tugas kewirausahaan babi baru
Post on 23-Dec-2015
87 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
ANALISA USAHA
PETERNAKAN PEMBIBITAN BABI
DISUSUN OLEH :
• Wayan Gede Pariska Putra 1109005039• I Kadek Andi Jaya Wiryanata 1109005044
• P. Vindhy Chempaka Putri 1109005054
• Dewa Gede Agung Widyadnyana 1109005079
• Agus Wawan Darmawan 1109005084
• Komang Suciani Paramita 1109005102
• Ni Kadek Nining Laksmi Dewi 1109005105
• Made Adi Parama Putra 1109005113
• I Wayan Nova Ardinata 1109005114
• Komang Agus Bayu PP 1109005118
• Ni Kadek Melinda Maya Dika 1109005121
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan karena memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan
antara lain : laju pertumbuhan yang cepat, jumlah anak per kelahiran (litter size) yang tinggi,
efisiensi ransum yang baik (75-80%) dan persentase karkas yang tinggi (65-80%) (Siagian,
1999). Selain itu, babi mampu memanfaatkan sisa-sisa makanan atau limbah pertanian menjadi
daging yang bermutu tinggi. Karakteristik reproduksinya unik bila dibandingkan dengan ternak
sapi, domba dan kuda, karena babi merupakan hewan yang memiliki sifat prolifik yaitu jumlah
perkelahiran yang tinggi (10-14 ekor/kelahiran), serta jarak antara satu kelahiran dengan
kelahiran berikutnya pendek. Babi merupakan salah satu sumber protein hewani bagi masyarakat
Indonesia. Karkas merupakan bagian utama dari ternak penghasil daging. Kualitas karkas pada
dasarnya adalah nilai karkas yang dihasilkan ternak berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh
konsumen yaitu karkas yang mengandung daging maksimal dan lemak minimal serta tulang yang
proporsional, hal ini dapat dilihat dari persentase karkas yang tinggi, tebal lemak punggung yang
tipis dan luas daging mata rusuk yang besar. Persentase karkas babi adalah yang terbesar
dibandingkan lemak lain yaitu 75% dari bobot hidupnya, hal ini disebabkan kulit dari keempat
kakinya adalah termasuk dalam karkas babi kecuali kepala dan jeroan. Selain itu juga permintaan
daging babi yang cukup tinggi sebesar 7,11 % yakni pada tahun 2002 sebanyak 164,491 ton naik
menjadi 177,093 ton pada tahun berikutnya, sedangkan peningkatan populasi babi hanya sebesar
3,63 % yakni dari 5.926.807 ekor menjadi 6.150.535 ekor (Dirjen Bina Produksi Peternakan,
2003), hal ini menunjukan bahwa babi mempunyai peranan yang cukup besar dalam mensuplai
kebutuhan daging walaupun dengan keterbatasan konsumen serta dapat mendorong semakin
potensialnya peternakan babi. Dari semakin meningkatnya kebutuhan babi sehingga tidak salah
jika menilik peluang tersebut menjadi suatu usaha yang menjanjikan, membuat usaha pembibitan
babi yang nantinya bias memenuhi kebutuhan akan daging babi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang ada, maka kelompok kami merumuskan beberapa masalah berikut ini:
1. Berapa pengeluaran usaha pembibitan babi selama satu tahun?
2. Berapa pemasukan usaha pembibitan babi selama satu tahun?
3. Berapa kerugian atau keuntungan yang diperoleh usaha pembibitan babi selama satu tahun?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari kelompok kami untuk mengadakan pengamatan tentang ternak pembibitan
babi ini adalah menyelesaikan tugas yang diberikan dosen mata kuliah kewirausahaan,
mengingat dunia veteriner juga bersangkutan dengan usaha-usaha seperti peternakan. Juga agar
masyarakat paham mengenai untung, rugi dan metode suatu peternakan pembibitan babi.
1.4 MANFAAT
Manfaat dari pembuatan tugas ini adalah untuk lebih mengetahui bagaimana memulai
menjalankan, mempetahankan suatu usaha khususnya usaha yang menyangkut mengenai dunia
peternakan. Masyarakat dapat mengaplikasikan pengetahuan berdasarkan informasi yang
didapat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Perkembangan Babi
Babi merupakan binatang yang dari dahulu telah dipelihara, dibudidayakan, dan
diternakan untuk tujuan tertentu utamnya untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau protein
hewani bagi manusia. Ditinjau dari pola makanannya, babi termasuk hewan omnivore, yaitu
hewan pemakaan segala jenis pakan, baik yang berasal dari binatang atau tumbuh-tumbuhan.
Karena pola makannya yang dapat memanfaatkan berbagai jenis sumber pakan tersebut babi
dapat dipelihara secara ekstensif di berbagai tempat dengan memanfaatkan berbagai sumber
pakan. Karena itu pula tidak jarang babi diberi makan sisa-sisa makanan manusia atau berbagai
jenis limbah, hal tersebut terkait dengan kemampuannya untuk memanfaatkan sumber pakan
yang kualitas gizinya rendah sehingga dapat dikatakan bahwa pemeliharaan ternak babi relative
mudah ditinjau dari segi penyediaan pakan. Ditinjau dari segi produktivitas, babi merupakan
hewan yang peridi, yang mampu menghasilkan banyak anak dalam setahun. Produktivitas seekor
induk babi ditentukan oleh jumlah anak yang lahir seperinduk. Dengan demikian, dalam waktu
yang tidak relatif lama peternak akan bisa memperoleh hasil dari usaha pemeliharaan ternak
babinya
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DEFINISI BABI
Babi merupakan binatang yang diternakan untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau
protein hewani bagi manusia. Ditinjau dari pola makanannya, babi termasuk hewan omnivore,
yaitu hewan pemakaan segala jenis pakan, baik yang berasal dari binatang atau tumbuh-
tumbuhan. Karena pola makannya yang dapat memanfaatkan berbagai jenis sumber pakan
tersebut babi dapat dipelihara secara ekstensif dan di berbagai tempat dengan memanfaatkan
berbagai sumber pakan. Karena itu pula tidak jarang babi diberi makan sisa-sisa makanan
manusia atau berbagai jenis limbah, hal tersebut terkait dengan kemampuannya untuk
memanfaatkan sumber pakan yang kualitas gizinya rendah sehingga dapat dikatakan bahwa
pemeliharaan ternak babi relative mudah ditinjau dari segi penyediaan pakan. Ditinjau dari segi
produktivitas, babi merupakan hewan yang peridi, yang mampu menghasilkan banyak anak
dalam setahun. Produktivitas seekor induk babi ditentukan oleh jumlah anak yang lahir
seperinduk. Dengan demikian, dalam waktu yang tidak relatif lama peternak akan bisa
memperoleh hasil dari usaha pemeliharaan ternak babinya
3.2 SELEKSI PADA INDUK BABI BAKALAN
1. Seleksi Memilih Babi Bakalan Induk
Dara pengganti induk harus di pilih dengan cermat dan sungguh – sungguh .babi dara ini
paling sedikit harus sebaik induk yang di gantikannya dan di inginkan yang lebih superior dalam
hal produktivitas dan kualitas dan performens yang potensial yang dapat diteruskan keturunanya.
