tugas matakuliah etika
Post on 26-Dec-2015
4 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TUGAS MATAKULIAH ETIKA
“STUDI KASUS ETIKA SEKSUAL”
Dosen :
Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.
Kelompok : 2
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)
Christian Jaya Kusuma (1121019)
Muliadi Hidayat (1121042)
Rizky Intan Mauliza (1121050)
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2013
Contoh Kasus :
Nahas nasib A, siswi salah satu SMP di Serang ini dicabuli kepala sekolahnya saat mengambil
kartu peserta Ujian Nasional, Senin (15/4). A mengaku diancam dipersulit kelulusannya jika
tidak memenuhi hasrat bejat kepala sekolah tersebut.
"Sempat ada ancaman, jika tak menuruti kehendaknya akan dipersulit mengenai kelulusannya,"
kata A di Serang Timur, Minggu (21/4).
A mengalami depresi atas perbuatan cabul kepala sekolahnya, dia enggan mengikuti UN SMP
pada Senin (22/4).
Informasi yang dihimpun, peristiwa itu bermula ketika A mengambil kartu peserta UN di
sekolahnya. Kepala sekolah yang saat itu berada di lokasi langsung meraba tubuh korban dan
memaksa untuk memenuhi hasratnya.
Etika dan Moral
• Etika adalah pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran-ajaran moral .
• Moral adalah ajaran tentang apa yang dilarang dan apa yang wajib dilakukan oleh
seseorang supaya menjadi lebih baik.
Berdasarkan pengertian diatas, kasus tersebut merupakan dampak dari kurangnya
pendidikan etika sehingga terjadi perbuatan yang tidak bermoral.
Amoral dan Immoral
• Amoral adalah tindakan yang tidak berhubungan dengan konteks moral atau tidak
berhubungan dengan kebaikan atau kejahatan (tindakan yang netral).
• Immoral adalah tindakan yang bertentangan dengan moralitas atau tindakan yang
melawan ajaran moral.
Berdasarkan teori diatas, Kasus tersebut merupakan salah satu contoh dari tindakan Immoral,
karena pemerkosaan, pencabulan merupakan tindakan yang melawan ajaran moral.
Prinsip Etika Profesi
Menurut Keraf (1993:49-51), Etika yang berlaku bagi semua profesi pasda umumnya di dasarkan
pada 3 prinsip yaitu :
1. Agar dia menjalankan profesi secara tanggung jawab
2. Agar dia tidak melanggar hak – hak
3. Agar dia mempunyai kebebasan dalam mengemban profesinnya
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan untuk kasus ini, kepala sekolah telah
melanggar prinsip etika profesi di atas. Dimana dia tidak bertanggung jawab atas profesinya
sebagai kepala sekolah, mengambil hak – hak siswi yang di cabuli oleh dirinya dan menyalah
gunakan kebebasan profesinya sebagai kepala sekolah.
Etika Hak Asasi
Menurut Martin dan Schinzinger (1994 : 46-47) etika hak asasi di bagi menjadi 2:
Etika Hak Kebebasan
Menurut pandangan John Locke hak kebebasan atau hak negatif adalah
kewenangan yang mencegah orang lain untuk mencampuri kehidupan seseorang dalam arti orang
lain tidak boleh mencampuri atau mencegah saya untuk melakukan hal itu.
Dapat disimpulkan dari sudut pandang john locked bahwa kepala sekolah ini menganut
hak kebebasan yang negative karna kepala sekolah ini melakukan tindak pemaksaan terhadap
siswi yang di cabulinya untuk menuruti kehendaknya.
Etika Hak Asasi
Hak Kesejahteraan
menurut A.I. Melden seorang filsuf kontemporer di dalam bukunya Rights and
Persons (1977) mengatakan orang yang memiliki hak moral adalah orang yang mampu
menunjukan kepeduliannya terhadap sesama serta mampu bertanggung jawab dalam suatu
komuniatas moral.
