tinjauan teoritis hyperemesis gravidarum
Post on 10-Aug-2015
145 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah
dan sebagai wawasan bagi kami didalam melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan
hiperemesis.
B. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi kami
agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, ibu
bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan kita sebagai seorang perawat dapat
memberikan penatalaksanaan secara dini terhadap komplikasi dan penyulit tersebut.
C. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas makalah ini, terdiri dari :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Landasan teori
Bab III : Asuhan Keperawatan
Bab IV ; Kesimpulan
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah seorang ibu yang memuntahkan segala apa yang
dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, diurese
kurang dan timbul aceton dalam air kencing (Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, edisi 1984).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea
dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).
Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan
selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).
Hiperemesis Gravidarum atau muntah pernisiosa adalah mual dan muntah yang
berlebihan yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat
badan yang nyata, asetonuria, dan kekurangan nutrisi. Walaupun mual dan muntah ringan
antara minggu ke 5 dan minggu ke 12 dialami 50% sampai 80% wanita hamil
Hiperemesis Gravidarum terjadi hanya pada rata-rata 1% sampai 2% kehamilan
(Blackburn et al., 1992).
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 2
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998).
Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG
Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan–perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan-perubahan yang cukup besar yang
mungkin merusak keseimbangan di dalam badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan
mual dan muntah ialah masuknya bagian- bagian villus ke dalam peredaran darah ibu,
perubahan endokrin misalnya hypofungsi cortex g1 suprarenalis, perubahan metabolik
dan kurangnya pergerakan lambung.
Tetapi bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian-kejadian tersebut diatas,
tergantung pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu terhadap
kehamilannya.
Pada Hyperemesis yang berat dapat diketemukan necrose dibagian central lobulus
hati atau degenerasi lemak pada hati. Kelainan ini disebabkan oleh kelaparan bukan oleh
adanya toxsin-toxsin.
Mungkin juga terdapat kelainan degeneratif pada ginjal, kadang- kadang ada
polyneuritis akibat kekurangan vit B karena muntah.
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 3
C. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut:
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati
wirnicke
d. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli
kontorti
D. Patofisilogi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya
zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 4
E. Pathways
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 5
Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen
Penurunan pengossongan lambung
Peningkatan tekanan gaster
Emesis gravidarum
Penyesuaian Komplikasi
Hiperemesis gravidarum
Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih
Dehidrasi Gangguan nutrisi kebutuhan tubuh
Pengeluaran nutrisi berlebihan
hemokonsentrasiCairan eksta seluler
dan plasma
Aliran darah ke jaringan menurunGangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Metabolisme intra sel menurun
Perfusi jaringan otak
Penurunan kesadaran
Otot lemah
Kelemahan tubuh
Intoleransi aktifitas
F. Tanda dan Gejala
Gejala – gejala yang khas yaitu :
Muntah yang hebat
Haus
Dehydrasi (exsikkose)
Foestor ex ore
Berat badan turun
Keadaan umum mundur
Kenaikan suhu
Icterus
Gangguan cerebral (
Laboratorium : protein, aceton, urobilinogen, porphyrin, dalam urinebertambah,
silinder +.
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan I (ringan)
Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
Ibu merasa lemah
Nafsu makan tidak ada
Berat badan menurun
Merasa nyeri pada epigastrium
Nadi meningkat sekitar 100 per menit
Tekanan darah menurun
Turgor kulit berkurang
Lidah mongering
Mata cekung
2. Tingkatan II (sendang)
Penderita tampak lebih lemah dan apatis
Turgor kulit mulai jelek
Lidah mengering dan tampak kotor
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 6
Nadi kecil dan cepat
Suhu badan naik (dehidrasi)
Mata mulai ikterik
Berat badan turun dan mata cekung
Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
3. Tingkatan III (berat)
Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
Dehidrasi hebat
Nadi kecil, cepat dan halus
Suhu badan meningkat dan tensi turun
Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
G. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut
harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan
atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian,
dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 7
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor
kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran urine.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal
itu dapat dilakukan dengan cara :
Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4
bulan.
Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu
dingin
Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 8
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan.