Calon – calon induk harus :
1) subur menghamil anaknya
2) sanggup mengasuh anak- anaknya
3) berasal dari yang berkualitas genetis yang baik.
Kriteria seleksi yang di berlakukan bagi babi dara termasuk perkembangan kelenjar
susu ,bentuk fisik , dan performans harus baik.
Perkembangan kelenjar susu
Babi dara perlu sekali memiliki minimum 12 putting normal yang berspasi dan berpasangan
baik sepanjang garis bawah perut .jumlah putting yang seharusnya dimiliki babi dara dapat di
periksa ulang sewaktu babi dara mencapai bobot babi potong .babi dara yang diduga memiliki
putting buta ,putting terbalik atau ketidaknormalan yang lain yang di temukan sewaktu mencapai
babi potong harus di afkir . putting yang tidak berfungsi pada saat babi dara melahirkan, jelas
akan mengurangi kesanggupan menyusukan anak yang banyak .Produktivitas babi dara akan
sangat rendah karena jumlah anak yang akan di sapih akan rendah oleh putting yang tidak
berfungsi . Oleh alasan ini maka perkembangan kelenjar susu harus diutamakan juga saat memlih
babi dara untuk bibit. segi pewarisan.
Kebaikan fisik
Kebaikan fisik harus di tinjau dari segi perwarisan genetis maupun kesaangupan bertahan
terhadap stress lingkungan. Babi dara yang tidak normal fisiknya dapat meneruskannya kepada
keturunanya. Terutama struktur kaki perlu mendapat perhatian karena hal ini langsung
berpengaruh terhadap performans betina .Bagi babi dara terutama hal ini penting karena ia harus
berdiri di lantai semen dan memikul berat pejantan saat kawin dan juga mengemban berat masa
bunting ,Seseorang dapat memperbaiki keadaan fisik ternaknya dengan mengafkir rernak yang
lemah kakinya.
Performans
Kreteria utama seleksi yang lain adalah perfprmans bagi dara ,yang meliputi khas seperti
kualitas karkas dan laju pertumbuhan dan keefisienan menggunakan makanan . seekor babi dara
pengganti harus memiliki kualitas karkas dan pertumbuhan yang lebih baik dari ternak biasa atau
rata – rata ternak .
Tahap Seleksi Induk :
1. Seleksi dari babi siap jual umur 5-7 bulan (kaki, perut, organ rep, temperamen,
pertumbuhan, TLP, FCR)
2. Telah divaksin Erysipelas, Leptospirosis parvovirus.
3. Kawinkan pada estrus ke 2 dan 3. Lama 114 +/- 4 hari.
Penanganan Induk Bunting :
Cek induk bunting atau tidak 21 hari kemudian
Cek Ultrasonic 30 hari setelah kawin
Induk Bunting 2 – 3 kg/hari air adlibitum
Induk di vaksin E. Coli, Erysipelas, Leptospirosis, parvovirus.
Penanganan Induk Melahirkan :
1. Induk melahirkan 2,5 – 3 jam/litter
2. Induk tersebut lahir berbaring
3. Isolasi dari babi lain
4. Siapkan guard rail/ crate untuk anak tidak tertindih, cold, bedding, penghangat.
5. Selama melahirkan diawasi trus.
Ciri Induk Babi Mau dan telah Melahirkan:
1. Gelisah, sering bangun tidur.
2. Menggit pintu/batang
3. Mengorek-ngorek lantai
4. Membuat sarang bila bahan ada
5. Adanya colostrum pada putting
6. Vulva bengkak turun
7. Keluarnya cairan uterus ketika mau keluar anak pertama
8. Proses melahirkan 15 menit/anak
9. Keluarnya plasenta jika anak semua keluar
10. Induk tidak langsung mau makan pada hari proses melahirkan.
Induk Babi Laktasi / Menyusui :
1. Laktasi bisa lebih dari 8 bulan
2. Usahakan 3 – 4 minggu
3. Keluar susu biasanya interval 45 menit
4. Induk total dapat mengontrol air susunya
5. Teat order biasanya 1 – 2 hari stlh lahir
6. Ikatan induk dengan anak dengan suara dan bau
7. Untuk fostering beda lahir ½ hari
8. Fostering untuk mengseragamkan berat anak
9. Produksi susu 10l/hari bantu dengan creep feeding untuk meningkatkan growth anak
10. Sediakan air minum induk 20 – 25 l/air
Waning to Remating/ Culling:
1. Untuk meningkatkan produktifitas induk
2. 2 minggu tidak estrus induk di culling
3. Induk biasanya 6 kali melahirkan stlah itu culling
4. Kontak jantan dan pencahayaan sangat membantu estrus
5. Much Feed and Water during mating
2. Pemilihan Pakan
Ransum babi dara
Pakan khusus babi dara disarankan diberikan selama sebelum dikawinkan dan 3-4 minggu
pertama sesudah kawin. Babi diberikan pakan untuk menimbulkan nafsu makan sebelum kawin
dan dikurangi menjadi 2 kg per hari sesudah kawin.
Indikasi:
Calon induk membutuhkan pakan yang kaya akan nutrisi agar memiliki ukuran tubuh yang
ideal sebelum dikawinkan, tidak gemuk ataupun kurus, mencapai berat badan minimal,
menunjukkan gejala birahi yang jelas dan bagi induk pasca sapih agar dapat dipertahankan
kondisi ideal untuk dikawinkan kembali.
Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi, sebab 60% dari seluruh
biaya dihabiskan untuk keperluan babi (bibit) dan 80% untuk keperluan babi fattening.
Walaupun secara alami babi makannya rakus, bahkan makan apapun dan tak ada yang ditolak
namun mereka perlu makanan dengan perhitungan yang betul demi memperoleh hasil yang
maksimal. Bahan-bahan makan harus mengandung zat-zat atau unsur-unsur yang diperlukan
babi yakni:
1. Karbohidrat (Hidrat arang) dan serat kasar
Karbohidrat penting bagi tubuh babi sebagai sumber kalori dan tenaga, kelebihan
karbohidrat disimpan di dalam hati dalam bentuk polycon atau diubah menjadi lemak disimpan
di dalam tubuh. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah : Jagung, Katul, Tapioka
(tepung singkong), ketela rambat, gandum, beras dll.
