tugas epodemiologi
Post on 22-Oct-2015
8 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI MENURUT ASAL KATA
Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai yang terdiri dari 3
kata dasar yaitu EPI yang berarti PADA atau TENTANG, DEMOS yang berati PENDUDUK
dan kata terakhir adalalah LOGOS yang berarti ILMU PENGETAHUAN. Jadi
EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PENDUDUK.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :
“Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinat
masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor
yang Mempengaruhinya).
Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada
penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi
penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit
degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu,
epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.
2. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI MENURUT PENDAPAT PARA AHLI
Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan
pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa
definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi,
beberapa diantaranya adalah :
1. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam
kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada
Distribusi suatu penyakit.
2. Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in
man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada
manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi
Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
3. Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal
( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit
menular.
Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah
penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
4. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi
manusia.
5. Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.
6. Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan,
penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang
terjadi pada kelompok penduduk.
7. Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos = people ;
logos = science ).
8. Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related states or
events in specified population and the application of this study to control of problems.
9. Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases.
10. Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit
pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi
eksternal
11. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups of
people and with the factors which influence their distribution.
12. Robert H. Fletcher ( 1991 )
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan
penyakit dalam populasi.
13. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of events
of medical concern in subgroup of population, where the population has been subdivided
according to some characteristic believed to influence of the event.
14. Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan
penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
15. Moris ( 1964 )
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.
16. Prof Nasry Noor
17. Nadjib Bustan
3. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK
1. Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan, sosial-ekonomi, dan trend yang
terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi perubahan-perubahan kesehatan yang
terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
2. Aspek Klinik
Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk mendeteksi secara dini
perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan klinis atau laboratorium
pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi.
3. Aspek praktis
Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum.
4. Aspek Administrasi
Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui keadaan masyarakat di suatu
wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan masyarakat
Tujuan Epidemiologi
Tujuan Epidemiologi antara lain :
1. Menggambarkan status kesehatan populasi
2. Menentukan “sebab” masalah kesehatan
3. Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengevaluasi suatu tindakan intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
6. Menggambarkan upaya tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan
7. Penelitian sejarah
8. Diagnosis komunitas
9. Kinerja pelayanan kesehatan
10. Risiko individu dan peluang
11. Melengkapi gambaran klinik dan pola penyebaran penyakit
12. Identifikasi sindrom
13. Mencari penyebab
14. Mengevaluasi gejala dan tanda-tanda
15. Analisa keputusan klinik
RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
Posted: November 8, 2008 in DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI
Kaitkata:RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
10
Hal yang perlu kita perhatikan sebagai tenaga kesehatan khususnya yang memiliki basikdi
bidang epidemiologi yang mengetahui apa saja ruang lingkup atau jangkauan epudemiologi,
karena ruang lingkup epidemiologi semaking berkembang seiring dengan perkembangan
teknologi dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan tersebut secara kasat mata dapa kita lihat
dalam lingkup kesehatan sekarang ini. Sebagai gambara perkembangan ruang lingkup
epidemiolloogi dapat di lihat sebagai berikut.
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah
melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta
bagaimana penanggulangan penaykait wabah tersebut. Kemudia tahap berikutnya berkembang
lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit
non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkemnbang selanjutnya mulai meluas
ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas
ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan
lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya.
Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara
keseluruhan.
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan
data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah
penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan
dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat.
Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan
epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi
antara lain:
1. Epidemiologi Penyakit Menular
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
4. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
5. Epidemiologi Kesehatan Kerja
6. Epidemiologi Kesehatan Darurat
7. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
8. Epidemiologi Perencanaan
9. Epidemiologi Prilaku
10. Epidemiologi Genetik
11. Epidemiologi Gizi
12. Epidemiologi Remaja
13. Epidemiologi Demografi
14. Epidemiologi Klinik
15. Epidemiologi Kausalitas
16. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
17. dan sebagainya.
Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantang bagi tenaga
kesehatan yang harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng
dari jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut adalah
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang menununtut
peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan sehingga kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks. Selain itu, metode epidemiologi yang digunakan untuk
penyakit menular dapat juga digunakan untuk penyakit non-infeksi. Apalagi dengan munculnya
berbagai macam fenomena kesehatan seperti penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong
penelitian juga semakin meningakat. Demikian juga ilmu epidemiologi digunakan dalam
mempelajari asosiasi-asosiasi sebab- akibat fenomena masalah kesehatan dan penduduk
SEJARAH EPIDEMIOLOGI
Posted: November 5, 2008 in DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI
Kaitkata:Add new tag, EPIDEMIOLOGI, Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti
bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam
perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi,
sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit
pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan
penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut
Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman
dahulu kala dan bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin
ilmu ini berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan
pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi, mikrobiologi
dan genetika.
Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara
penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus
sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok individu. Oleh karena itu, selain
membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain seperti
demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan statiska.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum
semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini
disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli
pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa
penyakit disebabkan oleh roh jahat.
Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan
terkenal di kala itu. Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad
ke 5 SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places,
selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi.
