total intravenous anesthesia (tiva)

Post on 11-Aug-2015

202 Views

Category:

Documents

39 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

TOTAL INTRAVENOUS ANESTHESIA (TIVA)

Wimba Candrikaningrum030.07.273FK TRISAKTI

Obat anestesi intravena

obat anestesi yang diberikan melalui jalur i.v baik obat yang

berkhasiat hipnotik atau

analgetik maupun

pelumpuh otot.

obat–obat ini akan diedarkan ke seluruh

jaringan tubuh melalui sirkulasi umum

Pemilihan teknik anestesi merupakan hal yang sangat penting,

membutuhkan pertimbangan yang sangat matang dari pasien dan faktor pembedahan yang akan dilaksanakan,

TIVA

teknik anestesi umum dengan hanya menggunakan obat-obat anestesi yang dimasukkan lewat jalur intravena tanpa penggunaan anestesi inhalasi.

Kelebihan TIVA

kombinasi obat-obat intravena secara terpisah

dapat di titrasi dalam dosis yang lebih akurat sesuai

yang dibutuhkan

Tidak menganggu jalan nafas dan pernafasan pasien terutama pada

operasi sekitar jalan nafas

Anestesi yang mudah dan tidak memerlukan alat-alat

atau mesin yang khusus.

Indikasi dilakukan TIVA

•obat induksi anesthesia umum

•obat tunggal untuk anestesi pembedahan singkat

•obat tambahan anestesi regional dan menghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SSP

•tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat

obat anestesi intravena

Non-opioid

barbiturat, benzodiazepine dan obat lainnya seperti

etomidate, ketamine, dan propofol.

Opioid

morfin, meperidine (demerol), fentanyl,

sufentanil, alfentanil dan remifentanil.

Barbiturat (Thiopental)

• Berupa bubuk berwarna putih kekuningan, bersifat higroskopos, rasanya pahit, berbau seperti bawang putih.

• Thiopental dikemas dalam ampul 500 mg atau 1000mg.

• Sebelum digunakan dilarutkan dalam akuabides sampai kepekatan 2,5 %

Efek pada sistem organ

• 1.Kardiovaskuler penurunan tekanan darah

• 2.RespirasiDepresi terhadap pusat ventilasi di medula menurunkan respon ventilasi sehingga terjadi hiperkapnia dan hipoksia. Bronkospasme dapat terjadi pada pasien yang diinduksi dengan thiopental.

• 3.Otak Konstriksi pada pembuluh darah di otakPenurunan aliran darah otak dan tekanan intrakranial. Perubahan dari aktivitas otak dan kebutuhan oksigen dapat terlihat pada perubahan dari EEG.

• 4.GinjalMengurangi aliran darah ginjal dan filtrasi dari glomerulus sebagai akibat dari penurunan tekanan darah.

Induksi pada Anestesia Umum

• Thiopental dapat diinjeksi intravena

• obat yang larut lemak ini akan mencapai efek maksimum ± 1 menit.

• cepat diredistribusi dari otak ke jaringan tubuh non lemak, durasi efek untuk induksi tunggal adalah sekitar 5-8menit

• Dosis induksi thiopental adalah 2,5-4,5 mg/kg, untuk anak 5-6 mg/kg, dan7-8 mg/kg untuk bayi.

Efek samping

• barbiturat dapat menyebabkan gerakan eksitasi otot ringan seperti hipertonus, tremor, twitching dan batuk.

• Apabila suntikan keluar vena akan menimbulkan nyeri hebat apalagi masuk ke arteri dan menyebabkan vasokonstriksi dan nekrosis jaringan sekitar.

Benzodiazepin

• Midazolam (0,15 – 0,3 mg/kg intravena) dan diazepam (0,3 – 0,5 mg/kg) bisanya digunakan untuk induksi dalam anestesi umum

1. KV •Efek depresan kardiovaskuler benzodiazepin minimal walaupun pada dosis induksi. Tekanan darah arterial, cardiac output dan tahanan vaskuler perifer turun secara pelan, kadang denyut jantung meningkat.

2.Respirasi •Benzodiazepin menekan respon ventilatori terhadap CO2

3.Otak

• Benzodiazepin menurunkan Cerebral Metabolic Rate untuk konsumsi O2 (CMRO2), Cerebral Blood Flow (CBF) dan tekanan intrakranial.1

• Dosis sedatif oral sering menimbulkan amnesia antegrade yang berguna untuk premedikasi.

Antagonis benzodiazepin

Efek sedasi benzodiazepine dapat dilawan dengan aminofilin, obat yang biasa dipakai sebagai bronkodilator penderita asthma bronchiale. Dosis 1-2 mg/KgBB aminofilin cukup efektif untuk menghilangkan efek sedasi dari midazolam. Dosis ini masih dibawah dosis awal untuk pengobatan asthma bronkiale berat (5mg/kgBB).

Propofol

• derivat fenol dengan nama kimia di-iso profil fenol

• berupa cairan berwarna putih seperti susu, sangat larut dalam lemak dan bersifat asam.

• Dikemas dalam bentuk ampul, berisi 20 ml/ampul (1ml = 10 mg).