2. Lemak (fat)
Seperti halnya karbohidrat lemak juga berfungsi untuk menimbulkan energi, sehingga
babi bisa bergerak atau melakukan aktvitasnya. Sumber lemak ialah kacang tanah, kedelai, katul.
Babi yang kekurangan lemak timbul gejala:
Kulit sperti bersisik
Bulu sekitar bahu dan leher rontok
Untuk mengatasi hal tersebut, bisa ditambah zat lemak 10% pada ransumnya.
3. Protein
Protein terdiri dari berbagai asam amino yang berfungsi :
Membentuk sel baru, misalnya pada anak babi atau babi muda
Untuk mengganti sel-sel yang rusak
Untuk berproduksi, misalnya susu dan daging.
Kekurangan protein:
o Pertumbuhan lambat
o Nafsu makan berkurang, akibatnya berat badan menurun
o Penggunaan makanan lainnya kurang efisien
Bahan makanan yang mengandung protein antara lain:
Tepung ikan
Susu skim
Bungkil kedelai
Bungkil kelapa
4. Mineral
Babi secara alami memerlukan unsur-unsur mineral yang diperoleh dari bahan makanan
yang berasal dari hijauan dan akar-akar dari dalam tanah. Namun babi yang terkurung akan
kekurangan mineral, bila pemberian makanan kurang terjamin. Mineral yang diperlukan babi 1-
1,5%. Hal ini bisa diberikan dalam bentuk tepung tulang, tepung ikan, kapur dll.
5. Calsium (Ca) : diperlukan untuk pembentukan tulang dan jaringan lainnya; juga
pembekuan darah, penting untuk keluarnya air susu, oleh sebab itu penting buat:
o Babi-babi dan induk bunting
o Babi-babi dan induk yang sedang menyusui
o Anak babi yang sedang tumbuh (grower)
Kekurangan Calsium dapat berakibat:
Kehilangan nafsu makan, pertumbuhan terlambat
Menimbulkan rachitis
Mengganggu perkembang biakan
Babi induk kurang air susunya
Anak dalam kandungan menjadi lema dan mati.
6. Phospor (P) : erat hubungannya dengan Ca dalam pembentukan tulang, pembentukan sel-sel
tubuh, sel jantan dan betina dalam alat reproduksi. Dan berguna bagi assimilasi karbohidrat
dan lemak.
7. Besi (Fe)= iron
Zat besi adalah unsur utama dalam darah, yang berguna untuk pembentukan haemoglobin
yang akan membawa oxygen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi babi akan menderita
anemia.
8. Tembaga (Copper)
Unsur ini berhubungan erat dengan zat besi dalam pembentukan darah. Kekurangan zat
tersebut, pada babi menimbulkan scours (mencret).
Kekurangan zat tersebut menimbulkan penyakit yang disebut (Parakeratosis) yang gejalanya:
Pertumbuhan kurang normal
Nafsu makan kurang
Luka-luka pada kulit
Kuli kemerah-merahan, terutama bagian perut
Bulu sedikit
9. Vitamin-vitamin
Vitamin dari kata: vita=hidup, dan amine=mengandung N. vitamin merupakan zat makanan
yang diperlukan tubuh untuk mengatur atau mengolah zat-zat makanan lainnya hingga bisa
dipergunakan oleh tubuh. Adapun vitamin-vitamin yang penting ialah :
Vitamin A diperlukan babi segala umur, terdapat dalam minyak ikan, tanaman-tanaman
yang berwarna hijau, wortel, jagung kuning, vitamin ini bisa ditambahkan pada ransum
berbentuk premix. Kekurangan Vitamin A:
- Secara umum dapat berakibat abortus, rheumatik, anak babi lemah, penyakit mata, scours
(mencret), muda kena infeksi.
- Pada babi muda, menyebabkankematian dan pertumbuhan menjadi kerdil.
- Pada babi dewasa dapat mempengaruhi: kesuburan, kemampuan menghasilkan air susu.
Vitamin B, yang dimaksud dengan vitamin B. ialah gabungan atau suatu kompleks dari
banyak vitamin (Vitamin B1/Thiamine, B2/Riboflavine, B6/Pyridodoxine & B12).
Vitamin C, kekurangan vitamin C dapat menimbulkan darah keluar dibawah kulit; dan
persendian, gigi menjadi longgar. Umumnya defisiensi terhadap vitamin C jarang terjadi
asal babi banyak diberi hijauan.
Vitamin D. berguna mengatur untuk imbangan kerja Ca dan P dalam pembentukan tulang;
terlebih-lebih pada babi bunting atau babi muda. Mereka yang kekurangan vitamin D dapat
menderita rachitis.
Vitamin E. dikenal dengan vitamin anti steril, babi membutuhkan vitamin E untuk
kesuburan yang normal baik jantan maupun betina. Vitamin ini banyak terdapat pada
kecamba, biji-bijian sebangsa padi, dan leguminosa (bagi yang berwarna hijau).
10. Air
Fungsi air dalam tubuh ternak amat penting:
Mengatur temperatur (panas) tubuh
Melumatkan makanan dalam proses pencernaan
Mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna
11. Antibiotik
Disamping babi mengeluarkan zat-zat makana dan vitamin tersebut diatas, baiklah apabila
ransum ditambah dengan antibiotic. Karena dengan menambahkan sedikit antibiotik kepada
makan:
Dapat meningkatkan berat hidup babi
Meningkatkan atau menstimulir pertumbuhan dan mencegah penyakit
Meningkatkan efisiensi terhadap perubahan makanan.
Dlm hal ini bisa memberi teramycin TM 10 dll. Dosi biasanya sudah ada petunjuk
pabrik.
Penambahan Hijauan kering dan segar juga sangat dibutuhkan sebagai makanan tambahan
Cara Menyusun Ransum
Ransum merupakan sejumlah bahan makanan atau campuran dari beberapa bahan
makanan yang diberikan kepada ternak dalam waktu tertentu, misalnya satu hari satu malam.
Penyusunan ransum ini harus diusahakan adanya zat-zat yang diperlukan, dengan memilih
makanan dari lingkungannya yang secara ekonomis masih menguntungkan.
Penyusunan ransum sangat bervareasi dan berbeda-beda, titik berat ransum terletak pada
kadar protein dan hidrat arang. Dengan demikian pedoman menysun ransum makanan babi
dipergunakan Imbangan Protein (IP). Imbangan ini menunjukkan suatu perbandingan antara
protein dapat dicerna (Prdd) dengan Martabat Pati (MP). Martabat Pati ialah: angka yang
menunjukkan kg (gr) pati murni yang sama besar dayanya dengan 100 kg (gr) dari bahan
makanan itu untuk membentuk lemak badan yang sama banyaknya dalam tubuh.
