tugas bioetic
Post on 29-May-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 tugas bioetic
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam memahami alam sekitarnya
terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan (sebagai hasil dari tahu manusia ), ilmu,
dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.
Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab what, Melainkan akan menjawab
pertanyaan why dan how, misanya mengapa air mendidih bila di panaskan, mengapa
bumi berputar, mengapa manusia bernafas, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat
menjawab pertanyaan apa sesuatu itu. Tetapi ilmu dapat menjawab mengapa dan
bagaimana sesuatu tersebut terjadi.
Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin
tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan
seseorang untuk dapat memecahkan pertanyaan (masalah) yang di hadapinya. Semenjak adanya sejarah kehidupan manusia di bumi ini, manusia telah berusaha mengumpulkan
fakta. Dari fakta fakta ini kemudian di susun dan disimpulkan menjadi berbagai teori,
sesuai dengan fakta yang di kumpulkan tersebut. Teori teori tersebut kemudian digunakan
untuk memahami gejala gejala alam dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan
perkembangan kebudayaan umat manusia, teori teori tersebut makin berkembang baik
kualitas maupun kuantitasnya, seperti apa yang telah kita rasakan dewasa ini.
Pada awalnya ilmu kedokteran terbatas pada pengobatan penyakit, sekarang
bertumpang tindih dengan seluruh ilmu kehidupan (life sciences) dan bidang ilmu
pengetahuan lain, seperti kimia, fisika, dan informatika. Dengan perkembangan itu,
muncullah tiga kata kunci: bioetika, riset, dan ilmu kedokteran. Sementara itu, Departemen
Kesehatan yang terikat pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang
1
-
8/9/2019 tugas bioetic
2/14
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tetap menggunakan kata etik, penelitian, dan
kesehatan.
Sebelum ilmu kedokteran lahir pada akhir abad ke-19, orang sakit diobati dengan
menggunakan obat atau cara pengobatan yang menurut pengalaman paling berkhasiat. Obat
atau cara pengobatan terbaik ditemukan dengan dicoba-coba pada orang sakit. Melalui
kemajuan dalam percobaan dan metode ilmiah, ilmu kedokteran berkembang dengan
pembuktian kebenaran hipotesis.
Pada riset ilmu kedokteran sering diikutsertakan manusia relawan sebagai subyek
riset. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat ilmu kedokteran 60 tahun yang lalu tentang
bioetika riset masih sangat terbatas. Pada waktu itu sebagai subyek riset banyak digunakan
penderita penyakit jiwa, anak-anak yatim piatu, narapidana, tunawisma, mahasiswa, polisi,dan tentara. Subyek riset itu dikerahkan dengan sedikit banyak ancaman dan paksaan, janji-
janji kemudahan, dan sejumlah bayaran. Para dokter melakukan riset itu dengan iktikad
baik. Namun, dengan pemahaman bioetika riset sekarang, yang dilakukan para dokter itu
dapat disebut biadab .
Dalam beberapa dasawarsa terakhir terjadi berbagai perubahan mendasar dalam
kehidupan manusia yang antara lain disebabkan perubahan pesat dalam iptek. Iptek yang
sebelumnya berperan sebagai sarana penunjang berubah menjadi memberi landasan
konseptual kepada keseluruhan upaya pembangunan. Berkembanglah konsep-konsep baru
seperti pembangunan berdasarkan pengetahuan. Konsep baru pembangunan kesehatan
melahirkan sistem kesehatan berbasis pengetahuan. Akibat perubahan peranan fundamental
itu, iptek makin menentukan penetapan kebijakan pembangunan kesehatan dan
implementasinya. Dipengaruhi perubahan suasana itu, di Indonesia meningkat jumlah dan
mutu riset ilmu kedokteran. Makin banyak ilmuwan dan lembaga ilmiah yang
melaksanakan riset ilmu kedokteran.
Seiring dengan berkembangnya zaman, dunia kedokteran pun terus menerus berkembang. Kemajuan teknologi yang terus berkembang mengharuskan para dokter terus
menjawab tantangan-tantangan tersebut. Dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut,
para dokter tidak boleh meninggalkan aspek-aspek penting seperti kode etik kedokteran,
agama, dan hukum. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah aspek sosial budaya,
2
-
8/9/2019 tugas bioetic
3/14
mengingat Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai moral dan
kemanusiaan dalam kehidupan sosial budayanya.