Efek pada organ

1.KardiovaskulerEfek yang utama adalah menurunkan tekanan darah arteri

selama induksi anestesi

2.RespirasiSeperti barbiturat, propofol mengakibatkan depresan

respiratori yang menyebabkan apnea.

3.OtakPropofol menurunkan aliran darah otak dan tekanan

intrakranial.

Suntikan intravena sering menyebabkan nyeri

Gejala mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien setelah operasi menggunakan propofol.

Propofol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya harus hati – hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan

pankreatitis.

Ketamin • golongan fenil

siklohksilamin• rapid acting non barbiturat

general anasthetic yang populer disebut ketalar

• Bentuk fisik berupa larutan tidak berwarna, bersifat agak asam dan sensitif terhadap cahaya dan udara, oleh karena itu disimpan dalam botol (vial) berwarna coklat.

Efek pada sistem organ

1.Pada sistem saraf pusat• Efek analgesinya sangat kuat• tetapi efek hipnotiknya kurang • disertai dengan efek disosiasi, artinya

pasien mengalami perubahan persepsi terhadap rangsang dan lingkungannya.

• tanda khas pada mata berupa kelopak mata t erbuka spontan, pupil berdilatasi sedang dan timbul nistagmus.

kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari, seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang.

2.Pada mata• menimbulkan lakrimasi• nistagmus • kelopak mata terbuka secara spontan. • Terjadi peningkatan tekanan intraokuler

akibat peningkatan aliran darah pada pleksus khoroidalis.

3.Pada kardiovaskuler• obat anestesia yang bersifat

simpatomimetik, stimulasi sentral di sistem saraf simpatis bisa meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung

• ketamin harus dihindari pada pasien dengan penyakit arteri koroner,

hipertensi tak terkontrol dan aneurisma arterial

• 4.Pada respirasiMempunyai efek minimal terhadap pusat nafas, biasanya dosis tinggi dapat menyebabkan apnea tapi jarang terjadi. Ketamin adalah suatu relaxan otot bronkus.

• 5.Pada ototKontraksi spontan otot kelopak mata menyebabkan mata terbuka spontan dan kontraksi ritmis otot bola mata menyebabkan timbulnya nistagmus.

Dosis dan penggunaan ketaminDosis induk

si adalah 1 –

2 mg/KgBB

secara I.V atau 3 – 5 mg/KgBB I.M

Untuk pemeliharaan dapat

diberikan

secara intermitten

diulang

setiap 10 – 15

menit dengan dosis setengah dari dosis awal

sampai

operasi

selesai.

Efek samping

takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyeri

kepala, pasca anasthesi dapat menimbulkan muntah, pandangan

kabur dan mimpi buruk.

menyebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering

disebut dengan emergence phenomena.

Etomidate• obat induksi i.v yang bekerja

cepat dengan efek gangguan hemodinamik yang minimal beserta efek depresi pernafasan yang sedikit.

• etomidat biasanya tersedia 2 mg/ml dalam propylene glycol (35% dalam vol) dengan pH 6,9 dan osmomalitas s4,640 mOsm/l.

Efek pada sistem organ

• 1.Sistem saraf pusatBersifat hipnotik dengan dosis 0,2-0,3 mg/kgIV dengan onset 5-15 menitEtomidat tidak mempunyai efek analgesik sama sekali. Etomidat menurunkan tekanan intracranial dan aliran darah serebral.Obat ini juga bisa menyebabkan gerakan mioklonik.

• 2.MataMenurunkan tekanan intraocular dalam waktu 5 menit

• 3.Sistem KardiovaskulerEtomidat mempunyai efek yang minimal pada sistem kardiovaskular. Hanya 10% efek dari etomidat yang meningkatkan nadi.

Efek samping• nyeri pada tempat injeksi,

• dapat menyebabkan gerakan mioklonik

• Bisa menyebabkan mual dan muntah tapi jarang.

• Bisa juga menyebabkan trombophlebitis kebanyakannya pada pemberian sediaan dalam propylene glycol.

Golongan opioid

Obat anestesi golongan opioid atau dikenal sebagai

narkotik. Biasanya digunakan sebagai analgesia atau

penghilang nyeri. Kelompok obat ini dalam dosis yang tinggi dapat mengurangi

kecemasan dan menyebabkan penurunan kesadaran.

Keuntungan obat golongan opioid tidak secara langsung

memberikan efek depresi pada fungsi jantung.

Dengan demikian, obat golongan opioid sangat

berguna untuk anestesi pada pasien

dengan kelainan jantung.

Efek samping

• Efek samping dari obat golongan opioid adalah mual dan muntah, kekakuan dinding dada, seizure dan supresi dari motilitas gastrointestinal.

• Narkotik juga dapat menyebabkan bradikardi melalui stimulasi vagal secara langsung. Pada pasien yang normal, bradikardi ini tidak berefek menurunkan tekanan darah karena terjadi peningkatanstroke volume dari jantung.

Contoh dari kelompok obat ini adalah morfin, meperidine

(demerol), fentanyl, sufentanil, alfentanil dan remifentanil.

Efek dari opioid dapat dilawan dengan

menggunakan opioid antagonis, yang bersaing pada reseptor yang sama

dan memblok menggunakan efek yang

dihasilkannya. Contoh Naloxone (Narcan).

Terima kasih

top related