Abad 14 dan 15 terjjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan
Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan
mencatata kematian PES & data metriologi. Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan
analisis statistik, matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan
data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-
orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus
menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah
mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam
menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah,
terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan
epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi khusus. hal
yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang
masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori
kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih
berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3
elemen, yakni :
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun
kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini
mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
1. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi
(masyarakat) atau kelompok.
1. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan
ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
Referensi :
1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
3. Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi
4. Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006
Referensi kaitan
Indan Entjang ( 1979 ). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni
Azrul Azwar ( 1999 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Aksara.
Bhisma Murti ( 2003 ). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press
Tokoh-tokoh Epidemiologi
Beberapa Tokoh Penting Ilmu Epidemiologi antara lain:
1. John Graunt, 1662
Menganalisa laporan mingguan kelahiran dan kematian di London, dalam bukunya “The Nature
and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality”. Inilah untuk pertama kalinya pola
penyakit penduduk diukur. Ia mencatat besarnya perbedaan kelahiran dan kematian antara laki-
laki dan perempuan, besarnya kematian bayi menurut musim, menekankan pentingnya
pengumpulan data penyakit secara rutin, yang menjadi dasar bentuk epidemiologi modern. Ia
juga sebagai pencipta dua prosedur dasar biostatistik, yaitu estimasi populasi dan konstruksi
tabel kehidupan. John Graunt merupakan orang yang pertama melakukan kuantifikasi atas
kejadian kematian dan kesakitan.
2. Antonio van Leeuwenhoek (1632-1723)
Leeuwenhoek adalah seorang warga negara Belanda, dilahirkan di Delft, 24 Oktober 1632 dan
meninggal pada tanggal 24 Agustus 1723. Dia seorang ilmuwan amatir yang menemukan
mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674), penemu spermatozoa (1677). Penemuan bakteri
telah membuka tabir suatu penyakit yang akan sangat berguna untuk analisis epidemiologi
selanjutnya.
3. Robert Koch Ads not by this site
Nama Robert Koch tidak asing lagi jika dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis pada tahun
1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin pada tahun 1890 yang dianggapnya
sebagai suatu cara pengobatan TBC. Konsep tes tuberkulin selanjutnya dikembangkan oleh
Von Pirquet di tahun 1906 dan PPD diperkenalkan oleh siebart pada tahun 1931. Dewasa ini tes
tuberkulin dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi tuberkulosis sebagai perangkat
diagnosis TBC pada anak-anak. Selain itu Koch juga terkenal dengan Postulat Koch, yang
mengemukakan konsep tentang cara menentukan kapan mikroorganisme dapat dianggap sebagai
penyebab suatu penyakit.
4. Max van Patternkofer
Orang Jerman ini memberikan kesan tersendiri dalam sejarah epidemiologi khususnya berkaitan
dengan upaya mengidentifikasikan penyebab suatu penyakit. Untuk membuktikan jalan
pikirannya dia tidak segan-segan memakai dirinya sebagai kelinci percobaan. Dan konon
beberapa muridnya bersedia juga menuruti caranya. Dia menelan1,00 cm3 kultur vibrio untuk
menentang teori yang sedang berkembang saat itu yang menyatakan vibrio adalah penyebab
kolera. Dia ingin membuktikan bahwa vibrio bukanlah penyebab kolera. Dia minum segelas air
berisi baksil kolera, dan ternyata memang (kebetulan) dia tidak jatuh sakit. Salah satu
kemungkinannya karena dosis yang diminumnya terlalu kecil mengingat dibutuhkan jumlah
vibrio yang banyak untuk selamat dari keasaman lambung.
5. William Fair, 1839
Mengembangkan pengumpulan data rutin kematian dan penyebabnya. Merupakan orang
pertama menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan
6. John Snow, 1854
Namanya sudah tidak asing dalam dunia kesmas dalam upaya yang sukses mengatasi kolera
yang melanda London. Yang perlu dicatat disini bahwa John Snow, dalam analisis masalah
penyakit kolera, mempergunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat,
orang, dan waktu. Dia dianggap The Father of Epidemiology.
7. Pervical Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan pendekatan epidemiologis dalam menganalisis
meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih cerobong asap . Dia
memikirkan bahwa tentu ada suatu faktor tertentu yang berkaitan dengan kejadian kanker
skrotum di kalangan pembersih cerobong asap. Dengan analisis epidemiologinya, dia berhasil
menemukan bahwa tar yang terdapat pada cerobong asap itulah yang menjadi penyebabnya. Dia
dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern.
8. James Lind, 1747
Ads not by this site
Dia berhubungan dengan sejarah hubungan kekurangan vitamin C dengan scurvy (kekurangan
vitamin C). cerita penemuannya sederhana, dimana dia mengamati bahwa ada kelompok tertentu
dari mereka yang dalam pelayanan dengan kapal yang mereka tumpangi dalam suatu pelayaran
panjang yang mengalami scurvy. Mereka menderita kekurangan vitamin C karena mereka
semuanya memakan makanan kaleng. Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.
9. Dool dan Hill, 1950
R. Doll dan A.B. Hill adalah dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan merokok dan
kanker paru. Keduanya adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan
bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitian di
bidang Epidemiologi Klinik.
top related