Dari kutipan di atas dapat disimpulakan bahwa kepala sekolah tidak mempunyai hak
moral karna dia tidak dapat menunjukan kepeduliannya terhadap anggota di sekolahnya yaitu
siswi yang di cabulinya , serta kapala sekolah tersebut tidak mampu bertanggung jawab
terhadap sekolah yang di pimpinnya karna dia tidak dapat menjaga nama baik sekolah serta
mencontohkan tindakan yang tidak baik terhadap siswi di sekolahnya.
Kode etik Guru
Pasal 6
(1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik:
a. Guru berprilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-
hak dan kewajibannya sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
c. Guru mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan
masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk
kepentingan proses kependidikan.
e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha
menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan
sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat
mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu peserta
didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya
untuk berkarya.
i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan
martabat peserta didiknya.
j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak
peserta didiknya.
l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi
pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari
kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan
keamanan.
Menurut kode etik diatas , hal itu merupakan bukti untuk hal hal yang dilanggar kepala
sekolah tersebut. Kepala sekolah disini melanggar seluruh isi pasal tersebut.
KESIMPULAN
Dari data percobaan “Pemadatan Standar Proctor” (Compaction Test) maka didapatkan hasil sebagai berikut:
o Berat Volume Kering Maksimum (γdry max) = 1,63 gr/cm3
o Kadar Air Optimum (wopt) = 22,64 %Dari hasil perhitungan didapatkan :
o Degree of Saturation (Sr) = 98,92 %o Void Ratio Minimum (emin) = 0,6o Energi (E) = 13348.41 lb/ft2
Berdasarkan dari Tabel Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sr bahwa Degree of saturation (Sr) sebesar 98,92 % merupakan jenis tanah yang basah.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan Sr tidak dapat diklasifikasi antara lain :
Terlalu banyak nya kadar air dalam tanah Kurangnya ketelitian dalam praktek.
Hal - hal yang mempengaruhi kegagalan dalam percobaan:
Tanah masih dalam kondisi basah Pemberian air yang kurang merata Tenaga tumbukan yang tidak konstan Tinggi jatuh alat penumbuk tidak konstan
KESIMPULAN
Dari percobaan “Pemadatan” (Compaction Test) didapatkan data sebagai berikut :
Berat Volume Kering Maksimum (γdry max) = 1,545 gr/cm3
Kadar Air Optimum (woptimum) = 22,500 % Degree of Saturated (Sr) = 85,674 % Void Ratio Minimum (emin) = 0,683 Energi (E) = 12033,002 lb/ft2
Degree of saturated (Sr) = 85,674 %, maka tanah terklasifikasi sebagai wet soil.
Syarat kompaksi :
Kurva ZAVC harus ada di atas lengkung kompaksi, karena keadaan pori-pori tanah penuh dengan air, dan udara dalam pori-pori = 0, sehingga menunjukkan keadaan tanah tidak pada kondisi pemadatan maksimum. Sedangkan tujuan kompaksi adalah untuk mengetahui kepadatan kompaksi dengan melihat γdry max dan woptimum nya.
Dari kurva hubungan w dan γdry dapat dilihat bahwa kurva AVC memotong lengkung kompaksi dan kurva ZAVC berada di atas lengkung kompaksi.
SIMPULAN
Dari percobaan “Pemadatan” (Compaction Test) didapatkan data sebagai berikut :
Berat Volume Kering Maksimum (γdry max) = 1,63 gr/cm3
Kadar Air Optimum (wopt) = 22,64 % Degree of Saturated (Sr) = 98,92 % Void Ratio Minimum (emin) = 0,59 Energi (E) = 12401,09 lb/ft2
Berdasarkan tabel klasifikasi tanah berdasarkan Sr , maka tanah tersebut tergolong “ WET”
Dari kurva hubungan w dan dry dapat dilihat bahwa grafik ZAVC memotong lengkung kompaksi. Hal ini terjadi disebabkan oleh kemungkinan adanya udara yang berlebihan terperangkap saat percobaan pemadatan.
top related