tugas mabim

Post on 08-Nov-2015

222 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

genome

TRANSCRIPT

TUGAS MABIM GENOME 2013

TUGAS MABIM GENOME 2013

NAMA

: STEFANUS ERDANA PUTRA

NAMA KELOMPOK: ASPARAGIN

NAMA LO

: MBAK WIDORETNO PRABANDARI

Fakultas KedokteranUniversitas Sebelas Maret

Surakarta2013

Artikel Asli :

Demo di Istana, dokter muda mengeluh dikirim ke daerah pedalaman

Reporter : Eko Prasetya

Senin, 20 Mei 2013 10:56:02

Kategori Peristiwa

Ratusan dokter yang tergabung dalam organisasi Dokter Indonesia Bersatu, demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Sebelumnya mereka menggelar demo di Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Pantauan merdeka.com, para dokter yang mengenakan jas putih dan ikat kepala itu dikawal oleh puluhan polisi berseragam. Mereka berorasi sembari membawa spanduk.

Tuntutan mereka yaitu pemerintah harus memperbaiki sektor kesehatan bagi masyarakat. Hal itu karena kesejahteraan dokter hingga kini belum jelas dan baik.

"Padahal kalau semua sakit butuhnya dokter. Kami dikirim ke pedalaman tetapi tidak jelas hidup penghasilan kami," kata salah satu orator di atas mobil aksi, Jakarta, Senin (20/5).

Mesti aksi mereka tidak membuat kemacetan, namun para pengguna jalan banyak yang melihat demo para dokter itu. Hingga pukul 10.45 WIB, aksi mereka masih terus berlanjut.

Ratusan dokter yang tergabung dalam organisasi Dokter Indonesia Bersatu (DBI) menggelar aksi ujuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin 20 Mei 2013. Usai menyampaikan aspirasinya di Bundaran HI, para dokter itu melanjutkan dengan long march ke Istana Negara.

Menurut koordinator demo, Dokter Yosi Asmara yang juga spesialis anastesi di RSUD Tarakan, mereka menuntut perbaikan sistem kesehatan di semua rumah sakit di seluruh Indonesia. Kata dia, setiap ada pelayanan yang kurang baik, dokter selalu disalahkan oleh masyarakat. "Kami sebagai dokter selalu terjepit dan selalu disalahkan apabila ada pasien yang meninggal. Kalau pasiennya terlalu banyak bagaimana kami bisa bekerja dengan masksimal. Sistem itu yang kami minta untuk diperbaiki," ujar Yosi saat ditemui di lokasi ujuk rasa.

Yosi menuturkan, sebenarnya para dokter tidak pernah menolak pasien dengan alasan apa pun. Ketika ada pasien datang, dokter akan melayani dengan baik. Tetapi karena banyaknya pasien yang datang sedangkan fasilitas di rumah sakit seadanya, maka dokter pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. "Kalau pasien terlalu banyak bagaimana kami bisa bertanya keluhan peyakit secara menyeluruh. Lalu bagaimana kami mengedukasi pasien apabila terlalu banyak yang datang. Kalau lama pasien teriak, ujung-ujungnya dokter disalahkan mal praktik," ucapnya.

Yosi menegaskan, dalam demo itu para dokter hanya ingin meminta keadilan yang menyeluruh kepada pemerintah. Karena menurut dia, dokter juga adalah rakyat. Dia mengatakan, keadilan itu bukan hanya untuk pasien tetapi untuk dokter. "Kami ingin supaya kesehatan yang adil buat rakyat dan tenaga medisnya. Kami melakukan pekerjaan untuk mengobati masyarakat itu saja. Kalau fasilitas kurang mau bagaimana lagi," ucap Yosi.Source : http://www.merdeka.com/peristiwa/demo-di-istana-dokter-muda-mengeluh-dikirim-ke-daerah-pedalaman.htmlDokter Muda Harus Mengabdi

