrium kiri– Ventrikel kiri
7
Aktivitas Kelistrikan Jantung
Merupakan akibat dari perubahan pada permeabilitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion dengan masuknya ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relatif.
Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu : kalium, natrium dan kalsium. K adalah kation intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel.
8
Aktivitas Kelistrikan JantungMembran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian dalam. selisih potensial ini disebut potensial membran
Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan perubahan potensial membran.
Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi
9
Aktivitas Kelistrikan JantungSetelah proses depolarisasi selesai, maka perubahan potensial membran kembali mencapai keadaan semula (proses ini disebut repolarisasi)
10
Sistem Konduksi Jantung
11
catatan
Patofisiologi Drowning
• Secara normal saat bernafas diafragma berkontraksi dan menyebabkan paru-paru mengembang sehingga menyebabkan udara masuk ke dalam peru-paru
Spasme laringUdara tidak
dapat masuk ke dalam paru-
paru
Hipoksia dan co2 keluarasidosis
Manifestasi klinis
• Sistem respirasiaspirasi sejumlah besar cairan masuk ke dalam paru-paru menyebabkan:
1. obstruksi pada saluran nafas pulmoner ekstrinsik dan intrinsik
2. terbentuk sawar obstruktif berupa busa dalam saluran nafas
3. aspirasi cairan 1-3 ml/kg BB menimbulkan gangguan pertukaran gas di paru dan fungsi surfaktan terganggu
4. Kerusakan mekanis paru-paru akibat usaha resusitasi
5. Pneumonitis akibat benda asing )pasir, lumpur,muntahan, atau bahan kimia)
6. Pemberian ventilasi tidak adekuat7. Apneu sekunder akibat kerusakan SSP
• Sistem Saraf Pusat1. Kerusakan SSP secara primer berhubungan
dengan hipoksia jaringan
2. Periode hipoksia berlangsung singkat3. Edema serebri merupakan dampak yang
umum dijumpai pada kasus drowning yang berlangsung cukup lama
4. Trauma kepala dan leher5. Infeksi pada SSP diakibatkan oleh jamur atau
virus yang hidup di tanah atau air.
• Sistem Kardiovascular1. Air tawar (bersifat hipotonik terhadap plasma
darah) diserap dalam jumlah yang besar
Pe volume darah
Hemodilusi dan
hemolisis
Kalium natrium
Fibrasi ventrikel
2. Bradikardia timbul karena refleks fisiologis saat berenang atau karena hipoksia
3. Perubahan tekanan pursial oksigen arterial akan mengganggu keseimbangan asam dan basa
Mekanisme drowning air tawar
Inhalasi air tawar
Alveolus paru-paru
Absorbsi dalam jumlah besar
Hemodilusi dan
hemolisishipervole
miTekanan sistole
Perubahan biokimiawi
Fibrilasi ventrikel menurun
Anoksia cerebri Anoksia
myocardium
mati
Patfis tenggelam pada air asin
Patfis saat tenggelam
tenggelam
O2 & CO2 Refleks vagus
Bradikardi
Cardiac arrestBrain injury
Brain death
Asidosis respiratory
hiperventilasi Aspirasi >
Laringo spasme
Patfis tenggelam pada air asin
Air laut/asin mengisi
paru-paruSirkulasi pulmonal
tergangguTek.
Osmotik
Prinsip tek osmotik
Tekanan yang rendah ke
tekanan yang tinggi
Catatan ;Air laut ; 3%
Plasma darah ; 0,9%
Air laut3%
Membran semipermea
bel
Plasma darah 0,9%
Patfis tenggelam pada air asin
terjadi
perembesan cairan plasma
darah
Jaringan sel paru
Oedem paru
hemokonsentrasi
Kerja jantung
Nadi pulselesness
Efek dari tenggelam
pada air laut
O2
Anoksia otak
hemokonsentrasi
Kurang dapat
mengikat O2
hipernatremia
kejang
Patfis tenggelam pada air asin
Konsentrasi elektrolit dalam air asin lebih tinggi dibandingkan dalam darah => air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru => odem pulmonal, hemokonsentrasi, hipovolemi, dan kenaikan kadar magnesium dalam darah => Hemokonsentrasi akan mengakibatkan sirkulasi menjadi lambat dan menyebabkan terjadinya payah jantung => Kematian dapat terjadi dalam waktu 8-12 menit setelah tenggelam.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA DROWNING
Penanganan korban• Pindahkan penderita secepat
mungkin dari air
• Trauma spinal pertahankan posisi kepala, leher, dan tulang belakang dlm satu garis lurus menggunakan papan spinal
• Buka jalan nafas penderita, periksa jalan nafas bila tdk ada, upayakan utk memberikan bantuan nafas
• Upayakan wajah penderita menghadap ke atas
• Sampai didarat / perahu lakukan penilaian dan RJP bila perlu
• Berikan oksigen bila ada
• Jagalah kehangatan tubuh ganti pakaian dan selimuti
• Segera bawa ke fasilitas kesehatan RS
BASIC LIFE SUPPORT (BLS)• Tujuan : untuk memberika oksigen ke otak, jantung, dan organ
vital lainnya sampai datangnya suatu pengobatan medik yang definitif dan tepat.