Dalam diri manusia yang memiliki sikap ketidak puasan terhadap sesuatu merupakan faktor
yang menyebabkan mengapa manusia selalu mencari dan mencari apa yang mengganjal
dan menjadi pertanyaan dalam dirinya. Sikap ketidakpuasan terhadap sesuatu itupun
menjadi jalan pikir mereka untuk memuaskan diri mereka. Baik dengan jalan yang benar
maupun dengann jalan yang mengharus kan mereka melanggar sesuatu.
B. Manfaat Penulisan
a. Untuk memperbaiki penelitian dan riset di kedokteran agar lebih etis lagi dalam
hal melakukan penelitian
b. Sebagai bahan bacaan dan diskusi bagi para mahasiswa, dosen dan masyarakatumum berhubungan dengan makalah ini.
c. Menjadi tolak ukur dalam melakukan penelitian selanjutnya di bidang
eksperimen.
d. Memberikan solusi.
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang di
berikan oleh ibu Wika Rispudyani selaku dosen.
b. Agar penelitian berikutnya lebih etis lagi dalam hal melekukan penelitian dan
riset di bidang kedokteran, sains dan lain l;ainnya.
c. Memberikan saran saran yang bagus untuk para peneliti dalam melakukan
penelitian selanjutnya baik di bidang eksperimen maupun riset biasa.
3
-
8/9/2019 tugas bioetic
4/14
BAB II
KASUS
A. Contoh Kasus
Kasus 1
Pada riset ilmu kedokteran sering diikutsertakan manusia relawan sebagai subyek
riset. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat ilmu kedokteran 60 tahun yang lalu
tentang bioetika riset masih sangat terbatas. Pada waktu itu sebagai subyek riset banyak
digunakan penderita penyakit jiwa, anak-anak yatim piatu, narapidana, tunawisma,mahasiswa, polisi, dan tentara. Subyek riset itu dikerahkan dengan sedikit banyak
ancaman dan paksaan, janji-janji kemudahan, dan sejumlah bayaran. Para dokter
melakukan riset itu dengan iktikad baik. Namun, dengan pemahaman bioetika riset
sekarang, yang dilakukan para dokter itu dapat disebut biadab.
Kasus 2 :
Studi Tuskegee yang bertujuan menelaah perkembangan penyakit sifilis secara
alamiah. Studi dilakukan oleh Institut Tuskegee di Kabupaten Mason, Alabama.
Penduduk Kabupaten Mason terdiri atas 82 persen kulit hitam yang miskin sehingga
studi tidak bisa lepas dari aspek rasial, yang waktu itu masih kuat. Survei pendahuluan
menemukan 36 persen penduduk menderita sifilis. Selama studi berjalan (1930-1972)
penderita sifilis dengan sengaja, sesuai dengan protokol riset, tidak diobati supaya
perkembangan alamiah penyakit sifilis dapat diamati dan dipelajari. Pengobatan juga
tidak diberikan ketika penisilin, obat yang dapat menyembuhkan sifilis secara tuntas,
sudah tersedia.
Kasus 3 :
John Moore yang menderita penyakit darah yang jarang ditemukan, semacam
hairy cell leukaemia. Moore yang tinggal di Seattle datang berobat ke California.
Padanya dilakukan splenektomi, operasi pengambilan limpa. Tanpa pengetahuan dan
persetujuan Moore, dokter mengembangkan pembiakan sel dari limpanya untuk
4
-
8/9/2019 tugas bioetic
5/14
menghasilkan banyak uang. Moore beberapa kali kembali ke California dengan
anggapan bahwa kedatangannya adalah bagian dari pengobatannya. Namun, ternyata
Moore diminta datang atas biaya sendiri untuk diambil jaringannya guna melanjutkan
pembiakan sel limpanya. Masalah ini diajukan ke pengadilan dan naik sampai pada
Mahkamah Agung yang memutuskan (1) Moore tidak punya hak milik terhadap
pembiakan sel dan (2) dokter telah mengabaikan kewajiban meminta persetujuan
sesudah penjelasan untuk tindakan yang dilakukannya.
Sejak itu masyarakat ilmu kedokteran mulai mempermasalahkan penyimpanan
dan pemanfaatan BBT. Kesepakatan belum dicapai. Masih banyak beda pendapat
tentang perlunya izin yang bersangkutan pada pemanfaatan BBT.
Kasus 4 :Penelitian biomedis yang mengikutsertakan subyek manusia. Seusai Perang
Dunia II, baru diketahui eksperimen-eksperimen kejam yang dilakukan dokter-dokter
Nazi selama rezim Hitler di Jerman dengan korban-korban mereka yang kebanyakan
keturunan Yahudi. Pengalaman mengejutkan ini memicu perhatian besar untuk etika
penelitian biomedis yang sejak saat itu menjadi bagian penting dari etika biomedis.
