tracheostony lengkap print pdf
Post on 10-Mar-2016
274 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
CASE BESARTRACHEOSTOMY
Jessica JasmineLay Anastasia Tika
Jean Valeria Agatha Kristanti
Ruth Isabelle
-
Identitas
Nama : Tn. YP
Usia : 83 tahun
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Umbulrejo, Ponjong
Pemeriksaan dilakukan pada :
8 Desember 2015
-
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : Pasien merupakan konsulan dari ICU dengan pemasangan intubasi sejak 10 hari sejak masuk rumah sakit
Riwayat penyakit sekarang :Pasien dipasang intubasi sudah 10 hari sejak masuk rumah sakit atas indikasi kesadaran menurun dan oksigenasi yang tidak adekuat. Telah terpasang pula endotracheal tube no 7,5 yang dihubungkan ke ventilator. Kemudian pasien dikonsulkan ke bagian THT untuk dipertimbangkan perlu dilakukan trakeostomi atas indikasi prolonged intubation. Tidak didapatkan stridor ekspirasi maupun inspirasi, dan tanda distress napas.
-
Riwayat penyakit dahulu :
Post craniotomy a.i. stroke hemoragik tahun 2010
Riwayat hipertensi (+)
-
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : E1V2M1
Status Gizi : BB 70kg , TB 160 cm
Vital Sign
Suhu : afebris
Tekanan darah : 131/59
Nadi : 73 x/menit
Laju napas : 40x/menit
-
Kepala : deformitas (-), ADS darah -/-, pupil isokor 2/2 mm, refleks cahaya +/+
Mulut : kering, terpasang ETT no 7,5 yang terhubung dengan ventilator
Hidung : Inspeksi : simetris, deformitas (-)Palpasi : tidak dapat dinilaiRhinoscopy anterior : tidak dilakukanRhinoscopy posterior : tidak dilakukan
Leher :Inspeksi : trakea di tengahPalpasi : KGB tidak terabaLaryngoscopy indirect : tidak dilakukan
Telinga :Auricula tidak ada kelainanOtoskopi AD/AS :AS : dbnAD : dbn
-
Thorax : Paru
I : simetris, retraksi suprasternal (-), retraksi supraclavicular (-)P : stem frenikus kanan dan kiri samaP : sonor pada semua lapang paruA : bunyi napas vesikular, rhonki -/-, wheezing -/-
JantungI : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis tidak terabaP : batas atas jantung ICS III
Batas kanan jantung linea para sternalis dekstra ICS VBatas kiri jantung linea midclavicularis ICS VI
A : bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop Abdomen
I : jejas (-)P : tidak teraba massa, nyeri tekan tidak dapat dinilaiP : timpani pada seluruh kuadranA : Bising usus +, 4-5x/menit
EkstremitasAkral dingin, CRT < 2 detik, oedema +/+
-
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen paru :
Cardiomegali dengan pulmo dalam batas normal
CT Scan :
ICH luas di lobus temporo-parieto-occipital dextra dan IVH luas juga SDH dengan edema cerebri serta herniasi subfalcin ke sinistra
-
Diagnosis
Pasien laki-laki, usia 83 tahun dengan prolonged intubation a.i perfusi non-adekuat dan riwayat ICH dengan tatalaksana tindakan trakeostomi elektif
-
Laporan operasi Pasien dibaringkan dengan supine dengan leher
hiperekstensi dan diinduksi dengan phentanyl
Dilakukan disinfeksi pada lapangan operasi dengan betadine
Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril
-
Dilakukan insisi di leher vertikal diatas kartilago krikoid sampai diatas suprasternal notch sepanjang garis tengah
Dibuka lapis demi lapis, mulai dari kulit, subkulit hingga platysma Otot sternohioid dan sternotiroid disisihkan dari garis tengah Isthmus tiroid dipaparkan dengan menarik otot pengikat ke masing-
masing sisi menggunakan hook Kartilago krikoid dipalpasi Fasia pada inferior krikoid dipisahkan Trakea ditarik agak superior dengan cricoid hook Fasia pada anterior trakea disisihkan Dilakukan insisi u terbalik pada cincin trakea 2 atau 3 pada anterior
trakea Flap trakea di klem Kanul dimasukkan Dilakukan hecting longgar pada kulit Dipasang kassa betadine di bawah kanul trakeostomi
-
DEFINISI
Trakeostomi adalahtindakan membuat lubangpada dinding anterior trakea untukmempertahankan jalannapas
-
KLASIFIKASI
Letak
Letak tinggi
Letak rendah
Waktu
Darurat
Terencana
-
INDIKASI
Mengatasi obstruksi laring
Mengurangi dead air space disaluran nafasbagian atas
Mempermudah pengisapan sekret daribronkus pada pasien yang tidak dapatmengeluarkan sekret secara fisiologis.