Dari kasus di atas, menurut pendapat saya, jika para dokter muda tersebut mengeluh akibat kecilnya honor, hal itu tentu bisa diterima dengan akal sehat. Akan tetapi jika mengeluhnya karena enggan mengabdi pada rakyat yang tinggal di wilayah pedalaman dan terpencil, hal itu tentu sangat disayangkan. Secara psikologis, para dokter muda itu memang kebanyakan berasal dari keluarga kaya dan mampu di daerah perkotaan (jadi sebenarnya kebanyakan dari mereka pasti tidak mengalami kesulitan keuangan saat berada di lokasi PTT karena pasti orang tuanya memberikan 'subsidi' tambahan keuangan untuk anak kesayangannya itu).

Di sisi lain, mungkin para dokter yang berunjuk rasa sudah lupa dengan sumpah dokter yang pernah mereka ucapkan, sebagaimana tertulis

Demi Allah, saya bersumpah bahwa : Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan; Saya akan memberikan kepada guru - guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya; Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bermoral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya; Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan; Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter; Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran; Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan; Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial; Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan; Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan.

Selain itu, jika masih ada yang mau menyalahkan jangan hanya pemerintah yang sistemnya masih kurang baik dan cenderung tertinggal jauh dengan negara - negara tetangga, tetapi sebagai rakyat marilah kita juga berintrospeksi karena mungkin kita terlalu banyak protes dan sedikit sedikit langsung memberi stigma negative terhadap suatu kebijakan pemerintah tanpa pengetahuan yang cukup di bidang tersebut. Cobalah belajar terlebih dahulu sebelum bicara agar tidak asal-asalan, juga bandingkan dahulu sistem kesehatan di negara - negara lain dengan negara kita.

Menurut artikel yang pernah saya baca, SJSN adalah sistem di mana dokter menanggung risiko setiap rakyat yang dikapitasikan kepadanya. Jadi misalnya seseorang sakit, yang akan membayar biaya pengobatan orang itu adalah dokter itu sendiri. Jadi semakin banyak yang sakit, si dokter akan semakin miskin.

Dengan demikian, dokter akan lebih banyak berusaha untuk mencegah wabah penyakit daripada mengobati. Caranya adalah dengan mengedukasi masyarakat sehingga masyarakat mengerti tentang kesehatan.

Dengan diterapkannya sistem yang baru akan dimulai 2 tahun lagi ini (dan efektif setelah 10 tahun) sebenarnya yang untung adalah rakyat juga, karena kesehatan dan pengetahuan rakyat makin meningkat, negara maju, dan dokter pun sejahtera.

Mungkin sebagian dari kita pernah meerasakan di film - film barat, rakyatnya pintar dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan. Tentu saja hal itu disebabkan karena sistem kesehatan mereka telah berjalan dengan baik.

Kemudian, untuk masalah gaji, gaji yang diminta itu adalah gaji tetap di luar uang dari kapitasi. Wajar saja bila seorang dokter meminta hal seperti itu, agar dapat bekerja dengan tenang dan rakyat pun bisa diobati dengan baik dan dijamin kualitas pelayanan kesehatan pun pasti akan meningkat drastis.

Ya, mungkin pada awalnya tunjangan dokter itu tidak sebesar yang dimuat dalam artikel atau dituntut para dokter. Semua itu tergantung dari usaha dokter itu sendiri nantinya.

Mungkin ketika masyarakat sudah merasa puas terhadap kinerja dokter, gaji dokter dapat mulai ditingkatkan. Sebenarnya, dokter itu memang tulus membantu masyarakat, akan tetapi di sisi lain dokter juga memiliki kehidupan. Dokter harus mengabdi, dan kesejahteraannya pasti akan tercukupi. Karena pada hakikatnya, dokter adalah tangan TUHAN yang bertugas mengusahakan kesehatan umat manusia.

top related