Perlu diperhatikan lagi bahwa di antara peneliti-peneliti biomedis itu terdapat semakin
banyak ahli dari luar profesi kedokteran, seperti ahli-ahli biologi, yang juga tidak
terdidik dalam tradisi etika kedokteran dan tidak pernah mengucapkan Sumpah Dokter.
Meski demikian, tidak bisa disangkal bahwa seluruh dunia penelitian ini merupakan
suatu sektor hakiki dari ilmu-ilmu kedokteran.
B. Sumber Kasus :
Koran kompas tanggal 5 5 2004
http://www.mail-archive.com/radioliner@yahoogroups.com/msg00932.html
5
-
8/9/2019 tugas bioetic
6/14
-
8/9/2019 tugas bioetic
7/14
eksperimen tersebut berkat dia terciptalah obat dan cara penyembuhan untuk penyakit
sifilis serta kita pun patut berterima kasih kepada dokter tersebut karena berkat
keberaniannya maka banyak orang bisa sembuh. Tetapi tindakan menjadikan manusia
sebagai objek ini boleh dilakukan apabila memang manusia tersebut mau dan bersedia
dengan ikhlas untuk di jadikan objek penelitian serta sudah mempertimbangkan hal
hal yang terjadi nantinya dan juga para ilmuwan menghormati hak haknya sebagai
objek penelitian. Sebelum itu pun sebenarnya ilmuwan mencari cara lain sebagai ganti
dari manusia. Mungkin memakai makhlukm hidup lain seperti binatang yang memiliki
organ yang memiliki kemiripan dengan manusia.
3. Keuntungan dan Kerugian yang muncul dari Tindakan
Keuntungan dari tindakan yang dilakukan adalahDapat mengambangkan ilmu pengetahuan dimasa depan.
Memberikan jalan untuk penyembuhan dan cara penangannya
seperti obat.
Membuat orang terinspirasi untuk melakukan penelitian
tersebut sehingga dunia kesehatan pun makin maju.
Dalam penelitian tersebut pun hasil yang di dapatkan belum
tentu berhasil dan belum tentu juga gagal, perbandingan 50 : 50. Jadi
penelitian tersebut kalau gagal akan menimbulkan dampak buruk
sedangkana bila berhasil menimbulkan dampak buruk dan
keuntungan juga. Dapat disimpulkan penelitian yang berobjek
manusia tersebut banyak melahirkan damak burk dari pada
keberhasilannya.
Kerugian yang didapat dari tindakan tersebut adalah
Menodai dunia kedokteran dan kesehatan, karena tidak
memperhatikan hak hak pasien serta menjadikan manusia yang
juga merupakan mahkluk yang sama dengannya sebagai ekperimen.
Setelah menjadikan manusia sebagai penelitian dampak yang
di timbulkan bagi manusia yang menjadi ekperimen tersebut adalah
7
-
8/9/2019 tugas bioetic
8/14
kecacatan seumur hidup, gangguan psikologis serta sampai pada
kematian.
Dengan penemuan baru yang berhasil, membuat suatu negara
tersebut banyak mendapatkan keuntungan devisa dan mungkin
membuat negara tersebut terkenal
B . Penjelasan/alasan mengapa kasus termasuk menjadi masalah bioetik
Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) anatara yang seharusnya dengan apa
yang terjadi tentang sesutu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan
yang seharusnya ada atau terjadi, antara harapan dan kenyataan. Meskipun
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan atau kedokteran telah
sedemikian tingginya, misalnya ditemukannya teknik pemberantasan penyakit, dan berbagai macam masalah lainnya. Masalah masalah tersebut seolah olah sedang
antri atau menunggu gilirannya untuk di pecahkan. Masalah yang satu di pecahkan
masalah yang lain sudah muncul untuk segera dipecahkan. Tidak dapat diragukan,
timbulnya bioetika dipicu oleh "revolusi biomedis" yang berlangsung dalam abad ke-
20. Bioetika adalah refleksi etis atas pertanyaan-pertanyaan baru yang ditimbulkan oleh
life sciences dan teknologi biomedis sejak kira-kira pertengahan abad ke-20. Apa yang
membuat masalalah manusia sebagai objek penelitian sebagai bioetik di karenakan :
Biotek dalam artian dasarnya adalah etik dalam kehidupan atau Kalau kita
menyimak cara kata ini dipakai dalam masyarakat, terutama ada dua arti.