Tidak memberikan obat yang terotogen
Sedativa yang sering diberikan adalah Phenobarbital
Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
Antihistaminika seperti dramamine, avomine
Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau
khlorpromazine.
Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
2. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi
latar belakang penyakit ini.
3. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C
dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara
intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula
obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
4. Terminasi kehamilan
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 9
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain
tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.
BAB III
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 10
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi
pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan
merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk
ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit
yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan
koma dapat terjadi
Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar
dapat ditemukan
Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi
Kebutuhan Dasar Khusus
Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
Eliminasi
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 11
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan
berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah,
nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.
Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota
keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.
Tes Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit
yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia
yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai
akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 12
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
C. Intervensi
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
Tujuan : Dalam waktu 3x24jam setelah diberikan tindakan pemenuhan nutrisi klien
terpenuhi
Kriteria Hasil :
Berat badan ideal
Bising usus normal
Membrane mukosa lembab
Intervensi :
Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari
R/ Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat
Pantau asupan dan haluaran pasien
R/ Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cairan
Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga
R/ Untuk memantau peningkatan dan penurunannya
Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam
R/ Untuk memantau aspirasi
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 13
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
secara aktif
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Dalam waktu 3x24 jam
Membrane mukosa lembab
CRT kurang dari 3 detik
TTV normal
Intervensi :
Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan sampai
stabil. Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam
R/ Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan volume
cairan atau ketidakseimbangan elektrolit.
Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan
yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase
nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain.
R/ Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan
hipovolemia
Timbang pasien pada waktu yang sama setiap hari
R/ Untuk memberikan data yang lebih akurat dan konsisten. Berat badan
merupakan indicator yang baik untuk status cairan.
Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut setiap 8 jam
R/ Untuk memeriksa dehidrasi
Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam
R/ Untuk menghindari dehidrasi membrane mukosa
Periksa berat jenis urin setiap 8 jam
R/ Peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan dehidrasi
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 14
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam terjadi
peningkatan toleransi aktivitas.
Kriteria Hasil :
Melaporkan dan mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur
Skala mobilitas 0-1
Skala kekuatan otot 5 (dapat melawan tahanan)
Klien terlihat segar
Intervensi :
Kaji tingkat berfungsi pasien dengan menggunakan skala mobilitas fungsional.
Komunikasikan tingkat ini pada staf
R/ Komunikasi diantara anggota staf dapat meyakinkan kontiunitas perawatan dan
mempertahankan kemandirian
Kecuali dikontraindikasikan, lakukan ROM setiap 2 sampai 4 jam. Tingkatkan
dari pasif ke aktif, sesuai toleransi pasien.
R/ Latihan ROM dapat mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot
Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot
R/ Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12
mempengaruhi kamanan pasien /resiko cedera
Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap
tingkat aktivitas (mis. Peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea,
takipnea, dan sebagainya)
R/ Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa
jumlah oksigen adekuat ke jaringan
D. Evaluasi
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 15
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
Klien dapat menyebutkan efek Hiperemesis Gravidarum pada hasil akhir perinatal dan
terepi untuk mencegah komplikasi
Klien dapat memberikan respon terhadap nutrisi oral atau perifer atau TPN dan
berhenti muntah
Klien dapat memperlihatkan kenaikan berat badan yang positif
Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
TTV tetap stabil
Volume cairan tetap adekuat
Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)
Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi
BAB IV
PENUTUP
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 16
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis gravidarum
adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.
Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor
predisposisinya antara lain, peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor endokrin
lainnya, serta beberapa ahli teori telah mengjukan bahwa hiperemesis gravidarum
berkaitan dengan ambivalensi wanita dan kesulitan menyesuaikan diri secara psikologis
terhadap kehamilan dan peran menjadi ibu.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi,
tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan perdarahan
gastrointestinal
Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat
dan juga penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu
dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya
Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi obat-
obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk
terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 17
Sharon J, Reeder. 2011. Keperawatan Maternitas, Edisi 18. Jakarta: EGC.
Doenges,E,Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Babak, Lowdermik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta:
EGC.
. 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset.
Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 18
top related