Untuk memasang respirator dengan intubasi >48 jam
-
INDIKASI
Untuk mengambil benda asing dari subglotisdan tidak memiliki fasilitas untuk bronkoskopi.
Dilakukan sebelum pembedahan tumor-tumor orofaring atau laring
Radioterapi daerah leher
Multiple fracture pada daerah muka
-
KONTRAINDIKASI Obstruksi laring oleh tumor ganas insiden
kekambuhan pada stoma bertambah dan mempersulit eksisi luas
pengangkat sebagian tumor secara endoscopy atau melakukan cricothyroidektomi
Pemasangan trakeostomi pada keadaan darurat umumnya tidak memiliki kontraindikasi, namun perlu diperhatikan adanya cedera vertebralis cervicalis.
-
Anatomi
Sebuah tabung fibrokartilago, yang ditopangoleh kartilago trakea inkomplit (cincin), yang mengisi bagian medial dari leher.
Lokasi :
inferior laring setinggi C6 s.d T4-T5
Bersebelahan dengan esofagus
Diameter : 2.5 cm
Panjang : 10-13 cm
-
Batas lateral adalah : A. carotis communis, arkus V. jugularis, V. tiroid inferior, bagiandari kelenjar tiroid
Ligamen suspensorium Berry : menghubungkan tiroid dengan cricoid dantrakea
-
Fisiologi
Respirasi : Jalur udara Pertahankan saluran udara Mengurangi dead space
Proteksi : Silia untuk mengeluarkan benda asing Refleks batuk Menghangatkan dan melembabkan pernapasan
Fonasi : Suara dihasilkan oleh getaran plika vokalis
-
Alat Trakeostomi
-
Macam Pipa pada Trakeostomi
Metal digunakan untuk trakeostomi jangka panjang
PVC paling serinh digunakan
Silicone
Bertekanan rendah dan bervolume banyaklah yang dipilih
-
Bagian dari Tubing Trakes
Obturator : pemandu tubing masuk kedalam
Flange / neck plate : sayap diatas tubing trakea dengan pita pengaman
Cannula : bagian dari tubing trakea yang ada dibagian pipa angina
Inner Cannula : bagian dalam dari canula
-
Jenis Pipa Trakeostomi
Cuffed tubes : Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga memperkecil resiko timbul aspirasi
Uncuffed tubes : Digunakan pada penderita tanpa resiko aspirasi
-
Jenis Pipa Trakeostomi
Trakeostomi 2 cabang : Dapat dikembang kempiskan sehingga kanul dapat dibersihkan untuk mencegah obstruksi
Silver Negus Tube : untuk trakeostomi jangka panjang, tidak perlu terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri
-
Jenis pipa Trakeostomi
Fenestrated Tube : terbuka disebelah posterior sehingga pasien masih dapat bernafas melalui hidung dan berbicara
-
Ukuran Tube Trakeostomi
Umur Diameter Luar Diameter Kanul Respirator
Prematur 4,5 mm 4,5 - 5,0 mm
Bayi sampai 3 bulan 4,5 - 5,0 mm 5,0 - 5,5 mm
3-6 bulan 5,0 - 5,5 mm 5,5 mm
6-12 bulan 5,0 - 5,5 mm 5,5 - 6,0 mm
1-2 tahun 5,5 - 6,0 mm 5,5 - 6,0 mm
3 tahun 5,5 - 6,0 mm 6,0 - 6,5 mm
-
Teknik Trakeostomi
Seefisien mungkin dengan menghindari trauma pada laring, trakea dan struktur yang berdekatan
Jika mungkin, lakukan intubasi endotrakeal sebelum trakeostomi.