Pertama, sering kita mendengar atau membaca kalimat seperti berikut ini:
"hal itu tidak etis", "perbuatan itu tidak sesuai dengan etika yang benar",
"kita tidak boleh memikirkan keuntungan saja, masih ada juga etika". Jika
kalimat-kalimat macam itu dipakai, etika dimaksudkan sebagai nilai-nilai
dan norma-norma moral yang diterima sebagai pegangan bagi perilaku
kita. Di sini etika sama artinya dengan moral atau moralitas. Moralitasmerupakan suatu aspek penting dalam hidup manusia-pada taraf perorangan
maupun sosial-dan sekaligus sebuah aspek yang khas untuk manusia saja.
Etika atau moralitas tidak berperanan sama sekali untuk hewan. Hanya
manusia yang merupakan makhluk moral. Hanya bagi manusia berlaku
8
-
8/9/2019 tugas bioetic
9/14
bahwa tidak semua hal yang bisa dilakukan boleh dilakukan juga. Perilaku
manusia tidak baik sungguh-sungguh kalau tidak ditandai oleh moralitas.
Berdasarkan pengertian tersebut bisakah kita menyebut bahwa manusia
dijadikan sebagai objek pebelitian dan objek ekperimen oleh para
dokter, tenga kesehatan dan lain lainnya sebagai keetisan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Ketika manusia dijadikan sebagai objek penelitian, ditemukan banyak kasus
dimana manusia yang dijadikan objek penelitian selalu hak asasinya tidak di
akui, perlakuan kasar dan di berikan ancaman serta paksaan. Apakah cara itu
etis, dan perlu ditingkatkan ? tentu saja tidak.
C. Solusi untuk perawat dari masalah bioetik yang di ambila. Sebagai seorang perawat kita harus memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi
agar bisa mengantisipasi adanya ketidak etisan dilingkungan kita dan kita
tahu apa ang dimaksud dengan bioetik tersebut.
b. Dalam kita bekerja di rumah sakit, usahakan kita sebagai terutama diri kita
sendiri tidak menjadikan pasien sebagai eksperimen atau peneltian kita.
Hargailah mereka sebagai manusia juga bukan sebagai kelinci percobaan.
c. Menghilangkan ketidak etisan dilingkungan rumah sakit dan kesehatan, agar
tidak membudaya dan menjadi kebiasaan di masa depan.
d. Dalam melakukan penelitian usahakan kita bisa menawarkan kepada para
ilmuwan untuk mencari ganti lain dari manusia. Agar terlihat lebih etis dan
bermoral.
e. Dalam bekerja sebagai perawat usahakan gunakan hati nurani, perasaan dan
berpikir yang kritis.
D. Undang undang yang berhubungan dengan kasus ( negara dan agama )
Beberapa undang undang dan hukum terhadap masalah adanya manusia yangdijadikan sebagai objek :
a. Departemen Kesehatan yang terikat pada Peraturan Pemerintah Nomor 39
Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tetap
menggunakan kata etik, penelitian, dan kesehatan.
9
-
8/9/2019 tugas bioetic
10/14
b. Majelis Umum PBB pada tahun 1966 menetapkan Perjanjian Internasional
tentang Hak-hak Sipil dan Politik. Pasal 7 perjanjian itu menegaskan
perlindungan hak asasi manusia dan kesejahteraan setiap manusia relawan
yang diikutsertakan sebagai subyek riset ilmu kedokteran.
c. Pada banyak lembaga yang melaksanakan riset ilmu kedokteran di Indonesia
masih ditemukan kekurangpahaman dan kekurangsadaran akan pentingnya
bioetika riset ilmu kedokteran, cara membentuk komisi bioetika lembaga,
serta proses pemberian persetujuan bioetika. Untuk mengatasi kekurangan
itu, Pemerintah RI dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1334/Menkes/SK/X/2002 tertanggal 29 Oktober 2002 telah membentuk
Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK). Sesuai dengan penugasannya, KNEPK akan bekerja sama dengan semua lembaga riset ilmu
kedokteran yang menggunakan hewan percobaan dan atau mengikutsertakan
manusia relawan sebagai subyek riset
d. Kode etik keperawatan BAB II TANGGUNG JAWAB PERAWAT
TERHADAP TUGAS Pasal 7
Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
e. KUHP Pasal 361
Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam melakukan
sesuatu jabatan atau pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah dengan
sepertiganya dan si tersalah dapat dipecat dari pekerjaannya.
f. KUHP Pasal 359
Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang, dihukum
penjara selama - lamanya lima tahun atau kurungan selama - lamanya satutahun.
g. KUHP Pasal 360
1. Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang Luka Berat di
hukum dengan hukuman penjara selama - lamanya lima tahun atau
10
-
8/9/2019 tugas bioetic
11/14
hukuman kurungan selama - lamanya satu tahun.