Karena bahan pakan tidak ada yang sempurna, bisa sesuai dengan kebutuhan ternak, maka
menyusun ransum dengan beberapa bahan pakan akan lebih baik, kerena bahan-bahan tersebut
akan saling melengkapi dan menutupi kekurangan (Supplementeary Effec).
Memilih bahan pakan:
Mudah diperoleh, sebaiknya berasal dari daerah sekitar
Tersedia sepanjang waktu dalam jumlah yang cukup (kontinuitas terjamin) dan harga
yang layak, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
Dalam menyusun ransum harus memperhatikan kebutuhan untuk setiap umur babi:
1. Starter (semenjak meyusui sampai umur 8-10 Mgg)
2. Grower (sesudah fase starter – umur 6 bulan)
3. Fatterner (babi yang digemukkan sebagai babi potong)
4. Breeding (babi bibit, babi dara, babi bunting)
5. Laktasi (babi menyusui)
1.4 KANDANG
Untuk mencapai suatu sukses di dalam usaha peternakan khusunya ternak babi, antara lain
perlu diusahakan suatu bangunan kandang yang baik. Sebab hanya kandang yang baiklah yang
akan mampu :
- Meningkatkan konversi makanan.
- Meningkatkan pertumbuhan dan menjamin kesehatan ternak.
Yang dimaksud dengan kandang yang baik disini ialah, sutau bangunan kandang yang
dibangun menurut aturan kandang yang benar. Dimana kesemuanya ini haruslah bertitik tolak
dari kehidupan ternak yang bersangkutan serta hokum alam di mana mereka hidup. Maka semua
kandang harus dibangun menurut fungsi dan lingkungan setempat. Misalnya kandang babi
Indonesia saja berbeda dengan bangunan kandang babi di Negara-negara yang berada di daerah
sub-tropis, yang mengalami banyak perubahan musim.
Lebih lanjut, sehubungan dengan masalah perkandangan ini berturut-turu akan dipelajari :
1. Kehidupan babi dan lingkungan
2. Fungsi kandang
3. Letak kandang
4. Konstruksi kandang
5. Alat-alat atau perlengkapan kandang
6. Macam-macam kandang
1. Kehidupan babi dan lingkungan
1.1 Kehidupan babi
Keadaan tubuh babi secara anatomi/fisiologis berbeda dengan ternak sapi, kambing
maupun domba. Babi termasuk hewan berdarah panas, di dalam keadaan normal temperature
tubuhnya 38,9º C. Ternak babi ini tidak memiliki kelenjar keringan. Selain itu ana-anak babi
yang masih kecil tidak memiliki bulu seperti halnya ternak sapi, kambing dan domba.
1.2 Lingkungan hidup
Temperatur tubuh yang normal 38,9º C secara alamiah temperatur tersebut selalu hendak
dipertahankan terus-menerus, baik lingkungan itu dalam keadaan dingin ataupun panas. Dengan
adanya peristiwa-peristiwa lingkungan yang hamper setiap saat berubah itu, maka tubuh
langsung bereaksi terhadap perubahan lingkungan yang mereka hadapi guna melakukan adaptasi.
Pada pokoknya adaptasi tubuh yang biasa dilakukan ada dua macam, yaitu :
a. Adaptasi terhadap lingkungan yang terlampau panas.
Terhadap lingkungan yang temperaturnya terlampau panas, tubuh babi akan selalu
mengalami kesulitan dalam membebaskan diri dari panas tubuh, sebab hewan tersebut
tidak memiliki kelenjar keringat. Reaksi tubuh untuk mengatasi lingkungan yang
terlampau panas.
Panas dari dalam dikeluarkan lewat mulut, sehingga babi pada saat itu selalu Nampak
terengah-engah.
Babi selalu berubah mendapatkan air minum yang lebih banyak.
Babi berusaha berkurang di tempat-tempat yang banyak airnya.
b. Adaptasi terhadap lingkungan yang terlampau dingin. Ternak babi di dalam usaha
mempertahankan temperatur tubuh terhadap temperatur yang dingin bisa diamati pada
reaksi atau tingkah laku mereka. Hal ini bisa terjadi pada anak babi ataupun pada babi-
babi besar (dewasa)
Reaksi tubuh anak-anak babi yang kedinginan
• Mereka berusaha berbaring di tempat-tempat yang bisa menghangatkan tubuh, misalnya di
sudut-sudut kandang, di lantai yang ada alasnya jerami kering, tempat yang ada sumber
panas.
• Apabila di tempat itu tidak terhadap alas seperti jerami atau sumber panas, maka anak-anak
babi tersebut akan mempertahankan temperatur tubuh, dengan cara berbaring atau saling
menindih dan berimpit sesame kawan.
Reaksi tubuh babi dewasa terhadap temperatur yang dingin.
Babi-babi yang sudah besar di dalam menghadapi temperatur yang dingin ini tidak begitu
menjadi persoalan. Mereka cukup berbaring saja terus-menerus. Sebab pada babi-babi yang
sudah besar, di bawah kulitnya terdapat timbunan lemak sudah besar, di bawah kulitnya terdapat
timbunan lemak yang cukup tebal, sehingga dengan jalan berbaring terus-menerus kehangatan
tubuh mereka bisa dipertahankan. Tetu saja hal ini tidak dilakukan bagi babi-babi yang masih
kecil.
2. Fungsi kandang
Kegunaan kandang begitu amat besar, baik terhadap hewan ternak yang dipiara ataupun bagi
peternaknya, sebab kadang berfungsi :
a. Untuk menghindarkan terhadap lingkungan yang merugikan. Misalnya adanya angin langsung,
air hujan dan terik matahari.
b. Untuk mempertahankan kehangatan dalam kandang di waktu malam atau dingin. Hal ini bisa
kita maklumi karena tubuh hewan itu sendiri mengeluarkna panas, sehingga adanya atap dan
dinding, panas dalam kandang yang hilang lewat atap dan dinding bisa dikurangi.
c. Mempermudah tatalaksana. Adanya kandang, semua tatalaksana seperti pemberian makan, air
minum, memandikan akan menjadi lebih mudah.
d. Mempermudah melakukan pengawasan dalam penggunaan makanan. Semua penggunaan
makanan untuk maksu-maksud tertentu seperti untuk tujuan berproduksi, penggemukan.
Lebih mudah diawasi dan dilakukan pencatatan-pencatatan.
e. Mempermudah melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan serta kemungkinan adanya
gejala penyakit.
f. Menghemat tempat dan mengurangi pengotoran di sembarang tempat.
g. Mempermudah melakukan pengawasan terhadap gangguan keamanan seperti pencurian,
gangguan binatang buas ataupun dari sesama kawan yang berbeda unur.