• BLS :– AIRWAY – BREATHING– CIRCULATION
AIRWAY• Menilai kesadaran dengan cara mengajak bicara pasien. Jika
pasien sadar, dengarkan suara pasien ada obstruksi airway atau tidak.
• Pemeriksaan jalan nafas:– Membuka mulut pasien dengan cross finger– Melihat ada tidaknya sumbatan jalan nafas oleh benda
asing– Membersihkan jalan nafas dari sumbatan
• Membuka jalan nafas : Head Tilt, Chin Lift, atau Jaw Trust
Membuka jalan nafas
Head tilt, chin lift Jaw Trust
BREATHING
• LOOK : Melihat pergerakan dinding dada
• FEEL : Merasakan ada tidaknya hembusan nafas
• LISTEN : Mendengar bunyi hembusan nafas
Bantuan nafas buatan
Mulut ke Mulut Mulut ke Hidung
Circulation
• Rabalah pembuluh darah leher a. Carotis
Jika tidak teraba pulsasi a. Carotis
Henti Jantung (Cardiac Arrest)
Kompresi Jantung Luar
PEMERIKSAAN
Kelompok 16Skenario 1
Blok 24
• Identitas pasien • Nama pengantar• Kronologis kejadian• Riwayat penyakit sebelumnya
anamnesis
• Nadi, frekuensi napas, suhu, tekanan darah, produksi
urin
• Pemeriksaan fisik menyeluruh untuk memeriksa fungsi
organ jantung, paru, ginjal, abdomen, status neurologis,
dll.
Pemeriksaan jasmani
Pemeriksaan Analisa Gas Darah
Blood gas analyzer
Analyte Range
pH 7.35 - 7.45
PaO2 80 - 100 mmHg
HCO3 22 - 26 mEq/L
PaCO2 35 - 45 mmHg
B.E. −2 to +2 mEq/L
SaO2 95% - 100%
Nilai normal
Pulse oximetry
Pulse oximetry is a non-invasive method for monitoring a patient's O2 saturation
EKG
chest X-ray
Dry drowning Wet drowning
• natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), kalsium
(Ca), dan magnesium (Mg).
• Metode yang digunakan ISE (Ion Selective
Elektroda)
• Bahan px : serum, plasma heparin, plasma
lithium heparin
Pemeriksaan elektolit darah
Natrium : 135-145 mmol/Lkalium : 3,5-5,3 mmol/Lclorida : 95-105 mmol/L
Nilai normal
• BUN (Blood Urea Nitrogen) • Pemeriksaan rontgen servikal bila ada indikasi
fraktur servikal
Pemeriksaan lain
Penatalaksanaan Lanjutan Drowning – Air Tawar
Gambaran Klinik Menurut Conn & Barker
Kategori A( Awaked )
• Sadar, sianosis, apnoe beberapa menit
• Hipotermi ringan• Perubahan radiologis
ringan paru• AGDA : Asidosis
metabolik, hipoksemia, pH < 7,1
Kategori B( Blunted )
• Stupor ( fungsi koteks menurun )
• Respon terhadap rangsangan
• Distress pernafasan, sianosis, tachypnoe, perubahan auskultasi dada
• Perubahan Radiologis dada
• AGDA : Asidosis metabolik, hipercarbia, hipoksemia
Kategori C( Comatase )• Koma ( disfungsi batang
otak)• Laboratorium AGDA
abnormal• Pernafasan sentral
abnormal• Hipotermi berat• Respon abnormal terhadap
rangsangan nyeri• Pembagian :• C 1 ( dekortikasi) : fleksi
rangsangan nyeri, pernafasan cheynene-stokes
• C 2 ( deserebrasi ) : ekstensi rangsang nyeri, hiperventilasi central
• C 3 ( Flaccid ) : tidak ada respon nyeri, apnoe, gagal nafas
• C 4 ( Deceased ) : Flaccid, apnoe, sirkulasi tak teraba
Penatalaksanaan
Juga harus mencari dan menangani trauma yang timbul seperti trauma kepala dan leher !!
