tugas kdk konsep sistem dalam keperawatan
Post on 13-Jan-2017
175 Views
Preview:
TRANSCRIPT
konsep sistem dalam keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang
berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan
terdidik dengan baik.
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas
adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di
mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawat. Namun
sangat disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang
diharapkan. Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan
yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang
dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam
keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis
dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai,
menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawata.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem
yang terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang
saling berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan.
Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara keseluruhan, metode atau
teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah
karena berbagai faktor).
.
B. Tujuan
Pada makalah ini mempunyai tujuan yakni:
1. Memberikan gambaran bagaimana penerapan pendekatan sistem dalam keperawatan
2. Memberikan pemecahan masalah demi pengembangan proses keperawatan
3. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan proses keperawatan yang sesuai dengan standar
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang
digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen
yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kata
sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk
menggambarkan suatu set kesatuan yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering
kali dapat dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang merupakan
suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing
berhubungan sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata
“sistem” sering digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun
dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga
memiliki makna yang beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dan berinteraksi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian,
keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari
bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.
B. Komponen Sistem Dalam Keperawatan
1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik
mempunyai siklus kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki
kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang
dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang
mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan
berdasarkan potensi dan keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia
berada, yang selalu mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang
berbeda pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu
berespon untuk mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi
dapat bersifat positif, dapat pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada
pengaruh lingkungan maka akan menimbulkan masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi
kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis yang ada
di masyarakat yang berada di luar institusi kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang sehat
adalah :
a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan
tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk menjalankan
peran dan tugasnya secara efektif.
c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan terus
menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai interaksi
antara individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan
dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam
keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang rasa.
Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusia. Keperawatan
membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan keperawatan
adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan
berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup
manusia”.
C. Penerapan Sistem Dalam Penggunaan Proses Keperawatan
Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa tahapan,
yaitu :
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
manganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan seorang pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus mengenai
kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan asuhan keperawatan
kepada pasien secara perorangan.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama klien
dirawat secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk menambah dan
melengkapi data yang telah ada. Berdasarkan sumber data, data pengkajian dibedakan atas
data primer dan data sekunder :
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien bagaimanapun
kondisi klien.
Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari perawat,
dokter, ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien, catatan
keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :
Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien
dengan tatap muka.
Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara
langsung kepada pasien.
Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis bagian
yang mengalami gangguan
Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi
(mengetuk), auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran EKG.
b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul
dikelompokkan, data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.
Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social, data
spiritual dan data tentang tumbuhkembang klien.
Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan
output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan
roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data objektif dan
data subjektif.
Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil pemeriksaan
atau observasi secara langsung.
Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau perkataan
klien atau keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan diagnosa
keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh
dengan konsep teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien.
Analisa data dilakukan melalui pengesahan data, pengelompokkan data, membandingkan
data, menentukan ketimpangan / kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang
kesenjangan masalah yang ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah kesehatan
aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah / penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, berdasarkan pada
kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan respon individu / klien terhadap
penyakit dan kondisi yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi
keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah :
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan prioritas
diagnosa keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan
intervensi keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa harus
dipecahkan dahulu secara total baru mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa
diagnosa keperawatan dapat diatasi secara bersamaan.
b. Penetapan sasaran dan tujuan
Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa keperawatan.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil atau
perilaku klien yang berhubungan dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam
merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien. Misalnya
klien dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala
tujuan belum spesifik dan tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi dan
intervensi keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan
langsung pada etiologi atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan.
4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan
klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi
dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan
interpersonal, intelektual, dan tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi
keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan
keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan
(intervensi independent, dependen dan interdependen).
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.
5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi
atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi keperawatan.
Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan akan memberi
keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat
ditingkatkan. Perawat dapat mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang
merupakan salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan
efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses keperawatan
yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, dokumentasi masalah, perencanaan, tindakan.
D. Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan umpan balik.
Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan
sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu
kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan
dapat diartikan sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem
yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau
lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk
sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan
keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu,
penelitian, serta biaya perawatan.
Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan.
proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan pusat
kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil
keperawatan adalah asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan
keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan
ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien. Asuhan Keperawatan
saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan lainnya seperti dokter, radiologi,
klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung
lainnya.
Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga saling berhubungan
dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI, Penyelenggara pendidikan
keperawatan, kebutuhan masyarakat, kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi
lain.
Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional, PPNI, faktor lain,
AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan bekerjasama bersama peleyanan-
pelayanan lainnya sehingga pengembangan profesi keperawatan dapat berjalan dengan
lancar.
Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan, konsep kesehatan, tujuan
pembangunan kesehatan, IPTEK, dan berbagai profesi kesehatan.
F. Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem
1. Internal
a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat dapat
mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi akhirnya dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan kecintaan
pada profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan.
2. Eksternal
a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam perawatan
disetiap tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan
demikian keperawatan, dapat diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk
dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan
akhir.
Komponen Sistem dalam keperawatan meliputi Manusia, Lingkungan, Kesehatan,
Keperawatan. Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, Output (hasil/Keluaran) dan umpan
balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara
menyeluruh dan sistematik, tidak parsial dan Fragmentis.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
a. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan
b. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
c. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pengembangan Profesi Keperawatan
d. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz,A. Halimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Catatan ketiga-Jakarta ; Salemba
Medika, 2008
Gaffa, JL, 1999: 2. Pengantar keperawatan profesional
Haryanto.2007.Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep.Jakarta ; Salemba Medika.
Kusnanto, S.Kep, M.Kes. 2010. Materi Seminar Nanda NIC NOC dalam Kurikulum Pendidikan
Ners.
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep. 2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta;
EGC.
Kusnanto, S.Kep, M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta ;
EGC.
top related