3. Letak kandang
Lokasi di mana kandang itu hendak dibangun terlebih dahulu haruslah dipikirkan, terutama
terhadap segi-segi higienis dan social ekonomis yang lebih menguntungkan.
a. Segi higienis
Agar bisa diperoleh jaminan kandang serta lingkungan yang hidienis (bebas dari infeksi
penyakit), maka lokasi kandang harus dipilih
• Tempat yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar, tanah yang mudah meresap air.
• Tempat yang mudah dibuat saluran atau pembuangan air.
• Tempat yang terbuka, bukan di bawah pepohonan besar yang rindang. Sebab pohon yang
rindang akan menutup masuknya sinar matahari ke dalam kandang, sehingga kandang menjadi
lembab dan kurang sehat.
Hal ini kesemuanya dimaksudkan agar air hujan mudah lepas, mudah mengalir atau meresap
ke dalam tanah, sehingga kandang dan sekitarnya di waktu hujan tidak tergenang air. Sebab
keadaan lingkungan yang selalu tergenang air akan menyebabkan bakteri dan parasit hidup.
b. Sosial ekonomis
Segi sosial ekonomis yang bisa dipakai sehingga dasar pertimbangan untuk memilih tempat
antara lain :
1) Dekat sumber air Ternak babi memerlukan banyak air, baik untuk keperluan minum,
memandikan ataupun untuk kebersihan lantai. Oleh karena itu hanya kandang yang dekat dengan
sumber airlah yang bisa dibenarkan, sebab secara ekonomis akan bisa dipertanggungjawabkan.
Tanpa air, usaha ini tidak mungkin bisa berkembang. Maka bangunan kandang babi hendaknya
dibangun di tempat yang dekat dengan sumber air.
2) Dekat sumber bahan makan. Makanan pokok ternak babi adalah makanan penguat, seperti
katul, bungkil kedelain, bungkil kelapa. Bahan-bahan tersbut merupakan hasil ikatan usaha
pertanian. Oleh karena itu usaha ternak babi ini akan lebih menguntungkan apabila bisa
diusahakan di tempat-tempat yang letaknya dekat dengan took-toko makanan, atau dekat dengan
pabrik penggilingan. Sebab pabrik rice-mill menghasilkan katul, pabrik gilingan minyak kelapa
menghasilkan bungkil kelapa, sehingga ongkos angkutan bahan makanan tersebut bisa lebih
ditekan. Semua bahan makanan yang sulit diperoleh karena letak perusahaan begitu jauh dengan
sumber bahan makan tentu saja harganya akan relative lebih mahal.
3) Mudah dicapai kendaraan. Tempat-tempat yang mudah dicapai oleh kendaraan berarti
mempermudah komunikasi dan transportasi, baik di dalam usaha memperoleh bahan makanan
ataupun menjual hasil. Sebaliknya adanya komunikasi dan transportasi yang sulit, menghambat
usaha dan secara ekonomis kurang bisa dipertanggungjawabkan, karena tuntutan ongkos usaha
menjadi semakin tinggi.
4) Dekat dengan peternak. Ternak babi memerlukan pengawasan langsung, baik terhadap
kesehatan ternak ataupun keamanan. Untuk bisa menjamin keperluan tersebut, bangunan
kandang ini hanya mungkin bisa teratasi dengan cepat apabila peternak bisa menangani secara
langsung.
5) Dekat dengan areal perluasan. Usaha ternak babi yang dipiara baik-baik akan begitu sangat
cepat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut harus dibangun kandang baru. Perluasan
kandang ini hanya mungkin bisa dilakukan, apabila pendirian kandang pertama itu dipilih tempat
yang sekiranya masih memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Tentu saja hal ini hanya
dilakukan bagi usaha-usaha besar.
4. Konstruksi kandang
Agar ternak babi yang tinggal di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang
harus betul-betul memadai. Konstruksi kandang yang perlu mendapat perhatian terutama :
a. Ventilasi
Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan udara
segar dari luar. Adanya ventilasi ini, maka keadaan udara segar dalam kandang bisa
dipertahankan, kelembabab berkurang, dan rasa pengap pu bisa dihindarkan. Dalam hal ini
kiranya tidak diragukan lagi bahwa babi akan merasa lebih nyaman apabila mereka berada di
dalam kandang yang berudara segar. Untuk memperoleh kondisi semacam itu, kandang harus
dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna. Karena ventilasi merupakan jalan keluar masuknya
udara ke dalam kandang, maka ukuran ventilasi tersebut benar-benar sesuai.
Berbagai macam ventilasi
Ada dua macam ventilasi, yaitu ventilasi alam dan buatan. Ventilasi ala mini pembuatanya
tidak dipersiapkan secara khusus seperti halnya ventilasi buatan. Tetapi pada ventilasi buatan
dibuat dengan suatu rencana secara khusus seperti halnya ventilasi buatan.
Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus, misalnya yang
berbentuk kipas angin. Akan tetapi fungsi serta kegunaan kedua macam ventilasi tersebut sama,
yaitu untuk mempertahankan keadaan udara dalam kandang supaya tetap segar dan bisa
menghindarkan kelembaban yang terlalu tinggi. Keadaan ruang kandang yang segar ini bisa
dibuktikan apabila :
• Babi-babi yang ada dalam kandang pada saat sehabis makan selalu bisa enak tidur.
• Ruang kandang tidak berbau tajam.
Sebagai pedoman di bawah ini diberikan catatan mengenai temperature dan kelembaban optimal yang
diperlukan ternak babi.
Keterangan Temperatur º C Kelembabab %
Anak Babi 21- 27 70
Babi sapihan 21 – 24 70
Induk menyusui 16 – 21 70
Babi dewasa 16 -21 70
b. Dinding, atap dan lantai
Dinding, atap dan lantai merupakan isolasi (pembatas) terhadap lingkungan, terutama untuk
menjaga kestabilan udara di dalam kandang. Kandang yang dilengkapi dengan pembatas ini
banyak manfaatnya. Lebih jelasnya, mengenai pembatas ini akan diutarakan satu per satu.
1) Dinding
Dinding kandang sebagai salah satu pembatas (isolasi) berguna untuk :
Menahan angin langsung dari luar.
keluarnya panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan.
Menghindarkan adanya babi yang keluar dari kandang atau saling bermusuhan, apalagi
yang mempunyai sifat kanibalis.