Luka berat : Penyakit / luka yang tak boleh harap akan sembuh lagi
dengan sempurna atau mendatangkan bahaya maut.
2. Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian
rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat
menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan
hukuman penjara selama - lamanya 9 bulan atau hukuman kurungan
selama - lamanya 6 bulan.
h. II. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat
(sebagai revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000) Pasal 31 Perawatyang telah mendapatkan SIK atau SIPP dilarang :
Menjalankan praktek selain ketentuan yang tercantum dalam izin
tersebut.
Melakukan perbuatan bertentangan dengan standar profesi.
11
-
8/9/2019 tugas bioetic
12/14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Manusia di jadikan sebagai objek penelitian termasuk kedalam bioetik
karena mengenaggap manusia sebagai kelinci percobaan, dimana hasil
percobaan tersebut menimbulkan dampak buruk bagi orang yang di jadikan
objek
b. Manusia sebagai objek penelitian adalah manusia di jadikan sebagaieksperimen oleh para ilmuwan dan dokter yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan meskipun dengan cara yang agak sedikit
menyimpang dan melampaui batas kemanusian.
c. Etika dimaksudkan sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang diterima
sebagai pegangan bagi perilaku kita. Di sini etika sama artinya dengan moral
atau moralitas
d. Manusia sebagai objek penelitian ternyata bertentangan hukum negara dan
agama.
B. Saran
Kepada perawat :
a. Perawat harus memliki pengetahuan yang tinggi dan tahu
tentang bioetik ini.
b. Jadikan dan pandanglah pasien sebagai manusia seutuhnya,
bukan sebagai alat percobaan, penelitian atau eksperimen.
c. Bekerja lah dengan hati, perasaan, dan pikiran yang kritis, hal
itu dapat menjauhkan kita dari hal - hal yang diluar prosedur rumah
sakit.
d. Berusaha untuk tidak menjadikan pasien sebagai ekperimen
atau manusia percobaan dalam praktik kerja kita.
12
-
8/9/2019 tugas bioetic
13/14
e. Bekerjalah secara profesional di lapangan.
Kepada Dinas kesehatan/Pemeritah :
a. Pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap masalah
bioetik ini yang sedang menglobal.
b. Pemerintah harus serius untuk menanggapi hal ini agar tidak
menjadi kebudayaan dan kebiasaan yang bisa berlanjut di masa
depan.
c. Pemerintah harus lebih menekankan hukum hukum yang
dibuat untuk masalah bioetika karena masalah bioetika ini sekarang
masalahnya sedang ngambang, ada yang setuju dan ada yang tidak.
Kepada masyarakat :a. Masayarakat di sarankan agar setidaknya tahu tentang bioetik
ini.
b. Masyarakat agar berhati dengan iming iming uang atau
hadiah dari seseorang yang meniginkan masyarakat tersebut manjadi
ekpserimen penelitiannya.
13
-
8/9/2019 tugas bioetic
14/14
DAFTAR PUSTAKA
Koran kompas tanggal 5 5 2004
http://www.mail-archive.com/radioliner@yahoogroups.com/msg00932.html
http://www.bioethics.upenn.edu/vaccines/?pageId=4&subpage=194
http://newblueprint.wordpress.com/2008/01/11/teori-konstruksi-sosial-peter-l-berger/
Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing Care , ThirdEdition, by Lippicot Philadelpia, New York.
Shirley R.Jones,1994, Ethics In Midwifery , by Mosby Year Book
Europe Ltd.
Wayan Titib Sulaksana, SH., M.S.Dosen Hukum FH UNAIR & Ketua YLBHI Surabaya
MDate: Monday, 28 May 2007 (10:52:26) WIT Topic: Seminar Keperawatan Diapload dari
situs PPNI
KUHP
Notoadmodjo, Soekodjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT. Rineka Cipta
14
http://www.mail-archive.com/radioliner@yahoogroups.com/msg00932.htmlhttp://www.bioethics.upenn.edu/vaccines/?pageId=4&subpage=194http://www.mail-archive.com/radioliner@yahoogroups.com/msg00932.htmlhttp://www.bioethics.upenn.edu/vaccines/?pageId=4&subpage=194
top related