Kategori A
Memberikan oksigen
Pemeriksaan Fisik , Pemeriksaan PO2 arteri, PCO2, Ph, Jumlah sel darah, elektrolit, Rontgen thorax
Metabolik asidosis yang belumterkompensasi :1. Pemanasan2. Pemberian BIK-NAT3. Biasanya Perawatan sekitar 12 sampai 24 jam.
Kategori B1.Perlu monitoring ketat terhadap sistem saraf dan pernafasan.2. Pemberian oksigen dan BIK-NAT untuk asidodis metabolik tak terkompensasi.
1. Pemberian furosemid untuk odem paru, Aerosol B simptometik untuk bronchospasme, serta antibiotik untuk terkontaminasi.2. Pemberian Infus untuk peningkatan hemodinamik cairan isotonik ( Nacl fisiologis). Cairan yang dipakai harus 40-43
1. NGT ->> Mengosongkan Lambung dari air yang terhisap.2. Perawatan memakan beberapa hari, sangat ditentukan oleh status paru.
Kategori C1. Intubasi dan Ventilasi Ventilasi mekanis 24-48 jam pertama.2. BIK-NAT, Bronchodilator, diuretik, antibiotik.
1. Cardiovascular dikoreksi dengan cepat untuk menjamin tranfer adekuat k jaringan.2.Resutasi jantung dan paru dilanjutkan pada pasien yang mengalami hipotensi dan syok. bolus cairan kristaloid 20 ml/kgbb.
1. Dopamin atau Dobutamin diberikan saat takikardi2. Epinefrin diberikan saat bradikardi3. Pasien dengan suhu < 30 dipanaskan untuk menjamin fungsi jantung.
BANTUAN HIDUP LANJUT
• Setelah kesadaran pulih jaga jalan nafas
• Penderita diletakan miring dengan kepala lebih rendah
• Pada tenggelam di air laut, tindakan pernafasan buatan harus
di lanjutkan beberapa saat untuk mencegah edema paru.
• Pada penderita tenggelam di air laut kenaikan yang kritis dari Na dan klorida serum diperlukan diuresis yang agresif, koreksi cairan intravena.
• Transfusi darah untuk mengatasi hemolisis akibat tenggelam di air tawar dan pemberian plasma pada hemokonsentrasi akibat tenggelam di air laut .
• Koreksi keseimbangan asam basa, elektrolit dan pemberian obat – Na bikarbonat 1-2 mEq /Kg BB scr IV– Antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi
paru– Kortikosteroid untuk mencegah edema otak dan
memperbaiki surfaktan paru , mis/ kortison 4 x100 mg/hari IM
• Monitor bisa saja “secondary drowning” dimana manifestasi klinis akibat tenggelam baru muncul (6-8 jam setelah peristiwa tenggelam) .
• Jika haril pemeriksaan fisik normal, GCS ≥ 13, dan saturasi O₂ > 95% pasien boleh pulang setelah 6/8 jam setelah peristiwa tenggelam.
Drowning Complication & Prognosis
Drowning
Drowning is the process of experiencing respiratory impairment from submersion/immersion in liquid. Drowning outcomes are classified as death, morbidity and no morbidity. Agreed terminology is essential to describe the problem and to allow effective comparisons of drowning trends. Thus, this definition of drowning adopted by the 2002 World Congress on Drowning should be widely used. (WHO)
Complications
• Acute Respiratory Distress Syndrome• Hypoxic• Multiple Organ Failure
Prognosis
• The prognosis for many drowning victims is poor. The brain does not tolerate lack of oxygen well and the amount of potential damage is dependent upon the time the patient spends hypoxemic in the water.
• Even if the brain survives, acute respiratory distress syndrome (ARDS) may cause significant short and long-term problems as the lungs try to recover from their injuries.
• The key to the treatment of drowning is prevention.
Thank You
top related