Mengingat ternak babi sangat sensitive terhadap udara panas ataupun udara yang sangat
lembab, maka sekeliling kandang harus dilengkapi dinding semi terbuka. Dinding semacam ini
di waktu siang akan menjamin udara dalam kandang tetap segar, sebab sirkulasi udara akan
cukup lancer. Dan sebaliknya di waktu malam tidak begitu kedinginan karena babi bisa terbaring
dan terlingdungi oleh dinding. Namun kesemuanya ini pengaturannya tergantung kepada babi
yang akan ditempatkan di dalam kandang. Misalnya untuk babi yang beratnya lebih dari 50 kg,
diding kandang bisa diatur sedemikian rupa sehingga temperature dalam kandang bisa mencapai
sekitar 18º C, sedangkan babi yang beratnya kurang dari 50 kg temperatur diatur kurang lebih
23º C dan untuk anak-anak babi memerlukan temperatur 27º C (suhu kamar). Oleh karena itu
ukuran tinggi dinding bisa diatur. Untuk penggemukan setinggi 1 m, untuk induk setinggi 1,2 m.
Bangunan dinding kadang harus kuat dan mudah dibersihkan. Bahan bisa dibuat dari papan,
anyaman bambu, tembok.
2) Atap
Atap sebagai pembatasan di bagia atas, berguna untuk :
• Menghindarkan air hujan dan terik matahari.
• Menjaga kehangatan di dalam kandang pada waktu dingin.
Jadi fungsi atap sebagai batas bagian atas, kecuali berguna untuk menahan air hujan dan
tering sinar matahari juga sangat bermanfaat untuk menahan panas yan dihasilkan oleh tubuh
hewan itu. Tanpa atap, di waktu malam panas di dalam kandang akan keluar lewat atas. Atap
tersebut hendaknya dibuat meluncur ke belakang, sehingga air hujan tidak banyak masuk ke
dalam kandang. Untuk atap bisa digunakan genteng, asbes, duan kelapa ataupun alang-alang.
Baik konstruksi dinding maupun atap, keduanya ada kaitannya dengan ventilasi alam. Maka dari
itu perlu dipertimbangkan adanya konstruksi antara dinding dan atap yang tepat, sehingga waktu
panas keadaan udara dalam kandang tetap segar dan di waktu hujan tidak banyak air masuk.
3) Lantai
Lantai berguna untuk :
•Menghindarkan kelembaban dari dalam tanah.
•Batas antara tanah.
Oleh karena babi banyak berbaring, lebih-lebih babi fattening 80% darpada waktunya hanya
dipergunakan untuk berbaring, maka lantai harus dibuat selalu bersih, hangat dan nyaman. Untuk
menciptakan keadaan ini, lantai harus keras, dibuat dari bahan-bahan seperti aspal dan pasir,
campuran batu merah atau batu kali, pasir dengan plesteran semen. Lantai ini dibuat agak miring
sehingga air kencing atau air pembersih lekas bisa mengalir ke saluran pembuangan kotoran dan
tidak mengganggu kebersihan kandang, dan kekeringan lantai lebih terjamin.
Bagi perusahaan-perusahaan yang telah maju seperti di luar negeri, kandang tersebut dilengkapi
dengan isolasi pada dinding maupun pada atapnya. Tapi di Indonesia yang terletak di daerah
tropis ini atap dan dinding serta lantai dibuat seperti yang dijelaskan diatas.
c. Sinar matahari
Konstruksi kandang yang akan dibangun hendaknya dipikirkan agar sinar matahari pagi bisa
masuk ke dalam kandang. Sebab sinar matahari pagi tidak begitu panas dan banyak mengandung
sinar ultraviolet. Sinar pagi ini sangat penting karena berguna untuk :
• Untuk membantu proses pembentukan vitamin D.
• Sebagai desinfektan.
• Mempercepat pengeringan kandang sehabis dibersihkan dengan air.
Untuk memperoleh sinar pagi yang cukup, maka hendaknya kandang tunggal dibangun
menghadap ke timur sedangkan kandang ganda bisa dilengkapi dengan ren seperti pada gambar.
5. Alat-alat atau perlengkapan kandang
Kandang yang sempurna memerlukan perlengkapan-perlengkapan yaitu :
1) Tempat makan dan minum
Tempat makan. Ada dua macam tempat makan yaitu yang berbentuk bak dari pasangan semen
dan yang kedua ialah tempat makan berupa kotak yang bahannya dari papan ataupun seng.
Tempat makan yang berbentuk kotak ini bisa dibuat memanjang ataupun bulat. (Perhatikan pada
gambar.) Masing-masing bisa dipakai secara individual atau kelompok. Demikian juga mengenai
tempat minum, ada yang berupa bak, tabung dan nozzle. Baik tempat makan ataupun tempat
minum ini merupakan perlengkapan kadang yang mutlak diperlukan oleh babi. Oleh karena itu
perlengkapan kandang ini harus dengan baik dan memenuhi persyaratan. Persyaratan pembuatan
tempat makan/air minum yang perlu diperhatikan antara lain :
• Ukuran tempat makan dan minum hendaknya disesuaikan dengan umur/besar kecilnya babi.
• Mudah dibersihkan.
• Konstruksi tempat makan dan minum harus dijaga, agar babi tidak bisa dengan mudah
masuk menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya.
• Tempat makan dan minum letaknya lebih tinggi daripada lantai.
• Permukaan bagian dalam mesti keras, rata dan halus agar sisa makanan tidak bisa tertinggal
di sela-selanya, dan mudah dibersihkan.
• Tepi-tepi atau bibir tempat makan dan minum harus dibuat agak bulat seperti punggung
belut, sehingga tidak tajam.
2) Bak air
Seriap kandang hendaknya juga dilengkapi dengan bak air yang terletak di dekat kandang. Bak
ini dimaksudkan untuk menampung persediaan air, sehingga sewaktu-waktu air itu hendak
diperlukan untuk membersihkan lantai, alat-alat lain, serta memberikan minum selalu siap, tanpa
ada sesuatu kesulitan. Ukuran serta jumlah bak ini bisa disesuaikan dengan jumlah babi yang
dipiara.
3) Bak penampungan kotoran
Setiap kandang atau ruangan hendaknya dilengkapi dengan saluran atau parit yang
menghubungkan kandang dengan bak penampungan kotoran, sehingga dengan letak lantai yang
sedikit miring, air kencing dan kotoran dengan mudah bisa dialirkan langsung kotoran ini ialah
bahwa semua kotoran akan tertampung di dalamnya dan tidak mengganggu sekelilingnya serta
bisa dimanfaatkan untuk usaha-usaha pertanian. Ukuran bak ini tergantung dari persediaan bak
yang ada serta jumlah babi atau luas kandang.
4) Pintu kandang
Khusus kandang induk sebaiknya perlu dilengkapi sekaligus dengan pintu penghalang, sehingga
kematian anak babi akibat tertindih induk bisa dihindarkan. Tetapi apabila tidak ada
perlengkapan semacam ini, anak babi bisa ditaruh di dalam kotak tersendiri. Hanya pada saat
menyusu saja anak-anak babi tersebut dicampur dengan induknya. Anak-anak babi tersebut harus
selalu diawasi.