-
Posisi Trakeostomi
-
Anestesi dan Insisi Trakeostomi
-
Prosedur Trakeostomi
-
Pemasangan Tube pada Trakeostomi
-
Perawatan pasca Trakeostomi
Humidifikasi
Fiksasi aman dan ganti setiap hari
Bersihkan luka sesering mungkin
Penghisapan steril
Radiografi untuk mengetahui posisi pipa
Kultur luka dan sputum
Alat untuk keadaan darurat selalu tersedia
-
Komplikasi
Komplikasi Segera:
- Apnea
- Perdarahan
- Trauma bedah pada struktur sekitar
- Pneumothorax dan pneumomediastinum
- Trauma kartilago krikoid
-
Komplikasi
Komplikasi Menengah :- Trakeitis dan trakeobronkitis- Erosi trakea dan perdarahan- Hiperkapnea- Ateletacsis- Pergeseran pipa- Obstruksi pipa- Emfisema subkutan- Aspirasi dan abses paru
-
Komplikasi
Komplikasi Lanjut :
- Fistel trakeokutan menetap
- Stenosis laring / trakea
- Granulasi trakea
- Kesukaran dekanulasi
- Fistel trakeoesofagus
- Masalah jaringan parut trakeostomi
-
KOMPLIKASIKomplikasi awal :
Perdarahan
- komplikasi paling sering dari trakeostomi yang terjadipada 5% kasus
- perdarahan biasanya berasal dari vena atau insisi padaisthmus tiroid
- perdarahan berat biasanya mengenai arteri thyroideasuperior
Obstruksi tuba
- penyebab utama kegagalan ventilasi setelahpemasangan trakeostomI
- umumnya disebabkan oleh sumbatan mukus
-
Dislokasi tuba
- dapat terjadi pada pasien yang baru menjalani trakeostomi sebelumnya- terjadi sebelum terbentuk stabilitas antara lumen trakea dan kulit
Emfisema subkutan
- terjadi karena masuknya udara ke lapisan fasial dari leher danumumnya merupakan hasil dari penutupan insisi trakeostomi yang terlalu ketat
- obstruksi atau displacement tuba dapat menyebabkan masuknya udarake dalam lapisan fasial
- emfisema subkutis yang berat dapat menyebabkanpneumomediastinum dan berisiko tinggi terjadinya infeksi bakteri.
Pneumotoraks
- terjadi pada kurang dari 5% kasus trakeostomi karena kerusakan apekspleura
- pneumotoraks dapat berasal dari ventilasi yang dipaksa berlebihanyang mencegah ekshalasi pasif dari udara
- Udara yang terperangkap ini dapat menyebabkan ruptur alveolar danmasuknya udara menuju rongga pleura
-
Komplikasi akhir :
Ruptur arteri
- ditandai dengan sentinel bleed yang terjadibeberapa jam sebelum terjadi perdarahan massif
- dilakukan penekanan digital untuk menekan arteriinnominate ke manubrium, dilakukan sternotomi median danligasi pembuluh darah
Stenosis subglotis
- iritasi kronis dari mukosa trakea kontaminasibakteri dan inflamasi
- Inflamasi ini berakhir dengan pembentukan jaringanparut dan stenosis subglotis
- pencegahan : meminimalisasi pergerakan dari tuba, mengatasi refluks gastroesofageal, pencabutan tuba jikasudah tidak digunakan
-
Infeksi
- kelembaban serta luka terbuka pada trakeostomimemudahkan infeksi
Aspirasi
- berkurangnya refleks proteksi glottis aspirasi
- pencegahan : memberikan diet lunak yang dapatmengurangi risiko aspirasi dibandingkan dengancairan, serta memposisikan kepala pasien lebih tinggi
top related