Macam-macam kandang
Ada berbagai macam kandang babi, masing-masing bisa dibedakan menurut konstruksi dan
kegunaannya.
1) Berbagai macam kandang menurut konstruksinya
a. Kandang tunggal, yaitu bangunan kandang yang terdiri dari satu baris saja.
b. Kandang ganda, yaitu bangunan kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya bisa
saling berhadapan ataupun bertolak belakang.
2) Berbagai macam kandang menurut kegunaannya
Menurut kegunaannya, kandang babi sisa dibangun sesuai dengan tujuannya, masing-masing
dengan ukuran dan perlengkapan yang berbeda-beda. Menurut kegunaanya, kita kenal :
a. Kandang induk. Kandang induk yang efisien ialah jika kandang tersebut nyaman bagi induk
dan sekaligus nyaman bagi anak-anak yang dilahirkan, sehingga anak-anaknya bisa mendapatkan
kesempatan hidup pada kandang tersebut. Pada pokoknya kadang babi induk bisa dibedakan
antara kandang individual dan kelompok.
- Kandang individual
Pada kandang induk individual ini satu ruangan hanyalah disediakan untuk seekor babi.
Konstruksi kandang ialah kandang tunggal, di mana kandang hanya terdiri dari satu baris
kandang. Dan kandang tersebut atap bagian depanyanya dibuat lebih tinggi daripada bagian
belakang, tetapi pada saat hujan, atap bagian depan diusahakan bisa ditutup. Untuk ukuran
kandang tersebut adalah sebagai berikut :
• Tinggi bagian depan 2,5 m, bagian belakang 2 m.
• Panjang 2,5 m, ditambah halaman pengumbaran yang terletak di belakang sepanjang 4 m.
• Tinggi tembok 1 m
• Lebar 3 m.
• Pada ren (halaman pengumbarannya) yang berukuran panjang 4 m itu lantainya bisa dibuat dari
pasangan seme, tanah atau batu, di mana induk bisa makan di situ pula. Sedangkan untuk
diding depan bisa dibuat dari tembok, bamboo, papan atau bahan lain seperti anyaman kawat.
Tetapi apabila dinding itu bahannya dari kawat, harus diusahakan dengan anyaman yang kecil,
dan kuat supaya anak-anaknya tidak bisa keluar.
• Kandang ini perlu dilengkapi dengan guard-rail (pintu penghalang) yang terletak di dalam,
guna mencegah babi kecil mati tertindih.
• Kandang tersebut juga dilengkapi dengan tempat makan khusus untuk anak-anak babi. Tempat
makan ini diberi pagar pemisah agar induk tidak bisa mengganggu makanan yang diberikan
kepada anak-anaknya.
• Dilengkapi dengan lampu pemanas.
• Kandang diberikan tilam dari jerami kering yang bersing.
- Kandang kelompok
Pada pokoknya kandang induk kelompok ini sama seperti pada kandang individual. Biasanya
konstruksi kandang ini ialah kandang ganda, sehingga bisa dilengkapi dengan gang/jalan yang
dapat dipakai untuk memberikan makanan dan air minum, sedang alat perlengkapan lainnya
sama seperti pada kandang tunggal.
b. Kandang fattening
Kandang fattening ini pada prinsipnya sama dengan kandang induk, akan tetapi perlengkapan
dan ukuran lebih sederhana, masing-masing bisa dibangun konstruksi tunggal atau ganda.
Konstruksi ganda ini bisa dipakai untuk kelompok fattening yang jumlahnya lebih besar, namun
tiap-tiap unit tak akan melebihi 12 – 15 ekor. Di samping kandang fattening ini berbentuk
kandang kelompok, tetapi ada pula yang berbentuk battery.
Kapasitas/ukuran :
• 1 m²/1 ekor, babi yang berat badannya rata-rata 80 kg.
• 0,75 m² untuk berat 50 kg/ekor.
• 0,5 m² untuk babi berat 35 kg/ekor.
c. Kandang pejantan
Kandang pejantan dibangun khusus, terpisah dengan babi induk. Dan usahakan agar bangunan
itu kuat, yang dilengkapi dengan halaman pengumbaran, agar pejantan bisa exercise(lantai)
dan bisa melihat babi-babi betina dari halaman.
Ukuran :
• 2 x 3 m dan halaman 4 x 3 m
• Tinggi kandang, bagian depan 2 m, belakang 1,5 m.
3.6 ANALISA USAHA PETERNAKAN BABI PEMBIBITAN DI DESA MARGA TABANAN
Pemilik peternakan : I WAYAN WIRASA
Alamat pemilik : Br. Cau Tua Marga Tabanan
Nama Peternakan : Babi Jaya
Lokasi peternakan : Br. Cau Tua Marga, Marga Tabanan, Bali
Jumlahbabi : 75 ekor Babi Indukan
Jumlah karyawan : 3 orang
Sejarah : usaha ini dimulai pada tahun 2004, awalnya masih bekerjasama
dengan PT. Charoen Phokpan, namun setelah berjalan selama 4
tahun akhirnya pada tahun 2008 mulai melakukan usaha sendiri
dengan membeli semua babi yang dimiliki PT. Charoen Phokpan
hingga akhirnya usaha ini terus berjalan sampai sekarang.
BIAYA
Dalam hala ini dari peternakan Babi Jaya mempunyai satu lokasi dimana kandang
terdapat 75 indukan babi dan 1-2 babi jantan, sehingga kami melakukan perhitungan (selama
penghitungan satu tahun) sebagi berikut:
1. PENGELUARAN
Investasi
a. Sewa Tanah
Dalam usaha peternakan pembibitan babi ini, biaya sewa yang dikeluarkan peternak
untuk tempat produksi babi adalah Rp. 80.000.000.000/10 tahun, jadi 1 tahunnya peternak
mengeluarkan biaya sekitar Rp. 8.000.000.000.
b. Pembuatan kandang
Lokasi yang luasnya 6 are menghabiskan dana sekitar Rp. 145.000.000 untuk pembuatan
kandang dengan perincian sebagai berikut:
1. Pembuatan kandang bunting dengan ukuran 220cm x 61cm menghabiskan biaya
Rp.680.000/kandang, dimana dalam lokasi tersebut terdapat 60 kandang bunting
2. Pembuatan kandang lahir dengan ukuran 220cm x 180cm mengahabiskan biaya
Rp.2.800.000/kandang, dimana dalam lokasi tersebut terdapat 14 kandang lahir.
3. Pembuatan kandang indukan jantan dengan ukuran 220cm x 2m menghabiskan biaya
Rp.2.000.000/kandang, dimana hanya terdapat 1 kandang indukan jantan
4. Dan Rp.25.000.000,00 digunakan untuk pembuatan keperluan lainnya seperti atap, tiang
dan lantai
Sehingga total biaya pembuatan kandang Rp. 5.450.000,00 / tahun
Modal Kerja
a. Pembelian bibit
Dalam satu lokasi tersebut terdiri dari 75 babi diantaranya 73 babi indukan yang
produktif 3 tahun, dan 2 babi jantan yang produktif selama 5 tahun.
Pembelian untuk babi indukan: Rp. 2.000.000 x 73 = Rp. 146.000.000,00
Pembelian untuk babi pejantan : Rp. 2.000.000 x 2 = Rp. 4.000.000,00
Total pengeluar bibit: Rp. 56.666.666,66/tahun
b. Pakan
Penghitungan pemberian pakan yang diberikan dalam hitungan per satu tahun, sebagai
berikut:
Pakan merupakan pakan yang dicampur sendiri oleh peternak yang terdiri dari:
Konsentrat 152, 20kg = Rp. 8.000/kg = 160.000
Dedak jagung, 40kg = Rp. 4.000/kg = 160.000
Dedak gandum, 40kg = Rp. 4.000/kg = 160.000
Mineral, 1kg = Rp. 3.000/kg = 3.000
Rp. 483.000 = 4.783/kg
1. Pakan bunting dan calon indukan
Untuk pakan bunting dan calon indukan menghabiskan 2,3kg/hari dengan
penghitungan sebagai berikut:
= 2,3kg x 300 hari x 75 = 51.750 kg/tahun
= 51.750 kg/tahun x Rp. 4.783,- = Rp. 247.520.250,-
2. Pakan induk melahirkan
Untuk pakan induk melahirkan menghabiskan 3,3kg/hari dengan perhitungan
sebagai berikut:
= 3,3 kg x 60 hari x 75 = 14.850 kg/tahun
= 14.850 kg/tahun x Rp. 4.783,- = Rp. 71.027.550,-
3. Pakan anak babi sebelum di jual
Untuk paka anak babi sebelum di jual menghabiskan 14 kg/kandang dan terdapat
2 kandang dengan susunan pakan dan perhitungan sebagai berikut :
Paka fullfeed 550, 1kg = Rp. 4000,00
= 14 kg x 60 hari x 4000 x 2
= Rp. 6.720.000
Total biaya pakan = Rp. 325.267.800
2. Upah Tenaga Kerja
Peternakan Babi Jaya ini dibantu oleh 3 pegawai yang gajinya Rp. 1.500.000/bulan sehingga pengeluaran untuk gaji pegawai adalah:
Rp. 1.500.000/bulan × 3 × 12 = Rp. 54.000.000/tahun
3. Obat
Anak :
1) Kolamox
2) Potong gigi, potong ekor dan perdek
3) Kolera
Jadi secara global biaya yang dikeluarkan untuk per ekor anakan babi sekitar Rp. 8.600
= 1460 (anak)/ tahun x 8.600 = Rp12.556.000,00/tahun
Induk :
1) Oksitosin N
2) Kolera + Mikroplasma
Jadi secara global biaya yang dikeluarkan untuk babi indukan sekitar Rp. 17.000
= 75 x 17.000 x 2 = Rp. 2.550.000,00/tahun
4. Listrik dan air
Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran listrik sekitar Rp. 200.000/bulan
Sedangakan untuk air tidak ada biaya yang dikeluarkan melainkan menggunakan air sumur
yang dialirkan melalui genset dengan menghabiskan biaya bensin sekitar Rp. 300.000/bulan
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam Produksi
No Nama Barang Nilai Baru Nilai Sisa Usia Ekonomis
(tahun)
Jumlah Barang
1 Selang Rp. 12.000,00 Rp. 2.000,00 10 25 m
2 Ember Rp. 7.000,00 Rp. 1.000,00 1 3
3 Arko Rp. 325.000,00 Rp. 20.000,00 3 2
4 Sapu lidi Rp. 2.000,00 Rp. 0 1 3
5 Sekop Rp. 75.000,00 Rp. 5.000,00 1 2
6 Pompa Air Rp. 200.000,00 Rp. 20.000,00 5 1
7 Dot Rp. 76.900,00 Rp. ,00 5 76
Perhitungan
Tabel 2. Perhitungan Penyusutan
Nama Barang Perhitungan Hasil (pertahun)
Selang Rp. 25.000,-
Ember Rp. 18.000,-
Arco Rp. 203.333,3
Sapu lidi Rp. 6.000,-
Sekop Rp. 140.000,-
Pompa air Rp. 36.000,-
Dot Rp. 1.168.880,-
JUMLAH - Rp. 1.597.213,3
5. Alat- alat produksi
Jumlah pengeluaran Alat – alat selama satu periode : Rp. 1.597.213,3
Tabel 3. Total Pengeluaran Dalam Satu Tahun
Jenis Pengeluaran Nominal
Sewa tanah Rp. 8.000.000
Pembuatan Kandang Rp. 5.450.000,00
Pembelian bibit Rp. 56.566.666,66
Pakan Rp. 325.267.800,00
Upah Tenaga Kerja Rp. 54.000.000,00
Obat
Anak Induk
Rp. 12.556.000,00
Rp. 2.550.000,00
Listrik dan air
Listrik Solar
Rp. 2.400.000,00
Rp. 3.600.000,00
Alat- alat Rp. 1.597.213,3
TOTAL PENGELUARAN Rp. 471.987.069,96
2. PEMASUKAN
Pemasukan yang didapat diperoleh dari penjualan bibit babi dan indukan babi yang sudah
tidak bisa memproduksi lagi. Dengan rincian pemasukan, sebagai berikut :
a. Penjualan indukan babi nonproduksi
Indukan nonproduksi yang diganti atau dijual pada tahun 2011 sekitaran 4 ekor, utnuk
tahun 2012 belum bisa ditentukan karena tahun masih berjalan. Untuk satu indukan
nonproduksi dengan berat rata-rata 290kg per ekor, dengan harga per-kg Rp. 10.000, jadi:
= 4 x 290 x 10.000
= 4 x 2.900.000
= Rp.11.600.000
b. Penjualan bibit babi
, dari 73 babi indukan yang melahirkan 2 kali dalam setahun dan rata-rata 10 anak babi/ induk,
jadi penghitungan sebagai berikut :
= 10 x 72 induk = 720 x 2 = 1440 anak/ tahun
= 1440 x 500.000 = Rp. 720.000.000/tahun
TOTAL PEMASUKAN :
= 11.600.000 + 720.000.000
= Rp.731.600.000
KEUNTUNGAN = TOTAL PEMASUKAN –TOTAL PENGELUARAN= 731.600.000 – 471.987.069,96
= Rp.259.612.930, 4
Keuntungan Perbulan
259.612.930, 4/ 12 = Rp. 21.634.410, 3/bulan
LAMPIRAN FOTO
top related